bahan tambahan beton

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton. Peristiwa tadi menunjukkan dikenalnya fungsi beton sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat- sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains material yaitu suatu cabang ilmu yan meliputi pengembangan dan penerapan pengetahuan yang mengkaitkan komposisi, struktur dan 1

Upload: rullybb

Post on 01-Jan-2016

126 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

beton

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan tambahan beton

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap

mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa

hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah

bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia

ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat.

Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan

Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton.

  Peristiwa tadi menunjukkan dikenalnya fungsi beton sejak zaman dahulu. Sebelum

mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya

merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di

zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu

lantas dinamai pozzuolana. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad

pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari

peredaran.

  Material itu sendiri adalah benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan

dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk. Dan Sains material yaitu suatu cabang

ilmu yan meliputi pengembangan dan penerapan  pengetahuan yang mengkaitkan

komposisi, struktur dan pemrosesan material dengan sifat-sifat kegunaannya.semen

termasuk material yang sangat akrab dalam kehidupan kita sehari-hari.

B. Perumusan Masalah

1. Apa pengertian, kelebihan dan kekurangan dari Beton?

2. Jelaskan sifat – sifat beton ?

3. Apa saja bahan – bahan penyusun Beton ?

4. Jelaskan pengertian dari Teknologi Additive dan Admixture (bahan tambah beton) ?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah kita dapat mengetahui kelebihan dan

kekurangan dari beton, dapat mengetahui sifat – sifat dan bahan penyusun beton.

1

Page 2: Bahan tambahan beton

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Beton

  Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan

atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. . Dalam pengertian

umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian

diikat semen bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun

perbandingan pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang

khas, perlu dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat.

Kelebihan dan kekurangan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain adalah sebagai

berikut.

1) Kelebihan Beton

Harganya relatif murah karena menggunakan bahan lokal.

Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, serta mempunyai sifat tahan

terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan.

Adukan beton mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk dan ukuran

sesuai keinginan.

Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan mampu memikul

beban yang berat.

Adukan beton dapat disemprotkan di permukaan beton lama yang retak

maupun diisikan ke dalam retakan beton dalam proses perbaikan. Selain

itu dapat pula dipompakan ke tempat yang posisinya sulit.

Biaya perawatan yang cukup rendah karena termasuk tahan aus dan

tahan kebakaran.

2) Kekurangan Beton

Beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh

karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes).

Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat dilatasi

(expansion joint) untuk stuktur yang panjang untuk memberi tempat bagi

susut pengerasan dan pengembangan beton.

2

Page 3: Bahan tambahan beton

Beton keras (beton) mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan

suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-

retak akibat perubahan suhu.

Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat

dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak

beton.

Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan di detail

secara seksama agar setelah dikomposisikan dengan baja tulangan

menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

II.2 Sifat-Sifat Beton

  Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, maka pengetahuan

tentang sifat-sifat adukan beton maupun sifat-sifat beton yang telah mengeras perlu

diketahui. Sifat-sifat tersebut antara lain.

Kuat Hancur

  Beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 N/mm2 (12.000 lb/in2), atau

lebih tergantung pada perbandingan air-semen serta tingkat pemadatannya. Kuat

hancur dari beton dipengaruhi oleh sejumlah faktor, selain oleh perbandingan air-

semen dan tingkat pemadatannya. Faktor-faktor penting lainnya yaitu:

1. Jenis semen dan kualitasnya, mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas

beton.

2. Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat. Kenyataan menunjukan

bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton, dengan kuat desak

maupun tarik yang lebih besar dari penggunaan krikil halus dari sungai.

3. Effisiensi dari perawatan (curing). Kehilangan kekuatan sampai 40% dapat

terjadi bila pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan adalah hal

yang sangat penting oada pekerjaan lapangan dan pembuatan benda uji.

4. Suhu , Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan

bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat hancur beton akan tetap rendah untuk

waktu yang lama.

3

Page 4: Bahan tambahan beton

5. Umur. Pada keadaan yang normal kekuatan beton akan bertambah dengan

umurnya. Kecepatan bertambahnya kekuatan tergantung pada jenis semen.

