buku ajar rangka batang

42
 1  RANCANGAN BUKU AJAR MATA KULIAH : ANALISA STRUKTUR 1 SKS : 3 SKS BAHASAN : TINJAUAN MATA KULIAH 1. Deskripsi Singkat Mata kuliah Analisa Struktur 1 merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa program strata 1 Teknik Sipil di semester 3. Mata kuliah ini mencakup penjelasan tentang cara menghitung gaya dalam, garis pengaruh gaya dalam dan lendutan untuk balok dan rangka batang. Gaya dalam, lendutan merupakan fenomena umum keseimbangan benda dalam merespon beban luar yang bekerja padanya. Teori balok dan rangka batang merupakan teori struktur sederhana yang banyak digunakan dalam perencanaan struktur bangunan teknik sipil, disamping merupakan dasar teori mata kuliah analisa struktur selanjutannya maupun mata kuliah terapan seperti struktur baja, beton bertulang dan kayu. Penguasaan mahasiswa pada mata kuliah ini akan sangat membantu dalam penguasaan mata kuliah analisa struktur lanjutan, mata kuliah yang berhubungan dan juga bermanfaat langsung saat terjun kedunia pekerjaan kesipilan. 2. Relevansi (Kegunaan) Dalam perencanaan struktur jembatan, struktur rangka atap, balok gedung bertingkat, gaya dalam, lendutan merupakan hal yang menentukan dimensi struktur. Dimensi terlalu kecil akan memberikan tegangan yang melampaui kemampuan material dan lendutan melampaui lendutan batas peraturan. Dimensi terlalu besar akan over design dan mahal. Penguasaan mahasiswa akan teori menghitung gaya dalam, lendutan balok dan rangka batang akan sangat berguna bagi seorang teknik sipil dalam merencana bangunan yang ekonomis dan kuat. 3. Standar Kopetensi Mata kuliah ini mendukung pencapaian kompetensi lulusan dalam perencanaan struktur rangka atap, struktur jembatan rangka dan struktur balok jembatan maupun bangunan gedung. Dukungan menekankan pada perhitungan gaya dalam dan deformasi struktur akibat beban-beban yang bergerak maupun tidak bergerak. 4. Kopetensi Dasar (Tujuan Instruksional Umum) Setelah menempuh perkuliahan ini :

Upload: alfian-militan

Post on 18-Oct-2015

324 views

Category:

Documents


73 download

DESCRIPTION

mekanika teknik

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    1/42

    1

    RANCANGAN BUKU AJAR

    MATA KULIAH : ANALISA STRUKTUR 1

    SKS : 3 SKS

    BAHASAN : TINJAUAN MATA KULIAH

    1. Deskripsi Singkat

    Mata kuliah Analisa Struktur 1 merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa

    program strata 1 Teknik Sipil di semester 3. Mata kuliah ini mencakup penjelasan

    tentang cara menghitung gaya dalam, garis pengaruh gaya dalam dan lendutan

    untuk balok dan rangka batang. Gaya dalam, lendutan merupakan fenomena umumkeseimbangan benda dalam merespon beban luar yang bekerja padanya. Teori

    balok dan rangka batang merupakan teori struktur sederhana yang banyak

    digunakan dalam perencanaan struktur bangunan teknik sipil, disamping merupakan

    dasar teori mata kuliah analisa struktur selanjutannya maupun mata kuliah terapan

    seperti struktur baja, beton bertulang dan kayu. Penguasaan mahasiswa pada mata

    kuliah ini akan sangat membantu dalam penguasaan mata kuliah analisa struktur

    lanjutan, mata kuliah yang berhubungan dan juga bermanfaat langsung saat terjun

    kedunia pekerjaan kesipilan.

    2. Relevansi (Kegunaan)

    Dalam perencanaan struktur jembatan, struktur rangka atap, balok gedung

    bertingkat, gaya dalam, lendutan merupakan hal yang menentukan dimensi struktur.

    Dimensi terlalu kecil akan memberikan tegangan yang melampaui kemampuan

    material dan lendutan melampaui lendutan batas peraturan. Dimensi terlalu besar

    akan over design dan mahal. Penguasaan mahasiswa akan teori menghitung gaya

    dalam, lendutan balok dan rangka batang akan sangat berguna bagi seorang teknik

    sipil dalam merencana bangunan yang ekonomis dan kuat.

    3. Standar Kopetensi

    Mata kuliah ini mendukung pencapaian kompetensi lulusan dalam perencanaanstruktur rangka atap, struktur jembatan rangka dan struktur balok jembatan maupun

    bangunan gedung. Dukungan menekankan pada perhitungan gaya dalam dan

    deformasi struktur akibat beban-beban yang bergerak maupun tidak bergerak.

    4. Kopetensi Dasar (Tujuan Instruksional Umum)

    Setelah menempuh perkuliahan ini :

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    2/42

    2

    Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan mampu menghitung gaya dalam

    rangka batang dengan metoda Keseimbangan titik kumpul, Cremona, Ritter

    dan Culman.

    Mahasiswa mampu menghitung garis pengaruh gaya dalam balok dan rangka

    batang akibat pengaruh beban berjalan.

    Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan mampu menghitung perpindahan

    titik simpul rangka batang dengan cara Williot dan usaha virtuil.

    Mahasiswa mampu menjelaskan teori dan mampu menghitung lendutan balok

    dengan metoda analitis dan metoda luasan bidang momen.

    Mahasiswa mampu menjelaskan teori energi regangan batang tertarik, benda

    tergeser, balok terlentur, benda dengan beban kejut, teorema Castigliano,

    Teorema Betti dan teorema Maxwell dan dapat menghitung lendutan balok

    maupun rangka batang dengan teorema Castigliano, Betti dan Maxwell.

    5. Indikator

    Indikator keberhasilan mahasiswa dalam setiap bahasan adalah mampu menghitung

    benar untuk kasus-kasus yang diberikan dengan prosentase mahasiswa menghitung

    benar mencapai 85 %. Indikator kemampauan meliputi :

    Mampu menghitung gaya batang dengan cara keseimbangan titik kumpul,

    Cremona, Ritter maupun Culman secara benar untuk persoalan atau kasus

    yang diberikan.

    Mampu menghitung secara benar garis pengaruh gaya dalam balok dan

    rangka batang akibat beban berjalan dari kasus yang diberikan.

    Mampu menghitung secara benar perpindahan titik simpul persoalan rangka

    batang yang diberikan dengan cara Williot dan usaha virtuil.

    Mampu menghitung secara benar lendutan balok tertumpu sederhana, balok

    kantilever dan balok beroverstek dengan cara analitis maupun metoda luasan

    bidang momen.

    Mampu menghitung secara benar lendutan balok, portal sederhana, rangkabatang dengan menggunakan teorema Castigliano dan Maxwell dari kasus

    yang diberikan.

    POKOK BAHASAN I : Gaya dalam rangka batang

    1.1 SUB POKOK BAHASAN : Keseimbangan titik kumpul

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    3/42

    3

    1.1.1 Pendahuluan

    1.1.1.1 Deskripsi singkat

    Membahas konsep keseimbangan benda, keseimbangan titik kumpul, formulasi

    indikator pembedaan jenis rangka batang statis tertentu dan tak tertentu.

    1.1.1.2 Relevansi

    Penguasaan teori menghitung gaya dalam rangka batang sangat diperlukan dalam

    perencanaan struktur rangka atap dan jembatan.

    1.1.1.3.1 Standar kompetensi

    Mahasiswa mampu berfikir kritis tentang permasalahan keseimbangan benda dan

    titik simpul rangka batang.

    1.1.1.3.2 Kompetensi dasar

    Mahasiswa menjelaskan teori dan mampu menghitung gaya batang dengan cara

    keseimbangan titik simpul.

    1.1.2 Penyajian

    1.1.2.1 Keseimbangan Titik Kumpul

    PRINSIP KESEIMBANGAN

    Dalam benda bidang, syarat seimbang adalah :

    Kalau semua gaya yangbekerja pada benda baik bebanmaupun reaksi perletakanmelalui 1 titik syarat seimbangcukup :

    o =0Kx o =0Ky (1)

    Kalau gaya beban dan reaksiperletakan tidak melalui 1 titik

    syarat seimbang :o =0Kx o =0Ky o =0Mz (2)

    P1

    P2

    P3

    Pi

    Pn

    R1

    R2 R3

    Gambar1:Bendabidangseimbang

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    4/42

    4

    RANGKA BATANG

    Struktur rangka batang adalah struktur yang tersusun oleh kumpulan elemen batang

    yang tersambung satu sama lain secara sendi. Gaya dalam yang ada hanya gaya

    normal yaitu gaya yang tegak lurus penampang dan sejajar dengan sumbu batang.

