hubungan karakteristik sumur gali dengan …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-s.pdf · hubungan...

130
i HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN BENDAN NGISOR KECAMATAN GAJAHMUNGKUR KOTA SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh : Miftakhul Janah NIM. 6411411073 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: trinhdiep

Post on 03-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

i

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN

KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI

KELURAHAN BENDAN NGISOR KECAMATAN

GAJAHMUNGKUR KOTA SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

Miftakhul Janah

NIM. 6411411073

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

ii

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang

Juni 2015

ABSTRAK

Miftakhul Janah

Hubungan Karakteristik Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik Nyamuk

Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota

Semarang Tahun 2015

xx + 111 halaman + 27 tabel + 10 gambar + 13 lampiran

Keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti dalam sumur gali sebagai

Tempat Penampungan Air alamiah dapat dipengaruhi beberapa faktor. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sumur gali yang berpotensi

menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan

Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang tahun 2015. Jenis penelitian ini

adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi

penelitian adalah sumur gali yang berada di RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor

sejumlah 123 sumur gali dan diperoleh 86 sampel. Pengambilan sampel

menggunakan metode Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukan ada

hubungan antara letak sumur gali (p=0,020), keberadaan penutup sumur gali

(p=0,021), tinggi air permukaan (p=0,036), bahan dinding sumur gali (p=0,033),

pH sumur gali (p=0,017), pencahayaan (p=0,037) dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti, dan tidak ada hubungan antara kedalaman (p=0,349),

penggunaan (p=0,271), kejernihan air (p=0,573), keberadaan tanaman (p=1,000)

dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Saran, meningkatkan sanitasi

sumur gali untuk mencegah nyamuk dapat berkembang biak.

Kata kunci : Aedes aegypti, Jentik nyamuk, Sumur gali

Kepustakaan : 40 (1993-2014)

Page 3: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

iii

Public Health Departement

Sport Science Faculty

Semarang State University

June 2015

ABSTRACT

Miftakhul Janah

The Relation of Dug Wells Characteristics and Aedes aegypti Larvae

Presense In Bendan Ngisor Village Gajahmungkur Subdistrict, Semarang

City, 2015

xx + 111 pages + 27 tables +10 images + 13 attachments

The larvae exitence in dug wells where it is a place of collecting and

saving water were influenced by some factors. The purpose of this study

determined the characteristics of dug wells that could potentially become a

breeding Aedes aegypti mosquito in Bendan Ngisor Village Gajahmungkur

Subdistrict Semarang City, 2015. This type of research was explanatory research

which using cross sectional approach. The population of this research were dug

wells around the RW 01 Bendan Ngisor Village amount 123 dug wells and 86

samples. Simple Random Sampling was used to collecting the samples. The

results showed that there were significant value for the variables location

(p=0,020), the presence of surface cover (p=0,021), the presence of high water

(p=0,036), material wall (p=0,033), pH (p=0,017), lighting (p=0,037) which there

were a relationship with the presence of Aedes aegypti larvae. While for the

variables depth (p=0,349), use (p=0,271), water purity (p=0,573), the plants

(p=1,000) did not affect the presence of Aedes aegypti larvae in dug wells.

Suggestions, improving dug wells sanitasion to prevent larvae growth.

Key words: Aedes aegypti , Mosquito larvae, Dug wells

References : 40 (1993-2014)

Page 4: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya

sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah digunakan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan

lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian maupun yang belum

atau tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam daftar pustaka.

Semarang, Juni 2015

Peneliti

Page 5: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

v

Page 6: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

vi

Page 7: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Ketekunan mengalahkan bakat, kepintaran bahkan jenius. Maka, orang-orang yang

tekun akan menggapai cita-citanya, bahkan kalaupun cita-cita tersebut

adalah memindahkan gunung, mengeringkan danau.

(Tere Liye)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Bapak (Slamet Darso) dan Ibu

(Rokhmah) tercinta sebagai wujud

darma bhakti ananda

2. Almamaterku Unnes

Page 8: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah dan karunia-

Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Karakteristik Sumur Gali

dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan

Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang Tahun 2015” dapat

terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu Kesehatan

Masyarakat pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai penyelesaian skripsi

ini, dengan rendah hati disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak

Dr.H. Harry Pramono, M.Si, atas surat keputusan penetapan Dosen

Pembimbing Skripsi dan atas ijin penelitian

2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang, Bapak Irwan Budiono, S.KM, M.Kes(Epid).,

atas persetujuan penelitian

3. Pembimbing Skripsi, Bapak Eram Tunggul Pawenang, S.KM, M.Kes., atas

bimbingan, arahan serta motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Penguji I Sidang Proposal Skripsi, Bapak Rudatin Windraswara, S.T, M.Sc.,

atas saran dan masukan salam perbaikan skripsi ini.

5. Penguji II Sidang Proposal Skripsi, Ibu drh. Dyah Mahendrasari Sukendra,

M.Sc., atas saran dan masukan dalam perbaikan skripsi ini.

Page 9: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

ix

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, atas bekal,

bimbingan dan bantuannya.

7. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang atas ijin

penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang atas ijin penelitian sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

9. Kepala Puskesmas Pegandan Kota Semarang atas ijin penelitian sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Lurah Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang atas ijin

penelitian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11. Ayahnda Slamet Darso dan Ibunda Rokhmah, atas do‟a, pengorbanan dan

motivasi baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Kakak-kakak dan Adik-adikku, atas do‟a, motivasi dan semangat sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

13. Sahabatku (Ika Setia, Dias Rahmasari, Afri Wahyu, Reni Lidya), atas

bantuan, semangat dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.

14. Teman Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2011, atas masukan

serta motivasinya dalam penyusunan skripsi ini

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas masukannya

dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 10: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

x

Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan pahala yang berlipat

ganda dari Allah SWT. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna

penyempurnaan karya selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Semarang, Juni 2015

Penulis

Page 11: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

ABSTRACT ..................................................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

PERSETUJUAN .............................................................................................. v

PENGESAHAN ............................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ...................................................................... 10

1.5 Keaslian Penelitian ............................................................................... 11

1.6 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 16

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat........................................................................ 16

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu ......................................................................... 16

Page 12: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

xii

1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan .................................................................... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 17

2.1 Landasan Teori ..................................................................................... 17

2.1.1 Demam Berdarah Dengue .................................................................... 17

2.1.1.1 Definisi Demam Berdarah Dengue ..................................................... 17

2.1.1.2 Penyebab Demam Berdarah Dengue .................................................. 17

2.1.2 Vektor Demam Berdarah Dengue ........................................................ 18

2.1.2.1 Nyamuk Aedes aegypti ....................................................................... 18

2.1.2.2 Klasifikasi Aedes aegypti ................................................................... 19

2.1.2.3 Morfologi Aedes aegypti .................................................................... 19

2.1.2.4 Siklus Hidup Aedes aegypti ............................................................... 20

2.1.2.4.1 Stadium Telur .................................................................................... 21

2.1.2.4.2 Stadium Larva (Jentik) ...................................................................... 22

2.1.2.4.3 Stadium Pupa .................................................................................... 25

2.1.2.4.4 Stadium Nyamuk Dewasa ................................................................. 26

2.1.2.5 Penyebaran Nyamuk ........................................................................... 27

2.1.2.6 Bionomik Nyamuk Aedes aegypti ....................................................... 28

2.1.2.7 Ekologi Vektor .................................................................................... 31

2.1.2.8 Pengamatan Kepadatan Vektor ........................................................... 34

2.1.3 Sumur Gali ........................................................................................... 37

2.1.3.1 Pengertian Sumur Gali ......................................................................... 37

2.1.3.2 Macam-macam Sumur Gali ................................................................. 38

2.1.3.4 Persyaratan Kesehatan Sumur Gali ...................................................... 39

Page 13: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

xiii

2.1.3.5 Karakteristik Sumur Gali ..................................................................... 40

2.2 Kerangka Teori..................................................................................... 46

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 47

3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 47

3.2 Variabel Penelitian ............................................................................... 48

3.2.1 Variabel Terikat ................................................................................... 48

3.2.2 Variabel Bebas ..................................................................................... 48

3.3 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 48

3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel .......................... 50

3.5 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 54

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 54

3.7 Sumber Data .......................................................................................... 57

3.8 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data ............................ 57

3.9 Prosedur penelitian ................................................................................ 60

3.10 Teknik Analisis Data ............................................................................. 62

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 65

4.1 Gambaran Umum ................................................................................ 65

4.2 Hasil Penelitian ................................................................................... 66

4.2.1 Analisis Univariat............................................................................... 66

4.2.1.1 Keberadaan Jentik .............................................................................. 66

4.2.1.2 Letak Sumur Gali ............................................................................... 67

4.2.1.3 Keberadaan Penutup Sumur Gali ....................................................... 67

4.2.1.4 Kedalaman Sumur Gali ...................................................................... 68

Page 14: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

xiv

4.2.1.5 Tinggi Air Permukaan Sumur Gali .................................................... 68

4.2.1.6 Bahan Dinding Sumur Gali ................................................................ 69

4.2.1.7 pH (Derajat Keasaman) Air Sumur Gali ............................................ 69

4.2.1.8 Penggunaan Sumur Gali ..................................................................... 70

4.2.1.9 Kejernihan Air Sumur Gali ................................................................ 70

4.2.1.10 Pencahayaan Sumur Gali ................................................................... 71

4.2.1.11 Keberadaan Tanaman Sumur Gali ..................................................... 71

4.2.1.11 Alat Pengambilan Air ......................................................................... 71

4.2.2 Analisis Bivariat ................................................................................. 72

4.2.2.1 Hubungan antara Letak Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik

Nyamuk Aedes aegypti....................................................................... 72

4.2.2.2 Hubungan antara Keberadaan Penutup Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ........................................ 73

4.2.2.3 Hubungan antara Kedalaman Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik

Nyamuk Aedes aegypti....................................................................... 74

4.2.2.4 Hubungan antara Tinggi Air Permukaan Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ........................................ 75

4.2.2.5 Hubungan antara Bahan Dinding Sumur Gali dengan Keberadaan

Jentik Nyamuk Aedes aegypti .............................................................. 76

4.2.2.6 Hubungan antara pH (Derajat Keasaman) Air Sumur Gali

dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ............................. 77

4.2.2.7 Hubungan antara Penggunaan Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik

Nyamuk Aedes aegypti ...................................................................... 78

Page 15: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

xv

4.2.2.8 Hubungan antara Kejernihan Air Sumur Gali dengan Keberadaan

Jentik Nyamuk Aedes aegypti ............................................................... 79

4.2.2.9 Hubungan antara Pencahayaan Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik

Nyamuk Aedes aegypti........................................................................ 80

4.2.2.10 Hubungan antara Keberadaan Tanaman Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ......................................... 81

4.2.2.11 Hubungan antara Alat Pengambilan Air Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ........................................ 83

4.2.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat .................................................. 84

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................. 86

5.1 Pembahasan .......................................................................................... 86

5.1.1 Hubungan antara Letak Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik

Nyamuk Aedes aegypti......................................................................... 86

5.1.2 Hubungan antara Keberadaan Penutup Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti .......................................... 88

5.1.3 Hubungan antara Kedalaman Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik

Nyamuk Aedes aegypti......................................................................... 90

5.1.4 Hubungan antara Tinggi Air Permukaan Sumur Gali dengan Keberadaan

Jentik Nyamuk Aedes aegypti .............................................................. 92

5.1.5 Hubungan antara Bahan Dinding Sumur Gali dengan Keberadaan

Jentik Nyamuk Aedes aegypti .............................................................. 94

5.1.6 Hubungan antara pH (Derajat Keasaman) Air Sumur Gali

dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ............................. 96

Page 16: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

xvi

5.1.7 Hubungan antara Penggunaan Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik

Nyamuk Aedes aegypti........................................................................ 97

5.1.8 Hubungan antara Kejernihan Air Sumur Gali dengan Keberadaan

Jentik Nyamuk Aedes aegypti .............................................................. 99

5.1.9 Hubungan antara Pencahayaan Sumur Gali dengan Keberadaan Jentik

Nyamuk Aedes aegypti........................................................................ 101

5.1.10 Hubungan antara Keberadaan Tanaman Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti .......................................... 102

5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian .................................................. 104

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 105

6.1 Simpulan .............................................................................................. 105

6.2 Saran .................................................................................................... 106

6.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan ....................................................................... 106

6.2.2 Bagi Masyarakat.................................................................................. 107

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya .................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 109

LAMPIRAN ..................................................................................................... 113

Page 17: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ............................................................................. 11

Tabel 2.1 Perbedaan Jentik Aedes dengan JentikAnopheles, Mansonia dan

Culex .................................................................................................. 23

Tabel 2.2 Perbedaan Jentik Aedes aegypti dan Aedes albopictus ...................... 25

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional dan Skala Pengukuran............................ 50

Tabel 4.1 Tabel Distribusi Keberadaan Jentik Aedes aegypti pada Sumur Gali

di Kelurahan Bendan Ngisor ............................................................. 66

Tabel 4.2 Distribusi Jenis Jentik yang ditemukan di Kelurahan

Bendan Ngisor .................................................................................. 66

Tabel 4.3 Distribusi Letak Sumur Gali ............................................................. 67

Tabel 4.4 Distribusi Keberadaan Penutup Sumur Gali ..................................... 67

Tabel 4.5 Distribusi Kedalaman Sumur Gali .................................................... 68

Tabel 4.6 Distribusi Tinggi Air Permukaan Sumur Gali .................................. 69

Tabel 4.7 Distribusi Bahan Dinding Sumur Gali .............................................. 69

Tabel 4.8 Distribusi pH (Derajat Keasaman) Air Sumur Gali .......................... 69

Tabel 4.9 Distribusi Penggunaan Sumur Gali ................................................... 70

Tabel 4.10 Distribusi Kejernihan Air Sumur Gali .............................................. 70

Tabel 4.11 Distribusi Pencahayaan Sumur Gali ................................................. 71

Tabel 4.12 Distribusi Keberadaan Tanaman Sumur Gali ................................... 71

Tabel 4.13 Distribusi Alat Pengambilan Air Sumur Gali ................................... 72

Tabel 4.14 Hasil Tabulasi Silang antara Letak Sumur Gali dengan

Page 18: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

xviii

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ....................................... 72

Tabel 4.15 Hasil Tabulasi Silang antara Keberadaan Penutup Sumur Gali

dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ........................... 73

Tabel 4.16 Hasil Tabulasi Silang antara Kedalaman Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ....................................... 74

Tabel 4.17 Hasil Tabulasi Silang antara Tinggi Air Permukaan Sumur

Gali dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ................... 75

Tabel 4.18 Hasil Tabulasi Silang antara Bahan Dinding Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ....................................... 76

Tabel 4.19 Hasil Tabulasi Silang antara pH air Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ....................................... 77

Tabel 4.20 Hasil Tabulasi Silang antara Penggunaan Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ....................................... 78

Tabel 4.21 Hasil Tabulasi Silang antara Kejernihan Air Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ....................................... 79

Tabel 4.22 Hasil Tabulasi Silang antara Pencahayaan Sumur Gali dengan

Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ....................................... 81

Tabel 4.23 Hasil Tabulasi Silang antara Keberadaan Tanaman Sumur Gali

dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ........................... 82

Tabel 4.24 Hasil Tabulasi Silang antara Alat Pengambilan Air Sumur Gali

dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti ........................... 83

Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat ................................................. 84

Page 19: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Nyamuk Aedes aegypti .................................................................... 20

Gambar 2.2 Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti .............................................. 21

Gambar 2.3 Telur Nyamuk Aedes aegypti .......................................................... 22

Gambar 2.4 Jentik Nyamuk Aedes aegypti ......................................................... 23

Gambar 2.5 Perbedaan Jentik Aedes, Anopheles dan Culex ............................... 24

Gambar 2.6 Perbedaan Aedes, Anopheles dan Culex .......................................... 25

Gambar 2.7 Pupa Aedes aegypti.......................................................................... 26

Gambar 2.8 Nyamuk Dewasa Aedes aegypti ...................................................... 27

Gambar 2.9 Kerangka Teori ................................................................................ 45

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 46

Page 20: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Keputusan Pembimbing ..................................................... 114

Lampiran 2: Surat dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan

(Ethical Clearance) ....................................................................... 115

Lampiran 3: Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ke Kesbangpol ........................ 119

Lampiran 4: Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbangpol ............................ 120

Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ke Dinas Kesehatan Kota ......... 122

Lampiran 6: Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Ke Puskesmas

Pegandan ........................................................................................ 123

Lampiran 7: Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ke Kelurahan Bendan Ngisor ... 124

Lampiran 8: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ......................... 125

Lampiran 9: Formulir Observasi dan Wawancara .............................................. 126

Lampiran 10: Rekapitulasi Hasil Penelitian ........................................................ 128

Lampiran 11: Hasil Analisis Univariat ............................................................... 133

Lampiran 12: Hasil Analisis Bivariat .................................................................. 136

Lampiran 13: Dokumentasi Penelitian ................................................................ 147

Page 21: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular

yang masih menjadi prioritas masalah kesehatan mengingat sering menimbulkan

Kejadian Luar Biasa (KLB) dan menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan

oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor

utama. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah

seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk (Depkes RI,

2010).

