kasbes diare

94
LAPORAN KASUS BESAR SEORANG ANAK LAKI-LAKI 11 BULAN DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI TAK BERAT Diajukan guna memenuhi syarat menempuh ujian Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Disusun oleh : Anindia Wardhani 22010110200028 Penguji : dr. MS Anam, M.Si Med, Sp.A Pembimbing : dr. Farah BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

Upload: anindiaw

Post on 28-Oct-2015

103 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

anak

TRANSCRIPT

Page 1: kasbes Diare

LAPORAN KASUS BESAR

SEORANG ANAK LAKI-LAKI 11 BULAN

DENGAN DIARE AKUT DEHIDRASI TAK BERAT

Diajukan guna memenuhi syarat menempuh ujian Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

Anindia Wardhani

22010110200028

Penguji :

dr. MS Anam, M.Si Med, Sp.A

Pembimbing :

dr. Farah

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

2012

Page 2: kasbes Diare

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Anindia Wardhani

NIM : 22010110200028

Fakultas : Kedokteran Umum

Judul : Laporan Kasus Besar Seorang Anak 11 Bulan dengan Diare Akut

Dehidrasi Tak Berat

Bagian/SMF : Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro Semarang

Penguji : dr. MS Anam, M.Si Med, Sp.A

Pembimbing : dr. Farah

Semarang, 24 Maret 2012

Penguji

dr. Anam, M.Si Med, Sp.A

Pembimbing

dr. Farah

ii

Page 3: kasbes Diare

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan kasus besar yang berjudul

Seorang Anak 11 Bulan dengan Diare Akut Dehidrasi Tak Berat.

Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi syarat menempuh ujian

Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro, Semarang.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. MS Anam, M.Si Med, Sp.A sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan

waktu dan membimbing penulis.

2. dr. Farah, sebagai pembimbing yang telah memberikan masukan-masukan,

petunjuk, serta kritik yang membangun dalam penyusunan kasus ini.

3. Anak R, serta keluarga, atas bantuannya sebagai pasien di dalam penyusunan kasus

besar ini.

4. Ibu, Bapak dan adik-adik atas bantuan dukungan penuh dan doanya.

5. Teman-teman yang satu stase di bagian anak yang telah memberikan bantuan baik

material maupun spiritual kepada penulis dalam menyusun laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan kasus ini,

maka penulis sangat mengharapkan kritik yang membangun serta saran dari semua

pihak.

Semoga laporan kasus besar ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama

untuk kasus diare aku dengan dehidrasi tak berat.

Semarang, 24 Maret 2012

Penulis

iii

Page 4: kasbes Diare

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

BAB II. PENYAJIAN KASUS .................................................................. 4

A. Identitas Penderita ................................................................... 4

B. Data Dasar ............................................................................... 5

C. Data Khusus............................................................................. 7

D. Pemeriksaan Fisik.................................................................... 12

E. Kebutuhan Cairan, Kalori, Protein ......................................... 16

F. Daftar Masalah ........................................................................ 17

G. Initial Plan ............................................................................... 17

H. Perjalanan Penyakit ................................................................. 22

I. Hasil kunjungan rumah............................................................ 28

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 32

DIARE AKUT DEHIDRASI TAK BERAT................................. 32

A. Diagnosis ................................................................................... 32

B. Pengelolaan ................................................................................ 37

C. Pencegahan ................................................................................ 42

iv

Page 5: kasbes Diare

PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF DAN HOLISTIK...... 44

1. Kuratif........................................................................................... 44

2. Preventif ....................................................................................... 45

3. Promotif ....................................................................................... 46

4. Rehabilitatif.................................................................................. 47

5. Psikososial .................................................................................. 47

PROGNOSIS .................................................................................. 49

BAGAN PERMASALAHAN........................................................ 50

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………… 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................... 54

LAMPIRAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH............................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 57

v

Page 6: kasbes Diare

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari jumlah tinja dan penurunan

konsistensi tinja dari lembek cair sampai cair, dengan atau tanpa darah dan atau

tanpa lendir di dalam tinja, dimana manifestasi klinik yang utama adalah kehilangan

air dan elektrolit melalui saluran cerna. 1,2 Untuk keperluan diagnosis, secara

epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai berak lembek cair

sampai cair 3-5 kali perhari.1

Penyakit diare menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian

pada bayi dan balita di negara berkembang dengan perkiraan 1,3 milyar episod dan

3,2 juta kematian setiap tahun pada balita, sekitar 80% kematian yang berhubungan

dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian

karena diare adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya.

Penyebab lain yang penting adalah kekurangan gizi dan ineksi yang serius. Di

Indonesia sendiri hal ini dapat terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian

akibat diare. Menurut laporan Departemen Kesehatan di Indonesia, setiap anak

mengalami diare 1,6-2 kali pertahun.1,2

Menurut Hipokrates, diare adalah keadaaan yang abnormal dari frekuensi

dan kepadatan tinja. Sedangkan Lebenthal, Gry Bosky dan Smith mendefinisikan

diare sebagai gangguan pasase yang frekuen dari tinja dengan konsistensi lembek

sampai cair dengan volume melebihi 10 ml/kgBB/hari. Pada Seminar Rehidrasi

Nasional III (1982) mendefinisikan diare adalah perubahan konsistensi berak

menjadi lembek sampai cair lebih dari 3-5 kali per hari. Pembagian diare menurut

Depkes meliputi diare tanpa tanda dehidrasi, dehidrasi tak berat, dan dehidrasi

berat.1,2

Berdasarkan waktu lama penyakit, diare dibedakan atas, diare akut jika

berlangsung kurang dari 14 hari dan diare persisten yaitu diare yang mula-mula

bersifat akut kemudian berlangsung lebih dari 14 hari.1,3 Hal ini dapat dibedakan

1

Page 7: kasbes Diare

dengan diare kronik, yaitu diare yang bersifat intermiten ( hilang timbul) yang

berlangsung lama akibat proses noninfeksi.3

Dua bahaya utama diare adalah dehidrasi dan gizi kurang. Dehidrasi terjadi

bila pengeluaran air dan elektrolit lebih banyak dibandingkan pemasukannya.

Semakin banyak tinja yang dikeluarkan berarti semakin banyak anak tersebut

kehilangan cairan. Pembagian diare menurut Depkes meliputi diare tanpa tanda

dehidrasi, dehidrasi tak berat, dan dehidrasi berat1,2,3.

Pada umumnya pada kasus diare akut dengan pengelolaan yang tepat akan

sembuh namun sebagian kecil akan melanjut menjadi diare kronik atau komplikasi

lain. Komplikasi yang dapat terjadi adalah kehilangan air dan elektrolit, gangguan

gizi, perubahan ekologi dalam lumen usus dan perubahan mekanisme ketahanan isi

usus. Kehilangan cairan dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, renjatan

hipovolemik, hipokalemia, hipoglikemi, intoleransi laktosa sekunder, kejang maupun

malnutrisi energi protein. Keadaan dehidrasi sering disertai penurunan jumlah cairan

ekstraseluler (hipovolemik) yang kemudian diikuti pula dengan gangguan perfusi

jaringan akibat hipoksia. Keadaan ini akan menambah berat asidosis metabolik dan

dapat memberikan gangguan kesadaran.

Penanganan diare akut terkait dengan derajat dehidrasinya, yaitu

memberikan rencana terapi A, B, dan C . 3 Rencana terapi A diberikan bila tidak

didapatkan tanda-tanda dehidrasi. Rencana terapi B diberikan pada diare dengan

dehidrasi ringan sedang, dan terapi C pada diare dengan dehidrasi berat.3 Selain

rehidrasi, perlu juga untuk memperhatikan faktor-fakor lain yang berpengaruh

terhadap diare, seperti faktor infeksi, umur, status gizi, lingkungan, dan faktor

makanan.

Dalam penulisan ini akan dilaporkan seorang anak dengan diare cair akut

dehidrasi tak berat dengan tujuan untuk mengetahui cara menegakkan diagnosa dan

mengelola penderita sehingga dapat mencegah komplikasi lebih lanjut.

B. TUJUAN

Pada laporan kasus ini disajikan suatu kasus seorang anak dengan diare akut

dehidrasi tak berat yang dirawat di bangsal C1 L2 IRNA C RSUP Dr. Kariadi

2

Page 8: kasbes Diare

Semarang. Penyajian kasus ini bertujuan untuk mempelajari lebih dalam tentang cara

mendiagnosis, mengelola dan mengetahui prognosis penderita dengan penyakit

tersebut di atas.

C. MANFAAT

Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat membantu mahasiswa

kedokteran untuk belajar menegakkan diagnosis, melakukan pengelolaan, dan

mengetahui prognosis penderita diare akut dehidrasi tak berat.

3

Page 9: kasbes Diare

BAB II

PENYAJIAN KASUS

A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. R

Umur : 11 bulan / 28 maret 2011

Jenis kelamin : Laki - laki

Alamat : Borobudur Timur Kembangarum RT 009 RW 009, Kodya

Semarang

Agama : Islam

No. CM : C342927

Bangsal : C1 L2 Kelas III

Masuk Rumah Sakit : Rabu, 7 Maret 2012

Keluar Rumah Sakit : Jumat, 9 Maret 2012

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Tn.S

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Swasta (Tukang Bengkel)

Pendidikan : SMK

Alamat : Borobudur Timur Kembangarum RT 009 RW 009, Kodya

Semarang

Nama Ibu : Ny. K

Umur : 20 tahun

Pekerjaan : Pedagang warung

Pendidikan : SLTP

Alamat : Borobudur Timur Kembangarum RT 009 RW 009, Kodya

Semarang

4

Page 10: kasbes Diare

B. DATA DASAR

Anamnesis ( Alloanamnesis)

Alloanamnesis dengan ibu dan ayah penderita pada tanggal 7 Maret 2012 pukul

04.00 WIB di bangsal anak C1L2 RSDK.

1. Keluhan Utama : Mencret

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

± 1 hari (Pagi) sebelum masuk rumah sakit anak mencret > 10x @

±1/3 gelas belimbing, cair, warna kuning, tidak ada ampas, tidak ada lendir

darah, berak tidak nyemprot, tidak berminyak, tidak berbau asam, tidak nyeri

maupun kemerahan di sekitar anus. Tidak ada muntah, tidak ada demam, tidak

ada batuk. Kemudian anak dibawa ke RS Mardirahayu, mendapat obat puyer,

metoclopramid, kaolin dan pectin sirup, tetapi keluhan dirasa tidak berkurang.

1 hari (Malam) sebelum masuk rumah sakit anak muntah, terutama

jika diberi makan/minum, total ± 5x, setiap kali muntah ± 3-4 sendok makan,

isi muntahan seperti yang dimakan atau diminum, terjadi tidak lama setelah

makan/minum, tidak nyemprot. Demam tinggi, terus menerus, Anak sempat

diberi obat penurun panas sirup, setelah itu panas turun tetapi kemudian naik

kembali. Anak tidak kejang, tidak menggigil, tidak kembung, tidak nyeri

perut, batuk tidak ada, pilek tidak ada, tidak keluar bintik-bintik merah

ataupun bercak merah di tubuh, tidak rewel saat kencing, tidak ada sakit pada

telinga dan keluar cairan pada telinga. Anak masih mencret 3-4 kali @ ¼

gelas belimbing, terdapat sedikit ampas.