    Gaya-gaya batang dan beban luar yang bekerja pada 1 titik simpul dalam keadaan

    seimbang. Persamaan keseimbangan yang dimiliki 1 titik kumpul ada 2. Kalau

    jumlah titik simpul rangka batang K, jumlah persamaan keseimbangan yang dimiliki

    adalah 2K. Jumlah anu yang dicari adalah gaya batang sebanyak batang S dan

    reaksi perletakan sebanyak R. Kalau jumlah anu yang dicari sama dengan jumlah

    persamaan keseimbangan yang ada dikatakan rangka batang adalah Rangka

    Batang Statis Tertentu.

    S + R = 2 K Rangka Batang Statis Tertentu

    Kalau jumlah anu yang dicari lebih banyak dari jumlah persamaan keseimbangan

    yang ada, dikatakan rangka batang adalah Rangka Batang Statis Tak Tertentu.

    S + R > 2 K Rangka Batang Statis Tak Tertentu.

    Terdapat beberapa cara untuk mencari gaya batang Rangka Stastis Tertentu :

    Keseimbangan Titik Simpul Cara Cremona Cara Ritter Cara Culman

    KESEIMBANGAN TITIK SIMPUL

    Banyak persamaan keseimbangan yang dimiliki 1 titik simpul adalah 2. Maka banyakgaya batang yang akan dipecahkan maksimum harus 2. Dengan menguraikan gaya-

    gaya batang baik yang sudah diketahui harganya atau yang belum dan gaya luar

    yang bekerja menjadi 2 gaya yang sejajar sumbu X dan sumbu Y, akan diperoleh 2

    persamaan dengan 2 anu gaya batang yang dicari. Dengan menggunakan eliminasi

    Gauss kedua gaya batang akan didapat.

    Contoh :

    4M 4M 4M 4M

    4M

    20T

    D

    A

    B

    2

    11

    I

    1 3

    4 5 6 7

    8 9 10 12 13 14 15

    C E G

    F H

    RAV

    RAH

    RB

    Gambar 2 : Rangka Batang Bidang

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    5/42

    5

    Mencari Reaksi Perletakan :

    =0Ky RAV 20 = 0 RAV = 20 ton

    =0MzA - RBx4 + 20x8 = 0 RB = 40 ton (3)

    =0Kx RB RAH = 0 RAH = 40 tonDimulai dari titik simpul yang jumlah anu maksimum 2. Yang memenuhi titik simpul B

    dan I. Dicoba dari titik simpul B :

    =0Kx S4 + RB = 0 S4 = - 40 ton

    =0Ky S8 + 0 = 0 S8 = 0 ton

    Catatan : Permisalan semua gaya batang yang belum diketahui besar dan arah

    adalah tarik, dengan arah meninggalkan titik simpul. Apabila dari hasil perhitungan

    didapat harga negatip, berarti arah gaya batang yang bersangkutan berlawanandengan arah permisalan semula. Dengan demikian batang tersebut adalah tekan.

    Simpul A :

    =0Ky RAV - S8 - S9 sin = 0 20 - S9x 21 = 0 S9 = 20 2 ton

    =0Kx - RAH + S1 + S9 cos = 0 S1 = 40 20 = 20 ton

    Dengan cara yang sama diterapkan pada titik-titik simpul D, C, F, E, H, G dan I akan

    didapat hasil analisis seperti tersebut pada tabel 1 :

    Tabel 1 : Hasil Analisis Keseimbangan Titik Simpul

    Batang Gaya Batang (ton) Batang Gaya Batang (ton)

    S1 20 S9 20 2

    S2 0 S10 - 20

    S3 0 S11 20 2

    S4 - 40 S12 0

    S5 - 20 S13 0

    S6 0 S14 0

    S7 0 S15 0

    S8 0

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    6/42

    6

    1.1.2.2 Latihan

    Rangka batang pada gambar (2) : titik kerja gaya 20 ton berada di H

    Tabel 2 : Gaya batang akibat beban 20 ton vertikal di H

    Batang Gaya Batang (ton) Batang Gaya Batang (ton)

    S1 40 S9 20 2

    S2 20 S10 - 20

    S3 0 S11 20 2

    S4 - 60 S12 - 20

    S5 - 40 S13 20 2

    S6 - 20 S14 0

    S7 0 S15 0

    S8 0

    1.1.3. Penutup

    1.1.3.1 Tes formatif

    Tentukan gaya batang rangka batang gambar (2) ababila gaya 20 ton bekerja dititik I

    dengan arah mendatar.

    1.1.3.2 Umpan balik

    Hasil perhitungan gaya batang harus memenuhi bahwa resultante gaya di semua

    titik simpul harus 0.

    1.1.3.3 Tindak lanjut

    Mahasiswa harus mau melakukan latihan menghitung gaya batang dengan

    membuat soal latihan sendiri.

    1.1.3.4 Rangkuman

    Setiap benda maupun titik dalam kondisi yang diam berati seimbang. Dengan

    keseimbangan dapat menghitung gaya dalam.

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    7/42

    7

    1.1.3.5 Kunci jawaban tes formatif

    Tabel 3 : gaya batang akibat 20 ton horisontal di I

    Batang Gaya Batang (ton) Batang Gaya Batang (ton)

    S1 0 S9 0

    S2 0 S10 0

    S3 0 S11 0

    S4 20 S12 0

    S5 20 S13 0

    S6 20 S14 0

    S7 20 S15 0

    S8 0

    1.2 SUB POKOK BAHASAN : Cara Cremona

    1.2.1 Pendahuluan

    1.2.1.1 Deskripsi singkat

    Membahas konsep keseimbangan benda, keseimbangan titik kumpul dengan cara

    grafis pada rangka batang statis tertentu.

    1.2.1.2 Relevansi

    Penguasaan teori menghitung gaya dalam rangka batang sangat diperlukan dalam

    perencanaan struktur rangka atap dan jembatan.

    1.2.1.3.1 Standar kompetensi

    Mahasiswa mampu berfikir kritis tentang permasahan keseimbangan benda dan titik

    simpul rangka batang.

    1.2.1.3.2 Kompetensi dasar

    Mahasiswa mampu menghitung gaya batang dengan cara Cremona.

    1.2.2 Penyajian

    1.2.2.1 Cara Cremona

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    8/42

    8

    CREMONA

    Cara Cremona adalah cara untuk menghitung reaksi perletakan dan gaya batang

    secara grafis. Dalam mencari reaksi perletakan berpegang pada prinsip benda

    seimbang bahwa resultante gaya luar dan reaksi perletakan harus sama dengan 0r

    .

    Sedang dalam mencari gaya batang berpegang pada prinsip titik simpul seimbangbahwa resultante gaya-gaya batang dan beban luar dititik simpul harus sama

    dengan 0r

    . Seluruh diagram keseimbangan vektor gaya dari reaksi perletakan,

    beban luar hingga gaya-gaya batang di semua titik simpul dijadikan 1. Diagram

    gabungan akan berupa 1 diagram gaya-gaya yang menutup. Analisis dapat

    dilakukan dalam arah searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam.

    Penataan arah reaksi perletakan juga harus sesuai dengan arah analisis yang

    ditetapkan. Arah yang tidak konsisten akan menyebabkan diagram vektor tidak

    menutup. Arah gaya reaksi yang sudah diketahui adalah RB. Ditentukan titik potong

    RB dan beban 20 ton. Resultan RB dan gaya 20 ton akan melalui titik potong

    4M 4M 4M 4M

    4M

    20T

    D

    A

    B

    2

    11

    I

    1 3

    4 5 6 7

    8 9 10 12 13 14 15

    C E G

    F H

    RAV

    RAH

    RB

    4

    +1

    +910

    5

    +11

    20T RB

    RA

    Gambar 3 : Rangka Batang Seimbang

    (a) Garis-garis Kerja Gaya(b) Diagram Cremona

    (a)

    (b)

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    9/42

    9

    tersebut. Resultan antara resultan RB dan 20 ton dengan RA akan berupa vektor 0r

    .

    Hal ini hanya bisa dipenuhi apabila kedua vektor segaris kerja, sama besar dan

    berlawanan arah. Dengan demikian arah gaya reaksi RA melalui A dan titik potong

    RB dan 20 ton (F). Dengan mengambil arah searah jarum jam, diagram gaya reaksi

    dan gaya-gaya batang disajikan dalam diagram Cremona berikut :

    Gaya gaya batang yang tidak tersebut berharga 0. + menyatakan tarik dan

    menyatakan tekan. Arah reaksi perletakan yang tergambar merupakan arah yang

    benar.

    Gaya-gaya batang dihitung berdasar besaran skala. Kalau disajikan dalam tabel

    sesuai dengan tabel 1.

    1.2.2.2 Latihan

    Rangka batang pada gambar (2) : titik kerja gaya 20 ton berada di H Dikerjakan

    secara grafis akan diperoleh gaya batang seperti pada tabel 2.

    1.2.3. Penutup

    1.2.3.1 Tes formatif

    Tentukan gaya batang rangka batang gambar (2) ababila gaya 20 ton bekerja dititik I

    dengan arah mendatar dengan cara Cremona.