Menurut teori The Environmental of Health oleh Hendrik L. Blum yang

dikutip dalam Soekidjo Notoatmodjo (2003), membagi konsep sehat menjadi

empat faktor yang berperan dalam status kesehatan. Empat faktor tersebut adalah

faktor hereditas, faktor pelayanan kesehatan, gaya hidup, dan faktor lingkungan.

Berdasarkan faktor tersebut, faktor lingkungan yang berperan terbesar dalam

mempengaruhi status kesehatan .

World Health Organization (WHO), memperkirakan sekitar 2,5 miliar orang

atau dua perlima populasi penduduk di dunia berisiko terserang DBD dengan

estimasi sebanyak 50 juta kasus infeksi dengue di seluruh dunia setiap tahun.

DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis (WHO, 2012). Data dunia

menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD tiap

tahunnya (Depkes RI, 2010: 1).

Page 22: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

2

Sepanjang tahun 2011 hingga 2013 dilaporkan kasus DBD di Indonesia

menalami peningkatan yaitu 65.432 kasus DBD dengan Incident Rate (IR)

25,70/100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) 0,91%. Pada tahun 2012

terdapat 90.245 kasus (IR=37,27 per 100.000 penduduk) dan meningkat pada

tahun 2013 yaitu 112.511 kasus dengan IR DBD sebesar 45, 85 per 100.000

penduduk. Salah satu indikator yang digunakan untuk upaya pengendalian

penyakit DBD yaitu angka bebas jentik. Angka Bebas Jentik (ABJ) pada tahun

2013 adalah 80,09% sehingga sampai tahun 2013 angka bebas jentik secara

nasional belum mencapai target yang sebesar ≥ 95% tahun (Kemenkes RI,

2014:188). Penyakit ini juga menjadi permasalahan serius di Provinsi Jawa

Tengah. Pada pada tahun 2012 Jawa Tengah terdapat angka kesakitan (IR)

mencapai 19,29/ 100.000 penduduk dan CFR 1,52% , mengalami peningkatan

pada tahun 2013 yaitu mencapai 45,52/ 100.000 penduduk dan CFR 1,21 %

dengan 15.144 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013).

Angka kesakitan atau Incident Rate (IR) DBD di Kota Semarang tahun 2006

sampai dengan tahun 2013 selalu jauh lebih tinggi dari Incident Rate (IR) DBD

Jawa Tengah dan Incident Rate (IR) DBD Nasional dimana tahun 2013 IR DBD

Kota Semarang dua kali lebih tinggi dari IR DBD Jawa Tengah ( Profil Dinas

Kesehatan Kota Semarang, 2013). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota

Semarang, kasus Demam Berdarah di Kota Semarang sejak tahun 2011 hingga

2013 mengalami peningkatan dengan menunjukan angka IR =134,09 per 100.000

penduduk dengan CFR=1,14 %. Meskipun angka kejadian penyakit DBD Kota

Semarang mengelami penurunan sebesar 31% pada tahun 2014 yaitu IR 92,43 per

Page 23: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

3

100.000 penduduk, namun angka kematian DBD mengalami peningkatan yaitu

1,66%. Peningkatan kasus Demam Berdarah juga dapat diketahui dari penurunan

Angka Bebas Jentik yang dapat digunakan sebagai indikator upaya pencegahan

kasus Demam Berdarah di Kota Semarang yaitu pada tahun 2011 sebesar 85,04%,

tahun 2012 sebesar 82,42% dan semakin menurun pada tahun 2013 yaitu sebesar

79,19%. (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2014).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang, jumlah penderita DBD

di Kecamatan Gajahmungkur menunjukan jumlah sebesar 61 kasus dengan 4

orang meninggal (IR=91,85 per 100.000 penduduk dan CFR=6,56%) dengan

Angka Bebas Jentik (ABJ) yaitu 76%, dimana masih belum mencapai Angka

Bebas Jentik (ABJ) nasional (≥95%). Sehingga IR DBD tingkat kecamatan

menunjukan pada tahun 2013 Kecamatan Gajahmungkur masuk kedalam sepuluh

besar kasus tertinggi di Kota Semarang (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2013).

Pengendalian tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti di Indonesia saat ini

lebih banyak menitikberatkan pada penutupan dan lavarsidasi bak mandi, serta

penguburan barang-barang bekas di sekitar rumah penduduk yang berpeluang

sebagai penampung air hujan. Sementara penampung lainnya belum mendapat

perhatian yang memadai, padahal peluang untuk dijadikan sebagai habitat Aedes

aegypti cukup besar, seperti tempat minum burung, pot bunga, pelepah daun

tanaman, talang air juga sumur (Gionar, 2001).

Seiring dengan berkembangnya zaman, tempat perindukan nyamuk menjadi

beragam. Meskipun keberadaan sumur gali hingga saat ini merupakan suatu

kebutuhan yang sangat vital, bagi sebagian besar penduduk, akan tetapi sumur gali

Page 24: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

4

patut diwaspadai sebagai tempat perindukan nyamuk DBD sebagaimana

diketahui, larva Aedes aegypti dapat bertahan hidup pada media perindukan dari

air got, sumur gali dan PAM (Sayono,2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Yogyakarta, diketahui bahwa

sumur gali merupakan habitat yang penting sebagai tempat perindukan nyamuk.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sumur gali memiliki peluang yang besar

sebagai habitat perindukan nyamuk. Sebanyak 35% dari sampel yang diteliti

positif mengandung larva Aedes aegypti (Gionar, 2001). Bahkan sumber air

kontainer menurut Damanik (2002) jenis sumber air yang paling disenangi

nyamuk Aedes aegypti sebagai tempat perkembangbiakannya adalah air sumur

gali dan yang paling tidak di senangi adalah air PDAM. Menurut penelitian

Fakhriadi, Rudi dkk tahun 2010 di Kota Banjarbaru bahwa faktor risiko kejadian

DBD antara lain tingkat pengetahuan (OR= 7,875) dan tindakan tentang PSN

(OR= 14,636), ketersediaan sumur gali (OR= 1,263) dan kepadatan hunian (OR=

8,143). Indeks pencegahan DBD perkotaan menurut penelitian Adialfian (2013)

rata-rata diatas 5% baik pada air hujan, air sumur gali dan air selokan akan

menimbulkan penyakit DBD dalam suatu wilayah tertentu dengan kemampuan

adaptasi berkembang biak pada air sumur gali sebesar 16,54% pada stadium larva

dan 33,32% stadium pupa.

Berdasarkan bionomiknya, nyamuk Aedes aegypti lebih menyukai tempat

perindukan yang berwarna gelap terlindung dari sinar matahari, permukaan

terbuka lebar yang berisi air bersih dan tenang (Badrah, 2011). Pada penelitian M.

Hasyimi dan Soekirno (2004) menyatakan bahwa di daerah perkotaan habitat

Page 25: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

5

nyamuk Aedes aegypti sangat bervariasi, tetapi 90% adalah wadah-wadah untuk

keperluan sehari-hari seperti bak mandi, drum, tempayan, ember dan lainnya. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian di Vietnam oleh Nguyen (2011) yaitu

keberadaan kontainer penyimpanan air rumah tangga di Vietnam Selatan memiliki

peluang 93 % sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti pada

stadium larva instar III dan IV. Ada tidaknya jentik nyamuk Aedes aegypti pada

kontainer dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kontainer, bahan

kontainer, warna kontainer, letak kontainer, keberadaan penutup kontainer,

adanya ikan pemakan jentik, kegiatan pengurasan kontainer dan kegiatan

larvasidasi (Budiyanto, 2012). Sehingga karakteristik sumur gali sebagai sumber

air juga dapat mempengaruhi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti baik dari

faktor sumur (letak, kedalaman, tipe) maupun faktor air sumur (kelembaban, pH,

kandungan bahan organik, volume air).

Nyamuk Aedes aegypti bertelur bukan pada air kotor atau air yang langsung

bersentuhan dengan tanah, melainkan di dalam air tenang dan jernih. Menurut

penelitian Hasyimi pada tahun 2009 menyatakan salah satu penyebab

penampungan air menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti adalah tidak

tertutupnya penampungan air tersebut. Penelitian oleh Hidayat C dkk (1997)

tentang pengaruh pH air perindukan terhadap perkembangbiakan Aedes aegypti

menunjukan bahwa ada pH air perindukan 7, lebih banyak didapati nyamuk

daripada pH asam atau basa.

Kelurahan Bendan Ngisor terdiri dari 5 RW dan 40 RT dengan jumlah

penduduk mencapai 6.417 jiwa. Wilayah ini merupakan daerah perumahan dan

Page 26: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

6

banyak di jumpai rumah kost. Hal tersebut disebabkan karena merupakan

kompleks permukiman dan banyaknya rumah yang ditempati sebesar 1.069

rumah. Dalam hal pemenuhan kebutuhan air masyarakat Kelurahan Bendan

Ngisor masih menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih. Jumlah

pengguna sumur gali di Kelurahan tersebut yaitu sebesar 391 sumur gali dan

sebagian masih ada yang menggunakan air PAM dan ledeng dari mata air.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan untuk mengetahui keberadaan jentik

nyamuk pada sumur gali di Kelurahan Bendan Ngisor pada 6 Februari 2015

terhadap 8 sumur gali yang tersebar di 8 RT di RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor

diperoleh 5 sumur gali yang positif jentik Aedes aegypti dan 3 sumur gali

diantaranya tidak terdapat jentik nyamuk Aedes aegypti. Sehingga keberadaan

sumur gali di Kelurahan Bendan Ngisor dapat menjadi peluang perindukan jentik

nyamuk Aedes aegypti.

Hasil survei jentik berkala dalam pencegahan kasus DBD di Kelurahan

Bendan Ngisor masih belum optimal terlihat pada angka bebas jentik selama

tahun 2014 adalah hanya 76 % serta data kasus DBD tahun 2011 tidak terdapat

kasus DBD, tahun 2012 (IR=12,35/100.000 penduduk) 2013 adalah 9 kasus

(IR=117,17/100.000 penduduk) dan meskipun angka kejadian DBD di kota

Semarang tahun 2014 mengalami penurunan, namun Kelurahan Bendan Ngisor

masih mengalami peningkatan kembali tahun 2014 kasus yaitu berjumlah 14

kasus dengan 2 penderita meninggal dunia (IR=168,97/100.000 penduduk dan

CFR=0,062) menduduki peringkat pertama tingkat Kecamatan Gajahmungkur

(Puskesmas Pegandan, 2014).

Page 27: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

7

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti survei tempat

perindukan nyamuk Aedes aegypti pada sumur gali untuk mengetahui hubungan

antara karakteristik sumur gali dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di

Kelurahan Bendan Ngisor Semarang tahun 2015.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Rumusan Masalah Umum

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat disusun

rumusan masalah umum dari penelitian ini yaitu “Adakah hubungan antara

karakteristik sumur gali dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di

Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun

2015” ?

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus

Berdasarkan rumusan masalah umum, dapat disusun rumusan masalah

khusus dalam penelitian ini yaitu :

1. Adakah hubungan antara letak sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015?

2. Adakah hubungan antara keberadaan penutup sumur gali keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015?

3. Adakah hubungan antara kedalaman sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015?

Page 28: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

8

4. Adakah hubungan antara tinggi air permukaan sumur gali dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor

Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015?

5. Adakah hubungan antara bahan dinding sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015?

6. Adakah hubungan antara penggunaan sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015?

7. Adakah hubungan antara kejernihan air sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015?

8. Adakah hubungan antara pH air sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015?

9. Adakah hubungan antara pencahayaan pada sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015?

10. Adakah hubungan antara keberadaan tanaman di dalam sumur gali dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor

Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015?

Page 29: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

9

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

karakteristik sumur gali dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di

Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan antara letak sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

2. Mengetahui hubungan antara keberadaan penutup sumur gali dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor

Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

3. Mengetahui hubungan antara kedalaman sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

4. Mengetahui hubungan antara tinggi air permukaan sumur gali dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor

Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

5. Mengetahui hubungan antara bahan dinding sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

Page 30: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

10

6. Mengetahui hubungan antara penggunaan sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

7. Mengetahui hubungan antara kejernihan air sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

8. Mengetahui hubungan antara pH air sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

9. Mengetahui hubungan antara pencahayaan sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

10. Mengetahui hubungan antara keberadaan tanaman di dalam sumur gali

dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan

Ngisor Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

1.4 MANFAAT HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dapat diharapkan memberikan manfaat pada beberapa pihak

antara lain :

1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kota Semarang

Memberikan informasi dan pertimbangan dalam pemecahan masalah pada

program kesehatan bidang penyakit menular khususnya masalah pencegahan

penyakit DBD agar dapat dijadikan sebagai monitoring dan evaluasi program

pembrantasan penyakit menular (P2M)

Page 31: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

11

1.4.2 Bagi Masyarakat Kelurahan Bendan Ngisor

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tempat-tempat

perindukan nyamuk sehingga dapat menjadi acuan dalam melaksanakan

Pembrantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat memberikan informasi pada peneliti-peneliti selanjutnya

dalam menentukan upaya pengendalian vektor DBD untuk dijadikan sebagai

sumber dan bahan penelitian lainnya yang sejenis.

1.5 KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul

penelitian

Nama

peneliti

Tahun

dan tempat

penelitian

Rancangan

penelitian

Variabel

penelitian Hasil penelitian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Sumur

sebagai

habitat yang

penting

untuk

perkembang

biakan

nyamuk

Aedes

aegypti

Yoyo

R.Gionar,

Saptoro

Rusmiart

o, Dwiko

Susapto,

Iqbal R.F

Elyazar,

Michael

J.Bangs

2001

Kecamatan

Gondokusu

man Kota

Yogyakarta

Cross

sectional

Variabel

bebas :

Kontainer

berupa

sumur gali

Variabel

terikat :

Kepadatan

jentik

nyamuk

Aedes

aegypti

a. Sumur gali

terbukti sebagai

habitat yang

potensial

untuktempat

perindukan

nyamuk Aedes

aegypti

b. Pada musim

kemarau,

sebanyak 31

sumur (31%) dari

sampel yang

diteliti positif

mengandung pupa

Aedes aegypti

c. Pada musim

penghujan, jumlah

sumur yang positif

Aedes aegypti

meningkat secara

Page 32: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

12

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

signifikan menjadi

51 %

Sumur mewakili

25,8% (musim

kemarau) dan 27%

(musim

penghujan) dari

keseluruhan

kontainer yang

positif Aedes

aegypti.

d. Kedalaman

sumur rata-rata

7,9±2,5 (musim

kemarau) dan

6,3±2,2 (musim

penghujan) dari

keseluruhan sumur

yang positif Aedes

aegypti.

e. Kedalaman air

sumur rata-rata

1,2±0,3 (musim

kemarau) dan

1,3±0,4 (musim

penghujan) dari

keseluruhan sumur

yang positif Aedes

aegypti.

f. pH air sumur

menujukan kurang

lebih pada level

netral yaitu

berkisar pada pH

6,9-8,0

2. Kemampuan

adaptasi

nyamuk

Aedes

aegypti dan

aedes

albopictus

dalam

berkembang

Adifian,

Hasanudin

Ishak,

Ruslan La

Ane

2013

Laboratorium

terpadu FKM

UNHAS

Eksperimen

Kuasi Variabel

bebas :

penggunaan

air selokan,

air sumur

gali dan air

hujan

Variabel

terikat :

a. kemampuan

adaptasi

berkembang biak

jenis Aedes aegypti

sp. pada air hujan

larva sebesar

13,12% dan pupa

sebesar 16,66%,

pada air sumur gali

Lanjutan (tabel 1.1)

Page 33: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

13

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

biak

berdasarkan

jenis air

kemampuan

adaptasi

Aedes

aegypti dan

Aedes

albopictus

larva sebesar

16,54% dan pupa

sebesar 33,32%,

pada air selokan

larva sebesar 35,35% dan pupa

sebesar 23,66% dan

kemampuan

adaptasi

berkembang biak

jenis Aedes

albopictus pada air

hujan larva sebesar

13,88% dan pupa

sebesar 31,03%,

pada air sumur gali

larva sebesar 9,33%

dan pupa sebesar

16,66%, pada air

selokan larva

sebesar 43,28% dan

pupa sebesar

21,44%.

b. Pemeriksaan

pH, salinitas dan

suhu pada tiga jenis

air sumber air, 27 oC suhu pada air

selokan, 26oC suhu

pada air sumur gali

dan 23oC pada air

hujan. pH pada air

selokan sebesar 6,

pH pada air sumur

gali sebesar 6 dan

pH pada air hujan

sebesar 5,

pemeriksaan

salinitas pada ketiga

jenis air yaitu air

selokan, air sumur

gali dan air hujan

sebesar 0

3. Survei

keberadaan

jentik

nyamuk

Aedes spp

G. Palupi

Susanti

Said

2011

Kelurahan

Bulusan

Kota

Semarang

Cross

sectional

Variabel

bebas :

Keberadaan

sumur gali,

jenis/spesies

a. Ditemukan

jentik nyamuk

warga di

Kelurahan

Bulusan Kota

Lanjutan (tabel 1.1)

Page 34: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

14

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

pada sumur

gali milik

warga di

Kelurahan

Bulusan Kota

Semarang

(Studi di

wilayah kerja

Puskesmas

Rowosari

Semarang)

jentik Aedes

spp,jumlah

nyamuk,

jenis sumur

gali ,

Keberadaan

kebun,

keberadaan

jentik

nyamuk

Aedes Spp

Semarang dari 35

sampel sumur gali

ditemukan 17%

yang positif jentik

Aedes spp

b.Berdasarkan

jumlah sumur

yang diperiksa,

positif ditemukan

jentik Aedes Spp

sejumlah 18 ekor

jentik diantaranya

2 ekor jentik

dalam stadium

pupa

c. Spesies nyamuk

Aedes Spp yang

ditemukan pada

sumur gali adalah

Aedes albipictus

d. Karakteristik

sumur gali sebagai

tempat perindukan

nyamuk adalah

sumur yang

terbuka, dekat

dengan kebun,

dan terletak di

luar rumah

e. Sumur gali di

Kelurahan

Bulusan dapat

menjadi tempat

perkembangbiakn

Aedes Spp.

