laporan penelitian - dosen perbanas - perbanas institute

60
NODEMCU RFID IDENTIFICATION DENGAN METODE FUZZY LOGIC LAPORAN PENELITIAN Oleh : Dwi Atmodjo WP., MKom INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS, JAKARTA 2021

Upload: khangminh22

Post on 27-Mar-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

NODEMCU RFID IDENTIFICATION

DENGAN METODE FUZZY LOGIC

LAPORAN PENELITIAN

Oleh :

Dwi Atmodjo WP., MKom

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA

PERBANAS, JAKARTA

2021

ABSTRAK

NodeMCU adalah microcontroler yang telah dilengkapi dengan perangkat jaringan nirkabel. Dengan kelengkapan ini maka NodeMCU dapat digunakan untuk menggerakkan peangkat lain sesuai dengan instruksi yang ditanam didalamnya. Instruksi yang ditulis sangatl terbatas mengingat NodeMCU yaitu sebesar 128 Kb. Untuk melakukan proses identifikasi salah satu metode yang bisa digunakan adalah Fuzzy Logyc. Permasalahan yang dihadapi adalah apakah instruksi yang sesuai dengan metode FuzzyLogic bisa ditanamkan pada NodeMCU. Sebagai bahan ujicoba perangkat NodeMCU akan diimplementasikan pada Kunci Otomatis menggunakan RFID. Hasil penelitian merupakan sebuah purwarupa Kunci RFID yang dapat mengenali RFID dengan metode FuzzyLogic.

Kata Kunci : Radio Frekuensi Identification (RFID), Keamanan, NodeMCU, Fuzzy

Logic

DAFTAR ISI

1

Latar Belakang

Iot adalah bidang yang sangat berkembang karena pada saat ini sangat banyak

peralatan yang memiliki kemampuan untuk terhubung dengan jaringan Internet. Salah satu

microcontroler yang memiliki kemampuan tersebut adalah NodeMCU. Namun demikian

NodeMCU juga memiliki keterbatasan kususnya mamori yang digunakan untuk

menampung instruksi. Hak tersebut karena memori yang disiapkan pada Node MCU adalah

128 Kb, sedemikian sehingga Instruksi yang akan ditanam dalam memory tersebut harus

ringkas.

Sistem keamanan pada kunci ruangan saat ini kebanyakan merupakan sistem

keamanan manual berupa gembok atau kunci konvensional (Kim, Choi, Robles, Cho, &

Kim, 2010). Pemilik ruangan terutama, seringnya lalai mengunci pintu. Beberapa pemilik

ruangan meletakkan kunci di sekitar ruangan, seperti di bawah loker atau rak sepatu.

Akibatnya pencurian semakin kerap terjadi pada rumah dengan kunci keamanan

konvensional.

Teknologi menjadi salah satu komponen penting dalam suatu ruangan dimana

sistem keamanan dengan bantuan teknologi jauh lebih efektif dan efisien dibanding dengan

cara pengamanan manual. Dengan ini pintu yang akses secara manual, sekarang dalam

dilakukan tanpa harus berkontak dengan tangan atau biasa disebut dengan otomatis. Dari

sistem otomatis tersebut yang telah di buat oleh manusia bukan hanya membantu kegiatan

pekerjaan manusia di dalam suatu pekerjaan sebagaimana yang ada di perusahaan-

perusahaan. Oleh karena dibuatlah sistem keamanan yang dapat membantu mengamankan

suatu ruangan yang mempunyai akses yang terbatas, dimana ruangan tersebut terdapat

inventaris atau dokumen-dokumen penting didalamnya.

Teknologi di bidang keamanan khususnya pada bidang sistem minimum

mikrokontroler, maka penggunaan sistem keamanan otomatis telah menjadi pilihan pada

saat ini, selain biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal serta pengoprasiannya tidak

terlalu rumit bagi orang yang masih awam terhadap teknologi tersebut. Isu keamanan pada

saat ini terus menjadi perhatian, karena tingkat kejahatan serta bentuknya setiap tahun

selalu meningkat. Sistem keamanan yang manual menggunakan kunci yang mudah hilang

dan tidak adanya sistem keamanan yang dapat mengidentifikasi user yang menggunakan

ruangan.

Oleh karena peneliti akan merancang sistem keamanan otomatis dengan

menggunakan NodeMCU sebagai pusat pengendali, NodeMCU adalah sebuah platform

IoT yang bersifat opensource. Kegunaan NodeMCU sangat beragam salah satunya dapat

digunakan untuk mengembangkan obyek interaktif serta mengambil masukan dari berbagai

switch atau sensor. Dalam menjalankan perintah, perangkat keras berupa System

On Chip ESP8266 dari ESP8266 buatan Espressif System, juga firmware, yang

menggunakan bahasa pemrograman scripting Lua. Istilah NodeMCU secara default

sebenarnya mengacu pada firmware yang digunakan dari pada perangkat keras

development kit. Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini bertujuan untuk

memahami fungsi, cara pemakaian, dan mengetahui komponen-komponen penyusun yang

terdapat dalam NodeMCU, dari sensor RFID yang terdapat didalam kartu mahasiswa yang

berfungsi sebagai hak akses untuk pintu ruangan. Melihat dari permasalahan tersebut, maka

keluar ide yang menarik yang membahas mengenai “NODEMCU RFID IDENTIFICATION

DENGAN METODE FUZZY LOGIC”.

2

Identifikasi Masalah

1. NodeMCU memiliki keterbatasan memory dalam menyimpan instruksi yang akan

ditanamkan.

2. Metode Fuzzy Logic adalah serangkaian instruksi yang harus ditanam pada

NodeMCU.

Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan pada latar belakang maka

dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi yaitu:

3. Bagaimana menyusun instruksi Fuzzy Logyc yang diimplementasikan pada

perangkat kunci elektronik dapat ditanam pada memory NodeMCU.

4. Bagaimana cara memaksimalkan sensor RFID sebagai penyempurnaan

penguncian automatis ?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab berbagai masalah yang telah penulis

uraikan pada perumusan masalah, yaitu :

5. Membuat instruksi Fuzzy Logyc yang bisa ditanam pada NodeMCU

6. Mengimplementasikan kaidah FuzyLogyc pada perangkat Kunci Elektronik

menggunakan NodeMCU

Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan metode R&D (Research and

Development) untuk membuat sistem pendeteksi kekeruhan air pada kolam budidaya ikan

cupang. R&D (Research and Development) ialah metode yang biasa digunakan sebagai

suatu proses untuk pengembangan penelitian baru atau menyempurnakan produk yang

telah ada dimana dapat menghasilkan produk tertentu, dan dapat menguji ke efektifan

produk tersebut.

R&D (Research and Development) dapat menginformasikan proses pengambilan

keputusan sepanjang pengembangan dan kemampuan pengembangan tersebut ialah untuk

menciptakan berbagai hal. Yang dimana R&D (Research and Development) memiliki 4

karakteristik, yaitu :

1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah sebuah masalah nyata yang berkaitan

dengan upaya inovatif atau penerapan sebuah teknologi.

2. Pengembangan model untuk menunjang keefektifan pencapaian sistem.

3. Proses Pengembangan produk untuk menghasilkan produk yang bermanfaat dan

peningkatan kualitas.

4. Proses pengembangan model perlu didokumentasikan secara rapih dan

dilaporkan secara sistematis.

1.1 Data

Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilaksanakan pada Maret 2021 hingga

selesai. Perancangan, pembuatan perangkat keras (hardware), dan akan disimulasi

menggunakan Research and Development model.

1.2 Tahapan Penelitian

3

Gambar 3.1: Tahapan Penelitian

Gambar diatas adalah alur dari penelitian dan perancangan penelitian tugas akhir

pembuatan alat pendeteksi kekeruhan air pada kolam budidaya ikan cupang, yaitu :

1. Research and Information colletion (penelitian dan pengumpulan data)

Pada tahap ini ialah meliputi analisa kebutuhan yang digunakan pada

pembuatan alat pendeteksi kekeruhan air pada kolam budidaya ikan cupang yang

kemudian akan direncakan ketahap selanjutnya.

2. Planning (perencanaan)

Pada tahap perencanaan akan meliputi tujuan penelitian dan bentuk-

bentuk partisipasi yang digunakan dalam membuat alat pendeteksi kekeruhan air

pada kolam budidaya ikan cupang.

3. Develop Preliminary form of Product (pengembangan draft produk awal)

Tahap Desain ialah tahapan menentukan desain alat yang akan dibuat,

menentukan tahapan-tahapan pelaksanaan dalam membuat alat pendeteksi

kekeruhan air pada kolam budidaya ikan cupang.

4. Preliminary Field Testing (uji coba lapangan awal)

Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan apakah rancangan yang

sudah dibuat telah tepat sesuai kebutuhan dan sesuai penggunaan nya, apabila

pada tahap ini masih belum sesuai makan akan kembali ke tahap perencanaan.

Validasi ini dilakukan dengan membandingkan antara perancangan sistem dan

rancang bangun. Tahapan ini diarahkan supaya alat bisa berkerja sesuai fungsi

dengan proses pembuatan dari sebagian modul yang dijadikan menjadi satu. Alat

yang telah jadi dikemas dengan memakai box sehingga bisa nampak lebih rapih,

serta diletakan sesuai dengan fungsinya.

5. Main Product Revision (merivisi hasil uji coba)

Pada tahap ini dilakukan untuk perbaikan model dan desain berdasarkan

uji coba lapangan awal, penyempurnaan model dan desain dilakukan pada

evaluasi terhadap proses yang dikerjakan oleh alat ini.

6. Main Field Testing (uji coba lapangan skala luas)

Tahap Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah sistem

yang telah dibuat telah sesuai dengan hasil dari analisis kebutuhan pengguna.

Pengujian yang dilakukan terdiri dari dua bagian, yaitu pengujian hardware dan

pengujian software.

Pengujian hardware dilakukan dengan cara mengaktifkan sensor Turbity

untuk mengukur kekeruhan air yang selanjutnya dibandingkan, apakah hasil

tampilan pendeteksi masih dalam batas toleransi yang ditetapkan. Bila sinyal

output mempunyai hasil yang jauh dari batas yang ditetapkan, maka perlu

dilakukan desain ulang untuk kemudian hardware diperbaiki agar bisa berjalan

dengan baik.

Pengujian software adalah proses eksekusi pada program untuk

menemukan kesalahan dalam program. Sebelum program diterapkan, maka

4

program harus bebas terlebih dahulu dari

7. Operational Product Revision (revisi hasil uji coba lapangan)

Pada tahap ini dilakukan perbaikan kedua setelah dilakukan perbaikan

awal, tahap ini dilakukan untuk memantapkan sebuah alat yang telah dibuat.

Penyempurnaan alat ini didasarkan pada evaluasi hasil.

8. Operational Field Testing (uji kelayakan)

Pada tahap ini dilakukan nya uji efektifitas desain alat apakah sudah

sesuai dengan dengan desain yang sudah diterapkan.

