praktikum tt
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK TEGANGAN TINGGI
NAMA : MAHA DIKA PUTRA
NIM : 03121004059
KELOMPOK : XII (DUA BELAS)
ANGGOTA: 1. Jefrinal Hendra Putra
(03101004044)
2. Reza Saputra
(03111004024)
3. Rhamadanza Tri Rizki
(03111004047)
TANGGAL : 10 Maret 2015
ASISTEN : Lukmanul Hakim, ST
LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DAN PENGUKURAN LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK TEGANGAN TINGGI
PERCOBAAN I
Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC
NAMA : MAHA DIKA PUTRA
NIM : 03121004059
KELOMPOK : XII (DUA BELAS)
ANGGOTA: 1. Jefrinal Hendra Putra
(03101004044)
2. Reza Saputra
(03111004024)
3. Rhamadanza Tri Rizki
(03111004047)
TANGGAL : 10 Maret 2015
ASISTEN : Lukmanul Hakim, ST
LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DAN PENGUKURAN LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
PERCOBAAN 1
I. Nama Percobaan : Pembangkitan dan Pengukuran Tegangan Tinggi AC
II. Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari dan mengamati cara-cara
pembangkitan tegangan tinggi dengan menggunakan
transformator tegangan tinggi satu fasa.
2. Mempelajari dan mengamati cara-cara pengukuran
tegangan tinggi bolak-balik dengan menggunakan
metode-metode
- Sela bola,
- Pembagi tegangan kapasitif.
3. Mempelajari dan mengamati karakteristik tembus
dari beberapa elektroda yang diberi tegangan
tinggi bolak-balik.
4. Mempelajari cara menentukan tegangan tembus
dengan menggunakan konsep efisiensi medan.
III. Alat-alat Yang digunakan
1. Trafo Pembangkit Tegangan Tinggi 220V/60 kV, 5
kV A
2. Elektroda-elektroda Bola, Piring, Jarum, Batang
3. Instrumen Ukur dan Panel Kontrol
4. Barometer
5. Voltmeter AC
IV. Teori Dasar
Umumnya pada laboratorium-Iaboratorium, tegangan
tinggi bolak-balik diperoleh dengan cara menaikkan
tegangan jala-jala dengan menggunakan transformator
penguji tegangan tinggi satu phasa. Untuk memperoleh
harga tegangan yang melebihi batas rating tegangan dari
sebuah transformator, maka dibuatlah suatu susunan
cascade dari beberapa buah transformator.
A. Metode Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak-Balik
Dengan Sela Bola
Pada gambar (1) diperlihatkan prinsip pengukuran
tegangan puncak dengan menggunakan susunan elektroda
bola. Salah satu bola diketanahkan dan bola yang lain
diberi
tegangan bolak-balik U(t).
Untuk suatu sela S tertentu, terdapat suatu harga
puncak U(t) yang dapat menyebabkan tembus pada sela,
sehingga terjadi breakdown pada beda tegangan , dim
ana sesaat sebelum breakdown, harga U(t) sama dengan
harga . Gejala breakdown ini dipengaruhi oleh suatu
kelambatan waktu statistik yang singkat yang merupakan
waktu penantian timbulnya sebuah eIektron untuk
mengawali suatu lompatan elektron, dan suatu
kelarnbatan waktu formatif yang sarna singkatnya yang
diperlukan agar terjadi breakdown tegangan atau
kenaikan arus yang cepat pada jalur lompatan elektron.
Agar hasil pengukuran tegangan cukup baik, rnaka
harus diusahakan Jangan sampai terjadi gejala "Pre-
Discharge" dan gejala korona sebelum breakdown, dengan
cara membatasi lebar sela S sedemikian rupa, sehingga
medan listrik pada sela bola bersifat homogen.
Tegangan breakdown pada sela bola dengan isolasi udara
dapat ditentukan berdasarkan rumus berikut :
Ud = kd Udo ..........(1)
Dimana:
Kd adalah faktor koreksi yang harganya ditentukan oleh
kerapatan udara relatif (RAD), yang dapat ditentukan
harganya berdasarkan rumus :
.
