kepemimpinan dalam keperawatan

25
KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN A. PENDAHULUAN Dalam menjalankan fungsi manajerial pimpinan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga, menjalin hubungan yang efektif dan terapeutik dengan atasan, staf dan tim kesehatan lainnya dan mampu mempengaruhi orang lain agar mau bertindak melakukan kegiatan sesuai rencana sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja para karyawan. B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang

Upload: maul-jugapunyaiman-hidupsederhanatulusapaadanya

Post on 23-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

A.   PENDAHULUAN

Dalam menjalankan fungsi manajerial pimpinan

harus dapat memenuhi kebutuhan pasien dan

keluarga, menjalin hubungan yang efektif  dan

terapeutik dengan atasan, staf dan tim kesehatan

lainnya dan mampu mempengaruhi orang lain

agar mau bertindak melakukan kegiatan sesuai

rencana sehingga dapat meningkatkan

produktivitas kerja para karyawan.

B.   PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DALAM

MANAJEMEN

Kepemimpinan merupakan kemampuan dan

kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat

mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,

menggerakkan orang lain untuk brtbuat sesuatu

demi mencapai tujuan institusi. Sedangkan

manajemen merupakan proses perencanaan, 

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

Page 2: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

dalam mencapai tujuan. Jadi  pada hakekatnya

manajemen dan kepemimpinan dalam

keperawatan dilakukan dengan cara bersamaan.

C.   PERAN PEMIMPIN DALAM KELOMPOK

1.    Sebagai penghubung interpersonal

2.    Sebagai penginformasi.

3.    Sebagai pengambil keputusan.

4.    Inovator/pembaharu.

D.   FUNGSI DAN TUGAS PIMPINAN

1.    Orientasi tugas, merencanakan dan

mengorganisasi, menyediakan informasi,

membuat penugasan, bertanggung jawab atas

pekerjaannya, kooperatif dan mengevaluasi hasil.

2.    Orientasi HAM, memberi dorongan dengan

sikap bersahabat, mengungkapkan perasaan yang

dialami, mendamaikan, memperlancar dan

menentukan aturan main.

E.   KETERAMPILAN DALAM KEPEMIMPINAN

1.    Keterampilan teknis, kesanggupan untuk

mengerti dan mengerjakan aktifitas teknis.

Page 3: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

2.    Keterampilan konseptual, kesanggupan untuk

mengkonsep, melihat usaha dan menganalisa.

3.    Keterampilan hubungan antar manusia,

kesanggupan untuk bekerjasama dengan orang

lain.

F.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPEMIMIPINAN

1.    Karakteristik pribadi.

2.    Kelompok yang dipimpin.

3.    Situasi yang dihadapi baik manusia, fisik

maupun waktu.

G.   GAYA KEPEMIMPINAN

Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola

perilaku yang ditampilkan sebagai pimpinan,

dapata diklasifikasikan berdasarkan beberapa

aspek, yaitu:

1.    Perilaku

a.    Kepemimpinan positif, mempunyai pandangan

bahwa orang pada hakekatnya bersedia

Page 4: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

melakukan pekerjaan dengan baik bila diberi

kesempatan dan dorongan yang cukup.

b.    Kepemimpinan negatif, mempunyai pandangan

bahwa orang harus dipaksa bekerja dengan

menciptakan rasa takut.

2.    Kekuasaan dan wewenang:

a.    Otoritas, berorientasi pada tugas, menggunakan

posisi dan power dalam memimpin.

b.    Demokrasi, menghargai sifat dan kemampuan

setiap staf.

c.    Partisipatif, gabungan antara otoritas dan

demokratik.

d.    Bebas tindak ( Laissez-Faire ), pimpinan hanya

offisial karyawan menentukan kegiatan sendiri

tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi.

3.    Situasi yang dihadapi

Dalam melaksanakan tugasnya pimpinan

memberikan pengarahan atau perintah dan

memberi dukungan dalam menjalin hubungan

Page 5: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

antara atasan dan bawahan, memecahkan

masalah dan membuat keputusan.

Adapun perilaku pimpinan terhadap perilaku

bawahan :

a.     Proses pemerintah dimana perilaku pimpinan

yang sangat mengarahkan dan kurang

memberikan dorongan ( S1 ).

b.    Proses mengajak dimana perilaku pimpinan

yang sangat mengarahkan dan sangat

memberikan dorongan ( S2 ).

c.    Proses melibatkan dimana perilaku pimpinan

yang kurang mengarahkan dan banyak

memberikan dorongan ( S3 ).

d.    Proses melimpahkan dimana perilaku pimpinan

yang kurang  mengarahkan dan kurang

memberikan dorongan ( S4 ).