Durability (Keawetan)

  Merupakan kemampuan beton untuk bertahan seperti kondisi yang

direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka waktu yang direncanakan. Dalam hal

ini perlu pembatasan nialii faktor air semen maksimum maupun pembatasan dosis

semen minimum yang digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan.

Kuat Tarik

  Kuat tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak pada waktu umurnya

masih muda, dan berkisar seper-sepuluh sesudahnya.biasanya tidak diperhitungkan di

dalam perencanaan beton. Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan

retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik diadakan untuk

pembuatan beton konstruksi jalan raya dan lapangan terbang.

Modulus Elastisitas

  Modulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan

regangan beton biasanya ditentukan pada 25-50% dari kuat tekan beton.

Rangkak (Creep)

  Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus-

menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul.

Susut (Shrinkage)

  Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengnan pembebanan.

Kelecakan (Workability)

  Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh

kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan

finishing. Atau workability adalah besarnya kerja yang dibutuhkan untuk

menghasilkan kompaksi penuh.

II.3 Bahan-Bahan Penyusun Beton

1. Semen

  Semen adalah bahan organik yang mengeras pada percampuran dengan air

atau larutan garam. Jenis-jenis semen menurut BPS adalah :

4

Page 5: Bahan tambahan beton

a) semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan,

dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang

diolah dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Semen ini biasa

digunakan sebagai perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan

prosentase kandungan penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd.

V.

b) semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan

digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau

pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone

murni.

c) oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang

digunakan dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat

maupun di lepas pantai.

d) mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan

(fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari

pembakaran batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida,

besi oksida dan oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini

digunakan sebagai campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih

keras.

Semen yang biasa digunakan pada teknik sipil adalah semen portland. Semen

portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan

cara menghaluskan clinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang

bersifat hidrolis) dengan batu gips sebagai tambahan.

  Pada umumnya semen portland yang digunakan adalah jenis semen portland

biasa (ordinary cement portland), yaitu semen portland yang digunakan untuk tujuan

umum. jenis semen portland dapat dibagi menurut beberapa segi yaitu: Segi

kebutuhan khusus dan Segi Penggunaan

Segi kebutuhan khusus

  Sesuai kebutuhan penggunaannya, ada jenis semen yang memiliki tujuan

penggunaan khusus seperti berikut.

5

Page 6: Bahan tambahan beton

Semen portland yang cepat mengeras (rapid hardening portland

cement),semen jenis ini umumnya memiliki kadar C3S (tricalsium silika) atau

C3A yang tinggi . dalam standar semen ASTM, semen jenis ini termasuk

semen Portland type III.

semen Portland tahan sulfat sedang dan semen Portland tahan sulfat,semen ini

mempunyai bentuk yang lebih tahan sulfat daripada semen biasa, karena kadar

tricalsium aluminate rendah. Kadar maksimum untuk semen tahan sulfat

sedang adalah 8% dan untuk semen tahan sulfat adalah maksimum 5%. Semen

ini tahan terhadap sulfat, namun berarti tidak tahan terhadap asam sulfat. Yang

dimaksud sulfat disini adalah garam sulfat yang larut, misalnya air laut, rawa,

dan sebagainya, dimana kadar sulfatnya lebih dari 1%. Semen ini termasuk

semen portland type II A dan type V.

semen Portland Pozzolanic, semen ini merupakan campuran dari semen biasa

(85-60 %) dengan bubuk halus trass atau pozzolan (15-40%), atau benda-

benda yang bersifat pozzolan (seperti abu volkanis, abu bahan bakar, tanah liat

bakar, atau fly ash). Penggunaan adalah pada bangunan yang mendapat

gangguan garam sulfat atau panas rendah. Bila bahan yang dicampurkan terak

dapur tinggi, disebut semen portland terak dapur tinggi.

semen Portland panas rendah (Low Heat Cement), Semen jenis ini memiliki

kadar C3S maksimum 35% dan kadar C3A maksimum 7 %. Semen ini

memiliki derajat pengersan yang lambat dan panas yang dihasilkannya lebih

rendah dibandingkan dengan semen lain. Penggunaannya terutama terbatas

pada turap penahan tanah gravitasi, bendungan besar, dan konstruksi beton

pejal di mana suhu massa beton naik. Semen ini dalam standar ASTM

termasuk semen portland type IV.

masonry Cement ,Semen jenis ini adalah semen portland yang dicampur

dengan bubuk batu atau batuan kapur sampai ± 50 %. Penggunaan semen jenis

ini adalah untuk aduk pasangan.

