pengembangan sistem secara internal
TRANSCRIPT
Pengembangan Sistem Secara Internal
Dua cara perusahaaan biasanya memperoleh sistem, yaitu :
1.Mengembangkan sistem khusus secara internal melalui berbagai
aktivitas pengembangan sistemyang formal.
2.Membeli sistem komersial dari pemasok peranti lunak.
Perusahaan dapat memenuhi beberapa kebutuhan sistem
informasinya dengan membeli piranti lunak komersial dan
mengembangkan sistem lainnya secara internal. Bagian ini
berhubungan dengan komponen pengembangan sistem informasi secara
internal seperti figur di bawah.
BERBAGAI ALAT UNTUK MENINGKATKAN PENGEMBANGAN SISTEM
Proyek pengembangan sistem tidak selalu berhasil. Bahkan pada
saat diimplementasikan, beberapa sistem menjadi usang atau cacat
dan harus diganti. Dulu, SDLC telah dicemari oleh tiga masalah
yang menimbulkan kegagalan dalam kebanyakan sistem. Masalah
tersebut adalah :
1.Kebutuhan sistem yang tidak dispesifikasikan dengan baik.
SDLC cenderung tidak dapat menjadi proses yang lancar dan linear,
dengan satu tahap diselesaikan sebelum tahap berikutnya dimulai.
Kenyataannya proses ini bersifat berputar dan siklus. Sifat siklus
dari proses ini mengakibatkan awal yang salah dan memakan waktu,
banyaknya pekerjaan yang diulang, dan tekanan dari berbagai sisi
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
2.Teknik pengembangan yang tidak efektif.
Dalam skenario yang terburuk, alat pengembangan sistem hanyalah
kertas, pensil, penggaris, tempalet, dan penghapus. Situasi
tersebut menjadi lebih baik dengan adanya penggunaan peranti lunak
grafis berbasis komputer yang memungkinkan desain awal serta
berbagai perubahannya dilakukan secara elektronik.
3.Kurangnya keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem.
Penyebab untama kegagalan sistem adalah kurangnya keterlibata
pengguna dalam berbagai tahapan pengembangan yang penting.
Berbagai masalah ini menyebabkan para peneliti mencari cara-
cara proses pengembangan. Fokus dari usah ini adalah pada teknik
untuk mengurangi waktu pengembangan, memfasilitasi dengan baik
dalam transfer informasi, mendorong keterlibatan pengguna, dan
meningkatkan kualitas sistem secara umum. Bebrapa teknik yang
digunakan secara luas untuk perbaikan pengembangan sistem akan
dibahas berikut ini.
PEMBUATAN PROTOTIPE
Pembuatan prototipe (prototying) adalah teknik yang memberikan
pengguna versi awal dari sistem. Tujuan dari teknik ini adalah
untuk menyajikan “spesifikasi fungsional yang tidak ambigu, yang
berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan belajar, serta akhirnya
akan berubah menjadi sebuah sistem yang diimplementasikan secara
penuh.” Prototipe sistem tidak akan berisi kode rumit yang
dibutuhkan untuk memvalidasi transaksi, kemampuan penangan
peristiwa khusus, dan pengendalian internal. Biasanya, prototipe
hanya terbatas pada layar input pengguna, laporan output, dan
beberapa fungsi dasar lain.
Ketika digabungkan pada tahapan awal SDLC, pembuatan prototipe
adalah alat yang efektif untuk menentukan kebutuhan pengguna. Jika
kebutuhan tersebut telah ditetapkan, prototipe akan dibuang.
Prototipe yang dibuang tersebut digunakan untuk mengembangkan
aplikasi terstruktur, seperti sistem akuntansi. Teknik alternatif
lainnya adalah meneruskan proses pembuatan prototipe sampai sistem
tersebut lengkap. Pendekatan ini digunakan untuk mengembangkan
sistem pendukung keputusan dan sistem ahli.