± 2-3 jam sebelum masuk rumah sakit, anak rewel (menangis terus),

sulit tidur, dan tampak kehausan, anak masih mau diberi minum, tetapi setiap

kali setelah diberi minum anak memuntahkannya Mata anak tampak lebih

cekung daripada biasanya, bibir kering, dan jika menangis masih keluar air

mata. Nafsu makan berkurang, anak tampak lemas, kencing dirasakan

berkurang frekuensinya (terakhir ± 2 jam sebelum masuk UGD) dan bewarna

kuning. Nafas cepat dan dalam (-), biru-biru (-), kaki dan tangan dingin (-).

5

Page 11: kasbes Diare

Riwayat berganti merk susu, memakan makanan terlalu asam serta

makanan basi/rusak disangkal. Anak minum susu menggunakan dot, orang

tua mempunyai 2 buah dot, metoda pencucian tidak tentu, kadang direbus,

kadang hanya dibilas menggunakan air panas, atau disabun. Riwayat minum

antibiotika jangka panjang (-), anak tidak pernah diminumi obat cacing.

Karena orangtua khawatir maka anak dibawa ke RSDK. Pasien tiba di

UGD RSDK pukul 11.40, didiagnosa sebagai diare akut dehidrasi tak berat.

Kemudian pasien diinfus dengan larutan ringer laktat 75cc/kgbb/4jam (25

tpm mikro) mulai pukul 00.30, dan sekaligus dilakukan pengambilan darah

untuk pemeriksaan darah rutin dan elektrolit. Kemudian pasien dirawat inap

ke bangsal C1L2 RSDK pada pukul 02.45.

3. Riwayat Penyakit Dahulu :

Umur Umur

Morbili Tidak pernah Diare Pernah, ± 2x,

terakhir usia 9

bulan

Pertusis Tidak pernah Disentri Amuba Tidak pernah

Varisela Tidak pernah Difteri Tidak pernah

Tifus Abdominalis Tidak pernah

Malaria Tidak pernah Cacingan Tidak pernah

Tetanus Tidak pernah Reaksi Obat Tidak pernah

Angina Tidak pernah Demam berdarah

Dengue Tidak pernah

Pneumonia Tidak pernah Batuk pilek Pernah, 1-2x

Penyakit yang pernah diderita adalah diare dan batuk-pilek, masing-masing 1-

2x,dibawa ke RS Mardirahayu dan sembuh setelah beberapa hari. Anak tidak

pernah sakit hingga dirawat di rumah sakit sebelumnya. Riwayat berganti

susu tidak ada. mengkonsumsi makanan yang basi/rusak disangkal.

6

Page 12: kasbes Diare

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang menderita diare.

Tidak ada tetangga yang menderita diare

5. Riwayat Sosial Ekonomi :

Penderita adalah anak pertama. Ayah penderita bekerja sebagai karyawan

bengkel dengan penghasilan rata-rata Rp 1.000.000,00/bulan. Ibu penderita

berkerja dengan membuka usaha warung dirumah, penghasilan perbulan rata-

rata Rp 300.000,00/bulan. Keluarga tinggal di rumahnya sendiri peninggalan

dari orangtua ayah penderita. Keluarga menanggung 1 orang anak yang belum

mandiri. Biaya pengobatan atas tanggungan pribadi.

Kesan: sosial ekonomi kurang

C. DATA KHUSUS

1. Riwayat pemeliharaan prenatal :

Lahir dari ibu G1P1A0, ANC di bidan, teratur, dilakukan 4 kali selama masa

kehamilan, mendapat imunisasi TT 2 kali. Riwayat penyakit selama kehamilan

seperti sakit panas selama hamil, darah tinggi, trauma, kejang, sakit gula selama

hamil disangkal. Riwayat perdarahan selama kehamilan disangkal Selama hamil

ibu mendapat vitamin dan tablet penambah darah.

2. Riwayat kelahiran :

No Kehamilan dan Persalinan Tgl lahir/umur

1. Laki-laki, aterm, spontan, dokter, BBL : 3250 gr 11 bulan

Penderita lahir ditolong oleh dokter di RS Mardirahayu, umur kehamilan 9

bulan, lahir spontan, langsung menangis, riwayat biru-biru disangkal, riwayat

trauma kelahiran disangkal, riwayat adanya kesulitan selama persalinan

7

Page 13: kasbes Diare

disangkal. Berat badan lahir 3250 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala

lahir ibu lupa.

3. Riwayat Pemeliharaan Postnatal :

Bayi menyusu kuat, tidak kuning, tidak kejang. Pemeliharaan postnatal di

Puskesmas dan dinyatakan sehat. Rutin ke posyandu 1 bulan sekali.

4. Riwayat Imunisasi :

BCG : 1 x ( 1 bulan, scar + )

DPT : 3 x (2, 4, 6 bulan)

Polio : 4 x ( 0, 2, 4, 6 bulan)

Campak : 1x (9 bulan)

Hepatitis B : 4 x (0, 2, 4, 6 bulan)

Booster : -

Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia.

5. Riwayat Kontrasepsi

Ibu penderita mengikuti program Keluarga Berencana, menggunakan

KB suntik 3 bulanan.

6. Riwayat Makan dan Minum Anak

ASI sejak lahir – sekarang diberikan semau anak

Susu formula diberikan sejak usia 2 bulan :

- 0-6 bulan SGM 1, diberikan 2-3x/hari @1-2 sendok takar dalam 30-60cc

air, habis

- 6-11 bulan SGM 2, diberikan 3-4x/hari @2-3 sendok takar dalam 60-90cc

air, habis

- 11 bulan-sekarang susu Bendera 1,2,3, diberikan 3-4x/hari @3-4 sendok

takar dalam 90-120cc air, habis

Makanan padat diberikan sejak usia 3 bulan:

- 3 – 6 bulan diberikan pisang ulek 1-2x/hari 1-2 sdm, habis

- 6 – 9 bulan diberikan bubur susu 1-2x/hari ¼ mangkuk kecil, sering habis

8

Page 14: kasbes Diare

- 9 – 11 bulan diberikan nasi tim (ati ayam, ceker, daging, telor,

sayur)2-3x/hari ½ mangkuk kecil, sering habis

Kesan : ASI tidak eksklusif, penyapihan dini, kualitas dan kuantitas cukup

7. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan anak

Pertumbuhan :

Berat badan lahir 3250 gr, panjang badan lahir 50 cm, lingkar kepala lahir

ibu lupa.

Berat badan sekarang 9,3 kg, tinggi badan sekarang 78 cm, lingkar kepala

45,6 cm (mesosefal). Lingkar lengan atas 15,5 cm

BB bulan lalu 9 kg

Kesan : Pola Pertumbuhan normal growth, mesosefal, tinggi badan normal,

berat badan normal

9

Page 15: kasbes Diare

Perkembangan :

- Senyum : 2 bulan

- Miring : 3 bulan

- Tengkurap : 4 bulan

- Duduk : 7 bulan

- Gigi keluar : 6 bulan

- Merangkak : 9 bulan

- Berdiri : 11 bulan

- Berjalan : 12 bulan

- Motorik halus : ketrampilan gerak halus, keseimbangan dan koordinasi

tangan baik.

- Motorik kasar : aktifitas motorik kasar berada dibawah kendali ketrampilan

kognitif dan kesadaran.

- Verbal : kemampuan kata-kata, berbicara verbal sudah bisa

mengatakan 2 kata yang mempunyai arti, seperti “papa”,

“mama”

- Sosialisasi : anak sudah bisa mengenal anggota keluarganya, sudah bisa

daag daag dengan pemeriksa, tepuk tangan.

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan Usia 9 Bulan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik

perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi

mempertahankan lehernya secara kaku?

2 Pernahkah bayi memindahkan mainan atau kue kering dari satu

tangan ke tangan lain? Benda-benda panjang seperti sendok

atau kerincingan bertangkai tidak ikut dinilai.

3 Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu √

10

Page 16: kasbes Diare

tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi

mencoba mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja atau di

belakang kursi?

4 Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue

kering, dan masing-masing tangan memegang satu benda pada

saat yang sama?

5 Jika bayi diangkat ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia

menyangga sebagian berat badan dengan kedua kakinya?

6 Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil

seperti kismis, kacang-kacangan, potongan biskuit, dengan

gerakan miring atau menggerapai?

7 Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi

duduk sendiri selama 60 detik?

8 Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri? √

9 Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang

berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti

mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung

10 Letakkan suatu mainan yang diinginkannya di luar jangkauan

bayi, apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan

lengan atau badannya?

Total jawaban “Ya” = 10

Kesan : Perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya

Instrumen Tes Daya Dengar umur 9-12 bulan

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Pada waktu bayi tidur, kemudian ada yang berbicara atau

membuat kegaduhan, apakah bayi akan bergerak atau terbangun

dari tidurnya?

2 Pada waktu bayi telentang dan ada yang duduk di dekat

kepalanya pada posisi yang tidak terlihat bayi, kemudian tepuk

tangan dengan keras. Apakah bayi terkejut atau mengerdipkan

11

Page 17: kasbes Diare

matanya atau menegangkan tubuh sambil mengangkat kaki

tangannya ke atas?

3 Apabila ada suara nyaring ( suara batuk, salak anjing, piring

jatuh dan lain-lainnya), apakah bayi terkejut atau terlompat?

4 Jika ada yang berdiri di samping atau belakang bayi dan tidak

terlihat oleh bayi, sebutkan namanya atau bunyikan sesuatu,

apakah bayi langsung memalingkan kepala ke arah sumber

suara tersebut di samping atau belakangnya?

Total jawaban “Ya” = 4

Kesan : Pendengaran normal

D. PEMERIKSAAN FISIK

Tanggal 7 Maret 2012 pukul 04.30 WIB di bangsal C1L2 RSUP Dr. Kariadi

Seorang anak laki- laki, umur 11 bulan, Berat Badan (BB) : 9,3 kg, Panjang

Badan (PB) : 78 cm

Keadaan umum : Sadar, nafas spontan (+) adekuat, rewel/menangis terus, mata

cowong, air mata keluar, tampak kehausan, UUB cekung

Tanda vital : Frekuensi jantung : 110 x / menit

Nadi : reguler, isi dan tegangan cukup

Frekuensi nafas : 30x / menit, reguler

Suhu : 38,1°C

Status Internus :

Kepala : lingkar kepala 45,6 cm, mesosefal

Ubun-ubun besar : Belum menutup, tampak cekung

12

Page 18: kasbes Diare

Ubun-ubun besar : cekung (+)

Anemi : -

Sianotik : -

Ikterik : -

Turgor : kembali lambat

Rambut : warna hitam dan tidak mudah dicabut.

Kulit : ptekie (-), kering (-)

Mata : cowong (+/+), air mata (+/+), conjungtiva palpebra anemis

(-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor diameter 2 mm / 2 mm

Telinga : Nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan retroaurikuler (-/-), nyeri

tarik (-/-), discharge (-/-), serumen (+/+)

Hidung : nafas cuping (-), discharge (-/-), mukosa hiperemis (-/-)

Bibir : sianosis (-), kering (-)

Mukosa : kering (-), oral trush (-)

Mulut : sianosis (-), kering (-)

Lidah : kotor (-), hiperemis (-), tremor (-)

Gigi-geligi : karies (-)

Tenggorok : Tonsil : T1-1, hiperemis (-), kripte tidak melebar, detritus (-)

faring hiperemis (-)

Leher : simetris, pembesaran kelenjar getah bening (-/-)

Toraks :

Pulmo

Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-).

