presus hipotiroid;edited baru

Upload: syukri-md-bpharm

Post on 09-Apr-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    1/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    BAB I

    STATUS PASIEN

    `

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : An. S.F

    Jenis kelamin : Perempuan

    Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 7 September 2010

    Umur : 4 bulan

    Pendidikan : -

    Suku bangsa / Bangsa : Jawa / Indonesia

    Agama : Islam

    Alamat : Asrama DenKavKud Bandung

    No. Rekam Medik : 36 37 76

    Masuk RS tanggal : 14 Desember 2010

    IDENTITAS ORANGTUA

    Orangtua Ayah IbuNama

    Umur sekarang

    Perkawinan ke

    Pendidikan terakhir

    Pekerjaan

    Pangkat

    Agama

    Suku bangsa

    Tn. A

    30 thn

    1

    SMA

    TNI-AD

    PRAKA

    Islam

    Jawa

    Ny.S

    30 thn

    1

    SMK

    IRT

    -

    Islam

    Jawa

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    1

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    2/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    II. ANAMNESIS

    Alloanamnesis dari ibu pasien tanggal 20 Januari 2011 di RSPAD Gatot

    Soebroto.Keluhan utama : BAB berulang dengan konsistensi cair disertai lendir dan

    darah.

    Keluhan tambahan :

    - Demam cukup tinggi yang hilang timbul

    Riwayat penyakit sekarang :

    Pasien seorang anak perempuan, berusia 4 bulan dirujuk dari RS Tk II Dustira,

    Bandung, dengan keluhan utama BAB konsistensi cair disertai lendir dan darah 1

    bulan sebelum masuk rumah sakit. BAB cair tersebut berlangsung selama 15 kali

    perhari. Pasien juga mengeluh demam cukup tinggi yang hilang timbul, Kemudian

    pasien di rawat di RS. Dustira Bandung satu hari sebelum masuk RSPADGS. Saat

    perawatan pasien mengeluhkan perut kembung dengan cairan kehijauan dan diberikan

    obat-obatan Sefotaksim 3X250mg/IV, Seftriaxon 2X250mg, Gentamicyn 2X10mg,

    Metronidazole 3X50mg kemudian mengalami perbaikan (Perut tidak kembung

    dengan NGT jernih). Diare dan demam masih belum teratasi, kemudian diberikan

    Sefotaksim 3X250mg/IV, Sefriaxon 2X250mg , dan Ranitidine 2X5mg serta diberi

    susu Pepti Junior. Pasien kemudian diperiksa kadar hormon Tiroid T3, T4 dan TSH

    (hasil terlampir) dengan hasil kesan Hipotiroid Kongenital, kemudian diberi Tyrax 1X

    50mg kemudian dihentikan karena diare yang berkelanjutan. Pasien juga

    mendapatkan transfusi PRC 2 X 40cc.

    Riwayat penyakit sebelumnya yang ada hubungannya dengan penyakit sekarang

    Pasien pernah dirawat 1 minggu sebelum masuk RS. Dustira karena diare,

    selama 3 hari. Pasien pulang 3 hari setelahnya, karena mengalami perbaikan.

    Riwayat penyakit keluarga yang ada hubungannya dengan penyakit sekarang

    Tidak ada

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    2

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    3/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Riwayat kehamilan

    Ibu pasien telah hamil 3x, namun anak ke dua meninggal karena sakit pada

    usia 20 hari. Kehamilan ini merupakan kehamilan ketiga dengan kelahiran anak

    kandung II.Selama kehamilan ibu pasien tidak merasakan keluhan, hanya perasaan mual

    diawal kehamilan. Ibu pasien juga mengatakan rutin untuk kontrol kehamilannya baik

    di dokter maupun bidan.

    Riwayat perkembangan

    Motorik Kasar : belum dapat tengkurap tetapi bisa memiringkan badan

    Psikomotor :

    Tengkurap : - (memiringkan badan +) Berjalan : -

    Duduk : - Bicara : -

    Berdiri : - Membaca & menulis : -

    Motorik Halus : mengengam jari +

    Sosial : Senyum sosial +

    Bahasa : belum dapat berbicara, hanya bisa menggumam

    Kesan: Pertumbuhan dan perkembangan terhambat dan terlambat (delayed) tidak

    sesuai dengan usia.

    Riwayat makanan

    Umur ASI/PASI

    Merk/Takaran

    Buah/

    biskuit

    Bubur susu Nasi tim

    0-2 bulan

    2-4 bulan

    ASI

    PASI

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Riwayat Imunisasi

    Jenis imunisasi I II III IV

    BCG

    DPT

    Polio

    Campak

    Hepatitis B

    +

    -

    -

    -

    +

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Kesan: Imunisasi dasar tidak lengkap.

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    3

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    4/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Dilakukan pada tanggal 20 Januari 2011

    Berat badan sebelum sakit : Tidak diketahui

    Berat badan sekarang : 4,5 kg

    Panjang badan : 62 cmKeadaan umum : Tampak sakit sedang, rewel.

    Kesadaran : Compos mentis, menangis keras, gerak aktif

    Tanda vital :

    TD : tidak diperiksa (anak usia 4 bulan)

    Nadi : 100 x/menit, teratur, isi cukup

    RR : 48 x/menit, simetris, teratur, abdominal-thorakal

    Suhu : 39,00 C (axilla)

    Data antropometri

    Berat badan : 4,5 kg = 4500 gr

    Berat badan ideal : 3000 gr + 3190 gr

    6190 gr

    Panjang badan : 62 cm

    Status gizi : BB sekarang/BB ideal x 100%

    4500/6190 x 100% = 72,6.% (mild malnutrition)

    Perawakan : Kecil dan kurus kesan gizi kurang

    Kepala : Normocephal, rambut hitam merata, tipis, mudah dicabut.

    Ubun-ubun besar belum menutup ukuran 1x1 cm, cekung.

    Mata : Palpebra superior kanan dan kiri cekung, konjungtiva

    tidak anemis, sklera tidak ikterik, kornea jernih, edema

    palpebra + , refleks cahaya langsung dan tidak langsung

    positif, pupil bulat isokor 2/2, air mata +/+.

    Telinga : Daun telinga simetris kanan dan kiri, lekukan sempurna, liang

    telinga lapang, tidak ada serumen, tidak ada sekret, membran

    timpani intact.

    Hidung : Bentuk normal, deviasi septum tidak ada, mukosa tidak

    hiperemis, sekret tidak ada, napas cuping hidung tidak ada.

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    4

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    5/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Mulut : Bibir tidak pucat dan tidak sianosis, mukosa bibir basah, lidah

    tidak kotor dan tidak tremor, faring tidak hiperemis,

    Tonsil T1-T1 tenang.

    Leher : Tidak teraba pembesaran KGB, trakea di tengah.Thoraks : Normochest, tidak ada retraksi, simetris saat statis dan

    dinamis, tidak ada sikatriks, tidak ada pelebaran vena.

    Paru

    Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, tidak ada retraksi

    supraclavicular, intercostalis, epigastrial.

    Palpasi : Fremitus fokal dan taktil sama pada paru kanan dan kiri

    Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru

    Auskultasi : Suara napas dasar vesikuler, Suara napas tambahan tidak ada,

    tidak ada rhonki, tidak ada wheezing.

    Jantung

    Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak.

    Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga V, garis midclavikula kiri

    Perkusi : Sulit diperiksa

    Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, gallop tidak ada, murmur tidak

    ada.

    Abdomen

    Inspeksi : Cembung, terdapat venektasi, terdapat ptekie

    Auskultasi : Bising usus (+) meningkat.

    Palpasi : Tegang, cembung, nyeri tekan tidak ada, hati tidak teraba,

    limpa tidak teraba, ginjal tidak teraba, turgor kembali cepat.

    Perkusi : Tidak diperiksa.

    Ekstremitas : Akral hangat, terdapat edema di ke empat ekstremitas, dengan

    tipe pitting edema, tidak ada sianosis, perfusi perifer baik.

    Tangan dan lengan kanan serta tungkai dan kaki kanan lemas.

    Genital : Labia mayora dan labia minor sebanding, klitoris ada

    Anus : Iritasi perianal -.

    Pemeriksaan neurologis : tidak dilakukan pemeriksaan

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    5

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    6/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Hasil Laboratorium, Patologi Anatomi & Radiologi RSPAD Gatot Soebroto

    Jenis

    Pemeriksaan

    12-12-

    2010

    15-12-

    2010

    16-12-

    2010

    20-12-

    2010

    21-11-

    2010

    3-1-

    20115-1-

    2011

    10-1-

    2011

    17-1-

    2011

    HematologiHb

    Ht

    Eritrosit

    Trombosit

    Retikulosit

    MCV

    MCH

    MCHC

    Leukosit

    Basofil

    Eosinofil

    Batang

    Segmen

    Limfosit

    Monosit

    RDW

    Kimia

    Protein total

    AlbuminGlobulin

    Bilirubin Ttl

    Bil. Direct

    Bil. Indirect

    SGPT

    SGOT

    Ureum

    Kreatinin

    Natrium

    Kalium

    KloridaGlukosa

    sewaktu

    Asam Urat

    Urinalisa

    pH

    Berat jenis

    Protein

    Glukosa

    Bilirubin

    EritrositLeukosit

    11.8

    35.1

    4.3

    45000

    81.7

    27.4

    33.6

    7900

    70.9

    18.9

    10

    16.2

    17,0

    47

    6.5

    12900

    0.6

    72

    26

    37

    5000

    0

    0

    2

    54

    40

    4

    18.9

    16.2

    48

    6.3

    61000

    76

    26

    34

    8000

    0

    0

    1

    67

    32

    0

    144

    2.8

    109

    6.5

    1015

    -

    -

    -

    1-0-1

    2-1-2-

    15.7

    39

    4.9

    54000

    78

    26

    33

    11600

    132

    5.0

    107

    12.6

    38

    5.0

    40000

    77

    25

    33

    12500

    8.1

    25

    3.3232000

    76

    25

    33

    13100

    0

    22

    49

    46

    1

    5.3

    2.5

    2.8

    1.0

    96

    87

    13

    0.4

    134

    4.4

    100

    123

    9.1

    27

    3.4

    92000

    79

    27

    34

    36500

    3.1

    55

    8.4

    26

    3.2

    65000

    82

    26

    32

    11400

    0

    1

    2

    55

    40

    2

    94

    8.4

    26

    3.2

    129000

    79

    26

    33

    8500

    0

    1

    2

    38

    56

    3

    6.3

    3.62.7

    0.8

    56

    77

    19

    0.5

    134

    4.8

    100

    70

    2.9

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    6

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    7/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Torak

