analisis hubungan faktor sanitasi sumur gali...

142
ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI TERHADAP INDEKS FECAL COLIFORM DI DESA SENTUL KECAMATAN KRAGILAN KABUPATEN SERANG TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh: LILIS AMALIAH 1113101000024 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: vuthien

Post on 02-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI TERHADAP

INDEKS FECAL COLIFORM DI DESA SENTUL KECAMATAN

KRAGILAN KABUPATEN SERANG

TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

LILIS AMALIAH

1113101000024

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

ii

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Skripsi, Januari 2018

Lilis Amaliah, NIIM : 1113101000024

Analisis Hubungan Faktor Sanitasi Sumur Gali Terhadap Indeks Fecal

Coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang Tahun 2017

(xvi + 102 halaman, 14 tabel, 2 bagan, 5 gambar, 11 lampiran)

ABSTRAK Pencemaran air banyak diakibatkan oleh sumber pencemar berupa limbah

domestik atau rumah tangga salah satunya dapat menyebabkan pencemaran bakteriologis.

Pencemaran bakteriologis akibat limbah domestik tersebut dapat mengalami rembesan ke

dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali yang masih banyak

digunakan sebagai sumber bahan baku untuk air minum maupun kegiatan rumah tangga

lainnya. Kehadiran Fecal coliform di air sumur gali dapat mengindikasikan kontaminasi

karena kotoran manusia atau kotoran hewan. Air yang terkontaminasi dengan organisme

ini dapat menyebabkan penyakit pencernaan seperti diare. Sehingga masyarakat harus

menjaga kebersihan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari agar terhindar dari

penyakit. Dalam menjaga kebersihan air perlu memperhatikan sanitasi air yang digunakan

khususnya faktor sanitasi sumur gali.

Tujuan penelitian ini diketahuinya hubungan faktor sanitasi sarana sumur gali

terhadap indeks Fecal Coliform pada air sumur gali. Lokasi penelitian di Desa Sentul

Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan

September-Oktober 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi

cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling, serta

didapatkan jumlah sampel sebesar 69 sarana sumur gali yang dijadikan sebagai bahan

baku air minum oleh masyarakat.

Hasil penelitian dari 69 sarana sumur gali sebanyak 64 (92,8%) sarana sumur gali

terindikasi adanya bakteri Fecal coliform. Faktor yang memiliki pengaruh terhadap

indeks Fecal coliform pada air sumur gali, yaitu jarak jamban dari sumur gali (p= 0,01),

jarak septic tank dari sumur gali (p= 0,014), dan kondisi fisik sumur gali (p= 0,043).

Faktor lainnya yang tidak memiliki pengaruh, yaitu jarak pencemar lain dari sumur gali

(p= 1,000).

Saran dari penelitian ini adalah masyarakat dapat melakukan perbaikan kondisi

fisik sarana sumur gali dengan memperbaiki kualitas lantai sumur, SPAL, dan melakukan

penyimpanan ember/timba sumur gali dengan cara digantung, serta merebus air bersih

hingga mendidih selama 5-10 menit sebelum dikonsumsi sebagai air minum. Puskesmas

kragilan melakukan pengukuran bakteri Fecal coliform secara berkala dan memberikan

penyuluhan kepada masyarakat. Pemerintah daerah melakukan upaya pembangunan

septic tank komunal, serta melakukan pengawasan dan pemantauan kualitas sumur gali

yang digunakan. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan memasukan

variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti arah aliran air tanah, kemiringan

tanah, porositas tanah, permeabilitas tanah di lokasi penelitian, dan luas tidaknya atau

padat tidaknya pemukiman.

Kata kunci: pencemaran air, sumur gali, faktor sanitasi, Fecal coliform

Daftar Bacaan: 75 (1990-2017)

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

iv

STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA SYARIF HIDAYATULLAH

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENES

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

Undergraduated Thesis, January 2018

Lilis Amaliah, NIM : 1113101000024

Analysis of Dug Wells Sanitation Factor Relationships Against Fecal

Coliform Index in Sentul Village, Kragilan Sub-District, Serang District 2017

(xvi + 102 pages, 14 tables , 2 charts, 5 pictures, 11 attachments)

ABSTRACT

Water pollution is caused by pollution sources such as domestic or household

waste that can cause bacteriological contamination. Bacteriological contamination caused

by domestic waste can experience seepage into groundwater and contaminate

groundwater such as dug well water that used as a source of raw materials for drinking

water and the other household activities. Fecal coliform found in the dug well water may

indicate contamination by groundwater due to human feces or animal dung. Water

contaminated with these organisms can cause digestive diseases such as diarrhea. So the

public must maintain the cleanliness of water used for daily needs to avoid the disease. In

maintaining the cleanliness of the water it is necessary to pay attention to the water

sanitation used, especially the sanitation factor of the wells.

The purpose of this research is to know the relationships of sanitation factor dug

wells against the Fecal coliform index on the dug well water. This research was

conducted in Sentul Village, Kragilan Sub-District on September until October 2017.

This research is a quantitative research with cross-sectional study design. The sampling

technique using total sampling, and the number of samples are 69 dug wells which used

as the raw material of drinking water by the community.

The result of research from 69 dug wells facilities as much as 64 (92,8%) dug

wells indicated by Fecal coliform bacteria. Factors influencing the Fecal coliform index

on the dug wells water such as the distance of latrine from the dug wells (p = 0,01), the

distance of septic tank from the dug wells (p = 0,014), and physical condition of the dug

wells (p = 0,043). Another factor that not infulencing against the Fecal coliform is the

distance of the other pollutant from the dug wells (p = 1,000).

The recommendation from this research is the community can improve the

physical condition of dug wells by improving the quality of the floor, SPAL, and hanging

the bucket of dug wells, and then boiling clean water for 5-10 minutes before being

consumed as drinking water. Community Health Center of Kragilan required taking

regular measurement of Fecal coliform bacteria and providing counseling to the

community. The local government undertook the construction of a communal septic tank,

and then monitoring the quality of dug wells. The next researcher needs to conduct

research by including variables that are not examined in this study such as groundwater

flow direction, the slope of the ground, porosity and permeability of the soil, and then

density of settlements.

Keywords : water pollution, dug wells, sanitation factor, Fecal coliform

Reference : 75 (1990-2017)

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

v

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

vi

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Lilis Amaliah

Tempat Tanggal Lahir : Serang, 04 Januari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Raya Serang-Pandeglang RT/RW 01/03

Desa. Sukamanah Kec. Baros, Serang, 42173

Email : [email protected]

No. hp : 082111304886

Riwayat Pendidikan

2000-2001 : TK Bakti 5 Baros

2001-2007 : SDN 3 Baros

2007-2010 : SMPN 2 Kota Serang

2010-2013 : SMAN 1 Kota Serang

2013-sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Pengalaman Praktek Kerja

2016 : Pengalaman Belajar Lapangan di Puskesmas

Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang

2017 : Kerja Praktik di bagian Pengendalian Risiko

Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)

Kelas II Banten

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji Syukur Kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Faktor Sanitasi Sumur Gali

Terhadap Indeks Fecal Coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Kabupaten

Serang Tahun 2017”. Adapun maksud dari penulisan penelitian ini adalah sebagai

salah satu syarat untuk memenuhi gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Penyelesaian penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut,

diantaranya adalah:

1. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan sekaligus pembimbing skripsi

yang telah memberikan bimbingan dan juga saran untuk penelitian ini.

2. Ibu Fajar Ariyanti, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-

dosen Peminatan Kesehatan Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

4. Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Banten beserta

jajarannya yang telah memberikan izin dan membantu dalam

melakukan pengukuran air sampel.

5. Kepala Puskesmas Kecamatan Kragilan beserta jajarannya yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian dan meminta data yang

dibutuhkan.

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

ix

6. Kepala Desa Sentul beserta jajarannya yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian berupa pengambilan data sampel air dan

juga observasi sarana sumur gali dilingkungannya.

7. Orangtua tercinta yang selalu memberikan dukungan, nasihat dan doa

yang selalu dipanjatkan demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

8. Nurul Hayati, Dinta Fajriyenti, Nanda Maghfirah, Dini Fadiah, Faza

Fidarani dan Khoirunissa Octaviani yang selalu memberikan dukungan

dalam menyelesaikan skripsi.

9. Teman-teman seperjuangan jurusan Kesehatan Masyarakat dan

peminatang Kesehatan Lingkungan 2013, serta semua pihak yang telah

memberikan kontribusi terhadap penyelesaian penelitian ini dan tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Peneiliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat

kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya

saran dan kritik yang bersifat membangun.

Jakarta, Januari 2018

Penulis

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

ABSTRACT .......................................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........ Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 8

1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 9

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

1.4.1 Tujuan Umum ................................................................................. 10

1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 10

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

1.5.1 Manfaat Bagi Pemerintah ............................................................... 11

1.5.2 Manfaat Bagi Puskesmas ................................................................ 12

1.5.3 Manfaat Bagi Masyarakat ............................................................... 12

1.5.4 Manfaat Bagi Peneliti Lain ............................................................. 12

1.6 Ruang Lingkup ....................................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 14

2.1 Air Bersih ............................................................................................... 14

2.1.1 Pengertian Air Bersih ...................................................................... 14

2.1.2 Sumber Air Bersih .......................................................................... 14

2.1.3 Syarat Kualitas Air Bersih .............................................................. 19

2.2 Sumur Gali (SGL) .................................................................................. 21

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

xi

2.2.1 Pengertian Sumur Gali .................................................................... 21

2.2.2 Sanitasi Sumur Gali ........................................................................ 24

2.3 Sumber Pencemaran Air ......................................................................... 26

2.4 Proses Pencemaran Air Tanah ................................................................ 28

2.5 Proses Pencemaran Sumur Gali ............................................................. 32

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Sumur Gali ................ 33

2.6.1 Faktor Sanitasi Sumur Gali ............................................................. 33

2.6.2 Faktor Lain yang Mempengaruhi Pencemaran Sumur Gali............ 35

2.7 Peranan Air terhadap Penularan Penyakit .............................................. 37

2.8 Indikator Kualitas Air Secara Bakteriologis .......................................... 40

2.9 Kerangka Teori ....................................................................................... 43

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

HIPOTESIS ......................................................................................................... 46

3.1 Kerangka Konsep ................................................................................... 46

3.2 Definisi Operasional ............................................................................... 47

3.3 Hipotesis ................................................................................................. 49

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 50

4.1 Desain Penelitian .................................................................................... 50

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 50

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 50

4.3.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 50

4.3.2 Sampel Penelitian ............................................................................ 51

4.4 Teknik Pengambilan Sampel ....................................................................... 52

4.5 Pengumpulan Data ................................................................................. 53

4.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Air Sumur Gali................................. 53

4.5.2 Pengepakan dan Pengangkutan Sampel Air Sumur Gali ................ 55

4.5.3 Uji Most Probable Number (MPN) ................................................ 56

4.6 Instrumen Penelitian ............................................................................... 60

4.7 Pengolahan Data ..................................................................................... 60

4.8 Analisis Data .......................................................................................... 62

4.8.1 Analisis Univariat ........................................................................... 62

4.8.2 Analisis Bivariat .............................................................................. 62

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

xii

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................... 63

5.1 Analisis Univariat ................................................................................... 63

5.1.1 Gambaran Indeks Bakteri Fecal Coliform Pada Sumur Gali .......... 63

5.1.2 Gambaran Jarak Jamban dari Sarana Sumur Gali ........................... 64

5.1.3 Gambaran Jarak Septic Tank dari Sarana Sumur Gali .................... 64

5.1.4 Gambaran Jarak Pencemaran Lain dari Sarana Sumur Gali ........... 65

5.1.5 Gambaran Kondisi Fisik Sarana Sumur Gali .................................. 66

5.2 Analisis Bivariat ..................................................................................... 67

5.2.1 Hubungan Jarak Jamban terhadap Indeks Fecal Coliform ............. 68

5.2.2 Hubungan Jarak Septic Tank terhadap Indeks Fecal Coliform ....... 69

5.2.3 Hubungan Jarak Pencemar Lain terhadap Indeks Fecal Coliform . 70

5.2.4 Hubungan Kondisi Fisik Sumur Gali terhadap Indeks Fecal

Coliform 71

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................... 72

6.1 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 72

6.2 Indeks Fecal Coliform Pada Sarana Sumur Gali ................................... 72

6.3 Analisis Hubungan Jarak Jamban terhadap Indeks Fecal Coliform Pada

Sarana Sumur Gali ............................................................................................ 78

6.4 Analisis Hubungan Jarak Septic Tank terhadap Indeks Fecal Coliform

Pada Sarana Sumur Gali .................................................................................... 80

6.5 Analisis Hubungan Jarak Pencemaran Lain terhadap Indeks Fecal

Coliform Pada Sarana Sumur Gali .................................................................... 84

6.6 Analisis Hubungan Kondisi Fisik Sumur Gali terhadap Indeks Fecal

Coliform Pada Sarana Sumur Gali .................................................................... 88

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 94

7.1 Simpulan ................................................................................................. 94

7.2 Saran ....................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97

LAMPIRAN ....................................................................................................... 102

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Persyaratan Kualitas Air Bersih ........................................................... 20

Tabel 2. 2 Perbedaan antara Sumur Dangkal dengan Sumur Dalam .................... 23

Tabel 3. 1 Definisi Operasional………………………….....................................47

Tabel 4. 1 Tabel Perhitungan Sampel……………………………………….......52

Tabel 5. 1 Gambaran Indeks Fecal Coliform Pada Sarana Sumur Gali di Desa

Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017………………………………………..63

Tabel 5. 2 Gambaran Jarak Jamban dari Sarana Sumur Gali di Desa Sentul

Kecamatan Kragilan Tahun 2017……………………………………………….64

Tabel 5. 3 Gambaran Jarak Septic Tank dari Sarana Sumur Gali di Desa Sentul

Kecamatan Kragilan Tahun 2017…...………………………………………….65

Tabel 5. 4 Gambaran Jarak Pencemaran Lain dari Sarana Sumur Gali di Desa

Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017………………………………………66

Tabel 5. 5 Gambaran Aspek-aspek Kondisi Fisik Sarana Sumur Gali di Desa

Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017………………………………………66

Tabel 5. 6 Gambaran Kondisi Fisik Sarana Sumur Gali di Desa Sentul Kecamatan

Kragilan Tahun 2017 ………………………………………………………….67

Tabel 5. 7 Hubungan Jarak Jamban terhadap Indeks Fecal Coliform Sarana Sumur

Gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017…………………………68

Tabel 5. 8 Hubungan Jarak Septic Tank terhadap Indeks Fecal Coliform Sarana

Sumur Gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017…………………69

Tabel 5. 9 Hubungan Jarak Pencemar Lain terhadap Indeks Fecal Coliform Sarana

Sumur Gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017…………………70

Tabel 5. 10 Hubungan Kondisi Fisik Sumur Gali terhadap Indeks Fecal Coliform

di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017 ................................................. 71

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Kerangka Teori .................................................................................. 45

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep …………………………………………………...46

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi ................................................................................ 15

Gambar 2. 2 Penyebaran mikroorganisme dan bahan kimia dalam suatu

pencemaran terhadap air tanah disekitarnya .......................................................... 29

Gambar 2. 3 Teori Simpul ..................................................................................... 38

Gambar 4. 1 Pengambilan Contoh Untuk Pemeriksaan Mikrobiologi Permukaan

Secara Langsung .................................................................................................... 54

Gambar 4. 2 Pengambilan Contoh Untuk Pemeriksaan Mikrobiologi Air

Permukaan dari Jembatan ...................................................................................... 55

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

xvi

DAFTAR ISTILAH

APHA : American Public Health Association

BGLB : Brillian Green Lactosa Bile Broth

Drainase : Saluran Air

Draw down : Penurunan level air

Evaporasi : Proses penguapan air

Eoutrofikasi : Pencemaran air yang disebabkan oleh munculnya nutrient

yang berlebihan ke dalam ekosistem air.

Fecal coliform : Koliform tinja

Infiltrasi : Proses meresapnya air ke dalam tanah

JPT : Jumlah Perkiraan Terdekat

Kondensasi : Pembentukan awan

LB : Lactose Broth

MPN : Most Probable Number / Angka Paling Mungkin

PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

Presipitasi : Peristiwa jatuhnya air ke bumi/ hujan

Purifikasi : Pemurnian/ Penjernihan

Run off : Air aliran permukaan atau curah hujan yang mengalir

diatas permukaan tanah yang menuju ke sungai, danau, dan

lautan.

Septic Tank : Lubang penampungan kotoran

TPA : Tempat Pembuangan Akhir

SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah

WHO : World Health Organization

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat,

energi, dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga

kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat

berfungsi sesuai dengan peruntukannya (Kemen LH 2010). Pada dasarnya sumber

pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian

(Sumantri 2010). Pencemaran air di Indonesia banyak diakibatkan oleh sumber

pencemar berupa limbah domestik atau rumah tangga yang berasal dari jamban

dan septic tank sehingga dapat menyebabkan pencemaran bakteriologis (Rusydi et

al. 2015).

Pencemaran bakteriologis adalah peristiwa yang masih sering terjadi di

Negara berkembang berupa masuknya mikroorganisme yang berasal dari tinja

manusia atau kotoran binatang berdarah panas masuk ke dalam sumber air bersih.

Air tanah seperti sumur di Indonesia dapat tercemar secara bakteriologis melalui

perembesan air limbah (Sugiharto 1987). Di beberapa wilayah Indonesia, air tanah

masih menjadi sumber air minum utama. Air tanah yang masih alami tanpa

gangguan manusia, kualitasnya belum tentu bagus. Terlebih lagi yang sudah

tercemar oleh aktivitas manusia, kualitasnya akan semakin menurun (Kodoatie

2010).

Pencemaran air tanah antara lain disebabkan oleh kurang teraturnya

pengelolaan lingkungan. Akibat pengambilan air tanah yang intensif di daerah

tertentu dapat menimbulkan pencemaran air tanah dalam yang berasal dari tanah

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

2

dangkal, sehingga kualitas air tanah yang semula baik menjadi menurun dan

bahkan tidak dapat digunakan sebagai bahan baku air minum (Kodoatie 2010).

Air sumur gali merupakan air yang berasal dari sumber air tanah dangkal

(Gunawan 2009).

Sumur gali merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk

yang tinggal didaerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Hasil

menunjukan bahwa jenis sarana air bersih untuk kebutuhan rumah tangga di

Indonesia pada umumnya adalah sumur gali terlindung (29,2%), sumur pompa

(24,1%), dan air ledeng/PDAM (19,7%). Diperkotaan, lebih banyak rumah tangga

yang menggunakan air sumur bor/pompa (32,9%) dan air ledeng/PDAM (28,6%),

sedangkan dipedesaan lebih banyak yang menggunakan sumur gali terlindung

(32,7%) (Kemenkes RI 2013).

Dapat diketahui, penggunaan sarana air bersih masyarakat Provinsi Banten

memilki persentase sebesar 40,5% dengan jumlah 1.039.796 KK. Adapun rincian

jenis sarana air bersih yang digunakan meliputi Air Ledeng/PDAM 236.426 KK

(22,7%), Sumur Pompa Tangan 192.605 KK (18,5%), Sumur Gali 312.734 KK

(30,1%), Penampungan Air Hujan 9.583 KK (0,9%), Kemasan 11.353 KK (1,1%)

dan lainnya 412.406 KK (39,7%) (Dinkes Provinsi Banten 2011). Pada tahun

2012, untuk persentase air sumur gali yang digunakan di Provinsi Banten

memiliki persentase sebesar 25,3% dengan jumlah 314.802 KK. Hal ini

menunjukan bahwa sumur gali merupakan jenis sarana air bersih yang paling

sering digunakan oleh masyarakat Provinsi Banten.

Untuk pengguna sumur gali di Kabupaten Serang memiliki persentase

sebesar 18,8% dengan jumlah pengguna mencapai 62.740 dari 333.453 jumlah

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

3

keluarga yang diperiksa sumber air bersihnya (Dinkes Provinsi Banten 2012).

Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2015, Kecamatan

Kragilan merupakan Kecamatan yang memiliki sarana sumur gali terbesar kedua

dengan persentase sebesar 26,1% sarana sumur gali. Selain itu, menurut profil

Puskesmas Kecamatan Kragilan, desa yang memiliki persentase tertinggi sarana

sumur gali, yaitu Desa Sentul sebesar 584 (55,4%) sarana sumur gali.

Berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang syarat-

syarat dan pengawasan kualitas air, kadar Fecal coliform maksimum yang

diperbolehkan pada air bersih sebesar > 0/100 ml air contoh (Depkes RI 1990b).

Hasil studi pendahuluan dari sepuluh responden yang dilakukan di Desa Sentul

pada tahun 2017, menunjukan bahwa sepuluh sampel air sumur gali atau sekitar

100% sampel air sumur gali tidak memenuhi syarat dengan nilai indeks Fecal

coliform delapan sampel air sumur gali sebesar >1600 MPN/100ml, satu sampel

air sumur gali dengan nilai indeks Fecal coliform sebesar 350 MPN/100ml, dan

satu sampel air sarana sumur gali memiliki nilai indeks Fecal coliform sebesar 39

MPN/100ml. Sehingga air pada sarana sumur gali di Desa Sentul tidak memenuhi

persyaratan bakteriologis.

Dari hasil penelitian yang diterletak di sempadan Sungai Cikapundung,

dari 19 air sumur gali memperlihatkan bahwa semua air mengandung koli-fekal

yang tinggi dan melampaui kadar maksimum (> 0/100ml air) yang diperbolehkan

dalam Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 (Ramdhany 2004). Selain itu,

dari hasil pemeriksaan sebanyak 50 sampel air sumur gali yang diambil di

Kampung Daraulin menunjukan bahwa semua sampel tersebut memiliki jumlah

koli-fekal yang lebih dari 0/100 ml (Ridhosari & Roosmini 2011).

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

4

Dari penelitian yang juga dilakukan di Kelurahan Martubung menyatakan

bahwa jumlah Fecal coliform sebanyak 4 sumur gali dari 82 sampel yang

diperiksa memiliki angka 0 per 100 ml air dan sebanyak 78 sumur gali memiliki

angka Fecal coliform > 0 per 100 ml air, hal ini kemungkinan dikarenakan oleh

jarak sumur gali dengan jamban penduduk masih terlalu dekat (Ginting 2009).

Adapun, dari penelitian yang dilakukan di Kelurahan Terjun, didapatkan hasil

bahwa Fecal coliform dari 30 sampel terdapat 27 (90%) sampel air sumur gali

tidak memenuhi syarat dan 3 (10%) sampel air sumur gali memenuhi syarat sesuai

dengan Permeneks RI No. 416 Tahun 1990 (Aprina 2013). Hal ini menunjukan

bahwa banyak sumur gali yang tidak memenuhi syarat air bersih secara

bakteriologis karena sudah mengalami pencemaran. Jika air terkontaminasi

pencemaran yang mengandung mikroorganisme patogen maka akan ada

kemungkinan risiko terjadi penularan penyakit (Butler 2005).

Kehadiran Fecal coliform di air sumur dapat mengindikasikan kontaminasi

oleh air tanah karena kotoran manusia atau kotoran hewan yang dapat

mengandung bakteri, virus, atau organisme penyebab penyakit lainnya. Air yang

terkontaminasi dengan organisme ini dapat menyebabkan penyakit pencernaan

termasuk diare dan mual, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Efek ini

mungkin lebih parah dan mungkin mengancam nyawa untuk bayi, anak-anak,

orang lanjut usia atau orang dengan kekebalan tubuh rendah (Ministry of

Environment 2007). Beberapa penelitian menunjukan bahwa Fecal coliform

digunakan sebagai indikator kualitas air yang baik. Hasil penelitian menunjukan

bahwa mengkonsumsi air tercemar yang ditandai adanya Fecal coliform dapat

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

5

meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit gastrointestinal akut atau

penyakit penceraan akut (Strauss et al. 2001).

Banyak sekali penyakit yang disebabkan oleh air yang kotor atau air yang

tercemar. Agar sehat, maka orang-orang membutuhkan air bersih untuk minum,

mandi, mencuci pakaian, membersihkan dan memasakan makanan. Salah satu

penyakit yang disebabkan oleh air kotor atau air tercemar, yaitu diare (WHO

1995). Diare merupakan gangguan buang air besar (BAB) ditandai dengan BAB

lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah

dan atau lendir (Kemenkes RI 2013).