    1.2.3.2 Umpan balik

    Hasil perhitungan gaya batang harus memenuhi bahwa resultante gaya di semua

    titik simpul harus 0.

    1.2.3.3 Tindak lanjut

    Mahasiswa harus mau melakukan latihan menghitung gaya batang cara Cremona

    dengan membuat soal latihan sendiri.

    1.2.3.4 Rangkuman

    Setiap benda maupun titik dalam kondisi yang diam berati seimbang. Dengan

    penerapan keseimbangan grafis dapat menghitung gaya dalam.

    1.2.3.5 Kunci jawaban tes formatif

    Hasil perhitungan dengancara Cremona sama seperti pada tabel 3.

    2. POKOK BAHASAN : Garis Pengaruh

    2.1. SUB POKOK BAHASAN : Garis Pengaruh Balok

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    10/42

    10

    2.1.1 Pendahuluan

    2.1.1.1 Deskripsi singkat

    Membahas gaya lintang dan momen suatu titik di balok yang besarnya dipengaruhi

    oleh posisi beban berjalan.

    2.1.1.2 Relevansi

    Pengaruh beban berjalan pada gaya lintang dan momen pada balok merupakan

    gambaran pengaruh beban kendaraan atau kereta api pada gaya lintang dan

    momen jembatan balok.

    2.1.1.2.1 Standar kompetensi

    Mahasiswa mampu berfikir kritis tentang permasalahan dan pengaruh beban

    bergerak pada jembatan balok.

    2.1.1.2.2 Kompetensi dasar

    Mahasiswa mampu menghitung dan menggambarkan grafik garis pengaruh gaya

    lintang dan momen pada balok.

    2.1.2. Penyajian

    2.1.2.1. Garis Pengaruh Balok

    Garis pengaruh gaya lintang dan

    momen adalah grafik yangmenyajikan besar gaya lintang dan

    momen suatu titik di balok akibat

    pengaruh beban berjalan satu satuan

    gaya.

    Dengan menerapkan prinsip

    keseimbangan balok atau bagian

    balok, gaya lintang dan momen

    suatu titik akan diperoleh.

    Contoh : Menggambar garis

    Pengaruh Gaya Lintang dan Momen

    titik CGambar6:GarisPengaruhReaksiPerletakan

    (a) Balokdenganbebanberjalan

    (b) GarisPengaruhRA

    (c) GarisPengaruhRB

    (d) Potongankanan

    0.6L

    x

    L

    0.4LA

    C

    B

    0.4LC

    BDC

    MC

    0.6LA

    MC

    DC

    1

    1

    (a)

    (b)

    (c)

    (d)

    (e)

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    11/42

    11

    =0MzB RAxL 1*(L - x) = 0 RA = 1 x/L

    RA merupakan fungsi x pangkat 1, fungsi RA merupakan garis lurus seperti

    tergambar (6.b)

    =0MzA - RBxL + 1* x = 0 RB = x/L

    RB juga merupakan fungsi x pangkat 1, fungsi RB merupakan garis lurus seperti

    tergambar (6.c)

    Kalau beban di kiri C, dikaji

    keseimbangan potongan CB :

    =0Ky DC= RB

    Sesuai ketentuan gaya lintang

    dinyatakan negatip. Dengan

    demikian beban berjalan dari A

    C, gaya lintang C = - RB.

    =0MzB MC= RB*0.4 L

    Sesuai ketentuan momen dinyata

    kan positip.

    Kalau beban dikanan C, dikaji keseimbangan potongan AC :

    =0Ky DC= RA Sesuai ketentuan gaya lintang dinyatakan positip.

    =0MzA MC= RA*0.6 L Sesuai ketentuan momen dinyata kan positip.

    Gambar garis pengaruh gaya lintang dan momen di C dinyatakan dalam gambar (7).

    2.1.2.2. Latihan

    Garis pengaruh gaya lintang dan

    momen untuk titik D ditengah

    bentang disajikan pada gambar

    (7.b).

    0.6

    0.4

    _

    +

    +

    0.24L

    (a)

    (b)

    Gambar7a:GarisPengaruhGayaDalamdiC

    (a) GarisPengaruhGayaLintang

    (b) GarisPengaruhMomen

    0.5

    0.5

    _

    +

    +

    0.25L

    (a)

    (b)

    Gambar7.b : Garis Pengaruh Gaya Dalam di D

    (c) Garis Pengaruh Gaya Lintang(d) Garis Pengaruh Momen

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    12/42

    12

    2.1.3. Penutup

    2.1.3.1 Tes formatif

    Tentukan garis pengaruh gaya lintang dan momen untuk titik E yang berjarak 0.2 L

    dari tumpuan kiri balok gambar (6).

    2.1.3.2 Umpan balik

    Jumlah gaya lintang posistip dan negatip sama dengan 1. Besar momen ekstrim

    sama dengan perkalian bentang kiri dan kanan dibagi bentang tottal.

    2.1.3.3 Tindak lanjut

    Mahasiswa harus mau melakukan latihan menghitung dan menggambar garis

    pengaruh gaya lintang dan momen soal soal berikut :

    Hitung dan gambar garis

    pengaruh gaya lintang di C dan

    D kedua balok berikut :

    2.1.3.4 Rangkuman

    Dengan keseimbangan potongan, garis pengaruh gaya lintang dan momen akan

    dapat digambar dan grafik berupa kumpulan fungsi linier terhadap posisi beban.

    2.1.3.5 Kunci jawaban tes formatif

    0.6 L

    x

    L

    0.4 LA

    C

    B

    0.2 L

    D

    0.5 L

    x

    L

    0.5 LA

    C

    B

    0.2 L

    D

    02

    0.8

    _

    +

    +

    0.16 L

    (a)

    (b)

    (a) Garis Pengaruh Gaya Lintang(b) Garis Pengaruh Momen

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    13/42

    13

    2.2. SUB POKOK BAHASAN : Garis Pengaruh Rangka Batang

    Pendahuluan

    2.2.1.1 Deskripsi singkat

    Membahas gaya normal suatu batang pada rangka batang yang besarnyadipengaruhi oleh posisi beban berjalan.

    2.2.1.2 Relevansi

    Pengaruh beban berjalan pada gaya normal rangka batang merupakan gambaran

    pengaruh beban kendaraan atau kereta api pada gaya dalam jembatan rangka

    batang.

    2.2.1.2.1 Standar kompetensi

    Mahasiswa mampu berfikir kritis tentang permasalahan dan pengaruh beban

    bergerak pada jembatan rangka batang.

    2.2.1.2.2 Kompetensi dasar

    Mahasiswa mampu menghitung dan menggambarkan grafik garis pengaruh gaya

    normal pada rangka batang.

    2.2.2. Penyajian

    2.2.2.1. Garis Pengaruh Rangka Batang

    Garis pengaruh pada rangka batang merupakan grafik yang menggambarkan besar

    gaya normal suatu batang akibat pengaruh beban berjalan 1 satuan gaya. Untukmenghitung dan menggambar garis pengaruh gaya normal suatu batang

    dipergunakan cara analisis Ritter.

    2.2.2.2. Latihan

    Sebagai contoh akan menghitung garis pengaruh gaya normal batang 2, 6 dan 12

    rangka batang yang tercantum pada gambar (8), diambil potongan Ritter I I.

    Untuk beban dikiri potongan, dikaji keseimbangan potongan kanan :

    =0MzI - S2x4 RBx8 = 0 S2 = - 2 RB

    =0MzD S6x4 RBx12 = 0 S6 = 3 RB

    =0Ky S12xsin + RB = 0 S12 = -RB 2

    Untuk beban dikanan potongan, dikaji keseimbangan potongan kiri :

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    14/42

    14

    =0MzI S2x4 + RAx8 = 0 S2 = - 2 RA

    =0MzD - S6x4 + RAx4 = 0 S6 = RA

    =0Ky - S12xsin + RA = 0 S12 = RA 2

    (a)

    4M 4M 4M 4M

    4M

    D

    x

    B

    2

    11

    I

    1 3

    5 6 7 8

    9 10 12 13 14

    15

    C E GF

    HRA RB

    I

    I

    Gambar8:PotonganRitterpadaRangkaBatang Bidang

    (a)Rangkabatangdenganbebanberjalan

    (b)GarisPengaruhRA

    (c)GarisPengaruhRB

    (d)Potongankiri

    (e)Potongankanan

    17

    4

    15 16

    A J

    (d)

    4M 4M

    HA

    2

    12

    6

    D

    IRA

    I

    C

    4M 4M

    4M

    J B

    12

    6

    F

    I

    RB

    (e)

    E G2

    6

    (b)

    (c)

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    15/42

    15

    Grafik garis pengaruh dinyatakan dalam gambar (9).

    2.2.3. Penutup

    2.2.3.1 Tes formatif

    Tentukan garis pengaruh gaya batang 3, 7, 14 rangka batang gambar (8).

