kualitas pelayanan transportasi publik

7
Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X Volume 3, Nomor 2, Mei Agustus 2015 1 Kualitas Pelayanan Transportasi Publik (Studi Deskriptif Tentang Kualitas Pelayanan Kapal Penumpang Trayek Gresik - Bawean di Pelabuhan Gresik) Setio Aji Andiri Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga ABSTRACT The Service is one of the basic tasks of Government including the Ministry of transportation. Transport is very important for human beings in his life due to the absence of transportation activities by stunted. The problems posed in this research is how service quality passenger ship routes Gresik-Bawean in Gresik Port. Quality of service provided by the Department of transportation as a service providers less than optimal. Department of transportation must perform repair services transport services. The repair starts from the improvement of human resources, physical facilities, and other facilities that support the quality of service the ship passengers. Keywords: Service, Service Quality, Transportation Pendahuluan Praktek penyelenggaraan pelayanan publik (public service) merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi negara. Fungsi pelayanan ini diarahkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sekaligus penciptaan keadilan sosial ditengah masyarakat, sehingga dengan demikian pemerintah akan dapat mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnyta (Kurniawan, 2005:4). Pemerintah melalui sistem birokrasinya memiliki kewajiban untuk menyediakan pelayanan bagi masyarakat. Masalah pelayanan publik mempunyai peranan sangat besar karena menyangkut kepentingan umum. Kondisi penyelenggaraan publik oleh aparatur pemerintahan dalam berbagai segi pelayanan antara lain yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar penduduk masih merasakan prosedur dan mekanisme pelayanan yang masih berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif dan kurang konsisten sehingga tidak menjamin kepastian hukum, waktu dan biaya. Untuk itu perlu adanya pembenahan dan perbaikan kinerja aparatur negara agar mampu melaksanakan pelayanan secara optimal dan prima berupa pelayanan yang cepat, murah, mudah, adil, dan transparan (Priandono, 2003). Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.058 pulau dengan total wilayah 735.355 mil persegi dimana wilayah Indonesia dua pertiganya merupakan daerah perairan dan laut yang menjadikan negara Indonesia sebagai negara maritim. Oleh karena itu transportasi laut mempunyai peran yang sangat penting di Indonesia. Tidak hanya sebagai alat penghubung dari satu wilayah ke wilayah yang lain, lebih dari itu sebagai alat angkut perdagangan nasional maupun internasional. Dengan kondisi tersebut transportasi laut sebagai bagian dari sistem transportasi nasional perlu dikembangkan dengan baik dan benar untuk menunjang pertumbuhan perekonomian. Jika transportasi laut terganggu maka perekonomian nasional juga akan ikut terganggu. Saait ini menurut Kementerian Perhubungan, Indonesia memiliki 2.392 pelabuhan resmi dan lebih banyak lagi pelabuhan tidak resmi (1 pelabuhan setiap 40 kilometer). Kurang diperhatikannya transportasi laut ini, dalam beberapa tahun sering terjadi kecelakaan kapal yang mengakibatkan korban materi dan jiwa. Padahal kalau pemerintah dan aparat yang berwenang betul betul memperhatikan masalah- masalah yang sering timbul pada transportasi laut, mungkin kejadiaan kejadiaan tersebut dapat diperkecil resikonya. Kejadiaan kejadian tersebut juga banyak kita temui juga di kapal kapal penumpang padahal fungsi transportasi ini sangatlah penting untuk mobilitas penduduk yang ada di pulau yang ingin berkunjung ke pulau seberang baik untuk berkunjung atau berdagang.

Upload: uky-cucuna-doto-surohadiwijoyo

Post on 18-Sep-2015

242 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Kualitas Pelayanan Kapal Penumpang Trayek Gresik - Bawean di Pelabuhan Gresik

TRANSCRIPT

  • Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

    Volume 3, Nomor 2, Mei Agustus 2015

    1

    Kualitas Pelayanan Transportasi Publik

    (Studi Deskriptif Tentang Kualitas Pelayanan Kapal Penumpang Trayek

    Gresik - Bawean di Pelabuhan Gresik)

    Setio Aji Andiri

    Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga

    ABSTRACT

    The Service is one of the basic tasks of Government including the Ministry of transportation. Transport is very

    important for human beings in his life due to the absence of transportation activities by stunted. The problems posed in this

    research is how service quality passenger ship routes Gresik-Bawean in Gresik Port. Quality of service provided by the

    Department of transportation as a service providers less than optimal. Department of transportation must perform repair

    services transport services. The repair starts from the improvement of human resources, physical facilities, and other

    facilities that support the quality of service the ship passengers.

