karakteristik mineralogi tanah tertimbun di desa … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan...

34
KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA SUKASIRNA, KECAMATAN CIBADAK, SUKABUMI RENARDI ISWARA DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: lamdan

Post on 18-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

i

KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN

DI DESA SUKASIRNA, KECAMATAN CIBADAK,

SUKABUMI

RENARDI ISWARA

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

ix

Page 3: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik

Mineralogi Tanah Tertimbun Di Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Sukabumi

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Renardi Iswara

NIM A14090045

Page 4: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

ix

ABSTRAK

RENARDI ISWARA. Karakteristik Mineralogi Tanah Tertimbun Di Desa

Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Sukabumi. Dibimbing oleh ISKANDAR dan

SUDARSONO.

Tanah tertimbun di Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Sukabumi

berasal dari hasil letusan Gunung Salak yang berbeda waktu letusannya. Tujuan

penelitian ini adalah mempelajari karakteristik mineralogi tanah di berbagai

lapisan pada tanah tertimbun tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

singkapan tanah di lokasi studi tersusun dari 4 tanah tertimbun. Mineral yang

banyak ditemukan pada tanah dan tanah tertimbun 1 adalah magnetit, batuan

hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan

lapukan gelas volkan, hiperstein dan kuarsa keruh sedikit ditemukan. Berdasarkan

susunan mineralnya, tanah dan tanah tertimbun 1 mempunyai bahan induk

basaltik berasosiasi hiperstein. Mineral yang banyak ditemukan pada tanah

tertimbun 2, 3 dan 4 adalah magnetit, batuan hasil lapukan dan batuan lapukan

gelas volkan, sedangkan plagioklas, hiperstein, hornblende, konkresi besi, gelas

volkan, kuarsa keruh dan kuarsa jernih sedikit ditemukan. Berdasarkan susunan

mineralnya, tanah tertimbun 2, 3 dan 4 mempunyai bahan induk andesitik

berasosiasi hornblende. Analisis DTA/TG menunjukkan bahwa setiap lapisan

pada tanah dan tanah tertimbun terdapat mineral kaolinit. Nilai rasio Si, Al dan Fe

di semua lapisan pada tanah dan tanah tertimbun menunjukkan bentuk oksida

kristalin.

Kata kunci : andesitik, basaltik, Gunung Salak, sifat mineralogi tanah, tanah

tertimbun

Page 5: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

ix

ABSTRACT

RENARDI ISWARA. Mineralogical Characteristic of the Buried Soil at Desa

Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Sukabumi. Supervised by ISKANDAR and

SUDARSONO.

Buried soil at Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Sukabumi was

developed from different time of Salak Mountain eruption. The purpose of this

research was to study the mineralogical characteristics of soil in different layers of

these buried soil. The results showed that the soil exposure is composed from 4

buried soil. The soil and buried soil 1 contain magnetite, rock weathering results,

clear quartz and plagioclase. Some minerals such as volcanic glass, weathered

volcanic rock glass, hypersthene and turbid quartz were found in a little amount.

Based on their mineral composition, soil and buried soil 1 have a basaltic parent

material associated hypersthene. Minerals which dominantly found in the buried

soil 2, 3, and 4 are magnetite, rock weathering results and weathered of volcanic

rock glass. Some minerals such as plagioclase, hypersthene, hornblende, iron

concretion, volcanic glass, turbid quartz and clear quartz were found in a little

amount. Based on their mineral composition, buried soil 2, 3, and 4 have an

andesitic parent material associated hornblende. DTA/TG analysis indicated that

each layer in the soil and buried soil minerals contained kaolinite as a dominant

clay mineral. Value ratio of Si, Al and Fe in all layers of the soil and buried soil

were showed crystalline oxide form.

Key words : andesitic, basaltic, Salak Mountain, mineralogical properties the soil,

buried soil

Page 6: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

iii

Page 7: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

i

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN

DI DESA SUKASIRNA, KECAMATAN CIBADAK,

SUKABUMI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

RENARDI ISWARA

Page 8: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

ix

Page 9: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

Judul Skripsi : Karakteristik Mineralogi Tanah Tertimbun di Desa Sukasima, Kecamatan Cibadak, Sukabumi

Nama : Renardi Iswara NIM : A14090045

Disetujui oleh

... Dr Ir Iskandar Prof Dr Ir Sudarsono, MSc Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Departemen

Tanggal Lulus: 0 2 APR 2014

Page 10: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

iii

Judul Skripsi : Karakteristik Mineralogi Tanah Tertimbun di Desa Sukasirna,

Kecamatan Cibadak, Sukabumi

Nama : Renardi Iswara

NIM : A14090045

Disetujui oleh

Dr Ir Iskandar

Pembimbing I

Prof Dr Ir Sudarsono, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Baba Barus, MSc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 11: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

ix

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Shalawat dan salam,

semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para

pengikutnya sampai akhir zaman. Tema yang dipilih dalam penelitian yang

dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 sampai Agustus 2013 ini ialah sifat

mineralogi tanah, dengan judul Karakteristik Mineralogi Tanah Tertimbun di Desa

Sukasirna, Kecamatan Cibadak, Sukabumi.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan

terimakasih kepada:

1. Dr Ir Iskandar sebagai pembimbing akademik dan pembimbing skripsi I yang

telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama menempuh

pendidikan dan penyelesaiaan skripsi.

2. Prof Dr Ir Sudarsono, MSc sebagai pembimbing skripsi II yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama menempuh

pendidikan dan penyelesaiaan skripsi.

3. Dr Ir Darmawan, MSc sebagai penguji yang telah memberikan arahan dan

saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Nurhadi, Ibu Asmaningsih dan saudara–saudara terdekat atas kasih

sayang dan dorongannya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi.

5. Likarsilia Santun yang telah menjadi rekan kerja dalam penelitian.

6. Bapak Sumantri, Ibu Yani dan Ibu Oktori yang telah membantu selama

penelitian.

