bab 4 analisis dan pembahasan
TRANSCRIPT
80
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Latar Belakang Perusahaan
Maskapai Asuransi Madijo yang berdiri pada tahun 1964 di Surabaya adalah
cikal bakal berdirinya PT Asuransi Wahana Tata. Dengan adanya suntikan dana sebesar
Rp. 100.000.000,00 pada tahun 1975 maka berdirilah PT Asuransi Wahana Tata yang
merelokasi kedudukan kantor pusatnya di Jakarta. Hingga pada tahun 1989, dengan
kantor pusat barunya yang berlokasi di Jl. H.R. Rasuna Said kav. C-4, Jakarta, PT
Asuransi Wahana Tata dapat dengan cepat melakukan penetrasi pasarnya melalui kerja
sama yang sangat baik dengan ke 12 kantor cabangnya pada saat itu.
Memasuki era millenium, PT Asuransi Wahana Tata menjadi lebih kokoh
dengan memiliki modal disetor sebesar Rp. 100.000.000.000,00 , cabang-cabang yang
semakin tersebar luas di Indonesia hingga 30 cabang dan juga penerapan teknologi
informasi yang bertujuan untuk dapat memperkuat pelayanan terhadap para nasabahnya.
Pada tanggal 31 Desember 2005 tercatat total equity yang dimiliki oleh PT. Asuransi
Wahana Tata sebesar Rp. 270,150,368,467.00. Berdasarkan peringkat Rating
Perusahaan Asuransi 2007 yang diterbitkan oleh Majalah Investor, PT Asuransi
Wahana Tata berada pada urutan ke 6 dalam rating perusahaan Asuransi Umum dengan
premi bruto Rp. 200 Milyar keatas.
Visi dari PT Asuransi Wahana Tata adalah menjadi perusahaan asuransi umum
yang terpercaya dan professional dalam memberikan perlindungan asuransi “Trust is
the key to our insurance protection”. Misi dari PT Asuransi Wahana Tata dilakukan
81
dengan beberapa program manajemen yaitu melakukan pengembangan sumber daya
manusia untuk mencapai pelayanan yang terbaik dengan memberikan berbagai macam
program pelatihan bagi para karyawan baru maupun lama, penerapan teknologi
informasi yang up to date dalam mendukung kualitas pelayanan dengan menerapkan
sistem on-line bernama “Lintaswata” yang digunakan untuk membantu dalam
pembuatan dan pengelolaan polis-polis asuransi agar dapat terorganisir dengan lebih
sempurna, kemudian salah satu misi PT Asuransi Wahan Tata lainnya adalah
meningkatkan penetrasi pasar melalui ekspansi cabang-cabangnya dan inovasi produk
untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan. Inovasi produk sangat
dibutuhkan karena dari waktu ke waktu kebutuhan akan perlindungan terhadap resiko
terus berkembang dan banyak hal-hal baru yang terjadi di masyarakat.
Adapun beberapa kunci sukses dari PT Asuransi Wahana Tata adalah sebagai
berikut :
• Strong commitment in growing trust with our customers and partners
• Highly qualified human resource, professional team work and management
• Strong and healthy financial performance
• Expansions of branches network
• Support from the world leading reinsurance companies
PT. Asuransi Wahana Tata dari sejak berdirinya hingga saat ini telah lama aktif
dalam pasar industri asuransi kerugian atau yang biasa dikenal dengan sebutan asuransi
umum (General Insurance) atau non-life insurance. Seiring dengan perkembangan
dunia bisnis dan dengan berbagai macam resiko yang terjadi dalam dunia bisnis
tersebut, PT Asuransi Wahana Tata dapat dikatakan telah banyak ikut serta dalam
82
memberikan layanan perlindungan terhadap asset-aset bisnis dari perusahaan-
perusahaan di Indonesia melalui berbagai macam produk perlindungan yang
ditawarkan. Pasar yang telah dirambah oleh PT Asuransi Wahana Tata cukup variatif,
seperti contohnya adalah pasar property, automotive, marine, aviation, money dan
sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut, berikut dalam Table 4.1 adalah
beberapa kategori produk yang ditawarkan oleh PT. Asuransi Wahana Tata.
Tabel 4.1 : Deskripsi Produk
Produk Deskripsi
Property Insurance Perlindungan asuransi terhadap property untuk berbagai macam
okupasi, industrial, commercial, fasilitas umum atau
masyarakat. Jenis property yang dapat diasuransikan adalah :
• Building
• Furniture, Fitting and Fixtures
• Machinery, Equipments and Installation
• Stock of Goods or Inventory
Marine Cargo Insurance Perlindungan asuransi terhadap pengangkutan barang via kapal
laut, angkutan darat, atau pesawat udara. Jenis pengangkutan
yang dapat diasuransikan adalah :
• Machinery, Equipments, or other kind of Capital good
• Various class of commodities
Motor Vehicle Insurance Perlindungan asuransi terhadap penggunaan kendaraan
bermotor, resiko terhadap pihak ketiga, pengemudi dan
penumpang. Jenis kendaraan yang dapat diasuransikan adalah :
• Motor Cycle
• Passenger Vehicle
• Cargo Vehicle/Goods Carrying Vehicle
83
Engineering Insurance Perlindungan asuransi yang menawarkan perlindungan terhadap
jenis-jenis resiko engineering seperti :
• Construction work of buildings and infrastructures
• Erection of new machinery, equipments, or installation
• Accidental break down to machinery
• Accidental damage or breakdown to electronic equipment
Aviation and Marine Hull
Insurance
Jenis asuransi ini didisain untuk melayani kebutuhan industry
penerbangan dan pelayaran, yang memberikan perlindungan
khusus terhadap rangka (hull) dari pesawat terbang atau kapal
laut yang disertai dengan tunjangan hukum terhadap
kargo/penumpang dan/atau pihak ketiga.
Personal Accident
Insurance
Perlindungan asuransi yang diberikan terhadap seseorang dari
resiko kecelakaan kerja (work accident) atau kecelakaan
perjalanan (Road Accident)
Money Insurance Jenis perlindungan asuransi yang diberikan terhadap uang tunai,
dengan beberapa jenis perlindungan seperti :
• Cash and Transit
• Cash in Safe
• Cash in Cashier Box
• Cash in ATM
Surety Bond Jenis produk asuransi yang melibatkan tiga pihak antara principal
(pelaksana), Obligee dan Surety Company (asuransi), dimana
perlindungan yang diberikan merupakan jaminan kepada pihak
pelaksana dapat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan
perjanjian yang disepakati, jenis perlindungan asuransi surety
bond adalah seperti :
• Construction Bond
• Custom Bond
Sumber : Company Profile ( 2008 )
84
4.2 Analisis 5 Kekuatan Persaingan Porter Pada PT. Asuransi Wahana Tata
Keterangan :
• Pendatang Baru Potensial (Ancaman Pendatang Baru)
Untuk saat ini tidak terlihat adanya perusahaan pendatang baru yang secara khusus
memasuki bisnis asuransi surety bond, karena produk asuransi surety bond bukan
merupakan produk baru, jenis perlindungan ini sudah dipasarkan sejak dulu namun
belum adanya kepercayaan yang besar dari masyarakat dan belum adanya peraturan
Pendatang Baru Potensial
Pemasok
Persaingan Industri Sejenis
1. Asuransi Central Asia
2. Asuransi Tripakarta
3. Asuransi Jasindo
4. Asuransi Ramayana
Produk Pengganti
Pembeli / Pelanggan
Ancaman Pendatang Baru Kekuatan tawar
menawar pemasok Kekuatan tawar menawar pembeli / pelanggan
Ancaman Produk Pengganti
• PT. Reasuransi Indonesia • PT. Tugu Re Indonesia • PT. Reasuransi Nasional
Bank Garansi
• Manufacture Company• Distribution Company • Property Company • Telecommunication
Company
Tidak Ada
Sumber : Pengolahan Data
Gambar 4.1 : Analisis 5 Kekuatan Persaingan Porter
85
yang mendukung pemasaran produk surety bond, cenderung obligee lebih memilih
produk bank garansi ketimbang surety bond. PT Asuransi Wahana Tata merupakan
perusahaan asuransi besar yang sudah lama berdiri, dan brand recognition yang sudah
cukup terbangun, maka ancaman terhadap pendatang baru tidak terlalu menjadi hal
yang sulit untuk dihadapi.
