jurakunman vol.ii, no.2, juli 2018 issbn : 2086-681xx

22
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 52 ISSBN : 2086-681XX PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA KOTOR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Thorman Lumbanraja STIE Surya Nusantara, Pematangsiantar [email protected] Abstrak Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran strategis dalam menyelaraskan, menyerasikan, serta menyeimbangkan berbagai unsur pembangunan. Bank sebagai suatu perusahaan atau entitas ekonomi juga membuat laporan keuangan untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan yang disajikan untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu pengguna informasi laporan keuangan adalah investor. Investor dan kreditur menggunakan informasi arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan. Selain arus kas, parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama yaitu laba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh komponen laporan arus kas (arus kas koperasi, investasi, dan pendanaan) dan laba kotor terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan sampel sebanyak 23 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 - 2016. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah program SPSS versi 19.0. Hasil yang didapat adalah hanya variabel arus kas dari aktivitas operasi, variabel arus kas dari aktivitas pendanaan, dan laba kotor yang secara positif dan signifikan mempengaruhi harga saham, pada tabel 10. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan laba kotor berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Kata Kunci : komponen arus kas, laba kotor, harga saham. Pendahuluan Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran strategis dalam menyelaraskan, menyerasikan, serta menyeimbangkan berbagai unsur pembangunan. Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu lembaga yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berdasarkan asas demokrasi ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka meningkatkan pemerataan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Bank sebagai suatu perusahaan atau entitas ekonomi juga membuat laporan keuangan untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan yang disajikan untuk

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

52

ISSBN : 2086-681XX

PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA KOTOR TERHADAP

HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Thorman Lumbanraja

STIE Surya Nusantara, Pematangsiantar

[email protected]

Abstrak

Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran

strategis dalam menyelaraskan, menyerasikan, serta menyeimbangkan berbagai

unsur pembangunan. Bank sebagai suatu perusahaan atau entitas ekonomi juga

membuat laporan keuangan untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan yang

disajikan untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu pengguna informasi

laporan keuangan adalah investor. Investor dan kreditur menggunakan informasi

arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan. Selain arus kas, parameter kinerja

perusahaan yang mendapat perhatian utama yaitu laba. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji secara empiris pengaruh komponen laporan arus kas (arus kas koperasi,

investasi, dan pendanaan) dan laba kotor terhadap harga saham. Penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda dengan sampel sebanyak 23 perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 - 2016. Penelitian

ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah program

SPSS versi 19.0. Hasil yang didapat adalah hanya variabel arus kas dari aktivitas

operasi, variabel arus kas dari aktivitas pendanaan, dan laba kotor yang secara positif

dan signifikan mempengaruhi harga saham, pada tabel 10. Nilai ini lebih kecil dari

tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas

operasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan laba kotor berpengaruh secara

signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci : komponen arus kas, laba kotor, harga saham.

Pendahuluan

Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran

strategis dalam menyelaraskan, menyerasikan, serta menyeimbangkan berbagai

unsur pembangunan. Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi

utama bank sebagai suatu lembaga yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berdasarkan asas demokrasi

ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka meningkatkan

pemerataan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah

peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

Bank sebagai suatu perusahaan atau entitas ekonomi juga membuat laporan

keuangan untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan yang disajikan untuk

Page 2: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

53

ISSBN : 2086-681XX

pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Tahun 2004 No 1, tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang

posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian

besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan

ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan

sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Salah satu pengguna informasi laporan keuangan adalah investor.

Kepentingan pokok investor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah untuk

mengetahui seberapa menguntungkan suatu perusahaan dikaitkan dengan investasi

mereka pada perusahaan tersebut.

Di dalam laporan keuangan, investor dan kreditor menggunakan informasi

arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan. Karena informasi tentang arus kas

digunakan sebagai dasar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta

menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

Investor sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan akan

melakukan analisis dan prediksi atas kondisi keuangan perusahaan melalui laporan

keuangan. Investor dan kreditur menggunakan informasi arus kas sebagai ukuran

kinerja perusahaan, karena informasi tentang arus kas digunakan sebagai dasar untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta

menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa laporan arus kas mempunyai kandungan

informasi yang bermanfaat bagi investor. Daniati (2006) menguji pengaruh

kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor, dan size perusahaan

dengan expected return saham memperoleh kesimpulan bahwa arus kas dari

aktivitas investasi, laba kotor, dan size perusahaan mempunyai pengaruh terhadap

expected return saham. Hapsari (2008) menguji pengaruh informasi laba akuntansi,

komponen arus kas, size perusahaan dan tingkat leverage dengan expected return

saham memperoleh kesimpulan bahwa hanya variabel arus kas dari aktivitas

investasi yang mempunyai pengaruh terhadap expected return saham.

