batuan metamorf secara umum

31
TUGAS MAKALAH PRATIKUM GEOLOGI FISIK #4 BATUAN METAMORF Disusun Oleh : MARIA KOLUMBA MALI 410014211 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)YOGYAKARTA JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI S1 2014 BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 1

Upload: itny

Post on 22-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS MAKALAH PRATIKUM GEOLOGI FISIK #4

BATUAN METAMORF

Disusun Oleh :

MARIA KOLUMBA MALI

410014211

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PROGRAM STUDI S1

2014

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

limpahan Rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang

sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan

sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi

pembaca dalam pemahaman mahasiswa tentang “ BATUAN

METAMORF “dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk

menyelesaikan tugas pratikum geologi fisik.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga

saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini

sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena

pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena

itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan

masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 14 November 2014

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 2

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman judul

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

I.2 Rumusan masalah

I.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Batuan metamorf

2.2 Agen-agen Metamorfisme

2.3 Struktur dan Tekstur Batuan Metamorf

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 3

2.4 Jenis-jenis Metamorfisme

2.5 Mineral-mineral Penyusun Batuan Metamorf

2.6 Macam-macam Batuan Metamorfisme

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk

berubah bentuk. Batuan yang terkubur sangat dalam

mengalami perubahan tekanan dan temperatur. Jika

mencapai suhu tertentu, batuan tersebut akan melebur

jadi magma. Namun saat belum mencapai titik peleburan

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 4

kembali menjadi magma, batuan tersebut berubah menjadi

batuan metamorf.

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami

proses metamorfosis. Proses metamorfosis hanya terjadi

di dalam bumi. Proses tersebut mengubah tekstur asal

batuan, susunan mineral batuan, atau mengubah keduanya

sekaligus. Proses ini terjadi dalam solid state,

artinya batuan tersebut tidak melebur. Meskipun

demikian, penting diingat bahwa fluida (terutam air)

memiliki peranan yang penting dalam proses

metamorfosis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari data yang didapat kita dapat merumuskan masalah

yaitu bagaiman cara pembentukan batuan metamorf, selain

itu kita juga dapat mengetahui tekstur, struktur batuan

metamorf.

1.3 TUJUAN

tujuan pembuatan malakah ini adalah :

1. Agar kita tahu dan mengerti tentang batuan

metamorf secara umum,proses

pembentukannya,tekstur,sruktur, dan jenis-jenis

batuan metamorf.

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 5

2. Menyelesaikan tugas pratikum geologi fisik tentang

batuan metamorf.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian batuan metamorf

Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk

dari hasil proses metamorfisme, dimana terjadi

perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur)

dan chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada

osaiclar dan tekanan tinggi dalam kerak bumi atau

Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan

induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan

sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah

mengalami proses/perubahan osaiclar, tekstur maupun

struktur sebagai akibat pengaruh osaiclar dan tekanan

yang tinggi.

Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat,

tanpa mengalami fasa cair, dengan osaiclar 200oC –

6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan

metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari

rekristalisasi tersebut akan terbentuk osaic-kristal

baru, begitupula pada teksturnya.

Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adealah

proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase

padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 6

dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda

dengan sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk

pelapukan dandiagenesa.

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan

yang terbentuk akibat proses perubahan osaiclar

dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya.

Akibat bertambahnya osaiclar dan/atau tekanan, batuan

sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga

membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang

baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak

atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu

marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu

kuarsit yang merupakan perubahan dari batu

pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya

terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang

kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan

menjadi batuan-batuan baru lagi.

2.2Agen-agen Metamorfisme

Adapun agen-agen metamorfisme yaitu:

1. Panas (osaiclar).Suhu atau osaiclar merupakan agen

atau osaic pengontrol yang berperan dalam proses

metamorfisme. Kenaikan suhu atau osaiclar dapat

menyebabkan terjadinya perubahan dan rekristalisasi

atau pengkristalan kembali mineral-mineral dalam batuan

yang telah ada dengan tidak melalui fase cair. Pada

kondisi ini osaiclar sekitar 350-1200 derajat celcius.

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 7

2.Tekanan atau pressure merupakan osaic pengontrol atau

agen dari proses metamorfisme. Kenaikan tekanan dapat

menyebabkan terjadi perubahan dan rekristalisasi pada

mineral dalam batuan yang telah ada sebelumnya. Pada

kondisi ini tekanan sekitar 1-10.000 bar (Jackson).

3. Cairan panas/aktivitas larutan kimia.

Adanya kenaikan osaiclar, tekanan dan aktivitas larutan

kimia, menyebabkan terjadinya perubahan dan

rekristalisasi yaitu proses pengkristalan kembali

mineral-mineral dan batuan yang telah ada dengan tidak

melalui fase cair. Pada kondisi ini osaiclar sekitar

350oC – 1200oC dan tekanan 1 – 10000 bar (Jackson) =

(0,9869) atm.