    2.2.3.2 Umpan balik

    Garis pengaruh gaya batang atas umumnya negatip, gaya batang bawah umumnya

    tarik dan gaya batang vertikal dan diagonal terjadi silang tanda.

    2.2.3.3 Tindak lanjut

    Mahasiswa harus mau melakukan latihan menghitung dan menggambar garis

    pengaruh gaya batang soal soal berikut :

    Hitung dan gambar garis pengaruh batang 10, 11 dan 13.

    Hitung dan gambar garis pengaruh batang 1, 5 dan 10.

    2.2.3.4 Rangkuman

    Dengan keseimbangan potongan, garis pengaruh gaya batang akan dapat digambar

    dan grafik berupa kumpulan fungsi linier terhadap posisi beban.

    2.2.3.5 Kunci jawaban tes formatif

    (a)

    0.5V2

    0.25V2

    +

    _

    _

    +

    (b)

    1

    0.5

    0.750.5

    (c)

    Gambar9:GarisPengaruhGayaNormalRangkaBatang

    (a) GarisPengaruhS12

    (b) GarisPengaruhS2

    (c) GarisPengaruhS6

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    16/42

    16

    3. POKOK BAHASAN : Lendutan

    3.1. SUB POKOK BAHASAN : Lendutan Rangka Batang

    3.1.1. Pendahuluan

    3.1.1.1 Deskripsi singkat

    Membahas perpindahan titik-titik simpul rangka batang akibat beban luar yang

    bekerja. Perhitungan dapat dilakukan dengan cara analitis yaitu dengan usaha

    virtuil atau dengan cara grafis yaitu cara Williot.

    3.1.1.2 Relevansi

    Lendutan rangka batang sesuai dengan lendutan rangka batang jembatan datu atap.

    Lendutan yang besar akan dirasakan tidak aman oleh pemakai. Sehingga lendutan

    terbesar menurut peraturan perencanaan harus dibatasi. Materi ini akan diperlukan

    bagi seorang sarjana teknik sipil dalam bertindak sebagai perencana struktur.

    3.1.1.2.1 Standar kompetensi

    Mahasiswa mampu berfikir kritis tentang permasalahan rangka batang yang

    berhubungan dengan beban, dimensi, bentang dan lendutan.

    3.1.1.2.2 Kompetensi dasar

    Mahasiswa mampu menghitung dan menggambarkan grafik lendutan rangka

    batang.

    (a)

    0.5V2

    0.25V2

    +

    _

    _

    +

    (b)

    1

    0.5

    0.750.5

    (c)

    Gambar9.b:GarisPengaruhGayaNormalRangkaBatang

    (a)GarisPengaruhS14(b)GarisPengaruhS3

    (c)GarisPengaruhS7

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    17/42

    17

    3.1.2. Penyajian

    2.1.2.1. Lendutan Rangka batang

    Ada beberapa cara untuk menghitung lendutan, diantaranya :

    Cara Williot

    Usaha Virtuil

    Formulasi Castigliano

    Untuk cara ke tiga akan dibahas setelah pembahasan Energi Regangan.

    1.1 Cara Williot

    Menggambarkan perpindahan suata titik pertemuan 2 buah batang, diawali dengan

    menempatkan kedua batang pada posisi akhir yaitu batang mengikuti perpindahan

    ujung yang lain. Dalam pergeseran batang tetap diposisikan sejajar arah semula.

    Dengan demikian perpindahan ujung batang yang berhubungan dengan titik yang

    akan digambarkan perpindahannya sama dengan perpindahan titik ujung yang lain.

    Perubahan panjang digambarkan dengan arah sesuai arah batang. Kedua batang

    yang ujung-ujung batangnya tidak bertemu dilingkarkan sampai kedua ujung

    bertemu. Titik temu hdala posisi baru titik tersebut. Dalam batasan deformasi

    Sangay kecil gerakan melingkar batang dapat didekati dengan gerakan tegak lurus.

    Penggambaran diagram Williot hanya menampilkan perpindahan titik-titik

    C

    A B

    C

    +1 2

    A

    B

    1

    2

    C

    L1

    L2

    (a) (b) (c)

    L1

    L2

    AC

    BO

    Gambar10:DiagramWilliot

    (a) KondisiawalTitikC

    (b) SketsaperpindahantitikC

    (c) DiagramWilliotperpindahantitikC

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    18/42

    18

    sebelumnya, perubahan panjang dan gerakan tegak lurus. Semua perpindahan titik

    simpul diukur dari titik awal O. Sketsa penggambaran perpindahan titik simpul dan

    diagram Williot disajikan pada gambar (10).

    Contoh 1 :

    Dengan menggunakan keseimbangan titik kumpul gaya batang rangka batang pada

    gambar (12) yang berbeban 20 ton, dapat diperoleh. Hasil gaya batang tercantum

    dalam gambar. Berdasar gaya batang terhitung, perubahan panjang batang dihitung

    dengan menggunakan humus Robert Hooke :

    E= A

    S=

    L

    L= dengan demikian

    EA

    SLL=

    Dimana : L perubahan panjang batang

    regangan normal

    L panjang batang

    S gaya batang (gaya normal penampang)

    E modulus elastisitas

    A luas penampang batang

    Perhitungan perubahan panjang batang disajikan pada tebel 4.

    Gambar11:PerpindahantitiksimpulRangkaBatangbeban20ton

    (a) SketsaRangkaBatang

    (b) DiagramWilliot

    4M

    D

    A

    B

    2

    1C

    RAV

    RAH

    4M

    3 4

    5

    RB

    20t

    20

    20

    20V20

    0

    O

    D

    C

    L3

    L4L1

    B

    (b)

    (a)

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    19/42

    19

    Tabel 4 : Perubahan Panjang Batang

    i Si (Kg) Li (cm) Ai (cm2) Li =EAi

    SiLi(cm)

    1 -20000 400 20 -0.2

    2 0 400 20 0

    3 20000V2 400V2 20 0.4

    4 -20000 400 20 -0.2

    5 0 400 20 0

    Berdasar perubahan panjang batang yang dihasilkan dipergunakan untuk

    menggambar diagram Williot seperti ditunjukkan pada gambar (11.b).

    Contoh 2 :

    Dengan menggunakan keseimbangan titik kumpul gaya batang rangka batang padagambar (12) yang berbeban beban 20 ton, dapat diperoleh. Hasil gaya batang

    tercantum dalam gambar. Berdasar gaya batang terhitung, perubahan panjang

    batang dihitung. Hasilnya disajikan pada tabel 5.

    Gambar12:PerpindahantitiksimpulRangkaBatangbeban20ton

    (a) RangkadanGayabatang

    (b) DiagramWilliot

    4M 4M

    4M

    20TDA B

    21 3

    4 5

    C

    RA RB

    20

    10V2 10V2

    1010

    (a)

    O

    D

    C

    B

    D

    B

    C

    L5

    L31

    L1

    L2

    L4

    (b)

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    20/42

    20

    Tabel 5 : Perubahan Panjang Batang

    i Si (Kg) Li (cm) Ai (cm2) Li =EAi

    SiLi(cm)

    1 -10000V2 400V2 20 -0.2

    2 20000 400 20 0.2

    3 -10000V2 400V2 20 -0.2

    4 10000 400 20 0.1

    5 10000 400 20 0.1

    Persoalan berbeda dengan contoh 1 dimana titik kedua setelah titik sendi adalah titik

    rol yang tidak mungkin pindah vertikal. Contoh 2 titik kedua adalah titik yang

    dimungkinkan berpindah vertical. Untuk mengatasi kesulitan ini, titik kedua setelah

    sendi dianggap tidak pindah vertical. Kemudian dilanjutkan penggambaran

    perpindahan titik-titik yang lain. Setelah tergambar ternyata titik rol B pindah vertical.

    Ini merupakan kesalahan akibat asums titik D tidak pindah vertical. Kesalahan harus

    dikoreksi dengan cara rangka batang diputar secara kaku dengan titik pusat titik

    sendi A. Besar pemutaran sebesar kesalahan yang terjadi. Hasil pemutaran kaku

    akan memberikan perpindah titik kumpul tergambar sebagai (). Perpindahan yang

    benar adalah dari () ke (). Dengan demikian titik rol B hanya perpindah horisontal

    dari B ke B.

    1.2 Usaha Virtuil

    Benda yang seimbang kalau diberi beban/perpindahan maya, usaha yang dilakukan

    oleh beban luar akan sama dengan energi regangan yang tersimpan dalam benda.

    Rangka batang seperti pada gambar (13), diberi beban maya satu satuan gaya yang

    sangat kecil di B dalam arah horisontal. Gaya ini akan menimbulkan gaya batang i.

    Berdasar Hukum Usaha Virtuil akan diperoleh persamaan seperti berikut :

    =

    =n

    i i

    iii

    BHEA

    LS

    1

    *1

    atau =

    =n

    i i

    iii

    BHEA

    LS

    1

    Si adalah gaya batang yang ke i akibat beban luar

    i adalah gaya batang yang ke i akibat beban satu satuan gaya di B dalam

    arah horisontal.