Selain arus kas, parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian

utama yaitu laba. Maju tidaknya suatu perusahaan dilihatnya dari keuntungan yang

dapat diperoleh setiap tahunnya. Komponen laporan laba rugi terdapat angka laba,

diantaranya laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Febrianto (2005) membuktikan

bahwa angka laba kotor memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan kedua

angka laba yang lain disajikan dalam laporan laba rugi, lebih operatif, dan lebih

mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dengan

harga saham. Maka dari itu, laporan keuangan merupakan sarana penting yang bisa

dijadikan patokan utama untuk mempertimbangkan kinerja dari perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, Penulis ingin melanjutkan penelitian terdahulu

guna bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh komponen laporan arus kas

(arus kas koperasi, investasi, dan pendanaan) dan laba kotor terhadap harga saham.

Dengan demikian skripsi ini diberi judul “PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS

DAN LABA KOTOR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Page 3: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

54

ISSBN : 2086-681XX

Pengertian Harga Saham

Harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham

itu sendiri di pasar, sehingga harga saham memiliki keterkaitan dengan pasar suatu

saham. Semakin banyak investor yang ingin membeli saham suatu perusahaan

(permintaan), sedangkan sedikit investor yang ingin menjual saham tersebut

(penawaran) maka harga saham tersebut akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika

semakin tinggi investor ingin menjual harga saham tersebut (penawaran), sedangkan

semakin sedikit investor yang ingin membeli saham (permintaan) maka akan

berdampak pada turunnya harga saham.

Menurut Sartono (2001:70), harga pasar saham terbentuk melalui

mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Harga saham mengalami

perubahan naik turun dari satu waktu ke waktu lain.

Menurut Husnan (2001:30), harga saham adalah nilai suatu saham yang

mencerminkan kekayaan perusahaan untuk mengeluarkan saham, dimana perubahan

atau fluktuasinya sangat ditentukan penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar

bursa.

Menurut Tandelilin (2007:19), harga saham merupakan harga yang terjadi di

pasar saham, yang akan sangat berarti bagi perusahaan karena harga tersebut

menentukan besarnya nilai perusahaan. Harga saham merupakan salah satu indikator

keberhasilan dalam pengelolaan perusahaan. Sehingga semakin tinggi harga saham

yang ada di pasar atas suatu perusahaan tertentu, maka dapat diartikan perusahaan

tersebut dapat mengelola aktiva dengan baik.

Macam – Macam Harga Saham

Menurut Widoatmodjo (2005), harga saham dapat dibedakan menjadi 3

(tiga), yaitu:

a. Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang

ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.

b. Harga perdana adalah harga yang didapatkan pada waktu harga saham

tersebut dicatat di bursa efek.

c. Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang

lain.

Sedangkan menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:

117) mengelompokan harga saham di pasar modal menjadi 6 (enam) macam.

Macam-macam harga saham tersebut yaitu:

a. Previous price adalah harga suatu saham pada penutupan hari sebelumnya di

pasar saham.

b. Opening price adalah harga saham pertama kali di saat pembukaan sesi I

perdagangan.

c. Highest price adalah harga tertinggi suatu saham yang pernah terjadi dalam

periode perdagangan hari tersebut.

d. Lowest price adalah harga terendah suatu saham yang pernah terjadi

sepanjang periode perdagangan hari tersebut.

e. Last price adalah harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.

Page 4: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

55

ISSBN : 2086-681XX

f. Change price adalah harga yang menunjukan selisih antara opening

price dan last parice.

Analisa dan Penilaian Harga Saham

Harga saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan

perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Perubahan harga saham sangat

ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sekunder.

Semakin banyak permintaan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Dan

sebaliknya semakin banyak penawaran saham atau saham yang dilepas, maka

harganya akan semakin turun.

1. Metode Analisa Harga Saham

Menurut Jogiyanto (2003:88), terdapat dua macam analisis untuk menentukan

nilai suatu saham yaitu:

a. Analisis fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan

dari suatu perusahaan. Data yang digunakan merupakan data historis, yang artinya

data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan

bukan mencerminkan keadaan kekeuangan yang sebenarnya pada saat analisis.

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang

akan datang dengan:

1. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi

harga saham di masa yang akan datang.

2. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga diperoleh

taksiran harga saham.

b. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data atau

catatan pasar. Analisis ini berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu

saham, volume perdagangan, indeks harga saham baik individu maupun gabungan,

serta faktor-faktor lain yang bersifat teknik. Analisis ini lebih menekankan pada

perilaku pasar modal, dimana datanya berdasarkan kebiasaan di masa lalu.

Sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini adalah ketepatan untuk

memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh karena itu

informasi-informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting bagi para

pemodal, guna menentukan kapan suatu saham harus dibeli atau dijual. Alat analisis

yang utama digunakan adalah grafik atau chart dari berbagai indikator teknis.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham di pasar modal selalu mengalami fluktuaktif, baik pergerakan

kenaikan maupun penurunan harga saham. Harga saham dipengaruhi oleh

permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut.

Menurut Samsul (2006: 271) contoh variabel yang mempengaruhi harga

saham adalah sebagai berikut:

1. Pengumuman pembagian dividen tunai;

Page 5: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

56

ISSBN : 2086-681XX

2. Pengumuman stock split;

3. Pengumuman right issue;

4. Pengumuman saham bonus atau saham dividen;

5. Pengumuman waran;

6. Rencana merger atau akuisisi;

7. Rencana transaksi benturan kepentingan;

8. Perubahan variabel makro dan mikroekonomi;

9. Peristiwa politik internasional;

10. Peristiwa politik nasional;

11. January effect;

12. Insider informasi;

13. Perubahan siklus ekonomi melalui leading information.

Menurut Arifin (2007: 15), faktor-faktor yang menjadi pemicu fluktuasinya

harga saham adalah:

1) Kondisi fundamental emiten. Faktor fundamental adalah faktor yang

berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja

emiten maka semakin baik pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham.

Untuk mengetahui kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk, kita bisa

melakukan pendekatan analisis rasio keuangan.

2) Hukum permintaan dan penawaran. Faktor hukum permintaan dan

penawaran berada pada urutan kedua setelah faktor fundamental, karena

begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan, tentunya mereka akan

melakukan transaksi baik menjual atau membeli saham perusahaan tersebut.

Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuaktif harga saham.

3) Tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI). Suku bunga ini penting untuk

diperhitungkan, karena pada umumnya investor saham selalu mengharapkan

hasil investasi yang lebih besar. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi

kondisi fundamental perusahaan, karena hampir semua perusahaan yang

terdaftar di bursa mempunyai pinjaman bank.

4) Valuta asing. Dalam perekonomian global dewasa ini, hampir tidak ada satu

pun negara yang dapat menghindari perekonomian negaranya dari pengaruh

pergerakan valuta asing, khususnya terhadap US dollar. Ketika dolar naik

para investor akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk

ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan

menurun.

5) Dana asing di bursa. Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada

kecenderungan transaksi saham sedikit banyak bergantung pada investor

asing tersebut.

6) Indeks harga saham gabungan (IHSG). Sebenarnya indeks harga saham

gabungan lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham

yang terjadi, dan menjadi ukuran kenaikan atau penurunan harga saham.

7) News and rumors. Yang dimaksud news and rumors disini adalah semua

berita yang beredar di tengah masyarakat.

Page 6: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

57

ISSBN : 2086-681XX

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel

yang dapat diukur (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002). Definisi

operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam

mengoperasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk

melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara

pengukuran construct yang lebih baik.

Variabel adalah construct yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk

memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena-fenomena (Nur

Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002). Penentuan variabel pada dasarnya

merupakan operasionalisasi terhadap construct, yaitu upaya mengurangi abstraksi

construct sehingga dapat diukur.

Variabel Independen

Variabel independen (independent variable) adalah tipe variabel yang

menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dapat

disebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable), atau juga dapat

dinamakan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable). Variabel

independen penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari

aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan laba kotor.

Arus kas dari aktivitas operasi yang berasal dari total arus kas dari masing-

masing aktivitas di dalam laporan arus kas pada saat dipublikasikan. Persamaan

dalam variabel ini adalah

PAOit = (AOit – AOit-1) / AOit-1

Dimana:

PAOit = Perubahan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t.

AOit = Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t.

AOit-1 = Arus kas dari aktivitas operasi i pada periode t-1.

Arus kas dari aktivitas investasi yang berasal dari total arus kas dari masing-

masing aktivitas di dalam laporan arus kas pada saat dipublikasikan. Persamaan

dalam variabel ini adalah

PAIit = (AIit – AIit-1) / AIit-1

Dimana:

PAIit = Perubahan arus kas dari aktivitas investasi perusahaan i pada periode t.

AIit = Arus kas dari aktivitas investasi perusahaan i pada periode t.

AIit-1 = Arus kas dari aktivitas investasi i pada periode t-1.

Arus kas dari aktivitas pendanaan yang berasal dari total arus kas dari

masing-masing aktivitas di dalam laporan arus kas pada saat dipublikasikan.

Persamaan dalam variabel ini adalah

PAPit = (APit – APit-1) / APit-1

Dimana:

PAPit = Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan perusahaan i pada periode t.

APit = Arus kas dari aktivitas pendanaan perusahaan i pada periode t.

Page 7: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

58

ISSBN : 2086-681XX

APit-1 = Arus kas dari aktivitas pendanaan i pada periode t-1.

