makalah menejemen dan kepemimpinan dalam keperawatan pengembangan staff dan pertumbuhan dalam...

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini masih terjadi persepsi yang keliru si masyarakat tentang profesi keperawatan di Indonesia. Persepsi keliru itu terjadi karena kesalahan informasi yang mereka terima dan kenyataan di lapangan. Kondisi ini didukung pula dengan kebudayaan dan kebiasaan- kebiasaan perawat seperti mengambilkan stetoskop, tissue untuk para dokter. Masih banyak para perawat yang tidak percaya diri ketika berjalan dan berhadapan dengan dokter. Paradigma ini harus dirubah, mengikuti perkembangan keperawatan dunia. Para perawat menginginkan perubahan mendasar dalam kegiatan profesinya. Kalau tadinya hanya membantu pelaksanaan tugas dokter, menjadi bagian dari upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini mereka menginginkan pelayanan keperawatan mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggungjawab dan berperan penting dalam rangka melahirkan generasi perawat yang berkuwalitas dan berdedikasi. Pemilik dan pengelola insititusi pendidikan keperawatan yang sama sekali tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang keperawatan baik secara disiplin ilmu atau profesi dapat menjadi penyebab rendahnya mutu lulusan dari pendidikan keperawatan yang 1

Upload: zaenudin

Post on 27-Jul-2015

5.970 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

makalah keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini masih terjadi persepsi yang keliru si masyarakat tentang profesi

keperawatan di Indonesia. Persepsi keliru itu terjadi karena kesalahan informasi

yang mereka terima dan kenyataan di lapangan. Kondisi ini didukung pula dengan

kebudayaan dan kebiasaan-kebiasaan perawat seperti mengambilkan stetoskop,

tissue untuk para dokter. Masih banyak para perawat yang tidak percaya diri ketika

berjalan dan berhadapan dengan dokter. Paradigma ini harus dirubah, mengikuti

perkembangan keperawatan dunia. Para perawat menginginkan perubahan

mendasar dalam kegiatan profesinya. Kalau tadinya hanya membantu pelaksanaan

tugas dokter, menjadi bagian dari upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini

mereka menginginkan pelayanan keperawatan mandiri sebagai upaya mencapai

tujuan asuhan keperawatan

Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggungjawab dan berperan penting

dalam rangka melahirkan generasi perawat yang berkuwalitas dan berdedikasi.

Pemilik dan pengelola insititusi pendidikan keperawatan yang sama sekali tidak

memiliki pemahaman yang cukup tentang keperawatan baik secara disiplin ilmu

atau profesi dapat menjadi penyebab rendahnya mutu lulusan dari pendidikan

keperawatan yang ada. Hal ini dapat di ukur dengan kalah bersaingan para Perawat

Indonesia bila di bandingkan dengan negara-negara lain seperti Philipina dan India.

Pemicu yang paling nyata adalah karena dalam system pendidikan keperawatan

kita masih menggunakan “Bahasa Indonesia”sebagai pengantar dalam proses

pendidikan. Hal tersebut yang membuat Perawat kita kalah bersaing di tingkat

global.Disisi lain dengan berkembangnya pola pelayanan kesehatan di Indonesia

memberikan kesempatan pada perawat untuk memperluas peran dan fungsinya,

sehingga perlu ditunjang dengan latar belakang jenjang pendidikan tinggi dalam

bidang keperawatan termasuk pendidikan spesialistik, sehingga mampu bekerja

pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan.

Isu hangat di berbagai pertemuan keperawatan baik regional maupun nasional

adalah isu tentang jasa keperawatan. Hal ini merupakan kebutuhan mendesak,

karena dapat menimbulkan dampak serius, seperti penurunan mutu pelayanan,

1

Page 2: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

meningkatnya keluhan konsumen, ungkapan ketidakpuasan perawat lewat unjuk

rasa dan sebagainya. Isu ini jika tidak ditanggapi dengan benar dan proporsional

dikhawatirkan dapat menghambat upaya melindungi kepentingan pasien dan

masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan kesehatan, menghambat

perkembangan rumah sakit serta menghambat upaya pengembangan dari

keperawatan sebagai profesi. Hal ini juga terkait dengan kesiapan Indonesia

menghadapi AFTA 2003.

