analisa faktor durasi pemberian asi - repository unisma

14
ANALISA FAKTOR DURASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA USIA 0-6 BULAN DI KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh Sylma Okta Fianasari 21601101098 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2021

Upload: khangminh22

Post on 06-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISA FAKTOR DURASI PEMBERIAN ASI

EKSKLUSIF DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP

STATUS GIZI BALITA USIA 0-6 BULAN DI

KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh

Sylma Okta Fianasari

21601101098

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2021

1

ANALISA FAKTOR PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP

STATUS GIZI BALITA USIA 0-6 BULAN DI KECAMATAN PUJON KABUPATEN MALANG

Sylma Okta Fianasari, Dini Sri Damayanti, Dewi Martha Indria*

Program Studi Sarjana Kedokteran Universitas Islam Malang (UNISMA)

ABSTRAK

Pendahuluan : Masalah gizi anak di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 2017 sampai 2018 jumlah status gizi

buruk 3,9% dan gizi kurang 13,8%. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang angka status gizi buruk meningkat

0,90% tahun 2013. Hasil survey Puskesmas Pujon tahun 2015 balita stunting di Kecamatan Pujon 31,5%.

Pemberian ASI ekskluif dapat meningkatkan status gizi balita sehingga pertumbuhan dan perkembangannya

optimal. Baru sekitar 29,5% balita 0-6 bulan di Indonesia yang mendapatkan ASI eksklusif. Masalah gizi dapat disebabkan faktor lain seperti kurangnya pengetahuan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan

antara pemberian ASI eksklusif dan pengetahuan ibu terhadap status gizi balita 0-6 bulan.

Metode : Penelitian dengan studi cross sectional. Responden ibu yang memiliki balita usia 0-6 bulan di Kecamatan

Pujon Kabupaten Malang. Penelitian mdengan data primer, meminta responden untuk mengisi kuesioner penelitian

secara langsung saat pelaksanaan Posyandu. Data dianalisis menggunakan uji korelasi spearman dengan tingkat

signifikansi p<0,05 dilanjutkan dengan uji chi square, odds ratio dan fisher exact test.

Hasil : Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan ibu dan pemberian ASI eksklusif (p=0,001) dan ibu yang memiliki pengetahuan yang baik cenderung memberikan ASI eksklusif 8,778 kali dibanding ibu dengan pengetahuan

kurang. Namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dan status gizi (p=0,087) begitupun

dengan pemberian ASI dan status gizi tidak terdapat hubungan yang signifikan (p= 0,289).

Kesimpulan : Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan ibu dan pemberian ASI yaitu ibu pengetahuan

baik cenderung memberikan ASI secara eksklusif , namun tidak terdapat hubungan signifikan antara pemberian

ASI dan pengetahuan ibu terhadap status gizi.

Kata Kunci : status gizi, pengetahuan ibu, pemberian ASI eksklusif.

THE ANALYSIS OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING DURATION AND MOTHER'S

KNOWLEDGE OF NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN AGE 0-6 MONTHS IN

PUJON DISTRICT, MALANG Sylma Okta Fianasari, Dini Sri Damayanti, Dewi Martha Indria*

*Faculty of Medicine, University of Islam Malang (UNISMA)

ABSTRACT

Introduction: The prevalence of the nutritional status problem of children in Indonesia was 17,8% in 2018, which

consists of 3,9% as severe malnutrition and 13,8% as moderate malnutrition. Malang’s public health officials

report the prevalence of malnutrition rise as much as 0,9% in 2013. Also, a survey from primary health care in

Pujon district reports 31,5% of toddlers were stunted in 2015. Exclusive breastfeeding is highly associated with or

even increase the nutritional status of children to achieve optimal growth and development. In Indonesia, the

coverage of exclusive breastfeeding only 29,5%. The nutritional problem in children also associates with other

factors like less educated parents. This research aimed to evaluate the association between exclusive breastfeeding and maternal education to the nutritional status of 0-6 month aged children.

