buku panduan praktikum solida 2015 (fix).docx

47
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASISEDIAAN SOLIDA NAMA :…………..………………. NIM : …………….……………. KELOMPOK : ……………….…………

Upload: jauharhusnia

Post on 11-Jul-2016

51 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FORMULASISEDIAAN SOLIDA

NAMA :…………..……………….

NIM : …………….…………….

KELOMPOK : ……………….…………

DEPARTEMEN FARMASETIKAUNIVERSITAS MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2015/2016

Page 2: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Para mahasiswa peserta praktikum wajib mematuhi tata tertib sebagai berikut :

SEBELUM PRAKTIKUM DIMULAI

1. Menyiapkan dengan baik jurnal materi praktikum yang akan dikerjakan. Peserta yang tidak menyiapkan jurnal tersebut tidak diperkenankan mengikuti praktikum.

2. Menyiapkan keperluan-keperluan yang tidak disediakan oleh Laboratorium (misalnya : lap, stoples plastik, map, masker, sarung tangan, tutup kepala dsb.).

3. Memberitahukan secara tertulis apabila karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti praktikum, dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

4. Tidak diperkenankan makan dan minum diruang praktikum

SELAMA PRAKTIKUM.

1. Sudah berada di ruang praktikum pada waktu yang ditentukan2. Menandatangani daftar hadir3. Mengenakan jas praktikum4. Bekerja di tempat yang telah ditentukan.5. Bekerja dengan tertib6. Tidak diperkenankan makan dan minum diruang praktikum7. Menjaga kebersihan ruang praktikum8. Tidak diperkenankan meninggalkan ruang praktikum tanpa izin dari dosen yang bertugas.

SETELAH PRAKTIKUM SELESAI.

1. Membersihkan meja, ruangan serta semua peralatan yang telah digunakan2. Bertanggung jawab atas hilang/rusaknya peralatan Laboratorium yang digunakan dan segera

mengganti dengan peralatan yang berkualitas sama.3. Menyerahkan laporan serta sediaan hasil praktikum pada tiap akhir periode suatu materi

praktikum. Peserta yang tidak menyerahkan laporan dan sediaan hasil praktikum pada waktu yang telah ditentukan tersebut tidak diperkenankan mengikuti materi praktikum yang berikutnya.

Page 3: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat memahami cara merancang formula, proses manufaktur, pengujian selama proses, pengujian mutu produk jadi, cara mengatasi masalah yang timbul selama proses manufaktur serta pengemasan sediaan bentuk padat.

1. Merancang formula.1.1. Menentukan metode pembuatan tablet berdasarkan data praformulasi.1.2. Menyusun formula berdasarkan metode pembuatan yang dipilih1.3. Menghitung jumlah bahan-bahan yang diperlukan.

2. Melakukan proses manufaktur.2.1. Melakukan dan mengevaluasi proses pengecilan ukuran.2.2. Melakukan dan mengevaluasi proses pencampuran.2.3. Melakukan dan mengevaluasi proses granulasi2.4. Melakukan dan mengevaluasi proses pengeringan2.5. Melakukan dan mengevaluasi proses kompresi.

3. Melakukan dan mengevaluasi “in-process control”3.1. Melakukan dan mengevaluasi karakteristik fisik granul/campuran, meliputi :

1. Bentuk dan ukuran. distribusi ukuran prosentase “fines” bentuk partikel

2. Bobot Jenis. bobot jenis benar bobot jenis nyata bobot jenis mampat porositas kompresibilitas

3. “ Residual Moisture Content”3.2. Melakukan dan mengevaluasi karakteristik perilaku granul/ campuran, meliputi :

1. Kecepatan alir2. Sudut istirahat3. Keseragaman kadar bahan obat4. Kompaktibilitas.

4. Melakukan dan mengevaluasi pengujian mutu produk4.1. Melakukan dan mengevaluasi keseragaman bobot4.2. Melakukan dan mengevaluasi keseragaman ukuran4.3. Melakukan dan mengevaluasi waktu hancur4.4. Melakukan dan mengevaluasi kekerasan4.5. Melakukan dan mengevaluasi kerapuhan4.6. Melakukan dan mengevaluasi keseragaman kandungan bahan obat4.7. Melakukan dan mengevaluasi laju disolusi

Page 4: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

5. Mengatasi masalah yang timbul dalam proses manufaktur5.1. Mengatasi capping/lamination5.2. Mengatasi picking/sticking5.3. Mengatasi mottling5.4. Mengatasi variasi bobot/ kekerasan

6. Melakukan proses penyalutan tablet6.1. Melakukan proses penyalutan tablet/granul6.2. Melakukan evaluasi tablet salut

7. Membuat kemasan.8.1. Merancang dan mebuat kemasan8.2. Merancang dan membuat brosur

Page 5: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

PEMBUATAN TABLET : TABLET PARACETAMOL

TANGGAL MULAI : 13 November 2015

TANGGAL SELESAI : 20 November 2015

BAGIAN FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK

No.

