lapsus ppt

48
GIP00000 40-41 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP PRESENTASI KEPALA PUNGGUNG KANAN GAGAL DRIP OKSITOSIN DISELESAIKAN DENGAN SEKSIO SESARIA Oleh : Ni Made Desi Suzika dewi 08700005 Pembimbing dr.Aminuddin, Sp.OG , Mkes

Upload: brigitta-andar-natalia

Post on 18-Dec-2014

112 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

lapsus obgyn 2013-2014

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Ppt

GIP00000 40-41 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP PRESENTASI KEPALA PUNGGUNG

KANAN GAGAL DRIP OKSITOSIN DISELESAIKAN DENGAN SEKSIO SESARIA

Oleh :Ni Made Desi Suzika dewi

08700005Pembimbing

dr.Aminuddin, Sp.OG , Mkes

Page 2: Lapsus Ppt

PENDAHULUAN• Kehamilan umumnya berlangsung 40

minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir.Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38-42 minggu dan ini merupakan periode terjadinya persalinan normal.namun, sekitar 3,4-14% atau rata-rata 10% kehamilan berlangsung sampai 42 minggu atau lebih.Angka ini bervariasi dari beberapa peneliti bergantung pada kriteria yang dipakai.9

Page 3: Lapsus Ppt

TINJAUAN PUSTAKADefinisi Kehamilan Lewat Waktu• Kehamilan lewat waktu

adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap.

• Perhitungan usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan usia kehamilan,seperti rumus Naegele atau dengan tinggi fundus uteri serial.

Etiologi Kehamilan Lewat Waktu• Pengaruh progesteron• Teori oksitosin• Teori kortisol/acth janin• Saraf uterus• Herediter• Tidak timbulnya his karena

kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta, dan kerentanan akan stress

Page 4: Lapsus Ppt

kehamilan lewat waktuManifestasi klinik

• Tidak timbulnya his karena kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta, dan kerentanan akan stress.

• Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian MENURUN setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta

• Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara obyektif dan 10 kali/20 menit. 4

• Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi

• Stadium I : Kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.

• Stadium II : Seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) di kulit.

• Stadium III Seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.

Page 5: Lapsus Ppt

Pemeriksaan penunjang kehamilan lewat waktu

• USG untuk menilai usia kehamilan, oligoamnion, derajat maturitas plasenta

• Pemeriksaan radiologi : Umur kehamilan ditentukan dengan melihat pusat penulangan

• Pemeriksaan laboratorik : Kadar lesitin/Spingomielin , Aktivasi Tromboplastin Cairan Amnion (ATCA),Sitologi cairan amnion, Sitologi vagina.

• Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidaknya gawat janin. 4

• Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20%.4

 

Page 6: Lapsus Ppt

Penatalaksanaan kehamilan lewat waktu• Tunda pengakhiran kehamilan

selama 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes, tanpa tekanan 3 hari kemudian.Bila hasil positif, segera lakukan seksio sesarea.

• Induksi persalinan.

Page 7: Lapsus Ppt

Komplikasi kehamilan lewat waktu

Perubahan pada plasenta• Penimbunan kalsium :Pada kehamilan

postterm terjadu peningkatan penimbunan kalsium pada plasenta.Hal ini dapat menyebabkan gawat janin dan bahkan kematian janin intrauterine yang dapat meningkat sampai dengan 2-4 kali lipat

• Selaput vaskulosinsisial menjadi tambah tebal dan jumlahnya berkurang.keadaan ini dapat menurunkan mekanisme transport plasenta.

• Terjadi proses degenerasi jaringan plasenta seperti edema, timbunan fibrinoid, fibrosis thrombosis intervilli, dan infark villi.

• Perubahan biokimia : Adanya insufisiensi plasenta menyebabkan protein plasenta dan kadar DNA di bawah normal, sedangkan konsentrasi RNA meningkat.Transpor kalsium tidak terganggu, aliran natrium, kalium, dan

glukosa menurun.