Teknik Pembuatan Prototipe
Identifikasi spesifikasikonseptual
Kembangkan prototipe
Sajikan prototipe ke para pengguna
Ubah prototipe sesuai umpan balik
Ubahlah prototipemenjadi sistem
Dapatkan umpan balikdari pengguna
Buang prototipe dan kembangkakn Sistem dengan Prosedur SDLC
Versi Prototipe yang Telah Ditingkatkan
- - - - - - - - -- - - - - -
PENDEKATAN CASE
Teknologi computer-aided software engineering (CASE) melibakan
sistem penggunaan komputer dalam membangun sistem komputer. Alat
CASE adalah berbagai produk lunak peranti lunak komersial yang
terdiri atas berbagai aplikasi yang sangat terintegrasi dan yang
mendukung berbagai aktivits SDLC. Alat CASE atas mendukung
berbagai aktivitas konseptual analisis dan desain. Alat CASE bawah
mendukung berbagai aktivitas fisik yang berkaitan dengan
pemrograman aplikasi dan pemeliharaan sistem. Alat CASE digunakan
untuk menetapkan kebutuhan pengguna, menciptakan basis data fisik
darii diagram ER konseptual, menghasilkan spesifikasi desain
sistem, secara otomatis menghasilkan kode program komputer, dan
menfasilitasi pmeliharaan program yang dibuat melalui teknik CASE
atau non-CASE.
Spektrum CASE sebagai Alat Pendukung SDLC
Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)
DIAGRAM PERT
Alat pemodel
Alat desain
Alat pengode Alat
pemeliha
Perencanaan sistem
Analisissitem
Alat CASE Bawah, Tahap Akhir
Desainkonseptua
Pemilihansistem
Desain terperinc
Implementasi
pemeliharaan
Alat analisis
Pengembangan SistemBaru
Alat CASE Atas, Tahap awal
Teknik evaluasi dan tinjauan proyek (project evaluation an review
technique – PERT ) adalah alat untuk menunjukkan hubungan antar
berbagai aktivitas penting yang membentuk gagasan serta proses
pelaksanaan. Prinsip utama diagram PERT adalah :
1.Aktivitas – pekerjaan yang harus dikerjakan dalam proses tersebut.
Berbagai pekerjaan PERT diberi label (dan diberi huruf A sampai
L) diatas garis, bersama dengan perkiraan waktu penyelesaian.
Contohnya, aktivita desain proses (c) diperkirakan membutuhkan
waktu empat minggu.
2.Peristiwa yang menandai penyelesaian sebuah aktivitas dan awal
aktivitas berikutnya. Peristiwa dalam diagram ini diberi angka 1
sampai 9.
3. Jalur – jalur dalam diagram yang menghubungkan berbagai peristiwa
dari awal hingga akhir.
4. Jalur kritis – jalur dengan waktu keseluruhan yang tertinggi. Jalur
kritis dalam proyek ini adalah C-F-G-J-L, dengan waktu total 20
(4 + 5 + 3 + 4 + 4) minggu. Penunda waktu dalam berbagai
aktivitas ditahap ini akan memperlama waktu keseluruhan proyek,
oleh karenanya jalur ini disebut sebagai tahapan yang penting.
Diagram PERT untuk Proyek Pengembangan Secara Internal
Tahap Konstruksi Proses Pelaksanaan
7
A = 3 Minggu
Membeli B = 4 MingguMendesain Model DataC = 4 Minggu
Mendesain Proses
F = 5 Minggu
Mengodekan Program
H = 3 Minggu
Membuat Dokumentasi
I = 3 Minggu
Mengonversi File DataG = 3 Minggu
Mnguji Program
E = 5 Minggu
Membuat Struktur Data
D = 2 MingguMenginstalasi dam
Menguji
K = 3 Minggu
Melatih Personel
J = 4 Minggu
Menguji Sistem
L = 4 Minggu
Berpindah ke Sistem
Baru
DIAGRAM GANTT
Diagram Gantt (Gantt chart) adalah diagram batang horizontal yang
menyajikan waktu secara horizontal dan aktivitas secara vertikal.
Waktu yang berhubungan dengan tiap aktivitas disajikan oleh sebuah
batang yang mendai tanggal mulai dan berakhitnya aktivitas.
Diagram Gantt banyak digunakan karena dapat menunjukkan status
saat ini suatu proyek dalam waktu singkat. Melalui perbandingan
perkiraan waktu dengan pekerjaan yang diselesaiakan hingga saat
ini, dapat dilihat proyek mana saja yang tepat waktu, lebih cepat
atau terlambat dari jadwal.
Gambar 14-5
PENDEKATAN DESAIN TERSTRUKTUR
Pendekatan desain terstruktur(structured design) adalah cara yang
kaku untuk mendesain sistem dari atas ke bawah. Dalam pendekatan
ini, proses bisnis yang didesain biasanya didokumentasikan
1 2
4
3
85
6
berdasarkan aliran data dan diagram struktur. Proses 2.0 di
diagram konteks didekomposisi menjadi DFD tingkat menengah. Proses
2.3 dalam DFD tingkat menengah selanjutnya didekomposisikan
menjadi DFD dasar. Dekomposisi ini melibatkan beberapa tingkat
untuk mendapatkan perincian yang memadai. Tahap terakhit adalah
mentransformasi proses 2.3.3 menjadi diagram struktur yang
menentukan berbagai modul program yang akan membentuk keseluruhan
proses.
