peran remaja masjid dalam memotivasi warga belajar

99
1 PERAN REMAJA MASJID DALAM MEMOTIVASI WARGA BELAJAR UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG YANG LEBIH TINGGI DI DUSUN PEGADING DESA BATUNYALA KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2015 OLEH MUH PAUZI NIM. 151. 096. 162 JURUSAN PEDIDIKAN IPS EKONOMI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM 2014/2015

Upload: khangminh22

Post on 21-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PERAN REMAJA MASJID DALAM MEMOTIVASI WARGA BELAJAR

UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG YANG LEBIH

TINGGI DI DUSUN PEGADING DESA BATUNYALA KECAMATAN

PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

TAHUN 2015

OLEH

MUH PAUZI

NIM. 151. 096. 162

JURUSAN PEDIDIKAN IPS EKONOMI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

2014/2015

2

PERAN REMAJA MASJID DALAM MEMOTIVASI WARGA BELAJAR

UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG YANG LEBIH

TINGGI DI DUSUN PEGADING DESA BATUNYALA KECAMATAN

PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi

Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

MUH PAUZI

NIM. 151. 096. 162

JURUSAN PEDIDIKAN IPS EKONOMI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM

2014/2015

3

PERSETUJUAN

Skripsi oleh Muh. Pauzi, Nim. 151 096 162 yang berjudul “Peran Remaja

Masjid Dalam Memotivasi Warga Belajar Untuk Melanjutkan Pendidikan

Ke Jenjang Yang Lebih Tinggi Di Dusun Pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2015” telah

memenuhi syarat dan distujui untuk di

Munaqasahkan,

Di bawah mimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

H. LALU AGUS SATRIAWAN, M. Ag

NIP:196808142003121001 HANNA FITHRIYATI, MM

NIP: 19805112011012009

4

NOTA DINAS

Hal: Munaqasah

Mataram 2015

Kepada

Yth. Rektor IAIN Mataram

Di-

Mataram

Assalamualaikum Wr. Wb

Setelah dipriksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan

pedoman penulisan skripsi kami perpendapat bahwa skripsi Muh. Pauzi, Nim.

151. 096. 162 yang berjudul “Peran Remaja Masjid Dalam Memotivasi Warga

Belajar Untuk Melanjutkan Pendidikan Ke Jenjang Pendidikan Yang Lebih

Tinggi Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten

Lombok Tengah Tahun 2015” telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam

sidang munaqasah skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.

Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaiakn terima kasih

Wassalamualaikum Wr. Wb

Pembimbing I Pembimbing II

H. LALU AGUS SATRIAWAN, M. Ag

NIP:196808142003121001 HANNA FITHRIYATI, MM

NIP: 19805112011012009

5

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muh. Pauzi

NIM : 151. 096. 162

Jurusan : Pendidikan IPS Ekonomi

Fakultas : Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Institut : IAIN mataram

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peran Remaja Masjid

Dalam Memotivasi Warga Belajar Untuk Melanjutkan Pendidikan Ke Jenjang

Yang Lebih Tinggi Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2015” ini secara keseluruhan adalah hasil

penelitian/karya saya sendiri, kecuali ada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Apabila disuatu hari ternyata ini tidak asli, saya siap dianulir gelar saya

sesui dengan ketentuan yang berlaku di IAIN Mataram.

Mataram, 26 Maret 2015

Muh. Pauzi

Nim. 151. 096. 162

6

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Peran Remaja Masjid Dalam Memotivasi Warga

Belajar Untuk Melanjutkan Pendidikan Ke Jenjang Yang Lebih Tinggi Di Dusun

Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah

Tahun 2015” diajukan oleh Muh. Pauzi, Nim. 151. 096. 162. Jurusan Pendidikan

IPS Ekonomi IAIN Mataram, telah dimunaqasyahkan pada hari Sabtu, tanggal 15

September 2015, dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

Dewan Munaqasyah

1. Ketua Sidang/ Pemb. I : H. Lalu Agus Satriawan, M.Ag (......................)

NIP. 196808142003121001

2. Sekr. Sidang/ Pemb. II : Hanna Fithriyati, MM (......................)

NIP. 19805112011012009

3. Penguji Pertama : Yuli Wiliandari, MM (......................)

NIP. 197503132000032001

4. Penguji Kedua : Baiq Ari Yusrini, MM (......................)

NIP. 198103312009012012

Mengetahui :

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Mataram,

Dr. Hj. Nurul Yakin, M. Pd

NIP. 196412311991032006

7

MOTTO :

MANUSIA SEJATI ADALAH MANUSIA YANG BISA MEMANUSIAKAN MANUSIA (SAM RATULANGI)

8

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Kehadapan keempat orang tuaku terhormat yang telah

memberikan anakda dukungan sehingga ananda dapat

menyelesaikan studi (S1).

Kakanda Musyawar yang telah ikhlas memberikan bantuan

dan untuk menyelesaikan studi (S1).

Pamank-pamanku terutama paman Faizi S. Pd yang telah

membantu memberikan bimbingan serta matrial untuk

menyelesaikan pendidikan (S1)

Teman-temaku khususnya Syamsul Azi dengan panggilan akrab

Salas, M. Ridwan, Hamaludin, Rapindri, Tatang Al-Bintar dan

semua teman-temanku yang tidak sempat disebutkan namanya

yang selalu memotivasi saya untuk menyelesaikan tanggung

jawab selaku pengemban amanah bangsa.

Almamaterku, kampusku dan teman-teman tercinta Sejurusan

IPS Ekonomi IAIN Mataram.

9

KATA PENGANTAR

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat, taufiq serta inayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik

guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Remaja masjidpada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan IPS (Ekonomi) di

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram.

Shalawat dan salam senantiasa pula diperuntukkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, yang dengan penuh semangat dan ikhlas berjuang dalam

menumbuh kembangkan ajaran Islam sehingga dapat membimbing umat manusia

menuju keimanan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis ingin mengucapkan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah banyak

membantu dalam memberikan bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat

berharga kepada penulis, terutama kepada:

1. H. Lalu Agus Satriawan, M. Ag selaku pembimbing I dan Hanna Fithriyati,

M.M selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan kepada peneliti.

2. Rektor IAIN Mataram serta seluruh stafnya yang telah memberikan

kesempatan dan kemudahan bagi peneliti dalam proses penyelesaian skripsi

penelitian ini.

3. Bapak/Ibu selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram

serta seluruh stafnya yang telah memberikan kemudahan bagi peneliti dalam

proses penyelesaian skripsi penelitian ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Mataram khususnya Jurusan Pendidikan IPS

Ekonomi yang telah banyak memberikan bimbingan selama peneliti

melaksanakan studi di IAIN Mataram.

5. Kepala Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah yang telah

memberikan peneliti untuk melakukan penelitian serta kesempatan untuk

melanjutkan studi, terima kasih atas bantuannya.

10

6. Para Sarjana dan masyarakat di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan

Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah yang telah banyak membantu

dalam membimbing dan memberikan informasi terkait hal-hal yang peneliti

butuhkan dalam penelitian skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat

kekurangan atau kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan

saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk lebih sempurna dan

lebih bermanfaat bagi para pembaca, terutama di lokasi penelitian

Semoga segala amal dan jerih payah mereka dicatat sebagai amal ibadah

dan mendapatkan ganjaran yang setimpal dari-Nya. Amin. Akhirnya, kepada-Mu

Ilahi Robbi kami mohon Taufiq, Hidayah serta Inayah-Mu.

Mataram, ………2015

Penulis

11

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

PERSETUJUAN .......................................................................................... iii

NOTA DINAS .............................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... vi

HALAMAN MOTO ................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

ABSTRAK ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Konteks Penelitian ............................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ................................................................................. 8

C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................... 8

1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................... 9

1. Lokasi Penelitian .......................................................................... 9

2. Subjek Penelitaian ........................................................................ 9

3. Objek Penelitian ........................................................................... 9

E. Telaah Pustaka ................................................................................. 10

F. Kerangka Teoretik ............................................................................ 12

1. Pengertian Remaja Masjid ......................................................... 13

a. Pengertian masjid ................................................................. 13

b. Pengertian Pendidikan .......................................................... 15

2. Pengertian remaja masjid ........................................................... 16

12

3. Tinjauan Tentang Motivasi ....................................................... 19

a. Pengertian Motivasi ............................................................. 19

b. Macam-macam Motivasi ...................................................... 19

4. Pengertian Warga Belajar ......................................................... 24

G. MetodePenelitian.............................................................................. 28

1. Jenis Penelitian ............................................................................. 29

2. Metode Penentuan Subyek ........................................................... 29

3. Pendekatan Penelitian ................................................................... 30

4. Kehadiran Peneliti dilapangan ...................................................... 31

5. Sumber Data ................................................................................. 32

6. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 33

a. Metode Observasi ................................................................... 33

b. Metode Wawancara ................................................................ 34

c. Metode Dokumentasi ............................................................. 36

7. Metode Analisis Data ................................................................... 36

8. Keabsahan Data ............................................................................ 38

H. Sistematika Pembahasan .................................................................. 41

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ............................................ 43

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 43

1. Letak Geografis Dusun Pegading ............................................. 43

2. Keadaan Penduduk ..................................................................... 43

3. Keadaan Pendidikan Masyarakat ............................................... 44

4. Keadaan Remaja Masjid ............................................................ 46

5. Keadaan Warga Belajar.............................................................. 47

13

6. Struktur Organisasi Pengurus Remaja Masjid Dusn Pegading .. 50

B. Peran Remaja Masjid dalam Memotivasi Waega Belajar

Dusun Pegading ............................................................................... 52

1. Diskusi Umum ........................................................................... 53

2. Pembelajaran Tambahan. ........................................................... 56

C. Kendala yang Dihadapi Remaja Masjid dalam Memberikan Motivasi

Warga Belajar di Dusun Pegading ................................................... 62

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... 63

A. Peran Remaja Masjid dalam Memberikan Motivasi

Warga Belajar di Dusun Pegading ................................................... 63

B. Kendala yang Dihadapi Remaja Masjid dalam Memberikan

Motivasi Warga Belajar di Dusun Pegading .................................... 70

1. Suasana pembelajaran yang kondusif ....................................... 73

2. Adanya Sarana dan Prasarana yang memadai ............................ 74

3. Hubungan yang baik antara remaja masji dengan warga belajar75

4. Adanya kesadaran diri dari warga belajar .................................. 76

5. Dukungan dari orang tua ............................................................ 77

BAB IV PENUTUP .................................................................................... 75

A. Kesimpulan ...................................................................................... 75

B. Saran ................................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

14

15

ABSTRAK

MUH. FAUZI. 151. 096. 162. “Peran Remaja Masjid Dalam Memotivasi

Warga Belajar Untuk Melanjutkan Pendidikan Ke Jenjang

Ynang Lebih Tinggi Di Dusus Pegading Desa Batunyala

Kcamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun

Pelajaran 2014/2015”

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran

remaja masjid di Dusun Pegading dalam memotivasi warga belajar melalui

program-program dan faktor-faktor yang menghambat upaya pemberian motivasi

kepada warga belajar serta hasil yang dicapai dalam kegiatan memotivasi warga

belajardi Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten

Lombok Tengah tahun pelajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan mengambil latar

Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok

Tengah. Informen kunci dalam penelitian ini adalah ketua remaja Dusun

Pegading, Remaja masjiddan Warga belajardi Dusun Pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. Metode pengumpulan data

adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis data

yang digunakan adalah analisis induktif dan dedukatif dengan menggunakan

metode analisis data analisis deskriptif kualitatif. Selanjutnya Usaha peneliti untuk

memperoleh keabsahan data dilakukan dengan beberapa teknik yaitu,

Perpanjangan pengamatan, Meningkatkan Ketekunan, Trianggulasi (Gabungan)

dan Menggunakan Bahan Referensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Remaja masjid di Dusun Pegading,

berperan dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pendidikan dan

perkembangan pendidikan masyarakat di Dusun Pegading. Melaui program

Diskusi umum, pembelajaran tambahan dan pembentukan lembaga pendidikan

didusun Pegading membuat anak-warga belajarlebih termotivasi untuk terus

belajar dan melanjutkan studinya kejenjang lebih tinggi, karena terbukti bahwa

anak-anak yang putus sekolah lebih sedikit di bandingkan dengan anak-anak yang

putus sekolah sebelum adanya upaya pemberian motivasi oleh remaja masjid.

Adapun faktor-faktor penghambat upaya remaja masjid dalam memotivasi warga

belajardi Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten

Lombok Tengah adalah kurangnya profesionalisme mengajar para sarjana,

kurangnya sarana dan prasaranan, kondisi lingkungan warga belajar yang kurang

kondusif, atau tidak mencerminkan budaya pendidikan sehingga warga belajar

tidak terlalu mementingkan prestasi belajar mereka.

Kata Kunci : Remaja masjid, Motivasi dan Warga Belajar.

16

DAFTAR TABEL

Tabel hal

Tabel 1. Stratifikasi Pendidikan Penduduk Dusun Pegading ....................... 45

Tabel 2 Daftar Daftar Nama Pendidik Dusun Pegading ............................. 47

Tabel 3 Daftar Nama Warga belajar yang sedang menempuh Pendidikan di

Perguruan Tinggi ......................................................................................... 48

Tabel 4 Warga belajar yang sedang menempuh Pendidikan di SMA

atau Sederajat .............................................................................................. 49

Tabel 5 Susunan Pengurus Remaja Masjid Dusun Pegaidng Tahun 2015 .. 50

Tabel 6 Fasilitator Kegiatan Diskusi Umum Dusun Pegading .................... 53

Tabel 7 Fasilitator Pembelajaran Tambahan Dusun Pegading .................... 56

Tabel 8 Data Para Sarjana Yang Ikut Andil Dalam Kegiatan Remaja Masjid

Dusun Pegading ........................................................................................... 59

Tabel 9 Data Jumlah Warga Belajar Yang Berperan Aktif Dalam Semua

Program Dusun Pegading ............................................................................. 60

17

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rekafitulasi Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan.

2. Daftar Nama Warga belajarYang Sedang Menempuh Pendidikan Sekolah Di

Perguruan Tinggi Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah Tahun 2014.

3. Daftar Nama Warga belajar Yang Sedang Menempuh Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama ( SMA ) Di Dusun Pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah Tahun 2014.

4. Daftar Nama Penduduk Yang Telah Menyelesaiakan Studi Sma Dan Data

Pekerjaan Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah

Tahun 2014.

5. Kartu Konsultasi.

6. Surat Izin Penelitian IAIN Mataram.

7. Surat Izin Penelitian Bapeda Kota Praya.

18

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani

sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.1

Sehingga kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari faktor pendidikan, karena

pendidikan mempunyai peranan penting dalam usaha meningkatkan sumber

daya manusia (SDM) yang merupakan unsur penting dalam pembangunan

suatu bangsa.

Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara2.

Berdasarkan Undang-undang tersebut maka pendidikan memiliki

peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan

kelangsungan kehidupan bangsa karena pendidikan merupakan suatu proses

dalam usaha membentuk manusia yang cerdas dan terampil, mewujudkan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan kreatif serta mampu

1 Ihsan Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan (Komponen MKDK). 2003. Jakarta: Rineka

Cipta, hal. 2 2 UU RI No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 tentang sistem Pendidikan Nasional

1

19

bersaing dalam menghadapi tantangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta

teknologi.

Untuk mewujudkan tujuan seseorang dalam dunia pendidikan, maka

harus menempuh berbagai macam jenjang pendidikan sebgaimana sudah

ditetapkan dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas: Jenjang

pendidikan formal di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi.3

Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang

melandasi jenjang pendidikan menengah (jenjang pendidikan paling dasar

pada pendidikan formal di Indonesia yang ditempuh dalam waktu 6 tahun,

mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan

pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama dan/atau sederajat).

