laprak eldas unit 1.docx

30
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA UNIT :1 PENGUJIAN KOMPONEN ELEKTRONIS Nama : Musthafa Abdur Rosyied No. Mhs : 14/363613/TK/41700 Kel./Hari : VI / Selasa LABORATORIUM ELEKTONIKA DASAR JURUSAN TE-TI FAKULTAS TEKNIK

Upload: ganang-saputro

Post on 11-Nov-2015

275 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

laprak

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKAUNIT :1PENGUJIAN KOMPONEN ELEKTRONIS

Nama : Musthafa Abdur RosyiedNo. Mhs : 14/363613/TK/41700Kel./Hari : VI / Selasa

LABORATORIUM ELEKTONIKA DASARJURUSAN TE-TI FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2015I. Pendahuluana. Tujuan PraktikumPada praktikum unit I ini, praktikan akan melakukan suatu percobaan dan pengukuran beberapa komponen elektronis seperti resistor, potensio, diode, transistor, trafo, LDR (Light Dependent Resistor), dan komponen tambahan berupa relay. Komponen-komponen tersebut akan diuji dan diukur serta akan dicatat hasil pengukuran untuk nantinya akan dianalisis sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan mengenai komponen tersebut baik sifat komponen, hubungan antara hasil pengukuran dan besaran yang tertera pada komponen tersebut, dan lain sebagainya.Bagi seorang engineer khususnya teknik elektro kemampuan dalam menggunakan alat-alat ukur seperti multimeter dan keahlian dalam menganalisis suatu keadaan apabila terjadi error dalam rangkaian elektronika sangatlah penting karena kemampuan tersebut sangatlah vital bagi engineer khususnya teknik elektro. Hal tersebut tentu harus ditunjang dengan pengetahuan mengenai sifat dan karakteristik komponen yang kita gunakan sehingga dapat dengan mudah mengetahui dimana letak error dengan mengetahui komponen mana yang masih baik dan mana yang mungkin telah rusak.

b. Landasan TeoriSebelum praktikum dimulai ,praktikan harus mengetahui pengetahuan mendasar mengenai beberapa komponen yang akan diuji nantinya. Berikut beberapa teori dasar mengenai komponen-komponen yang akan diuji : Resistor

Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat atau memperlambat arus listrik. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang dipergunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Fungsi lainnya sebagai resistor (R) pembagi tegangan (voltage divider), yang menghasilkan tegangan panjar maju (forward bias) dan tegangan panjar mundur (reverse bias), sebagai pembangkit potensial (output) Vo, dan potensial merujuk pada hukum Ohm : I = V/R, semakin besar nilai tahanan/resistan (R), semakin kecil arus (I) yang dapat mengalir. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan biasanya komponen ini terbuat dari bahan karbon. Berdasarkan hukum Ohm bahwa resistensi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistensi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol . Resistor yang kita kenal umumnya berbentuk tabung dengan dua kaki dari tembaga di kira dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang berwarna yang merupakan kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistensi tanpa mengukur besarnya Ohmmeter terlebih dahulu.

Nilai ukuran dari resistor ada yang tertulis langsung di badannya dan ada pula yang hanya memakai kode warna dengan nilai tahanan yang tertentu besarnya. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan EIA (Electronc Industries Association) seperti yang ditunjukkan table berikut :WarnaGelang 1Nilai puluhanGelang 2Nilai satuanGelang 3PengaliGelang 4Toleransi

Hitam00x 100

Coklat11x 1011%

Merah22x 1022%

Orange33x 103

Kuning44x 104

Hijau55x 1050,5%

Biru66x 1060,25%

Ungu77x 1070,1%

Abu-abu88x 1080,05%

Putih99x 109

Emas--x 10-15%

Perak--x 10-210%

Tak berwarna---20%

Pada dasarnya resistor dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Resistor tetap Adalah komponen yang memiliki nilai tahanan yang tetap tidak dapat diubah-ubah. Resistor ini biasanya dibuat dari nikelin atau karbon. Resistor jenis ini yang digunakan dalam percobaan kali ini.Adapun simbolnya :

Atau

Resistor tidak tetap, dibedakan menjadi dua jenis : Resistor tidak tetap manual (adjustable manual resistor), memiliki nilai yang dapat diubah-ubah. Contoh resistor jenis ini adalah potensiometer yang dapat diubah dengan memutar gagangnya. Contoh lainnya adalah trimpot dan rheostat.