Gambar 14-6
PENDEKATAN BERORIENTASI OBJEK
Pendekatan desain berorientasi objek (object-oriented design) adalah
untuk membangun sistem informasi dari komponen standar atau objek
yang dapat digunakan kembali. Pendekatan ini dapat disamakan
dengan proses membuat mobil. Para produsen mobil tidak membuat
tiap model baru dari nol. Model-model baru dapat dibangun dari
berbagai komponen standar yang juga dapat digunakan dalam berbagai
model lainnya. Keuntungan pendekatan ini meliputi pengurangan
waktu dan biaya pengembangan, pemeliharaan, pengujian, dan
peningkatan dukungan dari pengguna serta fleksibilits dalam proses
pengembangan.
ELEMEN PENDEKATAN DESAIN BERORIENTASI OBJEK
Karakteristik khususnya adalah baik data dan logika
pemrograman, seperti uji integritas, aturan akuntansi, dan
prosedur pembaharuan, disatukan dalam modul untuk mewakili objek.
Obejek (object) memiliki dua karakteristik yaitu atribut dan
metode. Atribut (attribute) adalah data yang menjelaskan objek.
Metode (method) adalah tindakan yang dilakukan terhadap atau oleh
objek yang dapat mengubah atributnya. Objek dalam contoh ini
adalah mobil yang berbagai atributnya adalah buatan, model, tahun,
kekuatan mesin, jarak tempuh dalam mil, dan warna. Metode yang
dilakukan dalam objek ini meliputi kendarai, parkir, kunci, dan
cuci.
Karakteristik Berbagai Objek
Objek adalah persediaan dan atribut adalah nomor barang,
keterangan, jumlah barang di gudang, titik pemesanan ulang, jumlah
pesanan, dan nomor pemasok. Metode yang dapat digunakan dalam
persediaan adalah pengurangan persediaan, tinjauan jumlah barang
yang ada di gudang, pemesanan ulang petsediaan, serta mengisi
kembali persediaan.
Karakteristik Objek Persediaan
Buatan Model
CuciKunci Parkir Kendarai
Tahun
MOBIL
KekuatanMesin
Mill Warna
IsiKembali
PesanUlang
NomorBarang
TinjauJumlah
Kurangi
Atribut
Persediaan
Keterangan
Objek
JumlahBarang di
JumlahPesanan
Operasi
NomorPemasok
TitikPemesaan
Atribut
Objek
Operasi
Kelas objek (object class) adalah pengelompokan logis berbagai
objek yang memiliki atribut dan metode yang sama. Instance adalah
sebuah keberadaab objek dalam sebuah kelas.
Hubungan antara Kelas dan Instance Objek
Warisan (inheritance) berarti tiap instance objek mewarisi berbagai
atribut dan metode kelas dimana instance tersebut berada. Kelas
objek juga dapat mewarisi dari berbagai kelas objek lainnya.
Teknik pembuatan diagram dibawah adalah contoh
dari unified modeling language (UML). Objek diwakili
oleh persegi empat dengan tiga tingkat : nama,
atribut, dan metode.
Objek, Kelas, dan Warisan
Nama Objek PengendalianAtributObjek
MetodeObjek
VerifikasiKunciSebelumPembaruan.....
Bearing Roda
Alternator
Pompa Air
PersediaanKelas Objek
Instance
PiutangUsahanomorPelanggan....
PersediaannomorBarang....
Pendekatan berorientasi objek ini menawarkan potensi
peningkatan keamanan daripada model terstruktur. Fungsionalitas
(perilaku) tiap objek ditentukan berdasarkan kumpulan metodenya,
yang akan membentuk dinding kode yang tidak dapat dimasuki di
sekeliling datanya.
DESAIN SISTEM
Tujuan dari desain sistem (desogn phase) adalah untuk
menghasilakan gambaran terperinci sistem yang diusulkan, yang akan
memenuhi kebutuhan sistem yang diidentifikasi selama analisis
sistem, dan yang sesuai dengan desain konseptualnya.