Page 8: Lapsus Ppt

Komplikasi kehamilan lewat waktu

Pengaruh pada janin• Berat janin : terjadi

perubahan anatomik yang besar pada plasenta, maka terjadi penurunan berat janin. 9

• Sindroma Postmaturitas : dapat dikenali pada neonatus dengan ditemukannya beberapa tanda seperti gangguan pertumbuhan, dehidrasi, kulit kering, keriput seperti kertas (hilangnya lemak subkutan), kuku tangan dan kaki panjang, tulang tengkorak lebih keras,

• hilangnya verniks kaseosa dan lanugo, maserasi kulit terutama daerah lipatan paha dan genital luar, warna cokelat kehijauan atau kekuningan pada kulit dan tali pusat, muka tampak menderita, dan rambut kepala banyak atau tebal.

Page 9: Lapsus Ppt

• Gawat janin atau kematian perinatal menunjukkan angka meningkat setelah kehamilan 42 minggu atau lebih, sebagian besar terjadi intrapartum, umumnya disebabkan oleh :

• Makrosomia yang dapat menyebabkan terjadinya distosia pada persalinan, fraktur klavikula, palsi Erb-Duchene, sampai kematian bayi. 

• Insufisiensi plasenta yang berakibat :Pertumbuhan janin terhambat, Oligohidroamnion ( terjadinya kompresi tali pusat, keluar mekonium yang kental, perubahan abnormal

jantung janin. 9

• Hipoksia janin4

• Hipovolemia 4

• Asidosis • Sindrom gawat napas • Hipoglikemia • Hipofungsi adrenal• Keluarnya mekonium yang

berakibat dapat terjadi aspirasi mekonium pada janin.

• Cacat bawaan: terutama akibat hipoplasia adrenal dan anensefalus.

Page 10: Lapsus Ppt

Definisi induksi dan akselerasi persalinan

Induksi persalinan• tindakan terhadap ibu

hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan.

Akselerasi persalinan• Meningkatnya

frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi uterus dalam persalinan

Page 11: Lapsus Ppt

Cara melakukan induksi persalinan

Cara medis• Infus oksitosin• Prostaglandin• Cairan hipertonik

intrauterine

Secara manipulatif dengan tindakan

• Amniotomi• Dilatasi serviks• Accouchment force

Page 12: Lapsus Ppt

Cara mekanis dan kimiawi

• Amniotomi dengan diberikan drip oksitosin

• Amniotomi dengan diberikan misoprostol

Page 13: Lapsus Ppt

Indikasi Induksi Persalinan

Indikasi Janin• Janin post maturitas• Inkompatibilitas

rhesus• Ketuban Pecah Dini• Janin mati

Indikasi Ibu• Disporposio sefalopelvik• Riwayat seksio sesaria• Malposisi dan malpresentasi

janin• Insufisiensi plasenta• Grande multipara• Gemeli• Distensi rahim yang

berlebihan (pada hidramnion)

• Plasenta previa 4

Page 14: Lapsus Ppt

• Oksitosin adalah obat yang merangsang kontraksi uterus, banyak obat memperlihatkan efek Oksitosin, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup selektif dan dapat berguna dalam praktek kebidanan.

• Oksitosin hormone protein yang dibentuk di nucleus paraventrikel hipotalamus dan disimpan di dalam dan dilepaskan dari hipofisis posterior.3

Bersama dengan faktor-faktor lainnya, Oksitosin memainkan peranan penting dalam persalinan dan ejeksi ASI.Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan : •Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung  pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin ontraksi pembuluh darah umbilicus •Konstriksi sel-sel mioepitel (reflek ejeksi ASI) 3

   

Induksi oksitosin

Page 15: Lapsus Ppt

• Oksitosin bekerja pada reseptor hormon antidiuretik (ADH) untuk menyebabkan :

• Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah (khususnya diastolik) karena terjadinya vasodilatasi

• Retensi air• Persalinan

Peningkatan jumlah

reseptor oksitosin Prostaglandin

Kontraksi serviks

Dilatasi serviks dan peregangan vagina

Peningkatan sekresi

oksitosin

Page 16: Lapsus Ppt

Cara Melakukan Induksi Oksitosin

• Kandung kemih dan rectum terlebih dahulu di kosongkan.

• Ke dalam 500 cc dekstrosa 5% dimasukkan 5 satuan oksitosin dan diberikan per infus dengan kecepatan pertama 8-10 tetes/menit.

