Download - Presus Hipotiroid;Edited baru
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
1/66
HIPOTIROID KONGENITAL
BAB I
STATUS PASIEN
`
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S.F
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 7 September 2010
Umur : 4 bulan
Pendidikan : -
Suku bangsa / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Asrama DenKavKud Bandung
No. Rekam Medik : 36 37 76
Masuk RS tanggal : 14 Desember 2010
IDENTITAS ORANGTUA
Orangtua Ayah IbuNama
Umur sekarang
Perkawinan ke
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Pangkat
Agama
Suku bangsa
Tn. A
30 thn
1
SMA
TNI-AD
PRAKA
Islam
Jawa
Ny.S
30 thn
1
SMK
IRT
-
Islam
Jawa
MISBACH SYUKRI FKUPN
1
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
2/66
HIPOTIROID KONGENITAL
II. ANAMNESIS
Alloanamnesis dari ibu pasien tanggal 20 Januari 2011 di RSPAD Gatot
Soebroto.Keluhan utama : BAB berulang dengan konsistensi cair disertai lendir dan
darah.
Keluhan tambahan :
- Demam cukup tinggi yang hilang timbul
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien seorang anak perempuan, berusia 4 bulan dirujuk dari RS Tk II Dustira,
Bandung, dengan keluhan utama BAB konsistensi cair disertai lendir dan darah 1
bulan sebelum masuk rumah sakit. BAB cair tersebut berlangsung selama 15 kali
perhari. Pasien juga mengeluh demam cukup tinggi yang hilang timbul, Kemudian
pasien di rawat di RS. Dustira Bandung satu hari sebelum masuk RSPADGS. Saat
perawatan pasien mengeluhkan perut kembung dengan cairan kehijauan dan diberikan
obat-obatan Sefotaksim 3X250mg/IV, Seftriaxon 2X250mg, Gentamicyn 2X10mg,
Metronidazole 3X50mg kemudian mengalami perbaikan (Perut tidak kembung
dengan NGT jernih). Diare dan demam masih belum teratasi, kemudian diberikan
Sefotaksim 3X250mg/IV, Sefriaxon 2X250mg , dan Ranitidine 2X5mg serta diberi
susu Pepti Junior. Pasien kemudian diperiksa kadar hormon Tiroid T3, T4 dan TSH
(hasil terlampir) dengan hasil kesan Hipotiroid Kongenital, kemudian diberi Tyrax 1X
50mg kemudian dihentikan karena diare yang berkelanjutan. Pasien juga
mendapatkan transfusi PRC 2 X 40cc.
Riwayat penyakit sebelumnya yang ada hubungannya dengan penyakit sekarang
Pasien pernah dirawat 1 minggu sebelum masuk RS. Dustira karena diare,
selama 3 hari. Pasien pulang 3 hari setelahnya, karena mengalami perbaikan.
Riwayat penyakit keluarga yang ada hubungannya dengan penyakit sekarang
Tidak ada
MISBACH SYUKRI FKUPN
2
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
3/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Riwayat kehamilan
Ibu pasien telah hamil 3x, namun anak ke dua meninggal karena sakit pada
usia 20 hari. Kehamilan ini merupakan kehamilan ketiga dengan kelahiran anak
kandung II.Selama kehamilan ibu pasien tidak merasakan keluhan, hanya perasaan mual
diawal kehamilan. Ibu pasien juga mengatakan rutin untuk kontrol kehamilannya baik
di dokter maupun bidan.
Riwayat perkembangan
Motorik Kasar : belum dapat tengkurap tetapi bisa memiringkan badan
Psikomotor :
Tengkurap : - (memiringkan badan +) Berjalan : -
Duduk : - Bicara : -
Berdiri : - Membaca & menulis : -
Motorik Halus : mengengam jari +
Sosial : Senyum sosial +
Bahasa : belum dapat berbicara, hanya bisa menggumam
Kesan: Pertumbuhan dan perkembangan terhambat dan terlambat (delayed) tidak
sesuai dengan usia.
Riwayat makanan
Umur ASI/PASI
Merk/Takaran
Buah/
biskuit
Bubur susu Nasi tim
0-2 bulan
2-4 bulan
ASI
PASI
-
-
-
-
-
-
Riwayat Imunisasi
Jenis imunisasi I II III IV
BCG
DPT
Polio
Campak
Hepatitis B
+
-
-
-
+
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kesan: Imunisasi dasar tidak lengkap.
III. PEMERIKSAAN FISIK
MISBACH SYUKRI FKUPN
3
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
4/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Dilakukan pada tanggal 20 Januari 2011
Berat badan sebelum sakit : Tidak diketahui
Berat badan sekarang : 4,5 kg
Panjang badan : 62 cmKeadaan umum : Tampak sakit sedang, rewel.
Kesadaran : Compos mentis, menangis keras, gerak aktif
Tanda vital :
TD : tidak diperiksa (anak usia 4 bulan)
Nadi : 100 x/menit, teratur, isi cukup
RR : 48 x/menit, simetris, teratur, abdominal-thorakal
Suhu : 39,00 C (axilla)
Data antropometri
Berat badan : 4,5 kg = 4500 gr
Berat badan ideal : 3000 gr + 3190 gr
6190 gr
Panjang badan : 62 cm
Status gizi : BB sekarang/BB ideal x 100%
4500/6190 x 100% = 72,6.% (mild malnutrition)
Perawakan : Kecil dan kurus kesan gizi kurang
Kepala : Normocephal, rambut hitam merata, tipis, mudah dicabut.
Ubun-ubun besar belum menutup ukuran 1x1 cm, cekung.
Mata : Palpebra superior kanan dan kiri cekung, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, kornea jernih, edema
palpebra + , refleks cahaya langsung dan tidak langsung
positif, pupil bulat isokor 2/2, air mata +/+.
Telinga : Daun telinga simetris kanan dan kiri, lekukan sempurna, liang
telinga lapang, tidak ada serumen, tidak ada sekret, membran
timpani intact.
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum tidak ada, mukosa tidak
hiperemis, sekret tidak ada, napas cuping hidung tidak ada.
MISBACH SYUKRI FKUPN
4
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
5/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Mulut : Bibir tidak pucat dan tidak sianosis, mukosa bibir basah, lidah
tidak kotor dan tidak tremor, faring tidak hiperemis,
Tonsil T1-T1 tenang.
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB, trakea di tengah.Thoraks : Normochest, tidak ada retraksi, simetris saat statis dan
dinamis, tidak ada sikatriks, tidak ada pelebaran vena.
Paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, tidak ada retraksi
supraclavicular, intercostalis, epigastrial.
Palpasi : Fremitus fokal dan taktil sama pada paru kanan dan kiri
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas dasar vesikuler, Suara napas tambahan tidak ada,
tidak ada rhonki, tidak ada wheezing.
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga V, garis midclavikula kiri
Perkusi : Sulit diperiksa
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, gallop tidak ada, murmur tidak
ada.
Abdomen
Inspeksi : Cembung, terdapat venektasi, terdapat ptekie
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat.
Palpasi : Tegang, cembung, nyeri tekan tidak ada, hati tidak teraba,
limpa tidak teraba, ginjal tidak teraba, turgor kembali cepat.
Perkusi : Tidak diperiksa.
Ekstremitas : Akral hangat, terdapat edema di ke empat ekstremitas, dengan
tipe pitting edema, tidak ada sianosis, perfusi perifer baik.
Tangan dan lengan kanan serta tungkai dan kaki kanan lemas.
Genital : Labia mayora dan labia minor sebanding, klitoris ada
Anus : Iritasi perianal -.
Pemeriksaan neurologis : tidak dilakukan pemeriksaan
MISBACH SYUKRI FKUPN
5
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
6/66
HIPOTIROID KONGENITAL
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium, Patologi Anatomi & Radiologi RSPAD Gatot Soebroto
Jenis
Pemeriksaan
12-12-
2010
15-12-
2010
16-12-
2010
20-12-
2010
21-11-
2010
3-1-
20115-1-
2011
10-1-
2011
17-1-
2011
HematologiHb
Ht
Eritrosit
Trombosit
Retikulosit
MCV
MCH
MCHC
Leukosit
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
RDW
Kimia
Protein total
AlbuminGlobulin
Bilirubin Ttl
Bil. Direct
Bil. Indirect
SGPT
SGOT
Ureum
Kreatinin
Natrium
Kalium
KloridaGlukosa
sewaktu
Asam Urat
Urinalisa
pH
Berat jenis
Protein
Glukosa
Bilirubin
EritrositLeukosit
11.8
35.1
4.3
45000
81.7
27.4
33.6
7900
70.9
18.9
10
16.2
17,0
47
6.5
12900
0.6
72
26
37
5000
0
0
2
54
40
4
18.9
16.2
48
6.3
61000
76
26
34
8000
0
0
1
67
32
0
144
2.8
109
6.5
1015
-
-
-
1-0-1
2-1-2-
15.7
39
4.9
54000
78
26
33
11600
132
5.0
107
12.6
38
5.0
40000
77
25
33
12500
8.1
25
3.3232000
76
25
33
13100
0
22
49
46
1
5.3
2.5
2.8
1.0
96
87
13
0.4
134
4.4
100
123
9.1
27
3.4
92000
79
27
34
36500
3.1
55
8.4
26
3.2
65000
82
26
32
11400
0
1
2
55
40
2
94
8.4
26
3.2
129000
79
26
33
8500
0
1
2
38
56
3
6.3
3.62.7
0.8
56
77
19
0.5
134
4.8
100
70
2.9
MISBACH SYUKRI FKUPN
6
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
7/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Torak
Kristal
Epitel
Lain-lain
TinjaMakroskopik
Darah
Lendir
Eritrosit
Leukosit
Amoeba
Telur cacing
Jamur
Serat
Lain-lain
Darah samar
Imunoserologi
CRP semi
kuantitatif
IgG Anti
Dengue
IgM Anti
Dengue
Kuning
encer
+
+
banyak
banyak
-
-
-
-
-
lunak
-
-
0-1-0
1-1-1
-
-
-
-
-
48.0
Kultur
feses:
Entero-bacter
aeroge-nes
-
+
-
+
+
-
+
10-15
25-30
-
-
-
+
Fat +
+
12.0
MISBACH SYUKRI FKUPN
7
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
8/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Pemeriksaan
lain
Endokrinologi
FT4
TSHs
T3(total)
Radio Nuklir
Radioimunoas
say
Uptake&scanni
ng (Tc-99m)
a.T3 RIA
b.FT4 RIA
TSH RIA
0.95
0.648
0.93
13.41.22
0.54
V. RESUME
Pasien seorang anak perempuan, berusia 4 bulan 17 hari dirujuk dari RS Tk II
Dustira, Bandung, karena BAB konsistensi cair disertai lendir, dan darah 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai dengan demam cukup tinggi yang
hilang timbul. Pasien kemudian dirawat di RS. Dustira, selama perawatan pasien
merasa perut kembung dan NGT cairan berwarna berwarna kehijauan. Kemudian
pasien dirujuk ke RSPADGS pada tanggal 14 Desember 2010, Karena keluhannya,
pasien dirujuk ke poli anak RSPAD dan dirawat. Pasien direncanakan untuk ditangani
oleh bagian anak RSPAD.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak sakit sedang, compos mentis,
dan rewel. Suhu badan 390C, nadi 116 kali/menit ,teratur, isi cukup, pernafasan 48
kali/menit, teratur. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, ubun-ubun besar belum menutup dan cekung, lidah terlihat membesar
dengan kesan macroglosy,thorax simetris tidak terdapat retraksi, denyut jantung tidak
MISBACH SYUKRI FKUPN
8
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
9/66
HIPOTIROID KONGENITAL
terlihat, Bising usus meningkat, Hati teraba 3cm dibawah arcus costae, Limpa teraba
setinggi schuffner II. Abdomen terlihat cembung dan lembut.Dari pemeriksaan fisik
dicurigai pasien menderita Hipotiroid (lidah Macroglosy) dan penurunan basal tubuh
sehingga dilakukan pemeriksaan kadar hormon Tiroksin T3,T4 dan TSH, dengankesan Hipotiroidisme Kongenital Sekunder disertai dengan pemeriksaan laboratorium
rutin dengan kesan infeksi akut.