B. Metode Pengkuran Tegangan Tinggi Bolak-Balik
Dengan Pembagi Tegangan Kapasitif
Pembagi tegangan kapasitif berfungsi menurunkan
harga tegangan yang tinggi ke harga tegangan yang dapat
diukur dengan aman. Proses pengukuran dapat dijelaskan
dengan menggunakan keterangan seperti gambar (2).
Dengan mengabaikan arus-arus yang mengalir pada
cabang-cabang CM1 dan CM2, maka didapatkan harga tegangan
U2 sebagai berikut :
..................................(3)
Kapasitor CM2 diisi melalui dioda D2 sampai ke
harga tegangan puncak dari U2 ke U2 maks. Galvanometer G
akan menunjukkan harga rata-rata dari UG dimana:
....................................(4)
Sedangkan
..............................(5)
Substitusikan persamaan (1.2) clan 1.4) ke persamaan
(1.3) akan menghasilkan :
Jadi :
............................(6)
V. Prosedur Percobaan :
A. Pembangkit dan Pengukuran Tegangan Tinggi Bolak
Balik
1. Rangkaian Percobaan :
TH =Transformator tegangan tinggi, 100 kV rms , 5
kVA
CST =Pembagi tegangan kapasitif, 100 kV rms , 500
pF
CWS =Bagian pengukuran dari pembagi tegangan
kapasitif
SB = Voltmeter AC pada kontrol box
TSM =Pengukur arus AC pada sisi sekunder
transformator tegangan tinggi S = Sela bola R6 = Tahanan peredam tegangan impulsR7 = Tahanan peredam tegangan AC F = Arrester
2. Kalibrasi
1. Catat temperatur dan tekanan udara sekeliling.
2. Buat rangkaian pereobaan seperti diatas.
3. Atur lebar sela S pada harga tertentu.
4. Atur trafo pengatur, sehingga harga tegangan pada
sela S dapat menyebabkan tembus.
5. Catat penunjukkan voltmeter pada SB sesaat sebelum
terjadi tembus.
6. Atur kembali sela S untuk beberapa harga, dan
untuk setiap harga S Inl diulangi pereobaan
diatas.
7. Gunakan elektroda bola dengan D = 10 em dan
pereobaan dilakukan untuk nilai S = 1,0; 1,5 ;
2,0; 2,5 ; 3,0 em.
8. Matikan sumber listrik.
9. Bandingkan nilai yang ditunjukkan pada voltmeter.
B. Karakteristik Tembus Beberapa Elektroda
1. Ganti susunan bola pada gambar (3) dengan
elektroda yang lain seeara bergantian, seperti
piring-piring, jarum-jarum, batang-batang.
2. Untuk setiap susunan elektroda, atur lebar S dan
naikkan harga tegangan selasela, dengan mengatur
transformator pengatur, sampai terjadi tembus.
3. Catat penunjukkan SB sesaat sebelum terjadi
tembus.
4. Lakukan pereobaan ini dengan lebar sela seperti
diatas.
5. Setelah percobaan seperti diatas dilakukan dengan
semua elektroda, maka turunkan tegangan sampai
minimum dan matikan sumber listrik.
Catatan:
Untuk setiap elektroda, maka harga-harga lebar sela S harus sama
V. Pertanyaan dan Jawaban
Pertanyaan :
1. Jelaskan cara kerja alat ukur tegangan SB.
2. Buat tabel-tabel yang berisi hasil-hasil percobaan
tegangan oleh alat ukur SB dan harga tegangan yang
dihitung dari pengukuran sela bola.
3. Jelaskan kegunaan dan prinsip kerja arrester yang
dipasang pada SISI tegangan rendah transformator.
4. Gambarkan kurva tegangan tembus Ub sebagai fungsi
dari setiap elektroda.
