Download - Sts Ujian Obsgyn PPT
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
I. RESUME
Ny. E, 40 tahun, datang ke POLI kebidanan RS Polri dengan keluhan keluar darah
dari kemaluan sejak ± 4 jam SMRS, darah keluar tanpa disertai rasa nyeri pada perut.
Darah berwarna merah segar kurang lebih 75cc dan keluar secara tiba-tiba pada saat
pasien bangun tidur.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan:
1. Status generalisata : Dalam batas normal
2. Status obstetrik : Sesuai usia kehamilan 37-38 minggu, kepala janin belum
masuk PAP, tampak darah segar mengalir dari vagina dengan volume sedikit.
Dari hasil pemeriksaan Penunjang laboratorium darah didapatkan hasil dalam batas normal dan dari Pemeriksaan USG didapatkan Hamil 38 minggu, TBJ : 3200gram, ICA: Cukup, Plasenta di corpus belakang kanan meluas kebawah mencapai tepi OUI. Hasil ini meyakinkan bahwa pasien ini mengalami perdarahan pada kehamilan usia lanjut di karenakan plasenta previa marginalis.
Diagnosis pada pasien ini adalah Haemorrhage Antepartum e.c plasenta previa
marginalis pada G3 P2 A0 Hamil 38 minggu.
Pasien direncanakan sectio caesaria, Masuk ruang perawatan dan mendapatkan terapi
tokolitik, kortikosteroid dan instruksi tirah baring total. Pada saat perawatan pasien
mengalami perdarahan berulang dengan jumlah yang lebih banyak. Perawatan hari
kedua dilakukan sectio caesarea, Bayi lahir Jam 08.05, laki-laki dengan A/S : 8/9,
BL: 3200 gram, PBL: 50 cm dan di lakukan tubektomi. Air Ketuban berwarna hijau
encer volume banyak, tali pusat dan plasenta dilahirkan lengkap, Perdarahan selama
operasi 150 cc. Pasien diperbolehkan pulang pada Perawatan nifas hari ke 2 tanpa
adanya komplikasi dan diberi terapi saat pulang (Clindamycin 2x300 mg, asam
mefenamat 3 x1 tab, dan hemobion 1x1 tab).
1Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
STATUS UJIAN KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
PENGUJI: DR. BUDI M.L, SPOG
PENYAJI: SITI DIANI FATHIA
___________________________________________________________________________
II. IDENTITAS PASIEN
Pasien
Nama : Ny. Estrelita
Usia : 40 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : KPA Reman 005/08 cimanggis Depok
Suami Pasien
Nama Suami : Tn. Irawan
Usia : 41 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : POLRI
Alamat : KPA Reman 005/08 cimanggis Depok
III. ANAMNESIS
Anamnesa didapatkan secara autoanamnesa pada tanggal 16 januari 2011
Keluhan utama : Keluar darah dari kemaluan sejak ± 4 jam SMRS
Keluhan tambahan : (-)
2Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
4 jam SMRS pasien mengeluhkan keluar darah dari kemaluan. Darah keluar
seperti darah menstruasi, berwarna merah segar, tidak ada gumpalan, kurang lebih 1
Softek yang berukuran 25 cm, Darah keluar pada saat pasien bangun tidur, Tanpa
disertai nyeri perut atau mulas. Pasien menyangkal ada riwayat trauma dan hubungan
seks sebelumnnya. Pasien mengaku tidak minum obat-obatan ataupun jamu-jamuan.
Pasien Kontrol ANC secara teratur Di RS POLRI, dan tidak pernah mengalami keluhan
keluar darah dari kemaluan. menurut pasien selama Pemeriksaan kehamilan pernah di
USG dan di katakan plasenta pasien memang berada di bawah namun tidak menutupi
jalan lahir.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien menyangkal adanya riwayat asma.
Pasien menyangkal adanya riwayat nyeri dada sebelah kiri menjalar ke lengan kiri dan
sesak nafas.
Pasien menyangkal adanya riwayat sakit kepala dan kaku pada tengkuk yang disertai
demam.
