demam thypoid
DESCRIPTION
Demam ThypoidTRANSCRIPT
Demam Tifoid pada Demam Tifoid pada Anak Anak
Sri Rezeki S Sri Rezeki S HadinegoroHadinegoro
Kepala Sub Bagian Infeksi & Pediatri Tropis Kepala Sub Bagian Infeksi & Pediatri Tropis
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCMBagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM
Caumes E, Health & Travel, 2000
Geographic distribution of Typhoid feverGeographic distribution of Typhoid fever
Angka Kejadian Demam Tifoid di Indonesia
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1990 1991 1992 1993 1994 1995
DKI JakartaJawa BaratJawa TengahJawa TimurYogyakarta
Insidens per 10 000 populasi
(A)(A)
Data: Ditjen PPM&PL, Depkes,1996
PendahuluanPendahuluan
Infeksi sistemik kuman SalmonellaInfeksi sistemik kuman SalmonellaPenyakit endemis di IndonesiaPenyakit endemis di IndonesiaDi Bagian IKA RSCM 50 kasus/ Di Bagian IKA RSCM 50 kasus/
tahuntahun75% kasus berumur > 5 tahun75% kasus berumur > 5 tahunGejala klinis anak lebih ringan Gejala klinis anak lebih ringan
dari pada dewasadari pada dewasa
Demam Tifoid pada AnakDemam Tifoid pada AnakLima Rumah Sakit di IndonesiaLima Rumah Sakit di Indonesia
1991 - 20001991 - 2000
RSCM RSHS RSWS RSK RSMHRSCM RSHS RSWS RSK RSMH
1991 74 309 157 124 1991 74 309 157 124
1992 123 272 98 136 2031992 123 272 98 136 203
1993 124 244 65 122 2421993 124 244 65 122 242
1994 113 228 30 87 2521994 113 228 30 87 252
1995 85 198 23 81 1341995 85 198 23 81 134
1996 65 129 70 96 2161996 65 129 70 96 216
1997 41 2301997 41 230
1998 31 1261998 31 126
1990 37 1521990 37 152
2000 46 1742000 46 174
RSCM Jakarta, RSHS Bandung, RSWS Makasar, RSK Semarang, RSCM Jakarta, RSHS Bandung, RSWS Makasar, RSK Semarang,
RSMH PalembangRSMH Palembang
Angka Kejadian Angka Kejadian Kelompok Umur Demam Tifoid Kelompok Umur Demam Tifoid di di LimaLima Rumah Sakit Rumah Sakit, 1991-1996, 1991-1996
UmurUmur RSCM RSHS RSWS RSK RSMH RSCM RSHS RSWS RSK RSMH
1 - 4 108 395 40 84 263 1 - 4 108 395 40 84 263 5 - 9 254 525 138 311 5995 - 9 254 525 138 311 599> 10 215 449 106 284 301> 10 215 449 106 284 301
Jumlah Jumlah 577 1369 284 679 1164 577 1369 284 679 1164
RSCM Jakarta, RSHS Bandung, RSWS Makasar, RSK Semarang, RSCM Jakarta, RSHS Bandung, RSWS Makasar, RSK Semarang, RSMH PalembangRSMH Palembang..
Klasifikasi Klinis SalmonelosisKlasifikasi Klinis Salmonelosis
Spesies Serotipe Klinis
S.typhi
S.cholerae suis
S.enteritidis S.typhimurium S. enteridis S. heidelberg
Satu BakteriemiaSistemik
Satu EnterokolitisBakteriemiaInfeksi lokal
EnterokolitisGastroenteritisBakteriemiaInfeksi lokal
>2000
Infeksi SalmonelaInfeksi Salmonela
Serotipe yang berhubungan Serotipe yang berhubungan dengan diaredengan diare
Serotipe yang invasif ( demam Serotipe yang invasif ( demam tifoid = tifoid = typhus abdominalistyphus abdominalis) : ) : 94% disebabkan oleh 94% disebabkan oleh Salmonella typhiSalmonella typhi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Penyakit Infeksi Perjalanan Penyakit Infeksi
SalmonelaSalmonela
Barier pejamuBarier pejamuLokal : pH, motilitas TGI, flora ususLokal : pH, motilitas TGI, flora ususUmum : imunitas humoral & selularUmum : imunitas humoral & selular
OrganismeOrganismeJumlah bakteriJumlah bakterivirulensi (serotipe)virulensi (serotipe)
Resistensi terhadap antibiotikResistensi terhadap antibiotik
Patogenesis Patogenesis ((invasive serotypeinvasive serotype))
Epitel usus
Lamina propria
fagositosis
respons inflamasi
endotoxin (lokal, sistemik, komplemen)
Plaque Payerimultiplikasi
Duktus torasikus
bakteriemi primer sirkulasi