Menurut Muhammad (2005) dan kompas (2001), Ada beberapa hal yang bisa

dilakukan untuk mengatasi masalah tenaga perawat yang menganggur , antara lain :

1. Mengembangkan praktik mandiri keperawatan secara berkelompok maupun

individu untuk konsultasi, melakukan kunjungan rumah, home care untuk

pasien terminal

2. Perawat bisa bekerja di perusahaan untuk menjaga kesehatan pekerja dan

kecelakaan kerja

3. Perawat dapat melakukan dan terlibat secara aktif dalam melakukan riset dan

penelitian di bidang keperawatan

4. Pemerintah memfasilitasi dan menggalakkan penempatan tenaga perawat di

luar negeri bagi perawat yang memenuhi kualifikasi.

5. Memberi sangsi kepada rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang

memberikan gaji di bawah standar.

Pada akhirnya keperawatan yang bermutu adalah suatu bentuk pelayanan yang

mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan pasien sebagai pelanggan. Untuk

mencapainya Perawat dapat memulai dari dirinya sendiri, Perawat harus bekerja

sesuai standar praktek pelayanan keperawatan sesuai wewenang dan tangung

jawabnya, selalu berupaya mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan

yang berkesinambungan serta sistem jenjang karir.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

menejemen dan kepemimpinan dalam keperawatan yang menjadi beban studi di

semester III. Selain itu untuk menambah pengetahuan penulis tentang

pengembangaan staff dan pertumbuhan dalam praktek keperawatan sehingga dapat

diterapkan dalam tatanaan nyata.

2

Page 3: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

C. Metode Penulisan

Penulisan makalah ini mengguanakan metode kepustakaan dimana bahannya

berasal dari browsing di internet.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, berisikan latar belakang, tujuan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI, yang berisikan pengembangan staff dan

pertumbuhan dalam praktek keperawatan

BAB III : PENUTUP yang terdiri kesimpulan dan penutup.

3

Page 4: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Sistem Pengembangan Karir Tenaga Keperawatan

Tenaga keperawatan yang berkualitas mempunyai sikap profesional dan dapat

menunjang pembangunan kesehatan, hal tersebut memberi dampak langsung pada

mutu pelayanan di rumah sakit sehingga pelayanan yang diberikan akan berkualitas

dan dapat memberikan kepuasan pada pasien sebagai penerima pelayanan maupun

perawat sebagai pemberi pelayanan. Pemberdayaan sumber daya manusia mulai

dari proses rekruitmen, seleksi dan penenpatan, pembinaan serta pengembangan

karir harus dikelola dengan baik, agar dapat memaksimalkan pendayagunaan

tenaga perawat dan memberikan kepuasan kerja bagi perawat.

Untuk dapat mewujudkan tercapainya pelayanan yang berkualitas diperlukan

adanya tenaga keperawatan yang profesional, memiliki kemampuan intelektual,

tehnikal dan interpersonal, bekerja berdasarkan standar praktek, memperhatikan

kaidah etik dan moral (Hamid, 2000). Pada kenyataannya saat ini tenaga perawat

yang ada dilapangan masih belum memenuhi standar. Pelayanan keperawatan yang

berkualitas sangat dipengaruhi oleh faktor balas jasa yang adil dan layak,

penempatan yang tepat sesuai dengan keahliannya, berat ringannya pekerjaan dan

sifat pekerjaan yang monoton, suasana dan lingkungan pekerjaan, peralatan yang

menunjang, serta sikap pimpinan atau supervisor dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan.

Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana

karir dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan

keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih baik sesuai dengan

kemampuan dan potensi perawat. Hal ini akan meningkatkan kualitas kerja

perawat, ia akan berusaha mengontrol karirnya dan memilih karir yang lebih baik

sehingga ia terus berprestasi dan memperoleh kepuasan kerja (Marquis &Huston,

2000). Sehubungan dengan hal tersebut manajemen rumah sakit harus berusaha

mencitakan kepuasan kerja sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan

dan disiplin perawat meningkat serta mendukung terwujudnya rumah sakit

(Hasibuan, 2003).