Parameter bakteriologis seperti Fecal coliform sering ditemukan didalam

air bersih. Dalam studi yang telah dilakukan pada pemukiman masyarakat di

Myanmar tingkat konsentrasi Fecal coliform memiliki hubungan yang signifikan

dengan kejadian diare pada masyarakat Myanmar (Myint et al. 2015). Selain itu,

analisis untuk Fecal coliform (E. coli) masih penting bagi penyedia air minum

untuk memantau intrusi atau penyerapan air limbah (Jensen et al. 2004). Hasil

penelitian (Jensen et al. 2004) yang dilakukan di Punjab Selatan, Pakistan

memberikan hubungan yang signifikan bahwa kontaminasi feses dengan

parameter Fecal coliform pada air merupakan faktor risiko penting untuk diare

pada anak di Negara berkembang.

Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), lima provinsi dengan insiden tertinggi

meliputi Provinsi Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Banten. Selain

itu, perkiraan kasus diare pada fasilitas kesehatan Provinsi Banten juga termasuk

kedalam lima provinsi yang memiliki kasus diare tertinggi di Indonesia dengan

persentase sebesar 4,68% (Kemenkes RI 2016).

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

6

Pada tahun 2011, kasus diare di Kabupaten Serang memasuki urutan kedua

dengan jumlah kasus sebesar 140.323 (Dinkes Provinsi Banten 2011). Kemudian,

jumlah kasus diare pada tahun 2014 di Kabupaten Serang masih memasuki urutan

kedua, yaitu sebesar 35.879 kasus setelah Kabupaten Pandeglang (BPS Provinsi

Banten 2015). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2015,

diketahui bahwa kasus diare di Kecamatan Kragilan termasuk ke dalam sepuluh

kasus diare tertinggi di Kabupaten Serang.

Berdasarkan data Profil Puskesmas Kecamatan Kragilan Tahun 2016,

diketahui bahwa Desa Sentul merupakan desa yang memiliki kasus diare tertinggi

ketiga di Kecamatan Kragilan dengan jumlah kasus sebesar 2.551 kasus. Apabila

masyarakat sering terkena diare, maka harus dilakukan pemeriksaan jenis sarana

air bersih yang digunakan oleh masyarakat. Pemakaian air yang tidak bersih

seringkali menjadi penyebab utama terjadinya diare (WHO 1995).

Penyebab utama penyakit diare adalah infeksi bakteri atau virus. Jalur

masuk utama infeksi dapat melalui air, makanan, feses manusia atau binatang, dan

kontak dengan manusia. Kondisi lingkungan yang menjadi habitat atau penjamu

untuk patogen, menjadi risiko utama penyakit ini. Sanitasi lingkungan dan

kebersihan rumah tangga yang buruk, kurangnya air yang aman, dan pajanan yang

berasal dari sampah dapat menyebabkan penyakit diare (WHO 2003). Sehingga

masyarakat harus menjaga kebersihan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-

hari agar terhindar dari penyakit pencernaan seperti diare. Dalam menjaga

kebersihan air diperlukannya memperhatikan sanitasi air yang digunakan

khususnya sanitasi sumur gali.

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

7

Sarana air bersih yang digunakan rata-rata penduduk Indonesia, yaitu

sarana sumur gali. Sumur gali yang digunakan oleh rata-rata penduduk Indonesia

ini tentunya memiliki kualitas air yang berbeda-beda. Kualitas air sumur gali ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jarak jamban, jarak sumber pencemar

lain, jarak septic tank, arah aliran air tanah, porositas dan permeabilitas tanah,

curah hujan, kondisi fisik sarana sumur gali dan perilaku (Marsono 2009). Adapun

faktor sanitasi sumur gali terdiri dari jarak sumber pencemar lain dengan sumur

gali, jarak jamban dengan sumur gali, jarak septic tank dengan sumur gali, serta

kondisi fisik sarana sumur gali yang meliputi bibir sumur, lantai sumur, dinding

sumur kedap air, saluran pembuangan air limbah (SPAL), pengambilan air dengan

timba, dan sumur resapan (Depkes RI 1994).

Berdasarkan hasil penelitian (Marsono 2009), terdapat 18 sumur yang

kondisi fisiknya buruk dan keseluruhan (100%) air sumurnya tidak memenuhi

syarat diketahui bahwa kondisi fisik sumur mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap mikroorganisme dalam air sumur gali. Selain itu, menurut (Sudrajat

1999), menyebutkan bahwa jarak jamban yang kurang dari 11 meter (60%) hasil

pemeriksaan sampel airnya menunjukan kelas kualitas bakteriologis air tidak baik

sebanyak 87 sampel (58%) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara jarak jamban dengan kualitas bakteriologis air sumur gali, serta

jarak sumber pencemar lain juga memiliki hubungan yang signifikan dengan

kualitas bakteriologis air sumur gali. Hal ini didukung oleh penelitian (Sapulete

2010), diperoleh hasil p value (0.039) < 0.05 berarti terdapat hubungan yang

sangat bermakna secara statistik antara jarak sumur gali dengan septic tank atau

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

8

lubang penampungan kotoran dengan kandungan Fecal coliform (E. coli) dalam

air sumur gali.

Dari beberapa penelitian diatas diketahui bahwa faktor sanitasi sumur gali

yang digunakan oleh masyarakat seperti jarak jamban dengan sumur gali, jarak

pencemaran lain dengan sumur gali, jarak septic tank dengan sumur gali, dan

kondisi fisik sarana sumur gali masih banyak yang tidak memenuhi syarat air

bersih yang sehat. Masyarakat Kecamatan Kragilan masih banyak memanfaatkan

sarana sumur gali sebagai sarana air bersihnya. Wilayah kerja Puskesmas Kragilan

terdiri dari enam desa, namun desa yang memiliki sarana sumur gali terbanyak,

yaitu Desa Sentul sebesar 584 sarana sumur gali dan menduduki peringkat ketiga

dengan kasus diare terbanyak. Selain itu, masyarakat di Desa Sentul tersebut

banyak yang menggunakan air sumur gali sebagai sumber air minum, mandi,

memasak, dan mencuci perlengkapan masak. Oleh karena itu, perlunya penelitian

mengenai hubungan faktor sanitasi sarana sumur gali terhadap indeks Fecal

coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang Tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Pencemaran air di Indonesia banyak diakibatkan oleh sumber pencemar

berupa limbah domestik atau rumah tangga yang berasal dari jamban dan septic

tank sehingga dapat menyebabkan pencemaran bakteriologis (Rusydi et al. 2015).

Pencemaran akibat limbah domestik tersebut dapat mengalami rembesan ke dalam

air tanah dan mencemari air tanah penduduk sekitar. Di beberapa wilayah

Indonesia, air tanah seperti sumur gali masih menjadi sumber air minum utama

(Kodoatie 2010). Selain itu, sumur gali juga sarana air bersih tertinggi yang

dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk Provinsi Banten dan juga penduduk

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

9

di Kecamatan Kragilan khususnya Desa Sentul. Hasil studi pendahuluan dari

sepuluh sarana sumur gali di Desa Sentul pada tahun 2017, menunjukan bahwa

sepuluh sampel air sumur gali atau sekitar 100% sampel air sumur gali tidak

memenuhi syarat. Sehingga air pada sarana sumur gali di Desa Sentul tidak

memenuhi persyaratan bakteriologis. Kehadiran Fecal coliform di air sumur dapat

mengindikasikan kontaminasi oleh air tanah karena kotoran manusia atau kotoran

hewan. Air yang terkontaminasi dengan organisme ini dapat menyebabkan

penyakit pencernaan termasuk diare (Ministry of Environment 2007). Sehingga

masyarakat harus menjaga kebersihan air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-

hari agar terhindar dari penyakit. Dalam menjaga kebersihan air diperlukannya

memperhatikan sanitasi air yang digunakan khususnya sanitasi sumur gali.

Adapun faktor sanitasi sumur gali yang dapat mempengaruhi kadar Fecal coliform

meliputi jarak jamban dari sumur gali, jarak pencemaran lain dari sumur gali,

jarak septic tank dari sumur gali, dan kondisi fisik sumur gali. Oleh karena itu,

peneliti ingin melihat hubungan faktor sanitasi sarana sumur gali terhadap indeks

Fecal coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana nilai indeks Fecal coliform air sumur gali di pemukiman Desa

Sentul Kecamatan Kragilan?

2. Bagaimana gambaran antara jarak jamban dari sumur gali di pemukiman

Desa Sentul Kecamatan Kragilan?

3. Bagaimana gambaran antara jarak septic tank dari sumur gali di

pemukiman Desa Sentul Kecamatan Kragilan?

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

10

4. Bagaimana gambaran antara jarak pencemar lain (genangan air, tempat

sampah, dan kandang ternak) di pemukiman Desa Sentul Kecamatan

Kragilan?

5. Bagaimana gambaran kondisi fisik sarana sumur gali di pemukiman Desa

Sentul Kecamatan Kragilan?

6. Bagaimana hubungan antara jarak jamban dari sumur gali terhadap indeks

Fecal coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan?

7. Bagaimana hubungan antara jarak septic tank dari sumur gali terhadap

indeks Fecal coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan?

8. Bagaimana hubungan antara pencemar lain (genangan air, tempat sampah,

dan kandang ternak) dari sumur gali terhadap indeks Fecal coliform di

Desa Sentul Kecamatan Kragilan?

9. Bagaimana hubungan kondisi fisik sarana sumur gali terhadap indeks

Fecal coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan faktor sanitasi sarana sumur gali terhadap indeks

Fecal Coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya nilai indeks Fecal coliform air sumur gali di pemukiman

Desa Sentul Kecamatan Kragilan.

2. Diketahuinya gambaran antara jarak jamban dari sumur gali di pemukiman

Desa Sentul Kecamatan Kragilan.

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

11

3. Diketahuinya gambaran antara jarak septic tank dari sumur gali di

pemukiman Desa Sentul Kecamatan Kragilan.

4. Diketahuinya gambaran antara jarak pencemar lain (genangan air, tempat

sampah, dan kandang ternak) di pemukiman Desa Sentul Kecamatan

Kragilan.

5. Diketahuinya gambaran kondisi fisik sarana sumur gali di pemukiman

Desa Sentul Kecamatan Kragilan.

6. Diketahuinya hubungan antara jarak jamban dari sumur gali terhadap

indeks Fecal coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan.

7. Diketahuinya hubungan antara jarak septic tank dari sumur gali terhadap

indeks Fecal coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan.

8. Diketahuinya hubungan antara antara jarak pencemar lain (genangan air,

tempat sampah, dan kandang ternak) dari sumur gali terhadap indeks Fecal

coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan.

9. Diketahuinya hubungan kondisi fisik sarana sumur gali terhadap indeks

Fecal coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Bagi Pemerintah

1. Menjadi landasan atau acuan bagi pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan

Kabupaten Serang dalam pengambilan keputusan serta membuat kebijakan

atau program untuk mengurangi penyakit yang bersumber dari air (water

borne deasease) seperti penyakit diare.

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

12

2. Menjadi database bagi Dinas Kesehatan dalam melakukan upaya

pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan khususnya pada diare.

1.5.2 Manfaat Bagi Puskesmas

1. Dapat menjadi landasan untuk pengawasan terintegrasi pada air bersih

yang digunakan oleh masyarakat.

2. Dapat menjadi acuan untuk berpartisipasinya masyarakat dalam upaya

pencegahan penyakit yang bersumber dari air (water borne deasease).

1.5.3 Manfaat Bagi Masyarakat

Agar dapat mengenali dan memahami kondisi sarana air bersih yang

digunakan agar terhindar dari penyakit yang bersumber dari air (water borne

deasease).

1.5.4 Manfaat Bagi Peneliti Lain

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti lainnya tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi pencemaran sumur gali dan sanitasi sumur gali

terhadap nilai indeks Fecal coliform air sumur gali. Selain itu, sebagai acuan

untuk penelitian lebih lanjut dan informasi bagi peneliti lain yang peduli terhadap

kondisi lingkungan dan kesehatan.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor sanitasi sumur

gali terhadap indeks Fecal coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun

2017. Metode penelitian menggunakan metode analisis kuantitatif dengan sumber

data sekunder dari Puskesmas Kecamatan Kragilan mengenai masyarakat

pengguna air sumur gali. Untuk data primer berupa pengambilan sampel air sumur

gali, pengukuran, dan observasi. Pemeriksaan sampel air sumur gali dilakukan

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

13

dengan uji Most Probable Number (MPN) dengan menggunakan SNI 06-4158-

1996 agar mengetahui indeks bakteri Fecal coliform pada air bersih. Peneliti juga

mengukur jarak antara jamban, septic tank, dan pencemaran lain dari sumur gali

menggunakan meteran. Untuk mengetahui kondisi fisik sumur gali dengan metode

observasi menggunakan lembar observasi atau lembar checklist. Desain studi yang

digunakan, yaitu desain studi cross sectional karena pengukuran dilakukan pada

saat yang bersamaan dan bertujuan untuk mencari hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah sumur

gali yang airnya digunakan sebagai bahan baku air minum yang dimiliki

masyarakat di Desa Sentul Kecamatan Kragilan, serta sampel dalam penelitian ini

sebesar 69 sarana sumur gali.

Proses pengambilan data dilakukan pada bulan September sampai Oktober

tahun 2017. Setelah data diperoleh, dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan software analisis data. Analisis univariat dilakukan untuk

mengetahui gambaran dan distribusi frekuensi. Analisis bivariat dengan

menggunakan analisis chi square.

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Bersih

2.1.1 Pengertian Air Bersih

Air merupakan zat yang penting bagi kehidupan manusia. Setiap tiga per

empat bagian dari tubuh manusia terdiri dari air dan tidak ada yang dapat bertahan

hidup lebih dari 4 – 5 hari tanpa minum air (Chandra 2006). Menurut Permenkes

No. 416/Menkes/PER/IX/1990, air bersih adalah air yang digunakan untuk

keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat

diminum apabila telah dimasak. Air juga dipergunakan untuk kebutuhan rumah

tangga seperti memasak, mencuci pakaian dan peralatan lainnya. Selain itu, air

digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat

rekreasi, transportasi, dan lain-lain (Chandra 2006).

2.1.2 Sumber Air Bersih

Sekalipun air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam, melainkan

bersirkulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang disebut

siklus hidrologis. Siklus ini penting, karena jalan yang mensuplai daratan dengan

air (Soemirat 2009). Selanjutnya yang dimaksud dengan air adalah air tawar yang

tidak termasuk salju dan es. Di Indonesia jumlah dan pemakaian air bersumber

pada air tanah, air permukaan dan air atmosfer, yang ketersediannya sangat

ditentukan oleh atmosfer atau sering dikenal dengan air hujan (Sumantri 2010).

Siklus hidrologi memiliki beberapa tahapan yang dilaluinya, mulai dari

proses penguapan air (evaporasi), pembentuakan awan (kondensasi), peristiwa

jatuhnya air ke bumi/hujan (presipitasi), penyebaran air dipermukaan bumi,

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

15

penyerapan air kedalam tanah, sampai berlangsungnya proses daur ulang

(Chandra 2006).

Gambar 2. 1 Siklus Hidrologi Sumber : (Sumantri 2010)

Sinar matahari sebagai sumber energi akan mengeluarkan panas matahari

sehingga air dapat menguap. Penguapan ini terjadi pada air permukaan, air yang

berada di dalam lapisan tanah bagian atas (evaporasi), air yang ada didalam

tumbuhan (transpirasi), hewan, dan manusia (transpirasi, respirasi). Uap air ini

memasuki atmosfer. Didalam atmosfer uap ini akan menjadi awan, dan dalam

kondisi cuaca tertentu dapat mendingin dan berubah bentuk menjadi tetesan-

tetesan air dan jatuh kembali kepermukaan sebagai air hujan. Air hujan ini akan

mengalir langsung masuk kedalam air permukaan (runoff), ada yang meresap

kedalam tanah (perkolasi) dan menjadi air tanah baik yang dangkal maupun yang

dalam, ada yang diserap oleh tumbuhan. Air tanah dalam akan timbul ke

permukaan sebagai mata air dan menjadi air permukaan. Air permukaan bersama-

sama dengan air tanah dangkal, dan air yang berada didalam tubuh akan menguap

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

16

kembali menjadi awan. Maka siklus hidrologi ini kembali berulang (Soemirat

2009).

Dari siklus hidrologi ini dapat dilihat adanya berbagai sumber air tawar.

Berdasarkan siklus hidrologi, sumber air dapat diklasifikasikan menjadi air

angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah yang akan diuraikan sebagai

berikut.

1. Air Angkasa (Air Hujan)

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi.

Walaupun pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut

cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran

yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu,

mikroorganisme dan gas, misalnya karbon dioksida, nitrogen, dan ammonia

(Chandra 2006). Maka dari itu, kualitas air hujan bergantung sekali pada

kualitas udara yang dilaluinya sewaktu turun ke bumi. Bila kadar SO2 didalam

udara tinggi, maka hujan yang akan turun bersifat asam, sehingga air hujan

tersebut tercemar. Keadaan seperti ini sering ditemukan didaerah perindustrian

(Soemirat 2009).

2. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa, dan

badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah (Effendi 2003).

Air permukaan yang meliputi badan-badan air sebagian besar berasal dari air

hujan yang jatuh kepermukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan

mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya (Chandra

2006).

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

17

Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air

bersih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan, yaitu mutu atau kualitas baku,

jumlah atau kuantitasnya, dan kontinuitasnya. Dibandingkan dengan sumber

air lain, air permukaan merupakan sumber air yang paling tercemar akibat

kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lain (Chandra 2006).

Sumber-sumber air permukaan, antara lain sungai, selokan, rawa, parit,

bendungan, danau, laut, dan air terjun. Sumber air permukaan yang berasal

dari sungai, selokan, dan parit mempunyai persamaan, yaitu mengalir dan

dapat menghanyutkan bahan yang tercemar. Sumber air permukaan yang

berasal dari rawa, bendungan, dan danau memiliki air yang tidak mengalir,

tersimpan dalam waktu yang lama, dan mengandung sisa-sisa pembusukan

alam, misalnya pembusukan tumbuh-tumbuhan, ganggang, fungi, dan lain-lain

(Chandra 2006).

3. Air Tanah

Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan

bumi kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan

mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air

hujan tersebut, didalam perjalanannya kebawah tanah, membuat air tanah

menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan (Chandra

2006).

Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber air lain.

Pertama, air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu

mengalami proses purifikasi dan penjernihan. Persediaan air tanah yang cukup

tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

18

tanah juga memiliki beberapa kerugian atau kelemahan dibanding sumber air

lainnya. Air tanah mengandung zat-zat mineral konsentrasi yang tinggi.

Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral semacam magnesium, kalsium,

dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain itu,

untuk mengisap dan mengalirkan air ke atas permukaan, diperlukan pompa

(Chandra 2006). Air tanah terbagi menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal, air

tanah dalam, dan mata air.

a. Air Tanah Dangkal

Air tanah dangkal terjadi karena daya proses air dari permukaan tanah.

Lumpur akan tertahan, demikian juga dengan sebagian bakteri. Sehingga air

tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam

yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur

kimia tertentu untuk masing-masing lapisan. Lapisan tanah ini berfungsi

sebagai saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus

berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah. Setelah

menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul merupakan air tanah dangkal

dimana air tanah ini dimanfaatkan untuk sumber air bersih melalui sumur-

sumur dangkal (Sutrisno 2010). Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman ±

15 m sebagai sumber air bersih, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas

agak baik. Dari segi kuantitas kurang baik dan tergantung musim (Sumantri

2010).

b. Air Tanah Dalam

Air tanah dalam terdapat setelah rapat air yang pertama. Pengambilan air

tanah dalam tak semudah pada air dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

19

dan memasukan pipa kedalamnya sampai kedalaman 100 – 300 m. Jika

tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar, sumur ini

disebut sumur artesis (Sutrisno 2010).

c. Mata Air

Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah yang

muncul secara alamiah. Air yang berasal dari mata air ini belum tercemar oleh

kotoran. Mata air yang berasal dari tanah dalam, tidak terpengaruh oleh

musim dan kualitasnya sama dengan keadaan air dalam (Notoatmodjo 2011).

2.1.3 Syarat Kualitas Air Bersih

Kegunaan air yang paling terpenting merupakan kebutuhan untuk minum.

Untuk keperluaan minum (termasuk untuk masak) air bersih harus mempunyai

persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit pada manusia

(Notoatmodjo 2011). Agar air bersih tidak menimbulkan penyakit, maka air

tersebut seharusnya memenuhi syarat kualitas yang meliputi syarat fisika, kimia,

biologi, dan radioaktif. Syarat fisika air bersih, yaitu air tidak berwarna, tidak

berasa, dan tidak berbau. Syarat kimia air bersih, yaitu air tidak mengandung zat-

zat kimia yang membahayakan kesehatan manusia. Syarat biologi, yaitu air tidak

mengandung mikroorganisme atau bakteri patogen. Untuk syarat radioaktif, yaitu

tidak mengandung unsur-unsur radioaktif yang dapat membahayakan kesehatan

seperti aktivitas alpha dan aktivitas beta (Depkes RI 1990b).

Berdasarkan Permenkes RI No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang syarat-

syarat dan pengawasan kualitas air disebutkan syarat-syarat kualitas air untuk air

minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum. Syarat-syarat air

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

20

bersih yang tercantum dalam Permenkes RI No. 416/Menkes/PER/IX/1990

sebagai berikut.

Tabel 2. 1 Persyaratan Kualitas Air Bersih

No Parameter Satuan

Kadar

Maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

A. FISIKA

1. Bau - - Tidak Berbau

2. Jumlah zat padat terlarut

(TDS)

mg/l 1000 -

3. Kekeruhan Skala

NTU

5 -

4. Rasa - - Tidak Berasa

5. Suhu oC Suhu udara ± 3

o C -

6. Warna Skala

TCU

15 -

B. KIMIA

a. Kimia Organik

1. Air raksa mg/l 0,001

2. Arsen mg/l 0,05

3. Besi mg/l 1,0

4. Flourida mg/l 1,5

5. Kadmium mg/l 0,005

6. Kesadahan (CaCO3) mg/l 500

7. Klorida mg/l 600

8. Kromium, valensi 6 mg/l 0,05

9. Mangan mg/l 0,5

10. Nitrat, sebagai N mg/l 10

11. Nitrit, sebagai N mg/l 1

12. pH mg/l 0,05

13. Selenium mg/l 0,01

14. Seng mg/l 15

15. Sianida mg/l 0,1

16. Sulfat mg/l 400

17. Timbal mg/l 0,05

b. Kimia Organik

1. Aldrin dan dieldrin mg/l 0,0007

2. Benzene mg/l 0,01

3. Benzo (a) pyrene mg/l 0,00001

4. Chloroform (total isomer) mg/l 0,007

5. Chloroform mg/l 0,03

6. 2.4-D mg/l 0,1

7. DDT mg/l 0,03

8. Detergen mg/l 0,05

9. 1,2-Dichloroethene mg/l 0,01

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

21

No Parameter Satuan

Kadar

Maksimum yang

diperbolehkan

Keterangan

10. 1,1-Dichloroethene mg/l 0,0003

11. Heptachlor dan heptachlor

epoxide

mg/l 0,003

12. Hexachlorobenzene mg/l 0,00001

13. Gamma-HCH (Lindane) mg/l 0,004

14. Methoxychlor mg/l 0,10

15. Pentachlorophanol mg/l 0,01

16. Pestisida total mg/l 0,10

17. 2,4,6-trichlorophenol mg/l 0,01

18. Zat Organik (KMnO4) mg/l 10

c. Mikrobiologi

1. Total koliform (MPN) Per 100 ml

air contoh

50 Bukan air

pipaan

2. Koliform tinja Per 100 ml

air contoh

0 Bukan air

pipaan

d. Radioaktivitas

1. Aktivitas alpha (Gross

Alpha Activity)

mg/l 0,1

2. Aktivitas Beta (Gross Beta

Activity)

mg/l 1

Sumber : Permenkes RI No. 416/Menkes/PER/IX/1990

2.2 Sumur Gali (SGL)

2.2.1 Pengertian Sumur Gali

Sumur gali merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk

yang tinggal didaerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Sumur gali

adalah sarana air bersih yang mengambil/memanfaatkan air tanah dengan cara

menggali lubang di tanah dengan menggunakan tangan sampai mendapatkan air

(Depkes RI 1990a). Sumur gali biasanya memanfaatkan sumber air tanah dangkal.