Kekuatan persaingan terhadap adanya ancaman pendatang baru Kuat
• Pemasok (Kekuatan Tawar Menawar Terhadap Pemasok)
Kekuatan persaingan dari asuransi surety bond sangat tergantung pada perusahaan-
perusahaan reasuransi dalam mem-backup segala perlindungan asuransi surety bond
yang dipasarkan, treaty dimiliki atau kapasitas nilai pertanggungan yang diberikan
pihak reasuransi juga sangat menentukan kemampuan perusahaan asuransi untuk dapat
meng-cover resiko dengan nilai pertanggungan yang besar. PT. Asuransi Wahana Tata
memiliki tiga backup reasuransi besar di Indonesia yaitu : PT. Reasuransi Indonesia,
PT. Tugu Reasuransi Indonesia, dan PT. Reasuransi Nasional Indonesia, dengan treaty
yang dimiliki sebesar Rp 3 Miyar untuk penutupan Surety Bond.
Kekuatan tawar menawar terhadap para pemasok Kuat
• Produk Pengganti (Ancaman Produk Pengganti)
Ancaman dari produk surety bond adalah bank garansi yang dikeluarkan oleh pihak
bank dalam menjamin pelaksanaan kewajiban principal, bank garansi cenderung lebih
mahal karena syarat dikeluarkannya bank garansi adalah berupa deposit kepada pihak
bank sebesar 100% dari nilai yang dijaminkan. Bagi pihak obligee bank garansi menjadi
86
prioritas karena sudah dipastikan deposit yang ada disaat terjadi kegagalan pelaksanaan
pada pihak principal, namun bagi pihak principal, nilai deposit sebesar 100% tersebut
dirasakan cukup berat dibandingkan dengan membeli produk asuransi surety bond yang
hanya sekitar 2% s/d 3% saja dari nilai pertanggungannya, oleh karena itu saat ini
surety bond sudah menjadi alternatif yang sangat diminati, terlebih lagi semakin
besarnya kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk asuransi. Ancaman dari
produk pengganti ini masih dinilai cukup berat jika dilihat dari sisi kepastian
jaminannya.
Kekuatan persaingan terhadap adanya ancaman produk pengganti Cukup Kuat
• Pembeli/Pelanggan (Kekuatan Tawar Menawar Terhadap Pembeli)
Kekuatan persaingan PT Asuransi Wahana Tata terhadap pembeli jasa asuransi Surety
Bond tergantung pada rate asuransi, prosedur, dan kecepatan service yang diberikan.
Rate yang ditawarkan oleh PT Asuransi Wahana Tata cukup kompetitif mulai dari
0.30% s/d 1.30% masing-masing tergantung dari jenis bond yang ditawarkan, mengenai
standar prosedur pengajuan bond di Wahana Tata dibutuhkan banyak data dan dokumen
pendukung agar dapat diterbitkan, selain dari pada itu nasabah cenderung menginginkan
kecepatan dalam pelayanan dan penerbitan bond tersebut dikarenakan pada umumnya
keputusan final Tender cenderung waktunya sangat sempit mendekati waktu Tender
tersebut, oleh karena itu nasabah menghendaki one day services, dan 80% dari
permintaan akan hal tersebut dapat dipenuhi oleh Wahana Tata.
Kekuatan tawar menawar terhadap pembeli Kuat
87
• Persaingan (Persaingan Antar Perusahaan yang Ada/Analisis Pesaing)
Kekuatan persaingan diantara perusahaan sejenis khususnya perusahaan asuransi yang
memiliki izin untuk dapat menerbitkan surety bond sangat ketat, dan sangat bergantung
dari kapasita treaty yang dimiliki masing-masing perusahaan yang dapat dipergunakan
dalam menentukan rate yang dapat dijual. Dibeberapa perusahaan pesaing ada yang
sudah dapat menerbitkan surety bond dengan nilai jaminan dibawah 1 milyar dalam
waktu yang sangat singkat dengan menggunakan sistem Presign, melalui sistem ini
bond dapat diterbitkan dalam waktu 3 jam. Dengan belum dimilikinya sistem presign
tersebut di Wahana Tata, maka Wahana Tata harus dapat mengantisipasinya dengan
berusaha mempertahankan competitive advantage yang dimiliki, salah satunya yaitu
pelayanan one day service kepada setiap pelanggannya.
Kekuatan persaingan terhadap perusahaan dalam industri sejenis Cukup Kuat
4.3 Analisis SWOT Pada PT. Asuransi Wahana Tata
A. Strength ( Kekuatan )
• Total Equity lebih dari IDR 250,000,000,000.00 dirasakan cukup kuat untuk
perusahaan sebagai modal dalam bersaing di pasar industri asuransi.
• Memiliki kantor-kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia sampai
dengan 33 kantor cabang dan tiap tahun terus menambah cabang – cabang baru.
• Back-Up Reasuransi yang kuat mulai dari tingkat nasional hingga internasional
seperti Munich Reinsurance (Germany), Swiss Reinsurance (Switzerland),
Lloyds of London (England), Reasuransi Internasional Indonesia, Tugu
Reasuransi Indonesia, dan sebagainya.
88
• Sangat berpengalaman dan kredibel dalam segala macam bentuk penutupan
produk asuransi sejak tahun 1964.
B. Weakness ( Kelemahan )
• Belum memiliki suatu media komunikasi dengan nasabah yang terencana
sehingga pembukaan pasar baru seringkali tidak sesuai dengan target industri.
• Proses pencetakan dan pengiriman polis asuransi yang masih lambat, oleh
karena itu sulit untuk menerapkan one day service kepada nasabah.
• Belum adanya status team product development yang secara khusus
mengembangkan produk dan menciptakan prosedur pengembangan produk
sesuai kebutuhan pasar.
• Sistem kepemimpinan masih konvensional sehingga sulit untuk melakukan
ekspansi usaha.
C. Opportunity ( Peluang )
• Pengembangan bisnis asuransi pada sektor property yang seiring dengan
pembangunan infrastruktur negara maupun proyek dari perusahaan-perusahaan
swasta.
• Adanya peluang investasi yang cukup besar di Indonesia dikarenakan nilai BI
Rate menguat sehingga para investor lebih banyak menanamkan modal di
Indonesia.
• Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko sehingga
resiko yang dicover oleh perusahaan dapat diminimalisasikan.
89
• Perkembangan pasar dan kebutuhan produk asuransi surety bond di pasar SME
yang semakin besar dikarenakan setiap perusahaan yang ingin mengikuti tender
diwajibkan untuk memiliki bond / bank garansi terlebih dahulu.
D. Threat ( Ancaman )
• Perusahaan asuransi yang berbadan hukum milik Negara cenderung
mendapatkan kepercayaan lebih dari masyarakat dibandingkan swasta dalam
penutupan asuransi dengan nilai pertanggungan yang besar dalam produk surety
bond
• Adanya kebijakan pemerintah yang dirasa kurang mendukung industri asuransi.
• Adanya kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer.
• Semakin tinggi tekanan nilai premi murah di pasar mengakibatkan persaingan
harga begitu erat di dalam dunia industri asuransi. Hal ini menyebabkan
perusahaan mengalami kerugian karena premi rendah namun resiko besar.
4.4 Perhitungan Analisis SWOT Pada PT. Asuransi Wahana Tata
Di dalam sub bab ini, maka akan dilakukan analisis SWOT berdasarkan hasil
kuesioner yang dibagikan kepada manajemen Asuransi Wahana Tata. Dari hasil
kalkulasi kuesioner diharapkan dapat memberikan suatu kesimpulan mengenai posisi
perusahaan apakah strategi yang ada saat ini sudah sesuai atau belum berdasarkan pasar
yang ada.
Di bawah ini kita akan memulai tahap demi tahap dimulai dari tahap
pengumpulan data. Diharapkan dari pengumpulan data tersebut dapat diolah menjadi
informasi yang berguna untuk perusahaan.
90
4.4.1 Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini maka data didapatkan dengan melakukan wawancara dengan
middle management. Tujuan wawancara ini adalah untuk mendapatkan berbagai rincian
mengenai faktor internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan serta
faktor eksternal perusahaan yaitu peluang dan ancaman. Seluruh jawaban dari
wawancara tersebut dituangkan dalam pembahasan di bawah ini.