9. Final Product Revision (revisi produk final)

Pada tahap ini sistem yang telah dibuat akan dievaluasi untuk

mengetahui apakah apakah sistem yang telah dibuat telah sesuai dengan hasil

dari analisis kebutuhan. Evaluasi mencakup koreksi dari berbagai error yang

tidak ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas implementasi,

pengembangan unit sistem, serta untuk meningkatkan kualitas sistem agar jauh

lebik baik.

10. Dissemination and Implementation (diseminasi dan implementasi produk)

Pada tahap ini membuat laporan hasil dari penelitian dan

mempublikasikan nya secara luas agar dapat di implementasikan secara umum

dan lebih luas lagi.

Landasan Teori

Sistem Keamanan adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengamankan suatu

hal yang privasi dari gangguan dan segala ancaman yang membahayakan yang ada pada

dunia ini. Dan sebagai solusi untuk meningkatkan keamanan pada perangkat yang di

gunakan. Hal ini melingkupi keamanan data atau informasi yang penting ataupun pelaku

sistem (user). Baik terhindar dari ancaman dari luar, virus. Spyware, tangan-tangan jahil

pengguna lainnya dll.

Pada era globalisasi saat ini, kebutuhan teknologi semakin lama semakin meningkat

setiap tahunya karena dianggap sangat bermanfaat membantu maupun memudahkan

pekerjaan manusia. Namun hal yang perlu di perhatikan adalah bagaimana alat yang kita

gunakan sehari-hari itu dapat memudahkan pekerjaan kita dengan keamanan yang dapat

membantu mengamankan informasi yang terdapat di dalam nya. Dibutuhkan nya sistem

atau mekasinisme yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk

mengamankan sebuah perangkat hardware ataupun software.

Sistem keamanan memiliki data-data dan informasi yang berharga, melindungi

data-data ini dari pihak-pihak yang tidak berhak merupakan hal penting bagi suatu

perangkat. Inilah yang disebut keamanan (security). Sebuah sistem operasi memiliki

beberapa aspek tentang keamanan yang berhubungan dengan hilangnya data-data. Sistem

komputer dan data-data didalamnya terancam dari aspek ancaman (threats), aspek

penyusup (intruders), dan aspek musibah.

5

Konsep Dasar Sinyal

Sinyal berasal dari kata bahasa Inggris signal yang berarti tanda atau isyarat. Tetapi

secara lebih khusus, yang dimaksud sinyal adalah besaran fisik yang berubah-ubah

terhadap waktu, posisi, atau variabel bebas lain atau pun beberapa variabel bebas sekaligus.

Dalam dunia telekomunikasi, sinyal di bagi ke dalam 2 tipe, analog dan digital, berikut

penjelasan, fungsi, dan perbedaan antara sinyal analog dan sinyal digital, yaitu :

1. Signal Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang gelombang. Dua

parameter / karakteristik utama yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan

frekuensi. Isyarat analog umumnya dikatankan dengan gelombang sinus, mengingat

gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog.

2. Signal Digital adalah buatan teknologi yang mampu mengubah signal menjadi

gabungan urutan bilangan 0 dan 1 ( juga dengan biner ), sehingga tidak mudah

terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi

transmisi dengan isyarat digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang

relatif dekat. Biasanya isyarat ini juga dikenal dengan isyarat diskret. Sinyal yang

memiliki dua kondisi ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada

isyarat digital. Satu bit bisa berupa nol ( 0 ) atau satu ( 1 ). Kemungkinan nilai pada

sebuah bit adalah 2 buah ( 21 ). Kemungkinan nilai pada 2 bit ialah sebanyak 4 ( 22 ),

berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah peluang nilai yang terbentuk oleh

gabungan n bit adalah sebesar 2n buah. System digital merupakan bentuk sampling

dari sytem analog. digital pada dasarnya di code-kan dalam bentuk biner ( Hexa ).

Banyaknya nilai suatu system digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit ( bandwidth

). jumlah bit juga sangat memengaruhi nilai akurasi system digital.

Physical Computing

Physical Computing adalah pendekatan untuk mempelajari bagaimana manusia

berkomunikasi melalui komputer yang dimulai dengan mempertimbangkan bagaimana

manusia mengekspresikan diri mereka secara fisik. Banyak instruksi desain antarmuka

komputer awal yang membutuhkan perangkat keras komputer yaitu, bahwa ada keyboard,

layar, mungkin speaker , dan mouse - dan berkonsentrasi pada pengajaran perangkat lunak

yang diperlukan untuk merancang dalam batas-batas itu. Dalam komputasi fisik, kita

menganggap tubuh manusia sebagai sesuatu yang diberikan, dan berusaha merancang

dalam batas ekspresinya.

Ini berarti bahwa kita harus belajar bagaimana komputer mengubah perubahan

energi yang dikeluarkan oleh tubuh kita, dalam bentuk panas, cahaya, suara, dan

sebagainya, menjadi sinyal elektronik yang dapat ditafsirkan. Kita belajar tentang sensor

6

yang melakukan ini, dan tentang komputer yang sangat sederhana, yang disebut

mikrokontroler, yang membaca sensor dan mengubah outputnya menjadi data. Akhirnya,

kita belajar bagaimana mikrokontroler berkomunikasi dengan komputer lain.

Komputasi fisik mengambil pendekatan langsung, yang berarti bahwa Anda

menghabiskan banyak waktu membangun sirkuit, menyolder, menulis program,

membangun struktur untuk menahan sensor dan kontrol, dan mencari tahu bagaimana cara

terbaik untuk membuat semua hal ini berhubungan dengan ekspresi seseorang.

Mikrokontroller

Sejarah Mikrokontroller

Selama kurun waktu 1970 hingga 1971, perusahaan Intel sedang bersemangat untuk

menciptakan Mikroprosesor pertama didunia. 1971 Intel merilis Mikroprosesor

pertamanya yaitu Intel 4004 4-bit, kemudian diikuti Intel 8008 dan beberapa Mikroprosesor

yang lebih mumpuni tersedia dipasaran beberapa tahun berikutnya. Namun, kedua

Mikroprosesor tersebut membutuhkan perangkat eksternal lain untuk dapat bekerja

menjalankan suatu fungsi dan ini tentunya akan meningkatkan biaya total pembuatan suatu

perangkat, sehingga sangat mustahil menciptakan peralatan komputerisasi yang ekonomis.

Gary Boone dan Michael Cochran, insinyur di Texas Instruments bekerja pada konsep yang

hampir sama dengan Intel diawal-awal tahun 1970-an.

Mikrokontroler pertama kali dikenalkan oleh Texas Instrument dengan seri TMS

1000 pada tahun 1974 yang merupakan mikrokontroler 4 bit pertama. Mikrokontroler ini

mulai dibuat sejak 1971. Merupakan mikrokomputer dalam sebuah chip, lengkap dengan

RAM dan ROM. Kemudian, pada tahun 1976 Intel mengeluarkan mikrokontroler yang

kelak menjadi populer dengan nama 8748 yang merupakan mikrokontroler 8 bit, yang

merupakan mikrokontroler dari keluarga MCS 48. Sekarang di pasaran banyak sekali

ditemui mikrokontroler mulai dari 8 bit sampai dengan 64 bit, sehingga perbedaan antara

mikrokontroler dan mikroprosesor sangat tipis. Masing-masing vendor mengeluarkan

mikrokontroler dengan dilengkapi fasilitas2 yang cenderung memudahkan user untuk

merancang sebuah sistem dengan komponen luar yang relatif lebih sedikit.

Saat ini mikrokontroler yang banyak beredar dipasaran adalah mikrokontroler 8 bit

varian keluarga MCS51(CISC) yang dikeluarkan oleh Atmel dengan seri AT89Sxx, dan

mikrokontroler AVR yang merupakan mikrokontroler RISC dengan seri ATMEGA8535

7

(walaupun varian dari mikrokontroler AVR sangatlah banyak, dengan masing-masing

memiliki fitur yang berbeda-beda). Dengan mikrokontroler tersebut pengguna (pemula)

sudah bisa membuat sebuah sistem untuk keperluan sehari-hari, seperti pengendali

peralatan rumah tangga jarak jauh yang menggunakan remote control televisi, radio

frekuensi, maupun menggunakan ponsel, membuat jam digital, termometer digital dan

sebagainya.

2.1.1 Pengertian Mikrokontroller

Mikrokontroler atau MCU (singkatan dari Microcontroller Unit) atau ada juga yang

menyebut Mikrokomputer adalah komputer kecil pada sirkuit terpadu (IC) tunggal yang

didalamnya berisi inti prosesor, memori, dan periferal Input/Output terprogram. Program

memori dalam bentuk Ferroelectric RAM, NOR flash atau OTP ROM juga sering

ditanamkan didalam kepingan Mikrokontroler, serta sejumlah kecil RAM. Karena itulah,

Mikrokontroler dapat berdiri sendiri untuk menjalankan suatu fungsi tanpa perlu bantuan

perangkat penunjang kinerja.

Gambar 2.1 Mikrokontroller

Sangat kontras dengan Mikroprosesor yang membutuhkan perangkat

eksternal sebagai penunjang kinerja agar bisa menjalankan suatu fungsi. Perangkat

penunjang kinerja tersebut misalnya; RAM, ROM, chip Input/Output (BIOS), dan

lain sebagainya. Yang kesemuanya itu adalah perangkat terpisah yang dihubungkan

ke Mikroprosesor dengan sebuah perantara (biasanya ada di motherboard).

8

Kelebihan Mikrokontroller

a. Penggerak pada mikrokontoler menggunakan bahasa pemograman assembly

dengan berpatokan pada kaidah digital dasar sehingga pengoperasian sistem

menjadi sangat mudah dikerjakan sesuai dengan logika sistem (bahasa

assembly ini mudah dimengerti karena menggunakan bahasa assembly aplikasi

dimana parameter input dan output langsung bisa diakses tanpa menggunakan

banyak perintah). Desain bahasa assembly ini tidak menggunakan begitu

banyak syarat penulisan bahasa pemrograman seperti huruf besar dan huruf

kecil untuk bahasa assembly tetap diwajarkan.

b. Mikrokontroler tersusun dalam satu chip dimana prosesor, memori, dan I/O

terintegrasi menjadi satu kesatuan kontrol sistem sehingga mikrokontroler

dapat dikatakan sebagai komputer mini yang dapat bekerja secara inovatif

sesuai dengan kebutuhan sistem.

c. Sistem running bersifat berdiri sendiri tanpa tergantung dengan komputer

sedangkan parameter komputer hanya digunakan untuk download perintah

instruksi atau program. Langkah-langkah untuk download komputer dengan

mikrokontroler sangat mudah digunakan karena tidak menggunakan banyak

perintah.

d. Pada mikrokontroler tersedia fasilitas tambahan untuk pengembangan memori

dan I/O yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem.

e. Harga untuk memperoleh alat ini lebih murah dan mudah didapat.

