laporan emulsi fix.docx

25
PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT EMULSI I DAN II Tanggal Praktikum : 5 Juni 2015 Tanggal Penyerahan : 12 Juni 2015 Disusun oleh : Kelompok 4 B Anggota : 1. Wulan Neistri (0661 13 037) 2. Yuli Agista (0661 13 048) 3. Pramana Sigit (0661 13 067) Dosen Pembimbing :1. Drs. Mustabadihardja, Apt 2. Lusi Agus Setiani,M.Farm,.Apt 3. Septia Andini,S.Farm,.Apt Asisten dosen : 1. Ardiliyas Chaniago 2. Inri Okta R 3. Jenny Aditya 4. Witdiastuti LABORATORIUM FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: tri-hardianti

Post on 10-Apr-2016

236 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan emulsi fix.docx

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT

EMULSI I DAN II

Tanggal Praktikum : 5 Juni 2015

Tanggal Penyerahan : 12 Juni 2015

Disusun oleh :

Kelompok 4 B

Anggota : 1. Wulan Neistri (0661 13 037)

2. Yuli Agista (0661 13 048)

3. Pramana Sigit (0661 13 067)

Dosen Pembimbing :1. Drs. Mustabadihardja, Apt

2. Lusi Agus Setiani,M.Farm,.Apt

3. Septia Andini,S.Farm,.Apt

Asisten dosen : 1. Ardiliyas Chaniago

2. Inri Okta R

3. Jenny Aditya

4. Witdiastuti

LABORATORIUM FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2015

Page 2: laporan emulsi fix.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan percobaan

2. Membuat sediaan emulsi dengan menggunakan emulgator alam dan mengamati

stabilitas sediaan emulsi.

3. Membuat sediaan emulsi dengan menggunakan emulgator sintetis dan mengamati

stabilitas sediaan emulsi.

1.2 Dasar Teori

Emulsi adalah suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain,

yang molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonik.

Pada bagian emulsi biasanya terdapat tiga bagian utama yaitu bagian yang terdispersi

yang terdiri dari butiir-butir yang biasanya terdiri dari lemak, bagian kedua disebut

media pendispersi yang terdiri dari air dan bagian ketiga adalah emulsifier yang

berfungsi menjaga agar butir minyak tetap tersuspensi di dalam air (Anief,1986).

Emulsi adalah suspensi yang stabil dari suatu bahan cair di dalam bahan cair lain,

dimana bahan-bahan cair itu tidak tercampur. Kemantapan emulsi diperoleh dengan

penyebaran butir sangat halus bahan cair, yang disebut fase dioperasi, menembus bahan

lain, yang disebut fase tetap. Emulsi stabil apabila cairan tersebut dapat menahan tanpa

mengalami perubahan, untuk waktu yang cukup lama,tanpa butir fase dispersi berkmpul

satu sama lain atau mengendap (Earle, 1969).

Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan

lainnya dalam bentuk tetesan kecil. (FI IV. Halaman 6 ).

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,

terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan

yang cocok. (FI III. Halaman 9 ).

Dari beberapa defini yang tertera dapat disimpulkan bahwa emulsiadalah sistem

dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan pembawa yang membentuk

butiran-butiran kecil dan distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan yang cocok.

Daya kerja emulsifier disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik

pada minyak dan air. Bila emulsifier tersebut lebih terikat pada air maka terjadi dispersi

minyak dalam air sebagai contoh susu. Sebaliknya bila emulsifier lebih larut dalam

Page 3: laporan emulsi fix.docx

minyak terjadilah emulsi air dalam minyak sebagai contoh mentega dan margarin

(Bernasconi, 1995).

Air dan minyak merupakan cairan yang tidak saling berbaur karena memiliki

berat jenis yang berbeda. Untuk menjaga agar butiran minyak tetap tersuspensi di dalam

air, pada mentega dan margarin diperlukan suatu zat pengemulsi (emulsifier). Bahan

yang dapat berperan sebagai pengemulsi antara lain kuning telur, kasein, albumin, atau

lesitin.