5. Jelaskan proses terjadinya tembus pada elektroda
dan bandingkan serta jelaskan perbedaan antara
elektroda-elektroda tersebut.
Jawaban :1. Cara kerja alat ukur tegangan SB adalah berdasarkan
prinsip pembagi tegangan kapasitif. Kapasitor CS dan
CWS diberi tegangan puncak Vs, dimana karakteristik
tegangan AC berbentuk sinusoidal, CS dan CWS akan
melepaskan muatan yang melalui sela pada saat tegangan
puncak pelepasan kapasitor telah mencapai harga
tegangan tersebut maka akan terjadi flash over pada
sela bola. Harga dari tegangan puncak pada tegangan
tembus sama dengan tegangan jatuh pada CWS yang
terukur pada voltmeter SB.
2. Tabel hasil percobaan tegangan oleh alat ukur SB dan
harga tegangan yang dihitung dari pengukuran sela bola
dapat dilihat di halaman Data Hasil Percobaan.
3. Berikut adalah kegunaan dan prinsip kerja arrester :
Kegunaan arrester :
Untuk menjaga kumparan tegangan rendah dari
pengukuran perubahan tegangan yang besar secara
tiba-tiba pada saat melakukan percobaan.
Arrester dipasang di sisi sekunder agar sisi
belitan primer tidak terbakar akibat lonjakan pada
saat terjadi tegangan tembus.
Arrester akan bekerja dengan tahanan non linear,
jadi saat terjadi lonjakan arrester akan memotong
lonjakan arus tersebut, sehingga alat akan normal
kembali.
Prinsip kerja arrester : Melewatkan arus lebih ke sistem
pentanahan/grounding, sehingga tidak menimbulkan tagangan
lebih yang dapat merusak isolasi peralatan listrik. Pada
saat keadaan normal arrester berlaku sebagai konduktor
dengan pentanahan relatif rendah.
4. Gambar kurva tegangan tembus Ub sebagai fungsi dari
setiap elektroda terlampir di halaman lampiran grafik.
5. Proses terjadinya tembus pada elektroda dan serta
perbedaan antara elektroda-elektroda tersebut :
Bila sisi primer transformator disuplay oleh tegangan,
maka phasa sisi sekunder terdapat tegangan yang
besarnya dapat dilihat pada voltmeter. Pada sisi
primer ini terdapat dua ujung yang bermuatan listrik
tidak sama. Apabila diantara kedua ujung diberi sela
yang kecil, maka akan terjadi perpindahan muatan
listrik atau loncatan energi listrik. Perpindahan
muatan inilah yang menyebabkan tembus elektroda.
Perbedaan tembus pada setiap elektroda :
Elektroda bola
Kuat medan yang terbentuk pada elektroda bola
belum hampir merata. Hal ini menyebabkan
diperlukannya muatan yang cukup besar terkumpul
pada sekitar elektroda untuk menghasilkan
tegangan tembus.
Elektroda Piring
Proses tembus udara diantara dua elektroda
terjadi melalui proses ionisasi tumbukan dari
molekul yang jumlahnya bertambah secara
eksponensial. Oleh karena itu, elektroda ini
mempunyai medan yang homogenyang berarti tembus
pada elektroda piring lebih sulit dan membutuhkan
tegangan tembus yang besar.
Elektroda Jarum
Dengan menggunakan elektroda jarum akan terbentuk
ketidak homogenan medan, sehingga tegangan tembus
pada elektroda jarum akan lebih mudah tembus
dengan tengangan yang rendah dan arus yang sangat
tinggi yang dikarenakan luas penampang nya kecil.
Elektroda Batang
Adanya ketidak homogenan membuat medanya lebih
sedikit berbeda, sehingga pembentukan avalanche
lebih lambat. Tegangan tembus pada elektroda
batang akan lebih besar daripada tegangan tembus
elektroda jarum.