URUTAN DESAIN
Tahap desain sistem (system design) dalam SDLC mengikuti sebuah
rangkaian urutan peristiwa; membuat model
data proses bisnis, menentukan tampilan
konseptual pengguna, mendesain tabel basis
data yang dinormalisasi; mendesain tampilan fisik
pengguna(tampilan input dan output), mengembangkan model proses,
menentukan pengendalian sistem, dan melakukan percobaan awal
sistem.
PENDEKATAN INTERAKTIF
Urutan desain yang disebutkan di atas tidak hanya merupakan
proses yang linear. Tidak dapat dihindari bahwa kebutuhan sistem
berubah selama tahap desain terpperinci, hingga menyebabkan
desainer harus kembali ke tahap-tahap sebelumnya. Karakteristik
pendekatan interaktif memiliki implikasi pengendalian bagi akuntan
Utang UsahanomorPemasok....
dan pihak manajemen. Contohnya, isu pengendalian yang sebelumnya
dapat diatasi mungkin akan perlu dilihat kembali sebagai akibat
dari adanya perubahan dalam desain.
PEMODELAN DATA, TAMPILAN KONSEPTUAL, DAN TABEL YANG DINORMALISASI
Pemodelan data (data odeling) adalah kegiatan merumuskan kebutuhan
data proses bisnis sebagai model konseptual. Instrumen pertama
dokumentasi yang digunakan dalam pemodelan data adalah diagram
realasi entitas (entity relationship – ER). Jika entitas telah disajikan
dalam model data, maka atribut data yang membentuk tiap entitas
kemudian dapat dideskripsikan. Atribut-atribut ini harus
ditetapkan melalui analisis yang hati-hati terhadap kebutuhan
penguna dan dapat meliputi data keuangan serta nonkeuangan.
Berbagai atribut mewakili tampilan konseptual yang harus didukung
oleh tabel basis data yang dinormalisasi.
MENDESAIN TAMPILAN FISIK PENGGUNA
Tampilan fisik adalah berbagai media yang didunakan untuk
mengungkapkan atau menyajikan data. Media – media ini meliputi
laporan output, dokumen, dan layar input. Sisa bagian ini akan
berhubungan dengan sejumlah isu yang berkaitan dengan desain
tampilan fisik penggun.
MENDESAIN TAMPILAN OUTPUT
Output adalah informasi yang dihasilkan oleh sistem untuk
mendukung berbagai pekerjaan dan keputusan pengguna.
Contoh output sistem
Sistem OUtputSiklus pengeluaran Pesanan pebelian
Voucher pengeluaran kas
Pembayaran cek
Laporan ringkasan pembelian
Ringkasan pengeluaran kasSiklus pengeluaran Faktur penjualan
Pemberitahuan kiriman uang
Bill of lading
Slip pengepakan
Laporan pelanggan
Slip penyimpanan
Ringkasan penjualan
Ringkasan kas masukSiklus konversi Permintaan pembelian
Perintah kerja
Lembar perpindahan
Permintaan bahan baku
Jadwal produk
Kartu kerja
Kartu kerja karyawan
Laporan status barang dalam
proses
Ringkasan perubahan ke barang
jadiSistem laporan buku besar dan
keuangan (GL/FRS)
Laporan keuangan
Laporan keuangan komparatif
Pengembalian pajak
Laporan ke lembaga pemerintahSistem laporan manajemen Berbagai laporan status dan
analisis seperti :
Laporan perputaran persediaan
Laporan status persediaan
Laporan analisis pemasok
Laporan anggaran dan kinerja
Pada tingakat pemrosesan transaksi, output cenderung menjadi
sangat detail. Sitem siklus pendapatan dan pengeluaran
menghasilkan berbagai laporan pengendalian untuk manajemen tingkat
yang lebih rendah dan dukumen operasional untuk mendukung
aktivitas harian. Sistem siklus konversi meghasilkan berbagai
laporan untuk penjadwaln produksi, pengelolaan persediaan, dan
manajemen biaya.
Sistem buku besar/pelaporan keuangan dan sistem pelaporan
manajemen menghasilkan output yang lebih ringkas. Para pengguna
yang dituju sistem ini adalah pihak manajemen, pemegang saham, dan
berbagai pihak lainnya yang berkepentingan di luar perusahaan.
GL/FRS adalah sistem laporan wajib yang menghasilkan berbagai
laporan formal yang disyaratkan oleh hukum. Laporan ini termasuk
lapotan keuangan, pengembalian pajak, dan berbagai laporan lainnya
yang diminta oleh berbagai lembaga pemerintah.