7. Teman–teman Laboratorium Sumberdaya Fisik Lahan yang telah memberikan

semangat dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat MSL 46 yang telah memberikan semangat dan do’a kepada

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Bogor, April 2014

Renardi Iswara

Page 12: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

v

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODE 2

Tempat dan Waktu Penelitian 2

Bahan dan Alat Penelitian 2

Metode Penelitian 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Susunan Mineral dan Bahan Induk Tanah 5

Mineral Fraksi Klei 7

Sebaran Si, Al dan Fe Oksida 8

KESIMPULAN 11

Kesimpulan 11

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 13

RIWAYAT HIDUP 21

Page 13: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

ix

DAFTAR TABEL

1 Metode analisis yang digunakan dalam penelitian 3 2 Hasil analisis mineral fraksi pasir di lokasi penelitian 5 3 Hasil analisis mineral fraksi berat pada mineral-mineral fraksi pasir di

lokasi penelitian 6 4 Hasil mineral fraksi klei di lokasi penelitian menggunakan DTA/TG 8 5 Senyawa Si, Al dan Fe oksida dalam tanah di lokasi penelitian 8

DAFTAR GAMBAR

1 Singkapan tanah di lokasi penelitian 2 2 Distribusi oksida pada singkapan yang diamati: (A). sebaran Alo dan Sio,

(B). sebaran Ald dan Sid, (C). sebaran Feo, (D). sebaran Fed 10 3 Distribusi nilai rasio Feo/Fed pada singkapan yang diamati 11

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uraian deskripsi profil tanah 13 2 Kurva grafik DTA 14

Page 14: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu daerah vulkanis paling aktif di dunia, yang

mempunyai sekitar 129 gunung berapi yang tersebar di berbagai pulau (Sudradjat

1992). Keberadaan gunung berapi di Indonesia merupakan sesuatu yang patut

disyukuri, karena letusan gunung berapi memberikan bahan tambahan baru untuk

tanah. Bahan tambahan itu antara lain mineral-mineral yang berasal dari dalam

perut bumi yang berupa magma kemudian terjadi proses kristalisasi. Bahan

tambahan tersebut dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik dan kimia tanah.

Berdasarkan sejarah letusannya, gunung api di Indonesia dikelompokkan menjadi

3 kelompok, yaitu tipe A (79 buah) adalah gunung berapi yang pernah meletus

sejak tahun 1600, tipe B (29 buah) adalah yang diketahui pernah meletus sebelum

tahun 1600 dan tipe C (21 buah) adalah lapangan solfatara dan fumarola (Pratomo

2006).

Gunung Salak berada di wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten

Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada 6°43' Lintang Selatan dan 106°44' Bujur Timur

(Kusdaryanto dan Efendi 2000). Gunung Salak adalah salah satu dari 7 gunung

berapi vulkanik tipe A yang terdapat di Jawa Barat. Gunung berapi ini mempunyai

beberapa puncak, di antaranya Puncak Salak I ( 2.211 m dpl), Salak II (2.180 m

dpl) dan Puncak Salak III atau dikenal juga dengan Puncak Sembul dengan

ketinggian 1.926 m dpl serta beberapa kompleks solfatara/fumarola. Salah satu

kompleks yang besar adalah Cikuluwung Putri. Berdasarkan catatan sejarah,

letusan Gunung Salak yang pertama dikenal mengambil tempat di Salak III yang

berlangsung pada 1698 kemudian 1780, 1902, 1903 dan 1935. Letusan yang

terakhir terjadi berlangsung pada 1938 dari Kompleks Cikuluwung Putri yang

berupa letusan freatik (Sutaningsih et al. 2010).

Singkapan yang dijumpai di Desa Sukasirna Kecamatan Cibadak terdiri

dari beberapa lapisan bahan induk yang kemudian masing-masing berkembang

menjadi tanah. Masing-masing bahan induk tersebut berasal dari hasil erupsi

Gunung Salak yang berbeda waktu letusannya. Jarak antara letusan satu dengan

letusan lainnya terjadi dalam waktu yang sangat lama, sehingga masing-masing

bahan induk dari letusan Gunung Salak tersebut dapat berubah menjadi tanah.

Kemudian tanah yang sudah terbentuk tertimbun kembali oleh bahan-bahan dari

letusan berikutnya, sehingga tanah yang terbentuk pertama menjadi tanah

tertimbun (buried soil) yang bisa dilihat sekarang ini. Hal tersebut di lokasi studi

terjadi secara berulang, sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan, diantaranya

apakah tanah paling atas dengan tanah-tanah tertimbun di bawahnya memiliki

komposisi mineral yang sama. Berdasarkan informasi peta geologi Lembar Bogor

skala 1:100.000, daerah penelitian termasuk dalam Formasi Breksi Gunung berapi

(Qvb) yang berumur pleistosen dan tersusun dari andesit-basalt, setempat

aglomerat, lapuk (Effendi et al. 1998).

Page 15: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik mineralogi tanah di

berbagai lapisan pada tanah tertimbun di Desa Sukasirna Kecamatan Cibadak,

Sukabumi.

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak,

Sukabumi berupa singkapan tanah (Gambar 1) pada koordinat geografis S 06o 51’

45.5” dan E 106o 42’ 25.0” dengan elevasi 550 m dpl. Penelitian dimulai dari

bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013. Analisis kimia dan mineralogi tanah

dilakukan di Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen

Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Gambar 1 Singkapan Tanah di Lokasi Penelitian

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan yaitu bahan-bahan kimia seperti Nitrobenzol, α-

Al2O3, Bromoform, Ammonium Oksalat, Sodium sitrat, Na2S2O4 dan lain-lain.

Alat yang digunakan antara lain alat-alat untuk pengambilan contoh tanah seperti

tangga, cangkul, label, pisau, GPS, Soil Munsell Color Chart, alat-alat untuk

penetapan sifat fisik, kimia dan mineral seperti gelas piala, gelas ukur, water bath,

tabung polypropylene 50 ml, serta alat-alat ukur seperti pH-meter, Differential

Thermal Analysis/Thermogravimetry (DTA/TG) Shimadzu tipe DTG-60/60H,

mikroskop polarisasi, flamephotometer, Atomic Absorption Spectrophotometer

(AAS), spektrofotometer dan lain-lain.