Pasien menyangkal adanya riwayat kencing manis.
Pasien menyangkal adanya alergi terhadap makanan/obat-obatan tertentu.
Pasien menyangkal adanya riwayat trauma selama kehamilan.
Pasien menyangkal adanya nyeri perut berlebihan pada saat haid dan jumlah darah
haid yang sangat banyak.
Pasien menyangkal adanya riwayat kuret atau operasi pada rahim
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat asma disangkal
Riwayat darah disangkal
Riwayat sakit jantung disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat kehamilan kembar disangkal
3Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
Riwayat kelainan rahim dan ovarium disangkal
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien tidak pernah merokok
Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan atau narkoba
RIWAYAT KONTRASEPSI
( - )
RIWAYAT PERNIKAHAN
Pasien menikah 2 kali, dengan suami sekarang sudah selama 8 bulan.
RIWAYAT HAID
Menarche : 13 tahun
Siklus : Teratur (28-30 hari)
Lama haid : 7 hari
Dismenore : (-)
HPHT : 22 April 2011
RIWAYAT PERSALINAN: G3 P2 A0
1. Laki-Laki PSP BL 3100 gr lahir hidup aterm 2000
2. Laki-Laki PSP BL 3000 gr lahir hidup aterm 2002
3. Hamil ini
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 16 Januari 2012 pada pukul 10.00 WIB
Status Generalisata
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Status Antropometri4
Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
Berat Badan (terakhir) : 74 kg
Berat Badan (sebelum hamil) : 59 kg
Tinggi Badan : 156 cm
BMI (sebelum hamil) : 59 = 24,2 kg/m2(Berat badan Normal)
(1,56)2
BMI (saat hamil) : 74 = 30 kg/m2 (Berat badan Normal)
(1,56)2
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 66 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu : 37oC
No.
Pemeriksaan Temuan
1 KepalaBentuk Normosefali, deformitas (-)Rambut Hitam, lebat, tidak mudah dicabutWajah Simetris, chloasma gravidarum (-)Mata Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, reflex cahaya +/+,
isokor dengan diameter 3mm/3mmTelinga Serumen -/- ; kedua membran timpani intakHidung Septum nasi di tengah, sekret -/-Mulut Mukosa tampak basah, oral hygiene baikGigi Tak ada kelainan
2 Leher Inspeksi Tidak tampak pembesaran tiroid maupun kelenjar getah bening
Palpasi Tidak teraba pembesaran tiroid maupun kelenjar getah bening
3 ThoraxMammae Membesar, hiperpigmentasi areola kanan dan kiri
tidak tampak & tidak teraba adanya massaParu Inspeksi Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan = kiriPerkusi sonor pada kedua lapangan paruAuskultas suara napas vesikuler; ronkhi -/-; wheezing -/-
5Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
iJantung Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis tidak terabaPerkusi Batas atas: ICS III sinistra LMC
Batas kanan: ICS IV linea sternalis dekstraBatas kiri: ICS V linea sternalis sinistra
Auskultasi
bunyi jantung I dan II reguleraritmia (-) murmur (-); gallop (-)
4 Abdomen Inspeksi Tampak datarPalpasi Supel, Nyeri Tekan (-)Auskultasi
Bising usus (+) normal
5 Ekstremitas Akral Hangat, CRT <2”, edema -/-
Status Obstetrik
TFU : 32 cm
DJJ : 138x/menit
HIS : -
TBJ : 3255 gram
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi R.S Bhayangkara Tk I
Hematologi
Jenis Pemeriksaan 16/1/2012
Hemoglobin 10,2g/dL
Leukosit 9.400 /µl
Hematokrit 39%
Trombosit 155.000 /µl
6Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
Ultrasonografi Transabdominal 16 Januari 2012 (08.15) Presentasi kepala, belum masuk panggul DJJ (+), gerak(+), plasenta marginalis,
kehamilan usia 36 minggu 5 hari Lapor Konsulen Jaga mingguan instruksi :
Duvadilan 2 amp 12 tetes/menit Deksametason 3 ampul IM CTG Bed rest total USG ulang SPOG
Ultrasonografi Transabdominal 16 Januari 2012 (10.15) TBJ : 3200 gram ICA : Cukup Plasenta : Plasenta berimplantasi di corpus belakang meluas kebawah
mencapai tepi dari OUI Kesan : Hamil 38 minggu dengan Plasenta previa Marginalis
VI. DIAGNOSIS KERJA
Haemorrhage antepartum et causa Plasenta previa Marginalis pada G3P2A0
hamil 38 minggu
VII. DAFTAR MASALAH
Perdarahan pada kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa Marginalis
VIII. URAIAN MASALAH
Pada kasus ini terdapat perdarahan pada kehamilan 37-38 minggu sehingga
disebut dengan perdarahan pada kehamilan lanjut. Perdarahan Obstetrik yang terjadi
pada kehamilan trimester ketiga pada umumnya adalah perdarahan yang berat, dan
jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat bisa mendatangkan syok yang fatal.
