laporan praktikum mikrobiologi pangan sterilisasi
DESCRIPTION
mikrobiologiTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PANGAN
OLEH KELOMPOK 5 :
NELI YUSRITA EBI
NUR AZIZAH
RAHMI FADHILLA
ZULHADIMAN
JURUSAN GIZI II C POLTEKKES KEMENKES RI
PADANG
2013
Judul Praktikum : Sterilisasi Alat (Sterilisasi Basah dan Sterilisasi Kering)
Hari/Tanggal : Jumat/20 September 2013
Tinjauan Pustaka :
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh mikroorganisme yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi mikroorganisme yang dapat berkembang
biak. (Srikandi Fardiaz 1989 : 109)
Sterilisasi adalah suatu proses mematikan mikroorganiseme yang mungkin ada pada
suatu benda. Secara umum terdapat 4 teknik yang biasa digunakan untuk sterilisasi. Pemilihan
tehnik sterilisasi didasarkan pada sifat alat dan bahan yang akan disterilisasi, keempat teknik
tersebut adalah :
1. Sterilisasi Mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu ruang menggunakan suatu
saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Penyaringan yang banyak digunakan terbuat dari gelas sinter, film
selulosa dan asbestos atau penyaring Seitz (Gelman, Millipore).
Pori- pori yang lebih kasar biasanya digunakan untuk penjernihan sebelum digunakan
pori-pori yang lebih halus, sehingga tidak terjadi penyumbatan. Penyaring yang biasa digunakan
untuk bakteri tidak dapat menahan atau menyaring virus atau mikroplasma. (Srikandi Fardiaz
1989 : 112)
2. Sterilisasi Fisik
Pemanasan Basah :
a. Perebusan
Perebusan adalah pemanasan di dalam air mendidih atau uap air pada suhu 100 C selama
beberapa menit, tetapi bayak spora bakttteri yang tahan panas dan masih hidup setelah perebusan
selama beberapa jam.
b. Pemanasan dengan Tekanan (Autoclaving)
Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara kerja alat ini adalah menggunakan uap panas
dengan suhu 121oC selama 15 menit pada tekanan 1 atm. Sterilisasi uap tergantung pada :
(1) alat/bahan harus dapat ditembus uap panas secara merata tanpa mengalami kerusakan
(2) Kondisi steril harus bebas udara (vacum)
(3) Suhu yang terukur harus mencapai 121oC dan dipertahankan selama 15 menit.
Bahan/alat yang tidak dapat disterilisasi dengan uap panas adalah serum, vitamin, antibiotic
dan enzim, pelarut organik, seperti fenol, buffer dengan kandungan detergen, seperti SDS. Alat
seperti Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari total volumenya.
c. Tindalisasi
Tindalisasi dilakukan dengan cara memanaskan medium atau larutan menggunakan uap
selama satu jam setiap hari untuk 3 hari berturut-turut. Waktu inkubasi diantara dua proses
pemanasan sengaja diadakan supaya spora dapat bergerminasi menjadi sel vegetative sehingga
mudah dibunuh pada pemanasan berikutnya.
d. Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu dimana semua pathogen
yang berbahaya bagi manusia akan terbunuh, misalnya bakteri penyebab tuberculosis dan
bruselosis. Proses pasteurisasi biasanya dilakukan terhadap susu.
Pemanasan Kering :
a. Pemijaran Api
Teknik ini dilakukan dengan cara membakar alat pada api secara langsung. Contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Panas Kering
Sterilisasi panas kering yaitu sterilisasi dengan menggunakan udara panas. Karakteristik
sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu tinggi (170-180’C) dengan waktu yang lama
(1-3 jam). Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke dalam oven alat/bahan teresbut dibungkus, disumbat
atau dimasukkan dalam wadah tertutupuntuk mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari
oven.
3. Sterilisasi kimiawi
Digunakan pada alat/bahan yang tidak tahan panas atau untuk kondisi aseptis (Sterilisasi
meja kerja dan tangan). Bahan kimia yang dapat digunakan adalah Alkohol, asam parasetat,
formaldehid dll.
4. Radiasi
a. Sinar matahari
Sinar matahari yang dipancarkan langsung pada sel vegetative mikroorgansme dapat
menyebabkan kematian pada sel tersebut, sedangkan sporanya biasanya lebih tahan. Aktivitas
bakterisidial dari sinar matahari tersebut disebabkan oleh bagian ultraviolet dari spectrum sinar.