Page 16: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

3

Metode Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini dilakukan pengambilan contoh tanah dari

singkapan tanah setebal ±600 cm (Gambar 1) di Desa Sukasirna, Kecamatan

Cibadak, Sukabumi. Pada saat pengambilan sampel tanah dilakukan identifikasi

morfologi tanah. Setelah itu tanah diambil per lapisan berdasarkan kedalamannya

untuk dianalisis sifat kimia dan sifat mineralnya.

Singkapan tanah di Desa Sukasirna merupakan tanah tertimbun yang

memiliki 5 bahan induk. Tanah (paling atas) terdiri dari horison A, B1, B2 dan C,

tanah tertimbun I terdiri dari horison A, B dan C, tanah tertimbun II terdiri dari

horison B dan C, tanah tertimbun III terdiri dari horison A, B dan C dan tanah

tertimbun IV (paling bawah) terdiri dari horison B.

Rincian dari masing-masing tahapan penelitian yang dilakukan diuraikan

di bawah ini, sedangkan ringkasan metoda analisisnya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Metode analisis yang digunakan dalam penelitian

No. Jenis Analisis Metode

1. Sifat Termal DTA/TG

2. Mineral Fraksi Pasir Mikroskop Polarisasi

3. Mineral Fraksi Berat Mikroskop Polarisasi

4. Si, Al dan Fe – Total Ekstraksi dengan Ditionit Citrat Bikarbonat

(Mehra dan Jakson 1960)

5. Si, Al dan Fe – Amorf Ekstraksi Amonium Oksalat 0.2 M pH 3.0

(Schwertmann 1964)

Pengamatan Morfologi dan Pengambilan Contoh Tanah

Singkapan tanah dengan ketebalan ±600 cm dideskripsi sifat

morfologinya, yaitu batas topografi, warna tanah, struktur, konsistensi, ketebalan

lapisan dan perakaran (Lampiran 1). Selanjutnya dilakukan pengambilan contoh

tanah terganggu yang dimulai dari lapisan paling bawah.

Analisis Mineral Fraksi Pasir

Analisis mineral fraksi pasir dilakukan dengan menggunakan mikroskop

polarisasi dan medium nitrobenzol. Partikel pasir yang sudah dicuci bersih

disaring menggunakan saringan yang berukuran 210 μm dan 100 μm. Partikel

berukuran pasir yang tertahan saringan 100 μm digunakan untuk analisis mineral

secara mikroskopis. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan metode garis

ukur, kemudian ditetapkan peluang ditemukannya mineral dalam 100 butir

mineral fraksi pasir dengan menggunakan mikroskop polarisasi.

Analisis Mineral Fraksi Berat

Analisis mineral secara mikroskopis dilakukan juga pada mineral fraksi

berat yang terdapat dalam mineral fraksi pasir. Mineral fraksi berat diperoleh

melalui pemisahan dengan menggunakan larutan Bromoform yang memiliki berat

jenis 2.8 g/cm3. Pada perhitungan dengan opak, sebanyak 50 butir mineral yang

dihitung pada benang silang, mineral-mineral opak diikutsertakan dalam

perhitungan, sedangkan pada perhitungan tanpa opak mineral-mineral opak yang

ada tidak ikut dihitung.

Page 17: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

4

Analisis Sifat Termal Mineral Fraksi Klei

Analisis sifat termal fraksi klei dilakukan dengan menggunakan

Differential Thermal Analysis/Thermogravimetry (DTA/TG). Fraksi klei

berukuran < 2 μm dan standar α-Al2O3 ditimbang sebanyak 20-30 mg pada

cawan platina mikro. Standar dan contoh klei dipanaskan pada suhu mulai dari 30

ºC hingga 1000 ºC. Selama proses pemanasan tersebut contoh akan mengalami

reaksi termal dan transformasi.

Analisis Si , Al dan Fe

Pengukuran kandungan Fe, Al dan Si dilakukan dari hasil ekstraksi dengan

menggunakan metode Ditionit sitrat bikarbonat (buffer pH 7) dan Amonium

oksalat 0.2 M pH 3 dalam keadaan gelap.

a) Ekstraksi dengan Ditionit Citrat Bikarbonat (DCB)

Ekstraksi dengan DCB dimaksudkan untuk melarutkan mineral oksida besi

baik yang bersifat kristalin dan juga oksida besi yang bersifat amorf. Metode

ekstraksi dengan DCB ini dilakukan pada 0.25 g contoh klei dalam tabung

sentrifuse 50 ml. Ditambahkan 20 ml Sodium sitrat 0.3 M dan 2.5 ml NaHCO3 ke

dalam tabung dan kocok, kemudian dipanaskan dalam waterbath pada suhu 75 –

80 ºC. Kemudian ditambahkan Na2S2O4 sampai tanah menjadi kelabu dan dikocok

kembali. Pemanasan tidak boleh melebihi 80 ºC. Tabung disentrifusi dan

supernatan didekantasi dari contoh. Supernatan digunakan untuk analisis Si, Al

dan Fe.

b) Ekstraksi dengan Amonium Oksalat 0.2 M pH 3

Ekstraksi dengan amonium oksalat dimaksudkan untuk melarutkan

mineral oksidasi besi yang bersifat amorf. Metode ekstraksi dengan amonioum

oksalat ini dilakukan pada 0.25 g contoh klei dalam tabung sentrifusi 50 ml.

Ditambahkan 25 ml Amonium oksalat 0.2 M pH 3.0 ke dalam tabung. Tutup

dengan penutup karet, lalu segera dibungkus dengan alumunium foil untuk

mengeliminasi cahaya dan selanjutnya dikocok selama 2 jam. Tabung disentrifusi

dan supernatan didekantasi dari contoh. Supernatan digunakan untuk analisis Si,

Al dan Fe.

