analisa inti batuan
TRANSCRIPT
KELOMPOK 4RIFQI DWI RAMDHANI (16)
RUFAIDA LAILA (17)
SALMAN FAJRIANSYAH (18)
TIO FARIZ SISWANTO (19)
UTUT HARDIYANTO (20)
WISNUGROHO K. M. (21)
Analisa Inti Batuandi UPN “Veteran” Jogja
Analisa Inti Batuan
Dalam analisa inti batuan ini, diberikan 5 macam analisa, yaitu:
1 • Permeabilitas
2 • Acidizing
3 • Porositas
4 • Saturasi
5 • Shieve Analysis
Permeabilitas
Apa itu permeabilitas?Permeabilitas adalah sifat-sifat fisik batuan reservoir untuk dapat meneruskan aliran fluida melalui pori-pori batuan tanpa merusak partikel pembentuk batuan tersebut.
Pembagian Permeabilitas
Permeabilitas dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:1. Permeabilitas Absolut (k)2. Permeabilitas Efektif (koil , kwater , kgas)3. Permebilitas Relatif (kr oil , kr water , kr gas)
Permeabilitas Absolut
Permeabilitas absolut adalah permeabilitas yang apabila fluida mengalir dalam media berpori terdiri hanya satu macam fluida.
Untuk menentukan besarnya permeabilitas absolut digunakan suatu permeameter, yaitu dengan liquid permeameter dan gas permeameter.
Pengukuran Menggunakan Liquid Permeameter
Liquid permeameter merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menghitung nilai permeabilitas suatu batuan dengan menggunakan zat cair sebagai bahan penginjeksinya.
12
1. Core holder2. Cut off valve3. Burette4. Discarge - Fill assemble5. Pressure regulator6. Pressure gauge7. Liquid outlet
3
4
5
6
7
Langkah kerja:1. Masukkan core kedalam core holder2. Isi burret dengan test liquid (air)3. Buka core holder. Maka burette akan terisi4. Jika burette sudah terisi melalui batas atas, tutup cut
off valve5. Atur tekanan yang diinginkan pada pressure gauge
dengan mengatur pressure regulator6. Kembalikan discarge fill valve ke discarge7. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida
dari batas atas hingga batas bawah burette8. Hitung hasil data yang telah diperoleh dalam analisa
Pengukuran Menggunakan Liquid Permeameter
Setelah melakukan percobaan, didapatkan data sebagai berikut:
ΔP = 1 atmA = 3.14 x (1.15)2 = 4.15 cm2
L = 3.9 cmµ water = 0.895 cpt = 37.2 detikv water = 50 ccQ water = v/t = 50/37.2 = 1.344 cc/detik
Pengukuran Menggunakan Liquid Permeameter
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter
Liquid permeameter merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menghitung nilai permeabilitas suatu batuan dengan menggunakan udara (gas) sebagai bahan penginjeksinya.
1
1. Gas inlet2. Gas regulator3. Gas gauge4. Core holder5. Triple range flowmeter6. Selector valve7. Termometer
53
46
27
Langkah kerja:1. Memutar pressure regulator sampai jarum
pada pressure gauge menunjukkan angka 02. Menghubungkan saluran gas pada gas inlet3. Memasukkan core pada core holder4. Memutar selector valve ke tanda “large”5. Memutar pressure regulator sampai skala
pressure gauge yang diinginkan
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter
6. Memilih skala baca untuk triple range flowmeterApabila skala flowmeter menunjukkan angka diatas 140
pada selector valve “large”, hentikan percobaan atau menguragi luas penampang core karena permeabilitas terlalu besar
Apabila skala flowmeter menunjukkan angka dibawah 20 pada selector valve “large”, putar selector valve ke tanda “medium”
Apabila setelah selector valve diputar ke tanda “medium”, skala pada flowmeter menunjukkan angka dibawah 20, putar selector valve ke tanda “small”