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar yang

terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan

berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau

bentuk lain yang sederajat. Di Indonesia pelajar sekolah pada jenjang

pendidikan menengah umumnya berusia sekitar 15-18 tahun.

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, Remaja Masjid,

magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

3 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas

20

Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Perguruan tinggi

dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas.

Sebuah perguruan tinggi yaitu untuk menciptakan masyarakat

akademik yang berkiprah pada ilmu pengetahuan. Sebagai tugas utamanya

adalah memfasilitasi civitas akademika dalam menekuni disiplin keilmuan,

mencetak mahasiswa dan lulusan sebagai seorang Remaja Masjid sehingga

memiliki kompetensi yang mampu bersaing menghadapi tantangan di ruang

kompetisi yang begitu besar.

Masa remaja adalah masa yang paling menentukan masa depan karena

masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

pentingnya masa-masa ini maka seorang remaja akan merasa betapa

berharganya dan peluang yang sangat pesat untuk meraih cita-cita yang di

angan-angankannya hanya sekali yakni pada masa remaja.

Masa remaja yang digunakan untuk beribadah dan mengabdi kepada

allah maka lama kelamaan akan membentuk kepribadian yang shaleh bagi

pelakunya karena masa – masa itulah manusia memiliki hati yang lembut

(sensitif), sesuatu yang dibiasakan pada masa ini akan terus membekas hingga

masa dewasanya kelak.

Remaja merupakan kelompok manusia yang penuh potensi, perlu

diketahui bahwa pada saat ini kelompok remaja indonesia berjumlah kurang

lebih sepertiga dari penduduk bumi tercinta ini. Kelompok yang penuh

potensi, penuh semangat patriotis, dan sebagai penerus generasi bangsa.4

4 Andi Mapiare, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 12

21

Dakwah Islami senantiasa menuntut keterlibatan umat Islam

seluruhnya untuk dapat menyemarakkan dakwah melalui masjid atau majelis –

majelis ta’lim yang ada di masyarakat. Apabila seluruh umat Islam bersatu

dan senantiasa dapat melaksanakan ajaran Islam secara bersama-sama dari

golongan tua, muda, kaya, miskin, maka akan dapat membentuk perilaku atau

akhlak yang sesuai dengan anjuran syariat Islam.

Melihat keberadaan para remaja yang berada di sekitar daerah masjid

yang ada di masyarakat dengan membentuk suatu organisasi REMAS dinilai

akan membawa pengaruh dalam kehidupan beragama masyarakat. Karena,

Remaja masjid merupakan suatu organisasi remaja Islam di masyarakat yang

mempunyai aspiratif dan representatif.

Aspiratif adalah mereka mampu mengemban amanat hati nurani umat,

menjaga norma-norma yang ada di masyarakat (dengan melaksanakan ajaran

Islam dengan baik), sedangkan representatif adalah mewaliki generasinya

sebagai pilar yang membela tegaknya ajaran ilahi diseluruh bumi. Remaja

masjid yang memahami potensi dalam organisasinya akan ikut serta

memikirkan masa depan umat Islam, bertanggung jawab terhadap prospek

perkembangan syiar Islam di masa yang akan datang.5

Dengan adanya remaja masjid yang turut berjuang menyumbang

tenaga dan pikirannya untuk memajukan kualitas agama islam yang di miliki

masyarakat dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat Islami,

seperti: diba’iyah, yasin tahlil, pengajian rutin, santunan anak yatim, wisata

5 Umar Jaeni, Panduan Remaja Masjid, (Surabaya: CV. Alfa Surya Grafika, 2003),

hal. 1

22

qolbu, dan khotmil qur’an. Maka, lama kelamaan masyarakat akan merasakan

dalam dirinya butuh dengan kegiatan tersebut untuk meningkatkan

kaimanannya kepada Allah. Semua kegiatan yang dilakukan oleh remaja

masjid masuk dalam jenis pendidikan non formal yang dapat mengarah pada

pembinaan kehidupan beragama di masyarakat, terutama mengarah pada

pembinaan dan mendorong generasi berikutnya untuk terus eksis sebagai

generasi penerus masyarakat kedepan serta menjadikan pendidikan sebagai

landasan utama untuk mengabdi kepada masyarakat.

Adapun kondisi Remaja Masjid di Dusun Pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dusun

ditemukan bahwa pada tahun 1999 hanya terdapat satu pengurus Remaja

Masjid di Dusun Pegading yang menamatkan pendidikan sekolah tinggi atas

nama Busairi, S.Pd.I lulusan STAIN Mataram, sebelum tahun tersebut tidak

ada seorangpun pengurus remaja yang lulus dari perguruan tinggi.

Kebanyakan pengurus remaja adalah lulusan Sekolah Menengah Pertama

(SMP/MTs.) dan lulusan Madrasah aliyah atau MA, meski hanya satu orang

yang bisa menamatkan pendidikan sekolah tinggi, tetapi menjadi motivasi

besar bagi yang lain untuk bisa menamatkan pendidikan yang lebih tinggi,

sebab kebanyakan anggota remaja masjid hanya menamatkan pendikan dasar

saja6.

Padahal pemerintah telah merancang program wajib belajar 9 tahun,

fenomena tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

6 Suadnan (Kadus Pegading) Wawancara, Tanggal, 18 Maret 2014

23

1. Tingkat pendapatan orang tua dari anak masih rendah.7

2. Peran serta dan dorongan orang tua untuk melanjutkan anaknya ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi masih kurang.8

Berdasarkan uraian tersebut, yang menyebabkan rendahnya motivasi

warga belajar untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi

adalah tingkat pendapatan masyarakatnya masih tergolong rendah, sedangkan

pendapatan merupakan unsur yang paling utama dalam menentukan atau

mengoprasikan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.

Kurangnya peran serta dan dorongan orang tua yang disebabkan oleh

kurangnya pengetahuan orang tua didik serta angka pengangguran setelah

menamatkan sekolah meningkat, maka bisa dikatakan masyarakat di Dusun

Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah pendidikannya masih

tergolong rendah.

Kondisi riil masyarakat tersebut menjadi pekerjaan besar bagi

pengurus remaja masjid dari generasi ke genarasi untuk terus merupaya

memberikan solusi agar pengurs remaja dan anggota remaja masjid harus

banyak yang mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya minimal sampai bisa

menempuh jenjang pendidikan SMA.

7 Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu

pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income).

Pengertian dari pendapatan permanen adalah : (1) Pendapatan yang selalu diterima pada setiap

periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah. (2)

Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang (yang

menciptakan kekayaan). Bisa dilihat di bukunya Guritno Mangkoesoebroto, 1993, Ekonomi

Publik, Edisi 3, (BPFE, UGM Yogyakarta). hal 72 8 Ibid, hal. 4

24

Dan terbukti berdasarkan hasil wawancara di Dusun Pegading, pada

tahun 2015 tercatat bahwa di Dusun pegading terdapat 23 anggota remaja

masjid dan pengurus Remaja Masjid bisa menamatkan pendidikan tinggi

yakni 18 adalah Remaja Masjid dengan gelar S.Pd dan S.Pd.I serta 5 Remaja

Masjid non kependidikan dengan gelar, S.Adm., S.IP,SP dan S.Kom dan

sisanya lebih banyak menamatkan pendidikan sampai Sekolah Menengah

Atas.9

Data hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa ada keterkaitan

antara peran Remaja Masjid dan jumlah warga belajar yang menamatkan

pendidikan sampai SMA dan Perguruan Tinggi atau ada keterlibatan yang

besar para Remaja Masjid dalam ikut serta membantu masyarakat untuk

memberikan motivasi kepada warga belajar untuk dapat melanjutkan

pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor diantaranya:

1. Ada peran serta para Remaja Masjid Masjid dalam memberikan motivasi

kepada anak didik atau warga belajar.

2. Dengan banyaknya warga belajar yang melanjutkan pendidikan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi, serta banyaknya Remaja Masjid yang telah

berhasil, mendorong keinginan orang tua untuk melanjutkan studi anaknya

ke jenjang studi yang lebih tinggi.

Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti tertarik untuk mengadakan

suatu penelitian guna mencapai hasil yang maksimal untuk dipertanggung

9 Suadnan (Kadus Pegading) Wawancara, Tanggal, 18 Maret 2014

25

jawabkan secara ilmiah dalam sebuah karya tulis sebagai skripsi dengan judul

“Peran Remaja Masjid Dalam Memotivasi Warga belajar Di Dusun Pegading

Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun

2015”

J. Fokus Penelitian

Berdasar konteks penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat

dikemukakan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peran Remaja Masjid dalam menumbuhkan motivasi warga

belajar untuk melanjutkan pendidikan di Dusun Pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2015?

2. Apakah kendala yang dihadapi Remaja Masjid dalam memberikan

motivasi warga belajar untuk melanjutkan pendidikan di Dusun Pegading

Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah

Tahun 2015?

K. Tujuan dan Manfaat

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan konteks dan fokus penelitian, maka tujuan penelitian

yang ingin dicapai oleh peneliti adalah:

b) Mengetahui peran Remaja Masjid dalam menumbuhkan motivasi

Warga belajar di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2015.

26

c) Mengetahui kendala yang dihadapi oleh Remaja Masjid dalam

memberikan motivasi Warga belajar di Dusun Pegading Desa

Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah

Tahun 2015.

4. Manfaat Penelitian

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran untuk

mengelola warga belajar khususnya yang berkenaan dengan peran Remaja

Masjid dalam memotivasi warga belajar di Dusun Pegading Desa

Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun

2015.

Berguna bagi para Remaja Masjid di Dusun Pegading Desa

Bantunyala sebagai acuan pertimbangan dalam usahanya untuk

meningkatkan motivasi warga belajar di Dusun Pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2015.

L. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. Dusun Pegading

merupakan salah satu dari 12 (dua belas) Dusun yang ada di Desa

Batunyala dan jaraknya antara Dusun tersebut dengan kantor Desa

Batunyala sekitar 2km (dua kilo meter). Dusun Pegading mempunyai

27

penduduk sebanyak 420 (empat ratus dua puluh) jiwa yang terdiri dari 2

(dua) RT (rukun tetangga).10

2. Subjek Penelitaian

Subjek penelitian ini adalah warga belajar dan Remaja Masjid

pendidkan di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adaah peran Remaja Masjid dalam memotivasi

warga belajar di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah.

M. Telaah Pustaka

Telaah pustaka dilakukan untuk menjelaskan posisi penelitian yang

sedang dilakukan (state of affairs) diantara hasil-hasil penelitian buku-buku

terdahulu yang bertopik senada (prior researc on the topic).11

Ada beberapa

penelitian terkait dengan peran seorang guru dan menumbuhkan motivasi yang

pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu antara lain:

Pertama: Slamet Fuad, dalam sekripsinya yang berjudul “Pemanfaatan

Masjid sebagai media pendidikan Islam Tinjauan Pendidikan Islam Non

Formal (Studi Kasus di Masjid Al Kautsar Mendungan Pabelan Kartasura)”,

menyimpulkan bahwa fungsi masjid sebagai media pendidikan dan diharapkan

10

Observasi, Data Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin

Desa Batunyalan Kecamatan Praya Tengah 11

Tim Penyusun Pedoman Penelitian Skripsi Institut Agama Islam Negeri IAIN

Mataram (Mataram:2010), hal.13

28

akan bermanfaat untuk pemanfaatan masjid sebagai media pendidikan Islam di

jalur sekolah formal, khususnya bagi lembaga masjid di Indonesia dan

sekaligus berguna pula bagi lembaga jalur sekolah formal, dan bertujuan agar

suasana kehidupan sepiritual dapat dikondisikan di masayarakat sebagai

alternative pemanfaatan masjid sebagai pendidikan.12

Kedua: Tajudin Ma’ruf, dalam sekripsinya yang berjudul “Peranan

Majelis Ta’lim dalam Pembinaan Akhlak Remaja di Dukuh Tuwak

DesaGonilan Kartasura Su koharjo”, menyimpulkan bahwa kegiatan majelis

ta’lim yang telah dilakukan merupakan proses pendidikan yang mengarah

pada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para remaja mampu

merefleksikan tatanan normatif.13

Ketiga: Siti Muthiah, dalam skripsinya yang berjudul “Peranan Majelis

Ta’lim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap Keagamaan Remaja di Desa

Belendung Batu Ceper Tangerang”, penuli mengambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut; kegiatan yang dilaksanakan Majelis Ta’lim Al Mujahiddin

tidak hanya menyelenggarakan pengajian rutin saja.Akan tetapi masih banyak

kegiatan lain yang sering diselenggarakan, seperti; memperingati hari-hari

Islam, kunjungan Majelis Ta’lim-majelis Ta’lim lain (Study Comperative),

memperingati Hari Ulang Tahun HIMPA (Himpunan Pemuda Majelis Ta’lim

Al-Mujahiddin). Majelis Ta’lim Al-Mujahiddin sebagai sebuah lembaga

12

Slamet Fuad. Pemanfaatan Masjid sebagai media pendidikan Islam Tinjauan

Pendidikan Islam Non Formal (Skripsi UMS, 2009) Diunduh Pada Hari Jum’at Tanggal 28 Tahun

2015 13

Tajudin Ma’rufdalam. Peranan Majelis Ta’lim dalam Pembinaan Akhlak Remaja di

Dukuh Tuwak DesaGonilan Kartasura Su koharjo”, (Skripsi UMS, 2010) Diunduh Pada Hari

Jum’at Tanggal 28 Tahun 2015

29

pendidikan non formal banyak mempunyai peranan dalam masyarakatnya,

antara lain; memberikanwawasan keagamaan yang luas, mempererat tali

silaturrahim antar sesama muslim, mengkaderisasi para ulama yang disekitar.

Menciptakan lingkungan keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara yang

bertakwa serta memiliki akhlaqul karimah.14

Mengajar memberikan tantangan sekaligus kesempatan yang tiada

habisnya untuk berkembang. Ketika seorang Remaja Masjid mengajar dan

mendidik akan menguji keterampilan komunikasi interpersonal, pengetahuan

akademis maupun kemampuan kepemimpinan seorang Remaja Masjid

tersebut. Sebagai seorang pendidik dan pengajar seorang Remaja Masjid

berkesempatan membagi semangat untuk belajar, memberikan inspirasi,

motivasi dan tantangan kepada generasi muda untuk mengembangkan bakat

dan kemampuan individual kepada generasi muda. Dan akan merasakan

kebahagiaan ketika salah satu atau lebih di antara mereka sukses dalam

menggapai cita-cita.15

Dari hasil-hasil penelitian atau tulisan sebelumnya jelas tidak sama

karena meskipun memiliki kemiripan dalam obyek kajian yaitu pendidikan

lainnya yang memberikan motivasi kepada warga belajar akan tetapi memiliki

perbedaan karena terkait dengan ruang lingkup masalah yang diteliti dan yang

memberikan motivasi yang mana didalam penelitian terdahulu bahwa seorang

motivator dan warga belajar bersifat formal, sedangkan penelitian yang

14

Siti Muthiah . Peranan Majelis Ta’lim Al-Mujahiddin dalam Pembentukan Sikap

Keagamaan Remaja di Desa Belendung Batu Ceper Tangerang”, (UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2006) Diunduh Pada Hari Jum’at Tanggal 28 Tahun 2015 15

Supatmi, Peranan Sarjana Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Di

Indonesia. 2011. (Karya Ilmiyah), diunduh pada hari senin tanggal 20 januari 2015

30

dilakukan oleh peneliti ini tidak bersifat formal atau bisa dikatakan ruang

lingkupnya masyarakat.

