ilmu ukur tanah

35

Click here to load reader

Upload: wsudari

Post on 06-Dec-2014

281 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

open

TRANSCRIPT

Page 1: Ilmu Ukur Tanah

Ilmu Ukur Tanahkelompok 3

T

A

B

Page 2: Ilmu Ukur Tanah

Kelompok 3Anandita Sancoyo MurtiBonifacius JoviantoMartinus Armand

MateriBearing MeasurementAngular Measurement

Control SurveyPolygon

Control PointsStationing

Page 3: Ilmu Ukur Tanah

Azimuth Measurement

Page 4: Ilmu Ukur Tanah

Bearing Measurement

Bearing adalah pengukuran arah di antara dua titik sasaran.

Arah ditentukan berdasarkan ukuran sudut yang dinyatakan dalam ukuran derajat(°).

Secara umum, bearing diukur di dalam dua format ukuran yaitu: A. Bearing Azimut / Azimuth Bearing. B. Bearing Sukuan / Quadrant Bearing.

Page 5: Ilmu Ukur Tanah

Azimuth Bearing

Juga dikenal sebagai bearing penuh dan bearing sudutan.

Setiap arah diukur dengan

menggunakan sudut dari 0° - 360°.

Bearing diukur mengikuti arah jarum jam.

Page 6: Ilmu Ukur Tanah

Prinsip Mengukur Bearing AzimuthDengan Jangka Sudut

Cara yang paling mudah mengukur bearing ialah dengan menggunakan jangka sudut.

Langkah: 1. Lukis garis lurus utara – selatan melalui

poin A. 2. Lukis garis lurus dari poin A menuju poin

B. 3. Letakkan jangka sudut tepat dengan

garis lurus utara – selatan. Pastikan titik tengah jangka sudut berada di atas poin A.

4. Sudut dibaca mengikut arah jarum jam hingga ke garis yang menuju ke poin B.

Page 7: Ilmu Ukur Tanah

Quadrant Bearing

Merupakan penentuan arah dengan mengukur sudut bearing secara sukuan / dilihat dari kuadran.

Sukuan Utara – Sudut diukur dari arah Utara ke Timur atau Barat. Sukuan Selatan - Sudut diukur dari arah Selatan ke Timur atau Barat.

Page 8: Ilmu Ukur Tanah

Example:

Gambar tersebut menunjukkan pembacaan sudut quadrant bearingS 77° T atau U 103° T

Page 9: Ilmu Ukur Tanah

Perbedaan Azimuth Bearing dengan Quadrant Bearing

Azimuth bearing menunjukkan derajat sudut yang tertera pada kompas tanpa menggunakan arah acuan Utara atau Selatan karena telah menunjukkan besar sudut dari 0° - 360° searah jarum jam.

Sedangkan quadrant bearing harus menyatakan acuan utara atau selatan dalam pembacaan sudut, seperti S 77° T atau U 103° T.

Page 10: Ilmu Ukur Tanah

Kompas

Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis.

Kompas memiliki besi bermagnet, batangan ramping yang tertanam pada pusat massa.

Batang penunjuk, biasanya dalam bentuk anak panah, mengikuti posisi garis magnet bumi. Dengan kata lain, kompas memiliki mekanisme penunjuk utara bumi yang sederhana dan akurat.

Page 11: Ilmu Ukur Tanah

Angular Measurement

Tujuan:

Titik di lapangan berhubungan satu sama lain dalam jarak horizontal dan sudut horizontalnya. Pengukuran sudut horizontal dibuat antara garis survey untuk menentukan sudut antar garis.

Pengukuran sudut vertikal diukur untuk menentukan kemiringan garis survey dari sumbu horizontal, atau disebut dengan level line. Untk memfasilitasi penghitungan trigonometri dari jarak horizontal dan vertikal, referensi dari sudut 0 berada pada sumbu vertikal di bawah instrumen yang digunakan, yang disebut dengan sudut zenith.