Tahap perkembangan digambarkan sebagai suatu

garis kontinum dan dibagi dalam 4 tingkatan :

1.    Tingkat rendah ( D1 )                            : tidak

mampu dan tidak mau

Page 6: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

2.    Tingkat rendah ke sedang ( D2 )         : tidak

mampu tapi mau

3.    Tingkat sedang ke tinggi ( D3 )           : mampu

tapi tidak mau

4.    Tingkat tinggi ( D4 )                            : mampu

dan mau   

Hubungan antara gaya kepemimpinan dengan

tahap perkembangan :

1.    Bila bawahan D1, maka gaya kepemimipinan S1

2.    Bila bawahan D2, maka gaya kepemimipinan S2

3.    Bila bawahan D3, maka gaya kepemimipinan S3

4.    Bila bawahan D4, maka gaya kepemimipinan S4

Page 7: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN
Page 8: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

III. KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN

A.   PENDAHULUAN

Komunikasi dalam keperawatan merupakan

pendekatan terencana dan dipakai secara sadar

untuk mempengaruhi orang lain seperti staf

perawatan, pasien dan keluarganya, tim

kesehatan lainnya. Keterampilan berkomunikasi

yang baik merupakan keterampilan utama dan

sangat penting bagi seorang pimpinan

keperawatan. Keberhasilan seseorang pimpinan

sebagian besar tergantung pada kemampuan

berkomunikasi termasuk bertukar pikiran dan akan

lebih efektif apabila dilakukan secara langsung,

Page 9: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

tatap muka, komunikasi dua arah dengan sikap

yang baik.

B.   PROSES KOMUNIKASI

Ada lima komponen yang harus diperhatikan oleh

pimpinan keperawatan yaitu :

1.    Pengirim berita (komunikator), pihak yang

menyampaikan berita, laporan dan saran-saran.

2.    Penerima berita (komunikan), orang yang dituju.

3.    Berita (pesan), yang disampaikan seperti

perintah dan saran-saran.

4.    Sarana yang dipergunakan untuk

menyampaikan berita seperti tulisan, telepon,

radio, televisi, dll.

5.    Umpan balik atau tanggapan dari penerima

berita.

C.   PESAN YANG DISAMPAIKAN BISA VERBAL

MAUPUN NON VERBAL

1.    Komunikasi verbal, merupakan usaha yang

disadari untuk memilih kata-kata yang akan

Page 10: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

dipakainya.Komunikasi dapat dilakukan secara

lisan, tulisan dan kombinasi antara keduanya.

2.    Komunikasi non verbal

         Vokal, nada suara, kualitas, kecepatan yang

semuanya menggambarkan suasana emosi.

         Gerakan dan ekspresi wajah dapat diartikan

suasana hati.

         Komunikasi yang intim lebih atau sama

dengan 45,4 cm ; komunikasi personal 45,5-120

cm.

         Sentuhan sangat penting untuk memberikan

dorongan mental, tetapi perlu dipertimbangkan

budaya dan kebiasaan.

D.   CARA MEMBINA HUBUNGAN YANG EFEKTIF

DAN TERAPEUTIK

Menurut Rogers hubungan yang sehat ditandai

dengan komunikasi saling terbuka, menerima

orang lain sebagai individu yang berharga dan

empati yang mendalam.Konflik internal dan

eksternal yang tidak terselesaikan dengan baik

Page 11: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

akan mengganggu kesehatan mental, akibat lebih

lanjut kestabilan dan penyesuaian diri dapat

tearganggu.

E.   KEBIASAAN MEMPERSIAPKAN DIRI ATAU

CARA MENINGKATKAN KESADARAN DIRI

Kebiasaan dan keterampilan dalam

meningkatkan  kesadaran diri tidak akan efektif

apabila tidak ada keinginan secara terus menerus

untuk mengerti dan memahami orang lain. 

F.    KOMUNIKASI ASERTIF

1.   Pengertian

Adalah kemampuan menyampaikan secara tepat

baik pikiran dan perasaan seseorang dengan tetap

menghormati dan menghargai hak dan martabat

orang lain.

2.  Cara melakukan komunikasi asertif

Keterampilan untuk menyatakan diri secara nyata,

tulus untuk mendapatkan sesuatu dengan tetap

mendengar dan menghargai orang lain.Tingkah

laku tidak terjadi secara otomatis tetapi melalui

Page 12: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

latihan dan belajar yang lambat laun akan menjadi

kebiasaan.

3.  Gaya pimpinan yang asertif

Ditandai dengan memperhatikan karyawan

dengan menghargai orang lain, membimbing

karyawan, berpikir secara analitis, berpenampilan

ekspresif dan mengungkapkan perasaan yang

sesungguhnya.

