bab iv hasil dan pembahasan 4.1 hasil penelitian 4.1.1...
TRANSCRIPT
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sendang, yaitu di desa Sendang,
Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Letak
SDNegeri Sendang berada kurang lebih 3 Kilometer dari kecamatan, sedangkan
jarak Dinas Pendidikan Kabupaten dengan SDNegeriSendang kurang lebih 15
Kilometer. Meskipun jarak dari Dinas Pendidikan Kabupaten cukup jauh tetapi
akses menuju SDNegeriSendang relatif mudah, karena letak SDNegeriSendang
berada dipinggir jalan. Dengan kata lain letak SDNegeriSendang mudah
dijangkau baik siswa, guru, Dinas Pendidikan Kecamatan maupun Dinas
Pendidikan Kabupaten.
Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sendang Kecamatan
Wonotunggal Kabupaten Batang, yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 7
siswa putra dan 15 siswa putri. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan
di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sendang semester II Tahun Pelajaran 2010/2011
yang berjumlah 22 siswa pada pembelajaran Matematika materi simetri lipat dan
pencerminan, terlihat bahwa tingkat pemahaman siswa masih rendah. Hal ini bisa
terlihat dari nilai sekunder hasil tes peserta didik pada mata pelajaran Matematika
yang telah dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60) karena siswa diberikan
pemahaman tentang materi “Simetri Lipat dan Pencerminan” melalui metode
ceramah saja yang dilakukan oleh guru, sehingga anak hanya berangan-angan
belaka.
Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa masih
pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara
individual, tidak tampak kreatif siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa
terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu
54
55
monoton.Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran yang dilakukan oleh penulis yang terdapat dalam tabel 4.1
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Sebelum Tindakan
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat jelas perbandingannya siswa yang
mencapai ketuntasan belajar (KKM=60) adalah sebanyak 8 siswa sedangkan
siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 14 siswa, Dengan nilai
rata-rata 54,00 diperoleh data nilai tertinggi adalah 80, nilai terendah adalah 40,
yang mendapat nilai <50 sebanyak 8 siswa atau 36,36%, 50 s/d 59 sebanyak 6
siswa atau 27,27%, untuk nilai 60 s/d 69 sebanyak 1 siswa atau 4,54%, nilai 70
s/d 79sebanyak 6 siswa atau 27,27%, dan yang memiliki nilai 80 s/d 89 sebanyak
1 siswa atau 4,54 %. dan yang memiliki nilai 90 s/d 100 tidak ada atau 0 %.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram
seperti pada diagram 4.1
No. Nilai
Sebelum Tindakan
Keterangan Jumlah
siswa
Persen
(%)
1. >50 8 36,36 Belum Tuntas
2. 50-59 6 27,27 Belum Tuntas
3. 60-69 1 4,54 Tuntas
4. 70-79 6 27,27 Tuntas
5. 80-89 1 4,54 Tuntas
Jumlah 22 100
Rata-rata 54,00
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 40
Ketuntasan 8
Belum tuntas 14
56
Diagram 4.1
Hasil Belajar Sebelum Tindakan
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60) data hasil
perolehan nilai sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2.
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan
No. Kriteria
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%)
1. Tuntas > 60 8 36.36%
2. Belum tuntas < 60 14 63.64%
Jumlah 22 100%
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa
yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60)
sebanyak 14 siswa atau 63.64%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan
minimal sebanyak 8 siswa dengan persentase 36.36%. Ketuntasan belajar siswa
pada tabel 4.3 dapat dilihat pada diagram 4.2.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
˂50 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Nilai
57
Diagram 4.2
Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan
Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang disajikan masih rendah dikarenakan guru kurang
memiliki ketrampilan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif atau
selalu menggunakan pembelajaran yang monoton atau konvensional, dimana
metode ceramah masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran, sehingga
mengakibatkan pembelajaran kurang menarik yang berakibat tingkat pemahaman
siswa menjadi rendah dan siswapun kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, sehingga terjadi hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan
yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang efektif.
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD
Negeri Sendang Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011, penulis akan melakukan
sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang
telah diuraikan pada BAB sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis akan
menggunakan alat peraga papan berpaku guna meningkatkan pemahaman belajar
siswa yang akan dilakukan dalam dua siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan
dengan Kompetensi Dasar “Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri”,
dan siklus II pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “menyelidiki dan
menggambar hasil pencerminan bangun datar”.
73%
27%
Tuntas ≥60 Belum Tuntas < 60
58
4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
4.1.2.1 Deskripsi Observasi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1
a) Hasil observasi keaktifan siswa
Hasil observasi pada siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.3
Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 1
No Aspek yang dinilai Skor skor
max 1 2
1 Siswa tertarik dengan penggunaan kertas lipat √ 2
2 Siswa serius saat memperhatikan aturan melipat kertas
bangun-bangun datar
√ 2
3 Siswa senang dalam mengikuti cara melipat kertas √ 2
4 Siswa mengabaikan perintah guru √ 1
5 Siswa senang saat bermain pencerminan hasil lipatan di
alat peraga papan berpaku
√ 2
6 Siswa bersemangat dalam mengikuti permaian √ 2
7 Siswa aktif menggunakan alat peraga sesuai petunjuk
guru
√ 2
8 Siswa aktif mengikuti semua permainan √ 2
9 Siswa aktif mengerjakan LKS √ 2
10 Siswa memngeluh saat berdiskusi √ 1
11 Siswa aktif berdiskusi √ 2
12 Siswa aktif mengungkapkan pendapatnya √ 2
13 Kurang ketepatan siswa dalam mengerjakan soal √ 2
14 Tidak canggung untuk bertanya kepada guru √ 2
15 Merangkum materi yang di ajarkan √ 2
Jumlah Skor 22 28
Presentase Keberhasilan 79%
59
Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I
pertemuan 1, skor keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
adalah 22 dari skor maksimal 28 dengan persentase keaktifan sebesar 79 %.
Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus I pertemuan I, aktivitas siswa
masih diarahkan oleh guru yaitu ketika guru memberi pertanyaan pada siswa,
siswa selalu menjawab secara bersama-sama, tapi ketika guru menunjuk salah
satu siswa untuk menjawab, siswa cenderung malu dan takut karena pada saat
siswa menjawab dengan jawaban salah, sebagian besar siswa mengejek dan
mengolok-olok jawaban siswa, sehingga siswa cenderung malu dan takut dalam
menjawab. Sehingga guru perlu memberi pengertian pada siswa lain untuk
menghargai jawaban dari teman-teman mereka, salah atau pun benar. Saat guru
menjelaskan tentang materi yang dipelajari siswa yang malah memperhatikan,
buku atau penggaris.
Ketika kegiatan diskusi sebagian siswa masih kebingungan tentang
bagaimana cara mengisi soalyang ada dalam LKS, sehingga di pembelajaran
berikutnya guru akan memberi penjelasan dengan rinci cara mencari informasi
dan pengamatan. Sebagian kelompok masih belum kompak dan belum
bekerjasama dengan baik sehingga guru perlu memberikan motivasi yaitu berupa
penghargaan bagi kelompok yang paling kompak. Saat diskusi berlangsung
kelompok hanya membacakan hasil pengamatan kelompok, kelompok lain hanya
mendengarkan, ketika guru meminta siswa untuk bertanya, memberi pendapat
atau tanggapan hanya sebagian siswa yang mau bertanya, memberi pendapat atau
tanggapan, sehingga guru perlu memberikan pancingan pertanyaan dan motivasi
kepada siswa.
b) Paparan Hasil Beajar
Dalam tindakan ini dilakukan evaluasi hasil belajar untuk mengukur sejauh
mana pemahaman siswa dalam menerima materi pembelajaran matematika
menggunakan alat peraga papan berpaku. Dalam evaluasi ini siswa mengerjakan
soal tertulis yang dikerjakan secara individu.
Adapun indikator yang ingin dicapai adalah (1)Menunjukkan dan
menentukanjumlah simetri lipat bangun datar, (2) Membuat pencerminan hasil
60
lipatan bangun datar, telah tercantum dalam soal evaluasi/ tugas individu
pertemuan 1 (terlampir dalam RPP). Berikut adalah hasil evaluasi siswa kelas
VSDN Sendang dalam pembelajaran matematika menggunakan alat peraga papan
berpaku dengan membuat tentang materi simetri lipat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Hasil Evaluasi 1 pada Siklus I Pertemuan 1
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat jelas perbandingannya siswa yang
mencapai ketuntasan belajar (KKM=60) adalah sebanyak 16 siswa sedangkan
siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa, Dengan nilai
rata-rata 69,63 diperoleh data nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 40,
yang mendapat nilai <50 sebanyak 2 siswa atau 8,00%, 50 s/d 59 sebanyak 4
siswa atau 18,18%, untuk nilai 60 s/d 69 sebanyak 4 siswa atau 18,18%, nilai 70
s/d 79sebanyak 4 siswa atau 18,18%, dan yang memiliki nilai 80 s/d 89 sebanyak
6 siswa atau 27,27 %. dan yang memiliki nilai 90 s/d 100 sebanyak 2 atau 8 %.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.4 dapat dibuat diagram
seperti pada diagram 4.3.
No. Nilai
Siklus I Pertemuan 1
Keterangan Jumlah
siswa
Persen
(%)
1. >50 2 8,00 Belum Tuntas
2. 50-59 4 18,18 Belum Tuntas
3. 60-69 4 18,18 Tuntas
4. 70-79 4 18,18 Tuntas
5. 80-89 6 27,27 Tuntas
6. 90-100 2 8,00 Tuntas
Jumlah 22 100
Rata-rata 69,81
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 40
Ketuntasan 16
Belum tuntas 6
61
Diagram 4.3
Hasil Evaluasi 1Siklus I pertemuan 1
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60) data hasil
perolehan nilai siklus I pertemuan 1 dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.5.
Tabel 4.5
Ketuntasan Belajar Siklus I pertemuan 1
No. Kriteria
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%)
1. Tuntas > 60 16 72,72%
2. Belum tuntas < 60 6 27.27%
Jumlah 22 100%
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa
yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60)
sebanyak 6 siswa atau 27,27%, sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasanminimal sebanyak 16siswa dengan persentase 72,72%. Ketuntasan
belajar siswa pada tabel 4.5 dapat dilihat pada diagram 4.4.
0
1
2
3
4
5
6
7
˂50 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Nilai
62
Diagram 4.4
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I pertemuan 1
Berdasarkan pengamatan setelah diadakanya penelitian tindakan suklus I
pertemuan 1 yang dilakukan pada tanggal 16 Maret 2012. Pertemuan I dilakukan
selama 70 menit (dua jam pelajaran) yaitu 55 menit PBM dan 15 mengerjakan tes
evaluasi 1, pada siklus I pertemuan 1 terjadi kenaikan hasil belajar siswa, hal
tersebut terjadi karena siswa merasa senang dalam proses pembelajaran. Dan
siswa tidak mudah bosan saat mengikuti kegiatan pembelajar di kelas, karena alat
peraga yang digunakan dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru
menyenangkan, jadi siswa dapat bermain sambil belajar, sehingga pembelajaran
lebih menarik yang berakibat hasil belajar siswa mengalami kenaikan dan
keaktifan siswa pun nampak dalam mengikuti proses pembelajaran. Tetapi dalam
siklus 1 pertemuan 1 dalam saat kegiatan pembelajaran guru kurang jelas dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran, saat kegiatan inti guru kurang jelas dalam
menyampaikan langkah pembelajaran, guru dalam pembelajaran memberikan
berbagai contoh bangun-bangun datar, guru kurang optimal dalam membimbing
siswa pada saat diskusi kelompok dan selama pengamatan dari kekuranggan guru
tesebut mengakibatkan kurangnya pemahaman 6 siswa dibandingkan 16 temannya
menyebabkan nilai 6 siswa ini di bawah (KKM=60) atau tidak tuntas. Sedangkan
kelebihan guru pada saat mengajar adalah persiapan guru sebelum mengajar telah
optimal, adanya ketegasan guru saat menegur siswa yang melakukan kegiatan
73%
27%
Tuntas ≥60 Belum Tuntas < 60
63
diluar kegiatan pembelajaran, saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa.