Air tanah dangkal juga disebut air tanah bebas karena lapisan air tersebut tidak

berada dalam tekanan. Profil permukaan air tanah dangkal tergantung dari profil

muka tanah dan bahan/jenis tanah itu sendiri (Gunawan 2009). Adapun kriteria

(lanjutan tabel 2.1)

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

22

sumur gali yang sering dipergunakan oleh masyarakat dibedakan menurut

kedalaman dan letak dari sumur gali tersebut.

1. Kedalaman Sumur Gali

Secara teknis sumur gali dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Sumur Gali Dangkal (shallow well)

Sumur semacam ini memiliki sumber air yang berasal dari resapan air

hujan diatas permukaan bumi terutama di daerah dataran rendah. Jenis

sumur ini banyak terdapat di Indonesia dan mudah sekali terkontaminasi

air kotor yang berasal dari kegiatan mandi-cuci-kakus (MCK) sehingga

persyaratan sanitasi yang perlu sekali diperhatikan (Chandra 2006).

Sumur dangkal merupakan cara pengambilan air yang banyak dipakai

di Indonesia. Sumur sebaiknya terletak ditempat yang aliran air tanahnya

tidak tercemar. Bila disekeliling sumur terdapat sumber pencemaran air

tanah, hendaknya sumur ini berada di hulu aliran air tanah dan sedikitnya

berjarak 10-15 meter dari sumber pencemaran tersebut. Diperkirakan

sampai kedalaman 3 meter masih mengandung kuman-kuman. Lebih

dalam dari 3 meter sudah dapat dikatakan tanah bersih dari kuman-kuman.

Oleh karena itu, dinding dalam yang melapisi sumur sebaiknya dibuat

sampai dengan 3 meter atau 5 meter (Sumantri 2010).

b. Sumur Gali Dalam (deep well)

Sumur dalam mempunyai permukaan air yang lebih tinggi dari

permukaan air tanah disekelilingnya. Tingginya permukaan air ini

disebabkan oleh adanya tekanan didalam akuifer. Air tanah berada dalam

akuifer yang terdapat diantara dua lapis yang tidak tembus (Sumantri

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

23

2010). Selain itu, sumur ini memiliki sumber air yang berasal dari proses

purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit bumi menjadi air tanah.

Sumber airnya tidak terkontaminasi dan memenuhi persyaratan sanitasi

(Chandra 2006).

Tabel 2. 2 Perbedaan antara Sumur Dangkal dengan Sumur Dalam

No. Jenis

Sumur

Sumber

Air

Kualitas

Air

Kualitas

Bakteriologis Persediaan

1. Sumur

Dangkal

Air

Permukaan

Kurang Baik Kontaminasi Kering pada

musim

kemarau

2. Sumur

Dalam

Air Tanah Baik Tidak

Terkontaminasi

Tetap ada

sepanjang

tahun Sumber : (Chandra 2006)

2. Letak Sumur Gali

Adapun menurut letaknya sumur gali dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

sumur gali terbuka dan sumur gali tertutup yang akan diuraikan sebagai

berikut.

a. Sumur gali di luar rumah

Sumur gali di luar rumah adalah sumur yang terletak di luar rumah.

Jenis sumur ini biasanya termasuk kedalam sumur gali terbuka. Sumur gali

terbuka adalah sumur gali yang bentuk konstruksinya terbuka terdapat

dinding terbuat dari beton, bibir, lantai, serta teknik pengambilan airnya

menggunakan timba (Machfoedz 2004). Keadaan kontruksi dan cara

pengambilan air sumur dapat merupakan sumber kontaminasi, misalnya

sumur dengan konstruksi yang tidak memperhatikan syarat teknis

pembuatan dan pengambilan air dengan timba yang tidak saniter. Selain

itu, makin tinggi proporsi sarana sumur gali di luar rumah, makin tinggi

pula konsentrasi koli tinja. Hal ini disebabkan karena sumur gali yang

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

24

terletak di luar rumah memungkinkan tercemar oleh hewan atau sumber

pencemar lain (Iriani 2012).

Dari segi kesehatan penggunaan sumur gali ini kurang baik bila cara

pembuatannya tidak benar-benar diperhatikan, untuk memperkecil

kemungkinan terjadinya pencemaran dapat diupayakan dengan

memperhatikan syarat teknis pembuatan dari sumur gali dan diberikan

penutup untuk mencegah kontaminasi polusi, debu, ataupun kotoran

(Mukono 2002).

b. Sumur gali di dalam rumah

Sumur gali di dalam rumah adalah sumur gali yang terletak didalam

rumah. Sumur gali jenis ini biasanya termasuk kedalam sumur gali yang

tertutup. Sumur gali tertutup ada yang memakai pompa dan ada yang

memakai sanyo. Akan tetapi, terdapat juga sumur gali terbuka namun

terletak di dalam rumah. Kelebihan jenis umur ini adalah kemungkinan

untuk terjadinya pengotoran atau pencemaran akan lebih sedikit

disebabkan kondisi sumur selalu tertutup (Machfoedz 2004).

2.2.2 Sanitasi Sumur Gali

Sanitasi merupakan usaha pencegahan penyakit dengan cara

menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan

rantai perpindahan penyakit tersebut (Purnawijayanti 2001). Secara luas, ilmu

sanitasi merupakan penerapan dari prinsip-prinsip yang akan membantu

memperbaiki, mempertahankan, atau mengembalikan kesehatan yang baik pada

manusia (Jenie (1996) dalam Purnawijayanti, 2001).

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

25

Sumur sanitasi adalah jenis sumur yang telah memenuhi persyaratan

sanitasi dan terlindungi dari kontaminasi air kotor (Chandra 2009). Adapun hal-

hal yang harus diperhatikan dalam menjaga sanitasi sumur meliputi lokasi,

dinding sumur, dinding parapet, lantai kaki lima, drainase (saluran pembuangan

air), tutup sumur, pompa tangan /listrik, tanggung jawab pemakai, dan kualitas air

(Chandra 2009).

Adapun, menurut Depkes (1994) tentang Penyehatan Air Dalam Program

Penyediaan dan Penyehatan Air Bersih, syarat sanitasi sarana sumur gali yang

baik, meliputi :

1. Jarak sumur dengan lubang penampungan kotoran manusia paling sedikit 11

meter.

2. Jarak sumur dengan peresapan air limbah paling sedikit 11 meter.

3. Jarak sumur dengan sumber pencemaran (genangan air, tempat sampah,

kandang ternak) paling sedikit 11 meter.

4. Bibir sumur (apron) setinggi 0,5 – 0,7 m dari permukaan tanah (Depkes RI

1990a).

5. Lantai sumur (slab) kedap air minimal 1 meter (Depkes RI 1994). Selain itu,

lantai sumur juga tidak retak/ bocor, mudah dibersihkan, dan tidak tergenang

air (Depkes RI 1995).

6. Dinding sumur kedap air minimal sedalam 3 meter dari permukaan tanah,

dibuat dari bahan kedap air dan kuat (tidak mudah retak/longsor) (Depkes RI

1990a).

7. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) minimal 11 meter, serta SPAL harus

kedap air dan tidak menimbulkan genangan.

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

26

8. Jika pengambilan air dengan timba harus ada timba khusus. Untuk mencegah

pencemaran, timba harus selalu digantung dan tidak boleh diletakan di lantai.

9. Sumur resapan 1,5 – 2 cm (Depkes, 1994).

2.3 Sumber Pencemaran Air

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun

2010, pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat,

energi, dan atau komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga

melampaui baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. Sumber pencemar yang

paling utama berasal dari limbah industri, pertanian, dan domestik (rumah

tangga).

1. Limbah Industri

Limbah industri (industrial waste) yang berbentuk cair dapat berasal dari

pabrik yang biasanya banyak menggunakan air pada proses produksinya. Selain

itu, limbah cair juga dapat berasal dari bahan baku yang mengandung air sehingga

didalam proses pengolahannya, air harus dibuang (Chandra 2006). Jumlah aliran

air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan

besar-kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air,

derajat pengolahan air limbah yang ada (Sugiharto 1987).

Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri

yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m3/ha/hari.

Apabila suatu industri tidak mempergunakan air limbahnya kembali, patokan

yang dipergunakan untuk jumlah air limbah yang dikeluarkan sebesar 85 – 95%

dari jumlah air yang dipergunakan. Sedangkan, untuk industri yang

Page 43: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

27

memanfaatkan kembali air limbahnya maka jumlahnya akan lebih kecil lagi

(Sugiharto 1987).

Kandungan zat-zat yang berasal dari setiap industri sangat ditentukan oleh

jenis industri itu sendiri (Sugiharto 1987). Pembuangan limbah industri ke sungai

menyebabkan air sungai tercemar. Pencemaran air sungai oleh logam-logam berat

seperti air raksa, timbal, dan kadmium sangat berbahaya bagi manusia. Bahan

pencemar yang berasal dari limbah industri dapat meresap ke dalam air tanah

yang menjadi sumber air untuk minum, mencuci, dan mandi. Air tanah yang

tercemar umumnya sukar sekali dikembalikan menjadi air bersih (Achmadi 2012).

2. Limbah Pertanian

Limbah pertanian berasal dari daerah atau kegiatan pertanian maupun

perkebunan. Penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan dapat

mengakibatkan pencemaran air. Kelebihan pupuk yang memasuki wilayah

perairan akan menyuburkan tumbuhan air, seperti ganggang dan eceng gondok

sehingga dapat menutupi permukaan air. Akibatnya sinar matahari sulit masuk ke

dalam air sehingga mematikan fitoplankton dalam air. Akibat lebih lanjut, sampah

organik dari ganggang dan eceng gonok akan menghabiskan oksigen terlarut

sehingga ikan-ikan tidak dapat hidup. Sedangkan, sisa pestisida yang masuk

wilayah perairan dapat mematikan ikan-ikan atau diserap oleh mikroorganisme

kemudian masuk dalam rantai makanan. Sisa pestisida di perairan dapat meresap

ke dalam tanah, sehingga mencemari air tanah (Zulkifli 2014).

Page 44: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

28

3. Limbah Domestik

Air limbah domestik (rumah tangga) adalah bekas yang tidak dapat

dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia

(tinja) atau dari aktifitas dapur, kamar mandi dan cuci. Air limbah domesik

mengandung lebih dari 90% cairan. Zat-zat yang terdapat dalam air buangan

diantaranya adalah unsur-unsur organik tersuspensi maupun terlarut seperti

protein, karbohidrat dan lemak dan juga unsur-unsur anorgank seperti butiran,

garam dan metal serta mikroorganisme. Unsur-unsur tersebut memberikan corak

kualitas air buangan dalam sifat fisik, kimia, maupun biologi (Kodoatie 2010).

Volume air limbah bergantung pada volume pemakaian air penduduk

setempat. Penggunaan air untuk keperluan sehari-hari mungkin kurang dari 10

liter per orang didaerah yang sumber airnya berasal dari sumur pompa atau

sambungan rumah sendiri, penggunaan air dapat mencapai 200 liter per orang

(Chandra 2006).

2.4 Proses Pencemaran Air Tanah

Pencemaran air dapat diakibatkan oleh banyak sumber pencemar, tetapi

sumber pencemar secara umum dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sumber

kontaminasi langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang

keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga, dan sebagainya. Sumber tak

langsung, yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, atau atmosfer

berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah

tangga (pemukiman) dan pertanian (Sumantri 2010). Pencemaran air juga dapat

diakibatkan oleh pencemaran secara fisik, kimia, dan biologi (bakteriologis).

Page 45: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

29

Pencemaran bakteriologis adalah peristiwa yang masih sering terjadi di

Negara berkembang berupa masuknya mikroorganisme yang berasal dari tinja

manusia atau kotoran binatang berdarah panas masuk ke dalam sumber air bersih.

Air tanah seperti sumur di Indonesia dapat tercemar secara bakteriologis melalui

perembesan air limbah. Apabila suatu kota belum memiliki sistem pembuangan

air limbah secara tertutup, maka umumnya hanya air yang berasal dari kamar

mandi dan cuci saja yang dibuang ke saluran limbah kota, sedangkan kotoran

yang berasal dari WC akan dibuang ke tempat pembuangan khusus yang dikenal

dengan septic tank (Sugiharto 1987).

Setiap rumah tangga memiliki septic tank tersendiri untuk membuang

kotoran rumahtangga, sehingga dapat berakibat negatif dari pembuangan tersebut.

Berikut ini merupakan suatu gambaran pola pencemaran yang ada didalam tanah

apabila suatu sumber pencemar diletakan di dalam tanah (Sugiharto 1987).

Gambaran pola pencemaran yang ada didalam tanah, yaitu pencemaran akibat

adanya pembuangan kotoran rumah tangga terhadap tanah disekitarnya.

Gambar 2. 2 Penyebaran mikroorganisme dan bahan kimia dalam suatu

pencemaran terhadap air tanah disekitarnya Sumber : (Sugiharto, 1987)

Page 46: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

30

Dari gambar tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pencemaran yang ditimbulkan oleh bakteri terhadap air yang ada didalam

tanah dapat mencapai jarak 11 meter, searah dengan arah aliran air tanah. Oleh

karena itu, pembuatan sumur pompa tangan atau sumur gali untuk keperluan

air rumah tangga sebaiknya berjarak 11 meter dari sumber pencemar.

2. Pencemaran dapat diperpendek jaraknya jika pembuangan kotoran belum

mencapai permukaan air tanah karena perjalanan bakteri didalam tanah sangat

dipengaruhi oleh aliran air didalam tanah.

3. Jika pencemaran bakteri hanya mencapai 11 m maka pencemaran yang

diakibatkan oleh kandungan kimia dapat mencapai 95 m. dengan demikian,

sumber air yang ada didalam masyarakat sebaiknya berjarak lebih dari 95 m

dari tempat pembuangan bahan kimia (Kusjuliadi 2010).

Adapun pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat

meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab

ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, dan pengrusakan hutan akibat

hujan asam. Dibadan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan

pertanian telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang diluar kendali yang

disebut eutrofikasi. Selain itu, dampak pencemaran air pada umumnya dibagi

menjadi empat kategori sebagai berikut KLH (2004) dalam (Sumantri 2010).

1. Dampak Terhadap Kehidupan Biota Air

Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya

kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan

kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi

Page 47: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

31

perkembangannya. Selain itu, kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun

yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air.

2. Dampak Terhadap Kualitas Tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan Fecal coliform

telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survei

sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya

pencemaran ini.

3. Dampak Terhadap Kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara

lain, yaitu :

a. Air sebagai media untuk hidup mikroba patogen.

b. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit.

c. Jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia tidak dapat

membersihkan diri.

d. Air sebagai media untuk hidup vektor penyakit.

Ada beberapa penyakit yang masuk dalam kategori water-borne disease

atau penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah.

Penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam

sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Adapun jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri,

protozoa, dan metazoan (Sumantri 2010).

4. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan

perairan, maka perairan ini akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan

Page 48: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

32

bau yang menyengat di samping tumpukan yang dapat mengurangi estetika

lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika.

2.5 Proses Pencemaran Sumur Gali

Proses pencemaran sumur gali terjadi akibat aliran air tanah dan

penurunan permukaan air tanah (draw down) yang akan dijelaskan sebagai

berikut.

2.1.2 Aliran Air Tanah

Didalam siklus hidrologi maka air tanah secara alami mengalir oleh karena

adanya perbedaan tekanan dan letak ketinggian lapisan tanah. Air akan mengalir

dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Oleh karena itu, apabila letak

sumur berada dibagian bawah dari letak sumber pencemar maka bahan pencemar

bersama aliran air tanah akan mengalir untuk mencapai sumur gali. Penentuan

lokasi pembuatan sumur yang jauh dari sumber pencemar merupakan usaha untuk

mencegah dan mengurangi resiko pencemaran (Asdak 2002).

2.1.3 Penurunan Permukaan Air Tanah (draw down)

Pada lapisan tanah yang mencapai lapisan ketinggian yang relatif sama

dan landai, maka secara relatif pula tempat tersebut tidak terjadi aliran air tanah.

Jika dilakukan pemompaan atau penimbaan atau pengambilan air tanah pada

sumur, maka akan terjadi draw down, yaitu penurunan dari permukaan air tanah.

Oleh karena adanya draw down ini maka pada sumber itu tekanannya menjadi

lebih rendah dari air tanah disekitarnya sehingga mengalirlah air tanah disekitar

menuju ke sumur gali tersebut (Asdak 2002).

Perkataan lain untuk mengganti air yang telah diambil sampai permukaan

air sumur gali tersebut menjadi sama dengan permukaan air tanah sekitarnya. Jika

Page 49: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

33

air tanah disekitarnya telah tercemar oleh bahan-bahan pencemar akan sampai ke

dalam air sumur gali. Hal ini dapat terjadi dari sumur yang satu ke sumur yang

lain yang jangkauannya semakin jauh (Asdak 2002).

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Sumur Gali

Faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran sumur gali dibagi menjadi

dua, yaitu meliput faktor sanitasi sumur gali (Mulyana 2003) dan juga faktor lain

yang berpengaruh terhadap pencemaran sumur gali (Marsono 2009).

2.6.1 Faktor Sanitasi Sumur Gali

Faktor sanitasi sumur gali meliputi jarak jamban, jarak septic tank, jarak

pencemar lain, dan kondisi fisik sumur gali yang akan diuraikan sebagai berikut.

1. Jarak Jamban

Jamban merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan

mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi

penyebab penyakit serta mengotori lingkungan pemukiman (Soeparman &

Suparmin 2001). Semakin jauh jarak jamban dengan sumur gali akan

menyebabkan jumlah bakteri semakin sedikit, dan sebaliknya semakin dekat

jamban akan menyebabkan jumlah bakteri semakin bertambah. Hal ini disebabkan

karena tanah tersusun dari berbagai jenis material (batu, pasir, dll) yang akan

menyaring bakteri yang melewatinya (Marsono 2009). Berdasarkan penelitian

Tattit Khomariyatika (2011), menyatakan adanya pengaruh jarak jamban dengan

kualitas bakteriologis sumur gali. Jarak jamban dengan letak sarana sumur gali

yang memenuhi syarat paling sedikit 11 meter (Depkes RI 1994). Sehingga

dengan jarak lebih dari 10 meter air sumur gali tidak terkontaminasi bakteri

(Boekoesoe 2010).

Page 50: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

34

2. Jarak Septic Tank

Septic tank adalah tempat pembuangan akhir untuk air besar dari kloset.

Pemilihan tempat dan model septic tank yang akan digunakan sangat berpengaruh

pada kesehatan. Ini disebabkan jarak rembesan septic tank dan sumur minimal 8

meter (Susanta 2008). Selain itu, persyaratan jarak septic tank ke sumur gali yang

baik memiliki jarak minimal 11 meter (Depkes RI 1994). Limbah dari septic tank

sangat mempengaruhi pencemaran terhadap sumur gali (Nazar, 2010).

Berdasarkan penelitian Margareth R. Sapulete (2010), diperoleh hasil p value

(0.039) < 0.05 berarti terdapat hubungan yang sangat bermakna secara statistik

antara jarak sumur gali dengan septic tank atau lubang penampungan kotoran

dengan kandungan Fecal coliform (E. coli) dalam air sumur gali. Hal ini sejalan

juga dengan penelitian yang dilakukan di Kelurahan Citrodiwangsan Kabupaten

Lumajang yang menyatakan bahwa jarak antara sumur gali dengan septic tank

berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan bakteri Fecal coliform pada air

sumur gali (Pujiati & Pebriyanti 2010).

3. Jarak Sumber Pencemar Lain

Karakteristik limbah ditentukan oleh jenis sumber pencemar. Karakteristik

limbah rumah tangga berbeda dengan karakteristik limbah jamban dan septic tank.

Limbah jamban dan septic tank banyak mengandung bahan organik yang

merupakan habitat bagi tumbuhnya mikroorganisme. Sumber pencemar lain ini

berupa limbah rumah tangga yang meliputi tempat sampah, genangan air bekas

cucian, dan kandang ternak. Perbedaan karakteristik limbah mempunyai pengaruh

yang berbeda pula terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali (Kusnoputranto

1997). Pembuatan sumur gali yang berjarak kurang dari 11 meter dari sumber

Page 51: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

35

pencemar, mempunyai resiko tercemarnya air sumur oleh perembesan air dari

sumber pencemar (Kusnoputranto 1997). Selain itu, jarak sumber pencemar lain

dengan letak sumur gali yang memenuhi paling sedikit 11 meter (Depkes RI

1994).

4. Kondisi Fisik Sarana Sumur Gali

Kondisi fisik sarana sumur gali merupakan konstruksi bangunan dan

sarana yang mendukung sanitasi sarana sumur gali (Marsono 2009). Sanitasi

sarana sumur gali merupakan sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi

dan terlindungi dari kontaminasi air kotor (Chandra 2006). Menurut (Depkes RI

1994) bahwa kondisi fisik sarana sumur gali meliputi jarak sumber pencemar,

SPAL, lantai sumur, bibir sumur, kedalaman sumur kedap air, dinding sumur, dan

timba yang digunakan. Untuk kondisi fisik sarana sumur gali yang baik mengacu

pada Pedoman Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan dan Penyehatan Air

Bersih dan juga mengacu kepada formulir inspeksi sanitasi sumur gali (Form IS-

SGL) (Depkes RI 1994). Berdasarkan penelitian Jane Francis Tatah Kihla

Akoachere (2013), struktur sanitasi sumur gali memiliki hubungan yang

signifikan dengan kandungan Fecal coliform.

2.6.2 Faktor Lain yang Mempengaruhi Pencemaran Sumur Gali

Fakor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pencemaran sumur gali, yaitu

meliputi arah aliran air tanah, porositas dan permeabilitas tanah, dan curah hujan.

1. Arah Aliran Air Tanah

Pencemaran air sumur gali oleh bakteri Fecal coliform dipengaruhi arah

aliran air tanah. Aliran air memberikan pengaruh secara terus menerus terhadap

lingkungan di dalam tanah. Pergerakan aliran air tanah yang mengandung bakteri

Page 52: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

36

Fecal coliform melalui pori-pori tanah akan mempengaruhi penyebaran pencemar

air tanah (Kodoatie 2010). Pergerakan aliran air tanah yang mengandung bakteri

Fecal coliform mengarah ke sumur gali, menyebabkan air sumur gali tercemar

oleh bakteri Fecal coliform (Kusnoputranto 1997). Aliran air tanah akan

mengalami rembesan pada air sumur gali dengan jarak yang pendek (Kodoatie

2010).

Aliran air mengarah kearah berlawanan dengan sumber air bersih dan

kecepatan aliran air yang lambat dapat mengurangi pencemaran. Didalam siklus

hidrologi maka air tanah secara alami mengalir oleh adanya perbedaan tekanan

dan letak ketinggian lapisan tanah. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat

yang rendah. Oleh karena itu, apabila letak sumur gali berada dibagian bawah dari

letak sumber pencemaran maka bahan pencemar bersama aliran air tanah akan

mengalir untuk mencapai sumur gali (Asdak 2002).

2. Porositas dan Permeabilitas Tanah

Porositas dan permeabilitas tanah akan berpengaruh pada penyebaran

bakteri Fecal coliform, air merupakan alat transportasi bakteri dalam tanah. Makin

besar porositas dan permeabilitas tanah, makin besar kemampuan untuk

melewatkan air yang berarti jumlah bakteri yang dapat bergerak mengikuti aliran

tanah semakin banyak (Kusnoputranto 1997).

