kimia klinik

Download KIMIA KLINIK

If you can't read please download the document

Upload: sutilao

Post on 09-Oct-2015

535 views

Category:

Documents


86 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAir adalah salah satu unsur alam yang sangat vital bagi kehidupan. Tak ada yang menyangkal akan pernyataan tersebut. Diantara fungsi terpenting air adalah berfungsi menjalankan segala aktifitas tubuh manusia. Pemeriksaan laboratorium untuk memantau kesetimbangan cairan di dalam tubuh adalah pemeriksaan elektrolit. Elektrolit mempunyai fungsi penting dalam tubuh. Hampir semua aktifitas metabolisme selalu melibatkan elektrolit.Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit tubuh ada yang bermuatan positif (kation) dan bermuatan negative (anion).Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk ion bebas (free ions). Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu kation dan anion. Jika elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka elektrolit tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika elektrolit tersebut mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut disebut sebagai anion. Contoh dari kation adalah natrium (Na ) dan nalium (K ) & contoh dari anion adalah klorida (Cl ) dan bikarbonat (HCO ). Elektrolit- elektrolit yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah natrium (Na ), kalium (K ) kalsium (Ca ), magnesium (Mg ), klorida (Cl ), bikarbonat (HCO ), fosfat (HPO ) dan sulfat (SO). Di dalam tubuh manusia, kesetimbangan antara air (HO) elektrolit diatur secara ketat agar sel-sel dan organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Pada tubuh manusia, elektrolit-elektrolit ini akan memiliki fungsi antara lain dalam menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur pendistribusian cairan ke dalam kompartemen badan air (bodys fluid compartement), menjaga pH tubuh dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut berperan dalam setiap proses metabolisme. Sehubungan dengan hal tersebut maka akan dibahas tentang makalah tentang analisis elektrolit.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini:1. Bagaimana pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Natrium ?2. Bagaimana pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Kalium?3. Bagaimana pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Klorida?4. Bagaimana pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Kalsium?5. Bagaimana pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Fosfor?6. Bagaimana pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Magnesium?1.3 TujuanBerdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang akan dibahas dalam makalah ini.1. Untuk mengetahui pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Natrium.2. Untuk mengetahui pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Kalium.3. Untuk mengetahui pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Klorida.4. Untuk mengetahui pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Kalsium.5. Untuk mengetahui pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Fosfor.6. Untuk mengetahui pemeriksan laboratorium analisis elektrolit darah pada Magnesium.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 NATRIUM (Na)Natrium adalah kation Na utama cairan ekstrasel dan sebagian besar berhubungan dengan klorida dan bikarbonat dalam pengaturan asam-basa. Na penting dalam mem-pertahankan tekanan osmotik cairan tubuh. Pada individu yang peka, terdapat hubungan jelas antara intake Na dengan tekanan darah diastolik. Jadi NaCl dapat memperhebat hipertensi yang telah ada. Sumber utama dalam makanan adalah pada garam dapur (NaCl). Natrium adaiah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler (di luar sel), mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh, mengaktifkan enzim, sebagai konduksi impuls saraf.a. MetabolismeDiserap oleh ileum, diekskresi melalui urin. Ginjal mampu menghemat Na dengan membuang K atau H . Apabila diperlukan intake air lebih dari 4 l/hari untuk mengganti keringat yang hilang, maka harus diberi Na Cl ekstra. Kontak terus menerus dengan suhu tinggi dengan berkeringat berlebihan, kehilangan Na dalam keringat akan dijurangi oleh proses adaptasi yang mengikut sertakan aldosteron. Pada penyakit ginjal, kemampuan menghemat Na seringkali hilang, dan terjadi gangguan keseimbangan natrium, klorida, kalium dan air yang parah. Natrium atau sodium merupakan salah satu mineral penting bagi tubuh. Kadar natrium di dalam tubuh sekitar 2 persen dari total mineral. Tubuh orang dewasa sehat mengandung 256 gram senyawa natrium klorida (NaCl) yang setara dengan 100 gram unsur natrium. Kadar natrium normal pada serum 310-340 mg/dL.Konsentrasi Na banyak terdapat di dalam darah dan cairan limfa. Keabnormalan Na dalam darah mengindikasikan adanya gangguan kesehatan. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan elektrolit darah yang lain seperti kalium (K), klorida (Cl), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Serum / plasma : 4-8C selama 2 minggu, -20C selama 1 tahun, 20-25C : 2 minggu. Unsur Na terdapat pada garam dapur (NaCl), susu, dan telur. Na berfungsi memelihara tekananosmosis sel, pH, serta mengatur permeabilitas membran sel. Selain itu, Na mempunyai peranan dalam konduksi impuls darisaraf. Kurangnya konsumsi natrium dapat menyebabkan volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai kram otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku.Walaupun natrium memegang peran penting untuk kesehatan tubuh, konsumsi yang berlebih tetap harus dicegah karena dapat menimbulkan efek negatif. Banyaknya sumber natrium di alam menyebabkan kasus defisiensi natrium sangat jarang terjadi. Sebaliknya, kasus kelebihan konsumsi yang justru sering menjadi masalah. Karena itu, kita perlu mencermati pola makan agar terhindar dari dampak negatif kelebihan natrium.SumberBahan pangan, baik nabati maupun hewani, merupakan sumber alami natrium. Umumnya pangan hewani mengandung natrium lebih banyak dibandingkan dengan nabati. Namun, sumber utamanya garam dapur (NaCl), soda kue (natrium bikarbonat), penyedap rasa monosodium glutamat (MSG), serta bahan-bahan pengawet yang digunakan pada pangan olahan, seperti natrium nitrit dan natrium benzoat.Unsur natrium sangat penting untuk penyerapan glukosa di dalam ginjal dan usus, serta untuk pengangkutan zat-zat gizi lain melewati membran sel. Melalui asosiasinya dengan klorida (Cl) dan bikarbonat, Na terlibat dalam pengaturan keseimbangan asam-basa, sehingga cairan tubuh berada pada kisaran pH netral untuk mendukung metabolisme tubuh.Sebagian besar natrium diserap oleh usus halus dan hanya sedikit yang diserap oleh lambung. Dari usus, natrium dialirkan oleh darah ke hati, kemudian ke ginjal untuk disaring dan dikembalikan ke darah dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Regulasi metabolisme natrium oleh ginjal dikontrol oleh aldosteron, yaitu hormon yang disekresikan oleh kelenjar adrenal. Apabila konsumsi natrium rendah atau kebutuhan tubuh meningkat, kadar aldosteron akan meningkat dan ginjal lebih banyak menyerap kembali (reabsorpsi) natrium. Hal sebaliknya terjadi jika konsumsi natrium berlebihan.b. Faktor Penurunan elektrolit Natrium (Na)Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam, gagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah tinggi yang fungsinya mengeluarkan air dalam tubuh).Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung krohis, dehidrasi, asupan Na dari makanan tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, obat golongan laksansia (obat pencahar). Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan kaleng, terasi, dan Iain-Iain.), keju,/.buah ceri, saus tomat, acar, dan Iain-Iain.