4

Page 5: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

Menurut Gibson (1996) bahwa peningkatan jenjang/ posisi dan peningkatan

penghasilan merupakan hasil kerja staf yang produktif. Menurut pendapat penulis

penerapan dan pemberlakuan pengembangan jenjang karir di lahan klinik

merupakan suatu perubahan yang mendasar bagi suatu organisasi pelayanan

kesehatan dan merupakan upaya manajer keperawatan untuk terus

mengembangkan diri perawat, sehingga perawat dapat mencapai kepuasan karir

dan kepuasan kerja. Hal ini merupakan salah satu tantangan yang berat bagi

manajemen rumah sakit saat ini, karena dalam pelaksanaannya membutuhkan

kerjasama dan partisipasi antara pihak manajemen rumah sakit dan staf

keperawatan (Marquis, 2000)

1. Pengertian Karir

Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama

perjalanan usianya (Robbins ,2001) Hal ini didukung oleh pendapat Saroso

(2003), bahwa karir adalah suatu jalur yang dipilih atau kontrak yang dibuat

seseorang untuk berkontribusi dalam suatu profesi dengan memuaskan. 

Menurut pendapat penulis untuk mendapatkan karir yang berhasil harus

dibangun oleh diri perawat sendiri dan penilaian dari lingkungan terhadap

analisa pekerjaanya dan sehubungan dengan hal tersebut perawat harus

terus memelihara dan menjaga pengetahuan dan ketrampilannya tetap

mutakhir. Pemilihan karir secara bertahap akan menjamin individu untuk

mempraktikkan bidang profesinya karena karir merupakan investasi dan

bukan hanya untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan jasa.

2. Pengembangan Karir

Robbins (2001) menyatakan bahwa perawat menpunyai tanggung jawab

utama terhadap karirnya sendiri. Selanjutnya ia menguraikan bahwa karir

keperawatan mempunyai tiga komponen utama yaitu jalur karir,

perencanaan karir dan pola karir.

Komponen pertama adalah jalur karir, yaitu lintasan yang dapat ditempuh

oleh seorang perawat mulai dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi,

yang mungkin dapat dicapai apabila perawat mampu bekerja secara

produktif, loyal kepada organisasi, menunjukkan perilaku yang profesional,

serta mampu untuk tumbuh dan berkembang dan memberi kesempatan

5

Page 6: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

kepada perawat untuk berprestasi dan meniti karir ke jenjang yang lebih

tiinggi, serta berhak mendapat imbalan sesuai jalur yang profesional.

Komponen kedua adalah perencanaan karir, yang merupakan tanggung

jawab perawat sendiri untuk melakukan evaluasi diri atau menseleksi jalur

karir tentang pencapaian pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan

keterampilan yang berhubungan dengan penyusunan tujuan karir, dan

bagaimana cara untuk mencapai hal tersebut sehingga dapat

mengembangkan profesionalisme. Dalam perencanaan karir dibutuhkan

seorang perawat konselor karir/ supervisor/ staf pengembangan yang akan

menolong perawat pelaksana mengkaji dan menganalisa minat,

keterampilan, dan pilihannya, sehingga dapat membantu memudahkan

perawat pelaksana mencapai karirnya.

Komponen ketiga adalah pola pengembangan karir, merupakan suatu

metoda atau sistem dimana manajer keperawatan membantu perawat

profesional memilih tujuan karir, mengarahkan dalam merencanakan karir

untuk meraih kepuasan karir dan mencapai tujuan karir yang telah

ditetapkan sesuai dengan pengalaman dan keahliannya.

Ada enam prinsip pengembangan karir perawat (Direktorat Keperawatan

Depkes RI, 2004) Yaitu:

a. Kualifikasi

Kualifikasi perawat dimulai dari lulusan D.III Keperawatan, saat ini

sebagian besar lulusan SPK, sehingga perlu penanganan khusus

terhadap pengalaman kerja, lamanya pengabdian terhadap profesi,

uji kompetensi dan sertifikasi.

b. Penjenjangan

Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk

melaksanakan asuhan keperawatan yang akontebel dan etis sesuai

dengan batas kewenangan praktek dan kompleksitas masalah pasien.

Penerapan asuhan keperawatan

Fungsi utama perawat klinik adalah memberikan asuhan

keperawatan langsung sesuai standar praktik dan kode etik.

6

Page 7: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

c. Kesempatan yang sama.

