jurakunman vol.ii, no.2, juli 2018 issbn : 2086-681xx
TRANSCRIPT
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
52
ISSBN : 2086-681XX
PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS DAN LABA KOTOR TERHADAP
HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Thorman Lumbanraja
STIE Surya Nusantara, Pematangsiantar
Abstrak
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran
strategis dalam menyelaraskan, menyerasikan, serta menyeimbangkan berbagai
unsur pembangunan. Bank sebagai suatu perusahaan atau entitas ekonomi juga
membuat laporan keuangan untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan yang
disajikan untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu pengguna informasi
laporan keuangan adalah investor. Investor dan kreditur menggunakan informasi
arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan. Selain arus kas, parameter kinerja
perusahaan yang mendapat perhatian utama yaitu laba. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji secara empiris pengaruh komponen laporan arus kas (arus kas koperasi,
investasi, dan pendanaan) dan laba kotor terhadap harga saham. Penelitian ini
menggunakan analisis regresi berganda dengan sampel sebanyak 23 perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012 - 2016. Penelitian
ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah program
SPSS versi 19.0. Hasil yang didapat adalah hanya variabel arus kas dari aktivitas
operasi, variabel arus kas dari aktivitas pendanaan, dan laba kotor yang secara positif
dan signifikan mempengaruhi harga saham, pada tabel 10. Nilai ini lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas
operasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan laba kotor berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.
Kata Kunci : komponen arus kas, laba kotor, harga saham.
Pendahuluan
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran
strategis dalam menyelaraskan, menyerasikan, serta menyeimbangkan berbagai
unsur pembangunan. Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi
utama bank sebagai suatu lembaga yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat secara efektif dan efisien, yang dengan berdasarkan asas demokrasi
ekonomi mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka meningkatkan
pemerataan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah
peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Bank sebagai suatu perusahaan atau entitas ekonomi juga membuat laporan
keuangan untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan yang disajikan untuk
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
53
ISSBN : 2086-681XX
pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Tahun 2004 No 1, tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian
besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Salah satu pengguna informasi laporan keuangan adalah investor.
Kepentingan pokok investor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah untuk
mengetahui seberapa menguntungkan suatu perusahaan dikaitkan dengan investasi
mereka pada perusahaan tersebut.
Di dalam laporan keuangan, investor dan kreditor menggunakan informasi
arus kas sebagai ukuran kinerja perusahaan. Karena informasi tentang arus kas
digunakan sebagai dasar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Investor sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan akan
melakukan analisis dan prediksi atas kondisi keuangan perusahaan melalui laporan
keuangan. Investor dan kreditur menggunakan informasi arus kas sebagai ukuran
kinerja perusahaan, karena informasi tentang arus kas digunakan sebagai dasar untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa laporan arus kas mempunyai kandungan
informasi yang bermanfaat bagi investor. Daniati (2006) menguji pengaruh
kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor, dan size perusahaan
dengan expected return saham memperoleh kesimpulan bahwa arus kas dari
aktivitas investasi, laba kotor, dan size perusahaan mempunyai pengaruh terhadap
expected return saham. Hapsari (2008) menguji pengaruh informasi laba akuntansi,
komponen arus kas, size perusahaan dan tingkat leverage dengan expected return
saham memperoleh kesimpulan bahwa hanya variabel arus kas dari aktivitas
investasi yang mempunyai pengaruh terhadap expected return saham.
Selain arus kas, parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian
utama yaitu laba. Maju tidaknya suatu perusahaan dilihatnya dari keuntungan yang
dapat diperoleh setiap tahunnya. Komponen laporan laba rugi terdapat angka laba,
diantaranya laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Febrianto (2005) membuktikan
bahwa angka laba kotor memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan kedua
angka laba yang lain disajikan dalam laporan laba rugi, lebih operatif, dan lebih
mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan antara laba dengan
harga saham. Maka dari itu, laporan keuangan merupakan sarana penting yang bisa
dijadikan patokan utama untuk mempertimbangkan kinerja dari perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, Penulis ingin melanjutkan penelitian terdahulu
guna bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh komponen laporan arus kas
(arus kas koperasi, investasi, dan pendanaan) dan laba kotor terhadap harga saham.
Dengan demikian skripsi ini diberi judul “PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS
DAN LABA KOTOR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”.
