bab ii tinjauan pustaka 2.1 anak usia prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 faktor yang mempengaruhi...

32
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 Pengertian Anak merupakan individu yang unik karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangan juga berbeda (Soetjiningsih, 2010). Anak usia tiga sampai enam tahun digolongkan sebagai anak usia prasekolah. Usia prasekolah merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga yang merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia. Masa anak dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggara pendidikan yang merupakan fase yang penting bagi perkembangan individu, karena fase ini terjadi peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang (Sembiring, 2012). Anak memiliki rentang usia yang sangat berharga dibandingkan usia-usia selanjutnya dan berada pada masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap, dan berkesinambungan (Mulyasa, 2012). Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang dan ukuran tulang (Soetjningsih, 2010). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses

Upload: vumien

Post on 01-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anak Usia Prasekolah

2.1.1 Pengertian

Anak merupakan individu yang unik karena faktor bawaan dan lingkungan yang

berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangan juga

berbeda (Soetjiningsih, 2010). Anak usia tiga sampai enam tahun digolongkan

sebagai anak usia prasekolah. Usia prasekolah merupakan suatu fase yang sangat

penting dan berharga yang merupakan masa pembentukan dalam periode

kehidupan manusia. Masa anak dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi

penyelenggara pendidikan yang merupakan fase yang penting bagi perkembangan

individu, karena fase ini terjadi peluang yang sangat besar untuk pembentukan

dan pengembangan pribadi seseorang (Sembiring, 2012). Anak memiliki rentang

usia yang sangat berharga dibandingkan usia-usia selanjutnya dan berada pada

masa proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan

penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlangsung

seumur hidup, bertahap, dan berkesinambungan (Mulyasa, 2012).

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran

atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran

berat, ukuran panjang dan ukuran tulang (Soetjningsih, 2010). Perkembangan

adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih

kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

11

pematangan yang menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa,

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga

perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya (Soetjiningsih, 2010).

2.1.2 Ciri-ciri anak usia prasekolah

Ciri-ciri anak usia prasekolah menurut Hurlock (2005) meliputi :

1) Secara fisik, otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan

keras.

2) Secara motorik, anak mampu memanipulasi objek kecil menggunakan balok-

balok dalam berbagai ukuran dan bentuk.

3) Secara intelektual, anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri dan

cemburu. Hal ini timbul karena anak memiliki hal-hal yang dimiliki oleh

teman sebayanya.

4) Secara sosial, anak mampu menjalin kontak sosial dengan orang-orang yang

ada di luar rumah, sehingga anak mempunyai minat yang lebih untuk bermain

pada temannya, orang-orang dewasa, saudara kandung di dalam keluarga.

2.1.3 Tugas perkembangan

Tugas perkembangan yang harus dicapai anak usia prasekolah menurut Santrock

(2007) adalah :

1) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

12

2) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk

biologis.

3) Belajar bergaul dengan teman sebaya.

4) Belajar memainkan peranannya sesuai jenis kelamin.

5) Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.

6) Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari.

7) Mengembangkan kata hati.

8) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.

9) Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial.

2.1.4 Tahap Perkembangan

Menurut Supartini (2004), tahap perkembangan anak meliputi sebagai berikut:

1) Perkembangan psikososial

Berdasarkan dengan tahap perkembangan psikososial, anak prasekolah berada

pada tahap inisiatif melawan rasa bersalah. Perkembangan inisiatif anak dapat

diperoleh dengan melakukan pengkajian lingkungan melalui kemampuan

inderanya.

2) Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif dibahas berdasarkan tahap sensorik dan motorik

praoperasional. Sesuai dengan tahap perkembangan kognitif, anak usia empat

sampai lima tahun berada pada tahap praoperasional. Karakteristik utama

perkembangan praoperasional didasari oleh adanya sifat egosentris.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

13

3) Perkembangan fisik

Perkembangan fisik meliputi perkembangan gerakan motorik kasar dan

gerakan motorik halus.

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan

Menurut Adriana (2011), secara umum terdapat dua factor utama yang

berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu factor internal dan eksternal.

Adapun faktor internal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak antara lain :

1) Ras

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika tidak memiliki faktor herediter

ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk, atau kurus.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama

kehidupan, dan masa remaja.

