inovasi mnj sek
TRANSCRIPT
INOVASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah
Difusi dan Inovasi Pembelajaran
Di susun Oleh :Rosmiati
Roza Yenita
Ratna
Zudo Purbo Tj.
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYYAH JAKARTA
PROGRAM STUDI S2 TEKNOLOGI PENDIDIKAN
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah mengkaruniakan kepada kita sekalian
akan nikmatnya yang tak terhingga, hingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
Salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, keluarga serta para
sahabatnya.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini, menjadi syukur nikmat tersendiri bagi
kami untuk siap dipresentasikan. Kami menyadari pembuatan makalah ini jauh dari
sempurna, karenanya masukan, kritik membangun, saran sangat kami harapkan untuk
melengkapi isi makalah kami ini. Dengan demikian khususnya kelompok makalah ini dan
umumnya seluruh mahasiswa S2 Program Pasca Sarjana Universitas Islam As-Syafi’iyyah
Program Studi Teknologi Pendidikan dapat menyerap pengetahuan ini yang insya Allah
akan menjadi ahli-ahli Teknologi Pendidikan di masa yang akan datang.
Pada akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada bapak
Dr. Sigit Wibowo, MPd. selaku Dosen Mata Kuliah Difusi dan Inovasi Pembelajaran yang
telah membimbing kami semua. Juga para rekan-rekan mahasiswa Teknologi Pendidikan
yang telah banyak membantu untuk saling menyempurnakan pengetahuan yang kami
dapatkan.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua, amin.
Pondok Gede, 13 November 2010
Penyusun :
Rosmiati
Roza Yenita
Ratna
Zudo Purbo Tj.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………... 1
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………….. 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Pendidikan………………………………………………… 2
A.1. Pengertian Manajemen ………………………………………………………… 2
A.2. Pengertian Pendidikan …………………………………………………………. 4
B. Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan ……………………………………………. 5
C. Kepemimpinan Pendidikan …………………………………………………………. 6
C.1. Teori Kepemimpinan …………………………………………………………… 6
C.2. Kepemimpinan Kreatif ………………………………………………………….. 9
D. Inovasi Manajemen Pendidikan ……………………………………………………. 14
BAB. III PENUTUP
Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………. 18
ii
BAB I
PENDAHUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana telah dipahami bersama Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
Untuk merealisasikan sistem pendidikan nasional tersebut membutuhkan energi yang tidak sedikit.
Namun demikian demi masa depan anak bangsa ini dapat berkembang dengan baik serta perubahan demi
perubahan dalam dunia pendidikan, maka dibutuhkan para inovator yang frees disertai dengan orang-orang
yang memiliki kebijakan untuk menjalankan inovasi-inovasi tersebut. Dengan demikian harapan pendidikan
kita akan maju di masa akan datang dapat terealisir.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam
Inovasi Manajemen Pendidikan sebagai berikut :
a. Pengertian Manajemen Pendidikan
b. Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan
c. Kepemimpinan Pendidikan
d. Inovasi Manajemen Pendidikan
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini di susun dalam rangka memberikan sebuah gambaran betapa pentingnya sebuah
pendidikan pada masa akan datang. Oleh karenanya terobosan-terobosan baru oleh para pakar pendidikan
sangat dinanti, hingga terciptanya pendidikan yang berkwalitas.
1
BAB II.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Pengertian Manajemen
Manajemen dlm bhs inggris artinya to manage yaitu mengatur atau mengelola.1 Dalam arti khusus bermakna
memimpin dan kepemimpinan, yaitu memimpin dan menjalankan kepemimpinan dalam organisasi. Orang
yang memimpin organisasi disebut MANAJER.2 Secara keseluruhan, proses pengelolaan merupakan fungsi-
fungsi manajemen.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang
didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam pengertian ini, ada dua sistem yang terdapat dalm manajemen yaitu SISTEM ORGANISASI dan SISTEM
MANAJERIAL ORGANISASI. Konsep tentang pengelolaan berkaitan dengan organisasi yang di dalamnya
memuat komponen-komponen organisasi secara sistemik. Seluruh aktivitas manajerial selalu terkait dengan
makna dan fungsi manajemen dalam organisasi, karena dalam proses manajerial selalu terdapat organisasi
yang memerlukan pengelolaan.
Mary Parker Follet mengatakan bahwa Manajemen adalah suatu seni karena untuk melakukan suatu
pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus, terutama keterampilan mengarahkan,
memengaruhi, dan membina para pekerja agar melaksanakan keinginan pemimpin demi tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnl, Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui
kegiatan orang lain. G. R. Terry mengatakan bahwa Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang
terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya. Demikian pula, dengan James A.F. Stoner yang mendefinisikan
manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.3
____________________1. Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen dasar, Pengertian, dan masalah, Gunung Agung, Jakarta, 1996 hlm. 1
2. A.M. Kadaman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajmen, PT Prenhallindo, Jakarta, hlm. 6.
3. James A.F. Stoner, Manajemen, Prantice Hall International, IncEnglewood Cliffs, New York,1982, hlm. 8.
2
Proses manajerial dapat diartikan juga dengan proses kepemimpinan dalam organisasi. Di dalamnya terdapat
fungsi-fungsi manajemen, terutama adanya pemimpin dan yang dipimpin.