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
54
ISSBN : 2086-681XX
Pengertian Harga Saham
Harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap saham
itu sendiri di pasar, sehingga harga saham memiliki keterkaitan dengan pasar suatu
saham. Semakin banyak investor yang ingin membeli saham suatu perusahaan
(permintaan), sedangkan sedikit investor yang ingin menjual saham tersebut
(penawaran) maka harga saham tersebut akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika
semakin tinggi investor ingin menjual harga saham tersebut (penawaran), sedangkan
semakin sedikit investor yang ingin membeli saham (permintaan) maka akan
berdampak pada turunnya harga saham.
Menurut Sartono (2001:70), harga pasar saham terbentuk melalui
mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Harga saham mengalami
perubahan naik turun dari satu waktu ke waktu lain.
Menurut Husnan (2001:30), harga saham adalah nilai suatu saham yang
mencerminkan kekayaan perusahaan untuk mengeluarkan saham, dimana perubahan
atau fluktuasinya sangat ditentukan penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar
bursa.
Menurut Tandelilin (2007:19), harga saham merupakan harga yang terjadi di
pasar saham, yang akan sangat berarti bagi perusahaan karena harga tersebut
menentukan besarnya nilai perusahaan. Harga saham merupakan salah satu indikator
keberhasilan dalam pengelolaan perusahaan. Sehingga semakin tinggi harga saham
yang ada di pasar atas suatu perusahaan tertentu, maka dapat diartikan perusahaan
tersebut dapat mengelola aktiva dengan baik.
Macam – Macam Harga Saham
Menurut Widoatmodjo (2005), harga saham dapat dibedakan menjadi 3
(tiga), yaitu:
a. Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang
ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
b. Harga perdana adalah harga yang didapatkan pada waktu harga saham
tersebut dicatat di bursa efek.
c. Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain.
Sedangkan menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:
117) mengelompokan harga saham di pasar modal menjadi 6 (enam) macam.
Macam-macam harga saham tersebut yaitu:
a. Previous price adalah harga suatu saham pada penutupan hari sebelumnya di
pasar saham.
b. Opening price adalah harga saham pertama kali di saat pembukaan sesi I
perdagangan.
c. Highest price adalah harga tertinggi suatu saham yang pernah terjadi dalam
periode perdagangan hari tersebut.
d. Lowest price adalah harga terendah suatu saham yang pernah terjadi
sepanjang periode perdagangan hari tersebut.
e. Last price adalah harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
55
ISSBN : 2086-681XX
f. Change price adalah harga yang menunjukan selisih antara opening
price dan last parice.
Analisa dan Penilaian Harga Saham
Harga saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Perubahan harga saham sangat
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar sekunder.
Semakin banyak permintaan suatu saham, maka harganya akan semakin naik. Dan
sebaliknya semakin banyak penawaran saham atau saham yang dilepas, maka
harganya akan semakin turun.
1. Metode Analisa Harga Saham
Menurut Jogiyanto (2003:88), terdapat dua macam analisis untuk menentukan
nilai suatu saham yaitu:
a. Analisis fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan
dari suatu perusahaan. Data yang digunakan merupakan data historis, yang artinya
data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan
bukan mencerminkan keadaan kekeuangan yang sebenarnya pada saat analisis.
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang
akan datang dengan:
1. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang.
2. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga diperoleh
taksiran harga saham.
b. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data atau
catatan pasar. Analisis ini berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu
saham, volume perdagangan, indeks harga saham baik individu maupun gabungan,
serta faktor-faktor lain yang bersifat teknik. Analisis ini lebih menekankan pada
perilaku pasar modal, dimana datanya berdasarkan kebiasaan di masa lalu.
Sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini adalah ketepatan untuk
memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh karena itu
informasi-informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangat penting bagi para
pemodal, guna menentukan kapan suatu saham harus dibeli atau dijual. Alat analisis
yang utama digunakan adalah grafik atau chart dari berbagai indikator teknis.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham di pasar modal selalu mengalami fluktuaktif, baik pergerakan
kenaikan maupun penurunan harga saham. Harga saham dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran terhadap saham tersebut.
Menurut Samsul (2006: 271) contoh variabel yang mempengaruhi harga
saham adalah sebagai berikut:
1. Pengumuman pembagian dividen tunai;
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
56
ISSBN : 2086-681XX
2. Pengumuman stock split;
3. Pengumuman right issue;
4. Pengumuman saham bonus atau saham dividen;
5. Pengumuman waran;
6. Rencana merger atau akuisisi;
7. Rencana transaksi benturan kepentingan;
8. Perubahan variabel makro dan mikroekonomi;
9. Peristiwa politik internasional;
10. Peristiwa politik nasional;
11. January effect;
12. Insider informasi;
13. Perubahan siklus ekonomi melalui leading information.
Menurut Arifin (2007: 15), faktor-faktor yang menjadi pemicu fluktuasinya
harga saham adalah:
1) Kondisi fundamental emiten. Faktor fundamental adalah faktor yang
berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja
emiten maka semakin baik pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham.