4) Jenis Kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada

laki-laki. Akan tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-

laki akan lebih cepat.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

14

5) Genetik

Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri

khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh

kembang anak, contohnya seperti kerdil.

6) Kelainan Kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

Berikut adalah faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pada tumbuh kembang

anak :

1) Faktor Prenatal

a. Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

b. Mekanis

Posisi fetus yang abnormal dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti

club foot.

c. Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopetrin atau thalidomide dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d. Endokrin

Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali dan

hyperplasia adrenal.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

15

e. Radiasi

Paparan radiasi dan sinar rontgen dapat menyebabkan kelainan pada janin

seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota

gerak, kelainan congenital mata, serta kelainan jantung.

f. Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Citomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan

pada janin seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan

jantung congenital.

g. Kelainan Imunologi

Eritoblastosis fetalis timbul akibat perbedaan golongan darah antara ibu dan

janin sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin,

kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan

menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia

dan kernikikterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h. Anoreksia Embrio

Anoreksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i. Psikologi Ibu

Kondisi seperti kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah atau

kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

16

2) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia, dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor Pasca Persalinan

a. Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b. Penyakit kronis atau kelainan congenital

Penyakit seperti TBC, anemia, dan kelainan jantung bawaan dapat

menyebabkan anak mengalami retardasi pertumbuhan anak secara jasmani.

c. Lingkungan fisik dan kimia

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan

sinar radioaktif dan zat kimia tertentu (merkuri, rokok) mempunyai dampak

yang negative terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

d. Psikologis

Anak yang selalu merasa tertekan secara psikologis, akan mengalami

hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangan.

e. Endokrin

Gangguan hormone, misalnya pada penyakit hipotiroid, akan menyebabkan

anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f. Sosio ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta kesehatan

lingkungan yang kurang baik dapat berkontribusi dalam menghambat

pertumbuhan anak.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

17

g. Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

h. Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan mainan, sosialisasi anak, serta keterlibatan ibu

dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i. Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan,

demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf

yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

2.2 Perilaku

2.2.1 Pengertian

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup

yang bersangkutan (Fitriani, 2011). Aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan

menjadi aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain seperti : berjalan, tertawa,

bernyanyi, dan aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain seperti : berpikir,

berfantasi dan bersikap. Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar) dan terdapat teori SOR (Stimulus-

Organisme-Respon) yang merupakan stimulus terhadap organism kemudian

organism meresponnya (Notoatmodjo, 2010).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

18

Teori SOR dalam Notoatmodjo (2010), membagi perilaku menjadi dua jenis,

yaitu:

1) Perilaku tertutup/covert behavior merupakan respon terhadap stimulus dimana

hanya dalam batas persepsi, perhatian, pengetahuan/kesadaran, tanpa dapat

diamati.

2) Perilaku terbuka/overt behavior yaitu respon terhadap stimulus dimana telah

ditunjukkan dalam bentuk nyata atau terbuka sehingga dapat diamati oleh

orang lain.

Teori Skinner dalam Notoatmodjo (2010) menjelaskan ada dua jenis respon:

a. Respondent respons, yaitu respon yang timbul bersifat menetap akibat

rangsangan yang disebut eleciting stimuli.

b. Operant respons, yaitu repson yang timbul dan berkembang kemudian diikuti

oleh rangsangan lain yang disebut reinforcing stimuli.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010) menganalisis faktor-faktor utama

yang mempengaruhi perilaku yaitu :

1) Faktor Predisposisi yaitu faktor yang mempermudah terjadinya perilaku

seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,

tradisi, dan sebagainya. Seorang anak mau mencuci tangan dengan sabun

sebelum makan karena tahu bahwa cuci tangan dapat menghilangkan kuman

sehingga dapat mencegah penyakit. Tanpa adanya pengetahuan, anak akan

malas mencuci tangan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

19

2) Faktor Pemungkin adalah faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi

perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin merupakan sarana dan prasarana

atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya penyediaan sabun

dan air yang bersih untuk mencuci tangan.

3) Faktor Penguat adalah faktor pendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

Faktor pendorong ini mencakup sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh

agama, serta sikap dan perilaku petugas kesehatan. Contohnya adalah seorang

anak akan terbiasa mencuci tangan apabila ibunya mempunyai kebiasaan

mencuci tangan.