Adapun simbol resistornya : AtauSimbol resistor tidak tetap Simbol resistor tidak tetap

Resistor tidak tetap otomat, bila terkena cahaya atau panas nilainya dapat berubah-ubah secara otomatis. Resistor jenis ini banyak dijumpai di pasaran, seperti NTC (Negative Temperature Coefficient), sesuai dengan namanya maka resistor ini bila terkena panas nilai hambatannya dapat berubah mengecil. Sedangkan LDR (Light Dependence Resistor) adalah resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.

TC LDRNegative Themperature Coefficient (NTC) dan Positive Themperature Coefficient (PTC)Termistor adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan). Ada dua macam termistor secara umum: Posistor atau PTC (Positive Temperature Coefficient), dan NTC (Negative Temperature Coefficient). Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik, sementara sifat NTC justru kebalikannya. Dioda

Diode adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 1 buah junction, sering disebut sebagai komponen 2 lapis (lapis N dan P). Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus listrik dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan dioda adalah Germanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si). Diode secara simbol dan bentuk fisik diode dapat digambarkan sebagai berikut.

Bias diode adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal diode. Apabila A diberi tegangan positif dan K diberi tegangan negative maka bias tersebut dikatakan bias maju (forward bias). Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke diode atau VA-VK > Vj dan selalu positif. Sebaliknya apabila A diberi tegangan negative dan K diberi tegangan positif, arus yang mengalir (IR) jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju (IF) diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan IF tidak terlalu besar maupun tidak ada peningkatan IR yang cukup significant. Transformator

Sering disebut trafo, merupakan suatu peralatan penting kelistrikan yang dapat memindahkan energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Trafo biasanya dimanfaatkan untuk mengubah tegangan listrik. Secara umum ada dua jenis trafo, yaitu trafo step up dan trafo step down.Trafo step up berfungsi mengubah tegangan dari tegangan yang lebih kecil ke tegangan yang lebih besar. Sedangkan trafo step down berfungsi untuk mengubah tegangan dari tegangan yang lebih besar menjadi tegangan yang lebih kecil.

Transistor

Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari dari bahan semi konduktor jenis N dan jenis P. Transistor memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Berdasarkan susunan semikonduktor yang membentuknya, transistor dibedakan menjadi dua tipe, yaitu transistor jenis PNP dan transistor jenis NPN. Untuk membadakan transistor PNP dan NPN dapat dari arah panah pada kaki emitornya. Pada transistor PNP anak panah mengarah ke dalam dan pada transistor NPN arah panahnya mengarah ke luar.Simbol transistor:

NPN PNPFungsi Transistor :1. Penguat Tegangan2. Penguat Arus3. Penguat Daya4. Saklar5. Sensor Suhu6. Regulator tegangan7. Osilator / Pembangkit sinyal8. Modulator Sinyal

Potensio

Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel. Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick.Di bawah ni merupakan lambang dari potensio :

Relay

II. Alat dan Bahan

a. Saat Pengujian Resistor1. Satu buah papan resistor EEC 4742. Satu buah multimeter3. Delapan buah resistor

b. Saat Pengujian Potensio1. Satu buah potensio2. Satu buah papan resistor EEC 474.3. Satu buah multimeter

c. Saat Pengujian Light Dependent Resistor (LDR)1. Satu buah LDR2. Satu buah multimeter

d. Saat Pengujian Diode ( Tahanan Maju dan Tahanan Mundur dari Diode )1. Satu buah diode yang ada papan komponen EEC 474(BYW 54).2. Satu buah papan komponen EEC 474.3. Satu buah multitester

e. Saat Pengujian Transistor 1. Transistor 2SA 671.2. Transistor 2SC 1061.3. Transistor 2SC 3055.4. Satu buah multimeter

f. Saat Pengujian Transformator1. Satu buah Transformator2. Satu buah multimeter

g. Saat pengujian NTC/PTC1. Satu buah NTC (Negative Temperature Co-efficient)2. Satu buah PTC (Positive Temperature Co-efficient)3. Satu buah multimeter

h. Saat pengujian Relay1. Satu buah Relay 12V DC2. Satu buah motor DC3. Satu buah multimeter4. Beberapa kabel penghubung.