Setiap perawat klinik mempunyai kesempatan yang sama untuk

meningkatkan karir sampai jenjang karir profesional tertinggi,

sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Standar profesi

Dalam memberikan asuhan keperawatan mengacu pada standar

praktik keperawatan dan kode etik keperawatan.

e. Komitmen pimpinan

Pimpinan sarana kesehatan harus mempunyai komitmen yang tinggi

terhadap pengembangan karir perawat, sehingga dapat dijamin

kepuasan pasien serta kepuasan perawat dalam pelayanan

keperawatan.

Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan

rencana karir. Perencanaan karir merupakan bagian dari manajemen

personal, dan menjadi hal utama untuk setiap organisasi keperawatan

(Gillies, 2000). Program pengembangan karir dapat digunakan untuk

penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya, serta

menyediakan kesempatan yang lebih sesuai dengan kemampuan dari

potensi perawat. Dengan adanya program pengembangan karir akan

meningkatkan kualitas kerja perawat, ia akan berusaha mengontrol karirnya

dan mencapai karir yang lebih baik sehingga ia akan terus berprestasi dan

memperoleh kepuasan kerja (Marquis &Huston, 2000).

Marquis (2000) Perawat mempunyai tanggung jawab utama terhadap

karirnya sendiri dengan cara sebagai berikut:

Perawat harus mengenali kekuatan, kelemahan, dan bakatnya, rencanakan

karir pribadi dengan jujur pada diri sendiri. Mengelola reputasi diri sendiri

dan lakukan pekerjaan kita berprestasi dan biarkan lingkungan menilai

prestasi kerja kerja. Mengembangkan kontak jaringan kerja agar

terinformasi perkembangan IPTEK yang mutakhir. Mengikuti

perkembangan terbaru tentang pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan.

Menjaga keseimbangan antara kompetensi spesialis dan generalis agar

mampu bereaksi terhadap lingkungan kerja yang terus berubah.

Mendokumentasikan prestasi diri, carilah pekerjaan dan penugasan yang

7

Page 8: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

akan memberi tantangan yang semakin meningkat. Menjaga pilihan anda

tetap terbuka.

Manajemen bertanggung jawab pada pengembangan karir perawat

(Marquis, 2000 dan Robbins, 2001). Untuk itu perlu langkah-langkah :

Manajemen institusi harus menciptakan jalur karir dan kenaikan pangkat,

berupaya mencocokan lowongan kerja dengan orang yang tepat, meliputi:

mengkaji kinerja, dan potensi perawat yang baru dan lama,agar dapat

memberikan bimbingan karir, pendidikan dan pelatihan yang tepat.

Membentuk jenjang karir, dan hal ini harus dikominikasikan pada seluruh

staf staf.

Penyerahan informasi karir, direncanakan secara jelas tujuan dan strategi

masa depan rumah sakit sehingga karyawan akan mampu mengembangkan

rencana pribadi.

Penerapan posisi kerja. Manajer yang efektif harus mengetahui siapa yang

dibutuhkan dan siapa yang kompeten dalam menerima tugas, tanggung

jawab serta tantangan yang besar. Penilaian kinerja karyawan. Salah satu

keuntungan dari sistem penilaian yang baik adalah adanya informasi

penting tentang gambaran kinerja, kemampuan perawat yang potensial dan

memudahkan untuk mobilisasi karir. Menciptakan peluang pertumbuhan

dan perkembangan bagi perawat dengan memberi pengalaman kerja yang

telah direncanakan, pengalaman baru, menarik dan secara profesional

menantang dan memacu perawat menggunakan keahliannya yang

maksimal. Memberikan dukungan dan dorongan dengan menyediakan

pelatihan dan pensisikan agar perawat mendapatkan kesempatan

pengembangan keterampilan, kemampuan dan pengetahuan yang terbaru.

Mengembangkan kebijakan-kebijakan personel, dengan diterapkannya

program pengembangan karir yang aktif yang menghasilkan beberapa

kebijakan untuk mendukung program tersebut. Manajemen yang

mempromosikan sistem jenjang karir berpotensi untuk mampu menjamin

meningkatkan produktivitas dan harus dapat pula menjamin terpeliharanya

asuhan keperawatan yang berkwalitas (Kron, 1987).