Pengertian ATmega32

Mikrokontroller ATMEGA32 adalah mikrokontroler yang diproduksi oleh Atmel

dan mikrokontroler 8bit dari keluarga AVR dengan kapasitas penyimpanan programmable

flash sebesar 32KB.. Mikrokontroler ini memiliki clock dan kerjanya tinggi sampai 16 MHz,

ukuran flash memorinya cukup besar, kapasistas SRAM sebesar 2 KiloByte, 32 buah port

I/O yang sangat memadai untuk berinteraksi dengan LCD dan keypad. Nama AVR sendiri

konon merupakan singkatan dari Alf and Vegard’s Risc Processor. Nama Alf dan Vegard

diambil dari nama perancang arsitekturnya Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan. Sedangkan

kata Risc Processor menandakan mikrokontroler ini termasuk jenis mikrokontroler dengan

instruksi set terbatas atau Reduced Instruction Set Computer

9

(RISC). Mikrokontroler AVR dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu : TinyAVR,

MegaAVR, XMEGAAVR, AVR32 UC3 dan AVR32 AP7. Pengelompokan ini didasarkan

pada ukuran fisik, jumlah memori, peripheral dan fiturnya.

Gambar 2.2 Atmega32

TinyAVR merupakan kelompok terendah sedangkan AVR32 AP7 merupakan jenis

tertinggi. Kelompok MegaAVR merupakan yang paling populer dikalangan komunitas

mikrokontroler di Indonesia. ATMEGA32 merupakan seri terkini dari kelompok MegaAVR.

ATMEGA32 merupakan penerus dari generasi ATMEGA8 dan ATMEGA16. Sebagai

generasi terbaru, ATMEGA32 tentu memiliki fitur yang lebih canggih dibanding dengan

generasi sebelumnya. ATMEGA32 memiliki kapasitas memori programmable flash sebesar

32KB, dua kali lebih besar dari ATMEGA16. Selain itu ATMEGA32 juga memiliki

EEPROM dan RAM dua kali lebih besar dari ATMEGA16 yakni EEPPOM sebesar 1KB dan

SRAM sebesar 2KB.

Kelebihan ATmega32

1. Kinerja Tinggi, Low-Power AVR® 8-bit Microcontroller

Seperti yang disebutkan Atmel dalam websitenya "The low-power Atmel 8-bit AVR

RISC-based microcontroller... The device supports throughput of 16 MIPS at 16 MHz

and operates between 2.7-5.5 volts".

2. Menggunakan Arsitektur RISC

10

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur Reduced Instruction Set Computing (RISC)

atau " set instruksi Komputasi yang disederhanakan".

3. Daya Tahan Tinggi dan Segmen Memori Non-Volatile

Mikrokontroler AVR memiliki daya tahan data (retensi data) 20 tahun ketika suhu

mencapai 85°C atau 100 tahun ketika suhu mencapai 25°C.

4. Memiliki Antarmuka JTAG (IEEE std. 1149.1 Compliant)

Tidak hanya SPI, ATmega32 memiliki antarmuka JTAG yang memungkinkan pengguna

dapat memprogram Flash, EEPROM, Fuse, dan Lock Bits.

5. Memiliki Fitur Perangkat

Mikrokontroler AVR memiliki fitur tambahan yang sangat membantu kita untuk melakukan

penelitian yang lebih baik, seperti terdapat ADC, PWM dan Timer.

6. Memiliki Fitur Tambahan

Mikrokontroler ini memiliki fitur menarik yang patut dicoba seperti 5 mode Sleep, eksternal

dan internal interupsi, dan kalibrasi RC Oscillator internal.

7. Mempunyai 32 jalur Program I/O

ATmega32 mempunyai 32 jalur Program sehingga memungkinkan kita untuk

mengontrol lebih banyak device/ perangkat, seperti Tombol/ switch, LED, buzzer dan

LCD.

8. Memiliki operasi tegangan dari 2,7 Volt sampai 5,5 Volt

ATmega32 memiliki operasi tegangan dari 2,7 Volt sampai 5,5 Volt. Ini sangat membantu kita

untuk menghemat listrik. Kecepatan maksimal bisa mencapai 16 MHz (tanpa overclock).

9. Daya yang dibutuhkan ketika aktif hanya 1,1 mA

ATmega32 membutuhkan arus yang sangat kecil dibanding komponen analog yang biasa kita

pakai. Hal ini dibuktikan dengan konsumsi daya yang dibutuhkan ketika aktif saja hanya 1,1

mA, bahkan bisa mencapai 1 uA ketika mode power-down.

Fitur yang terdapat di ATmega32

• High-performance, Low-power Atmel®AVR® 8-bit Microcontroller

• Advanced RISC Architecture

a. 131 Powerful Instructions – Most Single-clock Cycle Execution

b. 32 × 8 General Purpose Working Registers

c. Fully Static Operation

d. Up to 16 MIPS Throughput at 16MHz

e. On-chip 2-cycle Multiplier

• High Endurance Non-volatile Memory segments

a. 32Kbytes of In-System Self-programmable Flash program memory

b. 1024Bytes EEPROM

c. 2Kbytes Internal SRAM

11

d. Write/Erase Cycles: 10,000 Flash/100,000 EEPROM

e. Data retention: 20 years at 85°C/100 years at 25°C(1)

f. Optional Boot Code Section with Independent Lock Bits In-System

Programming by On-chip Boot Program True Read-While-Write

Operation

g. Programming Lock for Software Security

2. JTAG (IEEE std. 1149.1 Compliant) Interface

a. Boundary-scan Capabilities According to the JTAG

Standard

b. Extensive On-chip Debug Support

c. Programming of Flash, EEPROM, Fuses, and Lock

Bits through the JTAG Interface

3. Peripheral Features

a. Two 8-bit Timer/Counters with Separate Prescalers

and Compare Modes

b. One 16-bit Timer/Counter with Separate Prescaler,

Compare Mode, and Capture Mode

c. Real Time Counter with Separate Oscillator

d. Four PWM Channels

e. 8-channel, 10-bit ADC

8 Single-ended Channels

7 Differential Channels in TQFP Package Only

NodeMCU ESP8266

NodeMCU ESP8266 merupakan modul turunan pengembangan dari modul

platform IoT (Internet of Things) keluarga ESP8266 tipe ESP-12. Modul ESP8266 dapat

dipelajari dari artikel sebelumnya. Secara fungsi modul ini hampir menyerupai dengan

platform modul arduino, tetapi yang membedakan yaitu dikhususkan untuk “Connected to

Internet“. Untuk saat ini modul NodeMCU sudah terdapat 3 tipe versi antara lain :

12

a. NodeMCU Versi 0.9

Pada versi ini (v0.9) merupakan versi pertama yang memiliki memori flash

4 MB sebagai (System on Chip) SoC-nya dan ESP8266 yang digunakan

yaitu ESP-12. Kelemahan dari versi ini yaitu dari segi ukuran modul board

lebar, sehingga apabila ingin membuat protipe menggunakan modul versi

ini pada breadboard, pin-nya kan habis digunakan hanya untuk modul ini.

b. NodeMCU Versi 1.0

Versi ini merupakan pengembangan dari versi 0.9. Dan pada versi 1.0 ini

ESP8266 yang digunakan yaitu tipe ESP-12E yang dianggap lebih stabil dari

ESP-12.

Selain itu ukuran board modulnya diperkecil sehingga compatible digunakan

membuat prototipe projek di breadboard. Serta terdapat pin yang dikhusukan

untuk komunikasi SPI (Serial Peripheral Interface) dan PWM (Pulse Width

Modulation) yang tidak tersedia di versi 0.9.

c. NodeMCU Versi 1.0 (unofficial board)

Dikatakan unofficial board dikarenakan produk modul ini diproduksi secara

tidak resmi terkait persetujuan dari Developer Official NodeMCU.

Berikut tabel perbandingan dari ketiga versi diatas :

Gambar 2.3 Versi NodeMCU

13

NodeMCU berukuran panjang 4.83cm, lebar 2.54cm, dan berat 7 gram.

Board ini sudah dilengkapi dengan fitur WiFi dan Firmwarenya yang bersifat

opensource. Spesifikasi yang dimiliki oleh NodeMCU sebagai berikut :

1. Board ini berbasis ESP8266 serial WiFi SoC (Single on Chip)

dengan onboard USB to TTL. Wireless yang digunakan adalah IEE

802.11b/g/n.

2. 2 tantalum capasitor 100 micro farad dan 10 micro farad.

3. 3.3v LDO regulator.

4. Blue led sebagai indikator.

5. Cp2102 usb to UART bridge.

6. Tombol reset, port usb, dan tombol flash.

7. Terdapat 9 GPIO yang di dalamnya ada 3 pin PWM, 1 x ADC

Channel, dan pin RX TX

8. 3 pin ground.

9. S3 dan S2 sebagai pin GPIO

10. S1 MOSI (Master Output Slave Input) yaitu jalur data dari master

dan masuk ke dalam slave, sc cmd/sc.

11. S0 MISO (Master Input Slave Input) yaitu jalur data keluar dari

slave dan masuk ke dalam master.

12. SK yang merupakan SCLK dari master ke slave yang berfungsi

sebagai clock.

13. Pin Vin sebagai masukan tegangan.

14. Built in 32-bit MCU.

Gambar 2.4 NodeMCU

14

b. Sensor

1. RST : berfungsi mereset modul

2. ADC: Analog Digital Converter. Rentang tegangan masukan 0-

1v, dengan skup nilai digital 0-1024

3. EN: Chip Enable, Active High

4. IO16 :GPIO16, dapat digunakan untuk membangunkan chipset

dari mode deep sleep

5. IO14 : GPIO14; HSPI_CLK

6. IO12 : GPIO12: HSPI_MISO

7. IO13: GPIO13; HSPI_MOSI; UART0_CTS

8. VCC: Catu daya 3.3V (VDD)

9. CS0 :Chip selection

10. MISO : Slave output, Main input

11. IO9 : GPIO9

12. IO10 GBIO10

13. MOSI: Main output slave input

14. SCLK: Clock

15. GND: Ground

16. IO15: GPIO15; MTDO; HSPICS; UART0_RTS

17. IO2 : GPIO2;UART1_TXD

18. IO0 : GPIO0

19. IO4 : GPIO4

20. IO5 : GPIO5

21. RXD : UART0_RXD; GPIO3

22. TXD : UART0_TXD; GPIO1

Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi

perubahan besaran fisik seperti tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan,

kelembaban, suhu, kecepatan dan fenomena-fenomena lingkungan lainnya. Setelah

mengamati terjadinya perubahan, Input yang terdeteksi tersebut akan dikonversi mejadi

Output yang dapat dimengerti oleh manusia baik melalui perangkat sensor itu sendiri

ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan untuk ditampilkan atau diolah

menjadi informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

15

Sensor pada dasarnya dapat digolong sebagai Transduser Input karena

dapat mengubah energi fisik seperti cahaya, tekanan, gerakan, suhu atau energi fisik lainnya

menjadi sinyal listrik ataupun resistansi (yang kemudian dikonversikan lagi ke tegangan

atau sinyal listrik).