    Kristal

    Epitel

    Lain-lain

    TinjaMakroskopik

    Darah

    Lendir

    Eritrosit

    Leukosit

    Amoeba

    Telur cacing

    Jamur

    Serat

    Lain-lain

    Darah samar

    Imunoserologi

    CRP semi

    kuantitatif

    IgG Anti

    Dengue

    IgM Anti

    Dengue

    Kuning

    encer

    +

    +

    banyak

    banyak

    -

    -

    -

    -

    -

    lunak

    -

    -

    0-1-0

    1-1-1

    -

    -

    -

    -

    -

    48.0

    Kultur

    feses:

    Entero-bacter

    aeroge-nes

    -

    +

    -

    +

    +

    -

    +

    10-15

    25-30

    -

    -

    -

    +

    Fat +

    +

    12.0

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    7

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    8/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Pemeriksaan

    lain

    Endokrinologi

    FT4

    TSHs

    T3(total)

    Radio Nuklir

    Radioimunoas

    say

    Uptake&scanni

    ng (Tc-99m)

    a.T3 RIA

    b.FT4 RIA

    TSH RIA

    0.95

    0.648

    0.93

    13.41.22

    0.54

    V. RESUME

    Pasien seorang anak perempuan, berusia 4 bulan 17 hari dirujuk dari RS Tk II

    Dustira, Bandung, karena BAB konsistensi cair disertai lendir, dan darah 1 bulan

    sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai dengan demam cukup tinggi yang

    hilang timbul. Pasien kemudian dirawat di RS. Dustira, selama perawatan pasien

    merasa perut kembung dan NGT cairan berwarna berwarna kehijauan. Kemudian

    pasien dirujuk ke RSPADGS pada tanggal 14 Desember 2010, Karena keluhannya,

    pasien dirujuk ke poli anak RSPAD dan dirawat. Pasien direncanakan untuk ditangani

    oleh bagian anak RSPAD.

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan anak tampak sakit sedang, compos mentis,

    dan rewel. Suhu badan 390C, nadi 116 kali/menit ,teratur, isi cukup, pernafasan 48

    kali/menit, teratur. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva tidak anemis, sklera

    tidak ikterik, ubun-ubun besar belum menutup dan cekung, lidah terlihat membesar

    dengan kesan macroglosy,thorax simetris tidak terdapat retraksi, denyut jantung tidak

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    8

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    9/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    terlihat, Bising usus meningkat, Hati teraba 3cm dibawah arcus costae, Limpa teraba

    setinggi schuffner II. Abdomen terlihat cembung dan lembut.Dari pemeriksaan fisik

    dicurigai pasien menderita Hipotiroid (lidah Macroglosy) dan penurunan basal tubuh

    sehingga dilakukan pemeriksaan kadar hormon Tiroksin T3,T4 dan TSH, dengankesan Hipotiroidisme Kongenital Sekunder disertai dengan pemeriksaan laboratorium

    rutin dengan kesan infeksi akut.

    VI. DIAGNOSIS BANDING

    - Diare kronik

    - Gastrointestinal tuberkulosis.

    - Inflamatory bowel disease

    - Hipotiroid kongenital

    - Hipopituitarisme

    - Akondroplasia

    - Gizi Buruk tipe marasmic

    VII. DIAGNOSIS KERJA

    - Diare kronik dehidrasi ringan-sedang

    - Hipotiroid kongenital sekunder

    - Gizi buruk tipe marasmic

    - Pertumbuhan terhambat

    VIII. PENATALAKSANAAN

    1. IVFD : D5 saline 50 cc/24 jam

    2. Pepti Junior 8x90 mg

    3. Vit E 80mg

    4. Asam Folat 1mg

    5. Bcomp 1tab

    6. Paracetamol Supp 1x 40mg

    IX. PROGNOSIS

    Ad. Vitam : ad bonam

    Ad. Fungsionam : ad bonam

    Ad. Sanationam : ad bonam.

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    9

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    10/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    X. FOLLOW UP PASIEN

    Tanggal S O A P

    15/12/2010 BAB cair >

    20x/hari, jumlah

    + gelas aquasetiap kali BAB,

    ampas +, lendir

    +, warna kuning

    kehijauan, darah

    + warna

    kehitaman, busa

    - , bau busuk +,

    minum asi +

    Ku/Ks: menangis

    keras, gerak aktif.

    HR:112x/mnt;RR:72x/mnt;T;36,3 C

    Kepala:UUB belum

    menutup 1,5x1,5cm,

    cekung

    Mata:konjungtiva

    anemik -/-,sklera

    ikterik -/-, udem

    palpebra +/+,air

    mata +

    Hidung:sekret -/-,

    NCH -/-Mulut:mukosa

    buccal lembab, bibir

    kering -, pucat -,

    sianosis

    Leher: kgb tidak

    membesar

    Thorax:simetris saat

    statis dan dinamis,

    retraksi

    Pulmo:SN vesikuler,

    Rh-/-, Wh-/-Cor:BJ I-II reguler,

    mur2 -, gallop-

    Abdomen:BU+/nor

    mal, sedikit tegang,

    cembung,h/l tidak

    teraba,ptekie

    +,venektasi+,turgor

    baik

    Ekstremitas:akral

    hangat, edema +/+/

    +/+, sianosis -

    -Diare kronis

    dehidrasi

    ringansedang

    -Sepsis

    -Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    -Susp. B20

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Zinkid 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Keb. Cairan

    500cc/hr

    16/15/2010 BAB cair, ampas

    +, jumlah +

    gelas aqua setiap

    kali BAB, ampas

    +, lendir +,

    warna kuning

    kehijauan, darah

    + warna

    kehitaman, busa- , bau busuk +,

    TSS/CM

    HR: 80x/menit

    RR: 32x/menit

    T:36,4 C

    Kepala :

    normocephal, uub

    terbuka

    Mata : konjungtivaanemis -/-, sklera

    -Diare kronis

    dehidrasi

    ringan

    sedang

    -Sepsis

    -Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    -Susp. B20

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Diazink 1x10mg po

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    10

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    11/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    minum asi + ikterik -/-, cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : PembesaranKGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang,

    BU (+) meningkat,

    NT (-), Hepar/lien :

    tidak teraba,turgor

    baik

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    venektasi +,crt baik,

    edema +/+/+/+

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    Keb. Cairan 500cc/hr

    17/12/2010 BAB cair 5x,ampas +, jumlah

    + gelas aqua

    setiap kali BAB,

    ampas +, lendir

    +, warna kuning

    kehijauan, darah

    + warna

    kehitaman, busa

    - , bau busuk +,

    minum asi +

    CMHR: 100x/menit

    RR: 40x/menit

    T:36,2C

    Kepala : uub blm

    menutup 1,5x1,5cm

    Mata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi-/-, Wheezing -/-

    -Diare kronisdehidrasi

    ringan

    sedang

    -Sepsis

    -Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    -Susp. B20

    - IVFD D5 Ns:450cc/24 jam

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Oralit ad libitum

    Keb. Cairan 500cc/hr

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    11

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    12/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Abdomen :

    cembung, tegang,

    BU (+) meningkat,

    NT (-), Hepar/lien :

    tidak teraba

    Ekstremitas : akralhangat, sianosis (-),

    edema +/+/+/+,crt

    baik

    18/12/2010 BAB cair 5x,

    ampas +, jumlah

    + gelas aqua

    setiap kali BAB,

    ampas +, lendir

    +, warna kuning

    kehijauan, darah

    + warna

    kehitaman, busa

    - , bau busuk +,

    minum asi +

    Ku/Ks: menangis

    keras, gerak aktif.

    HR:90x/mnt;RR:48x

    /mnt;T;36,3 C

    Kepala:UUB belum

    menutup 1,5x1,5cm,

    cekung

    Mata:konjungtiva

    anemik -/-,sklera

    ikterik -/-, udem

    palpebra +/+,air

    mata +

    Hidung:sekret -/-,

    NCH -/-

    Mulut:mukosa

    buccal lembab, bibir

    kering -, pucat -,

    sianosis Leher: kgb tidak

    membesar

    Thorax:simetris saat

    statis dan dinamis,

    retraksi

    Pulmo:SN vesikuler,

    Rh-/-, Wh-/-

    Cor:BJ I-II reguler,

    mur2 -, gallop-

    Abdomen:BU+/nor

    mal, sedikit tegang,cembung,h/l tidak

    teraba,ptekie

    +,venektasi+,turgor

    baik

    Ekstremitas:akral

    hangat, edema +/+/

    +/+, sianosis -

    -Diare kronis

    dehidrasi

    ringan

    sedang

    -Sepsis

    -Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    -Susp. B20

    - IVFD RL 1000 cc/24

    jam

    - PCT 3x1 cth

    - Probi: 2x1 sach

    - Zinkid: 1x20 mg

    - Nystatin drop

    2X0,5cc

    - KCL 1x100mg

    19/12/2010 BAB cair 4x,

    ampas +, jumlah

    + gelas aquasetiap kali BAB,

    Ku/Ks: menangis

    keras, gerak aktif.

    HR:110x/mnt;RR:52x/mnt;T;36,3 C

    -Diare kronis

    dehidrasi

    ringansedang

    - IVFD RL 1000 cc/24

    jam

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    12

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    13/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    ampas +, lendir

    +, warna kuning

    kehijauan, darah

    + warna

    kehitaman, busa

    - , bau busuk +,minum asi +

    Kepala:UUB belum

    menutup 1,5x1,5cm,

    cekung

    Mata:konjungtiva

    anemik -/-,sklera

    ikterik -/-, udempalpebra +/+,air

    mata +

    Hidung:sekret -/-,

    NCH -/-

    Mulut:mukosa

    buccal lembab, bibir

    kering -, pucat -,

    sianosis

    Leher: kgb tidak

    membesar

    Thorax:simetris saat

    statis dan dinamis,

    retraksi

    Pulmo:SN vesikuler,

    Rh-/-, Wh-/-

    Cor:BJ I-II reguler,

    mur2 -, gallop-

    Abdomen:BU+/nor

    mal, sedikit tegang,

    cembung,h/l tidak

    teraba,ptekie+,venektasi+,turgor

    baik

    Ekstremitas:akral

    hangat, edema +/+/

    +/+, sianosis -

    -Sepsis

    -Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    -Susp. B20

    - PCT 3x1 cth

    - Probi: 2x1 sach

    - Zinkid: 1x20 mg

    - Nystatin drop

    2X0,5cc

    KCL 1x100mg

    20/12/2010 BAB cair 4x,

    ampas +, jumlah

    + gelas aqua

    setiap kali BAB,ampas +, lendir

    +, warna kuning

    kehijauan, darah

    + warna

    kehitaman, busa

    - , bau busuk +,

    minum asi +

    Ku/Ks: menangis

    keras, gerak aktif.