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    21/42

    21

    Li adalah panjang batang yang ke i

    Ai adalah luas penampang batang yang ke i

    E adalah modulus elastisitas.

    Tabel 6 : Perpindahan horizontal titik B BH

    i Si (Kg) i Li (cm) Ai (cm2)EAi

    iLiSi(cm)

    1 -10000V2 0 400V2 20 0

    2 20000 0 400 20 0

    3 -10000V2 0 400V2 20 0

    4 10000 1 400 20 0.1

    5 10000 1 400 20 0.1

    BH 0.2

    Penempatan posisi dan arah beban maya disesuaikan dengan perpindahan titik dan

    arah yang diinginkan. Apabila ternyata perpindahan yang dihitung berharga negatip

    berarti arah perpindahan berlawanan denga arah beban maya.

    3.1.3. Penutup

    3.1.3.1 Tes formatif

    Tentukan perpindahan vertikal titik D rangka batang gambar (13).

    0

    4M 4M

    4M

    20TDA B

    21 3

    4 5

    C

    RA RB

    20

    10V2 10V2

    1010

    1

    Gambar 13 : Beban maya di B dalam arah horisontal(a) Rangka, Gaya batang akibat beban luar.

    (b) Gaya batang akibat beban satu satuan gaya di B arah horisontal

    4M 4M

    4M

    DA B

    21 3

    4 5

    C

    RA RB

    11

    1

    0 0

    0

    (a) (b)

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    22/42

    22

    3.1.3.2 Umpan balik

    Pada rangka batang tertumpu sendi dan rol umumnya perpindahan vertikal titik-titik

    simpul oleh beban gravitasi mempunyai arah kebawah, perpindahan horisontal titik-

    titik simpul bawah mempunyai arah kekanan dan titik-titik simpul atas kekiri

    3.1.3.3 Tindak lanjut

    Mahasiswa harus mau melakukan latihan menghitung dan menggambar garis

    pengaruh gaya batang soal soal berikut :

    Hitung perpindahan vertikal titik C rangka batang gambar (13)

    Hitung perpindahan horisontal titik D rangka batang gambar (11)

    3.1.3.4 Rangkuman

    Untuk menghitung perpindahan suatu titik lebih efisien mempergunakan cara uasah

    virtuil dan kalau menghitung perpindahan seluruh titik simpul lebih cepatdipergunakan cara Williot.

    3.1.3.5 Kunci jawaban tes formatif

    Tabel 7 : Perpindahan vertikal titik D DV

    i Si (Kg) i Li (cm) Ai (cm2)EAi

    iLiSi(cm)

    1 -10000V2 -0.5V2 400V2 20 0.1V2

    2 20000 1 400 20 0.2

    3 -10000V2 -0.5V2 400V2 20 0.1V2

    4 10000 0.5 400 20 0.05

    5 10000 0.5 400 20 0.05

    DV 0.3 + 0.2V2

    3.2. SUB POKOK BAHASAN : Lendutan Balok

    3.2.1. Pendahuluan

    3.2.1.1 Deskripsi singkat

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    23/42

    23

    Lendutan balok dapat dihitung dengan menggunakan cara analitis, metoda Luasan

    Bidang Momen dan Teorema Castigliano. Cara analitis adalah cara yang

    menggunakan integrasi persamaan diferensial turunan kedua lendutan. Metoda

    Luasan Bidang momen mengembangkan persamaan turunan kedua lendutan

    kearah lausan dan statis momen bidang momen. Dan Teorema Castigliano

    merupakan hasil jabaran lanjut dari teori energi regangan beban satis.

    3.2.1.2 Relevansi

    Lendutan balok sesuai dengan lendutan balok jembatan, balok gedung bertingkat.

    Lendutan terbesar menurut peraturan perencanaan harus dibatasi. Lendutan yang

    melampaui batas dapat dirasakan oleh pemakai, sehingga timbul kesan tidak aman.

    Materi ini sangat diperlukan bagi seorang sarjana teknik sipil saat terjun dalam dunia

    perencanaan struktur.

    3.2.1.2.1 Standar kompetensi

    Mahasiswa mampu berfikir kritis tentang permasalahan balok yang berhubungandengan beban, dimensi , bentang dan lendutan.

    3.2.1.2.2 Kompetensi dasar

    Mahasiswa mampu menghitung lendutan balok statis tertentu.

    3.2.2. Penyajian

    3.2.2.1. Lendutan Balok

    Ada beberapa cara untuk menghitung lendutan, diantaranya :

    Cara Analitis Metoda Luasan Bidang Momen Formulasi Castigliano

    Untuk cara ke tiga akan dibahas setelah pembahasan Beban Impact.

    1 Cara Analitis

    Untuk mencari lendutan balok dengan cara analitis, dilakukan integrasi persamaanhubungan lendutan dengan momen lapangan. Momen lapangan disesuaikan

    momen lapangan balok yang dikaji yang sangat dipengaruhi oleh macam beban

    yang bekerja. Integrasi turunan kedua fungsi lendutan akan terdapat 2 konstanta

    integrasi untuk setiap momen lapangan. Dengan memanfaatkan harga batas,

    konstanta integrasi akan dapat ditemukan.

    C

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    24/42

    24

    1. Balok Dengan Beban Merata

    Mx = RAx q x2

    Mx = q L x q x2

    z

    x

    EIMy ="

    EIz y = - Mx

    EIz y = q x2- q L x

    EIz y = 1/6 q x3 qLx2+ C1

    EIz y = 1/24 q x4

    1/12 qLx3

    +

    C1x + C2

    Dari lendutan yang terjadi terdapat 2 titik yang diketahui harganya, yaitu titik A dan B

    :

    x = 0 y = 0 memberikan harga C2= 0

    x = L y = 0 memberikan harga C1=24

    3qL

    Persamaan turunan pertama lendutan dan lendutan menjadi :

    EIz y =6

    1q x3

    4

    1qLx2+

    24

    3qL

    EIz y =24

    1q x4

    12

    1qLx3+

    24

    3qL

    x

    Fungsi lendutan sudah definitip. Kalau harga E, Iz, q dan L diketahui fungsi lendutan

    dan turunan dapat digambar. Dalam bangunan sipil lendutan umumnya sangat kecil

    sehingga sudut yang dibentuk oleh garis singgung menyinggung balok melendut

    dengan sumbu x juga sangat kecil. Tangen sudut yang sangat kecil akan sama

    dengan sudutnya itu sendiri. Hanya sudut harus dalam radial.

    A= sudut yang dibentuk oleh garis singgung di A terhadap sumbu x atau terhadap

    arah sebelum dibebani. Ajuga menyatakan rotasi penampang atau titik di A.

    L

    X

    Y

    B

    RA RB

    q

    A

    x

    A B

    Gambar14:Balokdenganbebanmerata

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    25/42

    25

    A= y untuk x = 0z

    AEI

    qL

    24

    3

    =

    B= y untuk x = Lz

    BEI

    qL

    24

    3

    =

    Lendutan terbesar ymaxterjadi kalau y = 0 atau :

    6

    1q x3

    4

    1qLx2+

    24

    3qL= 0 ini merupakan polinom pangkat 3 yang

    mempunyai akar x 3 buah. Karena kondisi simetris salah satu akar pasti x = L.

    Kalau dimasukkan akan memenuhi persamaan. Harga lendutan didapat dengan

    memasukkan x = L ke persamaan y :

    zEI

    qly

    384

    5 4

    max =

    2. Balok Dengan Beban Terpusat

    L

    PbRA =

    L

    PaRB =

    Terdapat 2 momen lapangan :

    Lapangan 1 : 0 < x < a

    Mx = RAx = xL

    Pb

    EIz y = - Mx

    EIz y = - xLPb

    EIz y = - 2

    2x

    L

    Pb+ C1

    EIz y = - 3

    6x

    L

    Pb+ C1x + C2

    Lapangan 2 : a < x < L

    Mx = xL

    Pb- P (x-a)

    EIz y = - Mx

    EIz y = - xL

    Pb+ P (x-a)

    Gambar15:BalokdenganbebanterpusatL

    X

    Y

    B

    RA RB

    P

    A

    x

    ba

    A B

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    26/42

    26

    EIz y = - 2

    2x

    L

    Pb+ P (x-a)2+ C3

    EIz y = - 3

    6x

    L

    Pb+ + 1/6 P (x-a)3+ C3x + C4

    Konstanta C1, C2, C3dan C4dapat dipecahkan dengan menggunakan 4 buah

    persamaan harga batas :

    x = 0 y = 0 (a)

    x = a yL= yR (b)

    yL = yR (c)

    x = L y = 0 (d)

    Dari harga batas (a) didapat C2 = 0

    Dari harga batas (b) didapat C1 = C3

    Dari harga batas (c) didapat C4= 0

    Dari harga batas (d) didapat C3=L

    bLPab

    6

    )( +

    Dengan demikian fungsi turunan lendutan dan lendutan adalah :