Page 12: Ilmu Ukur Tanah

Kondisi

Pointing, terdiri dari penglihatan tunggal dan pembacaan melingkar dari suatu objek

Observed angle adalah pengukuran tunggal ukuran suatu sudut. Observasi sudut tunggal didapat dari pengurangan nilai dari penunjukan suatu objek yang dituju dengan titik pada station terukur.

Reference object (RO) adalah titik survey yang digunakan sebagai orientasi penglihatan awal ketika mengukur sudut horizontal dan arah lainnya. Atau sering disebut backsight (BS)

Arah adalah nilai dari sudut searah jarum jam antara BS dengan titik survey lainnya

Page 13: Ilmu Ukur Tanah

Kondisi

Pengaturan posisi dilakukan dengan pembacaan sudut horizontal secara melingkar ketika teleskop diarahkan terhadap RO.

Pembacaan lansung dengan menggunakan teleskop dilakukan di posisi normal. Posisi reverse apabila teleskop digunakan terbalik.

Pemutaran posisi adalah 1 observasi langsung dan observasi reverse di setiap titik survey yang mana suatu arah dibutuhkan.

Pengukuran tak langsung didapatkan dengan pengukuran sudut dengan menggunakan data lain. Misalnya, sudut dari segitiga dapat dihitung dari penghitungan jarak ketiga sisinya. Orientasi dari segitiga dibangun dari sisi terpilih yang arahnya sudah diketahui atau terukur.

Page 14: Ilmu Ukur Tanah

Tipe Sudut

Sudut vertikal: sudut yang diukur pada bidang vertikal.

Sudut horizontal: sudut yang diukur pada bidang horizontalJenis: 1. Sudut searah atau berlawan jarum jam

2. Sudut dalam dan sudut luar dari sebuah poligon tertutup.

A

B

Searah jarum jam

Berlawan jarum jam

Page 15: Ilmu Ukur Tanah

Metode Pengukuran

Untuk pengukuran sudut horizontal biasa dilakukan dengan mengukur sudut, theodolite, atau dengan instrumen total stations.

Sudut juga dapat ditentukan denganChord methodSin (DAE/2)= DE/2AE

Tangent methodTan (DAE)= DE/AE

Page 16: Ilmu Ukur Tanah

Metode Pengukuran

Ada 4 metode yang digunakan dengan menggunakan theodolite:1. Cara reiterasi2. Cara repetisi3. Cara dengan mengukur jurusan4. Cara dengan pengukuran sektor-sektor

Page 17: Ilmu Ukur Tanah

Metode Pengukuran

Metode reiterasiBidik 2 sasaran, lakukan pembacaan secara biasa dan luar biasaJadikan titik bidik kedua sebagai titik bidik pertama untuk setiap

pengulangan berikutnya.

Metode repetisisama seperti metode reiterasi, tetapi dilakukan sebanyak n kali

hingga mencapai sudut 180O

Page 18: Ilmu Ukur Tanah

Metode Pengukuran

Metode dengan mengukur jurusanTentukan sasaran sebagai permulaan (A)Bidik beberapa sasaran mengikuti searah jarum jam (B-D)Catat setiap perubahan nilaiSetelah itu ukur sudut pada posisi luar biasa

Metode dengan pengukuran sektorTentukan beberapa titik sekitar penempatan alat bidikIkuti prosedur metode reiterasi hingga penjumlahan sudut

tersebut mencapai 360O.

Page 19: Ilmu Ukur Tanah

Control Survey

Control Survey merupakan salah satu kegiatan pengukuran yang dilakukan dengan teliti pada setiap tahap awal konstruksi, agar diperoleh hasil sesuai dengan design. Guna menunjang kegiatan survey control tersebut, perlu dibuat jaringan titik kontrol

Digunakan untuk membangun jaringan titik referensi permanen yang akan digunakan untuk kepentingan survey berikutnya. Titik ini biasa disurvey dalam bidang koordinat (garis lintang dan garis bujur) dengan suatu metode tertentu, dan mengukur elevasi menggunakan leveling.