• Kecepatan dapat dinaikkan 5 tetes setiap 15 menit sampai tetes maksimal 30-40 tetes per menit

• Oksitosin drip akan lebih berhasil bila nilai pelviks diatas

5 .

• Bila his tidak menjadi adekuat dengan meningkatkan tetesan maka jumlah tetesan maksimal adalah 40 tetes/menit dan dipertahankan sampai 2 kolf.

• Lakukan pemantauan detak jantung janin, kontraksi rahim dan penurunan bagian terendah selama dilakukan drip oksitosin.

• Drip oksitosin dianggap gagal pada keadaan berikut :

• Gawat janin• Tetania Uteri• Ruptura uteri yang

membakat

Page 17: Lapsus Ppt

Bishop ScoreSkor 0 1 2 3

Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5-6

Pendataran serviks 0-30% 40-50% 60-70% 80%

Penurunan kepala diukur

dari Hodge III (cm)

-3 -2 -1 +1 +2

Konsistensi serviks Keras Sedang Lunak

Posisi serviks Ke belakang Searah sumbu jalan

lahir

Ke arah depam

Page 18: Lapsus Ppt

Seksio Sesaria• Seksio sesaria adalah

pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim.Ada 3 teknik seksio sesaria, yaitu transperitonealis, corporal (klasik), dan ekstraperitoneal.

Indikasi Seksio Sesaria• Disproporsi sefalopelvik :• Panggul sempit, Holmer mengambil

batas terendah untuk melahirkan janin vias naturalis ialah CV = 8 cm.panggul dengan CV =8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan janin yang normal, harus diselesaikan dengan seksio sesaria CV antara 8-10 cm boleh dicoba dengan partus percobaan .baru setelah gagal dilakukan seksio sesaria sekunder.(sinob)

• Pernah seksio sesaria sebelumnya• Ruptura uteri mengancam• Partus lama (prolonged labor)• Partus tak maju (Obstructed labor)• Distosia serviks• Pre eklampsia dan hipertensi

Page 19: Lapsus Ppt

Analisa KasusIdentitas Pasien• Identitas• Nama : Ny.I• Umur :21 Tahun• Nama Suami :Tn.W• Umur :45 Tahun• Alamat: Probolinggo• Pekerjaan :Swasta• Agama: Islam • Masuk tanggal: 19-11-2012

Pukul 11.45 WIB

Pembahasan• Untuk mengetahui umur

pasien, apakah pasien termasuk dalam wanita hamil dengan resiko.

• Dari alamat pasien dapat diketahui latar belakang sosial pasien serta lingkungan tempat tinggal yang berpengaruh pada kehamilan dan masa nifas ibu dan bayi.

• Pendidikan : menyesuaikan dengan pendidikan pasien dalam memberikan informasi.

Page 20: Lapsus Ppt

Keluhan Utama

• Belum adanya tanda-tanda melahirkan.

Pembahasan• Tujuan menanyakan

keluhan utama untuk mengetahui kondisi yang mengganggu pasien sehingga pasien datang ke dokter.

Page 21: Lapsus Ppt

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien merasa hamil 10 bulan, tetapi belum ada tanda-tanda melahirkan, pasien merasa kalau ibu-ibu hamil yang usia kehamilannya sama sudah melahirkan tetapi pasien belum gerakan janin baik, tetapi bidan mengatakan usia kehamilan 39 minggu.Pasien rujukan poli kandungan dengan diagnosis G1P00000 usia kehamilan 40-41 minggu dengan kalsifikasi plasenta grade II-III

Pembahasan

• Untuk menanyakan perjalanan riwayat kehamilannya

• Untuk mengetahui keadaan ibu maupun janin saat dilakukan pemeriksaan

Page 22: Lapsus Ppt

Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien sempat mengalami keputihan sejak kehamilan & bulan keputihan pada organ genitalnya yang bau dan gatal, pasien sempat memeriksakannya ke poli kandungan lalu di terapi tetapi saat ini keputihannya telah hilang.Diabetes Mellitus (-), Hipertensi (-), Allergi (-), Asma (-)

Pembahasan• Tujuan menanyakan

penyakit yang pernah dialami pasien menghubungkan pengaruh penyakit yang pernah dialami pasien dengan kehamilannya dan untuk menghindari komplikasi terburuk yang dapat terjadi pada kehamilannya

Page 23: Lapsus Ppt

Anamnesa Khusus• Haid : teratur/tidak :

teratur• Sebulan : 1 kali• Siklus : 28 hari• Nyeri - /+

sebelum/selama/sesudah haid darah yang keluar banyak/sedikit/encer/menggumpal : nyeri - .darah yang keluar banyak dan encer.