    Lapangan 1 : 0 < x < a

    EIz y = - 2

    2x

    L

    Pb+

    L

    bLPab

    6

    )( +

    EIz y = -3

    6 xL

    Pb

    + L

    bLPab

    6

    )( +x

    Lapangan 2 : a < x < L

    EIz y = - 2

    2x

    L

    Pb+ P (x-a)2+

    L

    bLPab

    6

    )( +

    EIz y = - 3

    6x

    L

    Pb+ + 1/6 P (x-a)3+

    L

    bLPab

    6

    )( +x

    Rotasi penampang di A dan B adalah :

    A= y untuk x = 0

    LEI

    bLPab

    z

    A

    6

    )( +=

    B= y untuk x = LLEI

    aLPab

    z

    B6

    )( +=

    Lendutan terbesar untuk keadaan a = b = L akan terjadi di titik x = L :

    zEI

    PLy

    48

    3

    max =

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    27/42

    27

    3. Balok Dengan Beban Momen diujung

    L

    MRA =

    Mx = - x

    L

    M

    EIz y = xL

    M

    EIz y = 2

    2x

    L

    M+ C1

    EIz y = 3

    6x

    L

    M+ C1x + C2

    Harga batas :

    x = 0 y = 0 memberikan harga C2= 0

    x = L y = 0 memberikan harga C1= -6

    ML

    Persamaan turunan pertama lendutan dan lendutan menjadi :

    EIz y = 2

    2x

    L

    M-

    6

    ML

    EIz y = 3

    6x

    L

    M-

    6

    MLx

    Rotasi dan lendutan terbesar :

    A= y untuk x = 0z

    AEI

    ML

    6=

    B= y untuk x = Lz

    BEI

    ML3

    =

    Ymax terjadi bila y = 0 atau :

    2

    2x

    L

    M-

    6

    ML= 0 didapat akar yang rasional x = 3

    31 L

    Y max = 2327

    1ML

    2 Metoda Luasan Bidang Momen

    Akibat beban sebarang balok seperti pada gambar (17) melendut. Turunan keduafungsi lendutan adalah :

    z

    x

    EI

    My ="

    Ditarik garis singgung melalui kedua ujung elemen sepanjang dx. Kedua garis

    singgung akan membentuk sudut sebesar d dan akan memotong garis vertikal

    Gambar16:BalokdenganbebanMomen

    L

    X

    Y

    B

    RA RB

    A

    x

    A BM

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    28/42

    28

    melalui B di 2 titik. Jarak kedua titik potong adalah df. Sudut yang dibentuk oleh garis

    singgung dengan sumbu x dinyatakan oleh y. Selisih arah kedua garis singgung

    atau sudut yang dibentuk oleh kedua garis singgung adalah dy. Dengan demikian :

    dy' = y dx atau

    dy =z

    x

    EI

    M dx atau

    d =z

    x

    EI

    M dx

    untuk perhitungan semi grafis

    tanda minus tidak diperhatikan,

    dengan demikian :

    d =z

    x

    EI

    Mdx

    Kalau seluruh d dijumlah dari A

    sampai B, maka hasil

    penjumlahan akan sama dengan

    sudut yang dibentuk oleh garis

    singgung melalui A dan melalui B.

    dxEI

    MB

    A z

    x

    AB =

    Formulasi ini menyatakan bahwa sudut yang dibentuk oleh garis singgung memalui

    A dan B sama dengan luas bidang momen dari A sampai B dibagi EIz.

    Dengan mengacu pada asumsi bahwa lendutan sangat kecil, besar df = x datau :

    df =z

    x

    EI

    M x dx

    Kalau seluruh df yang dihasilkan oleh garis singgung dari A sampai B dijumlah akan

    sama dengan fB, yaitu panjang bagian garis vertical melalui B yang terpotong oleh

    garis singgung melalui A dan melalui B :

    xdxEI

    Mf

    B

    A z

    x

    B =

    Formulasi ini menyatakan bahwa fB sama dengan statis momen luasan bidangmomen antara A dan B terhadap B dibagi EIz.

    Contoh 1 :

    Balok dengan 2 buah beban terpusat dengan posisi simetris gambar (18). Reaksi di

    A dan B sama dengan P. Momen di bawah beban sama dengan Pa. Bidang momen

    berupa trapesium.

    L

    X

    Y

    B

    q

    A

    xdx

    Mx

    df fB

    BidangM

    Gambar17:LendutandanBidangMomen

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    29/42

    29

    Menghitung rotasi penampang atau rotasi garis singgung di A dan B :

    { }LPaLaLEIz

    fA 21

    21 )2(

    1+= )(

    2aL

    EIz

    PaLfA =

    L

    fAB = )(

    2aL

    EIz

    PaB = idem )(

    2aL

    EIz

    PaA =

    Menghitung Lendutan

    maksimum :

    Dikaji bagian A C. Berhubung

    simetris titik tengah bentang C

    mempunyai lendutan yang

    maksimum.

    ymaks= fA

    sama dengan statis momen

    luasan bidang momen antara A

    C terhadap A dibagi EIz

    )}

    4

    2)(2(

    {1

    21

    322

    21

    aLaaLPa

    aPaEIz

    ymaks

    +

    +=

    =

    68

    22 aL

    EIz

    Pay

    maks

    Luasan dan posisi titik berat bentuk-bentuk Bidang Momen :

    1. Segi tiga

    Gambar18:Balokdengan2bebanterpusat

    (a)Bidangmomen

    (b)Sketsalendutanditengahbentang

    L

    X

    Y

    B

    fA fB

    P

    A

    aa

    A B

    P

    L2a

    Pa Pa+Bid.M

    ymax

    ymax

    C

    fA

    (a)

    (b)A

    *C

    a b

    )(31 aL+ )(

    31 bL+

    Luas= Lh21

    h

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    30/42

    30

    2. Parabola 1

    Luasan yang dinyatakan merupakan setengan bidang momen balok dengan

    beban merata.

    3. Parabola 2

    Luasan yang dinyatakan merupakan bidang momen kantilever terjepit dengan beban

    merata.

    4. Hiperbola

    Luasan yang dinyatakan merupakan bidang momen kantilever terjepit dengan bebanmerata.segitiga.

    Contoh 2 :

    Balok tertumpu sederhana sendi dan rol dengan beban merata segitiga seperti

    gambar (19). Dengan menggunakan 3 persamaan keseimbangan diperoleh reaksi

    perletakan :

    RA = 1/6 qL RB = 1/3 qL.

    *C

    L

    L85 L8

    3

    Luas= Lh32

    h

    q

    h

    L

    *C

    LL

    Luas=1/3Lhq

    h

    L

    *C

    4/5L1/5L

    Luas=1/4Lh

    q

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    31/42

    31

    Dengan menggunakan perban

    dingan seharga didapat :

    qx= x/L qMx= 1/6 qL x 1/6 qx

    3/L

    Untuk mempermudah penyele

    saian, bidang momen dipisah

    menjadi 2 bentuk segitiga untuk RA

    dan hiperbola untuk akibat q.

    fB= (1/6 qL2L/2 1/3L 1/6 qL2L/4

    1/5L)/EIz

    fB=EIz

    qL3607

    4

    dengan demikian A=EIz

    qL

    360

    7 3

    fA = (1/6 qL2L/2 2/3L 1/6 qL2L/4

    4/5L)/EIz

    fA=EIz

    qL

    360

    8 4

    B=EIz

    qL

    360

    8 3

    Posisi lendutan maksimum ymaks

    berada dititik C yang ber garissinggung sejajar sumbu X. Misal posisi titik tersebut berjarak x dari titik A. Tentukan

    M1 dan M2 dalam x :

    M1 = 1/6 qL x

    M2 = 1/6 qx3/L

    Untuk seksi A C :

    Sudut yang dibentuk garis singgung mealalui A dan C = A. Persamaan ini adalah :

    1/6 qL x x 1/6 qx3/L x = 7/360 q L3 atau

    x4 2 L2x2+ 7/15 L4= 0

    x2 = L2 L2

    15

    71 x = 0.5193 L

    ymaks= fA ymaks=

    L

    LqLLqLEIz

    1)5193.0()5193.0(

    1545

    241

    322

    121

    ymaks=EIz

    qL4

    00652.0

    L

    q

    1/6qL2

    1/6qL2

    _

    +M1

    M2

    fB

    fA

    ymaks

    x(a)

    (b)

    (c)

    Gambar19:Balokdenganbebanmeratasegitiga

    (a)Sketsalendutan

    (b)BidangmomenakibatRA

    (c)Bidangmomenakibatq

    A B

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    32/42

    32

    3. Teorema Castigliano

    3.1. Energi Regangan dalam Tarikan

    Btang ditarik secara statis artinya beban

    berkembang secara bertahap tanpa

    hentakan. Kondisi awal batang mempunyaipanjang L dan luas penampang A dengan

    gaya tarik 0. Kondisi akhir panjang batang

    berubah menjadi (L + ) dengan gaya tarik

    P. Diamati kondisi antara :

    Panjang batang (L+x) dengan beban Px.