VI. DIAGNOSIS BANDING
- Diare kronik
- Gastrointestinal tuberkulosis.
- Inflamatory bowel disease
- Hipotiroid kongenital
- Hipopituitarisme
- Akondroplasia
- Gizi Buruk tipe marasmic
VII. DIAGNOSIS KERJA
- Diare kronik dehidrasi ringan-sedang
- Hipotiroid kongenital sekunder
- Gizi buruk tipe marasmic
- Pertumbuhan terhambat
VIII. PENATALAKSANAAN
1. IVFD : D5 saline 50 cc/24 jam
2. Pepti Junior 8x90 mg
3. Vit E 80mg
4. Asam Folat 1mg
5. Bcomp 1tab
6. Paracetamol Supp 1x 40mg
IX. PROGNOSIS
Ad. Vitam : ad bonam
Ad. Fungsionam : ad bonam
Ad. Sanationam : ad bonam.
MISBACH SYUKRI FKUPN
9
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
10/66
HIPOTIROID KONGENITAL
X. FOLLOW UP PASIEN
Tanggal S O A P
15/12/2010 BAB cair >
20x/hari, jumlah
+ gelas aquasetiap kali BAB,
ampas +, lendir
+, warna kuning
kehijauan, darah
+ warna
kehitaman, busa
- , bau busuk +,
minum asi +
Ku/Ks: menangis
keras, gerak aktif.
HR:112x/mnt;RR:72x/mnt;T;36,3 C
Kepala:UUB belum
menutup 1,5x1,5cm,
cekung
Mata:konjungtiva
anemik -/-,sklera
ikterik -/-, udem
palpebra +/+,air
mata +
Hidung:sekret -/-,
NCH -/-Mulut:mukosa
buccal lembab, bibir
kering -, pucat -,
sianosis
Leher: kgb tidak
membesar
Thorax:simetris saat
statis dan dinamis,
retraksi
Pulmo:SN vesikuler,
Rh-/-, Wh-/-Cor:BJ I-II reguler,
mur2 -, gallop-
Abdomen:BU+/nor
mal, sedikit tegang,
cembung,h/l tidak
teraba,ptekie
+,venektasi+,turgor
baik
Ekstremitas:akral
hangat, edema +/+/
+/+, sianosis -
-Diare kronis
dehidrasi
ringansedang
-Sepsis
-Hipotiroid
kongenital
sekunder
-Susp. B20
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1
sachset
- Zinkid 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Keb. Cairan
500cc/hr
16/15/2010 BAB cair, ampas
+, jumlah +
gelas aqua setiap
kali BAB, ampas
+, lendir +,
warna kuning
kehijauan, darah
+ warna
kehitaman, busa- , bau busuk +,
TSS/CM
HR: 80x/menit
RR: 32x/menit
T:36,4 C
Kepala :
normocephal, uub
terbuka
Mata : konjungtivaanemis -/-, sklera
-Diare kronis
dehidrasi
ringan
sedang
-Sepsis
-Hipotiroid
kongenital
sekunder
-Susp. B20
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1
sachset
- Diazink 1x10mg po
MISBACH SYUKRI FKUPN
10
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
11/66
HIPOTIROID KONGENITAL
minum asi + ikterik -/-, cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : PembesaranKGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang,
BU (+) meningkat,
NT (-), Hepar/lien :
tidak teraba,turgor
baik
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
venektasi +,crt baik,
edema +/+/+/+
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
Keb. Cairan 500cc/hr
17/12/2010 BAB cair 5x,ampas +, jumlah
+ gelas aqua
setiap kali BAB,
ampas +, lendir
+, warna kuning
kehijauan, darah
+ warna
kehitaman, busa
- , bau busuk +,
minum asi +
CMHR: 100x/menit
RR: 40x/menit
T:36,2C
Kepala : uub blm
menutup 1,5x1,5cm
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi-/-, Wheezing -/-
-Diare kronisdehidrasi
ringan
sedang
-Sepsis
-Hipotiroid
kongenital
sekunder
-Susp. B20
- IVFD D5 Ns:450cc/24 jam
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1
sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Oralit ad libitum
Keb. Cairan 500cc/hr
MISBACH SYUKRI FKUPN
11
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
12/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Abdomen :
cembung, tegang,
BU (+) meningkat,
NT (-), Hepar/lien :
tidak teraba
Ekstremitas : akralhangat, sianosis (-),
edema +/+/+/+,crt
baik
18/12/2010 BAB cair 5x,
ampas +, jumlah
+ gelas aqua
setiap kali BAB,
ampas +, lendir
+, warna kuning
kehijauan, darah
+ warna
kehitaman, busa
- , bau busuk +,
minum asi +
Ku/Ks: menangis
keras, gerak aktif.
HR:90x/mnt;RR:48x
/mnt;T;36,3 C
Kepala:UUB belum
menutup 1,5x1,5cm,
cekung
Mata:konjungtiva
anemik -/-,sklera
ikterik -/-, udem
palpebra +/+,air
mata +
Hidung:sekret -/-,
NCH -/-
Mulut:mukosa
buccal lembab, bibir
kering -, pucat -,
sianosis Leher: kgb tidak
membesar
Thorax:simetris saat
statis dan dinamis,
retraksi
Pulmo:SN vesikuler,
Rh-/-, Wh-/-
Cor:BJ I-II reguler,
mur2 -, gallop-
Abdomen:BU+/nor
mal, sedikit tegang,cembung,h/l tidak
teraba,ptekie
+,venektasi+,turgor
baik
Ekstremitas:akral
hangat, edema +/+/
+/+, sianosis -
-Diare kronis
dehidrasi
ringan
sedang
-Sepsis
-Hipotiroid
kongenital
sekunder
-Susp. B20
- IVFD RL 1000 cc/24
jam
- PCT 3x1 cth
- Probi: 2x1 sach
- Zinkid: 1x20 mg
- Nystatin drop
2X0,5cc
- KCL 1x100mg
19/12/2010 BAB cair 4x,
ampas +, jumlah
+ gelas aquasetiap kali BAB,
Ku/Ks: menangis
keras, gerak aktif.
HR:110x/mnt;RR:52x/mnt;T;36,3 C
-Diare kronis
dehidrasi
ringansedang
- IVFD RL 1000 cc/24
jam
MISBACH SYUKRI FKUPN
12
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
13/66
HIPOTIROID KONGENITAL
ampas +, lendir
+, warna kuning
kehijauan, darah
+ warna
kehitaman, busa
- , bau busuk +,minum asi +
Kepala:UUB belum
menutup 1,5x1,5cm,
cekung
Mata:konjungtiva
anemik -/-,sklera
ikterik -/-, udempalpebra +/+,air
mata +
Hidung:sekret -/-,
NCH -/-
Mulut:mukosa
buccal lembab, bibir
kering -, pucat -,
sianosis
Leher: kgb tidak
membesar
Thorax:simetris saat
statis dan dinamis,
retraksi
Pulmo:SN vesikuler,
Rh-/-, Wh-/-
Cor:BJ I-II reguler,
mur2 -, gallop-
Abdomen:BU+/nor
mal, sedikit tegang,
cembung,h/l tidak
teraba,ptekie+,venektasi+,turgor
baik
Ekstremitas:akral
hangat, edema +/+/
+/+, sianosis -
-Sepsis
-Hipotiroid
kongenital
sekunder
-Susp. B20
- PCT 3x1 cth
- Probi: 2x1 sach
- Zinkid: 1x20 mg
- Nystatin drop
2X0,5cc
KCL 1x100mg
20/12/2010 BAB cair 4x,
ampas +, jumlah
+ gelas aqua
setiap kali BAB,ampas +, lendir
+, warna kuning
kehijauan, darah
+ warna
kehitaman, busa
- , bau busuk +,
minum asi +
Ku/Ks: menangis
keras, gerak aktif.