Laba kotor (gross profit) yang berasal dari total laba kotor dalam laporan

laba rugi pada saat dipublikasikan. Persamaan dalam variabel ini adalah

PLKit = (LKit – LKit-1) / LKit-1

Dimana:

PLKit = Perubahan laba kotor perusahaan i pada periode t.

LKit = Laba kotor perusahaan i pada periode t.

LKit-1 = Laba kotor i pada periode t-1.

Variabel Dependen

Variabel dependen (dependent variable) adalah tipe variabel yang dijelaskan

atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen penelitian ini adalah

harga saham, yang berasal dari harga pasar saham rata-rata yang diperoleh dari harga

saham saat penutupan (closing price) setiap tahun. Persamaan dalam variabel ini

adalah

PHSit = (HSit – HSit-1) / HSit-1

Dimana:

PHSit = Perubahan harga saham perusahaan i pada periode t.

HSit = Harga saham perusahaan i pada periode t.

HSit-1 = Harga saham i pada periode t-1.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah

dengan mengumpulkan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan go publik

untuk periode 2012-2016 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Metode yang dipakai

dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisa regresi berganda.

Untuk mengetahui hubungan diantara variabel-variabel yang ada serta pengolahan

data lainnya digunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science). Uji

validitas data dengan menggunakan metode uji asumsi klasik yaitu uji normalitas,

uji autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Uji hipotesis dalam

penelitian ini meliputi uji F dan uji t.

Analisa Regresi dilakukan untuk menguji hubungan antara satu variabel

terikat (metrik) dan satu lebih variabel bebas (metrik). Variabel metrik adalah

variabel yang diukur dengan skala interval dan rasio (Imam Ghozali, 2006). Secara

umum, analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen

(terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas),

dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai

rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui

(Gujarati, 2003). Dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Regresi

berganda digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas (metrik)

terhadap satu variabel terikat (metrik). Persamaan dalam regresi dalam penelitian ini

adalah

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana:

Page 8: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

59

ISSBN : 2086-681XX

Y = harga saham

a = konstanta

b = koefisien regresi

X1 = arus kas aktivitas operasi

X2 = arus kas aktivitas investasi

X3 = arus kas aktivitas pendanaan

X4 = laba kotor

e = error

Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi dikatakan valid jika memenuhi asumsi klasik yaitu tidak ada

autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Sebelum dilakukan uji

hipotesis maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik, yang meliputi:

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka

uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi. Namun uji Autokorelasi tidak dapat secara

mutlak dibuat menjadi patokan karena beberapa model regresi juga banyak yang

terdapat autokorelasi.

Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol.

Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

Page 9: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

60

ISSBN : 2086-681XX

regresi yang baik adalah yang homoskedatisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Uji Hipotesis

Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara operating profit

margin, return on investment, debt to equity ratio dan currency risk sebagai

independent variable dengan resiko saham sebagai dependent variable digunakan

analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan teknik analisis berupa metode

analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dilakukan dengan menguji data

observasi untuk tahun 2012-2016. adapun bentuk umum dari persamaan regresinya

adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana:

Y = harga saham

a = konstanta

b = koefisien regresi

X1 = arus kas aktivitas operasi

X2 = arus kas aktivitas investasi

X3 = arus kas aktivitas pendanaan

X4 = laba kotor

e = error

Uji Fungsi Regresi

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam Ghozali,

2006). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter atau

yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu harga saham (HS) sama dengan nol, atau:

H0 : HS = 0

Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:

HA : HS ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Page 10: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

61

ISSBN : 2086-681XX

Uji t

Digunakan untuk menguji apakah secara partial independent variable

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dependent variable dengan tingkat

signifikansi ( ) sebesar 0.05

H0 : b1=0

Ha : b1 > 0, b1 < 0, b1 0

Jika sig t stat < 0.05, maka H0 ditolak

Jika sig t stat > 0.05, maka H0 diterima

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen/ terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji

adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:

H0 : H1 = H2 = H3 = H4 = 0

Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua

parameter secara simultan sama dengan nol, atau:

HA : H1 ≠ H2 ≠ H3 ≠ H4 ≠ 0

Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

Uji Hipotesis dalam penelitian ini meliputi Uji F dan Uji t

Uji F

Digunakan untuk menguji apakah secara simultan seluruh independent

variable mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dependent variable dengan

tingkat taraf signifikansi ( ) sebesar 0.05

Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Secara bersama-sama seluruh independent variable tidak mempengaruhi

dependent variable

Ha : b1 b2 b3 b4 0

Secara bersama-sama seluruh independent variable mempengaruhi secara

signifikan terhadap dependent variable

Jika sig F stat < 0.05 maka, H0 ditolak

Jika sig F stat > 0.05 maka, H0 diterima

Hasil dan Pembahasan

Penelitian dalam tesis ini difokuskan pada perusahaan-perusahaan perbankan

yang go publik di BEJ. Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEJ selama tahun 2012-2016 berjumlah 43 perusahaan.