N. Kerangka Teoretik

5. Pengertian Remaja Masjid

c. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara

masa anak dan masa ke dewasa yang ditandai dengan perubahan pesat

dalam berbagai aspek perkembangan, baik pisik maupun psikis. Masa

remaja disebut juga dengan istilah adolescence, yang berarti masa

transisi dari masa anak ke masa dewasa, dalam mana terjadi perubahan

dalam aspek biologis, psikologis dan social. Tentang remaja yang lebih

bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria,

yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi,sehingga secara lengkap

definisi tersebut berbunyi sebagai berikut. Remaja adalah suatu masa

di mana:

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda

tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan

seksual.

2) Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi

dari kanak-kanak menjadi dewasa.

31

3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.16

d. Pengertian Masjid

Masjid adalah kata benda yang menunjukkan tempat bersal dari

kata “sajada” memiliki arti “tempat sujud”, masjid memiliki arti lebih

menyembah kepada yang maha kuasa serta menyerahkan diri pada

yang maha kuasa tempat menyerahkan diri dalam arti yang seluas-

luasnya bukan hanya untuk beribadah shalat saja.

Dan secara etimologi masjid dapat diartikan sebagai bangunan

khusus yang diyakini memliki keutamaan tertentu untuk melakukan

shalat jamaah dan shalat jum’at serta kegiatan keagamaan lain.17

Masjid memiliki multifungsi diantaranya adalah untuk

pengembangan nilai-nilai humanis dan kesejahteraan umum, fungsi

tersebut bisa disebut sebagai fungsi edukasi, fungsi edukasi masjid

dalam arti luas menyangkut perkembangan social, ekonomi dan politik

bagi jamaah dan ummat.

Dari dua definisi diatas dapat di artikan bahwa remaja masjid

adalah perkumpulan anak-anak remaja yang membentuk

suatuorganisasi dan melakukan kativitas dan ibadah dilingkungan

suatu masjid.

Organisasi remaja masjid di suatu wilayah bertujuan untuk

membina remaja masjid agar menjadi pribadi yang shaleh dan shaleha,

16

Syamsu Yusuf. Perkembangan Peserta didik (Jakarta:Raja Grafindo Persada) hal.77 17

Moh Roqib. Menggugat Fungsi edukasi Masjid (Yogyakarta:Grafindo Litermedia)

hal.71

32

beriman dan berilmu serta memiliki dedikasi tinggi serta berakhlak

yang mulia,. Remaja masjid membina warganya serta para anggotanya

untuk peduli pendidikan dengan mendesain dan membuat program

kegiatan yang dapat memotivasi warga dan anggotanya untuk

menjadikan agama dan pendidikan sebagai sasaran utama. Remaja

masjid menghimpun remaja muslim aktif untuk beribadah dengan

memakmurkan masjid karena terkait dengan kepengurusan masjid,

maka orientasi pembinaan ummat dan pembinaan pentingnya

pendidikan menjadi program yang harus selalu menjadi prioritas

utama.18

e. Pengertian Pendidikan

Bagi sebagian masyarakat awam, istilah pendidikan seringnya

diidentikkan dengan sekolah, guru mengajar di kelas, atau satuan

pendidikan formal belaka. Secara akademik, istilah pendidikan

berspektrum luas. Pendidikan adalah proses peradaban dan

pemberadaban manusia. Pendidikan adalah aktivitas semua potensi

dasar manusia melalui intraksi antara manusia dewasa dengan yang

belum dewasa. Pendidikan adalah proses kemanusiaan dan

pemanusiaan sejati, dengan atau tanpa penyengajaan.19

Pendidikan

ialah suatu usaha yang sadar yang teratur dan sistematis, yang

dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk

18

http:fajar17. Pengertian-Organisasi-Remaja-Masjid. Diunduh pada hari senin

tanggal 31 agustus 2015 19

Sudarwan Danim. Pengantar Kependidikan. (Bandung: Alfabeta.), hal. 2

33

mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan

cita-cita pendidikan.20

Dalam arti lain bahwa, pendidikan adalah proses pengubahan

sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,

proses, perbuatan, cara mendidik.21

Pendidikan juga bisa diartikan sebagai pembelajaran

pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang

ditransfer dari suatu generasi ke generasi berikutnya melalui

pengajaran, pelatihan, atau penelitian, pendidikan sering terjadi di

bawah bimbingan orng lain, tetapi juga memungkinkn secara otodidak.

setiap pengelaman yang memiliki efek formatif pada orang berpikir,

merasa, ataau tindakan dapat dinggap pendidikan. Pendidikan

umumnya di bagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar,

sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas.

6. Peran Remaja Masjid

Dalam Kamus Bahasa Indonesi peran itu adalah bagian yang

dimainkan seseorang atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam

suatu peristiwa.22

Dengan adanya remaja masjid di dalam masyarakat,

memungkinkan para remaja masjid dapat memberikan layanan dan

20

Amir Daien Indrakusuma. Pengantar Lmu Pendidikan. (Surabaya, Usaha Nasional),

hal. 27 21

Daryanto. Kamus Bahasa, hal. 169 22

Y. Istiono Wahyu. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Pamulang. (Krisma Publising

Group), hal. 441

34

perhatiian terhadap setiap warga belajar, serta terjadinya hubungan yang

lebih akrab antara remaja masjid dengan antar warga belajar.

Peran remaja masjid dalam ikut serta membina ummat dan peduli

akan pendidkan sejalan dengan fungsi masjid sebagai pemersatu ummat

diantaranya :23

a. Menyelenggarakan kajian-kajian keislaman yang teratur dan terarah

kearah pembentukan pribadi muslim, keluarga muslim dan masyrakat

muslim.

b. Melaksanakan dikusi, seminar, ataupun loka karya tentang masalah-

masalah aktual..

c. Mengefektifkan kegiatan-kegiatan pelaksanaan infak, zakat dan

shadakoh, baik dengan cara memungutnya maupun dengan cara

mebagikannya.

d. Menyelenggarakan training-training keislaman, kajian serta pendidikan

untuk para angkatan muda.

e. Dakwah dengan buku, brosur, dan majalah yang baik perlu

mendapatkan perhatian, misalnya dengan mendirikan taman bacaan,

madding masjid dan perpustakaan masjid.

Dengan adanya peran serta dan dorongan pendidik atau Remaja

Masjid untuk warga belajar, maka paling tidak orang tua dari warga

belajar akan termotivasi untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang

23

KH. Didin hafifudin. Dakwah Aktual (Jakarta:Gema Insan Press) hal.170

35

lebih tinggi dan orang tua akan termotivasi untuk memberikan bimbingan

terhadap anaknya untuk terus belajar.

Belajar merupakan sesuatu yang menyenangkan apabila diikuti

dengan motivasi yang tinggi. Motivasi dapat berasal dari faktor dalam

maupun luar. Faktor luar ini merupakan faktor yang berasal dari

lingkungan orang lain. Motivasi akan sangat baik apabila faktor luar ikut

di dalamnya selain faktor dalam. faktor luar juga akan sangat berpengaruh

terhadap semangat warga belajar untuk belajar. Belajar tidak hanya

mengandalkan kemampuan kognitif saja tetapi juga psikomotor dan

afektif.

Menurut Bloom yang dikutip oleh Tim Penyusun Materi Program

Akta, tahun 2003 adalah: Kemampuan kognitif merupakan kemampuan

yang berkaitan dengan penganalisaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kemampuan afektif merupakan kemampuan yang mengarah pada

penguasaan sikap dan nilai. Sedangkan kemampuan psikomotor adalah

kemampuan yang mengarah pada keterampilan seseorang.24

Jadi hasil belajar akan menjadi lebih baik apabila warga belajar

mampu menggabungkan ketiga aspek tersebut. Faktor luar motivasi dapat

berasal dari kemampuan Remaja Masjid dan guru. Remaja Masjid dapat

memberikan motivasi warga belajar di rumah sedangkan guru memberikan

motivasi belajar warga belajar di sekolah. Keduanya mempunyai peranan

yang sangat besar untuk keberhasilan belajar warga belajar.

24

Tim Penyusun Materi Program Akta. Perkembangan Peserta Didik. (Malang:2003),

hal. 4

36

Remaja Masjid dapat memberikan dukungan/motivasi belajar

kepada warga belajar, dengan kalimat-kalimat yang semangat contohnya

“Jika kamu rajin belajar, nilaimu pasti akan bagus”. Dengan kalimat itu,

maka dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak

kemudian membawa perubahan-perubahan yang diinginkan dalam

kebiasaan dan sikap-sikapnya. Sehingga anak akan termotivasi untuk

selalu rajin belajar.

7. Tinjauan Tentang Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Banyak konsep tentang apa itu motivasi. Menurut Hamalik,

motivasi dapat diartikan sebagai perubahan energi dalam pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan

reaksi untuk mencapai tujuan.25

Perubahan energi seseorang dapat

berbentuk aktifitas nyata berupa kegiatan fisik. Sedangkan dalam arti

lain motivasi sering disebut sebagai penggerak perilaku, penentu

(determinan) perilaku dan konstruk teoritis mengenai terjadinya

perilaku. Konstruk teoritis dapat berupa aspek-aspek pengaturan,

pengarahan dan tujuan perilaku.

b. Macam-macam Motivasi

Yang dimaksud dengan motivasi disini ialah kekuatan-

kekuatan atau tenga-tenga yang dapat memberikan dorongan kepada

25

Hamalik. Psikologi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hal. 114

37

kegiatan belajar anak. Dalam hal ini kita dapat membedakan motivasi

anak kedalam dua golongan, yaitu:26

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ialah motivasi yang

berasal dari dalam diri anak sendiri. Dan hal-hal yang dapat

menimbulkan motivasi intrinsik ini diantaranya yng penting ialah:

a) Adanya Kebutuhan

Disebabkan oleh adanya sesuau kebutuhan, maka hal ini

menjad pendorong bagi anak untuk berbuat dan berusaha.

Misalnya saja anak ingin mengetahui isi cerita dari buku-buku

komik. Keinginan untuk mengetahui isi cerita ini dapat menjadi

pendorong ynag kuat bagi anak untuk belajar membaca.

b) Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri.

Dengan anak mengetahui hasil-hasil atau prestasinya sendiri,

dengan anak mengetahui apa ia ada kemajuan atau sebaliknya

ada kemunduran, maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi

ana uuntuk belajar lebih giat lagi.

c) Adanya aspirasi atau cita-cita

Cita-cita yang menjadi tujuan dari hidupnya ini akan

merupakan pendorong bagi seluruh kegiatan anak, pendorong

bagi bbelajarnya, disamping itu, cita-cita dari seorang anak

sangat dipengaruhi olehtingkat kemampuannya. Anak yang

26

Amir Daien Indrakusuma. Pengantar, hal. 162

38

mempunyai kemampuan yang baik umumnya mempunyai cita-

cita yang lebih realis daripada anak yang mempunyai tingkat

kemampuan yang kurang atau rendah.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.27

Sebagai contoh

seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan

harapan mendapat nilai yang baik. Jadi faktor pendorongnya bukan

karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai

yang baik, atau mendapat pujian atau hadiah. Jika dilihat dari segi

tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung

berhubungan dengan esensi kegiatan.

Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan

sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai

dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi ekstrinsik ini tetap

penting karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis,

berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam

proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga

diperlukan motivasi ekstrinsik.

27

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada 2011), hal. 81

39

Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan

pencapaian prestasi seseorang melakukan suatu usaha karena adanya

motivasi. Adanya motivasi yang baik akan menunjukkkan hasil yang

baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan

terutrama didasari adanya motivasi, maka seorang yang belajar itu

akan mendapat prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang anak

akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai

berikut: 28

1) Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan

perbuatan belajar anak. Belajar tanpa adanya motivasi sulit untuk

berhasil.

2) Pengajaran yang bermotivasi pada hakekatnya adalah pengajaran

yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif dan minat

yang ada pada warga belajar. Pengajaran yang demikian sesuai

dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan.

3) Pengajaran yang bermotivasi menurut kreatifitas dan imajinitas

pada pengajar untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari

cara-cara yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan

memelihara motivasi belajar pada anak. Para Remaja Masjid

senantiasa berusaha agar warga belajar pada akhirnya mempunyai

motivasi yang baik.

28

A. Tabrani R, Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Rosdakarya.

1994), hal. 121

40

4) Berhasil atau tidaknya dalam menumbuhkan dan menggunakan

motivasi dalam pengajaran erat kaitannya dengan pengaturan

dalam kelas.

5) Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-

asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar tidak saja

melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang

menentukan pengajaran yang efektif. Dengan demikian,

penggunaan asas motivasi sangat esensial dalam proses belajar

mengajar29

.

Namun demikan, motivasi yang bersifat eksternal ini tidak

selamanya tidak baik bagi anak, tetapi tetap penting dan dibutuhkan

oleh anak karena keadaan anak yang dinamis dan tidak selalu stabil.

Disini peranan pendidik sangat menentukan untuk memberi motivasi

sehingga timbul dorongan belajarnya bahkan meningkat dengan

adanya usaha tersebut.

c. Fungsi Motivasi

Motivasi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

perkembangan atau prestasi belajar anak. Hal itu karena dengan

motivasi, maka warga belajar mempunyai semangat atau dorongan

untuk belajar. Semangat itulah yang membuat proses belajar

menyenangkan sehingga warga belajar bisa menangkap isi pelajaran

dengan mudah.

29

Ibid, hal 127

41

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:30

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan dari

tujannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang haru dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak brmanfat bagi tujuan

tersebut. Misalnya seorang siswa yang akan menghadapi ujian

dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar

dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang krang

atau tidak bermanfaat, sebab tidak sesuai dengan tujuannya.

8. Pengertian Warga belajar

Warga belajar adalah obyek pokok dari pendidikan dan warga

belajar yang menjadi obyek pendidikan itu adalah anak yang sedang dalam

masa pertumbuhan dan perkembangan, oleh karena itu kaum pendidik

perlu mempunyai pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan

warga belajar.31

30

Sadirman Intraksi, hal.85 31

Amir Daien Indrakusuma. Pengantar, hal. 23

42

Warga belajar (siswa) adalah anak yang karena ketergantungannya

menimbulkan tanggung jawab pendidikan pada orang dewasa (pendidik),

sehingga secara sengaja orang dewasa itu memberikan bantuan kearah

kedewasaan.

a. Karakteristik warga belajar

Beberapa karakteristik warga belajar yang perlu dipahami oleh

pendidik terutama dalam rangka melaksanakan praktek pendidikan,

karakteristik tersebut antara lain: 32

1) Warga belajar adalah subjek

Maksudnya yaitu pribadi yang memiliki kedirisendirian,

dan kebebasan dalam mewujudkan dirinya sendiri untuk mencapai

kedewasaaannya. Jadi, tidak dibenarkan jika warga belajar sebagai

“objek”, maksudnya sebagai sasaran yang dapat diperlakukan dan

dibentuk dengan semena-mena oleh pendidiknya.

2) Warga belajar sedang berkembang

Setiap warga belajar memiliki perkembangan, dalam setiap

proses perkembangan tersebut terdapat tahapan-tahapannya. Oleh

karena itu setiap warga belajar yang berada dalam tahap

perkembangan tertentu menuntut perlakuan tertentu pula dari orang

dewasa terhadapnya.