Adapun kekurangan dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan 2.
4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2
4.1.3.1 Deskripsi Observasi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2
a) Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada
tabel di bawah 4.6:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 2
No Aspek yang dinilai Skor skor
max 1 2
1 Siswa tertarik dengan penggunaan kertas lipat dan alat
peraga papan berpaku
√ 2
2 Siswa serius saat memperhatikan aturan membuat bangun
di papan berpaku dengan karet gelang
√ 2
3 Siswa senang dalam mengikuti aturan membuat bangun di
papan berpaku dengan karet gelang dan cara melipat kertas
yang sesuai dengan sumbu simetri
√ 2
4 Siswa mengabaikan perintah guru √ 1
5 Siswa bersemangat dalam mengikuti membuat bangun di
papan berpaku dengan karet gelang
√ 2
6 Siswa aktif menggunakan alat peraga sesuai petunjuk guru √ 2
7 Siswa aktif mengikuti semua permainan √ 2
8 Siswa aktif mengerjakan LKS √ 2
9 Siswa aktif berdiskusi √ 2
10 Siswa mengeluh saat diskusi √ 1
11 Siswa aktif mengungkapkan pendapatnya √ 2
12 Siswa memberi tanggapan atas permainan yang sudah
dilakukan
√ 2
13 Kurang ketepatan siswa dalam mengerjakan soal √ 2
14 Tidak canggung untuk bertanya kepada guru √ 2
15 Merangkum materi yang di ajarkan √ 2
Jumlah Skor 25 28
Presentase Keberhasilan 89%
64
Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I
pertemuan 2, skor keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
adalah 25 dari skor maksimal 28 dengan persentase keaktifan sebesar 89 %.
Aktivitas siswa sudah meningkat dibandingkan dengan aktifitas siswa pada siklus
I pertemuan 1, kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 2 sudah mulai berjalan
dengan baik hal ini dapat dibuktikan saat guru memberi pertanyaan, sebagian
besar siswa sudah menjawab dan ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk
menjawab, sebagian besar siswa sudah berani menjawab walaupun ada juga siswa
yang masih malu, karena sebagian besar siswa sudah mulai menghargai pendapat
atau jawaban yang dikemukakan oleh siswa yang lain. Walaupun masih ada siswa
yang malu dan takut dalam menjawab, guru memberikan pengertian kepada siswa
bahwa tak ada jawaban yang salah tapi yang ada hanya jawaban yang kurang
tepat.Saat guru menjelaskan tentang materi siswa juga sudah memperhatikan
dengan tekun karena pada awal pembelajaran guru meminta kepada seluruh siswa
untuk memasukkan seluruh peralatan tulis ke dalam tas, hal ini terbukti dapat
memfokuskan siswa kepada penjelasan guru. Ketika pengamatan berlangsung
guru membentuk kelompok dan sebagian besar anggota kelompok dapat saling
membantu. Dalam kerjasama kelompok siswa sudah kompak, aktif memberikan
pendapat dan aktif dalam pengamatan. Di dalam diskusi kelompok siswa juga
sudah mulai aktif dalam memberi pendapat, sanggahan atau pertanyaan. Tapi
masih ada siswa yang pasif dalam kerjasama kelompok maupun dalam diskusi.
Untuk mengatasinya guru memberi dorongan dengan memberi kesempatan
kepada setiap anggota kelompok untuk menjawab.
b) Paparan Hasil Beajar
Dalam tindakan ini dilakukan evaluasi hasil belajar untuk mengukur
sejauh mana pemahaman siswa dalam menerima materi pembelajaran matematika
menggunakan alat peraga papan berpaku. Dalam evaluasi ini siswa mengerjakan
soal tertulis yang dikerjakan secara individu.
Adapun indikator yang ingin dicapai adalah (1)Menunjukkan dan
menentukanjumlah simetri lipat bangun datar, (2) Membuat pencerminan hasil
lipatan bangun datar, telah tercantum dalam soal evaluasi/ tugas individu
65
pertemuan 2 (terlampir dalam RPP). Berikut adalah hasil evaluasi siswa dalam
pembelajaran matematika menggunakan alat peraga papan berpaku dengan
membuat tentang materi simetri lipat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Hasil Belajar Evaluasi 2 pada Siklus I Pertemuan 2
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat jelas perbandingannya siswa yang
mencapai ketuntasan belajar (KKM=60) adalah sebanyak 18 siswa sedangkan
siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa, Dengan nilai
rata-rata 75,45 diperoleh data nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 50,
yang mendapat nilai 50 s/d 59 sebanyak 4 siswa atau 18,18%, untuk nilai 60 s/d
69 sebanyak 1 siswa atau 4,54%, nilai 70 s/d 79sebanyak 6 siswa atau 27,27%,
dan yang memiliki nilai 80 s/d 89 sebanyak 8 siswa atau 36,36%. dan yang
memiliki nilai 90 s/d 100 sebanyak 2 atau 13,63 %.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.7 dapat dibuat diagram
seperti pada diagram 4.5
No. Nilai
Siklus I Peremuan 2
Keterangan Jumlah
siswa
Persen
(%)
1. 50-59 4 18,18 Belum Tuntas
2. 60-69 1 4,54 Tuntas
3. 70-79 6 27,27 Tuntas
4. 80-89 8 36,36 Tuntas
5 90-100 3 13,63 Tuntas
Jumlah 22 100
Rata-rata 75,45
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 50
Ketuntasan 18
Belum tuntas 4
66
Diagram 4.5
Hasil Belajar Evaluasi 2 Siklus I pertemuan 2
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60) data hasil evaluasi
perolehan nilai siklus I pertemuan ke 2 dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.8.