III. Analisa Gambar RangkaianA. Pengujian Resistor

Pengujian Resistor dalam rangkaian seriDalam pengujian rangkaian seri resistor yang digunakan dalam rangkaian adalah sebagai berikut : (nilai terukur dengan multimeter)R1 = 812 , R2= 460 , R3= 216 , R4= 328 , R5= 463 1. A-BNilai yang terukur dalam multimeter adalah 812 , hal tersebut terjadi karena bagian yang diukur hanya melingkupi R1 saja yang memiliki resistansi sebesar 812 .2. B-CNilai yang terukur dalam multimeter adalah 460 , hal tersebut terjadi karena bagian yang diukur hanya melingkupi R2 saja yang memiliki resistansi sebesar 460 .3. A-CPada bagian A-C ,terdapat resistor yang diukur seri yaitu R1 dan R2 dengan besar masing-masing 812 dan 460 ,sehingga besar total seharusnya resistansi pada A-C adalah (812 + 460 ) = 1272 . Namun besar A-C yang terukur adalah 1274 ,hal ini terjadi karena beberapa hal seperti kurangnya ketelitian dalam membaca multimeter dan resistansi tambahan dari papan EEC 470.4. C-DNilai yang terukur dalam multimeter adalah 216 , hal tersebut terjadi karena bagian yang diukur hanya melingkupi R3 saja yang memiliki resistansi sebesar 216 .5. D-ENilai yang terukur dalam multimeter adalah 328 , hal tersebut terjadi karena bagian yang diukur hanya melingkupi R4 saja yang memiliki resistansi sebesar 328 .6. A-FPada bagian A-F ,terdapat resistor yang dirangkai seri yaitu R1,R2,R3,R4,R5 ,sehingga besar total seharusnya resistansi pada A-F adalah (812 + 460 + 216 + 328 + 463 ) = 2279 . Namun besar A-C yang terukur adalah 2280 ,hal ini terjadi karena beberapa hal seperti kurangnya ketelitian dalam membaca multimeter dan resistansi tambahan dari papan EEC 470.

Pengujian Resistor dalam rangkaian paralel

R1= 812 , R2= 460 , R3= 216 , R4= 460 , R5= 98,7 k , R6= 9,87 k , R7= 21,8 k , R8= 328 1. A-BPada bagian A-B ,resistor yang terukur adalah R1 dan R4 dengan rangkaian keduanya berupa paralel sehingga nilai resistansi terbaca atau nilai resistansi seharusnya yaitu (812 460)/(812+460)= 293,64 Namun pada pengukuran didapatkan hasil yaitu 294 , hal ini terjadi karena beberapa hal seperti kurangnya ketelitian dalam membaca multimeter dan resistansi tambahan dari papan EEC 470.2. B-CPada bagian B-C , resistor R2 diparalel dengan nilai resistansi 0 sehingga nilai yang terbaca seharusnya 0 namun pada pengukuran didapatkan hasil 0,02 , hal ini terjadi karena beberapa hal seperti kurangnya ketelitian dalam membaca multimeter dan resistansi tambahan dari papan EEC 470.3. A-CPada bagian A-C, terdapat bagian A-B dan B-C yang diseri sehingga nilai terbaca pada A-C adalah (293,64 + 0 ) = 293,4 , namun pada pengukuran didapatkan hasil 295 , hal ini terjadi karena beberapa hal seperti kurangnya ketelitian dalam membaca multimeter dan resistansi tambahan dari papan EEC 470.4. C-DPada bagian C-D ,resistor yang terukur adalah R3 dan R5 dengan rangkaian keduanya berupa paralel sehingga nilai resistansi terbaca atau nilai resistansi seharusnya yaitu (216 98,7 k )/(216 +98,7 k )= 215,52 Namun pada pengukuran didapatkan hasil yaitu 215,52 , hal ini terjadi karena beberapa hal seperti kurangnya ketelitian dalam membaca multimeter dan resistansi tambahan dari papan EEC 470.5. D-EPada bagian D-E tidak terdapat resistor yang diukur dan hanya berupa sambungan kabel saja sehingga resistansinya sebesar 0 , Namun pada pengukuran didapatkan hasil yaitu 0,02 , hal ini terjadi karena beberapa hal seperti kurangnya ketelitian dalam membaca multimeter dan resistansi tambahan dari papan EEC 470.6. A-FPada bagian A-F merupakan gabungan dari rangkaian seri dari A-B,B-C,C-D, dan E-F. Sehingga hasil terbacanya adalah penjumlahan dari keempatnya. (9,87 k 21,8 k )/(9,87 k + 21,8 k )= 6,79 k