2.3 Struktur dan Tekstur Batuan Metamorf

Secara umum struktur batuan metamorf dapat

dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi

(Jacson, 1997 di dalam Setyobudi, 2012).

1. Struktur Foliasi

Merupakan kenampakan struktur planar pada

suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena

adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-

lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity),

permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi

dari ketiga hal tersebut.

Struktur foliasi yang ditemukan adalah :

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 8

- Slaty Cleavage

Umumnya ditemukan pada batuan metamorf

berbutir sangat halus (mikrokristalin) yang

dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah

planar yang sangat rapat, teratur dan

sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak).

Gambar 1. 1 Struktur Slaty Cleavage dan Sketsa

Pembentukan Struktur

- Phylitic

Struktur ini osaic sama dengan struktur

slaty cleavage tetapi terlihat rekristalisasi

yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan

mineral pipih dengan mineral granular.

Batuannya disebut phyllite (filit)

Gambar 1. 2 Struktur osaicl

- Schistosic

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 9

Terbentuk adanya susunan parallel

mineral-mineral pipih, prismatic atau

osaiclar (umumnya mika atau klorit) yang

berukuran butir sedang sampai kasar.

Batuannya disebut schist (sekis).

Gambar 1. 3 Struktur Schistosic dan

Sketsa Pembentukan Struktur

-  Gneissic/Gnissose

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 10

Terbentuk oleh adanya perselingan.,

lapisan penjajaran mineral yang mempunyai

bentuk berbeda, umumnya antara mineral-

mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan

mineral-mineral tabular atau prismatic

(mioneral ferromagnesium). Penjajaran mineral

ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-

putus. Batuannya disebut gneiss.

Gambar 1. 4 Struktur Gneissic dan Sketsa Pembentukan

Struktur

2. Struktur Non Foliasi

Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional

dan umumnya terdiri dari butiran-butiran

(granular). Struktur non foliasi yang umum

dijumpai antara lain:

- Hornfelsic/granulose

Terbentuk oleh osaic mineral-mineral

equidimensional dan equigranular dan umumnya

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 11

berbentuk polygonal. Batuannya disebut

hornfels (batutanduk).

Gambar 1. 5 Sruktur Granulose

- Kataklastik

Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau

mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk

kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik

ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik.

Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).

- Milonitic

Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik

pada metamorfosa kataklastik. Cirri struktur

ini adalah mineralnya berbutir halus,

menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah

dan belum terjadi rekristalisasi mineral-

mineral primer. Batiannya disebut mylonite

(milonit).

Gambar 1. 6 Struktur Milonitic

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 12

- Phylonitic

Mempunyai kenampakan yang sama dengan

struktur milonitik tetapi umumnya telah

terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah

kenampakan kilap sutera pada batuan

yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya

disebut phyllonite (filonit).

TeksturBatuanMetamorf.

Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses

Metamorfosa, diantaranya:

• Relict /Palimpset /Sisa; masih  menunjukkan  sisa

tekstur  batuan  asalnya.  Awalan  blasto digunakan

untuk  penamaan  tekstur  batuan metamorf ini. Batuan 

yang  mempunyai  kondisi seperti ini sering disebut

batuan meta beku atau metasedimen.

• Kristaloblastik; terbentuk oleh sebab proses

metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini

sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya

tidak tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik.

Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir

• Fanerit; butiran kristal masih dapat dilihat dengan

mata.

• Afanit; butiran kristal tidak dapat dilihat dengan

mata.

Tekstur Berdasarkan Bentuk Individu Kristal

• Euhedral; bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 13

kristal itu sendiri.

• Subhedral; bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang

permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan

kristal di sekitarnya.

• Anhedral; bila kristal dibatasi seluruhnya oleh

bidang permukaan kristal lain di sekitarnya.

• Idioblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal

berbentuk euhedral.

• Hypidioblastik; bila mineralnya didominasi oleh

kristal berbentuk subhedral

• Xenoblastik; bila mineralnya didominasi oleh kristal

berbentuk anhedral.

Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral

• Lepidoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk

tabular.

• Nematoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk

prismatik.

• Granoblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk

granular, equidimensional, batas mineralnya sutured

(tidak teratur) dan umumnya berbentuk anhedral.

• Granuloblastik; bila mineral penyusunnya berbentuk

granular, equidimensional, batas mineralnya unsutured

(lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk

anhedral.

Tekstur khusus yang umumnya akan tampak pada pengamatan

petrografi :

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 14

• Porfiroblastik; terdapat beberapa mineral yang

ukurannya lebih besar dari mineral lainnya. Kristal

yang lebih besar tersebut sering disebut sebagai

porphyroblasts.