NAMA NIM TT

1. Jauharatul Husniyah 13670054

2. Siti Fatimah 13670058

3. 136700

DOKUMEN I

FORMULASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK

Page 6: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

I. TINJAUAN TENTANG BAHAN OBAT.

1. LATAR BELAKANG BAHAN OBAT.

Nama bahan obat : Acetamoniphen / parasetamol

Nama kimia :N-Acetyl-para-amino

Struktur kimia :

B. M. : 151,16

Kemurnian : Tidak kurang dari 98,0%dan tidak lebih dari

106,0%

Efek terapeutik : Antipiretik, analgesik

Dosis pemakaian : Setiap 4-6 jam sekali 0,5 gr – 1 gr

2. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT.

Efek analgesik parasetamol serupa dengan asam salisilat, yakni mengurangi rasa

nyeri ringan sampai sedang dengan menghambat biosintesis prostaglandin tapi lemah.

Efek terapetik menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga

merupakan efek sentral seperti salisilat. Tidak digunakan sebagai antiinflamasi kaena

efek inflamasinya yang lemah atau tidak ada.

Parasetamol diberikan peroral. Absorbsinya bergantung pada kecepatan pengosongan

lambung dan kadar puncaknya dalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-60

menit. Parasetamol sedikit terikat pada protein plasma dan sebagian dimeabolisme

oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfa dan glukoronida

yang tidak aktif secara farmakologis. Kurang dari 5% parasetamol diekskrasitanpa

mengalami perubahan. Suatu metabolit minor terapi sangat aktif (N-asetel-p-

Page 7: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

benzokuinon) penting pada dosis besar karena bersifat toksik atau penyakit hati,

waktu paruhnya bisa meningkat hingga dua kali lipat atau lebih (Katzung, 608).

Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti nyeri kepala, mylagia,

nyeri pasca persalinan, dan keadaan lain ketika aspirin efektif sebagai analgesik dapat

digunakan sebagai analgesik tambahan pada teapi antiinflamasi (Katzung, 608).

Pada dosis terapi terkadang terjadi peningkatan ringan enzim hati tanpa disertai

ikterus. Keadaan ini reversible jika obat dihentikan. Pada dosis yang lebih besar,

dapat timbul pusing, mudah terangsang dan disoientasi. Penelanan 15 g asetaminofen

dapat berakibat fatal, dimana dapat menyebabkan hepatotoksisk (Katzung, 608).

3. ORGANOLEPTIS.

Warna : Putih

Bau : Tidak berbau

Rasa : Pahit

4. MIKROSKOPIS.

Bentuk kristal : Hablur atau serbuk hablur (FI III hal. 37)

5. KARAKTERISTIK FISIK/FISIKOMEKANIK.

1. Titik lebur :168-1720

2. Bobot jenis :151,16

3. Ukuran/distribusi ukuran partikel :_

4. Sifat alir : Jelek karena paracetamol memiliki kelarutan yang jelek

dan permeabilitas rendah

5. Kompaktibilitas :Jelek

SAMPEL KEKERASAN KESIMPULAN

A

B

C

6. Higroskopisitas :Higroskopis

Page 8: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

7. Polimorfisme :Tiga bentuk metastabil dari asetaminofen yaitu:

orthorombik acetamoluntuk pembuatan tablet dan monoklinik actaminophen dengan

ukuran lebih kecil dan termodinamik yang stabil

6. KARATERISTIK FISIKOKIMIA.

1. Kelaruan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95%,

dalam 13 aseton, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propilenglikol.

Larut dalam larutan alkali hidroksida, membentuk larutan jenuh dalam air dengan

pH 51 – 6,5.

2. pKa :9,5 pada suhu 250 C

3. Profil kelarutan terhadap pH : Membentuk larutan jenuh dlm air dgn pH 5,1 –

6,5.