Berdasarkan uraian tersebut diatas dan memperhatikan pedoman

pengembangan sistem jenjang karir tenaga perawat dari Direktorat

8

Page 9: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

Keperawatan (Depkes RI, 2004) penulis menyimpulan bahwa karir

keperawatan ditentukan oleh tenaga perawat sendiri dengan dibantu oleh

konselor karir/ supervisor dan difasilitasi serta didukung oleh pihak

manajemen keperawatan dan manajemen rumah sakit untuk mengelola karir

perawat untuk dipromosikan. Rumah sakit bertanggung jawab terhadap

peningkatan karir perawat agar dapat dipromosikan. Rumah sakit

bertanggung jawab terhadap peningkatan karir perawat melalui upaya

membentuk dan mengembangkan sistem jenjang karir profesional

keperawatan.

http://www.poltekestniau.ac.id/node/29 diakses pada tgl 8 Feb 2010

B. Pertumbuhan Praktek Dalam Keperawatan

1. Tanatangan Keperawatan Dimasa Datang

Jika dianalisa lebih mendalam, ada empat tantangan utama yang sangat

menentukan terjadinya perubahan dan perkembangan keperawatan di

Indonesia, yang secara nyata dapat dirasakan khususnya dalam sistem

pendidikan keperawatan, yaitu (1) terjadinya pergeseran pola masyarakat

Indonesia; (2) Perkembangan IPTEk; (3) Globalisasi dalam pelayanan

kesehatan; dan (4) Tuntutan tekanan profesi keperawatan.

a) Transisi Pola Masyarakat Indonesia

Pergeseran pola masyarakat agrikultur ke masyarakat industri dan

dari masyarakat tradisional berkembang menjadi masyarakat maju,

menimbulkan dampak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat

Indonesia, termasuk aspek kesehatan. Kendatipun masih ada

masyarakat yang menderita penyakit terkait dengan kemiskinan

seperti infeksi, penyakit yang disebabkan oleh kurang gizi dan

pemukiman tidak sehat, tetapi penyakit atau kelainan kesehatan

akibat pola hidup modern juga sudah makin meningkat. Angka

kematian bayi dan angka kematian ibu sebagai indikator derajad

kesehatan, masih tinggi. Peningkatan umur harapan hidup juga

mengakibatkan masalah kesehatan yang terkait dengan masyarakat

lanjut usia seperti penyakit generatif.

9

Page 10: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

Begitu pula masalah kesehatan yang berhubungan dengan

urbanisasi, pencemaran kesehatan lingkungan dan kecelakaan kerja

cenderung meningkat sejalan dengan pembangunan industri. Selain

masalah kesehatan yang makin kompleks, pergeseran nilai-nilai

keluarga pun turut terpengaruh di mana berkembang kecenderungan

keluarga terhadap anggotanya menjadi berkurang. Keadaan ini akan

sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan kelompok

lanjut usia yang cenderung meningkat jumlahnya dan sangat

memerlukan dukungan keluarga. Selain daripada itu, kesempatan

mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan penghasilan yang

lebih besar membuat masyarakat Indonesia lebih kritis dan mampu

membayar pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat

dipertanggungjawabkan.

b) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan IPTEk menuntut kemampuan spesifikasi dan

penelitian bukan saja agar dapat memanfaatkan IPTEK, tetapi juga

untuk menapis dan memastikan hanya IPTEK sesuai dengan

kebutuhan dan sosial budaya masyarakat Indonesia yang akan

diadopsi, disamping tentunya untuk mengembangkan IPTEK baru

lainnya. IPTEK juga berdampak pada biaya kesehatan yang makin

tinggi dan pilihan tindakan penanggulangan masalah kesehatan yang

makin banyyak dan kompleks, selain tentunya menurunkan jumlah

hari rawat (Hamid, 1997; Jerningan, 1988). Penurunan jumlah hari

rawat mempengaruhi kebutuhan pelayanan keeshatan yang belih

berfokus kepada kualitas bukan hanya kuantitas, serta meningkatkan

kebutuhan untuk pelayanan / asuhan keperawatan di rumah dengan

mengikutsertakan klien dan keluarganya. Perkembangan IPTEk

harus diikuti dengan upaya perlindungan terhadap hak untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman, hak untuk diberitahu,

hak untuk memilih tindakan yang akan dilakukan dan hak untuk

didengarkan pendapatnya. Oleh karena itu, pengguna jasa pelayanan

kesehatan perlu memberikan persetujuan secara tertulis sebelum

dilakukan tindakan (informed cinsent).