4. Karakteristik

sumur yang

mempenga

ruhi tempat

perkembang

biakan

nyamuk

Aedes

aegypti di

Rahmat

Budianto

2010

Kota Metro

Provinsi

Lampung

Cross

sectional

Variabel

bebas:

Suhu dan pH

air sumur,

konstruksi

dinding

sumur,

kedalaman

dasar sumur,

Variabel yang

mempengaruhi

keberadaan jentik

di sumur adalah

kedalaman dasar

sumur OR = 0,426

(p=0,006),

keberadaan bakteri

Esherishia coli

OR = 0,746

Lanjutan (tabel 1.1)

Page 35: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

15

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kota Metro

Prov.

Lampung

keberadaan

ikan,

keberadaan

bakteri E

coli, rasa

air sumur,

warna air

sumur, bau

air sumur,

endemisitas

daerah.Vari

abel terikat:

Keberadaan

jentik di

sumur

(p=0,009) dan air

sumur yang berasa

OR = 1,1212

(p=0,038)

Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Variabel penelitian pada penelitaian G Palupi Said (2012) adalah

Keberadaan sumur gali, jenis/spesies jentik Aedes spp, jumlah nyamuk,

jenis sumur gali, keberadaan kebun. Pada penelitian Rahmat Budianto

tahun 2010 variabel yang digunakan adalah suhu dan pH air sumur,

konstruksi dinding sumur, kedalaman dasar sumur, keberadaan ikan,

keberadaan bakteri Esherichia coli, rasa air sumur, warna air sumur, bau

air sumur, endemisitas daerah. Sedangkan variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah letak, keberadaan penutup, kedalaman, tinggi air

permukaan, bahan dinding, tingkat keasaman (pH), kejernihan,

penggunaan, pencahayaan serta keberadaan tanaman pada sumur gali.

Lanjutan (tabel 1.1)

Page 36: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

16

2. Penelitian tentang karakteristik sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti belum pernah dilakukan di Kelurahan Bendan

Ngisor Kecamatan Gajamungkur Kota Semarang.

3. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya

adalah metode penelitian deskriptif sedangkan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian survey analitik yaitu mengetahui hubungan antara suatu

variabel dengan variabel yang lain.

4. Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 2015.

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmungkur Kota Semarang

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2015

1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan

Dalam penelitian ini peneliti membatasi materi tentang hubungan

karakteristik sumur gali dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Bidang

ilmu yang diterapkan dalam penelitian ini adalah kesehatan lingkungan dan

pengendalian vektor.

Page 37: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Demam Berdarah Dengue

2.1.1.1 Pengertian Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan

(1) demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus

menerus selama 2-7 hari, (2) manifestasi perdarahan (petekie, purpura,

perdarahan konjungtiva, epistaksis, ekimosis, perdarahan mukosa, perdarahan

gusi, hematemesis, melena, hematuri) termasuk uji tourniquet (rumple leede)

positif, (3) trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100,000/µ ), (4) hemokonsentrasi

(peningkatan hematokrit ≥ 20%) dan (5) disertai dengan atau tanpa pembesaran

hati (hepatomegali) (Depkes RI, 2010).

Demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang sering

menjadi KLB karena vektor yang menjadi perantara penularnya memiliki

sifat menggigit berulang-ulang (multiple-bites). Demam berdarah dengue

menjadi penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dalam

waktu yang cepat (Cecep Dani Sucipto, 2011: 47).

2.1.1.2 Penyebab Demam Berdarah Dengue

Penyebab DBD adalah virus dengue sebagai agen penyebab DBD

disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Virus yang

dikenal sebagai genus Flavivirus, family Flaviviridae dan mempunyai 4 jenis

serotipe yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe

Page 38: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

18

akan menimbulkan antiboti terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan

antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat

memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut.

Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4

serotipe selama hidupnya. Virus ini memerlukan masa inkubasi selama 4-7 hari

(Dantje T.Sembel, 2009:61).

2.1.2 Vektor Demam Berdarah Dengue

Vektor utama demam dengue adalah Aedes aegypti. Di tempat-tempat

tertentu seperti Amerika Serikat, Aedes albopictus juga menjadi vektor penyakit

ini. Virus penyebab penyakit bertahan hidup dalam suatu siklus yang melibatkan

manusia dan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan nyamuk yang hidup aktif di

siang hari dan lebih senang menghisap darah manusia (Dantje T.Sembel, 2009).

2.1.2.1 Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang

menjadi terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia yaitu

terdapat virus dalam darahnya (Widoyono, 2008:61). Nyamuk Aedes aegypti

bersifat antropofilik yang senang sekali kepada manusia. Nyamuk ini suka

menggigit berulang kali. Nyamuk betina pembawa virus dengue sementara

nyamuk jantan hanya tertarik pada cairan mengandung gula seperti pada bunga

atau tumbuh-tumbuhan (Frida N, 2008:10).

Page 39: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

19

2.1.2.2 Klasifikasi Aedes aegypti

Secara taksonomi, nyamuk Aedes aegypti dapat diklasifikasikan sebagai

berikut (Womack, M. 1993) :

Filum : Arthropoda

Kelas : Hexapoda

Ordo : Diptera

Subordo : Nematocera

Famili : Culicidae

Subfamili : Culicinae

Genus : Aedes

Spesies : Aedes aegypti (Linnaeus, 1762)

2.1.2.3 Morfologi Aedes aegypti

Bagian tubuh nyamuk dewasa terdiri dari atas kepala, dada (toraks) dan

perut (abdomen). Aedes aegypti mempunyai skutelum trilobi, palpus pada betina

lebih pendek dari pada probosis. Ujung perut (abdomen) nyamuk betina biasanya

runcing, cerci menonjol, tubuh berwarna gelap. Tanda khas Aedes aegypti berupa

gambaran lyra pada bagian dorsal toraks (mesonotum) yaitu sepasang garis putih

yang sejajar ditengah dan garis lengkung putih yang lebih tebal pada tiap sisinya.

Probosis berwarna hitam, skutelum bersisik lebar berwarna putih dan abdomen

berpita putih pada bagian basal dan ruas tarsus kaki belakang berpita putih (Saleha

Sungkar, 2005).

Page 40: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

20

Gambar 2.1: Nyamuk Aedes aegypti

(Sumber : Cecep Dani Sucipto, 2011)

2.1.2.4 Siklus Hidup Aedes aegypti

Nyamuk Aedes aegypti memiliki metamorfosis sempurna (holometabola).

Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti terdiri atas telur, larva, pupa dan nyamuk

dewasa. Stadium telur hingga pupa perlu berada di lingkungan air, sedangkan

stadium dewasa berada di lingkungan udara (Frida N, 2008:11).

Dalam kondisi lingkungan yang optimum, seluruh siklus hidup ditempuh

dalam waktu sekitar 7-9 hari, dengan perincian 1-2 hari stadium telur, 3-4

hari stadium larva, 2 hari stadium pupa. Dalam kondisi temperatur yang rendah

siklus hidup menjadi lebih panjang. Siklus gonotropik dimulai sejak menghisap

darah untuk perkembangan telur hingga meletakkan telur di tempat perindukan

(WHO, 2005).

2,0 mm

Sayap bersisik hitam

Abdomen berpita putih

Probosis berwarna

hitam

Page 41: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

21

Gambar 2.2: Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti

(Sumber : Sang Gede Purnama, 2010)

2.1.2.4.1 Stadium Telur

Telur nyamuk Aedes aeypti biasanya dijumpai air jernih dan terlindung

dari cahaya. Telur itu berbentuk oval berwarna abu-abu atau hitam dengan ukuran

± 0,08 mm yang diletakkan satu persatu seperti sarang lebah. Telur biasanya

berada di bawah permukaan air dalam jarak 2,5 cm dari dindng perindukan (Frida

N, 2008:11). Telur dapat bertahan sampai berbulan-bulan pada suhu -20

C sampai

420C. Namun bila kelembaban terlalu rendah, maka telur akan menetas dalam

waktu 4 hari. Dalam keadaan optimal, perkembangan telur sampai menjadi

nyamuk dewasa berlangsung selama sekurang-kurangnya 9 hari (Saleha Sungkar,

2008:265 ).

Jika berada di tempat yang kering telur dapat terus bertahan hingga 6

bulan. Embrio dalam telur tersebut berada dalam keadaan tidur dan tidak akan

Page 42: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

22

menetas menjadi jentik-jentik. Jika telur tersebut terendam air, akan menetas

menjadi jentik (Frida N, 2008:12)

Gambar 2.3: Telur nyamuk Aedes aegypti

(Sumber : Cutwa dan O‟Meara, 2006)

2.1.2.4.2 Stadium Larva (Jentik)

Larva yang berada didalam air dapat berusia antara 4-10 hari bergantung

pada temperatur dan persediaan jasad renik sebagai makanannya. Perkembangan

larva terdiri atas empat tahapan yang disebut instar (Frida N, 2008: 12) yaitu :

1) Larva instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan panjang 1-2 mm,

duri-duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas dan corong

pernafasan (siphon) belum menghitam. Masa pertumbuhan pada tahapan

ini adalah ± 1 hari.

2) Larva instar II bertambah besar, ukuran 2,5-3,9 mm, duri dada belum jelas

dan corong pernafasan sudah berwarna hitam dengan masa pertumbuhan

pada tahapan ini adalah ± 1-2 hari.

3) Larva instar III lebih besar sedikit dari larva instar II. Masa pertumbuhan

pada tahapan ini adalah ± 2 hari.

2.0 mm

Page 43: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

23

4) Larva instar IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas, tubuh dapat

dibagi menjadi bagian kepala (chepal), dada (thorax), dan perut

(abdomen). Masa pertumbuhan pada tahapan ini adalah ± 2-3 hari.

Gambar 2.4: Jentik nyamuk Aedes aegypti

(Sumber: Rueda, 2004 )

Adapun perbedaan bentuk pertumbuhan pada stadium jentik (larva)

nyamuk yang menjadi vektor seperti tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1: Perbedaan Jentik Aedes dengan Jentik Anopheles, Mansonia dan Culex

Aedes Anopheles

Mansonia Culex

- Diletakkan

pada dinding

tempat air atau

pada benda-

benda yang

terapung di

permukaan air,

satu persatu

- Dipermukaan

air,

berpelampung,

satu-satu atau

saling

berlekatan pada

ujungnya

- Dibalik daun

yang terapung

di permukaan

air, berbentuk

Rozet (seperti

mawar),

mengelompok

- Dipermukaa

n air

bergerombol

berbentuk

seperti rakit

- Berenang

bebas di air

- Berenang

bebas di air

- Melekat pada

akar tumbuhan

di dalam air

- Berenang

bebas di air

- Ada corong - Tanpa corong - Corong udara - Ada corong

2.0 mm

abdomen

toraks

kepala

siphon

Page 44: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

24

udara dengan

pecten dan

sekelompok

bulu-bulu

udara,

mempunyai

bulu-bulu

berbentuk kipas

pendek, tajam

dengan ujung

runcing dan

ditusukkan

pada akar

tumbuhan air

tanpa pectin

udara dengan

pecten acus

dan beberapa

kelompok

bulu-bulu

- Pada waktu

istirahat

membentuk

sudut dengan

permukaan air

- Pada waktu

istirahat sejajar

permukaan air

- Pada waktu

istirahat tetap

melekat pada

akar tumbuhan

air

- Pada waktu

iatirahat

membentuk

sudut dengan

permukaan

air

- Banyak

dijumpai pada

genangan air

dengan tempat

tertentu (drum,

bak,

tempayan,

kaleng bekas,

pelepah

pohon, dll)

- Banyak

dijumpai pada

genangan air

yang tidak

terlalu kotor

(rawa, sawah,

ladang, dll).

- Banyak

dijumpai pada

genangan air

dengan

tumbuhan

tertentu (pistia,

eceng, dll).

- Banyak

dijumpai

pada

genangan air

kotor

(comberan,

got, parit,

dll).

Sumber : Ditjen PP& PL, 2007

Gambar 2.5: Perbedaan Jentik Aedes, Anopheles dan Culex

(Sumber : Rueda, 2004)

Gigi pecten pada siphon

dengan satu cabang

tanpa siphon

Gigi pecten pada siphon

dengan kelomok berbulu-bulu

2.0 mm

Page 45: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

25

Gambar 2.6: Perbedaan Aedes, Anopheles dan Culex

(Sumber : Depkes RI, 2006 )

Tabel 2.2: Perbedaan Jentik Aedes aegypti dan Aedes albopictus

Aedes aegypti Aedes albopictus

- Pada abdomen ke-8 terdapat satu

baris sisik sikat (comb scale)

yang pada sisi lateralnya terdapat

duri-duri

- Sisi sikat (comb scale) tidak

berduri lateral

- Terdapat gigi pecten (pectin

teeth) pad siphon dengan satu

cabang

- Gigi pecten (pectin teeth) dengan

dua cabang

- Sikat ventral memiliki 5 pasang

rambut

- Sikat ventral memiliki 4 pasang

rambut

- Hidup domestik pada kontainer

di dalam dan sekitar rumah

- Hidup dan berkembang di kebun

dan semak-semak

Sumber : Ditjen PP&PL, 2007

2.1.2.4.3 Stadium Pupa

Pada tahap pupa ini, pupa berbentuk seperti “koma” lebih besar namun

lebih ramping dibanding jentiknya. Ukurannya lebih kecil jika dibandingkan

dengan rata-rata pupa nyamuk lain.Gerakannya lamban dan sering berada di

permukaan air. Masa stadium pupa Aedes aegypti normalnya berlangsung antara

Page 46: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

26

2 hari. Setelah itu pupa tumbuh menjadi nyamuk dewasa jantan atau betina

(Depkes RI, 2010).