4.4.1.1 Rekapitulasi Faktor Internal
Di bawah ini dituangkan hasil rekapitulasi faktor internal perusahaan yang diperoleh
dari wawancara dengan Management PT. Asuransi Wahana Tata yaitu faktor
kekuatan perusahaan ( Tabel 4.2 ) dan faktor kelemahan perusahaan ( Tabel 4.3 ).
Tabel 4.2 Rekapitulasi Faktor Kekuatan Internal PT. Asuransi Wahana Tata
No Faktor Kekuatan Perusahaan 1 Memiliki kekuatan nilai equity yang besar 2 Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia 3 Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 4 Berpengalaman sejak tahun 1964
Sumber : Hasil wawancara dengan Assistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 )
Tabel 4.3 Rekapitulasi Faktor Kelemahan Internal PT. Asuransi Wahana Tata
No Faktor Kelemahan Perusahaan 1 Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana 2 Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen 3 Belum adanya team product development 4 Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional
Sumber : Hasil wawancara dengan Assistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 )
Kedua tabel diatas menggambarkan kekuatan dan kelemahan PT. Asuransi
Wahana Tata dimana kekuatan adalah Strenght ( S ) dan Kelemahan adalah Weakness (
W ). Sehingga dari hasil wawancara tersebut diperoleh data kekuatan dan kelemahan
91
yang dirasakan ada saat ini. Dari hasil Strength dan Weakness diatas maka akan diolah
menjadi suatu informasi yang berguna untuk perusahaan.
4.4.1.2 Rekapitulasi Faktor Eksternal
Di bawah ini dituangkan hasil rekapitulasi faktor eksternal perusahaan yang
didapatkan melalui wawancara dengan Management PT. Asuransi Wahana Tata yaitu
faktor peluang ( Tabel 4.4 ) dan faktor ancaman ( Tabel 4.5 ).
Tabel 4.4 Rekapitulasi Faktor Peluang Eksternal PT. Citralanggeng Sentosa Abadi
No Faktor Peluang Perusahaan 1 Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini 2 Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha 3 Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko 4 Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME
Sumber : Hasil wawancara dengan Assistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 )
Tabel 4.5 Rekapitulasi Faktor Ancaman Eksternal PT.Citralanggeng Sentosa Abadi
No Faktor Ancaman Perusahaan
1 Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond.
2 Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. 3 Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. 4 Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar
Sumber : Hasil wawancara dengan Assistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 )
Kedua tabel diatas merupakan uraian hasil dari faktor peluang dan faktor
ancaman perusahaan PT. Asuransi Wahana Tata dimana faktor peluang adalah
Opportunity ( O ) dan faktor ancaman adalah Threat ( T ). Sehingga dari hasil
wawancara tersebut diperoleh data peluang dan ancaman yang diperkirakan akan
terjadi. Dari hasil Opportunity dan Threat diatas maka akan diolah menjadi suatu
informasi yang berguna untuk perusahaan.
92
4.4.1.3 Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal dan Faktor Eksternal
PT. Asuransi Wahana Tata
Setelah selesai melakukan analisa terhadap faktor eksternal dan faktor internal
perusahaan maka langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan kuesioner
pembobotan faktor internal dan faktor eksternal untuk menentukkan bobot terhadap
hasil rekapitulasi yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah hasil dari
pembobotan kuesioner untuk faktor internal ( Tabel 4.6 ) dan faktor eksternal ( Tabel
4.7 ). Hasil dari pembobotan kuesioner ini mewakili kondisi rata – rata industri yang
dianalisa.
1. Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal
Tabel 4.6 : Hasil Pembobotan Faktor Internal
No Pilihan / Keterangan Mana yang
lebih berpengaruh
A/B? Bobot
1 A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar
A 3 B Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia
2 A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar
B 4 B Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England
3 A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar
A 3 B Berpengalaman sejak tahun 1964
4 A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar
B 4 B Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana
5 A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar
B 3 B Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen
6 A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar
A 2 B Belum adanya team product development
7 A Memiliki kekuatan nilai equity yang besar
A 2 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional
8 A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia
B 3 B Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England
9 A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia
B 3 B Berpengalaman sejak tahun 1964
10 A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia
A 2 B Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana
93
Setelah dilakukan pembobotan faktor internal maka akan dilakukan pembobotan faktor
eksternal yang akan dilakukan dibawah ini.
2. Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Eksternal
11 A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia
A 2 B Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen
12 A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia
A 2 B Belum adanya team product development
13 A Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia
B 2 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional
14 A Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England
B 3 B Berpengalaman sejak tahun 1964
15 A Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England
B 3 B Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana
16 A Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England
A 3 B Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen
17 A Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England
B 3 B Belum adanya team product development
18 A Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England
A 2 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional
19 A Berpengalaman sejak tahun 1964
B 2 B Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana
20 A Berpengalaman sejak tahun 1964
A 3 B Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen
21 A Berpengalaman sejak tahun 1964
B 3 B Belum adanya team product development
22 A Berpengalaman sejak tahun 1964
A 3 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional
23 A Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana
A 2 B Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen
24 A Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana
A 2 B Belum adanya team product development
25 A Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana
B 2 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional
26 A Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen
B 2 B Belum adanya team product development
27 A Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen
A 3 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional
28 A Belum adanya team product development
B 2 B Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional Sumber : Hasil Kuesioner PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 )
94
Tabel 4.7 : Hasil Pembobotan Faktor Eksternal
No Pilihan / Keterangan Mana yang
lebih berpengaruh
A / B? Bobot
1 A Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini
A 3 B Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha
2 A Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini
B 4 B Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko
3 A Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini
A 3 B Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME
4
A Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini
A 3 B Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond.
5 A Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini
B 3 B Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi.
6 A Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini
A 3 B Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer.
7 A Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini
B 3 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar
8 A Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha
A 4 B Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko
9 A Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha
A 4 B Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME
10
A Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha
B 3 B Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond.
11 A Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha
B 3 B Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi.
12 A Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha
B 3 B Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer.
13 A Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha
A 3 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar
14 A Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko
A 4 B Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME
15
A Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko
A 4 B Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond.
16 A Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko
B 4 B Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi.
17 A Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko
A 4 B Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer.
95
Setelah selesai dilakukan perhitungan pembobotan faktor eksternal maka
dilanjutkan dengan melakukan pemberian skor faktor – faktor yang berkaitan dengan
PT. Asuransi Wahana Tata. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan tahapan pengolahan
data Kuesioner SWOT Asuransi Wahana Tata.
Hal ini dapat dilihat pada sub bab – sub bab dibawah ini untuk memperjelas
proses kalkulasi data perhitungan Kuesioner SWOT Asuransi Wahana Tata.
18 A Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko
B 4 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar
19
A Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME
B 4 B Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond.
20 A Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME
A 4 B Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi.
21 A Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME
A 4 B Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer.
22 A Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME
A 3 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar
23 A
Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond.
B 3 B Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi.
24 A
Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond.
A 3 B Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer.
25 A
Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond.
B 3 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar
26 A Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi.
A 3 B Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer.
27 A Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi.
A 3 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar
28 A Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer.
B 3 B Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar Sumber : Hasil Kuesioner PT. Asuransi Wahana Tata ( 2008 )
96
4.4.1.4 Hasil Kuesioner Pemberian Skor Faktor Internal dan Faktor
Eksternal PT. Asuransi Wahana Tata
Setelah selesai mengumpulkan data dari kuesioner pembobotan faktor internal
dan faktor eksternal PT. Asuransi Wahana Tata langkah selanjutnya adalah
mengumpulkan data dengan membagikan kuesioner penilaian pada Management
perusahaan untuk memperoleh skor pada faktor internal dan faktor eksternal
perusahaan.
Di bawah ini akan digambarkan hasil kuesioner pemberian skor pada faktor
internal dan faktor eksternal PT. Asuransi Wahana Tata. Hasil dari pemberian skor ini
untuk menggambarkan kondisi perusahaan yang dianalisa.