Palpasi : stem fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor seluruh lapangan paru

Auskultasi : suara dasar : vesikuler (+/+)

suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-), hantaran (-/-).

Cor

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

13

Page 19: kasbes Diare

Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga IV 2 cm medial linea

medioclavikularis sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar.

Thrill (-)

Perkusi : sulit dinilai

Auskultasi : suara jantung I dan II normal, irama reguler, gallop (-),

bising (-).

M1>M2, A1<A2, P1<P2

Abdomen :

Inspeksi : datar, venektasi (-).

Auskultasi : bising usus ↑

Perkusi : timpani, pekak sisi normal, pekak alih

Palpasi : supel, lemas, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali lambat

Hepar tidak teraba

Lien tidak teraba

Ekstremitas : superior inferior

Sianosis - / - - / -

Akral dingin - / - - / -

Waktu pengisian kapiler <2”/<2” <2”/<2”

Reflek fisiologis +N/+N +N/+N

Reflek patologis - / - - / -

Genital : Laki-laki, testis teraba dua buah, kenyal.

Perianal : Eksoriasi (-), hiperemis (-)

14

Page 20: kasbes Diare

E. STATUS ANTROPOMETRI

Anak laki-laki, umur 11 bulan. BB : 9,3 kg, PB : 78 cm, LK : 45,6cm

Berat badan menurut umur. WAZ : -0,99

Tinggi badan menurut umur. HAZ : -0,19

15

Page 21: kasbes Diare

Berat badan menurut panjang badan. WHZ : 1,30

Kesan : Gizi baik, perawakan normal, mesosefal

KEBUTUHAN 24 JAM

Cairan (cc) Kalori (kkal) Protein (gr)

Kebutuhan 24 jam 930 1023 13,95

Infus 2A ½ NS

3 x diet lunak

3 x susu 100cc

ASI ad libitum

480

300

300

81,6

690

198

-

22,8

4,74

Jumlah Total 1080 947,5 27,54

AKG (%) 116% 46,76% 197,4%

16

Page 22: kasbes Diare

F. LAIN-LAIN

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal 7 Maret 2012 (19:29)

Pemeriksaan Darah : Hemoglobin : 13,90 g / dl (11 – 13,00 gr%)

Hematokrit : 41,8 % (36 – 44 %)

Eritrosit : 5,36juta / mm3 (3,60 – 5,00 juta/ mm3 )

Lekosit : 10.500 / mm3 (6000-18000/mm3)

Trombosit : 314.000 / mm3 (150000 – 400000/mm3)

MCV : 78,0 fl (77 – 101 fl)

MCH : 26,00 pg (23 – 31 pg)

MCHC : 33,40 g/dL (29 – 36 %)

Kesan : dalam batas normal

Pemeriksaan Kimia & Elektrolit Darah :

Natrium : 138 mmol/l (136 – 145 mmol/l)

Kalium : 4,4 mmol/l (3,5 – 5,1 mmol/l)

Chlorida : 116 mmol/l (98 – 107 mmol/l)

Calcium : 2,42 mmol/L (2,12 – 2,521 mmol/L)

Kesan : dalam batas normal

17

Page 23: kasbes Diare

DAFTAR MASALAH

NO PROBLEM AKTIF TGL PROBLEM PASIF TGL

1

2

3

4

5

6

7

8

9.

Berakcair 1 hari >10x @1/3

gelas belimbing, kuning, ampas

(+) sedikit 8

Muntah >5x @ 3-4 sendok

makan 8

Demam tinggi 8,9

Anak rewel dan tampak

kehausan8

Ubun-ubun besar cekung 8

mata cowong8

turgor kulit kembali lambat8

Diare akut dehidrasi tak berat

Febris 1 hari

7/03/12

7/03/12

7/03/12

7/03/12

7/03/12

7/03/12

7/03/12

7/03/12

7/03/12

Sosial ekonomi kurang

7/03/12

G. INITIAL PLANS

ASSESSMENT

1. Diare Akut Dehidrasi Tak Berat

DD/ : - Osmotik DD/: - Infeksi : DD/ Viral

DD/ - Rotavirus

- Intoleransi laktosa

- Sekretorik DD/ : - Infeksi

DD/-Enteral

- Bakterial

DD/ - ETEC

18

Page 24: kasbes Diare

- Cholera

- Parasit

DD/ - Cacing

- Jamur

- Protozoa

- Parenteral

- Keracunan makanan (toksin preformed)

IP Dx S : ( - )

O : pemeriksaan faeces rutin, pH faeces, clinitest, Sudan III

IP Rx :

- Infus RL 75cc/kgBB/4jam 750cc/4jam 400 cc/4jam i.v

(26 tpm mikro) dan oralit 300cc/4 jam, evaluasi tiap jam. Jika

tanda dehidrasi sudah (-) lanjutkan dnegan Infus 2A ½ N

480/20/5 tetes per menit mikrodrip

Per oral : - Zinc Sulfat 1 x 20 mg/hari

- Oralit sachet 50-100 cc tiap kali muntah atau

mencret

- Paracetamol syrup 3-4 x 3cth =100 mg

Diet : 3 x diet lunak

3 x 100 cc susu

ASI ad libitum

IP Mx : Evaluasi keadaan umum, tanda vital, tanda dehidrasi, balans

cairan, volume dan konsistensi diare, tanda syok, akseptibilitas

diet

IP Ex : - Memberitahu kepada orangtua mengenai penyakit yang

diderita anak, kondisi anak sekarang, kemungkinan dari

penyebab penyakit serta cara penularannya dan pemeriksaan

penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.

19

Page 25: kasbes Diare

- Menganjurkan tetap memberikan makanan dan minuman

kepada anak selama diare dengan porsi kecil tapi sering untuk

menghindarkan efek buruk pada gizi

- Meminta ibu untuk tetap memberikan ASI semau anak.

- Edukasi cara pemberian oralit pada anak 50 – 100 cc tiap

kali muntah/mencret, diberikan satu sendok teh tiap 1-2 menit

sampai habis, jika anak muntah maka dihentikan, tunggu +

10 menit lalu dilanjutkan lagi tetapi lebih lambat misalnya

sesendok tiap 2-3 menit.

- Menjelaskan pada ibu perlunya menjaga kebersihan diri dan

alat-alat makan/minum (dot) dengan cara cuci tangan

sebelum membuat susu dan menggunakan alat-alat

makan/minum yang sudah dicuci bersih atau direbus dahulu.

- Biasakan untuk mencuci tangan sebelum memberikan

makanan dan minuman untuk anak.

- Selama dirawat di bangsal ataupun di rumah, bila anak buang

air besar harus segera dibersihkan dengan air dan ganti

dengan celana yang bersih, bila tinja mengotori perlak segera

bersihkan dan ganti dengan perlak yang bersih.

- Memperbaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan

pendamping ASI (untuk mengurangi perkembangbiakan

bakteri)

- Selalu menggunakan air bersih untuk minum.

- Memasak atau mendidihkan makanan dengan benar dan

menyiapkan makanan sesaat sebelum makanan dimakan.

- Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda-tanda dehidrasi

seperti rewel, kehausan, mata cekung, menangis tidak keluar

air mata, bibir kering. Bila bayi diare disertai muntah

berulang, bayi tampak kehausan sebaiknya segera dibawa ke

Rumah Sakit atau poliklinik terdekat (penting bila setelah

pulang dari RSDK bayi sakit lagi )

20

Page 26: kasbes Diare

- Menjelaskan kepada ibu bahwa tablet zinc harus dikonsumsi

hingga 10-14 hari sekalipun nantinya diare sudah sembuh.

2. Observasi Febris 1 hari

DD/ : - Dehidrasi

- Infeksi saluran cerna (diare) akut

DD/: Osmotik

Sekretorik

- Infeksi saluran kemih

Ip Dx : S : -

O : urin rutin, preparat darah hapus, diff count, gambaran darah

tepi

IpRx : Parasetamol 1-3x100 mg

Ip Mx : - Evaluasi KU, TV

- Progresivitas penyakit

- Pantau akseptabilitas diet

Ip Ex : - Menjelaskan kepada orang tua tentang penyakitnya dan

kemungkinan-kemungkinan penyebab panas, serta mengenai

pemeriksaan yang akan dilakukan untuk menegakkan

diagnosis.

- Menjelaskan kepada orang tua bahwa saat ini belum diperlukan

pemberian antibiotik

21

Page 27: kasbes Diare

PERJALANAN PENYAKIT

Tanggal Keadaan Klinis Program terapi/tindakan

07-03-2012

Jam 08.00

HP : I

Keluhan:

mencret 4x pagi, demam (-), lendir (-),

darah (-), muntah (+) 3x dari malam,

Kencing (+) 2x semalam, jumlah cukup

warna kuning, batuk (-)

KU : sadar, kurang aktif, tanda dehidrasi

(-), air mata (+), nafas spontan

adekuat

TV : HR : 110x/menit

RR : 29x/menit

t : 37º C

N : reguler, isi dan tegangan cukup

Kepala : mesosefal, LK : 45,6cm

UUB : cekung (-)

Mata : cowong (-/-), air mata (+/+), anemis

(-/-), ikterik (-/-)

Hidung : nafas cuping (-)

Tenggorok: Tonsil : T1-1, hiperemis (-),

kripte tidak melebar, detritus (-)

faring hiperemis (-)

Mulut: sianosis (-), mukosa kering(-)

Dada : simetris, retraksi(-)

Cor : BJI-II normal, bising (-), gallop (-)

Pulmo : SD vesikuler +/+, ST (-/-)

Abd : supel, datar, bising usus (+) N, turgor

kembali cepat, hepar dan lien tidak

teraba.

Genital : laki-laki

- Infus 2A1/2N 480/20/5

- PO :

- Tablet Zinc 1x20 mg

- Paracetamol syr. 4-6x120mg

(1cth)

- Oralit 50-100 cc/diare

Diet :

- 3x diet lunak

- 3 x 120 cc SGM 2

Program :

- Evaluasi KU, TV, tanda

dehidrasi, tanda overhidrasi

- Preparat darah hapus,

gambaran darah tepi, diff

count.