4. Laju disolusi : -

5. Koefisien partisi :-

6. Kelas BCS : Class III (Low Permeability and High Solubility)

7. STABILITAS.

1. Stabilitas bahan padat.

- terhadap suhu :stabil

- tarhadap cahaya : stabil

- terhadap kelembaban : stabil

2. Stabilitas larutan.

- terhadap pelarut : Paracetamol sangat sukar larut dalam air

- terhadap pH : Mempunyai pH 4-7 pada derajat 25 oC

- terhadap cahaya :stabil

- terhadap oksigen : -

8. INKOMPATIBILITAS DENGAN EKSIPIEN.

Tidak ada

9. PROSEDUR PENETAPAN KADAR.

Page 9: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

10. RANCANGAN KEMASAN PRIMER & SEKUNDER

11. RANCANGAN BROSUR

12. PENENTUAN WAKTU KADALUARSA

II. ALTERNATIF-ALTERNATIF METODE PEMBUATAN.

(jelaskan permasalahan bahan obat, cara mengatasi permasalahan tersebut, metode-

metode pembuatan yang mungkin dilakukan, formula-formula yang ada serta prosedur

pembuatannya, tuliskan pula kepustakaannya).

A. PERMASALAH-PERMASALAHAN

Paracetamol sulit dicetak langsung karena sifat alir dan kompresibilitasnya tidak baik.

Paracetamol termasuk obat dalam kelas BCS III

Adanya kesulitan dalam mencetak obat dikarenakan alat yang tidak mendukung.

B. METODE PEMBUATAN

Granulasi Basah

Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat

tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut

digranulasi.

C. FORMULASI

Paracetamol 500 mg

Mg-Stearat

Avicel

Kolidon

Dextrose

Page 10: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

D. PROSEDUR PEMBUATAN

1. Disiapkan semua bahan

2. Ditimbang semua bahan

3. Dicampur semua bahan (zak aktif dan eksipien ) ad homogen

4. Pembuatan granul. Ditambahkan aquades secukupnya hingga terbasahi hingga adonan

menjadi lembab

5. Diayak adonan lembab dengan ayakan no. 100 mesh

6. Dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC selama 24 jam

7. Ditimbang hasil granul

8. Digerus granul hingga didapat ukuran yang sama

9. Dikempa menjadi tablet

III. FORMULA YANG DIBUAT :

No Nama Bahan Fungsi% rentang pemakaian

% yang dibuat

Jumlah tiap tablet

(mg)

Jumlah 1 Tablet (gr)

1.

2.

3.

4.

5.

Paracetamol

Avicel

Mg Stearat

Kollidon

Dextrose

Bahan aktif

Penghancur(Desintegran)Pelicin(Lubrikan)Pengikat(Binder)Pengisi(Filler)

-

2%

0,25% - 5%

2% - 15%

-5% - 15%

2%

2%

500 mg

13 mg

13 mg

13 mg

111 mg

0,5 g

0,013

0,013

0,013

0,111 mg

Malang, 29 November 2015

Bagian Formulasi dan Pengembangan Produk,

No. NAMA T. T.

1. Jauharatul 1.

Page 11: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

Husniyah

2. Siti Fatimah 2.

3. 3.

PEMBUATAN TABLET : Paracetamol

TANGGAL MULAI : 19 November 2015TANGGAL SELESAI : 5 Desember 2015

BAGIAN PRODUKSI

No.

NAMA NIM TT

1. Okki Anugrah MP 13670013

2. Imam Malikul Hadi A 13670041

3. 136700

DOKUMEN 2

PRODUKSI

Page 12: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

I. KOMPOSISI.

No. NAMA BAHANJUMLAH

(mg /tablet)JUMLAH

100 TABLET

1.

2.

3.

4.

5.

Paracetamol (bahan aktif)

Avicel

Mg Stearat

Kollidon

Dextrose

500 mg

2/100 x 650 = 13 mg

2/100 x 650 = 13 mg

2/100 x 650 = 13 mg

650 – (500 + 13 + 13 +13 ) = 111 mg

500 mg x 100 = 50000 mg

13 mg x 100 =1300mg

13 mg x 100 =1300mg

13 mg x 100 =1300mg

111 mg x 100 = 11100 mg

Page 13: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

II. DIAGRAM ALIR PROSES PRODUKSI

Disiapkan semua bahan dan alat yang akan digunakan

Ditimbang semua bahan yang digunakan

Dihaluskan bahan-bahan yang akan digunakan

Dicampur semua bahan ( Paracetamol + bahan Eksipien )

Pembuatan granulasi

Campuran + Aquades q.sHingga terbasahi dan adona menjadi lembab

Diayak adonan lembab dengan ayakan no. 100

Dicampuran bahan dikeringkan dengan oven pada suhu 80oC

selama 24 jam.