1. Hasil Kuesioner Pemberian Skor Pada Faktor Internal Perusahaan
Tabel 4.8 : Hasil Kuesioner Pemberian Skor Faktor Internal
Internal
Kekuatan Perusahaan Rating Memiliki kekuatan nilai equity yang besar 4 Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia 4 Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 3 Berpengalaman sejak tahun 1964 3
Kelemahan Perusahaan Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana 2 Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen 1 Belum adanya team product development 2
Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional 2 Sumber : Hasil wawancara dengan Asistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata
97
Adapun hasil rating yang diisi oleh Management PT. Asuransi Wahana Tata
adalah untuk mewakili faktor internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan
kelemahan. Angka Rating tersebut mewakili pengertian sebagai berikut :
Rating 1 : Kelemahan Utama ( sangat lemah )
Rating 2 : Kelemahan Kecil ( tidak begitu lemah )
Rating 3 : Kekuatan Kecil ( cukup kuat )
Rating 4 : Kekuatan Utama ( sangat kuat )
2. Hasil Kuesioner Pemberian Skor Pada Faktor Eksternal Perusahaan
Tabel 4.9 : Hasil Kuesioner Pemberian Skor Faktor Eksternal
Adapun hasil rating yang diisi oleh Management PT. Asuransi Wahana Tata
adalah mewakili gambaran untuk faktor eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang
dan ancaman. Angka rating tersebut mewakili pengertian sebagai berikut :
Rating 1 : Di bawah rata – rata
Rating 2 : Rata – rata
Rating 3 : Di atas rata – rata
Rating 4 : Sangat bagus
Eksternal
Peluang Perusahaan Rating Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini 3 Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha 3 Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko 3 Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME 4
Ancaman Perusahaan Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond. 2 Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. 2 Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. 1 Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar 2
Sumber : Hasil wawancara dengan Asistant Manager PT. Asuransi Wahana Tata
98
4.4.2 Tahap Penginputan Data PT. Asuransi Wahana Tata
Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah
menginput data tersebut ke dalam tabel penentuan bobot dengan perbandingan
berpasangan baik untuk faktor internal maupun pada faktor eksternal PT. Asuransi
Wahana Tata. Kemudian hasil dari tabel penentuan bobot dilakukan normalisasi untuk
memperoleh bobot akhir yang akan digunakan dalam matriks IFAS dan matriks EFAS.
4.4.2.1 Perbandingan Berpasangan Faktor Internal
Tabel 4.10 Hasil Perbandingan Berpasangan Faktor Internal
No Perbandingan Berpasangan S1 S2 S3 S4 W1 W2 W3 W4 TOTALS1 Memiliki kekuatan nilai equity yang besar 1.00 3.00 0.25 3.00 0.25 0.33 2.00 2.00 11.83
S2 Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia 0.33 1.00 0.33 0.33 2.00 2.00 2.00 0.50 8.50
S3 Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 4.00 3.00 1.00 0.33 0.33 3.00 0.33 2.00 14.00
S4 Berpengalaman sejak tahun 1964 0.33 3.00 3.00 1.00 0.50 3.00 0.33 3.00 14.17
W1 Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana 4.00 0.50 3.00 2.00 1.00 2.00 2.00 0.50 15.00
W2 Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen 3.00 0.50 0.33 0.33 0.50 1.00 0.50 3.00 9.17
W3 Belum adanya team product development 0.50 0.50 3.00 3.00 0.50 2.00 1.00 0.50 11.00
W4 Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional 0.50 2.00 0.50 0.33 2.00 0.33 2.00 1.00 8.67
Total 13.67 13.50 11.42 10.33 7.08 13.67 10.17 12.50 92.33 Sumber : Hasil kalkulasi data kuesioner ( 2008 )
99
4.4.2.2 Normalisasi Faktor Internal
Tabel 4.11 Normalisasi Bobot Faktor Internal
4.4.2.3 Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal
Tabel 4.12 : Hasil Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal
No Perbandingan Berpasangan S1 S2 S3 S4 W1 W2 W3 W4 TOTAL BOBOTS1 Memiliki kekuatan nilai equity yang besar 0.07 0.22 0.02 0.29 0.04 0.02 0.20 0.16 1.02 0.1280
S2 Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia 0.02 0.07 0.03 0.03 0.28 0.15 0.20 0.04 0.83 0.1032
S3 Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 0.29 0.22 0.09 0.03 0.05 0.22 0.03 0.16 1.09 0.1368
S4 Berpengalaman sejak tahun 1964 0.02 0.22 0.26 0.10 0.07 0.22 0.03 0.24 1.17 0.1461
W1 Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana 0.29 0.04 0.26 0.19 0.14 0.15 0.20 0.04 1.31 0.1638
W2 Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen 0.22 0.04 0.03 0.03 0.07 0.07 0.05 0.24 0.75 0.0939
W3 Belum adanya team product development 0.04 0.04 0.26 0.29 0.07 0.15 0.10 0.04 0.98 0.1228
W4 Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional 0.04 0.15 0.04 0.03 0.28 0.02 0.20 0.08 0.84 0.1055
Total Bobot 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 8.00 1.00 Sumber : Hasil kalkulasi data kuesioner ( 2008 )
No Perbandingan Berpasangan O1 O2 O3 O4 T1 T2 T3 T4 TOTAL
O1 Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini 1.00 3.00 0.25 3.00 3.00 0.33 3.00 0.33 13.92
O2 Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha 0.33 1.00 4.00 4.00 0.33 0.33 0.33 3.00 13.33
O3 Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko 4.00 0.25 1.00 4.00 4.00 0.25 4.00 0.25 17.75
O4 Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME 0.33 0.25 0.25 1.00 0.25 4.00 4.00 3.00 13.08
T1 Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond.
0.33 3.00 0.25 4.00 1.00 0.33 3.00 0.33 12.25
T2 Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. 3.00 3.00 4.00 0.25 3.00 1.00 3.00 3.00 20.25
T3 Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. 0.33 3.00 0.25 0.25 0.33 0.33 1.00 0.33 5.83
T4 Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar 3.00 0.33 4.00 0.33 3.00 0.33 3.00 1.00 15.00
Total 12.33 13.83 14.00 16.83 14.92 6.92 21.33 11.25 111.42 Sumber : Hasil kalkulasi data kuesioner ( 2008 )
100
4.4.2.4 Normalisasi Faktor Eksternal
Tabel 4.13 : Normalisasi Bobot Faktor Eksternal
4.4.2.5 Matriks IFAS
Matriks IFAS diperoleh dari hasil perhitungan data yang berasal dari
hasil tabel normalisasi bobot faktor internal PT. Asuransi Wahana Tata dan rating
yang didapatkan dari kuesioner penentuan rating yang telah diisi sebelumnya. Oleh
dari itu maka di dalam Matriks IFAS hasil akhirnya akan menunjukkan suatu posisi
dengan skala 1 hingga skala 4. Skala 1 adalah pengertian paling lemah dan skala 4
adalah pengertian paling kuat.
No Perbandingan Berpasangan O1 O2 O3 O4 T1 T2 T3 T4 TOTAL BOBOT
O1 Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini 0.08 0.22 0.02 0.18 0.20 0.05 0.14 0.03 0.91 0.1142
O2 Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha
0.03 0.07 0.29 0.24 0.02 0.05 0.02 0.27 0.98 0.1219
O3 Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko 0.32 0.02 0.07 0.24 0.27 0.04 0.19 0.02 1.17 0.1457
O4 Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME
0.03 0.02 0.02 0.06 0.02 0.58 0.19 0.27 1.17 0.1465
T1 Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond.
0.03 0.22 0.02 0.24 0.07 0.05 0.14 0.03 0.78 0.0981
T2 Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. 0.24 0.22 0.29 0.01 0.20 0.14 0.14 0.27 1.51 0.1892
T3 Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. 0.03 0.22 0.02 0.01 0.02 0.05 0.05 0.03 0.42 0.0530
T4 Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar 0.24 0.02 0.29 0.02 0.20 0.05 0.14 0.09 1.05 0.1315
Total Bobot 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 8.00 1.0000 Sumber : Hasil kalkulasi data kuesioner ( 2008 )
101
Tabel 4.14: Matriks IFAS
Menurut David ( 2001,pp.217-219 ) menyatakan bahwa nilai tertinggi adalah 4,0
sedangkan nilai terendah adalah 1,0 dan nilai rata – rata adalah 2,5. Bila total nilai yang
dibobot jauh dibawah 2.5 ini menandakan bahwa secara internal perusahaan tersebut
lemah. Sedangkan bila jumlah nilai yang dibobot jauh diatas 2.5 ini menunjukkan
bahwa posisi internal perusahaan yang kuat. Total dari bobot selalu berjumlah 1,0.