Ra-f = 294 + 0 + 218 + 6,79 k = 7,302 k Pada pengukuran (22,3 )terdapat perbedaan yang signifikan hal tersebut terjadi karena tidak ketelitian dalam menggunakan multimeter dan kemungkinan kesalahan dalam merangkai rangkaian tersebut.

B. Pengujian PotensioPengujian dilakukan pada potensiometer dengan cara memutar porosnya sebesar 45 derajat, 90 derajat, 135 derajat, dan maksimal

C. Pengujian LDRPengujian pada LDR dilakukan pada keadan terbuka, terhalng telapak tangan kurang lebih sejauh 5 cm dari penampang, dan pada keadaan tertutup jari secara rapat..

D. Pengujian Tahanan Terhadap TrafoPada percobaan ini kita akan menguji tahanan lilitan dari Trafo Step Down, pencolok multimeter di hubungkan pada terminal Trafo.Untuk Kumparan Primer 0 110 = 160 0 220 = 322 110- 220 = 165Untuk Kumparan Sekunder 0 12 = 1,6 0 9 = 1,9 12 12 = 12,3 15 15 = 15,3

IV. Hasil Pengujiana. Pengujian ResistorNoKode warnaNilai terbacaNilai terukurToleransiNilai susut

1.Merah-Ungu-Jingga-Perak27k 26,8k10%0,2 k

2.Abu-abu - Merah - Coklat -Emas820 812 5%8

3.Jingga-Jingga-Coklat-Emas330 328 5%2

4.Merah-Merah-Coklat-Emas220 216 5%4

5.Kuning-Ungu-Coklat-Emas470 460 5%10

Pengujian resistor dalam rangkain seri

R1 = 812 , R2= 460 , R3= 216 , R4= 328 , R5= 463 A-BB-CA-CC-DD-EA-F

812 460 1274 216 328 2280

Pengujian resistor dalam rangkain parallel

R1= 812 , R2= 460 , R3= 216 , R4= 460 , R5= 98,7 k , R6= 9,87 k , R7= 21,8 k , R8= 328

A-BB-CA-CC-DD-EA-F

294 0,02 295 218 0,02 22,3

b. Pengujian PotensioPosisiHambatan

451.5 k

903,2 k

1355,3 k

Maks10,47 k

c. Pengujian Light Dependent Resistor (LDR)KondisiHambatan

Keadaan Terbuka2,43 k

Keadaan Terhalang Telapak Tangan13,8 k

Keadaan Tertutup Jari Secara Rapat72,9 k

d. Pengujian Tahanan Terhadap TrafoNOKumparan PrimerBesar TahananKumparan SekunderBesar Tahanan

10 dengan 110160 0 dengan 121,6

20 dengan 220322 0 dengan 912,3

3110 dengan 220165 12 dengan 1215,3

415 dengan 15

e. Pengujian tahanan Negative Themperature Coefficient (NTC) dan Positive Themperature Coefficient (PTC)Posisi Netral NTC = 16,7 Posisi dipanasi NTC = 6,3 Posisi Netral PTC = 27,8 Posisi dipanasi PTC = 52,1

f. Pengujian Dioda Tahanan Maju dan Mundur Dari DiodaMerah ke Katoda, Hitam ke Anoda11,45 M

Hitam ke Katoda, Merah ke Anoda~ (Over load)

g. Pengujian Transistor Tanpa Tegangan Transistor PNP 2SA 671Merah ke Basis, Hitam ke KolektorMerah ke Basis, Hitam ke EmitorMerah ke Kolektor, Hitam ke Kolektor

~(over load) ~(over load)~(over load)

Hitam ke Basis, Merah ke KolektorHitam ke Basis, Merah ke EmitorHitam ke Kolektor, Merah ke Emitor