Method: This was a cross-sectional study. The respondents of this research were mothers of 0-6 aged children in

Pujon district, Malang. The study collected primary data by asking the respondent to fill the questionnaire at the

posyandu visit. The data was analyzed by Spearman correlation with a significant value was p<0,05, and continued

by chi-square, off ratio and fisher exact test.

Result: There was a significant association between maternal education and exclusive breastfeeding (p=0,001).

Well educated mother practiced exclusive breastfeeding 8,7x than less educated mother. Statistically, there is no

significant association between maternal education and nutritional status (p=0,08), as well as exclusive breastfeeding

and nutritional status (p=0,289).

Conclusion: There was a significant association between maternal education and exclusive breastfeeding, namely

that mothers with good knowledge tend to exclusively breastfeed, but there was no association between exclusive breastfeeding and maternal education on nutritional status.

Keyword: Nutritional status, Mother Knowledge, Exclusive Breastfeeding

Correspondeing author:

(*) dr. Dewi Martha Indria, M.Kes, IBCLC, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang, Jl. MT Haryono No.

193 Malang. Email: [email protected]

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pantauan Status Gizi (PSG) pada tahun 2017 masalah gizi anak di Indonesia sebesar

17,8%, yang terdiri atas gizi buruk 3,8% dan gizi kurang 14%. Menurut data Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 jumlah status gizi buruk di Indonesia

mencapai 3,9 % dan gizi kurang sebesar 13,8%. Dari seluruh provinsi yang ada di

Indonesia, Jawa Timur termasuk kategori menengah kasus gizi buruk dengan 22.703

balita mengalami gizi buruk dengan proporsi status gizi kurus sebesar 9,14% dan gemuk

9,3% (RISKESDAS, 2018). Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, angka status

gizi buruk di Kabupaten Malang mengalami peningkatan pada tahun 2013 yaitu sebesar

0,90%. Hasil survey Puskesmas Pujon tepatnya Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon

pada tahun 2015 jumlah balita stunting mencapai 31,5%. Hal ini akan berpengaruh

terhadap tumbuh kembang balita di desa tersebut, sehingga perlu diperhatiakn terutama

perihal asupan gizi balitanya.

Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda, tergantung pada usia, jenis kelamin,

aktivitas, berat badan, serta tinggi badan (Kemenkes, 2018). Pada balita kebutuhan zat

gizi hanya dapat diperoleh dari ASI. Di Indonesia praktik pemberian ASI eksklusif balita

usia 0-6 bulan cenderung mengalami penurunan yaitu sebesar 29,5% (Martha, et al

2018). Sehingga angka tersebut belum mencapai target Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan, dimana target tahun 2015-2019 yaitu presentase balita usia kurang dari 6

bulan yang mendapatkan ASI eksklusif sebesar 50%. Hal tersebut berdampak pada

jumlah balita yang mengalami gizi buruk seperti di Posyandu Bogenvil dengan jumlah

2

kasus gizi buruk 14 dan gizi kurang 11 dari total 59 bayi usia 0-6 bulan (Kemenkes,

2019).

Pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan status gizi pada balita sehingga

pertumbuhan dan perkembangannya optimal (Saputra, 2016). Bahkan World

Health Organization (WHO) menargetkan semua balita harus diberikan Air Susu

Ibu (ASI) secara eksklusif dari lahir sampai usia enam bulan atau lebih. ASI

eksklusif memiliki berbagai manfaat bagi ibu dan bayi karena dapat memenuhi

kebutuhan gizi bayi dengan seimbang (Ginanti et al, 2015). Selain itu konsumsi

bagi balita yang dapat memenuhi kebutuhan gizi serta sesuai kemampuan

pencernaannya hanyalah ASI. ASI juga mendukung perkembangan serta

pertumbuhan balita karena mengandung lebih banyak kalsium, dibandingkan susu

formula (Prasetyono, 2009). Balita yang tidak diberi ASI selama 6 bulan akan

beresiko mengalami tubuh pendek (Subandra et al, 2018).