RFID

Pengertian RFID

Radio frequency identification (RFID) adalah sebuah teknologi yang

menggunakan komunikasi via gelombang elektromagnetik untuk merubah data antara

terminal dengan suatu objek seperti produk barang, hewan, ataupun manusia dengan tujuan

untuk identifikasi dan penelusuran jejak melalui penggunaan suatu piranti yang bernama

RFID tag. RFID tag dapat bersifat aktif atau pasif. RFID tag yang pasif tidak memiliki

power supply sendiri, sehingga harganya pun lebih murah dibandingkan dengan tag yang

aktif. Dengan hanya berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang disebabkan oleh

adanya pemindaian frekuensi radio yang masuk, sudah cukup untuk memberi kekuatan

yang cukup bagi RFID tag untuk mengirimkan respon balik. Dengan tidak adanya power

supply pada RFID tag yang pasif maka akan menyebabkan semakin kecilnya ukuran dari

RFID tag yang mungkin dibuat, bahkan lebih tipis daripada selembar kertas dengan jarak

jangkauan yang berbeda mulai dari 10 mm sampai dengan 6 meter. RFID tag yang aktif

memiliki power supply sendiri dan memiliki jarak jangkauan yang lebih jauh. Memori yang

dimilikinya juga lebih besar sehingga bisa menampung berbagai macam informasi di

dalamnya. RFID tag yang banyak beredar sekarang adalah RFID tag yang sifatnya pasif.

Suatu sistem RFID dapat terdiri dari beberapa komponen, seperti tag,

tag reader, tag programming station, circulation reader, sorting equipment, dan tongkat

inventory tag. Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari tag yang

kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh aplikasi computer. Data

yang dipancarkan dan dikirimkan tadi bisa berisi beragam informasi, seperti ID, informasi

lokasi atau informasi lainnya.

Dalam suatu sistem RFID sederhana, suatu object dilengkapi dengan

tag yang berisi microchip yang ditanamkan di dalamnya yang berisi sebuah kode produk

16

yang sifatnya unik. Sebaliknya, interrogator, suatu antena yang berisi transceiver dan

decoder, memancarkan sinyal yang bisa mengaktifkan RFID tag sehingga dia dapat

membaca dan menulis data ke dalamnya. Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone

elektromagnetis, maka dia akan mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh reader.

Reader akan men-decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses

oleh komputer. Kita ambil contoh sekarang misalnya buku-buku yang ada di perpustakaan.

Pintu security bisa mendeteksi buku-buku yang sudah dipinjam atau belum. Ketika seorang

user mengembalikan buku, security bit yang ada pada RFID tag buku tersebut akan di-reset

dan record-nya secara otomatis akan di-update.

RFID tag seringkali dianggap sebagai pengganti dari barcode. Ini

disebabkan karena RFID memiliki berbagai macam keuntungan dibandingkan dengan

penggunaan barcode. RFID mungkin tidak akan seluruhnya mengganti teknologi barcode,

dikarenakan faktor harga, tetapi dalam beberapa kasus nantinya penggunaan RFID akan

sangat berguna. Keunikan yang dimilikinya adalah bisa dilacak dari suatu lokasi ke lokasi

yang lainnya. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk melawan aksi pencurian dan

bentuk-bentuk product loss yang lainnya. RFID juga sudah diajukan untuk penggunaan

pada point-of-sale yang menggantikan kasir dengan suatu mesin otomatis tanpa harus

melakukan barcode scanning. Hal ini tetapi harus dibarengi dengan turunnya harga RFID

tag agar bisa digunakan secara luas di masyarakat. Begitu pula yang RFID untuk membuat

alat ini saya menggunakan tipe RC522.

Gambar 2.5 Tag dan Reader RFID

Module RFID RC522 Reader/Writer mengaplikasikan Philips

MFRC522 yang dirancang agar gampang untuk digunakan dengan harga relatif murah.

17

Module ini menggunakan frekuensi 13.56 Mhz yang memungkinkan dalam pembacaan

dan penilisan chip RFID dengan jarak yang dekat. Spesifikasi RFIDRC522 :

1. Arus dan tegangan operasional : 13-26mA/DC 3.3V

2. Tipe kartu Tag yang didukung : mifare1 S50, MIFARE DESFire,

mifare Pro, mifare1 S70 MIFARE Ultralight,

3. Idle current :10-13mA/DC 3.3V

4. Peak current: 30mA

5. Sleep current: 80uA

6. Menggunakan Antarmuka SPI

7. Kecepatan transfer rate data : maximum 10Mbit/s

8. Frekuensi kerja : 13.56MHz

9. Ukuran dari RFID Reader : 40 x 60mm

10. Suhu tempat penyimpanan : -40 – 85 degrees Celsius

11. Suhu kerja : -20 – 80 degrees Celsius

12. Relative humidity: relative humidity 5% -95%

a. Kelebihan RFID

1. Untuk produk, jika selama ini menggunakan barcode hanya untuk

mengetahui jenis produknya saja, dengan menggunakan RFID

dapat menyimpan secara otomatis tidak hanya jenis produknya

saja tetapi juga dapat disimpan data tentang siapa produsen produk

tersebut, kapan pertama produk tersebut diproduksi, sudah berapa

lama, berasal dari mana dan lain sebagainya

2. Untuk kenyamanan belanja RFID dapat mengetahui produk-

produk yang dimasukkan dalam keranjang belanja pelanggan

dengan sekejap, sehingga total harga dapat diketahui dan ketika

mendekati kasir hanya tinggal membayar, sedemikian cepatnya

terlebih lagi jika pelanggan difasilitasi pembayaran dengan

menggunakan kartu pembayaran RFID.

18

3. Untuk keamanan pihak retailer penggunaan RFID dapat

mengetahui barang-barang yang dicuri yang tidak diletakkan di

keranjang belanja, jadi penggunaan RFID ini sangat efisien.

4. Untuk penyediaan barang, dengan RFID pihak retailer dapat

mengawasi pengiriman barang secara real time sehingga sangat

berguna dalam memantau stok yang akan diterimanya dari

supplier maupun barang yang dikirimkannya ke pelanggan.

c. Relay

i. Pengertian Relay

Relay adalah suatu komponen elektronika berupa saklar atau switch

elektrik yang dioperasikan oleh listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet

(coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch). Komponen elektronika ini

menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakan saklar sehingga dengan arus

listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.

Komponen relay ini nantinya digunakan untuk pembatasan tegangan dari solenoid door

atau dapat diartikan mengendalikan komponen dengan tegangan yang tinggi dengan

bantuan signal tegangan rendah.

Gambar 2.6 Relay

19

ii. Fungsi

Seperti pengertian diatas, telah di jelaskan tadi bahwa relay memiliki

fungsi sebagai saklar elektrik, namun jika di aplikasikan ke dalam rangkaian elektronika,

relay memiliki beberapa fungsi, sehingga dapat membantu alat yang akan dibuat oleh

peneliti. Berikut beberapa fungsi saat di aplikasikan ke dalam sebuah rangkaian

elektronika. Yaitu :

1. Mengendalikan suatu sirkuit tegangan tinggi

dengan cara menggunakan bantuan signal

tegangan rendah.

2. Menjalankan fungsi logika.

3. Memberikan fungsi penundaan waktu.

4. Melindungi komponen yang lainnya dari korsleting atau

kelebihan tegangan.

Selenoid Door Lock

Pengertian

Solenoid Door Lock ini berfungsi sebagai aktuator. Prinsip dari

solenoid sendiri akan bekerja sebagai pengunci dan akan aktif ketika diberikan tegangan.

Didalam solenoid terdapat kawat yang melingkar pada inti besi. Ketika arus listrik mengalir

melalui kawat ini, maka terjadi medan magnet untuk menghasilkan energi yang akan

menarik inti besi ke dalam. Solenoid Door Lock ini menggunakan tegangan supply 12v,

dan menggunakan sistem kerja NC (Normally Close).

Spesifikasi

1. Product Nam : Door Selenoid 12v

2. Material : Metal, Electronic Parts

3. Color : Silver Tone

4. Rated Voltage : DC 12v

5. Rated Stroke & Force : 10mm, 50g

6. Net Weight : 147g

7. Power : 8W

20

Flowchart

Menurut Mulyadi (2016:2) sistem adalah kumpulan dari unsur-unsur

yang saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersamasama

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Definisi lain dijelaskan oleh Romney & Steinbart

(2014:3) bahwa sistem adalah rangkaian komponenkomponen yang saling berhubungan

untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem

merupakan rangkaian komponen-komponen yang saling berhubungan dan berfungsi untuk

mencapai tujuan perusahaan.

Perusahaan biasanya menggunakan bagan alir (flowchart) untuk

menggambarkan suatu sistem dan prosedur yang berjalan di dalamnya. Menurut Romney

& Steinbart (2014:67) bagan alir (flowchart) merupakan teknik analitis bergambar yang

digunakan untuk menjelaskan tentang prosedur-prosedur yang terjadi di dalam perusahaan

secara ringkas dan jelas. Bagan alir (flowchart) biasanya digambar dengan menggunakan

software seperti Microsoft Visio, Microsoft Word, ataupun Microsoft Power Point.

Bagan alir (flowchart) digambarkan dengan menggunakan simbol-

simbol. Menurut Romney & Steinbart (2014:67) simbol bagan alir (flowchart) dibagi

menjadi 4 kategori yaitu simbol input/output, simbol pemrosesan, simbol penyimpanan,

simbol arus dan lain-lain. Simbol input/output memperlihatkan input/output dari suatu

sistem. Simbol pemrosesan memperlihatkan data-data yang sedang diolah di dalam sistem,

data tersebut dapat diolah secara elektronik ataupun dengan tangan. Simbol penyimpanan

memperlihatkan dimana data-data perusahaan disimpan. Simbol arus dan lain-lain

memperlihatkan arus data, darimana bagan alir dimulai dan berakhir, bagaimana suatu

keputusan dibuat dan cara-cara yang digunakan untuk menambah catatan penjelas untuk

bagan alir. Simbol-simbol umum dan penjelasan yang terdapat di dalam bagan alir dapat

dilihat pada gambar dibawah ini.

21

Gambar 2.7 Contoh Simbol Flowchart

Internet

Internet tercipta pada tahun 1969 dengan lahirnya Arpanet, suatu proyek

eksperimen Kementrian Pertahanan Amerika Serikat bernama DARPA (Departement of

Defense Advanced Research Project Agency). Lembaga tersebut membawa misi untuk

mencoba menggali teknologi jaringan untuk menghubungkan para peneliti dengan berbagai

sumber daya, seperti komputer dan pangkalan data yang besar. Arpanet berhasil

membangun jaringan tersebut dan berkembang hingga sekarang. Arpanet mencakup

puluhan bahkan ratusan juta orang dan sistem jaringan (Ardianto & Erdinaya, 2007).