HR:110x/mnt;RR:52
x/mnt;T;36,3 CKepala:UUB belum
menutup 1,5x1,5cm,
cekung
Mata:konjungtiva
anemik -/-,sklera
ikterik -/-, udem
palpebra +/+,air
mata +
Hidung:sekret -/-,
NCH -/-
Mulut:mukosabuccal lembab, bibir
-Diare kronis
dehidrasi
ringansedang
-Sepsis
-Hipotiroid
kongenital
sekunder
-Susp. B20
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- KCL 10meq/kolf =
390 cc/hr
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1
sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
MISBACH SYUKRI FKUPN
13
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
14/66
HIPOTIROID KONGENITAL
kering -, pucat -,
sianosis
Leher: kgb tidak
membesar
Thorax:simetris saat
statis dan dinamis,retraksi
Pulmo:SN vesikuler,
Rh-/-, Wh-/-
Cor:BJ I-II reguler,
mur2 -, gallop-
Abdomen:BU+/nor
mal, sedikit tegang,
cembung,h/l tidak
teraba,ptekie
+,venektasi+,turgor
baik
Ekstremitas:akral
hangat, edema +/+/
+/+, sianosis -
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Oralit ad libitum
Keb.Cairan 500cc/hr
21/11/2010 BAB 1x
padat,demam
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
S: 38C
HR: 140 x/menitRR: 45 x/menit
Kepala : uub
terbuka,cekung
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi-/-, Wheezing -/-
Diare kronik
dengan
perbaikan
Hipotiroid
kongenitalsekunder
Susp B20
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- KCL 10meq/kolf =
390 cc/hr
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1
sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Oralit ad libitum
- Keb.Cairan 500cc/hr
MISBACH SYUKRI FKUPN
14
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
15/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Abdomen :
cembung, tegang,
BU (+) meningkat,
NT (-), Hepar/lien :
tidak teraba
Ekstremitas : akralhangat, sianosis (-),
edema -/-
22/12/2010 BAB cair 2x,
ampas +, jumlah
+ gelas aqua
setiap kali BAB,
ampas +, lendir
+, warna kuning
kehijauan, darah
+-warna
kehitaman, busa
- , minum asi +,
demam +
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
S: 38C
HR: 140 x/menit
RR: 45 x/menit
Kepala : uub
terbuka,cekung
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : PembesaranKGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :cembung, tegang,
BU (+) meningkat,
NT (-), Hepar/lien :
tidak teraba
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
Diare kronik
dengan
perbaikan
Hipotiroid
kongenital
sekunder
Susp B20
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- KCL 10meq/kolf =
340 cc/hr
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1
sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Oralit ad libitum
- Keb.Cairan 500cc/hr
23/12/2010 BAB cair 2x,
ampas + + 1 btol
susu, setiap kali
BAB, ampas +,lendir +, warna
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
Diare kronik
dengan
perbaikan
Hipotiroid
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- KCL 10meq/kolf =
MISBACH SYUKRI FKUPN
15
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
16/66
HIPOTIROID KONGENITAL
kuning, darah +-
warna
kehitaman, busa
- , minum asi +,
demam -
S: 38C
HR: 145 x/menit
RR: 45 x/menit
Kepala : uub terbuka
1x1cm,cekungMata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang,BU (+) normal, NT
(-), Hepar/lien :
tidak teraba
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
kongenital
sekunder
390 cc/hr
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Oralit ad libitum
- Keb.Cairan 500cc/hr
24/12/2010 BAB cair 3x,
ampas + , setiap
kali BAB, ampas
+, lendir +,warna kuning,
darah -, busa - ,
BAK normal,
minum asi +,
demam -
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
S: 38C
HR: 140 x/menit
RR: 45 x/menit
Kepala : uub
terbuka,cekung
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cupinghidung (-), faring
Diare kronik
dengan
perbaikan
Hipotiroid
kongenital
sekunder
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- KCL 10meq/kolf =390 cc/hr
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1
sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
MISBACH SYUKRI FKUPN
16
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
17/66
HIPOTIROID KONGENITAL
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dandinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang,
BU (+) meningkat,
NT (-), Hepar/lien :
tidak teraba
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Oralit ad libitum
- Keb.Cairan 500cc/hr
27/12/2010 BAB cair 1x,
ampas + , setiap
kali BAB, ampas
+, lendir +,
warna kuning,darah -, busa - ,
BAK normal,
minum asi +,
demam -
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
S: 37CHR: 137 x/menit
RR: 40 x/menit
Kepala : uub terbuka
datar
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faringtidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara NafasVesikuler, Ronkhi
Diare kronik
dengan
perbaikan
Hipotiroidkongenital
sekunder
Gizi buruk
tipe
Marasmic
Gagal
tumbuh
Sepsis ecEnterobacter
Aerogenes
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- KCL 10meq/kolf =
390 cc/hr
- Inj. Cefotaxime
3x100mg
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1
sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Oralit ad libitum
- Keb.Cairan 500cc/hr
MISBACH SYUKRI FKUPN
17
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
18/66
HIPOTIROID KONGENITAL
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang, Lp
35cm,BU (+)
meningkat, NT (-),
Hepar/lien : tidakteraba
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
28/12/2010 Belum BAB
sejak puasa,
batuk + , demam
+, pilek -
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
S: 39C
HR: 140 x/menit
RR: 40 x/menit
Kepala : uub terbuka
datar
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faringtidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara NafasVesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang, Lp
35cm,BU (+)
meningkat, NT (-),
Hepar teraba 4cm
BAC,lien teraba SII
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
Diare kronik
dengan
perbaikan
Hipotiroid
kongenital
sekunder
Gizi buruk
tipe
Marasmic
Gagal
tumbuh
Sepsis ecEnterobacter
Aerogenes
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- KCL 10meq/kolf =
390 cc/hr
- Inj. Cefotaxime
4x185mg
- Inj. Garamycine
1x22mg
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Oralit ad libitum
- Keb.Cairan 120cc/hr
MISBACH SYUKRI FKUPN
18
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
19/66
HIPOTIROID KONGENITAL
29/12/2010 BAB 1x,stengah
padat,
darah-,lendir-,wa
rna kuning,BAK
normal,perut
kembung +,
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
S: 39C
HR: 140 x/menitRR: 40 x/menit
Kepala : uub terbuka
datar
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara NafasVesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang, Lp
35cm,BU (+)
meningkat, NT (-),
Hepar teraba 4cm
BAC,lien teraba SII
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
Diare kronik
dengan
perbaikan
Hipotiroid
kongenitalsekunder
Gizi buruk
tipe
Marasmic
Gagal
tumbuh
Sepsis ec
Enterobacter
Aerogenes
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- KCL 10meq/kolf =
390 cc/hr
- Inj. Cefotaxime
4x185mg
- Inj. Garamycine
1x22mg
- Paracetamol
40mgX4
- Probiotik 2X1
sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Oralit ad libitum
- Dipuasakan, NGT
ditampung
- Keb.Cairan 150cc/hr
30/12/2010 Pasien
dipuasakan,
minum susu
8x10cc/NGT,bat
uk+,pilek+,BAB
stengah
pdt,darah-.lendir
-,demam,BAK
normal
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
S: 39C
HR: 140 x/menit
RR: 40 x/menit
Kepala : uub terbuka
datarMata : konjungtiva
Diare kronik
Enterobacter
Aerogenes
Hipotiroid
kongenital
sekunder
Gizi buruk
tipeMarasmic
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- KCL 10meq/kolf =
390 cc/hr
- Inj. Cefotaxime
4x185mg
- Inj. Garamycine
MISBACH SYUKRI FKUPN
19
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
20/66
HIPOTIROID KONGENITAL
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang, Lp
35cm,BU (+)
meningkat, NT (-),
Hepar teraba 4cm
BAC,lien teraba SII
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
Gagal
tumbuh
Sepsis ec
EnterobacterAerogenes
1x22mg
- Paracetamol
40mgX4
- Domperidone 3x1mg
- Probiotik 2X1
sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Aminofusin 80cc/hr
- Oralit ad libitum
- Dipuasakan, NGT
ditampung
- Keb.Cairan 150cc/hr
11/1/2011 BAB cair -
,BAK normal,
minum p.o 90cc,
sisa ggn
NGT,muntah -
,perdarahan
spontan -
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
S: 39C
HR: 140 x/menit
RR: 40 x/menit
Kepala : uub
terbuka,cekungMata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetrissaat statis dan
Hipotiroid
kongenital
sekunder
Gizi buruk
tipe
Marasmic
Gagaltumbuh
Sepsis ec
Enterobacter
Aerogenes
Riw. Diare
akut
Enterobacter
Aerogenes
- IVFD D5 Ns:450
cc/24 jam
- Probiotik 2X1
sachset
- Diazink 1x10mg po
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Kotrimoxazole
2x15mg p.o
- Pulv. No.X:
As.folat 1mg
Vit c 15 mg
Vit A 10mg
MISBACH SYUKRI FKUPN
20
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
21/66
HIPOTIROID KONGENITAL
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang, Lp
35cm,BU (+)
meningkat, NT (-),
Hepar teraba 4cm
BAC,lien teraba SII
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
Bcomp 1 tab
- Dipuasakan, NGT
ditampung
- Keb.Cairan 150cc/hr
12/1/2011 BAB cair -
,BAK normal,
minum p.o 90cc,
sisa ggn
NGT,muntah -
,perdarahan
spontan -
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
S: 37,2C
HR: 120 x/menit
RR: 30 x/menit
Kepala : uub
terbuka,cekungMata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetrissaat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang, Lp
35cm,BU (+)meningkat, NT (-),
Hipotiroid
kongenital
sekunder
Gizi buruk
tipe
Marasmic
Gagaltumbuh
Sepsis ec
Enterobacter
Aerogenes
Riw. Diare
akut
Enterobacter
Aerogenes
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Kotrimoxazole
2x15mg p.o
- Pulv. No.X:
As.folat 1mg
Vit c 15 mg
Vit A 10mg
Bcomp 1 tab
MISBACH SYUKRI FKUPN
21
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
22/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Hepar teraba 4cm
BAC,lien teraba SII
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
13/1/2011 BAB cair -
,BAK normal,
minum p.o 90cc,
sisa ggn
NGT,muntah -
,perdarahan
spontan
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
rewel
S: 37,2C
HR: 120 x/menit
RR: 30 x/menit
Kepala : uub
terbuka,cekung
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetrissaat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang, Lp
35cm,BU (+)meningkat, NT (-),
Hepar teraba 4cm
BAC,lien teraba SII
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
Hipotiroid
kongenital
sekunder
Gizi buruk
tipe
Marasmic
Gagal
tumbuh
Sepsis ec
Enterobacter
Aerogenes
Riw. Diare
akut
Enterobacter
Aerogenes
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Kotrimoxazole
2x15mg p.o
- Pulv. No.X:
As.folat 1mg
Vit c 15 mg
Vit A 10mg
Bcomp 1 tab
15/1/2011 BAB 1x sejak
bangun tidur
,BAK normal,
minum p.o90cc /3 jam
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
aktif
S: 37,4C
Hipotiroid
kongenital
sekunder
- Pepti junior bertahap
8x25 cc
- Kotrimoxazole
MISBACH SYUKRI FKUPN
22
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
23/66
HIPOTIROID KONGENITAL
,demam + sisa
ggn
NGT,muntah
1x ,perdarahan
spontan
HR: 140 x/menit
RR: 35 x/menit
Kepala : uub
terbuka,cekung
Mata : konjungtivaanemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang, Lp
35cm,BU (+)meningkat, NT
(-),turgor sedang
Hepar teraba 4cm
BAC,lien teraba SII
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
Gizi buruk
tipe
Marasmic
Gagal
tumbuh
Sepsis ec
Enterobacter
Aerogenes
Riw. Diare
akut
Enterobacter
Aerogenes
2x15mg p.o
- Pulv. No.X:
As.folat 1mg
Vit c 15 mg
Vit A 10mg
Bcomp 1 tab
18/1/2011 Minum susu tiap
3 jam 100cc
habis, muntah - ,BAK dan BAB
baik
KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,
aktif
S: 37,4C
HR: 140 x/menit
RR: 35 x/menit
Kepala : uub
terbuka,cekung
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidak
cekung.THT : nafas cuping
Hipotiroidkongenital
sekunder
Gizi buruk
tipe
Marasmic
Gagal
tumbuh
Sepsis ecEnterobacter
- Pepti junior bertahap
8x100 cc
- Kotrimoxazole
2x15mg p.o
- Pulv. No.X:
As.folat 1mg
Vit c 15 mg
Vit A 10mg
Bcomp 1 tab
MISBACH SYUKRI FKUPN
23
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
24/66
HIPOTIROID KONGENITAL
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetrissaat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJII
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang, Lp
35cm,BU (+)
meningkat, NT
(-),turgor sedang
Hepar teraba 4cm
BAC,lien teraba SII
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/-
Aerogenes
Riw. Diare
akut
Enterobacter
Aerogenes
19/1/2011 KU: sakit sedang
Kesadaran: CM,aktif
S: 37,4C
HR: 115 x/menit
RR: 36,5 x/menit
Kepala : uub
terbuka,cekung
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sklera
ikterik -/-, tidakcekung.