    HR:110x/mnt;RR:52

    x/mnt;T;36,3 CKepala:UUB belum

    menutup 1,5x1,5cm,

    cekung

    Mata:konjungtiva

    anemik -/-,sklera

    ikterik -/-, udem

    palpebra +/+,air

    mata +

    Hidung:sekret -/-,

    NCH -/-

    Mulut:mukosabuccal lembab, bibir

    -Diare kronis

    dehidrasi

    ringansedang

    -Sepsis

    -Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    -Susp. B20

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - KCL 10meq/kolf =

    390 cc/hr

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    13

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    14/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    kering -, pucat -,

    sianosis

    Leher: kgb tidak

    membesar

    Thorax:simetris saat

    statis dan dinamis,retraksi

    Pulmo:SN vesikuler,

    Rh-/-, Wh-/-

    Cor:BJ I-II reguler,

    mur2 -, gallop-

    Abdomen:BU+/nor

    mal, sedikit tegang,

    cembung,h/l tidak

    teraba,ptekie

    +,venektasi+,turgor

    baik

    Ekstremitas:akral

    hangat, edema +/+/

    +/+, sianosis -

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Oralit ad libitum

    Keb.Cairan 500cc/hr

    21/11/2010 BAB 1x

    padat,demam

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    S: 38C

    HR: 140 x/menitRR: 45 x/menit

    Kepala : uub

    terbuka,cekung

    Mata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi-/-, Wheezing -/-

    Diare kronik

    dengan

    perbaikan

    Hipotiroid

    kongenitalsekunder

    Susp B20

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - KCL 10meq/kolf =

    390 cc/hr

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Oralit ad libitum

    - Keb.Cairan 500cc/hr

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    14

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    15/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Abdomen :

    cembung, tegang,

    BU (+) meningkat,

    NT (-), Hepar/lien :

    tidak teraba

    Ekstremitas : akralhangat, sianosis (-),

    edema -/-

    22/12/2010 BAB cair 2x,

    ampas +, jumlah

    + gelas aqua

    setiap kali BAB,

    ampas +, lendir

    +, warna kuning

    kehijauan, darah

    +-warna

    kehitaman, busa

    - , minum asi +,

    demam +

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    S: 38C

    HR: 140 x/menit

    RR: 45 x/menit

    Kepala : uub

    terbuka,cekung

    Mata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : PembesaranKGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :cembung, tegang,

    BU (+) meningkat,

    NT (-), Hepar/lien :

    tidak teraba

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    Diare kronik

    dengan

    perbaikan

    Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    Susp B20

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - KCL 10meq/kolf =

    340 cc/hr

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Oralit ad libitum

    - Keb.Cairan 500cc/hr

    23/12/2010 BAB cair 2x,

    ampas + + 1 btol

    susu, setiap kali

    BAB, ampas +,lendir +, warna

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    Diare kronik

    dengan

    perbaikan

    Hipotiroid

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - KCL 10meq/kolf =

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    15

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    16/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    kuning, darah +-

    warna

    kehitaman, busa

    - , minum asi +,

    demam -

    S: 38C

    HR: 145 x/menit

    RR: 45 x/menit

    Kepala : uub terbuka

    1x1cm,cekungMata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang,BU (+) normal, NT

    (-), Hepar/lien :

    tidak teraba

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    kongenital

    sekunder

    390 cc/hr

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Oralit ad libitum

    - Keb.Cairan 500cc/hr

    24/12/2010 BAB cair 3x,

    ampas + , setiap

    kali BAB, ampas

    +, lendir +,warna kuning,

    darah -, busa - ,

    BAK normal,

    minum asi +,

    demam -

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    S: 38C

    HR: 140 x/menit

    RR: 45 x/menit

    Kepala : uub

    terbuka,cekung

    Mata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cupinghidung (-), faring

    Diare kronik

    dengan

    perbaikan

    Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - KCL 10meq/kolf =390 cc/hr

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    16

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    17/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dandinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang,

    BU (+) meningkat,

    NT (-), Hepar/lien :

    tidak teraba

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Oralit ad libitum

    - Keb.Cairan 500cc/hr

    27/12/2010 BAB cair 1x,

    ampas + , setiap

    kali BAB, ampas

    +, lendir +,

    warna kuning,darah -, busa - ,

    BAK normal,

    minum asi +,

    demam -

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    S: 37CHR: 137 x/menit

    RR: 40 x/menit

    Kepala : uub terbuka

    datar

    Mata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faringtidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara NafasVesikuler, Ronkhi

    Diare kronik

    dengan

    perbaikan

    Hipotiroidkongenital

    sekunder

    Gizi buruk

    tipe

    Marasmic

    Gagal

    tumbuh

    Sepsis ecEnterobacter

    Aerogenes

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - KCL 10meq/kolf =

    390 cc/hr

    - Inj. Cefotaxime

    3x100mg

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Oralit ad libitum

    - Keb.Cairan 500cc/hr

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    17

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    18/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang, Lp

    35cm,BU (+)

    meningkat, NT (-),

    Hepar/lien : tidakteraba

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    28/12/2010 Belum BAB

    sejak puasa,

    batuk + , demam

    +, pilek -

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    S: 39C

    HR: 140 x/menit

    RR: 40 x/menit

    Kepala : uub terbuka

    datar

    Mata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faringtidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara NafasVesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang, Lp

    35cm,BU (+)

    meningkat, NT (-),

    Hepar teraba 4cm

    BAC,lien teraba SII

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    Diare kronik

    dengan

    perbaikan

    Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    Gizi buruk

    tipe

    Marasmic

    Gagal

    tumbuh

    Sepsis ecEnterobacter

    Aerogenes

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - KCL 10meq/kolf =

    390 cc/hr

    - Inj. Cefotaxime

    4x185mg

    - Inj. Garamycine

    1x22mg

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Oralit ad libitum

    - Keb.Cairan 120cc/hr

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    18

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    19/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    29/12/2010 BAB 1x,stengah

    padat,

    darah-,lendir-,wa

    rna kuning,BAK

    normal,perut

    kembung +,

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    S: 39C

    HR: 140 x/menitRR: 40 x/menit

    Kepala : uub terbuka

    datar

    Mata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara NafasVesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang, Lp

    35cm,BU (+)

    meningkat, NT (-),

    Hepar teraba 4cm

    BAC,lien teraba SII

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    Diare kronik

    dengan

    perbaikan

    Hipotiroid

    kongenitalsekunder

    Gizi buruk

    tipe

    Marasmic

    Gagal

    tumbuh

    Sepsis ec

    Enterobacter

    Aerogenes

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - KCL 10meq/kolf =

    390 cc/hr

    - Inj. Cefotaxime

    4x185mg

    - Inj. Garamycine

    1x22mg

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Oralit ad libitum

    - Dipuasakan, NGT

    ditampung

    - Keb.Cairan 150cc/hr

    30/12/2010 Pasien

    dipuasakan,

    minum susu

    8x10cc/NGT,bat

    uk+,pilek+,BAB

    stengah

    pdt,darah-.lendir

    -,demam,BAK

    normal

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    S: 39C

    HR: 140 x/menit

    RR: 40 x/menit

    Kepala : uub terbuka

    datarMata : konjungtiva

    Diare kronik

    Enterobacter

    Aerogenes

    Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    Gizi buruk

    tipeMarasmic

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - KCL 10meq/kolf =

    390 cc/hr

    - Inj. Cefotaxime

    4x185mg

    - Inj. Garamycine

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    19

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    20/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang, Lp

    35cm,BU (+)

    meningkat, NT (-),

    Hepar teraba 4cm

    BAC,lien teraba SII

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    Gagal

    tumbuh

    Sepsis ec

    EnterobacterAerogenes

    1x22mg

    - Paracetamol

    40mgX4

    - Domperidone 3x1mg

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Aminofusin 80cc/hr

    - Oralit ad libitum

    - Dipuasakan, NGT

    ditampung

    - Keb.Cairan 150cc/hr

    11/1/2011 BAB cair -

    ,BAK normal,

    minum p.o 90cc,

    sisa ggn

    NGT,muntah -

    ,perdarahan

    spontan -

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    S: 39C

    HR: 140 x/menit

    RR: 40 x/menit

    Kepala : uub

    terbuka,cekungMata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetrissaat statis dan

    Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    Gizi buruk

    tipe

    Marasmic

    Gagaltumbuh

    Sepsis ec

    Enterobacter

    Aerogenes

    Riw. Diare

    akut

    Enterobacter

    Aerogenes

    - IVFD D5 Ns:450

    cc/24 jam

    - Probiotik 2X1

    sachset

    - Diazink 1x10mg po

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Kotrimoxazole

    2x15mg p.o

    - Pulv. No.X:

    As.folat 1mg

    Vit c 15 mg

    Vit A 10mg

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    20

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    21/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi-/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang, Lp

    35cm,BU (+)

    meningkat, NT (-),

    Hepar teraba 4cm

    BAC,lien teraba SII

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    Bcomp 1 tab

    - Dipuasakan, NGT

    ditampung

    - Keb.Cairan 150cc/hr

    12/1/2011 BAB cair -

    ,BAK normal,

    minum p.o 90cc,

    sisa ggn

    NGT,muntah -

    ,perdarahan

    spontan -

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    S: 37,2C

    HR: 120 x/menit

    RR: 30 x/menit

    Kepala : uub

    terbuka,cekungMata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetrissaat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang, Lp

    35cm,BU (+)meningkat, NT (-),

    Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    Gizi buruk

    tipe

    Marasmic

    Gagaltumbuh

    Sepsis ec

    Enterobacter

    Aerogenes

    Riw. Diare

    akut

    Enterobacter

    Aerogenes

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Kotrimoxazole

    2x15mg p.o

    - Pulv. No.X:

    As.folat 1mg

    Vit c 15 mg

    Vit A 10mg

    Bcomp 1 tab

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    21

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    22/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Hepar teraba 4cm