c. Fungsi pemeriksan Pemeriksaan natrium (Na) berguna untuk mengetahui konsentrasi Na (elekrolit dan mineral) di dalam darah. Natrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan air (sejumlah cairan di dalam maupun di luar sel tubuh) dan elektrolit di dalam tubuh, mengontrol tekanan darah, serta berperan penting dalam fungsi kerja saraf dan otot. Konsentrasi Na banyak terdapat di dalam darah dan cairan limfa. Keabnormalan Na dalam darah mengindikasikan adanya gangguan kesehatan. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan elektrolit darah yang lain seperti kalium (K), klorida (Cl), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Serum / plasma : 4-8C selama 2 minggu, -20C selama 1 tahun, 20-25C : 2 minggu.Dalam tubuh kita terdapat sistem otonom untuk mengatur keseimbangan kadar natrium di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan mengirimkan sinyal rasa haus dan mendorong kita untuk minum. Selain itu, jika sensor dalam pembuluh darah dan ginjal mengetahui adanya kenaikan tekanan darah dan sensor di jantung menemukan adanya peningkatan volume darah, ginjal dirangsang untuk mengeluarkan lebih banyak natrium dan air kencing, sehingga mengurangi volume darah.Jika kadar natrium terlalu rendah, sensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui bila volume darah menurun dan memacu reaksi rantai yang berusaha untuk meningkatkan volume cairan dalam darah. Kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormon aldosteron, sehingga ginjal menahan natrium. Sementara itu, kelenjar hipofisa mengeluarkan hormon antidiuretik, sehingga ginjal menahan air.