THT : nafas cuping
hidung (-), faring
tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
Leher : Pembesaran
KGB (-)
Thoraks : simetris
saat statis dan
dinamis
Cor : BJI-BJIIreguler, murmur (-),
Hipotiroidkongenital
sekunder
Gizi buruk
tipe
Marasmic
dengan
perbaikan
Gagal
tumbuh
Sepsis ec
Enterobacter
Aerogenes
Riwayat
diare akut ec
Enterobacter
Aerogenes
Pepti junior
bertahap 8x100 cc
Pulv. No.X:
As.folat 1mg
Vit c 15 mg
Vit A 10mg
Bcomp 1 tab
Ket. pasien dipulangkan :
a. Diare teratasi
b. Kenaikan BB s/d 6,5kg
c. infeksi teratasi
d. muntah teratasi
e. Rujuk bag. Endokrinologi
MISBACH SYUKRI FKUPN
24
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
25/66
HIPOTIROID KONGENITAL
gallop (-)
Pulmo : Suara Nafas
Vesikuler, Ronkhi
-/-, Wheezing -/-
Abdomen :
cembung, tegang, Lp35cm,BU (+)
meningkat, NT
(-),turgor sedang
Hepar teraba 4cm
BAC,lien teraba SII
Ekstremitas : akral
hangat, sianosis (-),
edema -/- , crt baik
MISBACH SYUKRI FKUPN
25
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
26/66
HIPOTIROID KONGENITAL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. HIPOTIROID
A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI HIPOTIROID
Hipotiroid artinya kekurangan hormon tiroid, yaitu hormon yang dikeluarkan
oleh kelenjar tiroid atau kelenjar gondok. Hipotiroid anak dapat diklasifikasikan
menjadi primer dan sekunder, atau congenital dan didapat, serta menetap dan
transient.
Hipotiroid dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Hipotiroidisme Kongenital
a. Hipotiroid Kongenital menetap
b. Hipotiroid Kongenital transien
2. Hipotiroidisme Didapat (Acquired)
a. Hipotiroidisme Primer (kelainan pada kelenjar tiroid)
b. Hipotiroidisme Sekunder (kelainan pada hipofisis)
c. Hipotiroidisme tersier (kelainan hipotalamus)
d. Resistensi Perifer terhadap kerja hormone tiroid
Hipotirod kongenital merupakan penyebab retardasi mental yang tersering dan
dapat diobati. Disebabkan karena tidak adekuatnya produksi hormone tiroid pada bayi
baru lahir karena defek anatomik kelenjar tiroid, inborn error metabolism tiroid atau
defisiensi yodium. Hipotiroid kongenital adalah kekurangan hormon tiroid sejak
dalam kandungan. kira-kira satu dari 3000 bayi lahir dengan Hipotiroid kongenital,
meskipun kelainan ini jarang tetapi mungkin saja terjadi pada bayi ibu.
Hipotiroid kongenital ditemukan 1 dalam 2500 sampai dengan 4000, dan
harus dapat segera terdeteksi secara dini terutama pada saat bayi lahir atau dalam
beberapa hari setelah bayi dilahirkan (0 - 28 hari) segera setelah bayi terdiagnosis
kemudian dilakukan terapi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa bayi anak dengan
kelainan hipotiroid kongenital yang diobati sebelum berusia tiga bulan mempunyai
kemungkinan mencapai tingkat intelegensil IQ > 90 (normal)yaitu berkisar antara 75-
85%. Sedangkan yang diobati setelah berusia lebih dari tiga bulan, 75% nya tetap
menderita keterbelakangan mental atau dapat menjadi normal namun dengan beberapa
MISBACH SYUKRI FKUPN
26
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
27/66
HIPOTIROID KONGENITAL
permasalahan antara lain kesulitan belajar, kelainan tingkah laku, atau kelainan
neurologist non spesifik.
Hipotiroidisme pada masa anak, juga sering disebut sebagai hipotiroidisme
didapat. Biasanya terjadi setelah usia 6 bulan, sebagian besar kelainan ini sporadic,hanya 10-15% kasus yang diturunkan, paling sering disebabkan oleh tiroiditis
Hashimoto, dan kejadiannya lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki,
dengan perbandingan 2:1. Pada usia sekolah, angka kejadiannya 0,33%, yang paling
sering karena tiroiditis limfositik kronik pada anak usia 12-19 tahun angka
kejadiannya 6%.
B. ANATOMI KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil yang berbentuk seperti kupu-kupu,
terletak pada bagian depan leher tepat dibawah kedua sisi laring dan terletak di
sebelah anterior trakea. Kelenjar ini mensekresi dua hormon tiroid yaitu tiroksin atau
T4 dan triilodotironin atau T3, dan hormon-hormon itu khusus dibuat di dalam
kelenjar tiroid. produksi T3 dan T4 merupakan proses yang kompleks dan dapat
dikatakan unik untuk kelenjar tiroid. Iodium merupakan unsur utama yang diperlukan
untuk membuat hormon tiroid. iodium adalah zat gizi mikro yang diperoleh tubuh kita
dari makanan termasuk garam beriodium. jadi iodium merupakan unsur penting di
dalam nutrisi.
Letak Kelenjar Tiroid
Fungsi kelenjar tiroid dikendalikan oleh suatu hormon lain yaitu TSH yang
dibuat dalam kelenjar hipofisis, suatu kelenjar yang terletak di otak. TSH mutlak
diperlukan untuk suatu fungsi tiroid yang baik. Hormon tiroid memainkan peranan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. jika kelenjar tiroid tidak
MISBACH SYUKRI FKUPN
27
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
28/66
HIPOTIROID KONGENITAL
berkembang sempurna, maka tidak akan menghasilkan hormon yang cukup untuk
pertumbuhan bayi dan perkembangan otak yang normal. Hormon tiroid didalam tubuh
diperlukan untuk mengoptimalkan kerja semua jaringan dan organ. pada keadaan
kekurangan hormon tiroid maka berbagai proses kehidupan akan terhambat. karenapada bayi jaringan otak sedang berkembang sangat cepat, maka jumlah hormon tiroid
yang normal amat sangat penting untuk tumbuh kembang mereka.
C. FISIOLOGI HORMON TIROID
Pertumbuhan dan fungsi dari kelenjar tiroid paling sedikit dikendalikan
empat mekanisme : (1) sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid klasik, di mana hormon
pelepas-tirotropin hipotalamus (TRH) merangsang sintesis dan pelepasan dari hormon
perangsang-tiroid hipofisis anterior (TSH), yang pada gilirannya merangsang sekresi
hormon dan pertumbuhan oleh kelenjar tiroid; (2) deiodininase hipofisis dan perifer,
yang memodifikasi efek dari T4 dan T3; (3) autoregulasi dari sintesis hormon oleh
kelenjar tiroid sendiri dalam hubungannya dengan suplai iodinnya; dan (4) stimulasi
atau inhibisi dari fungsi tiroid oleh autoantibodi reseptor TSH.
Sumbu hipotalamus-hipofisis-hipotiroid
Kontrol Sekresi TSH Hipofisis
Dua faktor utama yang mengendalikan sintesis dan pelepasan TSH adalah
kadar T3 intratirotrop, yang mengontrol mRNA untuk sintesis dan pelepasan TS, dan
TRH, yang mengendalikan glikosilasi, aktivasi, dan pelepasan TSH . Sintesis dan
pelepasan dihambat oleh kadar serum T4 dan T3 yang tinggi (hipertiroidisme) dan
dirangsang oleh kadar hormon tiroid rendah (hipotiroidisme).
