lapkas bedah
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS
“ NEFROLITHIASIS “Disusun Oleh :
ADE IRMA HIZRIANY LUBIS
DIAN MANARSAR MARPAUNG
KESUMA ANGGREINI HOMAIRA
Dokter Pembimbing :
Dr. H. YUSRIL LEMAN, Sp.B
KKS ILMU BEDAH
RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2013

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan pemilik alam semesta dan ilmu
pengetahuan yang ada didalamnya. Berkat rahmat, hidayah serta karunia-Nya lah penulis masih
diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Nefrolithiasis” sebagai salah satu syarat melaksanakan Kepaniteraan Klinik Senior Bagian
Bedah Di Rumah Sakit Haji Medan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada dr. H.Yusril Leman , SpB.
selaku pembimbing saya dalam pembuatan paper ini. Karena atas bimbingan dan pengarahan
beliaulah paper ini bisa diselesaikan oleh penulis.
Penulis menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat menjadi lebih baik untuk kedepannya.
Medan, 23 Februari 2013
Penulis

PENDAHULUAN
Nefrolithiasis atau yang lebih sering disebut batu ginjal sudah dikenal sejak
zaman Mesir. Ini terbukti dengan ditemukannya batu ginjal pada mumi yang berusia
7000 tahun. Dalam masyarakat umum, penyakit batu ginjal relative sering dijumpai. Satu
dari setiap 20 orang menderita batu ginjal dalam masa hidupnya. Angka prevalensi rata –
rata diseluruh dunia adalah 1 – 12 % penduduk menderita batu saluran kemih. Sebagian
batu ginjal yang terbentuk dapat keluar secara spontan, baik disadari maupun tidak.
Sebagian lagi tetap berada diginjal dan baru diketahui saat melakukan pemeriksaan
berkala atau karena batu ginjal tersebut sudah menimbulkan keluhan. Batu ginjal tiga kali
lebih banyak diderita oleh pria dibandingkan wanita, dengan puncak kejadian pada usia
30 – 60 tahun.
Pembentukan batu ginjal berhubungan dengan pola hidup. Seseorang yang
kurang minum , banyak mengkonsumsi protein hewani , hidup didaerah beriklim tropis ,
dan terlebih lagi mempunyai silsilah keluarga berpenyakit batu ginjal lebih berpeluang
menderita penyakit batu ginjal. Tindakan yang diambil pun tergantung dari ukuran dan
letak batu, kesedianaan sarana prasarana serta kemampuan dokter urologi yang
menanganinya.

TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFENISI
Nefrolithiasis adalah penyakit ginjal dimana adanya timbunan zat padat
yang membatu diginjal dan mengandung komponen Kristal maupun matriks
organik .
2. EPIDEMIOLOGI
Nefrolithiasis adalah kasus yang sering dijumpai dengan prevalensi 10
% pada pria dan 5 % pada wanita. Dari penelitian didapatkan bahwa
prevalensi penyakit ini semakin meningkat di Amerika Serikat, dimana survey
pada tahun 1988 – 1994 menunjukkan bahwa orang dewasa berusia 20 – 74
tahun memiliki prevalensi lebih tinggi dibandingkan survey pada tahun 1976 –
1980.

3. JENIS – JENIS BATU GINJAL
4. ETIOLOGI
Ada beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya batu ginjal :
1. Genetik
2. Faktor resiko umum :
- Kurang minum atau kehilangan cairan tubuh berlebihan.
- Kelainan anatomi ginjal dan salurannya (penyempitan kaliks
dan ureter)
- Obat-obatan yang merangsang pembentukan batu. (efedrin ,
obat kejang , indinavir)
3. Batu Kalsium
- Hiperkalsiuria ( diet tinggi kalsium dan garam,penyerapan
kalsiumdiusus berlebihan, konsumsi protein hewani
berlebihan, hiperparatiroidisme)
- Hiperoksaluria ( diet tinggi oksalat , penyakit usus)
- Hipositraturia (gangguan asidosis ginjal)
- Hipomagnesia
4. Batu asam urat
- Hiperuricosuria ( diet tinggi purin )
BATU GINJAL
BATU KALSIUM (CALCAREOUS)
BATU NON KALSIUM (NON CALCAREOUS)
OKSALAT FOSFATASAM URAT STRUVITE