Hasil total Matriks IFAS PT. Asuransi Wahana Tata setelah dijumlahkan
nilainya menunjukkan 2.65 ini artinya perusahaan tersebut memiliki kekuatan internal
diatas rata – rata dari seluruh kekuatan internalnya secara keseluruhan. Sehingga
kekuatan internal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dapat menjadi kekuatan untuk
mencapai peluang dan menghindari ancaman yang ada.
Strength / Kekuatan Bobot Rating Bobot * Rating
Memiliki kekuatan nilai equity yang besar 0.1280 4 0.512010 Memiliki kantor cabang di 33 kota besar di Indonesia 0.1032 4 0.412668 Memiliki back up reasuransi dari German, Swiss dan England 0.1368 3 0.410292 Berpengalaman sejak tahun 1964 0.1461 3 0.438393 Sub Total ( Strength ) 1.773362
Weakness / Kelemahan Bobot Rating Bobot * Rating
Belum memiliki media komunikasi dengan nasabah yang terencana 0.1638 2 0.327570 Belum adanya suatu pelayanan one day service kepada konsumen 0.0939 1 0.093868 Belum adanya team product development 0.1228 2 0.245502 Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional 0.1055 2 0.211063 Sub Total ( Weakness ) 0.878003
Total IFAS 1.00 2.651366 Sumber : Pengolahan Data ( 2008 )
102
4.4.2.6 Matriks EFAS
Matriks EFAS diperoleh dari hasil perhitungan data yang berasal dari hasil tabel
normalisasi bobot faktor eksternal PT. Asuransi Wahana Tata dan rating yang
didapatkan dari kuesioner penentuan rating yang telah diisi sebelumnya.
Tabel 4.15: Matriks EFAS
Menurut David ( 2001, pp.161-163 ) menyatakan bahwa berapa pun jumlah
Opportunity dan Threat utama yang dimasukkan dalam Matriks EFAS total nilai yang
dibobot tertinggi untuk suatu perusahaan adalah 4,0 dan yang terendah adalah 1,0
sedangkan rata – rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Jumlah nilai yang dibobot sama
dengan 4,0 menunjukkan bahwa suatu perusahaan memberi respon sangat bagus
terhadap peluang dan menghindari ancaman yang ada. Sedangkan bila jumlah nilai yang
dibobot sama dengan 1,0 menunjukkan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan
peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal.
Oportunity / Peluang Bobot Rating Bobot * Rating
Besarnya peluang industri asuransi di dalam industri property saat ini 0.1142 3 0.342596 Penanaman modal asing yang cukup besar membantu perkembangan usaha 0.1219 3 0.365807 Perkembangan educated market akibat aplikasi manajemen resiko 0.1457 3 0.437052 Kebutuhan produk asuransi surety bond yang semakin besar di pasar SME 0.1465 4 0.585801 Sub Total ( Opportunity ) 1.731256
Threat / Ancaman Bobot Rating Bobot * Rating
Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi milik negara masih terlalu besar terhadap produk surety bond. 0.0981 2 0.196215 Peraturan Pemerintah kurang mendukung industri asuransi. 0.1892 2 0.378416 Kecenderungan penurunan segmen nasabah quality buyer. 0.0530 1 0.052956 Semakin tingginya tekanan nilai premi murah dari pasar 0.1315 2 0.262920 Sub Total ( Threats ) 0.890507
Total EFAS 1.00 2.621763 Sumber : Pengolahan Data ( 2008 )
103
Sehingga total nilai dari Matriks EFAS sebesar 2,62 menunjukkan bahwa
perusahaan bidang usahanya berada di atas rata – rata sehingga mampu menjalankan
strategi untuk memanfaatkan peluang eksternal untuk mengatasi ancaman eksternal.
Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa PT. Asuransi Wahana Tata di
dalam pangsa pasar yang ada memiliki peluang yang cukup baik serta dapat mengatasi
setiap ancaman yang ada dengan peluang yang dimiliki tersebut. Di bawah ini hasil dari
pengolahan data tersebut akan dihasilkan suatu informasi, strategi apa yang tepat untuk
PT. Asuransi Wahana Tata sesuai dengan kondisi yang dimilikinya.
4.4.3 Tahap Pencocokan Data
Dalam melakukan pencocokan data, maka dalam hal ini penulis menggunakan
beberapa metode untuk memperoleh strategi yang tepat untuk dijalankan oleh PT.
Asuransi Wahana Tata. Metode tersebut adalah Matriks Internal – Eksternal, Diagram
SWOT dan Matriks SWOT. Penjabarannya akan digambarkan di masing – masing sub
bab dibawah ini.
104
4.4.3.1 Matriks Internal – Eksternal ( IE )
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ada maka hasil dari tabel matriks IFAS
( Tabel 4.14 ) dan hasil dari tabel matriks EFAS ( Tabel 4.15 ) diketahui bahwa nilai
IFAS-nya adalah 2,65 dan nilai EFAS-nya adalah 2,62. Dengan demikian maka PT.
Asuransi Wahana Tata berada pada posisi kotak sel no 5 yaitu suatu keadaan dimana
perusahaan berada dalam kondisi pertumbuhan dan stabilitas. Strategi yang dapat
diterapkan adalah konsolidasi ( kotak sel 5 ). Tujuan strategi ini relatif lebih defensif
yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan keuntungan dari turunnya
Total nilai EFI yang diberi bobot
Sedang 2,0 – 2,99
Kuat 3,0 – 4,0
Total
Nilai
EFE
Yang
Diberi
Bobot
Tinggi 3,0 – 4,0
Sedang 2,0 – 2,99
Lemah 1,0 – 1,99
Rendah 1,0 – 1,99
4,0
2,0
3,0
1,0
3,0 2,0 1,0
IPertumbuhan
IV Stabilitas
V Pertumbuhan
Stabilitas
II Pertumbuhan
VI Penciutan
VII Pertumbuhan
VIII Pertumbuhan
IX Likuidasi
III Penciutan
Tabel 4.16 : Matriks Internal - Eksternal
105
penjualan perusahaan. Strategi pertumbuhan dilakukan melalui integrasi horizontal
yaitu suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara mengembangkan suatu
pasar yang baru dari produk yang sudah ada dan meningkatkan jenis produk serta
menerapkan strategi stabilitas profit sehingga hasil dari strategi pertumbuhan dapat
diperoleh dengan baik.
Dalam posisi saat ini, maka perusahaan dapat memperluas pasar, memperluas
kategori produk dan sistem teknologi melalui proses pengembangan internal maupun
pengembangan eksternal melalui suatu kegiatan akuisisi atau joint venture dengan
perusahaan lain yang bergerak dalam bidang industri yang sama.
4.4.3.2 Diagram SWOT
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil tabel matriks IFAS (
tabel 4.14 ) dan tabel matriks EFAS ( tabel 4.15 ) diketahui bahwa nilai IFAS-nya
adalah 2,65 dan nilai EFAS-nya adalah 2,62. Setelah dilakukan pengjitungan untuk
mencari posisi di dalam diagram SWOT maka diketahui untuk garis IFAS berada di
titik 0,9. Sedangkan titik untuk garis EFAS berada di titik 0,84. Angka IFAS diperoleh
dari hasil pengurangan ((subtotal bobot*rating strength ) – (subtotal bobot*rating
weakness) ). Sedangkan untuk angka EFAS diperoleh dari hasil pengurangan ((
subtotal bobot*rating Opportunity ) – ( subtotal bobot*rating threat )). Hasil dari
pengurangan tersebut digunakan untuk menentukkan titik X dan titik Y dalam diagram
SWOT. Serta untuk menentukkan lebih lanjut di kuadran berapa posisi perusahaan
tersebut dalam diagram SWOT.
106
Dengan demikian maka PT. Asuransi Wahana Tata di dalam diagram SWOT
berada pada posisi kuadaran 1 yaitu suatu keadaan dimana PT. Asuransi Wahana Tata
memiliki kekuatan dari segi internal perusahaan dan juga memiliki banyak peluang
yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas pasar. Oleh karena itu, PT. Asuransi
Wahana Tata harus menggunakan serta memanfaatkan kekuatan internalnya secara
maksimal dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan perusahaannya.
