kandungan bahan aktif dan toksisitas tumbuhan …

16
Penelitian Hasil Hutan Vol. 32 No. 2, Juni 2014: 123-138 ISSN: 0216-4329 Terakreditasi No.: 443/AU2/P2MI-LIPI/08/2012 KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN HUTAN ASAL SULAWESI UTARA YANG BERPOTENSI SEBAGAI OBAT (Active Ingredients and Their Toxicity of Several Forest Plant Species Indigenous from North Sulawesi Potential as Efficacious Medicine) Lis Nurrani, Julianus Kinho & Supratman Tabba Balai Penelitian Kehutanan Manado Jl. Raya Adipura Kelurahan Kima Atas Kecamatan Mapanget Kota Manado Telp (0431) 3666683, e-mail : m iterima 5 Maret 2013, Disetujui 8 Mei 2014 Pemanfaatan plasma nutfah sebagai sumber bahan obat merupakan bentuk kearifan tradisional yang diadopsi oleh masyarakat pada daerah tertentu dan identik dengan warisan turun-temurun. Makalah ini mendeskripsikan aspek etnobotani masyarakat Sulawesi Utara (Suku Minahasa, Mongondow dan Sangihe) dalam memanfaatkan sumberdaya alam hayati dari beberapa spesies tumbuhan hutan untuk pengobatan penyakit kanker secara tradisional, yang kemudian dibuktikan secara ilmiah melalu identifikasi kandungan bahan aktif dan toksisitasnya menggunakan metode (BSLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat lokal Sulawesi Utara telah memanfaatkan bagian tertentu (seperti batang, kulit dan daun) dari 14 jenis tumbuhan hutan dalam pengobatan anti kanker dan penyakit lainnya. Ekstrak herbal dari kulit lawang ( Bl) diidentifikasi mengandung senyawa alkaloid, sedangkan senyawa flavonoid terdeteksi pada ekstrak daun lingkube ( Steud), daun yantan ( Dc), kulit ketapang ( L), kulit kayu manumpang ( Jacq), batang tanduk rusa, akar kayu gimto ( sp.), akar rumput balsam ( L) dan akar cakar kucing ( L). Daun luhu ( L) dan kuhung-kuhung ( Dc) mengandung senyawa steroid dan tanin. Sebanyak 9 dari 12 ekstrak n-butanol mampu memberikan efek toksik terhadap larva Leach yang ditandai melalui nilai Lc kurang dari 1000 ppm. Nilai LC terkecil didapatkan dari ekstrak petroleum eter daun kuhung-kuhung ( Dc) sebesar [email protected] Cinnamomum cullilawan Dischidia imbricate Blumea chinensis Terminalia catappa Loranthus globulus Ligodyum Polygala paniculata L Acalypha indica Crotalaria retusa Crotalaria striata Artemia salina Crotalaria striata D ABSTRACT Utilization of germplasms as medical sources presents a form of traditional wisdom adopted by a particular community which is identical with a hereditary legacy. This paper deals descriptively with ethnobotany aspects of North Sulawesi community (Minahasa, Mongondow and Sangihe tribes) in utilizing natural bioresources from several forest plant species as traditional cancer-curing treatment, which was further proved scientifically through the identification of active ingredients contents and their efficacious toxicity using Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. Scrutiny results revealed that the local community in North Sulawesi province has prevalently utilized particular portions (e.g. wood, bark, and leaves) of 14 forest plant species for cancer cure and other desease.The herbal extract from the bark of lawang ( Bl) was identified containing alkaloids, while flavonoids was detected in the extract from consecutively lingkube ( Steud) leaves, yantan ( Dc) leaves, ketapang ( L) bark, manumpang ( Jacq) bark, tanduk rusa stems, kayu gimto ( sp) roots, rumput balsam ( ) roots, and cakar kucing ( L) roots. The leaves of luhu ( L) and kuhung-kuhung ( Dc) containing steroids and tannins. As many as 9 out of 12 n-butanol extracts afforded toxicity efficacy against larvae of Leach which was confirmed through the LC value, i.e. bellow 1000 ppm. Further, the least LC value was achieved using the petroleum eter-extract kuhung-kuhung ( Dc) leaves, i.e. 68,33 ppm, whereby that value approached the effectiveness standard for bioactive compounds to fight against the cancer cell, which was based on the United States National Cancer Institute. Brine Shrimp Lethality Test Cinnamomum cullilawan Dischidia imbricate Blumea chinensis Terminalia catappa Loranthus globulus Ligodyum Polygala paniculata Acalypha indica Crotalaria retusa Crotalaria striata Artemia salina Crotalaria striata 50 50 Keywords: North Sulawesi, forest plant species, ethnobotany, active ingredients, toxicity ABSTRAK 50 50 123

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

Penelitian Hasil Hutan Vol. 32 No. 2, Juni 2014: 123-138

ISSN: 0216-4329 TerakreditasiNo.: 443/AU2/P2MI-LIPI/08/2012

KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN HUTANASAL SULAWESI UTARA YANG BERPOTENSI SEBAGAI OBAT(Active Ingredients and Their Toxicity of Several Forest Plant Species

Indigenous from North Sulawesi Potential as Efficacious Medicine)

Lis Nurrani, Julianus Kinho & Supratman Tabba

Balai Penelitian Kehutanan ManadoJl. Raya Adipura Kelurahan Kima Atas Kecamatan Mapanget Kota Manado

Telp (0431) 3666683, e-mail : m

iterima 5 Maret 2013, Disetujui 8 Mei 2014

Pemanfaatan plasma nutfah sebagai sumber bahan obat merupakan bentuk kearifan tradisional yang diadopsioleh masyarakat pada daerah tertentu dan identik dengan warisan turun-temurun. Makalah ini mendeskripsikanaspek etnobotani masyarakat Sulawesi Utara (Suku Minahasa, Mongondow dan Sangihe) dalam memanfaatkansumberdaya alam hayati dari beberapa spesies tumbuhan hutan untuk pengobatan penyakit kanker secaratradisional, yang kemudian dibuktikan secara ilmiah melalu identifikasi kandungan bahan aktif dan toksisitasnyamenggunakan metode (BSLT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat lokalSulawesi Utara telah memanfaatkan bagian tertentu (seperti batang, kulit dan daun) dari 14 jenis tumbuhan hutandalam pengobatan anti kanker dan penyakit lainnya. Ekstrak herbal dari kulit lawang ( Bl)diidentifikasi mengandung senyawa alkaloid, sedangkan senyawa flavonoid terdeteksi pada ekstrak daun lingkube( Steud), daun yantan ( Dc), kulit ketapang ( L), kulit kayumanumpang ( Jacq), batang tanduk rusa, akar kayu gimto ( sp.), akar rumput balsam( L) dan akar cakar kucing ( L). Daun luhu ( L) dan kuhung-kuhung( Dc) mengandung senyawa steroid dan tanin. Sebanyak 9 dari 12 ekstrak n-butanol mampumemberikan efek toksik terhadap larva Leach yang ditandai melalui nilai Lc kurang dari 1000 ppm.Nilai LC terkecil didapatkan dari ekstrak petroleum eter daun kuhung-kuhung ( Dc) sebesar

[email protected]

Cinnamomum cullilawanDischidia imbricate Blumea chinensis

Terminalia catappa Loranthus globulusLigodyum Polygala paniculata L Acalypha indica

Crotalaria retusa Crotalaria striataArtemia salina

Crotalariastriata

D

ABSTRACT

Utilization of germplasms as medical sources presents a form of traditional wisdom adopted by a particular community which isidentical with a hereditary legacy. This paper deals descriptively with ethnobotany aspects of North Sulawesi community (Minahasa,Mongondow and Sangihe tribes) in utilizing natural bioresources from several forest plant species as traditional cancer-curingtreatment, which was further proved scientifically through the identification of active ingredients contents and their efficacious toxicityusing Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. Scrutiny results revealed that the local community in North Sulawesi provincehas prevalently utilized particular portions (e.g. wood, bark, and leaves) of 14 forest plant species for cancer cure and other desease.Theherbal extract from the bark of lawang ( Bl) was identified containing alkaloids, while flavonoids wasdetected in the extract from consecutively lingkube ( Steud) leaves, yantan ( Dc) leaves,ketapang ( L) bark, manumpang ( Jacq) bark, tanduk rusa stems, kayu gimto( sp) roots, rumput balsam ( ) roots, and cakar kucing ( L) roots. The leavesof luhu ( L) and kuhung-kuhung ( Dc) containing steroids and tannins. As many as 9 out of12 n-butanol extracts afforded toxicity efficacy against larvae of Leach which was confirmed through the LC value,

i.e. bellow 1000 ppm. Further, the least LC value was achieved using the petroleum eter-extract kuhung-kuhung (

Dc) leaves, i.e. 68,33 ppm, whereby that value approached the effectiveness standard for bioactive compounds to fight againstthe cancer cell, which was based on the United States National Cancer Institute.

