bab iii deskripsi lokasi 3.1 gambarang kabupaten

14
31 BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten Banyuwangi 3.1.1 Letak Geografis dan Iklim Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Jawa Timur yang terletak di bagian timur Pulau Jawa. Secara astronomis, kabupaten ini terletak di antara 111 o 53’ - 114 o 38’ Bujur Timur dan 70 o 43 - 8 o 46 Lintang Selatan. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di sebelah utara, Samudera Indonesia di sebelah Selatan, Kabupaten Bondowoso disebelah barat, dan Selat Bali di sebelah Timur. Luas wilayah Kabupaten Banyuwangi sekitar 5.782,50 km 2 yang merupakan kabupaten terluas di Provinsi Jawa Timur. Sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah kawasan hutan. Area hutan ini mencapai sekitar 32%, persawahan mencapai 12%, perkebunan sebesar 14%, 22% dimanfaatkan sebagai daerah pemukiman, ladang sebesar 3% dan 17% untuk Tambak. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Banyuwangi mempunyai pengaruh untuk mengairi hamparan sawah yang cukup luas dan potensial, juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kesuburan tanah. Jumlah DAS di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

31

BAB III

DESKRIPSI LOKASI

3.1 Gambarang Kabupaten Banyuwangi

3.1.1 Letak Geografis dan Iklim

Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Jawa Timur

yang terletak di bagian timur Pulau Jawa. Secara astronomis, kabupaten ini

terletak di antara 111o53’ - 114 o38’ Bujur Timur dan 70o43 - 8o46 Lintang

Selatan. Secara geografis Kabupaten Banyuwangi berbatasan dengan Kabupaten

Situbondo di sebelah utara, Samudera Indonesia di sebelah Selatan, Kabupaten

Bondowoso disebelah barat, dan Selat Bali di sebelah Timur.

Luas wilayah Kabupaten Banyuwangi sekitar 5.782,50 km2 yang

merupakan kabupaten terluas di Provinsi Jawa Timur. Sebagian besar wilayah

Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah kawasan hutan. Area hutan ini

mencapai sekitar 32%, persawahan mencapai 12%, perkebunan sebesar 14%, 22%

dimanfaatkan sebagai daerah pemukiman, ladang sebesar 3% dan 17% untuk

Tambak.

Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Banyuwangi mempunyai

pengaruh untuk mengairi hamparan sawah yang cukup luas dan potensial, juga

mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkat kesuburan tanah. Jumlah DAS

di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Page 2: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

32

Tabel 1.1

Daerah Aliran Sungai Kabupaten Banyuwangi

No. Nama DAS

1 DAS Bajulmati

2 DAS Sodong

3 DAS Widoro Porong

4 DAS Curah Alas Buluh

5 DAS Selogiri

6 DAS Sebani

7 DAS Paleran

8 DAS Dani

9 DAS Ketapang

10 DAS Kali Klatak

11 DAS Sukowidi

12 DAS K. Banyuwangi

13 DAS BENDO

14 DAS Pakis

15 DAS Tambong

16 DAS Donosuka

17 DAS Lungun

18 DAS Binau

19 DAS Bomo

20 DAS Blambangan

21 DAS Komis

22 DAS Setail

23 DAS Blambangan

24 DAS Kaligung

25 DAS Sarongan

26 DAS Kandangan

27 DAS Lembu

28 DAS Trembelang

29 DAS Bangorejo

30 DAS Besaran

31 DAS Kedungrejo

32 DAS Karangbendo

33 DAS Kemut

34 DAS Gambiran

35 DAS Buluagung

Sumber Data : BPS Banyuwangi 2016

Page 3: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

34

Rata-rata hari hujan yang menggenangi DAS di Kabupaten Banyuwangi

selama tahun 2014 juga cukup tinggi yaitu ± 11 hari tiap bulan, Hari hujan

terbanyak ada di bulan Januari, Februari dan Maret yaitu sebanyak 21 hari, dan

hari hujam terendah ada di bulan September yaitu hanya 1 hari. Sedangkan suhu

terpanas terjadi pada bulan November yaitu 29,2 derajat dan yang terendah pada

bulan Juli 26,2 derajat.