22,36 M 23,37 M ~(over load)

Transistor NPN 2SC 1061Merah ke Basis, Hitam ke KolektorMerah ke Basis, Hitam ke EmitorMerah ke Kolektor, Hitam ke Kolektor

3,1 M 3,21 M ~(over load)

Hitam ke Basis, Merah ke KolektorHitam ke Basis, Merah ke EmitorHitam ke Kolektor, Merah ke Emitor

~(over load) ~(over load)~(over load)

Transistor NPN 2SC 3055Merah ke Basis, Hitam ke KolektorMerah ke Basis, Hitam ke EmitorMerah ke Kolektor, Hitam ke Kolektor

14,9 M 18,35 M ~(over load)

Hitam ke Basis, Merah ke KolektorHitam ke Basis, Merah ke EmitorHitam ke Kolektor, Merah ke Emitor

~(over load) ~(over load)~(over load)

h. Pengujian Relaya. Keadaan Normal Titik A dengan titik NO = ~ (overload) Titik A dengan titik NC = 0

b. Keadaan Aktif dengan beban motor DC Ground dengan NO = 14,73 Volt Ground dengan NC = 0 Volt Arus pada motor = 40 mA

c. Keadaan Aktif tanpa beban Ground dengan NO = 0,01 Volt Ground dengan NC= 0,03Volt V. Analisis Hasil Pengukuran

a. Pengujian ResistorPada pengujian resistor ,kita mendapatkan beberapa data yang telah di hitung toleransinya pada bab analisis gambar rangkaian. Resistor tersebut didapatkan besaran resistansi yang terbaca dari warna gelang resistor ,namun tidak selamanya warna gelang resistor tersebut sesuai besarnya dengan hasil pengukuran karena suatu resistor memiliki nilai toleransi yang memberikan suatu resistor bekerja dalam resistansi minimum ataupun maksimum. Nilai toleransi tersebut juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan suatu resistor dengan cara mengetahui nilai toleransi minimum resistor dan nilai toleransi maksimum resistor tersebut. Apabila suatu resistor terdapat pada rentang nilai toleransi tersebut maka dapat dikatakan bahwa resistor tersebut masih baik dan sebaliknya apabila nilai ukur resistor tersebut tidak berada dalam rentang toleransi tersebut maka resistor tersebut sudah rusak atau tidak baik lagi.Berikut analisis nilai resistor yang diuji :1. Resistor dengan kode warna merah-ungu-jingga-perakNilai terbaca = 27 x = 27 k dengan toleransi 10%Nilai terukur = 26,8 k Toleransi terendah resistor = 27 k ( 10 % x 27000 ) = 24300 = 24,3 kToleransi tertinggi resistor = 27 k + ( 10 % x 27000 ) = 29700 = 29,7 kNilai terukur yang berada diantara toleransi terendah dan toleransi tertinggi resistor (24,3-29,7 k) tersebut sesuai dengan toleransi yang terbaca pada resistor. Sehingga dapat dikatakan resistor tersebut masih baik.2. Resistor dengan kode warna Abu-abu - merah-coklat-emasNilai terbaca = 82x 101 = 820 dengan toleransi 5%Nilai terukur = 812 Toleransi terendah resistor = 820 ( 5 % x 820 ) = 779 Toleransi tertinggi resistor = 820 + ( 5 % x 820 ) = 861 Nilai terukur yang berada diantara toleransi terendah dan toleransi tertinggi resistor (779-861 ) tersebut sesuai dengan toleransi yang terbaca pada resistor. Sehingga dapat dikatakan resistor tersebut masih baik.

3. Resistor dengan kode warna Jingga-jingga-coklat-emasNilai terbaca = 33 x 101 = 330 dengan toleransi 5%Nilai terukur = 328 Toleransi terendah resistor = 330 ( 5 % x 330 ) = 313,5 Toleransi tertinggi resistor = 330 + ( 5 % x 330 ) = 346,5 Nilai terukur yang berada diantara toleransi terendah dan toleransi tertinggi resistor (313,5 -346,5 ) tersebut sesuai dengan toleransi yang terbaca pada resistor. Sehingga dapat dikatakan resistor tersebut masih baik.