    Keywords: Service, Service Quality, Transportation

    Pendahuluan

    Praktek penyelenggaraan pelayanan publik

    (public service) merupakan salah satu perwujudan

    dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat

    disamping sebagai abdi negara. Fungsi pelayanan

    ini diarahkan pada pemenuhan kebutuhan

    masyarakat sekaligus penciptaan keadilan sosial

    ditengah masyarakat, sehingga dengan demikian

    pemerintah akan dapat mewujudkan kehidupan

    yang lebih baik bagi rakyatnyta (Kurniawan,

    2005:4).

    Pemerintah melalui sistem birokrasinya

    memiliki kewajiban untuk menyediakan pelayanan

    bagi masyarakat. Masalah pelayanan publik

    mempunyai peranan sangat besar karena

    menyangkut kepentingan umum. Kondisi

    penyelenggaraan publik oleh aparatur pemerintahan

    dalam berbagai segi pelayanan antara lain yang

    menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan

    kebutuhan dasar penduduk masih merasakan

    prosedur dan mekanisme pelayanan yang masih

    berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif

    dan kurang konsisten sehingga tidak menjamin

    kepastian hukum, waktu dan biaya. Untuk itu perlu

    adanya pembenahan dan perbaikan kinerja aparatur

    negara agar mampu melaksanakan pelayanan

    secara optimal dan prima berupa pelayanan yang

    cepat, murah, mudah, adil, dan transparan

    (Priandono, 2003).

    Sebagai negara kepulauan terbesar di

    dunia yang terdiri dari 17.058 pulau dengan total

    wilayah 735.355 mil persegi dimana wilayah

    Indonesia dua pertiganya merupakan daerah

    perairan dan laut yang menjadikan negara

    Indonesia sebagai negara maritim. Oleh karena itu

    transportasi laut mempunyai peran yang sangat

    penting di Indonesia. Tidak hanya sebagai alat

    penghubung dari satu wilayah ke wilayah yang

    lain, lebih dari itu sebagai alat angkut perdagangan

    nasional maupun internasional. Dengan kondisi

    tersebut transportasi laut sebagai bagian dari sistem

    transportasi nasional perlu dikembangkan dengan

    baik dan benar untuk menunjang pertumbuhan

    perekonomian. Jika transportasi laut terganggu

    maka perekonomian nasional juga akan ikut

    terganggu. Saait ini menurut Kementerian

    Perhubungan, Indonesia memiliki 2.392 pelabuhan

    resmi dan lebih banyak lagi pelabuhan tidak resmi

    (1 pelabuhan setiap 40 kilometer).

    Kurang diperhatikannya transportasi laut

    ini, dalam beberapa tahun sering terjadi kecelakaan

    kapal yang mengakibatkan korban materi dan jiwa.

    Padahal kalau pemerintah dan aparat yang

    berwenang betul betul memperhatikan masalah-

    masalah yang sering timbul pada transportasi laut,

    mungkin kejadiaan kejadiaan tersebut dapat

    diperkecil resikonya. Kejadiaan kejadian tersebut

    juga banyak kita temui juga di kapal kapal

    penumpang padahal fungsi transportasi ini

    sangatlah penting untuk mobilitas penduduk yang

    ada di pulau yang ingin berkunjung ke pulau

    seberang baik untuk berkunjung atau berdagang.

  • Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

    Volume 3, Nomor 2, Mei Agustus 2015

    2

    Tabel 1.1 Jumlah Kecelakaan

    Transportasi Laut di Indonesia

    Periode 2007-2011

    Sumber: Kementerian Perhubungan

    Sektor transportasi dikenal sebagai salah

    satu mata rantai jaringan distribusi barang dan

    penumpang telah berkembang sangat dinamis serta

    berperan didalam menunjang pembangunan politik,

    ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan

    keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan

    mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara

    langsung sehingga transportasi mempunyai peranan

    yang penting dan strategis. Keberhasilan sektor

    transportasi dapat dilihat dari kemampuannya

    dalam menunjang serta mendorong peningkatan

    ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas

    politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan

    budaya yang diindikasikan melalui berbagai

    indikator transportasi antara lain: kapasitas, kualitas

    pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan, beban

    publik dan utilisasi.