Secara administratif, Kabupaten Banyuwangi terbagi menjadi 24

kecamatan dan 217 kelurahan/desa, selama periode 2013-2014, baik jumlah

kecamatan, desa/kelurahan tidak ada perubahan. Dari 24 Desa yang ada, terdapat

dua kecamatan yang memiliki desa/ kelurahan terbanyak yaitu Kecamatan

Banyuwangi dan Kecamatan Rogojampi, masing-masing ada 18 desa/kelurahan,

diikuti oleh Kecamatan Kabat yang terdiri dari 16 desa. Adapun nama kecamatan

berserta jumlah desa yang ada di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel

1.2.

Tabel 1.2

Rincian Desa Menurut Kecamatan Tahun 2012

No. Kecamatan Desa/Kelurahan

1 Pesanggaran 5

2 Siliragung 5

3 Bangorejo 7

4 Purwoharjo 8

5 Tegaldlimo 9

Page 4: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

35

6 Muncar 10

7 Cluring 9

8 Gambiran 6

9 Tegalsari 6

10 Glenmore 7

11 Kalibaru 6

12 Genteng 5

13 Srono 10

14 Rogojampi 18

15 Kabat 16

16 Singojuruh 11

17 Sempu 7

18 Songgon 9

19 Glagah 10

20 Licin 8

21 Banyuwangi 18

22 Giri 6

23 Kalipuro 9

24 Wongsorejo 12

Jumlah 217

Sumber Data : bag. Pemerintahan Setwilda Banyuwangi

Gambaran kabupaten di atas secara sosiologis terdapat beberapa fenomena

yang mana ekonomi masyarakat bergantung pada hasil perkebunan, pertanian, dan

hasil dari laut, karena wilayah Banyuwangi mempunyai sumber daya alam berupa

Page 5: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

36

pegunungan, perbukitan (wilayah Barat) dan Lautan (wilayah timur) serta luas

wilayah yang sangat luas. Letak Kabupaten Banyuwangi yang berada di ujung

timur Pulau Jawa juga mempunyai potensi pariwisata yang sangat bagus.

Beberapa wisata di sana sudah go internasional seperti Pulau Merah dan Pantai

Pelengkung atau biasa disebut G-land. Potensi pariwisata tersebut sebagai

peningkat ekonomi masyarakat seperti membangun home stay, hotel, dan cafe.

3.1.2 Kependudukan

Kependudukan adalah pengelompokan penduduk atas dasar kriteria

tertentu. Pengelompokan data dan kriteria ini disesuaikan dengan dengan tujuan

tertentu. Misalnya secara geografis, biologis, sosial, atau ekonomi.

Berdasarkan jenis kelamin, penduduk pada suatu wilayah dapat

digolongkan atau disusun menurut umur, jenis kelamin, mata pencaharian,

pendapatan, kebangsaan, agama, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya.

1. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Secara umum manusia terbagi dalam dua jenis kelamin yaitu laki – laki

dan wanita. Jenis kelamin atau Gender menjadi isu substansial dalam

konteks perubahan segmentasi pasar wisata pada dua puluh tahun terakhir. Jenis

kelamin adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai

saran atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk

mempertahankan kelangsungan spesies itu.

Menurut Dian dalam Pinoza menyebutkan bahwa jenis kelamin adalah

istilah yang membedakan antara laki-laki dan perempuan secara biologis, dan

dibawa sejak lahir dengan sejumlah sifat yang diterima orang sebagai

Page 6: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

37

karakteristik laki-laki dan perempuan. Adapun karakteriktik masyarakat atau

penduduk di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3

Karakteristik Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber Data : Badan Pusat Statistik 2015

Perbadingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk

perempuan akan menghasilkan indikator angka sex ratio. Berdasarkan komposisi

kelamin, jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Banyuwangi pada tahun

2014 sebesar 98 persen, mengalami penurunan dari tahun 2013 sex ratio sebesar

99, yang berarti pada tahun 2014 bahwa dari setiap 100 orang perempuan dapat

dibandingkan dengan 98 orang laki-laki.