Dari 43 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ terdapat dalam 23

perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel. Diperoleh sebanyak 115

jumlah pengamatan dengan periode waktu 2012-2016. Sampel penelitian diambil

dengan metode purposive random sampling yaitu bahwa perusahaan yang dijadikan

sampel adalah yang memenuhi syarat sebagai berikut:

Page 11: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

62

ISSBN : 2086-681XX

1. Perusahaan-perusahaan perbankan yang tercatat di BEJ pada tahun 2016.

2. Mengeluarkan laporan keuangan pada tahun-tahun tersebut yaitu tahun 2012

sampai tahun 2016.

3. Terdapat variable-variabel yang diperlukan untuk penelitian ini dari tahun

2012sampai tahun 2016.

Berikut ini adalah tabel dari 13 jenis kelompok industri dari perusahaan-

perusahaan tersebut:

Tabel.1

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 AGRO Bank rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk.

3 BBCA Bank Central Asia Tbk.

4 BBKP Bank Bukopin Tbk.

5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

6 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk.

7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

8 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

9 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.

10 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.

11 BJTM BPD Jawa Timur Tbk.

12 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.

13 BNBA Bank Bumi Arta Tbk.

14 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.

15 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk.

16 BSIM Bank Sinarmas Tbk.

17 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

18 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk.

19 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk.

20 MEGA Bank Mega Tbk.

21 NISP Bank OCBC NISP Tbk.

22 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk.

23 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk.

Sumber: Data diolah dari www.idx.com

Tabel 2

Proses Purposive Sampling Penelitian

No Kriteria Sampel Penelitian Total

1. Total perusahaan perbankan yang terdaftra di BEI tahun 2016 43

2. Dikurangi perusahaan manufaktur yang delisting selama

periode penelitian

(13)

Page 12: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

63

ISSBN : 2086-681XX

3. Dikurangi perusahaan perbankan yang laporan keuangannya

bernilai negatif

(7)

4. Perusahaan sampel 23

5. Periode pengamatan tahun 2012-2016 5

Jumlah data pengamatan 115

Statistik Deskriptif

Statistik deskiptif yang akan dibahas adalah nilai minimum, maksimum, mean

dan standar deviasi dari 5 variabel penelitian selama 5 tahun (2012-2016).

Digunakan untuk melihat indikasi adanya data yang outlier dengan cara

membandingkan antara mean dan standar deviasi.

Tabel berikut ini menyajikan statistik deskriptif dari variabel penelitian yang

digunakan.

Tabel 2

Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AO 115 -41716539,00 75822636,00 4132959,1391 12549586,51866

AI 115 -60596377,00 18935842,00 -3448950,2261

10321602,31212

AP 115 -5951467,00 24960741,00 647723,3565 3586774,08191

LK 115 12072,00 33973770,00 4801467,4435 8220805,38012

HS 115 64,00 15500,00 2523,0000 3498,73005

Valid N (listwise)

115

(sumber : data sekunder yang diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel independen arus kas

operasi (AO) perusahaan sampel diperoleh rata-rata sebesar 4132959,139 dengan

nilai tertinggi sebesar 75822636,00 dan nilai terendah sebesar -41716539,00 serta

standar deviasinya sebesar 12549586,51866. Kondisi demikian mencerminkan

bahwa secara umum perusahaan sampel mengalami pertumbuhan arus kas

operasional. Arus kas operasional positif dapat berpotensi menghasilkan laba

operasional yang makin besar.

Untuk variabel arus kas investasi (AI) memperoleh rata-rata sebesar -

3448950,226 dengan nilai tertinggi sebesar 18935842,00 dan nilai terendah sebesar

– 60596377,00 serta standar deviasinya sebesar 10321602,31212. Berdasarkan nilai

Page 13: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

64

ISSBN : 2086-681XX

rata-rata tersebut maka kondisi demikian menunjukkan bahwa banyak perusahaan

sampel yang melakukan pengeluaran investasi pada perusahaan lain. Untuk variabel

arus kas pendanaan (AP) memperoleh rata-rata sebesar 647723,3565 dengan nilai

tertinggi sebesar 18935842,00 dan nilai terendah sebesar -5951467,00 serta standar

deviasinya sebesar 3586774,08191. Kondisi demikian mencerminkan bahwa dalam

satu periode akuntansi perusahaan cenderung dapat memenuhi kewajiban mereka

untuk memenuhi biaya modal berupa membayar hutang kepada pihak ketiga atau

membagikan dividen kepada para ada pemeganag saham. Untuk variabel laba kotor

(LK) memperoleh rata-rata sebesar 4801467,443 dengan nilai tertinggi sebesar

33973770,00 dan nilai terendah sebesar 12072,00 serta standar deviasinya sebesar

8220805,38012. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum perusahaan sampel

mampu menghasilkan laba kotor.