• Menarche : 12 tahun• Hari Pertama Haid Terakhir

(HPHT) : 16-2-2012• Tafsiran kelahiran :23-11-

2012

• Usia kehamilan : ±39-40 minggu,dari HPHT

• Usia kehamilan berdasarkan USG tanggal 13 november 2012 didapatkan usia kehamilan 39-40 minggu sehingga pada saat pasien masuk rumah sakit tanggal 19 november sehingga diperoleh usia kehamilan 40-41 minggu.

Page 24: Lapsus Ppt

Pembahasan• Haid yang teratur menandakan

tidak adanya gangguan dalam Hipothalamus-Pituitary-Ovarial axis serta pasien adalah wanita yang fertile.Siklus haid yang teratur juga memudahkan pasien dalam mengingat kapan pasien mendapatkan haid terakhir dan memudahkan pemeriksa pula dalam menghitung umur kehamilan.

• Menanyakan adanya riwayat nyeri pada saat menstruasi untuk mengetahui adanya kelainan pada pasien adanya tumor yang dapat menimbulkan nyeri saat menstruasi contohnya : endometriosis

• Pasien mendapatkan haid pada umur 12 tahun artinya dalam batas normal.Tidak terjadi menarche precocs.

• Menanyakan kapan hari pertama haid terakhir pada pasien untuk menghitung tanggal perkiraan kelahiran serta dapat menentukan usia kehamilan.dilakukan dengan menggunakan Rumus Naegel Dihitung dari (Hari+7) ( Bulan +9)

• Usia kehamilan berdasarkan rumus Naegel,

• HPHT =16-2-2012,

• TP = 23-11-2012

Page 25: Lapsus Ppt

Usia kehamilan berdasarkan perhitungan manual (dihitung saat

pasien masuk rumah sakit 19 November 2012) Berdasarkan HPHTJumlah hari Bulan Usia kehamilan Sisa

13 Februari 1minggu 6 hari

31 Maret 4 minggu 3 hari

30 April 4 minggu 2 hari

31 Mei 4 minggu 3 hari

30 Juni 4 minggu 2 hari

31 Juli 4 minggu 3 hari

31 Agustus 4 minggu 3 hari

30 September 4 minggu 2 hari

31 Oktober 4 minggu 3 hari

19 November 2 minggu 4 hari

35 minggu

276 hari

31 hari

= 4minggu 3 hari

Page 26: Lapsus Ppt

• Dalam perhitungan HPHT, usia kehamilan: 39 minggu 3 hari, tapi pada pemeriksaan USG didapatkan usia kehamilan 40-41 minggu (perhitungan sesuai tanggal 19 november 2012.

• Sehingga dapat disimpulkan menurut HPHT terkadang terjadi kerancuan perhitungan tanggal hari pertama haid terakhir karena terjadi kemungkinan ibu lupa tanggal hari pertama haid terakhir.Tetapi sesuai dengan pemeriksaan USG didapatkan usia kehamilan 40-41 minggu dan pada keadaan ini ibu hamil telah memasuki masa serotinus/ kehamilan post date.

• Berdasarkan teori, Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu, kehanilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy,postdaten/pos datisme atau pascamaturitas adalah Kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari)atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari (WHO 1977,FIGO 1986).

Page 27: Lapsus Ppt

• Menghitung lamanya masa gestasi dengan menggunakan perhitungan hari pertama haid terakhir (HPHT).

• Keterangan yang tepat mengenai HPHT akan dapat digunakan untuk menentukan masa gestasi dengan tepat pula.Tetapi pengalaman menunjukkan bahwa senantiasa dapat terjadi kekeliruan dalam penentuan HPHT.