VI. Data Hasil Percobaan
No Elek-
troda
Jarak(mm)
Parameter
Teg.Input
Teg.Tembu
Arus(mA)
Tekanan
Kelembaban
(V) s(kV) (Atm) (%)
Suhu(°F)
1 Jarum
19 3 16 988 91 8511 4 21 988 91 8510 3,8 19 988 91 85
1,515 4,8 24 988 91 8514 4,5 24 988 91 8515 4,3 26 988 91 85
215 4,5 23 988 91 8515 4,8 27 988 91 8514 4,3 22 988 91 85
2,514 4,3 23 988 91 8516 5 30 988 91 8517 5 25 988 91 85
No
Elek-
troda
Jarak(mm)
Parameter
Teg.Input(V)
Teg.Tembus(kV)
Arus(mA)
Tekanan
(Atm)
Kelembaban
(%)
Suhu(°F)
2 Bata 1 6 2 10 988 91 85
ng
7 2 11 988 91 858 2 12 988 91 85
1,510 3 18 988 91 8510 3 18 988 91 859 3 16 988 91 85
214 4,5 23 988 91 8514 5 24 988 91 8515 4,8 23 988 91 85
2,518 5,5 28 988 91 8518 5,5 28 988 91 8517 5,5 28 988 91 85
NoElektro-da
Jarak(mm)
Teg.Input(V)
Teg.Tembu
s(kV)
Arus(mA)
Tekanan
(Atm)
Kelembaban
(%)
Suhu(°F)
3 Piring
14 1 1 988 91 852 1 0,5 988 91 852 1 0,5 988 91 85
1,52 1 0,5 988 91 855 1,2 0,5 988 91 853 1,2 0,5 988 91 85
28 2 0,5 988 91 855 2 0,5 988 91 856 2 1 988 91 85
2,59 3 0,5 988 91 8510 3 1 988 91 8510 3 1 988 91 85
No
Elek-
troda
Jarak(mm)
Parameter
Teg.Input(V)
Teg.Tembus(kV)
Arus(mA)
Tekanan
(Atm)
Kelembaban
(%)
Suhu(°F)
4 Bola
19 2,5 12 988 91 859 2,5 13 988 91 858 2,5 12 988 91 85
1,510 3 16 988 91 8510 3 16 988 91 859 3 17 988 91 85
212 5 25 988 91 8513 4,5 25 988 91 8513 4,5 23 988 91 85
2,514 5 29 988 91 8514 5 31 988 91 8517 5,5 29 988 91 85
VII. PENGOLAHAN DATA
Jarum
1. Pada Jarak 1 mm
Vinput
o
o
o
o Kesalahan absolute
= 0,6 + 10 = 10,6
= 0,6 – 10 = -9,4
o Kesalahan relative
Voutput
o
o
o Kesalahan absolute
= 0,4+ 3,6 = 4
= 0,4 – 3,6 = - 3,2
o Kesalahan relative
Ioutput
o
o
o
o Kesalahan absolute
= 0,4466 + 18,66 =
19,1066
= 0,4466 – 18,66 = -
18,2143
o Kesalahan relative
2. Pada Jarak 1,5 mm
Vinput
o
o
o Kesalahan absolute
= 0,46 + 14,6 = 15,06
= 0,46 – 14,6 = -
14,14
o Kesalahan relative
Voutput
o
o
o Kesalahan absolute
= 0,13 + 4,6 = 4,73
= 0,13 – 4,6 = -4,47
o Kesalahan relative
Ioutput
o
Ioutput
o
o
o
o Kesalahan absolute
o Kesalahan relative
4. Pada jarak 2,5 mm
Vinput
o
o
o Kesalahan absolute
Kesalahan absolute
Kesalahan relative
IX. Analisa
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
........................
X. Kesimpulan
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
........................