Untuk variabel dependen saham (HS) memiliki rata-rata sebesar 2523,00

dengan nilai tertinggi sebesar 15500,00 dan nilai terendah sebesar 64,00 serta

standar deviasinya sebesar 3498,73005. Rata-rata return saham positif

mencerminkan bahwa ada peningkatan harga saham perusahaan selama tahun 2012

– 2016 yang berarti pula ada peningkatan kepercayaan investor terhadap perusahaan.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P

Plot of Regression Standardized Residual dan uji One-Sample KolmogorovSmirnov.

Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P Plot of Regression

Standardized Residual dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:

Gambar 2

Hasil Uji Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Hasil pengujian dengan analisis grafik plot menunjukkan bahwa model regresi

terdistribusi dengan normal, karena titik-titik menyebar di sekitar diagonal serta

Page 14: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

65

ISSBN : 2086-681XX

penyebarannya mengikuti arah diagonal. Namun untuk memperkuat pengujian

normalitas dengan menggunakan uji One-Sample KolmogorovSmirnov. Dasar

pengambilan keputusan untuk pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov adalah

jika nilai probabilitas untuk residual lebih besar dari 0,05. Tabel 3 menujukkan hasil

pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil Pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 115 Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1269,81441886 Most Extreme Differences

Absolute ,172 Positive ,172 Negative -,120

Kolmogorov-Smirnov Z 1,844 Asymp. Sig. (2-tailed) ,002

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji One-Sample

Kolmogorov-Smirnov, terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel

residual sebesar 1,844 dan signifikan pada 0,002 dibawah 0,05. Hal ini

mengindikasikan bahwa data residual terdistribusi normal yang memperkuat hasil

pengujian dengan menggunakan grafik plot.

Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, maka

dikatakan bahwa dalam model tersebut terdapat masalah autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya. Masalah ini muncul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas

dari satu observasi ke observasi lainnya.

Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan angka Durbin-Watson akan

tampak dalam tabel 4 berikut ini:

Tabel 4

Hasil Uji Autokolerasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,932a ,868 ,863 1292,69580 1,052

a. Predictors: (Constant), LK, AP, AI, AO b. Dependent Variable: HS

Nilai Durbin-Watson sebesar 1,052, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai

tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5 persen, jumlah sampel (n) 115 dan

jumlah variabel independen 4 (k=4). Dari tabel Durbin-Watson diketahui bahwa

Page 15: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

66

ISSBN : 2086-681XX

nilai Durbin-Watson tersebut berada di bawah (dl) 1,6246. Nilai Durbin-Watson

1,052 berada di bawah nilai du = 1,7683 dan kurang dari 4 – 1,7683 (4 – du), maka

dapat disimpulkan bahwa dari angka Durbin-Watson tersebut dapat disimpulkan

bahwa terdapat autokorelasi.

Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui apakah terjadi

multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen dijelaskan

variabel independen lainnya. Suatu model regresi dikatakan bebas dari

multikolonieritas adalah apabila nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10.

Tabel 5

Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Tolerance VIF

AO 0,437 2,287

AI 0,501 1,994

AP 0,877 1,140

LK 0,469 2,130 (Sumber : data sekunder diolah)

Hasil uji multikolonieritas pada tabel 5 terlihat bahwa tidak ada variabel

independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan hasil perhitungan

Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel

independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa

persamaan model regresi yang diajukan bebas dari multikolonieritas.

Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik

scatterplot pada gambar 3 berikut ini:

Gambar 3

Hasil Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Page 16: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

67

ISSBN : 2086-681XX

Pada grafik tersebut terlihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas serta titik-

titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Untuk

memperkuat grafik scatterplot maka perlu diuji dengan menggunakan uji glejser.

Pada prinsipnya uji glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel

independen dari model regresi dengan nilai mutlak residualnya. Apabila tidak

terdapat hasil yang signifikan dari variabel independennya, maka model regresi

tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas. Tabel 6 menunjukkan hasil

pengujian heteroskedastisitas dengan uji glejser diperoleh sebagai berikut:

Tabel 6

Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 16157197,799 4 4039299,450 7,268 ,000a

Residual 61138071,610 110 555800,651 Total 77295269,409 114

a. Predictors: (Constant), LK, AP, AI, AO b. Dependent Variable: RES2

Dari tabel 6 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang

signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolute residual

(RES2). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan

5 persen. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung

heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan

arah pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel independen terhadap

variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah AO (X1), AI

Page 17: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

68

ISSBN : 2086-681XX

(X2), AP (X3) dan LK (X4). Sedangkan variabel dependennya adalah harga saham

(Y).