Kondisi ini sangat menguntungkan perusahaan karena memungkinkan perusahaan
melakukan kombinasi kekuatan internal dengan peluang yang ada untuk
mengembangkan bisnisnya. Strategi yang tepat untuk kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif ( growth oriented strategy ).
Di bawah ini akan digambarkan posisi PT. Asuransi Wahana Tata di dalam
diagram SWOT. Adapun di dalam diagram SWOT posisi PT. Asuransi Wahana Tata
berada di dalam posisi kuadran 1 dan mendukung strategi SO yaitu strategi yang
memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk mencapai keberhasilan dari setiap
peluang yang dimiliki oleh perusahaan. Diagram SWOT adalah sebagai berikut :
107
Sumber : Hasil Analisis Data ( 2008 )
Gambar 4.2 : Diagram SWOT
4.4.3.3 Matriks SWOT
Berdasarkan diagram SWOT diatas maka PT. Asuransi Wahana Tata sebaiknya
menjalankan strategi SO ( Strength – Opportunity ) yaitu suatu strategi dimana
perusahaan menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk mengembangkan
perusahaan dengan cara memanfaatkan setiap peluang yang dimilikinya. Dengan
demikian PT. Asuransi Wahana Tata sebaiknya berkonsentrasi pada peningkatan
pelayanan terhadap konsumen serta memfokuskan diri dalam melakukan pemasaran dan
pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan pasar. Oleh karena perusahaan ingin
memanfaatkan setiap peluang yang ada maka strategi yang tepat adalah yang
berorientasi pada growth oriented strategy.
Berbagai Peluang
Berbagai Ancaman
Kekuatan InternalKelemahan Internal
Kuadran 1
Kuadran 2Kuadran 4
Kuadran 3
Mendukung Strategi Turn
Around
Mendukung Strategi Defensif
Mendukung Strategi Agresif
Mendukung Strategi
Diversifikasi
0,9
0,84
108
Di bawah ini akan digambarkan matriks SWOT yang menggambarkan strategi –
strategi yang tepat untuk pengembangan produk asuransi surety bond berdasarkan
analisis SWOT.
Strength Weakness 1. Memiliki nilai ekuitas modal yang
besar. 2. Memiliki kantor cabang di 33 Kota
besar di Indonesia 3. Memiliki perlindungan re-asuransi
dari German, Swiss, England. 4. Pengalaman sejak tahun 1964
sehingga sudah mengetahui seluk – beluk industri Asuransi.
1. Belum memiliki media komunikasi yang baik
2. Belum tersedia pelayanan one day service kepada konsumen.
3. Belum memiliki team product development yang solid.
4. Sistem kepemimpinan masih bersifat konvensional.
Opportunities Strategi SO Strategi WO 1. Besarnya peluang untuk bermain
di dalam industri property saat ini. 2. Dukungan penanaman investasi
asing di Indonesia. 3. Perkembangan educated market
akibat aplikasi manajemen resiko. 4. Besarnya kebutuhan akan
tersedia produk asuransi surety bond khususnya di pasar SME.
1. Mulai mencoba untuk keluar dari pasar yang ada dan mencoba pasar yang baru.
2. Mengembangkan dan melakukan differensiasi produk dengan menjalin kerjasama asing.
3. Mengembangkan pasar surety bond di dalam industri property.
4. Dengan pengalaman yang ada lebih fokus ke industri surety bond khususnya di dalam pasar SME.
1. Menciptakan media komunikasi untuk merebut peluang pasar.
2. Bekerjasama dengan pihak investor untuk mengembangkan suatu produk secara kontinue dan sesuai kebutuhan pasar.
3. Service level ditingkatkan untuk mensupply kebutuhan pasar.
4. Melakukan pembenahan ke dalam sistem pengambilan keputusan dengan tujuan agar dapat memenuhi permintaan pasar.
Threat Strategi ST Strategi WT
1. Masyarakat belum percaya terhadap kemampuan asuransi swasta.
2. Peraturan pemerintah kurang mendukung industri asuransi.
3. Kecenderungan penurunan nasabah quality buyer.
4. Semakin tingginya tekanan nilai premi murah di pasar.
1. Menyakinkan pasar dan merubah persepsi ketidakpercayaan pasar melalui promosi.
2. Bekerjasama dengan investor untuk memperkuat modal perusahaan dan memperluas jaringan perusahaan.
3. Memperluas backup re-asuransi untuk mengatasi kebijakan pemerintah.
4. Melakukan edukasi pasar bahwa kekuatan pengalaman dapat menjadi modal bahwa perusahaan tersebut dapat diandalkan.
1. Melakukan edukasi pasar untuk memperkuat brand.
2. Bekerjasama dengan investor untuk memperkuat modal serta membenahi lini internal.
3. Mengembangkan suatu sistem pemasaran dan operasi yang dilakukan satu atap.
4. Melakukan pengembangan produk dan mencoba untuk bermain dan fokus pada pasar potensial.
Sumber : Hasil Analisis Data ( 2008 )
Tabel 4.17 : Matriks SWOT
109
Hal ini diyakini dapat mempercepat pengembangan produk terbaru serta
menciptakan suatu perluasan usaha yang dapat menjangkau setiap kebutuhan pasar yang
ada. Selain itu, untuk mempertahankan dan meningkatkan potensi yang ada serta
menjaga kekuatan yang dimiliki maka PT. Asuransi Wahana Tata harus memiliki team
manajemen yang tangguh sehingga dapat mengantisipasi segala perubahan yang terjadi.
Untuk mendukung strategi yang agresif khususnya dalam pemasaran dan
pengembangan produk terbaru sesuai kebutuhan pasar maka diperlukan suatu sistem
pengelolaan terpadu dimana terdapat kerjasama antara divisi marketing yang bertugas
menjual dan divisi operation yang memberikan service optimal ke konsumen sehingga
tercipta service level yang baik.
Diharapkan dengan melakukan edukasi pasar memudahkan perusahaan dalam
menciptakan suatu nilai brand kepada target pasar dan pada akhirnya dapat menciptakan
suatu pengembangan produk baru dan memperluas daerah pemasaran perusahaan
sehingga kegiatan pemasaran dapat mencakup seluruh pasar yang ada. Hal ini diyakini
dapat saling mendukung satu dengan yang lain dari masing – masing strategi tersebut.
Strategi yang dapat diwujudkan dalam pengembangan produk asuransi surety
bond tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan strategi baru bagi suatu perusahaan untuk memberikan
pelayanan serta menjaga hubungan dengan pelanggan dimana melalui
edukasi pasar menyakinkan konsumen bahwa kekuatan perusahaan
tersebut menjadi kepercayaan nasabah. Hal ini untuk menjaga loyalitas
serta komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan.
110
2. Menciptakan suatu media bagi perusahaan untuk menampung semua
informasi pemasaran yang penting seperti spesifikasi produk, informasi
harga serta informasi lainnya yang berkaitan dengan pemasaran dan
penjualan produk asuransi surety bond.
3. Merancang suatu strategi pengembangan produk asuransi surety bond
sebagai suatu keunggulan bersaing bagi perusahaan, sarana pemasaran
utama, dan meningkatkan brand image perusahaan dalam industri saat
ini. Sehingga pemasaran produk asuransi surety bond ini dapat
dimanfaatkan untuk mencapai hasil dari strategi yang dijalankan oleh
perusahaan.
Oleh karena itu dalam merancang strategi pemasaran dan mengembangkan
produk baru untuk perusahaan dilakukanlah melalui analisis terhadap SWOT
perusahaan, analisis pesaing melalui analisis 5 Kekuatan Porter, melakukan penyebaran
kuesioner untuk melihat posisi perusahaan dan mengembangkan produk baru sesuai
kebutuhan pasar yang ada. Hal ini diyakini untuk mengkombinasikan dengan strategi
bisnis perusahaan, kebutuhan pasar dan teknologi yang ada saat ini untuk mencapai
keberhasilan pemasaran dan mencapai keuntungan yang tinggi untuk perusahaan.