d. Klinisa. Penurunan natrium terdapat pada penderita muntah, diare, penghisapan lambung, cedera jaringan, diet rendah garam, luka bakar, gagal ginjal, penggunaan obat diuretik furosemid, thiazid dan manitol.b. Peningkatan natrium terdapat pada penderita: dehidrasi, muntah, diare, gangguan jantung kronis, hiperfungsi adrenal, gagal hepatik, intake Na tinggi, dan penggunaan obat kortison, antibiotik, laksansia dan obat batuk.e. Pemeriksan Natrium1. Pra analitika. Persiapan Pasien: Tidak ada persiapan khususb. Persiapan Sampel: Tidak ada persiapan khususc. Metode : Fotometrik dengan determinasid. Prinsip : Natrium (sodium) akan cepat mengendap dengan adanya mangnesium uranyl acetat, sisa ion uranyl dalam suspensi bersama dengan thioglycolic acid akan membentuk kompleks berwarna kuning coklat. Perbedaan antara reagen blank (tanpa precipitant) dengan analisa adalah sebanding dengan konsentrasi natrium (sodium)e. Alat dan bahan Alat yang digunakan:1. Centrifuge2. Rak dan tabung reaksi3. Kuvet4. Spektrofotometer5. Pipet automatic 20l, 1000l Bahan yang digunakan1. Bahan : Serum2. Reagen:a. 60 ml precipilating solutionb. Uranyl acetat 19 mmol/lc. Mangnesium acetat 140 mmol/ld. 60 ml colour reagente. Ammonium thioglycolate 550 mmol/lf. Ammonia 550 mmol/lg. 2ml standarth. Sodium (Na+)2. Analitik Cara kerja ReagenStandartPemeriksaan Standart (l) -20 - Serum (l) -- 20 Presipitant (l) -1000 1000Dicampur, didiamkan 5 menit, dicentrifuge 4000rpm selama 5-10 menit (dipipet dalam tabung)Presipitant (l) 20 - -Supernatant (l) -20 20RGT (l) 10001000 1000Dicampur, didiamkan 15 menit, dibaca abs reagen B, standart dan pemeriksaan terhadap aquadest pada 410 nm (blanko aquadest).3. Pasca analitikNilai normal dalam serum :Dewasa : 135-145 mEq/L, atau 135-145 mmol/LBayi: 134-150 mEq/LAnak: 135-145 mEq/L2.2 KALIUM (K)Kalium adalah elektrolit yang paling banyak ditemukan di cairan intraseluler (sel). Kadar kalium dalam serum hanya sedikit, dan dapat menimbulkan keadaan gagal jantung jika kadar kalium serum < 2,5 mEq/l atau >7,0 mEq/l. 80 sampai 90% kalium tubuh diekskresikan melalui ginjal. Jika terdapat kerusakan jaringan, kalium akan keluar dari sel dan masuk dalam cairan ekstraseluler (cairan interstitial dan intravaskular). Jika fungsi ginjal adekuat, kalium dalam cairan intavaskuler akan diekskresikan. Pada keadaan ekskresi kalium berlebih, terjadi defisit kalium serum (hipokalemia). Namun demikian, jika ginjal mengekskresikan urin sebanyak < 600 ml perhari. Kalium akan terakumulasi dalam cairan intravaskular sehingga akan terjadi kalium serum berlebih (hiperkalemia).Tubuh tidak mengonservasi kalium, dan ginjal mengekskresikan kalium rata-rata sebanyak 40 mEq/l perhari (berkisar antara 25 sampai 120 mEq/l atau 24 jam), bahkan dengan asupan diet rendah kalium. Kebutuhan kalium perhari adalah 3 sampai 4 gram atau sebesar 40 sampai 60 mEq/l (Kee, 2007). Tubuh menambah kalium melalui makanan (terutama daging, buah, dan sayuran) dan obat-obatan. Selain itu, cairan ekstraseluler menambah kalium kapan saja terdapat kerusakan sel-sel atau gerakan kalium keluar sel. Namun, peningkatan kadar kalium serum biasanya tidak terjadi kecuali terdapat penurunan yang bersamaan dengan fungsi ginjal (Horne dan Sweringen, 2000). Ekskresi kalium di ginjal meningkat seiring konsentrasi kalium plasma. Selain itu ekskresi kalium juga dipengaruhi oleh aldosteron, perubahan pH, laju aliran di ductus kolektivus, pergerakan natrium, vasopesin, dan obat-obatan. Hipokalemia biasanya menunjukkan adanya kehilangan kalium melalui usus, ginjal, dan pergerakan kalium ke dalam sel. Di ginjal, kehilangan kalium dapat diakibatkan oleh kelebihan aldostreron atau kelebihan pergerakan natrium ke tubulus distal, seperti yang dapat terjadi pada penggunaan diuretik loop atau diuretik tiazid. Hiperkalemia biasanya menunjukkan penurunan sekresi kalium urin atau yang lebih jarang, pelepasan akut dari sel atau kegagalan kalium memasuki sel. Hiperkalemia tidak baersifat persisten kecuali jika terdapat gangguan ekskresi oleh ginjal. Pada kasus sampel hemolisis, kalium akan dilepaskan ke dalam plasma. Hal ini dapat memacu estimasi palsu kadar kalium plasma yang melonjak tajam.a. Ciri-ciri Kalium1. Berbentuk logam yang lunak2. Warnanya putih keperakan3. Sangat reaktif dalam air 4. Mudah teroksidasi dengan udara5. Sifat kimiawinya mirip dengan natriumb. Fungsi kaliumDi dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat.c. Keseimbangan KaliumKalium (K) adalah kation utama kompartemen cairan intraseluler (CIS). Sekitar 90 % asupan kalium diekskresikan di urin dan 10 % di feses. Konsentrasi normal kalium di plasma adalah 3,5 4,8 mmol/L, sedangkan konsentrasi intraseluler dapat 30 kali lebih tinggi, dan jumlahnya mencapai 98 % dari jumlah Kalium keseluruhan. Walaupun kadar kalium di dalam CES hanya berkisar 2 % saja, akan tetapi memiliki peranan yang sangat penting dalam menjaga homeostasis. Perubahan sedikit saja pada kalium intraseluler, akan berdampak besar pada konsentras kalium plasma.Keseimbangan Kalium diatur dengan menyeimbangkan antara pemasukan dan ekskresi, serta distribusi antara intrasel dan ekstrasel. Regulasi akut kalium ekstraseluler dicapai dengan perpindahan kalium internal antara CES dan CIS. Ketika kadar kalium ekstrasel meningkat