Lampiran Grafik
PERCOBAAN II
Tegangan Tinggi Impuls
NAMA : DAVID JUJUR
NIM : 03111004049
KELOMPOK : VII (TUJUH)
ANGGOTA: 1. Putranusa Perkasa (03111004063)
2. Andi Yusuf Marsalan
(03111004067)
3. Samuel Nababan
(03111004073)
TANGGAL : 10 April 2014
ASISTEN : Lukmanul Hakim, ST
LABORATORIUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI
DAN PENGUKURAN LISTRIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014PERCOBAAN II
I. Nama Percobaan : Tegangan Tinggi impuls
II. Tujuan Percobaan :
1. Mempelajari dan memahami pembangkitan tegangan
impuls dan pengukurannya
2. Mempelajari kemungkinan (probabilitas) tembus
tegangan tinggi impuls pada elektroda.
III. Alat – alat Yang Digunakan :
1. Trafo penaik tegangan 60 KV, 5 KVA
2. Generator Marx.
3. Cathode Ray Oscilloscop.
4. Instrumen Pengukuran.
IV. Teori DasarDalam keadaan kerja, peralatan – peralatan
elektik selain dapat dibebani tegangan kerjanya,
juga harus memiliki ketahanan terhadap pembebanan
tegangan lebih impuls akibat sambaran petir maupun
akibat proses pengoperasian saklar daya.
Penguasaan cara pembangkitan tegangan tinggi
impuls diperlukan, agar dapat dihasilkan bentuk
tegangan yang mendekati kejadian pembebanan
transien yang terjadi di jaringan dan agar dapat
dilakukan penelitian dasar tentang tembus
elektrik.
Bentuk–bentuk gelombang tegangan tinggi impuls
diperlihatkan pada gambar (1)
Gambar 1. Bentuk-bentuk gelombang tegangan impuls
Tegangan impuls terpotong adalah tegangan impuls
yang tiba – tiba menjadi nol pada saat mencapai puncak
atau sewaktu di muka atau ekor.
Tegangan impuls eksponensial ganda dipergunakan
untuk peniruan teganagn surja petir dan tegangan surja
hubung. Perbedaan antara tegangan impuls surja petir
dan surja hubung ditentukan pada lama waktu muka dan
waktu ekor, seperti terlihat pada gambar ( 2 ).
Tegangan impuls surja petir memiliki bentuk 1,2/50 yang
berarti waktu muka T1 = 1,2 µ s dan waktu setengah ekor
T2 = 50 µ s. Tegangan impuls surja hubung memiliki
bentuk 250/2500 yang berarti waktu mencapai puncak T1 =
250 µ s dan setengah ekor T2 = 2500 µ s.
a. Tegangan impuls surja petir
b. Tegangan impuls surja hubung
Gambar 2. Bentuk gelombang tegangan impuls
4.1. Pembangkitan Tegangan Terpadu
Rangkaian dasar pembangkitan tegangan impuls surja
petir dan surja hubung adalah sama, hanya berbeda
besar elemen-elemen rangkaiannya. Rangkaian dasar
yang biasa digunakan adalah seperti pada gambar
(3).
Gambar 3. Rangkaian dasar pembangkitan tegangan impuls
Pertama-tama kondensator impuls Cs diisi muatan
dengan tegangan tinggi searah melalui tahanan
tinggi sampai dicapai tegangan pemuat U0. Dengan
penyalaan sela percik F, terjadi pelepasan muatan
mengisi kondensatorbeban Cb. Kemudian ke tahanan
pelepas Re. Teganganb impul diperoleh dari terminal
kondensator beban Cb.
Jika diinginkan waktu muka T1 yang singkat, maka
pelepasan muatan yang mengisi kondensator Cb harus
secepat mungkin dicapai dengan û, sedang waktu ekor
T2yang lama ditentukan oleh tahanan pelepas Re yang
jauh lebih besar dibanding tahanan peredam Rd.