• Poikiloblastik/sieve texture; tekstur porfiroblastik

dengan porphyroblasts tampak melingkupi beberapa

kristal yang lebih kecil.

• Mortar texture; fragmen mineral yang lebih besar

terdapat pada massa dasar material yang berasal dari

kristal yang sama yang terkena pemecahan (crushing).

• Decussate texture; tekstur kristaloblastik batuan

polimineralik yang tidak menunjukkan keteraturan

orientasi.

• Sacaroidal texture; tekstur yang kenampakannya

seperti gula pasir.

2.4 Jenis-jenis Metamorfisme

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi,

metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua:

1. Metamorfosa Lokal

Jenis ini penyebaran metamorfosanya sangat terbatas

hanya beberapa kilometer saja. Termasuk dalam tipe

metamorfosa ini adalah:

a. Metamorfosa kontak/thermal

Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan

temperatur yang tinggi, dan biasanya jenis ini

ditemukan pada kontak antara tubuh intrusi

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 15

magma/ekstrusi dengan batuan di sekitarnya dengan lebar

2 – 3 km. Salah satu contohnya pada zona intrusi yang

dapat menyebabkan pertambahan suhu pada daerah

disekitar intrusi.

b.Metamorfosadinamo/dislokasi/kataklastik

Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan

tekanan. Tekanan yang berpengaruh disini ada dua macam,

yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke segala arah; dan

stress, yang mencakup satu arah saja. Makin dalam ke

arah kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatika semakin

besar. Sedangkan tekanan pada bagian kulit bumi yang

dekat dengan permukaan saja, metamorfosa semacam ini

biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.

2. Metamorfosa Regional

Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat

mencapai beberapa ribu kilometer. Termasuk dalam tipe

ini adalah:

a. Metamorfosa regional/dinamothermal

Terjadi pada kulit bumi bagian dala, dimana faktor yang

mempengaruhi adalah temperatur dan tekanan yang tinggi.

Proses ini akan lebih intensif apabila diikuti oleh

orogenesa.

b.Metamorfosa beban/burial

Proses ini tidak ada hubungannya dengan orogenesa dan

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 16

intrusi, tetapi terjadi pada daerah geosinklin, hingga

karena adanya pembebanan sedimen yang tebal di bagian

atas, maka lapisan sedimen yang ada di bagian bawah

cekungan akan mengalami proses metamorfosa.

2.5 Mineral-mineral Penyusun Batuan Metamorf

1. Amphibole/Hornblende

Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang

berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum.

Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe),

Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al),

Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada

foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini

banyak dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan

batuan metamorf.

2. Biotite

Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal

berlembar menyerupai buku dan merupakan bidang belahan

(cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite

umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan

muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika

mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan

kuku.

3. Plagioclase feldspar

Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok

mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium

atau Natrium. Kristal feldspar berbentuk prismatik,

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 17

umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas.

Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan

mineral Albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut

An-orthite.

4. Potassium feldspar (Orthoclase)

Potassium feldspar adalah anggota dari mineral

feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar,

potassium feldspars adalah mineral silicate yang

mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya

prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.

5. Mica

Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan

komposisi yang bervariasi, dari potassium (K),

magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon (Si)

dan air (H2O).

6. Quartz

Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak

dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini tersusun dari

Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan

belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.

7. Calcite

Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate

(CaCO3). Umumnya berwarna putih transparan dan mudah

digores dengan pisau. Kebanyakan dari binatang laut

terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan

dengan ‘lime’ dari batugamping.

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 18

2.6 Macam-macam Batuan Metamorfisme

1. Slate

Gambar 1. 7 Batu slate

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses

metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone

(batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah.

Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun

atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).

Asal                             : Metamorfisme Shale

dan Mudstone

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 19

Warna                          : Abu-abu, hitam, hijau,

merah

Ukuran butir                : Very fine grained

Struktur                       : Foliated (Slaty

Cleavage)

Komposisi                   : Quartz, Muscovite, Illite

Derajat metamorfisme : Rendah

Ciri khas                      : Mudah membelah menjadi

lembaran tipis

2. Filit

Gambar 1. 8 Batu Filit

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas

kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari

kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.

Asal                             : Metamorfisme Shale

Warna                          : Merah, kehijauan

Ukuran butir                : Halus

Stuktur                        : Foliated (Slaty-

Schistose)

Komposisi                   : Mika, kuarsa

Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 20

Ciri khas                      : Membelah mengikuti

permukaan gelombang

1. Gneiss

Gambar 1. 9 Batu gneiss

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil

metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan

yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh

rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika

dan amphibole.

