bab v tawwa

40
BAB V PEMBAHASAN Pemilihan umum merupakan salah satu ciri dari sistem politik demokrasi. Pemilihan umum dan institusi legislatif yang dihasilkannya merupakan penghubung yang sah antara rakyat dan pemerintah dalam suatu masyarakat demokrasi, sebagai sarana artikulasi dan agregasi kepentingan bagi rakyat. Keberadaan Pemilu merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh karena tidak dimungkinkanya melaksanakan demokrasi langsung sekarang ini. Sistem pemilu di Indonesia berlahan berkembang kearah yang lebih Demokratis sejak reformasi tahun 1998. Pemilu 2004 merupakan pemilu legislatif pertama yang diadakan secara langsung. Selanjutnya, pemilihan Gubernur, Bupati/Walikota secara langsung. Ini mengindikasikan bahwa rakyat telah lebih banyak dilibatkan dalam proses politik. Trend ini berlanjut hingga tahun 2009 diadakanya Pemilu legislatif. Dalam

Upload: ikhsan-amadea

Post on 28-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V Tawwa

BAB V

PEMBAHASAN

Pemilihan umum merupakan salah satu ciri dari sistem politik

demokrasi. Pemilihan umum dan institusi legislatif yang dihasilkannya

merupakan penghubung yang sah antara rakyat dan pemerintah dalam suatu

masyarakat demokrasi, sebagai sarana artikulasi dan agregasi kepentingan

bagi rakyat. Keberadaan Pemilu merupakan sesuatu yang sangat diperlukan

oleh karena tidak dimungkinkanya melaksanakan demokrasi langsung

sekarang ini.

Sistem pemilu di Indonesia berlahan berkembang kearah yang lebih

Demokratis sejak reformasi tahun 1998. Pemilu 2004 merupakan pemilu

legislatif pertama yang diadakan secara langsung. Selanjutnya, pemilihan

Gubernur, Bupati/Walikota secara langsung. Ini mengindikasikan bahwa

rakyat telah lebih banyak dilibatkan dalam proses politik. Trend ini berlanjut

hingga tahun 2009 diadakanya Pemilu legislatif. Dalam proses Pemilu

legislatif tahun 2009 lalu ada fenomena-fenomena yang berhubungan dengan

pesta demokrasi ini yang menarik untuk diperbincangkan. Terutama yang

menyangkut kompetisi antar partai politik dalam upaya untuk memperoleh

eksistensi.

Partai Demokrat merupakan salah satu partai baru dalam kancah

perpolitikan di Indonesia, partai yang lahir pasca-reformasi ini memperoleh

eksistensi sekaligus mencatat sejarah dengan berhasil menduduki posisi lima

besar partai peraih suara terbanyak dalam pemilu. Hal ini tentu saja

Page 2: BAB V Tawwa

merupakan prestasi yang cukup membanggakan bagi sebuah partai baru.

Keberhasilan Partai Demokrat untuk kedua kalinya pada tahun yang sama

ketika calon presiden yang mereka usung yakni SBY menjadi presiden terpilih

untuk periode 2004/2009.

Lima tahun kemudian Partai Demokrat memperoleh eksistensi dengan

keluar sebagai pemenang pada pemilu legislatif. Pada pemilu legislatif tahun

2009 Partai Demokrat mengalami peningkatan perolehan suara yang

signifikan. Demikian halnya yang terjadi di kota Makassar, pada pemilu

legislatif 2004 keberadaan Partai Demokrat tidaklah terlalu diperhitungkan

tetapi pada pemilu legislatif 2009 Partai Demokrat memperoleh suara yang

bersaing dan memperoleh eksistensinya dalam kancah perpolitikan di kota

Makassar. Hal ini mengindikasikan Partai Demokrat menerapkan suatu

strategi politik untuk memperoleh eksistensi secara tepat sasaran sehingga

Partai Demokrat dapat mememperoleh suara yang bersaing pada pemilu

legislatif 2009 lalu.

Penulis melihat bahwa eksistensi Partai Demokrat di kota Makassar

diperoleh dengan upaya yang tepat. Setelah melakukan penelitian dan kajian

pustaka, penulis memperoleh data-data tentang upaya yang dilakukan Partai

Demokrat pada pemilu legislatif tahun 2009 untuk memperoleh suara. upaya

yang dilakukan oleh Partai Demokrat kota Makassar sesuai dengan hasil

wawancara dan studi pustaka yang telah penulis lakukan terhadap Pengurus

DPC Partai Demokrat kota Makassar, maka penulis akan memulai

pembahasan tentang upaya yang di lakukan Partai Demokrat kota Makassar

Page 3: BAB V Tawwa

dalam merebut suara yang kemudian untuk melihat bagaimana eksistensi

Partai Demokrat pada pemilu legislatif dikota Makassar tahun 2009 lalu.

A. EKSISTENSI PARTAI DEMOKRAT PADA PEMILU LEGISLATIF DI

KOTA MAKASSAR TAHUN 2009.

Partai politik hadir ditengah-tengan masyarakat bertujuan untuk

mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-

program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Cara yang digunakan

oleh suatu partai politik dalam sistem demokrasi untuk mendapatkan dan

mempertahankan kekuasaan ialah ikut serta dalam pemilihan umum1. Untuk

memperoleh eksistensi dalam sistem politik partai politik harus memperoleh

suara yang bersaing dalam pemilihan umum.

Realitas yang dihadapi pada peningkatan jumlah perolehan suara

Partai Demokrat di kota Makassar yang merupakan basis massa Partai

Golkar adalah sebuah kejadian fenomenal. Hal ini kemudian mengindikasikan

keberhasilan partai Demokrat dari partai yang lahir pada era reformasi ini

dalam melakukan berbagai terobosan-terobosan baru dan berbeda dari partai

politik lainnya untuk menarik simpati dan dukungan dari rakyat Indonesia.

Upaya yang dilakukan Partai Demokrat lewat kampanye mampu

menjadikan partai tersebut mengalami peningkatan perolehan suara hampir

300 % dibandingkan pemilu 2004 lalu. Untuk DPRD kota Makassar berhasil

perolehan 9 kursi dengan total perolehan suara sebanyak 83.865 suara atau

sekitar 18 %2 dari jumlah perolehan suara di kota Makassar, maka setelah

melakukan wawancara terhadap beberapa Pengurus DPC Partai Demokrat

1 Ramlan Subakti, Memahami Ilmu Politik, (PT. Grasindo. Jakarta, 2010) hal.1492 Sumber dari KPUD Makassar

Page 4: BAB V Tawwa

kota Makassar sebagai institusi representatif dari seluruh anggota dan

pengurus Partai Demokrat kota Makassar maka penulis akan memaparkan

strategi-strategi apa saja yang telah diterapkan Partai Demokrat kota

Makassar dalam pemilu legislatif 2009.