Untuk mengetahui kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk, kita bisa
melakukan pendekatan analisis rasio keuangan.
2) Hukum permintaan dan penawaran. Faktor hukum permintaan dan
penawaran berada pada urutan kedua setelah faktor fundamental, karena
begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan, tentunya mereka akan
melakukan transaksi baik menjual atau membeli saham perusahaan tersebut.
Transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuaktif harga saham.
3) Tingkat suku bunga Bank Indonesia (SBI). Suku bunga ini penting untuk
diperhitungkan, karena pada umumnya investor saham selalu mengharapkan
hasil investasi yang lebih besar. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi
kondisi fundamental perusahaan, karena hampir semua perusahaan yang
terdaftar di bursa mempunyai pinjaman bank.
4) Valuta asing. Dalam perekonomian global dewasa ini, hampir tidak ada satu
pun negara yang dapat menghindari perekonomian negaranya dari pengaruh
pergerakan valuta asing, khususnya terhadap US dollar. Ketika dolar naik
para investor akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk
ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan
menurun.
5) Dana asing di bursa. Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada
kecenderungan transaksi saham sedikit banyak bergantung pada investor
asing tersebut.
6) Indeks harga saham gabungan (IHSG). Sebenarnya indeks harga saham
gabungan lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham
yang terjadi, dan menjadi ukuran kenaikan atau penurunan harga saham.
7) News and rumors. Yang dimaksud news and rumors disini adalah semua
berita yang beredar di tengah masyarakat.
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
57
ISSBN : 2086-681XX
Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel
yang dapat diukur (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002). Definisi
operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam
mengoperasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran construct yang lebih baik.
Variabel adalah construct yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk
memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena-fenomena (Nur
Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002). Penentuan variabel pada dasarnya
merupakan operasionalisasi terhadap construct, yaitu upaya mengurangi abstraksi
construct sehingga dapat diukur.
Variabel Independen
Variabel independen (independent variable) adalah tipe variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dapat
disebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable), atau juga dapat
dinamakan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable). Variabel
independen penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari
aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan laba kotor.
Arus kas dari aktivitas operasi yang berasal dari total arus kas dari masing-
masing aktivitas di dalam laporan arus kas pada saat dipublikasikan. Persamaan
dalam variabel ini adalah
PAOit = (AOit – AOit-1) / AOit-1
Dimana:
PAOit = Perubahan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t.
AOit = Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t.
AOit-1 = Arus kas dari aktivitas operasi i pada periode t-1.
Arus kas dari aktivitas investasi yang berasal dari total arus kas dari masing-
masing aktivitas di dalam laporan arus kas pada saat dipublikasikan. Persamaan
dalam variabel ini adalah
PAIit = (AIit – AIit-1) / AIit-1
Dimana:
PAIit = Perubahan arus kas dari aktivitas investasi perusahaan i pada periode t.
AIit = Arus kas dari aktivitas investasi perusahaan i pada periode t.
AIit-1 = Arus kas dari aktivitas investasi i pada periode t-1.
Arus kas dari aktivitas pendanaan yang berasal dari total arus kas dari
masing-masing aktivitas di dalam laporan arus kas pada saat dipublikasikan.
Persamaan dalam variabel ini adalah
PAPit = (APit – APit-1) / APit-1
Dimana:
PAPit = Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan perusahaan i pada periode t.
APit = Arus kas dari aktivitas pendanaan perusahaan i pada periode t.
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
58
ISSBN : 2086-681XX
APit-1 = Arus kas dari aktivitas pendanaan i pada periode t-1.
Laba kotor (gross profit) yang berasal dari total laba kotor dalam laporan
laba rugi pada saat dipublikasikan. Persamaan dalam variabel ini adalah
PLKit = (LKit – LKit-1) / LKit-1
Dimana:
PLKit = Perubahan laba kotor perusahaan i pada periode t.
LKit = Laba kotor perusahaan i pada periode t.
LKit-1 = Laba kotor i pada periode t-1.
Variabel Dependen
Variabel dependen (dependent variable) adalah tipe variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen penelitian ini adalah
harga saham, yang berasal dari harga pasar saham rata-rata yang diperoleh dari harga
saham saat penutupan (closing price) setiap tahun. Persamaan dalam variabel ini
adalah
PHSit = (HSit – HSit-1) / HSit-1
Dimana:
PHSit = Perubahan harga saham perusahaan i pada periode t.