Salah satu penyebabnya adalah plasenta previa oleh sebab itu perlulah keadaan ini di
antisipasi seawal-awalnya selagi perdarahan belum sampai ketahap yang
membahayakan ibu dan janinnya. Pada kasus ini Ibu memilki beberapa faktor resiko
yang akan meningkatkan terjadinya plasenta previa yaitu umur ibu yang telah lanjut
( lebih dari 35 tahun) dan Multiparitas. Antisipasi dalam perawatan prenatal adalah
sangat mungkin oleh karena pada umumnya penyakit ini berlangsung perlahan
diawali gejala dini berupa perdarahan berulang yang tidak banyak dan tanpa rasa
nyeri, terjadi pada waktu yang tidak tentu dan tanpa trauma.
7Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
Pada kasus ini, terjadi perdarahan akibat mulai melebarnya isthmus uteri
menjadi segmen bawah rahim maka plasenta yang berimplantasi di daerah itu sedikit
banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak
plasenta. Demikian pula pada waktu serviks mulai mendatar (effacement) dan
membuka (dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi
itu akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan
intervillus dari plasenta. Perdarahan di segmen bawah uterus relatif dipermudah dan
diperbanyak oleh karena SBR dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat
karena elemen otot yang dimiliknya sangat minimal.
IX. PROGNOSIS
IBU
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanasionam : dubia ad bonam
JANIN
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanasionam : dubia ad bonam
X. PENATALAKSANAAN
1. Rencana Diagnosis
Observasi Tanda vital dan perdarahan
Observasi denyut jantung janin
2. Rencana terapi
Duvadilan ampul : 12 tpm
Deksametason 3 ampul IM
Sectio caesaria
3. Rencana edukasi
Meminta ibu untuk bedrest total
Informed consent untuk dilakukan tindakan sectio caesaria
8Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
XI. CATATAN KEMAJUAN
Tanggal Follow-Up
16 Januari 2012
Cempaka I
S : Pasien datang ke Poli kebidanan R.S Bhayangkara Tk I dengan
keluhan keluar darah 4 jam SMRS saat bangun tidur pasien
mengeluh keluar darah dari kemaluan dengan jumlah kurang
lebih 50cc (1 softek 25cm).
O : KU/KES: Baik/ Compos mentis
TD : 140/90
N : 66 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 370C
Mata : KA -/-, SI-/-
Abdomen : I: cembung
P: pembesaran uterus sesuai usia kehamilan
P: Redup
A: DJJ : 138 x/menit
Leopold I : teraba bokong
Leopold II : teraba punggung di sebelah kanan.
Leopold III : teraba kepala
Leopold IV : belum masuk PAP
TFU : 32 cm, TBJ : 3255gram.