Gambar 2.7 Pupa Aedes aegypti

(Sumber: Rueda, 2004 )

2.1.2.4.4 Stadium Nyamuk Dewasa

Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan

rata-rata nyamuk lain dan berwarna hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian

badan dan kaki. Stadium pupa kemudian biasanya nyamuk jantan muncul/keluar

lebih dahulu, walaupun pada akhirnya perbandingan jantan–betina (sex ratio)

yang keluar dari kelompok telur yang sama, yaitu 1 : 1. Setelah menetas nyamuk

melakukan perkawinan yang biasanya terjadi pada waktu senja. Perkawinan hanya

terjadi cukup satu kali, sebelum nyamuk betina pergi untuk menghisap darah

(Depkes RI, 2010).

chepal

Page 47: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

27

Gambar 2.8: Nyamuk Dewasa Aedes aegypti

(Sumber : Erik Tapan, 2004)

2.1.2.4 Penyebaran Nyamuk

Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis dan subtropis Asia Tenggara,

terutama di wilayah perkotaan. Penyebarannya ke daerah pedesaan dikaitkan

dengan pembangunan sistem persediaan air bersih dan perbaikan sarana

transportasi. Aedes aegypti merupakan vektor perkotaan dan populasinya secara

khas berfluktuasi bersama air hujan dan kebiasaan penyimpanan air.

Penyebaran nyamuk terbagi menjadi dua cara (Ditjen PP&PL, 2007) :

a. Penyebaran aktif, jika nyamuk menyebar ke berbagai tempat menurut

kebiasaan terbangnya

b. Penyebaran pasif, jika nyamuk terbawa oleh angin atau kendaraan ,

sehingga bukan oleh kekuatan terbangnya sendiri.

Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter, maksimal 100

meter, namun secara pasif misalnya karena angin atau terbawa kendaraan dapat

berpindah lebih jauh (Saleha Sungkar, 2008:266). Nyamuk jantan cenderung

berkumpul di dekat tempat-tempat berkembangbiaknya. Keberadaan nyamuk

2.0 mm

Page 48: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

28

jantan yang cukup banyak merupakan indikasi adanya tempat perindukan

disekitarnya (Ditjen PP & PL, 2007).

2.1.2.5 Bionomik Nyamuk Aedes aegypti

Bionomik adalah bagian dari ilmu biologi yang menerangkan pengaruh

antara organisme hidup dengan lingkungannya yang dapat berupa kesenaangan

pada tempat-tempat dan perilaku tertentu. Bionomik pada nyamuk Aedes aegypti

yang terdiri dari empat stadium yaitu stadium telur, larva, pupa dan stadium

dewasa meliputi :

1. Tempat Perindukan Nyamuk (Breeding Habit)

Tempat perindukan utama nyamuk adalah pada genangan-genangan air.

Pemilihan tempat peletakkan telur dilakukan oleh nyamuk betina dewasa.

Pemilihan tempat yang disenangi sebagai tempat perkembangbiakan dilakukan

secara turun temurun oleh seleksi alam. Nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak

dapat berkembang biak di genangan air yang langsung bersentuhan dengan tanah

(Ditjen PP&PL, 2007). Jenis-jenis tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti

dapat dikelompokkan sebagai berikut (Depkes, 2010):

a. Tempat Penampungan Air (TPA)

Penampungan ini biasanya dipakai untuk menampung air guna keperluan

sehari-hari, keadaan airnya jernih, tenang dan tidak mengalir, seperti drum,

tempayan, bak mandi, bak WC, tanki reservoir, ember, dan lain-lain.

b. Bukan Tempat penampungan air (Non TPA)

Page 49: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

29

Tempat yang bisa menampung air tetapi bukan untuk keperluan sehari-hari,

seperti tempat minuman hewan, vas bunga, perangkap semut, barang -barang

bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain).

c. Tempat penampungan air alamiah

Bukan tempat penampungan air tetapi secara alami dapat menjadi tempat

penampungan air seperti sumur, lubang pohon, pelepah daun, tempurung

kelapa, dan lain-lain.

2. Perilaku bertelur

Jentik nyamuk Aedes aegypti akan selalu bergerak aktif dalam air.

Gerakannya berulang-ulang dari bawah ke atas permukaan air untuk bernafas

kemudian turun, kembali ke bawah dan seterusnya. Pada waktu istirahat,

posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air. Biasanya berada di sekitar

dinding tempat penampungan air (Ditjen PP&PL, 2007).

Setiap kali bertelur, nyamuk dapat menghasilkan telur sebanyak 100 butir.

Telur dapat bertahan di tempat yang kering sampai berbulan-bulan pada suhu -2

0C sampai 42

0C, dan ketika tempat tersebut tergenang dengan air atau

kelembaban tinggi, telur dapat menetas lebih cepat. Hal ini yang memungkinkan

terjadinya KLB DBD di musim penghujan setelah kemarau (Frida N , 2008)

3. Perilaku menggigit

Kebiasaan menggigit nyamuk Aedes aegypti lebih banyak pada waktu siang

hari dari pada malam hari, lebih banyak menggigit pukul 08.00-12.00 dan pukul

15.00-17.00 dan lebih banyak menggigit di dalam rumah dari pada di luar

rumah. Tidak seperti nyamuk lain Aedes aegypti mempunyai kebiasaan

Page 50: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

30

menghisap darah berulang kali (multiple bites) dalam satu siklus gonotropik,

untuk memenuhi lambungnya dengan darah nyamuk Aedes aegypti menyukai

tempat-tempat yang gelap dan lembab untuk beristirahat. Nyamuk Aedes aegypti

suka hinggap pada benda-benda yang tergantung, seperti kelambu, pakaian, kain

dan lain sebagainya (Depkes RI, 2010).

4. Kesenangan Istirahat (Resting Habit)

Setelah menggigit, selama menunggu waktu pematangan telur, nyamuk

akan berkumpul di tempat-tempat dimana terdapat kondisi yang optimum bagi

setiap jenis nyamuk untuk beristirahat. Kesenangan istirahat nyamuk Aedes

aegypti lebih banyak di dalam rumah atau kadang-kadang di luar rumah dekat

dengan tempat perindukannya yaitu di tempat yang agak gelap dan lembab. Di

tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telur. Setelah

beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakan

telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya (Dijen PP&PL, 2007).

5. Jarak Terbang (Fight Range)

Pergerakan nyamuk dari tempat perindukan ke tempat mencari mangsa dan

selanjutnya ke tempat untuk beristirahat di tentukan oleh kemampuan terbang

nyamuk. Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter, maksimal 100

meter, namun secara pasif misalnya karena angin atau terbawa kendaraan dapat

berpindah lebih jauh (Saleha Sungkar, 2008:266).

Aedes aegypti tersebar luas di daerah tropis dan sub-tropis. Di Indonesia

nyamuk ini tersebar luas baik di rumah-rumah maupun di tempat umum.

Nyamuk ini dapat hidup dan berkembang sampai ketinggian daerah ± 1.000 m

Page 51: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

31

dari permukaan laut. Di atas ketinggian 1.000 m tidak dapat berkembang baik,

karena pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah, sehingga tidak

memungkinkan bagi kehidupan nyamuk tersebut (Depkes RI , 2010).

2.1.2.6 Ekologi Vektor

Ekologi vektor adaah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara

vektor dengan lingkungannya. Lingkungan vektor ada 3 macam yaitu lingkungan

fisik, biologik dan sosial (Depkes RI, 2010).

1) Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik yang mempengaruhi kehidupan nyamuk Aedes aegypti

antara lain :

a) Tempat penampungan air

Tempat perindukan utama nyamuk adalah pada genangan-genangan air.

Pemilihan tempat peletakkan telur dilakukan oleh nyamuk betina dewasa.

Pemilihan tempat yang disenangi sebagai tempat perkembangbiakan

dilakukan secara turun temurun oleh seleksi alam. Tempat penampungan

ini terdiri dari tempat penempungan air (TPA) seperti macam kontainer

dengan karakteristiknya, bukan tempat penempungan air (Non TPA) seperti

tempat minum hewan, vas bunga, barang-barang bekas (ban, kaleng, botol,

dan lain-lain), dan tempat penampungan air alamiah seperti sumur gali

termasuk sumur disini adalah bahan dinding sumur, letak, keberadaan

penutup, kebersihan air dan sebagainya.

Page 52: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

32

b) Ketinggian tempat

Telah diketahui, tiap kenaikan 100 meter maka selisih suhu udara dengan

tempat semula adalah 0,50C. Bila perbedaan tempat cukup tinggi, maka

perbedaan suhu udara juga cukup banyak dan akan mempengaruhi faktor-

faktor yang lain seperti penyebaran nyamuk, siklus pertumbuhan parasit di

dalam tubuh nyamuk, siklus pertumbuhan parasit di dalam tubuh nyamuk dan

musim penularan (Depkes RI, 2007)

c) Curah Hujan

Telur-telur yang diletakkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang pernah

menghisap darah penderita DBD atau seseorang yang dalam darahnya

mengandung virus dengue pada akhir musim hujan sebelumnya berpotensi

untuk terinfeksi virus dengue secara transovarial dari induknya pada musim

hujan berikutnya. Suhu yang panas menyebabkan daur hidup arthropoda

menjadi lebih pendek sama dengan memendeknya periode inkubasi patogen,

termasuk juga ketersediaan air sebagai tempat hidup larva (Cecep Dani Sucipto,

2011 :53).

d) Suhu Udara

Nyamuk adalah binatang berdarah dingin dan karenanya proses-proses

metabolisme dan siklus kehidupannya tergantung pada suhu lingkungan.

Nyamuk tidak dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri terhadap perubahan-

perubahan di luar tubuhnya. Suhu rata-rata optimum untuk perkembangan

nyamuk adalah 250-27

0 C (Depkes RI ,2007). Nyamuk tidak dapat mengatur

suhunya sendiri terhadap perubahan suhu di luar tubuhnya. Perkembangbiakan

Page 53: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

33

nyamuk akan terhenti sama sekali pada suhu kurang dari 100C atau lebih dari

400C (Cecep Dani Sucipto, 2011:54).

e) Kelembaban Udara

Kelembaban udara nisbi adalah antara 75%-93%. Kelembaban udara

mempengaruhi kebiasaan nyamuk meletakkan telurnya. Nyamuk Aedes aegypti

membutuhkan kelembaban yang tinggi untuk tempat hinggap dan istirahat. Pada

kelembaban kurang dari 60% umur nyamuk menjadi pendek, tidak bisa menjadi

vektor, tidak cukup waktu untuk perpindahan virus dari lambung ke kelenjar

ludah sehingga tidak cukup untuk siklus perkembangbiakan virus dengue dalam

tubuh nyamuk (Cecep Dani Sucipto, 2011:54).

f) Kecepatan Angin

Angin sangat mempengaruhi terbang nyamuk. Bila kecepatan angin 11-

14 meter perdetik atau 25-31 mil per jam akan menghambat penerbangan

nyamuk. Secara langsung angin akan mempengaruhi penguapan (evaporasi) air

dan suhu udara (konveksi). Dalam keadaan udara tenang mungkin suhu tubuh

nyamuk ada beberapa fraksi satu derajat lebih tinggi dari suhu lingkungan, bila

ada angin evaporasi baik dan juga komveksi baik maka suhu tubuh nyamuk

akan turun beberapa fraksi satu derajat lebih rendah dari suhu lingkungan

(Depkes RI, 2007).

2) Lingkungan Biologi

Penerapan pengendalian biologis yang ditujukan langsung terhadap jentik

vektor dengue dengan menggunakan predator, contohnya memelihara ikan

pemakan jentik seperti ikan gupi, ikan mujair yang kemampuan dan efisiensinya

Page 54: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

34

tergantung pada jenis penampungan airnya. Pertumbuhan larva dari instar ke

instar dipengaruhi oleh air yang ada di dalam kontainer, pada kontainer dengan air

yang lama biasanya terdapat kuman patogen atau parasit yang akan

mempengaruhi pertumbuhan larva tersebut. Lingkungan biologik yang

mempengaruhi penularan DBD yang lain adalah banyaknya tanaman hias dan

tanaman pekarangan yang mempengaruhi pencahayaan dan kelembaban di dalam

rumah.

3) Lingkungan Kimia

Bahan kimia telah banyak digunakan untuk pengendalian Aedes aegypti

sejak lama. Metode yang digunakan dalam pemakaian insektisida adalah dengan

lavarsida untuk membasmi jentik-jentiknya dan pengasapan untuk nyamuk

dewasa. Pembrantasan jentik dengan bahan kimia dikenal dengan istilah abatisasi.

Larvasida yang digunakan adalah temephos. Pengendalian nyamuk dewasa

dengan insektisida dilakukan dengan sistem pengasapan. Pengasapan dilakukan

dua siklus dengan interval satu minggu.

2.1.2.7 Pengamatan Kepadatan Vektor

Untuk mengetahui kepadatan vektor di suatu lokasi dapat dilakukan

beberapa survei yang di pilih secara acak yang meliputi survei nyamuk, survei

jentik dan survei perangkap telur. Survei jentik di lakukan dengan cara

pemeriksaan terhadap semua tempat air di dalam dan di luar rumah dari 100

(seratus) rumah yang di periksa di suatu daerah dengan mata telanjang untuk

mengetahui ada tidaknya jentik.

Page 55: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

35

1. Cara Survei Jentik

Survei jentik nyamuk Aedes aegypti dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Semua tempat atau bejana dapat menjadi tempat perkembangbiakan

nyamuk Aedes aegypti diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya jentik.

b. Untuk memeriksa tempat-tempat berukuran besar, seperti : bak mandi,

tempayan, drum dan penampung air lainnya. Jika pada pandangan

pertama tidak menemukan jentik, tunggu kira-kira 1 menit untuk

memastikan bahwa benar jentik tidak ada.

c. Untuk memeriksa tempat penampungan alamiah seperti sumur, dapat

dilakukan dengan alat bantu berupa funnel trap yang digunakan untuk

mengambil air dalam sumur yang sulit di jangkau untuk memeriksa ada

tidaknya jentik dengan mata telanjang. Perangkap nyamuk pradewasa

yaitu pada stadium larva dapat digunakan perangkap yang dikenal

dengan nama „perangkap corong‟ (funnel trap) karena salah satu

komponen utamanya terbuat dari corong plastik. Perangkap corong

hasil modifikasi US NAMRU-2 terdiri dari 4 (empat) komponen yaitu

(Gionar, 2001):

1) Corong plastik putih dengan diameter 20 cm

2) Botol plastik putih tertutup dengan kapasitas 1 liter

3) Baut logam 420 gram sebagai pemberat

4) Tambang plastik yang dikaitkan pada corong yang berfungsi untuk

menurunkan perangkap ke dalam sumur dan mengambilnya

kembali

Page 56: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

36

Setiap perangkap dipasang di tiap sumur yang dipilih secara acak.

Sebelum dimasukkan ke dalam sumur, botol diisi air hingga setengahnya,

kemudian dilekatkan ke corong pasangannya dengan cara memasang

tutupnya. Setelah itu dengan menggunakan tambang plastik, perangkap

diturunkan ke dalam sumur hingga mencapai permukaan air, posisi corong

berada di bagian bawah terendam air, sedangkan botol plastik ada di

bagian atas. Sisa udara yang ada dalam botol plastik berfungsi sebagai

pelampung. Perangkap corong ini berada di dalam sumur selama kurang

lebih 24 jam larva dan pupa nyamuk akan terperangkap dan masuk ke

dalam funnel trap tersebut.

2. Metode Survei Jentik

Metode survei jentik dapat dilakukan dengan cara (Depkes RI, 2005) :

a. Single Larva: Cara ini dilakukan pada setiap tempat penampungan air

yang ditemukan ada jentik. Untuk memeriksa jentik ditempat agak gelap

atau airnya keruh biasanya digunakan senter. Satu ekor jentik akan diambil

dengan cidukan (gayung plastik) atau menggunakan pipet panjang jentik

sebagai sampel, untuk pemeriksaan spesies jentik (identifikasi). Jentik

yang diambil ditempatkan dalam botol kecil dan diberi label. Pemeriksaan

jentik ini menggunakan pedoman kunci identifikasi nyamuk Aedes dari

Ditjen PP&PL tahun 2008.

b. Visual: Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik

jentik di setiap genangan air tanpa mengambil jentiknya. Biasanya dalam

program DBD menggunakan cara visual.

Page 57: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

37

2.1.3 Sumur Gali

2.1.3.1 Pengertian Sumur Gali

Sumur gali adalah sarana untuk menyadap dan menampung air tanah

untuk air minum dengan cara menggali tanah berbentuk sumuran agar

mendapatkan air yang sehat dan murah serta dapat dimanfaatkan oleh perorangan

(rumah tangga) maupun kelompok (Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D),

2002). Sumur gali merupakan sumber air bersih yang berasal dari lapisan kedua di

dalam tanah, dalamnya dari permukaan tanah biasanya 5-15 meter kadang lebih

dengan tinggi bibir sumur minimal 80 cm dari lantai serta dinding sumur minimal

sedalam 3 m dari lantai dengan pengambilan air melalui tangan, pompa listrik

atau ember ( Lud Waluyo, 2009:138).