4. Resistor dengan kode warna merah-merah-coklat-emasNilai terbaca = 22 x 101 = 220 dengan toleransi 5%Nilai terukur = 216 Toleransi terendah resistor = 220 ( 5 % x 220 ) = 209 Toleransi tertinggi resistor = 220 + ( 5 % x 220 ) = 231 Nilai terukur yang berada diantara toleransi terendah dan toleransi tertinggi resistor (209-231 ) tersebut sesuai dengan toleransi yang terbaca pada resistor. Sehingga dapat dikatakan resistor tersebut masih baik.

5. Resistor dengan kode warna kuning-ungu-coklat-emasNilai terbaca = 47 x 101 = 470 dengan toleransi 5%Nilai terukur = 460 Toleransi terendah resistor = 470 ( 5 % x 470 ) = 446,5 Toleransi tertinggi resistor = 470 + ( 5 % x 470 ) = 493.5 Nilai terukur yang berada diantara toleransi terendah dan toleransi tertinggi resistor (446,6 -493,5 ) tersebut sesuai dengan toleransi yang terbaca pada resistor. Sehingga dapat dikatakan resistor tersebut masih baik.

Pengujian Resistor dalam rangkaian SeriDari hasil pengukuran didapatkan bahwa resistor yang dirangkai seri akan memenuhi rumus berikut :Rtot = R1 + R2 + R3 + R4 + Pengujian Resistor dalam rangkaian ParalelDari hasil pengukuran didapatkan bahwa resistor yang dirangkai parallel akan memenuhi rumus berikut :

Namun pada pengukuran resistor yang dirangkai paralel tersebut terjadi kesalahan dalam penghitungan yang terjadi karena beberapa hal seperti kesalahan dalam menggunakan multimeter dan kerusakan pada alat dan bahan yang lain.b. Pengujian PotensioPada pengujian potensio tersebut didapatkan bahwa apabila potensiometer diputar akan merubah nilai resistansi pada potensio tersebut. Resistansi akan semakin tinggi apabila sudut putarnya semakin besar. Hal ini terbukti oleh hasil percobaan. Ketika potensiometer diputar 45 derajat, nilai resistansinya adalah 15 k. Semakin diputar ke kanan, nilai resistansinya semakin besar. Ketika diputar hingga maksimal, nilai resistansinya adalah 10,47 k. Jadi, bertambahnya sudut pemutaran potensiometer sebanding dengan besarnya nilai resistansi yang muncul.c. Pengujian LDR (Light Dependent Resistor)Pada pengujian LDR (Light Dependent Resistor) didapatkan hasil pengukuran bahwa suatu LDR akan bertambah besar nilai resistansinya apabila sinar atau cahaya yang mengenai LDR semakin sedikit, begitupun sebaliknya bahwa nilai resistansi dari LDR akan berkurang apabila intensitas yang mengenai LDR semakin bertambah. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengukuran yaitu saat LDR dalam keadaan terbuka terhadap sinar nilai resistansinya adalah 2,43 ohm, saat LDR terhalang telapak tangan besar resistansinya adalah 13,8 k, dan saat LDR tertutup telapak tangan yaitu 72,9 k . Hasil dari pengujian tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa Light Dependent Resistor adalah resistor yang besar resistansinya ditentukan oleh intensitas cahaya yang diterimanya. Pada LDR terdapat Cadmium Sulphida yang ketika terkena cahaya terjadi penyerapan proton cahaya tersebut sehingga terjadi perpindahan elektron antar kulit. Perpindahan