akibat asupan yang banyak, atau disebabkan oleh pembebasan kalium internal, maka regulasi akut ini akan terjadi. Regulasi ini merupakan kontrol hormonal. Insulin disekresikan segera setelah makan, dan ini akan menstimulasi Na, K, ATPase dan mendistribusikan Kalium yang didapat dari selsel makhluk hidup yang dimakan ke intrase.Epinefrin meningkatkan ambilan kalium sel, yang mana penting untuk kerja otot dan trauma. Kedua kondisi ini memicu terjadinya peningkatan kalium plasma. Aldosteron juga berperan dalam meningkatkan konsentrasi kalium intraseluler. Perubahan pH mempengaruhi distribusi kalium ekstra dan intraseluler. Pada asidosis, konsentrasi Kalium ekstraseluler meningkat, sedangkan alkalosis cenderung membuat hipokalemia.d. Efek Kekurangan dan Kelebihan Kalium1. Efek Jika KekuranganPenggunaan Pencahar, kadar kalium dalam darah orang normal 3,5-5 mEq/liter. Bila kurang dari itu dibilang kekurangan kalium atau dikenal dengan istilah hipokalemia. Orang jarang kekurangan kalium,. Penyebab hipokalemia antara lain:a. Asupan kalium yang kurang. Secara fisiologis, ekskresi kalium di ginjal sebanding dengan jumlah asupan. Hipokalemia jarang yang hanya disebabkan asupan kalium yang rendah saja.b. Pengeluaran Kalium yang berlebihan. Ekskresi kalium dapat melalui sistem pencernaan, keringat atau ginjal. Beberapa etiologi ekskresi kalium meningkat adalah muntah, pemakaian (Naso Gastric Tube) NGT, diare, dll.Kalium berpindah dari ekstrasel ke intrasel (Redistribusi). Terjadi pada keadaan alkalosis, pemberian insulin, pemakaian beta 2 agonis, paralysis periodic hypokalemic, dan hipotermia. Konsentrasi ion kalium pada pada ekstrasel sangat keci dan keadaan ini tidak tercermin pada jumlah kalium serum. Pada hipokalemia kronik, penurunan kalium serum 1 mmol/L sebanding dengan defisit 200 mmol/L kalium total tubuh, maka perlu dipertahankan kalium serum > 4 mEq/L.Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Kondisi yang lebih berat dapat mengakibatkan kelemahan fungsi otot dan tubuh mudah lelah. Pada hipokalemia, penderita biasanya mengeluhkan badannya lemas dan tak bertenaga. Hal ini terjadi mengingat fungsi kalium dalam menghantarkan aliran saraf di otot maupun tempat lain. Kelemahan otot biasanya terjadi pada otot kaki dan tangan, tetapi kadang juga mengenai otot mata, otot pernapasan, dan otot untuk menelan. Kedua keadaan terakhir ini dapat berakibat fatal.Pada kondisi hipokalemia parah, sistem saraf juga mengalami gangguan dalam mengantarkan rangsangan. Yang lebih parah, meskipun jarang terjadi, hipokalemia dapat menyebabkan masalah serius seperti detak jantung tak beraturan hingga berhentinya detak jantung.Defisiensi kalium dapat mempengaruhi berbagai sistem organ, seperti sistem kardiovaskuler, otot dan ginjal. Hipokalemia dapat menyebabkan hipertensi dan aritmia ventrikel. Mekanisme terjadinya hipertensi masih belum dapat dijelaskan dengan baik. Akan tetapi, keadaan ini dihubungkan dengan retensi garam di ginjal, selain akibat berbagai proses hormonal. Aritmia terjadi akibat membran potensial otot jantung yang terdepolarisasi sebagian. Keadaan hipokalemia dapat memeperburuk hiperglikemia pada pasien diabetes, akibat pengaruh terhadap pelepasan insulin dan sensitivitas organ terhadap insulin. Rabdomiolisis dapat terjadi sebagai akibat dari hiperpolarisasi sel otot rangka, selain adanya gejala kram, mialgia, dan mudah lelah. Hipokalemia dapat mempengaruhi keseimbangan asam basa sistemik, melalui efek terhadap berbagai komponen dari regulasi asam basa di ginjal.Diagnosis hipokalemia didasarkan kepada hasil pengukuran kalium serum kecil dari 3,5 mmol/L. Untuk mengetahui penyebab, dilanjutkan dengan pengukuran kalium urin, status asam basa dan Transtubular Kalium Consentration Gradient (TTKG). Indeks ini menggambarkan konservasi kalium pada duktus koligentes di korteks ginjale. Klinis Hiperkalemia dapat terjadi apabila ada gangguan ginjal, oliguria, anuria, infus KCl, perlukaan, metabolik asidosis dan penggunaan obat terutama sefalosforin, heparin, epinefrin, histamin, isoniazid dan spironolakton. Hiperkalemia dapat terjadi karena input kalium rendah dan ekskresi lewat urine berlebihan, misalnya pada penyakit muntah, diare dehidrasi, malnutrisi, diet ketat, trauma, luka pembedahan, dan penghisapan lambung, DM asidosis, banyak makan permen, luka bakar, hiperaldosteron, alkalosis metabolik dan penggunaan obat terutama diuretik, kortisone, estrogen, insulin, litium karbonat dan aspirin. Kadar kalium serum < 2,5 mEq/L atau lebih dari 7,0 mEq/L dapat menimbulkan kematian. sumber kalium, Buah-buahan, sari buah, kacang-kacangan, buah kering, sayuran, kopi, teh dan cola.f. Pemeriksaan kalium1. Pra analitika. Persiapan Pasien: Tidak ada persiaan khususb. Persiapan Sampel: Tidak ada persiapan khususc. Metode: Fotometrik dengan Turbidimetrikd. Alat dan bahan: Alat yang digunakan1. Kuvet2. Clinipet 50 l, 100 l, 500 l, dan 1000 l3. Tip Kuning dan Tip Biru4. Spektrofotometer5. Tissue6. Tabung sentrifuge7. Sentrifuge Bahan yang digunakanBahan : Serum Reagensia : Presipitan (PREC) Tetra Penil Boron (TPB) NaOH Standar K+ (5 mmol/l)2. Analik Presipitasi: Dipipet ke dalam tabung sentrifuge : 50 l serum + 500 l PREC, Dicampur, dipusingkan 4000 rpm selama 10 menit. Pemeriksaan :BlankoStandarPemeriksaan