Apabila setelah selector valve diputar ke tanda “smal” skala pada flowmeter menunjukkan angka dibawah 20, hentikan pengukuran dan periksa core pada core holder (tentukan kemungkinan yang terjadi)
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter
7. Menentukan laju alir gas dari grafik skala baca flowmeter (pada selector valve dan tekanan tertentu) vs laju alir
8. Melihat skala temperatur pada termometer dan menuntukan viskositas gas dari grafik viskositas vs temperatur
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter
Setelah melakukan percobaan, didapatkan beberapa data sebagai berikut:
Percobaan pertama:
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter
L = 3.9 cm Pembacaan flow reading = 5.6 cmA = 4.15 cm2 Qg = 23 cc/detikΔP = 0.25 atm
µg = 0.0178 cp
Percobaan kedua:
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter
L = 3.9 cm Pembacaan flow reading = 8 cmA = 4.15 cm2 Qg = 39 cc/detikΔP = 0.5 atm µg = 0.0178 cp
Percobaan ketiga:
Pengukuran Menggunakan Gas Permeameter
L = 3.9 cm Pembacaan flow reading = 11.5 cmA = 4.15 cm2 Qg = 50 cc/detikΔP = 1 atm µg = 0.0178 cp
K P 1/P1.54 0.25 0.89 1.3 0.5 0.8
0.84 1 0.67
0.8 0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.60
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
f(x) = 0.310063224446785 x + 0.406322444678611
1/p
K (
perm
eabi
litas
)
Hasil Pengamatan
Permeabilitas Efektif dan Relatif
Permeabilitas efektif adalah permeabilitas yang apabila fluida mengalir dalam media berpori terdiri lebih dari satu macam fluida (misal minyak, gas, dan air).
Permeabilitas reatif?Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut.
Permeabilitas Efektif
Harga permeabilitas relatif antara 0-1 Darcy.Dapat juga dituliskan dengan persamaan:
Rumus :Krw = Kw / KabsKro = Ko / KabsKrg = Kg / Kabs
Dimana :Krw = Permeabilitas relatif airKro = Permeabilitas relatif minyakKrg = Permeabilitas relatif gas
Kr = KeffKabs
Pengertian Acidizing
Apa itu acidizing?Acidizing adalah penginjeksian asam ke dalam pori-pori batuan formasi pada tekanan injeksi di bawah tekanan rekah batuan formasi tersebut.
TujuanAcidizing dilakukan untuk menghilangkan
pengaruh penurunan permeabilitas formasi di sekitar lubang sumur dengan cara memperbesar pori-pori batuan dan melarutkan partikel-partikel lumpur pemboran yang menutupi ruang pori tersebut agar dapat meningkatkan produksi/mengembalikan laju produksi.
Terjadinya penurunan produktifitas disebabkan oleh terjadinya proses pemboran, komplesi, dan produksi yang menyebabkan kerusakan formasi atau penyumbatan pori-pori lubang perforasi. Tujuan dilakukan pengasaman adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki permeabilitas formasi di sekitar lubang sumur yang mengalami kerusakan dengan cara injeksi larutan asam ke dalam formasi produktif.
Pengertian Acidizing
Metode Acidizing
Ada tiga metode acidizing, yaitu:1. Acid Washing2. Acid Fructuring3. Matrix Acidizing
Acid Washing
Acid washing adalah operasi yang direncanakan untuk menghilangkan endapan scale yang dapat larut dalam larutan asam yang terdapat dalam lubang sumur untuk membuka perforasi yang tersumbat.
Acid Fracturing
Acid fracturing adalah penginjeksian asam ke dalam formasi pada tekanan yang cukup tinggi untuk merekahkan formasi atau membuka rekahan yang sudah ada. Aplikasi acid fracturing ini hanya terbatas untuk formasi karbonat, karena jika dilakukan pada formasi batu pasir dapat menyebabkan keruntuhan formasinya dan mengakibatkan problem kepasiran.