Ditimbang hasil granul

Ditambahkan aquades hingga terbasahi

Dikeringkan dengan oven pad suhu 800C selama 24 jam

Digerus granul hingga didapatkan ukuran yang sama

Dikempa menjadi tablet dengan bobot 650 mg

TabletParacetamol 650 mg

Page 14: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

PELAKSANAAN.

1. PENIMBANGAN:

No NAMA BAHAN JUMLAH T.T. T.T.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Paracetamol 500 mg

Avicel

Mg Stearat

Kollidon

Dextrose

500 mg

1,3 g

1,3 g

1,3 g

11,1 g

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

2. PENCAMPURAN KERING.

Alat : Mortar, alu

Bahan : Paracetamol, avicel, kollidon, Dextrose, Mg stearat

Lama pencampuran : ± 30 menit

Prosedur :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Campur semua bahan (zat aktif dan eksipien) kedalam mortar

3. Campur ad homogen secara perlahan-lahan

Page 15: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

3. GRANULASI

3.1 PEMBUATAN LARUTAN PENGIKAT

1. Timbang Kolidon sebanyak 1,3 g

2. Masukkan ke daam Beaker glass

3. Tambahkan aquades q.s hingga terbasahi

3.2 PEMBUATAN MASA GRANUL

Alat :Mortar, alu

Lama granulasi :± 30 menit

Prosedur :

1. Campuran yang telah homogen, tambahkan aquades secukupnya hingga

terbasahi

2. Campur ad homogen dan menjadi lembab

3.3 PENGAYAKAN MASA GRANUL

Alat : Ayakan no 100

Diameter pengayak :150 µm

Prosedur :

1. Siapkan ayakan no 100

2. Ayak campuran yang telah lembab dengan ayakan no 100

4. PENGERINGAN

Alat : Oven

Suhu : 800C

Lama pengeringan : 24 Jam

Page 16: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

Awal proses pengeringan

Akhir proses pengeringan

TT

1………..

2………..

3…………

5. PENGAYAKAN GRANUL KERING

Alat : Ayakan 100 Mesh

Diameter pengayak :

6. EVALUASI GRANUL

6.1 DISTRIBUSI UKURAN GRANUL/ FINES

Hasil pengamatan:

Pengayak Bobot

Pengayak + granul

(g)

Bobot

Granul

(g)No. Mesh Diameter lubang

(m)

Bobot

(g)

100

………….

………….

………….

………….

………….

………….

………….

………….

150 µm………………..

………………..

………………..

………………..

………………..

………………..

………………..

………………..

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………………

……………………

……………………

……………………

……………………

……………………

……………………

……………………

………...

………...

………...

………...

………...

………...

………...

………...

Jumlah ………...

1. Tabel Distribusi Ukuran.

Ukuran Granul

(m)

Bobot granul

G % %kumulatif <

Page 17: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

…………….

…………… - …………….

…………… - …………….

…………… - …………….

…………… - …………….

…………… - …………….

…………….

………….

…………

………….

………….

………….

…………

………….

………….

………….

………….

………….

………….

………….

………….

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

……………..

Jumlah …………. 100 %

2. Kurva Histogram Frekuensi/Ferekuensi Ukuran.

3. Kurva Frekuensi Kumulatif.

6.2 BOBOT JENIS

BJ nyata:

Hasil pengamatan :

No.Rep1

W( g )

V( ml )

B( g/ml )

1.

2.

3.

………………

………………

………………

………………

……………….

………………..

……………….

……………….

……………….

Rata-rata

Page 18: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

BJ mampat

Hasil pengamatan :

Interval

Pengetukan

Volume (ml )

1 2 3

500

750

1250

…………

…………

…………

…………

…………

…………

…………

…………

…………

(g/ml) ………… ………… …………

rata-2 = …………………………. g/ml

Porositas =

Kompresibilitas =

6.3 KANDUNGAN LENGAS (MC).

Suhu pemanasan : ............ °C

Lama pemanasan : ............. menit

No. Bobot awal

( g )

Bobot akhir

( g)

MC

(%)

1.

2.

3.

…………

…………

…………

…………

…………

…………

…………

…………

…………

Rata – rata …………

Page 19: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

6.4 KECEPATAN ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT

Hasil pengamatan kecepatan alir:

No.