Page 18: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Susunan Mineral dan Bahan Induk Tanah

Singkapan tanah di lokasi studi terdiri dari beberapa bahan induk yang

masing-masing berkembang menjadi tanah. Bahan induk paling atas berkembang

menjadi tanah sedangkan masing-masing bahan induk di bawahnya berkembang

masing-masing menjadi tanah tertimbun 1, tanah tertimbun 2, tanah tertimbun 3

dan tanah tertimbun 4. Sifat morfologi (Lampiran 1), fisik dan kimia disajikan

tersendiri dalam Santun (2014).

Hasil analisis mineral fraksi pasir total dan fraksi berat dapat dilihat pada

Tabel 2 dan 3. Asosiasi mineral ditentukan atas dasar jenis mineral dominan yang

ada dalam fraksi berat. Mineral-mineral opak yang ditemui pada singkapan yang

diteliti adalah magnetit dan konkresi besi. Mineral-mineral dalam tanah yang

merupakan hasil pelapukan dari batuan induk, tidak dijumpai secara sendiri-

sendiri, tetapi terdapat dalam kombinasi jumlah yang sangat beragam. Kombinasi-

kombinasi ini sering disebut asosiasi mineral (Wirjodihardjo 1953).

Tabel 2 Hasil analisis mineral fraksi pasir di lokasi penelitian

Keterangan : * Mineral mudah lapuk

Tan

ah T

erti

mbu

n

Sim

bo

l H

ori

son

Ked

alam

an (

cm )

Mineral Fraksi Pasir

Mag

net

it

Ko

nk

resi

bes

i

Has

il l

apuk

an *

Has

il l

apu

kan

gel

as v

olk

an*

Ku

arsa

ker

uh

Ku

arsa

jer

nih

Pla

gio

kla

s *

Au

git

*

Hip

erst

ein

*

Ho

rnble

nd

e

(Am

fib

ol)

*

Gel

as v

olk

an *

Tanah

A 0 -9 40 - 8 - 7 18 21 - 3 - 3

B1 9 – 58 38 - 14 1 1 21 22 Sd 3 - -

B2 58 – 118 31 - 19 - 3 21 24 - Sd - 2

C 118 – 166 23 - 34 1 - 31 10 - Sd - 1

A 166 – 221 32 - 21 - 1 28 10 - 2 - 6

1 B 221 – 270 54 - 14 - - 8 22 - Sd - 2

C 270 – 306 36 - 21 4 1 22 6 - - - 10

2 B 306 – 338 53 5 32 5 1 - 2 - 1 1 -

C 338 – 388 67 2 17 2 1 2 4 - 1 - 4

3

A 388 – 424 56 - 21 11 3 5 2 - - 1 1

B 424 – 475 73 3 12 2 - 3 1 - 2 3 1

C 475 – 536 58 1 22 15 - - - - 1 2 1

4 B 536 – 580 38 2 50 3 1 - 1 - - 5 -

Page 19: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

6

Tabel 3 Hasil analisis mineral fraksi berat pada mineral – mineral fraksi pasir di

lokasi penelitian

Pada tanah dan tanah tertimbun 1, mineral dominan yang banyak

ditemukan adalah magnetit, hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas. Mineral-

mineral mudah lapuk seperti gelas volkan, hasil lapukan gelas volkan dan

hiperstein sedikit ditemukan, sedangkan hornblende tidak ditemukan. Mineral

tahan lapuk seperti kuarsa keruh sedikit ditemukan, sedangkan konkresi besi tidak

ditemukan pada tanah dan tanah tertimbun 1. Fraksi berat pada tanah dan tanah

tertimbun 1 didominasi oleh hiperstein (Tabel 3). Dengan demikian asosiasi

mineral yang ada adalah hiperstein. Berdasarkan susunan mineral fraksi pasir total

yang banyak mengandung plagioklas lalu didukung oleh adanya hiperstein, kuarsa,

gelas volkan, maka dapat diketahui bahwa tanah ini mempunyai bahan induk

berupa batuan volkan yang bersifat Andesitik. Bahan induk tersebut berasosiasi

hiperstein (Atmosentono 1968 dalam Nuryanto 1986).

Pada tanah tertimbun 2, 3 dan 4, mineral dominan yang banyak ditemukan

adalah magnetit, hasil lapukan dan hasil lapukan gelas volkan. Mineral mudah

lapuk seperti plagioklas, hiperstein, hornblende dan gelas volkan sedikit

ditemukan, sedangkan mineral tahan lapuk seperti kuarsa keruh dan kuarsa jernih

sedikit ditemukan. Konkresi besi ditemukan pada tanah tertimbun 2, 3 dan 4.

Fraksi berat pada tanah tertimbun 2, 3 dan 4 didominasi oleh mineral hornblende

(Tabel 3). Dengan demikian asosiasi mineral yang ada adalah hornblende.

Berdasarkan susunan mineral fraksi pasir total yang mengandung plagioklas lalu

didukung oleh adanya hiperstein, hornblende, sedikit kuarsa, gelas volkan, maka

dapat diketahui bahwa tanah ini mempunyai bahan induk berupa batuan volkan

yang bersifat basaltik. Bahan induk tersebut berasosiasi hornblende (Mohr dan

Van Baren 1960).