2.2.3 Aspek perilaku

Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2010) membagi perilaku manusia ke

dalam tiga kawasan yakni :

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui

indera yang dimilikinya. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

melalui indera penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(Fitriani, 2011). Secara garis besar dibagi menjadi enam tingkat pengetahuan,

yaitu :

a. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Contohnya dapat menyebutkan

manfaat dari cuci tangan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

20

b. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi secara benar sehingga dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap

objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan

makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Misalnya dapat menggunakan rencana keperawatan yang telah ia pahami

sebelumnya.

d. Analisis (analysis), diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi

kemudian mencari hubungan suatu objek ke dalam komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah. Misalnya dapat membuat bagan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis), diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk

merangkum dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimilikinya. Misalnya dapat menyusun, merencanakan,

meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation), diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian tersebut berdasarkan criteria

yang ditentukan sendiri maupun yang sudah ada. Misalnya anak dapat menilai

anak yang menderita gizi buruk dan yang tidak.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

21

2) Sikap

Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek yang

sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Newcomb

dalam Notoatmodjo (2010) menyatakan sikap merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Berdasarkan intensitasnya, sikap dapat dibagi menjadi :

a. Menerima (Receiving)

Seseorang atau subjek mau dan memperhatikan menerima stimulus yang

diberikan. Misalnya dapat dilihat dari kesediaan anak untuk mendengarkan

penyuluhan.

b. Menanggapi (Responding)

Memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang

dihadapi.

c. Menghargai (Valuing)

Subjek memberikan nilai yang positif terhadap stimulus kemudian

membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi

atau menganjurkan orang lain merepsons.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Sikap yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya harus

bersedia mengambil risiko dan merupakan paling tinggi tingkatannya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

22

3) Praktik atau tindakan

Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya

tindakan diperlukan fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik ini mempunyai

beberapa tingkatan :

a. Respon terpimpin

Apabila subjek telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada

tuntunan. Misalnya anak mencuci tangan masih harus diingatkan oleh ibunya.

b. Mekanisme

Apabila subjek telah melaksanakan sesuatu hal secara otomatis maka disebut

praktik atau tindakan mekanis. Misalnya anak mencuci tangan setelah buang

air tanpa perlu diingatkan oleh ibunya.

c. Adopsi

Adopsi merupakan suatu tindakan yang sudah berkembang sehingga

dilakukan tidak sekedar rutinitas tetapi sudah dilakukan modifikasi yang

berkualitas. Misalnya anak dapat mencuci tangan sesuai langkah-langkah cuci

tangan yang benar.

2.2.4 Upaya Perubahan Perilaku

Menurut Effendi dan Makhfudli (2009), beberapa strategi untuk memperoleh

perubahan perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu sebagai

berikut:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

23

1) Menggunakan kekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga mau

melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan-peraturan

yang harus dipatuhi oleh masyarakat.

2) Pemberian informasi

Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan,

cara menghindari penyakit akan meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Selanjutnya dengan pengetahuan tersebut akan timbul kesadaran sehingga

seseorang akan berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya.

3) Diskusi partisipatif

Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian

informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi secara partisipatif. Hal ini

berarti bahwa seseorang tidak hanya menerima secara pasif tetapi juga ikut

aktif dalam diskusi tentang informasi yang diterima.

2.2.5 Proses Adopsi Perilaku

Menurut Rogers (1974) dalam Effendi dan Makhfudli (2009) mengungkapkan

bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku yang baru (berperilaku baru), di

dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni sebagai berikut :

1) Timbul kesadaran (awareness), yakni orang tersebut menyadari (mengetahui)

stimulus terlebih dahulu.

2) Ketertarikan (interest), yakni orang tersebut mulai tertarik kepada stimulus.

3) Mempertimbangkan baik tidaknya stimulus (evaluation), yakni sikap orang

tersebut sudah lebih baik lagi.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

24

4) Mulai mencoba (trial), yakni orang tersebut memutuskan untuk mulai

mencoba perilaku baru.