• Menurut Finnstrom (1970), walaupun HPHT dapat diingat oleh ibu, biasanya masih ada kesalahan lebih kurang 1 minggu daripada masa gestasi yang sebenarnya.Dalam menggunakan HPHT untuk menghitung masa gestasi yang sebenarnya

• . Dalam menggunakan HPHT untuk menghitung masa gestasi, harus waspada terhadap tanggal HPHT yang dapat salah, selalu ada variasi waktu antara HPHT dan ovulasi, kemungkinan terjadinya, time lag antara koitus yang menyebabkan kehamilan dan ovulasi atau antara ovulasi dan koitus

• Dari kasus ini terdapat kesalahan dalam menentukan HPHT karena pada hasil USG didapatkan usia kehamilan 40-41 minggu, sehingga dalam menentukan diagnosa akhir berdasarkan pemeriksaan USG didapatkan lebih akurat.Untuk dapat mendapatkan hasil HPHT yang akurat meminta tiap para ibu mencatat hari pertama haid terakhir siklusnya serta lamanya masa menstruasi.

Page 28: Lapsus Ppt

• Fluor albus : +/- : +• Berapa lama: 2 bulan• Sejak kapan : sejak kehamilan

7 bulan• Bau: Bau dan gatal• Banyaknya : banyak

Pembahasan

• Tujuan menanyakan adanya keputihan atau tidak pada pasien : Untuk mendeteksi apakah ada riwayat penyakit infeksi menular seksual yang dapat berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pasien.

Page 29: Lapsus Ppt

Riwayat Obstetri• GIP00000 (a-p-i-a-h)• Goyang anak terasa pada

bulan ke-4• Bersuami 1 kali selama :6

tahun

Pembahasan

• Untuk mengetahui riwayat persalinan

• Status pernikahan• Perkembangan janin

dalam kandungan pasien

Page 30: Lapsus Ppt

Kelainan Lain

• Nafsu makan : Normal

• Berat Badan : Meningkat

• Buang Air Besar : Lancar

• Buang Air kecil : Lancar• Sesak : -• Berdebar-debar: -• Pusing : -• Mata Kabur : -• Epigastric pain : -

Anamnesa Keluarga

• Tumor : -• Gemelli : -• Operasi : -

PembahasanUntuk mengetahui pengaruh kehamilannya terhadap organ tubuh lainnya.

Page 31: Lapsus Ppt

Pemeriksaan Fisik

• Keadaan Umum :Cukup anemis

• Kesadaran : Compos mentis

• Anemis : +• Ikterus :-• Cyanosis :-• Dyspnea :-• GCS : 4-5-6• Gizi : Cukup• Tensi : 120/80 mmHg• Nadi : 88x/menit• Suhu : 363º• Pernapasan : Normal

Pembahasan• Pemeriksaan vital bertujuan • untuk mengetahui kondisi vital

pasien apakah terdapat peningkatan tekanan darah pasien ( mendeteksi apakah terdapat hipertensi dalam kandungan).

• Menentukan nadi pasien agar mengetahui sistem sirkulasi pasien (untuk mengetahui pasien dalam keadaan syok atau tidak)

• Menentukan suhu (agar dapat mendeteksi apakah ada infeksi pada kehamilan pasien yang dapat menyebabkan demam).

• Respiration rate (untuk mengetahui pola pernapasan pasien apakah terdapat riwayat sesak napas pada pasien).

Page 32: Lapsus Ppt

Kepala

• Bentuk : Normocephal• Tumor :-• Rambut: Hitam• Mata :• Konjungtiva : cukup

anemis +/+• Sclera : ikterik -/-• Pupil : bulat +/+• Telinga dan hidung :

Tidak ada kelainan• Mulut : :DBN•  

• LeherStruma :-• Bendungan vena:-• ThoraxJantung : S1S2 tunggalParu-Paru : Suara dasar

vesikuler, ronkhi -/- , wheezing -/-

• Payudara : Membesar, puting menonjol

Abdomen• Hepar : Tidak teraba adanya

pembesaran (dalam batas normal)