CTG : NST Reaktif
A : G2 P1 A0 Hamil 38 minggu dengan Plasenta Previa marginalis
P : Bedrest total
RL+duvadilan 2 amp 8 tpm
Deksametason 3 amp IM : 12 mg
Observasi perdarahan dan DJJ
Rencana SC Besok pagi (17/1/2012)
16 Januari 2012
Cempaka II
S : Pasien datang dari kamar bersalin dengan keluhan perdarahan
pervaginam sejak 4 jam SMRS
O : KU/KES: Baik/ Compos mentis
9Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
LAB 16/1/2012:
HB:10,6
HT: 24
Leukosit: 8900
Trombosit:207000
BT/CT: 1`.3”/1.4’
Jam 22.30 wib
TD : 130/80
N : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.40C
Mata : KA -/-, SI-/-
Abdomen : I: cembung
P: pembesaran uterus sesuai usia kehamilan
P: Redup
A: DJJ : 150 x/menit
A : G2 P1 A0 Hamil 38 minggu dengan Plasenta Previa marginalis
P : Bedrest total
RL+duvadilan 2 amp 8 tpm
Deksametason 3 amp IM : 12 mg
Observasi perdarahan dan DJJ
Rencana SC Besok pagi (17/1/2012)
Pasien bangun tidur dan akan pergi ke kamar mandi, lalu keluar
darah dari vagina dengan jumlah lebih banyak di banding tadi
pagi, berwarna merah segar dan tidak di sertai rasa nyeri/mulas.
17 Januari 2012
Cempaka II
S : Perdarahan (+) kurang lebih 75 cc lebih .
O : KU/KES: baik / Compos mentis
TD : 130/80 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36 0C
Mata : KA -/-, SI-/-
Abdomen : I: cembung
P: pembesaran uterus sesuai usia kehamilan
P: Redup
A: DJJ : 129 x/menit
A : G2 P1 A0 Hamil 38 minggu dengan Plasenta Previa marginalis
P : RL+duvadilan 2 amp 8 tpm
Observasi perdarahan dan DJJ
10Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
Rencana SC hari ini (17/1/2012)
17 Januari 2012
08.00-08.30
Cempaka II
Dilakukan sectio caesaria dan tubektomi
Jam 08.05 Lahir bayi laki-laki dengan A/S : 8/9, BL: 3200 gram, PBL: 50 cm dan di lakukan tubektomi. Air Ketuban berwarna hijau encer volume banyak, tali pusat dan plasenta dilahirkan lengkap, Perdarahan selama operasi 150 cc.
Instruksi post op:
1.Observasi TTV, Perdarahan,dan kontraksi uterus.
2.Immobilisasi 24 jam
3.Minum air putih hangat setelah BU (+)
4.Aff catheter setelah 24 jam
5.Aff infus setelah obat-obat injeksi habis
6.Medikamentosa :
Ceftriaxone 2 x1gram
Klindamisin 2x300mg
As.mefenamat 3x500mg
Hemobion 1x1
Kaltrofen supp (kp)
18 Januari 2012
LAB 17/1/2012:
HB:9,9
HT: 31
Leukosit: 17400
Trombosit:216000
S : Nyeri bekas luka operasi
O : KU/KES : TSR / Compos mentis
TD : 120/80
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36.5 0C
Mata : KA -/-, SI-/-
Abdomen : I: Datar
P:Nyeri tekan (-), kontraksi uterus(+)baik.
P:Tympani
A: Bu(+)
Lokia : 150 cc
A : P2 A0 Post SC a/i Plasenta Previa marginalis, Hari nifas 1
P : Klindamisin 2x300mg
11Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
As.mefenamat 3x500mg
Hemobion 1x1
Kaltrofen supp (kp)
19 Januari 2012 S : -
O : KU/KES: Baik/ Compos mentis
TD : 110/70
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 360C
Mata : KA -/-, SI-/-
Abdomen : I: Datar
P:Nyeri tekan (-), kontraksi uterus(+)baik.