Atribur output. Apapun bentuk fisiknya, entah berupa dokumen
operasional, laporan keuangan, atau laporan operasional, tampilan
output harus memillliki berbagai atribut berikut ini : relevan,
ringkas, berorientasi pada pengecualian, tepat waktu, akurat,
lengkap, dan menyeluruh.
Relevan. Setiap elemen dalam output informasi harus mendukung
keputusan atau pekerjaan penggunanya.berbagai fakta yang tidak
relevan akan menyia-nyiakan sumber daya serta menyimpangkan
perhatian dari isi informasi output.
Ringkasan. Laporan harus diringkas sesuai dengan tingkat penggunanya
di dalam perusahaan. Tingkat ringkasan akan makin tinggi ketika
arus informasi menuju ke atas dari para manajer tingkat yang lebih
rendah ke pihat manjemen puncak.
Berorientasi pada Pengecualian. Laporan pengendalian operasi (operation
control report) harus mengidentifikasikan berbagai aktivitas yang akan
keluar dari kendali dan mengabaikan berbagai aktivitas yang
berfungsi dalam batas normal.
Tepat Waktu. Informasi yang tepat waktu, yang cukup akurat dan
lengkap, lebih berharga daripada informasi semourna yang terlambat
disampaikan hingga menjadi tidak berguna. Oleh karenanya, sistem
harus menyediakan pengguna informasi yang cukup tepat waktu untuk
mendukung tindakan yang dibutuhkan.
Akurat. Output informasi harus bebas dari kesalahan yang penting.
Kesalahan yang penting adalah kesalahan yang menyebabkan pengguna
melakukan tindakan yang salah atau gagal mengambil tindakan yang
benar.
Lengkap. Informasi harus selengkap mungkin. Idelanya, tidak ada satu
pun bagian informasi penting bagi pekerjaan atau keputusan yang
tidak ada dalam output.
Menyeluruh. Output informasi harus disajikan sekomplit mungkin dalam
laporan atau dokumen. Output harus menggunakan skema kode yang
mewakili berbagai klarifikasi data yang kompleks.
Teknik Laporan Output. Beberapa manajer lebih menyukai output yang
menyajikan informasi yang secara visual berorientasi dalam bentuk
grafik serta diagram. Isu mengenai apakah output harus berupa
kertas atau secara elektronik harus juga diatasi. Dokumen kertas
juga terus mengalir di tingakat bawah perusahaan. Namun banyak
juga perusahaan yang bergerak ke jejak audit tanpa kertas dan
mendukung kegiatan hariannya melalui dokumen elektronik.
MENDESAIN TAMPILAN INPUT
Tampilan input data digunakan untuk menangkap berbagai fakta
yang relevan dengan sumber daya, peristiwa, dan pelaku yang
terlibat dalam berbagai transaksi proses bisnis. Ada dua golongan
input yaitu input salinan fisik dan input elektronik.
Mendesain Input Salinan Fisik. Dalam mendesain dokumen salinan fisik
(hard-copy), desainer sistem harus mengingat beberapa aspek proses
bisnis fisiknya. Beberapa dari proses ini dibahas di bawah ini.
Penanganan. Bagaimana dokumen akan ditangani? Berapa banyak orang
yang harus dilalui?. Formulir input adalah bagian dari jejak audit
dan harus dipelihara dalam bentuk yang dapat dibaca. Jika formulir
input tersebut dapat disalahgunakan secara fisik, maka harus
dibuet di atas kertas yang berkualitas tinggi.
Penyimpanan. Seberapa lama formulir tersebut akan disimpan?
Bagaimana lingkungan menyimpannya? Lamanya waktu penyimpanan dan
kondisi lingkungan akan mempengaruhi kondisi formulir. Data yang
ditulis di atas kertas yang berkualitas rendah dapat menjadi kabur
dalam kondisi yang ekstrem.
Jumlah Salinan. Dokumen sumber sering dibuat dalam beberapa salinan
untuk memicu bebrapa aktivitas secara simultan dan untuk dasar
rekonsiliasi. Salinan-salinan tersebut biasanya diberi kode warna
untuk memudahkan distribusinya.
Ukuran Formuir. Ukuran formulir yang standar untuk ukuran penuh
adalah 8 ½ inci kali 11 inci, dan ukuran separuh adalah 8 ½ kalai
5 ½ inci. Kartu formulir standar adalah 8 kali 10 inci dan 8 kali
5 inci. Penggunaan formulir yang tidk standar dapat menyebabkan
masalah penanganan dan penyimpanan, hingga harus dihindarkan.