Sehingga dengan adanya suatu pembenahan strategi pemasaran dan melakukan
pengembangan produk untuk mempeluas jejaring atau cakupan perusahaan dapat
mendukung perusahaan dalam pemasaran dan membantu proses penjualan produk
asuransi selain produk asuransi kerugian.
111
4.4.4 Hasil Penelitian Pada PT. Asuransi Wahana Tata
Berikut di bawah ini adalah hasil dari penelitian yang telah dilakukan melalui tahap
pengumpulan data, tahap input data dan tahap pencocokan data. Saat ini akan dibahas
hasil dari tahapan diatas untuk menentukkan strategi yang tepat untuk perusahaan.
Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel dari matriks IFAS diketahui bahwa nilai IFASnya sebesar 2,65.
Berdasarkan tabel dari matriks EFAS diketahui bahwa nilai EFASnya sebesar 2,62.
Matriks Internal – Eksternal : PT. Asuransi Wahana Tata berada pada sel nomor 5
dimana perusahaan berada pada tahap pertumbuhan ( Growth Strategy ) dengan
strategi integrasi horisontal. Strategi pertumbuhan melalui Integrasi Horisontal
adalah suatu cara memperluas perusahaan dengan cara mengembangkan pasar dan
menciptakan suatu produk baru di dalam pasar yang lebih potensial untuk
memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
Diagram SWOT : PT. Asuransi Wahana Tata berada pada kuadran 1 dimana
perusahaan memiliki kekuatan internal dan memiliki peluang yang besar. Kondisi
ini sangat menguntungkan perusahaan dalam memanfaatkan setiap peluang yang
ada dalam mengembangkan bisnisnya. Strategi yang tepat untuk kuadran 1 adalah
strategi agresif dengan mendukung kebijakan growth oriented strategy.
Matriks SWOT : PT. Asuransi Wahana Tata berada pada tahap pertumbuhan ( sel 5
) dan terletak pada kuadran 1 maka strategi yang tepat adalah strategi SO ( Strength
– Opportunity ) yaitu strategi menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk
memanfaatkan setiap peluang yang ada.
112
4.5 Strategi Segmentation, Targeting dan Positioning
Di dalam manajemen pemasaran, diperlukan suatu analisis untuk mengetahu
segmentasi konsumen yang ingin dituju, kemudian diolah untuk menentukan target
karena tidak semua orang menggunakan produk asuransi surety bond dan terakhir
positioning sebagai salah satu cara untuk menyampaikan pesan mengenai produk yang
ingin disampaikan kepada konsumen dan menciptakan persepsi yang sesuai dengan
keinginan perusahaan. Di bawah ini akan dijabarkan analisis STP untuk PT. Asuransi
Wahana Tata terutama berkaitan dengan pemasaran produk Asuransi Surety Bond.
• Segmentation
Pemasaran suatu produk menentukkan bagaimana perusahaan dapat survive di
dalam pasar yang ada. Perusahaan harus menetapkan konsumen mana yang ingin
dicapai untuk mempertajam kegiatan pemasarannya, karena tidak semua konsumen
dalam hal ini diwakili perusahaan akan menggunakan produk surety bond dalam
mengelola perusahaannya. Dalam hal ini, PT. Asuransi Surety Bond melakukan
segmentasi konsumen produk surety bond yaitu : semua konsumen yang membutuhkan
produk surety bond untuk dapat ikut serta dalam proyek – proyek yang mengharuskan
adanya persyaratan administrasi berkaitan dengan keikutsertaan perusahaan tersebut.
Dari sisi biaya yang harus dikeluarkan, produk asuransi Surety Bond Wahana
Tata memberikan harga premi yang cukup murah dibandingkan produk perusahaan lain
yang rata – rata premi yang ditawarkan lebih mahaldaripada yang ditawarkan oleh PT.
Asuransi Wahana Tata. Sedangkan secara umum, Produk Surety Bond Wahana Tata
memiliki variasi target konsumen yaitu perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor,
keuangan, kesehatan, perkapalan / kargo, dll.
113
• Targeting
Setelah kita menentukan segmentasi pasar yang akan dimasuki, hal berikutnya
adalah menentukan target yang dapat dicakup melalui kekuatan promosi, biasanya
perusahaan yang ingin memasarkan produknya akan mempersempit sasaran
konsumennya, untuk itu dilakukan targeting.
Adapun target konsumen yang ingin dicapai oleh PT. Asuransi Wahana Tata
adalah semua perusahaan yang bergerak di bidang civil service, logistic, manufacturing
dan engineering yang sedang mengerjakan proyek dan membutuhkan produk bond
untuk melengkapi setiap persyaratan administrasi yang diperlukan.
• Positioning
PT. Asuransi Wahana Tata memposisikan diri sebagai lembaga keuangan non
bank yang dapat dipercaya dalam menyediakan produk Asuransi Surety Bond kepada
perusahaan. Sehingga tiap perusahaan tersebut dapat menjadikan PT. Asuransi Wahana
Tata sebagai rekan kerja dalam pangsa pasar yang ada saat ini.
4.6 Bauran Pemasaran ( Marketing Mix )
Analisis 4P atau sering disebut bauran pemasaran ( Marketing Mix ) merupakan
salah satu instrumen pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk memfokuskan
strategi pemasarannya ke dalam empat kategori penting yang dianggap sebagai media
yang apabila dikombinasikan dengan baik akan menghasilkan respon yang diinginkan
konsumen. Adapun kategori – kategori tersebut akan dibahas di bawah ini :
114
• Product
PT. Asuransi Wahana Tata memiliki berbagai macam produk asuransi namun dalam
analisis ini akan difokuskan kepada produk Asuransi Surety Bond. Produk Asuransi
Surety Bond merupakan produk asuransi Wahana Tata yang dikembangkan dengan
tujuan penyediaan layanan jasa keuangan untuk perusahaan yang memerlukan sertifikat
bond untuk melengkapi persyaratan administrasi yang diperlukan untuk ikut serta dalam
proyek tertentu.
Adapaun produk surety bond yang ditawarkan oleh PT. Asuransi Wahana Tata adalah
sebagai berikut :
1. Jaminan Penawaran ( Bid Bond / Tender Bond )
2. Jaminan Pelaksanaan ( Performance Bond )
3. Jaminan Pembayaran Uang Muka ( Advance Payment Bond )
4. Jaminan Pemeliharaan ( Maintenance Bond )
• Price
Produk Asuransi Surety Bond Wahana Tata memberikan biaya premi yang murah serta
diberikan beberapa potongan diskon untuk nasabah dengan kriteria tertentu. Adapun
jumlah premi yang harus dibayarkan oleh konsumen adalah sebagai berikut :
1. Jaminan Penawaran ( Bid Bond ) : 0.20% - 0.30% per 3 Bulan.
2. Jaminan Pelaksanaan ( Performance Bond ) : 1.00% - 1.20% per 1 Tahun.
3. Jaminan Pembayaran Uang Muka ( Advance Payment Bond ) : 1.20% - 1.30%
per 1 Tahun,
4. Jaminan Pemeliharaan ( Maintenance Bond ) : 1.00% - 1.20% per 1 Tahun.
115
Sedangkan perusahaan dapat memberikan diskon hingga 15% dari nilai premi yang
dibayarkan. Sehingga konsumen akan memperoleh benefit yang sama namun dengan
biaya premi yang lebih murah dibayarkan.
• Promotion
Adapun kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT. Asuransi Wahana Tata dalam
memasarkan produk Asuransi Surety Bond antara lain melalui :
• Direct Selling / Telemarketing
• Advertising
• Public Relations
• Layanan Customer Service
• Place
Produk Asuransi Surety Bond PT. Asuransi Wahana Tata dipasarkan di seluruh jaringan
pemasaran PT. Asuransi Wahana Tata. Area pemasaran seperti Jabodetabek serta kota –
kota besar lainnya dari wilayah Sumatera, Pulau Jawa, Kalimantan serta Sulawesi. Hal
ini untuk menunjang produk Asuransi Surety Bond dapat digunakan oleh setiap
perusahaan yang memiliki lokasi di luar area Jabodetabek. Sehingga masalah kendala
jarak dapat diminimalisasikan, strategi ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar
walaupun konsumen belum membutuhkannya. Namun ketika mereka membutuhkan
dapat langsung menuju kantor cabang terdekat untuk mempelajari dan memutuskan
yang terbaik.