Dalam usaha untuk mencapai tujuan terdapat beberapa unsur mendasar, yaitu:
1. Organisasi sebagai wadah utama adanya manajemen.
2. Manajer, orang yang memimpin dan memikul tanggung jawab penuh dalam organisasi.
3. Aturan main dalam organisasi yang disebut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
4. Tujuan orgnisasi yang ditetapkan sebelumnya.
5. Perencanaan yang di dalamnya mengndung berbagai program yang akan dilaksanakan.
6. Pengarahan, yang memberikan jalan pada sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.
7. Teknik-teknik dan mekanisme pelaksanaan kegiatan organisasi.
8. Pengawasan terhadap semua semua aktivitas organisasi agar tidak menyimpang dari rencana yang
telah ditetapkan.
9. Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dngan
perencanaannya.
10.Penempatan personalitas sesuiai dengan keahlian atau profesionalitas pekerjaan masing-
masing.
11. Evaluasi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan dan
12. Pertanggung jawaban akhir dari semua aktivitas yang telah dilaksanakan sesuai dengan
Semua pengertian yang dikemukakan oleh para pakar manajemen menjadi kunci utama dalam melanjutkan
pemahaman substansi dari manajemen. Oleh sebab itu, definisi manajemen pendidikan lebih menekankan
pemahaman tentang kinerja lembaga pendidikan sebagai sistem yang di dalamnya sama dengan fungsi-fungsi
manajemen secara makro.4
_______________4. Anton Athoilah, loc, hlm. 4.
3
Pengertian Pendidikan
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak
merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih moderan. Hal tersebut sangat
berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan
mengkritisi dengan cara mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai
tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Kamus Bahasa Indonesia, 1991 Pendidikan berasal dari kata " didik" ,
Lalu kata ini mendapat awalan kata " me" sehingga menjadi " mendidik" artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata " Pedagogi" yaitu kata "
paid" artinya " anak" sedangkan " agogos" yang artinya membimbing " sehingga " pedagogi" dapat di artikan
sebagai " ilmu dan seni mengajar anak" . Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar
peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Maka hakekat dari Manajemen Pendidikan adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran secara aktif dan didukung oleh sumber-sumber lainnya untuk mencapai
tujuan pendidikan itu sendiri.
4
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Fungsi-fungsi manajerial yang terdapat dalam proses kegiatan pendidikan adalah:
1. Fungsi eduktif.
2. Fungsi pengembangan kedewasaan berfikir melalui proses transmisi ilmu pengetahuan.
3. Fungsi religius.
Hakikat manajemen pendidikan terletak pada pengelolan kependidikan, yaitu pengelolaan lembaga pendidikan
yang merupakan sebuah sistem. Oleh karena itu, secara keseluruhan yang harus dikelolah adalah:
1. Kinerja para pegawai lembaga pendidikan.
2. Pengadministrasian kegiatan pendidikan.
3. Aktivitas para pendidik, yang merupakan tugas dan kewajibannya.
4. Kurikulum sebagai konsep dan tujuan pendidikan.
5. Sistem pembelajaran dan metode beljar mengajar.
6. Pengawasan dan supervisi pendidikan.
7. Evaluasi pendidikan
8. Pembiayaan pelaksanaan pendidikan dari segi fasilitas, alat-alat, sarana dan prasarana
pendidikan.
Menurut para pakar ilmu manajemen, fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1. Henri Fayol merinci lebih sistematis fungsi-fungsi manajemen, yaitu: (1) planning (perencanaan); (2)
organising (pengorganisasian); (3) cordinating (pengoordinasian) (4) commanding (pengarahan); dan
(5) controling (pengawasan). Bertitik tolak dari fungsi manajemen tersebut, Fayol menetapkan asas-
asas manajemen yang bersifat umum, yaitu: (1) asas pembagian kerja; (2) asas wewenang dan
tanggung jawab; (3) disiplin; (4) kesatuan perintah; (5) kesatuan arah; (6) asas kepentingan umum; (7)
pemberian janji yang wajar; (8) pemusatan wewenang; (9) asas keteraturan; (10) asas keadilan; (11)
kestabilan masa jabatan; (12) inisiatif;(13) asas kesatuan.
2. Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel, fungsi manajemen selain perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan, dan pula fungsi staffing, yaitu penyusunan staf atau kepegawaian
dan directing, artinya pengarahan.
3. Luther M. Gullich menambahkan fungsi manajemen dengan fungsi reporting, yaitu penyampaian
laporan dan budgetting, penyusunan anggaran pembelanjaan.