Konstanta waktu pelepasan muatan ke kondensator Cb,
yang menentukan besar waktu muka, besarnya secara
pendekatan adalah Rd x Cb. Waktu muka ekor tegangan
impuls ditentukan oleh pelepasan muatan dari kedua
kondensator diaras. Tinggi harga puncak tegangan
impulsdiperoleh dengan pembanding muatan U0 Cs dan
Cb. Derajat efisiensi dari rangkaian pembangkitan
adalah :
η =
Secara umum diharapkan dengan tegangan pemuat U0
yang ada dapat diperoleh tegangan puncak û yang
tinggi, maka biasanyadipilih harga Cs >Cb. Dengan
demikian maka waktu ekor tegangan impuls ditentukan
oleh konstanta waktu Cs Re. Besaran lain yang
penting pada pembangkitan tegangan impuls adalah
energi impuls yang ditentukan oleh :
W =
Untuk pembangkitan tegangan impuls sangat tinggi
biasanya digunakan rangkaian pelipat ganda Marx,
seperti terlihat pada gambar (4). Disini sejumlah
kondensator impuls yang sama, secara paralel
menerima pengisian muatan dan secara seri terjadi
pelepasan muatan. Dengan demikian jumlah
keseluruhan tegangan penguat sesuai dengan jumlah
tingkatan rangkaian.
Gambar 4. Rangkaian palipat ganda Marx tiga tingkat
Pengisian muatan pada kondensator impuls Cs adalah
melalui tahanan yang tinggi RL yang dipasang
paralel, sampai dicapai tegangan pemuat setiap
tingkat sebesar U0. Dengan demikian penyalaan sela
percik, maka kondensator-kondensator Cs terhubung
secara seri dan terjadi pelepasan muatan ke
kondensator beban Cbmelalui tahanan-tahanan peredam
Rd. Selanjutnya pelepasan muatandari semua
kondensator akan melalui tahanan pelepas Re dan juga
Rd. Rangkaian Cascade Marx n tingkat dapat dibuat
rangkaian pengganti satu tingkatnya, dengan
besaran-besarannya menjadi :
U0 = n U0’ Rd = n Rd’
Cs = Re = n Re’
Denikian juga sama halnya digunakan pembangkit
impuls Cascade menurut rangkaian (3.a).
4.2. Pengukuran Tegangan Impuls
Pengukuran tegangan impuls dapat dilakukan dengan
sela percik bola, karena kejadian tembus elektrik
sela udara trejadi beberapa μ s setelah dicapai
tegangan tembus statis. Dengan demikian sela percik
bola dapat dipergunakan untuk pengukuran tegangan
puncak impuls yang tidak terlalu cepat dan untuk
waktu ekor T2 50 μ s. Hal ini berlaku dengan
mananggap bahwa di dalam ruang antara sela bola
terjadi pembawa muatan yang cukup, dimana tembus
elektrik akan langsung terjadi jika telah dicapai
tinggi dan kuat medan tertentu.
4.2.1. Waktu Keterlambatan Penyalaan
Kejadian tembus elektrik pada gas merupakan akibat
perkembangan “avalance” dengan adanya ionisasi
tumbuhan molekul-molekul gas. Paa sela elektroda di
udara. Pelepasan muatan dapat diawali jika terjadi
muatan pembawa pada posisi yang baik di dalam ruang
medan listrik. Jika pembawa muatan tidak berada
pada posisi tersebut, maka walaupuntegangan anjak
ionisasi Ue telah dilampaui, pelepasan muatan baru
diawali setelah selang waktuketerlambatan statis
ts. Setelah terbentuk avalance elektron pertama untuk
pengembangan kenal pelepasan selanjutnya sampai
erjadi tembus elektrik memerlukan waktu pembentukan
ts. Jumlah waktu-waktu tersebut yaitu setelah
sicapai tegangan anjak ionisasi Us pada t1 sampai
terjadi tembus elektrik, disebut waktu kelambatan
penyalaan tembus elektrik.
Tv = ta + ts
Waktu keterlambatan penyalaan tersebut dapat
dilihat pada gambar (5).
