thypoid fix

30
MAKALAH SISTEM PENCERNAAN “THYPOID” Dosen Pengajar : Indah Mukaromah, S Kep.Ners Oleh: 1. Masitoh Ika Cahyani 2. Erlinda Sofiana 3. Ach. Hoirul Mukhtar 4. Sri Ekawati 5. Tri Septi A FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI S1 KEPERAWATAN i

Upload: masitoh-ika-cahyani

Post on 14-Dec-2015

107 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Thypoid Fix

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN

“THYPOID”

Dosen Pengajar : Indah Mukaromah, S Kep.Ners

Oleh:

1. Masitoh Ika Cahyani

2. Erlinda Sofiana

3. Ach. Hoirul Mukhtar

4. Sri Ekawati

5. Tri Septi A

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

JOMBANG

i

Page 2: Thypoid Fix

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah Sistem Pencernaan

“Thypoid”

Di Fakultas Ilmu Kesehatan

Prodi S1 Keperawatan

Universitas Pesantren Tinngi Darul Ulum

Tahun Pelajaran 2013/2014

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

1. Masitoh Ika Cahyani

2. Erlinda Sofiana

3. Ach. Hoirul Mukhtar

4. Sri Ekawati

5. Tri Septi A

disetujui dan disahkan pada 14 Mei 2013

MENYETUJUI / MENGESAHKAN

Dosen Pengajar dan Dosen Pembimbing

Indah Mukaromah, S Kep.Ners

Kata Pengantar

ii

Page 3: Thypoid Fix

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam

bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah "Thypoid" ini dapat

dipergunakan sebagai acuan dan pedoman maupun petunjuk bagi pembaca dalam proses

belajar mengajar.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan serta

pengalaman bagi kami dan pembaca, sehingga makalah ini dapat diperbaiki dan

dikembangkan bentuk maupun isinya agar kedepannya menjadi lebih baik.

Makalah yang sederhana ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena

pengalaman kami yang masih sangat minim. Oleh karena itu kami harapkan kepada

para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 14 Mei 2013

DAFTAR ISI

iii

Page 4: Thypoid Fix

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2

1.3 Tujuan Umum....................................................................................2

1.4 Tujuan Khusus...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Definisi..............................................................................................3

2.2 Etiologi..............................................................................................3

2.3 Patofisiologi dan PNP........................................................................3

2.4 Tanda dan Gejala, Manifestasi Klinis................................................6

2.5 Komplikasi..........................................................................................7

2.6 Penatalaksanaan.................................................................................8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................10

3.1 Pengkajian.......................................................................................10

3.2 Analisis data....................................................................................12

3.3 Diagnosa keperawatan........................................................................13

3.4 Intervensi Keperawatan...................................................................13

3.5 Evaluasi...........................................................................................15

3.6 Pemeriksaan Penunjang...................................................................16

BAB IV PENUTUP...............................................................................................17

4.1 Kesimpulan......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

iv

Page 5: Thypoid Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam typhoid merupakan permasalahan kesehatan penting dibanyak

negaraberkembang. Secara global, diperkirakan 17 juta orang mengidap

penyakit ini tiap tahunnya. DiIndonesia diperkirakan insiden demam

typhoid adalah 300 – 810 kasus per 100.000 penduduk pertahun, dengan

angka kematian 2%. Demam typhoid merupakan salah satu dari

penyakitinfeksi terpenting. Penyakit ini di seluruh daerah di provinsi ini

merupakan penyakit infeksiterbanyak keempat yang dilaporkan dari seluruh

24 kabupaten. Di Sulawesi Selatan melaporkandemam typhoid melebihi

2500/100.000 penduduk (Sudono, 2006).Demam tifoid atau typhus

abdominalls adalah suatu infeksi akut yang terjadi pada ususkecil yang

disebabkan oleh kuman Salmonella typhi.

Typhi dengan masa tunas 6-14 hari.Demam tifoid yang tersebar di

seluruh dunia tidak tergantung pada iklim. Kebersihan peroranganyang

buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun lingkungan hidup

umumnya adalahbaik. Di Indonesia penderita Demam Tifoid cukup banyak

diperkirakan 800 /100.000 penduduk per tahun dan tersebar di mana-mana.

Ditemukan hampir sepanjang tahun, tetapi terutama padamusim panas.