Reddick & King (1996), mendefinisikan internet sebagai suatu istilah yang

digunakan untuk menggambarkan saling hubungan antar jaringan-jaringan komputer,

sehingga dapat memungkinkan komputer-komputer itu saling terhubungkan atau

berkomunikasi satu sama lain. Bukan hanya orang yang berkomunikasi dengan orang,

melainkan juga bisa orang dengan mesin, dan bahkan mesin dengan mesin.

Berdasarkan karakteristik komputer dan internet, perorangan ataupun secara

kelompok dapat bekerja tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu. Kapan saja dan di mana saja

orang bisa menjalankan pekerjaannya. Di rumah, di perjalanan kereta api, di terminal, di

rumah makan saat santai, bahkan di malam hari ketika sebagian besar orang lain sedang

tidur, seseorang bisa bekerja dengan komputer dan internet.

22

Internet Of Things

Internet of Things (IoT) adalah struktur di mana obyek, orang disediakan dengan

identitas eksklusif dan kemampuan untuk pindah data melalui jaringan tanpa memerlukan

dua arah antara manusia ke manusia yaitu sumber ke tujuan atau interaksi manusia ke

komputer. IoT merupakan perkembangan teknologi yang menjanjikan IoT dapat

mengoptimalkan kehidupan dengan sensor sensor cerdas dan benda yang memiliki jaringan

dan bekerjasama dalam internet. Pada tahun 1989 internet mulai dikenal dan mengawali

kegiatan secara online. Penelitian mengenai perangkat yang dikendalikan melalui internet

dilakukan John Romkey pada tahun 1990 dengan menciptakan pemanggang roti yang dapat

diaktifkan dan dimatikan secara online. Selanjutnya berbagai penelitian perangkat keras

dan lunak dilakukan untuk pengendalian jarak jauh melalui internet. Kevin Ashton, seorang

Direktur Eksekutif Auto-ID Lab di MIT menyebutkan pertama kali istilah The Internet of

Things (IoT) pada tahun 1997 berbasis Radio Frequency Identification (RFID). Selanjutnya

RFID digunakan dalam skala besar di militer Amerika Serikat sejak tahun 2003. Internet

Protocol (IP) dikembangkan pada tahun 2008 dan digunakan untuk mengaktifkan.

Cara kerja dari IoT yaitu setiap benda harus memiliki sebuah alamat Internet

Protocol (IP). Alamat Internet Protocol (IP) adalah sebuah identitas dalam jaringan yang

membuat benda tersebut bisa diperintahkan dari benda lain dalam jaringan yang sama.

Selanjutnya, alamat Internet Protocol (IP) dalam benda-benda tersebut akan dikoneksikan

ke jaringan internet.

Beberapa elemen IoT seperti RFID (Radio Frequency Identification), WSN

(Wireless Sensor Network), WPAN (Wireless Personal Area Network), WBAN (Wireless

Body Area Network), HAN (Home Area Network), NAN (Neighborhood Area Network),

M2M (Machine to Machine), CC (Cloud Computing), dan DC (Data Center) memiliki

pengaruh dalam kehidupan seperti proses penginderaan IoT berarti mengumpulkan data

dari benda-benda terkait di dalam jaringan dan mengirimkannya kembali ke warehouse,

database atau cloud. Elemen IoT ini merupakan bagian dari Internet Communication

Technology untuk melakukan identifikasi, penginderaan, komunikasi dan perhitungan

iii. Web

Pengertian Website secara umum adalah kumpulan informasi/kumpulan page yang

biasa diakses lewat jalur internet. Setiap orang di berbagai tempat dan segala waktu bisa

23

menggunakannya selama terhubung secara online di jaringan internet. Secara teknis,

website adalah kumpulan dari page, yang tergabung kedalam suatu domain atau subdomain

tertentu. Website-website yang ada berada di dalam World Wide Web(WWW) Internet. Dan

menurut para ahli Website adalah fasilitas internet penghubung dokumen dalam lingkup lokal

maupun jarak jauh. Dokumen pada website disebut dengan web page sementara link dalam

website memungkinkan pengguna bisa berpindah dari satu page ke page lain (hyper text),

baik diantara page yang disimpan dalam server yang sama maupun server diseluruh dunia.

Pages diakses dan dibaca lewat browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer,

Mozila Firefox, Google Chrome dan aplikasi browser lainnya (pengertian website dari

Hakim Lukmanul, 2004).

Website sendiri mempunyai banyak sekali manfaat. Oleh karena itu kita dapat

mengetahui setiap fungsi website, dengan mengetahui sesuai kategori jenisnya. Jenis

website yang berbeda tentunya mempunyai fungsi yang berbeda. Yaitu :

a. Website Sebagai Sarana Informasi.

Ini adalah fungsi utama dari website umumnya yaitu sebagai sarana

informasi. Website bisa jadi suatu media untuk menyebarkan informasi-

informasi ke publik. Idealnya, memang website dijadikan sarana edukasi

akan berbagai topik yang ada.

b. Website Sebagai Sarana Hiburan.

Menjadi sarana hiburan bagi publik juga termasuk ke dalam fungsi

website. Misalnya ketika Anda membaca majalah online, berita soal

gaya hidup, atau ulasan film dan karya seni lainnya dari website- website

yang ada.

c. Website Sebagai Sarana Jual Beli/eCommerce.

Tujuan dari website seperti ini adalah mendapat customer yang

bertransaksi, meningkatkan penjualan dan loyalitas customer terhadap

brand perusahaan. Website-nya juga tidak hanya berisi konten-konten

informatif saja tetapi juga dukungan fitur tertentu semacam payment

gateway.

iv. HTML

Tujuan dari website seperti ini adalah mendapat customer yang bertransaksi,

meningkatkan penjualan dan loyalitas customer terhadap brand perusahaan. Website-nya

24

juga tidak hanya berisi konten-konten informatif saja tetapi juga dukungan fitur tertentu

semacam payment gateway.

Sekarang ini HTML merupakan standar Internet yang dikendalikan dan

didefinisikan pemakaiannya oleh World Wide Web Consortium (W3C). Pada tahun 1989,

HTML dibuat oleh kolaborasi Berners-lee Robert dengan Caillau TIM pada saat mereka

bekerja di CERN (CERN merupakan lembaga penelitian fisika energi tinggi di Jenewa).

HTTP atau Hypertext Transfer Protokol merupakan protokol yang digunakan untuk

mentransfer data atau document yang berformat HTML dari web server ke web browser.

Dengan HTTP inilah yang memungkinkan Anda menjelajah internet dan melihat halaman

web.

Secara umum, fungsi HTML adalah untuk mengelola serangkaian data dan

informasi sehingga suatu dokumen dapat diakses dan ditampilkan di Internet melalui

layanan web. Fungsi HTML yang lebih spesifik yaitu :

a. Membuat halaman web.

b. Menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser

Internet.

c. Membuat link menuju halaman web lain dengan kode tertentu

(hypertext).

v. CSS

CSS (Cascading Style Sheet) adalah stylesheet language yang digunakan untuk

mendeskripsikan penyajian dari dokumenyang dibuat dalam mark up language. CSS

merupakan sebuah dokumen yang berguna untuk melakukan pengaturan pada komponen

halaman web, inti dari dokumen ini adalah memformat halaman web standar menjadi

bentuk web yang memiliki kualitas yang lebih indah dan menarik.

CSS dibuat dan dikembangkan oleh W3C (World Wide Web Consortium) pada tahun

1996 untuk alasan yang sederhana. Dulu HTML tidak dilengkapi dengan tags yang

berfungsi untuk memformat halaman. Anda hanya perlu menulis markup untuk situs.

Tags, seperti <font>, diperkenalkan di HTML versi 3.2, dan ketika itu

menyebabkan banyak masalah bagi developer. Karena website memiliki berbagai font,

warna background, dan style, maka untuk menulis kembali (rewrite) kode memerlukan

proses yang sangat panjang dan sulit. Oleh sebab itu, W3C membuat CSS untuk

menyelesaikan masalah ini.

25

HTML dan CSS memiliki keterikatan yang erat. Karena HTML adalah bahasa

markup (fondasi situs) dan CSS memperbaiki style (untuk semua aspek yang terkait dengan

tampilan website), maka kedua bahasa pemrograman ini harus berjalan beriringan.

a. Kelebihan CSS

Dengan CSS, Anda dapat mengatur tampilan semua aspek

pada file yang berbeda, lalu menentukan style, kemudian

mengintegrasikan file CSS di atas markup HTML. Alhasil,

markup HTML bisa lebih mudah di-maintain.

Singkatnya, dengan CSS, Anda tidak perlu

mendeskripsikan tampilan dari masing-masing elemen secara

berulang-ulang. Anda tidak membuang-buang waktu, kode yang

digunakan pun lebih singkat, dan error dapat diminimalisir.

Karena opsi kustomisasi yang ada hampir tak terbatas, CSS

memungkinkan Anda untuk menerapkan berbagai macam style

pada satu halaman HTML.

b. Cara kerja CSS

CSS menggunakan bahasa Inggris sederhana berbasis syntax

yang dilengkapi dengan sekumpulan rule yang mengaturnya.

Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, HTML tidak

dibuat untuk menerapkan elemen style, hanya markup halaman

saja. HTML dirancang semata-mata untuk mendeskripsikan

konten. Sebagai contoh: <p> This is a paragraph.</p>.

d. Kajian Pustaka.

Penelitian sebelumnya (Fillial et al., 2019) penulis telah membuat sebuah rancang

bangun keamanan pintu ruangan dengan menggunakan RFID dan password. Pada

perancangan ini terdapat dua cara untuk membuka pintu dengan menggunakan RFID dan

password sebagai akses untuk membuka ruangan. Sistem keamanan menggunakan Arduino

UNO sebagai pusat pengendalinya. Sistem keamanan ini dirancang hanya

26

sekedar alat saja tidak adanya, penjadwalan atau report yang dikeluarkan. Penelitian ini

menggunakan metode rancang bangun yang meliputi langkah-langkah antara lain

identifikasi kebutuhan, analisis kebutuhan, perancangan perangkat keras (Hardware),

pembuatan alat dan pengujian alat. Ketika tag card didekatkan dengan RFID reader maka

RFID reader akan membaca data yang dikirimkan oleh tag card dan selanjutnya data akan

diproses dan diverifikasi oleh chip mikrokontroler. Apabila datanya valid maka akan

diminta untuk mengetik password dan password akan diproses oleh chip mikrokontroler

dan motor DC akan bergerak untuk membuka jika password yang dimasukkan benar.

Buzzer akan berbunyi ketika salah dalam memasukkan password sebanyak 3 kali. Apabila

dikaji lebih khusus, sistem keamanan ini tidak adanya pemantauan jarak jauh menjadikan

kurangnya efisien sistem keamanan yang dilakukan hanya bisa dilakukan dalam jarak dekat

saja.