Tabel 4.8
Ketuntasan Belajar Siklus I pertemuan 2
No. Kriteria
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%)
1. Tuntas > 60 18 78 %
2. Belum tuntas < 60 4 22 %
Jumlah 22 100%
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I pertemuan ke 2 meningkat dapat
diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM=60) sebanyak 18 siswa atau 81,81%, sedangkan yang sudah
mencapai ketuntasan minimal sebanyak 4 siswa dengan persentase 18,18%.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.8 dapat dilihat pada diagram 4.6.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Nilai
67
Diagram 4.6
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I pertemuan 2
Berdasarkan pengamatan setelah diadakanya penelitian tindakan suklus I
pertemuan 2, pada siklus I pertemuan 2 terjadi kenaikan hasil belajar siswa, dapat
dilihat dari nilai rata-rata siswa, pada siklus I pertemuan 1 nilai rata-rata siswa
69,63 dan siklus I pertemuan 2 nilai rata-rata siswa 75,45. Setelah siswa
mengerjakan soal evaluasi guru bersama siswa mengoreksi hasil evaluasi guru
bersama siswa melakukan tanya jawab hal yang belum dipahami oleh siswa,
kemudian guru meminta siswa mengerjakan tes formatif siklus Itelah tercantum
dalam kisi-kisi instrument evaluasi hasil belajar yang terdapat pada Bab III tabel
3.3. Berikut adalah hasil tes tertulis (ulangan harian) siswa dalam pembelajaran
simetri lipat dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini:
73%
27%
Tuntas ≥60 Belum Tuntas < 60
68
Tabel 4.9
Hasil Tes Formatif (Ulangan Harian) 1 Pada Siklus I
Berdasarkan tabel 4.9 paa tes formatif (ulanganharian) terlihat jelas
perbandingannya siswa yang mencapai ketuntasan belajar(KKM=60) adalah
sebanyak 20 siswa sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 2 siswa, Dengan nilai rata-rata 79,54 diperoleh data nilai tertinggi
adalah 100, nilai terendah adalah 50, yang mendapat nilai 50 s/d 59 sebanyak 2
siswa atau 9,0%, untuk nilai 60 s/d 69 sebanyak 1 siswa atau 4,54%, nilai 70 s/d
79sebanyak 6 siswa atau 27,27%, dan yang memiliki nilai 80 s/d 89 sebanyak 9
siswa atau 40,90%. dan yang memiliki nilai 90 s/d 100 sebanyak atau 13,63%.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.9 dapat dibuatdiagram seperti
pada diagram 4.7
No. Nilai
Tes Formatif 1
Keterangan Jumlah
siswa
Persen
(%)
1. 50-59 2 9,0 Belum Tuntas
2. 60-69 1 4,54 Tuntas
3. 70-79 6 27,27 Tuntas
4. 80-89 9 40,90 Tuntas
5. 90-100 3 13,63 Tuntas
Jumlah 22 100
Rata-rata 79,54
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 50
Ketuntasan 20
Belum tuntas 2
69
Diagram 4.7
Hasil Belajar Tes Formatif 1 Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60) data hasil
perolehan nilai tes formatif (ulangan harian) 1 pada siklus I dapat disajikan dalam
bentuk tabel 4.10.
Tabel 4.10
Ketuntasan Belajar Tes Formatif 1 Siklus I
No. Kriteria
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%)
1. Tuntas > 60 20 91%
2. Belum tuntas < 60 2 9%
Jumlah 22 100%
Ketuntasan belajar siswa pada tes formatif (ulangan harian) siklus 1
dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM=60) sebanyak 20 siswa atau 91%, sedangkan yang sudah
mencapai ketuntasan minimal sebanyak 2 siswa dengan persentase 9%.
Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.10 dapat dilihat pada diagram 4.8 di bawah
ini:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Nilai
70
Diagram 4.8
Persentase Ketuntasan Belajar Tes Formtif 1 Siklus I
Berdasarkan pengamatan setelah diadakanya penelitian tindakan suklus I
pertemuan 2 yang dilakukan pada tanggal 17 Maret 2012. Pertemuan I dilakukan
selama 70 menit (dua jam pelajaran) yaitu 40 menit PBM dan 10 mengerjakan tes
evaluasi 1 dan 20 menit mengerjakan tes formatif (ulangan harian) pada siklus I
pertemuan 2 terjadi kenaikan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari nilai rata-rata
siswa, pada siklus I pertemuan 1 pada tes evaluasi 1 nilai rata-rata siswa 69,81 dan
siklus I pertemuan ke2 pada nilai evaluasi 2 nilai rata-rata siswa 75,45, pada tes
formatif (ulangan harian) siklus I nilai rata-rata siswa 79,54, sedangkan nilai
ketuntasan siswa juga mengalami kenaikan, siklus I pertemuan 1 nilai ketuntasan
siswa pada tes evaluasi 1 adalah 72,72% dan siklus I pertemuan 2 pada nilai
evaluasi 2 adalah 75,54%, saat di adakan tes formatir (ulangan harian) 1 nilai
ketuntasan siswa mengalami peningkatan adalah 91%. Hal ini karena tingkat
pemahaman siswa meningkat,dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan
kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan guru dalam mengajar
antara lain pengaturan waktu masih perlu diperbaiki, saat kegiatan inti guru
kurang jelas dalam menyampaikan langkah pembelajaran. Sedangkan kelebihan
guru pada saat mengajar adalah guru sudah lebih optimal dalam membimbing
siswa pada saat diskusi kelompok dan selama pengamatan, persiapan guru
73%
27%
Tuntas ≥60 Belum Tuntas < 60
71
sebelum mengajar telah optimal sehingga dalam kegiatan pembelajaran tidak ada
siswa yang gaduh.
c) Refleksi Siklus I
Pada siklus I terdapat 2 (dua) deskripsi yang dibuat yaitu deskripsi keaktifan
siswa dan deskripsi hasil belajar siswa. Dari uraian deskripsi siklus I, dapat
ditindaklanjuti sebagai berikut :
1. Keaktifan Siswa
Secara klasikal, ketercapaian keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
Matematika menggunakan alat peraga papan berpaku sudah meningkat. Dari
pertemuan 1 dengan skor keaktifan 22, menjadi 25 pada pertemuan 2. Siswa aktif
dalam berdiskusi kelompok, berani menyampaikan pendapatnya, mengajukan
pertanyaan, mandiri membuat kesimpulan pembelajaran sesuai dengan
pemahamannya. Namun dalam beberapa aspek seperti keseriusan dalam
mengikuti pembelajaran, tanggap terhadap pendapat orang lain, dan ketepatan
waktu dalam mengerjakan evaluasi dan tes formatif masih belum ada
peningkatan. Oleh karena itu, dilakukan tindak lanjut pada siklus II.Berikut ini
tabel dan diagram skor dan persentase peningkatan keaktifan siswa selama
mengikuti pembelajaran siklus I.
