inspeksi pengelasan ( dt dan ndt )

23
PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Abstrak Pada akhir abad ke-19 teknik pengelasan mulai berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan karena diketemukannya cara penggunaan tenaga listrik sebagai sumber panas dalam pengelasan. Sejak perang dunia kedua telah banyak cara-cara pengelasan dengan penyambungan logam untuk segala macam konstruksi dapat dilakukan dengan menggunakan proses pengelasan. Walaupun pengelasan merupakan cabang dari ilmu teknologi produksi, kenyataanya pada proses mikro yang terjadi adalah proses metalurgi. Karena itu untuk menguasai dengan baik teknologi pengelasan, dasar-dasar metalurgi harus dikuasai ledih dahulu, terutama yang berhubungan dengan pencarian, pembekuan dan perlakuan lanjut. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai referensi dan petunjuk untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan atau kekuatan sambungan suatu sambungan las dalam berbagai macam uji coba. Tujuan dari penulisan adalah untuk mengetahui macam – macam cacat las ( diskontinuitas ) pada sebuah logam atau material sample. Serta untuk menentukan layak tidaknya sebuah material untuk menjalani proses reparasi. 1

Upload: danang-angga-kartawirya

Post on 24-Oct-2015

724 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Laporan Inspeksi Pengelasan Teknik Perkapalan Universitass Hang Tuah Surabaya

TRANSCRIPT

Page 1: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Abstrak

Pada akhir abad ke-19 teknik pengelasan mulai berkembang dengan pesat. Hal ini

disebabkan karena diketemukannya cara penggunaan tenaga listrik sebagai sumber panas

dalam pengelasan. Sejak perang dunia kedua telah banyak cara-cara pengelasan dengan

penyambungan logam untuk segala macam konstruksi dapat dilakukan dengan menggunakan

proses pengelasan.

Walaupun pengelasan merupakan cabang dari ilmu teknologi produksi, kenyataanya

pada proses mikro yang terjadi adalah proses metalurgi. Karena itu untuk menguasai dengan

baik teknologi pengelasan, dasar-dasar metalurgi harus dikuasai ledih dahulu, terutama yang

berhubungan dengan pencarian, pembekuan dan perlakuan lanjut.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai referensi dan petunjuk untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan atau kekuatan sambungan suatu sambungan las dalam

berbagai macam uji coba.

Tujuan dari penulisan adalah untuk mengetahui macam – macam cacat las

( diskontinuitas ) pada sebuah logam atau material sample. Serta untuk menentukan layak

tidaknya sebuah material untuk menjalani proses reparasi.

1.3 Ruang Lingkup

Sampel uji jenis material dan pengelasan

1

Page 2: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

BAB II

PEMBAHASAN

PENGUJIAN PUKUL TAKIK

Umum :

Untuk memperoleh data impact atau ketergantungan bahan, ketangguhan adalah suatu

ukuran energi yang diperlukan untuk mematahkan bahan. Energi yang dihasilkan

merupakan hasil kali gaya dengan jarak yang dinyatakan dalam joule. Dan ada

hubungannya dengan luas daerah dibawah kurva tegangan regangan. Suatu bahan ulet

dengan kekuatan yang sama dengan bahan yang rapuh ( tidak ulet ) akan memerlukan

energi perpatahan yang lebih besar dan mempunyai sifat tangguh yang lebih baik.

Maksud dan Tujuan :

Untuk menentukan sifat –sifat bahan yang mendapat beban dinamis. Pada percobaan

ini ditetapkan banyaknya tenaga yang dibutuhkan untuk mematahkan sebuah percobaan

yang diberi teknik untuk pengkonsentrasian tegangan dengan sekali pukulan.

Alat yang dipergunakan :

1. Ferro dengan kapasitas 30 Kgm

2. Non-Ferro dengan kapasitas 5 Kgm

Ferro terdiri dari : Besi dan baja.

Non-Ferro terdiri dari : Tembaga, Kuningan, Alumunium, Diral, dll.