Gambar 5. Penentuan waktu kelambatan penyalaan
Pada tembus elektik tegangan impuls
4.2.2. Probabilitas Tembus Elektrik
Berdasarkan pengertian waktu kelambatan penyalaan
seperti yang diuraikan di atas, maka pada
pengukuran tegangan puncak impuls dengan sela
percik bola tidak dapat diketahui besar perbedaan
harga puncak tegangan U dengan tembusnya Ud.
Perbedaan ini dapat diketahui hanya jika dilakukan
berulang kali tembus elektrik pada sela bola
tersebut.
Syarat terjadinya tembus elektrik, secara
pendekatan dapat dipergunakan kriteria waktu,
dimana jika waktu setekah dicapai tegangan anjak
ionisasi melebihi waktu kelambatan penyalaan Tv,
maka dapat dipastikan tembus elektrik akan terjadi.
Karena adanya simpangan pada ts dan ta, maka waktu
pembentukan waktu Tv akan tidak konstan. Harga
rata-rata dari Tv berarti juga harga-harga tegangan
tembus Ud-50, dimana dalam hal ini dari sekian kali
pembebanan tegangan setengahnya terjadi tegangan
tembus elektrik. Secara umum dikatakan sebagai
harga perubahan probabilitas tembus P untuk harga
puncak û atau tegangan impuls. Gambar 6 menjelaskan
fungsi distribusi tegangan tembus impuls pada suatu
sela percik bola. Probabilitas tembus adalah nol
untuk û < Us, dimana tegangan tembus memiliki harga
batas bawah Ud-0 dan disebut sebagai tegangan
ketahanan yang sangat penting pengertiannya untuk
perhitungan kekuataan elektrik suatu isolasi. Ud-50
adalah harga tegangan yang dipergunakan untuk
pengukuran dengan sela percik bola. Ud-100 adalah
harga tegangan kepastian terjadi tembus elektik.
Hal ini memiliki arti penting untuk sela percik
pengaman pada suatu arrester yang merupakan batas
atas daerah simpangan tegangan impuls.
V. Prosedur Percobaan :
A. Pembangkitan Tegangan Tinggi Impuls Petir
1. Buat rangkaian percobaan seperti berikut tanpa
obyek pengujian.
2. Catat temperatur dan tekanan udara sekeliling
3. Atur sela bola S dari elektroda bola pada harga
tertentu.
4. Naikkan tegangan yang ditunjukkan oleh SM sampai
dengan harga tertentu yang diperkirakan dapat
menyebabkan tembus pada sela bola, bila
dilakukan trigger.
5. Lakukan trigger secara manual. Bila belum terjadi
tembus naikkan harga tegangan SM dan di trigger
lagi sampai terjadi tembus.
6. Catat harga tegangan yang diunjukkan oleh SM dan
SV setiap kali terjadi tembus.
7. Atur kembali lebar sela S untuk beberapa harga
dan untuk setiap harga S ini dilakukan percobaan
seperti di atas.
B. Tingkat Kemungkinan Terjadinya Tegangan Tembus
Pada Beberapa Elektroda.
Lakukan prosedur percobaan di atas dengan
mengganti susunan elektroda bola-bola, jarum-
jarum, piring-piring, batang-batang yang dipasang
secara bergantian.
C. Pengaruh Homogenitas Medan Terhadap Tegangan
Impuls Pada Beberapa Elektroda.
1. Lakukan prosedur percobaan di atas dengan
memakai susunan elektroda bola-piring dan jarum-
piring sebagai obyek pengujian (TO).
2. Atur harga sela dari TO untuk harga-harga yang
digunakan, sehingga tembus pada TO adalah 50 %
dari tembus pada sela S.
VIII. Pertanyaan dan Tugas :
1. Hitung besar waktu muka T1 dan waktu ekor T2.
2. Hitung besar derajat efisiensi η dari
rangkaian tersebut berdasarkan elemen
rangkaian.