Tanah dan tanah tertimbun 1 mempunyai bahan induk andesitik sedangkan

tanah tertimbun 2, 3 dan 4 mempunyai bahan induk basaltik. Perbedaan bahan

induk ini dikarenakan berasal dari bahan yang berbeda waktu letusannya,

sehingga mempengaruhi jumlah sebaran mineral pada singkapan tanah ini. Tanah

dan tanah tertimbun 1 terjadi pelapukan hancuran lebih intensif dibandingkan

Tanah Tertimbun

Simbol Horison

Kedalaman ( cm )

Perhitungan Mineral dengan Opak Perhitungan Mineral tanpa Opak

Opak Hipersten Hornblende Augit Hiperstein Hornblende Augit

Tanah

A 0 -9 89 8 1 2 84 4 1

B1 9 – 58 86 10 3 1 71 9 6

B2 58 – 118 94 4 2 - 37 13 -

C 118 – 166 98 2 - - 26 24 -

1

A 166 – 221 98 - 2 - 27 18 5

B 221 – 270 97 1 2 - 37 11 1

C 270 – 306 98 - 2 - 25 20 3

2 B 306 – 338 96 - 4 - 10 34 -

C 338 – 388 98 1 - 1 12 35 1

3

A 388 – 424 99 - - 1 5 43 1

B 424 – 475 90 4 6 - 11 29 -

C 475 – 536 97 1 2 - 10 37 -

4 B 536 – 580 96 1 2 - 4 40 -

Page 20: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

7

tanah tertimbun 2, 3 dan 4. Hal ini dilihat dari banyaknya kuarsa yang ditemukan

di tanah dan tanah tertimbun 1 dibandingkan tanah tertimbun 2, 3 dan 4. Tingkat

pelapukan juga bisa dilihat dari nisbah debu/klei (Van Wambake 1962 dalam

Sukartono 1985). Penilaian ini didasarkan atas anggapan bahwa apabila pelapukan

meningkat, maka fraksi debu akan melapuk sehingga jumlahnya berkurang

sedangkan fraksi klei meningkat. Nisbah debu/klei pada tanah (0.14%), tanah

tertimbun 1 (0.13%), tanah tertimbun 2 (0.37%), tanah tertimbun 3 (0.19%) dan

tanah tertimbun 4 (0.40%) (Santun 2014). Berdasarkan data nisbah debu/klei

maka tanah dan tanah tertimbun 1 mengalami pelapukan lebih lntensif

dibandingkan dengan tanah tertimbun 2, 3 dan 4.

Pada tanah tertimbun 2, 3 dan 4 mulai ditemukan konkresi besi, tetapi

tidak ditemukan pada tanah dan tanah tertimbun 1. Timbulnya konkresi besi

merupakan akibat dari melapuknya mineral-mineral feromagnesian. Hasil lapukan

sangat banyak ditemukan pada semua lapisan tanah. Disebut hasil lapukan karena

bahan ini di bawah mikroskop polarisasi sulit diidentifikasi sebagai individu

mineral. Pada saat deskripsi singkapan tanah, ditemukan konkresi mangan dalam

jumlah sedikit pada tanah timbunan 1 horison B dan tanah timbunan 2 horison C.

Namun pada tanah timbunan 3 horison B konkresi mangan dijumpai dalam jumlah

yang banyak. Munculnya konkresi mangan berkorelasi dengan jumlah mineral

opak.

Mineral Fraksi Klei

Dalam analisis dengan DTA/TG terdapat 2 hal yang diamati, yaitu : 1)

terjadinya dehidrasi, yaitu air (H2O) menguap dan 2) terjadinya dehidroksilasi,

yaitu OH menguap dalam bentuk H2O. Masing–masing contoh tanah tertimbun di

berbagai lapisan di lokasi studi ini memiliki pola grafik yang relatif hampir sama,

hanya saja terdapat perbedaan pada kehilangan bobot akibat pemanasan.

Berdasarkan analisis DTA/TG tanah, tanah tertimbun 1, 2, 3 dan 4

didominasi oleh mineral kaolinit (Lampiran 2). Pada analisis menggunakan DTA

mineral kaolinit mempunyai reaksi endotermik pada suhu 400–600 ºC karena

hilangnya gugus –OH (dehidroksilasi) dan reaksi eksotermik yang terjadi pada

suhu 900–1000 ºC akibat reaksi rekristalisasi membentuk γ alumin/mulit OH-(Al).

Tabel analisis fraksi klei bisa dilihat di bawah ini (Tabel 4).

Page 21: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

8

Tabel 4 Hasil analisis fraksi klei di lokasi penelitian menggunakan DTA/TG

Tanah

Tertimbun

Simbol

Horison

Kedalaman

( cm )

Kehilangan

bobot (%)

Puncak

endotermik (OC) Reaksi Mineral

Tanah

A 0 -9 24.2 92 Dehidrasi

Kaolinit 508 Dehidroksilasi

B1 9 – 58 26.6 97 Dehidrasi

Kaolinit 512 Dehidroksilasi

B2 58 – 118 24.1 97 Dehidrasi

Kaolinit 514 Dehidroksilasi

C 118 – 166 20.7 90 Dehidrasi

Kaolinit 507 Dehidroksilasi

A 166 – 221 21.4

92 Dehidrasi

Kaolinit 508 Dehidroksilasi

1 B 221 – 270 21.9 92 Dehidrasi

Kaolinit 507 Dehidroksilasi

C 270 – 306 28.7

97 Dehidrasi

Kaolinit 511 Dehidroksilasi

2

B 306 – 338 25.0 95 Dehidrasi

Kaolinit 506 Dehidroksilasi

C 338 – 388 24.4 93 Dehidrasi

Kaolinit 504 Dehidroksilasi

3

A 388 – 424 24.8 95 Dehidrasi

Kaolinit 512 Dehidroksilasi

B 424 – 475 22.5 102 Dehidrasi

Kaolinit 499 Dehidroksilasi

C 475 – 536 24.1 105 Dehidrasi

Kaolinit 506 Dehidroksilasi

4 B 536 – 580 23.6 101 Dehidrasi

Kaolinit 505 Dehidroksilasi

Sebaran Fe, Al dan Si Oksida

Hasil analisis berbagai bentuk oksida Fe, Al dan Si disajikan pada Tabel 5.

Lambang Fed, Ald, dan Sid menunjukkan oksida total hasil ekstraksi dengan DSB

yang ada dalam tanah, sedangkan Feo, Alo dan Sio menunjukkan oksida amorf

hasil ekstraksi dengan amonium oksalat pH 3.