Tabel 4.11
Skor dan Persentase Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan tabel 4.11 pada siklus I keaktifan siswa dapat disimpulkan
bahwa terdapat kenaikan dari siklus I pertemuan 1 ke pertemuan 2. Jika dirata-rata
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi simetri lipat dan
pencerminan pada siklus I sebesar 84% dengan nilai rata-rata skor sebesar 23
.Berarti keaktifan siswa pada siklus I termasuk kategori sangat tinggi, Untuk lebih
Pertemuan Skor Persentase
1 22 79%
2 25 89%
Rata-rata 23 84%
72
jelasnya data nilai pada tabel 4.9 dapat dibuat diagram seperti pada diagram 4.9
sebagai berikut:
Diagram 4.9
Skor dan Persentase Keaktifan Siswa dalam
Pembelajaran Siklus I
skor persentase
2. Hasil Belajar Siswa
Berikut ini tabel dan diagram analisis hasil belajar siswa selama
mengikuti pembelajaran siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Analisis Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
No
Pembelajaran Siklus I
Rata-
rata
Persentase
Ketuntasa
1 Pertemuan 1 Evaluasi 1 70 73%
2 Pertemuan 2 Evaluasi 2 75 82%
Tes formatif 1 79 91%
Rata-rata Ketuntasan Belajar Siklus I 75 82%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pertemuan 1 Pertemuan 2
73
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.12 dapat dibuat diagram
seperti pada diagram 4.10 di bawah ini:
Diagram 4.10
Hasil Belajar Siswa Siklus I
Rata-rata Persentase
Berdasarkan diagram 4.10, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
kenaikan dari siklus I pertemuan 1 ke pertemuan 2. Jika dirata-rata ketuntasan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi simetri lipat dan
pencerminan pada siklus I sebesar 82% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 75.
Mengacu pada indikator keberhasilan penelitian, untuk variable hasil
belajar belum dapat tercapai pada siklus I. Indikator keberhasilan menetapkan
sebesar 90% siswa mengalamiketuntasan dalam belajar Matematika. Sedangkan
pada siklus I hanya mencapai 82%, oleh karena itu ditindak lanjuti pada siklus II.
4.1.5 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1
4.1.5.1 Deskripsi Observasi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1
a) Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II pertemuan 1 dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pertemuan1 Pertemuan 2 Pertemuan2 Tes Evaluasi 1 Tes Evaluasi 2 Tes Formatif 1
74
Tabel 4.13
Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Siklus II Pertemuan 1
Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II
pertemuan 1, skor keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
adalah 29 dari skor maksimal 28 dengan persentase keaktifan sebesar 96,42 %.
Aktivitas siswa sudah baik, komunikasi terjadi saat guru melakukan tanya jawab
dengan siswa dan tanya jawab saat diskusi berlangsung. Penggunaan alat peraga
papan berpaku belum membuat siswa aktif dalam menyampaikan pendapatnya
baik dalam bentuk lisan dan pemahaman siswa, melalui kegiatan tanya jawab
tetapi hampir keseluruhan siswa aktif dalam proses belajar mengajar.
b) Paparan Hasil Beajar
Dalam tindakan ini dilakukan evaluasi hasil belajar untuk mengukur sejauh
mana pemahaman siswa dalam menerima materi pembelajaran matematika
menggunakan alat peraga papan berpaku. Dalam evaluasi ini siswa mengerjakan
soal tertulis yang dikerjakan secara individu. Adapun indikator yang ingin dicapai
No Aspek yang dinilai Skor skor
max 1 2
1 Siswa tertarik dengan alat peraga papan berpaku √ 2
2 Siswa serius saat memperhatikan aturan membuat bangun di
papan berpaku dengan karet gelang
√ 2
3 Siswa senang dalam mengikuti aturan membuat bangun di papan
berpaku dengan karet gelang
√ 2
4 Siswa mengabaikan perintah guru √ 1
5 Siswa bersemangat dalam mengikuti membuat bangun di papan
berpaku dengan karet gelang
√ 2
6 Siswa aktif menggunakan alat peraga sesuai petunjuk guru √ 2
7 Siswa aktif mengikuti semua permainan √ 2
8 Siswa aktif mengerjakan LKS √ 2
9 Siswa aktif berdiskusi √ 2
10 Siswa mengeluh saat berdiskusi √ 1
11 Siswa memberi tanggapan atas permainan yang sudah dilakukan √ 2
12 Siswa secara aktif memberi rangkuman √ 2
13 Kurang ketepatan siswa dalam mengerjakan soal √ 2
14 Tidak canggung untuk bertanya kepada guru √ 2
15 Merangkum materi yang di ajarkan √ 2
Jumlah Skor 29 28
Presentase Keberhasilan 96,42%
75
adalah (1) Menunjukan bangun yang tidak memiliki simetri lipat, (2) Menunjukan
jumlah simetri lipat pada bangun datar, (3)Melakukan pencerminan
untukmembentuk bayangan terhadap sumbu tegak dengan kertas berpetak, (4)
Melakukan pencerminan untukmembentuk bayangan terhadap sumbu tegak
dengan menggunakanalat peraga papan berpaku, telah tercantum dalam soal
evaluasi/ tugas individu pertemuan 1 (terlampir dalam RPP). Berikut adalah hasil
evaluasi siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan alat peraga papan
berpaku dengan membuat tentang materi pencerminan pada tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14
Hasil Belajar Evaluasi pada Siklus II Pertemuan 1
Berdasarkan tabel 4.10 siswa yang mencapai ketuntasan belajar
(KKM=60) adalah sebanyak 22 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa
sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 0 siswa atau
0% dan dapat diartikan bahwa tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah
Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM=60). Dengan nilai rata-rata 81,59 diperoleh
data nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 70, yang mendapat nilai 70
s/d 79sebanyak 8 siswa atau 36,36%, dan yang memiliki nilai 80 s/d 89 sebanyak
9 siswa atau 40,90%. dan yang memiliki nilai 90 s/d 100 sebanyak 4 atau 18,18
%.