5
4. George R Terry menambahnya dengan fungsi actuating, yaitu penggerakan.
5. Louis A. Allen menyatakan adanya fungsi leading, yaitu kepemimpinan.
6. John R. Beisline mengutarakan hal yang sama dengan Fayo, yaitu: (1) planning; (2) Organising; (3)
commanding; (4) controlling.
7. Prajudi Atmosudirjo merinci fungsi manajemen sama dengan Louis A. Allen.
8. William H. Newman menambahkan dengan fungsi assembling resourses, yaitu penyusunan pegawai
atau personalia.
9. Sondang P. Siagian dengan menaambahkan fungsi motivating, yaitu mengadakan prediksi,
memperkirakan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
10. Lindal F. Urwick menyatakan adanya fungsi forecasting, yaitu mengadakan prediksi, memperkirakan
berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
11. 11. Winardi menjelaskan adanya fungsi komunikasi dalam suatu organisasi.
12. The Liang Gie menjelaskan adanya fungsi decision making, membuat keputusan dan fungsi improving,
yaitu melakukan improvisasi, pengayaan pendekatan, metode dan strategi dalam mencapai tujuan.
13. Jhon D. Miller menambahkan fungsi facilitating, yaitu pemberian fasilitas.
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain
dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam menjalankan
kepemimpinannya, seorang pemimpin memiliki gaya-gaya tersendiri. Gaya (style) adalah suatu cara
berperilaku yang khas dari seorang pemimpin terhadap para anggota kelompoknya. Kepemimpinan
(leadership) adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin (leader) tentang bagaimana
menjalankan kepemimpinannya (to lead) sehingga bawahan dapat bergerak sesuai dengan yang diinginkan
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Bergeraknya orang-orang harus mengikuti jalur tujuan
organisasi yang hendak dicapai dan bukan merupakan kamuplase (kepura-puraan/keinginan pemimpin) dari
kepemimpinannya itu sendiri, karena bagaimanapun pemimpin itu adalah bagian dari anggota organisasi itu
sendiri. Adapun pergerakan dalam pencapaian tujuan adalah legitimasi dari sebuah kekuasan yang dimiliki
oleh pemimpin, karena bagaimanapun bukan hanya sebuah simbol atau kedudukan semata.
6
A Leader adalah seorang yang dipandang memiliki kelebihan dari yang lainnya untuk jangka panjang maupun
jangka pendek dengan kewenangan dan kekuasan dalam situasi tertentu. Leading adalah kegiatan dimana
individu-individu atau kelompok dipandang oleh satu atau lainnya untuk mengarahkan dalam pencapaian
tujuan, walaupun tujuan itu merupakan tujuan individu.
Leadership adalah proses yang mengarahkan kemampuan dalam pencapaian tujuan dengan memanfaatkan
orang-orang atau kelompok dalam kondisi tertentu. Kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang ketika dia
mengarahkan kegiatan-kegiatan dari kelompoknya ke arah pencapaian tujuan. Kepemimpinan adalah
hubungan kerja antara anggota-anggota kelompok dimana pemimpin memperoleh status melalui partisipasi
aktif Dan dengan memperlihatkan kemampuannya untuk melaksanakan tugas kerjasama dengan usaha
mencapai tujuan (Stogdill)
Komponen-komponen yang menjadi pegangan seorang pemimpin dalam penggerakan anggota-anggota
adalah sebagai berikut :
1. Drive/dorongan, akan menghasilkan inisiatif, dan menimbulkan energi yang tinggi dan hasrat untuk
berprestasi
2. Motivation/motivasi, memiliki kekuatan dan hasrat untuk memimpin dan mendorong pelibatan anggota
dalam mewujudkan visi
3. Integrity/integritas/keutuhan/kejujuran, menimbulkan kepercayaan yang penuh dalam bekerjasama
dengan yang lain, dan konsistensi dalam perkataan dan perbuatan.
4. Self Confidence/percaya diri, memperlihatkan nilai kepercayaan dalam melakukan transaksi dengan
orang lain
5. Knowledge/pengetahuan, pemahaman yang penuh tentang organisasi.
Pimpinan adalah penggerak sebuah atau beberapa buah kelompok. Untuk dapat mengerakkan kelompok, ada
kesepakatan-kesepakatan yang harus dijalin dalam dan dengan kelompok.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Memperhatikan secara jelas dan logis posisi kita, akan membantu orang dalam memahami cara
pandang kita.
2. Mendengarkan setiap reaksi orang lain, dan jangan berpura-pura tidak tahu.
3. Libatkan semua dalam diskusi, dan temukan alternatif-alternatif tentang cara pandang kita.
4. Jangan berubah pikiran hanya untuk meredam konflik, tapi temukan yang terbaik, dan dalam posisi yang
Logis
7
5. Usahakan jangan dulu melakukan pemungutan suara, melempar koin, atau menyerah, untuk memecahkan
perbedaan, cobalah dengan argumen-argumen yang benar.