Tabel 5 Senyawa Fe, Al dan Si dalam tanah di lokasi penelitian

Tanah

Tertimbun Horison

Kedalaman

(cm)

Oksalat ( % ) Ditionit ( % ) Feo/Fed

Sio Alo Feo Sid Ald Fed

Tanah

A 0 -9 0.0001 0.0026 0.6021 0.0014 0.0068 6.1515 0.0979

B1 9 – 58 0.0001 0.0020 0.6415 0.0008 0.0051 5.7047 0,1125

B2 58 – 118 0.0002 0.0022 0.4732 0.0009 0.0049 4.9374 0,0958

C 118 – 166 0.0002 0.0020 0.4593 0.0011 0.0057 4.9599 0,0926

1

A 166 – 221 0.0002 0.0019 0.5484 0.0011 0.0059 5.3024 0,1034

B 221 – 270 0.0002 0.0019 0.4735 0.0007 0.0040 5.0495 0,0938

C 270 – 306 0.0002 0.0019 0.3974 0.0006 0.0038 6.9926 0,0568

2 B 306 – 338 0.0002 0.0018 0.4116 0.0007 0.0039 4.7664 0,0864

C 338 – 388 0.0002 0.0021 0.5638 0.0003 0.0026 4.0662 0,1387

3

A 388 – 424 0.0002 0.0017 0.5093 0.0002 0.0021 3.3516 0,1520

B 424 – 475 0.0003 0.0023 0.6746 0.0004 0.0034 3.9695 0,1699

C 475 – 536 0.0003 0.0028 0.4045 0.0004 0.0035 2.1749 0,1860

4 B 536 – 580 0.0003 0.0032 0.7749 0.0007 0.0040 4.0590 0,1909

Page 22: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

9

Nisbah Feo/Fed yang juga disebut nisbah aktivitas telah digunakan secara

luas sebagai indeks pengkristalan atau umur oksida-oksida besi. Berdasarkan hasil

pada Tabel 5 di atas didapatkan nilai Feo/Fed yang selalu rendah (< 0.75) yang

menunjukkan bahwa tanah di daerah penelitian merupakan tanah yang sudah

mengalami pelapukan lanjut. Menurut McKeague dan Day (1965) Andosol dan

tanah-tanah muda lainnya memiliki nisbah Feo/Fed yang tinggi (> 0.75),

sedangkan pada tanah-tanah tua nilai nisbah tersebut lebih rendah. Dari data pada

Tabel 5 tersebut nilai Fed selalu lebih besar dari Feo. Menurut Walker (1983)

jumlah oksida besi yang dibebaskan oleh pengekstrak ditionit (Fed) harus sama

dengan atau lebih besar dari besi yang dibebaskan oleh pengekstrak oksalat (Feo).

Menurut McKeague et al. (1971) oksalat masam mengekstrak banyak Fe dari

magnetit tetapi sedikit dari goetit dan hematit, sedangkan untuk ditionit adalah

sebaliknya. Kemampuan mengekstrak Fe dari hematit dan goetit oleh ditionit

sangat tergantung dari ukuran butir, karena pengekstrak tersebut hanya mampu

melarutkan Fe dalam mineral besi kristal yang berukuran s/d 50 μm. Penelitian

McKeague et al. (1971) yang didukung oleh Walker (1983) menemukan bahwa

larutan oksalat melepaskan Feo dari magnetit sebanding jumlah magnetit dalam

tanah, sehingga nilai Fed akan tinggi secara abnormal jika terdapat magnetit.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5, tanah (A–C) pola sebaran Feo

(Gambar 2C) dan Fed (Gambar 2D) dari horison ke horison semakin menurun.

Rasio Feo/Fed pada horison B1 mempunyai nilai yang besar dibandingkan dengan

horison lainnya (Gambar 3). Ini menunjukkan bahwa Fe oksida kristalin berada

dalam jumlah yang cukup banyak. Pola sebaran untuk Ald (Gambar 2B) dan Alo

(Gambar 2A) dari horison atas ke horison bawah relatif teratur, Sid (Gambar 2B)

dan Sio (Gambar 2A) cenderung menurun. Rasio Alo/Ald dan Sio/Sid menunjukkan

nilai yang sangat rendah dan menunjukkan bahwa bentuk Al dan Si oksida adalah

kristalin.

Pada tanah tertimbun 1 (A-C) pola sebaran nilai Feo dari horison atas ke

horison bawah menurun sesuai kedalaman (Gambar 2C), tetapi nilai Fed

menunjukkan sebaliknya (Gambar 2D). Pola sebaran Sio dan Alo memiliki nilai

yang sama (Gambar 2A), tetapi pola sebaran Sid dan Ald dari horison ke horison

mengalami penurunan (Gambar 2B). Rasio Feo/Fed (Gambar 3), Alo/Ald dan

Sio/Sid menunjukkan nilai yang rendah dan menunjukkan bahwa bentuk Fe, Si dan

Al oksida adalah kristalin.

Pada tanah tertimbun 2 (B-C) pola sebaran nilai Fed dari horison atas ke

horison bawah mengalami penurunan sesuai kedalaman (Gambar 2D), tetapi pola

sebaran nilai Feo menunjukkan sebaliknya (Gambar 2C). Rasio Feo/Fed semakin

bertambah dari lapisan atas ke lapisan bawah dan maksimum pada lapisan C

(Gambar 3). Ini menunjukkan Fe oksida berupa kristalin cukup banyak di lapisan

ini dibandingkan lapisan atasnya. Pola sebaran nilai Sio mempunyai nilai yang

sama (Gambar 2A), sedangkan nilai Sid dari horison atas ke horison bawah

mengalami penurunan sesuai dengan kedalaman (Gambar 2B). Pola sebaran Ald

dari horison satu ke horison lainnya mengalami penurunan sesuai kedalaman

(Gambar 2B), tetapi nilai Alo menunjukkan sebaliknya (Gambar 2A). Rasio

Alo/Ald dan Sio/Sid menunjukkan Al dan Si oksida adalah kristalin.