Sebelum Penambahan Lubrikan Sesudah Penambahan Lubrikan

W

(g)

t

(detik)

Kec. Alir

(g/detik)

W

(g)

t

(detik)

Kec. alir

(g/detik)

1.

2.

3.

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

……….

Rata – rata ……. Rata - rata …….

Hasil pengamatansudut istirahat:

No. h

( cm )

R

( cm ) ( )

1.

2.

3.

…………

…………

…………

…………

…………

…………

…………

…………

…………

Rata – rata …………

6.5 KESERAGAMAN KANDUNGAN (Oleh bagian pengujian mutu)

7. PENCAMPURAN FASE EKSTERNAL :

Alat : Mortar dan alu

Lama pencampuran :± 30 menit

8. PENCETAKAN TABLET

Alat : Alat pencetak tablet

Page 20: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

Kecepatan tabletasi :

Diameter tablet :1,2 cm

Bobot tablet :

Rentang bobot ( ….. %) :

Kekerasan (> 4 kg) :

Malang, …………………………….

Bagian Produksi,

No. NAMA T . T.

1. 1.

2. 2.

3. 3.

Page 21: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

PEMBUATAN TABLET :Pada pembuatan tablet digunakan metode granulasi basah yang mengacu pada buku karya Goeswin Agoes halaman 254 sebagai berikut :4. Penghalusan semua bahan tablet.5. Pencampuran serbuk bahan tablet.6. Preparasi larutan pengikat.7. Pencampuran larutan pengikat dengan cmpuran serbuk untuk

membentuk masa tablet basah.8. Pengayakaan masa kasar dengan ayakan ukuran mesh 6-12.9. Pengeringan granul basah.10. Pengayakan granul kering melalui ayakan berukuran 14-20.11. Pencampuran granul yang sudah diayak dengan ayakan ukuran mesh

14-20.12. Pencampuran granul dengan lubrikan dan disintegran.13. Pengempaaan tablet.

TANGGAL MULAI : 7 Desember 2015

TANGGAL SELESAI : 8 Desember 2015

BAGIAN PENGAWASAN MUTU

No.

NAMA NIM TT

1. Yolanda C Sukma 13670045

2.

3.

DOKUMEN 3

PENGAWASAN MUTU

Page 22: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

EVALUASI TABLET

I. PENGUJIAN MUTU PRODUK JADI.

1. KESERAGAMAN BOBOT TABLET.

Alat : Timbangan Analitik Miligram (electronic balance)

Bobot tablet yang direncanakan : 650 mg

Rentang bobot : +/- 5% (617 – 682 mg )

Prosedur :

(USP XX-NF XV; dan  Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, hal.7)

1. Timbang 20 tablet yang diambil secara acak satu per satu.

2. Dihitung berat rata-rata tablet.

3. Dibandingkan berat tiap tablet dengan berat rata-rata

Tablet memenuhi syarat USP bila tidak lebih dari 2 tablet yang beratnya di luar

batasan persentase, serta tidak satu pun tablet yang beratnya lebih dari 2 kali batasan

persentase yang diizinkan. 

Obat BAPERMOL

No. BOBOT (g)

1. 0,3216

2. 0,2668

3. 0,3527

4. 0,3423

5. 0,3262

6. 0,3139

7. 0,3220

8. 0,3485

9. 0,3298

10. 0,3212

Bobot Tablet Rata-rata : 0,3245 g

Page 23: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

NO. BOBOT TABLET

PATEN A ( g )

NO. BOBOT TABLET

GENERIK A (g )

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

0,6348

0,6262

0,6334

0,6242

0,6345

0,6296

0,6284

0,6251

0,6330

0,6342

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

0,6557

0,6477

0,6425

0,6410

0,6410

0,6495

0,6457

0,6480

0,6448

0,6448

Bobot tablet rata-rata :..... g

Kesimpulan : Dari bobot tablet yang didapat jika dibandingkan dengan persyaratan yang

ada, maka tablet tidak memenuhi tidak memenuhi syarat karena bobot tablet

tidak memenuhi persyaratan.