Asal                                   : Metamorfisme

regional siltstone, shale, granit

Warna                                : Abu-abu

Ukuran butir                      : Medium – Coarse

grained

Struktur                             : Foliated

(Gneissic)

Komposisi                         : Kuarsa, feldspar,

amphibole, mika

Derajat metamorfisme   : Tinggi

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 21

Ciri khas                            : Kuarsa dan

feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis

kaya amphibole dan mika.

2. Sekis

Gambar 1. 10 Batu sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung

lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan

ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang

yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Asal                             : Metamorfisme

siltstone, shale, basalt

Warna                          : Hitam, hijau, ungu

Ukuran butir                : Fine – Medium Coarse

Struktur                       : Foliated (Schistose)

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 22

Komposisi                   : Mika, grafit, hornblende

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ciri khas                      : Foliasi yang kadang

bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet

3. Marmer

Gambar 1. 11 Batu marmer

Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan

panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi

kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer

bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.

Asal                             : Metamorfisme batu

gamping, dolostone

Warna                          : Bervariasi

Ukuran butir                : Medium – Coarse Grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kalsit atau Dolomit

Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi

Ciri khas                      : Tekstur berupa butiran

seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan

HCl.

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 23

4. Kuarsit

Gambar 1. 12 Batu kuarsit

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat.

Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan

dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir

bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa

mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan

struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses

metamorfosis .

Asal                             : Metamorfisme

sandstone (batupasir)

Warna                          : Abu-abu, kekuningan,

cokelat, merah

Ukuran butir                : Medium coarse

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kuarsa

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Ciri khas                      : Lebih keras dibanding

glass

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 24

5. Milonit

Gambar 1. 13 Batu milonit

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk

oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang

mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan.

Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah

seperti schistose.

Asal                             : Metamorfisme dinamik

Warna                          : Abu-abu, kehitaman,

coklat, biru

Ukuran butir                : Fine grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kemungkinan berbeda untuk

setiap batuan

Derajat metamorfisme : Tinggi

Ciri khas                      : Dapat dibelah-belah

6. Filonit

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 25

Gambar 1. 14 Bat filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme

lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses

metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan

milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar

dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain

itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan

filosilikat (klorit atau mika)

Asal                             : Metamorfisme Shale,

Mudstone

Warna                          : Abu-abu, coklat,

hijau, biru, kehitaman

Ukuran butir                : Medium – Coarse grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Beragam (kuarsa, mika,

dll)

Derajat metamorfisme : Tinggi

Ciri khas                      : Permukaan terlihat

berkilau

7. Serpetinit

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 26

Gambar 1. 15 Batu sepertinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih

mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh

proses serpentinisasi (serpentinization).

Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis

temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air,

sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi

dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.

Asal               : Batuan beku basa

Warna            : Hijau terang / gelap

Ukuran butir  : Medium grained

Struktur         : Non foliasi

Komposisi     : Serpentine

Ciri khas        : Kilap berminyak dan lebih keras

dibanding kuku jari

8. Hornfels

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 27

Gambar 1. 16 Batu hornfels

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami

metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku,

terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur

magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa

foliasi.

Asal                             : Metamorfisme kontak

shale dan claystone

Warna                          : Abu-abu, biru

kehitaman, hitam

Ukuran butir                : Fine grained

Struktur                       : Non foliasi

Komposisi                   : Kuarsa, mika

Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak

Ciri khas                      : Lebih keras dari pada

glass, tekstur merata

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 28

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan dalam makalah ini tentang batuan

sedimen maka dapat di simpulakan bahwa :

1. Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari

hasil proses metam

orfisme, dimana terjadi perubahan atau alterasi;

physical (struktur, tekstur) da

n chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada

temperatur dan tekanan tinggi

dalam kerak bumi.

2. Agen-agen atau faktor-faktor yang mempengaruhi

proses metamorfisme melip

uti suhu (temperatur), tekanan (Pressure), dan

aktivitas larutan kimia.

3.Secara umum metamorfisme terbagi menjadi 3 yaitu

metamorfisme sentuh ata

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 29

u kontak, metamorfisme dynamo, dan metamorfisme

regional.

4.Secara umum ada beberapa fasies dari batuan metamorf

yang meliputi:

• Fasies metamorfisme kontak

• Fasies metamorfisme regional

• Fasies granulit

• Fasies eklogite

5. Mineral penyusun batuan metamorf merupakan mineral-

mineral yang ada pada batuan yang telah ada sebelumnya,

baik mineral yang berasal dari batuan beku, s edimen,

maupun metamorf.

DAFTAR PUSTAKA

http://mithaariany.wordpress.com/2012/05/30/batuan-

metamorf/

http://effmakalahsripsi.blogspot.com/2011/11/makalah-

tentang-batuan-metamorf.html

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 30

BATUAN METAMORF – GEOLOGI STTNAS Page 31