10

Page 11: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

c) Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan

Pada dasarnya dua hal utama dari globalisasi yang akan berpengaruh

terhadap perkembangan pelayanan keseahtan termasuk pelayanan

keperawatan adalah : 1) tersedianya alternatif pelayanan, dan 2)

persaingan penyelenggaraan pelayanan untuk menarik minat

pemakai jasa pelayanan kualitas untuk memberikan jasa pelayanan

keseahtanyang terbaik. Untuk hal ini berarti tenaga kesehatan,

khususnya tenaga keperawatan diharapkan untuk dapat memenuhi

standar global dalam memberikan pelayanan / asuhan keperawatan.

Dengan demikian diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan

profesional dengan standar internasional dalam aspek intelektual,

interpersonal dan teknikal, bahkan peka terhadap perbedaan sosial

bidaya dan mempunyai pengetahuan transtruktural yang luas serta

mampu memanfaatkan alih IPTEK.

d) Tuntutan Profesi Keperawatan

Keyakinan bahwa keperawatan merupakan profesi harus disertai

dengan realisasi pemenuhan karakteristik keperawatan sebagai

profesi yang disebut dengan profesional (Kelly & Joel, 1995).

Karakteristik profesi yaitu :

(1) Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan melalui

penelitian

(2) Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada

orang lain.

(3) Pendidikan yang memenuhi standar

(4) Terdapat pengendalian terhadap praktek

(5) Bertanggung jawab & bertanggung gugat terhadap tindakan

yang dilakukan

(6) Merupakan karir seumur hidup

(7) Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi.

Praktek keperawatan sebagai tindakan keperawatan profesional masyarakat

penggunaan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai

ilmu dasar serta ilmu keperawatan sebagai landasan untuk melakukan

11

Page 12: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

pengkajian, menegakkan diagnostik, menyusun perencanaan, melaksanakan

asuhan keperawatan dan mengevaluasi hasil tindakan keperawatan serta

mengadakan penyesuaian rencana keperawatan untuk menentukan tindakan

selanjutnya. Selain memiliki kemampuan intelektual, interpersonal dan

teknikal, perawat juga harus mempunyai otonomi yang berarti mandiri dan

bersedia menanggung resiko, bertanggung jawab dan bertanggung gugat

terhadap tindakan yang dilakukannya, termasuk dalam melakukan dan

mengatur dirinya sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa menghadapi tantangan yang sangat berat

tersebut, diperlukan perawat dengan sikap yang selalu dilandasi oleh kaidah

etik profesi. Upaya yang paling strategik untuk dapat menghasilkan perawat

profesional melalui pendidikan keperawatan profesional dan beberapa

langkah yang telah disebutkan diatas.

2. Perkembangan dan Pertumbuhan Dunia Keperawatan Sekarang

Dewasa ini dunia terus meningkatkan kepercayaan pada berbagai teknologi

untuk memenuhi kebutuhan informasi. Perkembangan teknologi informasi

juga merambah dunia kesehatan. Kebutuhan layanan kesehatan juga

termasuk keperawatan yang cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan

masyarakat modern saat ini.

Pertumbuhan Pengguna internet di Indonesia semakin meningkat.

Diprediksikan pada tahun 2010 ada 54 juta pengguna internet di Indonesia.

Sebuah angka yang fantastis besarnya dan merupakan sebuah peluang bagi

perawat untuk meningkatkan cakupan pelayanan keperawatan keseluruh

wilayah Indonesia dengan efisiensi yang tinggi. teknologi informasi internet

tersebut, istilah telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi popular

sebagai salah satu model layanan kesehatan (Martono N, 2006). 

Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk

memberikan informasi dan pelayanan medis jarak-jauh. Aplikasi

telenursing saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan

konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai

peralatan video conference. Telenursing adalah praktek kesehatan dengan

memakai komunikasi audio, visual dan data. Termasuk perawatan,

diagnosis, konsultasi dan pengobatan serta pertukaran data medis dan

12

Page 13: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

diskusi ilmiah jarak jauh.  Dengan demikian cakupan telenursing cukup

luas, meliputi penyediaan pelayanan kesehatan (termasuk klinis, pendidikan

dan pelayanan administrasi) jarak jauh, melalui transfer informasi (audio,

video, grafik), dengan menggunakan perangkat-perangkat telekomunikasi

(audio-video interaktif dua arah, komputer, dan telemetri) dengan

melibatkan dokter, perawat,  pasien, dan pihak-pihak lain.