Page 23: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

10

Pada tanah tertimbun 3 (A-C) pola sebaran nilai Feo (Gambar 2C) dan Fed

(Gambar 2D) dari horison ke horison tidak teratur. Pola sebaran nilai Sio (Gambar

2A) dan Sid (Gambar 2B) mempunyai nilai yang sama, kemudian pola sebaran

nilai Alo (Gambar 2A) dan Ald (Gambar 2B) dari horison ke horison semakin

bertambah. Rasio Feo/Fed (Gambar 3), Alo/Ald dan Sio/Sid menunjukkan bahwa Fe,

Si dan Al oksida adalah kristalin.

(A) (B)

(C) (D)

Gambar 2 Distribusi oksida pada singkapan yang diamati: (A). sebaran Alo

dan Sio, (B). sebaran Ald dan Sid, (C). sebaran Feo, (D). sebaran

Fed

Page 24: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

11

Gambar 3 Distribusi Nilai Rasio Feo/Fed pada Singkapan

Pada tanah tertimbun 4 jumlah Feo lebih besar dibandingkan Feo pada

tanah, tanah tertimbun 1, 2 dan 3 (Gambar 2C), serta jumlah Fed lebih besar

dibandingkan Fed pada tanah tertimbun 3 horison C (Gambar 2D). Pola sebaran

jumlah Sio mempunyai nilai yang sama dengan tanah tertimbun 3 horison C

(Gambar 2A), sedangkan pola sebaran Sid mengalami kenaikan dari tanah

tertimbun 3 horison C (Gambar 2B). Pola sebaran Alo (Gambar 2A) dan Ald

(Gambar 2B) lebih besar dari tanah tertimbun 3 horison C. Rasio Feo/Fed

(Gambar 3), Alo/Ald dan Sio/Sid pada tanah tertimbun 4 horison B mempunyai

nilai paling besar dibandingkan tanah, tanah tertimbun 1, 2, dan 3. Hal ini

menunjukkan bahwa Fe, Si dan Al oksida berupa kristalin.

KESIMPULAN

1. Pada tanah dan tanah tertimbun 1, mineral yang banyak ditemukan adalah

magnetit, hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan kuarsa keruh,

gelas volkan, hasil lapukan gelas volkan dan hiperstein sedikit ditemukan.

Berdasarkan susunan mineralnya tanah dan tanah tertimbun 1 mempunyai

bahan induk andesitik berasosiasi hiperstein.

2. Pada tanah tertimbun 2, 3 dan 4, mineral yang banyak ditemukan adalah

magnetit, hasil lapukan dan hasil lapukan gelas volkan, sedangkan kuarsa

keruh, kuarsa jernih, plagioklas, hiperstein, hornblende dan gelas volkan

sedikit ditemukan. Pada tanah tertimbun 2, 3 dan 4 ditemukan konkresi besi.

Berdasarkan susunan mineralnya tanah timbunan 2, 3 dan 4 mempunyai bahan

induk basaltik berasosiasi hornblende.

3. Analisis mineral klei dengan DTA/TG menunjukkan bahwa setiap lapisan

pada tanah dan tanah tertimbun terdapat kaolinit sebagai mineral klei dominan.

4. Nilai rasio Si, Al dan Fe di semua lapisan pada tanah dan tanah tertimbun

menunjukkan bentuk oksida kristalin sebagai oksida yang dominan.

Page 25: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

12

DAFTAR PUSTAKA

Effendi AC, Kusnama, dan Hermanto B. 1998. Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa,

Skala 1:100.000. Edisi ke-2. Direktorat Geologi Departemen

Pertambangan Republik Indonesia, Bandung.

Nuryanto. 1986. Homogenitas Bahan Induk, Tingkat Pelapukan, dan Kesuburan

Alami Tanah Pada Suatu Transek Lereng di Daerah Gunung Salak

[skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Kusdaryanto dan Efendi W. 2000. Pemetaan Geomorfologi Gunung Salak.

McKeague JA, and JH Day. 1965. Dithionite and oxalate exctractable Fe and Al

as aids in differentiating various classes of soils. Can. J. Sci. 46:13-22.

McKeague JA, JE Brydon, and Miles NM. 1971. Differentiaion of forms of

exctractable iron and alumnium in soils. Soil Sci. Am. Proc. 35:33-38.

Mehra OP, and ML Jackson. 1960. Iron oxide removal from soils and clays by

dithionite-citrate system buffered with sodium bicarbonate. Clay and Clay

Minerals 7 : 317-327.

Mohr ECJ, Van Baren FA. 1960. Tropical Soils. Les Edition A. Manteu SA.

Bruxelles.

Pratomo I. 2006. Klasifikasi gunung api aktif indonesia, Studi Kasus dari

Beberapa Letusan Gunung Api dalam Sejarah. Jurnal Geologi Indonesia,

vol.1 No.4: 209-227. Bandung.

Santun L. 2014. Sifat Fisik dan Kimia Tanah Berbahan Induk Tuff Volkan di

Desa Sukasirna Kecamatan Cibadak, Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID).

Institut Pertanian Bogor, Siap Terbit.

Schwertmann, U. 1964. The differention of iron oxide in soils by a photochemical

extraction with acid ammonium oxalate. Z. Pflazeneraehr. Dueng.

Bodenkund. 105:194-201.

Sudradjat A. 1992. Seputar Gunung api dan Gempa bumi. Adjat Sudradjat. Jakarta.

164 hal.

Sukartono, IGS. 1985. Penelaahan Tanah-Tanah Bersifat Oksik dari Daerah

Cipayung, Bogor [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Sutaningsih NE, I Numusanto, Sukarnen, dan Suryono. 2010. Bahaya gas

vulkanik Gunung Salak, Jawa Barat. Jurnal Lingkungan dan Bencana

Geologi, vol.1 No.2: 79-90. Yogyakarta.

Walker, AL. 1983. The effects of magnetite on oxalate- and dithionite-extractable

iron. Soil Sci. Soc. Am. J. 47:1022-1026.

Wirjodihardjo, NW. 1953. Ilmu Tubuh Tanah I. Noordhoff-kolff NV. Djakarta.