HSit = Harga saham perusahaan i pada periode t.
HSit-1 = Harga saham i pada periode t-1.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah
dengan mengumpulkan data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan go publik
untuk periode 2012-2016 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Metode yang dipakai
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisa regresi berganda.
Untuk mengetahui hubungan diantara variabel-variabel yang ada serta pengolahan
data lainnya digunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science). Uji
validitas data dengan menggunakan metode uji asumsi klasik yaitu uji normalitas,
uji autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Uji hipotesis dalam
penelitian ini meliputi uji F dan uji t.
Analisa Regresi dilakukan untuk menguji hubungan antara satu variabel
terikat (metrik) dan satu lebih variabel bebas (metrik). Variabel metrik adalah
variabel yang diukur dengan skala interval dan rasio (Imam Ghozali, 2006). Secara
umum, analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen
(terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas),
dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai
rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui
(Gujarati, 2003). Dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Regresi
berganda digunakan untuk menguji pengaruh lebih dari satu variabel bebas (metrik)
terhadap satu variabel terikat (metrik). Persamaan dalam regresi dalam penelitian ini
adalah
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
59
ISSBN : 2086-681XX
Y = harga saham
a = konstanta
b = koefisien regresi
X1 = arus kas aktivitas operasi
X2 = arus kas aktivitas investasi
X3 = arus kas aktivitas pendanaan
X4 = laba kotor
e = error
Uji Asumsi Klasik
Pengujian regresi dikatakan valid jika memenuhi asumsi klasik yaitu tidak ada
autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Sebelum dilakukan uji
hipotesis maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik, yang meliputi:
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi. Namun uji Autokorelasi tidak dapat secara
mutlak dibuat menjadi patokan karena beberapa model regresi juga banyak yang
terdapat autokorelasi.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
60
ISSBN : 2086-681XX
regresi yang baik adalah yang homoskedatisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Hipotesis
Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara operating profit
margin, return on investment, debt to equity ratio dan currency risk sebagai
independent variable dengan resiko saham sebagai dependent variable digunakan
analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan teknik analisis berupa metode
analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dilakukan dengan menguji data
observasi untuk tahun 2012-2016. adapun bentuk umum dari persamaan regresinya
adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y = harga saham
a = konstanta
b = koefisien regresi
X1 = arus kas aktivitas operasi
X2 = arus kas aktivitas investasi
X3 = arus kas aktivitas pendanaan
X4 = laba kotor
e = error
Uji Fungsi Regresi
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam Ghozali,
2006). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter atau
yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu harga saham (HS) sama dengan nol, atau:
H0 : HS = 0
Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau:
HA : HS ≠ 0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
61
ISSBN : 2086-681XX
Uji t
Digunakan untuk menguji apakah secara partial independent variable
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dependent variable dengan tingkat
signifikansi ( ) sebesar 0.05
H0 : b1=0
Ha : b1 > 0, b1 < 0, b1 0
Jika sig t stat < 0.05, maka H0 ditolak
Jika sig t stat > 0.05, maka H0 diterima
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen/ terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji
adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:
H0 : H1 = H2 = H3 = H4 = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua
parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
HA : H1 ≠ H2 ≠ H3 ≠ H4 ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Hipotesis dalam penelitian ini meliputi Uji F dan Uji t
Uji F
Digunakan untuk menguji apakah secara simultan seluruh independent
variable mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dependent variable dengan
tingkat taraf signifikansi ( ) sebesar 0.05
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Secara bersama-sama seluruh independent variable tidak mempengaruhi
dependent variable
Ha : b1 b2 b3 b4 0
Secara bersama-sama seluruh independent variable mempengaruhi secara
signifikan terhadap dependent variable
Jika sig F stat < 0.05 maka, H0 ditolak
Jika sig F stat > 0.05 maka, H0 diterima
Hasil dan Pembahasan
Penelitian dalam tesis ini difokuskan pada perusahaan-perusahaan perbankan
yang go publik di BEJ. Populasi penelitian adalah perusahaan-perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEJ selama tahun 2012-2016 berjumlah 43 perusahaan.