Matriks Acidizing
Matriks acidizing dilakukan dengan cara menginjeksikan larutan asam dan additif tertentu secara langsung ke dalam pori-pori batuan formasi disekitar lubang sumur dengan tekanan penginjeksian di bawah tekanan rekah formasi, dengan tujuan agar reaksi menyebar ke formasi secara radial.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengasaman
TekananKonsentrasi alamTemperaturTipe AsamKeseimbangan KimiaPerbandingan luas permukaan dengan
volume asamKarakteristik formasi
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam
Teori DasarSebelum dilakukan stimulasi dengan pengasaman dengan tepat data-data laboratorium yang diperoleh dari sample formasi fluida dari lab tersebut dapat digunakan engineer untuk merencana operasi stimulasi dengan tepat, pada gilirannya dapat diperoleh penambahan produktivitas formasi sesuai dengan yang diharapkan.Salah satu informasi yang diperlukan adalah daya larut asam terhadap sample batuan (acid solubillity). Metoda ini menggunakan teknik gravimetri untuk menentukan reaktivitas formasi dengan asam. Batuan karbonat biasanya larur dalam asam HCL, sedangkan silikat larut dalam mud acid.
Peralatan1. Mortar dan Pestle.2. HCL 15% atau mud acid (15% HCL + 3% HF)3. Larutan indikator methyl orange (1 gr methyl orange
dilarutkan dalam 1 L aquades/air suling)
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam
Langkah kerja:1. Core diekstrak terlebih dahulu dengan
toluen/benzene pada Soxhlet Aparatus. Kemudian keringkan dalam oven pada suhu 105°C (220°F).
2. Hancurkan sample kering pada mortar hingga dapat lolos pada ASTM 100 Mesh.
3. Ambil sample yang telah dihancurkan 20 gr dan masukan pada Erlenmeyer 500 ml, kemudian masukan 150 ml HCL 15% dan goyangkan hingga CO₂ terbebaskan semua.
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam
4. Setelah reaksi selesai tuangkan sample residu plus larutan Erlenmeyer pada kertas saring. Bilas sisa-sisa sample dengan aquades sedemikian rupa hingga air filtrat setelah ditetesi larutan mthyl orange tidak nampak reaksi asam (sampai warna kemerah-merahan).
5. Keringkan residu dalam oven kira-kira selam ½ jam dengan suhu 105°C, kemudian dinginkan dan akhirnya ditimbang.
6. Hitung kelarutan sebagai % berat dari material yang larut dalam HCL 15%.
Penentuan Kadar Larut Sampel Formasi Dalam Larutan Asam
Batu Pasir / Batu Gamping
Jenis asam / konsentrasi : HCL 15%Berat kering core sebelum diasamkan : 25.7 grBerat kering core setelah diasamkan: 22.80 grBerat yang bereaksi : 2.92 grKelarutan sampel core dalam asam : 11.3 %Berat residu : 0.02 gr
Analisa dan Perhitungan
Pembahasan
Pada percobaan, core adalah batu gamping yang menjadi sampel dari reservoir. Stimulasinya yaitu perekahan HF dan pengasaman dengan menggunakan HCl. Fungsi dari perekahan HF adalah untuk menaikan permeabilitas. Sedangkan fungsi dari HCl adalah untuk mengembalikan ke permeabilitas awal.
Pada penghitungan yang didapat dari data, Acid Solubility nya pada prosentase 11.3 %. Jika <20% kelarutan batupasir oleh HCl akan cenderung kurang menghasilkan pengendapan yang bisa dikatakan HCl reaktif dalam batupasir dan jika di bawah 75% kelarutan batukarbonat oleh HCl maka perlu penambahan suspending agent untuk mengalirkan zat-zat yang tak terlarut dari formasi.
Pembahasan
Penyebaran asam ke dalam formasi sangat tergantung dengan kecepatan transport asam ke dalam batuan yang berhubungan dengan sifat fisik batuan(permeabilitas dan porositas) dan juga kecepatan bereaksinya batuan dengan asam(pengaruh temperatur). Batupasir akan cenderung lebih lambat dalam bereaksi dengan asamnya daripada batukarbonat.
Leak-off pada batuan sama halnya dengan permeabilitas batuan, yaitu cepat rambatan fluida pada batuan. Segala hal yang berhubungan dengan penambahan material additive pada larutan asam akan memodifikasi fluida pengasaman disesuaikan dengan keadaan formasi. Batupasir yang cenderung ionnya negatif jika ditambahkan dengan anionik(surfactant) akan water wet begitu pula sebaliknya pada karbonat.