5) Mengadaptasi (adoption), yakni orang tersebut telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Untuk membuat seseorang mengadopsi perilaku yang baru, terlebih dahulu harus

mengetahui arti maupun manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan keluarga.

Dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi pengetahuan tentang sakit dan

penyakit yang meliputi pengetahuan tentang sakit dan penyakit, pengetahuan

tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat, dan pengetahuan

tentang kesehatan lingkungan. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek,

proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek

kesehatan tersebut. Indikatornya antara lain sikap terhadap sakit dan penyakit,

sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat, dan sikap terhadap kesehatan

lingkungan. Proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan atau

mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya antara lain tindakan

sehubungan dengan penyakit, baik pencegahan maupun penyembuhan, tindakan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, dan tindakan kesehatan lingkungan

(Fitriani, 2011).

2.2.6 Cara mengukur perilaku kesehatan

Menurut Green (1980) dalam Maulana (2009), pendidikan kesehatan mempunyai

peranan yang sangat penting dalam mengubah perilaku seseorang. Perubahan

perilaku memerlukan waktu dan dievaluasi dalam waktu tiga minggu (Lally,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

25

2011). Menurut Kuswandari (2012) cara mengukur perilaku kesehatan dapat

dilakukan dengan cara pengamatan langsung (observasi).

2.3 Cuci Tangan

2.3.1 Pengertian

Cuci tangan adalah kegiatan membersihkan kotoran yang melekat pada kulit

dengan memakai sabun dan air yang mengalir (Depkes, 2007). Pernyataan ini

selaras dengan Potter (2006) yang menjelaskan bahwa cuci tangan adalah aktifitas

membersihkan tangan dengan cara menggosok dan menggunakan sabun serta

membilasnya pada air yang mengalir. Mencuci tangan adalah proses menggosok

kedua permukaan tangan dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat yang

sesuai dan dibilas dengan air dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme

sebanyak mungkin (Jonshon, 2005).

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi

bersih. Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan

penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa

kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik

dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan

permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan

langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti

ingus) dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

26

dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar

bahwa dirinya sedang ditulari (Isaac, 2007).

Brooker (2008) mengungkapkan bahwa cuci tangan adalah satu-satunya prosedur

terpenting dalam pengendalian infeksi nosokomial. WHO menganjurkan untuk

melakukan cuci tangan pakai sabun untuk mengatasi healthcare associated

infection (HAIs) karena pada tangan manusia terdapat flora transient yaitu flora

yang ada di permukaan tangan yang berkaitan dengan lingkungan dan sebagainya

dan biasanya berkaitan dengan penularan infeksi di rumah sakit (Semijurnal

Farmasi & Kedokteran, 2012). Oleh karena itu cuci tangan pakai sabun dapat

mencegah penyebaran penyakit-penyakit menular seperti diare, ISPA, dan flu

burung bahkan disarankan untuk mencegah penyebaran H1N1 (Depkes RI, 2009).

Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi insiden diare sampai

50% atau sama dengan menyelamatkan sekitar 1 juta anak didunia dari penyakit

tersebut setiap tahunnya (Rompas, 2013).

2.3.2 Tujuan Cuci Tangan

Tujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan mikroorganisme sementara

yang mungkin ditularkan ke orang lain dan mencuci tangan merupakan tindakan

yang paling efektif untuk mencegah dan mengendalikan adanya infeksi

nosokomial (Kozier dan Erb’s, 2009). Cuci tangan adalah salah satu unsur

pencegahan penularan infeksi (Depkes RI, 2007).

Cuci tangan menggunakan sabun, bagi sebagian masyarakat sudah menjadi

kegiatan rutin sehari-hari, tapi bagi sebagian masyarakat lainnya, cuci tangan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

27

menggunakan sabun belum menjadi kegiatan rutin, terutama bagi anak-anak. Cuci

tangan menggunakan sabun dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan

bakteri yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang

menyerang saluran cerna, seperti diare dan penyakit infeksi saluran nafas akut

(Tietjen, 2004).