Semen Portland putih, Semen ini adalah semen portland dimana bahan-bahan

dasarnya mengandung senyawa besi yang rendah. Kadar Fe203 pada semen

ini dibatasi maksimum 0,5%, karena senyawa besi tersebut menimbulkan

warna tua pada semen. Semen ini mempunyai sifat yang biasa dengan semen

portland biasa. Proses pembuatan semen ini memerlukan ketelitian tinggi dan

bahan dasarnya mahal oleh karena itu, harga semen putih lenih mahal daripada

6

Page 7: Bahan tambahan beton

semen biasa, kira-kira satu sampai empat kali smen portland biasa.

Segi Penggunaan

  Ditinjau dari penggunaanya, menurut ASTM (American Society for Testing

and Material) semen portland dapat dibedakan menjadi lima.

Jenis I

Semen portland penggunaan umum (normal portland cement), yaitu jenis

semen portland untuk penggunaan dalam konstruksi beton yang tidak

memerlukan sifat-sifat khusus. Misalnya untuk pembuatan trotoar, pasangan

bata, dan sebagainya. Semen ini merupakan semen yang paling banyak

digunakan yaitu 80-90% dari produksi semen portland.

Jenis II

Semen pengeras pada panas sedang. Semen ini memiliki panas hidrasi lebih

rendah dan keluarnya panas lebih lambat daripada semen jenis I. Semen jenis

ini biasanya digunakan pada bangunan-bangunan yang berhubungan dengan

rawa, pelabuhan,jembatan besar, bendungan, bangunan-bangunan lepas pantai,

saluran-saluran air buangan dan sebagainya. Jenis ini juga dapat digunakan

untuk bangunan-bangunan drainase di tempat yang memiliki konsentrasi sulfat

agak tinggi.

Jenis III

Semen portland dengan kekuatan awal tinggi (high-early –strength-portland-

cement). Semen jenis ini memperoleh kekuatan besar dalam waktu singkat,

sehingga dapat digunakan untuk pembuatan beton pracetak, perbaikan

bangunan-bangunan beton yang perlu segera digunakan atau yang acuannya

perlu segera dilepas serta pembetonan di daerah cuaca dingin(salju).

Jenis IV

Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah (low heat port land cement)

jenis ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan yang memerlukan panas

hidarasi serendah-rendahnya. Untuk mengurangi panas hidrasi yang terjadi

(penyebab retak), maka pada semen jenis ini senyawa C3S dan C3A

dikurangi. Selain itu, semen jenis ini kekuatannya tumbuh lambat. Semen jenis

ini biasanya digunakan pada bangunan-bangunan sebagai berikut:

- Konstruksi DAM

7

Page 8: Bahan tambahan beton

- Basement

- Pembetonan pada daerah bercuaca panas.

Jenis V

Semen portland tahan sulfat (sulfate resisting portland cement). Jenis ini

merupakan jenis khusus yang maksudnya hanya untuk penggunaan pada

bangunan-banguan yang kena sulfat, seperti di tanah atau air yang kadar I

alkalinya tinggi. Pengerasan berjalan lebih lambat daripada semen biasa.

Proses pembuatan semen dapat dibedakan menurut :

a) Proses basah : semua bahan baku yang ada dicampur dengan air,

dihancurkan dan diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan

bakar minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan karena

masalah keterbatasan energi BBM.

b) Proses kering : menggunakan teknik penggilingan dan blending

kemudian dibakar dengan bahan bakar batubara. Proses ini meliputi lima tahap

pengelolaan yaitu :

c) proses pengeringan dan penggilingan bahan baku di rotary dryer dan

roller meal.

d) proses pencampuran (homogenizing raw meal) untuk mendapatkan

campuran yang homogen.

e) proses pembakaran raw meal untuk menghasilkan terak (clinker :

bahan setengah jadi yang dibutuhkan untuk pembuatan semen).

f) proses pendinginan terak.

g) proses penggilingan akhir di mana clinker dan gypsum digiling dengan

cement mill.