Dari 43 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ terdapat dalam 23
perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel. Diperoleh sebanyak 115
jumlah pengamatan dengan periode waktu 2012-2016. Sampel penelitian diambil
dengan metode purposive random sampling yaitu bahwa perusahaan yang dijadikan
sampel adalah yang memenuhi syarat sebagai berikut:
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
62
ISSBN : 2086-681XX
1. Perusahaan-perusahaan perbankan yang tercatat di BEJ pada tahun 2016.
2. Mengeluarkan laporan keuangan pada tahun-tahun tersebut yaitu tahun 2012
sampai tahun 2016.
3. Terdapat variable-variabel yang diperlukan untuk penelitian ini dari tahun
2012sampai tahun 2016.
Berikut ini adalah tabel dari 13 jenis kelompok industri dari perusahaan-
perusahaan tersebut:
Tabel.1
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AGRO Bank rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk.
3 BBCA Bank Central Asia Tbk.
4 BBKP Bank Bukopin Tbk.
5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
6 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
8 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
9 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
10 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk.
11 BJTM BPD Jawa Timur Tbk.
12 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
13 BNBA Bank Bumi Arta Tbk.
14 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
15 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk.
16 BSIM Bank Sinarmas Tbk.
17 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
18 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk.
19 MCOR Bank Windu Kentjana Internasional Tbk.
20 MEGA Bank Mega Tbk.
21 NISP Bank OCBC NISP Tbk.
22 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk.
23 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk.
Sumber: Data diolah dari www.idx.com
Tabel 2
Proses Purposive Sampling Penelitian
No Kriteria Sampel Penelitian Total
1. Total perusahaan perbankan yang terdaftra di BEI tahun 2016 43
2. Dikurangi perusahaan manufaktur yang delisting selama
periode penelitian
(13)
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
63
ISSBN : 2086-681XX
3. Dikurangi perusahaan perbankan yang laporan keuangannya
bernilai negatif
(7)
4. Perusahaan sampel 23
5. Periode pengamatan tahun 2012-2016 5
Jumlah data pengamatan 115
Statistik Deskriptif
Statistik deskiptif yang akan dibahas adalah nilai minimum, maksimum, mean
dan standar deviasi dari 5 variabel penelitian selama 5 tahun (2012-2016).
Digunakan untuk melihat indikasi adanya data yang outlier dengan cara
membandingkan antara mean dan standar deviasi.
Tabel berikut ini menyajikan statistik deskriptif dari variabel penelitian yang
digunakan.
Tabel 2
Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AO 115 -41716539,00 75822636,00 4132959,1391 12549586,51866
AI 115 -60596377,00 18935842,00 -3448950,2261
10321602,31212
AP 115 -5951467,00 24960741,00 647723,3565 3586774,08191
LK 115 12072,00 33973770,00 4801467,4435 8220805,38012
HS 115 64,00 15500,00 2523,0000 3498,73005
Valid N (listwise)
115
(sumber : data sekunder yang diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel independen arus kas
operasi (AO) perusahaan sampel diperoleh rata-rata sebesar 4132959,139 dengan
nilai tertinggi sebesar 75822636,00 dan nilai terendah sebesar -41716539,00 serta
standar deviasinya sebesar 12549586,51866. Kondisi demikian mencerminkan
bahwa secara umum perusahaan sampel mengalami pertumbuhan arus kas
operasional. Arus kas operasional positif dapat berpotensi menghasilkan laba
operasional yang makin besar.
Untuk variabel arus kas investasi (AI) memperoleh rata-rata sebesar -
3448950,226 dengan nilai tertinggi sebesar 18935842,00 dan nilai terendah sebesar
– 60596377,00 serta standar deviasinya sebesar 10321602,31212. Berdasarkan nilai
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
64
ISSBN : 2086-681XX
rata-rata tersebut maka kondisi demikian menunjukkan bahwa banyak perusahaan
sampel yang melakukan pengeluaran investasi pada perusahaan lain. Untuk variabel
arus kas pendanaan (AP) memperoleh rata-rata sebesar 647723,3565 dengan nilai
tertinggi sebesar 18935842,00 dan nilai terendah sebesar -5951467,00 serta standar
deviasinya sebesar 3586774,08191. Kondisi demikian mencerminkan bahwa dalam
satu periode akuntansi perusahaan cenderung dapat memenuhi kewajiban mereka
untuk memenuhi biaya modal berupa membayar hutang kepada pihak ketiga atau
membagikan dividen kepada para ada pemeganag saham. Untuk variabel laba kotor
(LK) memperoleh rata-rata sebesar 4801467,443 dengan nilai tertinggi sebesar
33973770,00 dan nilai terendah sebesar 12072,00 serta standar deviasinya sebesar
8220805,38012. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum perusahaan sampel
mampu menghasilkan laba kotor.