Di samping itu, hormon-hormon dan obat-obatan tertentu menghambat sekresi
TSH. Dalam hal ini termasuk somatostatin, dopamin, agonis dopamin seperti
MISBACH SYUKRI FKUPN
28
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
29/66
HIPOTIROID KONGENITAL
bromokriptin, dan glukokortikoid. Penyakit akut dan kronik dapat menyebabkan
penghambatan dari sekresi TSH selama penyakit aktif, dan kemungkinan terdapat
peningkatan balik dari TSH pada saat pasien pulih. Besarnya efek ini bervariasi;
dengan demikian, obat-obatan yang disebutkan di atas mensupresi TSH serum, tetapibiasanya akan dapat dideteksi. Sebaliknya, hipertiroidisme akan menghentikan sekresi
TSH sama sekali. Pengamatan ini secara klinik penting dalam menginterpretasi kadar
TSH serum pada pasien yang mendapatkan terapi ini.
Lesi atau tumor destruktif dari hipotalamus atau hipofisis anterior dapat
mengganggu sekresi TRH dan TSH dengan destruksi dari sel-sel sekretori. Hal ini
akan menimbulkan "hipotiroidisme sekunder" akibat destruksi tirotrop hipofisis atau
"hipotiroidisme tersier" akibat destruksi dari TRH-secreting neuron.
Regulasi Autoimun
Kemampuan dari limfosit B untuk mensintesis antibodi reseptor TSH yang
dapat menghambat aksi dari TSH ataupun meniru aktivitas TSH dengan berikatan
dengan daerah-daerah yang berbeda pada reseptor TSH memberikan suatu bentuk
pengaturan tiroid oleh sistem kekebalan. Dengan demikian, sintesis dan sekresi dari
hormon tiroid dikontrol oleh tiga tingkatan yang berbeda : (1) tingkat dari
hipotalamus, dengan mengubah sekresi TRH; (2) tingkat hipofisis, dengan
menghambat atau merangsang sekresi TSH; dan (3) tingkat tiroid, melalui
autoregulasi dan blokade atau perangsangan dari reseptor TSH .
Tabel 1 . Faktor-faktor yang Mengatur Sekresi Hormon Tiroid
1. HIPOTALAMUS : Sintesis dan pelepasan TRH
Perangsangan :
Penurunan Ta dan T3 serum, dan T3 intraneuronal
Neurogenik : sekresi bergelombang dan irama sirkadian
Paparan terhadap dingin (hewan dan bayi baru lahir)
Katekolamin adrenergik-alfaVasopresin arginin
Penghambatan :
Peningkatan Ta dan T3 serum, dan T3 intraneuronal
Penghambat adrenergik alfa
Tumor hipotalamus
2. HIPOFISIS ANTERIOR: Sintesis dan pelepasan TSH
Perangsangan :
TRH
Penurunan T4 dan T3 serum, dan T3 intratirotrop
Penurunan aktivitas deiodinasi-5' tipe 2
Estrogen : meningkatkan tempat pengikatan TRHPenghambatan:
MISBACH SYUKRI FKUPN
29
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
30/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Peningkatan T4 dan T3 serum, dan T3 intratirotrop
Peningkatan aktivitas deiodinase-5' Tipe 2
Somatostatin
Dopamin, agonis dopamin : bromokriptin
Glukokortikoid
Penyakit-penyakit kronisTumor hipofisis
3. TIROID : Sintesis dan pelepasan hormon tiroid
Perangsangan :
TSH
Antibodi perangsangan TSH-R
Penghambatan :
Antibodi penghambat TSH-R
Kelebihan iodida
Terapi litium
D. ETIOLOGI
1. ETIOLOGI HIPOTIROIDISME KONGENTAL MENETAP
a. Disgenesis Tiroid
Merupakan penyebab terbesar Hipotiroidisme Kongenital non
endemik, kira-kira 85-90 %. Merupakan akibat dari tidak adanya
jaringan tiroid total (agenesis) atau parsial (hipoplasia) yang dapat
terjadi akibat gagalnya penurunan kelenjar tiroid ke leher (ektopik),
disini dapat terjadi agenesis unilateral atau hipoplasia. Faktor genetik
dan lingkungan mungkin berperan pada disgenesis tiroid, namun
demikian sebagian besar penyebabnya belum diketahui.
b. Inborn Errors of Tyroid Hormonogenesis
Merupakan kelainan terbanyak kongenital karena kelainan
genetik. Defek yang didapatkan adalah :
Kegagalan mengkonsentrasikan yodium
Defek organifikasi yodium karena kelainan enzim TPO atau
pada H2O2 generating system
Defek pada sintesis atau transport triglobulin
Kelainan katifitas iodotirosin deidonasi
c. Resisten TSH
Sindrom resistensi hormone, bermanifestasi sangat luas, sebagai
akibat dari berkurang atau tidak adanya respon end organ terhadap
MISBACH SYUKRI FKUPN
30
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
31/66
HIPOTIROID KONGENITAL
hormone yang biologis aktif. Hal ini dapat disebabkan karena defek
pada reseptor atau post reseptor, TSH resisten adalah suatu keadaan
kelenjar tiroid refakter terhadap rangsang TSH. Hilangnya fungsi
reseptor TSH , akibat mutasi reseptor TSH defek molekuler padasebagian keluarga kasus dengan resisten TSH yang ditandai dengan
kadar serum TSH tinggi , dan serum hormon tiroid normal atau
menurun, disertai kelenjar tiroid normal atau hipoplastik.
d. Sintesis atau sekresi TSH berkurang
Hipotiroidism sentral disebabkan karena kelainan pada hipofisis
atau hipotalamus. Pada bayi sangat jarang dengan prevalensi antara 1 :
25.000 sampai 1: 100.000 kelahiran.
e. Menurunnya transport T4 seluler
Sindrom ini terjadi akibat mutasi monocarboxylate transporter 8
(MCT8), merupakan fasilitator seluler aktif transport hormone tiroid ke
dalam sel. Biasanya pada laki laki menyababkan hipotiroidisme dengan
kelainan neurologi seperti kelambatan perkembangan menyeluruh,
distonia hipotoniasentral , gangguan pandangan mata serta kadar T3
meningkat.
f. Resistensi hormone tiroid
Merupakan sindrom akibat dari tidak responsifnya jaringan target
terhadap hormone tiroid, ditandai dengan meningkatnya kadar FT4 dan
FT3 dalam sirkulasi dengan kadar TSH sedikit meningkat atau normal.
2. ETIOLOGI HIPOTIROIDISME KONGENITAL TRANSIEN
a. Defisiensi yodium atau yodium yang berlebihan
Pada janin maupun pada bayi yang baru lahir sangat peka
pengaruh nya pada tiroid, sehingga harus dihindarkan penggunannya
yodiu pada ibu selama kehamilan, sumber sumber yodium termasuk
obat-obatan (kalium yodia, amidarone), bahan kontras radiologi( untuk
pyelogram intra vena, cholecytogram) dan larutan antiseptic (yodium
povidon) yang digunakan membersihkan kulit dan vagina, dapat
berpengaruh.
MISBACH SYUKRI FKUPN
31
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
32/66
HIPOTIROID KONGENITAL
b. Pengobatan ibu dengan obat antitiroid
Dapat terjadi pada ibu yang diberikan obat antitiroid (PTU atau
karbimasol atau metimasil) untuk penyakit graves, bayi nya ditandai
oleh pembesaran kelenjar tiroid, sehingga dapat mengakibatkangangguan prnafasan, khususnya bila diberikan obat yang dosisnya
tinggi.
c. Antibody reseptor tirotropin ibu
Reseptor TSH (TSHR) meruoakan pasangan protein G
merupakan reseptor berbentuk seperti jangkar terhadap permukaan sel
epitel tiroid (Tirosid) yang mengatur sintesis dan lepasnya hormone
tiroid . bila memblok TSH endogen dapat mengakibatkan hipo
tiroidisme.
3. ETIOLOGI HIPOTIROID DIDAPAT
PRIMER:
1. Tiroiditis Hasimoto :
a. Dengan goiter
b. Atropi tiroid idiopatik, diduga sebagai stadium akhir
penyakit tiroid autoimun, setelah tiroiditis Hashimoto atau
penyakit Graves.
2. Terapi iodin radioaktif untuk penyakit Graves.
3. Tiroidektami subtotal untuk penyakit Graves atau goiter nodular.
4. Asupan iodide berlebihan (kelp, zat warna kontras)
5. Tirokiitis subakut.
6. Penyebab yang jarang di Amerika Serikat.
a. Defisiensi iodide.
b. Bahan goitrogenik lain seperti litium; terapi dengan obat
antitiroid.
c. Kelainan bawaan sintesis hormon tiroid.
Sekunder : Hipopituitarisme karena adenoma hipofisis, terapi ablasi
hipofisis, atau destruksi hipofisis.
Tersier : Disfungsi hipotalamus (jarang).
Resistensi perifer terhadap kerja hormon tiroid.
MISBACH SYUKRI FKUPN
32
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
33/66
HIPOTIROID KONGENITAL
3. MANIFESTASI KLINIS
Pada bayi sulit ditemukan, 95% bayi dengan hipotroidisme congenital tidak
menunjukkan gejala (Counts D 2007), karena T4 dari ibu berasal dari plasenta ,
sehingga walaupun bayi tidak dapat memproduksi T4 sama sekali, kadar dalam darahnya masih 25-50% kadar normal.
Di Amerika Serikat, program skrining neonatus telah memperlihatkan bahwa
pada populasi kulit putih insidens hipotiroidisme neonatus adalah 1 : 5000, sementara
pada populasi kulit hitam insidensnya hanya 1 : 32.000. Hipotiroidisme neonatus
dapat diakibatkan dari kegagalan tiroid untuk desensus selama periode perkembangan
embrionik dari asalnya pada dasar lidah ke tempat seharusnya pada leher bawah
anterior, yang berakibat timbulnya kelenjar "tiroid ektopik" yang fungsinya buruk.