Page 24: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

2. KESERAGAMAN UKURAN TABLET.

Alat : Jangka Sorong

Prosedur :

1. Tablet diukur diameternya dalam keadaan horizontal dengan jangka sorong

2. Tablet diukur diameternya dalam keadaan vertikal dengan jangka sorong

OBAT BAPERMOL

NO. DIAMETER (mm ) TEBAL ( mm ) D/T

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

1,21

1,25

1,21

1,21

1,21

1,21

1,21

1,21

1,21

1,22

0,25

0,27

0,27

0,26

0,27

0,28

0,26

0,26

0,27

0,27

4,84

4,629

4,481

4,653

4,481

4,321

4,653

4,653

4,481

4,481

Rata-rata :

Persyaratan : kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3X dan

tidak kurang dari 1/3 tebal tablet ( Farmakope Indonesia, Edisi III

hal 6)

Kesimpulan : Berdasarkan data perbandingan diameter dan tebal tablet yang

didapat, dapat disimpulkan bahwa tablet

3. WAKTU HANCUR TABLET.

Alat :

Prosedur :

Page 25: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

NO. Waktu Hancur ( detik )

1.

2.

3.

……………………………

……………………………

……………………………

Rata-rata :

Persyaratan :

Kesimpulan :

4. KEKERASAN TABLET.

Alat : Alat Penguji Kekerasan

Prosedur :

1. Diambil 10 tablet untuk diuji.

2. Alat/besi penahan dibersihkan dengan kuas.

3. tablet diletakkan tepat di tengah besi penahan dan alat diputar sehingga besi

penahan menekan tablet.

4. Dilihat kekerasan tablet.

No. KEKERASAN ( k g ) No. KEKERASAN ( k g )

1.

2.

3.

4.

5.

17

20

18

18

12

6.

7.

8.

9.

10.

18

18

18

18

18

Rata-rata :

Persyaratan : 4-8 kPa (Pharmaceutical Dosage Form Tablet, Vol.

2, p. 244)

Page 26: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

Kesimpulan : Dari data kekerasan tablet yang didapat, apabila dibandingkan dengaan persyaratan, maka tablet memenuhi persyaratan.

5. KERAPUHAN TABLET.

Alat :

Prosedur :

No. Bobot awal ( g ) Bobot akhir ( g ) Kerapuhan ( % )

1.

2.

3.

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

……………

Rata-rata :

Persyaratan :

Kesimpulan :

6. KESERAGAMAN KANDUNGAN

Persyaratan :

Alat :

Prosedur :

7. UJI DISOLUSI

Persyaratan :

Alat :

Prosedur :

Page 27: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

II. PEMBAHASAN .

III. KESIMPULAN.

Malang, …………………………….

Bagian Pengawasan Mutu

No. NAMA T . T.

1. 1.

2. 2.

3. 3.

Page 28: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

KEPUSTAKAAN.

1. 1. The United States Pharmacopoeia, 1990, 22ndEd., United States Pharmacopeial

Convention Inc., p. 1602.

2. Sucker, H., 1982, Test Methods for Granulates, Pharm.Ind., 44, Nr. 3, p. 312 – 316.

3. Carstensen, J. T., 1977, Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms, John

Wiley & Sons, New York, p. 230.

4. Handbook of Pharmaceutical Excipients, p. 363.

5. Carstensen, J.T., and Ping Ching Can, 1977, Flow Rate and Repose Angles of Wet

Process Granulations, J. Pharm. Sci., 66 p. 1235-1328

6. Wells, J.I., 1988, Pharmaceutical Preformulation : The Physicochemical Properties of

Drug Substances, Ellis Horwood Ltd., England, p. 211-214

Page 29: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

Lampiran

II. EVALUASI GRANUL

II.1. DISTRIBUSI UKURAN GRANUL & “FINES”

ALAT-ALAT

1. Timbangan

2. Seperangakat pengayak standar

3. Alat penggetar pengayak.

PROSEDUR KERJA

1. Timbang ………………………g granul

2. Timbang bobot masing-masing pengayak serta pan penampung yang akan digunakan.

3. Susun pengayak-pengayak tersebut dengan ukuran terbesar diletakkan diatas dan pan

penampung dibawah.

4. Letakkan susunan pengayak tersebut diatas Retsch Vibrator 3D.

5. Letakkan granul yang sudah ditimbang pada pengayak paling atas, tutup dan

kencangkan.

6. Getarkan pengayak dengan kecepatan getaran ……………… selama ……………..

menit.

7. Timbang bobot granul masing-masing pengayak beserta granul yang terdapat

didalamnya.

8. Hitung bobot granul yang terdapat pada masing-masing pengayak serta pan

penampung tersebut.

9. Buat tabel serta kurva distribusi ukuran granul yang didapat.

II.2. Prosentase Fines.