Demam tifoid dapat ditemukan pada semua umur, tetapi yang paling sering

padaanak besar, umur 5- 9 tahun dan laki-laki lebih banyak dari perempuan

dengan perbandingan 2-3: 1.12 Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan

saja, sejak usia seseorang mulai dapatmengkonsumsi makanan dari luar,

apabila makanan atau minuman yang dikonsumsi kurangbersih. Biasanya

baru dipikirkan suatu demam tifoid bila terdapat demam terus-menerus

lebihdari 1 minggu yang tidak dapat turun dengan obat demam dan

diperkuat dengan kesan anak baring pasif, nampak pucat, sakit perut, tidak

buang air besar atau diare beberapa hari

Pada dasarnya kita tahu bahwa dalam sistem pencernaan terdapat empat

proses mencerna, yakni salah satunya adalah “absorbsi”.

1

Page 6: Thypoid Fix

Organ yang paling berperan pada proses absorbsi adalah usus. Pada

usus terdapat lapisan mukosa, lapisan submukosa, otot, dan serosa.

Thypoid adalah infeksi atau peradangan pada usus halus yang

disebabkan oleh bakter. Penyakit ini bisa menular melalui air dan makanan.

Presentase untuk penderita penyakit ini pria dan wanita seimbang dan sama-

sama beresiko, terutama pada usia 12-30 tahun.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah definisi Thypoid?

b. Apa etiologi dari Thypoid?

c. Bagiamana patofisiologi Thypoid?

d. Apa saja tanda dan gejala Thypoid?

e. Bagaimana penatalaksanaan Thypoid?

f. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan Thypoid?

g. Apa pemeriksaan penunjang untuk penderita Thypoid?

1.3 Tujuan Umum

Secara umum, makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Sistem

Pencernaan.

1.4 Tujuan Khusus

1. Mengetahui Pengertian dari Thypoid.

2. Mengetahui etiologi dari Thypoid.

3. Mengetahui tanda dan gejala dari Thypoid.

4. Mengetahui patofisiologi dari Thypoid.

5. Mengetahui penatalaksanaan terhadap pasien Thypoid.

6. Mengetahui asuhan keperawatan yang tepat pada pasien Thypoid

7. Mengetahui Web Of Caution (WOC) dari Thypoid

8. Memahami berbagai macam pemeriksaan penunjang pada penderita

Thypoid

2

Page 7: Thypoid Fix

BAB II

PEMBAHASAN

THYPOID

3

Page 8: Thypoid Fix

2.1 DefinisiTyphoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan

infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan

minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang

terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).Demam typhoid

dan demam paratyphoid merupakan penyakit infeksi akut usus

halus.Demam paratyphoid biasanya lebih ringan dan menunujukkan

manifestasi klinis yang sama atau menyebabkan enteritis akut.

(Tjokronegoro,arjatmo.1996) 2.2

EtiologiEtiologi thypoid abdominalis adalah salmonella typhi yang berhasil

diisolasi pertama kali dari seorang pasien thypoid abdominalis oleh Gaffkey

di Jerman pada tahun 1884, mikroorganisme ini merupakan bakteri gram

negatif yang motil dan bersifat aerob. Kuman Salmonella thypii masuk ke

dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang tercemar.

(Soegeng Soegijanto, 2002)2.3 PatofisiologiPada dasarnya, thypoid

merupakan penyakit sistem retikuloendotelial yang menunjukkan diri

terutama pada jaringan limf usus, limpa, hati, dan sumsum tulang. Di usus,

jaringan limf terletak antemesenterial pada dindingnya, dan dinamai plakat

peyer.Usus yang terserang tifus umumnya ileum terminale, tetapi kadang

bagian lain usus halus dan kolon proksimal juga dihinggapi. Pada mulanya,

plakat peyer penuh dengan fagosit, membesar, menonjol dan tampak seperti

infiltrat atau hiperplasia di mukosa usus. Pada akhir minggu pertama

infeksi, terjadi nekrosis dan tukak. Terkadang tukak dapat menimbulkan

perdarahan. Perforasi terjadi pada tukak yang menembus serosa. Jaringan

sistem lain juga hampir terlibat. Kamdung empedu selalu terinfeksi, dan

bakteria hidup dalam empedu. Sel ginjal juga mengalami pembengkakan

4

Page 9: Thypoid Fix

karuh yang mengandung koloni bakteria. Itu sebabnya pada minggu

pertama ditemukan kumannya pada air kemih. (Sjamsuhidayat. 2005)