Tipe-tipe emulsi :

• Tipe emulsi o/w atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang

tersebar atau terdispersi ke dalam air. Minyak sebagai fase internal, air sebagai fase

eksternal.

• Tipe emulsi w/o atau m/a : emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar

atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai fase internal, minyak sebagai fase

eksternal. (Syamsuni, A. 2006)

Emulsi yang tidak memenuhi persyaratan :

1. Creaming

Terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, yaitu bagian mengandung fase

dispersi lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel

artinya jika dikocok perlahan akan terdispersi kembali.

2. Koalesensi dan cacking (breaking)

Pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butiran minyak

berkoalesensi/menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat

irreversible. Hal ini terjadi karena :

a. Peristiwa kimia : penambahan alkohol, perubahan pH

b. Peristiwa fisika : pemanasan, pendinginan, penyaringan

c. Peristiwa biologi : fermentasi bakteri, jamur, ragi

3. Inversi fase

Peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-tiba atau

sebaliknya sifatnya irreversible. Sediaan emulsi merupakan sediaan cair yang

terdiri dari dua cairan yang tidak bercampur satu dengan yang lain. Pada

umumnya cairan tersebut adalah campuran dari minyak dan air. Tergantung dari

tipe emulsi yang dibuat, fasa terdispersi dapat berupa minyak atau air. (Anief,

2000).

Page 4: laporan emulsi fix.docx

Pada prisnsipnya pembuatan sediaan emulsi terbagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Tahap Destruksi

Dalam tahap ini dilakukan pemecahan fasa minyak menjadi globul-globul kecil, sehingga

fasa terdispersi tersebut dapat lebih mudah terdispersi dalam fasa pendispersi.

2. Tahap Stabilisasi

Dalam tahap ini dilakukan stabilisasi globul-globul yang terdispersi dalam medium

pendispersi dengan menggunakan emulgator dan bahan pengental.

Formulasi umum sediaan emulsi terdiri dari :

1. Bahan Aktif

a. Bahan padat yang dapat larut dalam air atau dalam minyak.

b. Bahan cair yang berbentuk minyak atau yang dapat tersatukan dengan air.

2. Bahan Pembantu

Emulgator

Terdapat berabagai macam emulgator tergantung dari mekanisme emulgator tersebut

dalam proses stabilisasi emulsi. Dalam percobaan ini digunakan emulgator alam. Polimer

alam atau makromulekul dalam air akan membentuk gel dan membentuk lapisan film karena

terjadi adsorpsi pada permukaan globul. Derivate selulosa yang bersifat koloid hidrofil dapat

meningkatkan viskositas medium pendispersi, sehingga dapat mencegah terjadinya koalensi.

Golongan emulgator alam lain adalah bentonit, veegum merupakan zat padat berbentuk

koloid yang terbagi halus pada permukaan globul yang terdispersi.

Pengawet

Berfungsi menghambat partumbuhan mikroorganisme yang dapat hidup dalam fasa air

dan di dalam emulgator alam yang digunakan. Beberapa pengawet yang banyak digunakan

dalam sediaan emulsi per oral antara lain :

- Derivat asam benzoat : metal p-hidroksibenzoat dengan konsentrasi sekitar 0,1 – 0,2

% untuk tipe emulsi O/W. untuk bentuk ester yang lebih tinggi (propil dan butil)

digunakan konsentrasi mendekati larutan jenuhnya. Aktivitas pengawet golongan ini

dapat berkurang dengan adanya surfaktan non ionik atau di dalam sediaan krim

dengan konsentrasi minyak yang tinggi. Hal ini dapat diatasi dengan menaikkan

konsentrasi pengawet. Kombinasi pengawet dpat digunakan untuk menaikkan

Page 5: laporan emulsi fix.docx

kelarutan, konsentrasi total menjadi lebih tinggi dan efektif terhadap range

mikroorganisme lebih besar. Kombinasi metil dan propil dengan ratio 2 : 1dengan

konsentrasi 0,06 dan 0,03 %.