Page 20: Ilmu Ukur Tanah

Control Survey

Pada dasarnya, bumi memiliki permukaan datar di tiap kutubnya. Untuk dapat menentukan posisi dari suatu titik pada permukaan bumi, kita perlu menghitung garis bujur, garis lintang, dan elevasi terhadap kutub bumi.

Page 21: Ilmu Ukur Tanah

Control Survey

Clarke Ellipsoid merupakan elipsoid internasional yang diperlukan sebagai basis dari Global Positioning system atau GPS.

Sejak saat itu sudah banyak titik dan posisinya yang ditentukan dengan acuan ellipsoid tersebut.

Page 22: Ilmu Ukur Tanah

Point

ReferencePoint

ControlPoint

Page 23: Ilmu Ukur Tanah

Reference Point Titik Referansi berfungsi untuk menentukan arah, besar sudut, jarak,

ataupun perbedaan ketinggian titik yang akan diukur.

Control Point Titik Kontrol digunakan untuk memeriksa hasil pengukuran titik yang

diukur. Pemeriksaan dimulai dari suatu control point dan diakhiri pada control point yang sama atau control point yang berbeda.

Catatan:Reference Point dan Control Point merupakan titik yang diketahui posisi horizontalnya dan/atau ketinggiannya.Reference Point dapat digunakan sebagai Control Point.

Page 24: Ilmu Ukur Tanah

STATIONING

Stationing merupakan jarak langsung yang diukur dari titik awal.

Stasiun (Sta) adalah jarak langsung yang diukur dari titik awal (Sta 0+000) sampai titik yang dicari stasiunnya.

Stationing biasa digunakan pada perencanaan jalan, power lines, sanitary, dll.

Page 25: Ilmu Ukur Tanah

Keterangan:A merupakan titik awal rencana jalan, dimana:Titik A = Sta. 0 + 000Titik TC = Sta. A + d1Titik CT = Sta. TC + LCTitik TS1 = Sta. CT + d2Titik ST1 = Sta. TS1 + LT1Titik B = Sta. ST1 + d3

Page 26: Ilmu Ukur Tanah

Polygon

Poligon berasal dari kata:poly : banyakgon(gone) : titik

Yang kita maksud disini adalah poligon yang digunakan sebagai kerangka dasar pemetaan yang memiliki titik-titik dimana titik tersebut mempunyai sebuah koordinat X dan Y.

Jenis Poligon:1. Poligon tertutup2. Poligon tertutup (koordinat lokal)3. Poligon terbuka tidak terikat / lepas (koordinat lokal)4. Poligon terbuka tidak terikat sempurna5. Poligon terbuka terikat sempurna

Page 27: Ilmu Ukur Tanah

Polygon Tertutup

Pada gambar di samping ini adalah jenis poligon tertutup yang mempunyai 5 titik detail dan satu titik referensi, perlu di ingat satu titik referensi tidak bisa menentukan arah utara, jadi pada gambar ini untuk penentuan arah utara harus menambahkan satu titik referensi lagi atau dengan cara menggunakan sebuah kompas guna mengetahui pendekatan arah utara (bersifat kasar)

Page 28: Ilmu Ukur Tanah

Polygon Tertutup

Koreksi sudutPada poligon di gambar sudut yang digunakan adalah sudut dalam, dimana sebuah koreksi sudut untuk poligon tertutup adalah sebagai berikut :

 Σβ = (n-2)180˚

Untuk poligon tertutup menggunakan sudut luar koreksi sudutnya adalah sebagai berikut :

Σβ = (n+2)180˚ 

dimanaΣβ : Jumlah sudut Horisontaln : Jumlah titik poligon (Tititk refrensi juga termasuk titik poligon, terkecuali referensi untuk penentu azimuth)

 

Page 29: Ilmu Ukur Tanah

Polygon Tertutup

Koreksi LinierKoreksi linier adalah sebuah koreksi jarak, didalam poligon tertutup titik dimana alat itu mulai berdiri akan berakhir pada titik yang sama, maka koreksi liniernya adalah Koordinat awal harus sama dengan koordinat akhir

