dampak penerapan developmental care pada neonatus
TRANSCRIPT
Dampak Penerapan Developmental Care pada Neonatus
Tugas Mata Kuliah Sistem Respirasi
Disusun oleh:
Siti Sandra Liani
220110120015
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
Pengertian Developmental Care
Strategi perawatan yang dapat dilakukan untuk
mengoptimalkan fungsi-fungsi fisiologis, pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi risiko tinggi berupa asuhan yang
memfasilitasi perkembangan bayi melalui pengelolaan
lingkungan perawatan dan observasi perilaku bayi sehingga bayi
mendapatkan stimulus lingkungan yang adekuat. Stimulus
lingkungan yang adekuat menyebabkan terjadinya peningkatan
stabilisasi fisiologis tubuh dan penurunan stres.
Menurut Horner (2012), developmental care adalah
memodifikasi lingkungan neonatus dan belajar untuk membaca
serta berespon terhadap perubahan perilaku dalam pemenuhan
kebutuhannya. Adapun pengenalan terhadap perilaku bayi,
termasuk pengenalan terhadap kerentanan fisik, fisiologis, dan
emosional adalah hal yang mendasari penerapan developmental
care (Lissauer & Fanaroff 2009). Adanya perubahan dalam
fisiologis, tingkat kewaspadaan, aktivitas motoric, dan perhatian
merupakan petunjuk yang digunakan perawat untuk melihat
kemampuan adaptasi bayi terhadap suatu kondisi.
Konsep developmental care berakar dari konsep
keperawatan Florence Nightingale yang berfokus pada modifikasi
lingkungan yang kondusif untuk penyembuhan pasien. Lalu
Heidelise Als (1982, 1986) memperkenalkan model individual
development care berdasarkan pada prinsip synative of
development yang memebrikan kerangka konsep dan metode
untuk memberikan stabilisasi, pengasuhan, pemberdayaan, dan
intraksi dengan bayi premature. (Bredemeyer, Reid & Polvireno
et al., 2008)
Tujuan Developmental Care
Tujuan dari penerapan developmental care terhadap infant
dan keluarga:
1. Mengurangi stress
2. Menghemat energy dan meningkatkan penyembuhan
3. Meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan
4. Mendukung perilaku yang timbul dalam setiap tahapan
kematangan perkembangan saraf
5. Memberi semangat dan mendukung orang tua sebagai
pemberi pelayanan keperawatan primer
6. Meningkatkan kualitas emosional keluarga dan kesehatan
sosial
Model Asuhan Perkembangan Integratif (Integrative
Developmental Care Model)
Integrative Developmental Care Model adalah model baru
dan lebih sederhana untuk menyampaikan dan mengajarkan
Developmental Care, berdasar kepada konsep yang diterbitkan
Universe of Developmental Care (UDC) dan konsep lainnya. Daun
bunga yang tumpang tindih menunjukkan seluruh sifat dasar
Developmental Care. Sedangkan daun bunga tersebut
menggambarkan inti tindakan dari developmental care dan objek
yang berada di dalamnya adalah faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemberian asuhan keperawatan.
Menurut Hockenberry and Wilson (2009) pendekatan
developmental care dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1. Menciptakan suasana malam hari untuk meningkatkan pola
tidur bayi, hal ini dilakukan dengan cara mematikan lampu
ruangan sehingga ruangan menjadi gelap atau redup,
menutup lampu incubator dengan selimut atau kain penutup
dan memakaikan penutup pada mata bayi.
2. Meminimalkan stimulasi lingkungan, perawat hendaknya selalu
memonitor dan memerhatikan perubahan fisiologis dan
perilaku bayi selama melakukan prosedur untuk mencegah
etrjadinya stress pada bayi. Bayi memerlukan penanganan
secara lembut, mengontrol pergerakan bayi karena ada
beberapa bayi yang tidak stabil apabila dipindahkan secara
tiba-tibadan apabila terjadi pergerakan yang tidak teratur
maka bayi harus diperbaiki kembali pada posisi tulang
belakang fleksi, ekstremitas bawah mendekati tubuh.
3. Membantu memperbaiki posisi bayi dengan cara miringdan
fleksi pada tulang belakang, hal ini dilakukan
terutamasebelum dilakukan prosedur invasif unutk
mengurangi stress.
