bab v perhitungan struktur
TRANSCRIPT
69
BAB V
PERHITUNGAN STRUKTUR
5.1 PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN
Perhitungan perencanaan jembatan diawali dengan perencanaan struktur
atas jembatan yang terdiri dari slab lantai kendaraan dan balok gelagar pelat.
Gambar potongan melintang struktur atas jembatan Sardjito II dapat dilihat pada
gambar 5.1 di bawah ini.
Trotoar
Sandaran
MedianAspalSlab
Girder
Gambar 5.1. Komponen Struktur Atas Jembatan
5.1.1. PERENCANAAN KANTILEVER
Perencanaan kantilever jembatan meliputi perencanaan tulangan pokok
tiang sandaran beserta tulangan geser tiang sandaran.
A. PERENCANAAN TULANGAN POKOK TIANG SANDARAN
Sandaran merupakan suatu konstruksi pada jembatan yang berfungsi
sebagai pengaman bagi para pengguna jembatan. Sandaran ini direncanakan dari
pipa besi bulat dan tiang sandaran (railing) direncanakan dari beton bertulang.
Adapun data dan perhitungan tiang sandaran adalah sebagai berikut :
70
Jarak antar tiang railing (L) = 2 m
Beban horizontal tiang railing (w’) = 0,73 kN/m (AASHTO
LRFD Bridge Design Specification)
Gaya horizontal pada tiang railing (H) =
( )
Berdasarkan AASHTO nilai H ini harus ditambah sebesar 0,89 kN yang
diasumsikan sebagai beban terpusat pada tiap elemen longitudinal (panjang),
maka:
Lengan terhadap sisi bawah tiang sandaran (y) = 1, 1 m
Kuat tekan beton, fc’ = 30 Mpa
Tegangan leleh baja, fy’ = 240 Mpa
Berat jenis beton = 24 kN/m3
Bentuk tiang sandaran dapat dilihat pada gambar 5.2 di bawah ini.
H2 = 0.73 kN/m4
2 1
3
0.30
0.20
0.40
0.50
0.15
tebal 15 cm
0.20
Gambar 5.2. Tiang Sandaran
71
Tabel 5.1. Berat Sendiri Tiang Sandaran
No b (m) h (m) Shape L (m) Gaya (kN)) Lengan
(m)
Momen
(kNm)
1 0.15 0.2 0.5 0.15 0.054 0.2 0.0108
2 0.15 0.2 1 0.15 0.108 0.075 0.0081
3 0.15 0.4 1 0.15 0.216 0.075 0.0162
4 0.15 0.5 1 0.15 0.27 0.075 0.0203
6 SGP 3" dengan berat /m = 0.63 2 1.26 0.075 0.0945
Berat Sendiri Railing = 1.908 Σ M = 0.1499
Momen Pada Tiang Akibat Gaya Horizontal / M =
Faktor beban akibat beban sendiri = 1,25
Faktor beban ultimit = 1,75
Momen ultimit rencana (Mu) =
Gaya Geser Ultimit Rencana/Vu =
Diambil ukuran tiang sandaran 15 x 15 cm seperti gambar 5.3 di bawah ini.
Gambar 5.3. Dimensi Tiang Sandaran
Faktor bentuk distribusi tegangan beton (β) = 0,85
Faktor reduksi kekuatan lentur = 0,8
72
Faktor reduksi kekuatan geser = 0,6
Tebal efektif tiang railing =
(
)
Perhitungan tulangan tiang sandaran =
(
)
(
)
Mu = 4,711 kN.m = 47110000 N.mm
( √
)
( √
)
Ternyata,
Sehingga rasio tulangan yang digunakan =
73
Luas tulangan pokok :
Dipakai tulangan diameter 12 mm
⁄
Jumlah tulangan (n) =
Digunakan tulangan 2 D 12
Untuk tulangan tarik digunakan As = 2 D 12
Untuk tulangan desak digunakan As’ = 2 D 12
74
B. PERENCANAAN TULANGAN GESER TIANG SANDARAN
Gaya geser ultimit (Vu) = 2,35 kN = 2350 N
(
√ ) (
√ )
Berdasarkan perhitungan di atas tidak diperlukan adanya tulangan geser,
akan tetapi tetap digunakan tulangan sengkang dengan jarak minimum yaitu 20
cm. Jadi tiang sandaran menggunakan tulangan tarik As = 2 D 12 dan tulangan
desak As’ = 2 D 12, serta untuk tulangan geser digunakan P8 – 200 mm. Gambar
tulangan dapat dilihat pada gambar 5.4 di bawah ini.
2 D 12
P8 - 200
2 D 12
Gambar 5.4. Detail Penulangan Pada Tiang Sandaran
75
5.1.2 PERENCANAAN SLAB/LANTAI JEMBATAN
Tampang slab/lantai jembatan dapat dilihat pada gambar 5.5 di bawah ini.
Trotoar
Sandaran
MedianAspalSlab
Girder
Gambar 5.5. Tampang Slab Jembatan
Tebal slab (h) = 0,30 M
Tebal trotoar = 0,20 m
Tebal lapisan aspal = 0,05 m
Tebal genangan air hujan = 0,05 m
Jarak antar gelagar (Lx) = 2,20 m
Lebar jalur lalu lintas = 6 m
Lebar trotoar = 1,5 m
Lebar median = 0,5 m
Mutu beton (fc’) = 30 Mpa
Mutu baja (fy) = 400 Mpa
BJ beton = 24 kN/m3
BJ aspal = 22,5 kN/m3
BJ air = 9,80 kN/m3
76
1. Perhitungan Beban Slab Jembatan
a. Beban Mati (DC) dan Beban Mati Tambahan (DW)
Beban mati yang bekerja pada slab jembatan berupa berat sendiri
lantai jembatan, berat sendiri trotoar, sandaran, dan berat sendiri median,
termasuk beban mati tambahan yaitu beban mati akibat lapisan aspal dan
genangan air hujan yang dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini.