Brine Shrimp Lethality Test

Cinnamomum cullilawan

Dischidia imbricate Blumea chinensis Terminalia catappaLoranthus globulus Ligodyum

Polygala paniculata Acalypha indica Crotalaria retusaCrotalaria striata

Artemia salina

Crotalaria striata

50

50

Keywords: North Sulawesi, forest plant species, ethnobotany, active ingredients, toxicity

ABSTRAK

50

50

123

Page 2: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

124

I. PENDAHULUAN

International Union Against Cancer

Diperkirakan 30.000 jenis tumbuhanditemukan pada hutan hujan tropika Indonesia,1.260 spesies diantaranya berkhasiat obat. Meskidemikian, baru sekitar 180 spesies yang telahdigunakan untuk keperluan industri obat herbaldan jamu. Adapun yang telah dibudidayakansecara intensif terbatas pada beberapa spesiestertentu saja. Berdasarkan data tersebut diketahuibahwa banyak potensi tumbuhan Indonesiabernilai tinggi yang belum digali untukdikembangkan menjadi komoditas biofarmaka.Pengembangan produk baru sangat diperlukandemi kepentingan peningkatan kualitas kesehatanmanusia dan lingkungan sekitarnya (Pramono,2002).

Informasi mengenai jenis biofarmakapotensial menjadi penting untuk diketahuimengingat makin beragamnya jenis penyakitkronis yang terinfeksi pada manusia, sehinggapenyebab penyakit dapat dicegah dan ditanganisedini mungkin agar tidak mengakibatkankematian bagi penderitanya. Penyakit kankeradalah salah satu isu penting dalam bidang ilmukesehatan yang menjadi pembahasan nasional daninternasional dalam beberapa dekade terakhir.Kanker merupakan penyakit karsigenik penyebabkematian kedua terbanyak di dunia setelahpenyakit kardiovaskuler, dimana sekitar 12%kematian di dunia disebabkan oleh penyakit ini.WHO dan Bank Dunia memperkirakan setiaptahun sekitar 12 juta orang di dunia menderitakanker dan 7,6 juta di antaranya meninggaldunia( , 2009). DiIndonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per1000 penduduk. Kanker merupakan penyebabkematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB,hipertensi, cedera, perinatal, dan DM (Kemenkes,2010).

Kanker atau tumor ganas merupakan salahsatu penyakit yang sampai saat ini masih belumdapat ditangani secara tuntas meskipun berbagaimetode pengobatannya telah dikembangkan olehpakar ilmu kedokteran. Kurang lebih 120 jenis

kanker sudah diketahui dan dikelompokkandalam 12 bagian besar berdasarkan organ ataujaringan tubuh manusia yang diserang (Saputra

. 2000). Hal tersebut telah mendorongdilakukannya berbagai penelitian untukmenemukan bahan aktif baru yang alami danlebih aman (efek samping minimum). Salahsatunya adalah melalui penelusuran bahan aktifyang berasal dari bagian tumbuhan hutan.

Penelusuran sumber plasma nutfah sebagaibahan baku tumbuhan obat, tidak terlepas darikearifan lokal masyarakat yang dilakukan secaraturun temurun. Perbedaan tipe ekosistem hutandan karakteristik suku dan budaya berdampakterhadap jenis pemanfaatan tumbuhan obat diIndonesia. Oleh karena itu perlu diketahuipemanfaatan tumbuhan obat yang dilakukan olehmasyarakat, salah satunya dari Provinsi SulawesiUtara sebagai bagian dari kekayaan budaya dankearifan lokal masyarakat Indonesia.

Tulisan ini merupakan deskripsi etnobotanimasyarakat Sulawesi Utara dalam memanfaatkantumbuhan hutan untuk mencegah dan mengobatipenyakit kanker. Pengamatan dilakukan padapemukiman masyarakat etnis Minahasa, Sangihedan Mongondow disekitar kawasan hutan alam diProvinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan kajiantersebut kemudian dilakukan pembuktian denganidentifikasi kandungan bahan aktif (fitokimia)secara kualitatif serta toksisitasnya terhadap larva

Leach.

Bahan yang digunakan terdiri dari sampelbasah (simplisia) bagian tertentu dari 14 jenistumbuhan yang dijadikan sebagai obat yaitu daunlingkube ( Steud), daun yantan( Dc), kulit batang ketapang( L), daun luhu (L), daun kuhung-kuhung ( Dc),kulit batang kayu manumpang (Jacq), batang tanduk rusa, kulit batang kayu

etal

Artemia salina

Dischidia imbricateBlumea chinensisTerminalia catappa Crotalaria retusa

Crotalaria striataLoranthus globulus

II. BAHAN DAN METODE

A. Bahan dan Alat

68,33ppm dimana nilai ini mendekati standar efektifitas komponen bioaktif untuk melawan sel kankerberdasarkan kategori Amerika.National Cancer Institute

Kata kunci : Sulawesi Utara, tumbuhan hutan, etnobotani, kandungan bahan aktif, toksisitas

Penelitian Hasil Hutan Vol. 32 No. 2, Juni 2014: 123-138

Page 3: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

125

Kandungan Bahan Aktif dan Toksisitas Tumbuhan Hutan asal Sulawesi Utara yang Berpotensi sebagai Obat (Lis Nurrani )et al.

lawang ( Bl), akar rotan tikus( L), akar kayu ginto ( sp.),kulit batang nanamuha ( Blume),batang tebang ( Moore), akarcakar kucing ( L) dan akar rumputbalsam ( L). Bahan lain yangdigunakan adalah air suling, air laut, dimetilsulfoksida (DMSO), larva Leach,larutan n-butanol, etil asetat dan petroleum eter(PE). Magnesium, HCl, etanol, HgCl , NH ,H SO pekat, CHCl EtOH, Amil alkohol, FeClCH COOH, dietil eter dan masyarakat penggunaobat tradisional sebagai responden.

Sedangkan alat yang digunakan diantaranyaadalah kantong spesimen, , etiketgantung, gunting stek, kamera, GPS (

), r, saringan, botolpenyimpan serbuk, pipet, gelas ukur, gelas kaca,

, botol kaca, lampu TL ( ),, dan .

Persiapan bahanPengambilan sampel/bahan penelitian

berdasarkan wawancara terhadap informan kunci( ) dengan metode dan tekniksurvei lapangan. Identifikasi jenis dilakukandengan membuat herbarium yang diujikan padaLaboratorium Botani Pusat Litbang Konservasidan Rehabilitasi di Bogor. Sampel basah ( )dari lokasi penelitian dipotong, dicacah dandikering anginkan selama 3-7 hari kemudiandihaluskan dengan dan dandisaring hingga didapatkan serbuk halus.

Uji kualitatif bahan aktif (fitokimia)Uji kualitatif bahan aktif (fitokimia) dan uji

toksisitas yang terkandung masing-masing sampelekstrak dilakukan berdasarkan standarisasiLaboratorium Pusat Studi Biofarmaka InstitutPertanian Bogor (IPB), menurut Harborne (1987)seperti berikut:

AlkaloidSatu gram contoh bagian tumbuhan diberibeberapa tetes NH kemudian dihaluskan.Tambah 5 ml CHCl lalu saring. Filtrat hasilsaringan diberi H SO 2M hingga bersuasanaasam, lalu dibagi menjadi 3 bagian larutan :

+ Dragendendrof jika larutan berwarnajingga

Cinnamomum cullilawanFlagellaria indica Ligodyum

Bridelia monoicaDrynaria spaciora

Acalypha indicaPolygala paniculata

Artemia salina

tally sheetgeographic

positioning system blende

aerator tabular lampmicroplate rotary evaporator

key informant snowball

simplisia

blender hammer mill

2 3

2 4 3, 3,

3

3,

3

2 4

B. Prosedur Kerja

1.

2.

a.

1)

2)

3)

b.

1)

2)

3)

c.

3.

4.

+ Mayer jika larutan berwarna putih+ Wagner jika larutan berwarna coklat

FenolikContoh bagian tumbuhan seberat 5 gramdicampur dengan air suling lalu dipanaskanselama 5 menit dan disaring hingga didapatkanfiltrat.

Flavonoid : Filtrat dicampur dengan serbukMg (magnesium), HCl : EtOH (1:1), danamil alkohol. Indikator adanya kandunganflavonoid adalah jika lapisan amil alkoholmenjadi berwarna jingga.Tanin : Filtrat diberi 3 tetes FeCl 10%, jikamenjadi berwarna kehijauan merupakanindikator adanya kandungan tanin.Saponin : Filtrat dikocok kuat-kuat, jikamenimbulkan buih yang stabil maka filtratmengandung saponin.

