kasbes mata hordeolum eksterna

24
LAPORAN KASUS SEORANG PEREMPUAN 19 TAHUN DENGAN OD HORDEOLUM EKSTERNUM Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Penguji kasus : dr. Sri Inakawati, Sp.M Pembimbing : dr. Sisilya Maria Umboh Dibacakan oleh : Radith Aulia Dibacakan tanggal : 14 Mei 2014 BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

Upload: radith-aulia

Post on 21-Apr-2017

276 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

LAPORAN KASUS

SEORANG PEREMPUAN 19 TAHUN

DENGAN OD HORDEOLUM EKSTERNUM

Diajukan untuk melengkapi tugas kepaniteraan senior

Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Penguji kasus : dr. Sri Inakawati, Sp.M

Pembimbing : dr. Sisilya Maria Umboh

Dibacakan oleh : Radith Aulia

Dibacakan tanggal : 14 Mei 2014

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

HALAMAN PENGESAHAN

Melaporkan kasus:

Penguji kasus : dr. Sri Inakawati, Sp.M

Pembimbing : dr. Sisilya Maria Umboh

Dibacakan oleh : Radith Aulia

Dibacakan tanggal : 14 Mei 2014

Diajukan untuk memenuhi tugas kepaniteraan senior di Bagian Ilmu Kesehatan Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Semarang, 14 Mei 2014

Mengetahui,

Pembimbing Penguji

dr. Sisilya Maria dr. Sri Inakawati, Sp.M

2

Page 3: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

LAPORAN KASUS

Penguji kasus : dr. Sri Inakawati, Sp.M

Pembimbing : dr. Sisilya Maria Umboh

Dibacakan oleh : Radith Aulia

Dibacakan tanggal : 14 Mei 2014

I. PENDAHULUAN

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata

melindungi kornea dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata.

Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh

permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.

Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari

tumor jinak sampai ganas, proses inflamasi, infeksi maupun masalah struktur

seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis.1 Salah satu infeksi pada

kelopak mata yang sering terjadi adalah hordeolum.

Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada

kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan

kalazion akut. Hordeolum dibagi menjadi dua jenis, yaitu hordeolum eksterna

dan hordeolum interna. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum

interna, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut

hordeolum eksterna.2

Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga

terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang

kurang. Mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan

konjungtivitis menahun.3

3

Page 4: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

II. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Nn. AS

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kradenan, Grobogan

Pekerjaan : Karyawan Toko

No. CM : C455638

III. ANAMNESIS

(Autoanamnesis pada tanggal 8 Mei 2014 di poliklinik mata RSDK,

Semarang)

Keluhan Utama : Kelopak atas mata kanan nyeri

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak empat hari yang lalu pasien mengeluh kelopak mata kanan

bengkak dan merah. Pasien merasakan matanya pegal, nyeri (+), gatal (+),

mata merah (-). Semakin lama kelopak mata kanan pasien semakin

membengkak, dan berwarna merah dengan di bagian tengah didapatkan

adanya bintil (+) berwarna putih. Demam (-), nyeri pada kelopak mata kanan

(+), mata nrocos (-), mata merah (-), pandangan kabur (-). Pasien tidak

menggunakan obat apapun untuk mengurangi keluhan sehingga pasien datang

ke poliklinik mata RSDK Semarang untuk memeriksakan diri.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat radang di kelopak mata sebelumnya disangkal

Riwayat mata merah sebelumnya disangkal

Riwayat trauma pada mata disangkal

Riwayat menggunakan kacamata koreksi disangkal

4

Page 5: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

Riwayat alergi disangkal

Riwayat diabetes mellitus disangkal

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang saat ini sakit mata seperti pasien

Riwayat Sosial Ekonomi :

Biaya pengobatan pasien dibayar dengan menggunakan dana pribadi.

Kesan sosial ekonomi pasien cukup.