- Feses rutin, pH feses, clini

test, sudan III

- Urin rutin

22

Page 28: kasbes Diare

12.00

Perianal : erosi (-), hiperemis (-)

Ext : akral dingin (-/-) (-/-)

Sianosis (-/-) (-/-)

Capp refill (<2”) (<2”)

Assesment :

Diare akut tanpa tanda dehidrasi

DD/ osmotik

sekretorik

Febris 1 hari

DD/ Dehidrasi

Infeksi saluran cerna (diare) akut

Infeksi saluran kemih

Hematologi :

Eosinofil : 0 (2-5)

Basofil : 0 (0-0)

Batang : 0 (2-5)

Segmen : 64 (25-70)

Limfosit : 30 (50-70)

Monosit : 6 (5-15)

Eritrosit: Normositik, poikilositosis

ringan (tear drop cell, sel krenasi,

ovalosit)

Trombosit: clumping +, jumlah sulit di

evaluasi, bentuk besar

Leukosit: Jumlah tampak menurun,

vakuolisasi (+), toxic granulasi (+),

limfosit teraktivasi +

23

Page 29: kasbes Diare

14.00

Pemeriksaan Urine :

Makroskopis :

warna kuning muda, jernih, tidak ada buih

BJ : 1,010, pH : 6,50

Protein: neg mg/dL

Reduksi : neg mg/dL

Urobilinogen : 0,2 mg/dL,

Bilirubin: neg mg/dL, Aseton : neg mg/dL

Nitrit: neg mg/dL

Mikroskopis : eritrosit (-/lpb), leukosit (0-

1/lpb), epitel 0-1/LPB, silinder (-), kristal

(Ca oxalat, as. Urat, amorf, triple fosfat)

(-), Bakteri (+)

Kesan: urin dalam batas normal

Kel : BAB 2x lunak sejak pagi, demam (-),

lendir (-), darah (-), muntah (-), Kencing

(+) jumlah cukup warna kuning, batuk (-)

KU : sadar, kurang aktif, tanda dehidrasi

(-), napas spontan (+) adekuat

TV : HR 100x/mnt, RR 28x/mnt, T:

36,8oC, N: reguler, isi dan tegangan cukup

Pf : tetap

Ass:

Diare akut tanpa tanda dehidrasi

DD/ osmotik

sekretorik

Febris 1 hari

DD/ Dehidrasi

Infeksi saluran cerna (diare) akut

Terapi tetap

Program:

- Evaluasi KU, TV, tanda

dehidrasi

- Urin rutin

24

Page 30: kasbes Diare

Tanggal Keadaan Klinis Program terapi/tindakan

08-03-2012

06.00

HP : 2

Keluhan:

BAB cair-lunak 3x, ampas (+), muntah (+)

1x sedikit isi seperti yang dimakan, demam

(-), batuk (-)

KU : sadar, kurang aktif, tanda dehidrasi

(-), air mata (+), nafas spontan

(+)adekuat

TV : HR : 108x/menit

RR : 28x/menit

t : 36,8º C

N : reguler, isi dan tegangan cukup

Kepala : mesosefal, LK : 45,6cm

UUB : cekung (-)

Mata : cowong (-/-), air mata (+/+), anemis

(-/-), ikterik (-/-)

Hidung : nafas cuping (-)

Mulut: sianosis (-), mukosa kering(-)

Tenggorok: Tonsil : T1-1, hiperemis (-),

kripte tidak melebar, detritus (-)

faring hiperemis (-)

Dada : simetris, retraksi(-)

Cor : BJI-II normal, bising (-), gallop (-)

Pulmo : SD vesikuler +/+, ST (-/-)

Abd : supel, datar, bising usus (+) N, turgor

kembali cepat, hepar dan lien tidak

teraba.

Genital : laki-laki

Perianal : erosi (-), hiperemis (+)

Ext : akral dingin (-/-) (-/-)

- Infus 2A1/2N 480/20/5

- PO :

- Tablet Zinc 1x20 mg

- Paracetamol syr. 4-6x120mg

(1cth)

- Oralit 50-100 cc/diare

Diet :

- 3x diet lunak

- 3 x 120 cc SGM 2

Program :

- Evaluasi KU, TV, tanda

dehidrasi

- Tunggu urin rutin

25

Page 31: kasbes Diare

14.00

Sianosis (-/-) (-/-)

Capp refill (<2”) (<2”)

Assesment :

Diare akut tanpa tanda dehidrasi et causa

infeksi viral

Kel : Diare (-), BAB lunak 1x sejak pagi

sedikit, muntah (-), demam (-), muntah (-)

KU : sadar, tanda dehidrasi (-), cukup aktif,

napas spontan (+) adekuat

TV : HR 108x/mnt, RR 26x/mnt, T:

36,4oC, N: reguler, isi dan tegangan cukup

Pf : tetap

Ass:

Diare akut tanpa tanda dehidrasi et causa

infeksi viral

Tanggal Keadaan Klinis Program terapi/tindakan

09-07-2011

HP : 3

Keluhan: BAB 1x lunak, lendir (-), darah

(-), muntah (-), demam (-), batuk

(-)

KU : sadar, cukup aktif, tanda dehidrasi (-)

TV : HR : 110x/menit

RR : 26x/menit

t : 36,7º C

N : reguler, isi dan tegangan cukup

Kepala : mesosefal, LK : 45,6cm

UUB : cekung (-)

Mata : cowong (-/-), air mata (+/+), anemis

(-/-), ikterik (-/-)

- Infus 2A1/2N 480/20/5

- PO :

- Tablet Zinc 1x20 mg

- Paracetamol syr. 4-6x120mg

(1cth)

- Oralit 50-100 cc/diare

Diet :

- 3x Diet lunak

- 3 x 120 cc SGM

Program :

- Evaluasi KU, TV, tanda

26

Page 32: kasbes Diare

Hidung : nafas cuping (-)

Mulut: sianosis (-), mukosa kering(-)

Tenggorok: Tonsil : T1-1, hiperemis (-),

kripte tidak melebar, detritus (-)

faring hiperemis (-)

Dada : simetris, retraksi(-)

Cor : BJI-II normal, bising (-), gallop (-)

Pulmo : SD vesikuler +/+, ST (-/-)

Abd : supel, datar, bising usus (+) N, turgor

kembali cepat, hepar dan lien tidak

teraba.

Genital : laki-laki

Perianal : erosi (-), hiperemis (-)

Ext : akral dingin (-/-) (-/-)

Sianosis (-/-) (-/-)

Capp refill (<2”) (<2”)

Assesment :

Diare akut tanpa tanda dehidrasi et causa

infeksi viral

dehidrasi

- Pulang hari ini

- Rencana kunjungan rumah

11/03/2012

Tanggal Keadaan Klinis Program terapi/tindakan

11-03-2012

(kunjungan

rumah)

Pk.12.00

Keluhan: BAB -, padat, mencret (-) lendir

(-), darah (-), muntah (-), demam

(-), batuk (-)

KU : sadar, aktif, tanda dehidrasi (-)

TV : HR : 108x/menit

RR : 26x/menit

t : 36,6º C

N : reguler, isi dan tegangan cukup

Kepala : mesosefal, LK : 45,6cm

UUB : cekung (-)

Mata : cowong (-/-), air mata (+/+), anemis

- Edukasi:

- Lanjutkan konsumsi tablet

zinc

- Mengajari ibu cara

mempersiapkan makanan dan

susu secara benar dan bersih

- Menjelaskan kepada ibu

tanda-tanda dehidrasi

- Menjelaskan kepada ibu cara

membuat dan memberikan

27

Page 33: kasbes Diare

(-/-), ikterik (-/-)

Hidung : nafas cuping (-)

Mulut: sianosis (-), mukosa kering(-)

Tenggorok: Tonsil : T1-1, hiperemis (-),

kripte tidak melebar, detritus (-)

faring hiperemis (-)

Dada : simetris, retraksi(-)

Cor : BJI-II normal, bising (-), gallop (-)

Pulmo : SD vesikuler +/+, ST (-/-)

Abd : supel, datar, bising usus (+) N, turgor

kembali cepat, hepar dan lien tidak

teraba.

Genital : laki-laki

Perianal : erosi (-), hiperemis (-)

Ext : akral dingin (-/-) (-/-)

Sianosis (-/-) (-/-)

Capp refill (<2”) (<2”)

oralit pada anak diare

- Menjelaskan pada ibu dan

keluarga pentingnya

kebersihan lingkungan

terhadap kesehatan

penghuninya

HASIL KUNJUNGAN RUMAH (11/03/2012)

Kunjungan rumah pada tanggal 11 Maret 2012 pukul 11.30 WIB.

Keadaan Rumah

Status rumah : rumah milik Ayah penderita

Ukuran : 7 m x 6 m

Penghuni : 3 orang

Halaman rumah : tidak ada

Teras rumah : 6 m x 1 m

Dinding rumah : semen + cat

Lantai rumah : keramik + semen

28

Page 34: kasbes Diare

Ruangan : 7 ruang (2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1

dapur, 1 kamar mandi,1 gudang).

Kamar mandi : 1 buah, milik sendiri, ukuran 2 m x 1,5 m, air

ditampung dalam bak, dibersihkan 1 minggu sekali,

tidak terdapat jentik nyamuk.

Jamban ada.

Selokan ada mengalir lancar.

Ventilasi : Jendela 9 buah, 3 buah di ruang tamu, satu buah di

setiap ruangan berukuran 50cmx1 m, sering dibuka

Pencahayaan : pencahayaan cukup

Kebersihan dan kerapihan : cukup (foto di lampiran)

Letak kandang ayam berhimpitan dengan dapur

Sumber air : minum : air PAM

Keperluan lainnya : sumur bor/artesis, jumlah air

cukup, kualitas cukup.

Tempat sampah : kurang memadai, jumlah 1, kecil, letak di belakang

dapur, dan dibiarkan terbuka.

Selokan : Kotor, keruh, mengalir lancar.

Kebiasaan sehari-hari

Asuh

Penderita tinggal bersama ayah dan ibu. Ayah penderita seorang lulusan

SMK. Ayah bekerja sebagai karyawan bengkel dan ibu membuka usaha warung.

Pasien sehari-harinya diasuh oleh ibunya. Penderita mendapatkan ASI sejak lahir

hingga sekarang, tidak esklusif dan penyapihan dini. Jika sakit pasien dibawa ke

Rumah sakit. Makanan sehari-hari: 3x, setiap kali ½ mangkuk, terdiri dari nasi tim

dengan lauk (tahu, tempe, telur, kadang daging) serta sayur.

Makanan dan minuman direbus dahulu sebelum dikonsumsi, memakai

tudung saji dalam penyimpanan makanan. Alat makan dicuci dengan air sumur

artesis dengan sabun. Jarang Mencuci tangan sebelum makan. Ibu memiliki 3 botol

29

Page 35: kasbes Diare

susu dan saat penyiapan susu formula botol jarang dicuci dan direbus sampai

mendidih, seringkali hanya dibilas memakai air termos.

Dalam bermain anak kadang memasukkan mainan ke dalam mulut.

Mandi 2 kali sehari dengan air sumur artesis dan sabun, pakaian kotor dicuci

tiap hari. Rumah disapu dan di pel 2-3 hari sekali. Tempat sampah 1 buah, kecil di

dapur namun tidak ada tutupnya. Dapur digunakan untuk menyipkan makanan

sehari-hari.

Asih

Kasih sayang diberikan terutama oleh ibu dan Ayahnya. Ayah berkerja dari

pagi dan pulang sekitar jam 6 sore, setelah pulang ayahnya sering bermain dan

banyak berinteraksi dengan anak.

Asah

Stimulasi mental terutama diberikan oleh ibunya, yang masing-masing

lulusan SLTP. Biasa bermain dengan 2-3 orang anak-anak tetangga yang seusia

dengan pasien. Mainan yang biasa dimainkan berupa krincingan, mainan bewarna,

balok-balokan, donat susun, mobil-mobilan.