Steroid dan triterpenoidContoh bagian tumbuhan seberat 1 gramdicampur dengan EtOH panas lalu disaringkemudian filtrat dipanaskan hingga kering.Masukkan 1 ml dietil eter kemudiandihomogenasikan dengan ditambah 1 tetesH SO dan 1 tetes CH COOH anhidrat.Perubahan warna filtrat menjadi hijau/birumerupakan indikator adanya steroid,sedangkan warna merah/ungu merupakanindikator adanya triterpenoid.

Ekstraksi simplisia (Sukandar 2009)Ekstraksi simplisia menggunakan metode

maserasi, masing-masing serbuk contoh bagiantumbuhan yang telah kering sebanyak 25 g dimaserasi menggunakan 3 pelarut yang berbedasecara terpisah yaitu pelarut n-butanol, etil asetat,dan petroleum eter kualitas teknis yang bertujuanuntuk mencari pelarut yang terbaik. Berat serbukdengan masing-maisng pelarut menggunakanperbandingan 1 : 5 selama 3 x 24 jam hinggadidapatkan rendaman bening. Rendamandipekatkan menggunakan padasuhu 40-65 C hingga diperoleh ekstrak kasardalam bentuk padatan atau gum yang disimpandalam botol kaca. Ekstrak ini kemudian digunakansebagai bahan uji toksisitas.

Uji toksisitasLarva udang disiapkan dengan cara yaitu

sebanyak 10 mg telur udang ditambah 100 ml airlaut yang telah di saring, kemudian disimpan

3

2 4 3

et al.

rotary evaporatoro

Page 4: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

126

dalam akuarium yang diberi atau pengaturudara, diberi pencahayaan (TL) selama48 jam hingga telur menetas semua.

Sebanyak 4 mg ekstrak sampel (hasil evaporasimasing-masing 3 macam pelarut) dilarutkandalam 10 μl dimetil sulfoksida (DMSO) 10 ppmdan ditambah pelarut air laut sampai 2 ml didapatekstrak dengan konsentrasi 2000 ppm, larutandiencerkan hingga didapat konsentrasi 200 ppm,400 ppm, 800 ppm dan 1600 ppm.

Sebanyak 10 ekor larva Leachdiletakkan ke dalam wadah kemudianditambah larutan pada masing-masingkonsentrasi sebanyak 3 kali ulangan. Campurandiletakkan di bawah sinar lampu TL selama 24 jamdan dihitung persen kematian ( ) larvapada masing-masing konsentrasi.

Persen kematian larva dihitung menggunakanrumus :

% larva = Jumlah larva yang matix 100%

Jumlah larva uji

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakanuntuk menentukan LC

( 50% - masa larutan bahan yangdapat membunuh sebanyak 50% dari seluruhcontoh larva) dengan selang kepercayaan 95%menggunakan SPSS versi 16.

Penduduk asli Sulawesi Utara terdiri daribeberapa etnis utama yaitu Minahasa,Mongondow, Sangihe-Talaud dan Gorontalo.Keberagaman tersebut kemudian berimplikasipada kebudayaan di Sulawesi Utara yangmerupakan akulturasi beberapa budaya etnistersebut. Minahasa merupakan etnis palingmenonjol dan berpengaruh signifikan terhadapkarakteristik budaya masyarakat Sulawesi Utara.Dominansi tersebut terlihat dari banyaknyapopulasi etnis ini ditemukan dihampir semua

aeratortabular lamp

A. salinamicroplate

mortalitas

Probit analysis method

Lethal concentration

software

C. Analisis Data

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kearifan Pengobatan Tradisional danPenggunaan Bagian Tumbuhan sebagaiRamuan Obat Berdasarkan KebiasaanEtnis

50

A.

Kabupaten Kota di wilayah ini. Budaya identikdengan kebiasaan yang berlaku dalam tatanankehidupan masyarakat, termasuk pengetahuandan pemanfaatan tumbuhan alam untukpengobatan tradisional. Kearifan lokal berkaitandengan pengobatan tradisional merupakanpotensi penting yang harus dipertahankan dandikembangkan.

Masyarakat Minahasa telah mengenal terapipengobatan tradisonal dan ilmu kesehatan sejakratusan tahun lalu. Wenas (2007), mengemukakanbahwa pada masa lalu masyarakat Minahasa telahmemiliki teknik pengobatan, dimana setiap jenispenyakit memiliki atau ahli pengobatan(dukun) yang berbeda. Penyakit jasmaniahditangani oleh dukun yang disebut

, sedangkan untuk penyakit yangdiakibatkan oleh pengaruh jin dan mahkluk halusakan ditangani oleh ahli supranatural yang disebut

. Masyarakat Sangihe memiliki ahlipengobatan yang mereka sebut dengan istilah

, begitu pula dengan masyarakatMongondow yang menyebut ahli pengobatannyasebagai .

Metode pengobatan dilakukan denganberbagai cara antara lain mengoles langsungbagian tubuh yang sakit dengan minyak ramuanatau materi obat, memijat, membalut denganramuan obat, menyebut nama si penderita sakit,melakukan mandi uap ( , mengasapi si sakitdengan bakaran ramuan tumbuhan obat, hinggapenyembuhan dengan menggunakan ritualupacara adat.

Awalnya pengetahuan mengenai tumbuhanobat hanya terbatas pada beberapa jenis penyakitdengan beberapa bagian tumbuhan saja sebagaimedia pengobatan. Penyakit tersebut antara lainsakit perut, pegal-pegal, penambah stamina,demam, luka tersayat, bisul dan borok. Seiringdengan perkembangan teknologi dan perilakumakan yang tidak sehat serta tingginya tingkatstress akibat tuntutan hidup sehingga memuncul-kan berbagai penyakit ganas yang mengakibatkankematian seperti kanker, diabetes dan tumor.Akibat tuntutan tersebut maka teknik pengobatanjuga semakin berkembang pula. Metode yangdigunakan pun makin beragam dimana ramuandibuat dengan mencampur beberapa bagiantanaman pada satu ramuan, bahkan denganmengkombinasikan beberapa jenis tanaman.

Tona'as

Tona'asMengundam

Walian Tulus

Tahaundang

Biang

fufu)

Penelitian Hasil Hutan Vol. 32 No. 2, Juni 2014: 123-138

Page 5: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

127

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwaperkembangan teknik pengobatan tradisional jugadiakibatkan oleh tuntutan aksesibilitas yang sulitdi wilayah pedesaan sehingga membuatmasyarakat berusaha untuk mencari tumbuhanobat. Pengetahuan mengenai pengobatan

tradisional juga diperoleh dari warisan leluhur,sehingga pengetahuan tersebut menjadi budayaturun temurun dalam satu keluarga. Selain itupengetahuan mengenai tumbuhan obatkhususnya untuk jenis-jenis penyakit tertentuyang kronis terkadang diketahui dari mimpi.

Tabel 1. Penggunaan bagian tumbuhan sebagai ramuan obat berdasarkan kebiasaan etnisTable 1. The use of plant portion asherb drugs based on ethnic habits

No.Jenis

(Species)

Bagian tumbuhan yang

digunakan (Parts of plant as

such being used)

Etnis (Ethnic)Lokasi pengambilan sampel

(Sampling location)

1. Lingkube (Dischidia

imbricate Steud)

Daun (Leaf) Minahasa Kab. Minahasa

2. Yantan (Blumea chinensis Dc) Daun, batang dan akar

(Leaf, stem and root)

Bolaang

Mongondow

Desa Pinogaluman Kab.

Bolaang Mongondow

3. Ketapang (Terminalia catappa L) Kulit batang (Bark) Sangihe Kel. Batu Putih Kota Bitung

4. Luhu (Crotalaria retusa L) Daun (Leaf) Bolaang

Mongondow

Kotabunan Kab. Bolaang

Mongondow Timur

5. Kuhung-kuhung (Crotalaria

striata Dc.)

Daun (Leaf) Bolaang

Mongondow

Kotabunan Kab. Bolaang

Mongondow Timur

6. Kayu manumpang (Loranthus

globulus Jacq)

Kulit batang(Bark) Minahasa Kotabunan Bolaang

Mongondow Timur

7. Tanduk rusa ( )Tendril lianas Batang (Stem) Bolaang

Mongondow

Pinolosian Kab. Bolaang

Mongondow Selatan

8. Kayu lawang (Cinnamomum

cullilawan Bl)

Kulit batang (Bark) Minahasa Maelang Kab. Bolaang

Mongondow

9. Rotan tikus (Flagellaria indica L) Akar(Root) Sangihe Kel. Batu Putih Kota Bitung

10. Kayu Gimto (Lygodium sp.) Akar (Root) Sangihe Kel. Batu Putih Kota Bitung

11. Nanamuha (Bridelia monoica

Blume)

Kulit batang (Bark) Sangihe Kel. Batu Putih Kota Bitung

12. Tebang (Drynaria spaciora

Moore)

Batang(Stem) Minahasa Desa Paret Pantai Kab.