Tabel 7

Hasil Analisis Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

734,606 140,648

5,223 ,000

AO 6,381E-5 ,000 ,229 4,373 ,000 ,437 2,287

AI 1,061E-5 ,000 ,031 ,641 ,523 ,501 1,994

AP ,000 ,000 -,128 -3,455 ,001 ,877 1,140

LK ,000 ,000 ,804 15,909 ,000 ,469 2,130

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0 di

atas maka didapat persamaan regresi linier berganda model regresi sebagai berikut:

Y = 734,606 + 6,381X1 + 1,061X2 – 0X3 + 0X4

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dianalisis pengaruh

masingmasing variabel independen terhadap harga saham, yaitu:

Nilai koefisien regresi 6,381(X1) pada variabel arus kas aktivitas operasi

terdapat hubungan positif dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan

1 persen dari arus kas aktivitas operasi akan menyebabkan kenaikan harga saham

yang diterima sebesar nilai koefisiennya.

Nilai koefisien regresi 1,061(X2) pada variabel arus kas aktivitas investasi

terdapat hubungan positif dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan

1 persen dari arus kas aktivitas investasi akan menyebabkan kenaikan harga saham

yang diterima sebesar nilai koefisiennya.

Nilai koefisien regresi 0(X3) pada variabel arus kas aktivitas pendanaan tidak

terdapat hubungan apapun dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap

kenaikan 1 persen dari arus kas aktivitas pendanaan tidak akan menyebabkan

kenaikan maupun penurunan harga saham.

Nilai koefisien regresi 0(X4) pada variabel laba kotor tidak terdapat hubungan

apapun dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari laba

kotor tidak akan menyebabkan kenaikan maupun penurunan harga saham.

Pengujian Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu (0 < R < 1). Semakin besar koefisien determinasinya maka

semakin besar variasi variabel independennya mempengaruhi variabel

dependennya.

Tabel 8

Uji Koefisien Determinasi

Page 18: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

69

ISSBN : 2086-681XX

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,932a ,868 ,863 1292,69580 1,052

a. Predictors: (Constant), LK, AP, AI, AO b. Dependent Variable: HS

Berdasarkan tabel 8 di atas pada kolom Adjusted R Square, diperoleh nilai

koefisien determinasi sebesar 0,863 yang berarti 86,3 persen perubahan variabel

harga saham dijelaskan oleh perubahan variabel perubahan arus kas operasi,

perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan dan perubahan laba

kotor secara bersama-sama, sedangkan sisanya 13,7 persen dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen mempengaruhi variabel dependen.

Tabel 9

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 734,606 140,648 5,223 ,000

AO 6,381E-5 ,000 ,229 4,373 ,000

AI 1,061E-5 ,000 ,031 ,641 ,523

AP ,000 ,000 -,128 -3,455 ,001

LK ,000 ,000 ,804 15,909 ,000

a. Dependent Variable: HS

Berdasarkan tabel 9 di atas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:

H1 : Adanya pengaruh signifikan dan positif arus kas aktivitas operasi terhadap

harga saham

Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel

arus kas aktivitas operasi adalah sebesar 0. Nilai ini lebih kecil dari tingkat

signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas operasi

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan

hipotesis 1 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian.

Temuan ini mengindikasikan bahwa dalam menilai kinerja suatu prospek masa

depan, investor menggunakan informasi arus kas aktivitas operasi.

H2 : Adanya pengaruh signifikan dan positif arus kas aktivitas investasi terhadap

harga saham

Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel

arus kas aktivitas investasi adalah sebesar 0,523. Nilai ini lebih besar dari tingkat

signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas investasi

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan

Page 19: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

70

ISSBN : 2086-681XX

hipotesis 2 ditolak karena tidak didukung data dan tidak sesuai dengan ekspektasi

penelitian. Temuan ini mengindikasikan bahwa dalam menilai kinerja suatu prospek

masa depan, investor menggunakan informasi arus kas aktivitas operasi. Dalam hal

ini apabila perusahaan mampu dalam menghasilkan modal dari kegiatan operasinya

sendiri maka perusahaan dapat melakukan ekspansi untuk masa depan

perusahaannya.

H3 : Adanya pengaruh signifikan dan positif arus kas aktivitas pendanaan

terhadap harga saham

Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel

arus kas aktivitas pendanaan adalah sebesar 0,001. Nilai ini lebih kecil dari tingkat

signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas pendanaan

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan

hipotesis 3 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian.

Temuan ini mengindikasikan bahwa dalam menilai kinerja suatu prospek masa

depan, investor menggunakan informasi arus kas aktivitas pendanaan.