P:Tympani
A: Bu(+)
Lokia : 20 cc
A : P2 A0 Post SC a/i Plasenta Previa marginalis Hari nifas 2
P : Klindamisin 2x300mg
As.mefenamat 3x500mg
Hemobion 2x1
Kaltrofen supp (kp)
Boleh pulang
12Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
XII. PEMBAHASAN UMUM
XII.1. PLASENTA PREVIA
Plasenta previa adalah komplikasi obstetri yang terjadi pada trimester kedua dan
ketiga kehamilan. Hal itu dapat menyebabkan morbiditas yang serius dan kematian untuk
kedua janin dan ibu. Ini adalah salah satu penyebab utama perdarahan vagina pada trimester
kedua dan ketiga
Implantasi plasenta normalnya terletak dibagian fundus (bagian puncak rahim) Bisa
agak ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian bawah apalagi
menutupi jalan lahir. plasenta yg letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir disebut plasenta previa.(OHIO state
university, 2003)
Gambar 1: Letak Normal Plasenta
Plasenta previa terjadi pada kira-kira 1 diantara 200 persalinan. Di Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971 – 1975, terjadi 37 kasus plasenta previa diantara
4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 diantara 125 persalinan terdaftar.
Literatur negara barat melaporkan frekuensi plasenta previa kira-kira 0,3 – 0,6%. Di
negara-negara berkembang berkisar antara 1 – 2,4%. Menurut jenisnya, Eastman melaporkan
plasenta previa sentralis 20%, lateralis 30% dan letak rendah 50%. Insidens berganda pada
kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga. Wanita berumur lebih dari 30 tahun
cenderung mendapat plasenta previa.
13Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
Menurut Cunningham, 2007 Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya
jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu
1. Plasenta previa totalis
jika seluruh pembukaan tertutup oleh plasenta
2. Plasenta previa parsialis
apabila sebagian pembukaan tertutup plasenta
3. Plasenta previa marginalis
apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
4. Plasenta letak rendah ( low lying Placenta )
apabila plasenta terletak < 2 cm dari ostium uteri internum.
Gambar 2: Klasifikasi plasenta previa
XII.2. ETIOLOGI
Etiologi plasenta previa belum jelas. vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan
atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa
tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk
sebagian besar pada penderita dengan paritas yang tinggi. Perdarahan tanpa alasan dan tanpa
14Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Pada setiap perdarahan
antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa sampai
kemudian dugaan itu salah. Ada beberapa faktor resiko yang akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya plasenta previa yaitu:
1. Riwayat plasenta previa sebelumnya.
2. Riwayat seksio sesarea.
3. Riwayat aborsi
4. Kehamilan ganda
5. Umur ibu yang telah lanjut, wanita lebih dari 35 tahun.
6. Multiparitas.
7. Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim, sehingga mempersempit permukaan
bagi penempatan plasenta.
8. Adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan seharusnya. Misalnya dari indung
telur setelah kehamilan sebelumnya atau endometriosis.
9. Adanya trauma selama kehamilan
10. Sosial ekonomi rendah/gizi buruk, patofisiologi dimulai dari usia kehamilan 30
minggu segmen bawah uterus akan terbentuk dan mulai melebar serta menipis.
11. Mendapat tindakan Kuretase.
XII.3. GEJALA KLINIS
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari
plasenta previa. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Akan
tetapi, perdarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak daripada sebelumnya, apalagi kalau
sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam.
15Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
Walaupun perdarahannya sering dikatakan terjadi pada triwulan ketiga, akan tetapi tidak
jarang pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen bawah uterus telah terbentuk
dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan
lebih melebar lagi, dan serviks mulai membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus,
pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat
disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saat itu mulailah terjadi
perdarahan. Darahnya berwarna merah segar berlainan dengan darah yang disebabkan solusio
plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek
karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta.
Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta
previa totalis akan terjadi lebih dini daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah
setelah persalinan mulai.
Turunnya bagian terbawah janin ke dalam pintu atas panggul akan terhalang karena adanya
plasenta di bagian bawah uterus. Apabila janin dalam presentasi kepala, kepalanya akan didapatkan
belum masuk ke dalam pintu atas panggul yang mungkin karena plasenta previa sentralis; mengolak
ke samping karena plasenta previa parsialis; menonjol di atas simfisis karena plasenta previa
posterior; atau bagian bawah janin sukar ditentukan karena plasenta previa anterior. Tidak jarang
terjadi kelainan letak, seperti letak lintang atau letak sungsang.