Bolaang Mongondow Timur

13. Cakar kucing (Acalypha indica L) Akar (Root) Minahasa Kab. Minahasa

14. Rumput balsam (Polygala

paniculata L)

Akar (Root) Minahasa Desa Paret Pantai Kab.

Bolaang Mongondow Timur

Sumber : Analisis data primer tahun ( year) 2009 - 2010Primary data analysis

Kandungan Bahan Aktif dan Toksisitas Tumbuhan Hutan asal Sulawesi Utara yang Berpotensi sebagai Obat (Lis Nurrani )et al.

Page 6: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

128

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa dalampengobatan tradisional masing-masing etnismenggunakan bagian tertentu dari tumbuhanyang berbeda. Etnis Minahasa banyakmenggunakan kulit batang dan akar sebagai mediaobat, sedangkan etnis Mongondow menggunakandaun sebagai media pengobatan. Etnis Sangihelebih variatif dengan banyak memanfaatkanbagian tumbuhan sebagai media seperti kulitbatang, akar dan terkadang menggunakan daunsebagai campuran ramuan obat. Daun merupakanbagian tumbuhan yang banyak digunakanmasyarakat untuk menyembuhkan penyakitringan seperti demam, luka sayatan, sakit kepaladan sakit perut. Sedangkan untuk penyakit kankerpayudara, kanker otak dan kanker perut,pengobatannya menggunakan ramuan akar, kulitbatang dan batang tanaman.

Hasil wawancara dan survei lapanganmenunjukkan bahwa terdapat14 jenis tumbuhanyang sering digunakan untuk pengobatan penyakitkanker dan beberapa penyakit infeksi lainnya.Pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan obatdidapatkan dari warisan nenek moyang merekasecara turun temurun. Penyediaan obat dilakukansecara sederhana, yaitu dikunyah, ditumbuk,diseduh dengan air panas, direbus hinggamendidih kemudian diminum air rebusannyaketika masih hangat. Ramuan obat direbus dengandua gelas air sampai mendidih hingga menjadisatu gelas.

Umumnya sebelum dikonsumsi tumbuhanperlu dikeringkan terlebih dahulu, namun ada jugayang dapat dikonsumsi langsung. Pengeringandilakukan untuk mencegah pembusukan,sehingga ramuan tumbuhan dapat disimpan dandigunakan kembali sewaktu-waktu pada saatdibutuhkan. Beberapa jenis tumbuhan yangberada disekitar hutan dan sering digunakanoleh masyarakat Sulawesi Utara dalampengobatan dapat dilihat pada Tabel 2. Bagiantumbuhan yang dimanfaatkan dapat dikelompok-kan ke dalam empat kategori yaitu daun, kulitbatang, akar dan batang dengan persentaseberturut-turut yaitu 28,57%, 28,57%, 28,57%dan 14,29%. Daun, kulit batang dan akar

B. Etnobotani Tumbuhan Hutan BerkhasiatObat

merupakan bagian tumbuhan yang seringdimanfaatkan dalam pengobatan penyakitkanker dan tumor. Terdapat 35,71% herba, liana28,57%, pohon 14,29%, epifit 14,29% dan perdu7,14%.

Tumbuhan hutan yang dimanfaatkanmasyarakat sebagai obat kanker dikelompokkanmenjadi sebelas famili. Jumlah spesies tumbuhanobat terbanyak adalah famili Leguminosae danEuphorbiaceae yaitu masing-masing sebanyakdua spesies. Salah satu spesies Leguminosaeyang telah dimanfaatkan sebagai obat adalah

yang dimanfaatkan sebagaiantimalaria dan antifertilitas. Sedangkan salahsatu spesies Euphorbiaceae yang telahdimanfaatkan sebagai obat secara luas adalah jenisjarak-jarakan. Menurut Heyne (1950) terdapat49 jenis Euphorbiaceae yang dimanfaatkansebagai bahan baku obat tradisional.

Selain kulit batang, daun Ketapang juga telahdimanfaatkan sebagai obat. Harianto (2010)menyatakan bahwa ekstrak daun ketapang( ) memiliki efektivitas dalammenghambat pertumbuhan padawanita penderita kandidiasis vulvovaginalissecara in vitro. Kulit kayu lawang telahdimanfaatkan secara luas oleh masyarakatIndonesia bagian timur diantaranya adalahPapua, Maluku dan Sulawesi dalam bentukminyak atsiri. Minyak atsiri yang berasal dari kulitdan akar kayu lawang dipercayai dapatmenyembuhkan berbagai macam penyakit danmeningkatkan stamina tubuh. Kulit kayu lawangjuga telah terbukti berkhasiat sebagaihepatoprotektor alias pelindung hati (Subrotodalam Chaidir, 2010).

Upaya pemanfaatan tumbuhan hutan sebagaiobat perlu memperhatikan aspek kelestarian jenisagar tidak terjadi kepunahan ketika telahdimanfaatkan sebagai bahan biofarmaka. Hal inipenting dilakukan mengingat tingginyaketergantungan dan aktivitas masyarakat terhadaphutan, khususnya pada kawasan konservasi.Budidaya merupakan salah satu solusipeningkatan kualitas dan kuantitas, sekaligusmelestarikan sumber bahan baku obat asliIndonesia. Sehingga pengembangan produksitumbuhan obat dalam negeri sebagai komoditiekspor akan memberikan nilai tambah dalampertumbuhan ekonomi (Muharso, 2000).

Erythrina variegata

Terminalia catappaCandida albicans

Penelitian Hasil Hutan Vol. 32 No. 2, Juni 2014: 123-138

Page 7: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

129

Tab

el2.

Beb

erap

aje

nis

tum

bu

han

hu

tan

yan

gse

rin

gd

iman

faat

kan

seb

agai

obat

kan

ker

Tab

le2.

Sev

eral

fore

stpl

ant

spes

ies

whi

char

eof

ten

used

asca

ncer

curi

ngdr

ug

No.

Jen

is(S

peci

es)

Fam

ili(F

amily

)

Hab

itus

(Pla

nt

form

)

Kh

asia

t(E

ffica

cy)

Car

ap

engg

unaa

n(W

ayof

usag

e)

1.L

ingk

ube

(Dis

chid

ia

imbr

icat

eSt

eud)

Asc

lep

idia

ceae

Lia

na

(Lia

na)

Ob

attu

mo

rd

an

kan

ker(

Can

cer

curi

ng

drug

)

Dau

nd

iber

sih

kan

kem

udia

nd

ireb

usd

enga

n2

gela

sai

rh

ingg

am

enja

di 1

gela

sai

rd

an

seb

aikn

yad

imin

umse

lagi

han

gat.

(The

leav

esar

ecle

ared

ofim

priti

es, t

hen

boile

din

wat

erw

ith

amou

ntap

prox

imat

ely

equa

l to

two

glas

ses

ofw

ater

; the

boili

ngis

term

inat

edw

hen

the

resi

dual

boile

dw

ater

beco

mes

half

invo

lum

e,i.e

. app

rox

imat

ely

equa

l to

one

glas

sof

wat

er).

2.Y

anta

n

(Blu

mea

chin

ensi

sDc)

Ast

erac

eae

Lia

na

(Lia

na)

1.O

bat

kan

ker

pay

udar

ad

antu

mo

r(B

reas

tca

ncer

and

tum

ordr

ug)

2.O

bat

saki

tm

ata/

kata

rak

(Sor

eey

esdr

ug)

3.O

bat

lem

ahsy

ahw

at(I

mpo

tenc

edr

ug)

1.T

umb

ukd

aun

dan

kom

pre

skan

pad

ab

enjo

lan

pay

udar

ah

ingg

ah

ilan

g/p

ecah

.Se

tela

hp

ecah

dit

abur

i den

gan

dau

nm

ean

dan

gin

an(T

etra

cera

indi

ca)

yan

gte

lah

dib

akar

.(T

hele

aves

are

mas

hed

and

then

com

pres

sed

onbr

east

lum

psun

tilth

ele

aves

they

beca

me

brok

enin

tosm

alle

rpi

eces

; afte

rw

ards

the

brok

enle

aves

wer

esp

read

with

mea

ndan

gina

n(T

etra

cera

indi

ca)

leav

es, a

fter

prev

ious

lybe

ing

burn

t)2.

Rem

asd

aun

dan

tete

skan

air n

yake

mat

ase

ban

yak

3te

tes

seka

lid

alam

seh

ari

seti

app

agi.