3) Warga belajar hidup dalam “dunia” tertentu

32

Syaripudin, Tatang Dan Kurniasih. Pedagogik Teoritis Sistematis. (Bandung :

Percikan Ilmu 2011), hal. 22

43

Setiap warga belajar hidup dalam “dunia” nya sesuai tahap

perkembangannya, jenis kelaminnya, dan lain-lain. Warga belajar

harus diperlakukan sesuai dengan keanakannya atau sesuai dengan

dunianya. Sebagai contoh adalah kehidupan anak SD berbeda

dengan anak, SMP atau SMA. Oleh karena itu perlakuan pendidik

terhadap anak SD, SMP dan SMA berbeda, sesuai dengan

kebutuhan dan masanya.

4) Warga belajar hidup dalam lingkungan tertentu

Warga belajar adalah subjek yang berasal dari keluarga

dengan latar belakang lingkungan alam dan sosial budaya tertentu.

oleh karena itu, warga belajar akan memiliki karakteristik tertentu

yang berbeda-beda sebagai akibat pengaruh lingkungan dimana ia

dibesarkan atau dididik. Dalam praktek pendidikan, pendidik perlu

memeperhatikan dan memperlakukan warga belajar dalam konteks

lingkungan dan sosial budayanya.

5) Warga belajar memiliki ketergantungan kepada orang dewasa

Setiap anak memiliki kekurangan dan kelebihan tertentu.

dalam perjalanan hidupnya, anak masih memerlukan perlindungan,

anak masih perlu belajar berbagai pengetahuan, perlu latihan dan

keterampilan, anak belum tahu mana yang benar dan salah, yang

baik dan tidak baik, serta bagaimana mengantisipasi kebutuhan

dimasa depannya. Dibalik kebebasannya untuk mewujudkan

44

dirinya sendiri dalam rangka mencapai kedewasaan, anak masih

memerlukan bantuan orang dewasa.

6) Warga belajar memiliki potensi dan dinamika

Bantuan orang dewasa berupa pendidikan agar warga

belajar menjadi dewasa akan mungkin dicapai oleh warga belajar.

Hal ini disebabkan warga belajar memiliki potensi untuk menjadi

manusia dewasa dan memiliki dinamika, yaitu aktif sedang

berkembang dan mengembangkan diri, serta aktif dalam

menghadapi lingkungannya dalam upaya mencapai kedewasaan.

Meninjau dari beberapa karakteristik peserta didik tersebut, tugas

pendidik adalah memberikan berbagai jenis bantuan secara positif agar

anak mampu mewujudkan diri sebagai manusia dewasa.

Dalam garis besarnya kita kenal tiga lingkungan pendidikan. Dan

tiga lingkungan pendidikan ini disebut juga tripusat pendidikan yitu:33

a. Lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan

pertama karena, dalam keluarga inilah anak pertama-tama

mendapatkan didikan dan bimbingan. Tugas utama dari keluarga bagi

pendidikan anak ialah merupkan peletak dasar bagi pendidikan akhlak

dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar

diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.

33

Amir Daien Indrakusuma. Pengantar, hal. 27

45

b. Lingkungan sekolah.

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua

dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai

macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimlah anak kesekolah.

Kehidupan di sekolah adalah merupakan jembatan bagi anak, yang

menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam

masyarakat kelak.

c. Lingkungan masyarakat.

Yang dimaksud dengan lingkungan masyarakat adalah apabila

anak itu tidak berada dibawah pengawasan orang tua atau anggota

keluarga yang lain. Melainkan orng-orang lain yang berada dalam

masyarakat tersebut.

O. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif, pendekatan kualitatif adalah membuat gambaran secara

sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu “34

Pendekatan kualitatif yaitu suatu pendekatan yang menggambarkan

keadaan atau peristiwa yang ada pada saat sekarang dengan cara

mengumpulkan data, menyusun, menjelaskan, menganalisa,

34

Suryasubrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Raja Grapindo, 2002), Hal. 43

46

menginterpretasikan dan menarik suatu kesimpulan berdasarkan hasil

penelitian35

.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini merupakan penelitian deskritif dengan menggunakan pendekatan

kualitatif karena penelitian ini akan menggambarkan tentang peran Remaja

Masjid dalam memotivasi warga belajar di Dusun Pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.

9. Jenis Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Pegading, oleh karena itu

penelitian ini digolongkan dalam penelitian kualitatif dimana yang menjadi

obyeknya adalah tentang peran Remaja Masjid dalam memotivasi warga

belajar di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah.

10. Metode Penentuan Subyek

Metode penentuan subyek sering disebut sebagai metode penentuan

sumber data. Maksud dari sumber data penelitian adalah subyek dari mana

data itu diperoleh36

.

Subyek penelitian ini adalah Remaja Masjid dan warga belajar di

Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten

Lombok Tengah.

35

Kuswardi, Metode Penelitian Dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) Hal. 14 36

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Menurut Pendekatan Praktis, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1991), Hal. 90

47

Yang menekankan obyek penelitian tentang motivasi warga belajar.

Secara operasional, penelitian ini membutuhkan metode penentuan subyek

yaitu teknik populasi dan teknik sampling.

11. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mendapatkan data

penelitian yang bersifat keterangan-keterangan dan penjelasan mengenai

peran Remaja Masjid dalam memotivasi warga belajar di Dusun Pegading

Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.

Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif. kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati37

. Ada beberapa ciri penelitian kualitatif yaitu:

a. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung

b. Manusia merupakan alat ( instrumen utama pengumpulan data )

c. Analisis data dilakukan secara induktif

d. Penelitian bersifat deskriptif analitik

e. Tekanan penelitian berada pada proses

f. Pembatasan penelitian berdasarkan focus

g. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka

h. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama

i. Pembentukan teori berasal dari data

j. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif

37

Sugiono, Metode Penelitian Kuualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabbeta, 2009), hal,

223

48

k. Penelitian bersifat menyeluruh ( holistik )

l. Teknik sampling cenderung bersifat posposive

m. Makna sebagai perhatian utama peneliti38

.

Penelitian kualitatif ditujukan pada pembentukan teori substantif

berdasarkan dari konsep-konsep yang timbul dari data empiris dalam

penelitian kualitatif. Tidak tahu mengenal apa yang tidak diketahui,

sehingga desain penelitian yang dikembangkan selalu merupakan

kemungkinan yang terburuk akan berbagai perubahan yang diperlukan dan

lentur terhadap kondisi yang ada di lapangan pengamatan39

.

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah

pendekatan psikologi pendidikan karena motivasi merupakan salah satu

dari faktor psikologis yang dapat memberi landasan dan kemudahan dalam

upaya mencapai tujuan belajar. Motivasi juga sangat erat kaitannya dengan

minat yang ada dalam keadaan psikis warga belajar. Peneliti akan

membahas tentang peran Remaja Masjid dalam memotivasi warga belajar

di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten

Lombok Tengah.

12. Kehadiran Peneliti dilapangan

Peneliti sebagai orang yang melakukan observasi mengamati

dengan cermat terhadap obyek penelitian. Untuk memperoleh data tentang

penelitian ini, maka peneliti terjun lansung di lapangan. Kehadiran peneliti

dalam penelitian ini berperan sebagai instrumen kunci yang langsung

38

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Menurut Pendekatan Praktis, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1991), hal. 107 39

Margono, Metode Penelitian Pendidikan ( Jakarta: Reneka Cipta, 2009), hal. 35

49

melibatkan diri dalam kehidupan subyek dalam waktu penelitian yang

sudah ditetapkan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan ciri

penelitian kualitatif.

Sebelum peneliti hadir di lapangan peneliti memperoleh izin

terlebih dahulu dari pihak-pihak atau instansi-instansi terkait yang

bertanggung jawab sesuai dengan prosedur yang berlaku. Peneliti hadir

sebagai pewawancara atau pengumpul data tanpa mempengaruhi

kehidupan subyek.

13. Sumber Data

Untuk mendapatkan data yang valid dan obyektif terhadap apa yang

diteliti, maka dipandang perlu untuk menjelaskan informasi sekaligus

karakteristiknya serta jenis data yang akan dikumpulkan, sehingga kualitas,

validitas, dan keakuratan data yang diperoleh dari informasi, benar-benar

dapat dijamin.

Adapun sumber data dalam penelitian adalah dapat diperoleh dari hasil

observasi, dokumentasi dan wawancara dengan para responden40

.

Ketika melalkukan, peneliti menjadikan obsevasi, dokumentasi, dan

wawancara sebagai sumber data, dan dalam melakukan wawancara peneliti

tidak bisa mewawancarai satu persatu orang tua, warga belajar dan para

Remaja Masjid yang menjadi narasumber disebabkan keterbatasan waktu,

oleh karena itu untuk lebih memudahkan peneliti dalam mengambil data

peneliti membuat beberapa criteria nara sumber untuk diwawancarai

40

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Hal. 144

50

sebagai perwakilan dari seluruh responden yang ada di Dusun Pegading,

kriteria tersebut adalah:

1. Tingkat pengaruh orang tua di Dusun Pegading seperti tokoh agama

dan tokoh adat Dusun Pegading.

2. Jabatan kepemerintahan (RT/RW/KADUS) Dusun Pegading.

3. Tingkat pendidikan warga belajar

4. Warga belajar yang aktif mengikuti semua kegiatan.

5. Semua Remaja Masjid yang ada di Dusun Pegading

Selain sumber data di atas peneliti juga mengambil dokumen-dokumen

yang mempunyai keterkaitan dengan fokus penelitian sebagai obyek

yang diteliti terkait dengan judul yang dibahas.

14. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.41

Untuk memperoleh data yang cukup dan jelas sesuai dengan permasalahan

penelitian, peneliti menggunakan metode pengumpulan data yaitu meliputi:

d. Metode Observasi

Metode observasi dalam pengumpulan data dapat diartikan

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang ada dalam objek yang akan diteliti

(diselidiki)42

. Penulis melakukan pengamatan secara langsung untuk

mendapatkan data yang diperlukan, data yang diperoleh dari hasil

41

Sugiono, Metode Penelitian, hal. 224 42

Ibid, hal. 236

51

observasi adalah data jumlah kepala keluaga berdasarkan pekerjaan,

penghasilan dan pendidikan serta data jumlah penduduk berdasrkan

tingkat pendidikan, data-data tersebut diperoleh dari arsif kepala Dusun

Pegading.

Dalam observasi terdapat dua jenis observasi yaitu :

1) Observasi Partisipan

Adalah suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh

observasi dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-

orang yang akan diobservasi.

2) Observasi Non Partisipan

Merupakan suatu proses pengamatan observasi tanpa ikut

dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah

berkedudukan sebagai pengamat43

.

Dalam penelitian ini akan digunakan tekink observasi

partisipan, sebab peneliti ikut mengambil bagian dalam kehidupan

atau kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh obyek yang akan

diteliti.

e. Metode Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.44

43

Yatim Riyanto. Metode PeneIitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2001), hal. 99 44

Sugiono, Metode Penelitian, hal, 231

52

Esterbeng (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara,

yaitu wawancara terstruktur, semitersruktur, dan tidak terstruktur.45

1) Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau peengumpul datatelah

mengetahui dengan pasti tentang inpormasi apa yang diperoleh.

2) Wawancara Semiterstruktur

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept

interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari

wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara

lebih terbuka, dimana fihak yang diajak wwancara di minta

pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti

perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang

dikemukakan oleh informasi.

3) Wawancara Tak Berstruktur

Wawancara tak terstruktur, adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-

garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

45

Ibid. hal. 233

53

Pada penelitian ini, peneliti meggunakan wawancara

semiterstruktur untuk mendapatkan data yang diperlukan, adapun data

yang dierlukan eneliti adalah kegitan sehari-hari yang dilakukan oleh

obyek yang akan diteliti. Dan sasaran yang akan diwawancarai adalah

kepla Dusun setempat, Remaja Masjid, dan warga belajar.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara adalah data hasil

wawancara dari para narasumber dan dokumentasi kegiatan

wawancara dari para narasumber.

f. Metode Dokumentasi

Metode ini merupakan pengambilan data berdasarkan

dokumentasi yang dalam arti sempit berarti kumpulan data verbal

dalam bentuk tulisan46

.

Penulis mengunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan

data tentang letak geografis, jumlah Remaja Masjid, keadaan anak dan

keadaan sarana prasarana.

15. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menysun secara sistematis

data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-

bahan lain, sehingga dapat mudah di fahami, dan temuanya dapat di

informasikan kepada orang lain.47

46

Kuntjaningrat, Metode-Metode Penelitian Masyrakat (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1997), hal. 129 47

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alfabeta Bandung

2012. hal. 244

54

.Kemudian definisi lain mengemuakan bahwa anaslisi dalam

penelitian apapun, adalah merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan

dengan pengujian secara sistimatis terhadap sesuatu untuk menentukan

bagian, hubungan antar bagian, dan hubungan dengan keseluruhan.

Analisis adalah untuk mencapai pola48

Analisis data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan,

memanipulasi serta menyimpulkan data sehingga mudah untuk dibaca.

Berdasarkan definisi tersebut, analisis data dapat dikatakan sebagai suatu

cara untuk mengolah dan memaparkan data secara terorganisir dan

sistematis.

Pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan aturan-aturan

yang ada sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. Dalam data ini

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih mengacu pada

pengungkapan data sesuai dengan realita.

Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis induktif dan

dedukatif. Analisis induktif yang artinya dengan menguraikan peristiwa-

peristiwa atau data-data yang bersifat khusus untuk kemudian

mengumpulkannya dengan bersifat general. Sedangkan analisis dedukatif

artinya menguraikan peristiwa yang bersifat umum menyimpulkan dengan

sifat khusus. Jadi, analisis data merupakan langkah lanjutan dari kegiatan

pengumpulan data. Data yang terkumpul diolah dan dianalis dengan

48

Ibid. hal. 244

55

maksud agar data itu mempunyai arti dan mampu memberikan keterangan

tentang hasil penelitian.

Setelah data terkumpul, untuk selanjutnya data tersebut

diklasifikasikan dan dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif

analitik, yaitu metode yang digunakan untuk suatu data yang terkumpul,

kemudian diDusun, dijelaskan dan dianalisa, karena data yang

dikumpulkan berupa data kualitatif, maka yang digunakan dalam

menganalisis data adalah metode analisis deskriptif kualitatif.

16. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat

dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan

peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.49

Hal ini perlu dilakukan dalam upaya untuk memenuhi informasi yang

dikemukakan oleh penulis sehingga mengandung nilai kebenaran. Usaha

peneliti untuk memperoleh keabsahan data dapat dilakukan dengan

beberapa teknik diantaranya:

a. Perpanjangan pengamatan

Mengapa dengan perpanjang pengamatan akan dapat

meningkatkan kepercayaan kredibilitas data dan dengan perpanjangan

pengamatan berarti peneliti kembali kelapangan, melakukan

pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui

maupun yang baru.

49

Ibid, hal. 268

56

Dalam penelitian ini peneliti akan berusaha semaksimal

mungkin untuk mengumpulkan data sesuai dengan jadwal penelitian

yang telah ditemukan. tetapi jika data yang dibutuhkan masih dirasakan

belum cukup maka peneliti akan memperpanjang waktu penelitian agar

data yang dikumpulkan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

b. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara

lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka

kepastian data dan urutan peristiwa akan direkam secara pasti dan

sistimatis. Pengamatan sangat dibutuhkan dalam pendekatan penelitian

kualitatif dengan tujuan untuk menghindari data yang tidak benar yang

diperoleh dari responden yang bisa jadi obyek akan menutup diri

terhadap fakta yang sebenarnya. Oleh karena itu ketekunan peneliti

dalam mengamati sangat dituntun lebih serius.

