definisi

4
Definisi Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005: 422), gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2000 : 187). Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI Brunner dan Suddart. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Pemeriksaan Diagnostik Rontgen Test ini dimaksudkan untuk melihat adanya kelainan pada lambung yang dapat dilihat dengan sinar X. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen. Brunner dan Suddart. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Upload: gita-puspitasari

Post on 30-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

llll

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi

Definisi

Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti

inflamasi/peradangan. Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis adalah proses inflamasi

pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif

mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Secara hispatologi dapat dibuktikan

dengan adanya infiltrasi sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005: 422), gastritis

adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,

kronis, difus, atau lokal.

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh

ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu

berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau

terapi radiasi (Brunner, 2000 : 187).

Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Jakarta: EGC

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI

Brunner dan Suddart. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Pemeriksaan Diagnostik

Rontgen

Test ini dimaksudkan untuk melihat adanya kelainan pada lambung yang dapat dilihat

dengan sinar X. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan

rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

Brunner dan Suddart. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Endoskopi

Test ini dimaksudkan untuk melihat adanya kelainan pada lambung yang mungkin tidak dapat

dilihat dengan sinar X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang

fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus

kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimatirasakan (anestesi), sebelum endoskop dimasukkan

untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna

yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut.

Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang

Page 2: Definisi

lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai,

tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam.

Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman

pada tenggorokan akibat menelan endoskop

Persiapan klien :

- Puasa selama 6 sampai 12 jam sebelum pemeriksaan

- Penyemprotan dan kumur dengan anastesi local disertai dengan pemberian diazepam

secara intravena segera sebelum skop dimasukkan

- Atropine dapat diberikan untuk mengurangi sekresi

- Glucagon dapat diberikan untuk merilekskan otot halus

- Klien diposisikan miring untuk memudahkan aliran saliva dan memberikan akses mudah

untuk endoskop

Perawatan pasca prosedur :

- Klien diinstruksikan untuk tidak makan dan minum sampai reflex gag kembali (dalam 1

sampai 2 jam) untuk mencegah aspirasi makanan atau cairan ke dalam paru

- Observasi oleh perawat berupa observasi tanda – tanda perforasi seperti nyeri,

perdarahan, kesulitan menelan yang tidak biasanya dan peningkatan suhu

- Ketidaknyamanan tenggorokan ringan dapat dihilangkan dengan lozenges, kumur salin,

dan obat analgesic oral setelah refles gag kembali

Brunner dan Suddart. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Urea Breath Test

Merupakan pemeriksaan non invasive untuk deteksi infeksi Helicobacter pylori. Pemeriksaan ini

dilakukan dengan menggunakan sampel nafas dan didasarkan pada kemampuan Helicobacter

pylori dalam mengeluarkan enzim urease yang dapat mengubah urea menjadi karbondioksida

(CO2) dan amonia. Pemberian tablet urea dengan 13C pada pasien dengan infeksi Helicobacter

pylori akan menghasilkan 13CO2 yang tinggi pada nafas yang dapat dideteksi dengan

spektrofotometer inframerah UBiT-IR300 dengan cara mengukur rasio 13CO2 tersebut dibandingkan

dengan baseline (sebelum diberikan tablet urea).

Pemeriksaan UBT dapat dilakukan pada orang dewasa maupun anak-anak, dengan tata cara

pemeriksaan yang sama.

Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan UBT adalah sebagai berikut :

1. Berpuasa selama minimal 3 jam

2. Tidak boleh melakukan pemeriksaan dengan barium

Page 3: Definisi

3. Tidak boleh minum antibiotik dan sediaan bismuth atau sodium ecabet , sukralfat atau

protom pump inhibitor 30 hari sebelum pemeriksaan.

Prosedur :

- Pemeriksaan diawali dengan pengumpulan udara pernafasan normal (baseline) ke dalam

sebuah kantong.

- Kemudian pasien diminta untuk meminum 13C-urea (urea berlabel).

- Setelah itu pasien diminta berbaring ke sisi kiri selama 5 menit

- Pengambilan sampel nafas yang kedua.

- Perbedaan konsentrasi CO2 pada kedua sampel nafas tersebut diukur.

Laboratorium Prodia. 2002. http://prodia.co.id/pemeriksaan-penunjang/ubt-urea-breath-test.

Diakses tanggal 20 Februari 2014. Pukul 19.20 WIB

Intervensi tambahan untuk diagnosa 2

1. Kaji pengalaman klien terkait managemen mual

2. Berikan kenyaman dan istirahat yang cukup

3. Berikan makanan sedikit tapi sering

4. Berikan makanan dengan TKTP dan rendah lemak