2.3.3 Manfaat Cuci Tangan

Mencuci tangan menggunakan sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar

dapat mencegah berjangkitnya beberapa penyakit. Mencuci tangan dapat

mengurangi risiko penularan berbagai penyakit termasuk flu burung, cacingan,

influenza, hepatitis A, dan diare terutama pada bayi dan balita. Anak yang

mencuci tangan tanpa menggunakan sabun berisiko 30 kali lebih besar terkena

penyakit tipoid empat kali lebih parah daripada yang terbiasa mencuci tangan

menggunakan sabun (Wahid, 2007). Selain itu, manfaat positif lain dari mencuci

tangan adalah tangan menjadi bersih dan wangi (Kemenkes, 2011).

2.3.4 Macam-macam Cuci Tangan

Kegiatan mencuci tangan dibagi menjadi tiga yaitu: cuci tangan bersih, cuci

tangan aseptic, dan cuci tangan steril (Potter, 2006).

1) Cuci tangan bersih

Mencuci tangan bersih adalah membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih

yang mengalir atau yang disiramkan. Waktu yang penting cuci tangan bersih

dengan sabun adalah sebelum makan dan sesudah makan, setelah dari toilet,

sebelum mengobati luka, sebelum melakukan kegiatan apapun yang memasukkan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

28

jari-jari kedalam mulut dan mata, setelah bermain dan olahraga, setelah mengusap

hidung atau bersin ditangan, setelah buang sampah, setelah menyentuh hewan

atau unggas termasuk hewan peliharaan (Potter, 2006). WHO (2009)

mengeluarkan regulasi tentang peraturan mencuci tangan baik pada kalangan

medis maupun kalangan umum (perseorangan).

2) Cuci tangan aseptic

Mencuci tangan aseptic adalah mencuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan

aseptic pada pasien dengan menggunakan larutan antiseptic. Mencuci tangan

dengan larutan antiseptic, khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan

pasien yang mempunyai penyakit menular atau sebelum melakukan tindakan

bedah aseptic dengan antiseptic dan sikat steril. Prosedur mencuci tangan aseptic

sama dengan persiapan dan prosedur pada cuci tangan higienis atau cuci tangan

bersih, hanya saja bahan deterjen atau sabun diganti dengan antiseptic dan setelah

mencuci tangan tidak boleh menyentuh bahan yang tidak steril (Kozier, et al,

2009).

3) Cuci tangan steril

Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril, khususnya bila

akan membantu tindakan pembedahan atau operasi. Peralatan yang dibutuhkan

untuk mencuci tangan steril adalah menyediakan bak cuci tangan dengan pedal

kaki atau pengontrol lutut, sabun antimicrobial, sikat scrub bedah dengan

pembersih kuku dari plastic, masker kertas dan topi atau penutup kepala, handuk

steril, pakaian di ruang scrub dan pelindung mata, penutup sepatu (Kozier, et al,

2009). Prosedur mencuci tangan steril berbeda dengan mencuci tangan bersih dan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

29

septic. Perbedaannya terletak pada frekuensi cuci tangan dan peralatan sikat untuk

menggosok kuku. Mencuci tangan steril dilakukan sebanyak dua kali cuci tangan

baru kemudian dikeringkan oleh handuk sekali pakai.

2.3.5 Prosedur Cuci tangan

Prosedur cuci tangan bersih dengan sabun menurut WHO (2009) adalah sebagai

berikut :

a. Pertama, basuh kedua tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun

dengan kedua telapak tangan

b. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu

pula sebaliknya

c. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan kanan

d. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci

e. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan juga

pada tangan kanan

f. Gosok telapak tangan dengan ujung jari tangan satunya dengan gerakan

memutar. Lakukan pada tangan yang satunya juga

g. Bilas dengan air bersih mengalir dan keringkan tangan dengan handuk/tissue

sekali pakai. Gunakan handuk atau tissue tersebut untuk menutup kran air.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

30

Langkah Mencuci Tangan dengan Sabun dan Air (WHO, 2009)

Gambar 1. Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

31

2.3.6 Faktor yang mempengaruhi perilaku cuci tangan

Menurut Potter & Perry (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku

seseorang untuk mencuci tangan di antaranya adalah citra tubuh, praktik sosial,

status sosioekonomi, pengetahuan, dan kebiasaan.

1) Citra diri

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan dirinya.

Misalnya karena ada perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap

kesehatan.

2) Praktik sosial

Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka akan terjadi

perubahan pola cuci tangan.