Partai Demokrat kota Makassar dalam memperoleh suara senantiasa

melakukan koordinasi dengan seluruh pengurus baik di tingkat pusat, daerah,

cabang maupun ranting. Koordinasi yang baik antara Partai dan caleg itu

sendiri juga terus dibangun secara intensif.

“…meskipun namanya adalah suara terbanyak, tetapi caleg tidak bisa melepaskan diri dari partai, sebab yang memiliki kursi di parlemen adalah partai dan bukan caleg. Dan kemudian, perolehan suara caleg ini sangat ditentukan oleh pencitraan dan kinerja partai yang yang mengusung caleg tersebut. Oleh sebab itu diperlukan suatu koordinasi dan kerjasama secara simultan antara partai sebagai pemegang kursi dan caleg sebagai politisi yang akan menduduki kursi tersebut. “3

Hasil waancara tersebut memperlihatkan bahwa Partai Demokrat

bekerja secara institusional dalam menghadapi kompetisi dalam pemilu

legislatif dan menegaskan peran partai politik sebagai satu-satunya

kendaraan politik menuju pemilu. Penulis juga manganalisa bahwa koordinasi

yang sinergis antara semua elemen di tubuh Partai Demokrat dari pusat

sampai ke anak cabang sangat mempengaruhi dalam upaya untuk meraup

suara pada pemilu legislatif tahun 2009 lalu. Semua elemen partai bekerja

secara simultan.

“…selama ini dalam Partai Demokrat tidak ada yang namanya saling serang antar caleg bahkan yang berada dalam satu daerah pemilihan. Sebab semua kader, caleg, pengurus bahkan relawan dan tim sukses telah diberikan 3 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat kota Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos

Page 5: BAB V Tawwa

instruksi bahwa siapa pun yang berhasil duduk di parlemen, itu adalah kemenangan Partai Demokrat secara keseluruhan. Oleh sebab itu dalam Partai Demokrat, kita senantiasa membangun sebuah hubungan politik yang santun dan tidak melanggar kode etik. Kerjasama di semua bidang dibangun dengan sangat cermat dan efektif. “ 4

Meningkatnya perolehan suara Partai Demokrat di kota Makassar yang

sangat signifikan dan merata di hampir seluruh dapil yang ada, didukung oleh

kinerja pemimpin politik, manajer kampanye dan aktivis/tim relawan sampai

pada saksi-saksi yang beroperasi pada saat pemilu. Setelah melakukan

wawancara, penulis memperoleh beberapa fakta yang menyangkut

optimalisasi mesin politik Partai Demokrat dalam hal ini adalah saksi-saksi

yang bekerja pada saat pemilu.

“…jadi dari DPC ada istilah BIMGALRA (pembinaan, penggalangan dan pengarahan) di mana saksi-saksi kita di tiap TPS diberikan pembekalan terlebih dahulu. Jadi, mereka tidak hanya duduk menghitung suara Partai Demokrat saja. Tapi, kita mengarahkan mereka untuk mengusahakan perolehan suara. Logikanya begini, suara mana yang mereka mau hitung, jika mereka tidak mendapat suara. Jadi, sebelum kita menurunkan saksi, terlebih dahulu kita meminta saksi tersebut untuk menyediakan 20 suara dan kita memegang file nomor telepon dari suara tersebut. Nah, dari sinilah kita bisa mengetahui bahwa saksi yang mendapat suara di bawah 20 menandakan bahwa saksi tersebut tidak bekerja, dan percuma saja dibayar jika dia tidak bisa mengusahakan di atas 20 suara. Oleh sebab itu ada namanya mekanisme reward dan punishment. Dan alhamdulillah, cara ini terbukti ampuh dengan perolehan jumlah suara Partai Demokrat di kota Makassar yang merata hampir di semua TPS.”5

Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis beranggapan bahwa,

kinerja saksi-saksi dari Partai Demokrat yang telah diberikan pembekalan ini

merupakan sebuah upaya yang efektif dalam pemenangan Partai Demokrat

4 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassa Komisi C Adi Rasyid Ali5 Ibid.

Page 6: BAB V Tawwa

pada pemilu legislatif 2009. Sebab saksi ini tidak hanya diposisikan sebagai

penghitung suara saja tetapi juga diupayakan untuk sebisa mungkin

memperoleh suara di TPS dimana dia menjadi saksi. Kemudian, DPC kota

Makassar menerapkan mekanisme reward dan punishment yang menjadi

pendorong bagi saksi-saksi baik kader maupun relawan untuk bekerja secara

optimal. Hasilnya memang terbukti bahwa sesuai dengan data yang penulis

peroleh, hampir di setiap dapil perolehan suara Partai Demokrat merata dan

mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan bahwa Partai Demokrat

berhasil dalam melakukan rekrutmen kader pada pemilu legislatif tahun 2009

lalu.

Suara yang telah diperoleh saksi-saksi tersebut juga harus senantiasa

dikawal dan dijaga keberadaannya. Kadangkala pada saat penyelenggaraan

penghitungan suara terjadi kesalahan-kesalahan teknis yang dapat

menyebabkan berkurang atau hilangnya suara seorang caleg tertentu.

Kejadian ini yang ingin dihindari Partai Demokrat dengan meningkatkan

pengawasan dari saksi-saksi mereka.

“…kami akan menempatkan saksi berlapis di tiap TPS. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan hilangnya suara partai demokrat. Partai Demokrat tidak akan membiarkan suara hilang atau batal hanya karena ulah oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.” 6

Secara institusional Partai Demokrat kota Makassar telah menjalankan

fungsinya sebagai wadah rekruitmen bagi kader-kader yang kompeten untuk

berkompetisi dalam pemilu demi terjadinya regulasi kekuasaan yang telah

6 Ibid

Page 7: BAB V Tawwa

diamanatkan oleh rakyat yang dalam hal ini berperan sebagai konstituen. Di

samping itu, Partai Demokrat mampu menganalisa perubahan dan kebutuhan

pasar politik saat in, sehingga upaya yang mereka terapkan mampu

memberikan pencapaian perolehan jumlah suara yang sangat signifikan bagi

eksistensi Partai Demokrat di kota Makassar.

