laporan pendahuluan cva e.docx
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN
CEREBRAL VASCULAR ACCIDENT
DEFINISI
Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis
karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah
disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap
embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat
ruptur arteri (aneurisma)(Lynda Juall Carpenito, 1995).
Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah
melalui sistem suplai arteri otak. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa pengertian stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh
sumbatan atau penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau
perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya
secara mendadak.
Menurut WHO. (1989) Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan
oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala
sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.
ETIOLOGI
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :
1. Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan
kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang
tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis
dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda
dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam sete;ah thrombosis.
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya
kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis
atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui
mekanisme berikut :
1) Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
2) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.
3) Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan
kepingan thrombus (embolus)
4) Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan
terjadi perdarahan.
b. Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit meningkat dapat
melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
2. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung
yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut
berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan
dibawah ini dapat menimbulkan emboli :
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.(RHD)
b. Myokard infark
c. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan
ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong
sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endocardium.
3. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang
subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi
karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak
menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat
mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga
terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
4. Hypoksia Umum
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia
5. Hipoksia setempat
a. Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor resiko stroke dapat dikelompokan sebagai berikut ::
1. Akibat adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan DM.
2. Penyebab timbulnya thrombosis, polisitemia.
3. Penyebab emboli MCI. Kelainan katup, heart tidak teratur atau jenis
penyakit jantung lainnya.
4. Penyebab haemorhagic, tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma pada
arteri dan penurunan faktor pembekuan darah (leukemia, pengobatan
dengan anti koagulan )
5. Bukti-bukti yang menyatakan telah terjadi kerusakan pembuluh darah
arteri sebelumnya : penyakit jantung angina, TIA., suplai darah menurun
pada ektremitas.
Kemudian ada yang menunjukkan bahwa yang selama ini dianggap berperan dalam
meningkatkan prevalensi stroke ternyata tidak ditemukan pada penelitian tersebut
diantaranya, adalah:
1. Merokok, memang merokok dapat merusak arteri tetapi tidak ada bukti
kaitan antara keduanya itu.
2. Latihan, orang mengatakan bahwa latihan dapat mengurangi resiko
terjadinya stroke. Namun dalam penelitian tersebut tidak ada bukti yang
menyatakan hal tersebut berkaitan secara langsung. Walaupun memang
latihan yang terlalu berat dapat menimbulkan MCI.
3. Seks dan seksual intercouse, pria dan wanita mempunyai resiko yang
sama terkena serangan stroke tetapi untuk MCI jelas pria lebih banyak
daripada wanita.
4. Obesitas. Dinyatakan kegemukan menimbulkan resiko yang lebih besar,
namun tidak ada bukti secara medis yang menyatakan hal ini.
5. Riwayat keluarga.
Klasifikasi:
1.Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya, yaitu :
a. Stroke Haemorhagi,
Merupakan perdarahan serebral dan mungkin perdarahan subarachnoid.
Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak
tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif,
namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya
menurun.
b. Stroke Non Haemorhagic
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral, biasanya
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari.
Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia
dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder . Kesadaran umummnya
baik.
2. Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya:
a. TIA ( Trans Iskemik Attack) gangguan neurologis setempat yang terjadi
selama beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan
hilang dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. Stroke involusi: stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana
gangguan neurologis terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses
dapat berjalan 24 jam atau beberapa hari.
c. Stroke komplit: dimana gangguan neurologi yang timbul sudah menetap
atau permanen . Sesuai dengan istilahnya stroke komplit dapat diawali oleh
serangan TIA berulang.
Pathofisiologi Stroke
Penatalaksanaan Stroke
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan :
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan
lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu
pernafasan.
b. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
3. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
4. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
5. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat
mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan
gerak pasif.
Pengobatan Konservatif
1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral ( ADS ) secara percobaan,
tetapi maknanya :pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra
arterial.
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat
reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi
alteroma.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
1. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis , yaitu dengan
membuka arteri karotis di leher.
2. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan
manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.
3. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut
4. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.
Komplikasi
Setelah mengalami stroke pasien mungkin akan mengalmi komplikasi ,
komplikasi ini dapat dikelompokan berdasarkan:
1. Berhubungan dengan immobilisasi ; infeksi pernafasan, nyeri pada daerah
tertekan, konstipasi dan thromboflebitis.
2. Berhubungan dengan paralisis: nyeri pada daerah punggung, dislokasi
sendi, deformitas dan terjatuh
3. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dansakit kepala.
4. HidrocephalusY
Prioritas Keperawatan
1. Meningkatkan perfusi serebri dan oksigenasi yang adekuat.
2. Mencegah dan meminimalkan komplikasi dan kelumpuhan permanen.
3. Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Memberikan dukungan terhadap proses mekanisme jkoping dan
mengintegrasikan perubahan konsep diri.
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis, pengobatan
dan kebutuhan rehabilitasi.