116
4.7 Tahapan Strategi Pengembangan Produk
Di dalam tahap ini membahas mengenai hubungan konsumen dengan perusahaan.
Tahapan inilah yang nantinya akan memberikan pengaruh kepada strategi pemasaran
yang digunakan oleh perusahaan. Adapun terdapat empat tahapan dalam pengembangan
suatu produk agar bisa diterima oleh pasar yaitu :
• Tahap Awareness
Di dalam tahap ini digambarkan bagaimana Asuransi Wahana Tata membangun
hubungan pertama kali dengan konsumen melalui penjualan produk asuransi surety
bond. Oleh karena itu dikembangkan beberapa program pemasaran perusahaan
seperti melakukan promosi melalui iklan di media cetak, direct selling melalui
telemarketing program , adanya event pameran serta memberikan potongan premi
untuk pembeli bila menggunakan produk asuransi yang dikeluarkan oleh PT.
Asuransi Wahana Tata. Hal ini dilakukan untuk memberikan image awal ke pasar
yang ada, bahwa produk yang dimiliki Asuransi Wahana Tata dapat dipercaya,
memiliki keunggulan yang menguntungkan, serta harga premi yang terjangkau oleh
konsumen dalam hal ini perusahaan.
• Tahap Exploration / Expansion
Setelah pelanggan mengetahui keberadaan peluncuran produk Asuransi Wahana
Tata, maka kemudian perusahaan berusaha meningkatkan rasa ingin tahu pelanggan
terhadap produk yang ditawarkan oleh Asuransi Wahana Tata. Untuk memfalitisasi
hal tersebut maka program pemasaran yang dikembangkan adalah menyediakan
fitur yang mendukung penyebaran informasi kepada konsumen sehingga tercipta
117
suatu kemudahan dalam memperoleh informasi produk seperti spesifikasi produk
yang lengkap, perbandingan produk, melalui media cetak, telemarketing, event serta
layanan call center.
• Tahap Commitment
Dalam tahap ketiga ini digambarkan bagaimana PT. Asuransi Wahana Tata
memperoleh komitmen dari pelanggan dimana komitmen tersebut merupakan tujuan
yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam membina hubungan dengan pelanggan.
Oleh karena itu perusahaan mengembangkan beberapa program pemasaran seperti
menyediakan fasilitas layanan terpadu call center, layanan customer service, adanya
team relationship untuk menjaga hubungan serta berusaha untuk melakukan
optimalisasi pelayanan kepada konsumen.
• Tahap Dissolution
Dalam tahap keempat ini digambarkan bagaimana perusahaan memutuskan
hubungan dengan konsumen adalah ketika konsumen memutuskan untuk
membatalkan penggunaan produk Asuransi Wahana Tata atau kerjasama
penggunaan Asuransi Wahana Tata sudah jatuh tempo dan tidak diperpanjang.
118
4.8 Analisis Deskriptif
Di bawah ini akan dilakukan suatu pengembangan data deskriptif mengenai
responden dengan total 30 perusahaan yang kami pilih secara acak (random) yang
tersebar di lima wilayah DKI Jakarta: Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur,
Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat dimana masing – masing wilayah tersebut dipilih enam
perusahaan sebagai data responden kuesioner ini. Penyebaran kuesioner diberikan
kepada responden yang menggunakan produk asuransi Surety Bond yang tersebar di
lima area wilayah DKI Jakarta.
Dari hasil penyebaran kuesioner yang telah kami lakukan, didapat bahwa
sebesar 80% responden mengenal PT. Asuransi Wahana Tata dan sebesar 20%
responden menjawab tidak mengenal PT. Asuransi Wahana Tata, hal tersebut
membuktikan bahwa brand PT. Asuransi Wahana Tata sudah dikenal baik oleh pasar,
terlihat pada gambar 4.3 dibawah ini:
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 )
Gambar 4.3. Tingkat Pengenalan Responden Terhadap PT. Asuransi Wahana Tata
119
Dari responden pengguna produk Surety Bond yang mengenal atau pun yang
tidak mengenal PT. Asuransi Wahana Tata terdapat beberapa nama perusahaan asuransi
yang menjadi kompetitor utama dalam pemasaran Surety Bond di Jakarta, diantaranya
adalah sebesar 23.33% responden memilih PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia, 20%
responden memilih PT. Asuransi Jasa Indonesia, 6.67% responden memilih PT.
Asuransi Jasa Raharja Putera, 20% responden memilih PT. Asuransi Ramayana, 3.33%
responden memilih PT. Asuransi Sinar Mas, 10% responden memilih PT. Asuransi
Tripakarta, dan 16.67% responden memilih PT. Asuransi Tugu Pratama Indonesia,
terlihat pada gambar 4.4 di bawah ini :
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 )
Gambar 4.4 Kompetitor Utama Produk Surety Bond
120
Hasil tersebut diatas memperlihatkan bahwa terdapat tiga perusahaan kompetitor
utama yang menonjol dikenal oleh responden dalam pasar asuransi Surety Bond yaitu
PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT. Asuransi Jasa Indonesia dan PT. Asuransi
Ramayana.
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 )
Gambar 4.5 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap
Produk Surety Bond PT. Asuransi Wahana Tata
121
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 )
Gambar 4.6 Tingkat Penggunaan Responden Terhadap
Produk Surety Bond PT Asuransi Wahana Tata
Pada gambar 4.5, respon konsumen Surety Bond di Jakarta memperlihatkan hasil
bahwa hanya sebesar 36.7% responden yang mengetahui adanya produk Surety Bond
pada PT. Asuransi Wahana Tata dan sebesar 63.3% responden tidak mengetahui adanya
produk Surety Bond pada PT Asuransi Wahana Tata, dan pada gambar 4.6 tersebut
diatas menunjukkan bahwa hanya sebesar 20% responden yang menggunakan produk
Surety Bond dari PT. Asuransi Wahana Tata sedangkan sebesar 80% responden belum
menggunakan produk Surety Bond dari PT. Asuransi Wahana Tata.
122
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 )
Gambar 4.7 Faktor-Faktor Responden Memilih Sebuah Produk Asuransi
Faktor-faktor penentu konsumen dalam memilih produk asuransi terpaparkan
dalam hasil survey pada gambar 4.7, terdapat sebesar 40% responden memilih tarif
premi sebagai faktor utama dalam memilih produk asuransi, kemudaian terdapat sebesar
33.3% responden memilih sebuah pelayanan yang prima, sebesar 20% responden
memilih manfaat dan perlindungan yang didapat, dan 6.7% responden memilih referensi
sebagai faktor penentu mereka dalam memilih asuransi.
123
Sumber : Pengolahan DataKuesioner ( 2008 )
Gambar 4.8 Tingkat Kebutuhan Responden Terhadap Produk Surety Bond
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 )
Gambar 4.9 Tingkat Keuntungan Responden Dalam Menggunakan
Surety Bond dan Bank Garansi
124
Dari hasil survey yang terdapat pada gambar 4.8 dan gambar 4.9 diperoleh hasil
sebesar 73.3% responden menganggap produk asuransi Surety Bond sebagai produk
yang lebih memenuhi kebutuhan perusahaannya dan sebesar 78.6% responden
menganggap bahwa produk Surety Bond lebih menguntungkan ketimbang
menggunakan produk Bank Garansi, sedangkan sebesar 26.7% responden memilih
produk Bank Garansi sebagai produk yang lebih memenuhi kebutuhan perusahaannya
dan sebesar 21.4% responden menganggap Bank Garansi sebagai produk yang lebih
menguntungkan.
Sumber : Pengolahan Data Kuesioner ( 2008 )
Gambar 4.10 Tingkat Keinginan Responden Terhadap Program Promosi
125
Keinginan konsumen akan sebuah program promosi atau pemberian hadiah
terlihat pada gambar 4.10 dimana dalam hasil survey menunjukkan angka sebesar
73.3% responden lebih memilih program pemberian hadiah berupa Diskon Premi yang
diberikan pada saat melakukan penutupan-penutupan baru atau perpanjangan polis,
sebesar 23.3% responden ada juga yang memilih No Claim Bonus atau pengembalian
sebagian premi jika pada saat jatuh tempo tidak terjadi klaim, dan sebesar 3.3%
responden memilih pemberian merchandise sebagai hadiah dan program promosi.