Selain upaya yang telah dilakukan oleh Partai Demokrat dalam

memperoleh suara, eksistensi Partai Demokrat dapat dilihat dari

institusionalisasi partai tersebut. Sebagaimana yang telah disebutkan penulis

sebelumnya bahwa ada empat indikator dari institusionaliasasi partai politik

yaitu derajat kesisteman, darajat identitas nilai, derajat otonomi dan derajat

pengetahuan publik. Namun setelah penulis melakukan penelitian dilapangan,

penulis hanya menggunakan 3 aspek dari indikator institusionalisasi untuk

mengukur eksistensi Partai Demokrat di Kota Makassar antara lain derajat

Kesisteman, darajat identitas nilai dan derajat pengetahuan publik

1. Derajat Kesisteman Partai Demokrat

Karakter pemilih Indonesia rata-rata masih menyandarkan diri pada

figur ketokohan dalam preferensi pilihan politiknya, untuk kebutuhan merebut

simpati rakyat, karisma, popularitas dan citra SBY adalah kekuatan referen

partai demokrat, Seperti yang dikemukakan oleh Pengamat politik dari

Universitas Paramadina, Bima Arya Sugiarto bahwa Aktor central dalam

partai politik lebih penting bagi pemilih untuk menentukan partai apa yang

dipilih ketimbang alasan-alasan lainnya seperti keyakinan agama, ideologi,

etnis dan geografis7. Hal ini terbukti pada Pemilu Legislatif 2009. Partai 7 http://www.bima-arya.com/?p=171

Page 8: BAB V Tawwa

Demokrat mengalami peningkatan suara yang signifikan karena menerapkan

sebuah strategi dengan membuat satu klaim kepada publik di mana

keberhasilan yang diraih pemerintah saat ini dilekatkan kepada Partai

Demokrat itu sendiri.

“ Tidak dapat dinafikan bahwa pencitraan politik yang telah dibangun oleh Bapak SBY sebagai Ketua Dewan Pembina dan sekaligus sebagai presiden telah berhasil memimpin bangsa ini dan program-program yang telah dijalankan benar-benar pro rakyat, dan itu sudah dirasakan oleh masyarakat ” 8

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat di ketahui bahwa Partai

Demokrat memanfaatkan SBY sebagai alat kampanye. Pencitraan politik

yang selama ini telah dibangun oleh SBY selama menjabat sebagai Ketua

Dewan Pembina Partai Demokrat dan sekaligus adalah Presiden RI menjadi

modal tersendiri bagi sosialisasi yang dilakukan oleh Partai Demokrat dan

caleg-caleg yang diusungnya.

Selain itu, penulis memperoleh penjelasan bahwa pemanfaatan figur

SBY pada setiap kampanye yang dilakukan oleh caleg Partai Demokrat tidak

hanya berlaku di kota Makassar tapi berlaku secara umum. Dalam arti bahwa

pihak DPP Partai Demokrat telah memberikan semacam instruksi terhadap

semua DPD maupun DPC Partai Demokrat beserta caleg-calegnya untuk

menggunakan figur SBY sebagai alat kampanye standar.

“…Sosialisasi yang kami lakukan ini adalah sebuah standar dari pusat di mana semua caleg Partai Demokrat diberikan kebebasan untuk melekatkan figur SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan keberhasilan-keberhasilan yang selama ini telah diraih oleh beliau. Dan tentu 8 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassa Komisi C Adi Rasyid Ali

Page 9: BAB V Tawwa

saja keberhasilan tersebut juga didukung oleh Partai Demokrat sebagai partai yang mendukung pemerintah. Sehingga menjadi hal yang wajar jika kemudian figur SBY dimanfaatkan untuk menarik simpati dari masyarakat. Apalagi tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat sudah sangat mengenal sosok beliau dan keberhasilan dari program-program beliau selama ini”. 9

Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis menganalisa bahwa

figur SBY adalah kekuatan referen bagi Partai Demokrat untuk memperoleh

suara, khususnya berkaitan dengan kinerja SBY sebagai incumbent.

Pemanfaatan sosok SBY sebagai alat kampenye berhasil memperluas

dukungan politik bagi Partai Demokrat. Figur SBY yang begitu akrab di mata

masyarakat apalagi beliau adalah Presiden RI tentunya menjadi nilai plus

bagi para caleg Partai Demokrat dalam menggalang dukungan, kiprah Partai

Demokrat dimata masyarakat dicitrakan memiliki identitas atau platform

sebagai Partai yang modern, partai kaum muda dan partainya SBY.

Kemudian untuk mempertahankan suara Partai Demokrat cenderung

memberikan pemahaman yang positif kepada masyarakat pemilih tentang

keberadaan partai tersebut dan manfaat yang telah dirasakan oleh

masyarakat dari partai itu.

“…Partai Demokrat adalah partai yang mendukung pemerintah. Dan selama ini kami dari Partai Demokrat terus mengawal setiap kebijakan pro rakyat yang dilaksanakan oleh pemerintah, dan masyarakat sudah merasakan hasil dari kinerja tersebut. Walaupun ada partai-partai lain yang mengklaim bahwa keberhasilan tersebut adalah karena peran mereka, akan tetapi tidak dipungkiri bahwa Pak SBY lah yang memegang peranan penting dalam pengambilan suatu kebijakan. Dan sah-sah saja jika ada klaim-klaim seperti itu sebab kita berada di negara yang demokratis dan terbuka ruang untuk berpendapat secara bebas. Selain itu Partai Demokrat mengakui

9 Ibid.

Page 10: BAB V Tawwa

bahwa keberhasilan pemerintahan Pak SBY selama ini didukung oleh koalisi yang solid dari beberapa partai lain.”10

Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis menganggap bahwa

Partai Demokrat selalu merujuk kepada keberhasilan SBY dan

pemerintahannya dalam periode lima tahun kepemimpinan beliau. Hal ini

merupakan hal yang wajar sebab Partai Demokrat adalah partai pemerintah

dan di samping itu mereka tetap mengakui akan peran pihak lain dalam

keberhasilan pemerintah. Oleh sebab itu upaya yang dilakukan oleh Partai

Demokrat cenderungan untuk mengklaim bahwa keberhasilan program

pemerintah selama ini sebagai keberhasilan Partai Demokrat dalam

mengawal kebijakan pemerintahan yang dipimpin oleh presiden yang diusung

Partai Demokrat pada Pemilu legislatif 2004.

Terkait dengan pemanfaatan komunikasi politik dalam kampanye

pemenangannya, maka berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis

lakukan, maka penulis menemukan beberapa fakta tentang metode iklan

pencitraan partai yang dilakukan oleh Partai Demokrat dan secara khusus di

kota Makassar. Perlu diketahui bahwa metode iklan pencitraan partai ini

merupakan strategi umum dari DPP yang kemudian diadopsi oleh DPC Partai

Demokrat.