Dari proses pembuatan semen di atas akan terjadi penguapan karena

pembakaran dengan suhu mencapai 900 derajat Celcius sehingga

menghasilkan : residu (sisa) yang tak larut, sulfur trioksida, silika yang larut,

besi dan alumunium oksida, oksida besi, kalsium, magnesium, alkali, fosfor,

dan kapur bebas.

2. Agregat

  Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam

campuran mortar (aduk) dan beton. Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang

telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan

8

Page 9: Bahan tambahan beton

aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan

memecah batuan induk yang lebih besar.

  Agregat halus untuk beton adalah agregat berupa pasir alam sebagai hasil

disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh

alat-alat pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5 mm.

  Agregat kasar untuk beton adalah agregat berupa kerikil kecil sebagai hasil

disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari

pemecahan batu, memiliki ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum

yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian.

Pada teknologi beton, agregat terdiri dari banyak klasifikasi, yaitu;

Ditinjau dari asalnya

a. Agregat alam

  Pada umumnya agregat alam menggunakan bahan baku alam atau hasil

penghancurannya. Jenis batu alam yang baik untuk agregat adalah batuan beku. Jenis

batu endapan atau metamorph juga dapat dipakai meskipun kualitasnya masih perlu

dipilih. Batuan yang abaik untuk agregat adalah butiran-butiran yang keras kompak,

tidak pipih , kekal (volume tidak mudah berubah karena perubahan cuaca), serta tidak

terpengaruh keadaan sekelilingnya.

Agregat alam dapat dibedakan atas tiga kelompok.

o kerikil dan pasir alam agregat jenis ini merupakan hasil penghancuran oleh

a;lam dari batuan induknya. Seringkali agregat ini terdapat jauh dari asalnya karena terbawa arus air atau angin, dan mengendap di suatu tempat. Pada umumnya pasir dan kerikil yang terbawa arus air berbentuk bulat, sehingga dianggap baik untuk agregat aduk atau beton. Umumnya pula jenis agregat ini bentuknya berubah-ubah dan tidak homogen sehingga dalam penggunaannya untuk beton diperlukan perhatian khusus. Karena perubahan susunan butir agregat sangat berpengaruh terhadap sifat beton yang dibuat agregat tersebut.

o Agregat batu pecah,Jenis batu yang baik untuka agregat ini adalah batuan beku

yang kompak. Di dalam pemakaiannya, batu pecah membutuhkan air lebih banyak karena luas bidang permukaannya relatif lebih luas. Dengan demikian untuk mendapatkan kelecakan aduk tertentu dan faktor air semen sama, beton dengan agregat batu pecah akan menggunakan semen sedikit lebih banyak daripada beton dengan menggunakan pasir atau kerikil alam. kekuatan beton dengan batu pecah biasanya juga lebih tinggi , karena daya lekat perekat pada permukaan batu pecah lebih baik daripada butiran yang halus. Macam-macam

9

Page 10: Bahan tambahan beton

batu yang cocok digunakan untuk agregat beton yaitu:

Batu kapur adalah hasil sedimentasi yang komposisi utamanya adalah kalsium karbonat. Semakin keras dan padat jenis batu kapur ini semakin cocok untuk pembuatan beton.

Batu api. Meliputi granit, basalt, dolerit, gabbros dan porphyries. Granit adalah keras ulet dan padat sehingga merupakan agregat yang baik untuk beton. Basalt merupakan batu api yang menyerupai granit, tetapi struktur butirnya lebih halus karena pendinginan yang cepat pada proses pembentukannya. Dolerit mempunyai struktur butir kristal yang halus dan mengandung felspar banyak. Beberapa dolerit bilamana digunakan untuk beton dapat menyebabkan retak-retak dan menggangggu penggunaannya. Diketahi bahwa batu ini mengembang dan menyusut sesuai dengan kelembaban

Sandstone. Sandstone bervariasi mulai dari yang paling keras dengan komposisi butiran yang berdekatan , sampai yang lebih lunak dengan butiran yang lebih lepas, seperti batu tulis yang berpasir, dimana adanya tanah liat menyebabkannya menjadi lunak, gampang pecah dan daya serapnya tinggi.