Fines adalah partikel-partikel dengan ukuran < 100 m. Penentuan jumlah fines

sangat penting dan dapat digunakan sebagai metode in process control yang cepat, tanpa

harus melakukan penentuan lagi distribusi ukuran (2).

II.3. BOBOT JENIS.

Bobot Jenis Benar.

Bobot jenis benar suatu bahan padat adalah bobot jenis bahan tersebut tanpa pori-pori.

Page 30: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

Bobot jenis benar ditentukan dengan piknometer dengan menggunakan solven yang tidak

melarutkan bahan (biasanya digunakan parafin cair, heksan, xylen dsb.)

ALAT-ALAT :

1. Piknometer 25 cc

2. Meraca analitik

PROSEDUR KERJA (3) :

1. Timbang piknometer 25 cc kosong (W1 g).

2. Isi piknometer dengan solven dan bersihkan kelebihan pada ujungnya. Timbang

piknometer + solven (W11 g)

3. Hitung bobot solven (W11 – W1) g = W2g.

4. Tuang sebagian solven (2 – 3 cc) kedalam tabung bersih.

5. Timbang teliti 1 – 1,5 g bahan (W3g).

6. Masukkan secara kuantitatif bahan tersebut kedalam piknometer yang berisi solven

sebagian.

7. Tambahkan solven kedalam piknometer sampai tanda batas dan timbang (W4 g).

8. Hitung bobot jenis benar dengan rumus sbb :

W2. W3.= --------------------------------------------------------------------- g/cc

25 W2 + W3– ( W4 – W1)

HASIL PENGAMATAN :

1. Bobot piknometer kosong ( W1 ) = ……………….. g

2. Bobot piknometer + solven ( W11 ) = ……………… g

3. Bobot solven ( W2 = W11 - W1) = ……………. .. g

4. Bobot bahan ( W3 ) = ……………….. g

5. Bobot piknometer + solven + bahan ( W4 ) = ……………….. g

=

Page 31: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

Bobot Jenis Nyata.

Bobot Jenis nyata adalah perbandingan masa terhadap volume dari sejumlah

serbuk yang dituang bebas kedalam suatu gelas ukur. Pengukurannya dapat dilakukan

sesuai dengan DIN 53912.

ALAT-ALAT :

1. Gelas ukur 100 ml

2. Neraca analitik

PROSEDUR KERJA (4) :

1. Tuangkan kedalam gelas ukur 100 ml yang dimiringkan pada sudut 45 dengan cepat

(dapat melalui corong).

2. Tegakkan gelas ukur, ratakan permukaan bahan dan baca volumenya ( V ml ).

3. Hitung bobot jenis nyata dengan rumus sbb :

WB = ------------- g/ml

V

Bobot Jenis Mampat.

Bobot jenis mampat adalah perbandingan masa terhadap volume setelah masa

tersebut dimampatkan sampai volume tetap. Pengukurannya dapat dilakukan sesuai

spesifikasi DIN 53914 segera setelah pengkuran bobot jenis nyata, dengan menggunakan

“tapping machine”

Bobot jenis nyata mempunyai korelasi dengan bobot jenis mampat karena

keduanya ditentukan dari bahan yang mempunyai sifat-sifat sama, misalnya : bentuk

partikel, ukuran dan distribusi ukuran partikel . Pemampatan hanya menyebabkan

struktur “packing”yang lebih rapat.

ALAT-ALAT :

1. Gelas ukur

2. Neraca analitik

3. Alat pengetuk

PROSEDUR KEJA (4) :

Page 32: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

1. Setelah pembacaan volume nyata (1.2.2), letakkan gelas ukur yang berisi bahan

tersebut pada alat pengetuk.

2. Atur kecepatan alat 300 ketukan per menit

3. Lakukan pengetukan sebanyak 500 ketukan kemudian catat volume bahan dalam

gelas ukur( V1 ml ).

4. Lakukan pengetukan sebanyak 750 ketukan kemudian catat volume bahan dalam

gelas ukur ( V2 ml ).

5. Bila :

V1 – V2

------------ x 100% < 2%, maka V2 dianggap sebagai volume mampat

V1

6. Hitung bobot jenis mampat dengan rumus sbb :

W = ------------ g/ml

V2

7. Bila :

V1 – V2

------------ x 100% > 2%, maka lanjutkan dengan 1250 ketukan.