    BAC,lien teraba SII

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    13/1/2011 BAB cair -

    ,BAK normal,

    minum p.o 90cc,

    sisa ggn

    NGT,muntah -

    ,perdarahan

    spontan

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    rewel

    S: 37,2C

    HR: 120 x/menit

    RR: 30 x/menit

    Kepala : uub

    terbuka,cekung

    Mata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetrissaat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang, Lp

    35cm,BU (+)meningkat, NT (-),

    Hepar teraba 4cm

    BAC,lien teraba SII

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    Gizi buruk

    tipe

    Marasmic

    Gagal

    tumbuh

    Sepsis ec

    Enterobacter

    Aerogenes

    Riw. Diare

    akut

    Enterobacter

    Aerogenes

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Kotrimoxazole

    2x15mg p.o

    - Pulv. No.X:

    As.folat 1mg

    Vit c 15 mg

    Vit A 10mg

    Bcomp 1 tab

    15/1/2011 BAB 1x sejak

    bangun tidur

    ,BAK normal,

    minum p.o90cc /3 jam

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    aktif

    S: 37,4C

    Hipotiroid

    kongenital

    sekunder

    - Pepti junior bertahap

    8x25 cc

    - Kotrimoxazole

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    22

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    23/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    ,demam + sisa

    ggn

    NGT,muntah

    1x ,perdarahan

    spontan

    HR: 140 x/menit

    RR: 35 x/menit

    Kepala : uub

    terbuka,cekung

    Mata : konjungtivaanemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang, Lp

    35cm,BU (+)meningkat, NT

    (-),turgor sedang

    Hepar teraba 4cm

    BAC,lien teraba SII

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    Gizi buruk

    tipe

    Marasmic

    Gagal

    tumbuh

    Sepsis ec

    Enterobacter

    Aerogenes

    Riw. Diare

    akut

    Enterobacter

    Aerogenes

    2x15mg p.o

    - Pulv. No.X:

    As.folat 1mg

    Vit c 15 mg

    Vit A 10mg

    Bcomp 1 tab

    18/1/2011 Minum susu tiap

    3 jam 100cc

    habis, muntah - ,BAK dan BAB

    baik

    KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,

    aktif

    S: 37,4C

    HR: 140 x/menit

    RR: 35 x/menit

    Kepala : uub

    terbuka,cekung

    Mata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidak

    cekung.THT : nafas cuping

    Hipotiroidkongenital

    sekunder

    Gizi buruk

    tipe

    Marasmic

    Gagal

    tumbuh

    Sepsis ecEnterobacter

    - Pepti junior bertahap

    8x100 cc

    - Kotrimoxazole

    2x15mg p.o

    - Pulv. No.X:

    As.folat 1mg

    Vit c 15 mg

    Vit A 10mg

    Bcomp 1 tab

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    23

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    24/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetrissaat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJII

    reguler, murmur (-),

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang, Lp

    35cm,BU (+)

    meningkat, NT

    (-),turgor sedang

    Hepar teraba 4cm

    BAC,lien teraba SII

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/-

    Aerogenes

    Riw. Diare

    akut

    Enterobacter

    Aerogenes

    19/1/2011 KU: sakit sedang

    Kesadaran: CM,aktif

    S: 37,4C

    HR: 115 x/menit

    RR: 36,5 x/menit

    Kepala : uub

    terbuka,cekung

    Mata : konjungtiva

    anemis -/-, sklera

    ikterik -/-, tidakcekung.

    THT : nafas cuping

    hidung (-), faring

    tidak hiperemis, T1-

    T1 tenang

    Leher : Pembesaran

    KGB (-)

    Thoraks : simetris

    saat statis dan

    dinamis

    Cor : BJI-BJIIreguler, murmur (-),

    Hipotiroidkongenital

    sekunder

    Gizi buruk

    tipe

    Marasmic

    dengan

    perbaikan

    Gagal

    tumbuh

    Sepsis ec

    Enterobacter

    Aerogenes

    Riwayat

    diare akut ec

    Enterobacter

    Aerogenes

    Pepti junior

    bertahap 8x100 cc

    Pulv. No.X:

    As.folat 1mg

    Vit c 15 mg

    Vit A 10mg

    Bcomp 1 tab

    Ket. pasien dipulangkan :

    a. Diare teratasi

    b. Kenaikan BB s/d 6,5kg

    c. infeksi teratasi

    d. muntah teratasi

    e. Rujuk bag. Endokrinologi

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    24

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    25/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    gallop (-)

    Pulmo : Suara Nafas

    Vesikuler, Ronkhi

    -/-, Wheezing -/-

    Abdomen :

    cembung, tegang, Lp35cm,BU (+)

    meningkat, NT

    (-),turgor sedang

    Hepar teraba 4cm

    BAC,lien teraba SII

    Ekstremitas : akral

    hangat, sianosis (-),

    edema -/- , crt baik

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    25

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    26/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. HIPOTIROID

    A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI HIPOTIROID

    Hipotiroid artinya kekurangan hormon tiroid, yaitu hormon yang dikeluarkan

    oleh kelenjar tiroid atau kelenjar gondok. Hipotiroid anak dapat diklasifikasikan

    menjadi primer dan sekunder, atau congenital dan didapat, serta menetap dan

    transient.

    Hipotiroid dapat diklasifikasikan menjadi :

    1. Hipotiroidisme Kongenital

    a. Hipotiroid Kongenital menetap

    b. Hipotiroid Kongenital transien

    2. Hipotiroidisme Didapat (Acquired)

    a. Hipotiroidisme Primer (kelainan pada kelenjar tiroid)

    b. Hipotiroidisme Sekunder (kelainan pada hipofisis)

    c. Hipotiroidisme tersier (kelainan hipotalamus)

    d. Resistensi Perifer terhadap kerja hormone tiroid

    Hipotirod kongenital merupakan penyebab retardasi mental yang tersering dan

    dapat diobati. Disebabkan karena tidak adekuatnya produksi hormone tiroid pada bayi

    baru lahir karena defek anatomik kelenjar tiroid, inborn error metabolism tiroid atau

    defisiensi yodium. Hipotiroid kongenital adalah kekurangan hormon tiroid sejak

    dalam kandungan. kira-kira satu dari 3000 bayi lahir dengan Hipotiroid kongenital,

    meskipun kelainan ini jarang tetapi mungkin saja terjadi pada bayi ibu.

    Hipotiroid kongenital ditemukan 1 dalam 2500 sampai dengan 4000, dan

    harus dapat segera terdeteksi secara dini terutama pada saat bayi lahir atau dalam

    beberapa hari setelah bayi dilahirkan (0 - 28 hari) segera setelah bayi terdiagnosis

    kemudian dilakukan terapi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa bayi anak dengan

    kelainan hipotiroid kongenital yang diobati sebelum berusia tiga bulan mempunyai

    kemungkinan mencapai tingkat intelegensil IQ > 90 (normal)yaitu berkisar antara 75-

    85%. Sedangkan yang diobati setelah berusia lebih dari tiga bulan, 75% nya tetap

    menderita keterbelakangan mental atau dapat menjadi normal namun dengan beberapa

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    26

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    27/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    permasalahan antara lain kesulitan belajar, kelainan tingkah laku, atau kelainan

    neurologist non spesifik.

    Hipotiroidisme pada masa anak, juga sering disebut sebagai hipotiroidisme

    didapat. Biasanya terjadi setelah usia 6 bulan, sebagian besar kelainan ini sporadic,hanya 10-15% kasus yang diturunkan, paling sering disebabkan oleh tiroiditis

    Hashimoto, dan kejadiannya lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki,

    dengan perbandingan 2:1. Pada usia sekolah, angka kejadiannya 0,33%, yang paling

    sering karena tiroiditis limfositik kronik pada anak usia 12-19 tahun angka

    kejadiannya 6%.

    B. ANATOMI KELENJAR TIROID

    Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil yang berbentuk seperti kupu-kupu,

    terletak pada bagian depan leher tepat dibawah kedua sisi laring dan terletak di

    sebelah anterior trakea. Kelenjar ini mensekresi dua hormon tiroid yaitu tiroksin atau

    T4 dan triilodotironin atau T3, dan hormon-hormon itu khusus dibuat di dalam

    kelenjar tiroid. produksi T3 dan T4 merupakan proses yang kompleks dan dapat

    dikatakan unik untuk kelenjar tiroid. Iodium merupakan unsur utama yang diperlukan

    untuk membuat hormon tiroid. iodium adalah zat gizi mikro yang diperoleh tubuh kita

    dari makanan termasuk garam beriodium. jadi iodium merupakan unsur penting di

    dalam nutrisi.

    Letak Kelenjar Tiroid

    Fungsi kelenjar tiroid dikendalikan oleh suatu hormon lain yaitu TSH yang

    dibuat dalam kelenjar hipofisis, suatu kelenjar yang terletak di otak. TSH mutlak

    diperlukan untuk suatu fungsi tiroid yang baik. Hormon tiroid memainkan peranan

    penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. jika kelenjar tiroid tidak

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    27

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    28/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    berkembang sempurna, maka tidak akan menghasilkan hormon yang cukup untuk

    pertumbuhan bayi dan perkembangan otak yang normal. Hormon tiroid didalam tubuh

    diperlukan untuk mengoptimalkan kerja semua jaringan dan organ. pada keadaan

    kekurangan hormon tiroid maka berbagai proses kehidupan akan terhambat. karenapada bayi jaringan otak sedang berkembang sangat cepat, maka jumlah hormon tiroid

    yang normal amat sangat penting untuk tumbuh kembang mereka.

    C. FISIOLOGI HORMON TIROID

    Pertumbuhan dan fungsi dari kelenjar tiroid paling sedikit dikendalikan

    empat mekanisme : (1) sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid klasik, di mana hormon

    pelepas-tirotropin hipotalamus (TRH) merangsang sintesis dan pelepasan dari hormon

    perangsang-tiroid hipofisis anterior (TSH), yang pada gilirannya merangsang sekresi

    hormon dan pertumbuhan oleh kelenjar tiroid; (2) deiodininase hipofisis dan perifer,

    yang memodifikasi efek dari T4 dan T3; (3) autoregulasi dari sintesis hormon oleh

    kelenjar tiroid sendiri dalam hubungannya dengan suplai iodinnya; dan (4) stimulasi

    atau inhibisi dari fungsi tiroid oleh autoantibodi reseptor TSH.