Batu tulis biasanya agregat yang tidak baik , lunak, lemah, dan berlapis dan daya serapnya tinggi. Selain itu bentuknya yang pipih menyebabkan partikel-partikel ini sulit dipadatkan di dalam beton.

Batuan metamorforsa, bervariasi dalam karakternya. Marmer dan quartzites biasanya pejal, padat, serta cukup ulet dan kuat.

o agregat batu apung ,merupakan agregat alamiah yang ringan dan umum

digunakan. Penggunaan batu apung harus bebas dari debu volkanik halus dan bahan-bahan yang bukan volkanik, misalnya lempung. Batu ini memiliki sifat isolasi panas yang baik.

b. Agregat buatan

  Agregat buatan adalah suatu agregat yang dibuat dengan tujuan penggunaan

khusus, atau karena kekurangan agregat batuan-batuan alam. Berikut adalah contoh

agregat buatan:

klinker dan breeze

pada umumnya klinker dianggap sebagai bahan yang dibakar sempurna, massanya

mengeras dan berinti, serta terisi bahan yang sedikit terbakar. Adapun breeze

merupakan bahan residu yang kurang keras dan kurang baik pembakarannya,

10

Page 11: Bahan tambahan beton

sehingga mengandung lebih banyak bahan yang mudah terbakar. Kuantitas bahan

yang mudah terbakar akan mempengaruhi rambatan kelembapan. Makin banyak

bahan yang mudah terbakar semakin besar pula terjadinya rambatan

kelembapan.Sumber utama jenis agregat ini adalah stasiun pembangkit tenaga dimana

ketel uap dipanasi dengan bahan bakar padat. Agregat jenis ini banyak dipergunakan

untuk memproduksi blok dan pelat untuk partisi/penyekat dalam dan tembok interior

lainnya.

agregat yang berasal dari bahan-bahan yang mengembang

tanah liat dan batu tulis yang terjadi secara alamiah dapat dipergunakan unytuk

membuat bahan berpori yang ringan, dengan permukaan yang berbentuk sel-sel

dengan pemanasan sampai suhu sekitar 1000 0C – 2000 0C.

cooke breeze

cooke breeze adalah hasil tambahan dari sisa bakaran bahan bakar batu arang yang

kurang sempurna pembakarannya, biasanya terdapat pada dapur-dapur rumah tangga

di negara-negara Eropa dan Amerika. Cooke breeze mengandung banyak sekali arang,

kadang mencapai 75 %. Kandungan arang yang banyak tadi akan menghambat

pengerasan semen sehingga dalam pemakaiannya perlu mendapat perhatian.

Hydite

Agregat jenis ini dibuat dari tanah liat (shale) yang dibakar dalam dapur berputar.

Tanah liat kering atau yang bergumpal – gumpal atau pecahan shale dibakar

mendadak dalam dapur berputar pada suhu tinggi. Dengan demikian bahan akan

membengkak. Hasilnya merupakan bongkahan-bongkahan tanah yang mengembang

serta hampir leleh, kemudian dihancurkan dan diayak hingga mencapai susunan butir

yang diperlukan.

Lelite

lelite dibuat dari batu metamorpora atau shale yang mengandung senyawa-senyawa

karbon. Bahan dasarnya dipecah kecil-kecil, kemudian dilakukan pembakaran dalam

dapur vertikal pada suhu yang tinggi (± 1550oC). Pada suhu ini butiran-butiran akan

mengembang dan terkumpul di bawah (dasar) dapur berupa lempeng-lempeng yang

berlubang seperti rumah lebah. Dari lempeng-lempeng ini dibuat bahan tambah

dengan memecah dan mengayaknya untuk mendapatkan butiran-butiran dengan

ukuran tertentu. Lempeng itu sendiri dapat dipergunakan untuk unsur bangunan guna

menghambat suara dan panas.