Nasib janin tergantung dari banyaknya pedarahan, dan tuanya kehamilan pada waktu
persalinan. Perdarahan mungkin masih dapat diatasi dengan transfusi darah, akan tetapi persalinan
yang terpaksa diselesaikan dengan janin yang masih prematur tidak selalu dapat dihindari.
XII.4. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa pemeriksaan :
Anamnesis
o Gejala pertama yang membawa si sakit ke dokter atau rumah sakit ialah perdarahan pada
kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III).
o Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang
(recurrent).
o Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan
terjadi sewaktu bangun tidur; pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah.
o Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.
16Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar
1. Inspeksi :
Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah
beku dan sebagainya. Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan
anemis
2. Palpasi
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
Sering dijumpai kesalahan letak janin
Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya
kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu
atas panggul
Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen
bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.
Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk
dilakukan kecuali fasilitas operasi segera tersedia.
Pemeriksaan dengan Alat
1. Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum
2. Pemeriksaan USG
3. Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100 %
identifikasi plasenta previa
4. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %
5. MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta, inkreta, dan
plasenta perkreta.
Gambar.3 USG Plasenta previa
17Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
TATALAKSANA
Tatalaksana yang dapat dilakukan berupa tatalaksana ekspektatif dan tatalaksana aktif
1. Tatalaksana ekspektatif
Tatalaksana ini dilakukan pada :
Usia kehamilan < 37 minggu dan berat janin < 2500 gram
Perdarahan berkurang atau berhenti
Keadaan umum ibu dan janin baik
Belum ada tanda-tanda inpartu
Meliputi:
a. Tirah baring total
b. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta, usia kehamilan,
profil biofisik, letak dan presentasi janin
c. Observasi tanda vital dan perdarahan
d. Pemeriksaan laboratorium darah ( Hb, L, Ht, Trombo)
e. Berikan tokolitik bila ada kontraksi
MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam
Nifedipin 3 x 20 mg/hari
Isoxuprine 2 amp dalam 500 mL cairan infuse
f. Berikan steroid sebagai pematangan paru
Betametasone 1 x 12 mg selama 2 hari
Dexametasone 2 x 6 mg selama 3 hari
g. Uji pematangan paru janin dengan tes kocok pada amniosintesis
h. Anjuran untuk tidak melakukan hubungan intim dengan suami kecuali USG
memperlihatkan migrasi plasenta menjauhi OUI. Minimal USG stlh 4 minggu
2. Tatalaksana aktif
Dilakukan pada
usia kehamilan > 37 minggu dengan berat badan janin 2500 gram
perdarahan semakin banyak
keadaan umum ibu dan janin memburuk
Tindakan pada tatalaksana aktif berupa terminasi kehamilan/ persalinan dengan
section caesarea ataupun persalinan pervaginam. Persalinan pervaginam bertujuan agar bagian
18Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
terbawah janin menekan bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung,
sehingga perdarahan berhenti. Seksio sesarea bertujuan mengangkat sumber perdarahan,
memberikan kesempatan pada uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahannya, dan
menghindari perlukaan servik dan segmen bawah uterus yang rapuh apabila dilakukan
persalinan pervaginam(Wiknjosastro, 2005).
Persalinan per vaginam dapat berupa :
Pemecahan ketuban
Dapat dilakukan pada placenta letak rendah, plasenta previa marginalis dan plasenta previa
lateralis yang menutup ostium kurang dari setengah bagian. Pada plasenta previa lateralis,
plasenta terdapat disebelah belakang, maka lebih baik dilakukan SC karena dengan
pemecahan ketuban kepala kurang menekan. Pada plasenta, karena kepala tertahan
promotorium yang dalam hal ini dilapsisi lagi oleh jaringan plasenta.
Pemecahan ketuban dapat menghentikan perdarahan karena :
o Setelah pemecahan ketuban icterus mengadakan retraksi hingga kepala anak
menekan pada plasenta.
o Plasenta tidak bertahan lagi oleh ketuban dan dapat mengikuti gerakan dinding
rahim sehingga tidak terjadi pergeseran antara plasenta dan diding rahim.