P

NP

2.4 Tanda dan GejalaDemam

Adanya inflamasi pada usus halus

a. Nyeri tekan perut

Limpa mengalami pembesaran

b. Anoreksi

Tidak ada nafsu makan, mual, dan kembung

c. Mual dan muntah

Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hati dan limpa, Akibatnya

terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi

5

Dimakan manusiaSaluran pencernaan

Diserap oleh usus halus

Makanan

Lalat Feses + MuntahSalmonella tiphy

Page 10: Thypoid Fix

rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa

masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.

d. Diare/ Konstipasi

Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan

penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa

kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).

e. Lidah kotor

Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan

merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau

pedas.

(Sjamsuhidayat. 2005)

Manifestasi Klinis

a. Masa tunas 10 – 20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui

makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari.

b. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu

perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak

bersemangat, nafsu makan kurang.

c. Demam. Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat

febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu

tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari

dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua

pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu

berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

d. Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat nafas berbau

tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput

putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan.

e. Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran pasien menurun walaupun

tidak dalam yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi stupor atau koma

(kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan).

6

Page 11: Thypoid Fix

f. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-

bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat

ditemukan pada minggu pertama demam.

2.6 Komplikasi

Komplikasi demam thypoid dibagi dalam :

1. Komplikasi Intestinal

a. Pendarahan usus

b. Perforasi usus

c. Ileus paralitik

2. Komplikasi ektra-intestinala. Komplikasi kardiovaskuler

Kegagalan sirkulasi perifel (renjatan sepsis) miokarditis, trombosis dan

tromboflebitis.

b. Komplikasi darah

Anemia hemolitik, trombositoperia dan sidroma uremia hemolitik.

c. Komplikasi paru

Pneumonia, emfiema, dan pleuritis

d. Komplikasi hepair dan kandung empedu

Hepatitis dan kolesistitis

e. Komplikasi ginjal

Glomerulonefritis, periostitis, spondilitis, dan arthritis

f. Komplikasi neuropsikiatrik

Delirium, meningismus, meningistis, polyneuritis perifer, sindrom,

katatoni (Tjokronegoro,arjatmo.1996)

2.7 Penatalaksanaan

1. Perawatan

Pasien thypoid perlu dirawat di Rumah Sakit untuk mendapatkan

perawatan, observasi dan diberikan pengobatan yakni :

a. Isolasi pasien.

7

Page 12: Thypoid Fix

b. Desinfeksi pakaian.

c. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit

yang lama, lemah, anoreksia dan lain-lain.

d. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu

normal kembali (istirahat total), kemudian boleh duduk jika tidak

panas lagi, boleh berdiri kemudian berjalan diruangan.

2. Diet

Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.

Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak

merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas sehari, bila

kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde

lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga

diberikan makanan biasa.

3. Obat

Obat anti mikroba yang sering digunakan :

a. Cloramphenicol

Cloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan

thypoid. Dosis untuk anak : 50 – 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis

sampai 3 hari bebas panas/minimal 14 hari.

b. Kotrimaksasol

Dosis untuk anak : 8 – 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari

bebas panas/minimal 10 hari.

c. Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Cloramphenicol juga

diterapi dengan ampicillin 100 mg/kg BB/hari selama 14 hari dibagi

dalam 4 dosis.

8

Page 13: Thypoid Fix

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN THYPOID

3.1 Pengkajian

1 IDENTITAS

Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan,

no. Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat

badan, tanggal MRS.

2. KELUHAN UTAMA

Pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung,

nafsu makan menurun, panas dan demam.

3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

9

Page 14: Thypoid Fix

Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Thypoid, apakah tidak

pernah, apakah menderita penyakit lainnya.

4. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam, anorexia,

mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di perut, pucat (anemi), nyeri

kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor), gangguan kesadaran berupa

somnolen sampai koma.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid

atau sakit yang lainnya.

6. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Psiko sosial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien, dengan

timbul gejala-gejala yang dalami, apakah pasien dapat menerima pada apa

yang dideritanya.