    Sumbu hipotalamus-hipofisis-hipotiroid

    Kontrol Sekresi TSH Hipofisis

    Dua faktor utama yang mengendalikan sintesis dan pelepasan TSH adalah

    kadar T3 intratirotrop, yang mengontrol mRNA untuk sintesis dan pelepasan TS, dan

    TRH, yang mengendalikan glikosilasi, aktivasi, dan pelepasan TSH . Sintesis dan

    pelepasan dihambat oleh kadar serum T4 dan T3 yang tinggi (hipertiroidisme) dan

    dirangsang oleh kadar hormon tiroid rendah (hipotiroidisme).

    Di samping itu, hormon-hormon dan obat-obatan tertentu menghambat sekresi

    TSH. Dalam hal ini termasuk somatostatin, dopamin, agonis dopamin seperti

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    28

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    29/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    bromokriptin, dan glukokortikoid. Penyakit akut dan kronik dapat menyebabkan

    penghambatan dari sekresi TSH selama penyakit aktif, dan kemungkinan terdapat

    peningkatan balik dari TSH pada saat pasien pulih. Besarnya efek ini bervariasi;

    dengan demikian, obat-obatan yang disebutkan di atas mensupresi TSH serum, tetapibiasanya akan dapat dideteksi. Sebaliknya, hipertiroidisme akan menghentikan sekresi

    TSH sama sekali. Pengamatan ini secara klinik penting dalam menginterpretasi kadar

    TSH serum pada pasien yang mendapatkan terapi ini.

    Lesi atau tumor destruktif dari hipotalamus atau hipofisis anterior dapat

    mengganggu sekresi TRH dan TSH dengan destruksi dari sel-sel sekretori. Hal ini

    akan menimbulkan "hipotiroidisme sekunder" akibat destruksi tirotrop hipofisis atau

    "hipotiroidisme tersier" akibat destruksi dari TRH-secreting neuron.

    Regulasi Autoimun

    Kemampuan dari limfosit B untuk mensintesis antibodi reseptor TSH yang

    dapat menghambat aksi dari TSH ataupun meniru aktivitas TSH dengan berikatan

    dengan daerah-daerah yang berbeda pada reseptor TSH memberikan suatu bentuk

    pengaturan tiroid oleh sistem kekebalan. Dengan demikian, sintesis dan sekresi dari

    hormon tiroid dikontrol oleh tiga tingkatan yang berbeda : (1) tingkat dari

    hipotalamus, dengan mengubah sekresi TRH; (2) tingkat hipofisis, dengan

    menghambat atau merangsang sekresi TSH; dan (3) tingkat tiroid, melalui

    autoregulasi dan blokade atau perangsangan dari reseptor TSH .

    Tabel 1 . Faktor-faktor yang Mengatur Sekresi Hormon Tiroid

    1. HIPOTALAMUS : Sintesis dan pelepasan TRH

    Perangsangan :

    Penurunan Ta dan T3 serum, dan T3 intraneuronal

    Neurogenik : sekresi bergelombang dan irama sirkadian

    Paparan terhadap dingin (hewan dan bayi baru lahir)

    Katekolamin adrenergik-alfaVasopresin arginin

    Penghambatan :

    Peningkatan Ta dan T3 serum, dan T3 intraneuronal

    Penghambat adrenergik alfa

    Tumor hipotalamus

    2. HIPOFISIS ANTERIOR: Sintesis dan pelepasan TSH

    Perangsangan :

    TRH

    Penurunan T4 dan T3 serum, dan T3 intratirotrop

    Penurunan aktivitas deiodinasi-5' tipe 2

    Estrogen : meningkatkan tempat pengikatan TRHPenghambatan:

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    29

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    30/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Peningkatan T4 dan T3 serum, dan T3 intratirotrop

    Peningkatan aktivitas deiodinase-5' Tipe 2

    Somatostatin

    Dopamin, agonis dopamin : bromokriptin

    Glukokortikoid

    Penyakit-penyakit kronisTumor hipofisis

    3. TIROID : Sintesis dan pelepasan hormon tiroid

    Perangsangan :

    TSH

    Antibodi perangsangan TSH-R

    Penghambatan :

    Antibodi penghambat TSH-R

    Kelebihan iodida

    Terapi litium

    D. ETIOLOGI

    1. ETIOLOGI HIPOTIROIDISME KONGENTAL MENETAP

    a. Disgenesis Tiroid

    Merupakan penyebab terbesar Hipotiroidisme Kongenital non

    endemik, kira-kira 85-90 %. Merupakan akibat dari tidak adanya

    jaringan tiroid total (agenesis) atau parsial (hipoplasia) yang dapat

    terjadi akibat gagalnya penurunan kelenjar tiroid ke leher (ektopik),

    disini dapat terjadi agenesis unilateral atau hipoplasia. Faktor genetik

    dan lingkungan mungkin berperan pada disgenesis tiroid, namun

    demikian sebagian besar penyebabnya belum diketahui.

    b. Inborn Errors of Tyroid Hormonogenesis

    Merupakan kelainan terbanyak kongenital karena kelainan

    genetik. Defek yang didapatkan adalah :

    Kegagalan mengkonsentrasikan yodium

    Defek organifikasi yodium karena kelainan enzim TPO atau

    pada H2O2 generating system

    Defek pada sintesis atau transport triglobulin

    Kelainan katifitas iodotirosin deidonasi

    c. Resisten TSH

    Sindrom resistensi hormone, bermanifestasi sangat luas, sebagai

    akibat dari berkurang atau tidak adanya respon end organ terhadap

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    30

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    31/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    hormone yang biologis aktif. Hal ini dapat disebabkan karena defek

    pada reseptor atau post reseptor, TSH resisten adalah suatu keadaan

    kelenjar tiroid refakter terhadap rangsang TSH. Hilangnya fungsi

    reseptor TSH , akibat mutasi reseptor TSH defek molekuler padasebagian keluarga kasus dengan resisten TSH yang ditandai dengan

    kadar serum TSH tinggi , dan serum hormon tiroid normal atau

    menurun, disertai kelenjar tiroid normal atau hipoplastik.

    d. Sintesis atau sekresi TSH berkurang

    Hipotiroidism sentral disebabkan karena kelainan pada hipofisis

    atau hipotalamus. Pada bayi sangat jarang dengan prevalensi antara 1 :

    25.000 sampai 1: 100.000 kelahiran.

    e. Menurunnya transport T4 seluler

    Sindrom ini terjadi akibat mutasi monocarboxylate transporter 8

    (MCT8), merupakan fasilitator seluler aktif transport hormone tiroid ke

    dalam sel. Biasanya pada laki laki menyababkan hipotiroidisme dengan

    kelainan neurologi seperti kelambatan perkembangan menyeluruh,

    distonia hipotoniasentral , gangguan pandangan mata serta kadar T3

    meningkat.

    f. Resistensi hormone tiroid

    Merupakan sindrom akibat dari tidak responsifnya jaringan target

    terhadap hormone tiroid, ditandai dengan meningkatnya kadar FT4 dan

    FT3 dalam sirkulasi dengan kadar TSH sedikit meningkat atau normal.

    2. ETIOLOGI HIPOTIROIDISME KONGENITAL TRANSIEN

    a. Defisiensi yodium atau yodium yang berlebihan

    Pada janin maupun pada bayi yang baru lahir sangat peka

    pengaruh nya pada tiroid, sehingga harus dihindarkan penggunannya

    yodiu pada ibu selama kehamilan, sumber sumber yodium termasuk

    obat-obatan (kalium yodia, amidarone), bahan kontras radiologi( untuk

    pyelogram intra vena, cholecytogram) dan larutan antiseptic (yodium

    povidon) yang digunakan membersihkan kulit dan vagina, dapat

    berpengaruh.

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    31

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    32/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    b. Pengobatan ibu dengan obat antitiroid

    Dapat terjadi pada ibu yang diberikan obat antitiroid (PTU atau

    karbimasol atau metimasil) untuk penyakit graves, bayi nya ditandai

    oleh pembesaran kelenjar tiroid, sehingga dapat mengakibatkangangguan prnafasan, khususnya bila diberikan obat yang dosisnya

    tinggi.

    c. Antibody reseptor tirotropin ibu

    Reseptor TSH (TSHR) meruoakan pasangan protein G

    merupakan reseptor berbentuk seperti jangkar terhadap permukaan sel

    epitel tiroid (Tirosid) yang mengatur sintesis dan lepasnya hormone

    tiroid . bila memblok TSH endogen dapat mengakibatkan hipo

    tiroidisme.

    3. ETIOLOGI HIPOTIROID DIDAPAT

    PRIMER:

    1. Tiroiditis Hasimoto :

    a. Dengan goiter

    b. Atropi tiroid idiopatik, diduga sebagai stadium akhir

    penyakit tiroid autoimun, setelah tiroiditis Hashimoto atau

    penyakit Graves.

    2. Terapi iodin radioaktif untuk penyakit Graves.

    3. Tiroidektami subtotal untuk penyakit Graves atau goiter nodular.

    4. Asupan iodide berlebihan (kelp, zat warna kontras)

    5. Tirokiitis subakut.

    6. Penyebab yang jarang di Amerika Serikat.

    a. Defisiensi iodide.

    b. Bahan goitrogenik lain seperti litium; terapi dengan obat

    antitiroid.

    c. Kelainan bawaan sintesis hormon tiroid.

    Sekunder : Hipopituitarisme karena adenoma hipofisis, terapi ablasi

    hipofisis, atau destruksi hipofisis.

    Tersier : Disfungsi hipotalamus (jarang).

    Resistensi perifer terhadap kerja hormon tiroid.

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    32

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    33/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    3. MANIFESTASI KLINIS

    Pada bayi sulit ditemukan, 95% bayi dengan hipotroidisme congenital tidak

    menunjukkan gejala (Counts D 2007), karena T4 dari ibu berasal dari plasenta ,

    sehingga walaupun bayi tidak dapat memproduksi T4 sama sekali, kadar dalam darahnya masih 25-50% kadar normal.

    Di Amerika Serikat, program skrining neonatus telah memperlihatkan bahwa

    pada populasi kulit putih insidens hipotiroidisme neonatus adalah 1 : 5000, sementara

    pada populasi kulit hitam insidensnya hanya 1 : 32.000. Hipotiroidisme neonatus

    dapat diakibatkan dari kegagalan tiroid untuk desensus selama periode perkembangan

    embrionik dari asalnya pada dasar lidah ke tempat seharusnya pada leher bawah

    anterior, yang berakibat timbulnya kelenjar "tiroid ektopik" yang fungsinya buruk.