Tujuan Akhir keperawatan
1. Meningkatnya fungsi serebral dan menurunnya defisit neurologis.
2. Mencegah/meminimalkan komplikasi.
3. Kebutuhan sehari-hari terpenuhi baik oleh dirinya maupun orang lain.
4. Mekanisme koping positip dan mampu merencanakan keadaan setelah
sakit
5. Mengerti terhadap proses penyakit dan prognosis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL :
1. Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan pemasukan b.d faktor biologis
3. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi
sensori, penurunan kekuatan otot.
4. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak.
5. Sindrom defisit self-care: b.d kelemahan, gangguan neuromuskuler,
kerusakan mobilitas fisik
6. Risiko infeksi b.d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasif
7. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit dan perawatannya b/d
kurang paparan dan keterbatasan kognitif
8. Gangguan menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler otot
menelan
9. Risiko trauma/injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
NO
DX
DIAGNOSA TUJUAN
NOC
INTERVENSI
NIC
1 Perfusi jaringan tidak efektif: cedera b.d gangguan sirkulasi darah ke otak
Setelah dilakukan tindakan keperawatan …… jam diharapkan perfusi jaringan efektif dg KH:
- Perfusi jaringan cerebral: Fungsi neurology meningkat, TIK dbn, Kelemahan berkurang
- Status neurology: Kesadaran meningkat, Fungsi motorik meningkat, Fungsi persepsi sensorik meningkat., Komunikasi kognitif meningkat, Tanda vital stabil
Peningkatan perfusi serebral
- Kaji kesadaran klien- Monitor status respirasi- Kolaborasi obat-obatan
untuk memepertahankan status hemodinamik.
- Monitor laboratorium utk status oksigenasi: AGD
Monitor neurology
- Monitor pupil: gerakan, kesimetrisan, reaksi pupil
- Monitor kesadaran,orientasi, GCS dan status memori.
- Ukur vital sign - Kaji peningkatan
kemampuan motorik, persepsi sensorik ( respon babinski)
- kaji tanda-tanda keadekuatan perfusi jaringan cerebral
- Hindari aktivitas yg dapat meningkatkan TIK
- Laporkan pada dokter ttg perubahan kondisi klien
2 Ketidak
seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan pemasukan b.d faktor biologis
Setelah dilakukan askep .. jam terjadi peningkatan status nutrisi dg KH:
- Mengkonsumsi nutrisi yang adekuat.
- Identifikasi kebutuhan nutrisi.
- Bebas dari tanda malnutrisi.
Managemen nutrisi
- Kaji pola makan klien- Kaji kebiasaan makan
klien dan makanan kesukaannya
- Anjurkan pada keluarga untuk meningkatkan intake nutrisi dan cairan
- Kelaborasi dengan ahli gizi tentang kebutuhan kalori dan tipe makanan
yang dibutuhkan- Tingkatkan intake protein,
zat besi dan vit c- Monitor intake nutrisi dan
kalori- Monitor pemberian
masukan cairan lewat parenteral.
Nutritional terapi
- Kaji kebutuhan untuk pemasangan NGT
- berikan makanan melalui NGT k/p
- Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang untuk mendukung makan
- Monitor penurunan dan peningkatan BB
- Monitor intake kalori dan gizi
3 Kerusakan
mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler, kerusakan persepsi sensori, penurunan kekuatan otot.
Setelah dilakukan Askep …. jam diharapkan terjadi peningkatan mobilisasi, dengan criteria:
Level mobilitas:
- Peningkatan fungsi dan kekuatan otot
- ROM aktif / pasif meningkat
- Perubahan pposisi adekuat.
- Fungsi motorik meningkat.- ADL optimal
Latihan : gerakan sendi (ROM)
- Kaji kemampuan klien dalam melakukan mobilitas fisik
- Jelaskan kepada klien dan keluarga manfaat latihan
- Kolaborasi dg fisioterapi utk program latihan
- lokasi nyeri/ ketidaknyamanan selama latihan
- Jaga keamanan klien- Bantu klien utk
mengoptimalkan gerak sendi pasif manpun aktif.
- Beri reinforcement ppositif setipa kemajuan
Terapi latihan : kontrol otot
- Kaji kesiapan klien utk melakukan latihan
- Evaluasi fungsi sensorik- Berikan privacy klien saat
latihan- kaji dan catat kemampuan
klien utk keempat ekstremitas, ukur vital sign sebelum dan sesudah latihan
- Kolaborasi dengan fisioterapi
- Beri reinforcement ppositif setipa kemajuan
4 Kerusakan
komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak.
Setelah dilakukan askep …. jam, kemamapuan komunitas verbal meningkat,dg criteria:
Kemampuan komunikasi:
- Penggunaan isyarat- Nonverbal- Penggunaan bahasa
tulisan, gambar- Peningkatan bahasa lisan
Komunikasi : kemampuan penerimaan.
- Kemampuan interprestasi meningkat
Mendengar aktif:
- Kaji kemampuan berkomunikasi
- Jelaskan tujuan interaksi- Perhatikan tanda
nonverbal klien- Klarifikasi pesan bertanya
dan feedback.- Hindari barrier/ halangan
komunikasi
Peningkatan komunikasi: Defisit bicara
- Libatkan keluarga utk memahami pesan klien
- petunjuk sederhana- bicara klien dg cermat- Gunakan kata sederhana
dan pendek- Berdiri di depan klien saat
bicara, gunakan isyarat tangan.