Berdasarkan penelitian (Indramaya 2013) menyebutkan bahwa

permeabilitas tanah yang dihasilkan cukup tinggi mencapai 5,03 m/hari sehingga

kemampuan penyerapan tanah juga semakin tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh

tekstur tanah daerah penelitian didominasi oleh pasir yang memiliki karakteristik

dapat meresapkan air dengan cepat sehingga jumlah bakeri juga dapat semakin

Page 53: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

37

banyak. Selain itu, dari hasil penelitian dari keseluruhan sampel pengukuran

didapatkan nilai permeabilitas yang cukup seragam, dikarenakan cakupan wilayah

penelitian yang tidak begitu luas. Akibat wilayah penelitian yang sempit

menyebabkan struktur dan tekstur tanah yang dimiliki pada tanah didaerah

penelitian juga tidak beragam, sehingga mengakibatkan tidak adanya variasi pada

nilai permeabilitas (Indramaya 2013).

3. Curah Hujan

Air hujan mengalir dipermukaan tanah dapat menyebarkan bakteri Fecal

coliform yang ada di permukaan tanah. Meresapnya air hujan ke dalam lapisan

tanah mempengaruhi bergeraknya bakteri Fecal coliform di dalam lapisan tanah.

Semakin banyak air hujan yang meresap kedalam lapisan tanah semakin besar

kemungkinan terjadinya pencemaran. Di Indonesia, dimana rata-rata curah

hujannya tinggi, maka potensi atau resiko pencemaran tanah dan air tanah akibat

landfill akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah curah hujan sedang

atau rendah (Cornelia 2008). Sehingga pencemaran air tanah akan mempengaruhi

tingginya bakteri. Penelitian (Ejechi 2007) di Nigeria menyatakan ada perbedaan

yang bermakna (p < 0,05) tingkat kandungan Coliform antara musim kemarau dan

musim hujan. Kandungan Fecal coliform dalam air sumur lebih tinggi di musim

hujan.

2.7 Peranan Air terhadap Penularan Penyakit

Air memiliki peranan besar dalam penularan beberapa penyakit menular.

Penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan menyebar secara

langsung maupun tidak langsung melalui air (Chandra 2006). Peran air dalam

terjadinya penyakit menular dapat bermacam-macam, yaitu air sebagai penyebar

Page 54: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

38

mikroba patogen, air sebagai sarang insekta penyebar penyakit, jumlah air bersih

yang tidak mencukupi sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan

baik, dan air sebagai sarang hospes sementara penyakit (Soemirat 2009). Air

dapat sebagai media atau vehicle yang dapat menularkan penyakit drai sumber ke

orang lain. Secara skematis penularan penyakit melalui wahana air dapat

dijelaskan dalam teori simpul sebagai berikut (Achmadi 2012).

Gambar 2. 3 Teori Simpul Sumber : (Achmadi 2012)

Dengan mengacu kepada gambar skematik tersebut diatas, maka

patogenesis atau proses terjadinya penyakit berbasis lingkungan dapat diuraikan

ke dalam 5 simpul, yaitu simpul 1, sebagai sebagai sumber agen penyakit berupa

mikroorganisme atau bakteri yang terdapat di tanah dan juga bakteri yang berasal

dari kotoran manusia; simpul 2, komponen lingkungan yang merupakan media

transmisi yang akan mencemari sumber air; simpul 3, penduduk dengan berbagai

variabel kependudukan seperti pendidikan, perilaku, kepadatan, gender;

Page 55: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

39

sedangkan, simpul 4 penduduk yang dalam keadaan sehat atau sakit setelah

mengalami interaksi atau exposure dengan komponen yang mengandung agen

penyakit. Simpul 5 merupakan semua variabel yang memiliki pengaruh terhadap

keempat simpul tersebut, seperti iklim, kebijakan, topografi, dan suhu lingkungan

(Achmadi 2012).

Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung diantara

masyarakat seringkali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air atau water-borne

disease. Penyakit-penyakit hanya dapat menyebar, apabila mikroba penyebabnya

dapat masuk kedalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi

kebutuhannya sehari-hari. Jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air

bermacam-macam mulai dari virus, bakteri, protozoa, dan metazoa (Soemirat

2009).

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam

kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan

penyakit sendiri terbagi menjadi empat (Chandra 2006), yaitu:

1. Waterborne mechanism

Waterborne disease adalah penyakit yang ditransmisikan bila organisme

penyebab penyakitnya (patogen) yang berada didalam air terminum oleh

orang atau hewan sehingga menimbulkan infeksi. Didalam mekanisme ini,

kuman patogen dalam air yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia

ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh

penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid,

hepatitis viral, disentri basiler, dan poliomielitis.

2. Waterwashed mechanism

Page 56: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

40

Mekanisme penularan semacam ini berkaitakn dengan kebersihan umum

dan perseorangan. Cara penularan penyakit ini berkaitan erat dengan air

bagi kebersihan umum alat-alat terutama alat-alat dapur dan makaan. Pada

mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu :

a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak.

b. Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trachoma.

c. Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit

leptospirosis.

3. Water-based mechanism

Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agens penyebab

yang menjalani sebagian siklus hidupnya didalam tubuh vektor atau

sebagai intermediate host yang hidup didalam air. Contohnya

skistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis.

4. Water-related insect vector mechanism

Agens penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembangbiak

didalam air. Contohnya penyakit dengan mekanisme penularan semacam

ini adalah filariasis, dengue, malaria, dan yellow fever (Chandra 2006).

2.8 Indikator Kualitas Air Secara Bakteriologis

Pemeriksaan bakteriologis merupakan pemeriksaan yang paling baik dan

sensitif untuk mendeteksi kontaminasi air oleh kotoran manusia. Mikroorganisme

yang sering diperiksa sebagai indikator pencemaran feses, yaitu organisme

koliform tinja (Chandra 2006). Menurut ketentuan World Health Organization

(WHO) dan American Public Health Association (APHA) saat ini kualitas air

ditentukan oleh kehadiran dan jumlah bakteri didalamnya. Secara mikriobiologis,

Page 57: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

41

keberadaan bakteri koliform tinja pada air dapat dijadikan penentu apakah air

tersebut layak digunakan untuk keperluan tertentu seperti untuk air minum,

perikanan, peternakan, pertanian, dan lain-lain (Widiyanti et al. 2017).

Organisme koliform tinja merupakan organisme nonspora yang motil atau

non-motil, berbentuk batang, dan mampu memfermentasi laktosa untuk

menghasilkan asam dan gas pada temperatur 44-44,5oC dalam waktu 48 jam.

Contoh tipikal koliform tinja adalah E. coli dan Klebsiella aerogeus. Keberadaan

E. coli sumber air merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia

(Chandra 2006). Ada beberapa alasan mengapa organisme Fecal coliform dipilih

sebagai indikator terjadinya kontaminasi tinja dibandingkan kuman patogen lain

yang terdapat disaluran pencernaan antara lain:

a. Jumlah organisme koliform tinja cukup banyak dalam usus manusia.

Sekitar 200-400 miliar organisme ini dikeluarkan melalui tinja setiap

harinya. Karena jarang sekali ditemukan dalam air, keberadaan kuman ini

dalam air memberi bukti kuat adanya kontaminasi tinja manusia.

b. Organisme ini lebih mudah dideteksi melalui metode kultur (walau hanya

terdapat 1 kuman dalam 100 cc air) dibanding tipe kuman patogen

lainnya.

c. Organisme ini lebih tahan hidup dibandingkan dengan kuman usus

patogen lainnya.

d. Organisme ini lebih resisten terhadap proses purifikasi air secara alamiah.

Bila organisme ini ditemukan didalam sampel air maka dapat diambil

suatu kesimpulan bahwa kuman usus patogen yang lain dapat juga

Page 58: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

42

diketemukan dalam sampel air tersebut diatas walaupun dalam jumlah

yang kecil (Chandra 2006).

Air bersih seharusnya tidak mengandung mikroorganisme patogen apapun,

dan juga harus bebas dari bakteri yang memberi indikasi pencemaran tinja.

Parameter mikrobiologis yang dicantumkan berupa koliform tinja dan total

koliform. Kedua macam parameter ini berupa indikator bagi berbagai mikroba

yang dapat berupa parasit (protozoa, metazoa, tungau), bakteri patogen, dan virus

(Soemirat 2009).

Berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang syarat-

syarat dan pengawasan kualitas air, kadar Fecal coliform yang diperbolehkan

pada air bersih sebesar 0/100 ml sampel air (Depkes RI 1990b). Jika air

terkontaminasi tinja yang mengandung mikroorganisme patogen maka akan ada

kemungkinan risiko terjadi penularan penyakit, seperti penyakit diare, kolera,

tipus, disentri, dan hepatitis (Soemirat 2009).

Fecal coliform seperti Escherichia coli (E. coli) dan juga bakteri coliform

lain yang secara alami ditemukan didalam tanah. Bakteri fecal coliform ada diusus

binatang berdarah panas dan manusia, dan ditemukan dalam limbah fisik, kotoran

hewan, dan alami didalam tanah yang dapat menyebabkan penyakit serius pada

manusia. Kehadiran Fecal coliform di air sumur dapat mengindikasikan

kontaminasi oleh air tanah karena kotoran manusia atau kotoran hewan yang

dapat mengandung bakteri, virus, atau organisme penyebab penyakit lainnya. Air

yang terkontaminasi dengan organisme ini dapat menyebabkan penyakit

pencernaan termasuk diare dan mual, bahkan mengakibatkan kematian. Efek ini

mungkin lebih parah dan mungkin mengancam nyawa untuk bayi, anak-anak,

Page 59: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

43

orangtua atau orang dengan kekebalan tubuh rendah (Ministry of Environment

2007).

2.9 Kerangka Teori

Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga

(pemukiman) dan pertanian (Sumantri 2010). Pencemaran air tanah banyak

diakibatkan oleh sumber pencemar berupa limbah domestik atau rumah tangga

yang berasal dari jamban dan septic tank sehingga dapat menyebabkan

pencemaran bakteriologis (Rusydi et al. 2015). Pencemaran akibat limbah

domestik tersebut dapat mengalami rembesan ke dalam air tanah dan mencemari

air tanah penduduk sekitar. Pencemaran akibat limbah domestik dapat

meningkatkan kadar bakteriologis air menjadi semakin tinggi. Air bersih

seharusnya tidak mengandung mikroorganisme patogen apapun, dan juga harus

bebas dari bakteri yang memberi indikasi pencemaran tinja. Parameter

mikrobiologis yang dicantumkan berupa Fecal coliform atau koliform tinja

(Soemirat 2009). Apabila air tanah seperti sumur gali mengalami pencemaran

bakteriologis yang ditandai dengan tingginya Fecal coliform didalam air maka

akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit pencernaan seperti diare (Ministry

of Environment 2007).

Adapun faktor yang mempengaruhi pencemaran air sumur gali yang dapat

dilihat dari tinggi rendahnya indeks Fecal coliform meliputi faktor sanitasi sumur

gali (Mulyana 2003) dan faktor lain yang mempengaruhi pencemaran sumur gali

(Marsono 2009). Selain itu, terdapat juga faktor counfounding seperti kedalaman

sumur gali dan juga letak sumur gali yang dapat mempengaruhi faktor sanitasi

sumur gali terhadap tinggi rendahnya indeks Fecal coliform (Hussein 1997).

Page 60: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

44

Faktor sanitasi sumur gali terdiri dari jarak jamban, jarak pencemar lain, jarak

septic tank, dan kondisi fisik sumur gali (Depkes RI 1994). Sedangkan, faktor lain

yang dapat mempengaruhi pencemaran sumur gali meliputi curah hujan, arah

aliran tanah, serta porositas dan permeabilitas tanah (Marsono 2009). Faktor-

faktor tersebut dapat mempengaruhi jumlah indeks Fecal coliform pada air sumur

gali.

Page 61: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

45

Faktor Sanitasi Sarana Sumur Gali

1. Jarak jamban dari sumur gali

2. Jarak septic tank dari sumur gali

3. Jarak pencemar lain dari sumur gali

4. Kondisi Fisik Sumur Gali

Indeks Fecal coliform

Air Sumur Gali

Modifikasi dari teori dan penelitian (Depkes RI 1994), (Mulyana 2003), dan (Marsono 2009)

Faktor lain yang mempengaruhi

pencemaran sumur gali

1. Arah Aliran Air Tanah

2. Porositas dan Permeabilitas Tanah

3. Curah Hujan

Bagan 2. 1 Kerangka Teori

Kriteria Sumur Gali

1. Kedalaman Sumur Gali

2. Letak Sumur Gali

Page 62: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

46

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang tidak diteliti, yaitu arah

aliran air tanah, porositas dan permeabilitas tanah, dan curah hujan. Arah aliran

air tanah karena tidak dapat diketahui dengan observasi. Porositas dan

permeabilitas tanah karena memerlukan uji laboratorium yang lebih spesifik, serta

tekstur tanah daerah penelitian memiliki tekstur tanah pasir dan cakupan daerah

penelitian yang sempit sehingga tekstur tanah tidak beragam. Curah hujan karena

tidak ada perbedaan curah hujan pada suatu lokasi penelitian dikarenakan lokasi

penelitian yang sempit.

Kerangka konsep terdiri dari variabel terikat (dependen) dan varibel bebas

(independen). Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah indeks

Fecal coliform pada sarana sumur gali. Sedangkan, variabel independen adalah

jarak jamban dari sarana sumur gali, jarak septic tank dari sarana sumur gali, jarak

pencemaran lain dari sumur gali, dan kondisi fisik sarana sumur gali.

Variabel Independen Variabel Dependen

FAKTOR SANITASI SARANA

SUMUR GALI

1. Jarak jamban dari sumur gali

2. Jarak septic tank dari sumur gali

3. Jarak pencemar lain dari sumur gali

4. Kondisi fisik sarana sumur gali

Indeks Fecal coliform

air sumur gali

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep

Page 63: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

47

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Dependen

1. Indeks

Fecal

coliform

Jumlah bakteri Fecal coliform yang

terdapat pada air sumur gali

berdasarkan hasil pemeriksaan uji

MPN.

Laboratorium

(Uji MPN)

Lembar hasil

pengukuran

1 = Tidak memenuhi syarat,

Jika Uji MPN > 0/100 ml

2 = Memenuhi syarat, Jika

Uji MPN 0/100 ml

(Depkes RI 1990b)

Ordinal

Variabel Independen

2. Jarak

jamban

Jarak jamban adalah jarak antara

jamban dari sarana sumur gali dalam

satuan meter.

Mengukur jarak

dengan

menggunakan

meteran

1. Meteran

2. Lembar hasil

pengukuran

1 = Tidak Memenuhi

Syarat, Jika jarak jamban <

11 meter.

2 = Memenuhi Syarat, Jika

jarak jamban ≥ 11 meter.

(Depkes RI 1994)

Ordinal

3. Jarak

septic

tank

Hasil pengukuran jarak dari septic

tank ke sarana sumur gali dalam

satuan meter.

Mengukur jarak

dengan

menggunakan

meteran

1. Meteran

2. Lembar hasil

pengukuran

1 = Tidak Memenuhi

Syarat, Jika jarak septic tank

< 11 meter.

2 = Memenuhi Syarat, Jika

jarak septic tank ≥ 11 meter.

(Depkes RI 1994)

Ordinal

4. Jarak

sumber

pencemar

lain

Jarak antara sumber pencemar lain

seperti genangan air, tempat sampah,

dan kandang ternak/kotoran hewan

yang salah satunya ditemukan paling

dekat dari sarana sumur gali dalam

satuan meter.

Mengukur jarak

dengan

menggunakan

meteran

1. Meteran

2. Lembar hasil

pengukuran

1 = Tidak Memenuhi

Syarat, Jika sumber

pencemar lain salah satunya

memiliki jarak < 11 meter.

2 = Memenuhi Syarat, Jika

sumber pencemar lain

Ordinal

Page 64: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

48

48

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

pencemar lain salah satunya

memiliki jarak ≥ 11meter.

(Depkes RI 1994)

5. Kondisi

Fisik

Sumur

Gali

Hasil pengamatan bentuk fisik

sumber air yang mempengaruhi

persyaratan kesehatan, seperti

genangan air, SPAL, lantai sumur,

bibir sumur, kedalaman sumur kedap

air, dinding sumur, dan timba yang

digunakan (Depkes RI 1994).

Observasi Lembar

Observasi/

Lembar checklist

1 = Tidak Baik, Jika hasil

observasi memiliki skor 4-7

2 = Baik, Jika hasil

observasi memiliki skor 0-3

(Marsono 2009).

Ordinal

Page 65: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

49

3.3 Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian, studi kepustakaan, dan kerangka konsep,

hipotesis yang akan diuji pada penelitian, yaitu:

1. Ada hubungan antara jarak jamban terhadap indeks Fecal coliform air

sumur gali.

2. Ada hubungan antara jarak septic tank terhadap indeks Fecal coliform air

sumur gali.

3. Ada hubungan antara jarak pencemar lain (genangan air, tempat sampah,

dan kandang ternak) terhadap indeks Fecal coliform air sumur gali.

4. Ada hubungan antara kondisi fisik sarana sumur gali terhadap indeks

Fecal coliform air sumur gali.

Page 66: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

50

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain

penelitian cross sectional. Desain cross sectional merupakan desain untuk

mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(point time approach) (Notoatmodjo 2012). Desain ini dipilih karena variabel

independen dan variabel dependen akan diamati pada waktu bersamaan. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah jarak jamban dari sumur gali, jarak septic

tank dari sumur gali, jarak pencemaran lain dari sumur gali, dan kondisi fisik

sarana sumur gali. Sedangkan, variabel dependen, yaitu kandungan indeks Fecal

coliform air sumur gali.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September - Oktober 2017 di Desa

Sentul Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Sedangkan,

untuk pengujian kandungan Fecal coliform air sumur gali pada penelitian ini

dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Banten.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono 2011). Populasi dalam

Page 67: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

51

penelitian ini adalah sarana sumur gali yang airnya digunakan sebagai bahan baku

air minum oleh masyarakat di di Desa Sentul, Kecamatan Kragilan.

4.3.2 Sampel Penelitian

Perhitungan besar sampel atau jumlah sampel minimum yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, akan ditentukan melalui rumusan pengujian hipotesis beda

dua proporsi, yaitu (Notoatmodjo 2012) :

Keterangan :

n = jumlah sampel

Z1-/2 = adalah nilai Z pada derajat kemaknaan 1-/2 (5%) = 1,96

Z1- = Kekuatan Uji (power of test) sebesar 80% = 0,84

P1 = Proporsi kejadian pada salah satu kelompok tertentu dari penelitian

sebelumnya.

P2 = Proporsi kejadian pada salah satu kelompok tertentu dari penelitian

sebelumnya.

P = (P1+ P2)/2

2

21

22121111122/1

PP

PPPPZPPZn

Page 68: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

52

Tabel 4. 1 Tabel Perhitungan Sampel

No. Variabel P1 P2 Jumlah

Sampel Referensi

1. Jarak Pencemaran 0,32 0,68 30 (Mulyana 2003)

2. Jarak Jamban dari Sumur

Gali

0,50 0,95 15 (Khomariyatika

2011)

3. Jarak Sumber Pencemar

Lain

0,22 0,78 12 (Marsono 2009)

4. Jarak Jamban dari Sumur

Gali

0,21 0,79 11 (Hussein 1997)

5. Jarak Jamban 0,07 0.93 4 (Sudrajat 1999)

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui hasil perhitungan besar sampel dari

beberapa penelitian, jumlah sampel yang diambil adalah 30 responden. Sehingga

besar sampel 30 x 2 = 60, untuk menghindari bias maka jumlah sampel ditambah

10%, sehingga 60 + 6 = 66 sarana sumur gali yang airnya digunakan sebagai

bahan baku air minum oleh masyarakat di Desa Sentul.

4.4 Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya dapat diukur (Sumantri

2010). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling atau sampel

jenuh. Total sampling atau sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono 2011). Sampel

dalam penelitian ini adalah sarana sumur gali yang airnya digunakan sebagai

bahan baku air minum oleh masyarakat di Desa Sentul. Dari kriteria tersebut,

didapatkan sampel sebesar 69 sampel sarana sumur gali di Desa Sentul.

Page 69: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

53

4.5 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer dan

sekunder. Untuk data sekunder, yaitu dengan mengumpulkan data sumur gali

yang dimiliki masyarakat sebagai air bersihnya di Kecamatan Kragilan Kabupaten

Serang. Sedangkan, untuk data primer yang dilakukan dengan melakukan

observasi dan pengujian laboratorium.

Untuk data jarak jamban, septic tank, dan sumber pencemar lain ke sumur

gali dilakukan dengan cara observasi menggunakan lembar checklist dan

pengukuran menggunakan meteran, serta untuk data kondisi fisik sumur gali

dilakukan dengan observasi menggunakan lembar checklist yang diadopsi dari

Formulir Inspeksi Sanitasi Sumur Gali. Pengukuran laboratorium dilakukan untuk

mendapatkan data mengenai kandungan Fecal coliform air sumur gali.

Pemeriksaan kandungan Fecal coliform air sumur gali dilakukan di Balai

Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Banten dengan uji Most Probable

Number (MPN) dengan mengacu kepada SNI 06-4158-1996.

4.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Air Sumur Gali

Langkah-langkah dalam pengambilan sampel air sumur gali mengacu pada

SNI 06-2412-1991 yang akan diuraikan sebagai berikut.

I. Persiapan

Alat pengambilan sampel untuk pemeriksaan bakteriologi adalah botol

gelas yang ditutup kapas/aluminium foil, tahan terhadap panas dan tekanan

selama proses sterilisasi.

II. Pemeriksaan mikrobiologi

Page 70: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

54

Pengambilan sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi dapat dilakukan

pada air permukaan dan air tanah dengan penjelasan sebagai berikut.

1. Air permukaan secara langsung (lihat gambar 4.1); tahapan

pengambilan sampel sebagai berikut.

a. Siapkan botol yang volumenya paling sedikit 100 mL dan telah

disterilkan pada suhu 120ºC selama 15 menit atau dengan

sterilisasi lain;

b. Ambil sampel dengan cara memegang botol steril bagian bawah

dan celupkan botol steril + 20 cm dibawah permukaan air dengan

posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran.

Gambar 4. 1 Pengambilan Contoh Untuk Pemeriksaan

Mikrobiologi Permukaan Secara Langsung Sumber : (Badan Standarisasi Nasional, 1991)

2. Air permukaan secara tidak langsung dari jembatan atau lintasan

gantung (lihat gambar 4.2); tahap pengambilan ini sebagai berikut.

a. Siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas alumunium;

b. Ikat botol dengan tali dan pasang pemberat dibagian dasar botol;

c. Buka pembungkus kertas dibagian mulut botol dan turunkan botol

perlahan-lahan ke dalam permukaan air;

Page 71: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

55

d. Tarik tali sambil digulung;

e. Buang sebagian isi botol hingga volumenya ± ¾ volume botol;

f. Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup kembali.

Gambar 4. 2 Pengambilan Contoh Untuk Pemeriksaan

Mikrobiologi Air Permukaan dari Jembatan Sumber : (Badan Standarisasi Nasional, 1991)

3. Air tanah pada sumur gali; tahapan pengambilan sampel sama dengan

pengambilan sampel pada air permukaan dari jembatan atau lintasan

gantung.

4. Air tanah pada kran air, tahapan pengambilan contoh sebagai berikut.

a. Siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas alumunium;

b. Buka kran selama 1-2 menit;

c. Sterilkan kran dengan cara membakar mulut kran sampai keluar

uap air;

d. Alirkan lagi air selama 1-2 menit;

e. Buka tutup botol steril dan isi sampai ± ¾ volume botol;

f. Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup lagi.

4.5.2 Pengepakan dan Pengangkutan Sampel Air Sumur Gali

Untuk penyimpan selama pengambilan sampel dilakukan dengan cara

pendinginan pada suhu 4oC, apabila pendinginan tidak memungkinkan pada suhu

Page 72: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

56

4oC maka botol sampel air dapat disimpan dalam bongkahan-bongkahan es.

Sampel air harus diberi label dengan mencantumkan lokasi pengambilan, tanggal,

jam, kode sampel, dan petugas pengambilan contoh. Label ditempelkan pada tiap-

tiap wadah dan diusahakan agar label tersebut tidak rusak atau hilang selama

pengangkutan. Kemudian, botol-botol contoh ditutup rapat dan dimasukan ke

dalam kotak yang telah dirancang khusus sehingga tidak pecah atau tumpah

selama pengangkutan dari lapangan ke laboratorium.