Ketika melakukan penelitian, sumber data yang membutuhkan

ketekunan dan pengamatan yang serius adalah data penduduk

berdasarkan tingkat pendidikan yang diambil dari data desa, karana data

tersebut menjadi perbandingan jumlah tingakat pendidikan di masing-

masing dusun yang ada di desa batunyala.

c. Trianggulasi ( Gabungan )

Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

57

data yang memanfaatkan sesuatu yang lebih di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. Teknik

trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Trianggulasi dengan metode wawancara berarti suatu strategi

dengan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa sumber data dengan metode yang sama50

.

Data yang divalidasi adalah dokumen hasil dari wawancaa

beberapa narasumber dengan melihat pedoman wawancara.

d. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan refrensi yang digunakan oleh peneliti adalah dokumen

pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan, sebagai

contoh,dokumen hasil wawancara dan didukung dengan foto

wawancara dengan para narasumber. Bahan refrensi lainnya adalah

dokummen kegiatan-kegiatan seperti absensi kegiatan, jadwal

pelaksanaan kegiatan, serta foto-fohto kegiatan.

Dengan menggunakan bahan reprensi diatas maka peneliti telah

mendapatkam masalah-masalah yang diteliti dan mendapat informasi

yang akurat oleh informan sehingga data yang diteliti dapat

dikembangkan dan menjadi bahan acuan untuk menyelesaikan skripsi

dan dapat peneliti mempertanggungjawabkan bahwa data yang peneliti

kumpulkan adalah benar-benar dari hasil peneliti sendiri dan tidak

dikutip dari peneliti lain.

50

Ibid, hal. 329

58

P. Sistematika Pembahasan

Skripsi ini disusun dalam sistematika pembahasan yang terdiri dari:

bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal skripsi ini memuat hal-

hal yang bersifat formalitas, tentang halaman judul, halaman pengajuan,

halaman persetujuan dan daftar isi. Bagian isi yang merupakan inti dari hasil

penelitian yang terdiri dari empat bab dan masing-masing bab terbagi dalam

sub-sub bab.

Pada BAB I Pendahuluan dipaparkan konteks penelitian dengan

menggambarkan alasan pengangkatan judul, fokus penelitian, tujuan dan

manfaat, ruang lingkup dan setting penelitiannya, telaah pustaka untuk

pembanding sebagai keaslian penelitian, kerangka teoretik, metode penelitian

yang memaparkan tentang pendekatan penelitian yang di gunakan, kehadiran

peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik

analisis data, validitas data, dan sistematika penelitian yang mengutarakan

tentang langkah-langkah penelitian mulai dari Bab I sampai dengan Bab IV.

Pada BAB II paparan data dan temuan berisi pemaparan hasil temuan di

lapangan meliputi gambaran umum lokasi penelitian, peran Remaja Masjid

dalam meningkatkan motivasi peserta ddik serta strategi dalam menghadapi

kesulitan memotivasi belajar peserta didik tersebut. yang didukung oleh data

yang diperoleh dari metode yang digunakan.

Pada BAB III pembahasan, membahas hasil temuan dari persfektif teori

dengan kenyataan di lapangan dan.

59

Pada BAB IV penutup, menyimpulkan isi penelitian dan memberikan

saran. Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-

lampiran pedoman interview, pedoman observasi dan pedoman dokumentasi.

60

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis Dusun Pegading

Letak wilayah Dusun Pegading berada di Jalan Raya Praya -

Mujur, Desa Batunyala, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok

Tengah. Adapun luas wilayah ini adalah kurang lebih 5.5 hektar dengan

perbatasan sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Dusun Bagek Tenten

b. Sebelah Selatan : Dusun Bun Linti

c. Sebelah Timur : Dusun Kelebuh

d. Sebelah Barat : Dusun Tempas

Status tanah di wilayah Dusun Pegading adalah tanah hak milik/

guna bangunan/ lahan pertanian yang memiliki sertifikat/ leter c dari

Badan Pertanahan Kabupaten Lombok Tengah.

2. Keadaan Penduduk

Dusun Pegading merupakan bagian dari wilayah Desa Batunyala,

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Praya Tengah dimana penduduknya

terdiri dari penduduk asli pribumi. Sesuai perkembangan penduduk setiap

tahunnya bertambah, maka penulis mendapatkan data dari Kepala Dusun

Pegading sudah mencapai 400 penduduk asli. Dengan rincian laki-laki 202

orang dan perempuan 198 orang, jadi jumlahnya 400 jiwa. Sedangkan

43

61

jumlah bangunan rumah tinggal dari RT. 001 s/d 02 sebanyak 87

bangunan.51

3. Keadaan Pendidikan Masyarakat

Secara umum, masyarakat Dusun Pegading mulai mengenyam

pendidikan formal semenjak berdirinya Sekolah Rakyat (SR) di Desa

Batunyala pada tahun 1950-an. Sekalipun keberadaan lembaga pendidikan

ini di pusat Desa Batunyala, akan tetapi tidak secara otomatis membuat

anak-anak di Dusun Pegading langsung berpartisipasi menjadi peserta atau

murid. Ketidakikutsertaan anak laki-laki maupun perempuan dalam bidang

pendidikan di Dusun Pegading pada saat itu sangat dipengaruhi oleh faktor

budaya, agama dan faktor ekonomi52

“Pasrtisifasi masyarakat Dusun Pegading dalam mengenyam

pendidikan SR mulai meningkat secara bertahap, namun masih belum

terlihat peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat lagi dengan

kurangnya masyarakat yang sudah menamatkan SR atau SDN, Sekolah

Guru Bawah (SGB) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena pada

era 1950-1970-an belum ada satupun lembaga pendidikan tingkat lanjut

yang ada di Dusun Pegading ataupun di Desa Batunyala, melainkan

adanya di desa yang jauh secara jarak dari Dusun Pegading. Kemudian

sekitar tahun 1980-1985 sudah ada anak dari Dusun Pegading yang

melanjutkan pendidikan kejenjang SMA/MA yang ada di Muhajirin

51

Observasi, data penduduk Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 03 Maret 2015 52

M. Ridawan, Ketua Remaja. Wawancara di Dusun pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 03 Maret 2015

62

Praya dan Pancor, haingga tahun 1999 ada salah seorang warga yang

berhasil menamatkan pendidikan starata satu (S1) di IAIN Sunan Ampel

Mataram”53

Berdasarkan data pencahahan dari kantor desa, hingga akhir tahun

2015, sudah terlihat peran yang besar dari masyarakat di Dusun Pegading

yang berhasil menamatkan pendidikan pendidikan ke jenjang Starata satu

(S1). Adapaun data tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 01.

Stratifikasi Pendidikan Penduduk

Dusun Pegading Tahun 201554

No Pendidikan Jumlah

1 Non Pendidikan 105

2 SD 109

3 SMP/MTs 93

4 SMA/MA 71

5 D1/D2/D3 0

6 S1 22

Total 400

Pada tabel ini terlihat bahwa sebagian besar penduduk Dusun

Pegading hanya mampu mengenyam pendidikan sampai pada tingkatan

SD, SMP/MTs. Sedangkan yang mengenyam pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan pada permasalahan

ekonomi dan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai arti pentingnya

pendidikan.

53

. Busairi, Wawancara, di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 04 Maret 2015 54

.Observasi Data kantor Desa Batunyala 2014

63

4. Keadaan Remaja Masjid

Dalam pelaksanaan pemberian motivasi kepada warga belajar

harus didukung ketersediaan tenaga pendidik yang relevan dengan

kebutuhan, sebab tenaga yang ada harus mempunyai latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.

Dalam hal ini upaya pemberian motivasi dilakukan oleh Remaja

Masjid dengan meminta tenaga pendidik yang berlatar belakang

pendidikan guru. Karena mereka akan mampu memahami perkembangan

perubahan hasil belajar, memahami ilmu pendidikan dan memahami

kebutuhan serta kematangan warga belajar untuk menerima materi

pengajaran yang relevan sesuai dengan tuntutan kebutuhan warga

belajar55

.

Dalam memberikan motivasi kepada warga belajar selain dari

remaja masjid sendiri juga di ambil dari para sarjana-sarjana yang berlar

belakang pendidikan dengan mnyesuaikan metode pendidikan/pengajaran

dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Adapun jumlah tenaga

pendidik yang ada di dusun pegading, sebagai mana tertera pada tabel

berikut :

55

H. Achmad, Wawancara, di Dusun Pegading 03 Maret 2015

64

Tabel 2.2

Daftar Nama Tenaga Pendidik56

No Nama Gelar L/P Tahun

Lulusan Profesi

1 BUSAIRI S. Ag L 1990 PNS

2 SYAMSUL RIJAL S. Pd. I L 2007 Guru Honor

3 FAIZI S. Pd. L 2006 PNS

5 MULIADI S. Pd. I L 2004 Guru Honor

6 JAMILATUL H. S. Pd. I P 2007 Guru Honor

7 LUTFI SAFI’I S. Pd. I L 2007 Guru Honor

8 SAMSUL FADLI S. Pd. L 2006 Guru Honor

Remaja masjid sebagai fasilitator sekaligus sebagai pelaku kegiatan

adalah remaja masjid yang memiliki komitmen dan pendidikan yang

cakap, sehingga mampu mendesain kegiatan yang dapat memberikan

motivasi kepada warga belajar.

Kehadiran Remaja Masjid yang ada di Dusun Pegading ini jika

dapat dimaksimalkan oleh elemen masyarakat sebagai motivator maka

akan muncul banyak warga belajar yang memiliki pendidikan tinggi di

Dusun Pegading kedepannya. Kemudian Remaja Masjid yang ada pada

Dusun Pegading ini juga diharapkan dapat memaksimalkan potensi nya

dan bergerak untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya

pendidikan.

5. Keadaan Warga belajar

Warga belajar di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan

Praya Tengah Kab. Lombok Tengah yang sedang mengenyam pendidikan

SMA/MA dan kulyah diperguruan tinggi seluruhnya berjumlah 49 warga

56

Observasi, Data Tenaga Pendidik Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan

Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Than 2014

65

belajar, dari jumlah 49 warga belajar tersebut yang sedang menempuh

pendidikan di sekolah menengah atas (SMA/MA) berjumlah 30 dan

perguruan tinggi berjumlah 19 orang yang dirincikan dalam rincian tabel

dibawah ini.

Tabel 2.3

Daftar Nama Warga belajar yang sedang menempuh Pendidikan di

Perguruan Tinggi57

NO NAMA L/K PERGURUAN TINGGI

1 Muh . Fauzi L IAIN Mataram

2 M . Azami L Muhammadiyah Mataram

3 Muh. Zinuni Nasri L IAIN Mataram

4 Muhudan Wijaya L IKIP Mataram

5 Muh. Ilham Dani L IKIP Mataram

6 Zulkarnain L IAIN Mataram

7 Abd. Hafiz L IAIN Mataram

8 Agus Wahyudi L IAIN Mataram

9 Nini Maharani P IAIN Mataram

10 Hafsah P IAIN Mataram

11 Suratul Aini P Universitas Mataram

12 Nuri Hariyadi L IKIP Mataram

13 Rudi Darmawan L IAIN Mataram

14 Badarudin L IKIP Mataram

15 Khaeru Ahyadi L UK Malanag

16 Abd. Hanan L IKIP Mataram

17 Ervan Jayadi L IAIN Mataram

18 Agus Purwanto L Universitas Mataram

19 Rozi L YARSI Mataram

57

Observasi, Data Warga Belajar Yang Mengenyam Pendidikan Di Pergruan Tinggi

Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Than

2014

66

Tabel 24

Warga belajar Yang Sedang Menempuh Pendidikan

di SMA atau Sederajat58

No Nama L/K Nama Sekolah

1 Masitah P Ma Darul Anshor Pegading

2 Ratna Kamala P Ma Darul Anshor Pegading

3 Fatmawati P Ma Darul Anshor Pegading

4 Laelatul Sahadah P Ma Darul Anshor Pegading

5 Baharudin L Ma Darul Anshor Pegading

6 Basri L Ma Darul Anshor Pegading

7 Farid Salman L Ma Darul Anshor Pegading

8 Mihardi L Ma Darul Anshor Pegading

9 Ramli Ahmad P Ma Darul Anshor Pegading

10 Kholi Ulyawati P Man 1 Praya

11 Solatiah Asriani P Man 1 Praya

12 Lilis Hardiyanti P Man 1 Praya

13 Safratul Aini P Ma Darul Anshor Pegading

14 Ita Permata Sari P Ma Darul Anshor Pegading

15 Dodi Firmansah L Ma Darul Anshor Pegading

16 M. Juliyadi L Ma Nurul Hakim Kediri

17 Kurniati P Ma Darul Anshor Pegading

18 Rina Rosmiani P Ma Darul Anshor Pegading

19 Warni P Ma Darul Muhajirin Praya

20 Kamarudin L Ma Darul Anshor Pegading

21 Sopian Hadi L Ma Darul Anshor Pegading

22 Hartawan L Ma Darul Anshor Pegading

23 Sulaiman L Ma Darul Muhajirin Praya

24 Merip L Ma Darul Anshor Pegading

25 M.Jayadi L Ma Darul Anshor Pegading

26 Dadi Subari L Ma Darul Anshor Pegading

27 M.Ikhsan L Ma Darul Anshor Pegading

28 M. Zaenal L Ma Darul Muhajirin Praya

29 Yulianto L Ma Darul Muhajirin Praya

30 M. Anam Azmi L Ma Darul Muhajirin Praya

58

Observasi, Data Warga Belajar Yang Sedang Menemph Pendidikan Di SMA Ata

Sederajat Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok

Tengah Than 2014

67

Warga belajar yang sedang mengenyam pendidikan, sangat

membutuhkan kehadiran motivator, karena dalam proses perkembangan

warga belajar sering mengalami banyak guncangan. Hal ini dikarekan

banyaknya tekanan yang dihadapi oleh warga belajar di sekolah atau di

sebuah perguan tinggi, minaslnya padatnya jadwal dan banyaknya tugas59

.

6. Struktur Organisasi Pengurus Remaja Masjid Dusun Pegading

Dari data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian bahwa

pengurus remaja masjid adalah remaja masjid yang ada di wilayah Dusun

Pegading dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikan dan

komitmen kerja. Sehingga pengurus remaja masjid diambil dari remaja

yang telah menamatkan pendidikan S1, remaja yang masih aktif di

perguruan tinggi dan remaja yang telah menamatkan studi pendidikan

SMA/MA

Adapun struktur pengurus remaja masjid adalah :

Tabel 25

Susunan pengurus remaja masjid Dusun Pegading Desa Batunyala

Tahun 201560

No Nama Pengurus Jabatan

1. Muh. Ridwan, S.Kom Ketua

2. Zinuni Nasri, S.Pd Sekretris

3. Badarudin, S.Pd Ketua Bidang Pembinaan Remaja

4. Hariyanto, S.Pd Ketua Bidang Kewirausahan

5. Ilham dani, S.Pd Ketua Bidang Seni dan Dakwah

6. M. Azami, S.Pd Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan

Masyarakat

59

Busairi, Wawancara, Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kcamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah, Tanggal 05 Maret 2015 60

Observasi, Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten

Lombok Tengah. Tanggal 06 Maret 2015

68

7. Nini Maharani Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan

8. Juaini, S.Com Waket Bidang Pembinaan Remaja

9. M. Jayadi, S,Pd Waket Bidang Kewirausahaan

10. Kholidin, S.Pd Waket Bidang Seni dan Dakwah

11. Irfan Jayadi Waket Bidang Partisipasi Masyarakat

12. Luli hardiyanti Waket Bidang Pemberdayaan Perempuan

13. Lilis Juniarti Bendahara

Dari data tabel di atas bahwa semua pengurus remaja adalalh

remaja-remaja masjid yang terpilih karena memiliki komitmen dan

pendidikan yang cukup tinggi dan sebagian lainnya masih tegolong

sebagai mahasiswa aktif, remaja-remaja tersebut di harapkan mampu

melakukan berbagai macam kegiatan-kegiatan dalam rangka

pengembangan sumber daya manusia di Dusun Pegading61

.