    Beban ditambar sebesar dPx dan batang

    bertambah panjang sebesar dx. Dengan

    adanya pertambahan panjang dx beban

    bergerak dan melakukan usaha sebesar(Px+dPx)dx. dPx dan dx sangat

    kecilmendekati 0, maka dPxdx diabaikan. Sehingga usaha saat penambahan beban

    dPx adalah Pxdx. Atau :

    dW = Pxdx. (4)

    Material bersifat elastis linier, dengan mengacu rumus Robert Hooke :

    x= E x padahal x= Px/A dan x= x/L, sehingga

    Px = EAx/L (5)

    Persamaan (5) masuk ke (4) diperoleh :

    dW = EAx/L dx (6)

    Kalau seluruh dU dari awal hingga akhir dijumlah, akan diperoleh total usaha :

    xdxL

    EAW =

    0

    atau 2

    2

    L

    EAW=

    Menurut Hukum Kekekalan Energi, usaha yang dilakukan beban akan berubah

    menjadi Energi Regangan dalam benda. Energi regangan batang dinyatakandengan U, sehingg :

    2

    2

    L

    EAU= (7)

    Formulasi energi regangan dapat dinyatakan dalam bentuk lain :

    L

    x

    dx

    P

    Px

    dPx

    Awal Antara Akhir

    Gambar20:Batangditariksecarastatis

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    33/42

    33

    2

    PU= dan

    EA

    LPU

    2

    2

    = (8)

    Energi regangan persatuan volume :

    2

    2

    E

    = 2

    = dan E2

    2

    = (8)

    3.2. Batang tertarik secara mendadak

    Suatu beban berat W dijatuhkan setinggi h seperti gambar (21). Setelah menekan

    platform, platform masih tersu turun hingga mencapai . Beban mealakukan usaha

    sebesar : W(h+ ). Pada batang yang bertambah panjang tersimpan energi

    regangan 2

    2

    L

    EAU= . Menurut hukum kekekalan

    energi usaha yang dilakukan beban sama dengan

    energi yang tersimpan, sehingga diperoleh persamaan:

    2

    2

    L

    EA= W (h+ ) atau 2-

    EA

    WL2- h

    EA

    WL2= 0

    MisalEA

    WL dinyatakan sebagai St maka persamaan

    menjadi

    2- 2 St- 2 Sth = 0 diperoleh

    = St+ hStSt 22+ (9)

    Stadalah perubahan panjang kalau seandainya W bekerja secara statis.

    Contoh : Memasukkan paku ke kayu dengan menggunakan Palu.

    Paku diameter 4 mm panjang 5 cm dipukul dengan palu berat 0.30 Kg dengan tinngi

    jatuh 30 cm. Berapa tegangan kerja paku?.

    Jawab :

    W = 0.30 Kg A = (0.4)2= 0.12566 cm2. L = 5 cm

    E = 2.1 106Kg/cm2. h = 30 cm

    St=EA

    WL St= 5.684 10

    -6 cm

    L

    h

    Gambar21:Batangdengan

    bebanimpact

    W

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    34/42

    34

    = St+ hStSt 22+ = 0.01847 cm

    = E /L = 7758.83 Kg/cm2. Ini merupakan tegangan yang terjadi akibat

    beban impact palu. Bandingkan dengan tegangan yang terjadi kalau palu

    dibebankan di pakau secara statis :

    St=12566.0

    3.0= 2.39 Kg/cm2.

    Tegangan hancur kayu sekitar 4 kali tegangan ijin. Misal tegangan ijin kayu 150

    Kg/cm2 maka tegangan hancur = 600 Kg/cm2. Kayu tidak kuat menahan tegangan

    ujung paku sebesar 7758.83 Kg/cm2. Maka kayu akan hancur dan paku akan masuk

    kedalam kayu.

    3.3. Energi Regangan dalam Geseran

    Benda seperti gambar (22) memikul gaya geser P secara statis. Pada kondisi beban

    akhir benda berubah bentuk dengan kedua penampang bergeser relatip sebesar .

    Analog penjabaran seperti pada pembebanan tarik statis, energi regangan pada

    benda :

    U =2

    P (10)

    Tinjau rumusan Robert Hooke untuk geser :

    = G padahal =L

    dan

    A

    P=

    sehingga L

    GAP= (11)

    Persamaan (11) dimasukan ke persamaan (10) didapat energi regangan :

    2

    2

    L

    GAU= dan 2

    2P

    GA

    LU= (12)

    Kalau dibagi dengan volume AL akan diperoleh energi persatuan volume :

    2

    =

    2

    2

    G= dan

    G2

    2= (13)

    3.4 Energi Regangan Lentur

    Berdasar metoda luasan bidang momen,

    diperoleh :

    LM

    Gambar23:Kantileverdenganbeban

    Momen

    P

    P

    L

    Gambar22:Bendadibebanigeser

    secarastatis

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    35/42

    35

    EIz

    ML=

    Berdasar analogi pembebanan statis tarik, pada pembebanan statis momen

    diperoleh energi regangan :

    2MU= ,

    EIzLMU

    2

    2= dan

    LEIzU2

    2= (14)

    Dikaji balok melendut seprti gambar (24).

    d= dy padahal dy = y dx, sehingga :

    d= y dx atau d= dxEIz

    Mx

    Elemen dx yang semula lurus menjadi

    melengkung dengan sudut lengkung kedua garis singgung ujung elemen = d.

    Berdasar humus (13), energi remangan dalam eleven sepanjang dx adalah :

    dU = dxEIz

    Mx

    2

    2

    Kalau energi regangan lentur seluruh elemen dijumlah, didapat :

    =

    =L

    x

    dxEIz

    MxU

    0

    2

    2 atau

    =

    =

    L

    x

    dxdx

    ydEIzU

    0

    2

    2

    2

    2 (15)

    Contoh : Lendutan oleh Momen Lentur dan Gaya Geser

    Balok kantilever berpenampang empat

    persegi panjang lebar b, tinggi h

    dengan beban statis P diujung seperti

    pada gambar (25). Dengan

    menggunakan metoda luasan bidang

    momen, lendutan ujung kantilever dapat

    dihitung.

    EIz

    PL

    3

    3

    = (16)

    Persamaan (16) merupakan lendutan

    hanya oleh momen lentur.

    Untuk mendapatkan lendutan oleh gaya geser, dikaji elemen kecil panjang dx tinggi

    dy dan lebar b. Energi yang tersimpan dalam elemen tersebut adalah dU :

    x

    Gambar24:BalokMelendut

    dxd

    L

    P

    P

    (a)

    (b)

    (c)

    PL

    Gambar25:Kantileverdenganbebanterpusat

    (a) Sketsabalokmelendut

    (b) BidangGayaLintang

    (c) BidangMomen

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    36/42

    36

    dU =G2

    2b dx dy Distribusi tegangan geser pada lapis y : )

    4(

    2

    22

    yh

    Iz

    P=

    Sehingga dU = bdxdyyh

    GIz

    P 222

    2

    2

    )4

    (8

    . Persamaan ini menyatakan energi geser

    yang tersimpan dalam elemen. Total energi regangan geser dalam balok adalah :

    = bdxdyyh

    GIz

    PUG

    222

    2

    2

    )4

    (8

    didapatGIz

    LhPUG

    20

    22

    =

    Kalau energi regangan momen lentur dan energi regangan geser dijumlah diadapat

    Total energi regangan U :

    GIz

    LhP

    EIz

    LPU

    206

    2232

    += Untuk pembebanan statis U =2

    P

    Dengan demikian diperoleh persamaan :

    2

    P=

    GIz

    LhP

    EIz

    LP

    206

    2232

    + atau =GIz

    PLh

    EIz

    PL

    103

    23

    + atau

    =

    +

    G

    E

    L

    h

    EIz

    PL2

    23

    10

    31

    3 Untuk

    10

    1

    20

    1

    L

    hdan = 0.25 diperoleh :

    =

    + 5.2

    100

    1

    10

    31

    3

    3

    EIz

    PL= ( )0075.01

    3

    3

    +EIz

    PL

    Karena lendutan akibat geser sangat kecil dibanding akibat momen lentur, untuk

    perhitungan lendutan yang diperhitungkan hanya pengaruh momen lentur.

    3.5. Beban Impact pada balok

    Analogi pemecahan pembebanan impact gambar

    (26) seperti pemecahan beban impact pada

    batang tarik.

    EIz

    WLSt

    48

    3

    =

    St hdala lendutan dibawah beban seandai nya

    beban bekerja secara status.

    Persamaan energi adalah :

    W(h+) = 2

    3

    24

    L

    EIz atau

    L

    P

    Gambar26:BalokdibebaniP

    (a)PembebananstatisP

    (b)PembebananImpactW

    L/2 L/2

    h

    W

    (a)

    (b)

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    37/42

    37

    02424

    332 = h

    EIz

    WL

    EIz

    WL atau

    0222 = hStSt

    Merupakan persamaan kuadrat dalam dan mempunyai akar :

    hStStSt 22++= sama seperti persamaan (9).