- Asam sorbet, terutama digunakan dalam sediaan yang mengandung surfaktan non

ionik. Konsentrasi yang digunakan sebesar 0,2%.

- Pengawet lain yang banyak digunakan dalam krim dan emulsi antara lain : (fenol 0,5

%, klorokresol 0,2 %).

Antioksidan

Antoksidan dalam sediaan emulsi digunakan untuk mencegah terjadinya reaksi oksidasi

bahan berkhasiat dalam sediaan fasa minyak. Apabila terjadi reaksi oksidasi di dalam fasa

minyak akan terjadi ketengikkan yang dapat diidentifikasi secara langsung. Antioksidan yang

biasa dipakai dalam sediaan emulsi adalah : tokoferol, dodesil galat, oktil galat, alkil galat,

butil hidroksianisol, butil hidroksi toluene, natrium meta bisulfit. Ion logam berat yang dapat

mengkatalisa terjadi reaksi oksidasidapat diikat dengan “sequestering agent” seperti asam

sitrat dan adam tartrat.

Emulgator sintetis merupakan suatu zat aktif permukaan yang dapat menstabilkan suatu

sediaan emulsi karena sifatnya yang dapat menurunkan tegangan permukaan antar

permukaan. Ditinjau dari struktur surfaktan diketahui mempunyai dua gugus yang bersifat

polar dan non polar. Gugus-gugus tersebut akan berasosiasi pada permukaan globul

membentuk yang kuat yang merupakan barier dari globul-globul tersebut untuk mencegah

terjadinya adhesi dan koalesensi. Stabilita emulsi akan meningkat dengan meningkatnya

viskositas dan kekuatan film pada permukaan globul.Surfaktan terdiri dari beberapa tipe,

yaitu : anionik, kationik, zwitterionik, amfoterik dan non ionik. Surfaktan ionik dapat

mempengaruhi daya interaksi listrik dari masing-masing globul. Karakteristik gugus

surfaktan ditentukan dari harga HLB yang dapat menggambarkan sifat hidrofobisitas dan

hidrofisilitas surfaktan tersebut. (Ansel, 2005)

Kombinasi surfaktan dengan harga HLB rendah dan harga HLB tinggi ditambahkan

untuk mendapatkan harga HLB yang lebih mendekati HLB butuh minyak yang digunakan.

Untuk menghitung konsentrasi masing-masing surfaktan dipakai perhitungan aligasi atau

aljabar biasa, dengan memasukkan harga HLB surfaktan dan harga HLB butuh minyak.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung jumlah surfaktan sebagai berikut :

Page 6: laporan emulsi fix.docx

Misalkan jumlah kombinasi surfaktan keseluruhan 5%

Konsentrasi surfaktan A = a dengan harga HLB A

konsentrasi surfaktan B = dengan harga HLB B > harga HLB A.

Rumus : A x ( 5-a ) + B x ( 5-b 0) = HLB butuh x 5.

Untuk menghitung HLB surfaktan dapat digunakan ekuasi Griffin sebagai berikut:

HLB = (jumlah gugus hidrofil) - (jumlah gugus lipofil) + 7. (Jas, 2004).