 Σdsinα = 0

Σdcosα = 0

Page 30: Ilmu Ukur Tanah

Polygon Terbuka Tak Terikat Sempurna

Poligon ini dikatakan tidak terikat sempurna dikarenakan tidak adanya sebuah koreksi sudut dalam penghitungannya, hal ini disebabkan oleh kurangnya titik referensi di saat pengukuran berlangsung, untuk koreksinya:

Dengan 3 buah titik referensi

untuk jarak absis

Xr3-Xr2 = Σdsinα

untuk jarak ordinatnya

Yr3-Yr2 = Σdcosα

Page 31: Ilmu Ukur Tanah

Polygon Terbuka Tak Terikat Sempurna

Dengan 2 buah titik referensiDalam poligon ini dibutuhkan penghitungan azimuth awal terlebih dahulu

dengan cara menggunakan azimuth sementara terlebih dahulu, caranya:1. Tentukan azimuth sementara terlebih dahulu (sembarang), Contoh 80˚2. Hitung koordinat detail 1, detail 2, hingga titik referensi R23. Beri nama baru untuk titik hasil penghitungan koordinat R2 dengan Azimuth sementara. Contoh : R2’4. Cari azimuth R1 ke R2 (AR1,R2) dan azimuth R1 ke R2’ (AR1,R2’)5. Cari selisih antara AR1,R2 dengan AR1,R2’6. Hitung Azimuth awal sebenarnya, lihat gambar berikut:

Page 32: Ilmu Ukur Tanah

AR1,1 = AR1,R2 – AR1,R2’ + Asementara

Setelah azimuth awal diketahui, selanjutnya hitung kembali koordinat tersebut menggunakan koordinat yang baru anda dapat. Untuk koreksi liniernya :

untuk jarak absis

Xr2-Xr1 = Σdsinα

untuk jarak ordinatnya

Yr2-Yr1 = Σdcosα

Polygon Terbuka Tak Terikat Sempurna

Page 33: Ilmu Ukur Tanah

Polygon Terbuka Terikat Sempurna

Gambar di atas adalah sebuah poligon terbuka terikat sempurna, “terikat sempurna” hal ini disebabkan karena poligon ini mempunyai koreksi sudut

dan linier dikeranakan pada poligon ini terdapat 4 buah titik referensi (sebagai penentu azimuth di awal dan di akhir poligon). Untuk koreksi

sudutnya dapat di katakan sebagai berikut:α akhir - α awal = ΣH – (n+2)180˚

sedangkan untuk koreksi liniernyauntuk jarak absis

Xr3-Xr2 = Σdsinα

untuk jarak ordinatnyaYr3-Yr2 = Σdcosα

Page 34: Ilmu Ukur Tanah

Polygon Terbuka Tidak Terikat

Pada poligon ini sama sekali tidak ada sebuah koreksi, biasanya hanya mengunakan atau memperbanyak sebuah kontrol lebih di saat pengukuran di lapangan, hal ini di sebabkan karena tidak adanya titik ikat pada ujung poligon (poligon ini sering di sebut juga titik bantu). Penghitungannyapun hanya seperti penghitungan detail secara parallel (continous).

 

Page 35: Ilmu Ukur Tanah

Perhitungan Koordinat PolygonPenghitungan poligon tergantung dari

bentuk poligon dan letak titik referensi yang ada, untuk gambar berikut penghitungannya melewati 4 tahap penghitungan:

1. Hitung koreksi sudut tersebut dengan metode koreksi sudut poligon tertutup

2. Setelah terkoreksi, langkah selanjutnya adalah penentuan azimuth awal seperti penghitungan poligon terbuka tidak terikat sempurna dengan 2 buah titik referensi

 

3. Setelah azimuth awal terhitung bagi poligon tersebut menjadi 2 jalur poligon Poligon R1-R2 dan Poligon R2-R1

4. Hitung kembali dengan azimuth awal dari penghitungan di nomor 3, koreksi liniernya seperti penghitungan poligon terbuka tidak terikat sempurna dengan 2 buah titik referensi.