Versi Braxton Hicks
Ialah tamponnade plasenta dengan bokong. Versi Broxton hicks biasanya dilakukan pada
anak yang sudah mati. Mengingat bahanya, ialah robekan pada serviks dan pada segmen
bawah rahim. Perasat ini sudah tidak mempunyai tempat di rumah sakit tapi dalam keadaan
istimewa. Misalnya: kalau pasien berdarah banyak anak sudah meninggal dan kita kesulitan
mendapatkan kesulitan memperoleh darah dan kamar operasi masih lama siapnya maka cara
Broxton Hicks dapat dipertimbangkan. Syarat untuk melakukan versi Bvrioxtoin Hicks ialah
pembukaan harus dapat dilalui oleh 2 jari (supaya dapat menurun kaki)
Cunam Willet-Gauss
Maksudnya tompannade plasenta dengan kepala. Kulit kepala anak dijepit dengan cunan
willett dan dibagi dengan timbangan 500 gr
19Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
Apabila pemecahan selaput ketuban tidak berhasil menghentikan perdarahan, maka
dapat dilakukan pemasangan cunam Willet dan versi Braxton-Hicks. Dalam dunia
kebidanankedua cara ini telah ditinggalkan karena seksio sesaria dinilai lebih aman bagi ibu dan
janin. Akan tetapi pada keadaan darurat cara ini masih dilakukan sebagai pertolongan pertama
untuk mengatasi perdarahan yang banyak atau apabila seksio sesaria tidak mungkin dilakukan
(Wiknjosastro, 2005)
Plasenta previa totalis merupakan indikasi mutlak untuk seksio sesarea. Plasenta
previa parsialis pada primigravida sangat cenderung untuk seksio sesarea. Perdarahan banyak
dan berulang merupakan indikasi mutlak seksiosesarea karena perdarahan itu biasanya
disebabkan oleh plasenta previa yang lebih tinggi derajatnya dari pada yang ditemukan pada
pemeriksaan dalam, atau vaskularisasi yang hebat pada servik dan segmen bawah uterus.
Multigravida dengan plasenta letak rendah, plasenta previa marginalis atau plasenta previa
parsialis pada pembukaan lebih dari 5 cm dapat ditanggulangi dengan pemecahan selaput
ketuban. Tetapi jika dengan pemecahan selaput ketuban tidak mengurangi perdarahan yang
timbul, maka seksio sesaria harus dilakukan (Hanafiah, 2004).
Pada kasus yang terbengkalai dengan anemia berat karena perdarahan atau infeksi
intrauteri, baik persalinan pervaginam maupun seksio sesaria sama-sama tidak aman bagi ibu
dan janin. Akan tetapi dengan bantuan transfusi darah dan antibiotik yang adekuat, seksio
caesarea masih lebih aman dibanding persalinan pervaginam untuk semua kasus plasenta previa
totalis dan kebanyakan kasus plasenta previa parsialis.
Seksio sesaria pada multigravida yang telah mempunyai anak hidup cukup banyak
dapat dipertimbangkan dilanjutkan dengan histerektomi untuk menghindari terjadinya
perdarahan postpartum yang sangat mungkin akan terjadi, atau sekurang-kurangnya
dipertimbangkan dilanjutkan dengan sterilisasi untuk menghindari kehamilan berikutnya
(Hanafiah 2004)
Semua klasifikasi Plasenta previa pada trimester ketiga yang belum terdapat
pembukaan berdasarkan ultrasonografi transvaginal adalah indikasi untuk sectio caesaria.
20Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
Gambar 3: Algoritma Tatalaksana Plasenta previa
Sumber : http://www.aafp.org/afp/2007/0415/p1199.html
KOMPLIKASI
1. Anemia berat akibat perdarahan hebat bahkan hingga syok
2. Plasenta akreta bahkan hingga perkreta akobat infasi trofoblas pad amiometrium yang terlalu
dalam sehingga plasenta susah lepas dan terjadi perdarahan massif setelah persalinan
3. Kelainan letak janin
4. Kelahiran premature
5. Solutio plasenta
PROGNOSIS
Karena dahulu penanganan relatif bersifat konservatif, maka mortalitas dan morbiditas ibu
dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-10 % dan mortalitas janin 50-80 %. Sekarang penanganan
relatif bersifat operatif dini, maka angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun.