11

Page 12: Bahan tambahan beton

Ditinjau dari berat jenisnya

 Ditinjau dari berat jenisnya, agregat dibedakan menjadi tiga macam.

1. Agregat Ringan

  Agregat ini adalah agregat yang memiliki berat jenis kurang dari 2,0, dan

biasanya digunakan untuk beton non struktural. Agregat ini juga dapat digunakan

untuk beton struktural atau blok dinding tembok. Kelebihan agregat ini adalah

memiliki berat yang rendah , sehingga strukturnya ringan dan fondasinya dapat lebih

kecil. Agregat ini dapat diperoleh secara alami maupun buatan. Beberapa contoh

agregat ringan : agregat batu apaung, rocklite, lelite, dan sebagainya.

2. Agregat Normal

  Agregat normal adalah agregat yang memiliki berat jenis antara 2,5 sampai

2,7. agregat ini berasal dari batuan granit, basalt, kuarsa, dan sebagainya. Beton yang

dihasilkan memiki berat jenis sekitar 2,3 dengan kuat tekan antara 15 Mpa sampai 40

Mpa. Betonnya dinamakan beton normal

3. Agregat Berat

  Agregat ini memilik berat jenis lebih dari 2,8. contoh agregat berat , misalnya

magnetik (Fe2O4), barytes (BaSO4), dan serbuk besi. Beton yang dihasilkan juga

memiliki berat jenis tinggi (sampai 5,0), yang efektif sebagai pelindung sinar radiasi

sinar X.

Ditinjau dari Bentuknya

  Ditinjau dari bentuknya, agregat dapat dibedakan atas agregat bulat, bersudut,

pipih, dan memanjang.

a) Bulat

 Agregat jenis ini biasanya berasal dari sungai atau pantai dan

mempunyai rongga udara minimum 33%. Agregat ini hanya

memerlukan sedikit pasta semen untuk menghasilkan adukan beton

yang baik. Agregat jenis ini tidak cocok untuk beton mutu tinggi

maupun perkerasan jalan raya. Agregat berbentuk bulat sebagian

mempunyai rongga udara yang lebih besar daripada agregat bulat,

yaitu berkisar 35-38%. Dengan demikian agregat jenis ini

membutuhkan pasta semen lebih banyak untuk mendapatkan beton

segar yang baik (dapat dikerjakan).

b) Bersudut

Bentuk ini tidak beraturan, memiliki sudut-sudut yang tajam dan

12

Page 13: Bahan tambahan beton

permukaannya kasar. Termasuk jenis ini adalah semua jenis batu pecah

hasil pemecahan dengan mesin. Agregat ini memiliki rongga yang

lebih besar, yaitu antara 38% sampai 40%. Ikatan antar butirnya baik

sehingga membentuk daya lekat yang baik. Agregat jenis ini baik

untuk membuat beton mutu tinggi maupun lapis perkerasan jalan.

c) Pipih

 Agregat jenis ini adalah agregat yang memiliki perbandingan ukuran

terlebar dan tertebal pada butiran itu lebuh dari 3. Agregat ini berasal

dari batu-batuan yang berlapis.

d) Memanjang (Lonjong)

Butiran agregat dikatakan memanjang jika perbandingan ukuran yang

terpanjang dan terlebar lebih dari 3.

Ditinjau dari tekstur permukaan

a) .Agregat dengan permukaan seperti gelas, mengkilat. Contoh: flint hitam,

obsidian.

b) Agregat dengan permukaan kasar. Umumnya berupa pecahan batuan,

permukaan tampak kasar tampak jelas bentuk kristalnya. Contoh jenis ini:

basalt, felsite, batu kapur, dan sebagainya.

c) Agregat denga permuakaan licin. Biasa ditemukan pada batuan yang

butiran-butirannya sangat halus. Contoh: kerikil sungai, chart, batu lapis,

dan sebagainya.

d) Agregat dengan permukaan berbutir. Pecahan dari batuan ini menunjukan

adanya butir-butir bulat yang merata. Misalnya batuan pasir, colite.

e) Agregat berpori dan berongga.