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.14 dapat dibuat diagram
seperti pada diagram 4.1.
No. Nilai
Siklus II pertemuan 1
Keterangan Jumlah
siswa
Persen
(%)
1. 70-79 8 36,36 Tuntas
2. 80-89 9 40,90 Tuntas
3. 90-100 4 18,18 Tuntas
Jumlah 22 100
Rata-rata 81,59
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
Ketuntasan 22
Belum tuntas 0
76
Diagram 4.11
Hasil Evaluasi 3 Siklus II pertemuan 1
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60) data hasil
perolehan nilai siklus II pertemuan ke 1 dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.15.
Tabel 4.15
Ketuntasan Belajar Siklus II pertemuan ke 1
No. Kriteria
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%)
1. Tuntas > 60 22 100%
2. Belum tuntas < 60 0 0%
Jumlah 22 100%
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II pertemuan ke 1dapat diketahui
bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM=60) sebanyak 0 siswa atau 0%, sedangkan yang sudah mencapai
ketuntasan minimal sebanyak 22 siswa dengan persentase 100%. Ketuntasan
belajar siswa pada tabel 4.15 dapat dilihat pada diagram 4.12
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
70-79 80-89 90-100
Nilai
77
Diagram 4.12
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II pertemuan 1
Berdasarkan pengamatan setelah diadakanya penelitian tindakan suklus II
pertemuan 1 yang dilakukan pada tanggal 21 Maret 2012. Pertemuan I dilakukan
selama 70 menit (dua jam pelajaran) yaitu 55 menit PBM dan 15 mengerjakan tes
evaluasi 1, berdasarkan diagram 4,12 hasil belajar siswadengan menggunakan alat
peraga papan berpaku siswa yang belum tuntas (KKM=60) adalah sebanyak 0
siswa atau tidak adasiswa yang mendapatkan nilai >60. Sedangkan siswa yang
tuntas dalam belajarnya sebanyak 22 siswa atau 100% dari jumlah siswa
mendapatkan nilai ≥60. Berarti indikator kinerja dalam penelitian ini sudah
tercapai karena 100% dari jumlah siswa sudah mendapatkan nilai ≥60 dan dapat
diartikan 100% dari jumlah siswa memahami materi yang telah disajikan oleh
guru. Berarti indikator kinerja pada penelitian pada siklus II pertemuan 1 berhasil
telah berhasil tercapai. Dan untuk memantapkan dari hasil siklus II pertemuan 1
ini akan dilanjutkan tes formatif 2 pada siklus II pertemuan ke 2.
4.1.6. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2
4.1.6.1 Deskripsi Observasi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2
a) Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
73%
27%
Tuntas ≥60 Belum Tuntas < 60
78
Tabel 4.16
Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Siklus II Pertemuan 2
Berdasarkan tabel 4.16hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II
pertemuan 2, skor keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
adalah 28 dari skor maksimal 28 dengan persentase keaktifan sebesar 100 %.
Aktivitas siswa sudah aktif.
b) Paparan Hasil Belajar
Pada siklus II pertemuan 2 ini, berdasarkan hasil tes akhir dalam bentuk tes
formatif 2 (ulangan harian), Adapun indikator yang ingin dicapai adalah (1)
Menunjukan bangun yang tidak memiliki simetri lipat, (2) Menunjukan jumlah
simetri lipat pada bangun datar, (3)Melakukan pencerminan untukmembentuk
No Aspek yang dinilai Skor skor
max 1 2
1 Siswa tertarik dengan penggunaan kertas lipat dan alat peraga
papan berpaku
√ 2
2 Siswa serius saat memperhatikan aturan cara membuat bangun di
papan berpaku dengan karet gelang
√ 2
3 Siswa senang dalam mengikuti permaiana membuat bangun di
papan berpaku dengan karet gelang dan cara melipat kertas yang
sesuai dengan sumbu simetri
√ 2
4 Siswa mengabaikan perintah guru √ 1
5 Siswa bersemangat dalam mengikuti membuat bangun di papan
berpaku dengan karet gelang
√ 2
6 Siswa aktif menggunakan alat peraga sesuai petunjuk guru √ 2
7 Siswa aktif tanya jawab tentang materi simetri lipat dan
pencerminan
√ 2
8 Siswa aktif mengungkapkan pendapatnya √ 2
9 Siswa memberi tanggapan atas permainan yang sudah dilakukan √ 2
10 Siswa mengeluh saat berdiskusi √ 1
11 Siswa aktif mengungkapkan pendapatnya √ 2
12 Siswa memberi tanggapan atas permainan yang sudah dilakukan √ 2
13 Kurang ketepatan siswa dalam mengerjakan soal √ 2
14 Tidak canggung untuk bertanya kepada guru √ 2
15 Merangkum materi yang di ajarkan √ 2
Jumlah Skor 28 28
Presentase Keberhasilan 100%
79
bayangan terhadap sumbu tegak dengan kertas berpetak, (4) Melakukan
pencerminan untukmembentuk bayangan terhadap sumbu tegak dengan
menggunakanalat peraga papan berpaku, telah tercantum dalam soal tes formatif
pertemuan 2 (terlampir dalam RPP). telah tercantum dalam kisi-kisi instrument
evaluasi hasil belajar yang terdapat pada Bab III tabel 3.4. Berikut adalah hasil tes
formatif siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan alat peraga papan
berpaku dengan membuat tentang materi pencerminan pada tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17
Hasil Belajar Formatif 2 Siklus II
Berdasarkan tabel 4.17 terlihat jelas siswa yang mencapai ketuntasan
belajar (KKM=60) adalah sebanyak 22 siswa atau 100 % siswa sedangkan siswa
yang tidak tuntas 0 siswa atau 0% dan dapat diartikan bahwa tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKM=60). Dengan nilai
rata-rata 82,27 diperoleh data nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 70,
yang mendapat nilai 70 s/d 79sebanyak 5 siswa atau 22,72%, dan yang memiliki
nilai 80 s/d 89 sebanyak siswa 7 atau 31,81%. dan yang memiliki nilai 90 s/d 100
sebanyak 9 atau 40,90 %.