Sumur gali yang dipakai dikalangan masyarakat sebagian besar berupa

sumur gali terbuka dengan menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang

relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu mudah terkena kontaminasi

melalui rembesan yang berasal dari kotoran manusia, hewan maupun untuk

keperluan domestik rumah tangga.

Air pada sumur gali juga berperan sebagai insekta yang menyebarkan

penyakit pada masayarakat. Insekta demikian disebut vektor penyakit, salah

satunya demam berdarah dengue. Telah diketahui bahwa nyamuk Aedes aegypti

senang bertelur bukan pada air kotor atau air yang langsung bersentuhan dengan

tanah, melainkan di dalam air tenang dan jernih. Air tenang dan jernih ini sering

terdapat dalam vas bunga, drum, ember, ban bekas, kaleng bekas,dan barang-

barang lainnya yang bisa menampung air hujan (Kasetyaningsih, 2006).

Page 58: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

38

Pembrantasan vektor nyamuk saat ini secara kimia hanya dapat di

benarkan dalam keadaan epidemi, karenanya pemeliharaan lingkungan air perlu

diperhatikan dengan lebih seksama (Juli Soemirat Slamet, 2002).

2.1.3.2 Macam-macam Sumur Gali

Sumur gali merupakan salah satu sumber air. Keberadaan sumber air ini

harus di lindungi dari akivitas manusia ataupun hal lain yang dapat mencemari air

(Lud Waluyo, 2009:137). Sumur gali memiliki tiga macam jenis yaitu :

a. Sumur gali Beton

Merupakan sumur gali yang memiliki kontruksi berupa dinding yang terbuat

dari batu bata/batako/batu belah dan diplester semen

b. Sumur gali Non Beton

Merupakan sumur gali yang memiliki kontruksi cadas, selain mudah

terkontaminasi oleh bahan bangunan dari segi keselamatan juga kurang baik.

c. Sumur gali Suntik

Merupakan jenis sumur gali yang menggunakan pipa dengan kedalaman

tertentu.

Sumur gali sebagai sumber air bersih ini harus memiliki tempat (lokasi)

dan kontruksi yang terlindungi dari drainase permukaan dan banjir. Sumur gali

yang menyediakan air bersih bagi penduduk baik di kota maupun desa (Lud

Waluyo, 2009), secara teknis sumur gali dapat di bedakan menjadi dua yaitu :

a. Sumur Dangkal

Sumur dangkal memiliki pojokan air yang berasal dari resapan air hujan

dan dimiliki oleh sebagian besar masyarakat indonesia. Tingkat kedalaman

Page 59: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

39

sumur dalam ini antara 5-15 meter dari permukaan tanah dengan

kelemahan utama yaitu mudah terkontaminasi oleh air lmbah yang berasal

dari kegiatan manusia maupun hewan.

b. Sumur Dalam

Air sumur dalam berasal dari lapisan air kedua didalam tanah dengan

kedalaman diatas 15 meter dari permukaan tanah. Ditinjau dari segi kualitas

pada umumnya lebih baik dari sumur dangkal, sedangkan kuantitasnya

mencukup tergantung pada keadaan tanah dan sedikit dipengaruhi oleh

perubahan musim.

2.1.3.3 Persyaratan Kesehatan Sumur Gali

Sumur gali sebagai sumber air bersih harus ditunjang dengan syarat

kontruksi, syarat lokasi untuk dibangunnya sebuah sumur gali, hal ini diperlukan

agar kualitas air sumur gali aman. Berikut ini adalah beberapa persyaratan sumur

gali sebagai sarana air bersih (Lud Waluyo, 2009:138).

1) Lokasi

Lokasi penempatan biasanya berhubungan dengan jarak sumur gali dengan

sumber pencemar. Agar sumur gali terhindar dari pencemaran maka harus

diperhatikan adalah jarak sumur dengan jamban, air kotor, lubang galian

untuk air limbah, kandang ternak, tempat pembuangan sampah dan sumber-

sumber pengotor lainnya. Jarak sumur minimal 11 meter dari sumber

pencemar. Semakin dekat jarak sumur gali terhadap sumber pencemar,

semakin besar kemungkinan terjadinya pencemaran.

Page 60: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

40

2) Lantai

Lantai sumur harus kedap air minimal 1 meter dari sumur, tidak

retak/bocor, mudah dibersihkan, tidak tergenang air (kemiringan 1%-5%)

dan ditinggikan 20 cm diatas permukaan tanah, bentuknya bulat atau segi

empat .

3) Bibir sumur

Tinggi bibir sumur 80 cm dari lantai yang dibuat dari bahan kuat dan rapat

air. Tinggi bibir sumur ini di gunakan untuk melindungi sumur dari

pencemaran sekitar sumur dan menjaga keamanan saat pengambilan.

4) Dinding sumur

Dinding sumur memiliki kedalaman minimal 3 meter dari lantai, terbuat

dari bahan kedap air dan kuat agar tidak mudah retak/longsor (semen).

Kedalaman 3 meter diambil karena bakteri tidak dapat hidup dengan

karakteristik hhidup pada jarak tersebut.

5) Tutup sumur

Jika pengambilan air sumur gali dengan tangan/ pompa listrik sumur harus

di tutup rapat, namun jika pengambilan air dengan ember, harus ada ember

khusus dengan talinya untuk mencegah pencemaran ember dan timba harus

selalu berada di bagian atas atau digantung (tidak boleh diletakkan di

lantai).

2.1.3.4 Karakteristik Sumur Gali

Adapun karakteristik sumur gali yang dapat mempengaruhi keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti antara lain :

Page 61: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

41

1) Letak sumur gali

Letak sumur gali merupakan keadaan dimana sumur gali diletakkan baik

didalam maupun di luar rumah. Hal ini memiliki peranan penting terhadap

perindukan nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan penelitian di Desa Saung Naga

tahun 2005 mengenai letak kontainer didapatkan bahwa kontainer yang terletak di

dalam rumah berpeluang lebih besar untuk terdapat Aedes aegypti sebesar 75%

(Milana Salim, 2005). Nyamuk Aedes aegypti lebih suka ditemukan di dalam

gedung atau rumah dan nyamuk Aedes albopictus lebih senang beristirahat di luar

gedung atau rumah. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi rumah yang gelap karena

kurangnya cahaya di dalam rumah sehingga udara di dalam rumah cenderung

lembab (Budiyanto, 2011).

2) Keberadaan Penutup

Kegiatan PSN dengan penelolaan hidup yaitu 3M salah satunya dilakukan

adalah dengan menutup kontainer rapat-rapat agar nyamuk tidak dapat masuk

untuk meletakkan telurnya (Depkes RI, 2005). Nyamuk Aedes aegypti akan

mudah untuk meletakkan telurnya pada kontainer yang terbuka. Ada

kecenderungan yang signifikan 84% kontainer yang terbuka menyebabkan

nyamuk bebas masuk ke dalam kontainer untuk berkembangbiak sedangkan

kontainer yang tertutup 7% terdapat jentik (Hasyimi dkk, 2009).

Hal ini sejalan dengan penelitian G Palupi Said pada tahun 2011 yang

melakukan survei keberadaan jentik nyamuk Aedes spp pada sumur gali

menemukan bahwa sumur gali sebagai tempat perindukan nyamuk adalah sumur

yang terbuka (tanpa penutup permukaan) Bahkan salah satu cara pencegahan

Page 62: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

42

vektor Aedes aegypti di rumah tangga menurut Medronho (2009) adalah

penggunaan penutup pada kontainer sebagai tempat penyimpanan air untuk

mencegah kontainer menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti.

3) Kedalaman sumur gali

Sumur gali merupakan sumber air bersih yang berasal dari lapisan kedua di

dalam tanah, dalamnya dari permukaan tanah biasanya 5-15 meter kadang lebih

dengan tinggi bibir sumur minimal 80 cm dari lantai serta dinding sumur minimal

sedalam 3 m dari lantai dengan pengambilan air melalui tangan, pompa listrik

atau ember ( Lud Waluyo, 2009:138). Hasil penelitian di Yogyakarta oleh Gionar

pada tahun 2001 menunjukan bahwa kedalaman sumur akan menjadi kendala bagi

nyamuk Aedes aegypti untuk meletakkan telurnya. Aktivitas Aedes aegypti betina

tidak akan terganggu apabila ingin meletakkan telurnya didalam sumur, apalagi

kualitas air sumur umumnya sangat cocok untuk perkembangan larva dan pupa

nyamuk.

4) Tinggi air permukaan sumur gali

Berdasarkan hasil penelitian oleh Gionar (2001) menunjukan bahwa adanya

peningkatan volume air sumur pada musim penghujan akan memperpendek jarak

antara permukaan sumur dan permukaan air di dalam sumur sehingga lebih

mempermudah bagi nyamuk betina untuk meletakkan telurnya di dalam sumur.

Kewaspadaan terhadap sumur sebagai tempat perindukan nyamuk harus lebih di

tingkatkan pada musim penghujan karena terbukti sumur yang mengandung Aedes

aegypti pradewasa lebih meningkat dibandingkan pada musim kemarau.

Page 63: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

43

5) Bahan dinding sumur gali

Dasar tempat air juga merupakan pilihan bagi nyamuk betina dewasa

dalam meletakkan telur-telurnya. Aedes aegypti lebih menyukai genangan air

dengan dasar tempat air yang bukan tanah (Depkes RI,2007). Hasil penelitian

Sungkar (1994) dalam Milana Salim (2005) tentang Pengaruh Jenis TPA terhadap

Perkembangn Larva Aedes menunjukan bahwa larva yang terdapat pada kontainer

dari keramik paling sedikit dibandingkan dengan kontainer yang terbuat dari

semen atau drum. Pada kontainer yang berbahan dasar semen yang kasar, nyamuk

betina lebih mudah mengatur posisi tubuh pada waktu meletakkan telur (Badrah

2011) .

6) Derajat keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) air perindukan merupakan faktor yang sangat

menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva Aedes aegypti dimana

larva akan mati pada pH ≤3 dan ≥12 (Sayono, 2011). Berdasarkan hasil penelitian

Gionar (2001) juga menyimpulkan bahwa sumur untuk tempat perindukan

nyamuk Aedes aegypti pada derajat keasaman (pH) pada kisaran netral yaitu

merupakan kondisi pH yang nyaman bagi jentik Aedes aegypti untuk dapat hidup

dalam air sumur yaitu 6,9-8,0. Hidayat C dkk (1997) dalam penelitiannya tentang

pengaruh pH air perindukan terhadap perkembangbiakan Aedes aegypti

menyebutkan bahwa pada pH air perindukan 7, lebih banyak didapati nyamuk dari

pada pH asam atau basa.

Page 64: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

44

7) Penggunaan sumur gali

Nyamuk Aedes aegypti lebih menyukai tempat perindukan yang berwarna

gelap terlindung dari sinar matahari, permukaan terbuka lebar yang berisi air

bersih dan tenang (Badrah, 2011). Sumur gali sebagai sumber air bersih yang

digunakan akan berbeda dengan air sumur yang tidak digunakan. Nyamuk Aedes

aegypti lebih menyukai tempat perindukan pada genangan air yang tidak mengalir

seperti sumur. Pada air sumur yang masih digunakan, telur-telur nyamuk akan

dapat musnah karena gerakan-gerakan air yang menenggelamkan atau

melemparkannya ke permukaan tanah yang kering sehingga telur-telur itu akan

kering oleh panas matahari (Depkes RI, 2007).

8) Kejernihan air sumur gali

Berdasarkan bionomiknya, nyamuk Aedes aegypti memang suka

meletakkan telurnya pada air yang jernih dan tidak suka meletakkan telurnya pada

air yang kotor/ keruh serta bersentuhan langsung dengan tanah (Depkes RI, 2007).

Menurut penelitian Syahribuan, dkk pada tahun 2010 menyatakan bahwa Aedes

aegypti dapat hidup dan berkembangbiak pada kondisi air sumur yang bersih atau

kotor Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti sangat dekat dengan manusia

yang menggunakan air bersih sebagai kebutuhan sehari-hari (Badrah, 2011).

9) Pencahayaan

Nyamuk Aedes aegypti menyukai genangan-genangan air yang terlindungi

oleh karena itu berkembang biak di tempat-tempat penampungan air di dalam

rumah karena kondisi rumah yang gelap disebabkan kurangnya cahaya di dalam

rumah (Depkes RI, 2007). Menurut teori WHO yang di kutip oleh Tur Endah dan

Page 65: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

45

Widya Harry (2010), bahwa intensitas cahaya merupakan faktor utama yang

mempengaruhi bionomik nyamuk Aedes aegypti yang merupakan penular demam

berdarah yaitu intensitas cahaya yang rendah (≤ 50 lux) merupakan kondisi yang

baik bagi nyamuk.

10) Keberadaan tanaman

Jentik nyamuk Aedes aegypti memiliki karakteristik yang berbeda dengan

jentik nyamuk yang lainnya, yaitu dapat tinggal lama di bawah permukaan air.

Adanya tumbuhan sangat mempengaruhi kehidupan nyamuk antara lain sebagai

tempat meletakkan telur, tempat berlindung, tempat mencari makan dan tempat

berlindung bagi jentik. Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telurnya pada tumbuh.-

tumbuhan yang terapung atau menjulang di permukaan air (Depkes RI, 2007).

Page 66: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

46

2.2 KERANGKA TEORI

Lingkungan Fisik

- Tempat Penampungan

Air (TPA)

- Ketinggian tempat

- Suhu Udara

- Kelembaban Udara

- Curah hujan

- Kecepatan Angin

Gambar : 2.9 kerangka Teori

( Sumber : G Palupi Said 2012, Budiyanto 2012, Yoyo R Gionar 2001,

Ririh Yudhastuti 2005,Soekidjo Notoatmodjo 2003,

Depkes RI 2007 )

Lingkungan Biologi

- Tanaman hias

- Tanaman pekarangan

- Ikan pemakan jentik

Keberadaan Jentik Nyamuk

Aedes aegypti

Karakteristik sumur gali

1. Letak sumur gali

2. Keberadaan penutup

permukaan sumur gali

3. Kedalaman sumur gali

4. Tinggi air permukaan

sumur gali

5. Bahan dinding sumur gali

6. Tingkat keasaman (pH)

sumur gali

7. Penggunaan sumur gali

8. Kejernihan air sumur gali

9. Pencahayaan sumur gali

10. Keberadaan tanaman

Lingkungan Kimia

- Lavarsidasi

- Pengasapan (fogging)

Page 67: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

47

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 KERANGKA KONSEP

Gambar 3.1: Kerangka Konsep

Keterangan

: Variabel yang diteliti

Variabel Terikat :

Keberadaan Jentik

nyamuk Aedes aegypti

Variabel Bebas :

1. Letak sumur gali

2. Keberadaan penutup

permukaan sumur gali

3. Kedalaman sumur gali

4. Tinggi air permukaan

sumur gali

5. Bahan dinding sumur gali

6. Tingkat keasaman (pH)

sumur gali

7. Penggunaan sumur gali

8. Kejernihan air sumur gali

9. Pencahayaan sumur gali

10. Keberadaan tanaman

Page 68: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

48

3.2 VARIABEL PENELITIAN

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2009:39).

Variabel bebas dalam penelitian ini karakteristik sumur gali yang meliputi letak,

keberadaan penutup, kedalaman, tinggi air permukaan, bahan dinding, tingkat

keasaman (pH), penggunaan, kejernihan, pencahayaan dan keberadaan tanaman

pada sumur gali.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:39). Variabel terikat dalam

penelitian ini yaitu keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti

3.3 HIPOTESIS PENELITIAN

3.3.1 Hipotesis Mayor

Ada hubungan antara karakteristik sumur gali dengan keberadaan jentik

Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota

Semarang tahun 2015.

3.3.2 Hipotesis Minor

Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Ada hubungan letak sumur gali dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes

aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmmungkur Kota

Semarang tahun 2015

Page 69: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

49

2. Ada hubungan keberadaan penutup sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

3. Ada hubungan kedalaman sumur gali dengan keberadaan jentik nyamuk

Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmmungkur

Kota Semarang tahun 2015

4. Ada hubungan tinggi air permukaan sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

5. Ada hubungan bahan dinding sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

6. Ada hubungan penggunaan sumur gali dengan keberadaan jentik nyamuk

Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmmungkur

Kota Semarang tahun 2015

7. Ada hubungan kejernihan air sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

8. Ada hubungan derajat keasaman (pH) air sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

Page 70: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

50

9. Ada hubungan pencahayaan sumur gali dengan keberadaan jentik nyamuk

Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmmungkur

Kota Semarang tahun 2015

10. Ada hubungan keberadaan tanaman di dalam sumur gali dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor

Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

3.4 DEFINISI OPERASIONAL DAN SKALA PENGUKURAN VARIABEL

Tabel 3.1: Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

No Variabel Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.