(The

leav

esar

esq

ueez

e,an

dal

low

the

leaf

wat

erto

drop

dow

non

the

hum

aney

esas

man

yas

3dr

ops

ada

ye v

ery

mor

ning

).3.

Aka

r,b

atan

gd

and

aun

dir

ebus

den

gan

1ge

las

air

hin

gga

men

jad

i set

enga

h, l

alu

min

ump

ada

kon

dis

i mas

ihh

anga

t.(T

hero

ots,

stem

s/tw

ig, a

ndle

afpo

rtio

nboi

led

inth

ew

ater

with

amou

ntap

prox

imat

ely

equa

l to

1gl

ass

ofw

ater

; afte

rwar

dsth

ebo

iling

mix

ture

isal

low

edto

beco

me

war

m, a

ndw

hile

bein

gst

illw

arm

shou

ldbe

drun

k).

3.K

etap

ang

(Ter

min

alia

cata

ppa

L)

Co

mb

reta

ceae

Po

ho

n

(Tre

e)

Ob

atka

nke

r/tu

mo

r,

par

u-p

aru

dan

pen

amb

ahd

arah

(Can

cer

drug

, lun

g

dese

ase

and

bloo

d

incr

emen

t)

Kup

ask

ulit

bat

ang

dan

ber

sih

kan

kem

udia

nre

bus

den

gan

dit

amb

ahtu

mb

uhan

loka

l

lola

ng

sam

pai

air

tin

ggal

sete

nga

hn

ya. (

The

bark

port

ion

ofth

est

ems

ispe

eled

off,

clear

edof

impu

ritie

san

dth

enbo

iled

inth

ew

ater

. Whi

lebe

ing

boile

dth

ebo

iling

stuf

fis

adde

dw

ithth

elo

cal

plan

tsna

med

lola

ngsp

ecie

s,th

ebo

iling

cont

inue

dun

tille

avin

gbe

hind

the

boili

ngw

ater

inha

lf

volu

me

and

the

boili

ngis

term

inat

ed).

4.L

uhu

(Cro

tala

ria

retu

saL

)

Leg

umin

osa

eH

erb

a

(Her

b)

Ob

atlu

kaak

ibat

kan

ker

(Can

cer

drug

)

Ber

sih

kan

dau

nd

anre

bus

den

gan

2ge

las

air

hin

gga

men

jad

i 1ge

las.

(The

leav

esar

e

clear

edof

impu

ritie

san

dbo

iled

inw

ater

with

the

amou

ntap

prox

imat

ely

equa

l to

2gl

asse

sof

wat

er;

the

boili

ngco

ntin

ues

until

the

wat

ervo

lum

ebe

com

esha

lf,i.e

. apr

oxim

atel

yeq

ual t

oon

egl

ass

of

wat

er)

Kandungan Bahan Aktif dan Toksisitas Tumbuhan Hutan asal Sulawesi Utara yang Berpotensi sebagai Obat (Lis Nurrani )et al.

Page 8: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

130

Tab

el2.

Lan

juta

nT

able

2.C

onti

nued

5.K

uhun

g-

kuh

ung

(Cro

tala

ria

stri

ata

Dc)

Leg

umin

osa

eH

erb

a

(Her

b)

Ob

atka

nke

rdan

tum

or

(Can

cer

drug

)

Ber

sih

kan

dau

ndan

reb

usden

gan

2ge

las

air

hin

gga

men

jadi

1ge

las .

(The

leav

esar

e

clea

red

ofim

puri

ties

and

boile

din

wat

erw

ithth

eam

ount

appr

oxim

atel

yeq

ual t

o2

glas

ses

ofw

ater

;

the

boili

ngco

ntin

ues

until

the

wat

ervo

lum

ebe

com

esha

lf,i.e

. apr

oxim

atel

yeq

ual t

oon

egl

ass

of

wat

er)

6.K

ayu

man

ump

ang

(Lor

anth

us

glob

ulus

Jacq

)

Lo

ran

thac

eae

Her

ba

epif

it

(Epi

phyt

e

herb

s)

Ob

atka

nke

r(C

ance

r

drug

)

Ber

sih

kan

kulit

bat

ang

dan

reb

usden

gan

2ge

las

air

hin

gga

tin

ggal

1ge

las.

(The

bark

is

clea

red

ofim

puri

ties

and

boile

din

wat

erw

ithth

eam

ount

appr

oxim

atel

yeq

ual t

o2

glas

ses

ofw

ater

;

the

boili

ngco

ntin

ues

until

the

wat

ervo

lum

ebe

com

esha

lf,i.e

. apr

oxim

atel

yeq

ual t

oon

egl

ass

of

wat

er)

7.T

anduk

rusa

(Ten

dril

liana

s)

*L

ian

a

(Lia

na)

Ob

atp

anas

din

gin

,

kan

ker,

mal

aria

,

dar

ahti

ngg

i,p

enya

kit

urat

dan

kan

ker

(Fev

er,

mal

aria

, hip

erte

nsi,

uric

dise

asean

dca

ncer

drug

)

Ber

sih

kan

bat

angd

anca

mp

urden

gan

tali

akar

kun

ing

(Arc

ange

lsia

flava

)dan

tum

buh

an

loka

lta

lite

lap

akka

kisa

pi h

utan

,tu

mb

ukh

ingg

ah

alus

lalu

keri

ngk

an.

Seduh

atau

celu

pka

ndal

amai

rp

anas

ram

uan

ob

atte

rseb

utse

tiap

ingi

ndi

min

um.(

The

stem

is

clea

ned

and

then

mix

edw

ithth

eso

-cal

led

tali

akar

kun

ing

(Arc

ange

lsia

flava

)pl

antsp

ecie

san

d

loca

l pla

ntsp

ecie

sca

lled

tali

tela

pak

kak

isa

pihu

tan,

the

mix

ture

are

mas

hed

tosm

all p

iece

sw

ith

fine

appe

aran

ce, a

ndth

endr

ied;

the

drie

dst

uff

isbr

ewed

inho

tw

ater

and

then

tobe

drun

klik

e

drin

kin

gte

a)

8.K

ayu

law

ang

(Cin

nam

omum

culli

law

anB

l)

Lau

race

aeP

oh

on

(Tre

e)

Ob

atka

nke

r,

men

awar

kan

racu

n

dan

sega

lam

acam

pen

yaki

t(C

ance

rdr

ug,

antid

ote

and

vari

ous

dise

ases

)

Kup

asku

litb

atan

g, c

uci b

ersi

hdan

iris

hin

gga

hal

usse

per

tite

hke

mud

ian

seduh

men

ggun

akan

air

pan

as. M

inum

sela

gim

asih

han

gat.

(The

bark

ispe

eled

off,

clea

red

thro

ughl

y,an

dsl

iced

tosm

all p

iece

sun

tilbe

com

ing

smoo

than

dfin

e;af

terw

ards

the

sliced

stuf

fis

brew

edin

hotw

ater

. Whi

lebe

ing

still

war

m, t

hebr

ewed

stuf

fsh

ould

bedr

unk)

9.R

ota

nti

kus

(Fla

gella

ria

indi

caL

)

Fla

gela

riac

eae

Lia

na

(Lia

na)

Ob

atki

sta

(Cys

tdr

ug)

Cam

pur

aka

rro

tan

den

gan

akar

kayu

gim

toke

mud

ian

dir

ebus

hin

gga

men

did

ihdan

seb

aikn

yadim

inum

keti

kam

asih

han

gat.

(Rot

antik

usro

ots

are

mix

edw

ithk

ayu

gim

tor o

ots;

the

mix

edst

uff

isbo

iled

inth

ew

ater

and

whi

lest

illbe

ing

war

msh

ould

bedr

unk

)

10.

Kay

ugi

mto

(Lig

odyu

msp

.)

Lyg

op

odia

ceae

Her

ba

(Her

b)

Ob

atki

sta

(Cys

tdr

ug)

Aka

rdic

amp

urden

gan

akar

rota

nti

kus ,

reb

ush

ingg

am

endid

ihla

lum

inum

sela

gi

mas

ihh

anga

t.(K

ayu

gim

toro

ots

are

mix

edw

ithr o

tan

tikus

root

s;th

em

ixed

stuf

fis

boile

din

the

wat

eran

dw

hile

still

bein

gw

arm

shou

ldbe

drun

k)

Penelitian Hasil Hutan Vol. 32 No. 2, Juni 2014: 123-138

Page 9: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

131

11.

Nan

amuh

a

(Bri

delia

mon

oica

Blu

me.