Reagen Kerja1000 l1000 l1000 l

Standar-100 l-

Supernatan--100 l

Dicampur, kemudian dibaca denagn absorban standar dan pemerilksaan terhadap blanko pada panjang gelombang 578 nm setelah 15 menit. 3. Pasca analitikNilai normalDewasa : 3,5-5,0 mEq/L, atau 3,5-5,0 mmol/LBayi: 3,6-5,8 mEq/LAnak: 3,6-5,8 mEq/L2.3 KLORIDA (Cl)Merupakan anion yang banyak terdapat pada cairan ekstra seluler, tidak berada dalam serum, berperan dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam basa dan dengan natrium menentukan osmolalitas. Cl sebagian besar terikat dengan Na dalam bentuk NaCl.Klorida merupakan anion yang banyak terdapat di dalam tubuh dan mempunyai peranan penting dalam tubuh, antara lain:1. Proses osmolalitas cairan tubuh Ion klorida merupakan elektrolit yang banyak terdapat dalam tubuh manusia dan hewan. Dalam tubuh klorida terdapat dalam bentuk terdisosiasi penuh. Ion ini bertanggung jawab terhadap tekanan osmotik cairan tubuh. dapat mempengaruhi kelarutan protein dan komponen lainnya.2. Proses keseimbangan asam basaPada semua organisme yang hidup, keseimbangan asam basa sangat penting untuk dipertahankan, karena hampir semua reaksi biokimia dalam tubuh tergantung pada fisiologi tubuh dalam mempertahankan konsentrasi ion H+ dan pH. Keseimbangan ini sangat dipelukan untuk optimalisasi fungsi enzim, distribusi elektrolit, fungsi sel termasuk fungsi eritrosit dalam mengangkut oksigen dll. Secara tidak langsung, klorida juga mempertahanan pH cairan tubuh, berkesesuaian dengan bikarbonat. Peningkatan kadar klorida dalam serum disebut hiperkloremia. Keadaan ini dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolik, penderita gagal ginjal, akromegali, dehidrasi, hipertensi, glomerulonefritis, dll.Sedangkan hipokloremia yaitu penurunan kadar klorida dalam darah dapat terjadi pada keadaan asidosis respiratorik, penyakit Addison's, diuretik, luka bakar, sirosis, dll. Pemeriksaan kadar klorida ini menggunakan metode titrimetri dengan menggunakan alat kloridometri atau ISE (Ion Selective Electrode). Selain alat-alat tersebut pemeriksaan kadar klorida dapat menggunakan metode spektrofotometri dengan menggunakan sampel serum, urin, dll.a. KlinisPenurunan kadar Cl dapat terjadi pada penderita muntah, penghisapan lambung, diare, diet rendah garam, GE, kolitis, isufisiensi adrenal, infeksi akut, luka bakar, alkalosis metabolik, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, asidosis respiratorik, penurunan kadar kalium dan natrium dan dapat juga karena penggunaan obat thiazid, diureti loop, dan bikarbonat.Peningkatan klorida dapat terjadi pada penderita dehidrasi, hiperfungsi adrenal, peningkatan Na, cedera kepala, decompensasio cordis, infus NaCl, asidosis metabolik, gangguan ginjal dan dapat juga karena obat amonium chlorid (OBH) , penggunaan kortison dan asetazolamid.b. Pemeriksaan klorida1. Pra analitika. Persiapan Pasien: Tidak ada persiapan khusus b. Persiapan Sampel: Tidak ada persiapan khususc. Metoda : ISE (Ion Selektif Elektroda)d. Prinsip : Klorida akan ditarik oleh elektroda yang sensitif terhadap ion-ion tersebut. Kemudian digunakan elektroda reference untuk membandingkan naik turunnya potensial.e. Alat dan bahan: Alat yang digunakan1. Alat : Easylite2. Tabung sentrifuge3. Sentrifuge4. Peralatan sampling Bahan yang digunakan : Serum, Plasma Li-heparin, LCS2. Analitika. Alat dinyalakan dan dilakukan kalibrasi.b. Ambil sampel sebanyak 100 l.c. Bila pada alat sudah tertera Analizing Blood tekan tombol Yes.d. Sampel akan dihisap oleh aspirator, tunggu hasil selama 1 menit. Hasil akan muncul pada layar dan langsung diprint3. Pasca analitikNilai normal : 96 108 mmol/l