Setelah melakukan wawancara dengan pengurus Partai Demokrat kota

Makassar, penulis memperoleh informasi bahwa bagi Partai Demokrat kota

Makassar mengedepankan partai sosok SBY dalam iklan politiknya dan

10 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD kota Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang,S.sos

Page 11: BAB V Tawwa

sangat ini sangat membantu dalam memperoleh simpati dari masyarakat.

Iklan politik yang dipergunakan oleh Partai Demokrat kota Makassar

merupakan standar iklan politik dari DPP yang dipasang bukan hanya di

wilayah Makassar saja akan tetapi di seluruh dapil yang tersebar di seluruh

Indonesia.

“…memang ada standar khusus dari pusat mengenai iklan politik ini. Dan kita diperkenankan untuk memasang iklan politik tentang SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan keberhasilan program-program beliau selama menjabat, di mana iklan politik ini sangat mendukung pada pemilu legislatif 2009 lalu. Hal ini berlaku tidak hanya di kota makassar saja tetapi secara nasional. Anda dapat melihat berbagai iklan, baliho, poster caleg yang semuanya menampilkan sosok SBY dan slogan “Lanjutkan”. Hal ini menjadi dorongan kepada masyarakat untuk terus mendukung pemerintahan SBY dengan terlebih dahulu memilih wakil-wakil yang berasal dari Partai Demokrat sebagai partai pengusung SBY. “ 11

Berdasarkan wawancara tersebut penulis dapat melihat bahwa Partai

Demokrat khususnya di kota Makassar melaksanakan fungsi sosialisasi

Partai Demokrat sangat bergantung terhadap sosok SBY. Walaupun mereka

mencoba mengaburkan posisi SBY sebagai presiden tapi lebih ditonjolkan

sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Akan tetapi, masyarakat

pada dasarnya justru lebih mengenal beliau sebagai seorang Presiden yang

telah berhasil memimpin negeri ini dengan baik. Oleh sebab itu, berbagai

program yang telah dicanangkan pemerintahan beliau dijadikan sebagai

modal kampanye utama, baik itu lewat iklan di layar televisi, radio, media

cetak, baliho, spanduk, poster, sms, surat dan lain sebagainya.

11 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C (Adi Rasyid Ali)

Page 12: BAB V Tawwa

SBY berperan sangat signifikan dalam kemenangan Partai Demokrat

dalam Pemilu legislatif baik tahun 2004 maupun tahun 2009. Namun di sisi

lain institusionalisasi Partai Demokrat dari segi derajat kesisteman belum

terwujud, karena Partai Demokrat mengabaikan AD/ART yang seharusnya

menjadi prosedur penuntun tindakan dalam melaksanakan fungsinya sebagai

institusi dan lebih mengandalkan aktor sentral dalam Partai tersebut dalam

melaksanakan kampanye.

2. Derajat Identitas Nilai Partai Demokrat

Orientasi dan tindakan sebuah partai politik yang ditawarkan kepada

masyarakat secara institusional merujuk pada platform partai, berupa

program yang ditawarkan menyangkut visi dan misi pembangunan,

pembinaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memusatkan

perhatian pada struktur sosial yang lebih luas. Berbagai program bertujuan

untuk membangun masyarakat agar mempunyai kualitas hidup yang lebih

baik. Struktur sosial yang kemudian terbentuk merupakan potensi untuk

memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Oleh karena itu masyarakat

memegang posisi dalam terbentuknya pola struktur sosial yang saling

menguntungkan. Kelompok yang memegang peranan kelompok sub-ordinat

yang mempunyai kepentingan tertentu yang arah dan substansinya saling

menguntungkan.

Pola perolehan suara Partai Demokrat berupa struktur yang dibentuk

secara resmi dan sebagian divisi bayangan dimana menggunakan bentuk

sendi seperti divisi intelejen, divisi primer, divisi perlengkapan atribut, barisan

Page 13: BAB V Tawwa

Indonesia dan divisi nusantara. Terbentuknya divisi banyak melibatkan

interpersonal kandidat, yang kemudian melibatakan banyak pihak dalam

sebuah struktur karena adanya kepentingan masing-masing yang ingin

dicapai.

Keberhasilan Partai Demokrat dalam pemilu karena tim pemenangan

yang berhasil membentuk struktur yang dapat bekerja sama dengan baik,

dimana rahasia sukses kemenangan Partai Demokrat dalam pemilhan

legislatif 2009, yaitu dengan melaksanakan Quiet Revolution

(Revolusi/Operasi Senyap), dimana Partai Demokrat memiliki tim sukses SBY

dan divisi yang dibangun dalam meraih kesuksesan Partai Demokrat memiliki

cara kerja seperti intelijen.

Gerakan Revolusi atau Operasi Senyap ini sudah dibangun dan

dilakukan sejak tahun 2005 melalui perencanaan dan persiapan yang matang

yaitu mulai dari memperkuat infrastruktur, meningkatkan kemampuan kader,

dan memberikan sejumlah pembekalan, yang harus diikuti setiap kader dalam

pelatihan kepemimpinan selama dua minggu. Hasil wawancara dengan

sekretaris DPC Partai Demokrat mengatakan :

“ Divisi yang kita bangun layaknya jaring laba-laba, marketing politik kami memang seperti infrastruktur itu, dari divisi-divisi tersebut akan membentuk divisi baru, sehingga modelnya seperti jaring laba-laba. Yang lebih bagusnya karena terkait dengan 3 platform kita Nasionalis, Religi dan Keterbukaan. Sehingga orang masuk ke demokrat tidak mempunyai batasan apa-apa. Divisi kita lebih menganut ke horizontal, kalau vertikal jika kita berbicara tentang kepengurusan partai, rekrut suara yang paling bagus bersifat horizontal. Karena mempunyai kepentingan yang sama. Sehingga tidak perlu ada hirarkis dalam tatanan masyarakat yang berbeda latar

Page 14: BAB V Tawwa

sosialnya, Divisi yang digunakan adalah perpaduan antar semua divisi, ada beberapa trik tertentu yang digunakan, hal ini dikarenakan figur SBY itu sendiri…”12

Berdasarkan pernyataannya tersebut penulis menangkap bahwa

keberadaan Partai Demokrat sangat erat dengan kiprah SBY, sehingga

marketing politik yang di bangun pun lebih banyak memanfaatkan sosok SBY,

karena publik menangkap bahwa Partai Demokrat adalah partainya SBY.