)

Eup

ho

rbia

ceae

Per

du

(Shr

ubs)

Ob

attu

mo

rd

an

kan

ker

(Tum

oran

d

canc

erdr

ug)

Kup

asku

litb

atan

gla

lud

iram

ud

enga

ntu

mb

uhan

loka

l set

emp

atya

itu

deh

egum

pun

g,

mam

iri,

dan

ban

ggel

e.Se

luru

hn

yad

ireb

usb

ersa

ma

-sam

ake

mud

ian

min

umai

r

reb

usan

nya

.(The

bark

ispe

eled

off

and

then

mix

edw

ithlo

cal p

lant

spec

ies,

nam

edde

hegu

mpu

ng,

mam

iri d

anba

ngge

le. T

hem

ixed

stuf

fis

entir

ely

boile

din

the

wat

er, a

ndw

hile

still

bein

gw

arm

shou

ldbe

drun

k).

12.

Teb

ang

(Dry

nari

a

spac

iora

Mo

ore

.)

Po

lyp

od

iace

aeH

erb

a

epif

it

(Epi

phyt

e

herb

s)

Ob

attu

mo

rd

an

Maa

g(T

umor

and

stom

ach

drug

)

Am

bil

bat

ang

teb

ang

yan

gm

enem

pel

di p

oh

on

, ber

sih

kan

. kem

udia

nd

ireb

ush

ingg

a

men

did

ihd

anm

inum

ram

uan

dal

amko

nd

isi m

asih

han

gat.

(The

stem

port

ions

still

stick

ing

toth

etr

eear

ere

mov

ed, c

lear

ed, a

ndth

enbo

iled

inth

ew

ater

and

whi

lest

illbe

ing

war

msh

ould

be

drun

k)

13.

Cak

arku

cin

g

(Aca

lyph

a

indi

caL

)

Eup

ho

rbia

cea

Her

ba

(Her

b)

Ob

attu

mo

r,ka

nke

r,

anti

rad

ang,

pel

uruh

ken

cin

gd

an

men

ghen

tika

n

pen

dar

ahan

(Tum

or,

canc

erdr

ug,a

nti-

infla

mm

ator

y,la

xat

ive

urin

ean

dst

opth

e

blee

ding

)

Am

bil

7ak

arca

kar

kuci

ng

kem

udia

nre

bus

den

gan

2ge

las

air

hin

gga

men

jad

i 1ge

las

kem

udia

nm

inum

sela

gira

mua

nm

asih

han

gat.

(Sev

enpo

rtio

nsof

cak

ark

ucin

gro

ots

are

taken

and

then

boile

din

the

wat

erw

ithth

eam

ount

appr

oxim

atel

yeq

ual t

o2

glas

ses

ofw

ater

; the

boili

ngco

ntin

ues

until

the

boile

dst

uff

beco

mes

half

invo

lum

and

whi

lebe

ing

still

war

msh

ould

be

drun

k)

14.

Rum

put

bal

sam

(Pol

ygal

a

pani

cula

taL

)

Po

lyga

lace

aeH

erb

a

(Her

b)

Ob

atka

nke

r(C

ance

r

drug

)

Am

bil

akar

secu

kup

nya

k em

udia

nb

ersi

hka

nd

anre

bus

den

gan

2ge

las

air

hin

gga

men

jad

i 1ge

las,

dis

aran

kan

untu

km

inum

ram

uan

ob

atse

lagi

mas

ihh

anga

t.(P

ortio

nsof

rum

put

bals

amro

ots

inad

equa

tequ

antit

yar

eta

ken

and

the

boile

din

2g l

asse

sw

ater

with

the

amou

ntap

prox

imat

ely

equa

l to

one

glas

sof

wat

eran

dw

hile

bein

gst

illw

arm

shou

ldbe

drun

k)

Tab

el2.

Lan

juta

nT

able

2.C

onti

nued

Sum

ber

: An

alis

isdat

ap

rim

erta

hun

(ye

ar)

2009

-20

10K

eter

anga

n(

):

(*)

: bel

um

teri

den

tifi

kasi

()P

rim

ary

data

anal

ysis

Rem

ark

sun

iden

tifie

d

Kandungan Bahan Aktif dan Toksisitas Tumbuhan Hutan asal Sulawesi Utara yang Berpotensi sebagai Obat (Lis Nurrani )et al.

Page 10: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

C. Kandungan Kualitatif Bahan Aktif( )Fitokimia

Fitokimia merupakan suatu metode analisisawal untuk meneliti kandungan senyawa kimiayang ada pada tumbuhan. Hasil yang diharapkandapat memberikan informasi dengan efekfarmakologi tertentu serta memacu penemuanobat baru (Sangi ., 2008). Pengujian kualitatifkandungan bahan aktif dilakukan tidak padasemua bagian tumbuhan, melainkan pada bagiantertentu yang dimanfaatkan masyarakat sebagairamuan obat. Hasil analisis dari 14 jenis ekstraktumbuhan secara terperinci dapat dilihat padaTabel 3.

Dalam ilmu pengobatan, umumnya alkaloidmemberikan efek fisiologis pada susunan syarafpusat, misalnya sebagai obat anti rasa sakit ( )

et al

anastesi

dan obat tidur, dalam jumlah besar sangat be-racun bagi manusia (Vicker dan Vickery, 1981).Selain itu alkaloid juga memberikan efek

dan . Dari 14 jenistumbuhan yang diuji dalam penelitian ini, hanyaekstrak kulit kayu lawang yang positif terhadapalkaloid Hal inilah yang menyebabkan kulit kayulawang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagaipenawar racun, mengobati berbagai macampenyakit dan kanker karena dapat mengurangirasa sakit di badan.

Flavonoid memiliki efek selain itujuga memiliki efek mencegah pendarahan kulit(Robinson, 1995). Pada penelitian ini delapanekstrak tumbuhan positif terhadap flavonoid,diantaranya adalah lingkube yantan, ketapang,kayu manumpang, tanduk rusa, kayu ginto, cakarkucing, dan rumput balsam.

antihipertensi antidiabetes militus

.

antihipertensi

,

Tabel 3. Kandungan bahan aktif ekstrak herbal dari bagian tertentu berbagai jenis tumbuhanTable 3. Active ingredient of herbal extract from particular portion of several plant species

No. Jenis (Species)#

Kandungan bahan aktif (Active ingredient)

Alkaloid Flavonoid Steroid Terpenoid Saponin Tanin

1. Daun lingkube - + + + + -

2. Daun tantan - + + - - -

3. Kulit ketapang - + - - - +

4. Daun luhu - - + - - +

5. Daun kuhung-kuhung - - + - - +

6. Kulit kayu manumpang - + + - + +

7. Batang tanduk rusa - + + + + +

8. Kulit kayu lawang + - - - - -

9. Akar rotan tikus * * * * * -

10 Akar kayu g into - + + - - -

11 Kulit nanamuha * * * * * -

12 Batang tebang * * * * * -

13 Akar cakar kucing - + - - + +

14 Akar rumput balsam - + + - + -

Sumber : nalisis data primer tahun ( year ) 2009-2010Keterangan (Remarks) :(*) : Belum dianalisis ( )+ : Terdeteksi ( )_ : Tidak terdeteksi ( )# : Untuk masing-masing jenis lihat Tabel 1 mengenai bagian tumbuhan yang digunakan (

A Primary data analysis

Have not been analyzedDetected

Not detectedFor each of the species more details, please see

Table 1regarding the parts of such plant being used)

132

Penelitian Hasil Hutan Vol. 32 No. 2, Juni 2014: 123-138

Page 11: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

Golongan senyawa`steroid/triterpenoidmerupakan komponen aktif dari tumbuhan yangtelah digunakan untuk mengobati beberapapenyakit dan digunakan dalam bidang farmasiuntuk pembuatan obat-obat , ,dan (Robinson, 1995). Salah satu jenistumbuhan yang mengandung senyawa steroid/triterpenoid dan telah dimanfaatkan masyarakatluas adalah daun sirsak ( L),dimana jenis ini dipercaya dapat menyambuhkanpenyakit kanker. Hasil penelitian menunjukkanbahwa daun lingkube dan batang tanduk rusamengandung steroid/triterpenoid. Senyawasteroid juga teridentifikasi pada daun yantan, luhudan kuhung-kuhung.

Terpenoid memiliki efek pengobatan terhadappenyakit malaria (Sangi, ., 2008). Ekstraktumbuhan yang positif terhadap terpenoid adalahlingkube dan tanduk rusa. Tumbuhan yangdimanfaatkan masyarakat Sulawesi Utara dalammengobati penyakit malaria adalah batang tandukrusa yang diketahui positif terhadap senyawaterpenoid. Sedangkan lingkube dimanfaatkansebagai obat kanker dan tumor.

Menurut Arcuri (2004) Saponin dapatmengurangi resiko karenakemampuannya dalam mengikat kolesterol.Tumbuhan yang positif mengandung saponinantara lain lingkube, kayu manumpang, tandukrusa, cakar kucing dan rumput balsam.