Untuk variabel dependen saham (HS) memiliki rata-rata sebesar 2523,00
dengan nilai tertinggi sebesar 15500,00 dan nilai terendah sebesar 64,00 serta
standar deviasinya sebesar 3498,73005. Rata-rata return saham positif
mencerminkan bahwa ada peningkatan harga saham perusahaan selama tahun 2012
– 2016 yang berarti pula ada peningkatan kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P
Plot of Regression Standardized Residual dan uji One-Sample KolmogorovSmirnov.
Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini:
Gambar 2
Hasil Uji Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Hasil pengujian dengan analisis grafik plot menunjukkan bahwa model regresi
terdistribusi dengan normal, karena titik-titik menyebar di sekitar diagonal serta
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
65
ISSBN : 2086-681XX
penyebarannya mengikuti arah diagonal. Namun untuk memperkuat pengujian
normalitas dengan menggunakan uji One-Sample KolmogorovSmirnov. Dasar
pengambilan keputusan untuk pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov adalah
jika nilai probabilitas untuk residual lebih besar dari 0,05. Tabel 3 menujukkan hasil
pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 115 Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1269,81441886 Most Extreme Differences
Absolute ,172 Positive ,172 Negative -,120
Kolmogorov-Smirnov Z 1,844 Asymp. Sig. (2-tailed) ,002
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji One-Sample
Kolmogorov-Smirnov, terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel
residual sebesar 1,844 dan signifikan pada 0,002 dibawah 0,05. Hal ini
mengindikasikan bahwa data residual terdistribusi normal yang memperkuat hasil
pengujian dengan menggunakan grafik plot.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, maka
dikatakan bahwa dalam model tersebut terdapat masalah autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Masalah ini muncul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas
dari satu observasi ke observasi lainnya.
Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan angka Durbin-Watson akan
tampak dalam tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Hasil Uji Autokolerasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,932a ,868 ,863 1292,69580 1,052
a. Predictors: (Constant), LK, AP, AI, AO b. Dependent Variable: HS
Nilai Durbin-Watson sebesar 1,052, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai
tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5 persen, jumlah sampel (n) 115 dan
jumlah variabel independen 4 (k=4). Dari tabel Durbin-Watson diketahui bahwa
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
66
ISSBN : 2086-681XX
nilai Durbin-Watson tersebut berada di bawah (dl) 1,6246. Nilai Durbin-Watson
1,052 berada di bawah nilai du = 1,7683 dan kurang dari 4 – 1,7683 (4 – du), maka
dapat disimpulkan bahwa dari angka Durbin-Watson tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat autokorelasi.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui apakah terjadi
multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen dijelaskan
variabel independen lainnya. Suatu model regresi dikatakan bebas dari
multikolonieritas adalah apabila nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10.
Tabel 5
Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel Tolerance VIF
AO 0,437 2,287
AI 0,501 1,994
AP 0,877 1,140
LK 0,469 2,130 (Sumber : data sekunder diolah)
Hasil uji multikolonieritas pada tabel 5 terlihat bahwa tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan hasil perhitungan
Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa
persamaan model regresi yang diajukan bebas dari multikolonieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik
scatterplot pada gambar 3 berikut ini:
Gambar 3
Hasil Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
67
ISSBN : 2086-681XX
Pada grafik tersebut terlihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas serta titik-
titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Untuk
memperkuat grafik scatterplot maka perlu diuji dengan menggunakan uji glejser.
Pada prinsipnya uji glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel
independen dari model regresi dengan nilai mutlak residualnya. Apabila tidak
terdapat hasil yang signifikan dari variabel independennya, maka model regresi
tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas. Tabel 6 menunjukkan hasil
pengujian heteroskedastisitas dengan uji glejser diperoleh sebagai berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 16157197,799 4 4039299,450 7,268 ,000a
Residual 61138071,610 110 555800,651 Total 77295269,409 114
a. Predictors: (Constant), LK, AP, AI, AO b. Dependent Variable: RES2
Dari tabel 6 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolute residual
(RES2). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan
5 persen. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh mana dan
arah pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel independen terhadap
variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah AO (X1), AI
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
68
ISSBN : 2086-681XX
(X2), AP (X3) dan LK (X4). Sedangkan variabel dependennya adalah harga saham
(Y).