3. Air dan Bahan Campuran

  Beton menjadi keras karena reaksi antara semen dan air. Oleh karena itu, air yang

dipakai untuk mencampur kadang-kadang mengubah sifat semen. Air yang digunakan adalah

air yang bersih, tidak mengandung minyak, lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat

merusak kekuatan beton. Untuk itu diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu apakah air itu

cocok untuk dipakai sebagai campuran beton atau tidak. Cara berikut ini dipergunakan untuk

13

Page 14: Bahan tambahan beton

pemeriksaan tersebut: Waktu set semen dan kekuatan tekan diukur untuk mortar yang

dicampur dengan air bersih dan yang dicampur air yang diuji, hasil pengukurannya

dibandingkan. Sedangkan air laut hanya dapat dipakai untuk beton yang tidak

mempergunakan baja tulangan karena mengandung garam yang dapat menyebabkan baja

berkarat.

  Bahan campuran ditambahkan dengan maksud agar dapat memperbaiki sifat beton

yang lemah dan mengeras. Bahan campuran dibagi menjadi dua kelompok: yang pertama

ialah bahwa volume yang ditambahkan harus diperhitungkan pada pengadukan beton dan

yang ditambahkan tidak perlu diperhitungkan. Yang pertama disebut bahan campuran dan

yang kedua disebut zat campuran.

  Ada beberapa macam bahan campuran. Contoh khas adalah bahan yang memiliki sifat

hidrolik tersembunyi seperti pozolan, abu terbang, slag tanur tinggi, dan berbagai bahan

penambah.

  Ada beberapa jenis zat campuran yang digolongkan menurut fungsinya yaitu zat

pembawa dan zat untuk pendispersi (zat penghilang air). Zat pembawa dipakai untuk

memperbaiki kemampuan pengerjaan dengan mencampur sejumlah optimum udara ke dalam

beton. Termasuk ke dalam golongan ini adalah resin vinol. Zat untuk pendispersi

dipergunakan untuk mencegah tersetnya partikel dalam semen. Jika zat ini dibubuhkan dalam

beton, kecairan beton akan bertambah. Garam kondensat tinggi dari asam sulfonat melamin

dan sebagainya temasuk golongan zat pendispersi.

II.4 Teknologi Additive dan Admixture (bahan tambah beton)

1. Chemical Admixture (Additive) :Bahan-bahan admixture yang dapat larut dalam air digolongkan sebagai chemical admixture

2. Mineral Admixture :Bahan-bahan admixture yang tidak dapat larut dalam air digolongkan sebagai mineral admixture

Ada 4 jenis bahan additive, yaitu:

a) Air-Entraining (AEA)

Penerapan:

-  Untuk meningkatkan ketahanan beku/cair

- Untuk meningkatkan workabilitas

14

Page 15: Bahan tambahan beton

Pengaruh:

- Menghasilkan butiran-butiran udara kecil yang banyak dalam beton

Keterangan:      

Efisiensi semakin berkurang seiring dengan meningkatnya suhu, kadar semen

tinggi dan  kehadiran fly ash

b) Water-Reducing

Penerapan:

- Untuk meningkatkan workabilitas

- Untuk meningkatkan kekuatan pada tingkat workabilitas yang sama 

- Untuk memperbaiki sifat beton yang menggunakan agregat bergradasi

jelek

Pengaruh:

- Memisahkan partikel-partikel semen dan meningkatkan fluiditas beton

- Mengurangi kebutuhan air pencampur

- Dapat mempengaruhi waktu setting beton

Keterangan:

Kandungan klorida harus dibatasi, overdosis lignosulphonates dapat

menyebabkan penundaan pengerasan yang berlarut-larut. Selanjutnya hal ini

dapat mempengaruhi kekuatan dan porositas beton.

c) High Range water Reducer Superplasticizers (HRWR)

Penerapan:

- Untuk memfasilitasi penempatan dan pemadatan (contoh pada elemen

beton bertulang yang ditulangi dalam jumlah banyak)

- Untuk meningkatkan kekuatan

- Untuk menghasilkan bentuk permukaan yang berkualitas tinggi 

-  Untuk memfasilitasi pumping

Pengaruh:

- Meningkatkan fluiditas beton dengan pengaruh yang kecil pada waktu

setting

Keterangan:

Kecocokan dengan zat tambahan lain dalam campuran harus diperiksa,

penambahan kembali air pada beton lebih dari sekali untuk mengembalikan

slump dapat menyebabkan reduksi kekuatan ultimate.

d) Permeability Reducing

Penerapan:

15

Page 16: Bahan tambahan beton

- Untuk mengurangi perpindahan uap air

Pengaruh:

- Mengisi pori-pori dengan bahan-bahan yang reaktif, atau bahan penolak

air (water-repellent)

Keterangan:

Tidak akan mengubah beton kualitas rendah menjadi beton kedap air.