Desain Formulir. Formulir input harus didesain agar mudah digunakan
dan dapat mengumpulkan data seefesien serta seefektif mungkin.
Formulir secra logis harus teratur dan secara visual nyaman bagi
pengguna. Dua teknik yang digunakan dalam desain formulir yang
baik adalah melaui zona dan instruksi melekat.
Zona. Zona (zone) adalah area dalam formulir yang berisi data
terkait. Setia zona harus dibentuk dari garis, judul dan kotak,
yang membantu mata pengguna untuk menghindari kesalahan atau tidak
tercantumnya data tertentu.
Area Formulir
Dokumen Sumber
Nomor
Nama dan Alamat Perusahaan
Judul Dokumen
Kontrol :
Tanggal,
Nama, alamat objek (pelanggan, pemasok, produk)
Otoritas dan Informasi penyebaran
Badan Laporan :
Unit yang dijual, unit yang dipesan, jumlah, harga, dan sebaginya.
Total, biaya pengiriman, pajak
Instruksi Melekat. Instruksi melekat (embedded instruction) berada di dalam
bagian formulir itu sendiri dan bukan merupakan lembar terpisah.
Penting untuk menempatkan istruksi secara langsung dalam area yang
berhubungan dengan instruksi tersebut. Dalam teknik instruksi,
penggunaan kalimat aktif lebih kuat, lebih efisien dan tidak
terlalu ambigu daripada kalimat pasif. Contohnnya, instruksi
pertama ditulis dalam bentuk pasif, sedangkan kalaimat yang kedua
ditulis dalam bentuk aktif.
1. Formulir ini harus diisi denga pena.
2. Isilah formulir ini dengan pena.
Perhatikan perbedaannya : kalimat kedua lebih pendek, kuat, dan
leih jelad daripada kalimat yang pertama.
Mendesain Input Elektronik. Teknik input elektronik (electronic input
technique) terbagi dalam dua jenis dasar, yaitu input dari dokumen
sumber serta input langsung. Input dari dokumen sumber melibatkan
pengumpulan data dari berbagai formulir kertas yang kemudia
ditranskripsikan ke dalam formulir elektronik melalui kegiatan
operasi yang berbeda. Prosedur input langsung menangkap data
secara langsung dalam bentuk elektronik, melalui terminal tempat
sumber transaksi.
Gambar 14-14
Input dari Dokumen Sumber. Aspek penting dalam pendekatan ini adalah
mendesain tampilan input yang secra xisula mencerminkan dokumen
sumber. Judul dan field harus diatur dalam formulir elektronik yang
tepat sama dengan yang berada di dokumen sumbernya. Hal ini akan
meminimalkan pergerakan mata antara dokumen sumber dengan layar
dan memaksimalkan hasil kerja.
Input Langsung. Input data secara langsung mensyaratkan teknologi
pengumpulan data terdistribusi ke sumber transaksi. Keuntungan
dari input secara langsung adalah pengurangan kesalahan input yang
akan merusak pemrosesan ke dalam. Dengan pengumpulan data satu
kali, pada sumbernya, kesalahan administratif akan berkurang
karena seringnya tahap transkripsi yang berhubungan dengan dokumen
sumber telah ditiadakan.
Pengumpulan data secara langsung menggunakan formulir inteligen
(intelligent form) untuk oengeditan secara on-line agar dapat membantu
pengguna melengkapi formulir serta melakukan perhitungan secara
otomatis.
Peralatan Entri Data. Sejumlah peralatan entri data digunakan untuk
mendukung input elektronik secara langsung. Alat ini meliputi
terminal point-of-sale, alat pengenal karater tinta magnetis, alat
pengenal karakter optik, anjungan tunai mandiri, dan alat pengenal
suara.
MENDESAIN PROSES SISTEM
Tahap ini dimulai dengan DFD yang dihasilkan dalam tahap desain
umum. Tergantung dari keluasan aktivitas yang dilakukan dalam
tahap desain umum, sistem dapat dispesifikasikan pada tingkat
konteks atau dapat diperbaiki dalam DFD tingkay yang lebih rendah.
Pekerjaan pertama adalah mendekomposisi DFD yang ada ke tingkat
perincian yang akan berfungsi sebagai dasar untuk membuat diagram
struktur. Diagram struktur akan memberikan cetak biru bagi
penulisan berbagai modul program yang sesungguhnya.