6. Jangan terlalu terpaku dengan pemilihan situasi win-lose.
Kekuasaan pimpinan dalam konteks personal power itu tidak akan berarti untuk dapat menjelaskan bahwa
kepemimpinan yang dijalankan efektif dalam mempengaruhi orang lain. Personal behavior pimpinan dan
keterampilan yang dijalankan efektif dalam mempengaruhi harus terangkum didalamnya bila kita
menginginkan kelanjutan bagaimana pimpinan mempengaruhi orang lain. Kekuasaan personal dari pimpinan
sangat bergantung kepada kemampuan /keterampilan dari pimpinan. Perilaku pimpinan dalam pengaruh,
mengarahkan pada cara yang digunakan dalam pengaruh.5
Adapun untuk meningkatkan efektivitas dalam kepemimpinanya, pemimpin dapat menggunakan taktik/cara
dalam pengaruh :
1) Rational Persuasion (bujukan secara rasional), menggunakan argumen-argumen yang logis dan data-data
faktual untuk membujuk orang-orang, dimana permintaan-permintaan yang diajukan dapat berjalan dan
menghasilkan keluaran-keluaran yang diharapkan;
2) Exchange Tactics (taktik pertukaran), permintaan/proposal yang diajukan berupa janji yang secara eksplisit
atau implisit menyediakan hadiah pada orang-orang yang menjadi target.
3) Legitimate Request (permintaan yang legitimate), basis dari permintaan dengan menggunakan fasilitas
kewenangan atau aturan-aturan, dan disesuaikan dengan peraturan-peraturan organisasi, kebijakan, dan
kegiatan-kegiatan yang dijalankan.
4) Pressure Tactics (taktik tekanan), melalui perlakuan yang secara eksplisit atau implisit memuat ketentuan
bahwa kesalahan yang terjadi memiliki konsekuensi-konsekuensi tertentu.
5) Personal Eppeals (daya tarik personal), menggunakan sisi hati orang lain dan perkawanan secara personal
berbagai basis dari permintaan-permintaan. Dalam pendekatan keperilakuan (traits/behavioral approach)
mencoba mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya untuk mempengaruhi
anggota-anggota kelompok atau pengikutnya.
____________________________
5. Model Pengaruh dalam Kekuasaan dan Kepemimpinan (Diadopsi dari Gery Yukl : 1989)
8
Terdapat lima gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
1. Impoverished, pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu
dalam hal ini dianggap cukup mempertahankan organisasi.
2. Country Club, Kepemimpinan yang mendasarkan kepada hubungan informal antara individu,
keramahtamahan dan kegembiraan. Tekanan terletak pada hubungan kemanusiaan.
3. Task, Pemimpin memiliki pandangan bahwa efesiensi kerja sebagai faktor utama untuk keberhasilan
organisasi.
4. Middle Road, adanya keseimbangan yang maksimal antara tugas dan hubungan antar individu.
5. Team, keberhasilan suatu organisasi bergantung kepada kelompok-kelompok dalam organisasi
(kepemimpinan kelompok). 6
Kepemimpinan harus mengarah kepada proses yang sinergi dalam upaya menemukan solusi dalam konflik
dengan memposisikan pada win-win solution. Peranan pemimpin dalam manajemen sekolah tidak terbatas
pada hal tersebut di atas, dalam bidang personalia saja. Akan tetapi berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
manajer sekolah peranan lainnya berada dalam tatanan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan,
motivasi, dan komunikasi pada level sistem pendidikan nasional.7
Kepemimpinan Kreatif
Fungsi kepemimpinan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen yang tidak bisa terpisahkan.
Kepemimpinan tidak hanya sekedar memerintah, menghukum, dan menyuruh, akan tetapi lebih dari itu
kepemimpinan adalah seni dalam memerankan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan transformasi
kebijakan menjadi sebuah bentuk operasional, sehingga bentuk-bentuk perintah dan pengarahan dapat
dimengerti dan dijalankan oleh bawahan. Pimpinan harus memiliki kemampuan melihat jauh kedepan
(visioner) dan mampu mengkomunikasikan visi, misi atau strategi serta nilai-nilai kepada semua orang yang
terlibat dan terkait dalam pencapaiannya. Kepemimpinan yang kreatif adalah bagaimana mengelola organisasi
menjadi kreatif yang dapat tumbuh dengan cepat tanpa kehilangan fokus, melupakan misi, mengalihkan
pandangan dari batas-batas kemampuannya. Pemimpin kreatif tidak menjadi puas diri, terlalu percaya diri,
arogan, malas dan resah.