Lingkungan

Rumah penderita terletak di kawasan jalan Borobudur atas, Semarang.

Rumah ukuran sedang, bersebelahan dengan rumah lainnya. Rumah yang satu

dengan yang lain tidak terlalu berdempetan, lingkungan tidak terlalu padat penduduk.

Untuk mencapai rumah penderita harus dengan jalan yang menanjak jauh naik

keatas.

Rumah penderita berdinding tembok, lantai memakai keramik, jendela di

bagian depan ruang tamu ada 3 buah, dan pada dinding setiap kamar, pertukaran

udara di rumah cukup, pencahayaan cukup, jendela sering dibuka setiap harinya.

Terdapat banyak sampah di sekitar rumah, terutama pada pekarangan

belakang rumah. Tidak terdapat tempet sampah di depan rumah. Jalan di depan

rumah berupa jalan semen yag menanjak keatas curam dengan lebar ± 2 meter,

hanya dapat dilalui 1 mobil

30

Page 36: kasbes Diare

A

B C

D E

F G

H I

7,5 m

6 m

2 m

DENAH RUMAH

1,5m

2m

2m

2m

1m

31

Page 37: kasbes Diare

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

DIARE AKUT DEHIDRASI TAK BERAT

A. DIAGNOSIS

Diare didefinisikan sebagai buang air besar pada bayi atau anak lebih dari tiga

kali perhari atau lebih dari biasanya, disertai perubahan konsistensi feses menjadi

lembek atau cair dengan atau tanpa lendir dan darah. Pada bayi yang masih minum

ASI secara eksklusif untuk definisi diare adalah meningkatnya frekuensi buang air

besar atau konsistensinya menjadi cair yang menurut ibunya abnormal atau tidak

seperti biasanya dan dapat menyebabkan penurunan berat badan pada bayi. Menurut

etiologinya diare dibagi menjadi diare cair dan diare berdarah. Jika berdasarkan pada

lamanya diare maka dapat dibedakan menjadi diare akut dan diare persisten.1,2

Diare cair akut adalah buang air besar lembek atau cair dan tanpa darah dengan

frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam dan

berlangsung kurang dari 14 hari.1,2,3

Disentri merupakan diare akut yang pada tinjanya terlihat darah secara kasat

mata. Darah pada tinja yang hanya terlihat secara mikroskopis bukan merupakan

diare berdarah. Diare berdarah sering disebut sebagai sindroma disentri yaitu diare

dengan darah dan lendir dalam feses dan adanya tenesmus. Komplikasi dari disentri

yang penting antara lain anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan

kerusakan mukosa usus. Penyebab utama disentri akut adalah Shigella. Penyebab

lain pada disentri akut adalah Campylobacter jejuni, E coli enteroinvasife,

Salmonella, Entamoeba hystolytica.1,2,3

Diare persisten merupakan diare yang mula-mula bersifat akut tapi berlangsung

lebih dari 14 hari, dapat berupa diare cair ataupun disentri. Diare persisten tidak

boleh disamakan dengan diare kronik, yakni diare intermiten (hilang timbul) atau

diare yang berlangsung lama dengan penyebab non infeksi seperti sensitif gluten atau

gangguan metabolisme yang menurun.1,2,3

32

Page 38: kasbes Diare

Adanya keterbatasan sarana penunjang dalam menegakkan diagnosis, maka

gejala klinis merupakan petunjuk yang sangat diperlukan. Pada dasarnya gejala klinis

diare dapat dibagi menjadi 4 aspek yaitu :

1. Muntah dan berak

2. Aspek etiologi

3. Aspek dehidrasi

4. Aspek komplikasi

1. Muntah dan berak

Muntah dan berak merupakan gejala utama yang dapat menimbulkan

gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Muntah akan menyebabkan

bertambahnya pengeluaran cairan tubuh dan bahkan mengurangi pemasukan cairan

per oral. Hal ini akan mempercepat terjadinya dehidrasi dan timbulnya asidosis.4

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat diketahui tentang kualitas dan

kuantitas tinja seperti konsistensi, warna, disertai darah dan atau lendir, bau tinja,

berbuih, jumlahnya dan frekuensinya. Hal ini penting untuk menenukan jenis diare,

kemungkinan penyebab dan derajat dehidrasi4

2. Aspek etiologik

Etiologi diare yang selama ini dapat disebabkan karena faktor makanan,

faktor konstitusi, faktor infeksi dan faktor psikis.

Faktor makanan merupakan penyebab diare non infeksi yang paling sering

dikarenakan makanan busuk atau mengandung racun, perubahan susunan

makanan yang mendadak atau susunan makanan yang tidak sesuai dengan

umur bayi.5,6

Faktor infeksi merupakan penyebab diare yang paling sering. Infeksi ini dapat

berupa infeksi parenteral maupun enteral. Infeksi parenteral merupakan

infeksi diluar usus seperti infeksi saluran nafas, infeksi saluran kencing,

campak dll. Dimana infeksi ini dapat mempengaruhi jalur susunan saraf

vegetatif sehingga bermanifestasi sebagai diare pada saluran cerna. Infeksi

enteral merupakan infeksi yang berasal dari dalam usus, dapat berupa infeksi

33

Page 39: kasbes Diare

virus (sebagian besar oleh rotavirus), infeksi bakteri (E.coli, shigella,

salmonella, vibrio cholerae,dll), dan infeksi parasit (protozoa, cacing) serta

infeksi jamur (candida). Virus menyebabkan 50% dari kasus diare pada anak

berumur 6-24 bulan yang datang berobat ke sarana pengobatan.2,4

Rotavirus bekerja dengan cara merusak ujung villi-villi usus pada usus halus,

sehingga menyebabkan fungsi usus, yaitu fungsi digestif dan absorbsi

terganggu. Ujung villi usus halus memiliki fungsi digestif dengan

menghasilkan enzim disakaridase, dan fungsi absorbsi berupa transport air,

elektrolit melalui transport asam amino dan glukosa co-transport. Kerusakan

pada villi ini menyebabkan absorbsi garam dan air berkurang,

ketidakseimbangan dalam rasio absorbsi-sekresi cairan intestinal, dan

berkurangnya aktivitas enzim disakaridase menyebabkan malabsorbsi

karbohidrat kompleks, khususnya laktosa.3,4,5

Masa inkubasi infeksi rotavirus kurang dari 48 jam, rata-rata berlangsung 1-7

hari, dan disertai demam subfebris, muntah, dan diikuti dengan diare cair

yang sering. Gejala ini muncul pada 50-60 % kasus.

Sedangkan untuk infeksi bakteri menyebabkan diare melalui beberapa

mekanisme, yaitu penempelan mukosa usus, pengeluaran toksin, dan invasi

mukosa usus.3,4

Faktor konstitusi merupakan kondisi saluran cerna yang akan dijumpai

adanya intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan intoleransi protein.

Malabsorbsi ini merupakan gangguan transportasi mukosa yang abnormal

yang disebabkan oleh satu atau lebih substansi spesifik yang akan

menyebabkan ekskresi feses dari nutrisi yang dicerna. Malabsorbsi dapat

terjadi pada penyakit gangguan pancreas, empedu dan gangguan usus (seperti

kerusakan mukosa usus, gangguan motilitas usus, perubahan ekologi bakteri

usus, tindakan post operatif usus). Di samping itu malabsorbsi dapat terjadi

karena gangguan metabolisme kongenital, malnutrisi, defisiensi imunitas dan

faktor emosi.4,5

Faktor psikis terutama pada saat depresi dan stres emosional melalui susunan

saraf vegetatif dapat mengganggu saluran cerna sehingga terjadi diare. Diare

34

Page 40: kasbes Diare

karena faktor psikis jarang pada bayi dan anak kecil, sehingga kemungkinan

diare karena faktor psikis pada penderita ini dapat disingkirkan.4,5,6

3. Aspek dehidrasi dan asidosis

Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh terjadi bila cairan yang dikeluarkan

melebihi cairan yang masuk. Hal ini disebabkan oleh berak yang berlebihan, muntah,

dan penguapan karena demam. Pengeluaran cairan sangat dipengaruhi oleh jumlah,

frekuensi, dan komposisi elektrolit tinja penderita. Dehidrasi adalah keadaan yang

paling berbahaya, karena dapat menyebabkan penurunan volume darah

(hipovolemia), kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak diterapi dengan tepat.

Berdasarkan jumlah cairan yang hilang, dehidrasi dibagi menjadi dehidrasi

berat, tak berat atau tanpa tanda dehidrasi bila ditemukan dua tanda atau lebih pada

kriteria. Derajat dehidrasi dapat ditentukan dengan melakukan anamnesis yang teliti

tentang asupan peroral, frekuensi miksi/urin, frekuensi serta volume tinja dan muntah

yang keluar. Amati keadaan umum dan aktivitas anak.1

Kategori Tanda dan Gejala

Dehidrasi Berat Dua atau lebih tanda berikut :

Letargi atau penurunan kesadaran

Mata cowong

Tidak bisa minum atau malas minum

Cubitan kulit kembali dengan sangat lambat (≥2 detik)

Dehidrasi tak

berat

Dua atau lebih tanda berikut :

Gelisah

Mata cowong

Kehausan atau sangat haus

Cubitan kulit perut kembali dengan lambat

Tanpa gejala

dehidrasi

Tidak ada tanda gejala yang cukup untuk mengelompokkan dalam

dehidrasi berat atau tak berat

35

Page 41: kasbes Diare

Pada saat diare, sejumlah besar bicarbonate dapat hilang melalui tinja. Bila

ginjal berfungsi normal, kehilangan bicarbonate dapat dikompensasi. Namun begitu,

mekanisme kompensasi ini dapat gagal apabila fungsi ginjal menurun. Kekurangan

bicarbonate menyebabkan terjadinya asidosis akibat produksi asam laktat yang

berlebihan ketika penderita mengalami syok hipovolemik. Salah satu tanda dari

asidosis metabolik adalah adanya nafas yang cepat dan dalam (nafas Kuszmaul)

yang membantu meningkatkan pH arteri dan mengakibatkan kompensasi alkatoris

respiratorik.2,3,4

4. Aspek komplikasi

Sebagai akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat

terjadi komplikasi karena dehidrasi dan asidosisnya antara lain adanya hipokalemia,

kejang, syok, gagal ginjal, dan malnutrisi.5

Hipokalemia ditandai dengan adanya kelemahan otot secara umum, aritmia

jantung dan ileus paralitik.5 Pada penderita ini, kadar kalium dalam plasma dalam

batas normal dan perut tidak kembung sebagai salah satu manifestasi dari ileus

paralitik. Sehingga pada penderita ini tidak didapatkan keadaan hipokalemia.

Kejang karena gangguan elektrolit ditandai dengan kadar natrium plasma

yang tinggi atau kadar natrium plasma yang rendah ataupun keadaan hipokalemi.

Pada penderita ini, kadar natrium plasma dalam batas normal, sehingga kejang

karena gangguan elektrolit dapat disingkirkan.

Dalam perjalanannya, syok ditandai dengan takikardi, isi dan tegangan nadi

kecil, oliguria, akral dingin dan ekstremitas yang pucat. Pada penderita ini, tidak

didapatkan takikardi, isi dan tegangan nadi cukup, akral dingin (-) dan tidak ada

ekstremitas yang pucat. Sehingga komplikasi terjadinya syok pada penderita ini

dapat disingkirkan.

