bronkhitis bronkhitis bronkhitis

3
KOMBINASI ANTIBIOTIK PADA PASIEN DENGAN BRONCHITIS AKUT DIAN KUSUMA WARDHANI DEPO FARMASI RSU Dr.SAIFUL ANWAR- MALANG 2009 Latar bel aka ng  Bron chiti s refer s to an inflammatory condition of the larg e el ements of th e tr acheobronc hi al tree that is usua ll y assoc iate d with a gene raliz ed respir ator y inf ectio n (We lls, 2003)  Routine use of antibiotics in the treatment of acut e bronchitis is disco urag ed;ho wever , in pati ents who exhi bit persis tent  fever or respiratory symptomatology for more than 4 to 6 days, the possibility of a concurrent bacterial infection should be suspected (Wells, 2003) Latar belakang  Amp ici lli n is often considered the dru g of cho ice for the treatment of acute exacerbation of bronchitis. (Wells, 2003)  Selection of antibio tics should consider that up to 30% t o 40% o . n uenzae an o .pneumon ae are   a amase  producers, and up to 30% of S.pneumon iae are at least moderately  penicillin resistant  (Reese, 2000)  Pasien yang menggunaka n fasi litas Askes PNS mempun yai pilihan obat yang terbatas (sesuai dengan DPHO), walau tidak tertutup kemungkinan menggunakan obat di luar DPHO Latar belakang  Pada studi kasus ini, kami mempr esent asikan penggunaa n kombinasi antibiotik beserta kemajuan klinisnya pada pasien bronkitis akut yang dirawat pada paviliun RSU Dr . Saiful A nwar Malang.  Ter api yang diberikan a.l. penggunaan beberapa macam antibiotik (ampisilin, cefotaksim, gentamisin, ceftriakson dan levofloksasin) dan obatobat lain untuk penyakit penyertanya.  Kami melakukan pengamatan apak ah penggunaan antibiotik yang diberikan telah efektif . Deskri ps i Pasien  Nama : Ny . M  Umur : 67 tahun  Berat badan : 50 kg  Asuransi : Askes PNS  Ke u an utama : sesa na as  Riwayat peny akit dahulu : 1. infark miokard (lupa, sudah lama) 2. gagal jantung 3. stroke (Juli 2007)  Di ag n os a : b ro nk it is a ku t , I SK ? Case Presentation  Ny. M masuk rumah sakit dengan keluhan ut ama sesak nafas  Batuk semenjak 8 hari yang lalu, sulit mengeluarkan dahak, dahak warna putih, sering tersedak, tidak panas  ar pemer saan s apa an as : pas en menga am sesak, batuk, keadaan umum lemah, suhu 37,3 °C, TD 160/90, nadi 92 bpm

Upload: ginesha-hafidzy-garishah

Post on 21-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: bronkhitis bronkhitis bronkhitis

7/24/2019 bronkhitis bronkhitis bronkhitis

http://slidepdf.com/reader/full/bronkhitis-bronkhitis-bronkhitis 1/3

KOMBINASI ANTIBIOTIK PADA PASIEN

DENGAN BRONCHITIS AKUT

DIAN KUSUMA WARDHANI

DEPO FARMASI RSU Dr.SAIFUL ANWAR- MALANG

2009

Latar belakang

•   Bronchitis refers to an inflammatory condition of the large

elements of the tracheobronchial tree that is usually 

associated with a generalized respiratory infection (Wells,

2003)

•   Routine use of antibiotics in the treatment of acute bronchitisis discouraged;however, in patients who exhibit persistent 

 fever or respiratory symptomatology for more than 4 to 6

days, the possibility of a concurrent bacterial infection should 

be suspected (Wells, 2003)

Latar belakang

•   Ampicillin is often considered the drug of choice for the

treatment of acute exacerbation of bronchitis. (Wells, 2003)

•   Selection of antibiotics should consider that up to 30% to 40%

o . n uenzae an o .pneumon ae are   ‐ a amase

 producers, and up to 30% of S.pneumoniae are at least 

moderately  penicillin resistant  (Reese, 2000)

•   Pasien yang menggunakan fasilitas Askes PNS mempunyaipilihan obat yang terbatas (sesuai dengan DPHO), walau tidak

tertutup kemungkinan menggunakan obat di luar DPHO

Latar belakang

•   Pada studi kasus ini, kami mempresentasikan penggunaan

kombinasi antibiotik beserta kemajuan klinisnya pada pasien

bronkitis akut yang dirawat pada paviliun RSU Dr. Saiful Anwar

Malang.