Kesimpulan
Acid solubility pada sampel batuan reservoir adalah 11.3 %. Analisa sampel batuan reservoir kurang melakukan pengendapan dan solusinya adalah menambahkan suspending agent untuk mengalirkan zat-zat yang terlarut dari formasi.
Porositas
Porositas adalah suatu ukuran yang menunjukan besar rongga dalam batuan.
Porositas batuan reservoir dipengaruhi oleh beberapa factor :
susunan dimana butiran diendapkan atau tersusun, lingkungan pengendapan, ukuran dan bentuk partikel, variasi ukuran butiran, kompaksi serta jumlah clay dan material lain sebagai semen (sementasi).
Pembentukan Porositas Menurut Geologinya
Porositas Primeradalah porositas yang terjadi bersamaan dengan proses pengendapan batuan tersebut
Porositas Sekunderadalah porositas yang terjadi setelah proses pengendapan batuan seperti yang disebabkan karena proses pelarutan atau endapan
Porositas Menurut Tekniknya
Porositas absolutDidefinisikan sebagai perbandingan antara volume seluruh pori dengan volume total batuan (bulk volume) atau ditulis:
Øabs =Vp x
100%VbDan Øabs
=
Vb - Vg x 100%Vb
Dimana:Vp = Volume pori-pori batuan.Vb = Volume total batuan.Vg = Volume butiran.
Porositas Menurut Tekniknya
Porositas efektifadalah perbandingan volume pori yang berhubungan dengan volume total batuan atau ditulis:
Oleh karena minyak hanya dapat mengalir melalui pori yang saling berhubungan maka hal penting dalam industry perminyakan dan yang diukur dalam percobaan ini adalah porositas effektif.
Øeff =Vp yang
berhubungan x 100%Vb
Kegunaan Porositas
Kegunaan dari pengukuran porositas dalam perminyakan terutama dalam explorasi adalah untuk menentukan cadangan atau OOIP ( Initial Oil In Place ) sedangkan dalam exploitasi digunakan untuk komplesi sumur (Well Completion) dan Secondary Recorvery.
Biasanya besarnya porositas berkisar antara 5 – 30 %. Porositas 5 % biasanya dimasukkan dalam porositas kecil. Secara teoritis besarnya porositas tidak lebih dari 47 %.
Klasifikasi Porositas
Di lapangan dapat kita dapatkan perkiraan secara visual, dimana penentuan ini bersifat semi kuantitatif dan digunakan skala sebagai berikut :
0% - 5% Porositas sangat buruk dan dapat diabaikan
5% - 10% Porositas Buruk (POOR)10% - 15% Porositas Cukup (FAIR)15% - 20% Porositas Baik (GOOD)20% - 25% Porositas sangat baik (VERY GOOD)>25% Istimewa
Pengukuran Porositas
Alat-alat : Alat-alat yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Timbangan digital.2. Vacum pump dengan vacum
desicator.3. Beker glass ceper.
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Kerosin dengan berat jenis 0,802. Sampel core
Gambar Alat dan Bahan
Vacum pump dengan vacum desicator.
Sampel core dan kerosinTimbangan digital
Beker glass ceper
Langkah Kerja1. Untuk menentukan besarnya porositas, maka yang
perlu ditentukan adalah volume total batuan (Vb), volume pori (Vp), dan volume butiran (Vg).
2. Prosedur kerja:3. Mengekstrasi core (inti batuan) selama 3 jam
dengan soxlet dan mendiamkan selama 24 jam, kemudian mengeluarkannya dari tabung ekstraksi dan mendinginkannya beberapa menit, kemudian mengeringkan didalam oven.
4. Menimbang core kering dalam mangkuk, misalnya berat core kering = W1 gram.
Pengukuran Porositas
5. Masukan core kering tersebut dalam vacum desicator untuk dihampa udarakan dengan kira-kira selama 1 jam dan disaturasikan dengan kerosin.