____________________
6. The Managerial Grid Leadership Style (Agus Darma : 1992)
7. Management Process (C. Turney & Friend : 1992)
9
Bagaimana dapat terus tumbuh dan dapat menghindari lubang-lubang permasalahan tersebut. Kepemimpinan
kreatif itu ditandai dengan hal-hal berikut ini : 8
1) Pusatkan pandangan Anda pada bolanya;
2) Ingatlah satu-satunya cara untuk berhasil dengan kreatif adalah dengan gagal;
3) Memiliki suatu organisasi yang dapat mengikuti dan melaksanakan gagasan dengan baik;
4) Sinergi dapat menjadi satu-satunya koordinasi terpenting bagi laba dan pertumbuhan dalam suatu
perusahaan kreatif;
5) Peremajaan adalah kunci lain pertumbuhan dan bertahan hidup dengan memindahkan para eksekutif anda
yang paling cemerlang pada tanggungjawab yang baru sesering mungkin.
Kepemimpinan yang kreatif dicirikan dengan kemampuan inspirasional, dimana mampu memberikan peluang
kepada semua anggota untuk mengeluarkan ide-ide, gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan pekerjaan
dan mampu serta berani mengambil resiko terkecil apapun dalam perhitungan-perhitungan yang tepat. Dalam
konteks transformasional seni kepemimpinan mampu dengan tepat memilih kapan berbuat trasformasional
dan kapan mereka dapat transaksional meliputi 9.: (1) pandangan ke depan, inspirasi; (2) rencana jangka
panjang; (3) praktis, konkrit, nyata; (4) pasif; (5) menjaga stabilitas; (6) menjelaskan. Kreativitas seorang
pemimpin berarti kemampuan pemimpin dalam berfikir, berdaya cipta dan melakukan kreasi-kreasi baru
menyongsong hari yang lebih baik, meraih keuntungannya dan keberhasilan yang diharapkan.
Kreativitas seorang pemimpin berarti mengalirkan gagasan baru dan produktif untuk segera diterapkan dalam
bentuk nyata. Manajemen pendidikan kita mengalami perubahan, dari pengelolaan yang sentralistik menjadi
otonomi penuh kepada sekolah sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam masa-masa transisi seperti
ini, maka kepala sekolah adalah seseorang yang memiliki kreativitas dalam mentransformasikan perubahan
yang bukan tidak mungkin sudah merupakan budaya bagi organisasi sekolah.
____________________
8. Michael Esimer (2002)
9. Triguna Priyadharma (2001)
10
Kepala Sekolah yang kreatif dalam konteks transformasional memiliki ciri-ciri karakter sebagai berikut :
cenderung mengamati situasi dan problema yang tidak diperhatikan sebelumnya, menghubung-hubungkan
ide-ide dan pengalaman yang diperolehnya, cenderung menampilkan beberapa alternatif terhadap subjek
tertentu, dan tidak menerima begitu saja hal-hal yang belum terjadi dan tidak terkait dengan kebiasaan,
memanfaatkan potensi pribadi, mengusahakan fleksibilitas tinggi dalam bidang pemikiran, dan pandai
menghargai waktu dan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk menciptakan sesuatu. Pendapat lain
mengatakan bahwa kreativitas kepala sekolah SLTP ditandai dengan: 10.
1) Memiliki dan melaksanakan kreativitas dan inovasi
2) Memiliki dan menghayati arti dan tujuan perubahan (inovasi)
3) Menggunakan metode, teknik, dan proses perubahan sekolah
4) Menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berfikir untuk menciptakan kreativitas dan inovasi
5) Mendorong warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi, prakarsa/keberanian moral untuk
melakukan hal-hal baru
6) Menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah dengan memberikan rewards yang menumbuhkan
jiwa kewirausahaan warga sekolah.
Hanya perlu diperhatikan untuk menjadi kreatif itu ada banyak hambatan; diantaranya berkaitan dengan sifat
tidak percaya pada kemampuan yang dimiliki, sikap takut terhadap kegagalan dan kritik, sikap ingin seperti
orang lain, dan dapat berkonsentrasi, ada sikap-sikap yang diharapkan memberikan pandangan berfikiran
kolot, dan lingkungan yang memanjakan sehingga melemahkan kreativitas. Untuk menjadi seorang kepala
sekolah yang kreatif itu sangat mudah, diantaranya harus memahami hal-hal berikut 11 :
Pertama, kepala sekolah yang demokratis, yaitu kepala sekolah yang mau memahami keberadaan guru, baik
segi kelebihannya maupun kelemahannya. Kepala sekolah jenis ini juga memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada guru untuk mengelola kelas dan keuangan yang menjadi tanggung jawabnya. Kepala sekolah
yang demokratis selalu menerima masukan dari guru dan secara terus-menerus memberikan bimbingan yang
efektif. Kepala sekolah yang demokratis akan memberikan kesempatan kepada guru untuk lebih kreatif. Ia
akan senang apabila banyak guru yang dibinanya meningkat pengetahuan dan kreativitasnya.
_______________________10. (Depdiknas : 2002)
11. Achmad Sapari (2001) :
11
Tidak pernah sekalipun kepala sekolah yang demokratis menghambat setiap kemajuan yang tampak dalam
diri guru yang menjadi mitra pengetahuan dan kreativitasnya. Tidak pernah sekalipun kepala sekolah yang
demokratis menghambat setiap kemajuan yang tampak dalam diri guru yang menjadi mitra kerjanya.