Data Pesawat Impact Test :

Tokyokoki Seizsakusho

Tokyo, Japan.

Charpy Impact Testing Machine

1. Capasity : 30 Kgm

Date : 1961 - 5

2. Capasity : 5 Kgm

2

Page 3: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

Data Petunjuk :

1. Jarum hitam sudut awal / sudut alpha ( α )

2. Jarum merah sudut pengembalian / sudut beta ( β )

a. P = 25,22 Kg

b. L = 0,75 m

c. D = 0,6599 m

Sample ( Standart ASTM )

o Panjang = 55 mm ± 0,1 mm

o Lebar dan tebal = 10 mm

o Dalam takik = 5 mm dan r = 1 mm

Prosedur :

1. Menyiapkan sample sesuai ukuran standart impact

2. Menempatkan sample pada landasan sejajar ddengan palu pemukul.

3. Mengatur ketinggan / derajat palu pemukul dengan menentukan besarnya

sudut alpha ( α )

4. Menempatkan jarum penunjuk sudut beta ( β ) pada pangkal jarum penunjukan

sudut alpha ( α )

5. Melepaskan palu pemukul

6. Menarik handle rem agar ayunan berhenti.

7. Mengambil dan menganalisa sample

8. Mencatat besarnya sudut alpha ( α ) dan sudut beta ( β )

9. Menghitung nilai pukul takik ( harga impact )

Data Pengujian :

Logam dengan sambungan pengelasan :

o α = 60°

o β = 53°

Rumus = P . L¿¿

= 25,22 . 0,75¿¿

3

Page 4: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

= 25,22.0,75 . 0,009

0,5

= 1,702

0,5

= 3,4047 Kgm/cm²

4

Page 5: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

PENGUJIAN TEKUK

Umum :

Pengujian tekuk ini berguna untuk mengetahui keliatan dan kegetasan dari suatu

bahan. Untuk bahan getas perlu diadakan pengujian ulang untuk mendapatkan hasil

secara statistik

Maksud dan Tujuan :

Pengujian tekuk ini dilakukan untuk :

1. Menentukan mampu deformasi dengan ukuran yang telah ditentukan

2. Menentukan mampu bentuk dari bahan atau kekuatan sambungan las.

Data Alat:

Nama : Tensile Tester

Merk : Tokyokoki Seizsakusho, Type 6285, Japan, 1961

Kapasitas : Maximum 30 ton

5

Page 6: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

Prosedur :

1. Atur tumpuan yang akan menumpu ujung – ujung sample

2. Pasang penjepit, agar sample tidak bergerak saat pengujian

3. Nyalakan mesin

4. Amati sample, bila penekan telah menyinggung sample maka hentikan mesin

kemudian pasang grafit.

5. Atur alat pendeteksi beban pada mesin, Hidupkan mesin lagi

6. Penekan akan turun kebawah sehingga membentuk sudut

7. Matikan mesin dan kemudian amati sample.

Pengaturan penumpuan :

6

D

L

L = D + 3.A

Page 7: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

PENGUJIAN TARIK

Umum :

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sifat / kekuatan bahan oleh beban tarik.

Bersamaan dengan pelaksanaan pembebanan suatu bahan dipasangkan pula alat

detektor regangan.

Maksud dan Tujuan :

Untuk mengetahui :

1. Daerah elastis

2. Daerah plastis

3. Necking

4. Daerah putus / fracture.

5. Kekuatan mulur

6. Tegangan maximum

7. Regangan

8. Kegentingan ( ROA )

Diagram Stress –Strain

7

Page 8: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

Data Alat:

Nama : Tensile Tester

Merk : Tokyokoki Seizsakusho, Type 6285, Japan, 1961

Kapasitas : Maximum 30 ton

Sample ( Standart ASTM )

o L₀ = 50 mm

o D₀ = 10 mm

o r₀ = 5 mm

Prosedur :