7. PEMERIKSAAN FISIK MENCAKUP:

a. Pola nutrisi dan metabolisme

Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah  saat

makan  sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan  sama sekali.

b. Pola eliminasi

Klien mengalami peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat

banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan

kebutuhan cairan tubuh. 

c. Pola aktivitas dan latihan

Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar

tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.

d. Pola tidur dan istirahat

Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh

dan nyeri.

e. Pola persepsi dan konsep diri

Terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit anaknya.

f. Pola sensori dan kognitif

10

Page 15: Thypoid Fix

Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan

tidak mengalami kelainan.

g. Pola hubungan dan peran

Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di rawat di

rumah sakit dan klien harus bed rest total.

h. Pola penanggulangan stress

Biasanya orang tua akan nampak cemas

8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK MENCAKUP :

a. Tes darah lengkap :

1. Leukopenia

2. Anemia

b. Gall culture : (+)

c. Tes Widal

3.2 Analisis Data

Analisa data Etiologi Masalah

Ds : klien mengeluh demam

tidak turun-turun.

Do : KU lemah,

TTV (suhu: 380 C, RR:

28X/menit, Nadi 55X/menit, TD:

85/60 mmHg

a. Adanya infeksi

b. Dehidrasi

Hipertermia

Ds: klien mengatakan sering

muntah dan tidak nafsu makan.

Do: Diare, muntah, tonus otot

a. Anoreksia

b. Mual/muntah

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh.

11

Page 16: Thypoid Fix

buruk, membran mukosa pucat,

lemah.

Ds : klien mengatakan nyeri

pada bagian perut saat perut di

tekan.

Do : Wajah menyeringai,

memegangi bagian perut yang

nyeri,

Agen cidera (usus halus) Nyeri akut

Ds : klien mengatakan sering

muntah.

Do : penurunan turgor kulit, kulit

dan membran mukosa kering,

suhu tubuh meningkat,

Kehilangan volume

cairan (muntah)

Kekurangan

volume cairan

Ds: klien mengatakan susah

tidur.

Do: klien sering menguap, mata

terlihat lelah.

Ketidaknyamanan fisik

(suhu tubuh dan nyeri)

Insomnia

3.3 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan

thypoid.

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan

volume cairan (muntah) ditandai dengan klien mengatakan sering

muntah.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera (usus) ditandai dengan

klien mengatakan nyeri pada bagian perut saat perut di tekan.

3. Hipertermia berhubungan dengan adanya infeksi atau dehidrasi

ditandai dengan klien mengeluh demam tidak turun-turun.

12

Page 17: Thypoid Fix

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan Anoreksia mual/muntah ditandai dengan

klien mengatakan sering muntah dan tidak nafsu makan.

5. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (suhu tubuh

dan nyeri) ditandai dengan klien mengatakan susah tidur.

3.4 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan 1:

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan volume

cairan (muntah) ditandai dengan klien mengatakan sering muntah.

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X2 jam, tidak terjadi

defisit volume cairan

Kriteria Standart:

Turgor kulit baik, kulit dan membran mukosa lembab.

Intervensi:

No Intervensi Rasional

1 Kaji tanda dan gejala dehidrasi

hypovolemik, riwayat muntah,

kehausan dan turgor kulit

Hipotensi, takikardia, demam dapat

menunjukkan respon terhadap dan

atau efek dari kehilangan cairan

2 Observasi adanya tanda-tanda

syok, tekanan darah menurun,

nadi cepat dan lemah

Agar segera dilakukan tindakan/

penanganan jika terjadi syok

3 Berikan cairan peroral pada

klien sesuai kebutuhan

Cairan peroral akan membantu

memenuhi kebutuhan cairan

4 Anjurkan kepada orang tua

klien untuk mempertahankan

asupan cairan secara dekuat.

Asupan cairan secara adekuat

sangat diperlukan untuk menambah

volume cairan tubuh

5 Kolaborasi pemberian cairan

intravena

Pemberian intravena sangat penting

bagi klien untuk memenuhi

kebutuhan cairan yang hilang

2. Diagnosa Keperawatan 2:

13

Page 18: Thypoid Fix

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera (usus) ditandai dengan klien

mengatakan nyeri pada bagian perut saat perut di tekan.