    Transfer plasenta TSH-R Ab (blok) dari ibu pasien tiroiditis Hashimoto ke embrio,

    dapat menimbulkan agenesis kelenjar tiroid dan "kretinisme atireotik". Defek bawaan

    pada biosintesis hormon tiroid menimbulkan hipotiroidisme neonatus termasuk

    pemberian iodida, obat antitiroid, atau radioaktif iodin untuk tirotoksikosis saat

    kehamilan

    Gejala hipotiroid sangat bervariasi tergantung berat ringannya kekurangan

    hormon tiroid. seringkali pada minggu-minggu pertama setelah lahir, bayi nampak

    normal atau memperlihatkan gejala tidak khas seperti kesulitan bernafas, bayi kurang

    aktif, malas menetek, ikterik berkepanjangan, hernia umbilikalis, kesulitan buang air

    besar, kecenderungan mengalami hipotermi. Bila tidak segera diobati(sebelum bayi

    berumur 1 bulan) akan terlihat gejala hambatan pertumbuhan dan perkembangan anak

    berpenampilan jelek.

    Tubuh pendek (cebol), muka hipotiroid yang khas, muka sembam, lidah besar,

    bibir tebal, hidung pesek, mental terbelakang, bodoh (IQ dan EQ rendah), kesulitan

    bicara. Agar bayi tidak mengalami keadaan demikian, satu-satunya cara untuk

    mengetahui kelainan hipotiroid kongenital sedini mungkin dan segera mengobatinya

    adalah dengan tes skrining.

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    33

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    34/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    bayi hipotiroidisme congenital dengan kretinisme, hipotonia, kulit wajah

    nampak kasar dan hernia umbilical.

    Gambaran klinis klasik (lidah besar, suara tangisan serak, wajah sembab,

    hernia umbilikalis, hipotonia, klit belang belang, akral dingin,letargi) tidak jelas.

    Dicurigai adanya hipotiroid bila skor Apgar hipotiroid kongenital > 5; tetapi tidak

    adanya gejala atau tanda yang tampak, tidak menyingkirkan kemungkinan hipotiroid

    kongenital.

    Tabel : Skor Apgar pada hipotiroid kongenital

    Gejala klinis Skore

    Hernia umbilicalis 2

    Kromosom Y tidak ada (wanita) 1

    Pucat, dingin, hipotermi 1

    Tipe wajah khas edematus 2

    Makroglosi 1

    Hipotoni 1

    Ikterus lebih dari 3 hari 1

    Kulit kasar, kering 1

    Fontanella posterior terbuka (>3cm) 1

    Konstipasi 1

    Berat badan lahir > 3,5 kg 1

    Kehamilan > 40 minggu 1

    Total 15

    Tabel 4. Skor Apgar pada hipotiroid congenital

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    34

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    35/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Gejala non spesifik yang menyokong yaitu umur kehamilan lebih dari 42

    minggu, ikterus eonatorum yang lama, kesulitan meminum, konstipasi, hipotermia

    atau distress respirasi pada bayi dengan berat lebih dari 2.500 kg. bayi yang lahirdengan hipotiroidime congenital pada saat lahir ukurannya normal, namun demikian

    bilamana diagnosis terlambat makaakan terjadi gagal tumbuh. Apabila ditemukan

    jaringan tiroid pada palpasi menyokong adanya kelainan hormogenesis kerja hormone

    tiroid.

    Pengenalan skrining rutin terhadap bayi baru lahir untuk TSH dan Tq telah

    menjadi keberhasilan besar dalam diagnosis dini hipotiroidisme neonatus. T4 serum di

    bawah 6 g/dL atau TSH serum di atas 30 U/mL indikatif adanya hipotiroidisme

    neonatal. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan bukti radiologis adanya retardasi umur

    tulang.

    Hipotiroidisme pada anak-anak ditandai adanya retardasi pertumbuhan dan

    tanda-tanda retardasi mental. Pada remaja, pubertas prekok dapat terjadi, dan mungkin

    ada pembesaran sella tursika di samping postur tubuh pendek. Hal ini tidak

    berhubungan dengan tumor hipofisis tapi mungkin berhubungan dengan hipertrofi

    hipofisis yang berhubungan dengan produksi TSH berlebihan.

    4. DIAGNOSIS

    a. ANAMNESIS

    Tanpa adanya skrining pada bayi baru lahir , pasien sering datang

    terlambat dengan keluhan retardasi perkembangan disertai dengan gagal

    tumbuh atau perawakan pendek, pada bayi baru lahir sampai usia 8 minggu

    keluhan tidak spesifik.

    b. PEMERIKSAAN FISIK

    a. Gejala hipotiroid yang dapat diamati adalah konstipasi, lidah

    besar, kulit kering, hernia umbilical, ubun ubun besar lebar atau

    terlambat menutup, kutis marmomata, suara serak, bayi kurang

    aktif.

    b. Penampilan fisik sekilas seperti sindroma down , namun pada

    sindroma down bayi lebih aktif.

    c. Pada saat ditemukan pasien pada umumnya tampak pucat.

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    35

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    36/66

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    37/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    dengan miksedema hipofisis, FT4 atau FT4 akan rendah tapi TSH serum tidak akan

    meningkat. Kemudian mungkin perlu membedakan penyakit hipofisis dari

    hipotalamus, dan untuk hal ini uji TSH paling membantu. Tidak adanya respons TSH

    terhadap TRH menunjukkan adanya defisiensi hipofisis. Respon parsial atau "normal"menunjukkan bahwa fungsi hipofisis intak tapi bahwa defek ada pada sekresi TRH

    hipotalamus. Pasien mungkin mendapatkan terapi tiroid (levotiroksin atau tablet tiroid

    kering) ketika pertama kali kita jumpai.5

    Kelenjar tiroid yang teraba atau membesar dan uji positif terhadap

    autoantibody tiroid akan mengarahkan pada adanya tiroiditis Hashimoto yang

    mendasari, pada kasus mana terapi harus diteruskan. Jika antibodi tidak ada, terapi

    harus dihentikan selama 6 minggu. Masa penghentian 6 minggu diperlukan karena

    waktu paruh tiroksin cukup panjang (7 hari) dan memungkinkan kelenjar tiroid

    penyembuhan kembali setelah penekanan yang cukup lama. Pada individu hipotiroid,

    TSH menjadi jelas meningkat pada 5-6 minggu dan T4 tetap normal, kemudian

    keduanya normal setelah 6 minggu pada pengawasan eutiroid. Gambaran klinis

    miksedema yang lengkap biasanya cukup jelas, tapi gejala gejala

    dan tanda-tanda hipotiroidisme ringan dapat sangat tidak jelas. Pasien dengan

    hipotiroidisme akan datang dengan gambaran tak lazim : neurasthenia dengan gejala

    kram otot, parestesia, dan kelemahan; anemia; gangguan fungsi reproduksi, termasuk

    infertilitas, keterlambatan pubertas atau menoragia; edema idiopatik, efusi

    pleurokardial; pertumbuhan terhambat; obstipasi; rinitis kronis atau suara parau

    karena edema mukosa nasal atau pita suara; dan depresi berat. yang terus berlanjut

    menjadi ketidakstabilan emosional atau bahkan jelas-jelas psikosa paranoid. Pada

    kasus s eperti ini, pemeriksaan diagnostik akan memastikan atau menyingkirkan

    hipotiroid sebagai faktor penunjang.

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    37

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    38/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Diagnosis hipotiroidisme didapat. Tiroksin bebas (FT4) maupun indeks

    tiroksin bebas (FT4I) dapat bersama TSH untuk penilaian.

    Algoritme skrining hipotiroid kongenital

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    38

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    39/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    39

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    40/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    4. TERAPI HIPOTIROID

    Pengobatan hipotiroid adalah dengan memberikan penggantian hormon tiroid

    yang kurang dengan tablet hormon tiroid sintetik, disebut levotiroksin atau L-

    tiroksin(L-T4) setiap hari. hormon sintetik ini khasiatnya sama seperti hormon yangdihasilkan oleh kelenjar tiroid. Pada pemberian dengan dosis yang benar, tidak ada

    efek samping dari pengobatan dengan hormon tiroid buatan.

    Pada hipotiroid kongenital yang permanen yang merupakan penyebab

    tersering hipotiroid kongenital, kekurangan hormon tiroid tidak dapat dicegah

    namun gejala akibat kekurangan hormon tiroid dapat dicegah dengan pemberian

    pengganti atau suplemen hormon tiroid dalam bentuk tablet. Pemberian obat ini harus

    dimulai sedini mungkin (usia < 1 bulan) dan diberikan seumur hidup, terutama pada

    usia 0-3 tahun. Dengan pemberian hormon tiroid yang teratur dan terkontrol, anak

    dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

    Tujuan dari pengobatan yaitu mengembalikan secepatnya kadar T4 serum

    normal, harus dihindari timbulnya hipotiroidisme, namun harus merangsang

    pertumbuhan dan perkembangan kembali normal. Setelah didiagnosis segera berikan

    pengobatan dengan L-T4 10 15 g/ kgBB agar T4 kembali secepatnya. Bayi dengan

    hipotiroid kompensasi dapat dimulai dari dosis rendah, sedang hipotiroidisme berat

    (kadar t4 < 5 g/L atau 64 nmol/L) seperti pada agenesis tiroid harus dimulai dengan

    dosis tinggi 15 g/ kgBB. Dengan dosis yang diberikan diatas, sebagian besar bayi

    kadar T4 serum kembali normal dalam waktu satu minggu dan TSH dalam waktu satu

    bulan.

    Tabel 5. Dosis L-Tiroksin pada hipotiroid kongenital.

    Umur Dosis g/KgBB/hari

    0-3 bulan 10-15

    3-6 bulan 8-10

    6-12 bulan 6-8

    1-5 tahun 5-6

    2-12 tahun 4-5

    >12tahun 2-3

    Hormon tiroid dapat dicampur dengan sari buah atau susu formula tetapi harus

    diminum habis, tidak boleh diberikan bersama dengan bahan-bahan yang

    menghambat penyerapan, seperti besi, kedelai atau serat. Beberapa bayi dapat

    menelan tablet utuh atau dikunyah dengan air liurnya sebelum bayi mempunyai gigi.Obat dalam bentuk cairan tidak stabil sehingga sebaiknya tidak digunakan.