6. Mengambil core yang telah dijenuhi kerosin, kemudian timbang dalam kerosin, misal beratnya = W2 gram.
7. Mengambil core yang telah dijenuhi kerosin kemudian ditimbang diudara misal beratnya = W3 gram.
Pengukuran Porositas
Pengukuran Porositas
Volume total batuan (Vb) =W3 - W2
Berat jenis kerosin
Volume butiran (Vg) =
W1 - W2Berat jenis
kerosin
Volume pori (Vp) =W3 - W1
Berat jenis kerosin
Porositas efektif =
W3 - W1x 100%W3 - W2
Pengukuran Porositas
Pengukuran porositas dengan cara menimbang.Diketahui:
Berat Core kering di udara (W1) = 24.06 gram
Berat Core jenuh di kerosin (W2) = 10 gram
Berat Core jenuh di udara (W3) = 27.2 gram
Densitas Kerosin = 0.8
gram/cc
Pengukuran Porositas
Volume bulk (Vb) =
W3 - W2=
27.2 - 10= 21.5Berat jenis
kerosin 0.8
Volume grain (Vg) =
W1 - W2=
24.06-10= 17.6Berat jenis
kerosin 0.8
Pengukuran Porositas
Volume pori (Vp) =
W3 - W1=
27.2-24.06= 3.9Berat jenis
kerosin 0.8
Porositas efektif =
W3 - W1x 100
% =
27.2-24.06 x 100
% = 18.2%
W3 - W2 27.2-10
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat disimpulkan tujuan mempelajari porositas ini adalah untuk menentukan cadangan minyak di suatu lapangan. Dan dengan hasil dari percobaan yang telah dilakukan, core dapat dikatakan baik sesuai dengan parameter porositas yang telah ada.
Saturasi
Saturasi adalah volume yang ditempati oleh suatu fluida dibagi oleh volume pori-pori total.
Pori-pori dapat berisi:Air sajaMinyak sajaGas sajaAir dan minyakAir dan gasGas dan minyak
Water
Gas Oil
Rock
Saturasi
Saturasi dapat dinyatakan dalam persamaan:Sw= Vw x 100%
VpSo= Vo x 100%
VpSg= Vg x 100%
Vp
Di mana, SW = Saturasi AirSO = Saturasi MinyakSG = Saturasi Gas VW = Volume pori yang diisi airVO = Volume pori yang diisi minyakVG = Volume pori yang diisi gasVP = Volume total
Pengukuran Saturasi
Alat dan bahan
1. Retort 2. Solvent extractor termasuk reflux condenser (pendingin) water
trap dan pemansa listrik3. Timbangan analisis dengan batu timbangan 4. Gelas ukur5. Exicator6. Oven 7. Fresh core8. Air9. Minyak10. Toluena
Pengukuran Saturasi
Cara Kerja 1. Ambil fresh core yang telah dijenuhi
dengan air dan minyak.2. Timbang core tersebut, misalnya beratnya
= a gram3. Masukan core tersebut ke dalam labu
Dean & Strak yang telah diisi dengan toulena. Lengkapi dengan water trap dan reflux condensor.
4. Panaskan selama kurang lebih 2 jam hingga air tidak menampak lagi.
Pengukuran Saturasi
5. Dinginkan dan baca air yang tertampung di water trap, misalnya = b cc = b gram.
6. Sampel dikeringkan dengan oven + 15 menit (pada suhu 110°)
7. Hitung berat minyak = a- (b+c) gram =d gram
8. Hitung volume minyak = d / Bj minyak = e cc
Pengukuran Saturasi
Dari percobaan, didapatkan data:Timbangan Core Kering = 21,4 grTimbangan Core Jenuh = 23.9 grVolume pori = 2.875 ccB.J minyak = 0.80 gr/ccVolume air yang didapat = 1.0 ccBerat air yang didapat = 1.0 gr
Pengukuran Saturasi
Berat minyak =Berat core jenuh – Berat core kering – Berat air23.9 gr – 21.4 gr – 1.0 gr = 1.5gr
Volume minyak = Berat minyak / Densitas minyak =
1.5 gram0.8 gram/cc
= 1.875 cc
Pengukuran Saturasi
So =
Sw =
Sg = 1 – (Sw + So) = 1 – ( 0.65+ 0.35 ) = 0 %
Vol oil=
1.875= 0.6
5 = 65%Vol pori 2.875
Vol air=
1= 0.3
5 = 35%Vol pori 2.875
Pembahasan
Saturasi fluida merupakan ukuran kejenuhan fluida di dalam formasi batuan atau dapat juga dianggap sebagai presentase dari ruang pori pada batuan yang terisi fluida tertentu ( gas, minyak, atau, air ).