MENDEKOMPOSISI DFD TINGKAT ATAS
Untuk menujukkan proses dekomposisi, maka akan digunakan DFD
tingkat menengah dari sistem pembelian dan pengeluaran kas seperti
pada diagram dibawah ini.
Gambar 14-15
Pembahasan akan dipusatkan pada proses utang usaha yang diberi
angka 1.4 dalam diagram tersebut. Prose ini belum cukup terperinci
untuk menghasikan modul program.
Gambar 14-16
Proses 1.4 didekomposisi ke dalam tingkat perincian berikutnya.
Tiap subproses hasilnya diberi nomor dengan petunjuk tingkat tiga,
seperti 1.4.1, 1.4.2, 1.4.3, dan sterusnya.DFD tingkat ini akan
diasumsikan meberikan cukup perincian untuk membuat diagram
struktur berbagai modul program. Banyak alat CASE yang akan secara
otomatis mengonversi DFD menjadi diagram struktur. Akan tetapi,
sebagai gambaran konsep, maka proses ini akan dijalankan secara
manual.
MENDESAIN DIAGRAM STRUKTUR
Pembuatan diagram struktur (structure diagram) membutuhkan analisis DFD
untuk membagi berbagai prosesnya menjadi fungsi input, proses, dan
output. Diagram di bawah akan menyajikan struktur yang menunjukkan
berbagai modul diagram yang didasarkan pada DFD dalam diagram di
atas.
Gambar 14-17
PENDEKATAN MODULAR
Mendesain modul dengan benar membutuhkan dua atribut, yaitu
dipasangkan secara bebas dan memiliki kohesi yang tinggi.
Perangkaian (coupling) mengukur tingkat interaksi antara modul-modul.
Interaksi adalah pertukaran data antar modul. Modul yang
dipasangkan secara bebas bersifat independen dari modul-modul
lainnya. Berbagai modul dengan banyak interaksi adalah modul yang
dipasangkan dengan kertas. Hubungan antar berbagai modul dapat
dilihat di bawah ini.
Gambar 14-18
Dalam sistem pasangan yang bebas, proses dimulai dengan modul
A. Modul ini mengendalikan semua arus data melalui sistem.
Berbagai modul lainnya hanya berinteraksi dengan modul ini untuk
mengirim dan menerima data. Modul A kemudia akan mengarahkan
kembali data ke berbagai modul lainnya.
Kohesi (cohesion) merujuk pada jumlah pekerjaan yang dilakukan
oleh suatu modul. Kohesi yang kuat artinya tiap modul melakukan
sebuah pekerjaan yang telah dibentuk dengan baik.
MODUL SISTEM PSEUDOKODE
Pseudokode (pseudocode) dapat digunakan untuk menjelaskan fungsi dari
modul F dalam diagram struktur untuk proses utang usaha. Modul ini
mengotorisasi pembayaran utang usaha dengan memvalidasi berbagai
dokumen pendukungnya. Keuntungan pseudokode ada dua, yaitu
desainer dapat menyatakan logika terperinci modul tersebut, apa
pun bahasa pemograman yang digunakan dan walaupun pengguna akhir
kurang memiliki keahlian pemograman, dia dapat secra aktif
terlibat dalam tahap teknis.
MENDESAIN PENGENDALIAN SISTEM
Tahap terakhir dalam tahap desain adalah desainpengendalian
sistem, yang meliputi pegendalian pemrosesan komputer,
pengendalian basis data, pengendalian manual atas input ke dan
output dari sistem, serta pengendalian atas lingkungan
operasional.
MELAKUKAN PERCOBAAN DESAIN SISTEM
Percobaan desain sistem dilakukan untuk memastikan bahwa desain
tersebut bebas dari kesalahan konseptual yang dapat terprogram
masuk ke dalam sistem akhirnya. Banyak perusahaan melakukan
percobaan formal dan terstruktur yang dilakukan oleh kelompok
penjamin kualitas (quality assurance group). Ini adalah kelompok
programer, analisis independen, pengguna dan auditor internal.
Pekerjaan kelompok ini adalah menyimulasikan operasi sistem untuk
mengungkapkan kesalahan, sesuatu yang terlewat, dan ambigu dalam
desain sistem.
MENINJAU DOKUMENTASI SISTEM
Laporan desain terperinci (detailed design report) melaporkan dan
menjelaskan sistem. Laporan ini meliputi :
Desain semua output layar, laporam, dan dokumen operasional.