2.4 KALSIUM (Ca)Merupakan elektolit yang berada pada serum dan berperan dalam membentuk keseimbangan elektrolit, pencegahan tetani, dan dimanfaatkan untuk mendeteksi adanya gangguan pada paratiroid dan tiroid. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia. Kira-kira 99% kalsium terdapat di dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan gigi. 1% kalsium terdapat pada darah, dan jaringan lunak. Tanpa kalsium yang 1% ini, otot akan mengalami gangguan kontraksi, darah akan sulit membeku, transmisi saraf terganggu, dan sebagainya.Untuk memenuhi 1% kebutuhan ini, tubuh mengambilnya dari makanan yang dimakan atau dari tulang. Apabila makanan yanag dimakan tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang. Sehingga tulang dapat dikatakan sebagai cadangan kalsium tubuh. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang lama, maka tulang akan mengalami pengeroposan tulang.a. Fungsi Kalsium1. Membentuk serta mempertahankan tulang dan gigi yang sehat2. Mencegah osteoporosis3. Membantu proses pembekuan darah dan penyembuhan luka4. Menghantarkan signal ke dalam sel-sel saraf5. Mengatur kontraksi otot6. Membantu transport ion melalui membran7. Sebagai komponen penting dalam produksi hormon dan enzim yang mengatur proses pencernaan, energi dan metabolisme lemak8. Mengatasi kram, sakit pinggang, wasir, dan reumatik9. Mengatasi keluhan saat haid dan menopauseb. Biofisik1. Kepadatan Tulang (Densitas Tulang)Kepadatan tulang adalah jumlah kandungan mineral tulang dalam setiap cm2 tulang yang diukur dengan alat bone densitometer. Kepadatan tulang pada masa remaja dapat menentukan risiko osteoporosis saat usia lanjut. Yang diukur adalah kepadatan tulang bagian pinggang, punggung, kepala, lengan, rusuk,panggul dan bagian kaki. Berdasarkan densitas massa tulang (pemeriksaan massa tulang dengan menggunakan alat densitometri), WHO membuat kriteria sebagai berikut:2.4.1.1 Normal :Nilai T pada BMD > -12.4.1.2 Osteopenia : Nilai T pada BMD antara -1 dan -2,52.4.1.3 Osteoporosis : Nilai T pada BMD < -2,52.4.1.4 Osteoporosis Berat : Nilai T pada BMD , -2,5 dan ditemukan fraktur.2. Biopsi tulangBiopsi tulang dilakukan pada tulang sternum atau krista iliaka, bersifat invasif. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi mengenai osteoklas, osteoblas, ketebalan trabekula dan kualitas mineralisasi tulang.3. Pemeriksaan radiologis konvensionilPemeriksaan radiologik tidak dapat memberi gambaran dinamis resorpsi dan Pembentukan tulang yang dapat menunjukkan derajat kecepatan kehilangan tulang.Pemeriksaan radiologik merupakan pemeriksaan dasar yang dapat memperlihatkan gambaran radiolusensi meningkat, namun tidak sensitif karena osteoporosis baru dapat terdeteksi apabila penurunan massa tulang mencapai 50% atau lebih Selain itu terpretasi sangat tergantung pada kualitas hasil foto dan radiolog yang membacanya.

c. Biokimia1. Kadar kalsium darah (Serum kalsium)Kadar kalsium darah adalah jumlah zat kalsium yang terdapat pada serum ataupun plasma darah dalam satuan mg/dl. Kadar kalsium darah yang yang baik berkisar 8.8-10,7 mg/dL.Kekurangan Kalsium disebut juga Hipokalsemia (kadar Kalsium darah .2. Ekskresi kalsium Urin (Renal Excretion)Pengukuran ekskresi kalsium urin 24 jam berguna untuk menentukan penderita malabsorpsi kalsium ( total ekskresi 24 jam kurang dari 100 mg) serta untuk penderita yang jumlah ekskresinya tinggi ( lebih dari 250 mg/24 jam).3. Pemeriksaan kadar 25-OHDPemeriksaan kadar 25-OHD sangat sensitif untuk menilai keadaan vitamin D, kadar normalnya berbeda pada musim dingin dan musim panas (dinegara mempunyai 4 musim) pemeriksaan ini berguna untuk menduga malabsorpsi kalsium.4. Pemeriksaan Serum PTH (Hormon Paratiroid)Hormon paratiroid adalah hormon utama yang bertanggungjawab dalam memelihara konsentrasi kalsium setiap saat. Hormon Paratiroid mempertahankan konsentrasi ion Ca dalam plasma dan mengontrol ekskresi calsium dan fosfat, Peningkatan PTH menyebabkan: Meningkatklan Ca serum dan meningkatkan fosfat serum. Meningkatkan ekskresi dari Pospat tetapi meningkatkan ekskresi Ca Merangsang pelepasan Ca dari tulang Meningkatkan alkali fosfatase serum bila terjadi perubahan tulang Mengaktivkan vit D dalam ginjal (25-hydroxycalciferol menjadi 1,25Dihydroxycholecalciferol)5. Pemeriksaan Alkali fosfatase tulang (serum) Hormon CalsitoninKalsitonin juga menunjukkan suatu pengaruh penghambatan penyerapan kalsium dan fosfor pada usus kecil. Pengaruh-pengaruh kalsitonin dalam sistem pengaturan termasuk :1. Mereduksi kalsium dan fosfor2. Menghambatrangsangan hormon paratiroid osteoklasia dan osteolisis osteositis,3. Secara tidaklangsung menghambat penyerapan kalsium dan fosfor dari usus kecil4. Perangsangan jangka pendek pada aktivitas osteoblastis.6. Penanda biokimia CTx (C-Telopeptide)Pemeriksaan laboratorium untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin, CTx. Proses pengeroposan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda biokimia CTx (C-Telopeptide). CTx merupakan hasil penguraian kolagen tulang yang dilepaskan ke dalam sirkulasi darahsehingga spesifik dalam menilai kecepatan proses pengeroposan tulang. Pemeriksaan CTx juga sangat berguna dalam memantau pengobatan menggunakan antiresorpsi oral Meminimalkan penyusutan tulang selama hamil dan menyusui.d. KlinisPenurunan ca dalam serum dapat terjadi pada malabsorbsi saluran cerna, kekurangan intake Ca dan vitamin D, hipotiroid, gagal ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, pankreatis, alkoholisme, diare, kehamilan dan dapat juga karena penggunaan obat laksansia, kortison, gentamycin, antasid Mg, heparin, insulin, dan asetazolamid (diamox). Peningkatan kadar Ca terdapat pada hipertyroid, malignancy pada tulang, paru-paru , payudara, kandung kencing dan ginjal, hipervitamin D, imobilisasi lama, fraktur multiple, batu ginjal dan olahraga berlebihan.e. Pemeriksaan Kalsium1. Pra analitika. Persiapan Pasien: Tidak ada persiapan khususb. Persiapan Sampel: Tidak ada persiapan khususc. Metode: Fotometrik O-cresolphthalein complexoned. Prinsip: Ion kalsium bereaksi dengan O-cresolphthalein complexone dalam suasana basa dan membentuk kompleks berwarna ungu. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar kalsium dalam sampele. Alat dan bahana. Alat yang digunakan1. Clinipet 50 l, 100 l, 500 l, dan 1000 l2. Peralatan Sampling3. Tip Kuning dan Tip Biru4. Tabung reaksi5. Tissue6. Tabung sentrifuge7. Sentrifuge8. Spektrofotometerb. Bahan yang digunakanBahan : Serum Reagensia : Buffer Solution Colour Reagen Standar 2. AnalitikSampelStandarBlanko