Masalah gizi dapat juga disebabkan oleh faktor lain seperti faktor kemiskinan,

kurangnya ketersediaan pangan, dan kurangnya pengetahuan orang tua

(Nilakesuma et al, 2015). Dalam hal ini Ibu dengan pengetahuan baik akan lebih

mudah menyerap informasi dari pada ibu dengan pengetahuan rendah atau kurang

dalam mengasuh balitanya sehari-hari, terutama dalam pemenuhan kebutuhan

nutrisinya lewat pemberian ASI eksklusif.

Faktor Pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya yang

berhubungan dengan bagaimana orang tersebut menerima informasi, sehingga

tingkat pendidikan yang dimiliki orangtua, menjadi dasar yang dapat

mempengaruhi status gizi anak. Pendidikan ibu berperan dalam pemberian pola

pengasuhan terhadap anaknya yaitu pengetahuan ibu tentang gizi baik mampu

3

menyediakan makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat agar anak dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal (Handarsari et al, 2010).

Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk menjadikannya sebagai tujuan

penelitian ini, yaitu mempelajari hubungan antara pemberian ASI eksklusif

terhadap status gizi pada balita, dan hubungan pengetahuan ibu terhadap status gizi

balita usia 0-6 bulan di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat ada penelitian ini adalah

1. Apakah terdapat hubungan durasi pemberian ASI dengan status gizi balita

di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang?

2. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dan status

gizi terhadap status gizi anak di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang?

3. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan durasi

pemberian ASI?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk:

1. Mengetahui hubungan durasi pemberian ASI dengan status gizi balita di

Kecamatan Pujon Kabupaten Malang

2. Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI dan status gizi

terhadap status gizi balita di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang

3. Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan durasi pemberian

ASI

4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi tambahan kepustakaan untuk

penelitian lebih lanjut tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dan

pengetahuan ibu terhadap status gizi balita usia 0-6 bulan di Kecamatan Pujon

Kabupaten Malang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memperdalam pengetahuan ibu tentang

pemberian ASI eksklusif dan pengetahuan ibu terhadap status gizi pada balita

usia 0-6 bulan.

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil pembahasan dan analisa data dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Durasi pemberian ASI tidak berhubungan dengan status gizi balita secara

signifikan

2. Pengetahuan Ibu tidak berhubungan dengan status gizi balita secara

signifikan

3. Pengetahuan Ibu berhubungan dengan durasi pemberian ASI Eksklusif

secara signifikan

7.2 Saran

Adapun saran untuk meningkatkan hasil pada penelitian selanjutnya adalah

sebagai berikut:

1. Bagi peneliti untuk selanjutnya lebih mendalami dan mencari faktor- faktor

lain yang mempengaruhi status gizi balita dan juga agar menghindari bias

ataupun faktor lain yang beresiko menyebabkan hasil penelitian menjadi

tidak signifikan untuk melanjutkan penelitian ini.

2. Bagi instusi, agar penelitian ini menjadi masukan bagi institusi untuk lebih

mengevaluasi status gizi balita dan faktor-faktor yang mempengaruhi status

gizi balita.

DAFTAR PUSTAKA

Agostoni, C.2015.Growth Patterns of Breast Fed and Formula Fed Infants in

The First 12 Months of Life. An Italian Study. Arch Dis Child.81:395-399.

Agrasada G, Ewald U, Kyllberg E. 2011. Exclusive breastfeeding of low birth

weight infants for thefirst six months: infant morbidity and maternaland

infant anthropometry. Asia Pac J Clin Nutr.

Apriluana, G. and Fikawati, S.2018. Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap

Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia

Tenggara, Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 28(4), pp.

247–256. doi: 10.22435/mpk.v28i4.472.