Sehingga tindakan apa yang dilakukan oleh SBY dalam menyikapi suatu isu

atau permasalahan, oleh masyarakat dianggap sebagai sikap atau tindakan

Partai Demokrat. Dari segi pengetahuan publik masyarakat mendefinisakan

sosok atau kiprah partai politik sesuai dengan identitas nilai atau platform

partai tersebut. Tetapi pada kenyataanya Partai Demokrat, lebih menampilkan

kiprah SBY sebgai presiden dari pada kiprah Demokrat sebagai partai politik.

1. Divisi Intelijen,

Divisi ini bertugas menggelar operasi intelijen di daerah untuk

mendongkrak perolehan suara Partai Demokrat dan SBY. Kelompok ini

beraksi seperti gerakan intelijen hingga kedaerah-daerah yang mengadopsi

fungsi teritorial di militer yang bertujuan dapat menjaring masyarakat dengan

meningkatkan perolehan suara Partai Demokrat. Divisi ini memiliki masing-

masing satu pimpinan ditingkat kabupaten/kota selaku penggerak dilapangan

yang notabene para pengurus partai demokrat di daerah.

12 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos

Page 15: BAB V Tawwa

Sedangkan pada tingkat kota Makassar langsung dibawah kendali

ketua DPC kota Makassar dalam hal ini Bapak Andy Januar Jaury, dan hasil

wawancara dengan beliau dan mengatakan bahwa :

“Di kota Makassar boleh dikata bahwa saya yang bertanggungjawab atas kegiatan di kota Makassar dan dalam membangun divisi intelijen kami memanfaatkan semua Pimpinan Anak Cabang (PAC), dan pimpinan Ranting semua diaktifkan untuk Bergerak dalam memperoleh suara” 13

Hasil pencapaiannya sudah maksimal dan sudah dianggap mencapai

target mengingat kondisi di kota Makassar dimana kekuatan partai Golkar

sangat kuat hal senada juga dikatakan oleh ketua Bappilu Adi Rasyid Ali :

“…kita ketahui, makassar sendiri merupakan lumbung suara golkar, dan memang ada beberapa daerah yang sudah dikuasai, akan tetapi dengan sosialisasi yang bagus kita dapat meratakan perolehan suara yang ada di semua kecamatan, hal ini dikarenakan pencitraan partai yang baik…”14

Sedangkan sektretaris DPC Parta Demokrat Nuryanto G.Liwang mengatakan :

“…Lebih banyak menggunakan infrastruktur partai. Partai Demokrat Makassar dimulai dari tingkat kecamatan, yaitu 14 kecamatan (Dewan Pimpinan Anak Cabang) dan 143 kelurahan (Dewan Pimpinan Rating). Selain itu ada simpatisan dan kader tingkat RT/RW. Inilah yang kemudian menjadi basis massa, sehingga partai demokrat mendapat suara banyak pada PEMILU legislatif 2009 dengan perolehan 9 kursi di DPRD kota Makassar…”15

2. Divisi Primer,

Divisi ini bertugas mendata tokoh masyarakat, pengusaha, tokoh

agama, tokoh perempuan, petani dan nelayan. Divisi ini membantu Partai

13 Interview dengan Ketua DPC Partai Demokrat Makassar Andy Januar Jaury14 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Adi Rasyid Ali15 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat & Anggota DPRD Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos

Page 16: BAB V Tawwa

Demokrat untuk menyokong memperoleh suara yang mencapai 18% pada

pemilihan legislatif. Pernyataan dari salah satu ketua PAC H. Bakrif

mengatakan :

“…kami melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh agama kota Makassar terutama pada tingkat PAC dan Ranting semua telah memberi respon yang baik dan kami berjalan diatas program kerja yang telah ditetapkan baik DPC, PAC, dan Ranting. kami memaksimalkan konsolidasi sambil membangun infrastruktur sampai di tingkat bawah, seperti apa yang sudah diinstruksikan dari pengurus pusat, sehingga dalam merekrut suara nantinya tidak mengalami kerepotan, karena sudah membentuk basis massa sebelumnya...”16

3. Divisi Perlengkapan Atribut,

Divisi ini bertugas Mengurusi semua perlengkapan kampanye Partai

Demokrat. Divisi ini bekerja untuk mengurus semua keperluan kampanye

mulai dari spanduk, kaus, baliho maupun atribut lainnya divisi ini dibawah

kordinator bidang perlengkapan yang mendistribusikan seluruh perlengkapan

kampanye baik itu lokal maupun yang bersumber dari pimpinan pusat kecuali

pada baliho, masing-masing individu berkepentingan membuat sendiri

sekalipun yang dibantu dari DPC. Hasil wawancara dengan ketua Bapilu

mengatakan :

“ Kami selaku ketua bapilu mengkoordinasikan segala kebutuhan berkenaan dengan kampaye yang dilakukan oleh ketua bidang perlengkapan dan Bidang Humas”.17

4. Barisan Indonesia (Barindo),

16 Interview dengan Ketua PAC Partai Demokrat & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Ir. H. Bakhratif Arifuddin17 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Adi Rasyid Ali

Page 17: BAB V Tawwa

Barisan Indonesia bertugas untuk mengembangkan pendukung SBY di

masyarakat, barisan Indonesia ini dibentuk khusus disemua daerah termasuk

kota Makassar. Keberadaan divisi ini dimanfaatkan untuk merebut suara pada

saat pemilu legislatif. Nuryanto G. Liwang sekretaris bapilu mengatakan :

“…Keuntungan yang dimiliki oleh kami Partai Demokrat, adanya sosok SBY sebagai presiden, kita ketahui bersama bahwa SBY telah banyak malaksanakan program-program yang pro-rakyat seperti BLT, PNPN mandiri dll. sehingga kami dapat memanfaatkan SBY dalam meraup suara pada pemilu legislatif lalu …”18

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa

calon legislatif Partai Demokrat memanfaatkan sosok SBY, sebagai presiden

yang pro-rakyat dalam meraup suara. Program yang telah dilaksanakan

sebelumnya merupakan investasi bagi Partai Demokrat dan SBY sebagai

ketua dewan pembina dalam memperoleh suara.

5. Divisi Nusantara,

Divisi ini bertugas melakukan propaganda dan penggalangan lapangan

dengan didukung oleh simpatisan yang loyal dan militan di seluruh daerah.