Transfer plasenta TSH-R Ab (blok) dari ibu pasien tiroiditis Hashimoto ke embrio,
dapat menimbulkan agenesis kelenjar tiroid dan "kretinisme atireotik". Defek bawaan
pada biosintesis hormon tiroid menimbulkan hipotiroidisme neonatus termasuk
pemberian iodida, obat antitiroid, atau radioaktif iodin untuk tirotoksikosis saat
kehamilan
Gejala hipotiroid sangat bervariasi tergantung berat ringannya kekurangan
hormon tiroid. seringkali pada minggu-minggu pertama setelah lahir, bayi nampak
normal atau memperlihatkan gejala tidak khas seperti kesulitan bernafas, bayi kurang
aktif, malas menetek, ikterik berkepanjangan, hernia umbilikalis, kesulitan buang air
besar, kecenderungan mengalami hipotermi. Bila tidak segera diobati(sebelum bayi
berumur 1 bulan) akan terlihat gejala hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak
berpenampilan jelek.
Tubuh pendek (cebol), muka hipotiroid yang khas, muka sembam, lidah besar,
bibir tebal, hidung pesek, mental terbelakang, bodoh (IQ dan EQ rendah), kesulitan
bicara. Agar bayi tidak mengalami keadaan demikian, satu-satunya cara untuk
mengetahui kelainan hipotiroid kongenital sedini mungkin dan segera mengobatinya
adalah dengan tes skrining.
MISBACH SYUKRI FKUPN
33
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
34/66
HIPOTIROID KONGENITAL
bayi hipotiroidisme congenital dengan kretinisme, hipotonia, kulit wajah
nampak kasar dan hernia umbilical.
Gambaran klinis klasik (lidah besar, suara tangisan serak, wajah sembab,
hernia umbilikalis, hipotonia, klit belang belang, akral dingin,letargi) tidak jelas.
Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital > 5; tetapi tidak
adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan kemungkinan hipotiroid
kongenital.
Tabel : Skor Apgar pada hipotiroid kongenital
Gejala klinis Skore
Hernia umbilicalis 2
Kromosom Y tidak ada (wanita) 1
Pucat, dingin, hipotermi 1
Tipe wajah khas edematus 2
Makroglosi 1
Hipotoni 1
Ikterus lebih dari 3 hari 1
Kulit kasar, kering 1
Fontanella posterior terbuka (>3cm) 1
Konstipasi 1
Berat badan lahir > 3,5 kg 1
Kehamilan > 40 minggu 1
Total 15
Tabel 4. Skor Apgar pada hipotiroid congenital
MISBACH SYUKRI FKUPN
34
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
35/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Gejala non spesifik yang menyokong yaitu umur kehamilan lebih dari 42
minggu, ikterus eonatorum yang lama, kesulitan meminum, konstipasi, hipotermia
atau distress respirasi pada bayi dengan berat lebih dari 2.500 kg. bayi yang lahirdengan hipotiroidime congenital pada saat lahir ukurannya normal, namun demikian
bilamana diagnosis terlambat makaakan terjadi gagal tumbuh. Apabila ditemukan
jaringan tiroid pada palpasi menyokong adanya kelainan hormogenesis kerja hormone
tiroid.
Pengenalan skrining rutin terhadap bayi baru lahir untuk TSH dan Tq telah
menjadi keberhasilan besar dalam diagnosis dini hipotiroidisme neonatus. T4 serum di
bawah 6 g/dL atau TSH serum di atas 30 U/mL indikatif adanya hipotiroidisme
neonatal. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan bukti radiologis adanya retardasi umur
tulang.
Hipotiroidisme pada anak-anak ditandai adanya retardasi pertumbuhan dan
tanda-tanda retardasi mental. Pada remaja, pubertas prekok dapat terjadi, dan mungkin
ada pembesaran sella tursika di samping postur tubuh pendek. Hal ini tidak
berhubungan dengan tumor hipofisis tapi mungkin berhubungan dengan hipertrofi
hipofisis yang berhubungan dengan produksi TSH berlebihan.
4. DIAGNOSIS
a. ANAMNESIS
Tanpa adanya skrining pada bayi baru lahir , pasien sering datang
terlambat dengan keluhan retardasi perkembangan disertai dengan gagal
tumbuh atau perawakan pendek, pada bayi baru lahir sampai usia 8 minggu
keluhan tidak spesifik.
b. PEMERIKSAAN FISIK
a. Gejala hipotiroid yang dapat diamati adalah konstipasi, lidah
besar, kulit kering, hernia umbilical, ubun ubun besar lebar atau
terlambat menutup, kutis marmomata, suara serak, bayi kurang
aktif.
b. Penampilan fisik sekilas seperti sindroma down , namun pada
sindroma down bayi lebih aktif.
c. Pada saat ditemukan pasien pada umumnya tampak pucat.
MISBACH SYUKRI FKUPN
35
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
36/66
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
37/66
HIPOTIROID KONGENITAL
dengan miksedema hipofisis, FT4 atau FT4 akan rendah tapi TSH serum tidak akan
meningkat. Kemudian mungkin perlu membedakan penyakit hipofisis dari
hipotalamus, dan untuk hal ini uji TSH paling membantu. Tidak adanya respons TSH
terhadap TRH menunjukkan adanya defisiensi hipofisis. Respon parsial atau "normal"menunjukkan bahwa fungsi hipofisis intak tapi bahwa defek ada pada sekresi TRH
hipotalamus. Pasien mungkin mendapatkan terapi tiroid (levotiroksin atau tablet tiroid
kering) ketika pertama kali kita jumpai.5
Kelenjar tiroid yang teraba atau membesar dan uji positif terhadap
autoantibody tiroid akan mengarahkan pada adanya tiroiditis Hashimoto yang
mendasari, pada kasus mana terapi harus diteruskan. Jika antibodi tidak ada, terapi
harus dihentikan selama 6 minggu. Masa penghentian 6 minggu diperlukan karena
waktu paruh tiroksin cukup panjang (7 hari) dan memungkinkan kelenjar tiroid
penyembuhan kembali setelah penekanan yang cukup lama. Pada individu hipotiroid,
TSH menjadi jelas meningkat pada 5-6 minggu dan T4 tetap normal, kemudian
keduanya normal setelah 6 minggu pada pengawasan eutiroid. Gambaran klinis
miksedema yang lengkap biasanya cukup jelas, tapi gejala gejala
dan tanda-tanda hipotiroidisme ringan dapat sangat tidak jelas. Pasien dengan
hipotiroidisme akan datang dengan gambaran tak lazim : neurasthenia dengan gejala
kram otot, parestesia, dan kelemahan; anemia; gangguan fungsi reproduksi, termasuk
infertilitas, keterlambatan pubertas atau menoragia; edema idiopatik, efusi
pleurokardial; pertumbuhan terhambat; obstipasi; rinitis kronis atau suara parau
karena edema mukosa nasal atau pita suara; dan depresi berat. yang terus berlanjut
menjadi ketidakstabilan emosional atau bahkan jelas-jelas psikosa paranoid. Pada
kasus s eperti ini, pemeriksaan diagnostik akan memastikan atau menyingkirkan
hipotiroid sebagai faktor penunjang.
MISBACH SYUKRI FKUPN
37
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
38/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Diagnosis hipotiroidisme didapat. Tiroksin bebas (FT4) maupun indeks
tiroksin bebas (FT4I) dapat bersama TSH untuk penilaian.
Algoritme skrining hipotiroid kongenital
MISBACH SYUKRI FKUPN
38
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
39/66
HIPOTIROID KONGENITAL
MISBACH SYUKRI FKUPN
39
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
40/66
HIPOTIROID KONGENITAL
4. TERAPI HIPOTIROID
Pengobatan hipotiroid adalah dengan memberikan penggantian hormon tiroid
yang kurang dengan tablet hormon tiroid sintetik, disebut levotiroksin atau L-
tiroksin(L-T4) setiap hari. hormon sintetik ini khasiatnya sama seperti hormon yangdihasilkan oleh kelenjar tiroid. Pada pemberian dengan dosis yang benar, tidak ada
efek samping dari pengobatan dengan hormon tiroid buatan.
Pada hipotiroid kongenital yang permanen yang merupakan penyebab
tersering hipotiroid kongenital, kekurangan hormon tiroid tidak dapat dicegah
namun gejala akibat kekurangan hormon tiroid dapat dicegah dengan pemberian
pengganti atau suplemen hormon tiroid dalam bentuk tablet. Pemberian obat ini harus
dimulai sedini mungkin (usia < 1 bulan) dan diberikan seumur hidup, terutama pada
usia 0-3 tahun. Dengan pemberian hormon tiroid yang teratur dan terkontrol, anak
dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Tujuan dari pengobatan yaitu mengembalikan secepatnya kadar T4 serum
normal, harus dihindari timbulnya hipotiroidisme, namun harus merangsang
pertumbuhan dan perkembangan kembali normal. Setelah didiagnosis segera berikan
pengobatan dengan L-T4 10 15 g/ kgBB agar T4 kembali secepatnya. Bayi dengan
hipotiroid kompensasi dapat dimulai dari dosis rendah, sedang hipotiroidisme berat
(kadar t4 < 5 g/L atau 64 nmol/L) seperti pada agenesis tiroid harus dimulai dengan
dosis tinggi 15 g/ kgBB. Dengan dosis yang diberikan diatas, sebagian besar bayi
kadar T4 serum kembali normal dalam waktu satu minggu dan TSH dalam waktu satu
bulan.
Tabel 5. Dosis L-Tiroksin pada hipotiroid kongenital.
Umur Dosis g/KgBB/hari
0-3 bulan 10-15
3-6 bulan 8-10
6-12 bulan 6-8
1-5 tahun 5-6
2-12 tahun 4-5
>12tahun 2-3
Hormon tiroid dapat dicampur dengan sari buah atau susu formula tetapi harus
diminum habis, tidak boleh diberikan bersama dengan bahan-bahan yang
menghambat penyerapan, seperti besi, kedelai atau serat. Beberapa bayi dapat
menelan tablet utuh atau dikunyah dengan air liurnya sebelum bayi mempunyai gigi.Obat dalam bentuk cairan tidak stabil sehingga sebaiknya tidak digunakan.