Tabel 5.2. Beban Mati dan Beban Mati Tambahan Pada Slab Trotoar
No Jenis Beban Ditinjau
Selebar (m)
Tebal
(m)
Berat
(kN/m3)
Beban
(kN/m)
1 Slab Jembatan 1 0.3 24 7,2
2 Slab Trotoar 1 0.2 24 4.8
3 Median 0.5 0.3 24 3.6
4 Lapisan Aspal 1 0.05 22.5 1.125
5 Genangan Air Hujan 1 0.05 9.8 0.49
6 Sandaran 1.908 kN
b. Beban Hidup Lalu Lintas (LL)
Beban hidup yang bekerja pada slab jembatan merupakan beban
lalu lintas kendaraaan. Berdasarkan AASHTO LRFD Bridge Design
Specification besarnya beban kendaraan dan jarak antar gandar dapat dilihat
pada gambar 5.6 di bawah ini.
Gambar 5.6. Beban Truk
77
c. Beban Hidup Pada Trotoar(PL)
Beban hidup yang bekerja pada trotoar dapat dilihat pada gambar
5.7 di bawah ini.
0.20
0.20
0.40
0.50
0.15
P = 14,6 kN
q = 3,6 kN/m
0.30
0.30
Gambar 5.7.Beban Hidup Pada Slab Trotoar
2. Perhitungan Momen yang Bekerja Pada Slab Jembatan
Perhitungan momen yang bekerja pada jembatan dilakukan dengan
menggunakan software SAP 2000. Kombinasi pembebanan yang digunakan
dalam perhitungan adalah sebagai berikut:
Gambar 5.8 di bawah ini menunjukkan gambar struktur slab
jembatan yang digunakan pada perhitungan SAP 2000.
Gambar 5.8. Struktur Slab Jembatan Perhitungan SAP 2000
78
Letak beban-beban yang bekerja pada slab jembatan dan hasil
perhitungan momen pada slab jembatan dapat dilihat pada bagian lampiran.
Momen yang dihasilkan:
Momen Positif (Daerah Lapangan) = 84,05 kN.m
Momen Negatif (Daerah Tumpuan) = 99,16 kN.m
3. Perhitungan Tulangan Slab Lantai Jembatan
Mutu beton, f’c = 30 MPa
Tegangan leleh baja, fy’ = 400 MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton (β) = 0,85
Faktor reduksi kekuatan lentur = 0,9
Faktor reduksi kekuatan geser = 0,6
Ditinjau slab beton selebar = b = 1000 mm
Tebal slab = h = 300 mm
Tebal selimut beton = 40 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton = d’ = 40 + (0,5.16) = 48 mm
Panjang sisi pendek (Lx) = 2200 mm
Panjang bentang panjang jembatan (Ly) = 65000mm
Perhitungan tulangan slab jembatan =
(
)
(
)
Menggunakan Plat 1 Arah
79
a. TulanganPositif
Mu = 84,05 kN.m
Mu = 84,05 x 106N.mm
Tebal efektif slab (d) = h – d’ = 300 – 48 = 252 mm
( √
)
( √
)
Ternyata,
Sehingga rasio tulangan yang digunakan =
Luas tulangan pokok =
Dipakai tulangan diameter 16 mm =
⁄
Jarak tulangan yang diperlukan =
80
Luas tulangan yang diperlukan =
Jadi Dipakai Tulangan D 16 – 150 mm
b. Tulangan Negatif
Mu = 99,16 kN.m
Mu = 99,16 x 106 N.mm
Tebal efektif slab (d) = h – d’ = 300 – 48 = 252 mm
( √
)
( √
)
Ternyata,
Sehingga rasio tulangan yang digunakan =
Luas tulangan pokok =
81
Dipakai tulangan diameter 16 mm =
⁄
Jarak tulangan yang diperlukan =
Luas tulangan yang diperlukan =
Jadi Dipakai Tulangan D 16 – 150 mm
c. Tulangan Susut
Karena baja yang digunakan adalah BJTD-40, maka digunakan
rumus tulangan susut yang diperlukan sebagai berikut:
Dipakai tulangan diameter 13 mm
⁄
Jarak tulangan yang diperlukan =
82
Luas tulangan yang diperlukan =
Jadi Dipakai Tulangan Susut D 13 – 200 mm
Berdasarkan perhitungan, dipakai tulangan positif D16 – 150,
tulangan negatif D16 -150 dan tulangan susut D13 – 200. Gambar detail
penulangan slab lantai jembatan dapat dilihat pada gambar 5.9 di bawah ini
baik untuk bentang panjang maupun bentang pendek.
B
B
AA
D16 - 150
D13 -
200
D13 -
200
D16 - 150
D13 -
200
D13 -
200
D16 -
150
D16 -
150
D13 - 200
D13 - 200
D16 - 150
D16 - 150
300
300
POTONGAN B - B
POTONGAN A - A
Gambar 5.9. Detail Penulangan Slab Lantai Jembatan