    Pulau Bawean adalah sebuah pulau yang

    terletak di Laut Jawa, sekitar 150 kilometer sebelah

    utara Pulau Jawa. Secara administratif, pulau ini

    termasuk dalam Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa

    Timur dengan memiliki 2 kecamatan didalmnya,

    yakni Kecamatan Tambak dan Kecamatan

    Sangkapura. Pada wilayah Gresik Pulau Bawean, moda transportasi laut merupakan satu-satunya

    moda yang melayani jasa penyeberangan baik

    untuk penumpang maupun barang. Ketergantungan

    wilayah Bawean dapat diperlihatkan dari

    pergerakan penumpang dan barang pada daerah

    Pulau Jawa khususnya Kabupaten Gresik.

    Dalam pelaksanaan otonomi daerah saat

    ini dapat disadari bersama bahwa salah satu tolok

    ukur keberhasilannya adalah apabila masing-

    masing daerah mampu meningkatkan kualitas

    pelayanan publik. Oleh karena itu berbagai

    prosedur maupun mekanisme dalam pelayanan

    yang sudah berjalan hingga sekarang perlu

    dilakukan peninjauan dan pembenahan. Secara

    teoritis pelaksanaan otonomi daerah

    diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas

    pelayanan publik, ukuran paling nyata

    keberhasilan otonomi daerah dalam kerangka

    kemajuan kebebasan (Development for

    Freedom) dan kebebasan berkemajuan

    (Freedom for Development) adalah terciptanya

    suatu inovasi. Menilai kemajuan otonomi

    daerah dalam ukuran inovasi berarti menilai

    seberapa jauh kebebasan yang dimiliki daerah

    mampu mendorong munculnya suatu program,

    kebijakan serta gagasan lokal yang cerdas dan

    khas serta bersungguh-sungguh dalam

    mensiasati setiap bentuk keterbatasan atau

    mengoptimalkan setiap bentuk keunggulan yang

    dimiliki daerah (Sobari, 2004:7).

    Melihat arus penumpang yang terjadi dan

    hanya memiliki satu trayek yaitu Gresik-Pulau

    Bawean, bisa dikatakan Pelabuhan Gresik adalah

    Pelabuhan yang ramai akan penumpang. Tercatat

    arus penumpang disana selalu diatas 30.000 orang

    tiap tahunnya. Banyak hal yang membuat arus

    penumpang di Pelabuhan Gresik begitu ramai

    dikarenakan kebutuhan masyarakat Bawean

    sebagian dipasok dari daerah Gresik, seperti bahan

    pangan dan bahan bakar. Hal ini terlihat dari tabel

    sebagai berikut:

    Tabel I.2 Arus Penumpang Naik dan Turun di

    Pelabuhan Gresik

    Tahun 2010-2012

    Tahun Debarkasi % Embarkasi %

    2010 34.920 30% 45.636 33%

    2011 42.646 36.9% 48.948 35%

    2012 37.970 32.8% 43.497 31%

    Sumber: Badan Pusat Statistik Gresik

    Banyak kendala yang terjadi selama ini

    terkait dengan pelayanan penumpang di Pelabuhan

    Gresik seperti ketersediaan armada kapal, jadwal

    keberangkatan yang tak menentu, persoalan tiket

    kapal. Ada beberapa asumsi yang melatarbelakangi

    kesemrawutan pelayanan transportasi laut yang

    berjarak 80 mill ini. Ketersediaan armada yang

    relatif tidak mampu meng-cover daya angkut

    penumpang, dan cuaca ekstrim yang melumpuhkan

    Tahun Jumlah Jenis Kecelakaan Korban Jiwa

    Kapal Kapal

    Terbakar

    Kapal

    Tubrukan

    Korban Korban

    Tenggelam Meninggal luka-luka

    2007 7 (25%) 4 (40%) 3 (27%) 0 (0%) 100 (15%) 104 (17%)

    2008 5 (18%) 2 (20%) 3 (27%) 0 (0%) 10 (1%) 51 (8%)

    2009 4/(14%) 2 (20%) 1 (9%) 1 (16%) 447 (67%) 0 (0%)

    2010 5 (18%) 1 (10%) 1 (9%) 3 (50%) 15 (2%) 85 (14%)

    2011 6 (22%) 1 (10%) 3 (27%) 2 (33%) 86 (13%) 346 (59%)

    Jumlah 27 10 11 6 658 586

  • Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

    Volume 3, Nomor 2, Mei Agustus 2015

    3

    jalur penghubung satu-satunya antara pulau

    Bawean dengan Gresik daratan sementara

    pengambil kebijakan tidak cukup preventif

    menghadapi problem musiman ini. Realitas

    tersebut tidak pernah dijadikan entry point untuk

    mengambil kebijakan.