Diagram ER yang menjelskan hubungan sebagai data dalam sistem.
Bentuk normal ketiga desain untuk berbagai tabel basis data yang
menspesifikasikan semua elemen data.
Kamus data yang diperbarui yang menjelaskan masing-masing elemen
data dalam basis data.
Desai untuk semua input layar dan dokumen sumber untuk sistem
tersebut.
Diagram konteks untuk keseluruhan sistem.
Diagram arus data tingkat bawah dari proses sistem tertentu.
Diagram terstruktur untuk berbagai modul program dalam sistem,
termasuk penjelasan pseudokode untuk tiap model.
PROGRAM APLIKASI PERANTI LUNAK
Bahasa pemograman meliputu bahasa prosedural seperti COBOL, bahasa yang
digerakkan oleh peristiwa seperti Visul Basic, atau bahasa pemograman
berorientasi objek (OOP) seperti Java atau C++.
BAHASA PROSEDURAL
Bahasa prosedural (procedural language) mengharuskan programer
mnspesifikasikan perintah secra tepat sebagai dasar eksekusi
logika program. Bahasa prosedural sering kali disebut sebagai
bahasa generasi ketiga (thrid-generation language – 3GL). Contoh dari
bahasa 3GL yaitu COBOL, C, FORTRAN, dan PL.
BAHASA YANG DIGERAKKAN OLEH PERISTIWA
Bahasa yang digerakkan oleh peristiwa (event-driven language) bukan lagi
merupakan bahasa prosedural. Dalam model ini, kode program tidak
dieksekusi dalam urutan yang telah ditentukan. Sebagai gantinya,
tindakan eksternal atau “peristiw” yang dilakukan oleh pengguna
akan memerintahkan arus pengendalian program tersebut. Visual
Basic dari Microsoft adalah salah satu contoh yang paling terkenal
sebagai bahasa yang digerakkan oleh peristiwa.
BAHASA BERORIENTASI OBJEK
hal terpenting dari manfaat pendekatan ini adalah mengembangkan
peranti lunak dengan menggunakan bahasa pemograman berorientasi
objek (object-oriented programmming-OOP). Java dan smaltalk adalah
bahasa OOP yang paling terkenal. Akan tetapi, kurva pembelajaran
bahasa OOP masih curam. Waktu dan biaya untuk menyesuaikan
peralatan dengan OOP adalah hambata terbesar dalam proses
transisi. Oleh karenanya, dikembangkan sebuah kompromi yang
dimaksudkan untuk memudahkan transisi, yaitu dengan bahasa
gabungan seperti C++.
MEMPROGRAM SISTEM
Program modern harus mengikuti pendekatan modular. Manfaat
pendektan modular yaitu : efisiensi pemrograman, efisiensi
pemeliharaan, dan pengendalian.
PENGUJIAN PERANTI LUNAK
Program harus diuji secara menyeluruhsebelum diimplementasikan.
MENGUJI TIAP MODUL
Modul-modul yang telah selesai harus diuji secara independen oleh
para programer sebelum diimplememntasikan. Kegiatan ini biasanya
melibatkan pembuatan data uji. Tergantung dari sifat aplikasinya,
data ini dapat meliputi file transaksi uji, file master uji, atau
keduanya.
Gambar 14-19
MENGUJI KESELURUHAN SISTEM
Personel pengguna harus melaksanakan pengujian untuk keseluruhan
sistem sebagai pembuka dari pelaksanaan sistem secra formal.
Prosedur tersebut melibatkan penggunaan sistem untuk memproses
data fiktif. Output dari sistem ini kemudian akan direkonsiliasi
dengan hasil yang telah ditetapkan, dan uji tersenut akan
didokumentasikan sebagai bukti kinerja sistem tersebut. Jika
penguji puas denga hasilnya, sebuah dokumen penerimaan formal akan
diisi. Dokumen ini adalah pengakuan secara eksplisit oleh pengguna
bahwa sistem yang sedang diuji tersebut memenuhi berbagai
persyaratan yang ditetapkan.
MENYIMPAN DATA UJI
Pembuatan data uji adalah aktivitas yang berulang dan memakan
waktu. Data-data ini dapat disimpan untuk digunakan di masa
mendatang oleh auditor selama peninjauan sistem. Dengan menyimpan
data uju, kita membuat apa yang disebut sebagai kaksus dasar, yang
mendokumentasikan cara sistem dijalankan pada suatu periode waktu.
MENDOKUMENTASIKAN SISTEM