- Beri reinforcement positif- Dorong keluarga utk
selalu mengajak komunikasi denga klien
5 Sindrom defisit
self-care: b.d kelemahan, gangguan neuromuskuler, kerusakan mobilitas fisik
Setelah dilakukan askep … jam, self-care optimal dg kriteria :
- Mandi teratur.- Kebersihan badan terjaga- kebutuhan sehari-hari
(ADL) terpenuhi
Self-care assistant.
- Kaji kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari
- Sediakan kebutuhan yang diperlukan untuk ADL
- Bantu ADL sampai mampu mandiri.
- Latih klien untuk mandiri jika memungkinkan.
- Anjurkan, latih dan libatkan keluarga untuk membantu memenuhi kebutuhan klien sehari-hari
- Berikan reinforcement positif atas usaha yang telah dilakukan klien.
6 Risiko infeksi b.d imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasif
Setelah dilakukan askep … jam tidak terdapat faktor risiko infeksi pada klien dengan KH:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- status imune klien adekuat- V/S dbn,- AL dbn
Kontrol infeksi :
- Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
- Pertahankan teknik isolasi.
- Batasi pengunjung bila perlu.
- Intruksikan kepada keluarga untuk mencuci tangan saat kontak dan sesudahnya.
- Gunakan sabun anti miroba untuk mencuci tangan.
- Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
- Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat pelindung.
- Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat.
- Lakukan dresing infus, DC
setiap hari.- Tingkatkan intake nutrisi
dan cairan- berikan antibiotik sesuai
program.
Proteksi terhadap infeksi
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
- Monitor hitung granulosit dan WBC.
- Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.
- Pertahankan teknik isolasi bila perlu.
- Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas.
- Dorong istirahat yang cukup.
- Monitor perubahan tingkat energi.
- Dorong peningkatan mobilitas dan latihan.
- Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai program.
- Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala infeksi.
- Laporkan kecurigaan infeksi.
7 Kurang
pengetahuan keluarga tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang paparan dan keterbatasan kognitif
Setelah dilakukan askep … jam pengetahuan keluarga klien meningkat dg KH:
- Keluarga menjelaskan tentang penyakit, perlunya pengobatan dan memahami perawatan
- Keluarga kooperativedan mau kerjasama saat
Mengajarkan proses penyakit
- Kaji pengetahuan keluarga tentang proses penyakit
- Jelaskan tentang patofisiologi penyakit dan tanda gejala penyakit
- Beri gambaran tentaang
dilakukan tindakan tanda gejala penyakit
kalau memungkinkan- Identifikasi penyebab
penyakit- Berikan informasi pada
keluarga tentang keadaan pasien, komplikasi penyakit.
- Diskusikan tentang pilihan therapy pada keluarga dan rasional therapy yang diberikan.
- Berikan dukungan pada keluarga untuk memilih atau mendapatkan pengobatan lain yang lebih baik.
- Jelaskan pada keluarga tentang persiapan / tindakan yang akan dilakukan
8 Gangguan
menelan berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler otot menelan
sete lah dilakukan askep ... jam status menelan pasien dapat berfungsi
Mewasdai aspirasi
- monitor tingkat kesadaran- monitor status paru-paru- monitor jalan nafas- posisikan 30-400
- berikan makan / NGT jika memungkinkan
- hindari memberikan makan peroral jika terjadi penurunan kesadaran
- siapkan peralatan suksion k/p
- tawarkan makanan atau cairan yang dapat dibentuk menjadi bolus sebelum ditelan
- potong makanan kecil-kecil
- gerus obat sebelum diberikan
- atur posisi kepala 30-450
setelah makan
Terapi menelan
- Kolaborasi dengan tim dalam merencanakan rehabilitasi klien
- Berikan privasi- Hindari menggunakan
sedotan minum- Instruksikan klien
membuka dan menutup mulut untuk persiapan memasukkan makanan
- Monitor tanda dan gejala aspirasi
- Ajarkan klien dan keluarga cara memberikan makanan
- Monitor BB- Berikan perawatan mulut- Monitor hidrasi tubuh- Bantu untuk
mempertahankan intake kalori dan cairan
- Cek mulut adakah sisa makanan
- Berikan makanan yang lunak.
9 Risiko trauma/injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
Setelah dilakukan askep … jam terjadi peningkatan Status keselamatan Injuri fisik Dg KH :
- Klien dalam posisi yang aman dan bebas dari injuri
- Klien tidak jatuh
Manajemen kejang
- monitor posisi tidur klien- Pertahankan kepatenan
jalan nafas- Beri oksigen- Monitor status neurologi- Monitor vital sign- Catat lama dan
karakteristik kejang (posisi tubuh, aktifitas motorik, prosesi kejang)
- Kelola medikasi sesuai order
Manajemen lingkungan
- Identifikasi kebutuhan keamanan klien
- Jauhkan benda yang membahayakan klien
- pasang bed plang- Sediakan ruang khusus- Berikan lingkungan
tenang- Batasi pengunjung- Anjurkan pada keluarga
untuk menunggu/berada dekat klien