diabetes penyebab katarak
TRANSCRIPT
![Page 1: Diabetes Penyebab Katarak](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100500/557202504979599169a35171/html5/thumbnails/1.jpg)
Diabetes Penyebab Katarak. Bagaimanakah Pencegahan dan Terapinya ?
Diabetes mellitus (DM) atau kencing manis merupakan gangguan metabolik yang
disebabkan peningkatan glukosa darah. Terdapat 3 macam DM, yaitu DM gestasional, DM tipe
1, dan DM tipe 2. Pada DM gestasional terjadi pada wanita hamil di mana terjadi peningkatan
hormon yang menyebabkan resistensi insulin dan berakibat pada janin yang dikandungnya. Pada
DM tipe 1, terjadi gangguan autoimun sehingga insulin yang dihasilkan akan dirusak oleh tubuh.
Diabetes mellitus tipe 1 biasanya terjadi pada usia < 30 tahun. Sedangkan pada DM tipe 2,
insulin dihasilkan oleh sel pankreas tetapi tubuh tidak merespon insulin tersebut atau kerja
insulin tidak maksimal. Berdasarkan penelitian yang telah banyak dilakukan, salah satunya yang
dilakukan di Singapura didapatkan bahwa sindrom metabolik atau gangguan metabolik
khususnya diabetes dan hipertensi dapat meningkatkan resiko terjadinya katarak. Regulasi gula
darah sangat penting ketika seseorang telah didiagnosa menderita DM karena jika tidak
diregulasi dengan baik akan mengakibatkan komplikasi berbagai organ. Salah satunya yang akan
dibahas adalah komplikasi DM pada mata. Komplikasi pada mata yang paling sering dijumpai
adalah katarak diabetikum dan retinopati diabetikum. Dalam kesempatan ini akan dibahas
mengenai katarak diabetikum yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak diawasi dengan baik.
Diabetes menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan jika tidak terkontrol hal ini
berakibat pula pada mata sehingga lensa akan membengkak akibat kadar gula darah yang tinggi.
Ketika kadar gula darah turun maka pembengkakan lensa akan berkurang tetapi jika kadar gula
![Page 2: Diabetes Penyebab Katarak](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100500/557202504979599169a35171/html5/thumbnails/2.jpg)
darah naik kembali maka lensa akan membengkak lagi. Hal ini terjadi berulang-ulang sehingga
menyebabkan kekeruhan pada lensa dan disebut dengan katarak.
Berdasarkan penelitian, pada penderita DM akan terjadi penimbunan sorbitol akibat
produksinya yang terlalu cepat dalam lensa. Penimbunan sorbitol akan menyebabkan perubahan
osmosis pada lensa sehingga terjadi peningkatan cairan intraselular sebagai respon peningkatan
enzim aldoreduktase yang berperan dalam mereduksi glukosa menjadi sorbitol. Dengan adanya
mekanisme ini lensa akan membengkak dan terjadi perubahan biokimia dalam lensa yang
menyebabkan terbentuknya kekeruhan. Dalam penelitian lain disebutkan bahwa akumulasi
sorbitol mengakibatkan terjadinya apoptosis sel epitel lensa sehingga meningkatkan
perkembangan katarak.
Keluhan yang akan diutarakan penderita adalah pandangan yang mulai tidak jelas atau
kabur. Semakin hari keluhan akan semakin memburuk dan penderita akan sering pergi ke optikal
untuk memeriksa ketajaman penglihatannya, tetapi penderita tidak menemukan kacamata yang
cocok untuk membantunya melihat lebih jelas. Katarak akibat DM memberikan gambaran khas,
yaitu kekeruhan tersebar halus seperti tebaran kapas di dalam massa lensa.
Katarak biasanya terjadi karena faktor usia yang semakin tua sehingga lensa mengalami
degenerasi dan menjadi keruh. Namun, pada penderita DM katarak dapat terjadi pada usia yang
lebih muda < 50 tahun. Kedua mata dapat terkena walaupun dalam waktu yang tidak bersamaan.
Kekeruhan lensa ini menyebabkan cahaya yang masuk tidak sempurna karena terhalang
kekeruhan dan tidak bisa difokuskan tepat di retina sehingga penderita tidak dapat melihat
dengan jelas.
Katarak dapat dihilangkan dengan tindakan operasi atau pembedahan. Namun, pada
kasus katarak akibat DM banyak hal yang harus diperhatikan. Ketika penderita DM ingin
melakukan operasi untuk menghilangkan kekeruhan lensanya maka kadar gula darah harus
dalam keadaan terkontrol. Terapi utama yang harus dilakukan oleh penderita katarak diabetikum
adalah meregulasi gula darahnya. Beberapa cara dapat dilakukan, yaitu :
1. Berolahraga secara teratur dan sesuai anjuran dokter yang menangani penderita.
![Page 3: Diabetes Penyebab Katarak](https://reader037.vdocuments.mx/reader037/viewer/2022100500/557202504979599169a35171/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Memperbanyak makanan berserat dan menghindari makanan dengan kadar gula dan
garam tinggi.
3. Terapi obat antidiabetik oral.
4. Memeriksa kadar gula darah secara teratur sehingga kadar gula darah dapat terkontrol.
5. Berkonsultasi dengan dokter mata sehingga dapat dilakukan pemeriksaan berkala
sebelum terjadi katarak pada mata.
Terapi pembedahan yang paling banyak digunakan untuk mengatasi katarak adalah
fakoemulsifikasi ( phacomulsification). Fakoemulsifikasi memiliki komplikasi yang jarang
terjadi, seperti inflamasi. Lama penyembuhan dan kembalinya ketajaman penglihatan lebih
cepat. Operasi katarak disarankan sebelum katarak tersebut menghalangi pemeriksaan fundus.
Walaupun hasil fakoemulsifikasi sangat baik, namun pada penderita diabetes memiliki
kemungkinan penglihatannya lebih buruk dibandingkan dengan yang tidak DM. Operasi juga
meningkatkan cepatnya seseorang mengalami retinopati dan komplikasi terburuk pada penderita
DM setelah dioperasi adalah edema makula ditandai dengan penurunan tajam penglihatan,
melihat benda dengan ukuran lebih kecil atau lebih besar.
Selain pembedahan, terapi yang saat ini sedang dikembangkan adalah Aldose-reductase
Inhibitor (ARI) dan Antioksidan. Aldose-reductase Inhibitor bersumber dari ekstrak kemangi
(Ocimum sanctum), ginseng India (Withania somnifera), kunyit (Curcuma longa), dan daun
mimba (Azadirachta indica) atau herbal berasal dari India. Pada beberapa penelitian didapatkan
bahwa dengan ARI, tikus model diabetes, katarak diabetikum dapat dicegah. Proses yang terjadi
pada katarak diabetikum secara tidak langsung merupakan akibat dari kerusakan oksidatif
sebagai akibat akumulasi poliol (sorbitol) sehingga diharapkan antioksidan dapat bermanfaat.
Salah satu antioksidan yang bermanfaat adalah piruvat,yang mampu menghambat terbentuknya
katarak melalui mengurangi pembentukan sorbitol dan lipid peroksidase dalam lensa.
Berbagai terapi memang telah banyak dikembangkan. Namun, cara yang paling mudah
dan tepat untuk mencegah katarak diabetikum adalah dengan pola hidup sehat dan teratur seperti
yang telah disebutkan.