Organ target RES (hati,limpa,ss.tl)
Organ lain (paru,meningen,tulang,dll)
bakteriemi sekunder
Patogenesis Patogenesis (serotipe invasif)(serotipe invasif)
Epitel usus
Lamina propria
fagositosis
respons inflamasi
endotoxin (lokal, sistemik, komplemen)
Plaque Payerimultiplikasi
Duktus torasikus
bakteriemi primer sirkulasi
Organ target RES (hati,limpa,ss.tl)
Organ lain ( fenomena metastasis)
bakteriemi sekunder
Perjalanan Penyakit Demam TifoidPerjalanan Penyakit Demam Tifoid
Hari -15 Hari 0 Hari 7 Hari 21
370C400C
Masa inkubasiAsimtomatik
Fase invasifDemam intermitenNyeri kepalaLesu,lelahTidak enak di perutKonstipasiiDiare
Fase tifoidDemam menetapBradikardiHepatomegaliSplenomegaliKonstipasiDiareRose spot
PenyembuhanKarierRelaps
Komplikasi
Mulai demam
Manifestasi KlinisManifestasi Klinis
Flu like illnessFlu like illness, gejala , gejala gastrointestinalgastrointestinal
Gejala invasi ke organ lainGejala invasi ke organ lain kesadaran menurunkesadaran menurun hepatospenomegalihepatospenomegali bradikardi relatifbradikardi relatif
Fenomena metastasisFenomena metastasis miokarditis, hepatitismiokarditis, hepatitis
Fase karierFase karier
GGejala klinisejala klinis
GGejala klinis tidak khasejala klinis tidak khas Demam ≥ 7 hariDemam ≥ 7 hari Gejala gastrointestinal Gejala gastrointestinal
muntah, muntah, diare/ obstipasi, diare/ obstipasi, kembungkembung
Delirium, Delirium, kkesadaran menurunesadaran menurun AAnak besar menyerupai nak besar menyerupai
dewasa dewasa tampak toksik, tampak toksik, dehidrasi, dehidrasi, lidah tifoid, lidah tifoid, hepatomegali, splenomegalihepatomegali, splenomegali
Gambaran Klinis Demam Tifoid AnakGambaran Klinis Demam Tifoid Anakpada 25 Kasuspada 25 Kasus
Klinis Jumlah
DemamMenggigilNyeri perutMualMuntahDiareObtipasiMengigauKesadaran menurunLidah tifoidNyeri episgratriumHepatomegaliSplenomegali
25 15 18 20 21 12 13 20 10 15 17 19 6
Gambaran Klinis Demam Tifoid AnakGambaran Klinis Demam Tifoid Anakpada 25 Kasuspada 25 Kasus
DemamDemam MenggigilMenggigil Nyeri perutNyeri perut MualMual MuntahMuntah DiareDiare ObstipasiObstipasi MengigauMengigau Kesadaran menurunKesadaran menurun Lidah tifoidLidah tifoid Nyeri epigastriumNyeri epigastrium HepatomegaliHepatomegali SplenomegaliSplenomegali
2525
1515
1818
2020
2121
1212
1313
2020
1010
1515
1717
1919
66
LaboratoriuLaboratoriumm
Darah perifer Darah perifer leukopenia, leukopenia, an-eosinofilia, an-eosinofilia, limfositosis relatiflimfositosis relatif
Peningkatan LED, Peningkatan LED, Peningkatan enzim Peningkatan enzim
transaminasetransaminaseUji Serologi Uji Serologi Biakan Biakan Salmonella typhiSalmonella typhi
(media (media empeduempedu))
Uji Serologi Uji Serologi WidalWidal
Mengukur antigen O dan HMengukur antigen O dan H Positif pada minggu ke 2-4 demamPositif pada minggu ke 2-4 demam DiagnostikDiagnostik
antigen O 1/200antigen O 1/200 titer konvalensens titer konvalensens 4x titer akut 4x titer akut
Sensitif, tidak spesifikSensitif, tidak spesifik Hasil harus Hasil harus selaluselalu dikonfirmasikan dikonfirmasikan
dengan gejala klinisdengan gejala klinis
Diagnosis Diagnosis laboratoriumlaboratorium
Fase Inkubasi
Fase invasif
Fase tifoid
Fase pe-nyembuhan
Biakan tinja
Biakan darah
Serologis Widal
H-15 H 0 H 7 H 21H 8 H 12
1/400
1/800 - 1/1600++
++ +
Anti-H
Anti-O
1 2 3 4 5 6 7 8 minggu
demam
darah
tinja
urin
antibodi
Diagnostik LaboratoriumHubungannya dengan Perjalanan penyakit
S.typhi masuk
Uji DiagnostikUji Diagnostik (sensitif dan (sensitif dan spesifik)spesifik)
Uji Widal Uji Widal
Pelacak DNA (Pelacak DNA (DNA probeDNA probe))