Serun20 l--

Standar-20 l-

Reagen1000 l1000 l1000 l

Dicampur, dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 250C kemudian dibaca denagn absorban standar dan pemerilksaan terhadap blanko pada panjang gelombang 578 nm3. Pasca analitika. Nilai normal1. Usia > 1-4 tahun : 8,4-10,4 mg/dL; 2. Usia 2-12 tahun : 8,4-10,8 mg/dL; 3. Usia 5-20 tahun : 9,2-11,0 mg/dL; 4. Usia 21-50 tahun : 8,8-10,2 mg/dL2.5 MAGNESIUM (Mg)Merupakan elektrolit ion + (kation), berada pada cairan ekstra seluler dan sel menempati urutan terbanyak kedua, dieksresi melalui ginjal dan feses, nerpengaruh pada peningkatan K, Ca dan protein yang berperan untukn aktivasi neuromuskular dan enzim pada metabolisme hidrat arang dan protein. Penurunan kadar Mg biasanya diikuti juga oleh penurunan ion lain.Makanan sumber Mg adalah ikan laut, daging, sayuran hijau, buji-bijian dan kacang-kacangan.a. KlinisPenurunan magnesium terdapat apada malnutrisi protein, malabsorbsi, sirosis hati, alkoholime, hipoparatiroid,, hipoaldosteron, hipokalemia, diare kronis, reseksi usus, dehidrasi dan karena penggunaan abat diuretik, kalsium glukomnas, ampoterisin B, neomicin, dan insulin.Peningkatan magnesium dalam darah terdapat pada penderita dehidrasi berat, gangguan ginjal, leukemia limpasitik dan mielosistik, DM awal, obat antasid terutama Mg dan Laksansia Mg.b. Pemeriksaan Magnesium.Merupakan elektrolit ion + (kation), berada pada cairan ekstra seluler dan sel menempati urutan terbanyak kedua, dieksresi melalui ginjal dan feses, nerpengaruh pada peningkatan K, Ca dan protein yang berperan untukn aktivasi neuromuskular dan enzim pada metabolisme hidrat arang dan protein. Penurunan kadar Mg biasanya diikuti juga oleh penurunan ion lain.c. Prosedur Pemeriksaan1. Pra Analitika. Persiapan Pasien: Tidak ada persiapan khususb. Persiapan Sampel : Tidak ada persiapan khususc. Metode: Fotometri Xylidyl Blued. Prinsip: Ion magnesium membentuk kompleks warna berwarna ungu dengan biru Xylidyl Blue dalam suasana alkali. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar magnesium dalam sampele. Alat dan bahana. Alat yang digunakan :1. Clinipet 50 l, 100 l, 500 l, dan 1000 l2. Peralatan Sampling3. Tip Kuning dan Tip Biru4. Tabung reaksi5. Tissue6. Tabung sentrifuge7. Sentrifuge8. Spektrofotometerb. Bahan yang digunakanBahan : Serum Reagensia : Ethanolamin Glycoleterdiamine tetra aceticacid Xylydil Blue Standar 2. AnalitikSampelStandarBlanko