•   Terapi yang diberikan a.l. penggunaan beberapa macam

antibiotik (ampisilin, cefotaksim, gentamisin, ceftriakson dan

levofloksasin) dan obat‐obat lain untuk penyakit penyertanya.

•   Kami melakukan pengamatan apakah penggunaan antibiotik

yang diberikan telah efektif.

Deskripsi Pasien

•   Nama : Ny. M

•   Umur : 67 tahun

•   Berat badan : 50 kg

•   Asuransi : Askes PNS

•   Ke u an utama : sesa na as

•   Riwayat penyakit dahulu :

1. infark miokard (lupa, sudah lama)

2. gagal jantung

3. stroke (Juli 2007)

•   Diagnosa : bronkitis akut, ISK?

Case Presentation

•   Ny. M masuk rumah sakit dengan keluhan utama sesak nafas

•   Batuk semenjak 8 hari yang lalu, sulit mengeluarkan dahak,dahak warna putih, sering tersedak, tidak panas

•   ar pemer saan s apa an as : pas en menga amsesak, batuk, keadaan umum lemah, suhu 37,3°C, TD 160/90,nadi 92 bpm

Page 2: bronkhitis bronkhitis bronkhitis

7/24/2019 bronkhitis bronkhitis bronkhitis

http://slidepdf.com/reader/full/bronkhitis-bronkhitis-bronkhitis 2/3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 3 14 15 16

5 : RL drip Farbion (vit B1,B6,B12) IV drip   √

rimp er an (meto clop ramide) Inj .IV 3x1   √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

albutamol Neb Nebulizer 3x1   √ √

albutamol+ Flixotide (fluticasone

ropionate) neb

Nebulizer 3x1   √ √ √

Cefotaxime 1g Inj. IV 2x1   √ √ √ √ √

Ampicillin 1g Inj. IV 4x1   √ √ √ √ √

Gentamycin 1g Inj.IV 1x1   √ √ √ √ √

urosemide 20mg Inj. IV 2‐0‐0   √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

ixotide + Fluimucyl (asetilsistein) Neb Nebulizer 3x1   √ √ √ √ √ √ √

Ceftriaxon 1 In .IV 2x1   √ √ √ √ √ √ √ √ √.

evofloxacin 750mg Drip 1x1   √ √ √ √ √ √

etensa (Irbesartan) Tablet 0‐1‐0   √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

enapar(K & Mg –L Aspartat) Tablet 0‐1‐0   √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

tochosil (essential ketoacids) Tablet 2x1   √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

esol id ( di aze pa m) 2 mg Ta bl et 0‐1‐1   √ √ √ √ √ √

ar si x (F ur os em id e) 4 0m g T ab le t 1‐0‐0   √ √ √ √ √ √

argoxin (digoxin) 0,25 mg Tablet 2x ½ tab   √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

aracetamol 500 mg Tablet 3x1   √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

efixime 100 mg tablet 2x1   √ √

xygen 2‐3 lt/min   √

Va ri abl e N or ma l va lu e

Day

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 13 14 15 16

Blood pressure 100/60 140/ 80 120/80 110/70 150/90 120/70 120/80 120/80 100/70 120/

80

120/80 125/

75

1 30 /8 0 1 20 /8 0 1 10 /7 0 1 20

/90

1 10 /6 0 1 40 /8 0 1 20 /8 0 1 10 /7 0 1 10 /7 0 1 30 /6 0 1 20 /7 0 1 30 /8 0 1 00 /7 0 1 20 /

80

120/90 120/

80

110/70 110/60 140/70

Heart rate 84 84 8 4 8 4 88 80 8 0 8 4 84 80 84 88 80 8 0 76 76

Temp. (°C) 36,3 36 36,5 36,5 37,4 36,8 36,4 36,8 36,4 36,3 36,3 3 6 36,4 36 36 36

Hematologic and blood chemical data

Hb 13‐18 g/dL 10,8 13,2 12,3 12,6

Leukocytes 4000‐

10,000/µL

2000

0

21

40

0

156

00

98

00

ESR <150‐450 85 54 54 45

T hr om boc yt es 1 50‐450(103/mm3) 357 507 485 447

PCV/HCT 40‐

54% 41 3 8 39

Ureum 20‐40mg/dL 70,8 52,9

Creatinine 1‐2mg/dL 1,64 1,01

Uric acid 3‐7mg/dL 3,1

Triglyceride <150mg/dL 170

Cholesterol <200mg/dL 162

HDL >35mg/dL 28

LDL <150mg/dL 111

SGOT 8‐37mU/mL 29

SGPT 6 40mU/mL 29

•   Kombinasi antibiotik yang digunakan sudah merupakan drug

of choice, namun hasil yang diperoleh belum efektif. Hal ini

bisa dilihat dari kadar leukosit yang semakin meningkat.