IV. PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN FISIK ( Tanggal 8 Mei 2014)

Status Praesen :

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80x/menit

RR : 18x/menit

Suhu : 36,5o C

Pemeriksaan fisik: kepala : mesosefal

nnll preaurikuler : -/-

nnll submandibuler : -/-

leher : tidak ada kelainan

thoraks : cor : tidak ada kelainan

paru : tidak ada kelainan

abdomen : tidak ada kelainan

ekstremitas : tidak ada kelainan

5

Page 6: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

Status Oftalmologi (Tanggal 18 Januari 2014)

OD OS

Oculo Dexter Oculo Sinister6/6,6 VISUS 6/6,6

Tidak dilakukan KOREKSI Tidak dilakukanTidak dilakukan SENSUS COLORIS Tidak dilakukan

Gerak bola mata bebas ke segala arah

PARASE/PARALYSE Gerak bola mata bebas ke segala arah

Tidak ada kelainan SUPERCILIA Tidak ada kelainanEdema (+), hipermesis (+), pustula (+),spasme

(-)

PALPEBRA SUPERIOR Edema (-), hiperemis (-), pustula (-), spasme (-)

Edema (-), hiperemis (-), pustula (-), spasme

(-)

PALPEBRA INFERIOR Edema (-), hiperemis (-), pustula (-), spasme (-)

Hiperemis (-),sekret (-) KONJUNGTIVA PALPEBRALIS

Hiperemis (-), sekret (-)

Hiperemis (-), sekret (-) KONJUNGTIVA FORNICES

Hiperemis (-), sekret (-)

Hiperemis (-), sekret (-) KONJUNGTIVA BULBI

Hiperemis (-), sekret (-)

Tidak ada kelainan SCLERA Tidak ada kelainanJernih CORNEA Jernih

Kedalaman cukup CAMERA OCULI ANTERIOR

Kedalaman cukup

Kripte (+) IRIS Kripte (+)Bulat, central, PUPIL Bulat, central,

6

Page 7: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

diameter : 3 mm, RP (+) N

diamaeter : 3 mm, RP (+) N

Jernih LENSA Jernih (+) cemerlang FUNDUS REFLEKS (+) cemerlang

T. digital normal TENSIO OCULI T. digital normal

Tidak dilakukan SISTEM CANALIS LACRIMALIS

Tidak dilakukan

V. RESUME

Seorang perempuan usia 19 tahun datang ke poliklinik mata RSDK,

Semarang dengan keluhan palpebra superior okuli dextra nyeri sejak 4 hari

yang lalu. Palpebra superior dekstra tampak edema (+), hipermeis (+), secret

(-), nyeri (+), gatal (+), visus turun (-), demam (-). Riwayat menderita sakit ini

sebelumnya disangkal.

Status praesens : dalam batas normal

Pemeriksaan fisik : dalam batas normal, tidak ada kelainan

Status Oftalmologi :

Oculo Dexter Oculo Sinister6/6,6 VISUS 6/7,5

Edema (+), hipermesis (+), pustula (+),spasme (-)

PALPEBRA SUPERIOR

Edema (-), hiperemis (-), pustula (-), spasme (-)

VI. DIAGNOSIS BANDING

7

Page 8: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

OD Kalazion

OD Hordeolum interna

OD Hordeolum eksterna

VII. DIAGNOSIS KERJA

OD Hordeoulum eksterna

VIII. TERAPI

Neomycin sulfat, Polymyxin B sulfat, Dexamethason Eye ointment 3 x sehari

OD

Amoksisilin 3x500 mg

Kompres hangat

IX. PROGNOSIS

OD

Quo ad visam ad bonam

Quo ad sanam ad bonam

Quo ad vitam ad bonam

Quo ad cosmeticam ad bonam

X. SARAN

Kontrol 5 hari kemudian untuk evaluasi kondisi pasien

XI. EDUKASI

Menjelaskan pasien bahwa keluhan pada mata pasien terjadi karena

adanya peradangan pada kelopak mata kanan pasien

Menjelaskan pada pasien bahwa kemungkinan penyebab peradangan

pada kelopak mata pasien adalah karena tersumbatnya kelenjar

keringat yang ada di kelopak atas mata kanan.