MISBACH SYUKRI FKUPN
40
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
41/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Rekomendasi saat ini yang dianjurkan adalah mengulang pemeriksaan kadar
T4 dan TSH pada 2 dan 4 minggu sesudah pengobatan dengan L-thyroksin, setiap 1
2 bulan dalam 1 tahun pertama pengobatan, setiap 2 -3 bulan pada usia 1 3 tahun,
setelah itu setiap 3-12 bulan sampai pertumbuhan selesai.Untuk hipotiroid kongenital yang sementara (transient) sebenarnya tidak
diperlukan pengobatan karena fungsi dari kelenjar tiroid akan kembali normal setelah
lahir dalam waktu yang bervariasi tergantung penyebabnya. Namun kadang
diperlukan pengobatan untuk masa yang bervariasi karena kadang sulit diketahui
apakah ini tergolong sementara atau permanen pada awal kelahiran, sehingga
pengobatan tetap diberikan.
Pada bayi hipotiroid yang pada saat lahir dasar kelainan organiknya tidak jelas
dan yang dicurigai hipotiroidisme transien, maka penghentian pengobatan dapat
dicoba setelah usia 3 tahun, pada masa tersebut maturasi otak sudah tidak tergantung
hormone tiroid. Pada bayi premature, hal yang perlu dipertimbangkan pada usia
kehamilannya kurang dari 27 minggu dengan T4 rendah dan TSH tinggi diberikan
pengobatan dengan dosis 8 ug/kgBB/hari.
Hipotiroidisme kongenital pada anak yang sudah besar, tidak terlalu penting
untuk diberikan pengobatan secepatnya. Pada pasien yang benar-benar hipotiroidisme
berat dan telah berlangsung lama, bila diberikan pengobatan untuk menormalkan
keadaan aktivitas yang dibawah normal ini secepatnya, akan terjadi efek samping
yang tidak diinginkan (kemunduran prestasi sekolah, perhatiannya cepat berpindah,
hiperaktif, insomnia, kelainan tingkah laku), sehingga pengobatan harus diberikan
dengan dosis kecil dinaikkan perlahan-lahan selama beberapa minggu atau bahkan
beberapa bulan.
Pada anak hipotiroidisme berat, harus diamati secara ketat keluha-keluhan
sakit kepala yang hebat pada awal pengobatan, karena walaupun jarang dapat terjadi
pseudotumor serebri. Sebaliknya pada anak dengan hipotiroidisme ringan pemberian
dosis penih dapat diberikan tanpa resiko dan tidak ada konsekuensi efek yang
merugikan.
Pengobatan pada anak hipotiroidisme kompensasi (T4 normal dan TSH
meningkat) masih kontroversi. Beberapa dokter mengobati semua pasien dengan
keadaan seperti ini, sedang dokter lain mengulang pemeriksaan fungsi tiroid dalam 3-
6 bulan sebelum diberikan pengobatan karena kemungkinan kelainan tiroidnya
MISBACH SYUKRI FKUPN
41
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
42/66
HIPOTIROID KONGENITAL
transien. Pengobatan dianjurkan untuk mengurangi gejala dan menghindari resiko
melanjutnya penyakit menjadi hipotiroidisme yang lebih berat.
Pengobatan pada anak usia 1-5 tahun dengan dosis 100 g/m2 atau 4-6
g/kgBB, pada usia 6-10 tahun dengan dosis 3-4 g/kgBB, dan pada usia 11 tahunatau lebih dengan dosis 2-3 g/kgBB. Pada pasien dengan goiter dapat diberikan dosis
tinggi untuk menekan TSH agar tetap dalam rentang normal rendah (0,3 - 1 mU/L)
sehingga meminimalkan efek goiterogenik. Untuk pasien dengan resisten hormone
tirois pengobatannya masih kontroversial.
Setelah anak mendapat dosis yang dianjurkan selama paling sedikit 6-8
minggu, pemeriksaan kadar T4 dan TSH harus diulang. Apabila telah dicapai keadaan
eutiroid, pasien harus selalu dipantau setiap 6-12 bulan. Harus diberikan perhatian
penuh pada pertumbuhan dan umur tulang. Beberapa anak dengan hipotiroidisme
berat dan sudah berlangsung lama, mungkin tidak dapat mencapai potensi tinggi
dewasa walaupun diberikan terapi yang optimal, sehingga perlu ditekankan
pentingnya diagnosis dan pengobatan awal. Pengobatan biasanya dilanjutkan dalam
waktu yang tidak terbatas.
Tidak dilaporkan adanya alergi terhadap levotiroksin murni, walau mungkin
pada pasien timbul alergi terhadap pewarna atau beberapa komponen tablet. Reaksi
toksik utama kelebihan levotiroksin adalah gejala-gejala hipotiroidisme-- terutama
gejala-gejala jantung--dan osteoporosis. Gejala tirotoksik pada jantung adalah aritmia,
khususnya, takikardia atrial proksimal atau fibrilasi. Insomnia, tremor, gelisah, dan
panas berlebih juga dapat mengganggu. Dengan mudah dosis harian levotiroksin
ditiadakan untuk 3 hari dan kemudian penurunan dosis mengatasi masalah ini.
Peningkatan resorbsi tulang dan osteoporosis berat telah dikaitkan dengan
hipertiroidisme yang berlangsung lama dan akan timbul pada pasien yang diobati
dengan levotiroksin jangka lama. Hal ini dapat dicegah dengan pemantauan teratur
dan dengan mempertahankan kadar normal serum FT4 dan TSH pada pasien yang
mendapat terapi penggantian jangka panjang. Pada pasien yang mendapat terapi
supresi TSH untuk goiter nodular atau kanker tiroid, jika FT4I atau FT4 dijaga pada
batas normal atas, walau jika TSH disupresi-- efek sampingterapi T4 pada tulang akan
minimal.
Disfungsi tiroid pada bayi dan anak berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan, juga dapat berakibat kelainan metabolic yang ditemukan pada masa
MISBACH SYUKRI FKUPN
42
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
43/66
HIPOTIROID KONGENITAL
dewasa, sehingga konsekuensi klinik disfungsi tiroid bergantung pada usia mulai
timbulnya pada masa bayi atau anak. Apabila hipotiroidisme pada janin atau bayi baru
lahir tidak diobati, maka dapat menyebabkan kelainan intelektual dan atau fungsi
neurologik yang menetap. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran hormone tiroiddalam kehidupan pada perkembangan otak saat tersebut. Setelah usia 3 tahun, pada
saat tersebut sebagian besar perkembangan otak yang bergantung hormone tiroid
sudah lengkap, hipotiroidisme pada saat ini mengakibatkan pertumbuhan lambat dan
kelambatan maturasi tulang, tetapi biasanya tidak menetap dan tidak berpengaruh
menetap pada perkembangan kognitif dan neurologik.
2. DIARE PERSISTEN PADA ANAK
A. Batasan
Diare persisten adalah diare akut karena infeksi usus yang karena sesuatu
sebab melanjut 14 hari atau lebih. Sebagian besar (90%) anak dengan diare akut yang
ditatalaksana secara memadai, yaitu dengan rehidrasi oral/parenteral, dukungan
nutrisi, obat seminimal mungkin dan atas indikasi yang jelas, dan edukasi pada
orangtua, akan sembuh dalam waktu kurang dari 7 hari, walaupun demikian sekitar 5
persen kasus akan berkembang menjadi diare persisten.
Faktor risiko terjadinya diare persisten adalah umur kurang dari 6 bulan,
dilahirkan prematur, ditemukan malnutrisi, tidak mendapat ASI, adanya penyakit
penyerta, penggunaan antibiotik, dan anemia. Faktor penyebab tersering berturut-turut
adalah intoleransi laktosa sekunder, enteropati karena alergi terhadap protein susu sapi
(CMPSE = Cow's Milk Protein Sensitive Enteropathy), sindrom malabsorpsi, bakteri
tumbuh lampau (bacterial overgrowth), diare karena antibiotik (antibiotic-induced
diarrhea), dan infeksi persisten.
Secara patogenesis, diare persisten dapat terjadi melalui diare sekretorik dan
diare osmotik. Pada diare sekretorik, toksin merangsang c-AMP atau c-GMP untuk
mensekresikan secara aktif air dan elektrolit ke dalam lumen usus sehingga terjadi
diare. Sedangkan pada diare osmotik, kenaikan tekanan osmotik dalam lumen usus
akibat fermentasi makanan yang tidak diserap akan menarik air sel ke dalam lumen
usus sehingga terjadi diare.
B. Etiologi
MISBACH SYUKRI FKUPN
43
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
44/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Berbagai penyebab diare kronik dapat dilihat pada Tabel 1.
C. Manifestasi klinis
Diare berlangsung 14 hari atau lebih. Bila terjadi diare hebat dapat terlihat
gejala-gejala dehidrasi ringan sampai berat, asidosis dan gangguan keseimbangan
elektrolit seperti lemah, kembung dan muntah. Status gizi anak biasanya kurang atau
buruk.
D. Kriteria diagnosis
Diare persisten bukanlah penyakit, tetapi merupakan entitas klinik yang
disebabkan berbagai macam etiologi. Oleh karena itu, upaya penting perlu dilakukan
untuk mencari etiologinya, karena pengobatan didasarkan pada faktor penyebabnya.
Berikut adalah hal-hal yang penting dilakukan:
1.Tentukan apakah diarenya tergolong osmotik atau sekretorik. Cara
membedakan keduanya adalah dengan cara memuasakan pasien selama 24 jam
(tentu saja pasien mendapat terapi cairan parenteral): bila diare
berkurang/berhenti maka diarenya jenis osmotik, bila diare berlangsung terus
menunjukkan jenis diare adalah sekretorik.
2. Bila diare osmotik, cari kemungkinan intoleransi laktosa, CMPSE, atau
sindrom malabsorpsi
3. Bila diare sekretorik, cari kemungkinan bakteri tumbuh lampau, diare karena
antibiotik, atau infeksi persisten. Algoritme diare persisten dapat dilihat pada
Gambar 1.