Ardyan, G. 2010. Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: EGC.

Ari Agung, I., Gusti, A. 2002. Pengaruh Perbaikan gizi Kesehatan terhadap

Produktivitas kerja.

Arief, Kristiyanasari. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta:

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta, EGC

Danuatmaja, B., Mila, M. 2013. 40 Hari Pasca Persalinan Masalah dan

Departemen Kesehatan RI. 2005. Kesehatan dalam Kerangka Sustainable

Development Goal’s. (diakses pada tanggal 25 Maret 2020).

Djali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Farah Okky Aridiyah, Ninna Rohmawati, Mury Ririanty. 2015. Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah

Pedesaan dan Perkotaan.

Fikadu, T., Assegid, S. and Dube, L. 2014. Factors associated with stunting

among children of age 24 to 59 months in Meskan district, Gurage

Zone, South Ethiopia: A case-control study, BMC Public Health, 14(1).

doi: 10.1186/1471-2458-14-800.

Firman. 2018. Ilmu pengetahuan, teori dan penelitian.

Gerungan, W. A. 2009. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama

Gibney, M.J. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Ginanti, Z., Rahayuning, A., Rahfludin, Dina. 2015. Hubungan Praktik

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dengan Status Gizi Bayi (Usia 0-6 bulan)

di Wilayah Kerja Puskesmas Gayamsari Kota Semarang. Jurnal

Kesehatan Masyarakat, 3(3). doi:2356-3346.

Habiba, S. 2016. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Kebakkramat II Kabupaten Karanganyar Tahun

2016. Universitas Negeri Semarang.

Handarsari, E., Rosidi, A., Widyaningsih, J. 2010. Hubungan Pendidikan Gizi

Ibu Dengan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Anak TK Nurul

Bahri Desa Wukir Sari Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Jurnal

Keehatan Masyrakat Indonesia: 6: 79-88.

Hanifah, S. A., Astuti, S. and Susanti, A. I. 2017. Gambaran Karakteristik Ibu

Menyusui Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Desa Cikeruh

Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2015, Jurnal

Sistem Kesehatan, 3(1), pp. 38–43. doi: 10.24198/jsk.v3i1.13960.

Ihromi, T.O. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2011. Kumpulan Tips Pediatrik. Jakarta:

Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Indonesia

Kementrian Kesehatan .2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, p. 40.

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:

Kemenkes RI.

Larasati, A. D., Nindya, S. T. and Arief, S. Y. 2018. Hubungan antara

Kehamilan Remaja dan Riwayat Pemberian ASI Dengan Kejadian

Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pujon Kabupaten

Malang The Correlation Between Adolescent Pregnancy ,

Breastfeeeding Practice and Stunted Children at Puskesmas Pujon.

Research Study, 2(4), pp. 392–401. doi: 10.2473/amnt.v2i4.2018.392-401.

Maulida, L. 2017. Memberikan Smartphone pada Anak Setara dengan Sodoran

1 Gram Kokain.

Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga.

Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar

Sinanti.

Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengamatan Proses Belajar

Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mufdlilah. 2017. Buku Pedoman Pemberdayan Ibu Menyusui Pada Program ASI

Eksklusif’. Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

Nadhiroh, Siti Rahayu; Ni’mah, K. 2010. Faktor yang berhubungan dengan

kejadian’. Media Gizi Indonesia, 1, pp. 13–19.

Nilakesuma, A., Jurnalis, Y., Rusjdi, S. 2015. Hubungan Status Gizi Bayi

dengan Pemberian ASI Eksklusif, Tingkat Pendidikan Ibu dan Status

Ekonomi Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir. 4(1),

pp.37-44.

Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan’Jakarta: Rineka Cipta.

Nuha Medika.

Nurmiati, B. 2008. Durasi Pemberian Asi Terhadap Ketahanan Hidup Bayi

Di Indonesia. Makara Seri Kesehatan, 12(2), pp. 47–52. doi:

10.7454/msk.v12i2.291.