Pada percobaan kali ini, penentuan saturasi fluida menggunakan metode distilasi. Sebelum dimasukkan kedalam tabung Dean & Stark yang telah diisi denan toluena, core ditimbang dahulu beratnya. Setelah itu core dikeringkan dalam oven dan ditimbang lagi beratnya. Dari percobaan didapat:
So = 0.65= 65 %Sw = 0.35 = 35 %Sg = 0 = 0 %
Nilai saturasi gas ( Sg ), didapat dari rumus Sw + So + Sg = 1 karena dalam percobaan hanya terdapat data perhitungan untuk saturasi oil ( So ), dan saturasi water ( Sw ).
Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan nilai saturasi minyak adalah yang paling besar, sehingga besar kemungkinan bila terjadi di lapangan, reservoir tersebut akan dijadikan sebagai sumur produksi minyak.
Pembahasan
Kesimpulan
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai So = 65 % Sw = 35 Sg = 0 %.
Pengukuran saturasi dilakuukan dengan menggunakan metode destilasi.
Besarnya saturasi oil (minyak) lebih besar dari saturasi gas. Besarnya saturasi air lebih kecil dari saturasi minyak dan lebih besar dari saturasi gas.
Reservoir tersebut memiliki kandungan minyak yang lebih besar dari pada kandungan air dan gas.
So > Sw > Sg, sehingga sumur dapat dikatakan lebih berpotensi menghasilkan fluida minyak, dari pada gas ataupun water.
Shieve Analysis
Analisa Saringan atau Analisa Ayakan (Sieve Analysis) adalah prosedur yang digunakan dengan tujuan untuk memisahkan material sesuai dengan ukuran,sehingga didapatkan distribusi hasil pasir,keseragaman dan koefisien.
Distribusi ukuran partikel merupakan hal yang sangat penting . Hal ini dapat digunakan untuk semua jenis non-organik atau organik bahan butiran termasuk pasir, tanah liat, granit, batu bara, tanah, dan berbagai produk bubuk, termasuk untuk gandum dan biji-bijian.
Shieve Analysis
Di dalam proses Sieve Analysis ini terdapat alat yaitu Sieve Shaker yang berfungsi dalam memilah pasir batuan reservoir berdasarkan ukuran partikelnya.
Pada Sieve Shaker terdapat saringan atau ayakan yang pada dasarnya diberi lubang yang disebut dengan mesh.Mesh merupakan jumlah lubang persatuan panjang,apabila negara yang menggunakan sistem satuan Inggris menggunakan satuan inchi yang dihitung dari pusat kawat lubang.
Ayakan (Shieve Shaker)
No. Ayakan
Lubang (mm)
No. AyakanLubang (mm)
4681016203040
4,7503,3502,3602,0001,1800,8500,6000,425
506080100140170200
0,3000,2500,1800,1500,1060,0880,075
Ayakan (Shieve Shaker)
Ukuran butiran tanah ditentukan dengan menyaring sejumlah tanah melalui seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar berada paling atas dan makin kebawah makin kecil dan pada bagian paling bawah ditempatkan receiver (pan) sebagai tempat penerimaan/penampungan terakhir.
Prinsip kerja dari alat ini adalah digetarkan atau diayak,makin banyak banyak saringan yang disusun maka makin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengayaknya dan juga hasil dari ayakan di penampungan terakhir makin halus.
Namun tidak selamanya metode seperti tersebut diatas selalu digunakan,ada beberapa cara atau metode yang dapat digunakan tergantung dari material yang akan dianalisa.
Ayakan (Shieve Shaker)
Penjelasan Fungsi Alat dan Bahan
Pasir digunakan sebagai sampel.Sekop/Spade fungsinya untuk memasukkan tanah
ketimbangan dan untuk mengetahui beratnya.Sieve shaker fungsinya untuk memisahkan antara
butiran mulai dari yang paling kasar sampai yang paling halus.