Keberadaan divisi di kota Makassar di peroleh dari hasil wawancara dengan

Adi Rasyid Ali (ketua BAPILU Demokrat) mengatakan :

“…Didalam menghadapi pemilu dimaksimalkan melakukan konsolidasi internal disetiap tingkatan mulai dari DPC, DPAC(Dewan Pimpimpinan Anak Cabang) sampai basis rating, dan juga pembenahan internal partai. Program-program pro rakyat yang memang yang memang sudah di cetuskan oleh partai demokrat, kemudian disosialisasikan kembali diantaranya BLT, KUR, PNPM dan lain-lain, dengan cara seperti ini, siapapun akan mendukung Partai Demokrat …”19

18 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos19 Ibid

Page 18: BAB V Tawwa

Demikian juga yang dikatakan ketua PAC H.Bakrif menyangkut

program yang memberi perhatian serius bagi masyarakat.

“…banyak melakukan sosialisasi apa yang sudah diperbuat Partai Demokrat pada pemerintahan SBY, Antara lain ada PNPM, Raskin, Pendidikan gratis, dan kesehatan gratis. Serta Askes gratis. Dan juga mendukung kebjakan yang sudah ada, sehingga rakyat bisa lebih dekat dengan partai…“20

Dari kelima divisi yang telah disebutkan diatas sebagai bentuk

marketing politik Partai Demokrat. Penulis menangkap bahwa dalam

melakukan fungsinya masing-masing divisi-divisi tersebut cenderung

menampilkan kiprah SBY daripada kiprah Partai Demokrat dalam melakukan

kampanye. Pola perolehan suara ini memang memberikan keuntungan bagi

Partai Demokrat dalam memperoleh eksistensi, namun dari segi identitas nilai

Partai Demokrat belum terinstitusionalisasi. Karena Partai Demokrat lebih

menampilkan Kiprah SBY daripada Partai Demokrat itu sendiri sebagai

sebuah partai politik yang orientasi dan tindakanya senatiasa merujuk pada

platform partai, sehingga memiliki identitas nilai yang mengakar di

masyarakat.

3. Derajat Pengetahuan Publik Terhadap Partai Demokrat

Pada pemilu legislatif 2009 Partai Demokrat sebagai sebuah partai

reformis hadir dengan platform sebagai “partai modern, nasionalis, partai

kaum muda dan partainya SBY”. Khusus untuk kota Makassar, Partai

Demokrat mencoba memberikan penawaran kepada calon pemilih yakni

20 Interview dengan Ketua PAC Partai Demokrat & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Ir. H. Bakhratif Arifuddin

Page 19: BAB V Tawwa

caleg yang merupakan kader partai tersebut di mana para caleg ini memiliki

usia yang relatif muda.

“…Pada Pemilu Legislatif 2009 lalu, caleg-caleg yang kami usung memang rata-rata masih muda bahkan ada yang berumur 24 tahun. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kondisi masyarakat kita di mana mereka mengalami fase kejenuhan terhadap beberapa caleg yang itu-itu saja dari dulu dan tidak ada wajah baru. Masyarakat kita sudah berpikir modern dan kebanyakan pemilih cerdas kita terutama di kota Makassar ini adalah para pemilih muda. Sistem suara terbanyak telah membuka ruang bagi siapa saja yang ingin berkompetisi secara fair. Dan tentu saja caleg muda yang kami usung ini tidak hanya diperhitungkan masalah umurnya saja, akan tetapi mereka memang memiliki kompetensi dan kapabilitas yang mampu berkompetisi bahkan dengan caleg-caleg yang usianya lebih tua. Selain itu, mereka (caleg) telah memiliki background organisasi yang cukup baik, dan popularitas serta asal-usul keluarga mereka yang sangat menunjang keberhasilan mereka dalam meraih dukungan dari pemilih kita...“ 21

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam

tubuh Partai Demokrat, khususnya di kota Makassar, telah terjadi regenerasi

kader dan caleg yang sangat berpengaruh terhadap kemenangan Partai

Demokrat. Strategi yang diterapkan Partai Demokrat dengan memberikan

penawaran lain yakni mengusung politisi muda untuk berkompetisi dalam

pemilu. Hadirnya politisi muda di pertarungan politik terutama pada Pemilu

Legislatif 2009 lalu menggambarkan bagaimana proses demokrasi yang

terjadi di negara ini bukan saja dalam reformasi sistem politik dan

pemerintahan saja akan tetapi juga regenerasi pemegang kekuasaan atau

aktor politik yang dianggap memiliki kompetensi menjadi legislator.

Tampilnya kaum muda disambut baik oleh masyarakat dan

menegaskan bahwa sudah waktunya politisi muda membuktikan kemampuan

21 Interview dengan Interview terhadap Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Adi Rasyid Ali

Page 20: BAB V Tawwa

yang dimilikinya. Walaupun dalam pemenuhan kuota 30 % keterwakilan

perempuan partai ini gagal memenuhi persyaratan tersebut, namun di sisi lain

mereka mampu menjalankan fungsinya dengan baik sebagai sebuah sarana

rekruitmen politik terutama dalan hal regenerisasi kader. Akan

tetapi,berdasarkan pada hasil wawancara itu pula penulis menganalisa

bahwa, politisi muda yang diusung oleh Partai Demokrat tidak hanya

memperhitungkan kompetensi sepenuhnya akan tetapi juga pada latar

belakang si caleg dalam hal ini asal-usul keluarganya. Hal ini menjadi sebuah

kecenderungan sebab dengan sistem suara terbanyak maka popularitas

menjadi salah satu modal utama. Di samping penawaran tersebut, Partai

Demokrat kota Makassar juga melakukan sosialisasi mengenai keberhasilan

yang selama ini telah diraih partai tersebut bagi masyarakat.

“…kami menghindari menyerang pihak lawan politik dengan cara black campaign atau negative campaign, akan tetapi kami berusaha memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa keberhasilan yang telah diraih pemerintah selama ini telah dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Jika rakyat masih ingin merasakan kelanjutan dari program-program pro rakyat tersebut, maka rakyat harus memberikan dukungan dalam pemilu dengan cara menempatkan lebih banyak lagi caleg-caleg di parlemen yang akan mendukung program-program pro rakyat selanjutnya yang akan diterapkan oleh pemerintah. “ 22

Poin utama dari wawancara tersebut adalah arah orientasi kebijakan

yang selama ini diperjuangkan oleh pemerintah dimana presiden berasal dari

Partai Demokrat dan akan terus dirasakan oleh masyarakat apabila

masyarakat terus mendukung Partai Demokrat untuk duduk di parlemen dan

22 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos

Page 21: BAB V Tawwa

caleg yang diusung memang merupakan caleg yang memiliki kriteria-kriteria

yang diinginkan oleh masyarakat pemilih.