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam nyeri

hilang/berkurang

Kriteria Standart:

Wajah rileks, tangan tidak memegangi bagian perut yang nyeri,

TD : 80-120/60-80 mmhg

Nadi : 80-100x/mnt

Suhu : 36,5-370C     

RR : 24-32x/mnt

Intervensi:

No Intervensi Rasional

1 Kaji tingkat nyeri, lokasi, sifat

dan lamanya nyeri

Sebagai indikator dalam melakukan

intervensi selanjutnya dan untuk

mengetahui sejauh mana nyeri

dipersepsikan.

2 Berikan posisi yang nyaman

sesuai keinginan klien.

Posisi yang nyaman akan membuat

klien lebih rileks sehingga

merelaksasikan otot-otot.

3 Ajarkan tehnik nafas dalam. Tehnik nafas dalam dapat

merelaksasi otot-otot sehingga

mengurangi nyeri

4 Ajarkan kepada orang tua untuk

menggunakan tehnik relaksasi

misalnya visualisasi, aktivitas

hiburan yang tepat.

Meningkatkan relaksasi dan

pengalihan perhatian.

5 Kolaborasi obat-obatan

analgetik

Dengan obat analgetik akan

menekan atau mengurangi rasa nyeri

3.5 Evaluasi

14

Page 19: Thypoid Fix

Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan atau penilaian akhir

dari proses keperawatan yang telah dilaksanakan. Dimana perawat mencari

kepastian keberhasilan dan juga mengetahui sejauh mana masalah klien dapat

diatasi. Jika belum berhasil dengan baik dilakukan kajian ulang atau merevisi

rencana tindakan.

Berdasarkan implementasi yang di lakukan, maka evaluasi yang di

harapkan untuk klien dengan gangguan sistem pencernaan typhoid adalah :

1. Tanda-tanda vital stabil

2. Kebutuhan cairan terpenuhi

3. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

4. Tidak terjadi hipertermia

5. Klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri

6. Infeksi tidak terjadi

7. Keluaga klien mengerti tentang penyakitnya.

3.6 Pemeriksaan Penunjang

1 Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap

Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit

normal. Leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi

sekunder.

2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT

SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah

sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan

khusus

3. Pemeriksaan Uji Widal

Uji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri

Salmonella typhi. Uji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya

aglutinin dalam serum penderita Demam Tifoid. Akibat adanya infeksi

oleh Salmonella typhi maka penderita membuat antibodi (aglutinin) yaitu:

a. Aglutinin O: karena rangsangan antigen O yang berasal dari tubuh

bakteri

15

Page 20: Thypoid Fix

b. Aglutinin H: karena rangsangan antigen H yang berasal dari flagela

bakteri

c. Aglutinin Vi: karena rangsangan antigen Vi yang berasal dari

simpai bakter.

Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglitinin O dan H yang digunakan

untuk diagnosis Demam Tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar

kemungkinan menderita Demam Tifoid. (Widiastuti Samekto, 2001)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Demam typhoid dan demam paratyphoid merupakan penyakit

infeksi akut usus halus.Demam paratyphoid biasanya lebih ringan dan

menunujukkan manifestasi klinis yang sama atau menyebabkan enteritis

akut. Pada anak-anak dengan demam paratyphoid,komplikasi lebih jarang

terjadi. Komplikasi sering terjadi pada keadaan toksemia berat dan

kelemahan umum,terutama bila perawatan pasien kurang sempurna.

Saran

Kami menyadari dalam penulisan dan pembahasan makalah ini

banyak ditemui kesalahan dan kekurangan baik dari penulisan dan

pembahasan dikarenakan kami masih dalam proses pembelajaran, kami

menerima dengan lapang dada  saran dan tanggapan dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini,dan kami juga berharap makalah ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan penulis nantinya

16

Page 21: Thypoid Fix

DAFTAR PUSTAKA

C Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta. Kompas Gramedia.

Doenges, Marilyn E.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Ganong F William. 1999. Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Guyton A, Hall John E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Irawati

Setiawan (penterjemah). Jakarta. EGC.

Robbins, dkk.2009.Buku Saku Dasar Patologi Penyakit.Jakarta : EGC.

Rubenstein, david. 2005. Kedokteran klinis. Jakarta: Erlangga

 

17