3) Status sosioekonomi

Mencuci tangan memerlukan alat dan bahan seperti sabun, lap tangan atau tisu

dan semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

4) Pengetahuan

Pengetahuan cuci tangan sangat penting karena pengetahuan baik dapat

meningkatkan kesehatan.

5) Kebiasaan

Adanya kebiasaan untuk tidak cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan

aktivitas sedari kecil akan terbawa sampai dewasa.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

32

2.4 Pendidikan Kesehatan

2.4.1 Pengertian

Menurut Suliha (2002) dalam Zuraidah (2013) menyebutkan bahwa pendidikan

kesehatan adalah suatu proses yang mengubah pengetahuan kesehatan menjadi

suatu kebiasaan hidup. Pendidikan kesehatan yaitu proses perubahan untuk

mengubah individu, keluarga, maupun masyarakat menuju hal yang positif dengan

susunan yang terencana melalui proses belajar mencakup pengetahuan, sikap, dan

keterampilan (Machfoed, 2006). Sasaran pendidikan kesehatan yaitu kepada

masyarakat umum, masyarakat dengan kelompok tertentu seperti wanita, pemuda,

remaja serta termasuk pula kelompok khusus yaitu lembaga pendidikan mulai dari

TK hingga perguruan tinggi, sekolah agama baik negeri ataupun swasta (Fitriani,

2011).

Dalam Fitriani (2011) tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku

orang atau masyarakat yang tidak sehat atau belum sehat menjadi perilaku sehat

dan mengubah perilaku yang kaitannya dengan budaya. Sedangkan menurut

Tarnawan dalam Zuraidah (2013), tujuan dari pendidikan kesehatan adalah

melanjutkan penanaman kebiasaan dan norma hidup sehat serta memberikan

pengetahuan tentang kesehatan.

1.4.2 Proses Pendidikan Kesehatan

Menurut Fitriani (2011), di dalam kegiatan belajar terdapat prinsip pokok yaitu

proses belajar yang di dalamnya terdapat tiga persoalan pokok, yaitu :

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

33

1) Persoalan masukan (input)

Menyangkut pada sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok

serta masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar

belakangnya.

2) Persoalan proses

Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada

diri subjek belajar tersebut. Dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik

antara berbagai faktor antara lain subjek belajar, pengajar metode, teknik

belajar, alat bantu belajar serta materi atau bahan yang dipelajari.

3) Persoalan keluaran (output)

Merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau perubahan

perilaku dari subjek belajar.

2.4.3 Media pendidikan kesehatan

Yang dimaksud media pendidikan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan.

Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan alat saluran

(channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan karena alat tersebut

digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat

atau klien (Fitriani, 2011). Menurut Waryanto (2007) mengelompokkan media ini

berdasarkan jenisnya, yaitu :

1) Media audio

Media ini hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Jenisnya antara lain

adalah tape recorder, CD maupun radio.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

34

2) Media visual

Media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual.

Puzzle merupakan salah satu dari jenis media ini.

3) Media audiovisual

Media yang mempunyai unsur suara dan gambar.

2.5 Puzzle

2.5.1 Pengertian

Puzzle merupakan media yang berbentuk potongan-potongan gambar yang

digunakan untuk menyalurkan pesan pembelajaran, sehingga dapat menstimulus

perhatian, minat, pikiran dan perasaan anak selama proses pembelajaran (Zakarya,

2013). Permainan puzzle adalah permainan yang terdiri atas kepingan-kepingan

dari satu gambar tertentu yang dapat melatih kreativitas, keteraturan, dan tingkat

konsentrasi (Soebachman, 2012). Puzzle adalah permainan menyusun dan

mencocokan bentuk dan tempatnya sesuai dengan gambar yang sebenarnya

(Yulianty, 2008). Menurut Olivia (2009), puzzle adalah sebuah permainan

menggabungkan gambar yang sebelumnya terpisah menjadi satu kesatuan yang

memiliki arti.

2.5.2 Tujuan Permainan Puzzle

Memberikan permainan puzzle pada anak merupakan permainan yang menarik

dan memberikan pengetahuan yang dapat mengasah strategi anak. Permainan

anak yang diberikan dapat memberikan simbol. Permainan membuat anak belajar

dengan senang, dan dengan belajar melalui permainan anak dapat menguasai

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

35

pelajaran yang lebih menantang. Permainan puzzle menurut Sunarti (2005)

mempunyai tujuan, yaitu:

1) Mengenalkan anak beberapa strategi sederhana dalam menyelesaikan masalah.