5. Batu infeksi
- Mikroorganisme penghasil Urea.
5 . PATOFISIOLOGI
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli untuk
menjelaskan proses terbentuknya batu.
1. Teori Nukleasi : Batu terbentuk didalam urin karena adanya
inti sabuk batu (nucleus). Partikel-partikel yang berada
didalam larutan yang kelewat jenuh (supersaturated) akan
mengendap didalam nucleus itu sehingga akhirnya
membentuk batu. Kristalisasi akan semakin banyak dan
saling menyatu apabila unsur pembentuk batu seperti
kalsium, asam urat, oksalatt dan fosfat berada dalam jumlah
berlebih didalam sistem tubulus. Dengan demikian,
seseorang yang banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat tersebut disertai dengan jumlah minum
yang sedikit dalam sehari akan beresiko besar menderita
batu ginjal.
2. Keseimbangan asam basa : Keseimbangan asam basa dalam
air kemih mempengaruhi proses pembentukan batu. Air
kemih yang bersifat asam memudahkan terbentuknya batu
kalsium dan asam urat.Sementara air kemih yang bersifat
basa memudahkan terbentuknya batu struvite/ batu infeksi.
3. Penghambat kristalisasi : Secara normal, zat – zat
penghambat kristalisasi, seperti sitrat , magnesium dan
bikunin didalam air kemih terdapat dalam konsentrasi yang
cukup memadai untuk mencegah terbentuknya batu.
Penurunan jumlah zat – zat tersebut meningkatkan resiko
terbentuknya batu. Contohnya diair kemih sitrat akan
bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat
sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat.

6. GEJALA KLINIS
Batu, terutama yang kecil , bisa tidak menimbulkan gejala. Batu
didalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri perut bagian bawah . Batu
yang menyumbat ureter, pelvis renalis bisa menyebabkan nyeri pinggang atau
kolik renalis yang hebat . kolik ditandai dengan nyeri hebat yang hilang
timbul biasanya didaerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang yang bisa
menjalar keperut atau daerah kemaluan dan paha sebelah dalam. Bisa disertai
mual muntah, demam , menggigil apabila batu disebabkan oleh infeksi. Jika
batu berhasil turun kesaluran kemih bagian bawah dan memberikan sumbatan
disana maka bisa juga menyebabkan disuria, urgensi , polakisuria atau nyeri
pada daerah suprapubis ke penis. Apabila batu menyebabkan luka/ lecet pada
saluran kemih maka bisa menyebabkan hematuria.
7. ALUR DIAGNOSA
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik : Nyeri ketok pada pinggang
3. Pemeriksaan sedimen urine : Leukosituria, hematuria dan dijumpai
Kristal-kristal pembentuk batu atau kuman pemecah urea.
4. Foto polos abdomen : bisa mendeteksi batu kalsium yang bersifat
radiopak.
5. Pielografi intra vena : Menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal,
bisa juga mendeteksi batu radiolusen yang tidak bisa terlihat di foto
polos abdomen.
6. USG : bisa mendeteksi ada tidaknya hidronefrosis ,pengkerutan
ginjal.