•   Farmasis menginformasikan tentang kemungkinan adanya

resistensi   terhadap antibiotik yang digunakan (ampicilin,

cefotaksim).

•   Namun diputuskan untuk tetap menggunakan antibiotik :

ampisilin

cefotaksim

+gentamisin

D O C

DPHO

 Askes

•   6 hari setelah setelah penggunaan kombinasi antibiotik

ampisilin, cefotaksim dan gentamisin, infeksi tidak dapat

teratasi (leukosit meningkat menjadi 21400).

•   Sehingga diputuskan untuk mengganti antibiotik, menjadi

kombinasi antara levofloksasin infus 750 mg dan ceftriakson

1g.

•   Kombinasi antara antibiotik gol sefalosporin generasi ke 3 dan

fluoroquinolon efektif untuk mengatasi bakteri yang telah

resisten terhadap enzim laktamase (Reese, 2000)

•   3 hari setelah penggunaan kombinasi antibiotik ceftriaksondan levofloksasin leukosit turun menjadi 15600.

•   5 hari kemudian leukosit turun menjadi 9800

•   Pasien diperbolehkan KRS setelah data leukosit dan KU pasien

membaik.

•   Namun, 2 minggu sesudahnya pasien kembali MRS dengan

keluhan yang sama yaitu sesak nafas.

•   Terapi langsung menggunakan kombinasi antibiotik

sefalosporin gen ke 3 dan fluoroquinolon. Lama perawatan

pasien terbukti menjadi lebih pendek bila dibandingkan

dengan MRS yang pertama.

PEMBAHASAN

•   Farmasis telah menginformasikan kemungkinan adanya resistensiterhadap antibiotik gol penisilin dan merekomendasikan untuk

menggunakan antibiotik yang lebih poten ( sefalosporin dan

fluoroquinolon).

•   e e a s us an, pu us an un u e ap mengguna an

antibiotik yang masuk dalam DPHO terlebih dahulu. Terkait

dengan biaya yang akan dikeluarkan oleh pasien.

•   Kombinasi antibiotik ampisilin, cefotaksim dan gentamisin terbukti

tidak efektif. Sehingga perlu untuk menggunakan antibiotik yang

walaupun harganya relatif lebih mahal, namun terbukti lebih

efektif.

Page 3: bronkhitis bronkhitis bronkhitis

7/24/2019 bronkhitis bronkhitis bronkhitis

http://slidepdf.com/reader/full/bronkhitis-bronkhitis-bronkhitis 3/3

COST EFFECTIVE ?•   Berikut adalah ilustrasi perbandingan biaya yang harus

dikeluarkanpasien.

MRS – 1 (16 hari) MRS – 2 (10 hari)

Room : 16 x Rp 400.000 = Rp 6.400.000

Visite (2 dokter) :

16 x Rp 400.000 = Rp 6.400.000

Room : 10 x Rp 400.000 = Rp 4.000.000

Visite (2 dokter) :

10 x Rp 400.000 = Rp 4.000.000

Antibiotik :Ampisilin : gratis

Cefotaksim : gratis

Gentamisin : gratis

Ceftriakson : gratis

Levofloksasin (cravit 750 mg) :

6xRp 380.000 = Rp 2.280.000

Antibiotik :

Ceftriakson : gratis

Ciprofloksasin : gratis

Total biaya : Rp 15.080.000

Outcome klinik pasien sembuh

Total biaya : Rp 8.000.000

Outcome klinik pasien sembuh

KESIMPULAN

•   Terapi yang diberikan efektif mengatasi keluhan utama pasien.

•   Farmasis telah memberikan informasi mengenai kemungkinan

adanya resistensi terhadap beberapa antibiotik Drug of Choice

yang digunakan (ampisilin, cefotaksim ).

•   Pada kasus ini, antibiotik yang terbukti efektif dan cost ‐

effective untuk mengatasi bronchitis akut adalah kombinasi

antara sefalosporin gen ke 3 (ceftriakson) dan fluoroquinolon

(ciprofloxacin atau levofloxacin).

•   Kerjasama yang baik antara dokter dan apoteker membantu

tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal pada pasien.