ema centil akg
TRANSCRIPT
BAB I
ENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral pembangunan
kesehatan nasional. Artinya dalam melaksanakan pembangunan kesehatan,
pembangunan di bidang kesehatan gigi tidak boleh di tinggalkan. (Suwelo, 1992).
Dalam undang-undang R.I. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan,
menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan
pemeliharaan,peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (prefentif),
penyembuha penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang di
laksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Program kesehatan gigi dan mulut telah di laksanakan sejak Pelita I sampai
dengan Pelita VI. Pada tahun 2000 di harapkan setiap orang baik di pedesaan
maupun di perkotaan memperoleh pemeriksaan kesehatan yang memadai
sehingga mereka dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi, dengan
demikian masyarakat harus mampu memelihara dan meningkatkan kemandirian di
bidang kesehatan.
Menenurut hasil penelitian Siregar, dkk (2000) tentang tingkat kebersihan
mulut siswa berusia 12 tahun di Propinsi Jambi adalah 1,84 dan termasuk dalam
1
2
kriteria sedang. Dari hasil penelitian indeks OHI-S dengan kriteria buruk ditemui
di Kabupaten Sarolangun Bangko.Penellitian ini menunjukkan bahwa masih
kurangnya kesadaran untuk pemeliharaan kesehatan gigidan mulut pada siswa.
Dari hasil penelitian di atas menunjukkan masih kurangnya kesadaran dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Dari data di atas diharapkan upaya
promotif dan preventif perlu di lakukan sedini mungkin pada para siswa sekolah,
khususnya siswa sekolah dasar.
Kebersihan gigi dan mulut pada siswa SMK di Jambi khususnya SMK
Batang Hari Jambi belum di ketahui , karna pada SMK ini belum pernah di
lakukan penelitian tenteng kesehatan gigi dan mulut, oleh karna itu penulis
tertarik untuk melihat “ Gambaran Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S)
pada siswa kelas I SMK Batang Hari Jambi.”
B. Perumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingka kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas I
SMK Batang Hari Jambi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingka kebersihan gigi dan mulut pada
siswa kelas I SMK Batang Hari Jambi
3
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui skor rata-rata OHI-S pada siswa kelas I SMK Batang
Hari Jambi.
b. Untuk mengetahui persentase kriteria tingkat kebersihan gigi dan mulut
(OHI-S) siswa kelas I SMK Batang Hari Jambi
c. Untuk mengetahui staus kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas I
SMK Batang Hari Jambi.
D. Manfaat Penelitian
1. Dari hasil penelitian di atas dapat di gunakan sebagai masukan bagi tenaga
kesehatan gigi.
2. Dapat menambah informasi bagi instansi terkait yaitu dinas kesehatan, tenaga
kesehatan, murid, guru, serta orang tua yang terfokus pada kesehatan gigi dan
mulut.
3. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis sendiri.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Plak
1. Penertian Plak
Plak adalah suatu endapan lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang
berkembang biak di atas suatu matriks, yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi, apa bila seseorang menabaikan kebersihan gigi dan mulutnya
(Djuita, 1989).
Plak adalah suatu endapan lunak dan basah yang terdiri dari kuman (Plak
basah karena banyak airnya) plak akan tumbuh dan melekat erat pada
permukaan gigi bila kita mengabaikan kebersihan mulut dan gigi. Jumlah kira-
kira 250 juta /mg plak basah. Kuman-kuman yang hidup di dalam plak
membutuhkan makanan juga mengeluarkan kotoran. Ada kuman
membutuhkan O2 untuk pernafasan dan mengeluarkan CO2. Dapat dikatakan
bahwa didlam plak terjadi suatu pertukaran zat (metabolisme) dan
menghasilkan zat-zat tertentu sebagai hasil metabolisme tersebut. Jadi didalam
plak terdap suatu kumpulan kuman yang hidup. Berlomba-lomba mencari
makan ,mencari oksigen,mengeluarkan zat-zat metabolik sehingga
menyebabkan suatu penyakit (Nio. 1987).