Variabel

bebas :

Letak sumur

gali

Peletakan atau

posisi dari

sumur gali yang

berada di rumah

responden.

Letak sumur

yang berisiko

terdapat jentik

Aedes aegypti

adalah dalam

rumah.

Formulir

Observasi

0=Dalam rumah

1=Luar rumah

(Depkes RI,

2007)

Ordinal

2.

Keberadaan

penutup

sumur gali

Ada tidaknya

penutup

sumur gali yang

terdapat di

dalam maupun

di luar rumah

responden.

Sumur gali yang

berisiko terdapat

jentik Aedes

aegypti adalah

sumur gali tanpa

penutup.

Formulir

observasi

0= Tanpa

penutup

(terbuka atau

masih ada

celah)

1= Ada penutup

(Tertutup

rapat tanpa

ada celah)

(Depkes RI,

2007)

Ordinal

Page 71: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

51

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

3. Kedalaman

sumur gali

kedalaman

sumur gali dari

dasar sumur gali

hingga

permukaan

sumur gali yang

terdapat di

dalam maupun

di luar rumah

responden.

Sumur gali yang

berisiko terdapat

jentik nyamuk

Aedes

aegypti adalah

sumur gali

kedalaman ≤ 5

meter

Meteran 0=Kedalaman ≤ 5

meter

1=Kedalaman

5,1-10 meter

2=Kedalaman

10,1-15 meter

3=Kedalaman

>15 meter

Ordinal

4. Tinggi Air

Permukaan

sumur gali

Ketinggian air

sumur gali dari

dasar sumur

hingga

permukaan air

sumur gali yang

terdapat di

dalam maupun

di luar rumah

responden.

Sumur gali yang

berisiko terdapat

jentik nyamuk

Aedes

aegypti adalah

sumur gali

kedalaman ≤ 3

meter

Meteran 0=Kedalaman ≤ 3

meter

1=Kedalaman>3

meter

(Gionar, 2001)

Ordinal

5. Bahan

dinding

sumur gali

Bahan dari

Sumur gali

yang didalam

maupun

di luar rumah

responden.

Bahan dasar

sumur gali yang

Formulir

Observasi

0=Semen

1=Tanah

(Milana salim,

2005)

Ordinal

Lanjutan (tabel 3.1)

Page 72: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

52

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

berisiko terdapat

jentik Aedes

aegypti adalah

semen.

6. Tingkat

keasaman

(pH) sumur

gali

Tingkat yang

menujukan asam

atau basanya

suatu larutan.

Derajat

keasaman (pH)

Sumur gali

yang

berisiko terdapat

jentik Aedes

aegypti adalah

pada pH

optimum : 6,9-

8,0)

pH meter 0=Optimum

(6,9-8,0)

1=Tidak

optimum

(<6,9 dan > 8,0)

(Russel, 1996)

Ordinal

7. Penggunaan

sumur gali

Keadaan sumur

gali yang

terdapat di

dalam maupun

di luar rumah

responden yang

masih

digunakan atau

tidak digunakan.

Kondisi

Sumur gali

yang

berisiko terdapat

jentik Aedes

aegypti adalah

pada sumur gali

sudah tidak

digunakan

Formulir

observasi

0=Sumur gali

tidak

digunakan

1=Sumur gali

masih

digunakan

(Depkes RI,

2007)

Ordinal

8. Kejernihan

air

Keadaan air

sumur gali yang

menunjukan

kondisi air

berupa jernih

atau keruh pada

Secchi disk 0=Jernih

1=Keruh

(Depkes RI,

2007)

Ordinal

Lanjutan ( tabel 3.1)

Page 73: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

53

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

sumur gali yang

terdapat di

dalam maupun

di luar rumah

responden

Kondisi air

Sumur gali

yang berisiko

terdapat jentik

Aedes aegypti

adalah sumur

gali yang jernih

9. Pencahayaan Intensitas

pencahayaan

yang masuk

kedalam sumur

gali terdapat di

dalam maupun

di luar rumah

responden.Kond

isi air

Sumur gali

yang berisiko

terdapat jentik

Aedes aegpti

adalah ≤ 50 lux

Lux meter 0=Pencahayaan

≤50 lux

1=Pencahayaan>

50 lux

(Tur Endah dan

Widya Harry

,2010)

Ordinal

10.

Keberadaan

tanaman

Kondisi terdapat

tanaman yang

terapung atau

menjulang di

permukaan air.

Sumur gali

yang berisiko

terdapat

jentik Aedes

aegpti adalah

sumur gali yang

terdapat

tanaman yang

terapung atau

menjulang di

permukaan air

Formulir

Observasi

0=Ada

1=Tidak ada

(Depkes RI,

2007)

Ordinal

Lanjutan ( tabel 3.1)

Page 74: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

54

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

11. Variabel

Terikat

:Keberadaan

Jentik

nyamuk

Aedes

Aegypti

Suatu kondisi

dimana positif

jentik Aedes

aegypti jika

dalam sumur

gali terdapat

jentik dan

negatif

jentik Aedes

aegypti jika

tidak ditemukan

jentik pada

sumur gali

dilihat dengan

cara single

larvae

Funnel traps

0=Positif

1=Negatif

(Depkes RI,

2010)

Ordinal

3.5 JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis explanatory research (penelitian penjelasan)

dengan metode survey yang menggunakan pendekatan cross sectional yaitu jenis

penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali pada

satu saat (Soekidjo Notoatmodjo, 2010: 37).

3.6 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:117). Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur gali yang ada di RW 01

Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur sebesar 123 sumur gali.

Lanjutan ( tabel 3.1)

Page 75: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

55

3.6.2 Sampel

3.6.2.1 Jumlah Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2009:118). Besar sampel dalam penelitian ini

ditentukan dengan rumus:

Keterangan:

n = besar sampel

N = populasi, jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 123 sumur gali

- = derajat kepercayaan 95% (1,96)

d = nilai presisi. Selisih rerata minimal yang dianggap bermakna 5% (0,05)

P = perkiraan proporsi paparan pada populasi

Dalam hal ini digunakan P=24% = 0,24. Berdasarkan hasil pemantauan

jentik rata-rata ABJ sebesar 76%. Berarti rumah positif jentik sebesar

24%.

(Issac dan Michael)

n = 85, 25

0,305 +0,693

sumur gali

d2(N-1) + M P(1-P)

Page 76: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

56

3.6.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple Random Sampling)

yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2009:82).

Adapun subjek penelitian ini, yaitu ditentukan berdasarkan kriteria inklusi

dan eksklusi. Subjek penelitian ini adalah sumur gali yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi yang diambil dari 123 sumur gali di RW 01 Kelurahan

Bendan Ngisor. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Soekidjo Notoatmodjo,

2010:130). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

1) Rumah yang terletak di RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmungkur

2) Rumah yang terdapat sumur gali

3) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel (Soekidjo Notoatmodjo, 2010:130). Adapun kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Rumah penduduk yang tidak mengizinkan sumur galinya di periksa.

Page 77: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

57

3.7 SUMBER DATA

3.7.1 Data Primer

Data primer yaitu bila pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh

peneliti (Eko Budiarto, 2002:5). Pengambilan data dilakukan dengan

menggunakan teknik observasi langsung dan kuesioner yang digunakan untuk

mengetahui jumlah sumur gali dan karakteristik sumur gali masyarakat.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu bila pengumpulan data yang diinginkan diperoleh dari

orang lain dan tidak dilakukan oleh peneliti sendiri (Eko Budiarto, 2002:5). Data

sekunder diambil dari Dinas Kesehatan Kota Semarang tentang Kejadian Demam

berdarah dengue dan Puskesmas Pegandan tentang Kejadian Demam berdarah

dengue di Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang.

3.8 INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah funnel trap,

kuesioner survei pendahuluan, lembar observasi dan wawancara serta

dokumentasi

3.8.1 Funnel trap

Funnel trap adalah suatu alat yang digunakan sebagai perangkap jentik

dan pupa. Alat ini digunakan untuk menangkap jentik nyamuk atau pupa di dalam

sumur gali yang sulit dijangkau dengan cara survei jentik atau pupa dengan single

larva atau atau visual dengan pandangan mata. Alat ini sederhana dan dapat

dibuat dengan mudah serta relatif murah. Funnel trap dapat digunakan untuk

menangkap jentik atau pupa nyamuk Aedes aegypti di sumur gali yang terdiri dari

Page 78: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

58

4 komponen yaitu corong plastik, botol plastik putih, pemberat dan tambang

plastik sebagai alat untuk menurunkan perangkap dan mengambilnya kembali dari

sumur.

3.8.2 Kuesioner survei pendahuluan

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,

dimana responden dan interviewer tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu (Soekidjo Notoatmodjo, 2010). Kuesioner ini

berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keberadaan dan

karaktetristik sumur gali (kepemilikan sumur gali, letak, keberadaan penutup,

penggunaan) yang dimiliki masyarakat di RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor

Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang.

3.8.3 Lembar Observasi dan Wawancara

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis,

yaitu lembar survei pendahuluan dan lembar survei entomologi. Lembar survei

pendahuluan berisi tentang daftar sumur gali yang positif jentik sedangkan lembar

survey entomologi berisi tentang daftar sumur gali positif jentik dan karakteristik

sumur gali. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui tentang penggunaan

sumur gali masyarakat.

3.8.4 Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

menggunakan berbagai sumber tulisan yang berkenaan dengan objek penelitian.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang berasal dari studi

pendahuluan dan eksperimen funnel trap di sumur gali, data jumlah kasus DBD,

Page 79: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

59

IR DBD, CFR DBD, Angka Bebas Jentik (ABJ) dari Dinas Kesehatan Kota

Semarang dan Puskesmas Pegandan Kota Semarang serta data monografi

Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajamungkur Kota Semarang.

3.8.5 pH meter

pH meter digunakan untuk mengukur derajat keasaman (pH) air sumur

gali. Pengukuran dilakukan dengan cara menyalakan pH meter pada tombol “on”,

kemudian kalibrasi pada pH netral (pH=7), kemudian mencelupkan pH meter ke

dalam air sumur gali dan di amati hingga terjadi muncul angka pH pada layar

3.8.6 Meteran

Alat meteran dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kedalaman

dan tinggi air permukaan sumur gali. Pengukuran dilakukan dengan meletakkan

meteran kedalam sumur gali dengan diberi pemberat tali untuk kemudian di

hitung panjangnya tali hingga dasar sumur gali dan permukaan air sumur gali

hingga bibir sumur gali yang diteliti.

3.8.7 Secchi Disk

Secchi disk adalah instrumen alat sederhana yang digunakan untuk

mengukur kejernihan air. Alat ini berupa lempengan yang diberi warna pada

permukaan cakram dengan mengggunakan 2 warna yaitu hitam dan putih, dengan

bentuk arsiran 4 bagian pada cakram. Secchi disk dipasang pada tiang atau tali dan

kemudian di turunkan perlahan-lahan kedalam air. Jika secchi disk tidak terlihat

secara jelas antara perbedaan kedua warna, maka dapat di simpulkan bahwa air

tersebut tidak jernih..

Page 80: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

60

3.8.8 Lux meter

Lux meter digunakan untuk mengukur intesitas pencahayaan yang ada

pada sumur gali. Pengukuran dilakukan pada bidang datar ditengah atas sumur

gali dengan ketinggian 50-100 cm dari lantai.

3.9 PROSEDUR PENELITIAN

3.9.1 Pra Penelitian

Pada prosedur penelitian ini di awali dengan pembuatan funnel trap.

Adapun alat dan bahan pembuatan funnel trap adalah sebagai berikut :

1) Botol air mineral

2) Corong

3) Tali

4) Plastik kecil

5) Batu

6) Gunting

7) Baut kecil

Prosedur pembuatan funnel trap adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

2) Memasukkan mulut corong kedalam mulut botol air mineral

3) Merekatkan mulut corong dengan mulut botol air mineral dengan baut

4) Memasukkan batu kedalam plastik putih kecil sebagai pemberat dan ikatkan

menggunakan tali pada leher botol yang sudah terdapat corongnya.

5) Memasukkan perangkap kedalam sumur yang telah diikatkan dengan tali

hingga mencapai permukaan air.

Page 81: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

61

3.9.2 Pelaksanaan Penelitian

Setelah melakukan tahap pra penelitian dan diperoleh sampel penelitian,

maka dilakukan tahap pelaksanaan penelitian dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Memastikan responden bersedia agar sumur gali tersebut dapat digunakan

sebagai penelitian

2) Memasang funnel trap pada sumur gali yang diteliti. Pemasangan funnel

trap dilakukan pada masing-masing sumur diberi 1 funnel trap selama 1-2

hari.

3) Letak, bahan, keberadaan penutup, kejernihan air, keberdaan tanaman pada

sumur gali di tiap rumah diperiksa

4) Melakukan wawancara dengan tuan rumah mengenai penggunaan air sumur

gali

5) Melakukan pengukuran terhadap kedalaman, tinggi air permukaan,

pencahayaan dan pH sumur gali

6) Mengambil funnel trap pada tiap sumur gali setelah 1-2 hari, funnel trap

diambil dan dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk Aedes aegypti untuk

kemudian di identifikasi. Identfikasi jentik nyamuk dilakukan dengan

menggunakan single larva dengan langkah sebagai berikut :

a) Meletakkan air yang tertampung pada funnel trap beserta jentik nyamuk

yang tertangkap pada cidukan pada kantong plastik

b) Mengambil jentik dengan pipet tetes dari plastik yang diberi label

Page 82: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

62

c) Meletakkan jentik pada object glass menggunakan pipet dalam posisi

telungkup

d) Mengusap air pada object glass dengan tissue kemudian tutup dengan

deck glass.

e) Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 10-40 kali

f) Menentukan spesies Aedes spp dengan menggunakan kunci identifikasi

Aedes spp.

Adapun kunci identifikasi nyamuk Aedes spp adalah sebagai berikut :

1) Aedes aegypti

a) Pada abdomen ke-8 terdapat sisik sikat (comb scales) yang

memiliki duri lateral

b) Terdapat gigi pektin (pectin teeth) dengan satu cabang

c) Sikat ventral memiliki 5 pasang rambut

d) Gerigi comb dengan lekukan yang dalam atau jelas

2) Aedes albopictus

a) Pada sisik sikat (comb scales) tidak memiliki duri lateral

b) Terdapat gigi pektin (pectin teeth) dengan dua cabang

c) Sikat ventral memiliki 4 pasang rambut.

7) Karakteristik masing-masing sumur gali berdasarkan keberadaan jentik di

analisis.

3.10 TEKNIK ANALISA DATA

3.10.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Page 83: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

63

1. Pemeriksaan data (editing)

Bertujuan untuk meneiliti data yang telah di peroleh dari pengukuran

dengan cara memeriksa kelengkapan dan konsistensi data yang ada

2. Pengkodean data (coding)

Bertujuan untuk memudahkan dalam menganalisis data dengan cara

memberikan kode atau atribut pada data

3. Memasukkan data (entry)

Memasukkan data yang telah diperoleh untuk diolah menggunakan

komputer dengan program SPSS.

4. Mentabulasi (tabulating)

merupakan lanjutan langkah koding untuk mengelompokkan data kedalam

suatu data tertentu menurut sifat-sifat yang dimiiliki sesuai dengan tujuan

penelitian.

3.10.2 Analisa Data

3.10.2.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakter sumur gali

meliputi letak, keberadaan penutup, kedalaman, tinggi air permukaan, kejernihan,

penggunaan, pencahayaan, pH dan keberadaan tanaman yang disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.10.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang di duga memiliki

korelasi atau berhubungan (Seokidjo Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini

menggunakan Chi Square dengan bantuan SPSS versi 16 untuk menggabungkan

Page 84: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

64

variabel bebas dengan variabel terikat yaitu karakteristik sumur gali dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti . Jika tidak memenuhi syarat uji Chi

Square maka menggunakan uji alternatif yaitu uji Fisher Exact Test atau

Kolmogorov-Smirnov.