Olsa, ED., Sulastri, D., Anas, E. 2017. Hubungan Sikap Ibu Terhadap

Kejadian Stunting pada Anak Baru Masuk Sekolah Dasar di

Kecamatan Nanggalo. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(3):523-529.

Paudel, R. et al. 2012. Risk factors for stunting among children: A

community based case control study in Nepal, Kathmandu University

Medical Journal, 10(39), pp. 18–24. doi: 10.3126/kumj.v10i3.8012.

Prasetyono. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik, dan

Kemanfaatan-kemanfaatannya.Yogyakarta: DIVA Press.

Pratidiana, I, M. 2016. Perbedaan Antara Lamanya pemberian ASI Eksklusif

dengan Inisiasi Menstruasi Post Partum di Puskesmas Kartasura.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Putri, L.G.I., Astuti, I.W., Putu, I.G.N. 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Nutrisi Saat Menyusui Dengan Status Gizi Bayi Umur 1-6

Bulan. Community of Publishing in Nursing, ISSN:2303-1298.

Rahayu, S. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep, Teori dan Isu Kencana. Jakarta.

Rifa’i, Achmad. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press

Rineka Cipta.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Roesli, U. 2004. Mengenal ASI Eksklusi. PT Pustaka Pembangunan Swadaya

Nusantara. Jakarta.

Saputra, A. R. 2016. Peran Pemberian ASI Eksklusif terhadap Status Gizi

dan Tumbuh Kembang pada Anak Usia Dini, J Agromed Unila, 3(1), pp.

30–34.

Siti Kurnia Rahayu. 2010. PERPAJAKAN INDONESIA: Konsep dan Aspek

Formal.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sjahmien, M. 2003. Ilmu gizi jilid 2. Jakarta: PT Bharatara Niaga Media.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan’. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Solusinya.Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.

Subandra, Y., Zuhairini, Y. and Djais, J. 2018. Hubungan pemberian ASI

Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI terhadap Balita Pendek Usia

2 sampai 5 tahun di Kecamatan Jatinangor. Jurnal Sistem Kesehatan,

3(3), pp. 142–148. doi: 10.24198/jsk.v3i3.16990

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supriasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Suradi, R. 2001. Spesifitas Biologis Air Susu Ibu. Sari Pediatri: 3:123-129.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif’.Sidoarjo: Masmedia Buana

Pusaka.

UNICEF, World Bank Group. 2015. Levels and Trends in Child Malnutrition’,

s.l.:

UNICEF. 2017. Undernutrition contributes to nearly half of all deaths in

children under 5 and is widespread in Asia and Africa.

UNICEF.2013. Ringkasan Kajian Gizi. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan –

Kementerian Kesehatan RI.

Virdani, A. S. 2012. Hubungan Antara Pola Asuh Terhadap Status Gizi Balita

Usia 12-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kalirungkut Kelurahan

Kalirungkut Kota Surabaya. Universitas Airlangga, Surabaya.

Walyani, E. S. 2015. Perawatan Kehamilan dan Menyusui Anak Pertama agar

Bayi Lahir dan Tumbuh Sehat. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Widiyanto., S. Aviyanti, D. Tyas, M. 2012. Hubungan Pendidikan dan

Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif denganSikap terhadap

Pemberian ASI Eksklusif’. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah,

Widyatiningtyas, R. 2002. Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi, Dan

Masyarakat Dalam Pandangan Pendidikan Ipa. Jurnal Pendidikan dan

Budaya, 1(2), pp. 29–36.

World Health Organization. 2018. Childhood stunting: context, causes, and

consequences.

Yusrina, A. and Devy, S. R. 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Niat

IbuMemberikan Asi Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo.

Jurnal PROMKES, 4(1), p. 11. doi: 10.20473/jpk.v4.i1.2016.11-21.