4.5.3 Uji Most Probable Number (MPN)

Most Probable Number (MPN) merupakan metode uji pengenceran

bertingkat (serial dilution) untuk mengukur mikroorganisme target dengan

perkiraan. Adapun SNI 06-4158-1996 yang digunakan untuk mendeskripsikan

MPN sebagai metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan

medium cair pada tabung reaksi yang pada umumnya setiap pengenceran

menggunakan 3 atau 5 seri tabung (Badan Standardisasi Nasional 2006). Dalam

penelitian ini dilakukan analisis mikrobiologi dengan menggunakan metode Most

Probable Number (MPN) yang pengukurannya dilakukan di Balai Laboratorium

Kesehatan Daerah Provinsi Banten.

Alat yang digunakan adalah neraca, autoklaf, inkubator, tabung reaksi,

tabung durham, pipet mohr 10 ml, Erlenmeyer, labu takar, pembakaran spirtus,

cawan petri, botol contoh, dan inkubator. Sedangkan, bahan yang diperlukan

adalah sampel air bersih, Lactose Broth, Briliant Green Lactose Bile Broth

(BGLBB), aquades, DFD Free Chlorin, Eosin Metylen Blue (EMB) agar.

Terdapat dua tahap dalam prosedur lengkap metode MPN yang dilakukan untuk

mengukur Fecal coliform pada air sampel, yaitu uji pendugaan (Presumptive test)

Page 73: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

57

dan uji penegasan (Confirmed test). Uji pendugaan dilakukan untuk memperoleh

kombinasi tabung positif awal dan uji penegasan digunakan untuk memastikan

nilai akhir yang akan diambil. Adapun cara kerja menurut SNI 06-4158-1996

akan diuraikan sebagai berikut.

1. Pembuatan Media

a. Ditimbang 1,3 gram Lactose Broth dimasukan dalam wadah gelas

piala dilarutkan dengan 100 ml aquades. Dipipet masing-masing 10

ml ke dalam 10 tabung reaksi.

b. Ditimbang 0,65 gram media Lactose Broth dimasukan ke dalam

wadah gelas piala dilarutkan dengan 25 ml aquades. Dipipet

masing-masing ke dalam 5 tabung reaksi.

c. Timbang 6 gram media Brilliant Green Lactose Bile Broth

(BGLB) dimasukan ke dalam gelas piala yang dilarutkan dengan

150 ml aquades. Dipipet masing-masing 10 ml ke dalam 15 tabung

reaksi.

d. Dimasukan 1 tabung durham secara terbalik ke dalam tiap tabung.

e. Ditutup mulut tabung reaksi dengan disumbat kapas, dan sumbat

tersebut harus sedemikian kuat sehingga dapat dicabut dari

tabungnya dengan menggunakan kelingking.

f. Dimasukan tabung-tabung tersebut ke dalam beaker glass, ditutup

bagian atasnya dengan kertas kemudian diikat erat-erat dengan

karet.

g. Media siap untuk disterilisasi.

2. Sterilisasi

Page 74: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

58

a. Sterilisasi alat

1) Alat-alat yang akan disterilisasi dibersihkan dan dikeringkan.

2) Lalu dibungkus dengan kertas (untuk pipet dan pinggan petri).

3) Dimasukan kedalam autoklaf dan diatur suhunya sampai

mencapai 121oC selama 20 menit.

b. Sterilisasi Media

1) Media yang akan disterilisasi dimasukan kedalam autoklaf.

2) Suhu diatur hingga 121oC selama 20 menit.

3) Autoklaf dimatikan dan dibiarkan manometer sampai

menunjukan angka nol, autoklaf dibuka dan dibiarkan hingga

dingin.

3. Pemeriksaan Fecal coliform

a. Uji Pendugaan

1) Pengerjaan contoh dilakukan secara aseptic, dengan cara

didekatkan dengan api.

2) Dipipet contoh masing-masing 10 ml ke dalam tabung medium.

3) Dipipet contoh masing-masing 1 ml ke dalam tabung medium.

4) Dipipet contoh masing-masing 0,1 ml ke dalam tabung

medium.

5) Tabung digoyang-goyangkan sehingga contoh tercampur

dengan medium secara merata.

6) Diinkubasi semua tabung pada suhu 35oC selama 24-48 jam.

7) Dicatat tabung-tabung yang menunjukan reaksi positif, yaitu

terbentuk asam dan gelembung gas.

Page 75: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

59

8) Tabung-tabung yang belum menunjukan adanya gelembung

gas diinkubasi kembali pada suhu 35oC selama 24 jam.

b. Uji Penegasan

1) Pengerjaan inokulasi dilakukan secara aseptis, dengan cara di

dekatkan dengan api.

2) Digoyang-goyangkan tabung dari hasil uji pendugaan yang

menunjukan reaksi positif.

3) Dari tabung-tabung tersebut, diinokulasi sebanyak 1 ml ke

dalam tabung reaksi medium Brilliant Green Lactose Bile

Broth (BGLB) untuk uji Fecal coliform.

4) Inkubasi pada suhu 44-44,5oC selama 48 jam.

5) Adanya gelembung gas menunjukan Fecal coliform positif.

6) Dihitung jumlah Fecal coliform per 100 ml contoh dengan

daftar Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT).

7) Apabila hasil tabung tidak terdapat pada kombinasi tabung

yang positif pada tabel JPT, maka jumlah bakteri per 100 ml

harus dihitung dengan menggunakan rumus berikut.

Jumlah bakteri (JPT/100 ml)

Keterangan

A : Jumlah tabung positif

B : Jumlah (ml) contoh dalam tabung negative

C : Volume (ml) contoh dalam semua tabung

Page 76: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

60

8) Apabila volume semua contoh tidak sesuai dengan ketentuan

tabel JPT, maka jumlah bakteri 100 ml dihitung dengan rumus

berikut.

Jumlah bakteri (JPT/100 ml)

Keterangan

Z : Jumlah bakteri dari tabel JPT

Y : Volume (ml) contoh terbesar

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan lembar

hasil pengukuran. Lembar observasi digunakaan untuk mengamati kondisi fisik

sanitasi sarana sumur gali. Lembar hasil pengukuran diisi berdasarkan hasil

pengukuran jarak jamban, sumber pencemar lain, dan septic tank ke sumur gali

dengan menggunakan meteran. Untuk variabel Fecal coliform digunakan uji MPN

(Most Probable Number) pada air sumur gali dengan mengacu kepada SNI 06-

4158-1996 di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Banten. Adapun

alat-alat yang digunakan dalam pengukuran Fecal coliform dengan menggunakan

metode MPN, yaitu neraca, autoklaf, inkubator, tabung reaksi, tabung durham,

pipet mohr 10 ml, Erlenmeyer, labu takar, pembakaran spirtus, cawan petri, botol

contoh, dan inkubator.

4.7 Pengolahan Data

Data hasil penelitian kuantitatif diolah dengan menggunakan software

analisis data. Didalam proses pengolahan data terdapat empat tahapan, yaitu:

1. Editing

Page 77: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

61

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan dan pemastian data yang

terkumpul untuk memeriksa ketepatan dan kesesuaian data agar dapat

dianalisis lebih lanjut. Dalam hal ini peneliti memeriksa kembali

adakah data yang belum lengkap pada saat melakukan observasi. Hal

ini bertujuan agar apabila ada data yang belum lengkap, peneliti dapat

melengkapi saat itu juga dan mencegah terjadinya data missing.

2. Coding

Pada tahap ini peneliti memberikan kode tertentu untuk mempermudah

dalam tahap pengolahan data. Proses coding data merupakan proses

perubahan data yang semula berbentuk kalimat menjadi bentuk angka

sehingga dapat dientri dan diolah dalam software pengolah data.

Angka yang digunakan dalam pengkodean adalah 0 dan 1, angka 0

untuk jawaban tidak memenuhi syarat atau tidak baik dan angka 1

jawaban yang memenuhi syarat atau baik.

3. Entry

Setelah melakukan pengkodean data, selanjutnya data di entri atau

dimasukkan ke dalam software pengolah data sesuai variabel yang

telah disusun untuk dianalisis.

4. Cleaning

Setelah entry data selesai dilakukan, maka untuk menjaga kualitas data

peneliti juga melakukan cleaning data atau pembersihan data dari

kesalahan yang mungkin tidak segaja dilakukan untuk memastikan

kembali apakah kode yang dimasukan ke dalam software pengolah

Page 78: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

62

data telah benar dan lengkap. Proses ini dilakukan dengan cara melihat

jumlah missing data dan variasi data.

4.8 Analisis Data

Data analisis diolah dengan komputer menggunakan software analisis

data. Analisis data dibagi dua, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat.

4.8.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi masing-

masing variabel dependen dan independen, seperti indeks Fecal coliform air

sumur gali, jarak jamban dari sumur gali, jarak pencemaran lain dari sumur gali,

jarak septic tank dari sumur gali, dan kondisi fisik sarana sumur gali. Kemudian

akan disajikan dalam tabel dan narasi.

4.8.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

dependen dan independen. Analisis bivariat untuk mengetahui faktor sanitasi

sarana sumur gali dengan nilai indeks Fecal coliform air sumur gali. Analisis

bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Hasil dari analisis bivariat

akan dihasilkan nilai p-value. Berdasarkan nilai tersebut akan diketahui adanya

hubungan yang signifikan antara variabel dependen dan independen. Dikatakan

berhubungan signifikan secara statistic apabila nilai p-value kurang dari taraf

signifikan (α) 0,05. Selain itu, dihasilkan nilai perhitungan ukuran hubungan

berupa Odds Ratio (OR). Nilai OR tersebut dapat menunjukan adanya keeratan

hubungan antara variabel dependen dan independen.

Page 79: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

63

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi dari setiap

variabel dependen dan independen yang meliputi jumlah bakteri Fecal coliform

(koliform tinja) pada sarana sumur gali, jarak jamban dari sarana sumur gali, jarak

septic tank dari sarana sumur gali, jarak pencemaran lain dari sarana sumur gali,

serta kondisi fisik sarana sumur gali.

5.1.1 Gambaran Indeks Bakteri Fecal Coliform Pada Sumur Gali

Jumlah bakteri Fecal coliform (Koliform Tinja) pada sarana sumur gali

diperoleh dari hasil pengujian laboratorium uji MPN (Most Probable Number)

oleh Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Banten dengan standar

Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990. Kriteria yang digunakan dibagi

menjadi dua, yaitu air bersih yang tidak memenuhi syarat dan memenuhi syarat.

Dikatakan memenuhi syarat jika tidak terdapat bakteri koliform tinja atau 0 per

100 ml air, sedangkan dikatakan tidak memenuhi syarat jika terdapat bakteri

koliform tinja lebih dari 0 per 100 ml air. Berdasarkan hasil yang diperoleh

menunjukan persentase gambaran Fecal coliform sumur gali di Desa Sentul

sebagai berikut.

Tabel 5. 1 Gambaran Indeks Fecal Coliform Pada Sarana Sumur Gali di

Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017

Jumlah Bakteri Fecal

Coliform Jumlah Persentase (%)

Tidak Memenuhi Syarat 64 92,8

Memenuhi Syarat 5 7,2

Total 69 100

Page 80: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

64

Berdasarkan tabel 5.1, dari 69 sarana sumur gali terdapat 64 sarana sumur

gali (92,8%) yang memiliki air sumur gali dengan jumlah Fecal coliform

(koliform tinja) tidak memenuhi syarat Permenkes RI No.

416/Menkes/per/IX/1990.

5.1.2 Gambaran Jarak Jamban dari Sarana Sumur Gali

Jarak jamban dari sarana sumur gali diklasifikasikan berdasarkan hasil

pengukuran jarak. Kriteria yang digunakan berdasarkan pedoman Depkes (1994)

tentang Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan dan Penyehatan Air Bersih

untuk menentukan jarak yang memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat.

Kategori tidak memenuhi syarat dengan jarak < 11 meter dan kategori memenuhi

syarat dengan jarak ≥ 11 meter yang akan diuraikan sebagai berikut.

Tabel 5. 2 Gambaran Jarak Jamban dari Sarana Sumur Gali di Desa Sentul

Kecamatan Kragilan Tahun 2017

Jarak Jamban Jumlah Persentase (%)

Tidak Memenuhi Syarat 61 88,4

Memenuhi Syarat 8 11,6

Total 69 100

Berdasarkan tabel 5.2, dari 69 sarana sumur gali terdapat 61 sarana sumur

gali (88,4%) yang memiliki jarak < 11 meter sehingga tidak memenuhi syarat

sesuai dengan pedoman Depkes RI 1994.

5.1.3 Gambaran Jarak Septic Tank dari Sarana Sumur Gali

Dalam penelitian ini, jarak septic tank dari sarana sumur gali

diklasifikasikan berdasarkan hasil pengukuran jarak. Kriteria yang digunakan

berdasarkan pedoman Depkes (1994) tentang Penyehatan Air Dalam Program

Penyediaan dan Penyehatan Air Bersih untuk menentukan jarak yang memenuhi

Page 81: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

65

syarat atau tidak memenuhi syarat. Kategori tidak memenuhi syarat dengan jarak

septic tank < 11 meter dan kategori memenuhi syarat dengan jarak ≥ 11 meter dari

sarana sumur gali. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukan persentase

gambaran jarak septic tank dari sumur gali di Desa Sentul sebagai berikut.

Tabel 5. 3 Gambaran Jarak Septic Tank dari Sarana Sumur Gali di Desa

Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017

Jarak Septic Tank Jumlah Persentase (%)

Tidak Memenuhi Syarat 60 87

Memenuhi Syarat 9 13

Total 69 100

Berdasarkan tabel 5.3, dari 69 sarana sumur gali terdapat 60 sumur gali

(87%) yang memiliki jarak septic tank < 11 meter sehingga tidak memenuhi

syarat sesuai dengan pedoman Depkes RI 1994.

5.1.4 Gambaran Jarak Pencemaran Lain dari Sarana Sumur Gali

Dalam penelitian ini, jarak pencemaran lain dari sarana sumur gali

diklasifikasikan berdasarkan hasil pengukuran jarak. Kriteria yang digunakan

berdasarkan pedoman Depkes (1994) tentang Penyehatan Air Dalam Program

Penyediaan dan Penyehatan Air Bersih untuk menentukan jarak pencemaran lain

yang memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat. Kategori tidak memenuhi

syarat dengan jarak pencemaran lain < 11 meter dan kategori memenuhi syarat

dengan jarak ≥ 11 meter dari sarana sumur gali. Berdasarkan hasil yang diperoleh

menunjukan persentase gambaran jarak pencemaran lain dari sumur gali di Desa

Sentul sebagai berikut.

Page 82: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

66

Tabel 5. 4 Gambaran Jarak Pencemaran Lain dari Sarana Sumur Gali di

Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017

Jarak Pencemaran

Lain Jumlah Persentase (%)

Tidak Memenuhi Syarat 46 66,7

Memenuhi Syarat 23 33,3

Total 69 100

Berdasarkan tabel 5.4, dari 69 sarana sumur gali terdapat 46 sumur gali

(66,7%) yang memiliki jarak pencemaran lain < 11 meter sehingga tidak

memenuhi syarat sesuai dengan pedoman Depkes RI 1994.

5.1.5 Gambaran Kondisi Fisik Sarana Sumur Gali

Kondisi fisik sumur gali didapatkan dari hasil observasi dengan

menggunakan lembar observasi atau lembar checklist. Untuk lembar observasi

yang digunakan mengacu pada formulir inspeksi sanitasi sumur gali (Form IS-

SGL). Kondisi fisik sumur gali meliputi bibir sumur, dinding sumur, lantai sumur

yang mengitari, lantai sumur yang retak, genangan air disekitar sumur, SPAL, dan

letak timba yang digantung. Adapun gambaran dari aspek-aspek kondisi fisik

sarana sumur gali akan diuraikan sebagai berikut.

Tabel 5. 5 Gambaran Aspek-aspek Kondisi Fisik Sarana Sumur Gali di Desa

Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017

Aspek-aspek Kondisi Fisik Sumur

Gali

Memenuhi

Syarat

Tidak Memenuhi

Syarat Total

N % N % N %

Genangan air sekitar sumur radius 2 m 10 14,5 59 85,5 69 100

Ember/timba diletakan dengan baik 12 17,4 57 82,6 69 100

Bibir sumur (cincin) 69 100 0 0 69 100

Lantai semen yang mengitari sumur

radius 1 m 33 47,8 36 52,2 69 100

Dinding sumur diplester dengan

kedalaman 3m 62 89,9 7 10,1 69 100

Sarana Pembuangan Air Limbah 4 5,8 65 94,2 69 100

Lantai sumur yang retak 15 21,7 54 78,3 69 100

Page 83: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

67

Berdasarkan tabel 5.5, aspek kondisi fisik sumur gali yang paling banyak

tidak memenuhi syarat, yaitu SPAL yang rusak atau tidak memiliki sebanyak 65

(94,2%) sumur gali, genangan air sekitar sumur dengan radius 2 meter sebanyak

59 (85,5%) sumur gali, dan ember/timba yang diletakan disembarang tempat

sebanyak 57 (82,6%) sumur gali. Sedangkan, untuk kepemilikan bibir

sumur/cincin sumur keseluruhan atau 69 (100%) sumur gali sudah memenuhi

syarat.

Kondisi fisik sarana sumur gali ini dapat diklasifikasikan berdasarkan

penelitian terdahulu mengenai kondisi fisik sumur gali yang mempengaruhi

jumlah bakteri. Kondisi fisik sumur gali dikatakan tidak baik jika memiliki nilai

atau skor 4-7. Sedangkan, dikatakan baik jika memiliki nilai atau skor 0-3

(Marsono 2009). Gambaran kondisi fisik sarana sumur gali dapat diuraikan

sebagai berikut.

Tabel 5. 6 Gambaran Kondisi Fisik Sarana Sumur Gali di Desa Sentul

Kecamatan Kragilan Tahun 2017

Kondisi Fisik Sarana

Sumur Gali Jumlah Persentase (%)

Tidak Baik 56 81,2

Baik 13 18,8

Total 69 100

Berdasarkan Tabel 5.6, dari 69 sarana sumur gali terdapat 56 sumur gali

(81,2%) yang memiliki kondisi fisik sumur gali tidak baik.

5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara

variabel dependen dan independen. Uji hipotesis variabel dependen dengan

variabel independen pada penelitian ini dilakukan dengan uji Chi Square. Hasil uji

Page 84: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

68

statistik variabel independen, yaitu hubungan jarak jamban dari sumur gali, jarak

septic tank dari sumur gali, jarak pencemaran lain dari sumur gali, dan kondisi

fisik sumur gali terhadap variabel dependen yaitu indeks Fecal coliform pada air

sumur gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.

5.2.1 Hubungan Jarak Jamban terhadap Indeks Fecal Coliform

Hubungan jarak jamban terhadap indeks Fecal coliform air sarana sumur

gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. 7 Hubungan Jarak Jamban terhadap Indeks Fecal Coliform Sarana

Sumur Gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017

Jarak

Jamban

Indeks Fecal Coliform

Total OR

95% CI

p-

value

Tidak

Memenuhi

Syarat

Memenuhi

Syarat

N % N % N %

Tidak

Memenuhi

Syarat

59 96,7 2 3,3 61 100

17,7

(2,375-131,921) 0,01

Memenuhi

Syarat 5 62,5 3 37,5 8 100

Total 64 92,8 5 7,2 69 100

Pada tabel 5.7 menunjukan hasil analisis hubungan antara jarak jamban

dari sumur gali terhadap indeks Fecal coliform dalam air sumur gali, yang paling

banyak menunjukan jarak jamban yang tidak memenuhi syarat dengan indeks

Fecal Coliform yang tidak memenuhi syarat, yaitu sebesar 59 (96,7%) sumur gali.

Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,01 (p-value<0,05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara jarak jamban terhadap indeks

Fecal coliform air sumur gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan. Dari hasil

analisis didapatkan nilai OR sebesar 17,7 (95% CI: 2,375 – 131,921). Hal ini

berarti bahwa sumur yang jarak jambannya tidak memenuhi syarat (< 11 meter)

Page 85: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

69

mempunyai resiko tercemar Fecal coliform 17,7 kali lebih besar dibandingkan

sumur yang jarak jambannya memenuhi syarat (≥ 11 meter).

5.2.2 Hubungan Jarak Septic Tank terhadap Indeks Fecal Coliform

Hubungan jarak septic tank terhadap indeks Fecal coliform air sarana

sumur gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. 8 Hubungan Jarak Septic Tank terhadap Indeks Fecal Coliform

Sarana Sumur Gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017

Jarak Septic

Tank

Indeks Fecal Coliform

Total OR

95% CI

p-

value

Tidak

Memenuhi

Syarat

Memenuhi

Syarat

N % N % N %

Tidak

Memenuhi

Syarat

58 96,7 2 3,3 60 100

14,5

(2,008-104,683) 0,014

Memenuhi

Syarat 6 66,7 3 33,3 9 100

Total 64 92,8 5 7,2 69 100

Pada tabel 5.8 menunjukan hasil analisis hubungan antara jarak septic tank

dari sumur gali terhadap indeks Fecal coliform dalam air sumur gali, yang paling

banyak menunjukan jarak septic tank yang tidak memenuhi syarat dengan indeks

Fecal coliform yang tidak memenuhi syarat, yaitu sebesar 58 (96,7%) sumur gali.

Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,014 (p-value<0,05)

sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara jarak septic tank

terhadap indeks Fecal coliform air sumur gali di Desa Sentul Kecamatan

Kragilan. Dari hasil analisis didapatkan nilai OR sebesar 14,5 (95% CI: 2,008 –

104,683). Hal ini berarti bahwa sumur yang jarak septic tank tidak memenuhi

syarat (< 11 meter) mempunyai resiko tercemar Fecal coliform 14,5 kali lebih

besar dibandingkan sumur yang jarak septic tank memenuhi syarat (≥ 11 meter).

Page 86: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

70

5.2.3 Hubungan Jarak Pencemar Lain terhadap Indeks Fecal Coliform

Hubungan jarak pencemar lain terhadap indeks Fecal coliform air sarana

sumur gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. 9 Hubungan Jarak Pencemar Lain terhadap Indeks Fecal Coliform

Sarana Sumur Gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017

Jarak

Pencemar

Lain

Indeks Fecal Coliform

Total OR

95% CI

p-

value

Tidak

Memenuhi

Syarat

Memenuhi

Syarat

N % N % N %

Tidak

Memenuhi

Syarat

43 93,5 3 6,5 46 100

1,365

(0,212-8,802) 1,000

Memenuhi

Syarat 21 91,3 2 8,7 23 100

Total 64 92,8 5 7,2 69 100

Pada tabel 5.9 menunjukan hasil analisis hubungan antara jarak pencemar

lain dari sumur gali terhadap indeks Fecal coliform dalam air sumur gali, yang

paling banyak menunjukan jarak pencemar lain yang tidak memenuhi syarat

dengan indeks Fecal coliform yang tidak memenuhi syarat, yaitu sebesar 43

(93,5%) sumur gali. Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 1,000 (p-

value>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jarak

pencemar lain terhadap indeks Fecal coliform air sumur gali di Desa Sentul

Kecamatan Kragilan. Dari hasil analisis didapatkan nilai OR sebesar 1,365 (95%

CI: 0,212 – 8,802). Hal ini berarti bahwa sumur yang jarak pencemar lainnya

tidak memenuhi syarat (< 11 meter) mempunyai resiko tercemar Fecal coliform

1,365 kali lebih besar dibandingkan sumur yang jarak pencemar lain memenuhi

syarat (≥ 11 meter).

Page 87: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

71

5.2.4 Hubungan Kondisi Fisik Sumur Gali terhadap Indeks Fecal Coliform

Hubungan kondisi fisik sumur gali terhadap indeks Fecal coliform air

sarana sumur gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 5. 10 Hubungan Kondisi Fisik Sumur Gali terhadap Indeks Fecal

Coliform di Desa Sentul Kecamatan Kragilan Tahun 2017

Kondisi Fisik

Indeks Fecal Coliform

Total OR

95% CI

p-

value

Tidak

Memenuhi

Syarat

Memenuhi

Syarat

N % N % N %

Tidak Baik 54 96,4 2 63,6 56 100 8,1

(1,197-54,820) 0,043 Baik 10 76,9 3 23,1 13 100

Total 64 92,8 5 7,2 69 100

Pada tabel 5.10 menunjukan hasil analisis hubungan antara kondisi fisik

sumur gali terhadap indeks Fecal coliform dalam air sumur gali, yang paling

banyak menunjukan kondisi fisik yang tidak memenuhi syarat dengan indeks

Fecal coliform yang tidak memenuhi syarat, yaitu sebesar 54 (96,4%) sumur gali.

Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,043 (p-value<0,05)

sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara kondisi fisik sumur

gali terhadap indeks Fecal coliform air sumur gali di Desa Sentul Kecamatan

Kragilan. Dari hasil analisis didapatkan nilai OR sebesar 8,1 (95% CI: 1,197 –

54,820). Hal ini berarti bahwa sumur yang memiliki kondisi fisik tidak baik

mempunyai resiko tercemar Fecal coliform 8,1 kali lebih besar dibandingkan

sumur yang memiliki kondisi fisik yang baik.

Page 88: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

72

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan, adapun keterbatasan dalam

penelitian, yaitu :

1. Pada saat penelitan dilakukan pada musim hujan yang tentunya akan

mengganggu dalam hasil pengujian Fecal coliform sehingga tidak valid.

Hal ini dikarenakan pada musim penghujan Fecal coliform yang

ditemukan lebih meningkat dibandingkan musim kemarau.

2. Pada penelitian ini konstruksi septic tank tidak dapat diobservasi.

Sementara berdasarkan teori konstruksi septic tank, konstruksi septic tank

yang tidak kedap air dapat mempengaruhi pencemaran bakteriologis air.

3. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai Odds Ratio (OR) memiliki

rentang yang cukup lebar karena distribusinya tidak merata sehingga

menyebabkan OR memiliki rentang yang kurang tepat dalam

mengestimasi derajat hubungan antara variabel dependen dan independen.

6.2 Indeks Fecal Coliform Pada Sarana Sumur Gali

Fecal coliform atau koliform tinja merupakan sekelompok bakteri yang

ditemukan di kotoran hewan berdarah panas seperti manusia, ternak, hewan

peliharaan, dan satwa liar. Jumlah koliform tinja di sungai dan danau dapat

meningkat dengan adanya pembuangan jumlah limbah dan/atau pupuk kandang

(Butler 2005). Fecal coliform digunakan sebagai indikator mikrobiologi air untuk

menunjukan organisme koliform yang tumbuh pada 44 atau 44,5 ºC. Kehadiran

Page 89: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

73

Fecal coliform mengindikasikan kontaminasi oleh tinja dan lebih dari 95% Fecal

coliform yang diisolasi dalam air merupakan organisme Escherchia coli yang

keberadaannya mengindikasikan kontaminasi oleh tinja (Bartram & Pedley 1996).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah Fecal coliform pada

sarana sumur gali. Jumlah Fecal coliform dihasilkan dengan menggunakan uji

MPN (Most Probable Number). MPN adalah suatu metode perhitungan

mikroorganisme berdasarkan data kualitatif hasil pertumbuhan mikroorganisme

pada medium cair spesifik dalam seri tabung untuk memperoleh kisaran data

kuantitatif jumlah mikroorganisme tersebut (MPN/ml (g)). MPN suatu metode uji

pengenceran bertingkat (serial dilution) untuk mengukur mikroorganisme target

dengan perkiraan. Adapun SNI 06-4158-1996 yang digunakan untuk

mendeskripsikan MPN sebagai metode untuk menghitung jumlah mikroba dengan

menggunakan medium cair pada tabung reaksi yang pada umumnya setiap

pengenceran menggunakan 3 atau 5 seri tabung (Badan Standardisasi Nasional

2006).

Dari hasil uji laboratorium didapatkan 92,8% jumlah bakteri Fecal

coliform pada air sumur gali tidak memenuhi syarat Permenkes RI No.

416/Menkes/per/IX/1990 (lebih dari 0/100 ml air). Berdasarkan hasil penelitian

dari 69 sampel yang diperiksa, jumlah bakteri Fecal coliform adalah 0-1101

MPN/100 ml yang berarti air bersih tersebut telah tercemar oleh bakteri Fecal

coliform. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di daerah Langas

menunjukan bahwa dari 50 sampel yang diambil pada sumur gali, 98% ditemukan

Fecal Coliform sebesar 3 MPN/ 100 ml sampai 1100 MPN/ 100 ml, sedangkan

hanya 2% sampel yang tidak mengandung Fecal Coliform (Muruka et al. 2012).

Page 90: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

74

Penelitian lainnya yang dilakukan di Kampung Darulin menyatakan bahwa

jumlah bakteri Fecal coliform pada air sumur gali tidak ada yang memenuhi

syarat. Rata-rata sampel air sumur gali di Kampung Darulin memiliki kandungan

koli-fekal sebesar 30.860/100 ml air. Sekitar 12% sampel memiliki kandungan

koli-fekal mencapai 700/100 ml sampel dan sekitar 88% sampel mengandung

koli-fekal sampai 35.000/100 ml air (Ridhosari & Roosmini 2011).

Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian dilakukan pada saat musim

hujan dan juga kemarau. Hal ini tentunya pada saat terjadinya musim hujan lebih

berpengaruh terhadap perkembangan bakteri dibandingkan dengan musim

kemarau. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di daerah pedesaan

Kabupaten Rembang oleh (Irianti et al. 2002) yang menunjukan bahwa kualitas

bakteriologi pada musim kemarau lebih baik daripada musim hujan. Hal ini

disebabkan pada musim kemarau tidak ada kelebihan air yang masuk ke dalam

tanah sehingga tanah masih mampu membersihkan air kotor yang biasanya

mengandung bakteri. Penelitian ini membuktikan bahwa pencemaran koli-fekal

meningkat pada saat transisi dari musim kemarau ke musim hujan (Irianti et al.

2002). Maka dari itu, dengan meningkatnya Fecal coliform pada musim hujan

akan mempengaruhi kualitas air bersih khususnya air sumur gali yang digunakan

oleh masyarakat.

Air bersih seharusnya tidak mengandung mikroorganisme patogen apapun,

dan juga harus bebas dari bakteri yang memberi indikasi pencemaran tinja.

Parameter mikrobiologis yang dicantumkan berupa koliform tinja dan total

koliform. Kedua macam parameter ini berupa indikator bagi berbagai mikroba

yang dapat berupa parasit (protozoa, metazoa, tungau), bakteri patogen, dan virus

Page 91: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

75

(Soemirat 2009). Secara mikriobiologis, keberadaan bakteri koliform tinja pada

air dapat dijadikan penentu apakah air tersebut layak digunakan untuk keperluan

tertentu seperti untuk air minum, perikanan, peternakan, pertanian, dan lain-lain

(Widiyanti et al. 2017).

Fecal coliform seperti Escherichia coli (E. coli) dan juga bakteri Fecal

coliform lain yang secara alami ditemukan didalam tanah. Bakteri Fecal coliform

ada diusus binatang berdarah panas dan manusia, dan ditemukan dalam limbah

fisik, kotoran hewan, dan alami didalam tanah yang dapat menyebabkan penyakit

serius pada manusia (Ministry of Environment 2007).

Kehadiran Fecal coliform di air sumur dapat mengindikasikan kontaminasi

oleh air tanah karena kotoran manusia atau kotoran hewan yang dapat

mengandung bakteri, virus, atau organisme penyebab penyakit lainnya. Sehingga

Fecal Coliform digunakan sebagai indikator adanya pencemaran pada air bersih.

Apabila air yang terkontaminasi dengan organisme ini digunakan secara terus

menerus dalam jangka waktu yang panjang maka dapat menyebabkan penyakit

pencernaan termasuk diare dan mual, bahkan mengakibatkan kematian. Efek ini

mungkin lebih parah dan mungkin mengancam nyawa untuk bayi, anak-anak,

orangtua atau orang dengan kekebalan tubuh rendah (Ministry of Environment

2007). Selain itu, terdapat beberapa gejala penyakit yang berhubungan dengan

patogen koliform tinja seperti sakit perut, diare, infeksi telinga, dan ruam. Namun,

beberapa patogen seperti E.coli, hepatitis, dan Salmonella sp. dapat memiliki efek

kesehatan yang sangat parah. Standar kualitas air untuk bakteri koliform tinja

ditetapkan untuk melindungi kesehatan masyarakat (Butler 2005).

Page 92: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

76

Dari hasil penelitian yang terletak di sempadan Sungai Cikapundung, dari

19 air sumur gali memperlihatkan bahwa semua air mengandung koli-fekal yang

tinggi dan melampaui kadar maksimum (> 0/100ml air) yang diperbolehkan

dalam Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 tentang Air Minum dan Daftar

Persyaratan Kualitas Air Bersih (Ramdhany 2004). Selain itu, dari penelitian yang

juga dilakukan di Kelurahan Martubung menyatakan bahwa jumlah Fecal

coliform sebanyak 4 sumur gali dari 82 sampel yang diperiksa memiliki angka 0

per 100 ml air dan sebanyak 78 sumur gali memiliki angka Fecal coliform > 0 per

100 ml air, hal ini kemungkinan dikarenakan oleh jarak sumur gali dengan jamban

penduduk masih terlalu dekat (Ginting 2009). Adapun, dari penelitian yang

dilakukan di Kelurahan Terjun, didapatkan hasil bahwa Fecal coliform dari 30

sampel terdapat 27 (90%) sampel air sumur gali tidak memenuhi syarat dan 3

(10%) sampel air sumur gali memenuhi syarat sesuai dengan Permeneks RI No.

416 Tahun 1990 (Aprina 2013).

Kontaminasi Fecal coliform bisa berasal dari pabrik pengolahan limbah

atau beberapa industri, serta kontaminasi Fecal coliform dapat juga berasal dari

limbah rumah tangga (pemukiman) dan pertanian (Butler 2005). Selain itu,

kontaminasi oleh tinja yang biasa diukur dengan Fecal coliform telah terjadi

dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survei sumur dangkal di

Jakarta KLH (2004) dalam (Sumantri 2010). Tingginya jumlah Fecal coliform

dapat ditentukan dengan melihat jarak septic tank, jamban, limbah ternak dan

kotoran hewan dari sumur gali, serta praktik sanitasi (Butler 2005).

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas air sumur gali diantaranya

konstruksi air sumur gali, jarak dengan sumber pencemar, dan aktivitas domestik.

Page 93: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

77

Hasil analisis univariat menunjukan terdapat hasil pemeriksaan 21 sampel air

sampel sumur gali 100% air sumur gali warga tidak memenuhi syarat secara

mikrobiologi dari hasil pemeriksaan bakteri Fecal coliform (Widiyanto 2015).

Selain itu, hasil penelitian menyatakan bahwa cemaran terjadi karena faktor letak

timba dan jarak jamban (Khomariyatika 2011). Keberadaan mikrobiologi pada air

sumur gali akan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitarnya. Jarak

jamban dan sumber pencemar lain yang berdekatan dengan sumur gali akan

menambah cemaran dan timba yang diletakkan pada tempat yang tidak bersih

akan menambah keberadaan mikrobiologi pada air sumur gali (Widiyanto 2015).

Oleh karena itu, air bersih yang tercemar oleh Fecal coliform harus diolah

terlebih dahulu sebelum dikonsumsi sebagai air minum. Memasak air merupakan

cara yang paling baik untuk melakukan proses purifikasi air di rumah. Agar lebih

efektif, air dibiarkan tetap mendidih antara 5-10 menit. Dalam kisaran waktu

tersebut, proses pendidihan diharapkan telah mematikan semua kuman, spora,

kista, atau telur sehingga menjadikan air bersifat steril (Chandra 2006). Selain itu,

dapat juga dengan melakukan desinfeksi. Desinfeksi merupakan proses

membunuh bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit) yang penyebarannya

melalui air, seperti bakteri penyebab tipus, kolera, diare, dan disentri. Zat atau

bahannya dinamakan desinfektan. Ada beberapa cara desinfeksi dengan bahan

kimia (dengan penambahan atau pemasukan bahan kimia), fisik dengan

pemanasan atau sinar ultraviolet dan mekanis dengan pengendapan (bakteri

berkurang 23-75%, saringan pasir lambat dapat menggurangi bakteri 90-99%).

Jenis desinfektan antara lain klorin, ozon, yodium, bromineferat, hydrogen

peroksida (H2O2), dan kalium permangat (Siswanto 2002).

Page 94: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

78

6.3 Analisis Hubungan Jarak Jamban terhadap Indeks Fecal Coliform Pada

Sarana Sumur Gali

Jamban merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan

mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi

penyebab penyakit serta mengotori lingkungan pemukiman (Soeparman &

Suparmin 2001). Jarak jamban yang dimaksud adalah jarak terdekat antara

jamban dengan sarana sumur gali yang dinyatakan dalam satuan meter.

Hasil pengukuran jarak antara jarak jamban dengan sarana sumur gali

terdapat 61 (88,4%) sarana sumur gali yang tidak memenuhi persyaratan sesuai

dengan aturan Depkes (1994) tentang Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan

dan Penyehatan Air Bersih, yaitu memiliki jarak jamban < 11 meter dari sarana

sumur gali. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Dusun Glonggo,

yang menyatakan bahwa jarak antara jamban dengan sumur gali lebih banyak

yang tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 24 (70,59%) sumur gali dan yang

memenuhi syarat sebanyak 10 (29,41%) sumur gali (Khomariyatika 2011).

Dari hasil pengamatan, sarana sumur gali dibangun di dapur yang letaknya

berdekatan dengan kamar mandi sehingga menyebabkan jarak jamban dengan

sarana sumur gali tidak memenuhi syarat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan di Kelurahan Sumompo, menunjukan bahwa jarak jamban dengan

sumur gali diantaranya 16 (80%) sumur gali berada pada jarak < 11 meter

diakibatkan kurangnya lahan pemilik sumur gali sehingga pembangun sumur gali

dan jamban secara berdekatan, serta sebanyak 4 (20%) sumur gali memiliki jarak

≥ 11 meter (Katiho 2012).

Page 95: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

79

Hasil analisis tabel silang pada Tabel 5.7 menunjukan bahwa adanya

hubungan antara jarak jamban terhadap indeks Fecal coliform air sumur gali di

Desa Sentul Kecamatan Kragilan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan di Dusun Glonggo Desa Doplang Kecamatan Jati Kabupaten Blora

menunjukan bahwa ada hubungan antara jarak jamban dengan kualitas

bakteriologis air sumur gali (Khomariyatika 2011). Selain itu, dari penelitian yang

dilakukan didaerah Langas juga menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara jarak jamban dari sumur gali dengan tingkat pencemaran Fecal coliform

dalam air sumur gali, serta jika jarak jamban dengan sumur gali dalam jarak 1

meter maka tingkat kontaminasi Fecal coliform minimal mencapai 130 MPN/ 100

ml (Muruka et al. 2012).

Berdasarkan nilai OR sebesar 17,7 menunjukan bahwa sumur yang jarak

jambannya tidak memenuhi syarat (< 11 meter) mempunyai resiko tercemar Fecal

coliform 17,7 kali lebih besar dibandingkan sumur yang jarak jambannya

memenuhi syarat (≥ 11 meter). Hal ini juga sejalan dengan teori yang menyatakan

bahwa semakin dekat jarak sumur gali dari jamban maka semakin besar resiko

terjadinya pencemaran (Ariyanti 2010). Selain itu, terdapat juga teori yang

menyebutkan bahwa semakin jauh jarak jamban dengan sumur gali akan

menyebabkan jumlah bakteri semakin sedikit, dan sebaliknya semakin dekat

jamban akan menyebabkan jumlah bakteri semakin bertambah (Marsono 2009).

Resiko pencemaran tinja pada sumur gali disebabkan oleh jarak jamban yang

dekat dengan sumur gali yang mengalami rembesan kedalam tanah sehingga air

tanah seperti sumur gali dapat terkontaminasi Fecal coliform (Muruka et al.

Page 96: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

80

2012). Hal ini disebabkan karena tanah tersusun dari berbagai jenis material (batu,

pasir, dll) yang akan menyaring bakteri yang melewatinya (Marsono 2009).

Pencemaran air dapat dipengaruhi oleh jarak jamban dan konstruksi

jamban (Khomariyatika 2011). Dimana untuk konstruksi berpengaruh dengan

mempertimbangkan pembuatan jamban dibuat dengan lubang penampungan biasa

atau dibuat dengan lubang yang permanen. Hal ini dapat mempengaruhi atau

menimbulkan resiko pencemaran air sumur gali, karena jamban dan lantai tidak

kedap air artinya masih ada kemungkinan terjadinya pori-pori atau celah sebagai

tempat keluarnya bakteri dari tempat penampungan tinja manusia dan air tinja

mudah meresap sehingga air tanah atau air sumur gali dapat terkontaminasi oleh

Fecal Coliform (E. coli) (Mukono 2000). Oleh karena itu, diharapkan peneliti

selanjutnya dapat menambahkan variabel konstruksi jamban yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

6.4 Analisis Hubungan Jarak Septic Tank terhadap Indeks Fecal Coliform

Pada Sarana Sumur Gali

Septic tank adalah tempat pembuangan akhir untuk air besar dari kloset.

Pemilihan tempat dan model septic tank yang akan digunakan sangat berpengaruh

pada kesehatan (Susanta 2008). Setiap rumahtangga memiliki septic tank

tersendiri untuk membuang kotoran rumahtangga, sehingga dapat berakibat

negatif berupa terjadinya pencemaran dari pembuangan limbah rumah tangga

tersebut apabila jarak septic tank dekat dengan sumber air bersih seperti air sumur

gali (Sugiharto 1987). Selain itu, limbah dari septictank sangat mempengaruhi

pencemaran terhadap sumber air bersih apabila jarak septictank dekat dengan

sumur gali (Nazar 2010).

Page 97: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

81

Jarak septic tank yang dimaksud adalah jarak terdekat antara septic tank

dengan sarana sumur gali yang dinyatakan dalam satuan meter. Hasil pengukuran

jarak antara sarana sumur gali dengan septic tank terdapat 60 (87%) sarana sumur

gali yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan Depkes (1994) tentang

Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan dan Penyehatan Air Bersih, yaitu

jarak septic tank < 11 m. Sedangkan, untuk jarak septic tank ≥ 11 meter dari

sumur gali sebanyak 9 (13%) sarana sumur gali.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang menggambarkan jarak antara sumur

gali dengan lubang penampungan kotoran atau septic tank lebih banyak yang

tidak memenuhi syarat kesehatan, dimana sebanyak 83% (25 buah sumur)

memiliki jarak kurang dari 11 meter yang dikategorikan tidak memenuhi syarat

kesehatan dan 17% (lima buah sumur) memiliki jarak lebih dari 11 meter yang

dikategorikan memenuhi syarat (Sapulete 2010). Penelitian yang dilakukan di

Kelurahan Citrodiwangsan juga menyatakan hal yang sama bahwa sebesar 57,6%

jarak antara sumur gali dengan septic tank tidak memenuhi syarat, sedangkan

sebanyak 42,4% jarak antara sumur gali dengan septic tank sudah memenuhi

syarat (Pujiati & Pebriyanti 2010).

Hal ini dapat diasumsikan bahwa sebagian sumur gali yang diobservasi

belum memenuhi syarat lokasi yang aman dengan septic tank sehingga dapat

mencemari air sumur gali (Pujiati & Pebriyanti 2010). Pencemaran air dapat

terjadi akibat adanya pembuangan kotoran rumah tangga terhadap tanah

disekitarnya. Kemudian air sisa kotoran akan meresap ke dalam tanah.

Pencemaran yang ditimbulkan oleh bakteri terhadap air yang ada didalam tanah

dapat mencapai jarak 11 meter searah dengan arah aliran air tanah, jika jarak

Page 98: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

82

septic tank kurang dari 11 meter maka dapat menyebabkan pencemaran pada air

tanah seperti air sumur gali (Kusjuliadi 2010).

Dari hasil pengamatan, jarak septic tank dengan sarana sumur gali di Desa

Sentul tidak memenuhi syarat disebabkan karena luas lahan yang terbatas,

sehingga sangat memungkinkan jarak antara septic tank dengan sarana sumur gali

berdekatan dan tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Hal ini disejalan dengan

penelitian yang yang menyatakan luas lahan yang terbatas sangat memungkinkan

jarak antara septic tank dengan sumber air bersih tidak memenuhi syarat (Nazar

2010). Selain itu, dari 69 sarana sumur gali yang diamati, diketahui bahwa 39

sarana sumur gali (56,5%) berada diluar rumah sehingga dapat diasumsikan

bahwa jarak sumur gali lebih dekat ke lubang penampungan kotoran atau septic

tank. Maka dari itu, makin tinggi sarana sumur gali di luar rumah, kemungkinan

semakin tinggi juga konsentrasi tinja akibat pencemaran yang berasal dari septic

tank (Irianti et al. 2002).

Hasil analisis tabel silang pada Tabel 5.8 menunjukan bahwa adanya

hubungan antara jarak septic tank terhadap indeks Fecal coliform pada air sumur

gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan di Kelurahan Tuminting Kota Manado menunjukan bahwa terdapat

hubungan yang sangat bermakna secara statistik antara jarak sumur gali dari

septic tank atau lubang penampungan kotoran dengan kandungan Fecal coliform

(E. coli) dalam air sumur gali (Sapulete 2010).

Penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa jarak antara sumur gali

dengan septic tank berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan bakteri

Fecal coliform pada air sumur gali di Kelurahan Citrodiwangsan Kabupaten

Page 99: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

83

Lumajang dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (Pujiati & Pebriyanti 2010).

Selain itu, penelitian lainnya juga menunjukan hal yang sama, yaitu antara jarak

tangki septik sekitar sumur sampel berhubungan secara signifikan dengan

kandungan koli-fekal di wilayah sekitar Sungai Cikapundung (Ramdhany 2004).

Air yang berasal dari sumur gali yang jaraknya kurang dari 11 meter dari tangki

septik diperkirakan akan memiliki kandungan bakteri coliform khususnya bakteri

fecal coliform (Ridhosari & Roosmini 2011). Adanya Fecal coliform didalam air

mengindikasikan bahwa air tersebut tercemar oleh bahan tinja baik dari manusia

maupun hewan yang berasal dari septic tank (Szabo et al. 2009).

Tingginya Fecal coliform yang terdapat pada sumur gali yang dekat

dengan septic tank juga dapat dipengaruhi juga oleh kedalaman sarana sumur gali.

Dari wawancara yang dilakukan, yaitu sebanyak 66 sarana sumur gali (95,7%)

memiliki kedalaman < 15 meter sehingga tergolong kedalam sumur gali dangkal.

Hal ini juga diperkuat dengan penelitian yang menyatakan bahwa air yang

terkontaminasi dengan tinja akan mengandung jumlah koli-fekal yang cukup

tinggi terutama pada sumur-sumur dangkal (Szabo et al. 2009).

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai OR sebesar 14,5

menunjukan bahwa sumur yang jarak septic tank tidak memenuhi syarat (< 11

meter) mempunyai resiko tercemar Fecal coliform 14,5 kali lebih besar

dibandingkan sumur yang jarak septic tank memenuhi syarat (≥ 11 meter). Hal ini

sejalan dengan penelitian yang menyebutkan bahwa sumur yang jarak septic tank

< 11 m mempunyai resiko tercemar bakteri Fecal Coliform (E.colil) 15,889 lebih

besar dibandingkan sumur yang jarak septic tank ≥ 11 m (Muchlis et al. 2017).

Page 100: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

84

Tentunya jarak septic tank berpengaruh terhadap bakteri Fecal Coliform

menunjukan bahwa semakin jauh jarak antara sumur gali dengan septic tank maka

kandungan bakteri Fecal coliform pada air sumur gali semakin sedikit (Pujiati &

Pebriyanti 2010). Penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa sumur gali yang

dilingkungannya tidak terdapat tangki septik mempunyai kandungan koli-fekal

masuk pada kategori rendah bila dibandingkan dengan sumur gali yang

lingkungannya terdapat tangki septik pada jarak rawan untuk mencemari air

sumur gali (Ramdhany 2004).