1. Menyiapkan sample sesuai ukuran standart ASTM

2. Memasang kertas grafik dan bolpoin

3. Mengatur skala manometer dan memasang pemberat ( pendulum ) yang berada di

belakang mesin, sesuai kapasitas pengujian.

a. 3 ton ( tanpa pemberat )

b. 6 ton ( pemberat A )

c. 15 ton ( pemberat A +B )

d. 30 ton ( pemberat A + B + C )

4. Menghidupkan mesin dengan menekan handle ke posisi ON

5. Memanasakan mesin >> Pump

6. Memutar kran ( loading valve )ke kiri secara perlahan dan mengamati jarum hitam

ke kanan

7. Memasang sample pada penjepit ( grip )

8. Mengatur jarum hitam pada posisi SET berhimpitan dengan jarum merah

9. Mesin siap digunakan dan amati pengujian

10. Menghentikan kerja mesin >> STOP >> OFF

8

Page 9: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

FORMAT LAPORAN UJI TARIK ( TENSILE TEST )

A DIMENSI SPECIMENSPECIMEN KE-

I II III

   Diameter, D0 ( mm )  10 10 10

   Luas Penampang Awal, A0 ( mm )  78,5  78,5  78,5

   Gauge Length, L0 ( mm )  50  50  50

   Panjang Total, L1 ( mm )  250  250  250

B HASIL PENGUJIAN       

   Diameter setelah patah, D1 ( mm )  6,1  6 8

   Luas Penampang setelah patah, A1 ( mm )  29,209 28,26 50,24

   Gauge Length setelah patah, L1 ( mm )  67 67,5 54,7

   Proof Load ( kg )  2800 2750 2750

  Maximum Load ( kg )  4150 3950 3300

   Breaking Load ( kg )  3100 3000 2900

C  EVALUASI HASIL UJI      

   Tegangan Yield  35,66 35,03 35,03

   Tegangan Maksimum  52,86 50,31 42,03

   Regangan Maksimum ( % )  25,37 25,92 8,59

   Reduksi Penampang ( % )  62,79 64,00 36,00

   Modulus Elastisitas  2,083 1,94 4,892

Gambar Specimen

a. Sebelum pengujian :

b. Setelah pengujian :

9

Page 10: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

PERCOBAAN UJI PENETRANT

Umum :

Pengujian cairan penetrant merupakan pengujian tanpa merusak untuk menemukan

diskontinuitas permukaan berdasarkan prinsip kapilaritas. Kapilaritas bertanggung jawab

terhadap masuk dan keluarnya cairan penetrant dari dan ke dalam diskontinuitas.

Maksud dan Tujuan :

Pada metoda cairan penetrant, cairan diaplikasikan di atas permukaan spesimen dan

diberikan waktu yang cukup untuk menyusup ke dalam diskontinuitas. Jika diskontinuitasnya

kecil dan sempit seperti pada retak atau lubang jarum, kapilaritas membantu penetrasi.

Alat yang dipergunakan :

Baik penetrant visible maupun fluorescent tersedia dalam bentuk paket yang dapat

dipakai memeriksa di lokasi terbuka, atau saat menguji bagian dari benda berukuran besar.

Keduanya dikemas dalam bentuk kaleng semprot bertekanan.

Paket penetrant visible terdiri dari:

· Kaleng berisi solvent pembersih.

· Kaleng berisi penetrant.

· Kaleng berisi nonaqueous wet developer.

· Kain lap dan kuas.

10

Page 11: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

Prosedur Kerja :

PRINSIP-PRINSIP DASAR

Agar dapat terlihat, cairan penetrant diberi pewarna merah yang dapat dilihat dengan

cahaya biasa atau pewarna fluorescent yang dapat dilihat dengan cahaya ultraviolet.

Pengujian penetrant terdiri dari tahapan-tahapan berikut tanpa mempertimbangkan material

yang diuji:

· Langkah 1: Pembersihan dan pengeringanbenda atau lokasi yang diperiksa.

· Langkah 2: Aplikasi penetrant. Dibiarkan beberapa lama agar menyusup ke dalam

diskontinuitas.