Remaja yang menghimpun diri dalam remaja masjid memiliki visi

dan misi bersama yaitu ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa serta

ikut menciptakan kedamaian dan kemanan msyarakat sesuai dengan cita-

cita proklamasi kemerdekaan Indonesia serta melakukan kegiatan-kegiatan

yang fositif sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat terutama

ikut serta berperan aktif dalam memberikan motivasi kepada warga belajar

yang ada di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah.

61

M. Ridawan, Ketua Remaja. Wawancara di Dusun pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 03 Maret 2015

69

B. Peran Remaja Masjid dalam Memotivasi Warga belajar di Dusun

Pegading

Peran Remaja Masjid di tengah masyarakat adalah bukti nyata sebagai

media cara untuk memberikan motivasi melalui tindakan dan pengarahan

yang bisa membentuk dan memacu motivasi anak untuk terus dan mau

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, meski di tengah-tengah

keterbatasan ekonomi orang tua. Semangat dan motivasi yang diberikan oleh

para remaja masjid di Dusun Pegading telah banyak memberikan sumbangan

moril kepada warga belajar di Dusun Pegading terbukti dari hasil survey

bahwa jumlah anak-anak putus sekolah setiap tahun semakin berkurang, dan

anak-warga belajar yang melanjutkan pendidikan ketingkat sekolah menenga

atas (SMA) atau sederajat dan perguruan tinggi semakin meningkat.62

Dengan pengalaman yang sudah didapat di bangku sekolah, para

Remaja Masjid diharapkan dapat memberikan inovasi dan kreasi dalam

bidang pengajaran untuk pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik

bagi peserta didik, ekstrakurikuler untuk pengembangan skill dan hobi serta

bidang konsultatif dan pemberian motivasi untuk pengembangan kepribadian

dan karakter.63

Kehadiran Remaja Masjid di Dusun Pegading memberikan dampak

besar dalam perkembangan pola pemikiran masyarakat terhadap pentingnya

pendidikan. Dalam hal yang lebih luas lagi, Remaja Masjid di Dusun

Pegading juga diharapkan dapat melatih pola pikir dan memberikan

62

. Observasi, Di Dusun Pegading. Tanggal 07 Maret 2015 63

Observasi, Di Dusun Pegading. Tanggal 08 Maret 2015

70

pendidikan tambahan bagi warga belajar serta menjadi motivator bagi warga

belajar untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Dalam

upaya pemberian motivasi yang dilakukan oleh Remaja Masjid di Dusun

Pegading dilakukan melalui program diskusi umum, pembelajaran tanbahan

Program ini dibentuk dan telah disepakati oleh warga.64

Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan penyelenggara

program mengenai program-program yang disebutkan diatas, maka peneliti

uraikan sebagai berikut:

1. Diskusi Umum

Diskusi umum ini yang membahas tentang kondisi masyarakat yang

ditinjau dari sudut pandang, ekonomi sosial politik dan budaya. Pelaksana

teknis kegiatan diskusi umum oleh Pengurus Remaja Masjid Nurul Jinan

Dusun Pegading dan tempat pelaksanaan kegiatan diskusi umum ini adalah

Masjid Nurul Jinan Pegading. Diskusi ini dilaksanakan dua kali dalam satu

bulan,65

dan para Remaja Masjid yang berperan aktif dalam hal tersebut

adalah yang tertera dalam tabel di bawah ini :

Tabel 26

Data Fasilitator Kegiatan Diskusi Umum Dusun Pegading66

No Nama Waktu

1. Busairi, S.Ag 2x60 menit

2. Muliadi, S. Pd. I 2x60 menit

3. Faizi, S. Pd. 2x60 menit

4. Samsul Fadli, S. Pd. 2x60 menit

5. Samsul Lutfi Safi’i, S. Pd. I 2x60 menit

64

.Ridwan, Ketua Remaja. Wawancara, Di Dusun Pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah, Tanggal 03 Maret 2015 65

Observasi, Di Dusun Pegading. Tanggal 07 Maret 2015 66

Observasi, Data Fasilitator Kegiatan Diskusi Umum Dusun Pegading tahun 2015.

71

Landasan utama dalam pelaksanaan diskusi umum ini adalah adanya

wadah untuk mengasah pengetahuan yang dimiliki para warga belajar

untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh anak-warga

belajar ketika mereka belajar di sekolah dan perguruan tinggi masing-

masing.

Kegiatan diskusi umum telah mendapat respon positif di kalangan

masyarakat terutama dari kalangan orang tua warga belajar, dari hasil

wawancara dengan sejumlah responden mengatakan bahwa kegiatan

diskusi umum tersebut adalah kegiatan yang dapat menunjang

pengetahuan warga belajar apalagi ditengah-tengah kondisi remaja hari ini

yang banyak disibukkan dengan kegiatan yang tidak bermanfaat seperti

menonton filem sinetron yang tidak mendidik, nongkrong-nongkrong di

jalanan, bergaul dengan teman-teman yang kegiatan-gegiatan yang tidak

berguna.67

Berdasarkna hasil wawancara dengan warga belajar mereka

berpendapat bahwa tujuan yang diharapkan dari diskusi umum ini adalah

“Sebagai media silaturrahmi antara Remaja Masjid dengan warga belajar

,sebagai sarana untuk Tejalinnya komunikasi yang baik antara warga

belajar yang mengenyam pendidikan di berbagai macam perguruan tinggi

dan warga belajar yang sedang menempuh bangku sekolah di SMA atau

sederajat”68

“sebagai sarana Warga belajar agar dapat termotivasi untuk

menjadi seseorang yang bisa berbicara didepan orang banyak atau fokal

67

Suadnan Wawancara, Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah.

04 Maret 2015 68

Agus wahyudi, Wawancara, Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah. 07 Maret 2015

72

berbicara di muka umum”, “Terlatihnya mental warga belajar untuk

menyampaikan pendapat mereka atau unek-unek mereka”69

, “Sebagai

sarana untuk menambah hazanah pengetahuan anak-warga belajar sebagai

bekal mereka di masa yang akan datang serta Sebagai sarana untuk

memotivasi anak untuk lebih banyak membaca dan mencari informasi”70

Dan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa Remaja Masjid

mereka berpendapat tujuan dari diskusi umum ini dilaksanakan “Sebagai

cara untuk menjalin keakraban dengan para warga belajar dan memberikan

motivasi kepada warga belajar utntuk terus belajar”71

,”Sebagai sarana

untuk memotivasi diri bahwa media belajar dan mengajar tidak hanya di

bangku sekolah” dan “Sebagai sarana untuk mengasah kembali ilmu

pengetahuan yang dimiliki”72

.

2. Pembelajaran Tambahan.

Berdasarkan hasil wawancara, “Pembelajaran tambahan yang

diprakarsai oleh para Remaja Masjid adalah pembelajaran tambahan lintas

minat dan pengembangan diri seperti Studi Club Bahasa Inggris, kelompok

belajar sains dan ilmu pengetahuan alam, kelompok belajar seni dan

dakwah. Program ini dilaksanakan karena belum terakomodasinya bakat

69

Rudi Darmawan, Wawancara, Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah. 10 Maret 2015 70

Zinuni Nasri, Wawancara. Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 03 Maret 2015 71

Rozi’ah, Wawancara, Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah.

kamis, 19 Maret 2015 72

Jamilatun Kairani, Wawancara. Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan

Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 03 Maret 2015

73

dan minat warga belajar, padahal bakat dan minat anak-warga belajar di

dusun pegading sangat potensial untuk dikembangkan”.73

“Pembelajaran tambahan ini merupakan salah satu langkah yag

dilakukan oleh para Remaja Masjid untuk meningkatkan motivasi dan

bakat warga belajar, pelaksanaan pembelajaran ini dengan cara para

Remaja Masjid mengumpulkan semua warga belajar untuk membentuk

kelompok belajar sesuai dengan minat, bakat dan bidangnya masing-

masing”74

, adapun Remaja Masjid yang aktif dalam hal ini adalah yang

tertera dalam tabel dibawah ini.

Tabel 27

Datab Fasilitator Pembelajaran Tambahan Dusun Pegading75

No Nama Profesi

1. Samsul Fadli, S.Pd Guru Bahasa Inggris

2. Faizi, S.Pd Guru Bahasa Indonesia

3. Jamilatu Khairani Guru Matematika

4. Busairi, S. Pd. I Guru Bahasa Arab

5. Muliadi, S. Pd. I Guru Al-Qur’an Hadits

Kegiatan pembelajaran tambahan yang dilaksanakan di Dusun

Pegading ini dilaksanakan dua kali dalam satu minggu.76

Sedangkan

manfaat yang didapatkan dari kegiatan ini adalah:

“Sebagai sarana untuk mengembangkan minat dan bakat yang sesuai

dengan potensinya masing-masing dan sebagai sarana untuk

73

. Kholidi, Wawancara. Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 03 Maret 2015 74

.Samsul Fadli, Wawancara, Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah. Jum’at, 05 Maret 2015 75

.Observasi. Data Fasilitator Pembelajaran Tambahan Dusun Pegading Tahun 2015. 76

Observasi, Di Dusun Pegading. Tanggal 04 Maret 2015

74

mengekspresikan diri”.77

; “Sebagai sarana untuk menambah wawasan

keilmuan dan menambah rasa optimisme dan kepercayaan diri ”. 78

Hal tersebut juga dipertgas oleh beberapa Remaja Masjid yang

mengatakan:

“Sebagai tempat mengabdikan diri untuk menyelamatkan anak-anak

bangsa yang sedang mencari jati diri dari warga belajar tersebut”.79

; “Agar

potensi dan bakat mereka terasah secara fositif dan terarah”; “Untuk

mengasah ilmu pengetahuan dan potensi yang dimiliki”.80

Upaya pemberian motivasi oleh Remaja Masjid yang dilakukan melalui

program di atas akan dikatakan berhasil apabila motivasi yang diberikan oleh

Remaja Masjid diterima dengan baik oleh warga belajar. Dari hasil wawancara

peneliti dengan beberapa warga belajar di Dusun Pegading yang mengikuti

program-program di atas, maka diutarakan sebagai berikut :

1. “Program-program yang dilaksanakan di atas para warga belajar

termotivasi untuk terus mengasah dan mengembangkan minat dan

potensinya”81

2. “Program-program diatas dapat menciptakan warga belajar lebih kompettif

di era persaingan global saat ini, sehingga rasa optimisme dapat terbentuk

dalam jiwa warga belajar”.82

77

Hartawan, Wawancara, Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 10 Maret 2015 78

Safratul Aini, Wawancara, Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 10 Maret 2015 79

Mahli, Wawancara, Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 12 Maret 2015 80

Hirjan, Wawancara. Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 10 Maret 2015 81

. Zulkarnain dan Nuri Khariadi. Wawancara. Di Dusun Pegading Desa Batunyala

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 15 Maret 2015

75

3. “Program-program tersebut sebagai inspirasi warga belajar sekaligus

sebagai motivasi terbesar bahwa sukses sejati adalah mereka yang sukses

dan mampu mensukseskan orang lain atau mereka yang berguna untuk

kemaslahatan orang banyak”.83

Dari semua program yang dibentuk oleh semua Remaja Masjid di

Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah di bantu oleh

para sarjana-sarjana sebagai tutor dan sebagai tempat untuk meminta saran

dan penasehat semua kegiatan-kegiatan remaja diantaranya pada table

dibwah:

82

Agus Purwanto, Wawancara, Dusun Pegading tanggal 15 Maret 2015 83

Rudi Darmawan, Wawancara, Dusun Pegading Tanggal 15 Maret 2015

76

Tabel 28.

Data para sarjana Yang ikut andil dalam kegiatan remaja masjid

Di Dusun Pegading.84

NO NAMA GELAR L/P PROFESI

1. Busairi S. Ag L PNS

2. Faizi S. Pd. L PNS

3. Muliadi S. Pd. I L Guru Honor

4. Jamilatul Hairani S. Pd. I P Guru Honor

5. Lufi Safi’i S. Pd. I L Guru Honor

6. Samsul Fadli S. Pd. L Guru Honor

7. Zuryatun Toyibah S. Pd. I P Guru Honor

8. Nurjannah S. P P Guru Honor

Nama-nama sarjana yang tertera dalam table diatas adalah sebagai

dewan Pembina sekaligus sebagai penasehat remaja masjid, dan mereka

juga selalu diminta untuk sebagai pemateri, tutor dan penceramah dalam

setiap agenda kegiatan remaja masjid.

. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang pengurus dari

dewan pesasehat remaja masjid dia berpendapat bahwa: “ketika anaka

didik pulang ke kampung halaman mereka ketika bertemu dan ngobrol

sama warga belajar, mereka menanyakan tentang pendidikan mereka,

kapan warga belajar tersebut selesai pendidikannnya. Dan memberikan

motivasi terhadap warga belajar dengan menceritakan hal-hal apa yang

mereka jalani di bangku kuliah dulu”.85

Adapun warga belajar yang aktip dalam mengikuti semua program

yang ada di dusun pegading dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

84

Observasi, Data Jumlah Sarjana Yang Berperan Aktif Dalam Semua Program Di

Dusun Pegading, Tahun 2014 85

Subakti Dan Tina, Wawancara, Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah, tanggal, 24 Maret 2015