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant)
734,606 140,648
5,223 ,000
AO 6,381E-5 ,000 ,229 4,373 ,000 ,437 2,287
AI 1,061E-5 ,000 ,031 ,641 ,523 ,501 1,994
AP ,000 ,000 -,128 -3,455 ,001 ,877 1,140
LK ,000 ,000 ,804 15,909 ,000 ,469 2,130
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0 di
atas maka didapat persamaan regresi linier berganda model regresi sebagai berikut:
Y = 734,606 + 6,381X1 + 1,061X2 – 0X3 + 0X4
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dianalisis pengaruh
masingmasing variabel independen terhadap harga saham, yaitu:
Nilai koefisien regresi 6,381(X1) pada variabel arus kas aktivitas operasi
terdapat hubungan positif dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan
1 persen dari arus kas aktivitas operasi akan menyebabkan kenaikan harga saham
yang diterima sebesar nilai koefisiennya.
Nilai koefisien regresi 1,061(X2) pada variabel arus kas aktivitas investasi
terdapat hubungan positif dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan
1 persen dari arus kas aktivitas investasi akan menyebabkan kenaikan harga saham
yang diterima sebesar nilai koefisiennya.
Nilai koefisien regresi 0(X3) pada variabel arus kas aktivitas pendanaan tidak
terdapat hubungan apapun dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap
kenaikan 1 persen dari arus kas aktivitas pendanaan tidak akan menyebabkan
kenaikan maupun penurunan harga saham.
Nilai koefisien regresi 0(X4) pada variabel laba kotor tidak terdapat hubungan
apapun dengan harga saham. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan 1 persen dari laba
kotor tidak akan menyebabkan kenaikan maupun penurunan harga saham.
Pengujian Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu (0 < R < 1). Semakin besar koefisien determinasinya maka
semakin besar variasi variabel independennya mempengaruhi variabel
dependennya.
Tabel 8
Uji Koefisien Determinasi
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
69
ISSBN : 2086-681XX
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,932a ,868 ,863 1292,69580 1,052
a. Predictors: (Constant), LK, AP, AI, AO b. Dependent Variable: HS
Berdasarkan tabel 8 di atas pada kolom Adjusted R Square, diperoleh nilai
koefisien determinasi sebesar 0,863 yang berarti 86,3 persen perubahan variabel
harga saham dijelaskan oleh perubahan variabel perubahan arus kas operasi,
perubahan arus kas investasi, perubahan arus kas pendanaan dan perubahan laba
kotor secara bersama-sama, sedangkan sisanya 13,7 persen dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t yaitu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen mempengaruhi variabel dependen.
Tabel 9
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 734,606 140,648 5,223 ,000
AO 6,381E-5 ,000 ,229 4,373 ,000
AI 1,061E-5 ,000 ,031 ,641 ,523
AP ,000 ,000 -,128 -3,455 ,001
LK ,000 ,000 ,804 15,909 ,000
a. Dependent Variable: HS
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:
H1 : Adanya pengaruh signifikan dan positif arus kas aktivitas operasi terhadap
harga saham
Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel
arus kas aktivitas operasi adalah sebesar 0. Nilai ini lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas operasi
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan
hipotesis 1 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian.
Temuan ini mengindikasikan bahwa dalam menilai kinerja suatu prospek masa
depan, investor menggunakan informasi arus kas aktivitas operasi.
H2 : Adanya pengaruh signifikan dan positif arus kas aktivitas investasi terhadap
harga saham
Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel
arus kas aktivitas investasi adalah sebesar 0,523. Nilai ini lebih besar dari tingkat
signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas investasi
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
70
ISSBN : 2086-681XX
hipotesis 2 ditolak karena tidak didukung data dan tidak sesuai dengan ekspektasi
penelitian. Temuan ini mengindikasikan bahwa dalam menilai kinerja suatu prospek
masa depan, investor menggunakan informasi arus kas aktivitas operasi. Dalam hal
ini apabila perusahaan mampu dalam menghasilkan modal dari kegiatan operasinya
sendiri maka perusahaan dapat melakukan ekspansi untuk masa depan
perusahaannya.
H3 : Adanya pengaruh signifikan dan positif arus kas aktivitas pendanaan
terhadap harga saham
Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel
arus kas aktivitas pendanaan adalah sebesar 0,001. Nilai ini lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas aktivitas pendanaan
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan
hipotesis 3 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian.
Temuan ini mengindikasikan bahwa dalam menilai kinerja suatu prospek masa
depan, investor menggunakan informasi arus kas aktivitas pendanaan.