elektron ini menyebabkan nilai hambatan berkurang.d. Pengujian Transformator (Trafo)Pada trafo nilai resistansi untuk setiap kumparan yang memiliki beda potensial sama akan memiliki nilai resistansi yang sama pula. Dari pengukuran didapatkan bahwa nilai resistansi pada kumparan 0 V sampai 110 V adalah 160 dan nilai resistansi pada kumparan 110 V sampai 220 V adalah 165 . Karena beda potensial kumparan yang diukur adalah sama, yaitu 110 V, maka seharusnya nilai resistansi keduanya adalah sama. Nilai yang didapatkan dari pengukuran menunjukkan nilai yang hampir sama. Namun, ada sedikit selisih dari kedua nilai tersebut, yaitu senilai 5 . Selisih ini dapat disebabkan oleh adanya ketidakidealan pada multimeter maupun pada trafo itu sendiri.Pada saat beda potensialnya menjadi 220 V, maka nilai resistansinya pun akan menjadi dua kali lebih besar dari yang beda potensialnya 110 V. Dari pengukuran didapatkan bahwa nilai resistansi untuk kumparan dengan beda potensial 220 V adalah 322 . Nilai ini mendekati dua kali nilai resistansi kumparan yang beda potensialnya 110 V. Sampai di sini diketahui bahwa perbandingan beda potensial antara dua kumparan berbanding lurus dengan perbandingan nilai resistansinya. Pengukuran resistansi untuk kumparan sekunder dengan beda potensial 0 V sampai 9 V dengan 0 V sampai 12 V kurang lebih sebanding dengan nilai resistansinya, yang secara berurutan adalah 1,6 dan 1,9 . Apabila melihat suatu teori bahwa untuk resistansi antara kumparan yang memiliki beda potensial yang sama, nilainya tidaklah nol, karena kedua potensial tetap dihubungkan pada suatu kumparan, yang tentunya juga memiliki resistansi meskipun kecil. Namun, pada percobaan yang kami lakukan terjadi kesalahan atau perbedaan dengan teori yang ada ,bahwa nilai resistansi untuk 12 V dengan 12 V dan 15 V dengan 15V berturut-turut yaitu 12,3 ohm dan 15,3 ohm. Hal ini terjadi karena beberapa hal yaitu kesalahan dalam penggunaan multimeter dan kesalahan lain yang praktikan tidak ketahui.e. Pengujian tahanan Negative Themperature Coefficient (NTC) dan Positive Themperature Coefficient (PTC)Pada pengujian NTC dan PTC didapatkan suatu hasil pengukuran bahwa suatu PTC akan bertambah nilai resistansinya apabila dipanaskan atau suhunya bertambah dan suatu NTC akan berkurang nilai resistansinya apabila dipanaskan juga. f. Pengujian DiodeDalam pengujian ini ada 2 kali pengujian terhadap diode : Merah dengan anoda, Hitam dengan Katoda (Forward Bias)Dalam hal ini pencolok merah bermuatan positif, sedangkan pencolok hitam bermuatan negatif. Sehingga muatan positif bertemu dengan anoda dan muatan negative bertemu dengan katoda. Muatan positif yang terkumpul di anoda tarik menarik dengan muatan negative yang terkumpul di katoda, sehingga lama kelamaan daerah deplesi yang ada dalam diode menyempit atau bahkan hilang. Hal ini menyebabkan diode tersebut mengalirkan arus. Ini dikarenakan diode tersebut mempunyai tahanan yang pada percobaan kali ini besar dari resistansi nya adalah 11,45 M.