8. DIAGNOSA BANDING
1. Pyelonefritis
2. GGA
3. Tumor Ginjal
9. PENATALAKSANAAN
1. Terapi medikamentosa
2. Terapi simptomatik
- Obat-obatan dari golongan NSAID untuk mengatasi kolik .
3. Asupan cairan ditingkatkan . Pemberian cairan per oral paling sedikit 2 – 3
L / 24 jam .
4. Litotripsi
- Dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk
membawa tranduser melalui sonde ke batu ginjal . Cara ini
disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternative tindakan paling
sering dilakukan adalah ESWL (extracorporeal Shock Wave
Lithotripsy) yaitu pemecahan batu ginjal dari luar tubuh
dengan menggunakan gelombang kejut.
5. Tindakan bedah
Dilakukan dengan cara Nefrolitothomy perkutaneus yaitu
pengangkatan batu ginjal dengan adanya sayatan diabdomen
selanjutnya melalui lubang sayatan dimasukan alat teleskop yang
disebut nephroscope yang diarahkan keginjal. Melalui nephroscope ini
dokter bedah mengambil batu diginjal. Apabila batu terlalu besar batu
terlebih dahulu dihancurkan menjadi butiran yang lebih kecil dengan
menggunakan gelombang ultrasonik.
INDIKASI PEMBEDAHAN: - Diameter batu > 0,5 cm
- Hidroureter / hidronefrosis
- infeksi saluran kemih
- konservatif tidak berhasil 8 minggu

10. KOMPLIKASI
1. Hidronefrosis
2. GGA GGK
3. Infeksi
11. PROGNOSIS
Baik dengan tindakan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Stoller, Marshall.Urinary Stone Disease in Smith’s General Urology.Mc Graw Hill
Company Inc. North America. 17th Ed;2008.p.246-275
2. Portis A.J, Sundaram C.P. Diagnosis and Initial Management of Kidney Stone. Am
Physian 2001 : 63 : 1329 – 38.
3. Suharjo J.B , Cahyono . Batu Ginjal. Kanisius. Yogyakarta. 2009
4. Basuki P.Purnomo. Dasar-Dasar Urologi. CV Sagung Seto Jakarta. 2000.
5. Orson D. Moe. Kidney Stones : Pathophysiology and Medical Management. Lancet
2006 : 367 : 333 – 44.

LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Jalaluddin Harahap
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 49 tahun
Pekerjaaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Hutabara Siagian Angkola Tapsel
Agama : Islam
Masuk RS : 18 Februari 2013
Ruang : Ar Rizal
No Rekam Medik : 19 66 62
II. Anamnesa
Keluhan Utama : Nyeri Pinggang sebelah kiri
Telaah : Os datang ke RS Haji Medan dengan keluhan
Nyeri hebat pada pinggang sebelah kiri. Nyeri sudah dialami os
selama + 4 tahun dan memberat dalam beberapa bulan ini. Nyeri
dirasakan menjalar keperut kiri atas dan bersifat hilang timbul. Jika
nyeri timbul pinggang terasa seperti diremas-remas os sampai tidak
bisa beraktifitas. Os sudah pernah beberapa kali berobat kedokter
didaerahnya namun keluhan hanya berhenti sesaat setelah minum

obat dan masih tetap muncul dikemudian hari.Mual (-), Muntah (-) ,
Demam (-) , BAB : Normal , BAK : Warna : seperti teh pekat
disuria : (-) , urgensi (-) , poliuria (-), hematuria (-).
Riwayat penyakit terdahulu : Asam urat (-) , Diabetes (-).
Riwayat minum obat : Asam mefenamat
Riwayat Penyakit di keluarga : (-)
III. Status Generalisata
Kepala
-Pertumbuhan rambut : (+)
- Sakit kalau dipegang : (-)
- Perubahan lokal : (-)
a. Muka :
- Sembab : (-)
- Pucat : (-)
- Kuning : (-)
- Parese : (-)
b. Mata :
- Stand mata : (+)
- Gerakan : (+)
- Eksoptalmus : (-)
- Ptosis : (-)
- Ikterus : (-)
- Anemia : (-)
- Reaksi pupil : (+) normal

C. Telinga :
- Sekret : (+)
- Radang : (-)
- Atrofi : (-)
d. Hidung :
- Sekret : (+)
- Bentuk : (+)
e. Bibir :
- Sianosis : (-)
- Pucat : (-)
- Kering : (-)
- Radang : (-)
f. Gigi :
- Karies : (-)
- Pertumbuhan : (+)
g. Lidah :
- Kering : (-)
- Pucat : (-)
- Tremor : (-)
h. Tonsil
- Merah : (-)
- bengkak : (-)
2. Leher
Inspeksi :
- Struma : (-)
- Kelenjar benjolan : (-)
- Pulsasi vena : (+)