Bedasarkan penelitian sebelumnya, penelitian tersebut menggunakan Arduino UNO

sebagai pusat pengendali, sedangkan penilitian yang sedang dibuat menggunakan

NodeMCU dikarenakan ruang penyimpanan lebih besar dibanding dengan Arduino UNO.

NodeMCU sendiri mempunyai fitur wifi untuk menyambungkan ke webserver yang dibuat,

peneliti sebelumnya hanya sebatas atas saja tidak adanya webserver yang membantu

penjadwalan user yang terdaftar dan akses user.

e. Kerangka Berfikir.

Sugiyono (2016: 38) mengatakan bahwa kerangka berfikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir dimulai dengan

mengidentifikasi masalah, kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu ketidakefektifan

ruangan yang ada di perbanas institute jakarta apabila harus membuka dan menutup pintu

secara manual, tingkat keamanan yang semakin tidak terkendali yang berpotensi

menimbulkan tindak pencurian barang-barang berharga di dalam ruangan karena tidak

adanya peringatan apabila pintu dibuka secara paksa oleh pihak luar, kebanyakan sistem

otomasi yang sampai saat ini hanya terfokus pada keunggulan sistem tanpa

mempertimbangkan keefektifan. Identifikasi masalah mendasari untuk melakukan analisis

masalah, yaitu bagaimana cara menghasilkan solusi yang efektif untuk mengontrol pintu

baik dari jarak maupun jarak jauh menggunakan webserver berbasis

27

wireless mengunakan NodeMCU ESP8266 dan juga dari jarak dekat dengan menggunakan

RFID sebagai pengaman, serta mampu tetap mengoperasikan pengontrolan keamanan

ruangan.

Langkah terakhir yaitu menghasilkan produk yang mampu mengontrol pintu yang

mudah dikendalikan dengan menggunakan mikrokontroler NodeMCU ESP8266 sebagai

pusat pengendalinya dan webserver berbasis wireless serta RFID sebagai kontrol dari pintu

tersebut. Dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat, tidak mustahil jika konsep ini

di terapkan di Indonesia. Berdasarkan kinerja yang dihasilkan dan dinyatakan berhasil

setelah diujikan, produk ini akan menjadi salah satu solusi pengontrolan pintu yang mampu

meningkatkan efektifitas dalam penggunaannya.

Pada penelitian ini alur kerangka berpikir ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 2.8 Kerangka Berfikir

28

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 DiagramTahapan Penelitian

29

3.1 Data Riset

Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilaksanakan pada Juni 2020 hingga

Agustus 2020. Perancangan, pembuatan perangkat keras (hardware), dan disimulasi

menggunakan pintu miniatur atau prototype.

3.2 Instrumen Penelitian.

Dalam pembuatan alat dibutuhkan Instrumen penelitian yang digunakan untuk

pengambilan data selama pengujian yaitu sebagai berikut :

1. Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak (software) yang digunakan untuk pembuatan alat, sebagai

berikut :

a. Command Prompt.

b. Microsoft Office

c. ESP-RFID Web UI

d. Flitzing

2. Kebutuhan Perangkat Keras

Perangkat keras (hardware) yang di gunakan untuk pembuatan alat, adalah

sebagai berikut :

a. NodeMCU

b. RFID

c. Relay

d. Selenoid Door Lock

e. 1 buah Laptop atau Handphone

3.3 Tahapan Penelitian

1. Requirement Analysis/Analisis Persyaratan

Tahap analisis yaitu tahap untuk mengidentifikasi dan mendapatkan data

mengenai kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam perancangan dan

pengimplementasian sistem dan pemikiran untuk perancangan selanjutnya.

a. Analisis kebutuhan pemakai, yaitu analisis mengenai kebutuhan apa saja

yang dibutuhkan oleh pemakai yang harus diterapkan pada sistem yaitu

antara lain keamanan dengan mengunakan RFID.

30

b. Analisis kerja, yaitu analisis mengenai data unjuk kerja yang akan

dilakukan oleh sistem yang akan dirancang.

c. Analisis data, yaitu analisis mengenai data apa saja yang akan diproses

baik sebagai masukan maupun sebagai keluaran.

d. Analisis teknologi, yaitu analisis mengenai teknologi apa yang akan

dipakai dalam sistem yang akan dirancang.

2. Design/Perancangan

Desain merupakan tahap melakukan pemikiran untuk mendapatkan cara

terefektif dan efisien mengimplementasikan sistem dengan bantuan data yang

didapatkan dalam tahap analisis. Di dalam desain akan didapatkan sebuah kerangka

untuk mengimplementasikan sistem. Ada beberapa tahap dalam desain yaitu :

a. Desain umum sistem mekanik

Desain mengenai sistem mekanik yang terdiri dari RFID, Relay,

Selenoid Door Lock, dan interface komputer dengan NodeMCU.

Gambar 3.1 Desain Alat atau Wiring

b. Desain diagram alir alat (flowchart)

Merupakan bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan

urutan proses dan hubungan antara proses secara mendetail didalam

suatu program.

31

Gambar 3.2 Flowchart Cara Kerja Alat

c. Kontroler

Kontroler yang digunakan adalah NodeMCU ESP8266, NodeMCU telah

me-package ESP8266 ke dalam sebuah board yang sudah terintergrasi

dengan berbagai feature selayaknya microkontroler dan kapasitas akses

terhadap wifi dan juga chip komunikasi yang berupa USB to serial.

Sehingga dala pemograman hanya dibutuhkan kabel data USB.

3. Code/Pengkodean

Pengkodean merupakan tahap menterjemahkan desain ke dalam bentuk

antarmuka pengguna. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengkodean tersebut

adalah :

32

a. Menentukan program source code yang dibutuhkan sebagai pendukung.

program yang telah dirancang ke mikrokontroler NodeMCU dengan

sesuai modul sehingga dapat menjadi sistem keamanan pintu.

b. Menterjemahkan prosedur, subrutin dan fungsi-fungsi dari modul-

modul ke dalam bahasa pemrograman.

c. Menyatukan prosedur, subrutin dan fungsi-fungsi dari modul-modul

yang telah dibuat ke dalam kesatuan program.

4. Test/Pengujian

Pengujian pada penelitian ini menggunakan White Box, dilakukan untuk

mengetahui apakah sistem yang telah dibuat telah sesuai dengan hasil dari analisis

kebutuhan. Pengujian yang dilakukan terdiri dari dua bagian, yaitu pengujian

hardware dan pengujian software.

Pengujian software adalah proses eksekusi pada program untuk menemukan

kesalahan. Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas terlebih dahulu

dari kesalahan-kesalahan. Oleh sebab itu program harus diuji untuk menemukan

kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Pengujian dilakukan untuk setiap

modul dan dilanjutkan dengan pengujian untuk semua modul yang telah dirangkai.

5. Maintenance/Pemiliharaan

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam tahapan penelitian ini. Sistem dapat

diimplementasikan. Pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak

ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas implementasi dan

pengembangan unit sistem, serta pemeliharaan program. Pemeliharaan sistem dapat

dilakukan oleh seorang administrator untuk meningkatkan kualitas sistem agar jauh

lebik baik.

3.4 Metode Riset

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah merancang suatu sistem

keamanan pintu dengan menggunakan RFID. Hasil perancangan selanjutnya diuji untuk

mengetahui modul RFID dan Selenoid Door Lock bekerja dengan baik. Perancangan telah

terpenuhi apabila suatu ruang terkunci dan berjalan secara baik sesuai sistem yang telah

ditentukan.

33

3.5 Metodologi Penelitian

3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan analisis data ada beberapa

tahap yaitu :

1. Studi Pustaka

Bagian ini dilakukan untuk mendapatkan data-data tertulis baik secara

teoritis maupun empiris yang terkait dengan topik penelitian. Selain itu studi

pustaka yang dilakukan peneliti, berdasar pengumpulan bahan-bahan

berkaitan judul proposal penelitian melalui buku-buku bacaan dan situs

internet, penelitian yang terkait dengan monitoring dan pengontrolan suhu.

3.5.2 Metode Pengembangan Alat

Metode pengembangan sistem yang dipakai dalam pembuatan proposal penelitian

ini adalah metode Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang

input ke dalam ruang output. Untuk sistem yang sangat rumit, penggunaan logika fuzzy

(fuzzy logic) adalah salah satu pemecahannya.

.

34

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti melakukan pengujian alat yang sudah dibuat, serta suatu sistem

keamanan pintu ruangan pada Perbanas Institute Jakarta dengan menggunakan NodeMCU

sebagai pusat pengendali serta didukung nya metode pengembangan alat menggunakan

metode logika fuzzy. Penelitian ini bertujuan untuk memahami fungsi, cara pemakaian, dan

mengetahui komponen-komponen penyusun yang terdapat dalam NodeMCU, dari sensor

RFID yang terdapat didalam kartu mahasiswa yang berfungsi sebagai hak akses untuk pintu

ruangan.

4.1 Hasil Perancangan dan Kerja Keseluruhan Sistem.

Hasil Perancangan Prototype “SMARTLOCK RFID IDENTIFICATION

BERBASIS NodeMCU DENGAN METODE FUZZY LOGIC” dapat dilihat pada gambar

4.1 dan 4.2 perancangan kotak pada alat guna untuk merapikan alat

Gambar 4.1 Prototype Alat.

Gambar 4.2 Prototype Alat 2.

35

Mekanisme kerja Prototype adalah ketika RFID reader mendeteksi tag RFID yang

ditempelkan didekat reader (diasumsikan kartu tersebut adalah milik user yang telah

terdaftar), setelah tag RFID terbaca maka selenoid akan terbuka selama 10 detik setelah itu

akan tertutup lagi dan kode unik dari tag tersebut akan tertampil secara otomatis pada

webserver yang dapat dilihat dari perangkat keras laptop ataupun

handphone. Di dalam webserver akan menunjukan data pemilik tag berupa nama, no kartu,

akses, menampilkan tanggal dan jam tag tersebut saat mengakses pintu. Jika tag RFID tidak

terdaftar pada webserver selenoid tidak akan terbuka dan akan menampilkan akses tidak

terdaftar berusaha masuk dengan format yang sama yaitu tanggal dan jam.

4.2 Hasil Perancangan Perangkat Keras.

Pada sub-bab ini akan dibahas implementasi dari perangkat keras yang telat dibuat.

Dilakukan pendesainan, pengujian dan pengamatan terhadap sudut setiap sensor RFID

yang dilakukan masing-masing 5 kali pengujian sampai sensor mencapai sesuai fungsi.

Pendesainan sebelum alat dibutuhkan untuk memastikan semua modul yang terpakai

berjalan sesuai fungsinya. Pengujian dan pengamatan tidak hanya dilakukan sekali waktu

tetapi dilakukan beberapa kali dihari yang berbeda sampai mendapatkan data yang terbaik.