77

Tabel 29

Data Jumlah warga belajar Yang Berperan Aktif Dalam Semua

Program Di Dusun Pegading.86

No Nama L/K Sekolah/Universitas

1. Muh . Fauzi L IAIN Mataram

2. M . Azami L Muhammadiyah Mataram

3. Muh. Zinuni Nasri L IAIN Mataram

4. Muhudan Wijaya L IKIP Mataram

5. Muh. Ilham Dani L IKIP Mataram

6. Zulkarnain L IAIN Mataram

7. Abd. Hafiz L IAIN Mataram

8. Agus Wahyudi L IAIN Mataram

9. Nini Maharani P IAIN Mataram

10. Hafsah P IAIN Mataram

11. Suratul Aini P UNRAM

12. Nuri Hariyadi L IKIP Mataram

13. Rudi Darmawan L IAIN Mataram

14. Badarudin L IKIP Mataram

15. Abd. Hanan L IKIP Mataram

16. Ervan Jayadi L IAIN Mataram

17. Agus Purwanto L UNRAM

18. Rozi L YARSI Mataram

19. Masitah P Ma Darul Anshor Pegading

20. Ratna Kamala P Ma Darul Anshor Pegading

21. Fatmawati P Ma Darul Anshor Pegading

22. Laelatul Sahadah P Ma Darul Anshor Pegading

23. Baharudin L Ma Darul Anshor Pegading

24. Basri L Ma Darul Anshor Pegading

25. Farid Salman L Ma Darul Anshor Pegading

26. Mihardi L Ma Darul Anshor Pegading

27. Ramli Ahmad P Ma Darul Anshor Pegading

28. Kholi Ulyawati P Man 1 Praya

29. Solatiah Asriani P Man 1 Praya

30. Lilis Hardiyanti P Man 1 Praya

31. Safratul Aini P MTs. Darul Anshor Pegading

32. Ita Permata Sari P Ma Darul Anshor Pegading

86

Observasi, Data Jumlah Sarjana Yang Berperan Aktif Dalam Semua Program Di

Dusun Pegading, Tahun 2014

78

33. Dodi Firmansah L Ma Darul Anshor Pegading

34. M. Juliyadi L Ma Nurul Hakim Kediri

35. Kurniati P Ma Darul Anshor Pegading

36. Rina Rosmiani P Ma Darul Anshor Pegading

37. Warni P SMP 1 Praya Tengah

38. Kamarudin L Ma Darul Anshor Pegading

39. Sopian Hadi L Ma Darul Anshor Pegading

40. Hartawan L MTs. Darul Anshor Pegading

41. Sulaiman L Ma Darul Muhajirin Praya

42. Merip L Ma Darul Anshor Pegading

43. M.Jayadi L Ma Darul Anshor Pegading

44. Dadi Subari L Ma Darul Anshor Pegading

45. M.Ikhsan L Ma Darul Anshor Pegading

46. M. Zaenal L Ma Darul Muhajirin Praya

47. Yulianto L MTs. Darul Muhajirin Praya

48. M. Anam Azmi L Ma Darul Muhajirin Praya

Berdasarkan tabel di atas maka peneliti dapat mengamati bahwa

yang aktif dalam semua program yang ada di dusun pegading berjumlah

48 (empat puluh delapan) orang dan yang tidak mengikuti semua program

yang ada di dusun pegading adalah warga belajar yang sedang menempuh

pendidikan di luar daerah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang Remaja Masjid

mengatakan bahwa: “Dalam semua progaram yang dilaksanakan di Dusun

Pegading tidak memiliki sangsi seperti yang terdapat di lembaga

pendidikan formal, adapun warga belajar yang tidak mengikuti program

selama tiga kali berturut-turut tanpa pemberitahuan para Remaja Masjid

langsung kroscek kerumah warga belajar tersebut untuk menanyakan

kendala tersebut kepada orang tua warga belajar. Sehingga ketika warga

belajar berbicara secara kekeluargaan bersama para pendidik atau Remaja

79

Masjid mereka selaku warga belajar merasa diperhatikan dan berusaha

untuk mengikuti program tersebut”.87

Dari hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa untuk memotivasi warga belajar tidak cukup dengan

pemberian materi saja melainkan butuh perhahatian khusus untuk anak

yang sulit menerima motivasi tersebut, artinya selain dari pemberian

motivasi para Remaja Masjid juga harus memberikan motivasi kepada

orang tua warga belajar bagaimana membina dan memberikan motivasi

kepada anak-anak mereka.

C. Kendala yang Dihadapi Remaja Masjid dalam Memberikan Motivasi

Warga belajar di Dusun Pegading

Problematika merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh setiap

manusia karena adanya ketidak sesuaian antara apa yang terjadi dengan apa

yang diharapkan.88

Sesuai dengan hasil observasi peneliti bahwa problema

yang dihadapi para Remaja Masjid dalam meningkatkan motivasi warga

belajar Untuk melanjutkan pendidikan ke jejang pendidikan yang lebih tinggi

di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kab. Lombok

Tengah dapat berupa faktor intern dan faktor ekstrenal. Faktor internal warga

belajar masih rendah karena disebabkan warga belajar itu sendiri, terutama

87

Kholidi, Wawancara, Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah,

tanggal, 24 Maret 2015 88

Sarwiji, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hal. 56

80

kemampuan mereka dalam berfikir dan memahami apa disampaikan para

Remaja Masjid.89

Sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan sekolah dan teman-

teman sebaya dapat mempengaruhi semangat belajar seorang warga belajar.

Selain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan masyarakat juga

mempengaruhi aktivitas belajar warga belajar.

Permasalah keluarga yang dirasakan berat dan sangat mempengaruhi

kegiatan belajar seperti kondisi perekonomian keluarga yang masih kurang.

Begitu juga dengan faktor masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar anak seperti salah satunya teman bergaul, kondisi lingkungan

yang kurang kondusif.90

Menurut hasil wawancara dengan salah satu Remaja Masjid bahwa

“faktor eksternal bisa juga disebabkan oleh cara dan waktu yang tidak sesuai

apalagi dalam memotivasi, artinya cara atau metode yang disampaikan terlalu

sulit sedangkan waktu pertemuan dengan warga belajar sangat sedikit mereka

lebih banyak melakukan pekerjaan rumah membantu orang tua”.91

Sedangkan lebih lanjut kepala dusun juga menegaskan bahwa

problematika para Remaja Masjid dalam meningkatkan motivasi warga

89

M. Ridawan, Ketua Remaja. Wawancara di Dusun pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun, Tanggal 03 Maret 2015 90

Harianto, Wawancara, Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah, Tanggal 13 Maret 2015 91

Zuryatun Toyibah, Wawancara. Di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan

Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah, Tanggal 17 Maret 2015

81

belajar di Dusun Pegading Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kab.

Lombok Tengah adalah : 92

a. Profesionalisme para Remaja Masjid yang masih rendah

b. Tidak semua para Remaja Masjid telah lulus kuliah.

c. Sarana dan prasarana

d. Kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat kurang mencerminkan

budaya pendidikan

Berdasarkan hasil wawancara dengan para Remaja Masjid dan warga

belajar di Dusun Pegading Selain problem diatas masalah yang sering terjadi

dalam pelaksanaa kegiatan dalam rangka memotivasi warga belajar adalah

“Kurangnya dana untuk pembelian perangkat pembelajaran lintas minat

seperti ketersedian buku-buku pedoman dan literatur seperti kurangnya

ketersedian kamus bahasa inggris, kamus bahasa indonesia dan kamus bahasa

arab yang lengkap, biasanya buku kamus yang di pakai hanya kamus yang

dimiliki oleh para tutor”93

, “Harga buku-buku literatur cukup mahal sehingga

peserta didik yang mampu membeli hanya peserta didik yang tingkat

perekonomiannya lebih tinggi”94

,“Situasi dan keadaan ekonomi orang tua

menjadi hambatan yang cukup berarti, para warga belajar sering tidak masuk

mengikuti kegiatan karena sibuk membantu orang tua mencari rizki untuk

tambahan biaya hidup, atau banyak warga belajar terutama warga belajar

perempuan menggantikan peran ibunya di dapur selama orang tuanya pergi

92

Suadnan KADUS Pegading, Wawancara. Tanggal 03 Maret 2015 93

Lutfi Safi’i, Wawancara. Pegading, Tanggal 25 Maret 2015 94

Badarudin, Wawancara. Pegading, Tanggal 25 Maret 2015

82

panen padi di musim panen padi”95

, “Kondisi psikologis anak juga sering

menjadi problema selama kegiatan pembelajaran berlangsu ng, problem yang

sering terjadi di Dusun Pegading adalah kondisi psikologis anak remaja yang

sering patah hati, sering mementingkan diri sendiri, sering SMSan dengan

lawan jenis pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga

konsentrasi terganggu dan adapula warga belajar yang menikah sebelum

waktunya dikarenakan kondisi psikologis tersebut”.96

Dari semua paparan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa kendala

yang dihadapi oleh para Remaja Masjid dalam pelaksanaan proses

memotivasi warga belajar antara lain kurangnya profesionalisme mengajar

para Remaja Masjid, kurangnya sarana dan prasaranan, kondisi lingkungan

warga belajar yang kurang kondusif, atau tidak mencerminkan budaya

pendidikan sehingga warga belajar tidak terlalu mementingkan prestasi

belajar mereka dan ini berdampak juga pada kondisi psikologis anak-warga

belajar yang mulai tumbuh remaja, dan problem lain yaitu kurangnya

kontribusi materi untuk kelancaran proses kegiatan belajar dan mengajar

95

Nurjannah, Wawncara, Pegading, Tanggal 25 Maret 2015 96

Mahsun, Wawncara,, Pegading, Tanggal 25 Maret 2015

83

BAB III

PEMBAHASAN

A. Peran Remaja Masjid dalam Memotivasi Warga belajar di Dusun

Pegading

Dewasa ini, nampak sekali bahwa perubahan-perubahan yang terjadi

dalam kehidupan masyarakat telah menjadikan pendidikan dipandang sebagai

sesuatu yang dipercaya dan diandalkan dalam mempersiapkan manusia yang

siap dan mampu menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dengan cepat.

Oleh karena itu Pendidikan sebagai suatu bagian dari kehidupan masyarakat

tidak bisa tidak mesti menghadapi berbagai perubahan yang terjadi, serta

menyikapinya dengan proaktif dan inovatif, sebab jika tidak demikian maka

upaya mempersiapkan manusia dalam menghadapi perubahan tidak mungkin

dapat dilaksanakan dengan baik.

Dalam kaitannya dengan konsep perubahan, maka sudah menjadi

keharusan setiap elemen masyarakat untuk bersama berupaya dengan tenaga

maupun pemikiran untuk dapat membangun bangsa ini lebih baik

kedepannya. Masyarakat juga dipandang sebagai modal dasar pembangunan,

yang jika digalakkan akan besar sumbangannya terhadap pembangunan.

Keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan

Negara, termasuk kebijaksanaan pendidikannya, adalah manifestasi dari

pemanfaatan dan pendayagunaan modal dasar pembangunan. Keikutsertaan

masyarakat dalam pelaksanaan kebijaksanaan, tidak saja sekadar dipandang

66

84

sebagai loyalitas rakyat atas pemerintahnya, melainkan yang juga tak kalah

penting adalah sebagai miliknya. Dengan adanya perasaan memiliki terhadap

kebijaksanaan-kebijaksanaan, masyarakat akan semakin banyak

sumbangannya dalam pelaksanaan-pelaksanaan kebijaksanaan, termasuk

kebijaksanaan pendidikan.97

Remaja Masjid sebagai bagian dari masyarakat, keberadaan mereka

menjadi sosok yang sangat diharapkan. Karena selain mengurus kegiatan

keagamaan di masjid, para Remaja Masjid juga sangat dipercaya oleh

masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Dalam

hal yang lebih luas lagi, Remaja Masjid juga diharapkan dapat melakukan

sebuah gebrakan yang berdampak pada perubahan dalam berbagai sektor dan

pola pemikiran masyarakat karena kompetensi yang sudah dimiliki selama

sekolah. Di luar itu, Remaja Masjid pada dasarnya memiliki peran yang

sangat penting dalam masyarakat, begitu pentingnya peran Remaja Masjid

dalam masyarakat, setiap lulusan para Remaja Masjid menjadi sorotan

selepas mereka diwisuda seperti halnya yang terjadi di Dusun Pegading.

Terkait dengan hal peran, kehadiran Remaja Masjid di Dusun

Pegading telah memberikan dampak besar bagi perkembangan pola

pemikiran masyarakat khususnya dalam pendidikan. Sampai saat ini, Dusun

Pegading dapat dikatakan sebagai sebuah dusun dengan penghasil Remaja

Masjid terbanyak. Hal ini dikarekan keterlibatan aktif Remaja Masjid dalam

beberapa program yang dibentuk oleh remaja Dusun Pegading yang dikemas

97

Ali Imron, Kebijaksanaan Pendidikan Di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),

hal. 79-80

85

dalam beberapa program seperti, Diskusi Umum, Pembelajaran tambahan dan

pembentukan lembaga pendidikan formal dan non formal di Dusun Pegading.

Dalam upaya pemberian motivasi oleh Remaja Masjid kepada anak

didik atau warga belajar di Dusun Pegading melalui program-program

tersebut, Remaja Masjid terlibat dan memegang 2 (dua) peranan penting,

yaitu peran sebagai motivator dan peran sebagai fasilitator. Jika ditinjau dari

perannya sebagai motivator dan fasilitator dalam rangka untuk memotivasi

warga pendidikan agar mereka biasa termotivasi untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka seorang Remaja

Masjid bertindak seperti seorang pendidik. Peran sebagai motivator maka

seorang Remaja Masjid memiliki fungsi sebagai.

a. Menyelenggarakan kajian-kajian keislaman yang teratur dan terarah

kearah pembentukan pribadi muslim, keluarga muslim dan masyarakat

muslim.

b. Melaksanakan dikusi, seminar, serta kegiatan-kegiatan yang pencarian

informasi tentang masalah-masalah aktual.98

Memberikan dorongan kepada dirinya dan kepada peserta didik untuk

dapat belajar lebih giat, memberikan tugas kepada warga belajar sesuai

dengan kemampuan individual para warga belajar. Sedangkan peran sebagai

fasilitator, maka Remaja Masjid memiliki fungsi memberikan bantuan

tekhnis, arahan, atau petunjuk kepada peserta didik.99

98

KH. Didin hafifudin. Dakwah Aktual, hal 107 99

Maimun. Menjadi guru yang dirindukan. (Yogyakarta : Kurnia Alam Semesta

2011). hal 14.

86

Proses memotivasi warga belajar pada prinsipnya sangat bergantung

pada yang memberi motivasi (motivator) dan warga belajar. Oleh karena itu,

Remaja Masjid dalam memberikan motivasi dituntut untuk sabar, ulet dan

sikap terbuka di samping kemampuan dalam situasi memotivasi warga belajar

yang lebih aktif. Demikian juga dari warga belajar dituntut adanya semangat

dan dorongan untuk belajar. Motivasi belajar bukanlah sesuatu yang siap jadi,

tetapi diperoleh dan dibentuk oleh lingkungan. Beberapa hal yang

mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Cita-cita atau aspirasi

2. Kemampuan siswa

3. Kondisi siswa

4. Kondisi lingkungan siswa

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

6. Upaya dalam membelajarkan siswa.100

Terkait dengan upaya pemberian motivasi ini, keberhasilan dari upaya

akan terlihat dari sejauh mana usaha yang telah dilakukan oleh Remaja Masjid

di dusun pegading. Jika dilihat dari Aspek Penerimaan Motivasi Warga

belajar di Dusun Pegading maka dapat ditemukan sebuah perkembangan yang

signifikan khususnya pada dua hal motivasi yang diterima warga belajar, yaitu

motivasi belajar dan motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

100

. Conny R. Semiawan. Penerapan pembelajaran pada anak. (Jakarta: Indeks.

2009). hal.79

87

a. Motivasi Belajar

Motivasi adalah fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan

tindakan kearah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak

ada gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan tertentu.101

Terkait dengan

upaya peberian motivasi belajar Remaja Masjid kepada warga belajar di

Dusun Pegading, sejauh ini dianggap berjalan dengan baik.

Dengan berbagai macam upaya dan cara para Remaja Masjid

dalam membimbing warga belajar

b. Motivasi Untuk Melanjutkan Pendidikan

Warga belajar termotivasi untuk melanjutkan pendidikannya ke

jenjang yang lebih tinggi adalah:

1. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas

2. Untuk mewujudkan apa yang telah di cita-citakan.

3. Dan intinya adalah untuk membangun masyarakat dari generasi

kegenerasi yang lebih baik.

B. Kendala yang Dihadapi Remaja Masjid dalam Memberikan Motivasi

Warga belajar

Pada dasarnya, masyarakat memiliki kecenderungan untuk

berpartisipasi dalam pembangunan pendidikan, tetapi disisi lain akibat dari

faktor-faktor seperti keadaan ekonomi, membuat masyarakat harus lebih fokus

berjuang untuk melakukan pemenuhan terdapat kebutuhan hidup. Hambatan

101

. Purwa Atmaja Prawira, Psikologi pendidikan dalam perspektif baru. (Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media. 2012), hal. 319

88

yang dialami oleh Remaja Masjid untuk mengajak partisipasi masyarakat

dalam perbaikan mutu pendidikan membuktikan, belum sepenuhnya disadari

sebagai tanggung jawab bersama. Realitas tersebut menguatkan asumsi

sepenuhnya bahwa partisipasi tidak mudah diwujudkan, karena ada hambatan

yang bersumber dari pemerintah dan masyarakat.