Serum10 l--

Standar-10 l10 l

Reagen1000 l1000 l1000 l

Dicampur, dan diinkubasi selama 5 menit pada suhu 250C kemudian dibaca denagn absorban standar dan pemerilksaan terhadap blanko pada panjang gelombang 578 nm3. Pasca Analitik1. Bayi 1,2-2,6 mg/ dL2. Anak-anak 1,3-2,3 mg/ dL3. Wanita 1,9-2,5 mg/ dL4. Laki-laki 1,8-2,6 mg/ dL2.6 FOSFOR (P)Merupakan anion phospat yang berada dalam darah seimbangan dengan kadar kalsium yan diatur oleh hormon parathyroid.Fosfor merupakan zat penting dari semua jaringan tubuh. Fosfor penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah, pembentukan adenosine trifosfat (ATP) dan 2,3-difosfogliserat (DPG), dan pemeliharaan keseimbangan asam-basa, juga untuk sistem saraf dan perantara metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Kadar normal serum fosfor berkisar 2,5 dan 4,5 mg/dl dan dapat setinggi 6 mg/dl pada bayi dan anak-anak. Fosfor merupakan anion utama dalam cairan intraseluler. Sekitar 85% fosfor terletak dalam tulang dan gigi, 14% dalam jaringan lunak, dan kurang dari 1% dalam cairan ekstraseluler.Fosfor adalah anion utama dari cairan intraseliler (CIS). Kira-kira 85% fosfor tubuh terdapat didalam tulang dan gigi, 14% adalah jaringan lunak, dan kurang dari 1% dalam cairan ekstraseluler (CES). Karena simpanan intraseluler besar, pada kondisi alkut tertentu, fosfor dapat bergerak ke dalam atau ke luar sel, menyebabkan perubahan dramatik pada fosfor plasma. Secara kronis, peningkatan subtansial atau penurunan dapat terjadi dalam kadar fosfor intraseluler tanpa perubahan kadar bermakna. Jadi, kadar fosfor plasma tidak selalu menunjukan kadar intraselular. Meskipun kebanyakan laboratorium dan laporan elemen fosfor, hampir semua fosfor yang ada dalam tubuh berbentuk fosfat (PO43-) dan istilah fosfor dan fosfat sering digunakan secara bertukaran.Fosfor adalah senyawa penting dari semua jaringan tubuh yang mempunyai variasi luas dalam fungsi vital, termasuk pembentukan subtansi penyimpangan energi ( misal, adenosintrifosfat (ATP)), pembentukan sel darah merah 2,3 difosfogliserat (DPG), yang memudahkan pengiriman oksigen ke jaringan-jaringan, metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, dan pemeliharaan keseimbangan asam basa. Selain itu, fosfor adalah penting untuk saraf normal dan fungsi otot dan memberi strultur penyokong untuk tulang dan gigi. Kadar PO43- plasma bervariasi sesuai usia, dengan pengecualiaan sedikit peningkatan pada PO43- wanita setelah menopause. Makanan yang mengandung glikosa, insulin atau gula menyebabkan penurunan sementara pada PO43- karena perpindahan PO43- serum ke dalam sel-sel.Status asam basa juga akan mempengaruhi keseimbangan fosfor. Alkalosis, terutama alkalosis pernafasan, dapat menyebabkan fosfatemia karena perpindahan fosfor intraseluler. Mekanisme pasti untuk perpindahan ini tidak sepenuhnya dipahami tapi mungkin berhubungan dengan glikolisis seluler karena alkalosis dengan peningkatan pembentukan metabolik mengandung fosfor sedang. Asidosis respiratori dapat menyebabkan perpindahan fosfor keluar dari sel-sel dan memperberat hiperfosfatemia.Kadar fosfat CES diatur oleh kombinasi faktor-faktor, termasuk masukan diet, absropsi usus, ekresi ginjal, dan secara hormonal terikat secara erat pada kalsium. Rentang normal untuk fosfor serum 2,5-4,5 mg/dl (1.7-2,6 mEq/L).a. Metabolisme Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran darah melalui sirkulasi portal. Pengaturan absorpsi fosfat diatur oleh 1 , 25dihidroksikolekalsiferol (1,25-dihidroksivitamin D ). Fosfat ikut dalam pengaturan derivat aktif vitamin D . Bila kadar fosfat serum rendah, pembentukan 1,25-dihidroksivitamin D dalam tubu-lus renalis dirangsang, sehingga terjadi penambahan absorpsi fosfat dari usus. Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar hormon para-tiroid.1,25-dihidroksivitamin D ,memegang peranan yang memungkinkan hormon para- tiroid melakukan mobilisasi kalsium dan fosfat dari tulang.Ekskresi fosfat terjadi terutama dalam ginjal. 80persen-90persen fosfat plasma difiltrasi pada glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang diekskresi dalam urin menunjukkan perbedaan antara jumlah yang difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh tubulus proximal dan tubulus distal ginjal.1,25-Dihidroksivitamin D merangsang reabsorpsi fosfat bersama kalsium dalam tu-bulus proksimal. Hormon paratiroid mengurangi reabsorpsi fosfat oleh tubulus renalis sehingga mengurangi efek 1,25-Dihidroksivitamin D pada ekskresi fosfat. Bila tidak ada efek kuat hormon paratiroid, ginjal mampu memberi respon terhadap 1,25-dihdrok-sivitamin D dengan pengambilan semua fosfat yang difiltrasi.b. KlinisPenurunan kadar posfor terdapat pada kasus kelaparan, malabsorbsi, hiperparatiroidisme, hiperkalsemia, hipermagnesia, alkoholime, defisiensi vitamin D, asidosis DM, miksedema, penghisapan lambung, muntah-muntah dan dapat juga karena penggunaan obat antasid, epinefrin dan insulin.Peningkatan kadar posfor terdapat pada gangguan ginjal, hipotiroid, hipervitamin D, tumor tulang, akromegali, chusing sindrom dan sarkoidosis.c. Pemeriksaan1. Pra analitika. Persiapan Pasien: Tidak ada persiapan khususb. Persiapan Sampel: Tidak ada persiapan khususc. Metode: Phosphornolydate UV. End pointd. Prinsip: Ammonium molybdate + sulfuric acid phosporus___ phosphomolybdate compleke. Alat dan bahana. Alat yang digunakan1. Spektrofotometer2. Kuvet3. Mikropipet 10l , 1000l4. Tip biru dan tip kuning5. Tissueb. Bahan yang digunakan :1. Serum 2. Reagen sulfuric acid 210 mmol/l Ammonium molybdate 650 mmol/l Standar : phosphorus 5 mg/dl2. AnalitikSampelStandarBlanko

Serum10 l--

Standar-10 l10 l

Reagen1000 l1000 l1000 l

Dicampur, diinkubasi 2 menit, dibaca pada suhu 370C kemudian dibaca pada Abs 340 nm, atau inkubasi 2 menit pada suhu kamar, baca Abs 405 nm3. Pasca analitikNilai normal : 1,58-2,55 mg/dL

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanBerdasarkan tujuan yang ada maka kesimpulan dari makalah ini adalah analisis elektrolit darah dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan sampel serum dengan alat semi automatik dengan reagen tergantung pada pemeriksaan elektrolit darah.3.2 SaranSemoga dengan hadirnya makalah ini, dapat menambah wawasan kita terutama bagi penyusun.

30