8

Page 9: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

Menjelaskan pada pasien untuk selalu menjaga kebersihan mata dan

tangan. Pasien dianjurkan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah

kontak dengan mata, serta sebelum memberi salep mata

Menjelaskan pasien tentang tatalaksana pada kasus ini yaitu pemberian

salep mata, tablet antibiotik yang harus dihabiskan sesuai petunjuk,

kompres hangat pada mata yang sakit selama ± 10-15 menit sebelum

diolesi salep mata

Menjelaskan pada psien untuk selalu menjaga asupan nutrisi yang

baik, serta istirahat yang cukup.

Menjelaskan pada pasien untuk mematuhi terapi yang sudah

disarankan dokter, agar cepat sembuh dan terhindar dari komplikasi

penyakit.

Menjelaskan kepada pasien untuk kontrol kembali 3 hari kemudian

untuk evaluasi keadaan pasien. Selama 3 hari tersebut pasien

disarankan istirahat yang cukup agar proses penyembuhan dapat

berjalan maksimal.

9

Page 10: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

XII. DISKUSI

A. Anatomi Palpebrae

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang

dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip

melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir

pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke

dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan

areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva

pelpebrae).5

1. Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,

longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

2. Muskulus Orbikularis okuli

Fungsi otot ini adalah untuk menutup palpebra. Serat ototnya

mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit

melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian

otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal;

bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar

palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus

facialis.

3. Jaringan Areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis

subaponeurotik dari kulit kepala.

10

Page 11: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa

padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas

jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di

kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).

5. Konjungtiva Palpebrae

Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva

palpebra, yang melekat erat pada tarsus.

Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan)

menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata,

glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea

kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula

Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris

dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang

tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah

dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior

palpebra. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui

kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang

dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis

kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis

orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi

sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu

dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum

orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.5

11

Page 12: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra

superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal

dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah

aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot

polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor

utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa

untuk membungkus muskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas

bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae

disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok

oleh nervus okulomotoris.

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra.

Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V,

sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V. 6

INCLUDEPICTURE "F:\\Eyelid Disorders Diagnosis and

Management - June 1998 - American Academy of Family Physicians_files\\

cart_f2.gif" \* MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE "F:\\Eyelid Disorders

Diagnosis and Management - June 1998 - American Academy of Family

12

Page 13: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

Physicians_files\\cart_f2.gif" \* MERGEFORMATINET

Gambar 1. Anatomi palpebrae superior et inferior

B. Definisi Hordeolum

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar

Meibom yang terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum

interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial

adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.5

Gambar 2. Hordeolum eksterna

13

Page 14: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

Gambar 3. Hordeolum interna

C. Etiologi Hordeolum

Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.3

D. Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang dapat memudahkan seseorang terkena

penyakit hordeolum ini yaitu kulit yang kering, kulit yang berjerawat,

kebersihan yang kurang di daerah kelopak mata, misalnya kurang bersih

dalam membersihkan make up di daerah mata, infeksi kosmetik, stres yang

meningkat dan perubahan hormonal.

Selain itu ada pula penyakit atau kondisi lain yang dapat menjadi

faktor risiko terjadinya hordeolum yaitu penyakit kronik, kesehatan atau daya

tahan tubuh yang buruk, peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis,

diabetes, hiperlipidemia (termasuk hiperkolesterolemia), riwayat hordeolum

sebelumnya, dan kondisi kulit seperti dermatitis seboroik. 4

E. Patofisiologi

Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar

Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar

Meibom yang terletak di dalam tarsus.

Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan

jaringan sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi

blefaritis. 2,3

14

Page 15: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

F. Gejala dan Tanda

Gejala-gejala yang muncul pada hordeolum eksternum antara lain

pembengkakan, rasa nyeri pada kelopak mata, perasaan tidak nyaman dan

sensasi terbakar pada kelopak mata, serta didapatkan adanya riwayat penyakit

yang sama.2,3

Tanda dari hordeolum eksternum yang lebih bersifat objektif antara

lain adalah eritema, edema, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata,

serta terdapatnya pustula.7

ANALISIS KASUS

Pasien ini didiagnosis OD hordeolum eksternum dengan dasar anamnesis dan

pemeriksan fisik sebagai berikut :

1. Anamnesis

Pasien mengeluh kelopak mata kanan bengkak. Nyeri (+), gatal (+).