“ …figur atau caleg yang kami tawarkan kepada masyarakat adalah orang-orang yang memang berkompetensi, memiliki popularitas yang tinggi, berpengalaman, berasal dari tokoh masyarakat, memiliki basis massa yang kuat dan tentu saja mampu menjadi representatif dari suara rakyat”. 23

Pola rekrutmen yang dilakukan oleh Partai Demokrat mengedepankan

orang-orang yang telah dikenal masyarakat secara personal dalam

mengusung caleg-calegnya. Hal ini pun didukung oleh kecenderungan pilihan

masyarakat yang menentukan pilihan politik dengan melihat siapa sosok

caleg tersebut dan mengabaikan apa telah diberikan kepada masyarakat.

Fenomena ini dapat dilihat pada pemilu legislatif 2009 di kota Makassar

dimana perolehan suara Partai Demokrat meningkat sangat signifikan, partai

ini bahkan menjadi pemenang pemilu dengan persentasi suara 20,85 %24.

“…pemilih yang telah mendukung Partai Demokrat sejak pemilu 2004 terus kita awasi keberadaannya. Apalagi dengan sistem suara terbanyak, maka daerah-daerah yang selama ini menjadi kantung suara Partai Demokrat di kota Makassar kita jaga dengan baik. Walaupun kebanyakan caleg yang kami usung bukan incumbent, akan tetapi kami tetap yakin bahwa pemilih yang telah mendukung pada Pemilu Legislatif lalu akan tetap memberikan dukungannya kepada Partai Demokrat. Karena sekali lagi bahwa, kemenangan yang diraih bukanlah kemenangan pribadi akan tetapi kemenangan seluruh pendukung Partai Demokrat...“25

Dari hasil wawancara di atas penulis menangkap bahwa Partai

Demokrat dalam mengusung caleg sangat mengedapankan popularitas caleg

tersebut, terutama sosok yang cukup populer di masyarakat karena latar

23 Ibid.24 Sumber dari KPUD SULSEL25 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Adi Rasyid Ali

Page 22: BAB V Tawwa

belakang keluarga dan memiliki massa yang kuat. Pola rekrutmen yang

dilakukan oleh Partai Demokrat kota Makassar mampu meningkatkan

perolehan suara partai tersebut. Namun Partai Demokrat dapat dikatakan

belum memenuhi kriteria institusionalisasi dari segi pengetahuan publik

karena pola rekrutmen Partai Demokrat lebih melihat siapa individu daripada

kiprah individu itu dalam melaksanakan aspirasi dan harapan atau pun sikap

dan perilaku individu itu bagi publik.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi Partai Demokrat Di

Kota Makassar.

1. Aturan Yang Berlaku

Salah satu faktor yang mendukung strategi yang digunakan oleh Partai

Demokrat dalam memenangkan caleg yang mereka usung tentu saja tidak

lepas dari bagaimana partai ini merespon perubahan yang terjadi dalam

proses pemilu. Perubahan yang terjadi dalam sistem pemilu terutama yang

terkait dengan mekanisme penetapan caleg terpilih dan kemudian ditetapkan

oleh Mahkamah Konstitusi bahwa nomor urut seperti yang dipergunakan

pada Pemilu 2004 lalu diubah menjadi sistem suara terbanyak dilandasi oleh

beberapa alasan.

Pertama, dari segi hukum yang demokratis bahwa dalam menetapkan

seseorang itu menjadi pemenang dalam sebuah kompetisi dalam hal ini

adalah pemilu, maka harus ditentukan berdasarkan besarnya dukungan yang

diraih oleh caleg tertentu atau dengan kata lain mendapatkan dukungan yang

banyak dari rakyat sebagai konstituen yang merupakan pemegang

Page 23: BAB V Tawwa

kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara. Penulis memahami bahwa,

sebuah Pemilu yang jujur, adil dan bebas adalah apabila calon wakil rakyat

yang kemudian terpilih adalah mereka yang memperoleh suara dukungan

terbanyak dan bukan berdasarkan nomor urut. Kedua, sistem suara

terbanyak ini merupakan mekanisme yang dipilih berdasarkan usulan atau

persetujuan dari partai politik peserta pemilu itu sendiri.

Partai politik adalah sebuah institusi politik yang senantiasa bersinergi

dengan sistem pemilu dalam proses penyelenggaraan pemilu. Perubahan

yang terjadi dalam sebuah institusi selalu memberikan pengaruh terhadap

institusi lain disekitarnya dan terkadang memunculkan pro dan kontra atas

perubahan tersebut. Perubahan mekanisme penetapan caleg terpilih dari

nomor urut ke sistem suara terbanyak menuai pro kontra. Ada partai yang

kemudian mendukung ada pula partai yang menolak usulan perubahan

tersebut. Akan tetapi, pada akhirnya Keputusan Mahkamah Konstitusi

merupakan sebuah keputusan mutlak yang harus disetujui oleh pihak yang

terlibat langsung dalam pemilu, dalam hal ini adalah partai politik.

“…Untuk perubahan mekanisme atau tata cara penetapan caleg terpilih, bahwa ada beberapa partai yang mengusulkan perubahan itu dan salah satunya adalah Partai Demokrat. Dari awal Partai Demokrat menyetujui sistem suara terbanyak ini dengan pertimbangan bahwa masyarakat bisa lebih leluasa dalam memilih sosok figur atau caleg yang dianggap aspiratif dan berkompeten untuk menduduki kursi di parlemen” 26.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut penulis menganggap bahwa

Partai Demokrat merupakan salah satu partai yang mendukung adanya

26 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos

Page 24: BAB V Tawwa

perubahan sistem pemilu terkait mekanisme penetapan caleg terpilih. Alasan

agar masyarakat lebih leluasa untuk menentukan pilihan adalah menjadi bukti

bahwa partai politik sebagai institusi politik atau sebagai penyambung suara

rakyat ke parlemen mengakui posisi rakyat yang sangat penting dalam

sebuah negara demokratis sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi dan

berhak untuk memandatkan kekuasaan tersebut kepada siapa saja yang

menjadi pilihan mereka dalam pemilu. Lebih lanjut informan menyatakan

bahwa:

“…Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang perubahan sistem pemilu tersebut berlandaskan pada prinsip keadilan dan kesamaan hak bagi setiap warga negara dalam segala bidang. Selain itu, apa yang telah diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi adalah sebuah keputusan mutlak yang harus diterima dan dipatuhi. Dan untungnya, kami memang menjadi salah satu partai pengusung perubahan tersebut” 27

Di samping itu, keputusan Mahkamah Konstitusi tersebut memang

merupakan sebuah keputusan mutlak yang harus dipatuhi oleh semua parpol

peserta pemilu. Di sini penulis menganalisa bahwa sesuai dengan yang telah

digagaskan oleh Miriam Budiardjo, bahwa institusi adalah organisasi yang

tertata melalui pola perilaku yang diatur oleh peraturan yang telah diterima

sebagai standar28. Mahkamah Konstitusi dengan keputusannya terhadap

sistem pemilu yang kemudian membawa pengaruh terhadap lembaga politik

lainnya yakni partai politik itu sendiri. Terdapat aturan main yang kemudian

menjadi kesepakatan bersama dalam menyelenggarakan suatu sistem politik.