H4: Adanya pengaruh signifikan dan positif laba kotor terhadap harga saham
Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel
laba kotor adalah sebesar 0. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa laba kotor berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham, dan dapat disimpulkan hipotesis 4 diterima karena didukung
data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Temuan ini mengindikasikan bahwa
investor bereaksi terhadap angka laba kotor. Angka laba kotor yang tinggi
menyebabkan pasar mempercayai angka laba yang dilaporkan oleh emiten.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel terikat atau dependen. Dalam hipotesis disebutkan:
H5 = Arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari
aktivitas pendanaan, dan laba kotor secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Tabel 10
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,212E9 4 3,029E8 181,272 ,000a
Residual 1,838E8 110 1671062,428 Total 1,395E9 114
Berdasarkan hasil uji statistik F di atas output regresi menunjukkan nilai
signifikansi 0 atau dibawah tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel perubahan arus kas operasi, perubahan arus kas investasi, perubahan
arus kas pendanaan, dan perubahan laba kotor mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap variabel harga saham. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
71
ISSBN : 2086-681XX
bahwa hipotesis 5 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi
penelitian.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh signifikan dan berarah
positif terhadap harga saham, pada tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau 5
persen.
2. Perubahan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh signifikan dan
berarah positif terhadap harga saham, pada tingkat signifikansi diatas 0,05 atau
5 persen.
3. Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh signifikan dan berarah
positif terhadap harga saham, pada tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau 5
persen.
4. Perubahan laba kotor berpengaruh signifikan dan berarah positif terhadap harga
saham, pada tingkat signifikansi dibawah 0,05 atau 5 persen.
5. Berdasarkan pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F semua
variabel penelitian komponen arus kas (arus kas operasi, arus kas investasi, dan
arus kas pendanaan) dan laba kotor secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham pada derajat kepercayaan dibawah 0,05 atau 5 persen.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran – saran yang dapat diberikan
berdasarkan pembahasan penelitian:
1. Disarankan dalam menanamkan saham pada perusahaan perbankan ada baiknya
kita mempertimbangkan terlebih dahulu perkembangan arus kas dari aktivitas
operasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, serta laba kotor dari perusahaan
perbankan tersebut.
Saran untuk penelitian selanjutnya:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian yang
lebih panjang, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang lebih
komprehensif dari penelitian yang dilakukan.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel penelitian
yang lain.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alat analisis yang berbeda
dengan penelitian sebelumnya.
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
72
ISSBN : 2086-681XX
DAFTAR PUSTAKA
Daniati, N. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus
Kas, Laba Kotor, Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return
Saham. Padang: Simposium Nasional Akuntansi 9.
Ema Novasari. 2013. Pengaruh PER, EPS, ROA, dan DER Terhadap Harga
Saham Perusahaan Sub-Sektor Industri Textile yang Go Public di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Febrianto, R. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana Yang Lebih Bermakna
Bagi Investor?. Solo: Simposium Nasional Akuntansi 8.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Undip.
Gujarati, Damodar N. & Porter, Dawn C. 2013. Dasar-dasar Ekonometrika,
Edisi kelima, Buku kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Hapsari, A. 2008. Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Komponen Arus Kas, Size
Perusahaan, Dan Tingkat Leverage Terhadap Expected Return Saham.
Semarang: Skripsi Universitas Diponegoro.
Hidayat, A. Taufik. 2008. Analisis Pengaruh Arus Kas, Komponen Arus Kas,
Dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
LQ45 Di Bursa Efek Jakarta, Semarang: Skripsi Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Jogiyanto,H.M. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi (edisi kedua).
Jakarta: Salemba Empat.
Kieso, D. E. 2002. Intermediate Accounting, Edisi 10. Jakarta: Erlangga.
Samsul, M. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Sartono, Agus, R. 1995. Majemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE.
Sekaran, U. 2006. Research Methods For Bussiness. Jakarta: Salemba Empat.
Setiyawati, Latifah. 2006. Pengaruh Loan To Deposit Ratio (LDR), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Dan Return On Asset (ROA) Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek.
Jakarta. Semarang: UNNES.
Sri Zuliarni. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Riau: Universitas Riau.
Susanto, S. 2006. Relevansi Nilai Informasi Laba Dan Aliran Kas Terhadap
Harga Saham Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup Perusahaan.
Padang: Simposium Nasional Akuntansi 9.
Jurakunman Vol.II, No.2, Juli 2018
73
ISSBN : 2086-681XX
Darmaji, Tjipto dan Fakhruddin, M. Henry. 2001. Pasar Modal di Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
Warren, Carl S, dkk. 2014. Pengantar Akuntansi. Edisi 25. Salemba Empat. Jakarta.
Widoatmodjo, Sawidji. 2005. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT.
Jurnalindo Aksara Grafika.
Website
www.idx.com