3. Buat kurva tegangan SV terhadap tegangan SM
berdasarkan data pengamatan pada percobaan
tanpa obyek pengujian.
4. Buat kurva tegangan Ud-50 terhadap S dari
setiap elektroda yang digunakan.
5. Berikan analisa dan kesimpulan saudara.
Jawaban :
1. Hitung besar waktu muka T1 dan waktu ekor T2?
Diketahui :
CS = 500 pF = 500 x 10-12 F
CB = 1200 pF = 1200 x 10-12 F
RB = Rp // Rs
= (1,8 X 8,5) / (1,8 + 8,5)
= 1,7627 k
RD = RSL1 + RSL2 + RSL3 +Rk
= 345 + 115 + 115 + 50
= 625
T1 = ( RD + RB ) ( CS X CB )
= ( 625 + 1762,7 ) (( 500 x 10-12 ) x
( 1200 x 10-12 ))
= 2387,7 x (6 x 10-19)
= 1,43262 x 10-19 Sekon
T2 = (( RD x RB ) / ( RD + RB )) x (( CS x
CB ) / ( CS + CB )
= (( 625 x 1762,7 ) / ( 625 +
1762,7 )) x (( 500 x 10-19 ) x ( 1200 x 10-
19 ) / ( 500 x 10-19) + ( 1200 x 10-19 ))
= ( 1101687,5 / 2387,7 ) x (6 x 10-19 /
1700 x 10-19 )
= 461,401 x (3,529 x 10-10)
=1,6283 X 10-7 Sekon
2. Hitung besar derajat efisiensi η dari
rangkaian tersebut berdasarkan elemen
rangkaian?
η = CS / (CS + CB )
= 500 / ( 500 + 1200 )
= 0,2941 x 100%
= 29,41 %
3. Buat kurva tegangan (V) terhadap tegangan
tembus (Kv) berdasarkan data pengamatan pada
percobaan tanpa obyek pengujian?
TERLAMPIR
4. Buat kurva tegangan Ud-50 terhadap S dari
setiap elektroda yang digunakan?
TERLAMPIR
5. Berikan analisa dan kesimpulan saudara?
TERLAMPIR
VII. Data Hasil Percobaan
NoJarak
(mm)
Teg.Tembus HV(kV)
Jarak/KV
(mm/KV)Arus(mA)
Tekanan
(atm)
Kelembapan (%)
Suhu(0F)
Strip
1 516 5/20 1,8 938 89 86,7 1017 5/20 1,7 938 89 86 1117 5/20 2 938,5 89 86 11
2 623 5/24 3 938,5 89 86 1723 5/24 3 938,5 89 86 1723 5/24 3 938 89 86 17
3 725 7/28 3,6 938,5 89 86 1826 7/28 2,3 938,5 89 86 1825 7/28 3,8 938,5 88,2 86 18
4 828 8/30 4,4 938 88,2 86 2027 8/30 3,4 938,5 88 86 2027 8/30 4 938,5 88,2 86 20
Kesalahan absolut
Kesalahan relatif
Tegangan tembus (VB) pada S = 6 mm
Vb rata-rata
Kesalahan absolut
Kesalahan relatif
Tegangan tembus (VB) pada S = 7 mm
Vb rata-rata
Kesalahan absolut
Kesalahan relatif
Tegangan tembus (VB) pada S = 8 mm
Vb rata-rata
Kesalahan absolut
Kesalahan relatif
b. Arus (mA)
Arus (I) pada S = 5 mm
Ib rata-rata
Kesalahan absolut
Kesalahan relatif
Arus (I) pada S = 6 mm
Ib rata-rata
Kesalahan absolut
Kesalahan relatif
Arus (I) pada S = 7 mm
Ib rata-rata
Kesalahan absolut
Kesalahan relatif
Arus (I) pada S = 8 mm
Ib rata-rata
Kesalahan absolut
Kesalahan relatif
IX. Analisa
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
........................
X. Kesimpulan
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
.......................................................
........................
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar Praktikan