Page 26: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

13

LAMPIRAN

Lampiran 1 Uraian Deskripsi Profil

Lokasi : Cibadak, Sukabumi

Elevasi : 550 mdpl

Koordinat : S 06o 51’ 45.5”

E 106o 42’ 25.0”

Topografi : Dataran tinggi

Kelas Drainase : Baik

Vegetasi : Kebun campuran dan kelapa sawit

Bahan Induk : Tuff abu volkan

Kedalaman efektif : 166 cm

Sifat – sifat Morfologi Tanah

Tanah

Tertimbun Simbol Uraian

Tanah

A 0 – 9 cm. Cokelat sangat gelap (7.5 YR 2.5/2); lom berklei; struktur

remah, sangat halus, lemah; lekat dan agak plastis (basah), lepas

(lembab); akar halus banyak; batas rata membentuk garis lurus, jelas.

B1 9 – 58 cm. Cokelat sangat gelap (7.5 YR 2.5/2); lom berklei; struktur

granular, sedang, lemah; agak lekat dan agak plastis (basah), sangat

gembur (lembab); akar halus banyak; batas rata membentuk garis lurus;

berangsur.

B2 58 – 118 cm. Cokelat sangat gelap (7.5 YR 2.5/3); lom berklei; struktur

gumpal membulat, halus, lemah; agak lekat dan agak plastis (basah),

sangat teguh (lembab); akar halus sedang; batas rata membentuk garis

lurus; berangsur.

C 118 – 166 cm. Cokelat sangat gelap (7.5 YR 2.5/2); lom berklei;

struktur gumpal bersudut, sedang, sedang; agak lekat dan agak plastis

(basah), sangat teguh (lembab); akar sedang sedikit; batas rata

membentuk garis lurus; berangsur.

1

A 166 – 221 cm. Cokelat gelap (7.5 YR 3/3); klei; struktur gumpal

bersudut, sedang, sedang; agak lekat dan agak plastis (basah), gembur

(lembab); batas tidak teratur; jelas.

B 221 – 270 cm. Cokelat sangat gelap (7.5 YR 2.5/3); lom berklei;

struktur gumpal bersudut, halus, lemah; agak lekat dan agak plastis

(basah), sangat gembur (lembab); batas berombak atau bergelombang;

berangsur; terdapat konkresi mangan berwarna hitam dalam jumlah

sedikit.

C

270 – 306 cm. Cokelat gelap (7.5 YR 3/4); lom berklei; batas rata

membentuk garis lurus; jelas.

Page 27: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

14

B 306 – 338 cm. Cokelat gelap (10 YR 3/3); lom berklei; struktur gumpal

bersudut, halus, sedang; agak lekat dan agak plastis (basah), gembur

(lembab); batas rata membentuk garis lurus; baur.

2 C 338 – 388 cm. Cokelat gelap kekuningan (10 YR 3/3); lom klei

berpasir; struktur gumpal bersudut, halus, sedang; tidak lekat dan agak

plastis (basah), gembur (lembab); batas rata membentuk garis lurus;

jelas; terdapat konkresi mangan dalam jumlah sedikit.

3

A 388 – 424 cm. Cokelat gelap kekuningan (10 YR 3/6); lom berdebu;

batas rata membentuk garis lurus; jelas.

B 424 – 475 cm. Cokelat gelap (7.5 YR 3/4); lom klei berdebu; struktur

gumpal membulat, sedang, sedang; tidak lekat dan agak plastis (basah),

gembur (lembab); batas rata membentuk garis lurus; jelas; terdapat

konkresi mangan dalam jumlah banyak dan menyebar rata.

C

475 – 536 cm. Cokelat kuat (7.5 YR 4/6); lom berdebu; batas tidak

teratur; berangsur; terdapat konkresi mangan dalam jumlah sedikit,

terdapat ciri pelapukan.

4 B 536 – 580 cm. Cokelat kuat (7.5 YR 4/6); lom klei berpasir; struktur

gumpal membulat, sedang, lemah; agak lekat dan agak plastis (basah),

gembur (lembab).

Lampiran 2 Kurva Grafik DTA

f

Page 28: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

15

Page 29: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

16

Page 30: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

17

Page 31: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

18

Page 32: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

19

Page 33: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

20

Page 34: KARAKTERISTIK MINERALOGI TANAH TERTIMBUN DI DESA … · hasil lapukan, kuarsa jernih dan plagioklas, sedangkan gelas volkan, batuan lapukan gelas volkan, hiperstein ... 2 Kurva grafik

21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 02 April 1991 dari Bapak Nurhadi

dan Ibu Asmaningsih. Penulis merupakan anak pertama dari empat saudara.

Penulis memulai pendidikan di TK As-Salam pada tahun 1996–1997. Kemudian

melanjutkan pendidikan di SD 05 Harapan Jaya Sukarame tahun 1997–2003. Pada

tahun 2003–2006 melanjutkan pedidikan di MTs N 2 Sukarame Bandar Lampung

dan tahun 2006–2009 melanjutkan pedidikan di MAN 1 Sukarame Bandar

Lampung. Sekarang penulis melanjutkan studinya di Institut Pertanian Bogor,

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan pada tahun 2009 melalui jalur

USMI (Ujian Saringan Masuk IPB).

Selama kuliah penulis aktif di berbagai kegiatan kampus yang ada di IPB.

Pada tingkat 1 penulis mengikuti UKM UKF (Uni Konservasi Fauna) tahun 2009

sebagai anggota pasif dan OMDA Lampung (Organisasi Mahasiswa Daerah

Lampung). Pada tingkat 2 penulis aktif di kegiatan BEM (Badan Eksekutif

Mahasiswa) Pertanian di Departemen Eksternal tentang kajian dan advokasi tahun

2010–2011. Pada tingkat 3 penulis aktif di UKM Beladiri Aikido sebagai ketua

Aikido IPB selama periode 2011–2012. Penulis juga pernah menjadi asisten

praktikum Pengantar Ilmu Tanah tahun 2013.