Page 85: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

105

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada sumur gali di

wilayah Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang

tahun 2015 didapatkan hasil bahwa :

1. Ada hubungan antara letak sumur gali dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

2. Ada hubungan antara keberadaan penutup sumur gali dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor

Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

3. Tidak ada hubungan antara kedalaman sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

4. Ada hubungan antara tinggi air permukaan sumur gali dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor

Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

5. Ada hubungan antara bahan dinding sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

Page 86: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

106

6. Tidak ada hubungan antara penggunaan sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

7. Tidak ada hubungan antara kejernihan air sumur gali dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor

Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

8. Ada hubungan antara derajat keasaman (pH) air sumur gali dengan

keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor

Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

9. Ada hubungan antara pencahayaan sumur gali dengan keberadaan

jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan

Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

10. Tidak ada hubungan antara keberadaan tanaman di dalam sumur gali

dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Bendan

Ngisor Kecamatan Gajahmmungkur Kota Semarang tahun 2015

6.2 SARAN

6.2.1 Bagi Petugas Kesehatan

1. Memberikan masukan dan partisipasi dalam evaluasi dan pengendalian

jentik nyamuk Aedes aegypti sehingga dapat meningkatkan kegiatan

PSN DBD melalui kerjasama lintas sektoral

2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk selalu melakukan

PSN DBD seperti 3M plus, lavarsidasi serta pemantauan terhadap

perawatan kondisi sumur gali yang memiliki peluang sebagai tempat

Page 87: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

107

perindukan nyamuk penyakit DBD yang dapat dilakukan melalui

organisasi kemasyarakatan yang ada dimasyarakat.

6.2.2 Bagi Masyarakat

1. Bagi masyarakat diharapkan meningkatkan kesadaran dalam

memperhatikan kondisi sumur gali maupun kontainer lainnya dan

meningkatkan perilaku Pembrantasan Sarang Nyamuk (PSN DBD)

dengan gerakan 3M Plus secara serentak

2. Bagi masyarakat yang memiliki sumur gali hendaknya harus

memperhatikan kondisi sanitasi sumur gali seperti kedalaman sumur

gali yang dimiliki, berdasarkan hasil penelitian, sumur gali dengan

kedalaman 10,1-15 meter lebih berisiko untuk terdapat jentik nyamuk

Aedes aegypti dan karakteristik sumur gali yang lainnya untuk

mengendalikan sumur yang memiliki peluang sebagai tempat

perindukan nyamuk penyebab penyakit DBD.

3. Bagi masyarakat yang memiliki letak sumur gali di dalam rumah, untuk

senantiasa mengatur pencahayaan yang masuk agar keadaan tidak

lembab dan memiliki suhu yang optimum

4. Agar memerhatikan penutup sumur gali, yaitu sumur gali sebaiknya

diberikan penutup dan diatur pula untuk tidak terbuka terlalu lama jika

penutup sumur gali tidak permanen.

Page 88: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

108

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Bagi peneliti selanjutnya, dapat lebih memperluas sampel penelitian

dalam ruang lingkup tempat penelitian, yaitu lingkup kelurahan tidak

hanya pada lingkup RW sehingga hasil penelitian dapat lebih

representatif.

2. Variabel yang tidak berhubungan pada penelitian ini yaitu kejernihan

air sumur gali perlu diteliti dan ukur hingga pada kualitas air sumur gali

untuk dapat memastikan adanya faktor kualitas air sumur gali lain yang

dapat mempengaruhi keberadaan jentik Aedes aegypti.

3. Salah satu variabel dalam penelitan ini berupa pencahayaan, dilakukan

penggukuran dengan Lux meter hanya di ukur pada ketinggian dari

bibir sumur, tidak diukur dari atas permukaan air sumur gali sehingga

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh

pencahayaan secara langsung terhadap keberadaan jentik nyamuk Aedes

aegypti secara lebih spesifik.

Page 89: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

109

DAFTAR PUSTAKA

Adialfian, Hasanudin Ishak, Ruslan La Ane, 2013, Kemampuan Adaptasi Nyamuk

Aedes aegypti dan Aedes albipictus dalam Berkembangbiak Berdasarkan

Jenis Air, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanudin, Makasar.

Anies, 2006, Manajemen Berbasis Lingkungan, PT Alex Komutindo, Jakarta.

Badrah, S dan Hidayah N, 2011, Hubungan antara Perindukan Nyamuk Aedes

aegypti dengan Kasus DBD di Kelurahan Penajam Kecamatan Penajam

Kabupaten Penajam Kaser Utara, J.Trop.Pharm Chem, Fakultas Kesehatan

Masyarakat, Universitas Mulawarman, Indonesia Volume 1, No 2.

Budiyanto, Anif, 2012, Karakteristik Kontainer terhadap Keberadaan Jentik

Aedes aegypti di Sekolah Dasar. Jurnal Pembangunan Manusia. Volume 6,

No 1.

Cecep Dani Sucipto, 2011, Vektor Penyakit Tropis, Gosyan

Publishing,Yogyakarta.

Christanto, Philiip, 2004, Ekologi Industri, Andi ,Yogyakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2005, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Demam Berdarah Dengue, Jakarta.

Damanik, 2002, Tempat Perindukan yang Paling Disenangi Nyamuk Aedes

aegypti Berdasarkan Jenis Sumber Air, Skripsi, Universitas Sumatera Utara.

Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014

Ditjen PPM & PLP, 2006, Pembrantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN DBD) oleh

Jumantik. Depkes RI, Jakarta.

, 2007, Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor, Depkes RI, Jakarta.

, 2010, Pencegahan dan Pembrantasan DBD di Indonesia,

Jakarta.

Djantie T Sambel, 2009, Entomologi Kedokteran, CV Andi Offset, Yogyakarta.

Eko Budiarto, 2001, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat,

EGC, Jakarta.

Page 90: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

110

Erik Tapan, 2004, Flu, HFMD, Diare pada Pelancong, Malaria, DB dan Thyfus,

PT Pustaka Populer Obor, Jakarta.

Fakhriadi, Rudi, Ylidasari Fahrini, Ratna Setyaningrum, 2010, Faktor Resiko

DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Guntung Payung Kota Banjarbaru,

PSKM Universitas Mataram.

Frida N, 2008, Mengenal Demam Berdarah Dengue. CV Pamularsih, Jakarta.

G Palupi Susanti Said, 2011, Survei Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti

(spp) pada Sumur Gali Milik Warga Kelurahan Bulusan Kota Semarang

(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Semarang), Skripsi,

Universitas Diponegoro Semarang.

Gionar, RY , Saptoro Rusmiarto dan Dwiko Susapto, 2001, Sumur sebagai

habitat yang penting untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes

aegypti,Buletin Penelitian Kesehatan, 29 (1), Jakarta.

Hasyimi M, Harmany dan Pangestu, 2009, Tempat-Tempat Terkini yang

Disenangi Untuk Perkembangbiakan Vektor Demam Berdarah, Media

Litbang Kesehatan Volume XIX Nomor 2 Tahun 2009, Hlm71-76.

Hasyimi M. dan Soekirno Mardjan, 2004, Pengamatan Tempat Perindukan Aedes

aegypti pada Tempat Penampungan Air Rumah Tangga padaMasyarakat

Pengguna Air Olahan, Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April 2004,

Hlm. 37-42.

Hidayat C, Ludfi Santoso, Hadi Suwasono, 1997, Pengaruh pH Perindukan

terhadap Pertumbuhan dan Perkembangbiakan Aedes aegypti Pra Dewasa,

Cerminan Dunia Kedokteran, No 119.

Juli Soemerat Slamet, 2002, Kesehatan Lingkungan, Gajah Mada University

Press, Yogyakarta.

Kasetyaningsih,T dan Sundari, S, 2006, Perbedaan antara House Indeks yang

Melibatkan Pemeriksaan Sumur pada Survei Vektor Dengue di Dusun Pepe,

Bantul. Jurnal Kedokteran Yarsi, Yogyakarta, No 14 (1): 034-037.

Lud Waluyo, 2009, Mikrobiologi LIngkungan, UMM Press, Malang.

Medronho, Roberto A, 2009, Aedes aegypti Immature Forms Distribution

According to Type of Breeding Site, The American Society of Tropical

Medicine and Hygiene 80 (3): 401-404.

Meilson H.E. Sallata, Erniwati dan Makmur Selomo, 2014, Hubungan

Karakteristik Lingkungan Fisik dan Kimia dengan Keberadaan Larva Aedes

Page 91: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

111

aegypti di Wilayah Endemis DBD Kota Makassar, Universitas Hassanudin,

Makassar.

Milana Salim, 2005, Survei Jentik Aedes aegypti di Desa Saung Naga Kabupaten

Oku tahun 2005,

Mukono, H J., 2000, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Erlangga, Surabaya.

Nguyen, Le Anh P, Archie C.A Clements and Jason A.L.Jeffery, 2011,

Abundance and Prevalence of Aedes aegypti Immatures and Realtionship

with Household Water Storage in Rural Areas in Southern Viet Nam,

International Health 3 (2011) 115-125.

Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D), 2002, Manual Teknis Pemberdayaan

Masyarakat: Sumur Gali, Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D,

Jakarta.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

Puskesmas Pegandan, 2014, Laporan Kerja Per tahun Puskesmas Pegandan,

Semarang.

Rahmat Budianto, 2010, Karakteristik Sumur yang Mempengaruhi Tempat

Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti di Kota Metro Propinsi

Lampung, Tesis, UGM.

Rueda, Leopold M, 2004, Pictorial Keys for the identification of mosquitoes

(Diptera; Culicidae) associated with Dengue Virus Transmission, Magnolia

Press, New Zealand.

Russel, B.M.,L.E.Muir, P. Weinstein and B.H. Kay, 1996, Surveillance of the

copepod Mesocylops aspericornis in Australian wells and gold mines.

Med.Vet. Entomol.10: 155-160

Saleha Sungkar, dkk., 2008, Parasitologi Kedokteran, FKUI, Jakarta.

Sayono, 2011, Pertumbuhan Larva Aedes aegypti pada Air Tercemar, Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhamadiyah Semarang, Vol 7, No 1

Soekidjo Notoatmodjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip

Dasar). Rineka Cipta, Jakarta.

, 2010, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta

Jakarta.

Page 92: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

112

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, CV

Alfabetha, Bandung.

Suharsimi Arikunto, 2013, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka

Cipta, Jakarta.

Syahribuan,dkk, 2010, Karakteristik Sumur yang digunakan Nyamuk Aedes

aegypti dan Aedes albipictus sebagai Habitat Perkembangbiakan di

Kecamatan Somba Opu Kabupaten Goa Sulawesi Selatan, Kedokteran.

Titik Diah Mutiarawati, 2010, Pengaruh Kadar Zat-zat Terlarut di dalam Air

Bersih terhadap Perkembangan Nyamuk Aedes aegypti Pra Dewasa, Jurnal

Kesehatan Vol.1 No.2, Malang.

Tur Endah Sukowinarsih dan Widya Harry C, 2010, Hubungan Sanitasi Rumah

dengan Angka Bebas Jentik Aedes aegypti, Jurnal Kemas 6 (1) 30-35,

Semarang.

Widoyono, 2008, Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan

Pembrantasannya, Erlanggga , Jakarta.

Womack, M. 1993, The yellow fever mosquito, Aedes aegypti, Wing Beats,Vol.

5(4):4

Page 93: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

113

LAMPIRAN

Page 94: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

114

Lampiran 1 Surat Keputusan Pembimbing

Formulir I

Page 95: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

115

Lampiran 2 Surat dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (Ethical Clearance)

Page 96: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

116

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Saya Miftakhul Janah, Mahasiswa S1 Peminatan Kesehatan Lingkungan dan

Kesehatan Kerja, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, akan melakukan penelitian yang

berjudul “hubungan karakteristik sumur gali dengan keberadaan jentik Aedes

aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang

tahun 2015”. Penelitian ini dibiayai secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan karakteristik sumur gali dengan keberadaan jentik Aedes

aegypti di Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang

tahun 2015.

Saya mengajak Saudara/Saudari untuk ikut dalam penelitian ini. Penelitian ini

membutuhkan 86 objek penelitian, dengan jangka waktu keikutsertaan masing-

masing objek sekitar satu jam.

A. Kesukarelaaan untuk ikut penelitian

Keikutsertaan Saudara/Saudari dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela,

dan dapat menolak untuk ikut dalam penelitian ini atau dapat berhenti

sewaktu-waktu tanpa denda sesuatu apapun.

B. Prosedur penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan fisik sumur gali dan wawancara

dengan menggunakan formulir oleh peneliti secara bergantian dari 1 rumah

responden ke responden yang lainnya. Saya akan mengolah seluruh data dan

hasil penelitian ini untuk kebutuhan penelitian setelah mendapatkan

persetujuan dari Saudara/Saudari. Penelitian ini hanya semata-mata untuk

mendapatkan informasi seputar identitas serta karakteristik sumur gali

Saudara/Saudari.

C. Kewajiban Subjek Penelitian

Saudara/Saudari diminta memberikan jawaban ataupun penjelasan yang

sebenarnya terkait dengan pertanyaan yang diajukan untuk mencapai tujuan

penelitian ini.

D. Risiko dan efek samping dan penangananya

Tidak ada resiko dan efek samping dalam penelitian ini.

Page 97: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

117

E. Manfaat

Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah untuk menggali

hubungan karakteristik sumur gali dengankeberadaan jentik Aedes aegypti di

Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur sehingga dapat

mengetahui tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti.

F. Kerahasiaan

Informasi yang didapatkan dari Saudara/Saudari terkait dengan penelitian ini

akan dijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah

(ilmu pengetahuan).

G. Kompensasi / ganti rugi

Dalam penelitian ini tersedia dana untuk kompensasi atau ganti rugi untuk

Saudara/Saudari berupa souvenir

H. Pembiayaan

Penelitian ini dibiayai secara mandiri oleh peneliti.

I. Informasi tambahan

Penelitian ini dibimbing oleh Eram Tunggul Pawenang, S.KM, M.Kes

Saudara/Saudari diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang

belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bapak/Ibu/Saudara dapat

menghubungi Miftakhul Janah, no Hp 085740778671 di Jalan Cempaka Sari No.

25, Sekaran, Gunungpati, Semarang.

Saudara/Saudari juga dapat menanyakan tentang penelitian ini kepada Komite

Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Universitas Negeri Semarang, dengan nomor

telefon (021) 8508107 atau email [email protected]

Semarang, 20 April 2015

Hormat saya,

Miftakhul Janah

NIM 6411411073

Page 98: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

118

PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN

Semua penjelasan tersebut telah dijelaskan kepada saya dan semua pertanyaan

saya telah dijawab oleh peneliti. Saya mengerti bahwa bila memerlukan

penjelasan saya dapat menanyakan kepada Miftakhul Janah.

Dengan menandatangani formulir ini, saya setuju untuk ikut serta dalam

penelitian ini.

Tandatangan subjek Tanggal

(Nama jelas :...........................................................)

Tandatangan saksi

(Nama jelas :...........................................................)