IgG protein membran luarIgG protein membran luar
ImmunoblottingImmunoblotting (Typhi-dot) (Typhi-dot)
PCR (PCR (polymerase chain reaction)polymerase chain reaction)
KomplikasiKomplikasiDi dalam Di dalam ssaluran aluran ccernaerna
pperitonitis, eritonitis, pperdarahan, erdarahan, pperforasierforasi
Di luar saluran cernaDi luar saluran cernaeensefalitisnsefalitisppneumonianeumoniammeningitiseningitisoosteomielitissteomielitishhepatitisepatitis
PeritonitisPeritonitis, , perforasiperforasiGejala klinisGejala klinis
Gelisah, kesakitanGelisah, kesakitanKesadaran menurun (stadium Kesadaran menurun (stadium
lanjut)lanjut)Abdomen tegangAbdomen tegangNyeri tekanNyeri tekanDefanse musculaireDefanse musculaireBising usus melemahBising usus melemahPekak hati menghilangPekak hati menghilang
PeritonitisPeritonitis, , perforasiperforasiDiagnosis bandingDiagnosis banding
Sulit dibedakan secara klinisSulit dibedakan secara klinis Diperlukan pemeriksaan penunjangDiperlukan pemeriksaan penunjang Pasang sonde lambung & Pasang sonde lambung & anal tubeanal tube Foto abdomen 3 posisiFoto abdomen 3 posisi
distribusi udara tidak meratadistribusi udara tidak merataair fluid levelair fluid levelbayangan radio lucent di daerah hatibayangan radio lucent di daerah hatiudara bebas pada dinding abdomenudara bebas pada dinding abdomen
PengobatanPengobatan
SuportifSuportifcairan, dietcairan, dietelektrolitelektrolitasam basaasam basa
Pengobatan Pengobatan kausalkausal medikamentosa (antibiotik, medikamentosa (antibiotik,
kortikosteroid)kortikosteroid)bedah (pengobatan komplikasi)bedah (pengobatan komplikasi)
Pengobatan suportifPengobatan suportif
CairanCairanrrumatan, larutan D5 : NaCl 0.9% umatan, larutan D5 : NaCl 0.9%
(3:1)(3:1)ttambah 12.5% setiap kenaikan suhu ambah 12.5% setiap kenaikan suhu
1100
DietDietmakan lunakmakan lunakkurangi serat, zat yang merangsangkurangi serat, zat yang merangsangtidak terlalu ketattidak terlalu ketat
Koreksi asam basaKoreksi asam basaKoreksi elektrolitKoreksi elektrolit
Pengobatan Kausal Pengobatan Kausal (1)(1)
Kloramfenikol Kloramfenikol 100mg/kgBB/hari oral, 100mg/kgBB/hari oral, maksimal 2 gram, 10 hmaksimal 2 gram, 10 haarrii tidak diberikan padatidak diberikan pada leukosit leukosit
<2000/Ul)<2000/Ul)Kotrimoksazol Kotrimoksazol
6mg/kgBB/hari, 10 hari6mg/kgBB/hari, 10 hariAmoksisilin Amoksisilin
100 mg/kgBB/hari, 10 hari100 mg/kgBB/hari, 10 hari
Pengobatan Kausal (2)Pengobatan Kausal (2)Seftriakson (Seftriakson (ssefalosporin generasi efalosporin generasi
III)III) 80 mg/kgBB/hari 80 mg/kgBB/hari intravena, intramuskular, per-infusintravena, intramuskular, per-infus lama pengobatanlama pengobatan 5 hari5 hari i i
Sefiksim (Sefiksim (ssefalosporin generasi III)efalosporin generasi III) 20 mg/kgBB/hari 20 mg/kgBB/hari per-per-oral, oral, lama pengobatanlama pengobatan 10 hari 10 hari
Kuinolon Kuinolon tidak direkomendasikan <14 tahuntidak direkomendasikan <14 tahun (binatang (binatang
percobaan: artropati tulang rawan)percobaan: artropati tulang rawan), FDA 1997, FDA 1997
Evaluasi PengobatanEvaluasi Pengobatan
37,5
Suhu 0C
Antibiotik sensitif
Demam reda
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Hari rawat
Kesadaran membaikTidak ada komplikasiNafsu makan membaik
Evaluasi PengobatanEvaluasi Pengobatan
37,5
Suhu 0C
Antibiotik
Demam tetap tinggi
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Hari rawat
KesadaranTanda komplikasiGejala lain
KomplikasiFokal infeksi lainResistenDosis tidak optimalDiagnosis salah
Pemeriksaan penunjang
Pengobatan sesuaikan
?