Pengurangan permeabilitas disebabkan oleh meningkatnya workabilitas dan

pengerjaan yang lebih baik

Sebenarnya masih ada tipe additive-additive lain, tapi pemanfaatannya sendiri untuk industri readymix di Indonesia belum maksimal. Additive-additive yang saya maksud yaitu:

VMA (viscosity-modifying admixtures)

SRA (shrinkage reducing admixture)

AWA (anti washout agent)

Tipe-tipe Mineral Admixture yaitu:

Material cementitious

Dapat bereaksi langsung dengan air. Bahan ini  mengandung silikat dan kalsium aluminosilikat. Contoh: Blast Furnace Slag, yaitu bahan buangan industri baja yang menggunakan tanur pijar.

Material pozzolanic

Material yang dapat bereaksi dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya didominasi oleh siliceous  dan aluminous. Contoh: Abu Terbang kelas F, yaitu sisa buangan Industri Pembangkit Listrik yang menggunakan batubara jenis bituminous atau anthracite. Selain itu, silica fume (hasil sampingan produksi elemen silicon), juga bahan pozzolanic. Komposisinya didominasi oleh unsur amorphous silica.

Material pozzolanic dan cementitious

Material ini dapat bereaksi dengan air saja atau dengan kapur bebas (Ca(OH)2) plus air. Komposisinya didominasi oleh siliceous, aluminous dan kapur.  Contoh: Abu Terbang kelas C, yaitu sisa buangan Industri PLTU yang menggunakan barubara jenis lignite atau subbituminous.

Material inert

Material ini tidak bereaksi secara kimiawi dengan unsur-unsur semen. Contoh: bahan buangan pabrik batu marmer, bahan kuarsa yang sudah dihaluskan dan lain-lain.

16

Page 17: Bahan tambahan beton

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

  Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air,

dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Bahan

penyusun beton tersebut pun memiliki banyak banyak klasifikasi yang berdasarkan

kegunaan, bentuk, dan ukuran yang mana telah diuraikan pada bagian pembahasan.

  Beton sebagai bahan bangunan juga telah lama dikenal di Indonesia.

Disamping mempunyai kelebihan dalam mendukung tegangan tekan, beton mudah

dibentuk sesuai dengan kebutuhan, dapat digunakan pada berbagai struktur teknik

sipil serta mudah di rawat. Dalam pembuatan beton pun dapat dimanfaatkan bahan-

bahan lokal oleh sebab itu beton sangat populer dipakai.

Daftar Pustaka

Kirby, R. S., dan Laurson, P. G., 1932,The Early Years of Modern Civil Engineering

(NewHaven: Yale University Press), hal. 273-275.

Straub, H,. 1964,  A History of Civil Engineering (Cambridge: The M.I.T. Press), hal. 205-

215.Translated from the German Die Geschichte der Bauingenieurkuntst, Verlag Birkhauser,

Basel,1949.

Kirby, R. S., dan Laurson, P. G., 1932, The Early Years of Modern Civil Engineering

(NewHaven: Yale University Press), hal. 273-275.

Ward, W. E., 1883, “Beton in Combination with Iron as a Building Material,”

Transactions ASME, 4, hal. 388-403.

Kirby, R. S., dan Laurson, P. G., 1932, The Early Years of Modern Civil Engineering

(NewHaven: Yale University Press), hal. 275. Anonim, ( )., CIP 33

http://tosimasipil.blogspot.com/2013/07/teknologi-bahan-konstruksi.html

 http://zaialqudri26.blogspot.com/2012/04/teknologi-additive-dan-admixture-bahan.html

17