• Lien : Tidak teraba adanya pembesaran (dalam batas normal)

Page 33: Lapsus Ppt

Genitalia External : • oedema : -Ekstremitas• Akral hangat :

hangat• Oedema : -• Refleks fisiologis : +• Refleks patologis : -• Kelainan orthopedic : -

• Status Obstetri (Tanggal 20 November 2012)

• Muka• Cholasma gravidarum : -• Exopthalmus : -

Leher • Struma : -• Thorax• Mamae • Membesar ? +• Lember/ tegang? Lember• Hiperpigmentasi? +• Colostrum? +

Page 34: Lapsus Ppt

AbdomenInspeksi• Perut membesar? +

• Striae gravidarum alba? –

• Striae gravidarum lividae ? +

• Hiperpigmentasi linea Alba ? +

• Nampakkah gerakan anak? +

Palpasi Abdomen• Leopold I :Tinggi fundus

uteri 3 jari dari processus xyphoideus (32cm),bagian paling atas janin terdapat massa yang lunak dan tidak melenting (bokong)

• Leopold II :Teraba bentukan padat memanjang di bagian kanan(punggung sebelah kanan), teraba bentukan kecil-kecil di sebelah kiri (kaki dan tangan janin)

• Leopold III :Bagian terendah janin sudah memasuki pintu atas panggul

• Leopold IV : Tidak terdapat penurunan kepala

Page 35: Lapsus Ppt

Pemeriksaan Dalam

VT

• Portio • Posisi : medial• Konsistensi : lembut• Bukaan : -• Penipisan : -• Presentasi :Tidak dapat

ditentukan karena tidak ada bukaan,hanya dapat ditentukan melalui pemeriksaan Leopold

• Denominator :Tidak dapat ditentukan

• Ukuran Panggul dalam

• Promontorium : tidak teraba (panggul luas)

• Linea inominata: teraba 1/3 anterior

• Bidang tengah panggul : simetris

• Spina ischiadica: tidak menonjol

• Sacrum : teraba cekung• Arcus pubis : > 90º• UC : Baik• Pervaginam : - • DJJ : 146x/menit

Page 36: Lapsus Ppt

PembahasanPada pemeriksaan

dalam terdapat tidak adanya tanda-tanda in partu.

Pada pemeriksaan panggul dalam dapat dikatakan ukuran panggul dalam pasien ini luas.

Page 37: Lapsus Ppt

Pemeriksaan Laboratorium Tanggal (19 November 2012)

• Hb :12,2 g/dl ( L :13-16%, P : 12-16 g/dL)

• Leukosit :10.000/cmm (4000-11.000/cmm)

• Diff.count :-/-/4/69/25/2 • PCV :40% (L :40-

54, P :35-47%)• Trombosit :227.000/cmm

(150.000-450.000/cmm• HbSag : - (negative)• Alkali Fosfatase• Bilirubin direct• Bilirubin total• SGOT :• SGPT :

Pembahasan• Pemeriksaan yang tidak

dilakukan alkali fosfatase,Bilirubin direct, Bilirubine total,SGOT,SGPT seharusnya pemeriksaan ini tetap dilakukan untuk mengantisipasi penyakit ibu yang belum terdeteksi sebelumnya dikhawatirkan berpengaruh pada janinnya

Page 38: Lapsus Ppt

Pemeriksaan Penunjang Lain

USG• Janin tunggal, presentasi kepala,

punggung kiri• FL : 69,6 mm (± 39 minggu-40

minggu)• HR : 136 x/enit• Foetal movement +• Plasenta di kanan korpus• Ketuban cukup• Gravida tunggal ± 39- 40

minggu, HR 136 x /menit €FW(TBJ) = 3026 gr, letak kepala punggung kiri, plasenta di kanan korpus dan fundus uteri grade II-III, ketuban cukup.