4. Pembedongan sering kali digunakan sebelum prosedur invasif
dilakukan. Hasil penelitian membuktikan bahwa pembedongan
telah mengurangi respon nyeri pada bayi saat dilakukan
prosedur invasif (Buonocore & Bellieni, 2008). Dengan
dilakukan pembedongan respon fisiologis dan perilaku akibat
adanya stress akibat prosedur invasif, prosedur memandikan
atupun mengukur berat badan (Hockenberry & Wilson, 2009).
5. Nesting (pembatasan) dengan cara menggulung selimut atau
kain yang diletakkan pada tempat tidur bayi bagian bawah
untuk membantu memertahankan posisi fleksi ketika bayi
terlenatang atau miring (Maguire et al., 2009).
6. Skin to skin contact (kangaroo care) dan pijatan sesaat,
prosedur ini dapat menurunkan stress pada bayi premature
(Gray et al., 2002). Kontak kulit pasif antara ibu dan bayi
secara regular dapat meringankan stress. Orang tua dalam hal
ini ibu atau ayah tidak mengenakan pakaian bagian atas,
demikian juga bayi, kecuali memakai popok. Bayi diposisikan
vertical pada dada ibu, sehingga terjadi kontak langsung kulit
bayi dengan kulit ibu, kontak mata serta kedekatan secara
langsung.
7. Cobedding of twins, merupakan intervensi perkembangan
yang memberikan lingkungan yang lebih baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi, bayi kembar
ditempatkan pada satu tempat tidur atau inkubator
(Hockenberry & Wilson, 2009). Data menunjukkan bahwa
dengan dilakukan cobedding maka termoregulasi membaik,
episode apneu atau bradikardi yang berkurang, berat badan
lebih cepat meningkat dan mengurangi jumlah hari rawat (La
Mar & Dowling, 2006).
Dampak developmental care pada neonatus
Beberapa penelitian tentang penerapan developmental
care di ruang perawatan intensif telah banyak dilakukan.
Ludington (1990, dalam Blatz 2001) mengamati efek skin to skin
contact terhadap aktivitas dan periode tidur tenang, hasil
penelitiannya menyebutkan bahwa terjadi penurunan level
aktivitas disertai dengan adanya peningkatan periode tidur
tenang selama skin to skin contact antara ibu dan bayi
premature. Penelitian lain tentang skin to skin contact dilakukan
oleh Ali et al. (2009) skin to skin contact secara signifikan
meningkatkan saturasi oksigen dan berat badan.
Selain itu beberapa penelitian mengenai dampak jangka
panjang developmental care terhadap perkembangan bayi berat
lahir rendah dan premature juga telah dilakukan beberapa
penelitian diantaranya, Resnick et al (1987) yang melakukan
penelitian tentang pemebrian intervensi developmental care
terhadap perkembangan fisik dan mental bayi BBLR. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan anatar kelompok intervensi dan control dalam
keberlangsungan hidup namun terdapat signifikansi dalam skor
perkembangan fisik dan mental yang lebih besar pada kelompok
intervensi.
Dapat disimpulkan bahwa penerapan developmental care
pada bayi memiliki dampak positif untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Referensi
Herliana, Lia. 2011. Tesis: Pengaruh Developmental Care
Terhadap Respon Nyeri Akut pada Bayi Premature yang
Dilakukan Prosedur Invasive di RSU Tasikmalaya Dan RSU
Ciamis. FIK UI
Idriansari, Antarini. 2011. Pengaruh Developmental Care
Terhadap Fungsi Fisiologis dan Perilaku Tidur-Terjaga BBLR di
RSUP FATMAWATI Jakarta. FIK UI
Zubaidah. 2012. Tesis: Pengaruh Pemberian Informasi Tentang
Developmental Care, Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan Perawat Dalam Merawat BBLR di RSUP Dr. KARIADI
SEMARANG. FIK UI
www.healthcare.philips.com/main/products/
mother_and_child_care/udc/homepage.wpd
http://blogs.fkep.unpad.ac.id/semnas2013/
http://www.netsvic.org.au/nets/handbook/index.cfm?doc_id=719