2. Proses terbentuknya plak
Plak biasanya terbentuk pada supra ginginval pada permukaan gigi di
daerah 1/3 ginginval. Penumpukkan terutama pada pada permukaan gigi retak,
5
kasar pada tepi tambalan yang menggantung. Pembentukannya sama banyak
pada rahang atas dan rahang bawah. Lebih banyak pada daerah posterior, lebih
sedikit pada permukaa lingual (Nio, 1987).
3. Faktor yang mempengaruhi pembentukan plak.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan plak sama dengan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan kuman-kuman membutuhkan tempat yang aman,
waktu untuk berkembang biak dan makan untuk hidup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan plak ( Nio, 1987)
a. Lingkungan fisiologis
1) Anatomis gigi
2) Posisi gigi
3) Struktur permukaan gigi
4) Gesekan pengunyahan
b. Diet makan sehari-hari
c. Lingkungan sekitar
1) Saliva
2) Lamanya waktu yang diperlukan
3) Faktor makanan
6
B. Kalkulus (karang gigi)
1. Pengertian Kalkulus (karang gigi)
Kalkulus (karang gigi) adalah endapan lunak yan terletak pada
permukaan yang berwarna mulai dari kuning-kekuningan, coklat-kecoklatan
sampai hitam-kehitaman dan mempunyai permukaan yang kasar.
2. Macam-macam kalkulus (karang gigi) berdasarkan letak lokasi
a. Supra gingival kalkulus
Karang gigi yang terletak pada permukaan gigi di atas permukaan
cervix, dan dapat terlihat langsung dalam mulut warna putih kekuning-
kukningan (Djuita, 1987).
b. Sub ginginval kalkulus
kalkulus sub gingival adalah lapisan keras yang melekat pada gigi yang
berwarna hijau tua atau hitam, lebih keras dari kalkulus supra gininva dan
melekat erat pada permukaan gigi (Manson, 1993).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kalkulus (karang gigi)
a. Makanan
b. Mal posisi
c. Gigi yang tak berfungsi
d. Oral hygien yang buruk
7
C. OHI-S (Oral Higyene Indeks-Simplefet)
1. Penegertian OHI-S
OHI-S (Oral Higyene Indeks Simplefet) marupakan pemeriksaan gigi
dan mulut dengan menjumlahkan Debris Indeks (DI) dan Kalkulus Indeks
(CI). DI adalah skor (nilai) endapan lunak yang terjadi karena ada sisa-sisa
makanan yang melekat pada gigi tertentu. CI adalah skor (nilai) dari edapan
keras (karang gigi) yang terjadi karena debris yang mengalami pengapuran
yang melekat pada gigi penentu (Depkes, 1995).
Kebersihan mulut dapat di ukur dengan suatu indeks,dari pada hanya
menilain kebersihan secara subjektif dengan kata-kata. Kurang, kurang sekali
dan baik, indeks adalah angka yang menyatakan suatu keadaan klinis.
2. Tujuan dari penggunaan indeks
Tujuan dari penggunaan indeks adalah untuk membedakan keadaan
klinis dari masyarakat pada suatu saat yang sama atau pada saat yang lain.
Dengan menggunakan suatu indeks, maka di dapat suatu evaluasi berdasarkan
kata-kata yang telah di peroleh. Dengan evaluasi ini kita dapat melihat
kemajuan atau kemunduran seseorang atau kelompok masyarakat.
3. Kriteria penilaian indeks kebersihan gigi dan mulut
Untuk mengukur kebersiihan gigi dan mulut dengan menggunakan
metode-metode yang seragam di pakai suatu indeks yang di sebut :
Rumus OHI-S menurut Nio (1987) yaitu:
OHI-S = Debris Indeks + Calkulus Indeks
OHI-S = DI + CI
8
Debris Score dan kalkulus Score
a. Baik (good) bilamana berada diantara 0 - 0,6.
b. Sedang (fair) bilamana berada diantara 0,7 – 1,8
c. Buruk (poor) bilamana berada diantara 1,9-3,0.
OHI-S Score
a. Baik (good) bilamana berada di antara 0-1,2.
b. Sedang (fair) bilamana berada diantara 1,3-3,0.
c. Buruk (poor) bilamana berada diantara 3,1-6,0.
Gigi yang diperiksa untuk rahang bawah:
a. Diperiksa gigi 6 kanan bawah pada permukaan lingual.
b. Diperiksa gigi 1 kiri bawah pada permukaan labial.
c. Diperiksa gigi 6 kanan atas pada permukaan lingual.