Sieve fungsinya sebagai wadah tempat mengayak.
Penjelasan Fungsi Alat dan Bahan
Reciever fungsinya sebagai penampung terakhir dari pasir yang paling halus.
Lid/Tutup Pemberat fungsinya untuk menutup bagian atas dari ayakan dan sebagai pemberat agar ayakan yang disusun tidak goyah dan jatuh.
Metal tray fungsinya untuk sebagai wadah dari pasir.Sikat fungsinya untuk membersihkan saringan dari pasir yang menempel.Oven digunakan apabila pasir dalam keadaan basah,jadi dikeringkan
terlebih dahulu.Timbangan fungsinya untuk menimbang berat dari pasir tersebut.
Perhitungan
Langkah kerja:1. Bersihkan ayakan degan menggunakan sikat,sehingga
lubang-lubang ayakan bersih dari pasir yang menempel.2. Urutkan/susun ayakan/mesh bertingkat dari atas ke bawah
dengan diawali ayakan/mesh dengan diameter lubang paling besar hingga terkecil sesuai dengan nomor ayakan.
3. Masukkan pasir yang kering dan bebas minyak ke dalam ayakan paling atas (diameternya paling besar) seberat 200 gram.
4. Susun ayakan di atas shieve shaker (mesin pemisah partikel),dan tutup dengan lid atau tutup pemberat yang sudah tersedia di shaker guna untuk menekan ayakan bertingkat agar tidak goyang dan tumpah.
Perhitungan
5. Hidupkan power switch on/off.6. Lalu,putar switch timer sesuai waktu yang
diinginkan yaitu selama 10 menit,jika waktu telah selesai maka shaker akan berhenti bekerja secara otomatis.
7. Diamkan selama 3 menit agar debu-debu mengendap.
8. Masing-masing ayakan dengan pasir yang tertinggal ditimbang,diperoleh berat pasir tertinggal.
Perhitungan
9. Hitung berat pasir yang tertahan oleh masing-masing ayakan.
10. Hitung jumlah berat pasir yang lolos saringan tersebut secara kumulatif.
11. Hitung presentase jumlah berat pasir yang lolos saringan tersebut terhadap berat total pasir.
12. Dari hasil tersebut digambarkan sebuah grafik dalam suatu susunan koordinat semilog,yaitu dimana ukuran diameter butir sebagai absis dalam skala log dan % lebih halus sebagai ordinat dengan skala linear (skala biasa).
13. Dari grafik tersebut didapat koefisien keseragaman dan koefisien kelengkungan (coefficient of curvature).
Perhitungan
Berikut data hasil pengamatan & perhitungan:US Sieve
SeriesNo.
Opening diameter, mm/inch
Berat, gr
Berat Komulatif
% Berat Komulatif
16 0,0468 2,73 2,73 1,38 %
20 0,0331 30,08
32,81
16,6 %
40 0,0165 88,5 121,31 61,5 %50 0,0117 33,38 154,69 78,4 %
140 0,0041 37,82 192,51 97,6 %PAN - 4,35 197,06 100 %
Perhitungan
Hubungan antara opening diameter vs % berat komulatif. Dari hasil plot didapatkan :
a. Opening diameter pada berat komulatif 50 % : d50 : 0,53 mm
b. Opening diameter pada berat komulatif 40 % : d40 : 0,62 mm
c. Opening diameter pada berat komulatif 90 % : d90 : 0,217 mm
Perhitungan
Koefisien keseragaman butiran pasir (C) adalah:
C= d40:d90 = 0,62:0,217 = 2,857
Menurut Schwartz, apabila : C < 3 merupakan pemilahan yang seragam C > 5 merupakan pemilahan yang jelek 3 < C < 5 merupakan pemilahan yang sedang
KESIMPULANBerdasarkan data yang kami peroleh dari percobaan diatas, nilai
koefisien pasir (C) sebesar 2,857. Hal ini menunjukan nilai koefisien pasir masuk dalam pemilahan seragam.