Sumur gali yang berdekatan jaraknya dengan septic tank juga dapat

tercemar oleh bakteri Fecal coliform akibat konstruksi septic tank yang tidak

kedap air sehingga dapat mengalami resapan ke dalam air sumur gali. Selain itu,

porositas dan permeabilitas tanah juga dapat mempengaruhi laju infiltrasi

sehingga mempengaruhi penyerapan bakteri yang akan mencemari air tanah

khususnya air sumur gali (Muchlis et al. 2017). Oleh karena itu, diharapkan

peneliti selanjutnya melakukan pengukuran mengenai porositas dan permeabilitas

tanah agar mengetahui faktor lain yang mempengaruhi penyerapan bakteri pada

air tanah khususnya air sumur gali. Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya juga

dapat menambahkan variabel konstruksi septic tank yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

6.5 Analisis Hubungan Jarak Pencemaran Lain terhadap Indeks Fecal

Coliform Pada Sarana Sumur Gali

Jarak pencemaran lain yang dimaksud merupakan jarak antara sumber

pencemar lain seperti genangan air, tempat sampah, dan kandang ternak/kotoran

hewan yang salah satunya ditemukan paling dekat dari sarana sumur gali dalam

Page 101: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

85

satuan meter. Depkes (1994) tentang Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan

dan Penyehatan Air Bersih, jarak sumur dengan sumber pencemar lain (genangan

air, tempat sampah, dan kandang ternak/kotoran hewan) dikategorikan tidak

memenuhi syarat apabila memiliki jarak < 11 meter. Sumber pencemar lain yang

berada ≥ 11 meter dikategorikan memenuhi syarat sehingga tidak mempengaruhi

pencemaran terhadap air sumur gali.

Hasil pengukuran jarak antara pencemar lain dengan sarana sumur gali

terdapat 46 (66,7%) sarana sumur gali yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan

Depkes (1994) tentang Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan dan

Penyehatan Air Bersih, yaitu jarak septic tank < 11 m. Sedangkan, untuk jarak

pencemar lain ≥ 11 meter dari sumur gali sebanyak 23 (33,3%) sarana sumur gali.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Rancabungur yang menyatakan bahwa jarak antara pencemaran lain

dengan sumur gali terdapat 53 (60,23%) sarana sumur gali tidak memenuhi syarat

dengan jarak < 11 meter dan sekitar 35 (39,77%) sarana sumur gali memiliki jarak

≥ 11 meter sehingga sudah memenuhi syarat (Mulyana 2003). Tentunya

berdasarkan tinjauan pustaka, lokasi sumber pencemar yang < 11 meter dapat

memperbesar potensi pencemaran pada air sumur gali (Katiho 2012).

Hasil analisis tabel silang pada Tabel 5.9 menunjukan bahwa tidak adanya

hubungan antara jarak pencemaran lain terhadap indeks Fecal coliform pada air

sumur gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Rancabungur menunjukan bahwa

tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kualitas bakteriologi

dengan sumber pencemar lain (Mulyana 2003). Penelitian ini juga sejalan dengan

Page 102: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

86

menunjukan tidak ada korelasi yang signifikan antara jarak sumur pencemar lain

dengan kadar mikroorganisme dalam air sumur gali dilihat dari nilai probabilitas

sebesar 0,787 (Marsono 2009).

Peneliti berasumsi bahwa tidak terdapatnya hubungan antara jarak

pencemaran lain dengan indeks Fecal coliform karena dapat dipengaruhi oleh

faktor lain seperti porositas dan permeabilitas, serta arah aliran air tanah. Porositas

dan permeabilitas dapat mempengaruhi penyerapan air yang dapat merembes

masuk kedalam air tanah seperti air sumur gali. Air tanah secara alami mengalir

oleh karena adanya perbedaan tekanan dan letak ketinggian lapisan tanah. Air

akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Hal ini akan

mempengaruhi apabila letak sumur berada dibagian bawah dari letak sumber

pencemar maka bahan pencemar bersama aliran air tanah akan mengalir untuk

mencapai sumur gali. Penentuan lokasi pembuatan sumur yang jauh dari sumber

pencemar merupakan usaha untuk mencegah dan mengurangi resiko pencemaran

(Asdak 2002).

Berdasarkan hasil pengamatan di Desa Sentul Kecamatan Kragilan

diketahui bahwa lokasi sumur gali diluar rumah lebih banyak, yaitu sekitar 39

(56,5%) sumur gali dibandingkan dengan lokasi sumur gali didalam rumah. Hal

ini dapat diasumsikan bahwa letak sumber pencemar dapat mempengaruhi

tingginya kadar mikroorganisme air. Penelitian ini juga diperkuat dengan

menyebutkan bahwa semakin tinggi proporsi sarana sumur gali diluar rumah,

makin tinggi juga kemungkinan konsentrasi koli tinja yang terkandung dalam

sumur gali. Sehingga sumur gali yang terletak diluar rumah memungkinkan

tercemar oleh hewan atau sumber pencemar lain (Irianti et al. 2002).

Page 103: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

87

Dari hasil analisis didapatkan nilai OR sebesar 1,365 yang menunjukan

bahwa sumur yang jarak pencemar lainnya tidak memenuhi syarat (< 11 meter)

mempunyai resiko tercemar Fecal coliform 1,365 kali lebih besar dibandingkan

sumur yang jarak pencemar lain memenuhi syarat (≥ 11 meter). Hal ini juga

sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin dekat jarak sumur gali dari

sumber pencemar lain maka semakin besar resiko terjadinya pencemaran

(Ariyanti 2010). Selain itu, terdapat juga teori yang menyatakan hal yang sama

bahwa semakin jauh jarak sumber pencemar, perjalanan air limbah yang

mengandung bakteri banyak mengalami penyaringan oleh tanah atau material

penyusun tanah, dan sebaliknya semakin dekat jarak sumber pencemar, perjalanan

air limbah yang mengandung bakteri sedikit mengalami penyaringan sehingga

banyak yang masuk ke dalam air sumur (Marsono 2009).

Hal ini dapat dipengaruhi oleh jenis sumber pencemar. Pada penelitian ini

pencemaran lain meliputi kandang ternak, tempat sampah, dan genangan air.

Sumber pencemar yang berasal dari kotoran ternak lebih banyak mengandung

bakteri dibandingkan dengan sumber pencemaran lain. Semakin banyak ternak

semakin banyak kotoran yang dibuang, yang berarti jumlah bakteri semakin

banyak sehingga lebih beresiko (Marsono 2009). Hal ini sejalan juga dengan

penelitian yang dilakukan di Moldova, menyimpulkan bahwa pencemaran air

tanah khususnya pada air sumur gali lebih beresiko disebabkan oleh kotoran

ternak dan pupuk kandang yang tersimpan (Graham & Polizzotto 2013).

Banyaknya kandang ternak disekitar akan menghasilkan kotoran yang

akan mudah meresap ke dalam sumur. Tekstur tanah akan mempengaruhi laju

infiltrasi suatu lahan, serta tekstur tanah juga pada dasarnya berhubungan dengan

Page 104: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

88

keadaan pori tanah (Achmad 2011). Makin banyak pori-pori besar maka kapasitas

infiltrasi makin besar pula. Keadaan ini mengakibatkan air merembes masuk

melalui celah-celah tanah yang kemudian tercampur dengan air yang ada di sumur

tersebut (Tanjungsari 2016).

Semakin banyak bakteri yang dikandung oleh sumber pencemar semakin

banyak bakteri yang meresap/masuk ke dalam tanah. Jumlah bakteri yang

dikandung oleh sumber pencemar dipengaruhi oleh jumlah manusia atau binatang

yang menghasilkan limbah. Semakin banyak jumlah manusia atau binatang

semakin besar jumlah bakteri dalam sumber pencemar (Marsono 2009). Oleh

karena itu, masyarakat seharusnya tetap memperhatikan sumber pencemar lain

yang ada disekitarnya seperti membersihkan sampah dan juga kotoran hewan

yang terdapat disekitar sumur gali agar kualitas air sumur gali tetap terjaga,

karena masih banyak sumur gali yang tidak memenuhi persyaratan sumber

pencemar lain. Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan

variabel berupa porositas dan permeabilitas tanah, serta arah aliran tanah yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

6.6 Analisis Hubungan Kondisi Fisik Sumur Gali terhadap Indeks Fecal

Coliform Pada Sarana Sumur Gali

Kondisi fisik sarana sumur gali merupakan konstruksi bangunan dan

sarana yang mendukung sanitasi sarana sumur gali (Marsono 2009). Sanitasi

sarana sumur gali merupakan sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi

dan terlindungi dari kontaminasi air kotor (Chandra 2006). Kondisi fisik sarana

sumur gali meliputi jarak sumber pencemar, SPAL, lantai sumur, bibir sumur,

Page 105: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

89

kedalaman sumur kedap air, dinding sumur, dan timba yang digunakan (Depkes

RI 1994).

Kondisi fisik sarana sumur gali didapatkan dari hasil observasi yang

mengacu pada Pedoman Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan dan

Penyehatan Air Bersih dan juga mengacu kepada formulir inspeksi sanitasi sumur

gali (Form IS-SGL) (Depkes RI 1994). Kondisi fisik sumur gali di Desa Sentul

dari 69 responden, terdapat 56 (81,2%) sumur gali yang memiliki kondisi fisik

tidak baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Kelurahan

Sumompo menunjukan bahwa kondisi fisik sumur gali pada semua sumur gali

yang diteliti sebanyak 20 (100%) sumur gali tidak memenuhi syarat yang

ditetapkan (Katiho 2012). Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang

dilakukan di Desa Karanganom yang menyatakan bahwa dari 40 buah sumur, 22

sumur atau 55% memiliki konstruksi baik dan 18 buah sumur atau 45% memiliki

kontruksi buruk (Marsono 2009).

Beradasarkan hasil pengamatan, pengguna sumur gali kurang

memperhatikan dan memelihara kondisi fisik sarana sumur gali yang digunakan

sehari-hari. Sumur sehat minimal harus memenuhi persyaratan, yaitu syarat lokasi

atau jarak, syarat konstruksi atau kondisi fisik sumur, dinding sumur gali, bibir

sumur gali, dan lantai sumur gali. Adapun, syarat konstruksi atau kondisi fisik

sumur pada sumur gali tanpa pompa, meliputi dinding sumur, bibir sumur, serta

lantai sumur (Boekoesoe 2010).

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dinding sumur gali dengan

kedalaman 3 meter yang memenuhi syarat sebesar 62 (89,9%) sumur gali. Hal ini

menunjukan sebagian besar pengguna sumur gali memiliki dinding sumur yang

Page 106: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

90

memenuhi syarat. Dinding sumur yang memenuhi syarat minimal memiliki

kedalaman 3 m dari permukaan lantai atau tanah, dibuat bahan kedap air dan kuat

(tidak mudah retak atau longsor) untuk mencegah terjadinya rembesan pada air

sumur (Sumantri 2010). Hal ini sejalan dengan penelitian yang menyebutkan

bahwa pada kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur harus dibuat

dari tembok yang tidak tembus air, agar perembesan air permukaan yang telah

tercemar tidak terjadi (Boekoesoe 2010). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa

semakin baik kualitas dinding atau semakin kedap air, bakteri semakin sulit

menembus dinding, sehingga tidak dapat menyebabkan pencemaran. Bakteri

dalam sumber pencemar dapat ditransmisikan ke dalam sumur melalui aliran air

tanah dan dapat mencapai air sumur bila konstruksi dinding tidak kedap air

(Marsono 2009). Selain itu, kedalaman 3 meter diambil karena bakteri pada

umumnya tidak dapat hidup lagi pada kedalaman tersebut (Boekoesoe 2010).

Adanya dinding semen sedalam tiga meter selain berfungsi untuk

mencegah pencemaran horizontal melalui tanah juga dapat mencegah longsornya

tanah di sekeliling sarana (Irianti et al. 2002). Apabila kedalaman kurang dari 3

meter tentunya dapat memperbesar kemungkinan kontaminasi air sumur gali

sehingga akan mengakibatkan penurunan kualitas air (Tanjungsari 2016).

Sehingga makin tinggi proporsi SGL yang mempunyai dinding sedalam tiga

meter, makin rendah konsentrasi tinja (Irianti et al. 2002).

Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua bibir sumur gali sebanyak 69

(100%) sumur gali memenuhi persyaratan. Untuk bibir sumur ini persyaratannya

meliputi, diatas tanah dibuat tembok yang kedap air, setinggi minimal 70 cm,

untuk mencegah pengotoran dari air permukaan serta untuk aspek keselamatan

Page 107: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

91

(Boekoesoe 2010). Selain itu, bibir sumur harus terbuat dari bahan yang kuat dan

kedap air untuk mencegah merembesnya air ke dalam sumur. Sebaiknya bibir

sumur diberi penutup agar air hujan dan kotoran lainnya tidak dapat masuk ke

dalam sumur (Prajawati 2008).

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa lantai sumur yang mengitari sumur

gali dengan jarak 1 meter sebanyak 36 (52,2%) sumur gali yang tidak memenuhi

syarat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Kelurahan Pedalangan

menunjukan bahwa dari 20 sumur gali terdapat 13 (65%) sumur gali yang

lantainya tidak memenuhi syarat sehingga memungkinkan air permukaan yang

berada disekitar sumur gali mudah meresap/masuk kedalam sumur gali (Ihsan

2017). Maka dari itu, lantai harus kedap air dengan lebar minimal 1m dari tepi

bibir sumur, tidak retak/bocor, mudah dibersihkan, tidak tergenang air, dan

kemiringan 1-5% ke arah saluran pembuangan air limbah agar air bekas dapat

mudah mengalir ke saluran air limbah (Sumantri 2010).

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 65 (94,2%) sumur gali

memiliki Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) tidak memenuhi persyaratan.

Adapun, untuk SPAL yang memenuhi persyaratan harus kedap air, minimal

sepanjang lebih kurang 10 m tidak menimbulkan genangan dan kemiringan

minimal 2% kearah pengolahan air buangan (Kusnoputranto 1997). Berdasarkan

pengamatan pada saat penelitian diketahui bahwa terdapat aktivitas yang

dilakukan sehingga akan menghasilkan air sisa dari aktivitas tersebut. Hal ini

tentunya memperparah kondisi sumur gali yang tidak dilengkapi atau terdapat

drainase yang memadai yang menyambung dengan SPAL rumah tangga,

Page 108: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

92

sehingga memungkinkan sisa air tersebut merembes dan mencemari air sumur gali

yang di konsumsi warga masyarakat pengguna sumur gali (Katiho 2012).

Sarana sumur gali tentunya harus dilengkapi dengan ember/timba yang

digunakan untuk megambil air. Dari hasil penelitian diketahui sebanyak 57

(82,6%) sumur gali memiliki ember/timba yang tidak memenuhi persyaratan

karena ember/timba sumur gali tidak digantung dan diletakan disembarang tempat

sehingga tidak memenuhi syarat kesehatan. Padahal sarana sumur gali harus

dilengkapi dengan sarana untuk mengambil dan menimba air seperti timba dengan

gulungan atau pompa tangan agar pengambilan air dapat higienis (Prajawati

2008). Jika pengambilan air dengan timba sebaiknya harus selalu digantung dan

tidak diletakan di lantai sumur. Hal ini untuk mencegah pencemaran air melalui

timba (Sumantri 2010).

Kondisi fisik sumur gali tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua

berdasarkan penelitian sebelumnya, yaitu dikatakan tidak baik jika memiliki nilai

atau skor 4-7. Sedangkan, dikatakan baik jika memiliki nilai atau skor 0-3

(Marsono 2009). Berdasarkan hasil analisis tabel silang pada Tabel 5.10

menunjukan bahwa adanya hubungan antara kondisi fisik sumur gali terhadap

indeks Fecal coliform dalam air sumur gali di Desa Sentul Kecamatan Kragilan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Kelurahan

Citrodiwangsan Kabupaten Lumajang yang menyatakan bahwa kontruksi atau

kondisi fisik sumur gali berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan

bakteri Fecal coliform pada air sumur gali dengan nilai p-value sebesar 0,001

(Pujiati & Pebriyanti 2010). Selain itu, hal ini juga didukung oleh penelitian yang

menyatakan bahwa kondisi fisik sumur mempunyai hubungan yang signifikan

Page 109: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

93

terhadap kadar mikroorganisme dalam air sumur gali (Marsono 2009). Penelitian

lainnya juga menyebutkan bahwa adanya hubungan antara kondisi fisik sumur

terhadap jumlah Fecal coliform (E.coli) pada sumur gali (Muchlis et al. 2017).

Berdasarkan hasil uji statistik diketahui nilai OR sebesar 8,1 menunjukan

bahwa sumur gali yang memiliki kondisi fisik tidak baik mempunyai resiko

tercemar Fecal coliform 8,1 kali lebih besar dibandingkan sumur yang memiliki

kondisi fisik yang baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menyebutkan

bahwa sumur yang kondisi fisiknya baik mempunyai resiko tercemar bakteri

Fecal coliform (E.coli) 8,067 kali lebih besar dibandingkan sumur yang kondisi

fisiknya baik (Muchlis et al. 2017). Hal ini juga menunjukan bahwa semakin baik

konstruksi atau kondisi fisik sumur gali maka kandungan bakteri Fecal coliform

pada air sumur gali akan semakin sedikit (Pujiati & Pebriyanti 2010).

Tentunya kondisi fisik sumur gali yang tidak memenuhi standar kesehatan

dapat menjadi sumber pencemaran karena air yang sudah tercampur dengan

bakteri atau sumber pencemar lain dapat merembes melalui pori-pori dinding,

bibir dan bagian sumur gali yang tidak kedap air sehingga masuk ke dalam sumur

gali serta menyebabkan pencemaran (Radjak 2013). Oleh karena itu,

diperlukannya perbaikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) agar tidak

terjadinya genangan air, serta penyuluhan kepada pengguna sumur gali agar lebih

memperhatikan penyimpanan ember/timba dan memelihara kondisi fisik sumur

gali agar tetap bersih.

Page 110: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

94

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada 69 sarana sumur gali yang digunakan

oleh masyarakat di Desa Sentul, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Sebagian besar sumur gali yang memiliki jumlah Fecal Coliform tidak

memenuhi syarat Permenkes RI No. 416/Menkes/per/IX/1990 dengan

persentase sebesar 92,8%.

2. Sebagian besar sumur gali memiliki jarak jamban dari sumur gali yang

tidak memenuhi syarat (< 11 meter) dengan persentase sebesar 88,4%.

3. Sebagian besar sumur gali memiliki jarak septic tank dari sumur gali yang

tidak memenuhi syarat (< 11 meter) dengan persentase sebesar 87%.

4. Sebagian besar sumur gali memiliki jarak pencemar lain dari sumur gali

yang tidak memenuhi syarat (< 11 meter) dengan persentase sebesar

66,7%.

5. Sebagian besar sumur gali memiliki kondisi fisik tidak baik dengan

persentase sebesar 81,2%.

6. Ada hubungan yang signifikan pada α = 0,05 antara jarak jamban

terhadap indeks Fecal coliform air sumur gali di Desa Sentul dengan p

value sebesar 0,01.

7. Ada hubungan yang signifikan pada α = 0,05 antara jarak septic tank

terhadap indeks Fecal coliform air sumur gali di Desa Sentul dengan p

value sebesar 0,014.

Page 111: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

95

8. Tidak ada hubungan yang signifikan pada α = 0,05 antara jarak

pencemaran lain (kotoran hewan, tempat sampah, dan genangan air)

terhadap indeks Fecal coliform air sumur gali di Desa Sentul dengan p

value sebesar 1,000.

9. Ada hubungan yang signifikan pada α = 0,05 antara kondisi fisik sumur

gali terhadap indeks Fecal coliform dalam air sumur gali di Desa Sentul

dengan p value sebesar 0,043.

7.2 Saran

1. Bagi Pemerintah Daerah Setempat

a. Melakukan upaya inovatif teknis dalam mengatasi keterbatasan tempat

atau sulitnya lokasi pemukiman yang padat penduduk seperti Desa

Sentul dengan membangun septic tank komunal.

b. Berpartisipasi dalam melakukan upaya pemantauan dan pengawasan

terhadap kualitas air sumur gali yang dipergunakan oleh masyarakat

khususnya di Desa Sentul.

2. Bagi Puskesmas Kragilan

a. Melakukan penyuluhan secara berkala tentang sanitasi lingkungan dan

sarana air bersih khususnya air sumur gali, serta memberikan

penyuluhan kepada pengguna sumur gali mengenai perbaikan kualitas

air yang tercemar secara bakteriologis.

b. Melakukan pemeriksaan kualitas air sumur gali secara berkala, serta

melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kualitas air sumur

gali yang dipergunakan masyarakat.

Page 112: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

96

3. Bagi Pengguna Sumur Gali

a. Melakukan perbaikan sarana air sumur gali dengan memperbaiki

kualitas lantai sumur dan SPAL.

b. Melakukan penyimpanan ember/timba sumur gali dengan baik dan

juga memelihara kondisi fisik sumur gali agar tetap bersih.

c. Merebus air bersih hingga mendidih dan dibiarkan mendidih 5-10

menit sebelum dikonsumsi sebagai air minum.

d. Melakukan pengolahan air sumur gali yang tercemar dengan

melakukan desinfeksi dengan kolrinasi maupun secara mekanik

dengan pengendapan.

e. Pengguna sumur gali diharapkan lebih memperhatikan sumber

pencemar lain yang ada disekitarnya seperti membersihkan sampah

dan juga kotoran hewan yang terdapat disekitar sumur gali.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Terjadinya pencemaran Fecal coliform kemungkinan disebabkan oleh

faktor lain diluar variabel yang diteliti dan menjadi keterbatasan pada

penelitian ini. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian

dengan mengikutsertakan variabel-variabel yang diduga adanya kaitan dengan

pencemaran Fecal coliform seperti konstruksi jamban, konstruksi septic tank,

arah aliran air tanah, kemiringan tanah, porositas tanah, permeabilitas tanah di

lokasi penelitian, dan padat tidaknya pemukiman. Selain itu, diharapkan

peneliti selanjutnya tidak melakukan pengambilan sampel air pada saat musim

hujan dan menambahkan besar sampel yang digunakan agar sampel

proporsional dan data yang dihasilkan dapat berdistribusi secara merata.

Page 113: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

97

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, M., 2011. Buku Ajar Hidrologi Teknik, Makassar: Universitas

Hasannudin Press.

Achmadi, U.F., 2012. Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan, Jakarta:

Rajawali Press.

Aprina, M., 2013. Hubungan Kualitas Mikrobiologis Air Sumur Gali dan

Pengelolaan Sampah di Rumah Tangga dengan Kejadian Diare pada

Keluarga di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara.

Ariyanti, S., 2010. Hubungan Jarak Sumur dari Sungai Tercemar Limbah Tapioka

dengan Kadar Sianida. Kesehatan Masyarakat, 5(2), pp.106–111.

Asdak, C., 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Badan Standardisasi Nasional, 2006. Cara uji mikrobiologi - Bagian 1:

Penentuan, Jakarta.

Bartram, J. & Pedley, S., 1996. Microbiological Analyses. In J. Bartram & R.

Ballance, eds. Water Quality Monitoring - A Practical Guide to the Design

and Implementation of Freshwater Quality Studies and Monitoring

Programmes. United State: United Nations Environment Programme and the

World Health Organization.

Boekoesoe, L., 2010. Tingkat Kualitas Bakteriologis Air Bersih di Desa Sosial

Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Inovasi, 7(No.4), pp.240–251.

BPS Provinsi Banten, 2015. Banten Dalam Angka 2015 Bidang Integrasi

Pengolahan dan Diseminasi Statistik, ed., Banten: BPS Provinsi Banten.

Butler, A., 2005. Focus on Fecal Coliform Bacteria, Washington.

Chandra, B., 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitass, Jakarta: EGC.

Chandra, B., 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan P. Widyastuti, ed., Jakarta:

EGC.

Cornelia, S.B., 2008. Permodelan dan Analisis Kimia Air Tanah Menggunakan

Software Modflow di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat.

Institut Teknologi Bandung.

Depkes RI, 1990a. Pedoman Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana Penyediaan

Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Jakarta: Direktorat

Jendral PPM & PPL Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI, 1995. Pedoman Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan dan

Page 114: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

98

Pengelolaan Air Bersih, Jakarta: Direktorat Jendral PPM & PPL Departemen

Kesehatan RI.

Depkes RI, 1994. Penyehatan Air Dalam Program Penyediaan dan Pengelolaan

Air Bersih, Jakarta: Direktorat Jendral PPM & PPL Departemen Kesehatan

RI.