V1

Parameter-parameter turunan bobot jenis

1. Porositas.

Porositas dapat dihitung dengan rumus sbb :

( - B ) = ----------------- X 100 %

= porositas

= bobot jenis benar

B = bobot jenis nyata

2. Kompresibilitas.

Kompresibilitas dapat dihitung dengan rumus sbb. :

( - B )K = ---------------- X 100 %

Page 33: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

II.4. Kandungan Lengas (Residual Moisture Content).

Kandungan lengas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan

menentukan cocok tidaknya granul tersebut untuk proses-proses selanjutnya, stabilitas

kimia bahan serta kemungkinan kontaminasi mikroba.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaiknya kandungan lengas berada dalam

keseimbangan dengan kelembaban relatif udara di ruang produksi. Kandungan lengas

yang terlalu rendah meningkatkan kemungkinan capping, sedangkan kandungan lengas

yang terlalu tinggi meningkatkan kemungkinan terjadinya picking.

ALAT :

1. Mettler Toledo HB43 S Moisture Analyzer

Page 34: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

PROSEDUR KERJA :

1. Tekan tombol ON

2. Buka cover (tutup) Moisture Analyzer

3. Bersihkan pan (tempat sampel)

4. Tempatkan pan pada tempatnya

5. Tekan tombol TARE, alat akan menunjukkan angka nol

6. Taburkan dengan rata sampel ke dalam pan (berat sampel 1-1,5 gram)

7. Tutup cover

8. Tekan tombol START

9. Setalah 10 menit proses akan berhenti

10. Catat % Moisture

II.5. KARAKTERISTIK PERILAKU

Kecepatan Alir.

Kecepatan alir merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap keseragaman

bobot tablet yang dihasilkan. Untuk menghasilkan tablet dengan bobot yang seragam,

diperlukan suatu batas kecepatan alir minimum.Kecepatan alir dapat ditentukan secara

langsung dengan menggunakan corong.

ALAT-ALAT :

1. Corong standar

2. Stopwatch.

PROSEDUR KERJA (6).

1. Pasang corong pada statif dengan jarak ujung pipa bagian bawah ke bidang datar =

10,0 0,2 cm.

2. Timbang teliti W g bahan.

3. Tuang bahan tersebut ke dalam corong dengan dasar lubang corong ditutup.

4. Buka tutup dasar corong sambil jalankan stopwatch.

5. Catat waktu yang diperlukan sampai bahan dalam corong habis ( t detik ).

6. Hitung kecepatan alir dengan rumus sbb.:

WKecepatan alir = ------- g/detik

t

Page 35: BUKU PANDUAN PRAKTIKUM SOLIDA 2015 (FIX).docx

Sudut istirahat.

Dalam praktek, penetuan sudut istirahat tidak mempunyai banyak manfaat, sebab

pada kenyataannya bahan-bahan berbeda yang mempunyai sudut istirahat sama, tidak

menunjukkan sifat alir sama. Hal ini timbul karena terjadinya sagregasi pada permukaan

timbunan bahan, karena partikel-partikel besar dengan bobot yang jinis lebih berat akan

meluncur lebih cepat dari pada partikel-partikel kecil yang kasar lagi ringan.Penentuan

sudut istirahat dapat dilakukan bersamaan dengan penentuan kecepatan alir.

ALAT :

1. Corong standar

2. Penggaris.

PROSEDUR KERJA (7) :

1. Ukur tinggi timbunan bahan di bawah corong hasil penentuan kecepatan alir ( h cm ).

2. Ukur jari-jari alas kerucut timbunan bahan tersebut ( r cm ).

3. Hitung sudut istirahat dengan rumus sbb. :

h = tan –1 -------

r

KEPUSTAKAAN.

7. The United States Pharmacopoeia, 1990, 22ndEd., United States Pharmacopeial

Convention Inc., p. 1602.

8. Sucker, H., 1982, Test Methods for Granulates, Pharm.Ind., 44, Nr. 3, p. 312 – 316.

9. Carstensen, J. T., 1977, Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms, John

Wiley & Sons, New York, p. 230.

10. Handbook of Pharmaceutical Excipients, p. 363.

11. Carstensen, J.T., and Ping Ching Can, 1977, Flow Rate and Repose Angles of Wet

Process Granulations, J. Pharm. Sci., 66 p. 1235-1328

12. Wells, J.I., 1988, Pharmaceutical Preformulation : The Physicochemical Properties of

Drug Substances, Ellis Horwood Ltd., England, p. 211-214

13. Ohaus, 2001, Instruction Manual MB45 Moisture Analyzer, Ohaus Corporation 19A

Chapin Road, Pine Brook, NJ 07058-9878,USA