PembahasanDari Pemeriksaan USG dapat

kita ketahui fetal monitoring (kondisi janin), yang menunjukan usia kehamilan saat pemeriksaan hingga saat MRS memasuki usia 40-41 minggu, terdapat kalsifikasi pada plasenta janin yang dapat membahayakan keadaan janin sehingga harus dilakukan terminasi kehamilan

Page 39: Lapsus Ppt

Kesimpulan• GIP00000 Post Date 40-41 minggu janin tunggal

hidup intra uterine belum inpartu presentasi kepala punggung kanan dilakukan terminasi kehamilan dengan metode induksi oksitosin apabila gagal maka dilakukan seksio sesaria.

Page 40: Lapsus Ppt

Tindakan yang dilakukan saat pasien dirawat di RS (Induksi Oksitosin)

Waktu Jumlah tpm Jumlah tetes Jumlah tetesan tiap 15 menit Volume cairan yang

habis (cc/ml)

0 menit (12.31 WIB)

15 menit (12.46 WIB )

30 menit (13.01 WIB )

45 menit (13.16 WIB)

1 jam (13.31 WIB)

1 jam 15 menit (13.46 WIB)

1jam 30menit -6 jam (18.16 WIB)

8 tetes

12 tetes

16 tetes

20 tetes

24 tetes

28 tetes

32 tetes

8 tetes x 15

12 tetes x 15

16 tetes x 15

20 tetes x 15

24 tetes x 15

28 tetes x 15

32 tetes x 60 x

4,5

120 tetes

180 tetes

240 tetes

300 tetes

360 tetes

420 tetes

8640 tetes

6 cc

9 cc

12 cc

15 cc

18 cc

21 cc

432 cc

513 cc

Page 41: Lapsus Ppt

Pembahasan• Cairan yang seharusnya dihabiskan 513 cc, terjadi kesalahan

pada waktu melakukan penggantian cairan, yaitu 13 cc(260 tetes) yang kurang terjadi pada tetesan dosis 32 tetes/menit, seharusnya jumlah tetesan keseluruhan 10.000 tetes dalam 1 kolf larutan RL tetapi dalam kasus ini diperlukan 10.260 tetes dalam waktu 6 jam terjadi kekurangan saat observasi tetesan cairan dilakukan, seharusnya pada tetesan ke 10.000 sudah terjadi penggantian larutan

• Setelah pemakaian 1 kolf larutan RL dengan drip oksitosin dipasang tidak terdapat kemajuan terhadap tanda-tanda persalinan sehingga diberikan kembali 1 kolf selanjutnya berharap terjadinya pematangan serviks dalam dosis maintenance.

• Dalam kolf 2 digunakan dosis tetesan maksimal yaitu 32 tetes/menit selama 3 jam 55 menit, setelah itu pasien sudah di katakan gagal induksi oksitosin sehingga dilakukan metode terminasi kehamilan dengan menggunakan cara Seksio Sesaria.

Page 42: Lapsus Ppt

• Dalam kasus ini, seharusnya dikatakan gagal drip apabila observasi dilakukan minimal selama 24 jam tidak terdapat kemajuan persalinan, tetapi yang dilakukan disini hanya observasi selama 12 jam saja.

Page 43: Lapsus Ppt

Kesimpulan Kasus1. Dari kasus ini terdapat kesalahan dalam menentukan HPHT (Hari

Pertama Haid Terakhir) karena pada hasil USG didapatkan usia kehamilan 40-41 minggu, sehingga dalam menentukan diagnosa akhir berdasarkan pemeriksaan USG sehingga hasil pemeriksaan yang didapatkan lebih akurat.Untuk dapat mendapatkan hasil HPHT yang akurat meminta tiap para ibu mencatat hari pertama haid terakhir siklusnya serta lamanya masa menstruasi.Jika usia kehamilan yang digunakan adalah 39-40 minggu maka usia kehamilan belum dikatakan post date.Tetapi jika usia kehamilan 40-41 sudah dikatakan post date dan penanganannya berbeda dari kehamilan lainnya.

2. Dalam kasus ini terdapat kesalahan pada observasi tetesan cairan oksitosin yang diberikan,cairan yang seharusnya dihabiskan 500 cc, dalam waktu 5 jam 47 menit terjadi 6 jam kesalahan pada saat melakukan penggantian cairan sehingga terjadi kekurangan sebanyak 13 cc larutan (260 tetes) terjadi pada tetesan dosis 32 tetes/menit, seharusnya jumlah tetesan keseluruhan 10.000 tetes dalam 1 kolf larutan RL segera diganti tetapi dalam kasus ini terjadi keterlambatan dalam penggantian larutan.