780

782

784

786

788

790

792

794

796

798

800

2013 2014

787.384

789.924

795.202

798.158

Laki-laki

Perempuan

Page 7: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

38

2. Penduduk Berdasarkan Usia

Usia merupakan suatu karakteristik penduduk yang pokok dalam

kependudukan. Struktur tersebut mempunyai pengaruh penting terhadap proses

demografi dan sosial ekonomi penduduk. Umur atau usia adalah satuan waktu

yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makluk hidup, baik yang

hidup maupun yang mati.

Berdasarkan statistik Indonesia tahun 2014, struktur umur atau usia

penduduk dapat dilihat dalam unsur umur satu tahunan atau yang disebut

juga umur tunggal (single age), dan yang dikelompokkan dalam lima tahunan.

Adapun karakteristik penduduk Kabupaten Banyuwangi berdasarkan usia

disajikan pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4

Karakteristik Penduduk Berdasarkan Usia

Sumber : Badan Pusat Statistik 2015

23.76%

67.88%

8.60%Usia Muda (0-14 Tahun)

Usia Produktif ( 15-64Tahun)

Usia Tua (65 tahun Ke atas)

Page 8: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

39

Pada Tabel 1.4 menunjukan bahwa Kabupaten Banyuwangi memiliki

penduduk usia produktif dengan persentase 67,88%, maka akan berdampak positif

bagi perekonomian bangsa secara umum. Pendapatan daerah akan banyak masuk

dari penduduk yang bekerja, berupa pajak-pajak, investasi keluarga, dan sektor

lainnya. Jumlah penduduk produktif yang banyak juga menimbulkan dampak

negatif berupa pengangguran, kejahatan, dan lainnya.

3.1.3 Tenaga Kerja

Pada tahun 2013 penduduk Kabupaten Banyuwangi adalah sekitar

1.588.082 orang yang terdiri dari penduduk laki-laki 789.924 orang dan

perempuan 798.158 orang. Dependency ratio sebesar 52 persen yang berarti setiap

100 orang yang berusia kerja mempunyai tanggungan sebanyak 52 orang yang

tidak produktif. Adapun jumlah penduduk menurut kegiatan di Kabupaten

Banyuwangi dapat dilihat melalui tabel dibawah ini.

Tabel 1.5

Jumlah Penduduk Usia Kerja Menurut Kegiatannya

No. Kegiatan Laki-laki Perempuan

1 Bekerja 487.185 354.132

2 Mencari Pekerjaan 13.348 7.954

3 Mempers. Usaha - -

4 Putus Asa 3.828 2.993

5 Sekolah 41.538 35.064

Page 9: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

40

6 Murngurus Ruta. 19.043 181.701

7 Lainnya 18.637 20.127

Jumlah 583.479 601.971

Sumber data : Hasil Sekenas BPS Kab. Banyuwangi

Dari data Survey Sosial Ekonomi Nasional Selama Tahun 2012, tampak

bahwa jumlah penduduk usia kerja perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki.

Akan tetapi jumlah penduduk laki-laki yang bekerja lebih tinggi dibanding

perempuan. Hal ini sebanding dalam kaitannya dengan pekerjaan penduduk laki-

laki tampak lebih mendominasi dari pada perempuan.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat dalam Tabel 1.6.

Tabel 1.6

Grafik Perkembangan TPAK dan TPT Kabupaten Banyuwangi Tahun

2010-2012

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

2010 2011 2012

70.24% 69.24%73.37%

3.92% 3.71% 3.40%

TPAK

TPT

Page 10: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

41

Dari grafik perkembangan TPAK dan TPT Kabupaten Banyuwangi tahun

2010-2012 dapat dilihat TPAK Kabupaten Banyuwangi mengalami peningkatan

sekitar 4 persen dari tahun 2011 sekitar 69,24% menjadi 73,37 pada tahun 2012.

Persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja yang meningkat

menunjukkan bahwa semakin berkurangnya usia kerja yang menganggur di tahun

2012. Angka pengangguran yang menurun menunjukkan perbaikan penyerapan

tenaga kerja di Kabupaten Banyuwangi.

3.1.4 Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan

kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan termasuk

kehamilan serta persalinan.

Kabupaten Banyuwangi dalam progam pembangunan bidang kesehatan

mempunyai upaya penting untuk mendukung kesahatan masyarakat. Terdapat

rumah sakit umum , rumah sakit swasta, puskesmas, balai kesehatan, polindes,

rumah bersalin, dan posyandu yang tersebar di 24 kecamatan. Jumlah fasilitas

kesehatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012 dapat dilihat dalam tabel 1.7.