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    40

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    41/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Rekomendasi saat ini yang dianjurkan adalah mengulang pemeriksaan kadar

    T4 dan TSH pada 2 dan 4 minggu sesudah pengobatan dengan L-thyroksin, setiap 1

    2 bulan dalam 1 tahun pertama pengobatan, setiap 2 -3 bulan pada usia 1 3 tahun,

    setelah itu setiap 3-12 bulan sampai pertumbuhan selesai.Untuk hipotiroid kongenital yang sementara (transient) sebenarnya tidak

    diperlukan pengobatan karena fungsi dari kelenjar tiroid akan kembali normal setelah

    lahir dalam waktu yang bervariasi tergantung penyebabnya. Namun kadang

    diperlukan pengobatan untuk masa yang bervariasi karena kadang sulit diketahui

    apakah ini tergolong sementara atau permanen pada awal kelahiran, sehingga

    pengobatan tetap diberikan.

    Pada bayi hipotiroid yang pada saat lahir dasar kelainan organiknya tidak jelas

    dan yang dicurigai hipotiroidisme transien, maka penghentian pengobatan dapat

    dicoba setelah usia 3 tahun, pada masa tersebut maturasi otak sudah tidak tergantung

    hormone tiroid. Pada bayi premature, hal yang perlu dipertimbangkan pada usia

    kehamilannya kurang dari 27 minggu dengan T4 rendah dan TSH tinggi diberikan

    pengobatan dengan dosis 8 ug/kgBB/hari.

    Hipotiroidisme kongenital pada anak yang sudah besar, tidak terlalu penting

    untuk diberikan pengobatan secepatnya. Pada pasien yang benar-benar hipotiroidisme

    berat dan telah berlangsung lama, bila diberikan pengobatan untuk menormalkan

    keadaan aktivitas yang dibawah normal ini secepatnya, akan terjadi efek samping

    yang tidak diinginkan (kemunduran prestasi sekolah, perhatiannya cepat berpindah,

    hiperaktif, insomnia, kelainan tingkah laku), sehingga pengobatan harus diberikan

    dengan dosis kecil dinaikkan perlahan-lahan selama beberapa minggu atau bahkan

    beberapa bulan.

    Pada anak hipotiroidisme berat, harus diamati secara ketat keluha-keluhan

    sakit kepala yang hebat pada awal pengobatan, karena walaupun jarang dapat terjadi

    pseudotumor serebri. Sebaliknya pada anak dengan hipotiroidisme ringan pemberian

    dosis penih dapat diberikan tanpa resiko dan tidak ada konsekuensi efek yang

    merugikan.

    Pengobatan pada anak hipotiroidisme kompensasi (T4 normal dan TSH

    meningkat) masih kontroversi. Beberapa dokter mengobati semua pasien dengan

    keadaan seperti ini, sedang dokter lain mengulang pemeriksaan fungsi tiroid dalam 3-

    6 bulan sebelum diberikan pengobatan karena kemungkinan kelainan tiroidnya

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    41

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    42/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    transien. Pengobatan dianjurkan untuk mengurangi gejala dan menghindari resiko

    melanjutnya penyakit menjadi hipotiroidisme yang lebih berat.

    Pengobatan pada anak usia 1-5 tahun dengan dosis 100 g/m2 atau 4-6

    g/kgBB, pada usia 6-10 tahun dengan dosis 3-4 g/kgBB, dan pada usia 11 tahunatau lebih dengan dosis 2-3 g/kgBB. Pada pasien dengan goiter dapat diberikan dosis

    tinggi untuk menekan TSH agar tetap dalam rentang normal rendah (0,3 - 1 mU/L)

    sehingga meminimalkan efek goiterogenik. Untuk pasien dengan resisten hormone

    tirois pengobatannya masih kontroversial.

    Setelah anak mendapat dosis yang dianjurkan selama paling sedikit 6-8

    minggu, pemeriksaan kadar T4 dan TSH harus diulang. Apabila telah dicapai keadaan

    eutiroid, pasien harus selalu dipantau setiap 6-12 bulan. Harus diberikan perhatian

    penuh pada pertumbuhan dan umur tulang. Beberapa anak dengan hipotiroidisme

    berat dan sudah berlangsung lama, mungkin tidak dapat mencapai potensi tinggi

    dewasa walaupun diberikan terapi yang optimal, sehingga perlu ditekankan

    pentingnya diagnosis dan pengobatan awal. Pengobatan biasanya dilanjutkan dalam

    waktu yang tidak terbatas.

    Tidak dilaporkan adanya alergi terhadap levotiroksin murni, walau mungkin

    pada pasien timbul alergi terhadap pewarna atau beberapa komponen tablet. Reaksi

    toksik utama kelebihan levotiroksin adalah gejala-gejala hipotiroidisme-- terutama

    gejala-gejala jantung--dan osteoporosis. Gejala tirotoksik pada jantung adalah aritmia,

    khususnya, takikardia atrial proksimal atau fibrilasi. Insomnia, tremor, gelisah, dan

    panas berlebih juga dapat mengganggu. Dengan mudah dosis harian levotiroksin

    ditiadakan untuk 3 hari dan kemudian penurunan dosis mengatasi masalah ini.

    Peningkatan resorbsi tulang dan osteoporosis berat telah dikaitkan dengan

    hipertiroidisme yang berlangsung lama dan akan timbul pada pasien yang diobati

    dengan levotiroksin jangka lama. Hal ini dapat dicegah dengan pemantauan teratur

    dan dengan mempertahankan kadar normal serum FT4 dan TSH pada pasien yang

    mendapat terapi penggantian jangka panjang. Pada pasien yang mendapat terapi

    supresi TSH untuk goiter nodular atau kanker tiroid, jika FT4I atau FT4 dijaga pada

    batas normal atas, walau jika TSH disupresi-- efek sampingterapi T4 pada tulang akan

    minimal.

    Disfungsi tiroid pada bayi dan anak berpengaruh pada pertumbuhan dan

    perkembangan, juga dapat berakibat kelainan metabolic yang ditemukan pada masa

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    42

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    43/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    dewasa, sehingga konsekuensi klinik disfungsi tiroid bergantung pada usia mulai

    timbulnya pada masa bayi atau anak. Apabila hipotiroidisme pada janin atau bayi baru

    lahir tidak diobati, maka dapat menyebabkan kelainan intelektual dan atau fungsi

    neurologik yang menetap. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran hormone tiroiddalam kehidupan pada perkembangan otak saat tersebut. Setelah usia 3 tahun, pada

    saat tersebut sebagian besar perkembangan otak yang bergantung hormone tiroid

    sudah lengkap, hipotiroidisme pada saat ini mengakibatkan pertumbuhan lambat dan

    kelambatan maturasi tulang, tetapi biasanya tidak menetap dan tidak berpengaruh

    menetap pada perkembangan kognitif dan neurologik.

    2. DIARE PERSISTEN PADA ANAK

    A. Batasan

    Diare persisten adalah diare akut karena infeksi usus yang karena sesuatu

    sebab melanjut 14 hari atau lebih. Sebagian besar (90%) anak dengan diare akut yang

    ditatalaksana secara memadai, yaitu dengan rehidrasi oral/parenteral, dukungan

    nutrisi, obat seminimal mungkin dan atas indikasi yang jelas, dan edukasi pada

    orangtua, akan sembuh dalam waktu kurang dari 7 hari, walaupun demikian sekitar 5

    persen kasus akan berkembang menjadi diare persisten.

    Faktor risiko terjadinya diare persisten adalah umur kurang dari 6 bulan,

    dilahirkan prematur, ditemukan malnutrisi, tidak mendapat ASI, adanya penyakit

    penyerta, penggunaan antibiotik, dan anemia. Faktor penyebab tersering berturut-turut

    adalah intoleransi laktosa sekunder, enteropati karena alergi terhadap protein susu sapi

    (CMPSE = Cow's Milk Protein Sensitive Enteropathy), sindrom malabsorpsi, bakteri

    tumbuh lampau (bacterial overgrowth), diare karena antibiotik (antibiotic-induced

    diarrhea), dan infeksi persisten.

    Secara patogenesis, diare persisten dapat terjadi melalui diare sekretorik dan

    diare osmotik. Pada diare sekretorik, toksin merangsang c-AMP atau c-GMP untuk

    mensekresikan secara aktif air dan elektrolit ke dalam lumen usus sehingga terjadi

    diare. Sedangkan pada diare osmotik, kenaikan tekanan osmotik dalam lumen usus

    akibat fermentasi makanan yang tidak diserap akan menarik air sel ke dalam lumen

    usus sehingga terjadi diare.

    B. Etiologi

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    43

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    44/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Berbagai penyebab diare kronik dapat dilihat pada Tabel 1.

    C. Manifestasi klinis

    Diare berlangsung 14 hari atau lebih. Bila terjadi diare hebat dapat terlihat

    gejala-gejala dehidrasi ringan sampai berat, asidosis dan gangguan keseimbangan

    elektrolit seperti lemah, kembung dan muntah. Status gizi anak biasanya kurang atau

    buruk.

    D. Kriteria diagnosis

    Diare persisten bukanlah penyakit, tetapi merupakan entitas klinik yang

    disebabkan berbagai macam etiologi. Oleh karena itu, upaya penting perlu dilakukan

    untuk mencari etiologinya, karena pengobatan didasarkan pada faktor penyebabnya.

    Berikut adalah hal-hal yang penting dilakukan:

    1.Tentukan apakah diarenya tergolong osmotik atau sekretorik. Cara

    membedakan keduanya adalah dengan cara memuasakan pasien selama 24 jam

    (tentu saja pasien mendapat terapi cairan parenteral): bila diare

    berkurang/berhenti maka diarenya jenis osmotik, bila diare berlangsung terus

    menunjukkan jenis diare adalah sekretorik.

    2. Bila diare osmotik, cari kemungkinan intoleransi laktosa, CMPSE, atau

    sindrom malabsorpsi

    3. Bila diare sekretorik, cari kemungkinan bakteri tumbuh lampau, diare karena

    antibiotik, atau infeksi persisten. Algoritme diare persisten dapat dilihat pada

    Gambar 1.