36

Page 42: kasbes Diare

Gejala Khas Diare Akut Oleh Berbagai Penyebab3

Gejala Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Cholera

Inkubasi

Panas

Mualmuntah

Nyeri perut

Nyeri kepala

Lama sakit

Sifat tinja

Volume

Frekuensi

Konsistensi

Darah

Bau

Warna

Leukosit

Lain2

17-72jam

+

Sering

-

-

5-7hari

Sedang

5-10/hari

Cair

-

Langu

Kuning

-

anoreksia

24-48jam

++

Jarang

Tenesmus

Kram

+

>7hari

Sedikit

>10x/hari

Lembek

Sering

±

Merah-hijau

+

Kejang ±

6-72jam

++

Sering

Tenesmus

Kolik

+

3-7hari

Sedikit

Sering

Lembek

Kadang

Busuk

Kehijauan

+

Sepsis±

6-72jam

-

+

-

-

2-3 hari

Banyak

Sering

Cair

-

+

Tak

bewarna

-

Kembung

6-72jam

++

-

Tenesmus

Kram

-

Variasi

Sedikit

Sering

Lembek

+

-

Merah hijau

±

Infeksi

sistemik

48-72jam

-

Sering

Kram

-

3 hari

Banyak

Kontinu

Cair

-

Amis

Cucian

beras

-

±

B. PENGELOLAAN

Dasar pengelolaan diare yang dipakai adalah rumusan lima pilar

penatalaksanaan diare, yaitu :1,2,3

Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru.

Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut.

Dukungan nutrisi.

Antibiotik selektif.

Edukasi kepada orang tua.

1. Rehidrasi dengan menggunakan cairan oralit baru

Tujuan dalam mengelola dehidrasi yang disebabkan diare adalah untuk

mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat dan kemudian mengganti

37

Page 43: kasbes Diare

cairan yang hilang sampai diarenya berhenti. Kehilangan cairan dapat diganti baik

secara oral maupun parenteral.

Rehidrasi dengan oralit baru dapat mengurangi rasa mual dan muntah.

Berikan segera bila anak diare/muntah, untu mencegah dan mengatasi dehidrasi.

Oralit formula lama dikembangkan dari kejadian luar biasa yang disebabkan oleh

kolera yang menyebabkan lebih banyak elektrolit tubuh hilang terutama Natrium.

Sedangkan diare yang lebih banyak terjadi akhir-akhir ini dengan tingkat sanitasi

yang lebih baik disebabkan oleh virus. Diare karena virus tidak mnyebabkan

kekurangan elektrolit seberat pada kolera. Karena itu, para ahli diare

mengembangkan formula baru supaya lebih mendekati osmolaritas plasma, sehingga

kurang menyebabkan resiko hipernatremi.1,2,3

Oralit baru dengan osmolaritas yang rendah ini juga menurunkan kebutuhan

suplementasi intravena dan mampu mengurangi pengeluaran tinja hingga 20% serta

mengurangi kejadian muntah hingga 30%.1,3

Komposisi oralit baru

Oralit Baru Osmolaritas Rendah mmol/liter

Natrium 75

Klorida 65

Glukosa, anhydrous 75

Kalium 20

Sitrat 10

Total osmolaritas 245

Ketentuan pemberian oralit formula baru :3

a) Berikan ibu 2 bungkus oralit formula baru.

b) Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang untuk

persediaan 24 jam.

c) Berikan oralit pada anak setap kali buang air besar dengan ketentuan :

- Untuk anak berumur < 2 tahun : berikan 50 – 100 ml tiap kali BAB/muntah.

- Untuk anak 2 tahun atau lebih : berikan 100 – 200 ml tiap BAB/muntah.

38

Page 44: kasbes Diare

d) Bila dalam 24 jam persediaan oralit masih tersisa, maka sisa larutan harus

dibuang.

Pada diare akut dehidrasi tak berat , dilakukan rencana terapi B. Beri oralit di klinik

sesuai yang dianjurkan selama periode 4 jam pertama.1,7

Jumlah oralit yang diberikan dalam 4 jam pertama

Umur* < 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun

Berat Badan < 6 kg 6-<10 kg 10-< 12 kg 12-19 kg

Dalam ml 200-400 400-700 700-900 900-1400

* digunakan umur bila berat badan anak tidak diketahui

Jika anak minta minum lagi, berikan.

Tunjukkan pada orang tua bagaimana cara memberikan rehidrasi oral.

Berikan minum sedikit demi sedikit. Jika anak muntah, tunggi 10 menit lalu

lanjutkan kembali rehidrasi oral pelan-pelan. Lanjutkan ASI kapanpun anak

minta.

Setelah 4 jam :

Nilai ulang derajat dehidrasi anak. Tentukan tatalaksana yang tepat untuk

melanjutkan terapi. Mulai beri makan pada anak di klinik.

Bila ibu harus pulang sebelum selesai rehidrasi oral :

Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah.

Berikan rehidrasi oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dalam

rencana terapi A. Jelaskan 4 cara untuk mengobati anak di rumah : berikan

anak lebih banyak minum, berikan tablet zinc, berikan makanan, kapan

harus kembali.

Bila sudah tidak ada dehidrasi, ganti ke rencana A, untuk kasus diare akut tanpa

tanda dehidrasi, (dapat dilakukan di rumah),1,7 yaitu :

- Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi.

Pada bayi muda, beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap pemberian.

Jika anak masih mendapat ASI eksklusif maka beri oralit atau air matang

39

Page 45: kasbes Diare

sebagai tambahan. Jika anak tidak mendapat ASI eksklusif maka berikan cairan

oralit, cairan makanan (sup, air tajin, kuah sayur) atau air matang. Cairan tetap

diberikan sampai diare berhenti.

- Beri tablet Zinc.

- Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi.

- Bawa anak kepada petugas kesehatan bila : buang air besar lebih sering dan cair,

muntah terus menerus, rasa haus yang nyata, makan dan minum sedikit, demam,

tinja berdarah.

- Anak harus mendapat oralit di rumah bila anak telah diobati dengan rencana

terapi B atau C daam kunjungan ini atau anak tidak dapat kembali ke klinik saat

diarenya bertambah parah.

Rumus Darrow

Berat Badan (kg) Kebutuhan cairan ml/hari

< 10 kg 100 ml/kg

11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kg untuk tiap kg sisanya

> 20 kg 1500 ml + 20 ml/kg tuntuk tiap kg sisanya

2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut

Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan

nafsu makan anak. Zinc merupakan mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk

memelihara kehidupan yang optimal. Meskipun dalam jumlah yang sangat kecil, dari

segi fisiologi zinc berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, antioksidan,

perkembangan seksual, ketebalan seluler, adaptasi gelap, pengecapan serta nafsu

makan. Zinc juga berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan merupakan mediator

potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.1,3,7

Pemberian zinc dapat meningkatkan absorbsi air dan elektrolit oleh usus

halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus dan meningkatkan respon imun

yang mempercepat pembersihan patogen dari usus halus. Pemberian zinc dapat

menurunkan frekuensi dan volume buang air besar sehingga dapat menurunkan

resiko terjadinya dehidrasi pada anak.1,3,7

40

Page 46: kasbes Diare

Dosis zinc untuk anak-anak, di bawah umur 6 bulan diberikan 10 mg (½

tablet) perhari, sedangkan anak di atas usia 6 bulan diberikan 20 mg (1 tablet)

perhari. Zinc diberikan selama 10-24 hari meskipun anak telah sembuh dari diare.

Pada pasien ini berumur 7 bulan 3 minggu, sehingga diberikan 20 mg zinc / 1 tablet

Zinc.1,3

3. Dukungan Nutrisi

ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap

diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi

yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan.1,2,3

4. Antibiotik selektif

Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan indikasi

yaitu pada diare berdarah atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional

justru akan memperpanjang lamanya diare karena akan mengganggu

keseimbangan flora usus. Selain itu pemberian antibiotik yang tidak rasional

akan mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik serta menambah biaya

pengobatan yang tidak perlu.1,2,3

5. Edukasi kepada orang tua

Nasihat kepada ibu atau pengasuh yaitu kembali segera jika anak demam, tinja

berdarah, nafsu makan atau minum sedikit sangat haus, diare makin sering atau

belum membaik dalam 3 hari.1,2,3

Juga diberikan edukasi lainnya, seperti :

a. Membiasakan mencuci tangan, sesudah buang air besar, sesudah membuang

tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, dan sebelum

memberi makan anak

b. Menganjurkan tetap memberikan makanan dan minuman yang biasanya

diberikan kepada anak, jangan menguranginya, walaupun saat mencret,

sehingga anak tidak kekurangan kalori. Berikan dengan porsi yang kecil tapi

sering.

41

Page 47: kasbes Diare

c. Memberikan oralit apabila anak diare, bila tidak ada oralit ibu bisa

menggunakan air gula garam atau cairan rumah tangga yang lain seperti sup,

air tajin. Minumkan oralit dengan gelas, bila anak bisa atau disendokkan 1

sendok teh tiap menit, sampai habis 100 cc. Berikan larutan sebanyak anak

mau. Bila anak muntah, dihentikan 10 menit kemudian dilanjutkan kembali.

d. Meminta ibu untuk tetap memberikan ASI semau anak

e. Memperbaiki cara penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI

(untuk mengurangi perkembangbiakan bakteri)

f. Selalu menggunakan air bersih untuk minum, memasak atau mendidihkan

makanan dengan benar dan menyiapkan makanan sesaat sebelum makanan

dimakan

g. Memberikan makanan kepada anak dengan sendok yang bersih dari cangkir

atau dengan dot yang direbus terlebih dahulu.

h. Mencuci makanan yang tidak dimasak dengan air bersih sebelum diberikan

kepada bayi, kecuali adalah buah yang dikupas sebelum dimakan seperti

pisang. Anak dapat diberikan sari buah segar, air kelapa atau pisang untuk

menambah kalium, jika anak mau.

i. Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda dehidrasi (tampak kehausan,

mata cekung, bibir kering, kencing berkurang/tidak kencing), sehingga bila

tampak tanda-tanda tersebut agar segera melapor ke petugas kesehatan

(dokter).

C. PENCEGAHAN

Pencegahan merupakan fase yang tidak kalah penting dalam penanganan diare.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian diare mendatang

antara lain dengan:

1. Mencegah penyebaran patogen penyebab diare

Kuman-kuman penyebab diare pada umumnya disebarkan melalui fecal-

oral Pemutusan rantai penularan diare difokuskan pada cara

penyebarannya. Upaya yang dapat dilakukan :

Pemberian ASI yang benar

42

Page 48: kasbes Diare

Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan untuk anak

dan keluarga

Penggunaan air bersih yang cukup

Membudayakan mencuci tangan dengan menggunakan sabun

setelah buang air besar dan sebelum makan

Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh

anggota keluarga

2. Memperbaiki daya tahan tubuh penjamu (host)

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh

anak dan dapat mengurangi risiko diare antara lain :

Tetap memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun

Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi

makan dalam jumlah cukup untuk memperbaiki status gizi anak.

PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF DAN HOLISTIK

Sesuai dengan prinsip pengelolaan pasien secara komprehensif dan holistik,

maka pada pasien tidak hanya diperhatikan dari segi kuratifnya saja, tetapi juga

43

Page 49: kasbes Diare

meliputi upaya promotif, preventif, rehabilitatif dan psikososial. Upaya promotif dan

preventif dilakukan agar anak tidak sakit kembali, sedang upaya kuratif dan

rehabilitatif dilakukan agar anak sembuh dan tidak cacat atau kembali pada

lingkungannya semula dengan memperhatikan faktor psikososial anak.

1. Kuratif

Adalah upaya untuk mendiagnosis seawal mungkin dan mengobati secara

tepat dan rasional terhadap individu yang terserang penyakit. Upaya kuratif

yang dilakukan pada penderita ini meliputi:

a. Terapi Suportif:

- Kecukupan kebutuhan cairan dan elektrolit

Infus RL 75cc/kgbb/4jam untuk mengatasi dehidrasi, setelah

dehidrasi teratasi dilanjutkan dengan pemberian cairan rumatan

infus 2A ½ N 480/20/5 tetes per menit

Oralit sachet 50 - 100 cc tiap kali muntah atau mencret

- Atasi demam

Parasetamol syrup 3-4 x 3cth = 100 mg

b. Medikamentosa

Dalam penanggulangan diare akut dehidrasi tak berat, perlu

diperhatikan 5 faktor, yaitu rehidrasi, nutrisi, pemberian Zinc sulfat,

antibiotik selektif dan edukasi pada orang tua.

Untuk mempercepat masa sakit diare, mencegah diare berulang :

Selama di RSDK diberikan Zinc Sulfat 1 x 20 mg

c. Dietetik

Kebutuhan cairan pada penderita diare akut dehidrasi tak berat

memerlukan koreksi cairan untuk mengembalikan kondisi sampai

sebelum terjadi dehidrasi. Pada kasus ini, kebutuhan cairan 24 jam

adalah 930 cc. Digunakan infus 2A ½ N 5 tetes per menit, dengan

kandungan cairan 480 cc dan 81,6 kkal. Anak mendapatkan 3 x 1 (diet

lunak dan 3 x 100 cc susu serta ASI ad libitum.

44

Page 50: kasbes Diare

2. Preventif

Adalah usaha-usaha untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan

mencegah terjangkitnya penyakit tersebut. Ada tiga tingkat upaya pencegahan

yang dapat dilakukan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier.

Pencegahan primer merupakan tingkat pencegahan awal untuk menghindari

atau mengatasi faktor resiko. Pencegahan sekunder untuk deteksi dini penyakit

sebelum penyakit menimbulkan gejala yang khas. Pencegahan tertier dengan

melakukan tindakan klinis untuk mencegah kerusakan lebih lanjut atau

mengurangi komplikasi setelah penyakit tersebut diketahui.

Terdapat beberapa upaya preventif yang perlu diedukasikan kepada

orangtua mengenai diare akut dehidrasi tak berat, yaitu:

1. Membiasakan mencuci tangan, sesudah buang air besar, sesudah

membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum

makan, dan sebelum memberi makan anak

2. Memberikan makanan kepada anak dengan sendok yang bersih dari

cangkir atau dengan dot yang direbus terlebih dahulu.

3. Bila anak diare :

- Menganjurkan tetap memberikan makanan dan minuman yang

biasanya diberikan kepada anak, jangan menguranginya,

walaupun saat mencret, sehingga anak tidak kekurangan kalori.

Berikan dengan porsi yang kecil tapi sering.

- Memberikan oralit apabila anak diare, bila tidak ada oralit ibu

bisa menggunakan air gula garam atau cairan rumah tangga yang

lain seperti sup, air tajin. Minumkan oralit dengan gelas, bila anak

bisa atau disendokkan 1 sendok teh tiap menit, sampai habis 100

cc. Berikan larutan sebanyak anak mau. Bila anak muntah,

dihentikan 10 menit kemudian dilanjutkan kembali.

- Meminta ibu untuk tetap memberikan ASI semau anak

- Menjelaskan pada ibu mengenai tanda-tanda dehidrasi (tampak

kehausan, mata cekung, bibir kering, kencing berkurang/tidak

45

Page 51: kasbes Diare

kencing), sehingga bila tampak tanda-tanda tersebut agar segera

melapor ke petugas kesehatan (dokter).

3. Promotif

Adalah upaya penyuluhan yang bertujuan untuk merubah kebiasaan yang

kurang baik dalam masyarakat agar berperilaku sehat dan ikut serta berperan

aktif dalam bidang kesehatan. Dalam kasus ini, upaya promotif yang dapat

dilakukan yaitu:

1. Pengetahuan tentang diare akut

Diare merupakan peristiwa yang mengkhawatirkan bagi orangtua. Pada

saat diare, orang tua khawatir karena pola defekasi dan konsistensi faeses

anak yang berubah. Hal ini dapat diubah dengan pengetahuan penyebab

diare, penanganan diare di rumah, dan hal – hal yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya diare. Hal ini dapat dilakukan dengan edukasi

kepada keluarga, penyuluhan atau media massa, seperti poster, atau

brosur.

2. Pengetahuan mengenai Imunisasi

Masyarakat memerlukan pentingnya imunisasi untuk meningkatkan

kekebalan tubuh secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga mencegah

infeksi penyakit tertentu, tidak bermanifestasi menjadi berat (tidak cacat

dan meninggal). Imunisasi yang tidak sesuai umur dapat dilanjutkan

sesuai jadwal.

3. Mencukupi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang meliputi:

o Asuh: memenuhi kebutuhan dasar (pangan, papan, perawatan

kesehatan dasar, pengobatan yang layak) dan memenuhi kebutuhan

tambahan (bermain).

o Asih: memberi rasa aman dan nyaman, dilindungi dan diperhatikan

(minat, keinginan dan pendapat anak), diberi contoh (bukan dipaksa),

dibantu, diberi dorongan, dihargai, penuh kegembiraan serta koreksi

(bukan ancaman/ hukuman)

46

Page 52: kasbes Diare

o Asah: memberikan stimulasi emosional-sosial, kognitif, kreativitas,

kemandirian, kepemimpinan moral dan mental.

4. Rehabilitatif

Adalah upaya untuk menolong atau membantu anak terhadap

ketidakmampuannya dengan berbagai usaha, agar anak sedapat mungkin

kembali pada lingkungannya baik lingkungan sosial maupun keluarga. Untuk

menjaga anak tetap sehat, maka orang tua diberitahu untuk:

- Menjaga kualitas dan kuantitas gizi anak sehari-hari di rumah, yaitu

memberikan makanan dengan gizi seimbang agar kebutuhan gizi anak

tetap terpenuhi dengan baik dan anak memiliki daya tahan tubuh yang

baik pula sehingga tidak mudah terserang penyakit infeksi yang

mengakibatkan diare akut.

5. Psikososial

Aspek psikososial adalah aspek yang berkaitan dengan emosi, sikap,

pengetahuan, perilaku, keterampilan, nilai-nilai sosial budaya, kepercayaan,

dan adat istiadat dilingkungan sekitar anak. Meliputi mikrosistem,

mesosistem, eksosistem dan makrosistem.

Mikrosistem meliputi interaksi anak dengan ibunya atau

pengasuhnya. Ibu / pengasuh berperan dalam pendidikan, gizi, imunisasi, dan

pengobatan sederhana pada anak. Ibu adalah orang pertama di rumah yang

memegang peranan penting terhadap proses tumbuh kembang anak dan

perawatan anak ketika anak sakit. Rendahnya pengetahuan ibu tentang

kesehatan juga mempengaruhi sikap yang diambil ketika anak sakit, seperti

usaha mengobati sendiri. Pengetahuan ibu mengenai kesehatan yang kurang

juga menyebabkan kurangnya perhatian terhadap makanan dan tumbuh

kembang anak.

Mesosistem meliputi interaksi anak dengan anggota keluarga lain,

lingkungan, tetangga, keadaan rumah dan suasana rumah dimana anak tinggal.

- Interaksi sesama anggota keluarga

47

Page 53: kasbes Diare

Keluarga yang tinggal serumah dengan pasien adalah ayah dan ibu,.

Anggota keluarga yang biasanya menemani bermain bersama pasien

adalah ayah dan ibu. Anak dilatih sejak dini, untuk menghormati ayah

dan ibunya, seperti panggilan dan perilaku yang sopan, sehingga

tercipta suasana yang kondusif di lingkungan rumah, untuk tumbuh

kembang anak yang optimal.

- Mengedukasikan orangtua untuk mulai memperkenalkan anak dengan

teman – teman sebayanya di lingkungan tempat tinggal.

Eksosistem merupakan lingkungan yang meliputi wilayah yang lebih

luas. Meliputi kebijaksanaan pemerintah daerah maupun informasi yang bisa

diperoleh seperti dari surat kabar maupun televisi. Pada kasus ini kurangnya

akses tentang pengetahuan pentingnya mencegah infeksi, penanganan diare

akut, dan keterlambatan dalam penanganan.

Makrosistem yaitu berkaitan dengan kebijakan pemerintah, sosial

budaya masyarakat, dan lembaga non pemerintahan yang ikut andil dalam

usaha tumbuh kembang anak yang optimal.

- Ibu secara rutin dan teratur memeriksakan kesehatan dan memantau

perkembangan anaknya di Puskesmas yang diadakan tiap bulan. Serta

terus mengikuti program imunisasi yang dianjurkan pemerintah.

- Keluarga mampu mengenalkan dan mengajarkan anak mengenai sosial

budaya dan norma yang berlaku di masyarakat.

- Pentingnya pemerintah memperhatikan tata kota dan daerah pemukiman

penduduk, guna meningkatkan kesehatan warga dan mencegah penyakit

menular. Rumah pasien berada di daerah rumah dengan kepadatan

penduduk yang tinggi.

PROGNOSIS

48

Page 54: kasbes Diare

Prognosis penderita diare akut dehidrasi tak berat pada umumnya baik, bila

rehidrasi berhasil serta ditunjang dengan refeeding dan penanganan faktor penyebab,

sehingga diare akut tidak menjadi diare yang berkelanjutan.

Prognosis dari kasus ini untuk kehidupan (quo ad vitam) adalah baik (ad

bonam), prognosis untuk kesembuhan (quo ad sanam) adalah baik (ad bonam)

dengan syarat menjaga higienitas mulai dari cara menyiapkan makanan sampai

higienitas dalam kebiasaan berperilaku sehari-harinya, dan prognosis untuk

fungsionalnya (quo ad fungsionam) adalah baik (ad bonam).

49

Page 55: kasbes Diare

Penatalaksanaan Holistik

BAGAN PERMASALAHAN

50

Anak laki-laki, 11 bulan

BB 9,3 kg,

PB 78cm

AsuhDiasuh oleh ibu dan ayah. Makanan kurang berkualitas.Imunisasi lengkap sesuai umur. Pengobatan sederhana sewaktu sakit. Sarana Pengobatan terjangkau

AsahStimulasi oleh ibu danayah

AsihKualitas dan kuantitas waktu bersama keluarga : Baik

KuratifMedikamentosa:Pengobatan suportif.