    Perbaikan manajemen kapal meliputi

    distribusi atau penjualan tiket, yang selama ini

    masih manual. Dampaknnya penumpang lebih

    sengsara karena penumpang harus melakukan tiga

    waktu. Yaitu menunggu kedatangan kapal dan ini

    butuh waktu bahkan sampai satu minggu, kapal

    datang penumpang harus ikut antri berdesakan beli

    tiket hingga berjam-jam. Kalau tidak kebagian tiket

    kapal maka penumpang hanya bisa gigit jari dan

    menunggu kapal berikutnya (Harian Bhirawa

    melalui www.pulaubawean.com 1 Juli 2014

    diakses pada 17 November 2014).

    Pelayanan publik yang berkualitas

    merupakan salah satu kunci untuk memperoleh

    dukungan dan kepercayaan masyarakat bagi

    pemerintah daerah yang bersangkutan dalam

    menjalankan tugas pemerintah dan pembangunan.

    Dalam pelaksanaan Otonomi Daerah sekarang ini

    perlu disadari bersama bahwa salah satu tolok ukur

    keberhasilannya adalah apabila masing-masing

    daerah mampu meningkatkan kualitas pelayanan

    masyarakat. Oleh karena itu berbagai mekanisme

    dan prosedur pelayanan yang sudah berjalan selama

    ini perlu dilakukan peninjauan dan pembenahan.

    Berdasarkan uraian diatas penelitian ini

    dilakukan untuk mengetahui bagaimana

    sesungguhnya Kualitas Pelayanan Transportasi Publik (Studi Deskriptif Tentang Kualitas

    Pelayanan Kapal Penumpang Trayek Gresik-

    Bawean di Pelabuhan Gresik).

    Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah metode penelitian kualitatif. Alasan

    peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif

    karena peneliti menilai bahwa fenomena yang

    menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini yaitu

    mengenai kualitas pelayanan penumpang di

    Pelabuhan Gresik telah memperoleh pemahaman

    secara mendalam dengan menggunakan metode

    penelitian kualitatif. Tipe penelitian yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah tipe

    penelitian deskriptif. Lokus dari penelitian yang

    menggambarkan kualitas pelayanan penumpang di

    Pelabuhan Gresik ini mengambil lokus penelitian di

    Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik. Penentuan

    informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

    purposive sampling. Sementara pengumpulan data

    dilakukan dengan cara wawancara mendalam,

    observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data

    yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

    reduksi data, penyajian data dan menarik

    kesimpulan. Teknik keabsahan data yang

    digunakan adalah triangulasi sumber data.

    Hasil dan Pembahasan

    Deskripsi Singkat Lokasi Penelitian

    Kabupaten Gresik secara geografis

    terletak antara 7-8 lintang selatan dan 112-113

    bujur timur, dengan luas wilayah 1.191,25

    kilometer persegi dan mempunyai wilayah

    laut/perairan seluas 45.493,25 Ha. serta satu

    Pulau Bawean dengan luasan sekitar 196,11 Km2,

    Pulau ini sendiri dipisahkan oleh Laut Jawa dengan

    jarak (lebih kurang) 80 mil dari Pusat Kota

    Gresik. Adapun jalur penghubung antara Pulau

    Bawean dengan Gresik daratan yakni

    menggunakan transportasi laut berupa kapal

    penyeberangan dengan lintas trayek GresikBawean-Gresik. Kapal-kapal yang melayani

    penyeberangan dimaksud adalah kapal barang dan

    kapal penumpang.

    Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik

    yang berlokasi Jl. Lamongan Bunder Gresik

    (Terminal Bunder) memiliki posisi strategis dalam

    menerapkan isu-isu strategis terkini yang terkait

    dengan reformasi serta pola pikir dan paradigma

    aparatur untuk mendorong terwujudnya

    pemantapan operasional ketatalaksanaan aparatur

    dalam rangka pelayanan penyeberangan di terminal

    penumpang pelabuhan umum di Kabupaten Gresik

    secara optimal.

    Dalam penelitian ini, lokasi penelitian

    dikerucutkan pada bidang Perhubungan Laut yang

    memiliki tugas dan kewajiban berdasarkan

    Peraturan Bupati Gresik Nomor 40 Tahun 2008

    Tentang Rincian Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja

    Dinas Perhubungan, bidang perhubungan laut

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 17-20

    mempunyai tugas melaksanakan urusan

    Perhubungan bidang kepelabuhanan, keselamatan

    pelayaran dan Angkutan Sungai, Danau dan

    Penyeberangan.

    Sesuai dengan kenyataan di lapangan,

    maka kualitas pelayanan publik pada pelayanan

    jasa transportasi laut khususnya penyeberangan

    kapal penumpang trayek Gresik-Bawean di

    Pelabuhan Gresik akan dianalisis dengan

    menggunakan elemen tangibles, reliability,

    responsiveness, assurance, dan emphaty. Berikut

    akan disajikan data dan akan dianalisis berdasarkan

    elemen yang sesuai dengan lapangan kemudian di

    intepretasikan.

  • Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

    Volume 3, Nomor 2, Mei Agustus 2015

    4

    Tangible

    Tangible merupakan bukti fisik dan jasa

    yang bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang

    digunakan, dan representasi fisik dan jasa. Fasilitas

    fisik ini berupa fasilitas yang memberikan

    kenyamanan dan kebebasan bergerak penumpang

    saat menggunakan jasa pelayaran kapal penumpang

    Gresik-Bawean.

    Berbagai macam fasilitas yang harus

    disediakan meliputi penataan fasilitas yang

    memberikan kenyamanan dan kebebasan bergerak

    seperti kapasitas tempat duduk, keleluasan bagasi,

    ketersediaan AC, dan kebersihan ruang. Keempat

    hal tersebut harus disediakan untuk memberikan

    pelayanan yang baik kepada para pelanggan. Pada

    kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam

    suatu organisasi modern dan maju, pertimbangan

    dari para pengembang pelayanan, senantiasa

    mengutamakan bentuk kualitas kondisi fisik yang

    dapat memberikan apresiasi terhadap orang yang

    memberi pelayanan.

    Salah satu yang penting dalam

    memberikan pelayanan publik adalah ruang tunggu.

    Ruang tunggu juga merupakan fasilitas yang

    penting dalam pelayanan publik. Fasilitas

    pelayanan khususnya fasilitas ruangan meliputi:

    Pelayanan yang cukup aman dan tertib, seperti

    misalnya meja layanan dan loket yang cukup

    untuk penerimaan surat/berkas permohonan,

    penjualan karcis, penyetoran dan penerimaan

    uang.

    Tersedianya Informasi, dilengkapi dengan

    bahan-bahan yang penting yang secara umum

    ingin diketahui oleh orang-orang yang

    berkepentingan.

    Ruang tunggu yang dilengkapi dengan

    penerangan yang cukup untuk membaca, tempat

    duduk, meja kecil seperlunya, asbak dan tempat

    sampah. Jika ruang tunggu cukup luas

    sebaiknya disediakan kantin dan toko kecil.

    Tempat ibadah terutama bagi mereka yang

    beragama Islam (Mushola) sebagai kebutuhan

    bagi mereka untuk beribadah.

    Kantin murah selain untuk keperluan pegawai

    juga melayani orang-orang yang sedang

    menunggu. Setidak-tidaknya di ruang tunggu

    disediakan minuman air putih (Moenir, 2006:

    121-122).

    Terkait dengan peralatan dan

    perlengkapan di dalam kapal penumpang untuk

    kepentingan penumpang, Dinas Perhubungan

    dibantu oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas

    Pelabuhan (KSOP) Kelas II Kabupaten Gresik

    dalam hal menjaga keselamatan penumpang.

    Dalam konteks penyeberangan ke Bawean,

    diharuskan terdapat baju pelampung untuk semua

    penumpang, adanya sekoci hingga pintu darurat.