Kematian maternal menjadi 0,2 -5% terutama disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan
trauma karena tindakan. Kematian perinatal juga turun menjadi 7-25 %, terutama disebabkan oleh
prematuritas, asfiksia, prolaps funikuli, dan persalinan buatan.
XIII. PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan. Dari anamnesis pasien mengeluh 21
Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
perdarahan pervaginam pada usia kehamilan 38 minggu. Dan pada kasus ini pasien
mengeluh darah keluar tanpa di sertai rasa nyeri, datang tiba-tiba yaitu pada saat
pasien bangun tidur dan tidak sedang melakukan apapun. Pasien juga mengeluh darah
yang keluar berwarna merah segar, berulang dan jumlahnya semakin banyak. Dari
pemeriksaan fisik keadaan umum pasien baik tanda-tanda vital dalam batas normal,
tidak tampak adanya tanda-tanda syok hipovolemik. Terlihat adanya darah yang
keluar mengalir dari vagina namun tidak dilakukan pemeriksaan dengen inspekulo,
dari pemeriksaan obstetri kepala dari janin belum masuk PAP yang merupakan salah
satu ciri dari plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala.
Diagnosis pasti didapatkan dari pemeriksaan USG berupa letak plasenta yang
berada di korpus bagian belakang meluas kebawah mencapai tepi OUI. Dengan
gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa diagnosis pasien ini adalah perdarahan
pada kehamilan lanjut yang disebabkan karena adanya Plasenta previa marginalis.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah tatalaksana aktif yang
berdasarkan teori diberikan kepada kasus plasenta previa usia kehamilan > 37
minggu, dengan perdarahan yang semakin banyak yaitu berupa terminasi kehamilan
dengan section caesarea. Tindakan section caesarea segera pada pasien ini adalah
tatalaksana yang tepat. Sehingga saya tidak setuju dengan penatalaksanaan awal saat
pasien datang di poli berupa pemberian tokolitik yang berfungsi untuk menurunkan
kontraksi uterus sehingga pendataran dan pembukaan dari serviks berkurang.
Pemberian dexametasone sebenarnya tidak di perlukan karena berdasarkan
teori jika pasien dengan kehamilan diatas 37 minggu dan mengalami perdarahan
karena plasenta previa maka tatalaksana yang tepat adalah dengan terminasi
kehamilan tanpa prosedur pematangan paru terlebih dahulu, pada pasien ini usia
kehamilannya adalah 38 minggu baik berdasarkan HPHT maupun berdasarkan USG
sehingga tidak perlu adanya pemberian kortikosteroid untuk pematangan paru.
Penulis setuju dengan tindakan tubektomi yang dilakukan terhadap pasien
Karena pada kasus ini adalah multigravida yang telah mempunyai anak hidup yang
cukup, dan usia ibu sudah 40 tahun yang mempunyai risiko tinggi jika mengalami
kehamilan berikutnya.
Keadaan umum ibu yang baik, ketersediaan fasilitas USG untuk mendiagnosis
pasti plasenta previa dan adanya fasilitas ruang operasi untuk tindakan section
caesarea dengan segera, menjadikan prognosis ibu dan janinnya baik.
22Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto
Status Ujian Perdarahan pada Kehamilan Lanjut e.c Plasenta previa marginalis
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, F.Gary; Gant, Norman F; Leveno Md. 2001. Williams Obstetrics. 21st Ed.
McGraw-Hill Professional
2. Hanafiah, T.M. 2004. Plasenta Previa, online
(http://www.Library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-tmhanafiah2.pdf, diakses tanggal 6
November 2011)
3. http://www.americanpregnancy.org/pregnancycomplications/placentaprevia.html diakses tanggal 3 febuari 2012.
4. Wiknjosastro, Hanifa.2008.Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarowono Prawiroharjo.Jakarta
23Siti Diani Fathia 0920221036Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kandungan dan KebidananRumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R.S Sukanto