PreventifCegah infeksi,peningkatan higienitas pantau gizi anak, tanda dehidrasi, akseptibilitas diet.

PromotifPengetahuan diare akut, MP-ASI, imunisasi, penyakit infeksi.

RehabilitatifMemberikan makanan yang bergizi agar kebutuhan gizi anak tetap terpenuhi.

TUMBUH KEMBANG

ANAK OPTIMAL

MikrosistemPengetahuan ibu tentang kesehatan dan tumbuh kembang anak Pengetahuan penanganan sederhana anak sewaktu sakit, ditingkatkan.

Mesosisteminteraksi anak dengan keluarga, anak seusianya.

Eksosisteminformasi infeksi, penanganan diare akut.

MakrosistemProgram imunisasi pemerintah, sosial budaya masyarakat.Tata kota dan pemukiman.

RiwayatPrenatal (-)

Natal (-)

Postnatal (-)

FAKTOR RESIKO

Penatalaksanaan Komprehensif

Kebutuhan Dasar Anak

DiagnosaDiagnosa Utama:

Diare akut dehidrasi tak beratDiagnosa Comorbid: (-)Diagnosa Komplikasi : (-)Diagnosa Pertumbuhan:

Normal growth, Perawakan normal, mesosefal

Diagnosa Gizi: Gizi baikDiagnosa Perkembangan:

perkembangan sesuai umurDiagnosa Imunisasi:

imunisasi sesuai dengan umur

Diagnosa Sosial-Ekonomi: sosial ekonomi kurang

Lingkungan :- Kebersihan lingkungan sekitar kurang- Kebersihan penyiapan makan-minum anak kurang.- Sosial ekonomi kurang

Page 56: kasbes Diare

BAB IV

PEMBAHASAN

Pasien ini di diagnosis diare cair akut dehidrasi tak berat. Dasar diagnosis didapatkan

dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Diare cair akut diperoleh dari anamnesis anak mencret > 10x @ ±1/3 gelas

belimbing, cair, warna kuning, terdapat sedikit ampas, tidak ada lendir darah , berak

tidak nyemprot, tidak berbau asam, tidak nyeri maupun kemerahan di sekitar anus.

Gejala ini baru terjadi selama 1 hari (akut = kurang 14 hari).

Untuk derajat dehidrasi pada anak ini termasuk dehidrasi tak berat. Dari

anamnesis didapatkan anak rewel (menangis terus), sulit tidur, dan tampak kehausan.

Mata anak tampak lebih cekung daripada biasanya, bibir kering, dan jika menangis

masih keluar air mata. Nafsu makan berkurang, anak tampak lemas, kencing

dirasakan berkurang frekuensinya (terakhir ± 2 jam SMRS) dan bewarna kuning.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak rewel/menangis terus, tampak kehausan,

mata cowong, air mata (+), ubun-ubun besar cekung, turgor kulit kembali lambat.

Pada pasien ini dalam perjalanan penyakitnya tidak didapatkan adanya tanda-

tanda komplikasi lanjut dari dehidrasi seperti syok hipovolemik (tidak didapatkan:

akral dingin, capillary refill < 2 detik, sianosis perifer, takikardia, nadi lemah, urin

output menurun), gangguan keseimbangan elektrolit (tidak didaptkan kejang,

kelemahan otot, perut kembung, gangguan irama jantung, hasil pemeriksaan

elektrolit normal), dan walaupun pada pasien didapatkan muntah, tidak ditemukan

adanya tanda-tanda asidosis metabolik ( tidak didapatkan nafas cepat dan

dalam/kussmaul).

Untuk kemungkinan penyebab dari diare pada anak ini, dari anamnesis

diperoleh: anak mencret > 10x @ ±1/3 gelas belimbing, cair, warna kuning dan tidak

seperti cucian beras, terdapat sedikit ampas, tidak ada lendir darah, berak tidak

nyemprot, tidak berbau asam, tidak nyeri maupun kemerahan di sekitar anus

sehingga diare mengarah ke arah diare osmotik.

Penyebab diare osmotik yang paling mungkin pada kasus ini adalah karena

infeksi virus (rotavirus). Dimana pada anamnesis didapatkan diare dengan sifat tinja :

51

Page 57: kasbes Diare

volume sedang, frekuensi sering (±10x), konsistensi cair, tidak ada lendir darah,

tidak berbau spesifik, warna kuning. Mual muntah sejak permulaan diare. Dari

pemeriksaan hematologi tidak didapatkan peningkatan jumlah leukosit maupun

pergeseran hitung jenis. Dari pemeriksaan feses tidak didapatkan adanya kelainan

kecuali sudan III (+) yang juga dapat diakibatkan oleh infeksi rotavirus.

Riwayat penggantian susu, makan makanan terlalu pedas/asam, perubahan

pola makan secara mendadak, keracunan makanan, makan makanan basi/kadaluarsa,

sehingga dari anamnesis diare karena faktor makanan dapat disingkirkan .

Setelah menyingkirkan faktor makanan, kemungkinan penyebab yang tersisa

adalah infeksi. Tidak ditemukannya fokus infeksi di luar saluran cerna baik melalui

anamnesis, pemeriksaan fisik maupun penunjang menunjukkan adanya infeksi

enteral. Pada diare osmotik yang dikarenakan infeksi enteral, terdapat kemungkinan

infeksi viral.

Sumber infeksi ini kemungkinan didapatkan dari aktivitas sehari-hari

(penyiapan makanan, pola bermain) dan lingkungan. Dalam hal penyiapan makanan

ibu tidak selalu cuci tangan (kadang-kadang). Pemberian susu menggunakan dot

yang seringkali hanya dibilas dengan air panas saja. Anak suka bermain di lantai,

bermain boneka atau balok mainan, dan kadang-kadang mainan dimasukkan ke

mulut.Penatalaksanaan dehidrasi tak berat memakai Rencana Terapi B yaitu

memberikan rehidrasi oral selama 4 jam pertama dengan sejumlah:

Jumlah oralit yang diberikan dalam 4 jam pertama

Umur* < 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun

Berat Badan < 6 kg 6-<10 kg 10-< 12 kg 12-19 kg

Dalam ml 200-400 400-700 700-900 900-1400

* digunakan umur bila berat badan anak tidak diketahui

(75 cc/kgbb/4jam)

Jika anak minta minum lagi, berikan.

Pada pasien ini dikarenakan muntah setiap habis makan/minum, maka di

UGD anak diberikan rehidrasi secara IV dengan Ringer laktat 75 cc/kgBB/ 4 jam,

jika tanda rehidrasi hilang maka dilanjutkan dengan 2A½N 5 tetes per menit untuk

rumatan.

52

Page 58: kasbes Diare

Saat rawat inap di bangsal C1L2 anak masih diberikan RL 75cc/kgBB/4jam

kemudian diganti dengan infus 2A1/2N 5 tetes per menit, oralit, zinc sulfat, dan diet

lunak serta ASI/susu. 1 hari setelah perawatan anak tidak muntah, sehingga anak

dicoba untuk diberikan oralit jika BAB, 50-100 cc/diare yang diberikan dengan cara

1sendok teh tiap 1-2 menit. Jika kemudian dimuntahkan , maka hentikan pemberian

selama ±10 menit kemudian diteruskan seperti sebelumnya, tapi dengan frekuensi

yang lebih jarang seperti menjadi 2-3 menit sekali.

Pada pasien ini juga diberikan tablet zinc1x20mg/ hari. Tujuan pemberian

zinc adalah mengurangi lama dan beratnya diare serta mencegah terkena diare

kembali untuk jangka waktu 2-3 bulan kedepan. Selain itu pemberian zinc juga

meningkatkan nafsu makan anak. Zinc dapat diberikan baik bersama dengan air

matang, ASI, ataupun oralit.Zinc bekerja dengan cara:

1. Zinc bekerja sebagai kofaktor enzim superoksida dismutase (SOD) dimana

SOD akan berperan dalam menjaga integritas epitel usus

2. Sebagai antioksidan

3. Menghambat NO sehingga mencegah kerusakan jaringan dan hipersekresi

4. Penguatan imun dengan modulasi sel B dan T

5. Aktivasi sel limfosit T

6. Menjaga keutuhan epitel usus karena merupakan kofaktor berbagai faktor

transkripsi.

Selama perawatan 3 hari anak mengalami perbaikan klinis, frekuensi dan

jumlah mencret berkurang, tidak muntah, anak tidak demam, nafsu makan membaik,

maka anak diperbolehkan pulang dengan memberikan edukasi untuk pencegahan,

dan pengelolaan lebih lanjut saat di rumah.

53

Page 59: kasbes Diare

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Diare masih merupakan penyebab mayor kematian pada bayi dan balita

di negara berkembang termasuk Indonesia. Pada diare yang dapat menyebabkan

kematian adalah dehidrasi yang tidak tertangani dengan sempurna. Di lapangan

masih banyak penanganan diare yang kurang sesuai dengan prosedur

penanganan diare yaitu berupa pemberian antibiotik yang tidak sesuai,

pemberian obat anti muntah, dan kadang pemberian obat anti diare yang

sebenarnya dapat memperberat kondisi diare anak.

5.2 Saran

Untuk menurunkan tingkat kejadian diare di masyarakat dan angka

kematian bayi balita akibat dehidrasi maka sangat diperlukan sosialisasi dan

edukasi secara luas mengenai diare dan penatalaksanaannya kepada tenaga

medis pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

54

Page 60: kasbes Diare

LAMPIRAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Teras Depan

Dapur

55

Page 61: kasbes Diare

Ruang tamu

Kamar anak

56

Page 62: kasbes Diare

DAFTAR PUSTAKA

1. Juffrie M, Mulyani NS. Modul Pelatihan Diare UKK Gastro-Hepatologi

IDAI;2009

2. Sudigbia I. Pengantar Diare Akut Anak. Semarang: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro; 1991: 1- 63.

3. Subagyo B, Santoso NB. Diare Akut. In: Juffrie M, Soenarto Sri SY, Oswari Y,

Arief S, Rosalina I, Mulyani N, editors. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi

Jilid 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2010; p. 87-115.

4. Noerasid H, Suraatmadja S, Asnil PO. Gastroenteritis (Diare) Akut. In:

Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, editors. Gastroenterologi Anak Praktis.

Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003; p. 51-

76.

5. Buku Ajar Diare. Depkes RI Ditjen PPM dan PLP. Jakarta : Depkes RI, 1999 ; 3,

25–72; 8, 121 – 136.

6. Markum A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak I. Jakarta: Balai Penerbit FK UI;

1991: 445 – 8.

7. Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Pedoman

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di

Kabupaten/Kota. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2008. P. 131-155.

57

Page 63: kasbes Diare

8. Sudigbia I, Santoso B, Hartantyo. Diare akut. Dalam : Pedoman pelayanan medik

anak RSDK/FK UNDIP. Semarang: Laboratorium ilmu kesehatan anak FK

UNDIP, 1989:179-202

9. Kleinman RE. Pediatrics Nutrition Handbook. 4 th ed. Committee on Nutrition.

American Academy of Pediatrics. Illnois. 1998 : 125 -37, 351 – 61

10. Waterlow JC. Effects of PEM on structure and function of organ. In : Protein

energy malnutrition. London : Edward Arnold, 1992 : 54 – 74 ; 290 – 310.

58