Kedua, Kepala sekolah yang kreatif dan imajinatif. Kepala sekolah jenis ini memiliki kreativitas yang tinggi
untuk kemajuan sekolahnya. Daya imajinasinya yang kuat juga melahirkan pemikiran-pemikiran yang khas.
Mungkin, pada tahap awal, gagasannya akan dinilai kontroversial. Akan tetapi, ketika gagasan itu
dilaksanakan, maka akan menjadi sebuah pola yang menarik dan diikuti oleh banyak kepala sekolah lainnya.
Kepala sekolah yang kreatif akan memenuhi kriteria kreativitas yang menyangkut tiga dimensi, yaitu dimensi
proses, person, dan produk kreatif (Amabile,1983).
Ketiga, kepala sekolah yang mampu menjadi teladan, baik secara moral maupun profesional. Secara moral
artinya perilaku kepala sekolah benar-benar menjadi teladan, baik bagi guru, siswa, maupun masyarakatnya.
Secara profesional, kepala sekolah harus mampu membuktikan bahwa dalam bekerja ia tidak hanya
didasarkan pada intuisi, melainkan pada patokan-patokan ilmiah yang jelas. Dengan demikian, sasaran yang
hendak dicapai pun sesuai dengan kriteria profesional.
Komitmen dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya adalah basis dari self-
efficacy yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah. Hal ini memberikan peluang kepada seluruh staf untuk
mengikuti dan melaksanakan setiap gerak dan langkah dari kepala sekolahnya. Guru-guru merasa aman dan
nyaman dalam pekerjaanya ketika visi sekolah dapat mengadopsi setiap tujuan yang hendak dicapainya
dalam pembelajaran.
Semua yang dilakukannya bermuara pada resiko yang harus diambilnya, sehingga apapun yang terjadi setiap
pengambilan keputusan mencerminkan pada orientasi kepemimpinannya. Resiko yang ditanggungnya akan
lebih mudah ketika komunikasi yang dibangun dengan guru dan staf serta murid-murid sekolahnya baik dan
benar.
Engkoswara (1999) menggambarkan “….pemimpin-pemimpin yang menampilkan budaya adalah mulia-moral-
spiritual yang mantap, semangat bekerja dan berusaha yang ulet yang dilandasi pendayagunaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni tepat guna sejalan dengan etika profesi dalam berbagai bidang, dan kreatif
terpuji yang menyenangkan dan menyejukkan setiap insan sehingga menjadi kepercayaan, panutan dan
toladan….”.12.
____________________12. Engkoswara (1999)
12
Tantangan-tantangan dalam kepemimpinan kepala sekolah menjadi ringan dan setiap pekerjaan yang
dilakukannya menjadi tanggungjawab tim bila kepala sekolah memiliki : 13.
Vision ; the ability to see and in mind or goal in complete form
Confidence ; knowing the you and your teak can accompusn assgn
Risk taking ; the willingness to try new method
Decision making :
- Develompment others ; the ability to create leadership thought and action in your
teams, spreading responsibility and credit for work
- Influence of athers
- Communication; the ability to channel your ideas inti action.
____________________13. Jack Hradesky (1995),
13
INOVASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Penyelenggaraan pendidikan nasional menghadapi berbagai tantangan yang semakin komplek karena
pengaruh perkembangan lingkungan internal maupun eksternal, maka diperlukan manajemen pendidikan
yang fleksibel, dinamis, antisipatif, dan responsif terhadap perubahan internal maupun eksternal. Beberapa hal
yang sangat penting untuk sebuah perubahan yang membutuhkan sebuah inovasi seperti : bagaimana
menghadirkan pendidikan untuk semua, pendidikan yang berkelanjutan, globalisasi, perdagangan bebas, era
pengetahuan dengan basis ekonomi/kemasyarakatan, atau partisipatif masyarakat dalam pendidikan menjadi
pemikiran besar bagi ahli pendidikan. Pendidikan dituntut harus menghasilkan manusia yang berkompetensi
tinggi dalam tolok ukur internasional yang mampu menghasilkan produk barang dan jasa bermutu dengan
biaya produksi rendah dengan timing yang tepat. Implikasi dari beberapa contoh tersebut di atas
membutuhkan pemunculan pemikiran, gagasan/ide, dan langkah inovitif lebih lanjut baik dalam tatanan
konseptual maupun operasional.
Paul Sloane dalam sebuah tulisannya mengetengahkan 10 cara untuk meningkatkan inovasi dalam suatu
organisasi, yakni:
1. Memiliki visi untuk berubah. Jangan berharap suatu tim akan menjadi inovatif apabila mereka tidak
mengetahui tujuan yang hendak dicapai ke depan. Inovasi harus memiliki tujuan dan seorang pemimpin harus
mampu menyatakan dan mendefinisikan tujuan secara jelas sehingga setiap orang dapat memahami dan
mengingatnya. Para pemimpin besar banyak meluangkan waktu untuk menggambarkan dan menjelaskan visi,
tujuan dan tantangan masa depan kepada setiap orang . Mereka berusaha meyakinkan setiap orang akan
peran pentingnya dalam upaya mencapai visi dan tujuan, serta dalam menghadapi berbagai tantangan.