· Langkah 3: Pembersihan penetrant sisa di permukaan.

· Langkah 4: Aplikasi developer

· Langkah 5: Evaluasi indikasi, diterima atau ditolak.

· Langkah 6: Pembersihan benda atau lokasi setelah selesai diuji.

Interpretasi dan Evaluasi Indikasi

Indikasi linier adalah indikasi yang memiliki panjang dari tiga kali lebarnya ( L > 3W )

Indikasi rounded adalah indikasi yang memiliki bentuk bundar / ellips dengan panjang kurang dari sama dengan tiga kali lebar ( L ≤ 3W )

11

Page 12: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

DESCRIPTION OF TEST SAMPLE FOR PRACTICAL LIQUID PENETRANT

1. Tes Sample ID : TS 310

2. Type of Material : Carbon Steel

3. Material Thickness : 10 mm

4. Surface Condition : Welded

5. Area of Interest : Metal – Welded

6. Technique : Removable

7. Type of Penetrant : SKL – SP 1 Batch No. : 02862

8. Type of Cleaner : SKC – S Batch No. : 00782

9. Type of Developer : SKD – S 2 Batch No. : 02628

10. Brand : Magnaflux

Area of Interest

Discount #

Interpretation EvalutionRemark

Type of Indication Size ( mm ) Accepted Repaired1 - Rounded 3 x 1 √    2 - Rounded 3 x 1 √    3 - Rounded 2 x 1 √    4 - Rounded 3 x 1 √    5 - Linier 4 x 1 √    

11. Gambar Sample :

PERCOBAAN UJI MAGNETIC

12

Page 13: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

Umum :

Sebuah magnet adalah material yang memiliki kemampuan menarik besi atau baja

(dan material logam lain). Lodestone (magnetite) adalah magnet alam. Material lain dapat

dibuat menjadi magnet buatan. Apabila sembarang material dimagnetisasi, ia memiliki medan

magnet yang akan menarik logam tertentu dan medan magnet lain. Karena memungkinkan

untuk memagnetisasi logam tertentu, dimungkinkan pula untuk menampakkan diskontinuitas

menggunakan suatu media (serbuk besi) yang memiliki daya tarik magnet.

Maksud dan Tujuan :

Tujuan dari pengujian pertikel magnet adalah untuk memastikan keandalan produk

dengan cara sebagai berikut:

A. Memperoleh citra visual dari sebuah indikasi pada permukaan material.

B. Mengungkap sifat diskontinuitas tanpa merusak material.

C. Memisahkan material yang diterima dan ditolak dengan berpedoman pada

standard yang telah ditetapkan.

Alat yang dipergunakan :

1. Yoke Elektromagnetik AC harus dipakai untuk pengujian

2. Sebuah Lighmeter yang terkalibrasi dipakai untuk memeriksa cahaya pada permukaan

uji.

3. Indikator medan magnet pie-shape atau Burmah Castrol digunakan untuk

memverifikasi arah dan kekuatan medan magnet pada daerah yang diuji.

4. Sebuah Gausmeter yang terkalibrasi digunakan untuk memeriksa kekuatan medan

magnet sisa setelah objek didemagnetisasi.

Interpretasi dan Evaluasi Indikasi

Indikasi linier adalah indikasi yang memiliki panjang dari tiga kali lebarnya ( L > 3W )

Indikasi rounded adalah indikasi yang memiliki bentuk bundar / ellips dengan panjang kurang dari sama dengan tiga kali lebar ( L ≤ 3W )