    Peranan teknologi yang berbasis informasi

    dan komunikasi sangat dibutuhkan dalam

    menyediakan produk yang berupa barang atau jasa.

    Teknologi sangat berperan dalam memberikan

    informasi mengenai produk mereka dan juga

    memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

    Tabel I.3 Tangible Dalam Kualitas Pelayanan

    Jasa Penyeberangan Kapal Penumpang Gresik-

    Bawean

    Indikator Gambaran Ideal

    Teoritik

    Kondisi Empiris

    Tangible

    a. Fasilitas fisik

    b. Peralatan yang digunaka

    n

    Pemenuhan fasilitas

    fisik akan

    mendukung pelaksanaan

    pelayanan.

    Tersedianya

    peralatan yang lengkap dan

    memadai membantu

    meningkatkan kualitas pelayanan

    Fasilitas yang

    ada kurang

    memuaskan.

    Peralatan yang ada perlu

    ditingkatkan

    Indikator tangible dalam konteks

    pelaksanaan pelayanan yang dilakukan Dinas

    Perhubungan Kabupaten Gresik dapat berfungsi

    sebagai alat utama atau pembantu dalam

    melaksanakan operasionalisasi dan berfungsi sosial

    dalam rangka kepentingan masyarakat pengguna

    jasa penyeberangan kapal penumpang di Pelabuhan

    Gresik.

    Realiability

    Reliability merupakan kemauan unit

    pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang

    dijanjikan dengan tepat. Indikator ini menyebutkan

  • Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

    Volume 3, Nomor 2, Mei Agustus 2015

    5

    bahwa pelanggan menginginkan kepastian

    ketersediaan kapal dan jadwal keberangkatan

    dalam memberikan pelayanan.

    Tidak ada masalah berarti untuk

    keberangkatan kapal. Semua sudah terjadwal dan

    memang harus mengikuti aturan yang ada.

    Kalaupun ada, seringnya karena faktor alam yang

    memang tidak bisa diprediksi. Kalau soal jadwal

    kedatangan kapal bergantung pada ombak di laut

    karena ombak bisa memperlambat ataupun

    mempercepat jalannya kapal sampai tujuan.

    Dari pengumpulan data yang dilakukan

    dijelaskan bahwa dalam melaksanakan ketepatan

    dalam memberikan pelayanannya sudah baik. Hal

    ini dapat diukur dengan kinerja dari awak kapal

    yang sesuai dengan apa yang diperintahkan maka

    ketepatan waktu dapat dicapai. Menurut C.L

    Littlefield dan kawan-kawan, yang garis besarnya

    adalah bahwa standar waktu dapat ditetapkan pada

    waktu dilakukan pengukuran kinerja karena

    memang dalam pengukuran kinerja termasuk

    pengukuran waktu yang diperlukan untuk

    penyelesaian pekerjaan (Moenir, 2001:20).

    Responsiveness

    Setiap pegawai dalam memberikan

    bentuk-bentuk pelayanan, mengutamakan aspek

    pelayanan yang sangat mempengaruhi perilaku

    orang yang mendapat pelayanan, sehingga

    diperlukan kemampuan daya tanggap dari pegawai

    untuk melayani masyarakat sesuai dengan tingkat

    penyerapan, pengertian, ketidaksesuaian atas

    berbagai hal bentuk pelayanan yang tidak

    diketahuinya. Hal ini memerlukan adanya

    penjelasan yang bijaksana, mendetail, membina,

    mengarahkan dan membujuk agar menyikapi

    segala bentuk-bentuk prosedur dan mekanisme

    kerja yang berlaku dalam suatu organisasi,

    sehingga bentuk pelayanan mendapat respon

    positif.

    Untuk menciptakan sosok birokrasi

    pemerintahan yang responsive terhadap kebutuhan-

    kebutuhan dan aspirasi masyarakat, dinamika

    dalam menjalankan fungsi maupun tugas negara,

    merupakan modal birokrasi yang dibutuhkan dalam

    kerangka pemerintah yang berorientasi pelayanan

    (customer drive government). Hal ini sejalan

    dengan teori yang dikemukakan oleh Santoso

    bahwa fungsi utama birokrasi adalah pelayanan

    langsung kepada masyarakat. Untuk itu permintaan

    pengguna jasa angkutan kapal penyeberangan

    penumpang sangat dibutuhkan untuk melakukan

    adanya suatu perubahan pelayanan yang

    berorientasi pada kepuasan pengguna jasa itu

    sendiri.