H4: Adanya pengaruh signifikan dan positif laba kotor terhadap harga saham

Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel

laba kotor adalah sebesar 0. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa laba kotor berpengaruh secara signifikan

terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan hipotesis 4 diterima karena didukung

data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Temuan ini mengindikasikan bahwa

investor bereaksi terhadap angka laba kotor. Angka laba kotor yang tinggi

menyebabkan pasar mempercayai angka laba yang dilaporkan oleh emiten.

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

variabel terikat atau dependen. Dalam hipotesis disebutkan:

H5 = Arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari

aktivitas pendanaan, dan laba kotor secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

Tabel 10

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,212E9 4 3,029E8 181,272 ,000a

Residual 1,838E8 110 1671062,428 Total 1,395E9 114

Berdasarkan hasil uji statistik F di atas output regresi menunjukkan nilai

signifikansi 0 atau dibawah tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan

arus kas pendanaan, dan perubahan laba kotor mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap variabel harga saham. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan

Page 20: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

71

ISSBN : 2086-681XX

bahwa hipotesis 5 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi

penelitian.

Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan dan berarah

positif terhadap harga saham, pada tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau 5

persen.

2. Perubahan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh signifikan dan

berarah positif terhadap harga saham, pada tingkat signifikansi diatas 0,05 atau

5 persen.

3. Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh signifikan dan berarah

positif terhadap harga saham, pada tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau 5

persen.

4. Perubahan laba kotor berpengaruh signifikan dan berarah positif terhadap harga

saham, pada tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau 5 persen.

5. Berdasarkan pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F semua

variabel penelitian komponen arus kas (arus kas operasi, arus kas investasi, dan

arus kas pendanaan) dan laba kotor secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap harga saham pada derajat kepercayaan dibawah 0,05 atau 5 persen.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran – saran yang dapat diberikan

berdasarkan pembahasan penelitian:

1. Disarankan dalam menanamkan saham pada perusahaan perbankan ada baiknya

kita mempertimbangkan terlebih dahulu perkembangan arus kas dari aktivitas

operasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, serta laba kotor dari perusahaan

perbankan tersebut.

Saran untuk penelitian selanjutnya:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang

lebih panjang, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih

komprehensif dari penelitian yang dilakukan.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel penelitian

yang lain.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alat analisis yang berbeda

dengan penelitian sebelumnya.

Page 21: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

72

ISSBN : 2086-681XX

DAFTAR PUSTAKA

Daniati, N. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus

Kas, Laba Kotor, Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return

Saham. Padang: Simposium Nasional Akuntansi 9.

Ema Novasari. 2013. Pengaruh PER, EPS, ROA, dan DER Terhadap Harga

Saham Perusahaan Sub-Sektor Industri Textile yang Go Public di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Febrianto, R. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana Yang Lebih Bermakna

Bagi Investor?. Solo: Simposium Nasional Akuntansi 8.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Undip.

Gujarati, Damodar N. & Porter, Dawn C. 2013. Dasar-dasar Ekonometrika,

Edisi kelima, Buku kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Hapsari, A. 2008. Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Komponen Arus Kas, Size

Perusahaan, Dan Tingkat Leverage Terhadap Expected Return Saham.

Semarang: Skripsi Universitas Diponegoro.

Hidayat, A. Taufik. 2008. Analisis Pengaruh Arus Kas, Komponen Arus Kas,

Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan

LQ45 Di Bursa Efek Jakarta, Semarang: Skripsi Universitas Diponegoro.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Jogiyanto,H.M. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi (edisi kedua).

Jakarta: Salemba Empat.

Kieso, D. E. 2002. Intermediate Accounting, Edisi 10. Jakarta: Erlangga.

Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Sartono, Agus, R. 1995. Majemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:

BPFE.

Sekaran, U. 2006. Research Methods For Bussiness. Jakarta: Salemba Empat.

Setiyawati, Latifah. 2006. Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR), Capital

Adequacy Ratio (CAR), Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Harga

Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek.

Jakarta. Semarang: UNNES.

Sri Zuliarni. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Riau: Universitas Riau.

Susanto, S. 2006. Relevansi Nilai Informasi Laba Dan Aliran Kas Terhadap

Harga Saham Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup Perusahaan.

Padang: Simposium Nasional Akuntansi 9.

Page 22: Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018 ISSBN : 2086-681XX

Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018

73

ISSBN : 2086-681XX

Darmaji, Tjipto dan Fakhruddin, M. Henry. 2001. Pasar Modal di Indonesia.

Jakarta: Salemba Empat.

Warren, Carl S, dkk. 2014. Pengantar Akuntansi. Edisi 25. Salemba Empat. Jakarta.

Widoatmodjo, Sawidji. 2005. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT.

Jurnalindo Aksara Grafika.

Website

www.idx.com