Depkes RI, 1990b. Peraturan Menteri Kesehatan No . 416 Tahun 1990 Tentang :

Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air, Jakarta: Departemen

Kesehatan RI. Available at: www.pppl.depkes.go.id.

Dinkes Provinsi Banten, 2011. Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2011,

Banten.

Dinkes Provinsi Banten, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2012,

Banten.

Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan, Yogyakarta: Kanisius.

Ejechi, B., 2007. Quality of Ground Water in Delta State Nigeria. Environmental

Hydrology, 15, pp.1–11.

Ginting, R.M., 2009. Hubungan Tingkat Resiko Pencemaran Terhadap Kualitas

Air Sumur Gali di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan Tahun

2006. Kesehatan Masyarakat.

Graham, J.P. & Polizzotto, M.L., 2013. Pit Latrines and Their Impacts on

Groundwater Quality. , 121(5), pp.521–530.

Gunawan, R., 2009. Rencana Rumah Sehat, Jakarta: Kanisius.

Hussein, M.D., 1997. Faktor-faktor Lingkungan Fisik dan Konstruksi Sarana

Sumur Gali yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis (Total

Coliform) Air Sumur Gali di Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung Tahun

1997. Kesehatan Masyarakat.

Ihsan, M.F., 2017. Kajian Kualitas Air Sumur Gali Untuk Wilayah Pedalangan

yang Mempunyai Ipal Komunal. Teknik Lingkungan, 6(2), pp.1–10.

Indramaya, E.A., 2013. Rancangan Sumur Resapan Air Hujan Sebagai Salah Satu

Usaha Konservasi Air Tanah di Perumahan Dayu Baru Kabupaten Sleman

Daerah Istimewa Yogyakarta. Geologi, 2(3).

Iriani, Y., 2012. Hubungan antara Curah Hujan dan Peningkatan Kasus Demam

Berdarah Dengue Anak di Kota Palembang. , 13(6).

Irianti, S. et al., 2002. Risiko Pencemaran Bakteriologik Air Sumur Gali di

Daerah Pedesaan Kabupaten Rembang. Ekologi Kesehatan, 1(2).

Jensen, P.K. et al., 2004. Is there an association between bacteriological drinking

water quality and childhood diarrhoea in developing countries ? Tropical

Page 115: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

99

Medicine and International Health, 9(11), pp.1210–1215.

Katiho, A.S. dan W.B.. J., 2012. Gambaran Kondisi Fisik Sumur Gali di Tinjau

dari Aspek Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Pengguna Sumur Gali di

Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado. Kesehatan

Masyarakat, pp.28–35.

Kemen LH, 2010. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01

Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta.

Kemenkes RI, 2016. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016,

Jakarta.

Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar, Jakarta.

Khomariyatika, T. dan E.T.P., 2011. Kualitas Bakteriologis AIr Sumur Gali.

Kesehatan Masyarakat, 7(1), pp.63–72.

Kodoatie, R.J., 2010. Tata Ruang Air I., Yogyakarta: ANDI.

Kusjuliadi, D., 2010. Septictank, Jakarta: Griya Kreasi (Penebar Swadaya Grup).

Kusnoputranto, H., 1997. Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Machfoedz, I., 2004. Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit,

Yogyakarta: Fitramaya.

Marsono, 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis

Air Sumur Gali di Pemukiman (Studi di Desa Karanganom Kecamatan

Klaten Utara Kabupaten Klaten). Universitas Indonesia.

Ministry of Environment, 2007. Total, Fecal & E. coli Bacteria in Groundwater,

British Columbia. Available at:

http://www.env.gov.bc.ca/wsd/plan_protect_sustain/groundwater/library/gro

und_fact_sheets/pdfs/coliform(020715)_fin2.pdf.

Muchlis, Thamrin & Siregar, S.H., 2017. Analisis Faktor yang Mempengaruhi

Jumlah Bakteri Escherichia coli pada Sumur Gali Penderita Diare di

Kelurahan Sidomulyo Barat Kota Pekanbaru. Dinamika Lingkungan

Indonesia, 4(1), pp.18–28.

Mukono, 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, Surabaya: Airlangga

University Press.

Mukono, J., 2002. Epidemiologi Lingkungan, Surabaya: Airlangga University

Press.

Mulyana, D., 2003. Kesesuaian Antara Hasil Pengukuran Tingkat Risiko

Pencemaran dengan Inspeksi Sanitasi dan Hasil Pemeriksaan Bakteriologik

pada Air SUmur Gali di Wilayah Kerja Puskesmas Rancabungur Kabupaten

Bogor Tahun 2003. Universitas Indonesia.

Page 116: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

100

Muruka, C. et al., 2012. The Relationship between Bacteriological Quality of

Dug-Wells & Pit Latrine Siting in an Unplanned Peri-Urban Settlement : A

Case Study of Langas – Eldoret Municipality , Western Kenya. Public

Health, 2(2), pp.32–36.

Myint, S.L.T. et al., 2015. Prevalence of Household Drinking-Water

Contamination and of Acute Diarrhoeal Illness in a Periurban Community in

Myanmar. Medical, 4(5), pp.62–68.

Nazar, H., 2010. Kebijakan Pengendalian Pencemaran Sumber Air Bersih

Perumahan Sederhana di Kota Pekanbaru (Kasus di Kecamatan Tampan).

Environmental Science, 1(4), pp.63–80.

Notoatmodjo, S., 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Revisi., Jakarta: Rineka

Cipta.

Prajawati, R., 2008. Hubungan Konstruksi dengan Kualitas Mikrobiologi Air

Sumur Gali. Kesehatan Lingkungan, 2(1).

Pujiati, R.S. & Pebriyanti, D.O., 2010. Pengaruh Jarak Sumur Gali dengan Septic

Tank terhadap Kandungan Bakteri Coliform Pada Air Sumur Gali (Studi di

Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang).

IKESMA, 6(1), pp.25–33.

Purnawijayanti, H.A., 2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam

Pengolahan Makanan, Yogyakarta: Kanisius.

Radjak, N.F., 2013. Pengaruh Jarak Septic tank dan Kondisi Fisik Sumur

terhadap Keberadaan Bakteri Eschercia coli pada Sumur Gali, Gorontalo.

Ramdhany, D.M., 2004. Pencemaran Air Tanah Oleh Koli-Fekal (Studi Kasus:

SSumur Gali Penduduk di Wilayah Sekitar Sungai Cikapundung-Hilir, Desa

Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung). Universitas

Indonesia.

Ridhosari, B. & Roosmini, D., 2011. Evaluasi Kualitas Air Tanah dari Sumur Gali

Akibat Kegiatan Domestik di Kampung Darulin-Desa Nanjung. Teknik

Lingkungan, 17(1), pp.47–58.

Rusydi, A.F., Naily, W. & Lestiana, H., 2015. Pollution of Domestic and

Agriculture Waste to Unconfined Groundwater in Bandung Regency.

Geologi dan Pertambangan, 25(2), pp.87–97.

Sapulete, M.R., 2010. Hubungan antara Jarak Septic Tank ke Sumur Gali dan

Kandungan Escherichia Coli dalam Air Sumur Gali Kecamatan Tuminting

Kota Manado. Biomedik, 2(3), pp.179–186.

Siswanto, H., 2002. Kamus Populer Kesehatan Lingkungan, Jakarta: EGC.

Page 117: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

101

Soemirat, J.S., 2009. Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Soeparman & Suparmin, 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair: Suatu

Pengantar EGC, ed., Jakarta.

Strauss, B. et al., 2001. A Prospective Study of Rural Drinking Water Quality and

Acute Gastrointestinal Illness. Public Health, 1(8), pp.7–12.

Sudrajat, A., 1999. Faktor-faktor Lingkungan Fisik dan Konstruksi Sarana Sumur

Gali yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di

Kabupaten Daerah Tingkat II Majalengka Tahun 1999. Kesehatan

lingkungan.

Sugiharto, 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah, Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta.

Sumantri, A., 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam 1st ed., Jakarta:

Kencana.

Susanta, G., 2008. Panduan Lengkap Membangun Rumah, Jakarta: Swadaya.

Sutrisno, T.C., 2010. Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta: Rineka Cipta.

Szabo, M. marta, Kaarela, O. & Tuhkanen, T., 2009. Finnish Well Water Quality

in Rural Areas Surrounded by Agricultural Activity. Environmental

Engineering, 65(2), pp.27–35.

Tanjungsari, H., 2016. Pengaruh Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik

Terhadap Kualitas Air SUmur Ditinjau dari Konsentrasi TDS, Klorida,

Nitrat, COD, dan Total Coliform (Studi Kasus : RT 01, RW 02, Pemukiman

Tunjungsari, Kelurahan Tembalang). Teknik Lingkungan, 5(1), pp.1–11.

WHO, 2003. Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan Anak. In E. A.

Hardiyanti, ed. Making a different: indicators to improve childern’s

environmental health. Jakarta: EGC.

WHO, 1995. Kader Kesehatan Masyarakat A. H. Sutomo, ed., Jakarta: EGC.

Widiyanti, N.L.P.M., Warpala, I.W.S. & Suryanti, I.A.P., 2017. Parameter Fisik

dan Jumlah Perkiraan Terdekat Coliform Air Danau Buyan Desa Pancasari

Kecamatan Sukasada Buleleng. , 6(1), pp.178–188.

Widiyanto, A.F., 2015. Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri dan Limbah

Rumah Tangga. Kesehatan Masyarakat, 10(2), pp.246–254.

Zulkifli, A., 2014. Pengelolaan Limbah Berkelanjutan, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 118: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

102

Lampiran 1

Page 119: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

103

Lampiran 2

Page 120: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

104

Lampiran 3

Page 121: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

105

Lampiran 4

Page 122: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

106

Lampiran 5

Page 123: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

107

Lampiran 6

Page 124: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

108

Lampiran 7

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR SANITASI SUMUR

GALI TERHADAP INDEKS FECAL COLIFORM DI DESA SENTUL

KECAMATAN KRAGILAN TAHUN 2017

LEMBAR KESEDIAAN RESPONDEN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya, Lilis Amaliah adalah mahasiswi Kesehatan Lingkungan Program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai “ANALISIS

FAKTOR SANITASI SUMUR GALI TERHADAP INDEKS COLIFORM DI

DESA SENTUL KECAMATAN KRAGILAN TAHUN 2017”.

Kami berharap Bapak/Ibu yang memiliki sumur gali bersedia menjadi

responden penelitian kami dengan menjawab pertanyaan yang ada di kuesioner

ini. Informasi yang ada berikan akan kami jaga kerahasiaannya. Jika anda bersedia

di mohon untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Data Responden

1. Nomor responden : ______________________________

2. Nama responden : ______________________________

3. Hari/tanggal : ______________________________

Dengan ini bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

Responden Peneliti

(………………………….) (Lilis Amaliah)

Page 125: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

109

KUESIONER PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

No. Pertanyaan Jawaban Kode

1. Nama Responden

2. Kecamatan

3. Desa

4. RT-RW-No.rumah

5. Umur

6. No hp

7. Pendidikan 1. Tidak sekolah

2. Tidak tamat SD

3. Tamat SD

4. Tamat SMP

5. Tamat SMA

6. Perguruan Tinggi

8. Pekerjaan 1. PNS

2. Buruh

3. Ibu rumah tangga

4. Karyawan

5. Pemulung

6. Lainnya,………….....

9. Nomor Kode Sampel Air

B. Sumur Gali

No. Pertanyaan Jawaban Kode

10. Dimanakah letak sarana sumur

gali?

1. Didalam Rumah

2. Diluar rumah

[ ] B1

11. Berapa kedalaman sumber air? 1. < 15 meter

2. ≥ 15 meter

[ ] B2

12. Apakah keperluan minum

menggunakan air sumur?

1. Ya

2. Tidak

[ ] B3

13. Apakah keperluan memasak

menggunakan air sumur?

1. Ya

2. Tidak

[ ] B4

14. Apakah air sumur tersebut

dipergunakan juga untuk

mencuci dan mandi?

1. Ya

2. Tidak

[ ] B5

Page 126: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

110

LEMBAR OBSERVASI

Beri tanda checklist (√) pada kolom sesuai hasil pengamatan dan isi dengan

lengkap.

No. Pertanyaan Hasil Pengamatan

Ya Tidak

1. Ada/sewaktu-waktu genangan air pada jarak 2

m sekitar sumur.

2. Ada ember dan tali timba sewaktu-waktu

diletakan dibawah atau tidak digantung sehinga

memungkinkan terjadinya pencemaran.

3. Ada bibir sumur (cincin) tidak sempurna

sehingga memungkinkan air merembes ke

dalam sumur.

4. Ada lantai semen yang mengitari sumur

mempunyai (radius) kurang dari 1 meter.

5. Ada dinding sumur sepanjang kedalaman 3

meter dari atas permukaan (tanah) tidak

diplester cukup rapat/sempurna.

6. Ada saluran pembuangan air limbah (SPAL)

rusak/tidak ada.

7. Ada keretakan pada lantai sekitar sumur yang

memungkinkan air maerembes masuk ke dalam

sumur.

Jumlah

Page 127: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

111

LEMBAR HASIL PENGUKURAN

No. Hasil Pengukuran Jarak

1. Berapakah jarak antara jamban dengan sarana sumur

gali?

………… meter

1. < 11 meter

2. ≥ 11 meter

2. Berapakah jarak antara septic tank dengan sarana

sumur gali?

………… meter

1. < 11 meter

2. ≥ 11 meter

3. Berapakah jarak pencemar lain (genangan air,

tempat sampah, dan kandang ternak) dengan sarana

sumur gali?

………… meter

1. < 11 meter

2. ≥ 11 meter

Page 128: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

112

Lampiran 8

Page 129: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

113

Page 130: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

114

Lampiran 9

Hasil Output Analisis Data

Karakteristik Sumur Gali

Statistics

Letak Sumur

Gali

Kedalaman

Sumur Gali

N Valid 69 69

Missing 0 0

Kedalaman Sumur Gali

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 15 meter 66 95.7 95.7 95.7

≥15 meter 3 4.3 4.3 100.0

Total 69 100.0 100.0

Letak Sumur Gali

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Didalam Rumah 30 43.5 43.5 43.5

Diluar Rumah 39 56.5 56.5 100.0

Total 69 100.0 100.0

Analisis Univariat

Statistics

Jarak Jamban

Jarak

Septictank

Jarak

Pencemaran

Lain

Kondisi Fisik

Sumur Koliform Tinja

N Valid 69 69 69 69 69

Missing 0 0 0 0 0

Page 131: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

115

1. Gambaran Indeks Fecal coliform

Fecal Coliform (Koliform Tinja)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Memenuhi Syarat 64 92.8 92.8 92.8

Memenuhi Syarat 5 7.2 7.2 100.0

Total 69 100.0 100.0

2. Gambaran Jarak Jamban

Jarak Jamban

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Memenuhi Syarat 61 88.4 88.4 88.4

Memenuhi Syarat 8 11.6 11.6 100.0

Total 69 100.0 100.0

3. Gambaran Jarak Septic Tank

Jarak Septictank

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Memenuhi Syarat 60 87.0 87.0 87.0

Memenuhi Syarat 9 13.0 13.0 100.0

Total 69 100.0 100.0

4. Gambaran Jarak Pencemar Lain

Jarak Pencemaran Lain

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Memenuhi Syarat 46 66.7 66.7 66.7

Memenuhi Syarat 23 33.3 33.3 100.0

Total 69 100.0 100.0

Page 132: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

116

5. Gambaran Kondisi Fisik Sumur Gali

a. Apek-aspek Kondisi Fisik Sumur Gali

Genanganair

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 10 14.5 14.5 14.5

Tidak Memenuhi Syarat 59 85.5 85.5 100.0

Total 69 100.0 100.0

Ember_timba

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 12 17.4 17.4 17.4

Tidak Memenuhi Syarat 57 82.6 82.6 100.0

Total 69 100.0 100.0

Bibir_sumur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 69 100.0 100.0 100.0

Lantai_semen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 33 47.8 47.8 47.8

Tidak Memenuhi Syarat 36 52.2 52.2 100.0

Total 69 100.0 100.0

Dinding_sumur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 62 89.9 89.9 89.9

Tidak Memenuhi Syarat 7 10.1 10.1 100.0

Total 69 100.0 100.0

Page 133: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

117

SPAL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 4 5.8 5.8 5.8

Tidak Memenuhi Syarat 65 94.2 94.2 100.0

Total 69 100.0 100.0

Lantai_retak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Memenuhi Syarat 15 21.7 21.7 21.7

Tidak Memenuhi Syarat 54 78.3 78.3 100.0

Total 69 100.0 100.0

b. Kondisi Fisik Sumur Gali

Kondisi Fisik Sumur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Baik 56 81.2 81.2 81.2

Baik 13 18.8 18.8 100.0

Total 69 100.0 100.0

Analisis Bivariat

1. Hubungan Jarak Jamban terhadap Indeks Fecal Coliform (Koliform

tinja)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jarak Jamban * Koliform

Tinja 69 100.0% 0 0.0% 69 100.0%

Page 134: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

118

Jarak Jamban * Koliform Tinja Crosstabulation

Koliform Tinja

Total

Tidak Memenuhi

Syarat

Memenuhi

Syarat

Jarak Jamban Tidak Memenuhi

Syarat

Count 59 2 61

% within Jarak

Jamban 96.7% 3.3% 100.0%

Memenuhi

Syarat

Count 5 3 8

% within Jarak

Jamban 62.5% 37.5% 100.0%

Total Count 64 5 69

% within Jarak

Jamban 92.8% 7.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 12.323a 1 .000

Continuity Correctionb 7.757 1 .005

Likelihood Ratio 7.686 1 .006

Fisher's Exact Test .010 .010

Linear-by-Linear Association 12.144 1 .000

N of Valid Cases 69

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .58.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jarak

Jamban (Tidak Memenuhi

Syarat / Memenuhi Syarat)

17.700 2.375 131.921

For cohort Koliform Tinja =

Tidak Memenuhi Syarat 1.548 .903 2.652

For cohort Koliform Tinja =

Memenuhi Syarat .087 .017 .446

N of Valid Cases 69

Page 135: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

119

2. Hubungan Jarak Septic Tank terhadap Indeks Fecal Coliform (Koliform

tinja)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jarak Septictank * Koliform

Tinja 69 100.0% 0 0.0% 69 100.0%

Jarak Septictank * Koliform Tinja Crosstabulation

Koliform Tinja

Total

Tidak Memenuhi

Syarat

Memenuhi

Syarat

Jarak Septictank Tidak

Memenuhi

Syarat

Count 58 2 60

% within Jarak

Septictank 96.7% 3.3% 100.0%

Memenuhi

Syarat

Count 6 3 9

% within Jarak

Septictank 66.7% 33.3% 100.0%

Total Count 64 5 69

% within Jarak

Septictank 92.8% 7.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 10.479a 1 .001

Continuity Correctionb 6.491 1 .011

Likelihood Ratio 6.881 1 .009

Fisher's Exact Test .014 .014

Linear-by-Linear Association 10.327 1 .001

N of Valid Cases 69

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .65.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 136: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

120

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jarak

Septictank (Tidak Memenuhi

Syarat / Memenuhi Syarat)

14.500 2.008 104.683

For cohort Koliform Tinja =

Tidak Memenuhi Syarat 1.450 .911 2.307

For cohort Koliform Tinja =

Memenuhi Syarat .100 .019 .519

N of Valid Cases 69

3. Hubungan Jarak Pencemaran Lain terhadap Indeks Fecal Coliform

(Koliform tinja)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jarak Pencemaran Lain *

Koliform Tinja 69 100.0% 0 0.0% 69 100.0%

Jarak Pencemaran Lain * Koliform Tinja Crosstabulation

Koliform Tinja

Total

Tidak Memenuhi

Syarat

Memenuhi

Syarat

Jarak Pencemaran

Lain

Tidak

Memenuhi

Syarat

Count 43 3 46

% within Jarak

Pencemaran Lain 93.5% 6.5% 100.0%

Memenuhi

Syarat

Count 21 2 23

% within Jarak

Pencemaran Lain 91.3% 8.7% 100.0%

Total Count 64 5 69

% within Jarak

Pencemaran Lain 92.8% 7.2% 100.0%

Page 137: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

121

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .108a 1 .743

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .105 1 .746

Fisher's Exact Test 1.000 .544

Linear-by-Linear Association .106 1 .744

N of Valid Cases 69

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.67.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jarak

Pencemaran Lain (Tidak

Memenuhi Syarat /

Memenuhi Syarat)

1.365 .212 8.802

For cohort Koliform Tinja =

Tidak Memenuhi Syarat 1.024 .883 1.186

For cohort Koliform Tinja =

Memenuhi Syarat .750 .135 4.179

N of Valid Cases 69

4. Hubungan Kondisi Fisik Sumur Gali terhadap Indeks Fecal Coliform

(Koliform tinja)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KondisiFisik_Sumur *

Koliform Tinja 69 100.0% 0 0.0% 69 100.0%

Page 138: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

122

Kondisi Fisik Sumur * Koliform Tinja Crosstabulation

Koliform Tinja

Total

Tidak Memenuhi

Syarat

Memenuhi

Syarat

Kondisi Fisik

Sumur

Tidak Baik Count 54 2 56

% within Kondisi Fisik

Sumur 96.4% 3.6% 100.0%

Baik Count 10 3 13

% within Kondisi Fisik

Sumur 76.9% 23.1% 100.0%

Total Count 64 5 69

% within Kondisi Fisik

Sumur 92.8% 7.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.972a 1 .015

Continuity Correctionb 3.423 1 .064

Likelihood Ratio 4.573 1 .032

Fisher's Exact Test .043 .043

Linear-by-Linear Association 5.886 1 .015

N of Valid Cases 69

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .94.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kondisi Fisik

Sumur (Tidak Baik / Baik) 8.100 1.197 54.820

For cohort Koliform Tinja =

Tidak Memenuhi Syarat 1.254 .927 1.695

For cohort Koliform Tinja =

Memenuhi Syarat .155 .029 .834

N of Valid Cases 69

Page 139: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

123

Lampiran 10

1. Foto Pengambilan Sampel Air Sumur Gali dan Pengukuran Jarak

Botol sampel air ukuran 100 ml Pengambilan sampel air sumur gali

Pengambilan sampel air sumur gali Pemberian label pada sampel air

Meteran gulung untuk mengukur jarak Jarak pencemaran lain dari sumur gali

Mengukur jarak jamban dari sumur gali Mengukur jarak jamban dari sumur gali

Page 140: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

124

Mengukur jarak sampah dari sumur gali Jarak septic tank dari sumur gali

2. Foto Pemeriksaan Sampel Air di Laboratorium

Media Lactose broth untuk uji pendugaan

adanya bakteri pada air

Media BGLB untuk uji pendugaan

adanya bakteri pada air sampel

Menimbang 3,2 gram Lactose Broth

untuk pembuatan media encer

Aduk media menggunakan hotplate

dengan kecepatan 200 rpm

Media yang sudah dibuat dimasukan

kedalam tabung reaksi yang didalamnya

terdapat tabung durham terbalik

Media yang akan disterilisasi

dimasukan kedalam autoklaf dengan

suhu 121oC selama 20 menit

Botol sampel air sumur gali Menyiapkan media dengan seri 3x3

Page 141: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

125

dan setiap media LB diberi label

Dipipet air sampel masing-masing 10

ml, 1 ml, dan 0,1 ml

Masukan air sampel yang sudah dipipet

kedalam masing-masing media

Air sampel yang sudah dipipet siap

dimasukan kedalam inkbator

Semua tabung diinkubasi dengan suhu

35oC selama 24-48 jam

Tabung yang sudah diinkubasi akan

menunjukan adanya gelembung sebagai

uji pendugaan

Setelah uji pendugaan maka tabung yang

menunjukan adanya gelembung

dilakukan inokulasi kedalam tabung

reaksi medium BGLB

Media BGLB yang sudah diinokulasi,

dimasukan kedalam inkubator dengan

suhu 44,5oC selama 48 jam

Tabung akan menunjukan gelembung gas

yang merupakan Fecal coliform positif

dan dihitung menggunakan tabel JPT

Page 142: ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SANITASI SUMUR GALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38293/1/LILIS... · dalam air tanah dan mencemari air tanah seperti air sumur gali

126

Lampiran 11