Page 44: Lapsus Ppt

3. Dalam kasus ini, seharusnya dikatakan gagal drip apabila observasi dilakukan minimal selama 24 jam tidak terdapat kemajuan persalinan, tetapi yang dilakukan disini hanya observasi selama 12 jam saja.

4. Dalam kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan yang dapat menguatkan diagnosis sebagai kehamilan lewat waktu, pemeriksaan yang tidak dilakukan :

• Pemeriksaan radiologi : Umur kehamilan ditentukan dengan melihat pusat penulangan.Gambaran epifisis femur distal paling dini dapat dilihat pada kehamilan 32 minggu, epifisis tibia proksimal terlihat setelah umur kehamilan 36 minggu dan epifisis kuboid pada kehamilan 40 minggu.Cara ini sekarang jarang dipakai selain karena sulit dalam menentukan pusat penulangan.

• Pemeriksaan laboratorik : Kadar lesitin/Spingomielin , Aktivasi Tromboplastin Cairan Amnion (ATCA),Sitologi cairan amnion, Sitologi vagina.

• Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidaknya gawat janin.

Page 45: Lapsus Ppt

• Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20%.4

• Pemeriksaan Bishop score, sebagai tolak ukur terjadinya pematangan paru-paru dan keberhasilan induksi oksitosin.

5. Penyebab terjadinya kegagalan drip oksitosin dalam kasus ini disebabkan oleh adanya

• Terjadinya kelainan pada receptor oksitosin pada ibu.• Disebabkan oleh kehamilan lewat waktu yang menyebabka

terjadinya penurunan sekresi oksitosin.• Kelainan pada uterusnya sehingga tidak dapat berkontraksi

dengan baik.• Tetania uteri6. Setelah dilakukan induksi oksitosin, dilakukan pemeriksaan

dalam kembali tetapi ditemukan hasil yang sama yaitu tidak terdapat kemajuan persalinan, sehingga dapat dikatakan terjadi kegagalan pada induksi oksitosin.Karena pada kehamilan lewat waktu jika tidak dilakukan terminasi kehamilan dikhawatirkan kehamilan ini dapat membahayakan kondisi ibu dan janinnya, sehingga metode seksio sesaria merupakan metode terminasi kehamilan yang tepat.

Page 46: Lapsus Ppt

Daftar Pustaka• DAFTAR PUSTAKA • Baihaqi Irfani, dr.Melody of Phantom 3rd Edition.Obstetri Ginekologi

FK Unair RSUD dr.Soetomo.Surabaya.• F.Ganong, William.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi

20.EGC.jakarta.2003.• Guyton & Hall.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi

11.EGC.jakarta.2006.• Hassan Rusepno dr.dkk.1985.Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan

Anak.Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

• J.Corwin, Elizabeth.Buku Saku Patofisiologi.EGC.Jakarta.2009.• Mansjoer, Arief.Kapita Selekta Fakultas Kedokteran UI Edisi Ketiga

Jilid Pertama.Media Aesculapius.Jakarta.2001.• Manuaba, I. B. G. Kapita Selekta penatalaksanaan rutin obstetri

ginekologi dan KB. Jakarta.2001

Page 47: Lapsus Ppt

• Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 1. Jakarta: EGC.Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta.1998

• Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta: EGC.Chapman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta.1998

• Prawirohardjo, Sarwono prof.Dr.dr.Sp.OG.2009.Ilmu Kandungan : Penerbit Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.2009

• Prawirohardjo, Sarwono prof.Dr.dr.Sp.OG.2009.Ilmu Bedah Kebidanan : Penerbit Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.2009

• Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBPSP

• Wirjoatmojo Karjadi.prof.dr.Span-KIC.1999/2000Anestesiologi dan Reanimasi Modul dasar untuk Pendidikan S1 kedokteran.Jakarta

• http//kumpulan=artikel=kedokteran=INDUKSI+PERSALINAN,htm• ml.scrib.com/Kehamilan Post Term.

Page 48: Lapsus Ppt