Dari pihak pemerintah, kendala yang muncul dapat berupa:

1) Lemahnya komitmen politik para pengambil keputusan didaerah untuk

secara sungguh-sungguh melibatkan masyarakat dalam pengambilan

keputusan yang menyangkut pelayanan public.

2) Lemahnya dukungan SDM yang dapat diandalkan untuk

mengimplementasikan strategi peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pelayanan public.

3) Rendahnya kemampuan lembaga legislatif dalam mengaktualisasikan

kepentingan masyarakat.

4) Lemahnya dukunngan angggaran, karena kegiatan partisipasi public sering

kali hanya dilihat sebagai proyek, maka pemerintah tidak menjalankan

dana secara berkelanjutan

Sedangkan pihak masyarakat, kendala partisipasi muncul karena

beberapa hal, antara lain:

1) Budaya paternalism yang dianut oleh masyarakat menyulitkan untuk

melakukan diskusi secara terbuka.

2) Apatisme karena selama ini masyarakat jarang dilibatkan dalam

pembuatan keputusan oleh pemerintah daerah.

89

3) Tidak adanya trust masyarakat kepada pemerintah.102

Namun terlepas dari hal yang disebutkan diatas, hal yang menarik

terjadi Dusun Pegading jika ditinjau dari partisipasi masyarakat. Sebab pada

faktanya walau memegang erat budaya paternalism, namun masyarakat di

Dusun Pegading malah bisa lebih terbuka dalam melakukan dialog, kemudian

walau jarang terlibat dalam urusan Pemerintah Daerah (PEMDA) Lombok

Tengah, masyarakat tetap dapat menghadirkan kepercayaan yang tinggi pada

Pemerintah Daerah. Contoh sederhananya ketika peneliti meminta data

tentang keadaan Remaja Masjid di Dusun Pegading, terdapat data yang sangat

tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya. kesimpulan sederhananya adalah

Pemerintah Daerah dalam hal ini masih acuh dalam melihat realitas

perkembangan pendidikan masyarakat khususnya di Dusun Pegading.

Dari pemaparan tentang keadaan diatas ternyata tidak menyulutkan

semangat masyarakat di Dusun Pegading. Hal ini terbukti dengan berbagai

program yang dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Pegading untuk dapat

meningkatkan minat dan partisipasi warga belajar di Dusun Pegading dan

sebagai upaya dalam rangka mensukseskan cita-cita Negara yang telah

tertuang dalam UU UU SISIDIKNAS No. 20 Tahun 2003 bab IV bagian

ketiga pasal 8 menjelaskan pula tentang peran serta masyarakat dalam

keberlangsungan pendidikan yang berbunyi:

“Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.”103

102

. Siti Irene Astuti Dwiningrum. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal.197 103

. Yusuf Hadi Miarsi, Menyemai Benih. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

2007), hal. 709

90

Namun dalam upaya ini teryata program-program yang dibuat dan

dilaksanakan oleh masyarakat di Dusun Pegading ternyata belum mampu

berjalan secara maksimal. Hal ini bisa dimaklumi karena pelaksanaan program

ini didasari dari inisiatif dan dijalankan secara mandiri oleh masyarakat,

sehigga hal ini juga berdampak pada Upaya Pemberian Motivasi yang

dilakukan oleh Remaja Masjid di Dusun Pegading.

Kendala yang dihadapi Remaja Masjid dalam memberikan motivasi

warga belajar jika dilihat dari keadaan Remaja Masjid maka ada beberapa hal

yang mendasar seperti :

1. Suasana pembelajaran yang kondusif

Suasana pembelajaran yang kondusif akan membuat lingkungan

kelas, pola interaksi atau komunikasi antara guru-siswa, siswa-guru dan

siswa-siswa, dapat berjalan dengan baik. Hal ini membutuhkan beberapa

upaya, seperti menciptakan suasana belajar yang demokratis. Nana

Sudjana, mengutarakan “suasana belajar yang demokratis akan memberi

peluang mencapai hasil belajar yang optimal, dibandingkan dengan

suasana belajar yang kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas pada

guru.104

Atau dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan sendiri ide-idenya dan

mengajak siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan cara-cara

mereka sendiri untuk belajar. Dengan pendekatan pembelajaran ini

104

. Nana Sudjana. Dasar-dasar proses belajar-mengajar. (Bandung: Sinar Baru

Algensindo. 2002), hal,

91

diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas dan bermakna

bagi siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan

kompetensi dan prestasi belajar siswa.105

Untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif para Remaja

Masjid menerapkan kegiatan pendidikan dan pembelajaran berbasis alam

artinya peserta tidak hanya belajar di ruangan tetapi mereka belajar di luar

ruangan berinteraksi dengan alam sekitar, mencari informasi dari alam

sekitar yang relevan dengan materi yang di berikan sehingga pembelajaran

berbasis alam sebagai media pembelajaran tambahan bagi para tutor

misalnya pembelajaran lintas minat bahasa inggris para tutor menyuruh

para peserta untuk mencari benda-benda yang terapat di alam sekitar yang

kemudian di carikan arti dalam bahasa inggris, pembelajaran matematika

para tutor menyuruh para siswa untuk mengitung volume, luas bidang dan

lain-lain yang terdapat di alam sekitar lingkungan

2. Adanya Sarana dan Prasarana yang memadai

Dengan adanya sarana pendidikan yang memadai dapat memberikan

kontribusi pada proses pendidikan secara optimal dan berarti. Kegiatan

pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan,

penyimpanan, inventarisasi, penghapusan serta penataan.106

Dalam pengelolaan sarana prasarana pendidikan sehingga dalam

kondisi siap pakai. Hal ini dimaksudkan untuk membantu guru dalam

105

. Mustamaji & Sugiarso (2005). Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik:

Penerapan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

2005), hal, 106

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007) hal. 171

92

mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, utamanya yang berkaitan

erat dengan sarana dan prasarana yang menunjang secara langsung dalam

proses pembelajaran.107

Dalam pelaksanaan pemberian motivasi, sarana dan prasana sangat

diperlukan untuk menunjang pengetahuan terutama ketersedian literatur

buku yang lengkap dengan menyediakan buku-buku dan literaratur yang

bertaraf standar pendidikan nasional ditambah dengan media

pembelajaran yang kreatif dan interaktif yang dapat memacu semangat

dan motivasi warga belajar untuk belajar

3. Hubungan yang baik antara Remaja Masjid dan Warga belajar

Dalam kultur Indonesia, hubungan guru dengan siswa sesungguhnya

tidak hanya terjadi pada saat sedang melaksanakan tugas atau selama

berlangsungnya pemberian pelayanan pendidikan. Meski seorang guru

sedang dalam keadaan tidak menjalankan tugas, atau sudah lama

meninggalkan tugas (purna bhakti), hubungan dengan siswanya (mantan

siswa) relatif masih terjaga. Bahkan di kalangan masyarakat tertentu masih

terbangun “sikap patuh pada guru” (dalam bahasa psikologi, guru hadir

sebagai “reference group”). Meski secara formal, tidak lagi menjalankan

tugas-tugas keguruannya, tetapi hubungan batiniah antara guru dengan

siswanya masih relatif kuat, dan sang siswa pun tetap berusaha

menjalankan segala sesuatu yang diajarkan gurunya.

107

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009) hal.119

93

Tugas utama guru adalah berusaha mengembangkan segenap potensi

siswanya secara optimal, agar mereka dapat mandiri dan berkembang

menjadi manusia-manusia yang cerdas, baik cerdas secara fisik,

intelektual, sosial, emosional, moral dan spiritual. Sebagai konsekuensi

logis dari tugas yang diembannya, guru senantiasa berinteraksi dan

berkomunikasi dengan siswanya. Dalam konteks tugas, hubungan diantara

keduanya adalah hubungan profesional, yang diikat oleh kode etik.108

Pada dasarnya upaya pemberian motivasi yang dilakukan agar dapat

belajar dan berkembang secara maksimal. Namun dalam kegiatan ini

masih terdapat warga belajar yang belum bisa maksimal, hal dikarenakan

para Remaja Masjid belum mampu untuk memahami warga belajar secara

menyeluruh sehingga warga belajar yang merasa tidak nyaman dengan

pendidik, maka yang bersangkutan akan merasa terganggu dan proses

pembelajaran tidak berjalan dengan maksimal.

4. Adanya kesadaran diri dari warga belajar

Belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakannya.

Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang

memuaskan.109

Sehubungan dengan hal ini, maka seorang warga belajar

jika ingin memperoleh hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran,

maka perlu adanya kesadaran dari dalam diri warga belajar itu sendiri.

Kesadaran diri anak tidak hanya muncul dari keinginan diri warga

belajar akan tetapi pemberian stimulan dan sugesti dari luar dirinya sangat

108

. Akhmad Sudrajat. Hubungan Guru Dengan Siswa, 2012. diakses pada 10 Maret

2015 109

. Dalyono. Psikologi Pendidika, hal 53.

94

menentukan, sebab anak-warga belajar sangat peka dan mudah

terpengaruh oleh kondisi yang ada di luar dirinya, oleh karena itu tugas

para Remaja Masjid dalam memberikan motivasi berupa nasehat dan kata-

kata bijak sangat di perlukan untuk menunjang kesadaran diri dalam diri

anak.

5. Dukungan dari orang tua

Orang tua adalah orang yang paling terdekat dalam diri anak-warga

belajar, orang tua adalah guru pertama bagi mereka, orang tua lebih faham

terhadap perubahan kondisi psikologis anak, kareana peran orang tua

sangat menentukan dalam membantu para Remaja Masjid dalam

meberikan motivasi anak-warga belajar.

Saat ini kebanyakan orang tua tidak menyekolahkan anaknya ke

sekolah, akan tetapi mereka kebanyakan membuang anak-anaknya

kesekolah, mereka beranggapan bahwa pendidikan dan akhlak adalah

tugas guru. Padahal lingkungan anak lebih banyak di luar dari pada

disekolah, jam anak lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang di luar

sekolah, maka peran serta orang tua dalam membimbing dan memantau

setiap kegiatan anak sangat di butuhkan dalam penyempurnaan pemberian

motivasi warga belajar.

95

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Peran Serta Remaja Masjid yang ada di Dusun Pegading telah mampu

memotivasi warga belajar untuk terus belajar dan mengasah potensinya

dengan lebih rajin dan lebih giat, semangat anak-warga belajar untuk mau

melanjutkan studi kejenjang pendidikan yang lebih tinggi meski ditengah-

tengah kekurangan ekonomi orang tua semakin termotivasi, terbukti

bahwa anak-anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan

yang lebih tinggi lebih banyak setelah adanya peran Remaja Masjid

dibandingkan dengan anak-anak yang putus sekolah sebelum adanya peran

serta Remaja Masjid.

2. Kendala yang dihadapi oleh para Remaja Masjid dalam memberikan

motivasi warga belajar adalah sarana dan prasana yang belum lengkap,

gedung sebagai pusat pertemuan kegiatan belum ada serta fasilitas lain

yang dapat menujang keberlangsungan kegiatan-kegiatan para Remaja

Masjid.

B. Saran

1. Para Remaja Masjid dalam memberikan motivasi warga belajar harus

melihat tingkat pendidikan dan tingkat kecerdasan anak sehingga anak

78

96

yang memiliki tingkat dan kecerdasan tinggi harus berbeda cara pemberian

motivasi kepada anak yang tingkat pendidikan dan kecerdasannya rendah

2. Bagi anak-warga belajar, dalam mengikuti setiap program yang telah di

programkan oleh para remaja masjid harus lebih aktif dan kreatif serta

harus serius, karena program kegiatan para Remaja Masjid adalah program

jangka panjang untuk masa depan.

3. Bagi orang tua anak-warga belajar, harus lebih banyak memantau dan

memberikan komtribusi baik material maupun non material demi

kelangsungan dan kelancaran setiap proses kegaiatan yang di lakuakn oleh

para Remaja Masjid

4. Bagi masyarakat dusun Pegading, partisipasi dan dukungan untuk

menujang pelaksanaan setiap kegiatan harus perlu ditingkatkan.

97

DAFTAR PUSTAKA

Amir Daien Indrakusuma. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional. 1973

Tabrani R. Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

1994

Akhmad sudrajat. Hubungan Guru Dengan Siswa, 2012. Diakses pada 10 Maret

2015

Andi Mapiare, Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional, 1982

Conny R. Semiawan. Penerapan pembelajaran pada anak. Jakarta: Indeks. 2009

Daryanto. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: APOLO Tahun 1997

Guritno Mangkoesoebroto. Ekonomi Publik. BPFE. UGM Yogyakarta, 1993

Hamalik. Psikologi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Ihsan Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan Komponen MKDK. Jakarta: Rineka

Cipta. 2003.

Kuswardi. Metode Penelitian Dan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Kuntjaningrat. Metode-Metode Penelitian Masyrakat, Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1997

Margono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta, 2009

Mustamaji & Sugiarso. Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik: Penerapan

dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya. 2005

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2007

Maimun. Menjadi guru yang di rindukan. Yogyakarta: Kurnia Alam Semesta

2001

Moh. Roqib. Menggugat Fungsi edukasi Masjid (Yogyakarta: Grafindo

Litermedia) http.: fajar17. Pengertian- Organisasi- Remaja- Masjid.

Diunduh pada hari senin tanggal 31 agustus 2015

98

Nana Sudjana. Dasar-dasar proses belajar-mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo. 2002

Purwa Atmaja Prawira. Psikologi pendidikan dalam perspektif baru. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media. 2012

Siti Irene Astuti Dwiningrum. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat Dalam

Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

2012.

Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2009

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Menurut Pendekatan Praktis, Jakarta:

Rineka Cipta, 1991

Syaripudin. Tatang Dan Kurniasih. Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung :

Percikan Ilmu 2011

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2011

Sudarwan Danim. Pengantar Kependidikan, landasan teori dan 234 metapora

pendidikan. Alfabeta: Bandung, 2011

Supatmi, Peranan Sarjana Pendidikan Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Di

Indonesia. 2011. (Karya Ilmiah), diunduh pada hari senin tanggal 20

januari 2015

Slamet Fad. Pemanpaat Masjid sebagai nedia Pendidikan Islam Tinjauan

Pendidikan Islam Non Formal (Skripsi UMS, 2009) Diunduh pada Hari

jum’at Tanggal 28 Tahun 2015

Siti Muthiah. Peranan Majlis Ta’lim Al-Mujahidin dalam Pembentukan Sikap

Keagamaan Remaja di Desa Beledung Batu Ceper Tengerang”, (UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006) Diunduh Pada Hari Jum’at Tanggal

28 Tahun 2015

Suryasubrata, Metode Penelitian, Jakarta: Raja Grapindo, 2002

Tim Penyusun Materi Program Akta. Perkembangan Peserta Didik. Malang:2003

Tim Penyusun Pedoman Penelitian Skripsi Institut Agama Islam Negeri IAIN

Mataram. 2010

99

Tajudin Ma’rufdalam. Peranan Majlis Ta’lim dalam Pembinaan Akhlak Remaja

di Dukuh Tuwak Desa Gonilan Kartasura Su koharjo”, (Skripsi UMS,

2010) Diunduh Pada Hari Jum’at Tanggal 28 Tahun 2015

UU RI No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 tentang sistem Pendidikan

Nasional. 2013

Umar Jaeni, Panduan Remaja Masjid, Surabaya: CV. Alfa Surya Grapifika, 2003

Yatim Riyanto. Metode PeneIitian Pendidikan, Surabaya: SIC, 2001

Yusuf Hadi Miarsi, Menyemai Benih, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

2007