4.2.1 Desain Wiring Diagram.

Berikut ini adalah desain atau gambar kerja rangkaian, ini bertujuan memudahkan

perancangan modul-modul yang akan digunakan menjadi satu rangkaian alat. Gambar 4.3

dibawah ini adalah desain rangkaian dalam pembuatan “SMARTLOCK RFID

IDENTIFICATION BERBASIS NodeMCU DENGAN METODE FUZZY LOGIC”.

Gambar 4.3 Design Wiring.

36

Gambar 4.3 di atas menunjukan rangkaian dari berbagai modul dijadikan menjadi

satu alat. Rangkaian tersebut melihatkan bagaimana terhubung nya NodeMCU dengan

modul pendukung lain nya seperti RFID reader, Relay, Power socket, Selenoid Door dan

komponen tambahan lainnya. Disini peneliti memakai NodeMCU dikarenakan ruang

penyimpanan lebih besar dibanding dengan Arduino UNO. NodeMCU sendiri mempunyai

fitur wifi untuk menyambungkan ke webserver yang dibuat, peneliti sebelumnya hanya

sebatas atas saja tidak adanya webserver yang membantu penjadwalan user yang terdaftar

dan akses user Dengan adanya desain ini memudahkan kita dalam merangkai suatu alat.

Pengujian dan Pengamatan Jarak Baca RFID Reader.

Gambar 4.4 Sensor RFID (Reader RFID & Tag RFID).

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui jarak baca sensor RFID reader terhadap

tag RFID yang ditempelkan, pendeteksian atau pembacaan tag oleh sensor RFID yang

nantinya akan ditandai dengan menyalanya LED berwarna hijau dan selenoid yang terbuka.

Pengujian dilakukan dengan posisi seperti yang ditunjukan pada gambar.

Gambar 4.5 Diagram Sensor RFID

RFID

READE

R

RFID TAG

37

Hasil pengujian ditampilkan pada tabel :

Data ke Jarak Reader Respon

1 1 cm Terbaca

2 2 cm Terbaca

3 3 cm Terbaca

4 4 cm Tidak Terbaca

5 5 cm Tidak Terbaca

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Jarak Sensor .

Dari pengujian tersebut didapatkan jarak terjauh dan sudut pembacaan terbaik dari

pembacaan tag RFID 2 cm dan tepat diatas sensor RFID. Tabel 4. juga menunjukan bahwa

RFID reader mengirim gelombang radio ke satu arah, hal ini dibuktikan dengan tag yang

dapat dibaca dari jarak yang tertentu dan satu arah. Dan yang nantinya tag yang sudah

terbaca di RFID reader akan dihubungkan dengan webserver untuk memberitahu akses atau

user terdaftar tidaknya.

38

#ifndef rfid125kHz_h

#define rfid125kHz_h

base);

#include "Arduino.h"

class RFID_Reader

{

public:

void rfidSerial(char x);

bool Available();

String GetHexID();

String GetDecID();

String GetTagType();

private:

char *ulltostr(unsigned long long value, char *ptr, int

void parse();

uint8_t char2int(char c);

uint8_t get_checksum(unsigned long long data);

static const char asciiNum_diff = 48;

static const char asciiUpp_diff = 7;

bool data_available = false;

unsigned long long new_ID = 0ULL;

unsigned long long last_ID = 0ULL;

uint8_t tagtype;

uint8_t lasttagtype;

unsigned long LastRFID = 0UL;

char msg[15];

uint8_t msgLen;

byte ix = 0;

byte StartByte = 0x02;

byte EndByte = 0x03;

typedef struct {

39

Sourcode diatas adalah library RFID untuk membaca data yang ada didalam tag

RFID untuk diimplementasikan ke reader RFID. Dengan adanya library ini membantu

sensor RFID memberikan data yang nantinya dikirim ke webserver.

Bedasarkan pengamatan diatas yang dilakukan saat tag RFID terdeksi reader RFID,

setiap tag RFID mempunyai data untuk dapat terdeksi oleh reader RFID. Diatas adalah

sourcode untuk membaca data didalam tag RFID saat membuka pintu nantinya.

uint8_t itype;

char* stype;

} typeDictionary;

const typeDictionary typeDict[12] {

{0x01, (char*)"MIFARE 1K"},

{0x02, (char*)"EM4100"},

{0x03, (char*)"MIFARE 4K"},

{0x10, (char*)"HID card"},

{0x11, (char*)"T5567"},

{0x20, (char*)"2G certificate"},

{0x21, (char*)"IS014443B"},

{0x22, (char*)"FELICA"},

{0x30, (char*)"15693 tag"},

{0x50, (char*)"CPU card"},

{0x51, (char*)"sector information"},

{0xFF, (char*)"keyboard data"}

};

};

#endif

40

4.3 Subrutin Program Utama

Pada bagian ini akan dibahas mengenai subrutin program yang akan membuka

selenoid dengan menggunakan tag RFID yang terdapat pada perintah WriteLatest dan

activeRelay. Pada subrutin ini akan menjelaskan bagaimana Fuzzy Logic berfungsi didalam

sourcode dengan menggunakan open atau close sebagai kendali alat yang akan dibuat.

Fungsi program WriteLatest sebagai pembaca buka atau tutupnya pintu nantinya,

sedangkan activeRelay berfungsi sebagai pembuka selenoid pintu ketika tag RFID

ditempelkan ke reader RFID, seperti yang ditunjukan pada sourcode dibawah.

writeLatest("", "(used open/close button)", 1);

activateRelay = true;

}

if (wifipin != 255 && configMode && !wmode)

{

if (!wifiFlag)

{

if ((currentMillis - blink_) > 500)

{

blink_ = currentMillis;

digitalWrite(wifipin, !digitalRead(wifipin));

}

}

else

{

if (!(digitalRead(wifipin)==LEDon)) digitalWrite(wifipin,

LEDon);

}

}

if (currentMillis >= cooldown)

{

41

Pada sourcode di atas bagaimana cara kerja ketika sensor RFID dijalankan dengan

adanya LEDon yang menandakan alat berjalan sesuai fungsi. Dan pada bagian RFIDloop

(); berfungsi sebagai penanda akses diterima atau akses terdaftar pada webserver. Begitu

pula dengan fungsi WriteLatest dimana terdapat proses Fuzzy dengan perintah input/output

button yang terjadi. Alat yang terkoneksi menggunakan wifi, yang berfungsi sebagai

hubungan antara alat dengan webserver nantinya. Sourcode dibawah adalah soucode untuk

mengaktifkan modul wifi yang terdapat pada NodeMCU.

if (lockType == 1)

{

if (activateRelay)

{

// currently OFF, need to switch ON

if (digitalRead(relayPin) == !relayType)

ESP.restart();

}

if (isWifiConnected)

{

wiFiUptimeMillis += deltaTime;

}

if (wifiTimeout > 0 && wiFiUptimeMillis

> (wifiTimeout * 1000) && isWifiConnected == true)

{

writeEvent("INFO", "wifi", "WiFi is going to be disabled", "");

doDisableWifi = true;

}

if (doDisableWifi == true)

{

doDisableWifi = false;

wiFiUptimeMillis = 0;

disableWifi();

}

42

Untuk dapat mengaktifkan sourcode pada NodeMCU harus di restart

terlebih dahulu dengan menekan tombol yang terdapat pada bagian yang ada di

NodeMCU. Dengan begitu sourcode yang sudah di input kedalam NodeMCU akan

berjalan sesuai fungsi diatas.

Setelah semua perancangan perangkat lunak atau sourcode yang terdapat

pada NodeMCU memberikan hasil yang sesuai, selanjutnya program-program

tersebut digabungkan menjadi sebuah program utama. Saat RFID reader 1

{

doDisableWifi = false;

wiFiUptimeMillis = 0;

disableWifi();

}

else if (doEnableWifi == true)

{

writeEvent("INFO", "wifi", "Enabling WiFi", "");

doEnableWifi = false;

if (!isWifiConnected)

{

wiFiUptimeMillis = 0;

enableWifi();

}

}

if (mqttenabled == 1)

{

if (mqttClient.connected())

{

if ((unsigned)now() > nextbeat)

{

mqtt_publish_heartbeat(now());

nextbeat = (unsigned)now() + interval;

43

membaca tag RFID, data tag tersebut akan dikirim secara serial ke webserver oleh

NodeMCU dengan menggunakan wifi sebagai penghubungnya dan webserver

secara serial pula akan mengirimkan ke NodeMCU. Setelah NodeMCU menerima

data yang dikirim websever melalui wifi, maka selenoid akan membuka pintu sesuai

fungsinya dan akan menutupnya setelah 10 detik kemudian.

Gambar 4.7 Alat Sesudah Mendeteksi RFID.

44

Hasil Perangkat Lunak.

Adapun pengujian dari perangkat lunak mikrokontroler ini telah terinclude dalam

pengujian perangkat keras, karena perangkat keras akan bisa berjalan apabila telah

terdapat program di dalamnya, jadi dapat disimpulkan jika perangkat keras berhasil maka

perangkat lunak untuk mikrokontroler pun berhasil.

Entity Relationship Diagram digunakan untuk memodelkan entitas, atribut, dan

relasi pada basis data website. Entitas pada aplikasi ini ada 2 entitas, yaitu: tbl_user dan

tbl_history, hubungan dari kedua entitas tersebut dapat digambarkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Diagram Entity.

45

Adapun tabel-tabel yang digunakan dalam database, sebagai berikut :

1. Tbl_User

NamaTabel : Tbl_user

PrimaryKey : user_id

ForeignKey :-

Fungsi : Menyimpan data user

No Nama Kolom Tipe Data

1. user_id Integer(11)

2. nama_user Varchar(50)

3. access_id Varchar(50)

Tabel 4.2 tbl_user

2. Tbl_History

NamaTabel : Tbl_history

PrimaryKey : history_id

ForeignKey :-

Fungsi : Menyimpan data History

No Nama Kolom Tipe Data

1. History_id Integer(11)

2. nama_user Varchar(50)

3. access_id Varchar(50)

4. User_id Varchar(50)

5. Date Datetime

Tabel 4.3 Tbl_History.

46

website interface pada perangkat keras merupakan output pembacaan dari alat yang

sudah dibuat dengan pemantauan yang ditangkap oleh sensor RFID website ini

menggunakan pemrograman bahasa Javascript, website ini akan mencatat semua akses

yang memasuki pintu dengan membentuk suatu tabel report, dengan adanya tabel tersebut

kita dapat memantau siapa saja yang mengakses pintu tersebut. Beberapa fungsi yang ada

pada website RFID ini adalah :

1. User, fungsi dari tabel user adalah menyimpan data user untuk

mengakses pintu dengan cara mendaftarkan nya. Dengan adanya

tabel ini dapat terlihat siapa saja user yang dapat mengakses pintu.

2. Histori, fungsi dari histori adalah menyimpan semua data user yang

dikirim oleh sensor RFID saat digunakan atau saat mengakses pintu,

yang nantinya terlihat dalam betuk tabel.

