Download - PPt Lapsus Pterigium
LAPORAN KASUS
“ PTERIGIUM GRADE III ”
Oleh :
Friska Doreenda Putri, S.Ked
Pembimbing :
dr. Ibrahim, Sp.M
LATAR BELAKANG
PTERIGIUM
- Fibrovaskular konjungtiva
- bersifat degeneratif dan invasif
- Berbentuk segitiga- Tumbuh dari arah
temporal maupun nasal konjungtiva menuju kornea pada arah intrapalpebra.
Insiden pterigium di Indonesia yang terletak di daerah ekuator, yaitu 13,1 %. Insiden tertinggi pterigium terjadi pada pasien dengan rentang umur 20-49 tahun. Pasien dibawah umur 15 tahun jarang terjadi pterigium.
Keadaan ini diduga merupakan suatu fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet, daerah yang kering dan lingkungan yang banyak angin, karena sering terdapat pada orang yang sebagian besar hidupnya berada di lingkungan yang berangin, penuh sinar matahari, berdebu atau berpasir
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. Y• Umur : 56 th• Pekerjaan : Pedagang • Alamat : Jl. A. Nakowi Rt 26 Dusun III,
kenten laut, Palembang• Jenis Kelamin : Perempuan• Pendidikan : SMP
ANAMNESIS
Tanggal Pemeriksaan : 03 Juni 2013• Keluhan Utama :
Di kedua matanya berselaput yang terjadi sejak ± 1 tahun yang lalu
• Keluhan Tambahan :
Kedua mata terasa mengganjal sejak ± 1 bulan yang lalu, gatal (+), berair (+), terasa perih, kabur (+).
ANAMNESIS• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku ± 1 tahun yang lalu, timbul selaput di mata kanan dan kirinya. Selaput tersebut mengenai bagian terluar bola mata. Mula-mula selaput tersebut kecil dan tumbuh di sudut mata dekat hidung kemudian lama kelamaan selaput tersebut tumbuh disudut mata yang satunya pada kedua mata. Mata terasa seperti mengganjal (+), gatal (-), berarir (+), mata merah (+), sekret (-), kabur(-), penglihatan seperti berkabut (-), silau (-). Riwayat pengobatan tidak ada.
Beberapa bulan terakhir, pasien mengeluh selaput tersebut semakin meluas, dan semakin terasa mengganggu, kedua mata terasa gatal, berarir (+), mata merah (+), perih (+), secret (-), kabur (+), penglihatan seperti berkabut (-), silau (-). Penderita lalu datang ke poliklinik RSMP.
ANAMNESIS• Riwayat Penyakit Terdahulu
a. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal.
b. Riwayat darah ada sejak ± 2 tahun yang lalu.
c. Riwayat kencing manis disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga disangkal
b. Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal
c. Riwayat kencing manis dalam keluarga disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis :•Keadaan Umum : Baik•Kesadaran : Compos mentis•Tanda Vital :
Tekanan Darah : 130 / 90 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Laju Napas : 21 x/menit
Suhu : 36,6°C
PEMERIKSAAN PENUNJANG• Anjuran Pemeriksaan:
- Pemeriksaan Laboratorium Darah Rutin (Hb, CT, BT, Leukosit, Ht)
- Pemeriksaan Gula Darah
RINGKASAN ANAMNESIS
Pasien mengaku ± 1 tahun yang lalu, timbul selaput di mata kanan
dan kirinya. Selaput tersebut mengenai bagian terluar bola mata. Mula-mula
selaput tersebut kecil dan tumbuh di sudut mata dekat hidung kemudian lama
kelamaan selaput tersebut tumbuh disudut mata yang satunya pada kedua
mata. Mata terasa seperti mengganjal (+), gatal (-), berarir (+), mata merah
(+), sekret (-), kabur(-), penglihatan seperti berkabut (-), silau (-). Riwayat
pengobatan tidak ada.
Beberapa bulan terakhir, pasien mengeluh selaput tersebut semakin
meluas, dan semakin terasa mengganggu, kedua mata terasa gatal, berarir
(+), mata merah (+), perih (+), secret (-), kabur (+), penglihatan seperti
berkabut (-), silau (-). Penderita lalu datang ke poliklinik RSMP.
DAFTAR MASALAH
1. Mata kanan dan kiri terasa seperti ada yang mengganjal ,
Mata merah (+), berair (+), perih (+), gatal (+), kabur (+).
2. Visus : OD : 20 / 100 PH: 20/80
OS : 20 / 100 PH: 20/70
3. Konj. Bulbi : ODS Pterigium
4. Limbus Kornea : ODS Arkus Senilis (+)
DIAGNOSIS
• OD : Pterigium grade III nasal dan temporal• OS : Pterigium grade III nasal dan temporal
RENCANA TINDAKAN
1. Edukasi dan Informed consent :
a. Informasi kepada pasien bahwa penglihatan penderita akan menurun yang bisa ditimbulkan akibat selaput yang tumbuh pada matanya yang sudah mencapai pinggir pupilnya
b. Informasi kepada pasien bahwa selaput tersebut harus segera dibuang dengan tindakan operasi.
2. Rencana operasi eksisi pterigium dan graft konjungtiva.
LANJUTAN….Definisi Pterigium
Pterygium merupakan pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif. Pterigium berbentuk segitiga, pertumbuhan ini
biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal
konjungtiva yang meluas ke daerah korena. pterigium berbentuk segitiga
dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea.