    Tabel I.4 Rekapitulasi Hasil

    Pengumpulan Data tentang Kesiapan Petugas

    dalam Memberikan Pelayanan

    Kesiapan Petugas Dinas Perhubungan

    Menampung setiap

    permintaan pelanggan

    Petugas mempunyai

    kesiapan untuk

    menampung setiap

    permintaan pelanggan dan

    sebisa mungkin

    melaksanakan permintaan

    pelanggan.

    Menyaring

    permintaan pelanggan

    Setiap memberikan

    pelayanan pasti terdapat

    banyak permintaan,

    petugas Dishub

    mempunyai kesiapan

    dalam menyaring

    permintaan mana yang

    perlu dikerjakan dulu dan

    mana yang selanjutnya.

    Assurance

    Assurance (jaminan) adalah kemampuan

    dan keramahan serta sopan santun aparat dalam

    meyakinkan kepercayaan konsumen. Kepastian

    atau jaminan yang dimaksud adalah pengetahuan

    dan perilaku (kesopanan) aktor pelayanan

    administrasi dan kemampuan memberikan

    kepercayaan kepada pelanggan. Terkait dengan

    penelitian ini, peneliti mencoba mencari tahu

    bagaimana masyarakat mengetahui dan memahami

    prosedur yang ada dalam pelaksanaan pelayaran

    kapal ke Bawean.

    Selain dari performance tersebut, jaminan

    dari suatu pelayanan juga ditentukan dari adanya

    komitmen organisasi yang kuat, yang

    menganjurkan agar setiap pegawai memberikan

    pelayanan secara serius dan sungguh-sungguh

    untuk memuaskan orang yang dilayani. Bentuk

    jaminan yang lain yaitu jaminan terhadap pegawai

    yang memiliki perilaku kepribadian (personality

    behavior) yang baik dalam memberikan pelayanan,

    tentu akan berbeda pegawai yang memiliki watak

    atau karakter yang kurang baik dan yang kurang

    baik dalam memberikan pelayanan (Margaretha,

    2003:201).

    Jaminan pelayanan selain proses yang

    cepat, juga mengenai jaminan tarif tiket kapal.

    Dimana informasi tarif sudah ditetapkan secara

    fixed dan kenaikan pada hari tertentu yang

    mengalami kenaikan. Terkait dengan tarif khusus

  • Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

    Volume 3, Nomor 2, Mei Agustus 2015

    6

    pelajar, banyak yang berpendapat bahwa hal

    tersebut sangat baik dan tentu membantu untuk

    menekan pengeluaran mengingat pelajar belum

    berpenghasilan dan layak untuk disubsidi.

    Berdasarkan dari hasil penelitian dapat diketahui

    bahwa dalam performance petugas sudah baik

    karena mereka ramah terhadap penumpang dan

    kadangkala membantu penumpang dalam

    pelayanannya. Namun soal jaminan pelayanan

    khususnya tiket, penumpang kurang puas

    dikarenakan memberatkan calon penumpang yang

    hendak ke Bawean dengan tidak bisa dipastikan

    ketersediaan tiket dan cara mendapatkan tiket yang

    dirasa menyusahkan karena tidak menerapkan

    sistem online. Untuk soal tarif khusus buat pelajar

    hendaknya Dinas Perhubungan Kabupaten Gresik

    mengkaji ulang kebijakannya karena membuat

    permasalahan di lapangan menjadi rumit tanpa

    solusi yang jelas. Apabila dikaitkan dengan

    pendapat Parasuraman, maka kemampuan dan

    kesopanan, serta kemudahan dalam proses

    pelayanan sudah sesuai dengan pengetahuan,

    kemampuan, kesopanan.

    Empathy

    Empathy yaitu sikap tegas tetapi penuh

    perhatian dari aparat terhadap konsumen seperti

    kemudahan dalam melakukan hubungan antar

    pengguna jasa dan petugas. Secara umum adalah

    bagaimana petugas dapat merasakan kebutuhan

    penumpang kapal akan pelayanan yang cepat,

    mudah dan murah.