Palpasi :
- Posisi trakea : (+) normal
- Sakit/nyeri tekan : (-)
- TVJ : (-)
3. Thoraks depan
Inspeksi :
- Bentuk : fusiformis
- Simetris/ asimetris : simetris
- Bendungan vena : (-)
- Ketinggalan bernafas : (-)
- Pembengkakan : (-)
- Mammae : (+)
Palpasi :
- Nyeri tekan : (-)
- Fremitus suara : normal
- Iktus : tidak teraba
Perkusi :
- Suara perkusi paru : sonor
- Gerakan bebas : (+)
Auskultasi :
- Paru : Vesikular
- Suara tambahan : (-)
- Heart rate :
4. Thoraks Belakang
Inspeksi :
- Bentuk : fusiformis

- Simetris/ asimetris : simetris
- Benjolan : (-)
- Ketinggalan bernafas : (-)
- Venektasi : (-)
Palpasi ;
- Nyeri tekan : (-)
- Fremitus suara : normal
- Penonjolan : (-)
Perkusi :
- Paru : sonor
Auskultasi :
- Suara pernafasan : vesicular
- Suara tambahan : (-)
5. Abdomen :
Inspeksi :
- Bengkak : (-)
- Venektasi : (-)
- Gembung : (-)
Palpasi :
- Nyeri tekan : (+) perut kiri atas
- Lien : tidak teraba
- Hepar : tidak teraba
- Renal : tidak teraba
Perkusi : tympani
Tapping pain : (+) Renal sinistra
Auskultasi :
- Peristaltik usus : (+) normal

6 Traktus Urinarius
BAK
- Warna : seperti teh pekat
- Disuria : (-)
- Hematuria : (-)
- Urgensi : (-)
- Poliuria : (-)
- Polikisuria : (-)
- Anuria : (-)
7. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
- Bengkak (-)
- Merah (-)
- Stand abnormal : (-)
- Gangguan fungsi : (-)
b. Ekstremitas bawah
- Bengkak : (-)
- Merah : (-)
- Edema : (-)
- Pucat : (-)
- Gangguan fungsi : (-)
- Varises : (-)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Darah Rutin
Hemoglobin 15,5 g/dL 13 - 18
Hitung Eritrosit 4,8 x 10 6 u/L 4,6 – 6,5
Hitung Leukosit 10.100 u/L 4000 – 11.000
Index eritrosit
MCV 90,9 80 - 90
MCH 32,5 27 – 31
MCHC 35,8 30 - 34
Hitung jenis leukosit
Eosinofil 1 1 - 3
Basofil 0 0 - 1
N.stab 0 2 - 6
N. Seg 69 53 - 75
Limfosit 24 20 - 45
Monosit 6 4 - 8
Glukosa Darah
Glukosa Darah sewaktu 101 mg/dl < 140

PEMERIKSAAN RONTGEN POTO POLOS ABDOMEN
Fungsi kedua ginjal baik , Dilatasi Blattening kaliks ginjal kiri .
Ureter dan Blass normal.
Kesan : Hidronefrosis ec Nefrolithiasis Kiri
PEMERIKSAAN USG GINJAL
Ginjal kiri : Terlihat multiple batu , adanya stokhorn dengan dilatasi
pyelocalises.
Ginjal kanan : Besar dan Bentuk Ginjal baik , tidak tampak batu dan
kelainan lainnya.
Blass : Besar dan bentuk normal , tidak tampak batu.
Kesan : Nefrolithiasis Kiri
RESUME
Nyeri pinggang kiri menjalar keperut kiri atas (+) , Nyeri hilang
timbul (+) , BAK (+) warna seperti teh pekat , Tapping pain (+) , nyeri
tekan abdomen hipocondriaca sinistra (+) ,