DESCRIPTION OF TEST SAMPLE FOR PRACTICAL MAGNETIC PARTICLE

13

Page 14: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

1. Tes Sample ID : TS 306

2. Type of Material : Carbon Steel

3. Material Thickness : 10 mm

4. Surface Condition : Welded

5. Area of Interest : Metal Welded

6. Manufacture of equip : TAIWAN

7. Type of Equipment : KY- 2 S.N : 220093

8. Type of Current : AC 220 v

9. Technique : Continueos

10. Type of Particle : 7 HF Batch No. : 05612

11. Contrasting Background : WCP – 2 Batch No. : 01040

12. Brand : Magnaflux

Area of Interest

Discount #

Interpretation EvalutionRemar

kType of IndicationSize

( mm )Accepted Repaired

1 - Rounded 2 x 1 √    2 - Rounded 3 x 1 √    3 - Rounded 3 x 1 √    4 - Rounded 2 x 1 √    5 - Rounded 2 x 1 √    6 - Rounded 3 x 1 √    7 - Rounded 3 x 1 √    8 - Rounded 2 x 1 √    9 - Linier 4 x 1 √    10 - Rounded 2 x 1 √    11 - Rounded 3 x 1 √    12 - Rounded 3 x 1 √    13 - Rounded 3 x 1 √    14 - Rounded 3 x 1 √    15 - Rounded 3 x 1 √    

13. Gambar Sample :

14

Page 15: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

15

Page 16: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

PERCOBAAN UJI ULTRASONIC

Umum :

Peralatan ultrasonik PULSE ECHO membangkitkan pulsa listrik tegangan tinggi

berdurasi singkat. Pulsa ini diaplikasikan pada transducer yang mengubahnya menjadi

getaran mekanis yang dirambatkan ke dalam material yang diperiksa.

Persentase terbesar gelombang suara dipantulkan kembali dari permukaan bagian

depan benda uji ke transducer. Sisanya dipantulkan oleh permukaan bagian belakang benda

uji atau diskontinuitas.

Gelombang suara yang diterima kembali oleh transducer akan diubah menjadi pulsa-

pulsa listrik yang diperkuat dan ditampilkan pada layar sebagai pulsa-pulsa vertikal.

Tampilan scan-A menunjukkan kedalaman dan amplitudo gelombang suara yang

dipantulkan dari sebuah diskontinuitas. Amplitudo adalah ukuran relatip dari banyaknya

energi suara yang dipantulkan

Ada dua sistem dasar pengujian ultrasonik:

16

Page 17: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

PULSE ECHO adalah sistem ultrasonik yang paling banyak digunakan.

Pulsa-pulsa gelombang ultrasonik putus-putus berdurasi singkat secara teratur

dirambatkan ke dalam material yang diuji. Pulsa-pulsa ini dipantulkan kembali oleh

diskontinuitas sepanjang lintasannya, atau oleh perbatasan yang mereka temui.

Pantulan yang diterima kemudian ditampilkan pada layar. Transducer yang sama

dapat dipakai untuk memancarkan dan menerima gelombang. Teknik ini menyatakan

diskontinuitas yang ada di dalam material dengan menunjukkan variasi amplitudo

energi yang diterima.

THROUGH TRANSMISSION, merupakan teknik yang jarang dipakai,

memerlukan dua buah transducer, satu untuk mengirim dan yang lain untuk

menerima.

Indikasi langsung dari adanya diskontinuitas tidak akan diperlihatkan.

Gelombang suara, baik berupa pulsa-pulsa singkat putus-putus atau menerus

dirambatkan ke dalam material. Kualitas material yang diuji diukur berdasarkan

hilangnya energi gelombang suara selama perambatannya di dalam material. Teknik

ini menyatakan diskontinuitas yang ada di dalam material dengan menunjukkan

perbedaan antara energi yang dipancarkan dan yang diterima.

17

Page 18: Inspeksi Pengelasan ( DT dan NDT )

PRAKTIKUM INSPEKSI PENGELASAN LAPORAN

Ada dua metoda yang umumnya digunakan dalam pengujian ultrasonik. Salah satunya

adalah :

PENGUJIAN KONTAK

Dimana transducer dihubungkan dengan material melalui lapisan tipis kuplan,

biasanya berupa cairan, semi cairan, atau pasta. Metoda pengujian kontak paling banyak

digunakan di lapangan dan di pabrik-pabrik. Peralatan biasanya portabel dan dapat

dibawabawa ke lokasi pekerjaan.

18