Hasil PengobatanHasil PengobatanDemam turun (hari)Demam turun (hari)
Ampisilin/AmoksisilinAmpisilin/Amoksisilin 5,2 5,2 3,2 3,2 harihari
Kotrimoksazol Kotrimoksazol 6,5 6,5 1,3 hari 1,3 hariKloramfenikol Kloramfenikol 4,2 4,2 1,1 hari 1,1 hari Seftriakson Seftriakson 3,5 3,5 2,1 2,1
harihariSefiksim Sefiksim 6,0 6,0 3,0 hari 3,0 hari
Masalah Masalah multidrug resistance Salmonella multidrug resistance Salmonella typhi (MDRST)typhi (MDRST)
Pola Resistensi Pola Resistensi S.typhiS.typhi ,61 kasus Demam Tifoid ,61 kasus Demam Tifoid Anak, Bag. IKA RSCM 1991-1994 Anak, Bag. IKA RSCM 1991-1994 (Ringo-Ringo ‘96)(Ringo-Ringo ‘96)
Antibiotik S (%) R (%) I (%)
Ampisilin Amoksisilin Kloramfenikol Kotrimoksazol Seftriakson Sefotaksim Siprofloksasin Aztreonam
96,6 96,0 91,8 93,2 91,9 89,6 92,3 81,8
3,4 2,0 3,3 6,8
0 0
2,6 15,2
0 2,0 4,9
0 8,1
10,4 5,1 3,0
Pengobatan KomplikasiPengobatan KomplikasiEnsefalopatiEnsefalopati
dexametason 1-3 mg/ BB/hari,3-5 haridexametason 1-3 mg/ BB/hari,3-5 hari
Peritonitis, perdarahan saluran cernaPeritonitis, perdarahan saluran cerna puasa, nutrisi parenteral, transfusi darah (atas puasa, nutrisi parenteral, transfusi darah (atas
indikasi)indikasi)
PerforasiPerforasi laparatomilaparatomi
SuportifSuportif Cairan, koreksi dehidrasi, asidosis, Cairan, koreksi dehidrasi, asidosis,
hipoelekrolitemiahipoelekrolitemia
PrognosisPrognosis
Rumah sakit Angka Kematian Rumah sakit Angka Kematian (%)(%)
RSCM 0 - 4,0RSCM 0 - 4,0RSHS 0 - 0,6RSHS 0 - 0,6RSWS 0 - 3,3RSWS 0 - 3,3RSK 0 - 2,0RSK 0 - 2,0RSMH 0 - 3,2RSMH 0 - 3,2
RSCM Jakarta, RSHS Bandung, RSWS Makasar, RSK RSCM Jakarta, RSHS Bandung, RSWS Makasar, RSK Semarang, RSMH Palembang, 1991-1996Semarang, RSMH Palembang, 1991-1996
PencegahanPencegahan
Higiene peroranganHigiene peroranganHigiene lingkunganHigiene lingkunganMembasmi karierMembasmi karierHigiene dalam pengasuhan Higiene dalam pengasuhan
anak anak Penularan di rumah sakitPenularan di rumah sakit
((nosokomialnosokomial))VaksinasiVaksinasi
Vaksin Bakteri Vaksin Virus
Vaksin Hidup
• BCG
• Difteria• Tetanus• Pertusis
• Meningo• Pneumo• Hib• Typhim Vi
• Cholera
•Campak• Parotitis• Rubela• Varisela
• OPV
• Yellow Fever
• Influenza
• Hepatitis B• Hepatitis A• IPV
• RabiesVaksinInaktif
Klasifikasi VaksinKlasifikasi Vaksin
ImunisasiImunisasi Aktif Aktif Capsular Vi polysaccharideCapsular Vi polysaccharide
injeksi injeksi Typhim ViTyphim Vi, , intramuskularintramuskularvaksin polisakarida,vaksin polisakarida, konjungasikonjungasidiberikan pada umur > 2 tahundiberikan pada umur > 2 tahunulangan tiap 3 tahunulangan tiap 3 tahun
Ty 21-aTy 21-aoral, Vivotif : 3 dosis interval oral, Vivotif : 3 dosis interval
selang sehariselang seharidiberikan pada umur > 6 tahundiberikan pada umur > 6 tahun
KesimpulanKesimpulan Demam tifoid anak terutama dijumpai Demam tifoid anak terutama dijumpai
pada anak > 5 tahun pada anak > 5 tahun Klinis lebih ringan daripada dewasa, Klinis lebih ringan daripada dewasa, Makin muda umur anak, klinis tidak khaMakin muda umur anak, klinis tidak kha Diperlukan pemeriksaan penunjang yang Diperlukan pemeriksaan penunjang yang
sensitif, spesifik, mudah dan murah sensitif, spesifik, mudah dan murah Obat pilihan : kloramfenikolObat pilihan : kloramfenikol Pencegahan: meningkatkan higiene & Pencegahan: meningkatkan higiene &
vaksinvaksin