Mereka mengilhami kepada setiap orang untuk menjadi enterpreneur yang bersemangat dan menemukan
cara-cara yang inovatif untuk memperoleh kesuksesan.
2. Memerangi ketakutan akan perubahan. Para pemimpin inovatif senantiasa mengobarkan semangat
pentingnya perubahan. Mereka berusaha menggantikan kepuasan atas kemapanan yang ada dengan
kehausan akan ambisi. Mereka akan berkata, ” Saat ini kita memang sedang melakukan hal yang baik, tetapi
kita tidak boleh berhenti dan berpuas diri dengan kemenangan yang ada, kita harus melakukan hal-hal yang
lebih baik lagi”. Mereka menyampaikan pula bahwa saat ini kita sedang melakukan suatu spekulasi baru yang
penuh resiko, dan jika kita tidak bergerak maka akan jauh lebih berbahaya. Mereka memberikan gambaran
menarik tentang segala sesuatu yang hendak diraih pada masa mendatang.
14
Oleh karena itu, satu-satunya cara menuju ke arah sana yaitu dengan berusaha memeluk perubahan.
3. Berfikir Seperti Pemodal yang Berani Mengambil Resiko. Seorang pemodal yang berani mengambil
resiko akan menggunakan pendekatan portofolio, berusaha mencari keseimbangan antara kegagalan dengan
kesuksesan. Mereka senang mempertimbangkan berbagai usulan atau gagasan tetapi tetap merasa nyaman
dengan berbagai pemikiran yang menggambarkan tentang kegagalan-kegagalan yang mungkin akan diterima.
4. MemilikSuatu Rencana Usi ulan yang Dinamis. Anda harus memfokus pada rencana usulan yang benar-
benar hebat, setiap rencana mudah dilaksanakan, sumber tersedia dengan baik, responsif dan terbuka untuk
semuanya. Berikan penghargaan dan respons yang wajar kepada karyawan serta para senior harus memliki
komitmen agar karyawan tetap dapat menjaga kesegarannya dalam melaksanakan setiap pekerjaan.
5. Mematahkan Aturan. Untuk mencapai inovasi yang radikal, Anda harus memiliki keberanian manantang
berbagai asumsi aturan yang ada di sekitar lingkungan. Bisnis bukan seperti permainan olah raga yang selalu
terikat dengan aturan dan keputusan wasit, tetapi bisnis tak ubahnya seperti seni, yang di dalamnya memiliki
banyak kesempatan untuk berfikir secara lateral, sehingga mampu menciptakan cara-cara baru tentang aneka
benda dan jasa yang diinginkan para pelanggan
6. Beri Setiap Orang Dua Pekerjaan. Berikan setiap orang dua pekerjaan pokok. Mintalah kepada mereka
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari mereka secara efektif dan pada saat yang bersamaan kepada
mereka diminta pula untuk menemukan cara-cara baru dalam melaksanakan pekerjaannya. Doronglah
mereka untuk bertanya pada diri sendiri tentang apa sebenarnya tujuan esensial dari peran saya? Hasil dan
nilai riil apa yang bisa saya berikan kepada klien saya, baik internal maupun eksternal? Apakah ada cara yang
lebih baik untuk memberikan dan mencapai nilai atau tujuan tersebut? Dan jawabannya selalu mengatakan
“YA”. Tetapi, kebanyakan orang tidak pernah atau jarang menanyakan hal-hal seperti itu.
7. Kolaborasi. Beberapa eksekutif perusahaan memandang kolaborasi sebagai kunci sukses dalam inovasi.
Mereka menyadari bahwa tidak semua dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan pada sumber-sumber
internal. Oleh karena itu, mereka melihat dunia luar dan mengajak organisasi lain sebagai mitra, sehingga bisa
saling bertukar pengalaman dan keterampilan dalam team.
8. Menerima kegagalan. Pemimpin inovatif mendorong terbentuknya budaya eksperimen. Setiap orang harus
dibelajarkan bahwa setiap kegagalan merupakan langkah awal dari perjalanan jauh menunju kesuksesan.
Untuk menjadi orang benar-benar cerdas dan tangkas, setiap orang harus diberi kebebasan berinovasi,
bereksperimen dan memperoleh kesuksesan dalam melakukan pekerjaannya, termasuk didalamnya mereka
juga harus diberi kebebasan akan kemungkinan terjadinya kegagalan.