Pemodelan antarmuka sistem menjadi dasar untuk melakukan pembuatan sistem

monitoring. Berikut ini cara megakses alat dan desain setiap halaman fungsional sistem

monitoring adalah sebagai berikut.

Cara mengakses Alat

Sebelum masuk kehalaman login pada webserver, alat terlebih dahulu koneksikan

dengan perangkat keras pembantu seperti computer, laptop ataupun handphone. Dengan

mengakses wifi yang ada pada alat seperti gambar dibawah.

Gambar 4.9 Koneksi

Koneksikan perangkat keras dengan koneksi yang sudah ditandai dengan garis

merah. Masukan password yang sesuai, setelah sudah terkoneksi. Akses kedalam browser

untuk membuka webserver dengan memasukan alat 192.168.4.1 pada browser.

4.3.1 Halaman Login

47

Halaman ini berfungsi menampilkan halaman login untuk admin. Pada halaman ini

admin harus mengisi kolom isian password. Berikut ini bentuk rancangan halaman login.

Gambar 4.10 Halaman Login.

Halaman login berfungsi untuk keamanan sistem. Pada halaman ini pengguna

(Admin) harus mengisi kolom isian password. Setelah menghubungkan wifi kedalam

perangkat keras.

Setiap tekan tombol “Login”, Sistem melakukan validasi password yang dimiliki.

Apabila data yang diinputkan tidak benar, maka sistem memberikan informasi kesalahan

seperti gambar 4.10 berikut ini.

Gambar 4.11 Notif Validasi

48

4.3.2 Halaman Dashboard

Halaman ini berfungsi menampilkan halaman dashboard untuk admin

melakukan monitoring. Berikut ini bentuk rancangan halaman dashboard.

Gambar 4.12 Halaman Dashboard.

Setelah berhasil melakukan login, maka sistem akan menampilkan halaman

dashboard yang menunjukan informasi tentang perangkat keras atau alat yang sudah

dibuat.

4.3.3 Halaman Setting

Halaman pada bagian ini digunakan untuk mengatur wifi mode, SSID untuk admin

dan IP address. Berikut ini bentuk rancangan halaman setting.

49

Gambar 4.13 Halaman Setting.

Setelah mengisi kolom isian yang ada di wifi setting dengan sesuai, lalu tekan

tombol “Save” untuk menyimpan isian kolom. Setalah itu mengulang koneksi wifi untuk

mengakses ulang website dengan setting wifi yang sudah didaftarkan tadi.

4.3.4 Halaman User

Halaman ini berfungsi untuk mendaftarkan user dengan mengisi isian kolom

dengan benar, supaya dapat mengakses pintu. Berikut ini bentuk rancangan halaman user.

50

Gambar 4.14 Halaman Add User.

Setelah user terdaftar pada website, nantinya akan ada didalam tabel user dengan

data ID, nama, akses, dan tanggal yang sudah diisi pada kolom user. Pada gambar 4.14

dibawah adalah user yang sudah berhasil terdaftar.

51

Gambar 4.15 Halaman User.

4.3.5 Halaman History

Halaman ini berfungsi menampilkan user yang terdaftar atau tidak terdaftar saat

mengakses pintu. Pada halaman terlihat id, nama, akses dan tanggal. Berikut ini bentuk

rancangan halaman history.

Gambar 4.16 Halaman History.

52

Pada halaman history terlihat ada beberapa warna yang digunakan, tujuan dibuat

nyawarna berbeda yakni untuk keamanan sistem itu senditi dan membedakan setiap user

yang ada. Warna hijau untuk user yang sudah terdaftar, warna biru untuk admin, dan warna

merah untuk user yang tidak dikenal.

4.4 Skenario Pengujian.

Skenario pengujian yang dilakukan sudah ditentukan berdasarkan rancangan-

rancangan yang ditetapkan. Diharapkan dengan adanya skenario ini, alat ini dapat

dieksekusi dan memberikan hasil-hasil yang sesuai dengan rancangan, namun jika alat

mengeluarkan hasil yang tidak sesuai rancangan, maka skenario pengujian ini pun

tergolong berhasil karena mampu memberikan hasil di luar skenario dan dapat dilakukan

evaluasi untuk pengembangan dan perbaikan alat selanjutnya.

No Skenario

Pengujian Hasil yang diharapkan Checklist

1.

Pembacaan

Sensor RFID

NodeMCU berhasil

membaca sensor RFID untuk

membuka selenoid.

Sukses

2. Alat

Terkoneksi

Wifi

Alat berhasil terkoneksi wifi

dengan perangkat keras.

Sukses

3. Alat terkoneksi

dengan

Website

Alat berhasil terkoneksi

dengan Website.

Sukses

4.

Proses Login Jika Admin memasukan

password dengan benar

otomatis memasukin

website.

Sukses

53

5.

Add User Dengan cara menempelkan

tag RFID dan reader RFID

otomatis memasukan ID tag

kedalam website.

Sukses

6.

Report

Pengguna

Harian

Jika user yang terdaftar atau

tidak mengakses pintu, maka

akan muncul ditabel

report.

Sukses

Gambar 4.4 Tabel Skenario Pengujian.

54

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil ALAT dengan menggunakan webserver yang telah dibuat, dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Telah berhasil dibangun sebuah alat keamanan pintu ruangan menggunakan

RFID berbasis IoT yang berkerja sesuai spesifikasi dan tujuan yang

diinginkan.

2. Jarak deteksi tag untuk RFID reader hanya 3 cm, jarak ini dianggap baik

dan sesuai dengan kebutuhan .

3. Data yang terkirim ke webserver menggunakan koneksi Wifi dengan

menggunakan NodeMCU adalah data user. Pengirimin data dilakukan

dalam satu kondisi yaitu pengiriman data tiap user mengakses pintu.

4. Webserver sangat membantu dalam penyimpanan data setiap user atau

pemegang kartu akses pintu ruangan.

5. Alat ini hanya menggunakan sumber energi dari PLN sehingga saat

pemadaman listrik PLN maka sistem ini otomatis mati.

5.2 Saran

Untuk hasil lebih baik untuk penelitian selanjutnya, beberapa saran-saran yang

dapat dipertimbangkan oleh pembaca adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat ditambah dengan pembatasan akses setiap kartu tag

RFID user yang ada kampus guna untuk meningkatkan keamanan.

55

2. Pengaplikasian jaringan, baik internet maupun intranet untuk komunikasi

dan distribusi data yang dikirim oleh RFID reader ke webserver.

3. Untuk alat ini dibutuhkan sumber energi alternatif, karena alat ini hanya

menggunakan sumber dari PLN.

56

DAFTAR PUSTAKA

Yusup, P. M., Komariah, N., Prahatmaja, N., & CMS, S. (2019). Pemanfaatan Internet

Untuk Penghidupan Di Kalangan Pemuda Pedesaan. Baca: Jurnal Dokumentasi Dan

Informasi, 40(2), 217. https://doi.org/10.14203/j.baca.v40i2.491

Davies, T. (2015). Internet of things. Journal of the Institute of Telecommunications

Professionals, 9(4), 38.

Wilianto, W., & Kurniawan, A. (2018). Sejarah, Cara Kerja Dan Manfaat Internet of

Things. Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi Dan Informatika, 8(2), 36.

https://doi.org/10.31940/matrix.v8i2.818

Mishra, Y., Marwah, G. K., & Verma, S. (2015). Arduino Based Smart RFID Security

and Attendance System with Audio Acknowledgement. International Journal of

Engineering Research & Technology (IJERT), 4(1), 363–367. www.ijert.org

Novianti, T. (2019). Rancang Bangun Pintu Otomatis dengan Menggunakan RFID.

Jurnal Teknik Elektro Dan Komputer TRIAC, 6(1), 1–6.

https://doi.org/10.21107/triac.v6i1.4878

Viraja, K. S. (2018). IOT Based Smart Door System. International Journal for Research

in Applied Science and Engineering Technology, 6(4), 438–443.

https://doi.org/10.22214/ijraset.2018.4077

Budiharjo, S., & Milah, S. (2014). Keamanan Pintu Ruangan Dengan Rfid Dan Password

Menggunakan Arduino Uno. Jurnal ICT Penelitian Dan Penerapan Teknologi, 28–

34.

https://www.academia.edu/attachments/36444929/download_file?st=MTQ1OTE3N

DAxNywzNi44NC42OS4yMjgsMTI5NzExNDc=&s=swp-

toolbar&ct=MTQ1OTE3NDAyNiwxNDU5MTc0MDU5LDEyOTcxMTQ3

Angeles, L. (2009). (12) United States Patent. 2(12).

Yudhistira, D. D., Ramadhan, M. D., Augusta, N., & Agustini, S. (2015). Pengenalan

Mikrokontroler Arduino Uno. 1–7.

Effendy, F., & Nuqoba, B. (2016). Penerapan Framework Bootsrap Dalam Pembangunan

Sistem Informasi Pengangkatan Dan Penjadwalan Pegawai (Studi Kasus:Rumah

Sakit Bersalin Buah Delima Sidoarjo). Informatika Mulawarman : Jurnal Ilmiah

Ilmu Komputer, 11(1), 9. https://doi.org/10.30872/jim.v11i1.197

Binarso, Y. A., Sarwoko, E. A., & Ba, N. bahtiar. (2012). 434-853-1-Sm. Pembangunan

Sistem Informasi Alumni Berbasis Web Pada Program Studi Teknik Informatika

Universitas Diponegoro, 1(1), 72–84.

57

Fillial, G., Winagi, A., Ahan, I. I. B., & Etode, D. A. N. M. (2019). Rancang Bangun

Pintu Otomatis dengan Menggunakan RFID. 6(1), 1–6.

Nur, H. (2019). Penggunaan Metode Waterfall Dalam Rancang Bangun Sistem Informasi

Penjualan. Generation Journal, 3(1), 1. https://doi.org/10.29407/gj.v3i1.12642

Data, R. U. S. A. (2006). ( 12 ) United States Patent ( 10 ) Patent No .: st. 2(12).

Shull, H. (1977). The overhead headache. Science, 195(4279), 639.

https://doi.org/10.1126/science.195.4279.639

Gibb, A. M., Gibb, A., Skiff, E., & Thompson, C. (2010). thesis outline - New-Media-

Art-Design-and-the-Arduino-Microcontroller-2.pdf. February.

http://aliciagibb.com/wp-content/uploads/2013/01/New-Media-Art-Design-and-the-

Arduino-Microcontroller-2.pdf

Taryudi, Adriano, D. B., & Ciptoning Budi, W. A. (2018). Iot-based Integrated Home

Security and Monitoring System. Journal of Physics: Conference Series, 1140(1).

https://doi.org/10.1088/1742-6596/1140/1/012006

Rosmala, D., Ichwan, M., & Gandalisha, M. I. (2011). Komparasi Framework

Mvc(Codeigniter, Dan Cakephp) Pada Aplikasi Berbasis Web . Jurnal Informatik,

2(8), 22–30.