LANJUTAN….Epidemiologi
Pterigium tersebut di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim
panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah berdebu dan kering.
Insiden pterigium cukup tinggi di Indonesia yang terletak di daerah
ekuator, yaitu 13,1 %.
Faktor Risiko
1.Usia 5. Herediter
2. Pekerjaan 6. Infeksi
3.Tempat tinggal 7. Faktor risiko lainnya
4.Jenis kelamin
LANJUTAN….Etiologi dan Patofisiologi
Etiologi secara pasti belum diketahui secara pasti, Faktor yang berpengaruh :
lingkungan seperti paparan terhadap sinar ultraviolet dari matahari, deaerah
kering, inflamasi, daerah dengan angin kencang dan debu atau faktor iritan lainnya
degerasi elastisitas jaringan kolagen dan proliferasi fibrovaskular Dan
progresifitasnya di diduga merupakan hasil dari kelainan lapisan Bowman kornea.
Gejala Klinis
- Asimptomatis
- Mata tampak merah dan sering berair
- Merasa seperti ada benda asing
- Pada pterigium grade 3 dan 4 terjadi penurunan tajam penglihatan
LANJUTAN….Penegakkan Diagnosis
1. AnamnesisPada anamnesis didapatkan adanya keluhan penderita seperti mata
merah, gatal, mata sering berarir, gangguan penglihatan. Selain itu perlu juga ditanyakan adanya riwayat mata merah berulang, riwayat banyak bekerja diluar ruangan pada daerah dengan pajanan sinar matahari yang tinggi, serta dapat pula ditanyakan riwayat trauma sebelumnya.
2. Pemeriksaan FisikPada inspeksi pterigium terlihat sebagai jaringan
fibrovaskular pada permukaan konjungtiva. Pterigium dapat memberikan gambaran yang vaskular dan tebal tetapi ada juga pterigium yang avaskular dan flat. Pterigium paling sering ditemukan pterigium pada daerah temporal.
LANJUTAN….Penegakkan Diagnosis
Pterigium juga dapat dibagi kedalam 4 derajat, yaitu :
•Derajat 1 : jika pterigium hanya terdapat pada limbus kornea
•Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm
melewati kornea.
•Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata
dalam keadaan cahaya normal (pupil dalam keadaan normal sekitar3 -4 mm)
•Derajat 4 : pertumbuhan pterigium melewati pupil sehingga mengganggu
penglihatan
LANJUTAN….
Penegakkan Diagnosis
3. Pemeriksaan Penunjang- Pemeriksaan Tajam penglihatan- Pemeriksaan Tekanan Bola mata- Pemeriksaan kelainan papil saraf optik dengan
Oftalmoskopi- Pemeriksaan Sudut Bilik Mata
LANJUTAN….
Diagnosis Banding
1.Pseudopterigium
2.Pinguekula
Penatalaksanaan
Pada pterigium yang ringan tidak perlu di obati. Untuk pterigium derajat 1-2
yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata
kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari.
Pada pterigium derajat 3-4 dilakukan tindakan bedah dengan eksisi jaringan
fibrovaskular tersebut.
LANJUTAN….Komplikasi
Pra operatif
•Astigmat
•Kemerahan
•Iritasi
•Bekas luka yang kronis pada konjungtiva dan kornea
•Keterlibatan yang luas otot ekstraokular dapat membatasi penglihatan dan menyebabkan diplopia
Intra operatif
Nyeri, iritasi, kemerahan, graft oedema, conneoscleral dellen (thinning),dan perdarahan subkonjungtival
Post operatif
•Rekuren
•Infeksi
•Jahitan graft terbuka sehingga terjadi pembengkakakn dan perdarahan
•Adanya jaringan parut pada kornea
LANJUTAN….Pasien mengaku ± 1 tahun yang lalu, timbul selaput di mata kanan dan
kirinya. Selaput tersebut mengenai bagian terluar bola mata. Mula-mula
selaput tersebut kecil dan tumbuh di sudut mata dekat hidung kemudian
lama kelamaan selaput tersebut tumbuh disudut mata yang satunya pada
kedua mata. Mata terasa seperti mengganjal (+), gatal (-), berarir (+),
mata merah (+), sekret (-), kabur(-), penglihatan seperti berkabut (-), silau
(-). Riwayat pengobatan tidak ada.
Beberapa bulan terakhir, pasien mengeluh selaput tersebut semakin meluas,
dan semakin terasa mengganggu, kedua mata terasa gatal, berarir (+),
mata merah (+), perih (+), secret (-), kabur (+), penglihatan seperti
berkabut (-), silau (-). Penderita lalu datang ke poliklinik RSMP.
LANJUTAN….Dari hasil pemeriksaan tajam penglihatan didapat kan visus menurun yaitu
OD : 20/100 PH 20/80 dan OS : 20/100 PH 20/70. Pada pemeriksaan
konjungtiva bulbi mata kanan dan kiri di dapatkan jaringan fibrovaskular
(+) berbentuk segitiga di sisi nasal dan temporal dengan apex apex
sudah melewati kornea namun tidak melebihi pinggiran pupil.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas, penderita ini
didiagnosis Pterigium ODS grade III.
Penatalaksanaan pada penderita ini adalah edukasi dan in formed consent.
Karena pterigium sudah mencapai grade III dan sudah mengganggu
penglihatan.
Prognosis penderita ini, dubia ad bonam.