Page 99: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

119

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Ke Kesbangpol

Page 100: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

120

Lampiran 4 Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbangpol

Page 101: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

121

Page 102: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

122

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ke Dinas Kesehatan Kota

Page 103: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

123

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Ke Puskesmas Pegandan

Page 104: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

124

Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ke Kelurahan Bendan Ngisor

Page 105: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

125

Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Page 106: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

126

Lampiran 9 Formulir Observasi dan Wawancara

FORMULIR OBSERVASI DAN WAWANCARA (CHECK LIST)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN

KEBERADAAN JENTIK NYAMUKAedes aegypti DI

KELURAHAN BENDAN NGISOR KECAMATAN

GAJAHMUNGKUR KOTA SEMARANG

TAHUN 2015

No. Responden :

Tanggal Penelitian :

I. Identitas Responden

Nama Kepala Keluarga :

Usia : Tahun

Jenis kelamin : (Laki-laki/Perempuan)

Alamat (RT/ RW) :

Pekerjaan :

Tingkat pendidikan : (SD/SMP/SMA/PT)

Status Kependudukan :

II. Karakteristik Sumur Gali

1. Letak Sumur Gali

a. Di dalam rumah

b. Di luar rumah

2. Keberadaan Penutup Sumur Gali

a. Tanpa penutup

b. Ada penutup

3. Kedalaman Sumur Gali

a. ≤5 meter

b. 5,1-10 meter

Page 107: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

127

c. 10,1-15 meter

d. >15 meter

4. Tinggi air permukaan Sumur Gali

a. ≤3 meter

b. >3 meter

5. Bahan dinding Sumur Gali

a. Semen

b. Tanah

6. Derajat keasaman (pH)

a. Optimum (6,9≤pH≤8,0)

b.Tidak optimum (6,9>pH>8,0)

7. Penggunaan Sumur Gali

a. Tidak digunakan

b. Masih digunakan

8. Kejernihan air Sumur Gali

a. Jernih

b. Keruh

9. Pencahayaan

a. ≤50 lux

b. >50 lux

10. Keberadaan tanaman

a. Ada

b. Tidak ada

11. Alat pengambilan air

a. Pompa air

b. Tangan (ember)

12. Keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti

a. Positif

b. Negatif

Page 108: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

128

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Penelitian

DATA HASIL PENELITIAN

RESPONDEN NAMA USIA JK PEKERJAAN PEND STATUS JENTIK V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11

R1 Sumiati 52 1 dagang 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0

R2 Suliyem 51 1 ibu RT 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

R3 Sugiman 62 0 buruh 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R4 Karmo 69 0 buruh 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0

R5 A. Kuat 52 0 buruh 3 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R6 Kustini 50 1 buruh 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0

R7 Sanipin 60 0 buruh 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0

R8 Rekah 56 1 ibu RT 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R9 Sarimin 55 1 ibu RT 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0

R10 Salenah 45 1 buruh 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0

R11 Jayadi 54 0 buruh 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

R12 Suriyadi 56 0 buruh 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

R13 Rasyid 43 0 buruh 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0

R14 Mukhlis 50 0 buruh 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0

R15 Anwar 74 0 PNS 3 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0

R16 Budi Sugiyanto 48 0 buruh 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R17 Sumulyo 75 0 PNS 3 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0

R18 Sumadi 73 0 dagang 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1

R19 Purwati 37 1 ibu RT 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1

R20 Kasidi 51 0 PNS 3 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0

R21 Karim 56 0 buruh 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0

R22 Ponidi 37 1 buruh 2 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0

R23 Ngestiono 63 0 buruh 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0

R24 Salminah 54 1 buruh 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

Page 109: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

129

R25 Kaswi 44 0 buruh 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0

R26 Mamiarti 54 1 ibu RT 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0

R27 Zulaichah 62 1 ibu RT 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0

R28 Sukarjo 49 0 wiraswasta 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0

R29 Sidiq 30 0 wiraswasta 2 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0

R30 Sumiran 51 0 buruh 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0

R31 Sriyatun 40 1 ibu RT 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0

R32 Tukiman 47 0 buruh 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0

R33 Dasmi 58 1 dagang 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1

R34 M.Ikhsan 65 0 PNS 3 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1

R35 Mursito 68 0 PNS 3 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0

R36 Mulyono 57 0 buruh 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1

R37 Tumin 56 0 buruh 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1

R38 Edi Wiyono 45 0 wiraswasta 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

R39 Mulyono 37 0 wiraswasta 3 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R40 Kasmuri 51 0 buruh 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R41 Sukidi 55 0 buruh 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0

R42 Sumi H 70 1 buruh 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0

R43 Slamet Kasyono 37 0 buruh 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1

R44 Tukiran 75 0 PNS 3 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1

R45 Ngasiyem 52 1 ibu RT 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1

R46 Hartono 42 0 wiraswasta 3 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R47 Budi Harsoyo 46 0 buruh 2 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

R48 Amin 45 0 buruh 2 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

R49 Salim 43 0 buruh 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

R50 Ngatiman 60 0 buruh 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1

R51 Syafrinda Yusuf 30 0 buruh 3 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R52 Alviyah 35 1 ibu RT 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1

R53 Jawa 63 0 buruh 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1

Page 110: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

130

R54 Basyir 66 0 dagang 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1

R55 Jiono 45 0 buruh 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R56 Riyanti 40 1 ibu RT 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0

R57 Sulijan 84 0 buruh 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R58 Kliwani 63 0 buruh 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0

R59 Sri Suyatmini 60 1 ibu RT 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0

R60 Widodo 35 0 wiraswasta 2 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0

R61 Junaidi 60 0 buruh 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0

R62 Sulipah 64 1 ibu RT 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

R63 Sugiyanto 42 0 pegawai 3 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

R64 Adik Sriyantoro 34 0 buruh 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R65 Ari S 35 0 buruh 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R66 Jumu'in 56 0 dagang 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0

R67 Edi Sutrisno 47 0 buruh 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R68 Kelana 34 0 buruh 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R69 Nunik Triyanti 59 1 ibu RT 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0

R70 Sutrisno 50 0 buruh 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R71 Restam 42 0 buruh 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0

R72 Sukini 50 1 buruh 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0

R73 Sugeng Purwoko 60 0 buruh 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

R74 Abdul Majid 60 0 buruh 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0

R75 Sukiman 39 0 wiraswasta 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0

R76 Erni S 35 1 buruh 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0

R77 M. Thabrani 43 0 buruh 2 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

R78 Musiran 60 0 buruh 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0

R79 Poniah 58 1 buruh 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1

R80 Rokhani 62 1 buruh 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R81 Eko Budi W 40 0 buruh 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0

R82 Puryadi 60 0 buruh 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0

Page 111: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

131

R83 Toni 70 0 buruh 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0

R84 Bati 61 0 buruh 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

R85 Gunanto 40 0 wiraswasta 2 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0

R86 Kasdi 39 0 wiraswasta 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0

Keterangan :

1. JK ( Jenis Kelamin)

a. Laki-laki : 0

b. Perempuan : 1

2. Pendidikan

a. SD : 0

b. SMP : 1

c. SMA : 2

d. PT : 3

3. Keberadaan jentik

a. Positif : 0

b. Negatif : 1

4. V1 (Letak Sumur Gali)

a. Di dalam rumah : 0

b. Di luar rumah : 1

5. V2 (keberadaan penutup)

a. Tidak : 0

b. Ada : 1

6. V3 (Kedalaman sumur gali)

a. ≤ 5 meter : 0

b. 5,1-10 meter : 1

c. 10,1-15 meter : 2

d. > 15 meter : 3

Page 112: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

132

7. V4 (Tinggi air permukaan)

a. ≤ 3 meter : 0

b. > 3 meter : 1

8. V5 (Bahan dinding)

a. Semen : 0

b. Tanah : 1

9. V6 (pH air)

a. (6,9≤pH≥8,0) : 0

b. (6,9>pH>8,0) : 1

10. V7 (Penggunaan)

a. Tidak digunakan : 0

b. Masih digunakan : 1

11. V8 (Kejernihan air)

a. Jernih : 0

b. Keruh : 1

12. V9 (pencahayaan)

a. ≤ 50 lux : 0

b. > 50 lux : 1

13. V10 (Keberadaan tanaman)

a. Ada : 0

b. Tidak : 1

14. V11 (Alat pengambilan air)

a. Pompa : 0

b. Ember : 1

Page 113: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

133

Lampiran 11 Hasil Analisis Univariat

ANALISIS UNIVARIAT

Frequency Table

keberadaan_jentik_Aedes_aegypti

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Positif 24 27.9 27.9 27.9

negatif 62 72.1 72.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

Letak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Dalam 53 61.6 61.6 61.6

Luar 33 38.4 38.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

keberadaan_penutup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 35 40.7 40.7 40.7

Ada 51 59.3 59.3 100.0

Total 86 100.0 100.0

Page 114: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

134

Kedalaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ≤ 5 meter 7 8.1 8.1 8.1

5,1-10 meter 45 52.3 52.3 60.5

10,1-15 meter 28 32.6 32.6 93.0

> 15 meter 6 7.0 7.0 100.0

Total 86 100.0 100.0

tinggi_air_permukaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ≤3 meter 8 9.3 9.3 9.3

>3 meter 78 90.7 90.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

bahan_dinding

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Semen 63 73.3 73.3 73.3

Tanah 23 26.7 26.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

pH

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Optimum

(6,9≤pH≤8,0) 45 52.3 52.3 52.3

Tidak optimum

(6,9>pH>8,0) 41 47.7 47.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

Page 115: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

135

Penggunaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak digunakan 10 11.6 11.6 11.6

Masih digunakan 76 88.4 88.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

kejernihan_air

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Jernih 82 95.3 95.3 95.3

Keruh 4 4.7 4.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

Pencahayaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ≤50 lux 59 68.6 68.6 68.6

>50 lux 27 31.4 31.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

Keberadaan_tanaman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 1 1.2 1.2 1.2

Tidak 85 98.8 98.8 100.0

Total 86 100.0 100.0

alat_pengambil_air

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pompa 72 83.7 83.7 83.7

Ember 14 16.3 16.3 100.0

Total 86 100.0 100.0

Page 116: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

136

Lampiran 12 Hasil Analisis Bivariat

ANALISIS BIVARIAT

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

letak * keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

letak * keberadaan_jentik Crosstabulation

keberadaan_jentik

Total

positif negatif

Letak Dalam

rumah

Count 20 33 53

Expected Count 14.8 38.2 53.0

% within keberadaan_jentik 83.3% 53.2% 61.6%

Luar

rumah

Count 4 29 33

Expected Count 9.2 23.8 33.0

% within keberadaan_jentik 16.7% 46.8% 38.4%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.632a 1 .010

Continuity Correctionb 5.420 1 .020

Likelihood Ratio 7.208 1 .007

Fisher's Exact Test

.013 .008

N of Valid Casesb 86

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.21.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 117: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

137

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

keberadaan_penutup *

keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

keberadaan_penutup * keberadaan_jentik Crosstabulation

keberadaan_jentik

Total

Positif negatif

keberadaan_penutup tidak Count 15 20 35

Expected Count 9.8 25.2 35.0

% within keberadaan_jentik 62.5% 32.3% 40.7%

Ada Count 9 42 51

Expected Count 14.2 36.8 51.0

% within keberadaan_jentik 37.5% 67.7% 59.3%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 6.557a 1 .010

Continuity Correctionb 5.363 1 .021

Likelihood Ratio 6.501 1 .011

Fisher's Exact Test

.015 .011

N of Valid Casesb 86

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.77.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 118: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

138

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kedalaman *

keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

kedalaman * keberadaan_jentik Crosstabulation

keberadaan_jentik

Total positif negatif

kedalaman_baru ≤5 meter Count 2 5 7

Expected Count 2.0 5.0 7.0

% within keberadaan_jentik 8.3% 8.1% 8.1%

5,1-10 meter Count 9 36 45

Expected Count 12.6 32.4 45.0

% within keberadaan_jentik 37.5% 58.1% 52.3%

10,1-15 meter Count 11 17 28

Expected Count 7.8 20.2 28.0

% within keberadaan_jentik 45.8% 27.4% 32.6%

> 15 meter Count 2 4 6

Expected Count 1.7 4.3 6.0

% within keberadaan_jentik 8.3% 6.5% 7.0%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.290a 3 .349

Likelihood Ratio 3.266 3 .352

N of Valid Cases 86

a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1.67.

Page 119: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

139

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tinggi_air_permukaan *

keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

tinggi_air_permukaan * keberadaan_jentik Crosstabulation

keberadaan_jentik

Total

positif negatif

tinggi_air_permukaan ≤ 3 meter Count 5 3 8

Expected Count 2.2 5.8 8.0

% within keberadaan_jentik 20.8% 4.8% 9.3%

>3 meter Count 19 59 78

Expected Count 21.8 56.2 78.0

% within keberadaan_jentik 79.2% 95.2% 90.7%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.246a 1 .022

Continuity Correctionb 3.522 1 .061

Likelihood Ratio 4.643 1 .031

Fisher's Exact Test

.036 .036

N of Valid Casesb 86

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.23.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 120: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

140

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

bahan_dinding *

keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

bahan_dinding * keberadaan_jentik Crosstabulation

keberadaan_jentik

Total

positif negatif

bahan_dinding Semen Count 22 41 63

Expected Count 17.6 45.4 63.0

% within keberadaan_jentik 91.7% 66.1% 73.3%

Tanah Count 2 21 23

Expected Count 6.4 16.6 23.0

% within keberadaan_jentik 8.3% 33.9% 26.7%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.760a 1 .016

Continuity Correctionb 4.530 1 .033

Likelihood Ratio 6.730 1 .009

Fisher's Exact Test

.016 .013

N of Valid Casesb 86

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.42.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 121: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

141

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pH * keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

pH * keberadaan_jentik Crosstabulation

keberadaan_jentik

Total

positif negatif

pH Optimum

(6,9≤pH≤8,0)

Count 18 27 45

Expected Count 12.6 32.4 45.0

% within keberadaan_jentik 75.0% 43.5% 52.3%

Tidak optimum

(6,9>pH>8,0)

Count 6 35 41

Expected Count 11.4 29.6 41.0

% within keberadaan_jentik 25.0% 56.5% 47.7%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.861a 1 .009

Continuity Correctionb 5.658 1 .017

Likelihood Ratio 7.128 1 .008

Fisher's Exact Test

.015 .008

N of Valid Casesb 86

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.44.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 122: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

142

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

penggunaan *

keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

penggunaan * keberadaan_jentik Crosstabulation

keberadaan_jentik

Total

positif negatif

penggunaan Tidak

digunakan

Count 1 9 10

Expected Count 2.8 7.2 10.0

% within keberadaan_jentik 4.2% 14.5% 11.6%

Masih

digunakan

Count 23 53 76

Expected Count 21.2 54.8 76.0

% within keberadaan_jentik 95.8% 85.5% 88.4%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 1.804a 1 .179

Continuity Correctionb .937 1 .333

Likelihood Ratio 2.147 1 .143

Fisher's Exact Test

.271 .168

N of Valid Casesb 86

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.79.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 123: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

143

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kejernihan_air *

keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

kejernihan_air * keberadaan_jentik Crosstabulation

keberadaan_jentik

Total

positif negatif

kejernihan_air Jernih Count 24 58 82

Expected Count 22.9 59.1 82.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 93.5% 95.3%

Keruh Count 0 4 4

Expected Count 1.1 2.9 4.0

% within keberadaan_jentik .0% 6.5% 4.7%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.624a 1 .203

Continuity Correctionb .495 1 .482

Likelihood Ratio 2.693 1 .101

Fisher's Exact Test

.573 .263

N of Valid Casesb 86

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.12.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 124: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

144

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pencahayaan *

keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

pencahayaan * keberadaan_jentik Crosstabulation

keberadaan_jentik

Total

positif negatif

pencahayaan ≤ 50 lux Count 21 38 59

Expected Count 16.5 42.5 59.0

% within keberadaan_jentik 87.5% 61.3% 68.6%

>50 lux Count 3 24 27

Expected Count 7.5 19.5 27.0

% within keberadaan_jentik 12.5% 38.7% 31.4%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.518a 1 .019

Continuity Correctionb 4.369 1 .037

Likelihood Ratio 6.177 1 .013

Fisher's Exact Test

.021 .015

N of Valid Casesb 86

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.53.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 125: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

145

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

keberadaan_tanaman *

keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

keberadaan_tanaman * keberadaan_jentik Crosstabulation

keberadaan_jentik

Total

Positif negatif

keberadaan_tanaman Ada Count 0 1 1

Expected Count .3 .7 1.0

% within keberadaan_jentik .0% 1.6% 1.2%

tidak Count 24 61 85

Expected Count 23.7 61.3 85.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 98.4% 98.8%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .392a 1 .531

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .659 1 .417

Fisher's Exact Test

1.000 .721

N of Valid Casesb 86

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .28.

b.Computed only for a 2x2 table

Page 126: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

146

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

alat_pengambil_air *

keberadaan_jentik 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%

Crosstab

keberadaan_jentik

Total

Positif negatif

alat_pengambil_air Pompa Count 13 59 72

Expected Count 20.1 51.9 72.0

% within keberadaan_jentik 54.2% 95.2% 83.7%

Ember Count 11 3 14

Expected Count 3.9 10.1 14.0

% within keberadaan_jentik 45.8% 4.8% 16.3%

Total Count 24 62 86

Expected Count 24.0 62.0 86.0

% within keberadaan_jentik 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 21.335a 1 .000

Continuity Correctionb 18.433 1 .000

Likelihood Ratio 19.286 1 .000

Fisher's Exact Test

.000 .000

N of Valid Casesb 86

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.91.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 127: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

147

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian

Pengukuran kedalaman dan tinggi air permukaan sumur gali

Peletakan funnel trap ke dalam sumur gali

Page 128: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

148

Lanjutan lampiran 13

Pengambilan funnel trap dari dalam sumur gali

Pengukuran pencahayaan dalam sumur gali

Page 129: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

149

Lanjutan lampiran 13

Pengukuran pH air sumur gali

Funnel trap dan Secchi disk

Page 130: HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN …lib.unnes.ac.id/20343/1/6411411073-S.pdf · HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUMUR GALI DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti DI KELURAHAN

150

Lanjutan lampiran 13

Sampel Jentik yang akan di identifikasi

Identifikasi jentik