    Selain sikap yang ramah yang ditunjukan,

    petugas juga cukup sering mendekatkan diri kepada

    penumpang yang sekiranya kebingungan ataupun

    butuh pertolongan. Namun perhatian yang yang

    diberikan oleh petugas tidak semua dinikmati oleh

    penumpang, hal ini dikarenakan jumlah petugas

    yang di lapangan minim sedangkan penumpang

    jumlahnya banyak. Ini tentu sulit bagi petugas

    dalam memberikan pelayanannya.

    Kesimpulan dan Saran

    Tingkat kualitas pelayanan kapal

    penumpang trayek Gresik-Bawean di Pelabuhan

    Gresik dilihat dari aspek:

    Tangible: Persepsi pelanggan pada kualitas pelayanan dinilai dari bukti langsung atau

    bukti fisik termasuk fasilitas, sarana dan

    prasarana yang digunakan dalam proses

    pelayanan jasa dalam kategori cukup baik

    dimana keadaan kapal yang perlu diperhatikan

    untuk memberikan kepuasan terhadap

    penumpang. Beberapa bagian perlu perhatian

    ekstra seperti ruangan yang bau dan kotor.

    Reliability: Dalam proses pelayanannya terutama keberadaan kapal sebagai akses

    penghubung menuju Bawean sudah baik. Ini

    dikarenakan setiap hari ada kapal yang siap

    melayani masyarakat yang akan menuju

    Bawean. Kendala seperti keterlambatan kapal

    karena faktor eksternal seperti cuaca yang

    tidak mendukung dapat dimaklumi oleh

    penumpang.

    Responsiveness: Dari segi kemauan dan kesiapan pelayanan, petugas disini baik dari

    Dinas Perhubungan maupun awak kapal

    cukup baik. Awak kapal siap siap untuk

    menampung dan menyaring permintaan

    pelanggan terkait dengan pelayanan.

    Kekurangan disini hanyalah jumlah petugas

    yang minim sehingga kurang mencakup

    semua penumpang.

    Assurance: Persepsi pelanggan dilihat dari pelayanan dari indikator jaminan termasuk

    dalam kategori buruk. Ini dilihat dari

    susahnya calon penumpang untuk

    mendapatkan tiket kapal karena sistem yang

    berjalan hanya manual, sedangkan mayoritas

    penumpang adalah masyarakat Bawean yang

    dari luar kota atau pulau. Harus ada langkah

    kongkret untuk menjawab keluhan masyarakat

    karena tidak adanya jaminan untuk

    mendapatkan tiket kapal.

    Empathy: Dengan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan seperti petugas berupaya

    mendekatkan diri kepada penumpang dengan

    berada diantara penumpang untuk dimintai

    tolong, kualitas pelayanan dari indikitator ini

    cukup baik.

    Melihat kesimpulan diatas dapat diberikan

    saran guna meningkatkan kualitas pelayanan jasa

    angkutan laut penyeberangan kapal penumpang

    trayek Gresik-Bawean di Pelabuhan Gresik

    sebagai berikut:

    Memperhatikan kembali keadaan ruangan agar tetap bersih, wangi, dan tertib agar

    penikmat jasa merasa nyaman. Memanjakan

    penikmat jasa dengan melengkapi fasilitas.

    Memiliki kapal sendiri ataupun bermitra dengan perusahaan kapal yang mampu

    menyediakan kapal yang bisa beroperasi pada

    saat ombak tinggi.

  • Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 - 341X

    Volume 3, Nomor 2, Mei Agustus 2015

    7

    Menambah jumlah petugas di lapangan agar bisa melayani masyarakat yang ingin bertanya

    ataupun mendapatkan info terkait dengan

    penyeberangan.

    Segera menerapkan sistem online terkait dengan penjualan tiket.

    Mengadakan peatihan untuk meningkatkan kinerja petugas.

    Daftar Pustaka

    Kurniawan Agung. 2005. Transformasi Pelayanan

    Publik, Yogyakarta : Pembaharuan

    Moenir H.A.S. 2001. Manajemen Pelayanan

    Umum Di Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara

    Moenir H.A.S. 2006. Manajemen Pelayanan

    Umum Di Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara

    Sobari, wawan, dkk. 2004. Inovasi sebagai

    Referensi : Tiga Tahun Otonomi Daerah dan

    Otonomi Award, Surabaya : Jawa Pos Institute of

    Pro-Otonomi

    (Harian Bhirawa melalui www.pulaubawean.com

    1 Juli 2014 diakses pada 17 November 2014).