Dalam pengobatan, salah satu fungsi taninadalah menghentikan pendarahan dan mengobatiluka bakar, menghentikan infeksi pada luka bakarsaat berjalan. Tanin mampumembuat lapisan pelindung luka dan ginjal. Tanindigunakan sejak lama sebagai pengobatan cepatterhadap penderita disentri, diare, pendarahan danmereduksi ukuran tumor. Berdasarkan hasilpenelitian, tanin terhidrolisis dilaporkan memilikiefek antidiabetes dengan menghambat enzimtirosinase pengganggu insulin (Saifudin .,2011). Tabel 3 menunjukkan ekstrak tumbuhanyang positif terhadap tannin adalah ketapang,luhu, kuhung-kuhung, kayu manumpang, tandukrusa, dan cakar kucing.

Senyawa bioaktif yang berperan sebagai antikanker adalah peptida, oligosakarida, alkaloiddan polifenol (Winarno. 2003). Polifenol meliputibeberapa golongan senyawa, salah satunyaadalah golongan flavonoid (Zaini, 2006).Berdasarkan Tabel 3 kulit kayu lawang adalah

kontrasepsi anabolikantiinflamasi

Annona muricata

et al

ater oskler osis

internal healing

et al

tumbuhan yang mengandung alkaloid, yaitusenyawa yang berpotensi sebagai anti kanker.Sedangkan senyawa flavonoid terdapat padaekstrak daun lingkube, daun yantan, kulitketapang, kulit kayu manumpang, batangtanduk rusa, akar kayu gimto, akar rumput balsemdan akar cakar kucing. Dalam penelitian inisembilan jenis tumbuhan yang seringdimanfaatkan sebagai obat kanker terbuktipositif terhadap alkaloid atau flavonoid,meskipun kedua senyawa tersebut tidakditemukan secara bersamaan dalam satu jenisekstrak tumbuhan yang sama.

Tabel 3 juga menunjukkan ahwa daunlingkube, akar rumput balsam dan akar cakarkucing mengandung flavonoid dan saponin,artinya kedua spesies ini memiliki potensi sebagaiobat hipertensi dan diabetes. Senyawa yang samajuga ditemukan pada biji Mahoni (

Jacq yang telah terbukti dapatmenurunkan hipertensi dan diabetes (Dalimartha,2001). Selanjutnya senyawa flavonoid dan tanninyang terdapat pada kulit ketapang, kulit kayumanumpang, batang tanduk rusa dan akar cakarkucing juga berpotensi dapat menurunkan guladarah. Sesuai dengan penelitian yang dilakukanoleh Studiawan dan Santosa (2005) pada daunsalam ( Wight) yang positifsenyawa flavonoid dan tannin terbukti dapatmenurunkan kadar gula darah mencit yangdiinduksi dengan aloksan.

Nilai toksisitas merupakan sebuah parameterdalam mengindikasikan bahwa ekstrak tumbuhanmampu memberikan sifat toksik sebagai bahanbaku biofarmaka. Uji toksisitas sangat pentingdilakukan guna mengukur dan mengevaluasikarakteristik toksik dari suatu bahan kimia. Nilaiambang batas toksisitas yang diperkenankandilihat dari nilai 50% (LC )yaitu kurang dari 1000 ppm, artinya jika suatuekstrak tumbuhan memiliki nilai Lc lebih dari1000 ppm maka tidak efektif dimanfaatkansebagai bahan baku obat. Meyer ., (1982)mengemukakan bahwa suatu ekstrak bersifattoksik (bioaktif) dalam uji toksisitas jika dapatmenyebabkan kematian hewan uji (larva

Leach) sebanyak 50% pada konsentrasikurang dari 1000 ppm

b

Switeniamahagoni )

Euginia polyantha

Lethality Concentration

et al

Artemiasalina

D. Toksisitas

50

50

.

133

Kandungan Bahan Aktif dan Toksisitas Tumbuhan Hutan asal Sulawesi Utara yang Berpotensi sebagai Obat (Lis Nurrani )et al.

Page 12: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

Tabel 4. Nilai toksisitas beberapa tumbuhan pada 3 jenis pelarutTable 4. Toxicity value of several plant species in 3 solvents

No.Ekstrak herbal(Herbal extract)

Pelarut/Nilai toksisitas (Solvents/Toxicity value ) LC50 (ppm)

n-butanol Etil asetat Petroleum eter1 Daun lingkube 497,98 917 1616,24

2 Daun yantan 509,99 276,06 549,21

3 Kulit ketapang 910,41 1771,40 334,82

4 Daun luhu 1015,42 1633,84 1203,99

5 Daun kuhung -kuhung 514,58 988,85 68,33

6 Kulit kayu manumpang 1588,62 1845,21

7 Batang tanduk rusa 710,49 614,99 1006,07

8 Kulit kayu lawang 890,57 305,06

9 Akar rotan tikus 211,27 1344,41 754,87

10 Akar kayu ginto 506,17 702,99 1151,93

11 Kulit nanamuha 1913,62 1179,36 879,97

12 Batang tebang 1097,08 1361,05

Keterangan ( ) :LC < 1000 ppm : Toksik ( )LC > 1000 ppm : Tidak toksik ( )

RemarksToxic

Not toxic50

50

Uji toksisitas merupakan metode pentinguntuk mengetahui apakah suatu tumbuhanmemiliki khasiat obat atau tidak, uji ini jugabertujuan untuk menjamin keamanan bahan bakuekstrak yang digunakan. Hal ini dilakukan untukmenjamin obat herbal memiliki mutu yangterukur, terjaminnya keamanan serta terbebas daribahan dan mikroba berbahaya.

Perlakuan pelarut yang berbeda pada prosesekstraksi dengan menggunakan metode maserasibertujuan untuk mendapatkan pelarut terbaikyang sesuai dengan sifat dasar masing-masingekstrak tumbuhan. Sehingga dapat dijadikandasar pada pengujian berikutnya. Pelarut yangdigunakan mewakili pelarut polar n-butanol,pelarut semi polar etil asetat dan pelarut non polarpetroleum eter.

Tabel 4 menunjukkan bahwa 9 dari 12 ekstraksimplisia tumbuhan memiliki potensi bioaktivitasyang ditandai dengan nilai toksisitas LC <1000ppm. Jenis tersebut adalah lingkube, yantan,ketapang, luhu, kuhung-kuhung, tanduk rusa,kayu lawang, rotan tikus dan kayu gimto Dengandemikian kesembilan ekstrak tumbuhan tersebutdapat dikatakan berkhasiat sebagai obat.

Simplisia tumbuhan akan menunjukkantoksisitas tertinggi (LC terendah) jika meng-

50

50

.

gunakan pelarut yang sesuai dengan sifat dasarmasing-masing tumbuhan. Tumbuhan yangmenunjukkan toksisitas tinggi menggunakanpelarut n-butanol adalah daun lingkube, akarrotan tikus dan akar kayu gimto. Tumbuhan yangmenunjukkan toksisitas tinggi menggunakanpelarut etil asetat adalah daun yantan, batangtanduk rusa dan kulit kayu lawang. Sedangkantumbuhan yang menunjukkan toksisitas tinggimenggunakan pelarut petroleum eter adalah kulitketapang, daun kuhung-kuhung dan kulitnanamuha

Semakin kecil nilai LC , semakin tinggibioaktivitas suatu ekstrak. Ekstrak yangmenghasilkan nilai LC terendah adalah ekstrakpetroleum eter daun kuhung-kuhung, ekstrak n-butanol akar rotan tikus dan ekstrak etil asetatdaun yantan, dengan nilai LC berturut-turut68,33 ppm, 211,27 ppm dan 276,06.

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa terdapattiga jenis tumbuhan yang toksik pada ketigapelarut, namun ada juga ekstrak tumbuhan yangtoksik hanya pada salah satu atau dua dari ketigapelarut. Tumbuhan yang memberikan efek toksikpada ketiga pelarut adalah daun kuhung-kuhung,daun yantan dan kulit kayu lawang. Meskipundaun kuhung-kuhung memberikan efek toksik

.

50

50

50

134

Penelitian Hasil Hutan Vol. 32 No. 2, Juni 2014: 123-138

Page 13: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

dengan ketiga pelarut yang berbeda, namun nilaiLC terendah (68,33 ppm) didapat dari ekstrakpetroleum eter (PE) artinya pelarut yang palingmendekati sifat kepolaran ekstrak daun kuhung-kuhung adalah PE.