Telenursing sudah diterapkan di berbagai negara seperti di Amerika,

Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark, Belanda, Norwegia, Jordania, India

dan bahkan Malaysia. Organisasi perawat Amerika pada tahun 1999 telah

merekomendasikan pengembangan analisa komprehensif penggunaan

telenursing. Di Amerika Serikat, 36% peningkatan kebutuhan perawat

home care dalam 7 tahun mendatang dapat ditanggulangi dengan

telenursing dan di negara lainpun dilaporkan telah menggunakan pelayanan

telekomunikasi di rumah untuk perawatan home care dengan telenursing.

Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan

menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan

kemudahan bagi masyarakat. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke

rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek.

Pasien hanya dapat dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui

video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan

bahkan sampai pengobatan.

Terdapat manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penggunaan telenursing

atau telemedicine yaitu: efektif dan efisien dalam segi biaya keperawatan,

dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan

pelayanan keperawatan tanpa batas geografis, pasien merasakan tetap dekat

dengan rumah dimana keluarga dan sahabat dapat memberikan dukungan

langsung, dapat mengurangi jumlah kunjungan dan lama hari rawat di

rumah sakit, dan dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan

( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis

informatika kesehatan.

Praktik keperawatan jarak jauh (telenursing) di Indonesia belum

berkembang seperti di Negara-negara maju seperti di Amerika atau

Australia. Penggunaan telenursing di Indonesia masih terbatas pada area

13

Page 14: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

pendidikan seperti yang dikembangkan di UGM melalui program e-learning

atau model e-lisa yang terintegrasi di semua fakultas UGM dan beberapa

universitas swasta lainnya.

Baru-baru ini di Indonesia berdiri organisasi yang bergerak dalam layanan

asuhan keperawatan di rumah ( Home Care.) Home care di Indonesia belum

menggunakan system Telenursing, akan tetapi masih bersifat home visit,

artinya perawat mendatangi rumah-rumah pasien untuk dilakukan

perawatan secara langsung tidak menggunakan jasa teknologi canggih.

Media yang digunakan masih sebatas penggunaan media telepon sebagai

call center. Itupun masih terbatas pada kota-kota besar, kota - kota

kabupaten belum tersentuh layanan home care.

Asuhan keperawatan model ini ( home care ) sebenarnya bisa dikatakan

sebagai layanan asuhan keperawatan jarak jauh ( telenursing) walaupun

sangat sederhana. Setidaknya organisai profesi dapat segera membangun

konsep pengembangan layanan perawatan jarak jauh dengan

mengembangkan Home Care yang sudah mulai berjalan dengan

meningkatkan cakupan layanan ke daerah-daerah dan pada akhirnya kita

benar-benar bisa mengembangkan layanan melalui penggunaan fasilitas

teknologi yang lebih canggih.

Hal yang perlu disiapkan dalam legalitas daripada layanan kesehatan atau

keperawatan jarak jauh dalam hal ini penggunaan telenursing atau

telemedicine yang ada di rumah sakit yang dilakukan oleh instansi-instansi

kesehatan seperti perawat, dokter, dan yang lain-lain adalah dimana perawat

menggunakan pengetahuan, keterampilan, pertimbangan, dan pemikiran

kritis yang tidak bisa dipisahkan di dalam ilmu pendidikan perawatan.

Aktifitas tersebut sudah dapat diberikan lisensi untuk melakukan asuhan

keperawatan. Definisi legal ilmu perawatan hampir selalu meliputi yaitu:

penggunaan ilmu perawatan pendidikan,  pemikiran kritis, dan pengambilan

keputusan

Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem

informasi kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak

mungkin hal ini mendasari telenursing berkembang di Indonesia (dalam

berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini

tidak lain agar pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu, riset

14

Page 15: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

dan pendidikan keperawatan di Indonesia dapat sejajar minimal dengan

perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia.