BAB II

Page 7: laporan emulsi fix.docx

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan

1. Alat

- Batang pengaduk

- Beaker glass

- Botol UC

- Gelas plastic

- Kertas perkamen

- Kompor listrik

- Lumping

- Mixer

- Pipet tetes

- Spatel

- Timbangan

2. Bahan

- Akuades

- Asam oleat

- Minyak kelapa

- CMC

- Tween 80

2.2 Cara Kerja

Emulsi 1 :

1. Di siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan

2. Di tara botol 60 gram

3. Di panaskan aquadest

4. Di timbang Minyak kelapa 15 %, CMC .

5. Di masukan CMC dan air corpus ke dalam beaker gelas aduk hingga mengembang

(fase emulgator)

6. Di masukan ke dalam mortir panas tambahkan fase minyak sedikit demi sedikit aduk

gerus dengan kuat

7. Di tambahkan air panas sedikit demi sedikit sampai 60 ml.

Page 8: laporan emulsi fix.docx

8. Di masukan ke dalam botol UC yang sudah ditara.

9.  Dilakulan evaluasi terhadap sediaan emulsi.

Emulsi 2 :

1. Di siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan

2. Di tara botol 60 gram

3. Di panaskan aquadest

4. Di timbang Minyak kelapa 15%, asam oleat 4 % dan tween 80 5 % .

5. Dipanaskan asam oleat dengan minyak dan tween 80 dengan air ke dalam cawan uap

secara bersamaan dalam cawan yang berbeda hingga suhunya mencapai 60⁰C.

6. Di masukan ke dalam mixer secara bersamaan lalu dikocok dengan kecepatan 2 rpm.

7. Di tambahkan air panas sedikit demi sedikit sampai 60 ml.

8. Di masukan ke dalam botol UC yang sudah ditara.

9.  Dilakulan evaluasi terhadap sediaan emulsi.

2.3 Formulasi

Emulsi 1 :

Kelompok Fase minyak Emulgator

4 Minyak kelapa 15 % CMC 0,75 % dan 1,5 %

Emulsi 2 :

Kelompok Fase minyak Emulgator

4 Minyak kelapa 15 % Asam oleat 4 % dan tween 80 5 %

BAB III

Page 9: laporan emulsi fix.docx

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan

Emulsi 1 :

- Formula 1

Evaluasi Hari ke

1 2 3 4 5

Tinggi total 3,8 cm 3,7 cm 3,7 cm 3,6 cm 3,6 cm

Tinggi busa 0,3 cm 0,2 cm 0,2 cm 0,1 cm 0,1 cm

Tinggi emulsi 1 cm 1,1 cm 1,2 cm 1,3 cm 1,4 cm

Tinggi air 2,5 cm 2,4 cm 2,3 cm 2,2 cm 2,1 cm

BJ 0,58 gr/ml

Tipe emulsi :

Kertas saring

Metilen biru

Minyak dalam air

Minyak dalam air

Gambar

Page 10: laporan emulsi fix.docx

- Formula 2

Evaluasi Hari ke

1 2 3 4 5

Tinggi total 3,9 cm 4 cm 3,5 cm 3,7 cm 3,4 cm

Tinggi busa 0,3 cm 0,2 cm 0,1 cm 0,2 cm 0,1 cm

Tinggi emulsi 1 cm 1,2 cm 1,1 cm 1,3 cm 1,2 cm

Tinggi air 2,6 cm 2,6 cm 2,3 cm 2,2 cm 2,1 cm

BJ 0,61 gr/ml

Tipe emulsi :

Kertas saring

Metilen biru

Minyak dalam air

Minyak dalam air

Gambar

Page 11: laporan emulsi fix.docx

Emulsi 2 :

- Formula 1

Evaluasi Hari ke

1 2 3 4 5

Tinggi total 3,8 cm 3,8 cm 3,8 cm 3,6 cm 3,4 cm

Tinggi busa 0,3 cm 0,2 cm 0,2 cm 0,1 cm 0,1 cm

Tinggi emulsi 1 cm 1,2 cm 1,3 cm 1,3 cm 1,4 cm

Tinggi air 2,5 cm 2,4 cm 2,3 cm 2,2 cm 2,1 cm

BJ 0,57 gr/ml

Tipe emulsi :

Kertas saring

Metilen biru

Minyak dalam air

Minyak dalam air

Gambar

Page 12: laporan emulsi fix.docx

- Formula 2

3.2 Pembahasan

Dalam percobaan pembuatan emulsi ini diketahui bahwa bahan utama yang

digunakan adalah minyak kelapa dilakukan dua kali percobaan yaitu emulsi satu

dan emulsi dua yang membedakan antara emulsi satu dan emulsi dua adalah dari

emulgator yang digunakan pada emulsi satu emulgator yang digunakan adalah

emulgator alam sedangkan pada emulsi dua emulgator yang digunakan adalah

emulgator sintetis.