    Tabel 1. Etiologi diare kronik

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    44

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    45/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    FAKTOR INTRALUMINAL FAKTOR MUKOSA

    Kelainan pankreas Perubahan integritas

    Fibrosis kistik

    Sindrom Shwachman-Diamond

    Sindrom Johannson-Blizzard

    Defisiensi enzim pankreas terisolasi

    Pankreatitis kronik

    Sindrom Pearson

    Infeksi: bakteri, viral, fungal

    Infestasi parasit

    Intoleransi protein sapi dan kedelai

    Inflammatory bowel disease (kolitis

    ulseratif, Crohn)

    Kelainan asam empedu Perubahan fungsi imunologis

    Kolestasis kronik

    Reseksi ileum terminal

    Bakteri tumbuhlampau

    Penggunaan sekuestran asam empedu secara

    kronik

    Malabsorpsi asam empedu primer

    Enteropati autoimun

    Gastroenteropati osinofilik

    AIDS

    Imunodefisiensi

    Defisiensi imunoglobulin A dan G

    Kelainan usus halus Perubahan fungsi

    Osmolaritas intraluminar

    Malabsorpsi karbohidrat

    Defisiensi sukrase, laktase kongenital dan

    didapatMalabsorpsi monosakarida kongenital dan

    didapat

    Asupan berlebih minuman berkarbonasi

    Asupan berlebih sorbital, Mg(OH)2 dan

    laktulose

    Defek Cl-/HCO3, Na+/H+, asam empedu,

    enteropati akrodermatitis, defisiensi folat

    selektif, abetalipoproteinemia

    Perubahan fungsi pencernaan

    Defisiensi enterokinaseDefisiensi glukoamilase

    Perubahan area permukaan

    Penyakit seliak

    Sindrom postgastroenteritis

    Penyakit inklusi mikrovilus

    Short bowel syndrome

    Perubahan fungsi sekretorik

    Bakteri yang memproduksi enterotoksin

    Tumor yang mensekresi peptida vasoaktif

    Perubahan struktur anatomi

    Pen akit Hirsch run

    45

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    46/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Gambar 1. Algoritme Diare Persisten.

    e. Pemeriksaan penunjang

    Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk mencari etiologi diare

    persisten, yaitu:

    1. pH tinja dan bahan pereduksi (clinitest) untuk mendeteksi intoleransi

    laktosa.

    2. Eliminasi dan provokasi protein susu sapi untuk mendeteksi CMPSE.

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    46

    Puasa

    DiareDiare osmotik

    BHT,

    Bakteritumbuhlampau

    Infeksipersisten

    Intoleransilaktosa

    Terapi sesuaipenyebab danterapi nutrisi

    Tidak sembuhSembuh

    Formula kedelai/ protein

    Intolerans

    i laktosa

    Alergi susu sapi

    ?

    Sindrommalabsorp

    Alergisusu sapi

    Nutrisiparenteral total

    Nutrrisienteral

    (elemental

    Hindari laktosa

    Tidak sembuhSembuh

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    47/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    3. Uji malabsorpsi (steatokrit dan Tripsin Activity Test) untuk mendeteksi

    sindrom malabsorpsi

    4. Uji hidrogen napas untuk mendeteksi bakteri tumbuh lampau. Caranya:

    pasien dipuasakan 4 jam, kemudian diukur kadar gas H2 pada keadaan basal. Pasien diberi larutan glukosa/laktosa dan kemudian kadar gas H2

    diukur setiap 30 menit. Bila terjadi kenaikan dini (30 menit dan >20 ppm)

    dinyatakan positif bakteri tumbuh lampau.

    5. Uji toksin Clostridium difficile dalam tinja untuk menfeteksi diare karena

    antibiotik

    6. Kultur tinja untuk mendeteksi infeksi persiten baik kuman aerob maupun

    anaerob.

    f. Tata laksana

    1. Atasi dehidrasi, kelainan asam basa dan gangguan elektrolit yang terjadi.

    2. Dukungan nutrisi amat penting untuk mencegah dan mengobati malnutrisi

    yang terjadi. Berikanlah diet sesuai dengan usia dan status gizi penderita.

    Pada awal terapi, laktosa mungkin perlu dihindari karena mungkin telah

    terjadi kerusakan mukosa usus yang bermakna. Suplementasi mikronutrien

    seperti Zn dan Fe sangat diperlukan untuk mempercepat regenerasi mukosa

    usus halus.

    3. Tentukan apakah diare yang terjadi jenis sekretorik atau osmotik untuk

    memudahkan pendekatan etiologik dan terapi. Lihat algoritme terlampir.

    4. Bila intoleransi laktosa, berilah formula/diet bebas laktosa.

    5. Bila alergi susu sapi, ASI diteruskan dan ibu tidak menkonsumsi susu sapi

    dan makanan yang terbuat dari susu sapi (keju, es krim, dll). Bila tidak

    minum ASI, pasien diberi formula hidrolisat protein.

    6. Pada sindrom malabsorpsi, pasien diberi makanan atau formula elemental.

    Bila diet per oral belum dapat diberikan, pasien sebaiknya diberi TPN

    selama 2 minggu untuk mempercepat regenerasi mukosa usus halus.

    7. Pada bakteri tumbuhlampau, berikan metronidazol 30 mg/kg/hari selama

    10-14 hari.

    8. Pada diare karena antibiotik, hentikan antibiotik bila mungkin. Berikan

    metronidazol 30-50 mg/kg/hari selama 7-10 hari dan probiotik 2 x 106-9 cfu

    selama 7-10 hari.

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    47

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    48/66

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    49/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup.

    6. Gangguan metabolik

    Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose

    intolerance.7. Tumor hypothalamus

    Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah

    disingkirkan.

    8. Penyapihan

    Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang

    akan menimbulkan marasmus.

    9.Urbanisasi

    Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya marasmus;

    meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan penyapihan dini

    dan kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang terlalu encer

    akibat dari tidak mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi berulang,

    terutama gastro enteritis akan menyebabkan anak jatuh dalam marasmus.

    A. Patofisiologi

    Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak

    faktor. Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh

    sendiri (host), agent (kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor

    diet (makanan) memegang peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan.

    Gopalan menyebutkan marasmus adalah compensated malnutrition. Dalam keadaan

    kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan

    memenuhi kebutuhan pokok atau energi.

    Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak

    merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan; karbohidrat

    (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya

    kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25

    jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah

    beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat

    di hepar dan di ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol

    dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai

    sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    49

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    50/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira

    kehilangan separuh dari tubuh.

    Gambaran Klinis

    Marasmus seringdijumpai pada usia 0 - 2

    tahun. Keadaan yang

    terlihat mencolok

    adalah hilangnya lemak

    subkutan, terutama pada

    wajah. Akibatnya ialah

    wajah si anak lonjong,

    berkeriput dan tampak

    lebih tua (old man

    face). Otot-otot lemah

    dan atropi, bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan maka anggota gerak terlihat

    seperti kulit dengan tulang. Tulang rusuk tampak lebih jelas. Dinding perut hipotonus

    dan kulitnya longgar. Berat badan turun menjadi kurang dari 60% berat badan

    menurut usianya. Suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang.

    B. Diagnosis

    Diagnosis marasmus dibuat berdasarkan gambaran klinis, tetapi untuk

    mengetahui penyebab harus dilakukan anamnesis makanan dan kebiasaan makan serta

    riwayat penyakit yang lalu.

    C. Pencegahan

    Tindakan pencegahan terhadap marasmus dapat dilaksanakan dengan baik bila

    penyebab diketahui. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana

    kesehatan yang baik untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi.

    1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi

    yang paling baik untuk bayi

    2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6

    tahun keatas

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    50

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    51/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan

    dan kebersihan perorangan

    4. Pemberian imunisasi

    5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu

    kerap.

    6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat

    merupakan usaha pencegahan jangka panjang.

    7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang

    endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.

    D. Klasifikasi :

    1. KEP ringan : > 80-90 % ideal terhadap TB (WHO-CDC)

    2.KEP sedang : > 70-80% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC(

    3. KEP berat : 70% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC)

    E. Penanganan KKP berat

    Secara garis besar, penanganan KKP berat dikelompokkan menjadi pengobatan awal,

    dan rehabilitasi. Pengobatan awal ditujukan untuk mengatasi keadaan yang

    mengancam jiwa, sementara fase rehabilitasi diarahkan untuk memulihkan keadaan

    gizi. Fase ini biasanya berlangsung selama 2-7 hari. Jika lebih dari 10 hari keadaan

    pasien tidak juga pulih, berarti diperlukan upaya tambahan.

    Upaya pengobatan awal meliputi :

    1. pengobatan atau pencegahan terhadap hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi dan

    pemulihan ketidakseimbangan elektrolit.

    2. pencegahan jika ada ancaman atau perkembangan renjatan septic

    3. pengobatan infeksi

    4. pemberian makanan

    5. pengidentifikasian dan pengobatan masalah lain seperti kekurangan vitamin,

    anemia berat, dan payah jantng.

    Hipoglikemia

    MISBACH SYUKRI FKUPN

    51

  • 8/7/2019 Presus Hipotiroid;Edited baru

    52/66

    HIPOTIROID KONGENITAL

    Penderita KKP berkemungkinan besar untuk jatuh ke dalam keadaan

    hipoglikemia ( kadar glukosa darah < 54 mg / dl atau < 3 mmol/ L ), terutama selama

    2 hari pengobatan awal. Agar hipoglikemia tidak terjadi, anak harus diberi makan

    sekurang-kurangnya setiap 2-3 jam, baik siang ataupun malam. Tanda hipoglikemiamencakup :

    1. temperature tubuh kurang dari 36,5 oC

    2. Letargi

    3. Lemas

    4. Kesadaran berkurang

    Dehidrasi dan renjatan septik

    Tanda yang digunakan dalam penentuan diagnosis dikelompokkan menjadi

    3, yaitu tanda yang bermakna, tidak bermakna dan tanda-tanda renjatan septic. Tanda

    yang bermakna terungkap pada riwayat diare, rasa haus, hipotermia, mata cekung,

    tangan dan kaki terasa dingin dan aliran urine. Tanda yang tidak bermakna dinilai

    berdasarkan keadaan mental, mulut, lidah dan air mata dan kelenturan kulit. 1

    Kelemahan atau hiangnya denyut nadi pada arteri radialis menandakan

    terjadinya renjatan, baik akibat dehidrasi berat maupun sepsis. Jika terjadi pula

    hipovolemia, frekuensi nadi akan meningkat sementara denyutnya lemah. Jika denyut

    arteri karotis, femoris, dan brakhialis lemah berarti keadaan anak jelek dan harus

    diobati dengan sangat segera.

    Dinginnya tangan dan kaki menandakan dehidrasi berat serta renjatan septic.

    Selain itu, berkurangnya aliran urine menandakan dehidrasi dan renjatan terus

    memburuk. Urine justru tidak terbentuk sama sekali mana kala kedua kondisi ini

    semakin parah.

    Pengobatan dehidrasi

    Proses rehidrasi sebaiknya dilakukan secara oral karena pemberian per infuse

    dapat menyebabkan kelebihan cairan dan gagal jantung. Pemberian secara parenteral

    boleh diberlakukan hanya dalam k