No. Nilai
Siklus II Tes formatif 2
Keterangan Jumlah
siswa
Persen
(%)
1. 70-79 5 22,72 Tuntas
2. 80-89 7 31,81 Tuntas
3. 90-100 9 40,90 Tuntas
Jumlah 22 100
Rata-rata 82,72
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 70
Ketuntasan 22
Belum tuntas 0
80
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.17 dapat dibuat diagram
seperti pada diagram 4.13 di bawah ini:
Diagram 4.13
Analisis Hasil BelajarTes Formatif 2 Siklus II
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60) data hasil
perolehan nilai tes formatif (ulangan harian) 2 pada siklus I dapat disajikan dalam
bentuk tabel 4.18.
Tabel 4.18
Ketuntasan Belajar Tes Formatif 2 Siklus II
No. Kriteria
Ketuntasan
Jumlah Siswa
Jumlah Persen (%)
1. Tuntas > 60 22 100%
2. Belum tuntas < 60 0 0%
Jumlah 22 100%
Ketuntasan belajar siswa pada tes formatif (ulangan harian) 2 siklus II
Berdasarkan pada diagram 4.18 dengan menggunakan alat peraga papan berpaku
siswa yang belum tuntas (KKM=60) adalah sebanyak 0 siswa atau tidak adasiswa
yang mendapatkan nilai ˂60. Sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya
sebanyak 22 siswa atau 100% dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥60. Berarti
indikator kinerja dalam penelitian ini sudah tercapai karena 100% dari jumlah
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
70-79 80-89 90-100
Nilai
81
siswa sudah mendapatkan nilai ≥60 dan dapat diartikan 100% dari jumlah siswa
memahami materi yang telah disajikan oleh guru. Berarti indikator kinerja pada
penelitian pada siklus II pertemuan 2 berhasil telah berhasil tercapai. Berikut
inidiagram ketuntasan hasil belajar tes formatif 2:
Diagram 4.14
Persentase Ketuntasan BelajarTes Formtif 2 Siklus II
Berdasarkan pengamatan setelah diadakanya penelitian tindakan suklus II
pertemuan 2 yang dilakukan pada tanggal 22 Maret 2012. Pertemuan 2 dilakukan
selama 70 menit (dua jam pelajaran) yaitu 45 menit PBM dan 30 menit
mengerjakan tes formatif (ulangan harian) pada siklus I pertemuan 2 terjadi
kenaikan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa, pada siklus II
pertemuan 1 nilai rata-rata siswa 81,59 dan mengalami peningkatan nilai rata-rata
siswa 82,72pada siklus I pertemuan ke2. Hal ini karena tingkat pemahaman siswa
meningkat. Hasil belajar siswa pada aspek kognitif setelah menggunakan alat
peraga papan berpaku pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus II yaitu
dari 22 siswa atau 100% sudah mencapai KKM yang di tentukan, ini terjadi
karena dalam proses pembelajaran menggunakan alat peraga papan berpaku
sehingga siswa dapat memahami konsep yang disampaikan dalam PBM.
Berdasarkan hasil wawancara guru/peneliti dengan siswa dalam refleksi akhir
pembelajaran diketahui pada kegiatan pembelajaran siswa lebih senang belajar
dengan menggunakan alat peraga papan berpaku dalam pembelajaran karena
73%
27%
Tuntas ≥60
82
siswa akan lebih mudah dalam memahami konsep yang disampaikan dan belajar
sambil bermain.
c) Refleksi Siklus II
Pada siklus II terdapat 2 (dua) deskripsi yang dibuat yaitu deskripsi keaktifan
siswa dan deskripsi hasil belajar siswa. Dari uraian deskripsi siklus I, dapat
ditindaklanjuti sebagai berikut :
1. Keaktifan Siswa
Secara klasikal, ketercapaian keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
Matematika menggunakan alat peraga papan berpaku sudah meningkat, siswa
lebih senang belajar dengan menggunakan alat peraga papan berpaku dalam
pembelajaran karena siswa akan lebih mudah dalam memahami konsep yang
disampaikan. Dari pertemuan 1 dengan skor keaktifan 96, menjadi 100 pada
pertemuan 2.Siswa merespon perintah guru,siswa aktif dalam berdiskusi
kelompok,aktif dalam mengerjakan tugas LKS, berani menyampaikan
pendapatnya, mengajukan pertanyaan, mandiri membuat kesimpulan
pembelajaran sesuai dengan pemahamannya.Berikut ini tabel dan diagram skor
dan persentase peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran siklus
I.
Tabel 4.19
Skor dan Persentase Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
Pertemuan Skor Persentase
1 27 96%
2 28 100%
Rata-rata 27,5 98%
83
Diagram 4.15
Skor dan Persentase Keaktifan Siswadalam
Pembelajaran Siklus II
skor persentase
2. Hasil Belajar Siswa
Berikut ini tabel dan diagram analisis hasil belajar siswa selama
mengikuti pembelajaran siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.20
Hasil Analisis Belajar Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
No
Pembelajaran Siklus I
Rata-
rata
Persentase
Ketuntasan
1 Pertemuan 1 Evaluasi 1 82 100%
2 Pertemuan 2 Tes formatif 2 83 100%
Rata-rata Hasil Belajar Siklus II 82,15 100%
Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.20 dapat dibuat diagram
seperti pada diagram 4.16 di bawah ini:
0
20
40
60
80
100
120
Pertemuan 1 Pertemuan 2
84
Diagram 4.16
Hasil Belajar Siswa Siklus II
Rata-rata Persentase
Berdasarkan diagram 4.16, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
kenaikan dari siklus I pertemuan 1 ke pertemuan 2. Jika dirata-rata ketuntasan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi simetri lipat dan
pencerminan pada siklus I sebesar 100% dengan nilai rata-rata kelas sebesar
82,15.