Ekstrak petroleum eter daun kuhung-kuhungmemiliki toksisitas tertinggi, Meyer ., (1982)menyatakan bahwa hasil uji toksisitas denganmetode BSLT mempunyai hubungan positifdengan toksisitas terhadap sel kanker. Nilaikeaktifan ( ) dari ekstrak PE kuhung-kuhung dapat dikatakan sangat aktif karenamendekati nilai standar keaktifan dari NCI( ). NCI Amerikamenyatakan bahwa standar efektifitas komponenbioaktif untuk melawan sel kanker adalah ≤ 30ppm (Albuntana , 2011). Ekstrak lain yangmendekati nilai ini adalah ekstrak n- butanol rotantikus, ekstrak etil asetat yantan, ekstrak etil asetatkayu lawang dan ekstrak PE ketapang berturut-turut sebesar 211,27 ppm; 276,06 ppm, sebesar305,06 ppm dan 334,82 ppm.

Ekstrak tebang, nanamuha dan kayumanumpang pada ketiga pelarut tidak mem-berikan sifat toksik pada larvaLeach. Hal ini mengindikasikan bahwa ketigajenis ekstrak ini tidak memiliki potensi aktivitastoksik sebagai bahan obat alami.

Dc, SteudDc, BlL dan mengandung

senyawa alkaloid, flavonoid dan steroid/triterpenoid yang berpotensi untuk dikembang-kan lebih lanjut sebagai antikanker Sedangkan

Steud, Tanduk rusa,, L,

L dan Jacq memiliki potensiuntuk dikembangkan sebagai penurun gula darah(antidiabetes) dan tekanan darah tinggi (hiper-tensi).

Perlu dilakukan pengujian lanjutan secaramendalam untuk validitas data dan khasiat gunamendukung keamanan dan keefektifan bahan

50

et al

crude extract

National Cancer Institute

et al

Artemia salina

Crotalaria striata Dischidia imbricata ,Blumea chinensis Cinnamomum cullilawan ,Terminalia catappa Tanduk rusa

.Dischidia imbricata Polygalapaniculata L Acalypha indica Terminalia catappa

Loranthus globulus

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

A.

B.

baku herbal. Hal ini penting dilakukan mengingatpenggunaan obat tradisional yang dilakukan olehmasyarakat masih bersifat empiris.

Albuntana, A., Yasman dan W. Wardana. (2011).Uji toksisitas ekstrak empat jenis teripangsuku Holothuriidae dari Pulau PenjaliranTimur, Kepulauan Seribu, Jakarta. JurnalIlmu dan Teknologi Kelautan Tropis 3(1):6572. Bogor.

Arcuri, P.B. 2004..

Diaksestanggal 28 November 2013.

Astuti, M. D. 2001.Ganoderma

. Bogor SkripsiFakultas MIPA Institut Pertanian Bogor.

Chaidir, A. 2010. .Trubus Edisi 484 Maret 2010-XLI:94-95.Depok.

Dalimartha, S. (2001). Resep Tumbuhan obatuntuk reumatik. Jakarta: Penebar Swadaya.

Harborne, J.B. (1987).. Bandung:

Institut Teknologi Bandung Press.

Harianto, G.R. 2010. Pengaruh PemberianEkstrak Daun Ketapang ( )d a n Ke t o ko n a z o l 2 % Te r h a d a pPertumbuhan Secara InVitro Pada Kandidiasis Vulvovaginalis.Skripsi Fakultas Kedokteran UniversitasDiponegoro. Semarang.

International Union Against Cancer (UICC).2009. (

). Diakses tanggal 5 Desember2013.

Kementerian Kesehatan. (2010).

. ( ). Diaksestanggal 5 Desember 2013.

Meyer, B.N., Ferrigni, N.R., Putnam, J.E.,Jacobsen, L.B., Nicholas, D.E., and

DAFTAR PUSTAKA

Animal Science 625. NutritionalT o x i c o l o g y . P h e n o l i c T o x i c a n t s

Penapisan metabolit sekunderpada limbah ekstrak air tubuhlucidum dengan uji toksisitas larva udang(Artemia salina Leach) :

Obat hepatitis dari Papua

Metode fitokimia penuntuncara modern menganalisis tumbuhan

Terminalia catappa

Candica albicans

Cancer In The World.

Jika tidakdikendalikan 26 Juta orang di dunia menderitakanker

http://www.ansci.cornel.edu.

http://www.depkes.go.id

http://www.depkes.go.id

135

Kandungan Bahan Aktif dan Toksisitas Tumbuhan Hutan asal Sulawesi Utara yang Berpotensi sebagai Obat (Lis Nurrani )et al.

Page 14: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

McLaughlin, J.L. (1982). Brine Shrimp : aConvenient General Bioassay for ActivePlant Constituents.

45:31-34. Nigeria.

Muharso. (2000).. Makalah seminar “Tumbuhan

Obat di Indonesia”, Kerjasama IndonesianResource Center for Indigenous Know-ledge (INRIK). Bandung: UniversitasPadjajaran dan Yayasan Ciungwanaradengan Yayasan KEHATI. 26-27April 2000.

Pramono, E. (2002). Perkembangan dan prospekindustri obat tradisional Indonesia.

. Surabaya:Fakultas Farmasi Universitas Surabaya.

Robinson, T. (1995). Kandungan OrganikTumbuhan Tinggi. Terjemahan Prof. Dr.Kosasih Padmawinata. Bandung: InstitutTeknologi Bandung Press.

Saifudin, A., V. Rahayu dan H.Y. Teruna. (2011).Standarisasi Bahan Obat Alam. EdisiPertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sangi, M., M.R.J Runtuwene., H.E.I Simbala, danV.M.A. Makang. (2008). Analisis FitokimiaTumbuhan Obat di Kabupaten MinahasaUtara. 1(1): 47-53.Manado.

Journal of Medicinal PlantResearch

Kebijakan pemanfaatan tumbuhanobat Indonesia

ProsidingSeminar Nasional “Tumbuhan Obat IndonesiaXXI” tanggal 2728 Maret 2002

Jurnal Chemical Program

Saputra, K,. Maat, dan Soedoko. (2000). TerapiBiologi Untuk Kanker, Surabaya: AirlanggaPress.

Simanjuntak, P. (2013).

.. Diakses tanggal 14

Februari 2013.

Studiawan, H dan M.H. Santosa. 2005. UjiAktivitas Penurun Kadar Glukosa DarahEkstrak Daun pada Mencityang Diinduksi Aloksan. Surabaya:

21(2) Mei 2005.

Sukandar, E.Y., R.Andrajati, J.I. Sigit, I.K.Adnyana, A.P. Setiadi dan Kusnandar.(2009). . Jakarta: PT ISFIPenerbitan.

Wenas, J. (2007).,

Manado: Terbitan Pertama.

Winarno, H. (2003). Senyawa Antikanker dariBenalu Teh. Jakarta: Kompas edisi 30Oktober 2003.

Zaini, R. (2006)

Lour DC). Tesis. Bogor: SekolahPascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Strategi Pencarian SenyawaBioaktif Baru Dari Sumber Bahan AlamiTumbuhan. Puslit Bioteknologi-LIPI. Bogor

Eugenia polyanthaMedia

Kedokteran Hewan

ISO Farmakoterapi

Sejarah dan Kebudayaan Minahasa.Institut Seni dan Budaya Sulawesi Utara

. Isolasi komponen bioaktif flavonoiddari tanaman daun dewa (Gynura pseudochina

www.jifi.ffupp.org

136

Penelitian Hasil Hutan Vol. 32 No. 2, Juni 2014: 123-138

Page 15: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

Lampiran 1. Gambar tumbuhan hutan berpotensi sebagai obat kanker dan penyakit infeksilainnya

Appendix 1. Figure ilustrating the forest plants indicatively potential ascancer drugs andotherinfectious diseases

Ketapang (Terminalia catappa L) Tanduk rusa(Tendril lianas)

Tebang (Drynaria spaciora Moore) Kuhung-kuhung (Crotalaria striata Dc)

Nanamuha (Bridelia monoica Blume) Kayu gimto (Ligodyum sp.)

137

Kandungan Bahan Aktif dan Toksisitas Tumbuhan Hutan asal Sulawesi Utara yang Berpotensi sebagai Obat (Lis Nurrani )et al.

Page 16: KANDUNGAN BAHAN AKTIF DAN TOKSISITAS TUMBUHAN …

Lampiran 1. LanjutanAppendix 1. Continued

Cakar kucing (Acalypha indica L) Yantan (Blumea chinensis Dc)

Loranthus globulus Jacq Rumput balsam (Polygala paniculata L)

Lingkube (Dischidia

imbricata Steud)

Rotan tikus

(Flagellaria indica L)

Luhu

(Crotalaria retusa L)

Kayu lawang

(Cinnamomum

cullilawan Bl)

138

Penelitian Hasil Hutan Vol. 32 No. 2, Juni 2014: 123-138