Tabel 1.7

Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012

No. Jenis Sarana Jumlah

1 Rumah Sakit Umum 2

Page 11: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

42

2 Rumah Sakit Swasta 12

3 Puskesmas 45

4 Balai Kesehatan 36

5 Polindes 123

6 Rumah Bersalin 2

7 Posyandu 2.250

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Kabupaten Banyuwangi mempunyai

cukup banyak fasilitias Kesehatan yang tersebar di berbagai kecamtan. Dalam

penangannya, tenaga medis seperti dokter umum maupun dokter spesialis

mempunyai jumlah yang kurang memadai. Terdapat 98 dokter umum, 48 dokter

gigi, dan 37 dokter spesialis yang tersebar di 24 kecamatan.

3.1.5 Industri

Industri merupakan bentuk usaha guna memproduksi barang jadi melalui

proses produksi dalam jumlah besar, sehingga barang produksi tersebut dapat

diperoleh dengan harga yang rendah namun dengan kualitas yang setinggi-

tingginya. adapun jumlah industri yang mencakup industri kecil, menengah, dan

besar di Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 1.8.

Page 12: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

43

Tabel 1.8

Jumlah Industri di Kabupaten Banyuwangi

No. Kecamatan Jumlah Industri

1 Pesanggaran 530

2 Siliragung 419

3 Bangorejo 280

4 Purwoharjo 308

5 Tegaldlimo 1621

6 Muncar 1479

7 Cluring 230

8 Gambiran 419

9 Tegalsari 360

10 Glenmore 761

11 Kalibaru 562

12 Genteng 368

13 Srono 295

14 Rogojampi 2.345

15 Kabat 932

16 Singojuruh 270

17 Sempu 1.841

18 Songgon 154

19 Glagah 164

20 Licin 85

Page 13: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

44

21 Banyuwangi 642

22 Giri 111

23 Kalipuro 1.671

24 Wongsorejo 510

Jumlah 15.827

Kehadiran industri di Kabupaten Banyuwangi membawa pengaruh

terhadap mata pencaharian penduduk, dimana sebelum adanya industri sebagian

besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani atau nelayan. Terdapat

15.827 industri di Kabupaten Banyuwangi yang tersebar di 24 kecamatan. industri

tersebut mempunyai potensi penyerapan tenaga kerja yang sangat tinggi, sehingga

penggaguran di kabupaten tersebut berkurang.

3.1.6 Sejarah Industri Pengolahan Ikan di Desa Kedungrejo

Kecamatan Muncar yang menghadap selat bali merupakan bandar ikan

laut terbesar kedua di Indonesia setelah Bagan Siapi-api, baik ikan segar maupun

ikan hasil olahan. Dalam kondisi normal, Masyarakat yang bekerja di sektor

nelayan dapat menangkap ikan mencapai 10-20 ton dalam sekali melaut.

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan, jumlah ikan yang

ditangkap pernah mencapai 60.393 ton per tahun. Kondisi yang melimpah tersebut

membuat investor membangun industri pengolahan ikan di Desa Kedungrejo

sejak tahun 1970-an. Pada tahun 2015, industri pengolahan ikan yang ada di Desa

Kedungrejo berjumlah 70 industri pengolahan ikan. Hasil industri pengolahan

ikan tersebut berupa olahan tepung ikan, minyak ikan, pendingan ikan, dan

Page 14: BAB III DESKRIPSI LOKASI 3.1 Gambarang Kabupaten

45

pemindangan kan. Ikan yang di tangkap nelayan, 90 persen dipasok ke dalam

industri pengolahan ikan tersebut.

Pada tahun 2009 jumlah tangkapan ikan hanya mencapai 32.782 ton

pertahun. Jumlah tersebut berkurang pada 2010 tercatat hanya 22.046 ton per

tahun. Penurunan tangkapan berpengaruh pada industri pengolahan ikan yang

sudah berdiri lama. Industri terpaksa impor ikan dari China, Taiwan, dan India.

Dalam proses industri, ikan impor tersebut masih belum cukup memenuhi proses

tersebut.