Mengacu pada indikator keberhasilan penelitian, untuk variable hasil
belajar sudah dapat tercapai pada siklus II. Indikator keberhasilan menetapkan
sebesar 90% siswa mengalamiketuntasan dalam belajar Matematika. Sedangkan
pada siklus I hanya mencapai 100% sehingga tidak perlu tindakan siklus
berikutnya.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berikut adalah pembahasan hasil penelitian pembelajaran Matematika
menggunakan alat peraga papan berpaku, yang berdasarkan hasil observasi dan
tindakan diketahui dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Matematika
siswa kelas V SDN Sendang Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.
0
20
40
60
80
100
120
Pertemu 1 Pertemuan 2Tes Evaluasi 3 Tes Formatif 2
85
4.2.1 Pembahasan Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada pertemuan 1 skor
keaktifan siswa adalah 22 dengan persentase keaktifan 79%, meningkat menjadi
25 dengan persentase 89% pada pertemuan 2.
Siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pada pertemuan 1 skor keaktifan 27
dengan persentase keaktifandan 96%, tingkat keaktifan siswa mencapai skor
maksimal sebesar 28 dengan persentase keaktifan 100%. Peningkatan keaktifan
siswa pada tiap pertemuan dari siklus I dan siklus II dapat dijabarkan dalam tabel
dan diagram, sebagai berikut :
Tabel 4.21
Peningkatan Skor dan Persentase Keaktifan
Pada Setiap Pertemuan
Siklus Pertemuan Skor Keaktifan Persentase Keaktifan
I 1 22 79%
2 25 89%
II 1 27 96%
2 28 100%
Diagram 4.17
Peningkatan Skor dan Persentase Keaktifan siswa
pada Setiap Pertemuan
Skor Persentase Keaktifan
0
20
40
60
80
100
120
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
SIKLUS I SIKLUS II
86
4.2.2 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pra siklus atau sebelum pembelajaran diambil dari hasil
tes tertulis semester II tahun 2010/2011 dengan rata-rata kelas 54,00 dan
persentase ketuntasan 63,64%. Dilakukan tindakan pada siklus I dalam 2 kali
pertemuan. Pertemuan 1 rata-rata hasil belajar siswa adalah 69,81 dengan
persentase ketuntasan 72,72%. Pertemuan 2 hasil belajar siswa mengalami
peningkatan dengan rata-rata 75,45 dan persentase ketuntasan sebesar 81,81%.
Dilaksanakan tes formatif dan rata-rata hasil belajar siswa kembali meningkat
menjadi 79,54 dengan persentase ketuntasan 91%.Jika dirata-rata ketuntasan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi simetri lipat dan
pencerminan pada siklus I sebesar 82% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 75.
Karena hasil belajar siklus I belum mencapai indikator keberhasilan dengan
persentase ketuntasan 100%, maka ditindaklanjuti pada siklus II dalam 2 kali
pertemuan. Pada pertemuan 1, rata-rata hasil belajar siswa adalah 81,59 dengan
persentase ketuntasan 100%. Pertemuan 2, melalui tes formatif 2, rata-rata hasil
belajar siswa meningkat menjadi 82,72 dengan persentase ketuntasan 100%. Jika
dirata-rata ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi
simetri lipat dan pencerminan pada siklus II sebesar 100% dengan nilai rata-rata
kelas sebesar 82,15.
Rata-rata hasil belajar dan persentase ketuntasan siklus I dan siklus II, jika
dijabarkan dalam bentuk tabel dan diagram adalah sebagai berikut :
Tabel 4.22
Perbedaan Hasil Belajar Siswa dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Siklus Rata-rata
Hasil Belajar Persentase Ketuntasan
Pra Siklus 54,00 63,64%
Siklus I 75,00 82%
Siklus II 82,15 100%
87
Diagram 4.18
Perbedaan Hasil Belajar Siswapada Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus I
Rata-rata Persentase ketuntasan
4.1.3 Implikasi Hasil Penelitian
Penarapan alat peraga papan berpaku memacu guru agar lebih kreatif
dalam proses pembelajaran. Kreatif dalam arti aktif membuat alat peraga papan
berpakudan aktif dalam membimbing siswanya untuk dapat menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Dengan penerapan alat peraga papan berpaku
keterampilan guru dalam mengajar akan lebih terasah. Diantaranya adalah
kemampuan guru dalam menciptakan suasana kelas yang lebih menyenangkan,
sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak akan merasa bosan. Siswa lebih
kreatif sehingga suasana kelas akan lebih hidup yang pada akhirnya dapat
menghapus anggapan bahwa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran
yang menakutkan dan membosankan, untuk memperkaya keaktifan dan
kekreatifan dalam kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga papan berpaku
sebagai dasar penggunaan lebih lanjut, bahwa dengan menggunakan alat peraga
kepada siswa, pembelajaran akan lebih bermakna karena akan mudah dipahami
0
20
40
60
80
100
120
Pra Siklus Siklus I Siklus II
88
oleh siswa karena siswa dapat melihat dan mempraktekan langsung objek yang
dipelajarinya. Penelitian ini memberikan pengalaman langsung pada siswa
sehinnga terpacu untuk rajin dalam belajar. Hasil belajar siswa dapa di lihat dari
nilai evaluasi dan ulangan harian. Hal ini dapat membuktikan bahwa penerapan
alat peraga papan berpaku sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran,
terutama mata pelajaran matematika. Di dalam penerapan alat peraga papan
berpaku pelaksanaannya dalam PBM, sehingga dapat meningkatkan keaktifan
siswa sekaligus berdampak pada meningkatnya hasil belajar.