Pada percobaan emulsi satu diketahui bahwa emulgator yang digunakan

adalah emulgator alam yaitu CMC, pada percobaan ini diketahui bahwa hasilnya

apabila dilihat dari evaluasi menurut tinggi sedimentasi nya pada percobaan

formula satu dengan konsentrasi yang rendah yaitu 0,75 % ternyata hasilnya lebih

stabil dibandingkan dengan formula dua yang menggunakan emulgator yang

konsentrasi nya tinggi atau besar yaitu 1,5 %. Formula satu dikatakan stabil

karena kenaikan dan penurunan yang terjadi pada tinggi total, tinggi busa, tinggi

air dan tinggi emulsi stabil atau jumlah kenaikan dan penurunan nya sama rata.

Evaluasi Hari ke

1 2 3 4 5

Tinggi total 3,7 cm 3,6 cm 4 cm 3,5 cm 3,7 cm

Tinggi busa 0,3 cm 0,2 cm 0,2 cm 0,1 cm 0,2 cm

Tinggi emulsi 1 cm 1 cm 1,3 cm 1,2 cm 1,4 cm

Tinggi air 2,4 cm 2,4 cm 2,5 cm 2,2 cm 2,1 cm

BJ 0,57 gr/ml

Tipe emulsi :

Kertas saring

Metilen biru

Minyak dalam air

Minyak dalam air

Gambar

Page 13: laporan emulsi fix.docx

Sedangkan pada formula dua kenaikan dan penurunan yang terjadi pada tinggi

total, tinggi busa, tinggi air dan tinggi emulsi tidak stabil atau jumlah kenaikan

dan penurunan nya tidak sama rata. Sehingga pada emulsi satu dipilih formula

satu yang akan digunakan sebagai sediaan yang dikemas.

Pada percobaan emulsi dua diketahui bahwa emulgator yang digunakan adalah

emulgator sintetis yaitu penggunaan asam oleat dan tween 80, pada percobaan ini

diketahui bahwa hasilnya apabila dilihat dari evaluasi menurut tinggi sedimentasi

nya pada percobaan formula satu dengan konsentrasi yang rendah yaitu 4 %

ternyata hasilnya lebih stabil dibandingkan dengan formula dua yang

menggunakan emulgator yang konsentrasi nya tinggi atau besar yaitu 5 %.

Formula satu dikatakan stabil karena kenaikan dan penurunan yang terjadi pada

tinggi total, tinggi busa, tinggi air dan tinggi emulsi stabil atau jumlah kenaikan

dan penurunan nya sama rata. Sedangkan pada formula dua kenaikan dan

penurunan yang terjadi pada tinggi total, tinggi busa, tinggi air dan tinggi emulsi

tidak stabil atau jumlah kenaikan dan penurunan nya tidak sama rata. Sehingga

pada emulsi satu dipilih formula satu yang akan digunakan sebagai sediaan yang

dikemas.

Pada percobaan sediaan emulsi satu dan dua diketahui bahwa emulsi yang

paling bagus seharusnya emulsi yang menggunakan emulgator alam karena

memiliki sifat kandungan yang masih murni akan tetapi dalam praktikum sediaan

emulsi satu dan dua ini diketahui bahwa sediaan yang bagus adalah emulsi dua

yang menggunakan emulgator sintetik. Hal yang menyebabkan penggunaan

emulgaator sintetis lebih bagus dibaandingkan dengan penggunaan emulgator

alam karena pada saat pengocokan emulsi satu yang menggunakan emulgator

alam pengecokan nya secara manual sehingga tidak stabil dan tidak sama rata

sedangkan pada emulsi dua yang menggunakan emulgator sintetis pada saat

pengocokkan menggunakan mixer sehingga stabil dan sama rata.