    Contoh :

    Pembebanan impact dengan h = 0.

    Dengan menggunakan persamaan (9) didapat = 2 St. Difleksi sebesar ini

    sepadan dengan pembebanan statis akibat P = StL

    EIz2

    483

    atau P = 2 W.

    3.6 . Persamaan Umum Energi Regangan

    Benda memikul beban sebarang dalam

    kondisi seimbang seperti gambar (27).

    Benda mengalami deformasi dan titik-titik

    dimana Pi bekerja mengalami perpin

    dahan. Besarnya energi regangan tidak

    terpengaruh oleh proses pembebanan

    tetapi hanya tergantung pada kondisi akhir

    pembebanan. Besar energi regangan :

    U = P11+ P22+. + Pnn (17)

    U merupakan fungsi P1, P2, . , Pn.

    Untuk membuktikan energi regangan hanya

    tergantung pada kondisi akhir pembebanan,

    dikaji contoh seperti gambar (28) berikut :

    Balok dengan beban P ditengah bentang

    dan M di atas perletakan. Kalau dikaji

    secara terpisah hanya akibat P seperti (b) :

    EIz

    PL

    48

    3

    1 = EIz

    PL

    16

    2

    1 =

    dan akibat M seperti (c) :

    EIz

    ML

    16

    2

    2 = EIz

    ML

    32 =

    L

    P

    Gambar28:BalokdibebaniP&M

    (a)PembebananstatisBersamasama

    (b)PembebananStatisP

    (c)PembebananStatisM

    L/2 L/2

    1

    (a)

    (b)

    M

    P

    1

    L

    2 (c)M

    2

    P1

    P2

    P3

    P4

    Pn1

    2

    34

    n

    Gambar27:Bendamemikulbeban

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    38/42

    38

    Kalau P dan M bekerja bersama secara statis seperti (a), energi regangan :

    U = P (EIz

    PL

    48

    3

    +EIz

    ML

    16

    2

    ) + M (EIz

    PL

    16

    2

    +EIz

    ML

    3)

    U =EIz

    LP

    96

    32

    +EIz

    PML

    16

    2

    +EIz

    LM

    6

    2

    (18)

    Dicoba M bekerja lebih dulu baru P bekerja kemudian :

    Saat M bekerja U1= MEIz

    ML

    3=

    EIz

    LM

    6

    2

    Saat P bekerja U2= MEIz

    PL

    16

    2

    +1/2 PEIz

    PL

    48

    3

    =EIz

    PML

    16

    2

    +EIz

    LP

    96

    32

    Sehingga total energi regangan : U =EIz

    LM

    6

    2

    +EIz

    PML

    16

    2

    +EIz

    LP

    96

    32

    sama seperti (18).

    3.7. Teorema Castigliano Akibat penambahan beban sebesar dPn

    energi remangan akan bertambah :

    U + nn

    dPP

    U

    (19)

    Pembebanan dibalik dPnbekerja lebih dulu

    baru P1, P2, . , Pnbekerja kemudian.

    Energi regangan saat dPnbekerja :

    dPndn. karena sangat kecil diabaikan.

    Energi regangan saat P1, P2, . , Pnbekerja :

    P11+ P22+. + Pnn+ dPnn

    = U + dPnn (20)

    Energi regangan tidak tergantung pada proses, dengan demikian persamaan (19)

    sama dengan persamaan (20) dan diperoleh :

    n

    nP

    U

    = (21)

    Rumusan ini menyatakan bahwa perpindahan suatu titik sama dengan turunan

    parsial energi regangan ke gaya dititik itu bekerja.Rumusan tersebut ditemukan oleh seorang Italian

    dari Torino yang bernama Castigliano (1875).

    Contoh :

    Balok kantilever dengan beban terpusat dan

    momen diujung. Diminta menentukan dan

    diujung kantilever.

    P1

    P2

    P3

    P4

    Pn1

    2

    34

    n

    Gambar29:Bendamendapat

    dPndn

    L

    P

    M

    Gambar30:Kantileverdenganbeban

    terpusatdanmomen

    x

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    39/42

    39

    Mx = - M P x

    Menggunakan persamaan (14), energi regangan :

    =L

    dxEIz

    MxU

    0

    2

    2

    dxxEIz

    PxMdxP

    Mx

    EIz

    Mx

    P

    U LL

    =

    =

    =

    00

    )()(

    EIz

    ML

    EIz

    PL

    23

    23

    +=

    dxEIz

    PxMdx

    Mx

    EIz

    MxU LL

    =

    =

    =

    00

    )1()(

    EIz

    ML

    EIz

    PL+=

    2

    2

    3.8. Teorema Betti (1872)

    Benda saat memikul beban P1

    dan P2 mengalami deformasi.

    Pada titik-titik terjadi

    perpindahan 1, 2, 3, 4.

    Pada saat memikul P3 dan

    P4, pada titik-titik terjadi

    perpindahan 1, 2, 3, 4.

    Kalau P1, P2bekerja lebih dulu

    baru P3, P4bekerja kemudian,

    energi regang an :

    U1= P11+ P22

    U2= P11 + P22 + P33 + P44

    Total energi regangan U = U1+ U2

    U = P11+ P22+ P11 + P22 + P33 + P44 (22)

    Kalau dibalik, P3, P4 bekerja lebih dulu baru P1, P2 bekerja kemudian, energi

    regangan :

    U1= P33 + P44

    U2= P33+ P44+ P11+ P22

    Total energi regangan U = U1+ U2

    P1

    P2

    1

    2

    34

    Gambar29:Bendamendapatmemikul2ragam

    P3

    P4

    1

    2

    34

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    40/42

    40

    U = P33 + P44 + P33+ P44+ P11+ P22 (23)

    Karena kondisi akhir sama, persamaan (22) sama dengan persamaan (23), didapat :

    P11 + P22 = P33+ P44 (24)

    Rumusan (23) dikenal sebagai teorema timbal balik (Reciprocal Theorem) dari Betti.

    3.9. Teorema Maxwell

    Langkah sama seperti pada pembahas

    an teorema Betti, diperoleh rumusan :

    P11 = P22

    Untuk P1= P2diperoleh :

    1 = 2 (25)

    Contoh :

    Dari perhitungan dengan menggunakan

    metoda luasan bidang momen atau analitis,

    akibat beban terpusat seperti gambar (31 a),

    didapat :

    EIz

    PL

    48

    3

    1 = EIz

    PL

    16

    2

    1 =

    Dan akibat beban momen seperti gambar

    (31 b) didapat :

    EIz

    ML

    32 =

    Dengan menggunakan teorema Maxwell

    diperoleh persamaan :

    P 2= M 1 atau

    2= MEIz

    PL

    16

    2

    /P =EIz

    ML

    16

    2

    P1

    1

    2

    Gambar30:Bendamendapatmemikul

    P2

    1

    2

    L

    Gambar31:BalokdibebaniP&M

    (a)PembebananStatisP

    (b)PembebananStatisM

    L/2 L/2

    1 (a)

    P

    1

    L

    2 (b)M

    2

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    41/42

    41

    3.2.3. Penutup

    3.2.3.1 Tes formatif

    Tentukan perpindahan vertikal titik D balok pada gambar (31).

    3.2.3.2 Umpan balik

    Teorema Castigliano merupakan cara menghitung lendutan yang paling mudah

    dibanding kedua cara yang lain.

    3.2.3.3 Tindak lanjut

    Mahasiswa harus mau melakukan latihan menghitung lendutan balok berikut :

    Hitung perpindahan vertikal titik tengah bentang C balok gambar (31)

    Hitung Rotasi titik-titk diatas perletakan dan ujung overstek balok gambar (31)

    3.2.3.4 Rangkuman

    Perhitungan lendutan yang dihitung dengan menggunakan cara analitis, metoda

    luasan bidang momen dan teorema Castigliano akan memberikan hasil yang sama.

    Untuk struktur yang relatip rumit teorema castigliano paling mudah untuk

    diaplikasikan.

    3.2.3.5 Kunci jawaban tes formatif

    RA = P arah kebawah

    Untuk sona 0 < x < L : Mx = - P x

    U1 = dxEI

    PxL

    0

    2

    41

    2

    Untuk sona L < x < 5/4 L : Mx = - P x + 5/4 P (x-L)

    P

    L L/4

    DEI

    Gambar31:Balokdenganoverstek

    C

  • 5/28/2018 Buku Ajar Rangka Batang

    42/42

    42

    U2 = dxEI

    LxPPxL

    0

    2

    45

    41

    2

    )(

    U = dxEI

    PxL

    0

    2

    41

    2+ dx

    EI

    LxPPxL

    0

    2

    45

    41

    2

    )(

    P

    UD

    = =

    EI

    PL3

    48

    5