Semakin hari semakin membengkak, muncul benjolan (+) berwarna

putih.

2. Pemeriksaan Oftalmologis (ODS)

Ditemukan penurunan visus, OD: 6/6,6, OS: 6/6,6

OD palpebra superior edema, hiperemis (+), abses (+)

3. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil semua dalam batas normal,

tidak ada kelainan.

15

Page 16: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik ditemukan adanya gejala dan

tanda yang mengarah kepada diagnosis hordeolum sesuai dengan tinjauan

pustaka, yaitu didapatkan adanya edema pada palpebra, hiperemis pada

palpebra, didapatkan pula adanya rasa nyeri pada palpebra, serta tampak

adanya pustula yang berisis cairan abses karena infeksi dari bakteri.

Diagnosis banding pada kasus ini adalah kalazion, hordeolum interna,

dan hordeolum eksterna. Kalazion merupakan suatu penyakit chronic non-

infective granulomatous inflammation of the meibomian gland. Penyakit ini

ditanda dengan adanya benjolan, tidak nyeri, dan disertai dengan rasa berat

atau pegal pada palpebra, tanpa disertai dengan adanya pustula atau abses.

Penyakit ini biasanya bersifat kronis, dengan ditemukan adanya riwayat sakit

seperti ini sebelumnya. Pada pasien ini baru pertama kali menderita sakit

seperti ini, sehingga diagnosis kalazion dapat disingkirkan.

Hordeolum interna memiliki gejala dan tanda yang hampir mirip

dengan hordeolum eksterna, namun rasa sakit pada hordeolum interna lebih

nyeri karena terjadi pembengkakan pada jaringan fibrous yang lebih dalam

dari hordeolum eksterna. Selain itu pembengkakan dan pembentukan pustula

terletak lebih jauh dari margin palpebra, yaitu pada konjungtiva tarsal, dan

jarang terlihat pada kulit palpebra. Gambaran klinis seperti tersebut di atas

berbeda dengan gambaran klinis pada pasien, sehingga diagnosis hordeolum

interna juga dapat disingkirkan.

Tanda dan gejala pada pasien ini adalah edema pada palpebra,

hiperemis pada palpebra, rasa nyeri pada palpebra, serta pustula yang tampak

pada lapisan kulit palpebra. Tanda dan gejala ini merupakan gambaran klinis

yang sesuai untuk diagnosis hordeolum eksterna.

Pada kasus ini diberikan terapi berupa eye ointment 3x1 (OD) yang

mengandung antibiotik dan anti radang yang berfungsi untuk mengatasi

infeksi dan radang lokal pada palpebra. Pada pasien ini juga diberikan

16

Page 17: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

amoksisilin 3x500 mg untuk mengontrol infeksi awal, dan sebagai

pencegahan untuk terjadinya penyebaran infeksi lebih jauh. Kopres hangat

juga diberikan sebelum mengoleskan salep mata, yang berfungsi untuk

membersihkan serta mengurangi peradangan dan pembengkakan pada

kelopak mata.

DAFTAR PUSTAKA

1. Khurana, A. K. Ophthalmology, Edisi 4. E-book, 2007.

2. Lang, G. K. Ophthalmology. New York. 2000.

3. http://www.emedicine.com/emerg/OPHTHALMOLOGY.htm

4. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ilmu Penyakit Mata. Edisi

Kedua. Jakarta: Sagung Seto, 2010.

5. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika,

Jakarta, 2000: Hal 17-20

6. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI,

Jakarta. 2004: Hal 92-94

17

Page 18: KASBES MATA Hordeolum Eksterna

7. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penerbit FK UI,

Jakarta 2003: Hal15 -16

8. James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes Oftalmologi. Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2006.

18