15
9. Membangun prototipe. Anda harus berani mencobakan suatu ide baru yang biaya dan resikonya relatif
rendah ke dalam pasar (dunia nyata), kemudian lihat apa reaksi dari pelanggan dan orang-orang. Di sana
sesungguhnya Anda akan lebih banyak belajar tentang dunia nyata, dibandingkan jika Anda hanya melakukan
uji coba dalam laboratorium atau terfokus pada sekelompok orang saja.
10. Bersemangat. Anda harus fokus terhadap segala sesuatu yang ingin dirubah. Siap dan senantiasa
bergairah dan bersemangat dalam menghadapi dan menanggulangi berbagai tantangan. Energi dan
semangat yang Anda miliki akan menular dan mengilhami setiap orang. Tak ada gunanya jika Anda mengisi
bus dengan penumpang yang selalu merasa asyik dengan dirinya sendiri. Anda membutuhkan dan
menghendaki orang-orang dan para pendukung Anda dengan semangat yang berkobar-kobar. Anda
mengharapkan setiap orang dapat meyakini bahwa upaya mencapai tujuan merupakan sesuatu yang amat
penting dan bermanfaat. Jika Anda menghendaki setiap orang dapat terinpirasi untuk menjadi inovatif,
merubah cara-cara yang biasa mereka lakukan, dan untuk mencapai hasil yang luar biasa, maka Anda mutlak
harus memiliki semangat yang menyala-nyala tentang apa yang Anda yakini dan Anda harus dapat
mengkomunikasikannya setiap saat ketika Anda berbicara dengan orang.14
______________________14. Paul Sloane, pengarang The Innovative Leader, dengan judul “Ten Ways to Boost Innovation” dipublikasikan oleh Kogan Page.
16
PENUTUP
Kesimpulan
Dari seluruh bahasan tersebut di atas maka kami menyimpulkan :
1. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara
efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
tertentu.
2. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
3. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku
orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
4. Inovasi adalah sesuatu yang benar-benar baru diperkenalkan, dapar berupa metode, kebiasaan, alat,
atau perubahan tentang cara mengerjakan sesuatu.15
Dengan demikian inovasi manajemen pendidikan adalah sebuah proses perubahan yang baru tentang
pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara efektif dapat mengembangkan potensi dirinya dan tercapainya tujuan
pendidikan yang diharapkan. Dimana sebuah institusi pendidikan dipimpin oleh kepala sekolah, maka
keberadaan kepala sekolah menjadi sangat penting dalam menetapkan kebijakan untuk merealisasikan
sebuah inovasi. Kepala sekolah sekaligus sebagai change agent (agen perubah) yang memenej proses
pendidikan tersebut berlangsung hingga tujuan pendidikan dapat dicapai.
____________________________15 Anonymous, Innovation (http : mustang.coled.umn.edu/inventing/moses.html), p.1
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Drs. Hikmat, M.Ag. Manajemen Pendidikan. Pengantar.
2. Prof. Dr. Akdon, M.Pd. Guru Besar Manajemen Pendidikan UPI Bandung. Bandung: Pustaka Setia, 2009
3. Barnes, Tony, (1998), Kaizen Strategies for Succesful Leadership, (Alih bahasa Martin Widjokongko ;
Kepemimpinan Sukses, Bagaimana Membawa Organisasi Anda Menuju Masa Depan), Batam :
Interaksara.
4. Cohen, William., A., (2002), The New Art of the Leader, (Alih Bahasa Hendrikus Leko ; Seni baru Tentang
Pemimpin, Memimpin Dengan Integritas dan Kehormatan), Jakarta : PT. Prenhallindo.
5. Fakry Gaffar, Emmy, dan Yoyon, B.I, (1997), Pengembangan Sistem Komunikasi Organisasi,
Laboratorium Pengembangan Manajemen, Bandung : Jurusan Adpend FIP IKIP.
6. Mulayasa, E., (2003), Menjadi Kepala Sekolah Profesional ; Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan
KBK, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
7. Priyadarma, Triguna, (2001), Kreativitas dan Strategi, Jakarta : PT. Golden Trayon Pers.
8. Purwanto, Ngalim, (1998), Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
9. Sapari, Achmad, (2001), Kepala Sekolah yang Ideal, FORUM OTONOMI PENDIDIKAN Kompas
CyberMedia, http.\\www.kompas.com\
10. Soemanto, Wasti, (1982), Kepemimpinan Dalam Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional. Sondang P.
Siagian, (1992), Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, Jakarta : CV Haji Masagung.
11. Wayne, R. Pace, Don F. Faules, (1993), Komunikasi Organisasi; Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan, editor Deddy Mulyana, MA, Ph.D., Bandung PT. Remaja Rosdakarya.
12. West, A.M, (2000), Developing Cretaivity In Organizations; Mengembangkan Kreativitas dalam
Organisasi, Yogyakarta : Kanisius.
13. Yukl, Gary A., (1989), Leadership In Organization, USA : Prentice-all International, Inc.
14. Rogers, Everett M. 1983. Diffusion of innovations. New York : The Free Press.
18