3. Pembentukan Komite Keperawatan Di RS

Asuhan yang berkualitas dapat dicapai dengan adanya profesionalisme

keperawatan. Pelayanan keperawatan profesional di RS diberikan oleh

kelompok keperawatan. Kelompok keperawatan yang bertanggung jawab

untuk terlaksananya peran dan kegiatan perawat di RS dapat berupa komite

yang berada dalam struktur tetapi menjalankan peran fungsional. Komite

Keperawatan di RS merupakan media utama untuk mengakomodasi dan

memfasilitasi tumbuhnya komunitas profesi keperawatan melalui sistem

pengampu keilmuan yang dapat mempertahankan profesionalisme

pelayanan keperawatan yang diberikan.

Komite Keperawatan merupakan wadah non struktural yang berkembang

dari struktur organisasi formal rumah sakit bertujuan untuk menghimpun,

merumuskan dan mengkomunikasikan pendapat dan ide-ide perawat/bidan

sehingga memungkinkan penggunaan gabungan pengetahuan, keterampilan,

dan ide dari staf profesional keperawatan.

Komite Keperawatan merupakan oganisasi yang berfungsi sebagai wahana

bagi tenaga keperawatan untuk berpartisipasi dalam memberikan masukan

tentang hal-hal yang terkait masalah profesi dan teknis keperawatan.

Penerapan Komite Keperawatan di berbagaai rumah sakit ini mempunyai

peranan yang antara lain adalah 1. Fasilitator pertumbuhan dan

perkembangan profesi melalui kegiatan yang terkoordinasi. 2. Tim kendali

mutu untuk mempertahankan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan

aman. 3. Problem solver dalam mengatasi masalah keperawatan yang

terkait dengan etik dan sikap moral perawat. 4. Investigator, kelompok

peneliti yang mengkaji berbagai aspek keperawatan untuk meningkatkan

pelayanan. 5. Implementator,vmenjamin diterapkannya standar praktek,

asuhan, dan prosedur. 6. Human relation team, menjamin hubungan kerja

dengan staff 7. Designer/implementator/pemantau dan evaluator ide baru.

8. Komunikator, edukator, negosiator, dan pemberi rekomendasi terhadap

hasil kerja staff.

15

Page 16: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan karir perawat merupakan suatu perencanaan dan penerapan rencana

karir. Perencanaan karir merupakan bagian dari manajemen personal, dan menjadi

hal utama untuk setiap organisasi keperawatan (Gillies, 2000). Program

pengembangan karir dapat digunakan untuk penempatan perawat pada jenjang

yang sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan kesempatan yang lebih sesuai

dengan kemampuan berdasarkan potensi perawat. Dengan adanya program

pengembangan karir akan meningkatkan kualitas kerja perawat, ia akan berusaha

mengontrol karirnya dan mencapai karir yang lebih baik sehingga ia akan terus

berprestasi dan memperoleh kepuasan kerja (Marquis &Huston, 2000).

Pertumbuhan praktek dalam keperawatan, yang harus diperhatikan oleh perawat

adalah tantangan di masa yang akan datang sehingga perawat dapat

mempersiapkan diri menghadapi tantangan tersebut dengan cermat dan bermanfaat

juga dalam proses pengembangan karirnya. Selain itu perawat juga harus

mengetahui perkembangan keperawatan masa sekarang dan mengikuti

perkembangannya. Dan akhir-akhir ini pertumbuhan keperawatan di Indonesia

adalah pembentukan komite keperawatan disetiap Rumah Sakit sehingga proses

keperawatan dan pemantauan kualitas keperawatan yang dapat digunakan indicator

pengembangan karir perawat.

B. Saran

Bagi para dosen agar dapat menjelaskan pada mahasiswa tentang meteri ini agar

lebih paham sehingga setiap mahasiswa mampu menjelaskan dan mampu

menerapkan di dunia karirnya nanti. Untuk para mahasiswa agar lebih aktif pada

forum diskusi maupun pada saat presentasi di kelas, sehingga tingkat pemahamaan

dan pengetahuan mahasiswa dapat meningkat.

16

Page 17: MAKALAH MENEJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN PENGEMBANGAN STAFF DAN PERTUMBUHAN DALAM PRAKTEK  KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

http://blog.asuhankeperawatan.com/blog/2008/10/31/langkah-langkah-membentuk-

komite-keperawatan/

http://irwannursing.multiply.com/journal/item/1/

http://perawatblog.blogspot.com/perawatindonesia/34

http://scrib.com/tantangan-dalam-praktek-keperawataan-profesional/

http://www.poltekestniau.ac.id/node/29

17