Gigi yang di periksa untuk rahang atas
a. Diperiksa gigi 6 kiri atas pada permukaan bukal.
b. Diperiksa gigi 1 kanan atas pada permukaan labial.
c. Diperiksa gigi 6 kanan atas pada permukaa bukal.
4. Kriteria dan Penilaian Debris dan Kalkulus untuk OHI-S
a. Kriteria debris
No Kriteria Nilai1.
2.
Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris maupun pewarnaan ektrinsik. a. pada permukaan yang terlihat, ada debris lunak yang
menutupi permukaan gigi seluas sepertiga permukaan atau kurang dari sepertiga permukaan servikal.
b. Pada permukaan gigi yang terllihat, tidak ada debris lunak, akan tetapi ada pewarnaan ektinsik yang menutupi permukaan gigi sebagian atau seluruhnya.
0
1
9
3.
4.
Pada permukaan gigi yang terlilhat, ada debris lunak yang menutupi permukaan tersebut seluruh lebih dari sepertiga servikal, tetapi kurang dari dua pertiga permukaan gigi.Pada permukaan gigi yang terllihat, ada debris yang menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari dua pertiga permukaan gigi atau seluruh permukaan.
2
3
Debris Indeks = jumlah dari debris yang telah didapat Jumlah gigi yang diperiksa
b. Kriteria kalkulus/ karang gigi
No Kriterian Nilai1.2.
3.
4.
Tidak ada karang gigi.Pada permukaan gigi yang terlihat, ada karang gigi supra gingival yang menutupi permkaan gigi kurang dari sepertiga.a. Pada permukaan gigi yang terlihat, ada karang gigi
supra gingiva yang menutupi permukaan gigi lebih dari sepertiga atau kurang dari dua dari sepertiga permukaan gigi.
b. Sekitar bagian cervikal gigi terdapat sedikit karang gigi sub gingival.
Pada permukaan gigi yang terlihat, ada karang gigi supra gingival yang menutupi permukaan gigi lebih dari dua pertiga, atau seluruh.
01
2
3
Kalkulus Indeks = Jumlah kalkulus yang telah didapat Jumlah gigi yang di periksa
5. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penilaian OHI-S (Nio, 1987)
a. Pemeriksaan dilakukan pada permukaan tertentu dari 6 gigi tetep yaitu :
Gigi molar pertama atas kanan dan kiri. Gigi incisive pertama atas
kanan, gigi molar pertama kiri bawah.
b. Bila ada kasus dimana salah satu gigi tersebut diatas tidak ada, maka
dilakukan sebagai berikut :
10
1) Kalau M1 (molar permanen pertama) tidak ada maka penilaian
dilakukan pada M2
2) Kalau M1 dan M2 tidak ada, maka penilaian dilakukan pada m3
3) Kalau M1,M2,dan M3 tidak ada, maka tidak dilakukan penilaian
4) Kalau I1 kanan atas (incisive, permanen pertama) tidak ada maka
penilaian di lakukan pada I1 kiri atas.
5) Kalau I, kanan dari kiri atas tidak ada, maka tidak ada penilaian (-)
6) Kalau I, kiri bawah tidak ada, maka penilaian dilakukan pada I, kana
bawah.
7) Kalau I, kanan dan kiri bawah tidak ada, maka tidak ada penilaian (-)
c. Kalau ada kasus dimana beberapa di antara ke-6 gigi yang seharusnya
dinilai tidak ada, penilaian untuk DI dan CI serta OHI-S masih dapat
dilkukan, tetapi paling sedikit ada 2 gigi yang dapat dinilai.
6. Pencegahan dan Perawatan OHI-S agar baik (Nio, 1987)
a. Upaya pencegahan terhadap plak dan karang gigi.
1. Mengontrol diet makanan sehari-hari
Maksudnya adalah menguragi jenis mkanan yang mengandung
karbohidrat terutama untuk sukrosa, karena merupakan sumber energi
utama pembentukan zat pelekat dextran levan dalam lapisan plak.