Hitam dengan anoda, Merah dengan Katoda (Reverse Bias)Dalam hal ini pencolok merah bermuatan positif, sedangkan pencolok hitam bermuatan negatif. Sehingga muatan negative bertemu dengan anoda dan muatan psitif bertemu dengan katoda. Muatan negatif yang terkumpul di anoda tolak menolak dengan muatan positif yang terkumpul di katoda, sehingga lama kelamaan daerah deplesi yang ada dalam diode melebar. Hal ini menyebabkan diode tersebut tidak dapat melakukan arus. Ini dikarenakan tahanan dari diode tersebut tidak terhingga atau overload.

g. Pengujian Transistor (PNP dan NPN)Pada pengujian transistor kali ini membuktikan bahwa kerja dari transistor tipe PNP yang saat praktikum kali ini menggunakan transistor 2SA 671 dan transistor tipe NPN yang menggunakan transistor 2SC 1061 dan 2SC 3055 sangatlah berbeda. Suatu transistor merupakan gabungan dari dua dioda yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk 3 pin yaitu basis, kolektor dan emitor.Pada transistor PNP 2SA 671,dari 6 percobaan yang dilakukan hanya terdapat 2 percobaan yang memiliki nilai resistansi dan 4 percobaan lainnya memiliki resistansi yang tidak terhingga atau overload. Hal ini terjadi karena pada 2 percobaan tersebut probe hitam (-) dari multimeter diberikan pada basis dan probe merah (+) diberikan pada emitor/collector ,sehingga pada percobaan tersebut transistor bekerja secara forward bias yang dapat mengalirkan arus sehingga memiliki nilai resisansi. Sementara itu 4 percobaan lainnya dilakukan dengan menancapkan probe hitam (-) ke emitor/collector dan probe merah (+) ke basis sehingga transistor bekerja secara reverse bias yang tidak dapat mengalirkan arus sehingga nilai resistansinya tidak terhingga.Sementara itu, transistor NPN bekerja sebaliknya apabila probe hitam (-) diberikan pada kolektor/emitor dan probe merah (+) diberikan kepada basis maka transistor tersebut bekerja dalam mode forward bias yang pada praktikum kali ini ditandai dengan adanya nilai resistansi. Sedangkan apabila probe hitam (-) diberikan pada basis dan probe merah (+) diberikan kepada emitor/collector maka transistor tersebut bekerja dalam mode reverse bias yang pada praktikum kali ini ditandai dengan adanya nilai resistansi yang tidak terhingga.h. Pengujian RelayPada dasarnya relay merupakan saklar elektronis yang bekerja sesuai dengan diberi atau tidaknya tegangan pada relay. Pada pengujian relay yang dilakukan dengan 3 keadaan yaitu keadaan normal atau tidak diberi arus, keadaan aktif dengan beban ,dan keadaan aktif tanpa beban didapatkan beberapa analisis mengenai hasil percobaan. Pada keadaan normal didapatkan bahwa nilai resistansi pada titik A dengan NO adalah tidak terhingga (overload) dan pada titik A dengan NC adalah 0 ohm. Hal tersebut membuktikan bahwa pada saat relay tidak diberi tegangan ,saklar dalam relay akan terhubung dari A ke NC sehingga nilai resistansinya 0 ohm yang membuktikan bahwa keduanya terhubung. Pada saat diberi tegangan ,saklar pada relay akan berpindah dari NC ke NO sehingga dari keadaan aktif didapatkan bahwa nilai tegangan pada NO memiliki tegangan cukup besar dan tegangan pada NC adalah 0 V. Sedangkan pengaruh beban hanyalah pada tegangan yang ada pada NO saja, apabila terdapat beban maka besar tegangan NO akan semakin besar.

VI. Kesimpulan1. Resistor merupakan suatu komponen yang bertujuan untuk membatasi jumlah arus listrik yang melewati rangkaian. 2. Suatu resistor dapat dicari nilai resistansi yang terbaca dengan cara melihat gelang resistor yang ada dan mengukur secara pasti dengan multimeter.3. Resistansi total dalam rangkaian resistor yang disusun seri dihitung dengan persamaan: Rtotal = R1 + R2 + ... + Rn4. Resistansi total dalam rangkaian resistor yang disusun secara paralel dihitung dengan persamaan : 1/Rtotal=1/R1 + 1/R2 + ... + 1/Rn5. Potensiometer merupakan salah satu resistor variabel. Pada potensiometer, bertambahnya sudut pemutaran potensiometer sebanding dengan besarnya nilai resistansi yang muncul.6. Bertambahnya nilai resistansi LDR (Light Dependent Resistor) sebanding dengan berkurangnya intensitas cahaya yang diterimanya.7. Pada trafo, nilai resistansi untuk setiap kumparan yang memiliki beda potensial sama akan memiliki nilai resistansi yang sama pula. 8. NTC akan berkurang nilai hambatannya jika dipanaskan, sedangkan PTC akan bertambah nilai hambatannya jika dipanaskan.9. Dioda adalah komponen aktif elektronis yang mampu berfungsi sebagai penyearah. Dioda memiliki dua sifat, yaitu forward bias dan reverse bias.10. Kondisi yang memungkinkan terjadinya forward bias pada transistor PNP adalah ketika probe merah dihubungkan ke kolektor -- hitam ke basis dan merah ke emitor -- hitam ke basis.11. Kondisi yang memungkinkan terjadinya forward bias pada transistor NPN adalah ketika probe merah dihubungkan ke basis -- hitam ke kolektor dan merah ke basis -- hitam ke emitor.12. Pada keadaan normal, saklar NC pada relay akan terhubung ke titik A, namun pada keadaan aktif, saklar NO pada relay yang terhubung ke titik A.