27 Ibid28 Miriam Budiardjo.Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi), (PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta. 2008) hal. 97

Page 25: BAB V Tawwa

Sistem kepartain yang di gunakan di Indonesia ialah sistem multipartai,

sistem ini sangat mendukung terciptanya kehidupan demokrasi di Indonesia.

Partai-partai politik yang jumlahnya sangat banyak berperan penting dalam

kelancaran proses demokrasi. Partai politik sebagai sarana komunikasi politik,

sangat berperan penting dalam penyaluran kepentingan ini terhadap

pemerintah. Terutama dalam membangun basis massa, semua partai

berlomba-lomba untuk menjadikan masyarakat sebagai basis massa yang

nyata. Setiap masyarakat terutama basis massa mempunyai keinginan untuk

disalurkan aspirasinya oleh partai. Sistem Multi partai merupakan tantangan

bagi partai politik untuk memperoleh eksistensi, hampir semua partai

merasakan karena menyangkut pertarungan merebut suara dengan berbagai

upaya dan usaha ketua bappilu Partai Demokrat mengatakan :

“…Boleh dikata bahwa semua partai mebuat strategi meraih meraih massa termasuk Demokrat di kota makassa berusaha bermain di atas aturan yang ada sekalipun harus berhadapan dengan partai yang terkendala karena terkadang tidak melihat aturan main tetapi bagaimana memproleh suara…”29

Akan tetapi pada kenyataannya  peranan setiap partai dalam

menyalurkan aspirasi pendukung masing-masing, dihadapkan kepada dua

pilihan,yaitu berusaha untuk menggabungkan kepentingan-kepentingan dari

seluruh partai atau memperjuangkan kepentingan masing-masing dimana

konsekuensinya adalah terjadinya banyak konflik antar partai. Ideologi dari

masing-masing partai yang sangat mempengaruhi jenis kepentingan yang

mereka perjuangkan terkadang menjadi alat untuk saling menjatuhkan.

29 Interview dengan Ketua Bappilu DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Kota Makassar Komisi C Adi Rasyid Ali

Page 26: BAB V Tawwa

Konflik antarpartai yang didasari oleh perbedaan ideologi kemungkinan

besar dipengaruhi dan diperoleh para pendukung partai dari partai politik

masing-masing. Dan juga tak sedikit dari partai politik yang mengeluarkan

materi untuk mengerahkan massa. Partai politik sebagai sarana sosialisasi

politik bertanggung jawab untuk semaksimal mungkin memberikan

pemahaman mengenai ideologi dari partai tersebut kepada masyarakat

sehingga terbentuk sikap dan orientasi politik yang didasari oleh ideologi

tersebut. Setiap partai politik berusaha untuk mempengaruhi setiap individu

agar mau bersikap dan mempunyai orientasi pikiran yang sesuai dengan

ideologi partai tersebut. Karena itu suatu hal yang wajar apabila sangat sulit

untuk menciptakan kepercayaan masyarakat.

Konflik diatas jelas membuat situasi politik menjadi tidak stabil dan itu

memang merupakan konsekuensi dari banyaknya partai pada saat itu. Fungsi

lain dari partai politik yang juga dapat menyebabkan terjadinya konflik antar

partai adalah sebagai wadah rekruitmen politik. Terkadang setiap partai politik

cenderung mempunyai sasaran tersendiri berupa kelompok-kelompok sosial

untuk direkrut menjadi anggota partai yang turut aktif dalam kegiatan politik

partai. Kecendrungan ini berdampak kepada adanya suatu pengidentikkan

suatu partai dengan sebuah kelompok sosial didalam masyarakat.

2. Perilaku Memilih Masyarakat

Tindakan partai politik terhadap fenomena sosial yang terjadi

merupakan dasar bagi bagi pemilih untuk menentukan pilihanya kepada salah

satu partai peserta pemilu, namun terkadang masyarakat mengabaikan hal

Page 27: BAB V Tawwa

tersebut dan hanya memikirkan kepentingan sesaat. Hasil wawancara yang

dilakukan pada sekeretaris Partai Demokrat mengatakan bahwa :

“…Pilihan politik masyarakat dewasa ini telah terkontaminasi dengan situasi kondisi dimana masyarakat telah dibiasakan oleh partai politik untuk bertindak dengan imbalan yang diinginkan atau yang disuguhkan sehingga masyarakat hanya mengambil keuntungan sesaat pada saat kampanye…” 30

Dari sudut pandang pilihan rasional pertimbangan untung dan rugi,

digunakan untuk membuat keputusan tentang partai politik atau kandidat

yang akan dipilih, namum masyarakat lebih memikirkan keuntungan jangka

pendek. Ketua DPC Demokrat kota Makassar menambahkan :

“…kesadaran masyarakat kota Makassar terhadap pentingnya pemilu itu dapat dikatakan masih rendah, pilihan masyarakat cendrung selalu di mobilisisi atau dipacing dengan sesuatu …” 31

Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan

dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam

proses pelaksanaannya dapat bersentuhan secara langsung atau tidak

langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak langsung, hal ini

sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang

terjadi. Dan jika secara langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam

peristiwa politik tertentu. Namun kadang masyarakat tidak sadar

keterlibatanya dalam proses politik akan ikut berpengaruh terhadap kebijakan

pemerintah sehingga mengabaikan orientasi politiknya dan lebih memilih

memperoleh keuntungan yang sifatnya jangka pendek.

30 Interview dengan Sekertaris DPC Partai Demokrat Makassar & Anggota DPRD Makassar Komisi D Nuryanto G Liwang, S.sos

31 Interview dengan Ketua DPC Partai Demokrat Makassar Andy Januar Jaury