2. Melakukan tindakan mekanis
Salah satunya adalah menyikat gigi, karena hal ini lebih sering
digunakan di samping lebih murah, mudah dan efektif juga lebih baik:
11
a.Dianjurkan menyikat gigi minimal 2 x sehari pagi sesudah sarapan
pagi dan malam sebelum tidur
b. Memilih pasta dan sikat gigi yang baik yaitu mengandung flouride
dan sikat gigi yang memilih tangkai yang lurus dan bulu sikat yang
halus dan kepala sikat gigi mengecil.
c.Lama menyikat gigi minimal 2-5 menit dengan gerakan sederhana,
tepat dan efisien sehingga dapat membersihkan semua permukaan
gigi dan gusi, tidak menyebabkan rusaknya jaringan gigi.
d. Gerakan yang dipakai bukan gerakan yang keras dan menempuh
jarak panjang melainkan menempuh jarak pendek yaitu meliputi 2-
3 gigi sekali gosok.
3. Selalu memeriksakan gigi kepuskesmas / poli gigi minimal 6 bulan
sekali, guna mengetahui perkembangan kesehatan gigi dan mulut.
b. Perawatan pada OHI-S yang buruk
1. Scalling dan root planing
a. Merupakan perawatan dasar yang paling sederhana pada penyakit
periodontal
b. Scalling merupakan tindakan pengambilan bahan lunak dan keras
berupa plak dan karang gigi dan stain denga tujuan menghilangkan
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peradangan.
c. Root planing adalah menghilangkan sisa karang gigi dan smothtum
yang nerkotik dari permukaan akar gigi untuk mendapatkan
permukaan yang bersih dan halus.
12
d. Setelah seminggu / beberapa hari setelah scalling dilakukan
kontrol.
2. Menerapkan cara menyikat gigi yang baik dan benar minimal 2 x
sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang di lakukan oleh penulis adalah metode penelitian
survey deskristif (non ekperimen). Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau
masyarakat. Dalam penelitian ini menggambarkan tingkat kebersihan mulut siswa
kelas I SMK Batang Hari Jambi.
B. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah gambaran tingkat kebersihan gigi dan
mulut pada siswa kelas I SMK Batang Hari Jambi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SMK Batang Hari Jambi
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SMK
Batang Hari Jambi dengan jumlah 40 orang .
14
D. Definisi Operasional
1. OHI-S (oral Higyene Index- simplified) yaitu pemeriksaan gigi dan mulut
dengan menjumlahkan Debris Indeks (DI) dan Kalkulus Indeks (CI).
a. Debris Indeks adalah skor (nilai) dari endapan lunak yang terjadi karena
adanya sisa makanan yang melekat pada gigi tersebut.
b. Kalkulus Indeks adalah skor (nilai) dari endapan keras (Karang Gigi)
terjadi karna debris mengalami pengapuran melekat pada gigi tresebut.
E. Alat Penelitia
1. Alat Ukur
OHI-S (Oral Higyene Indeks- Simplifed)
2. Alat Penelitian
a. Alkohol
b. Disclosing solution
c. Air kumur
d. Kapas
e. Alat tulis
f. Formulir pemeriksaan
g. Diagnosa set
Cara mengukur skor debris indeks dengan menggunakan punggung
sonde. Cara meangukur skor kalkulus indeks denga menggunakan ujung
sonde.
15
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer.
Data primer di peroleh langsung dari siswa kelas I SMK Batang Hari Jambi
yang meliputi skor debris dan kalkulus.
F. Cara Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Menghubungi pihak sekolah yang akan dilakukan penelitian dengan
mengajukan surat izin untuk melakukan penelitian kesehatan gigi.
b. Persiapan alat dan bahan pemeriksaan
c. Persiapan pormulir pemeriksaan .
d. Persiapan murid dengan memberitahukan hari dan waktu plaksanaan
penelitian.
e. Kalibrasi
2. Pelaksanaan
a. Menertibkan para siswa
b. Siswa dipanggil satu-persatu duduk di tempat yang sudah di siapkan
c. Pemeriksaan di lakukan di dalam kelas oleh penulis dan di bantu oleh dua
orang mahasiswa tingkat III Jurusan Kesehatan Gigi.
d. Pencatatan data murid dan hasil pemeriksaan di fomulir pemeriksaan