Tabel 1. Etiologi diare kronik
MISBACH SYUKRI FKUPN
44
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
45/66
HIPOTIROID KONGENITAL
MISBACH SYUKRI FKUPN
FAKTOR INTRALUMINAL FAKTOR MUKOSA
Kelainan pankreas Perubahan integritas
Fibrosis kistik
Sindrom Shwachman-Diamond
Sindrom Johannson-Blizzard
Defisiensi enzim pankreas terisolasi
Pankreatitis kronik
Sindrom Pearson
Infeksi: bakteri, viral, fungal
Infestasi parasit
Intoleransi protein sapi dan kedelai
Inflammatory bowel disease (kolitis
ulseratif, Crohn)
Kelainan asam empedu Perubahan fungsi imunologis
Kolestasis kronik
Reseksi ileum terminal
Bakteri tumbuhlampau
Penggunaan sekuestran asam empedu secara
kronik
Malabsorpsi asam empedu primer
Enteropati autoimun
Gastroenteropati osinofilik
AIDS
Imunodefisiensi
Defisiensi imunoglobulin A dan G
Kelainan usus halus Perubahan fungsi
Osmolaritas intraluminar
Malabsorpsi karbohidrat
Defisiensi sukrase, laktase kongenital dan
didapatMalabsorpsi monosakarida kongenital dan
didapat
Asupan berlebih minuman berkarbonasi
Asupan berlebih sorbital, Mg(OH)2 dan
laktulose
Defek Cl-/HCO3, Na+/H+, asam empedu,
enteropati akrodermatitis, defisiensi folat
selektif, abetalipoproteinemia
Perubahan fungsi pencernaan
Defisiensi enterokinaseDefisiensi glukoamilase
Perubahan area permukaan
Penyakit seliak
Sindrom postgastroenteritis
Penyakit inklusi mikrovilus
Short bowel syndrome
Perubahan fungsi sekretorik
Bakteri yang memproduksi enterotoksin
Tumor yang mensekresi peptida vasoaktif
Perubahan struktur anatomi
Pen akit Hirsch run
45
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
46/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Gambar 1. Algoritme Diare Persisten.
e. Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk mencari etiologi diare
persisten, yaitu:
1. pH tinja dan bahan pereduksi (clinitest) untuk mendeteksi intoleransi
laktosa.
2. Eliminasi dan provokasi protein susu sapi untuk mendeteksi CMPSE.
MISBACH SYUKRI FKUPN
46
Puasa
DiareDiare osmotik
BHT,
Bakteritumbuhlampau
Infeksipersisten
Intoleransilaktosa
Terapi sesuaipenyebab danterapi nutrisi
Tidak sembuhSembuh
Formula kedelai/ protein
Intolerans
i laktosa
Alergi susu sapi
?
Sindrommalabsorp
Alergisusu sapi
Nutrisiparenteral total
Nutrrisienteral
(elemental
Hindari laktosa
Tidak sembuhSembuh
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
47/66
HIPOTIROID KONGENITAL
3. Uji malabsorpsi (steatokrit dan Tripsin Activity Test) untuk mendeteksi
sindrom malabsorpsi
4. Uji hidrogen napas untuk mendeteksi bakteri tumbuh lampau. Caranya:
pasien dipuasakan 4 jam, kemudian diukur kadar gas H2 pada keadaan basal. Pasien diberi larutan glukosa/laktosa dan kemudian kadar gas H2
diukur setiap 30 menit. Bila terjadi kenaikan dini (30 menit dan >20 ppm)
dinyatakan positif bakteri tumbuh lampau.
5. Uji toksin Clostridium difficile dalam tinja untuk menfeteksi diare karena
antibiotik
6. Kultur tinja untuk mendeteksi infeksi persiten baik kuman aerob maupun
anaerob.
f. Tata laksana
1. Atasi dehidrasi, kelainan asam basa dan gangguan elektrolit yang terjadi.
2. Dukungan nutrisi amat penting untuk mencegah dan mengobati malnutrisi
yang terjadi. Berikanlah diet sesuai dengan usia dan status gizi penderita.
Pada awal terapi, laktosa mungkin perlu dihindari karena mungkin telah
terjadi kerusakan mukosa usus yang bermakna. Suplementasi mikronutrien
seperti Zn dan Fe sangat diperlukan untuk mempercepat regenerasi mukosa
usus halus.
3. Tentukan apakah diare yang terjadi jenis sekretorik atau osmotik untuk
memudahkan pendekatan etiologik dan terapi. Lihat algoritme terlampir.
4. Bila intoleransi laktosa, berilah formula/diet bebas laktosa.
5. Bila alergi susu sapi, ASI diteruskan dan ibu tidak menkonsumsi susu sapi
dan makanan yang terbuat dari susu sapi (keju, es krim, dll). Bila tidak
minum ASI, pasien diberi formula hidrolisat protein.
6. Pada sindrom malabsorpsi, pasien diberi makanan atau formula elemental.
Bila diet per oral belum dapat diberikan, pasien sebaiknya diberi TPN
selama 2 minggu untuk mempercepat regenerasi mukosa usus halus.
7. Pada bakteri tumbuhlampau, berikan metronidazol 30 mg/kg/hari selama
10-14 hari.
8. Pada diare karena antibiotik, hentikan antibiotik bila mungkin. Berikan
metronidazol 30-50 mg/kg/hari selama 7-10 hari dan probiotik 2 x 106-9 cfu
selama 7-10 hari.
MISBACH SYUKRI FKUPN
47
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
48/66
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
49/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup.
6. Gangguan metabolik
Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose
intolerance.7. Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah
disingkirkan.
8. Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang
akan menimbulkan marasmus.
9.Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya marasmus;
meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan penyapihan dini
dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang terlalu encer
akibat dari tidak mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi berulang,
terutama gastro enteritis akan menyebabkan anak jatuh dalam marasmus.
A. Patofisiologi
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak
faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh
sendiri (host), agent (kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor
diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan.
Gopalan menyebutkan marasmus adalah compensated malnutrition. Dalam keadaan
kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan
memenuhi kebutuhan pokok atau energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan; karbohidrat
(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25
jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah
beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat
di hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol
dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai
sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan
MISBACH SYUKRI FKUPN
49
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
50/66
HIPOTIROID KONGENITAL
mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira
kehilangan separuh dari tubuh.
Gambaran Klinis
Marasmus seringdijumpai pada usia 0 - 2
tahun. Keadaan yang
terlihat mencolok
adalah hilangnya lemak
subkutan, terutama pada
wajah. Akibatnya ialah
wajah si anak lonjong,
berkeriput dan tampak
lebih tua (old man
face). Otot-otot lemah
dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan maka anggota gerak terlihat
seperti kulit dengan tulang. Tulang rusuk tampak lebih jelas. Dinding perut hipotonus
dan kulitnya longgar. Berat badan turun menjadi kurang dari 60% berat badan
menurut usianya. Suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang.
B. Diagnosis
Diagnosis marasmus dibuat berdasarkan gambaran klinis, tetapi untuk
mengetahui penyebab harus dilakukan anamnesis makanan dan kebiasaan makan serta
riwayat penyakit yang lalu.
C. Pencegahan
Tindakan pencegahan terhadap marasmus dapat dilaksanakan dengan baik bila
penyebab diketahui. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana
kesehatan yang baik untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi.
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi
yang paling baik untuk bayi
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
tahun keatas
MISBACH SYUKRI FKUPN
50
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
51/66
HIPOTIROID KONGENITAL
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan
dan kebersihan perorangan
4. Pemberian imunisasi
5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap.
6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat
merupakan usaha pencegahan jangka panjang.
7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang
endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.
D. Klasifikasi :
1. KEP ringan : > 80-90 % ideal terhadap TB (WHO-CDC)
2.KEP sedang : > 70-80% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC(
3. KEP berat : 70% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC)
E. Penanganan KKP berat
Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal,
dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang
mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan
gizi. Fase ini biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Jika lebih dari 10 hari keadaan
pasien tidak juga pulih, berarti diperlukan upaya tambahan.
Upaya pengobatan awal meliputi :
1. pengobatan atau pencegahan terhadap hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi dan
pemulihan ketidakseimbangan elektrolit.
2. pencegahan jika ada ancaman atau perkembangan renjatan septic
3. pengobatan infeksi
4. pemberian makanan
5. pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain seperti kekurangan vitamin,
anemia berat, dan payah jantng.
Hipoglikemia
MISBACH SYUKRI FKUPN
51
-
8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru
52/66
HIPOTIROID KONGENITAL
Penderita KKP berkemungkinan besar untuk jatuh ke dalam keadaan
hipoglikemia ( kadar glukosa darah < 54 mg / dl atau < 3 mmol/ L ), terutama selama
2 hari pengobatan awal. Agar hipoglikemia tidak terjadi, anak harus diberi makan
sekurang-kurangnya setiap 2-3 jam, baik siang ataupun malam. Tanda hipoglikemiamencakup :
1. temperature tubuh kurang dari 36,5 oC
2. Letargi
3. Lemas
4. Kesadaran berkurang
Dehidrasi dan renjatan septik
Tanda yang digunakan dalam penentuan diagnosis dikelompokkan menjadi
3, yaitu tanda yang bermakna, tidak bermakna dan tanda-tanda renjatan septic. Tanda
yang bermakna terungkap pada riwayat diare, rasa haus, hipotermia, mata cekung,
tangan dan kaki terasa dingin dan aliran urine. Tanda yang tidak bermakna dinilai
berdasarkan keadaan mental, mulut, lidah dan air mata dan kelenturan kulit. 1
Kelemahan atau hiangnya denyut nadi pada arteri radialis menandakan
terjadinya renjatan, baik akibat dehidrasi berat maupun sepsis. Jika terjadi pula
hipovolemia, frekuensi nadi akan meningkat sementara denyutnya lemah. Jika denyut
arteri karotis, femoris, dan brakhialis lemah berarti keadaan anak jelek dan harus
diobati dengan sangat segera.
Dinginnya tangan dan kaki menandakan dehidrasi berat serta renjatan septic.
Selain itu, berkurangnya aliran urine menandakan dehidrasi dan renjatan terus
memburuk. Urine justru tidak terbentuk sama sekali mana kala kedua kondisi ini
semakin parah.
Pengobatan dehidrasi
Proses rehidrasi sebaiknya dilakukan secara oral karena pemberian per infuse
dapat menyebabkan kelebihan cairan dan gagal jantung. Pemberian secara parenteral
boleh diberlakukan hanya dalam k