4.  Faktor yang mempengaruhi sikap asertif

Konsep diri dari pimpinan untuk dapat

menggunakan dirinya secara efektif,, memahami

dan membuka diri.

IV.SUPERVISI KEPERAWATAN

A.   PENGERTIAN SUPERVISI

Supervisi merupakan proses berkesinambungan

untuk meningkatkan kemampuan dan

memperbaiki penampilan kerja tenaga

keperawatan dalam membearikan asuhan

Page 13: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

keperawatan melalui perencanaan, pengarahan,

bimbingan dan evaluasi.

B.   TUJUAN SUPERVISI

1.    Untuk  inspeksi, mengavaluasi dan

meningkatkan hasil kerja/prestasi kerja

2.    Untuk membimbing/membina tenaga perawat

secara individu

3.    Untuk memfasilitasi penggunaan sumber-

sumber dalam pelaksanaan tugas

4.    Untuk melatih tenaga kerja yang kurang disiplin

5.    Untuk memberikan bantuan kepada bawahan

C.   UNSUR POKOK SUPERVISI

1.    Pelaksana

2.    Sasaran

3.    Frekuensi

4.    Tujuan

5.    Teknik

D.   PENYELIA KEPERAWATAN

Yang termasuk penyelia keperawatan/supervisor

adalah :

Page 14: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

1.    Kepala ruangan

2.    Pengawas keperawatan

3.    Kepala seksi bidang keperawatan

4.    Kepala bidang keperawatan

E.   KOMPETENSI SESEORANG SUPERVISOR

Supervisor harus memiliki kemampuan dalam hal :

1.    Memberikan pengarahan dan petunjuk yang 

jelas

2.    Memberikan saran, nasehat dan bantuan

kepada staf/pelaksana keperawatan

3.    Memberikan motivasi untuk meningkatkan

semangat kerja staf/pelaksana keperawatan

4.    Proses dinamika kelompok

5.    Memberikan bimbingan dan latihan

6.    Memberikan penilaian terhadap hasil kerja

perawat

7.    Mengadakan pengawasan agar asuhan

keperawatan dan pendokumentasian lebih baik

F.    TEKNIK/CARA SUPERVISI

Page 15: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

1.    Langsung, dimana supervisi dilakukan saat

kegiatan sedang berlangsung agar pengarahan

dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai

petunjuk. Umpan balik dan perbaikan dapat

dilakukan dengan langsung pada saat supervisi.

2.    Tidak langsung, dimana suprvisi dilakukan

melalui tertulis maupun lisan, supervisor tidak

melihat langsung apa yang terjadi di lapangan.

3.    Kolaboratif, dimana supervisi dilakukan dengan

memadukan supervisi langsung dengan tidak

langsung. Supervisor dan yang disupervisi secara

bersama-sama dalam memecahkan masalah yang

dihadapai staf/perawat pelaksana.

G.   FREKUENSI  SUPERVISI KEPALA RUANGAN

Tugas rutin supervisor yang harus dilakukan

setiap harinya adalah:

1.    Sebelum pertukaran shift  (15-30 menit)

2.    Pada waktu mulai shift ( 15-30 menit)

3.    Sepanjang hari dinas (6-7 jam)

4.    Sekali dalam sehari (15-30 menit)

Page 16: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

5.    Sebelum pulang ke rumah (15 menit)

H.   PERAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN

Peran suprvisi kepala ruangan adalah tingkah laku

kepala ruangan yang diharapkan oleh perawat

pelaksana dalam melaksanakan supervisi.

1.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai

perencana

Mampu membuat perencanaan sebelum

melaksanakan supervisi. Agar dapat memproses

pelaksanaan supervisi meliputi siapa yang

disupervisi, apa tugasnya, kapan waktu supervisi,

kenapa, bagaimana masalah tersebut sering

terjadi.

2.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai

pengarah

Memberikan arahan kepada perawat pelaksana

agar dapat memberikan asuhan keperawatan

yang sesuai dengan standar asuhan serta

kebijakan rumah sakit.

3.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai pelatih

Page 17: KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

Harus terampil dalam mentransformasikan temuan

atau tindakan pelayanan keperawatan yang baru

sehingga melalui proses belajar kemungkinan

akan mengubah pemikiran, gagasan, sikap, dan

cara mengerjakan sesuatu.

4.    Peran supervisi kepala ruangan sebagai penilai

Melakukan pengukuran terhadap akibat yang

timbul dari pelaksanaan suatu program dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga

penilaian dapat dilakukan secara efektif jika

tujuannya spesifik terdapat standar penampilan

kerja dan observasinya akurat.