Page 14: laporan emulsi fix.docx

BAB IV

KESIMPULAN

Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam

cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Dalam percobaan ini digunakan

kombinasi emulgator tipe air dan emulgator tipe minyak . Berdasarkan hasil evaluasi

terhadap sediaan emulsi satu dan dua, dapat disimpulkan bahwa :

1) Tipe emulsi satu dan dua adalah berupa sediaan berbentuk emulsi tipe minyak dalam air.

2) Emulsi yang paling stabil dari emulsi satu adalah pada formula satu begitupun pada emulsi

dua yaitu pada formula satu.

3) Uji Pemeriksaan Bobot Jenis : Bobot jenis sediaan emulsi satu formula satu adalah 0,58 gr/ml

dan emulsi dua formula satu adalah 0,57 gr/ml.

Page 15: laporan emulsi fix.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. (1986). Ilmu Farmasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal. 126-136

Anief, M. (2000). Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal.

95-131

Ansel, H.C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Bernasconi. 1995. Teknologi Pangan. Gramedia, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi 3.

Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV.

Jakarta: Depkes RI.

Earle, R. L. 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. PT. Sastra Hudaya,

Jakarta.

Jas, Admar. (2004). Perihal Obat dan Berbagai Sediaannya. Medan: USU Press.

Syamsuni. (2007). Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Hal.24-28

Page 16: laporan emulsi fix.docx

LAMPIRAN

1. Perhitungan

a) Emulsi satu

Formula 1

- Minyak kelapa = 15

100 x 60 ml = 9 gram

- CMC 0,75% = 0,75100 x 60 ml = 0,45 gram

- Air untuk CMC 0,75% = 0,45 x 20 gram = 9 gram

- Air = 60 – (9+0,45+9)

= 60 – 18,45 = 41,55 gram

- BJ = pikno isi−pikno kosong

volume pikno

= 17,5 g−11,7 g

10 ml = 0,58 g/ml

Formula 2

- Minyak kelapa = 15100 x 60 ml = 9 gram

- CMC 1,5% = 1,5100 x 60 ml = 0,9 gram

- Air untuk CMC 1,5% = 0,9 x 20 gram = 18 gram

- Air = 60 – (9+0,9+18)

= 60 – 27,9 = 32,1 gram

- BJ = pikno isi−pikno kosong

volume pikno

= 17,8 g−11,7 g

10 ml = 0,61 g/ml

Page 17: laporan emulsi fix.docx

b) Emulsi dua

Formula 1

- Minyak kelapa = 15100 x 60 ml = 9 gram

- BJ = pikno isi−pikno kosong

volume pikno

= 17,4 g−11,7 g

10 ml = 0,57 g/ml

- Emulgator = 4

100x60=¿ 2,4 g

Metode aligasi

As.oleat : 1 3

12

Tween 80 : 15 11 +

14

- As.oleat = 3

14x 2,4=¿ 0,514 g

- Tween 80 = 1114

x 2,4=1,886 g

- Aqua ad = 60 – ( 0,514 + 1,886 + 9 )

= 48,6 ml

Formula 2

- Minyak kelapa = 15100 x 60 ml = 9 gram

- BJ = pikno isi−pikno kosong

volume pikno

= 17,4 g−11,7 g

10 ml = 0,57 g/ml

- Emulgator = 5

100x60=¿ 3 g

Metode aligasi

As.oleat : 1 3

12

Page 18: laporan emulsi fix.docx

Tween 80 : 15 11 +

14

- As.oleat = 314

x 3=¿ 0,643 g

- Tween 80 = 1114

x 3=2,357 g

- Aqua ad = 60 – ( 0,643 + 2,357 + 9 )

= 48 ml

2. Kemasan