Sinar ultraviolet yang dipancarkan dari lampu uap merkuri sering digunakan untuk menyinari
ruang sehingga mengurangi kontanminasi mikroorganisme di udara, misalnya dalam ruang
inokulasi di laboratorium atau di ruang pengolahan. Radiasi ultraviolet menebabkan kesalahan
dalam replicas DNA dan mempunyai aktivitas mutagenik pada sel-sel yang masih hidup.
b. Radiasi ionisasi
Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mengandung energy jauh lebih tinggi daripada sinar
ultraviolet, oleh karena itu mempunyai daya desinfektan yang lebih kuat. Contohnya sinar gama.
Alat :
1. Autoclave
2. Oven
3. Petri disk
4. Tabung reaksi
5. Lampu spritus
6. Kapas
7. Kertas pembungkus
8. Selotip
Bahan :
1. Air perebus
2. Alcohol
Prosedur Kerja :
A. Prosedur dalam penggunaan autoclave (sterilisasi basah) :
1. Tuangkan air suling ke dalam autoclave hingga batas yang dianjurkan
2. Masukkan alat/bahan yang akan disterilkan, ditata sedemikian rupa sehingga uap air secara merata
dapat menembus alat/bahan yang akan disterilkan tersebut.
3. Tutup autoclave (dengan cara memutar berlawanan arah)
4. Hidupkan alat (tombol on/off).
5. Atur tekanan autoclave (0 atm - 10 atm)
6. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan tekanan pada autoclave. Tunggu hingga alat mencapai suhu
121oC selama 15 menit. Autoclave akan otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah
selesai.
Note : Hindari membuka tutup autoclave begitu proses sterilisasi selesai, tunggu sampai tekanan
dan suhunya turun.
B. Prosedur dalam penggunaan oven (sterilisasi kering)
1. Bersihkan tempat/meja dengan alcohol.
2. Bungkus alat yang akan disterilkan didekat lampu spritus menggunakan kertas pembungkus.
3. Masukkan alat-alat yang akan disterilkan ke dalam oven dan ditata dengan rapi. Tutup oven.
4. Hubungkan oven dengan listrik (colokkan) dan tekan tombol on/off.
5. Atur waktu pemanasan selama 2 jam (120menit) dan atur suhu oven 120oC
Pengamatan :
Pada sterilisasi basah, alat yang di masukkan ke dalam autoclave akan steril karena uap
dan tekanan, sedangkan pada sterilisasi kering, alat yang dimasukkan ke dalam oven akan steril
karena panas yang terjadi di dalam oven.
Hasil :
Setelah 15 menit, alat yang disterilkan didalam autoclave sudah bisa dikatakan steril.
Setelah 2 jam, alat yang disterilkan didalam oven sudah bisa dikatakan steril, dan sudah
bisa digunakan.
Pembahasan :
1.Pemanasan Basah (autoclave)
Pada pemanasan basah, mikroorganisme yang ada pada alat akan mati karena tekanan
panas yang ada di dalam autoclave akan membunuh spora bakteri yang paling tahan panas
sekalipun. Spora yang paling tahan panas akan mati pada suhu 121oC selama 15 menit. Suhu ini
dapat dicapai pada permukaan laut menggunakan uap pada tekanan 15 psi dalam tekanan
atmosfer berlebih.
Kekuatan membunuh uap air panas disebabkan pada waktu kondensasi. Pada bahan yang
disterilisasi dilepaskan sejumlah besar panas latent (Panas Laten adalah panas yang diberikan
atau diambil dari suatu zat untuk merubah wujud zat tersebut). Pengerutan yang disebabkan oleh
kondensasi menyebabkan penyerapan uap air baru yang berarti lebih banyak panas yang diserap.
Pemanasan basah akan menyebabkan denaturasi protein. (Srikandi Fardiaz 1989 : 110)
2.Pemanasan Kering (oven)
Pemanasan kering kurang efektif untuk membunuh mikroorganisme. Berbeda dengan
pemanasan basah, pemanasan kering menyebabkan dehidrasi sel. Pemanasan kering juga dapat
menyebabkan oksidasi komponen-komponen di dalam sel. (Srikandi Fardiaz 1989 : 110)
Kesimpulan :
Jadi dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sterilisasi dilakukan
menggunakan metode sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Pada sterilisasi basah, alat yang
digunakan adalah Autoclave, sedangkan pada sterilisasi kering, alat yang digunakan adalah
Oven.
Daftar Pustaka :
Fardiaz, Srikandi. 1989. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
http://mikrobiolaut.files.wordpress.com/2011/03/modul-ii.pdf
http://www.fpk.unair.ac.id/webo/kuliah-pdf/sterilisasi-2010%20%5BCompatibility%20Mode
%5D.pdf
Padang, 23 September 2013
Yang membuat laporan,
Rahmi Fadhilla