2) Melatih kecepatan, kecermatan, dan ketelitian dalam menyelesaikan masalah.

3) Menanamkan sikap pantang menyerah dalam menghadapi masalah.

2.5.3 Manfaat Permainan Puzzle

Permainan puzzle bisa memberikan kesempatan belajar yang banyak kepada anak.

Memainkan puzzle bersama-sama dapat merekatkan hubungan antara orangtua

dan anak. Permainan puzzle memberikan tantangan tersendiri untuk anak disaat

anak berada dalam kondisi bingung sebagai orangtua dapat menyemangati anak

agar tidak patah semangat. Semangat yang diperoleh anak dapat menumbuhkan

rasa percaya diri dan merasa mampu menyelesaikan permainan puzzle tersebut.

Rasa percaya diri dapat menambah rasa aman kepada anak sehingga anak akan

lebih aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan lainnya. Manfaat permainan

puzzle menurut Yulianty (2008) adalah:

1) Mengasah otak, kecerdasan otak anak akan terlatih karena permainan puzzle

yang melatih sel-sel otak untuk memecahkan masalah.

2) Melatih koordinasi mata dan tangan, permainan puzzle melatih koordinasi

tangan dan mata anak. Hal itu dikarenakan anak harus mencocokan keping-

keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar utuh.

3) Melatih membaca, membantu mengenal bentuk dan langkah penting menuju

pengembangan keterampilan membaca.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

36

4) Melatih nalar, permainan puzzle dalam bentuk manusia akan melatih nalar

anak-anak karena anaak-anak akan menyimpulkan dimana letak kepala,

tangan, kaki, dan lain-lain sesuai dengan logika.

5) Melatih kesabaran. Aktivitas permainan puzzle, kesabaran akan terlatih karena

saat bermain puzzle di butuhkan kesabaran dalam menyelesaikan

permasalahan.

6) Memberikan pengetahuan, permainan puzzle memberikan pengetahuan

kepada anak-anak untuk mengenal warna dan bentuk. Anak juga akan belajar

konsep dasar binatang, alam sekitar, jenis-jenis benda, anatomi tubuh manusia,

dan lain-lain.

2.5.4 Jenis Potongan Puzzle

Menurut Hadfield dalam Rahmanelli (2007) dunia anak-anak terdapat berbagai

jenis permainan, salah satu jenis permainan yang bermanfaat bagi anak dan

bersifat edukatif adalah puzzle. Puzzle terdiri dari kepingan-kepingan. Kegiatan

membongkar dan menyusun kembali kepingan puzzle menjadi bentuk yang utuh

bertujuan melatih koordinasi mata, tangan dan pikiran anak dalam menyusun

kepingan puzzle yang terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda dengan cara

mencocokkan potongan gambar satu dengan lainnya, sehingga membentuk satu

gambar yang utuh dan baik. Puzzle merupakan permainan yang membutuhkan

kesabaran dan ketekunan anak dalam merangkainya. Anak terbiasa dalam

permainan puzzle, lambat laun mental anak juga akan terbiasa untuk bersikap

tenang, tekun, dan sabar dalam menyelesaikan sesuatu.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

37

Beberapa jenis potongan puzzle menurut Hadfield dalam Rahmanelli (2007)

diantaranya:

1. Spelling puzzle, yakni puzzle yang terdiri dari gambar-gambar dan huruf-huruf

acak untuk dijodohkan menjadi kosakata yang benar.

2. Jigsaw Puzzle, yakni puzzle yang berupa beberapa pertanyaan untuk dijawab

kemudian dari jawaban itu diambil huruf-huruf pertama untuk dirangkai

menjadi sebuah kata yang merupakan jawaban pertanyaan yang paling akhir.

3. The thing puzzle, yakni puzzle yang berupa deskripsi kalimat-kalimat yang

berhubungan dengan gambar-gambar benda untuk dijodohkan.

4. The letter readiness puzzle, yakni puzzle yang berupa gambar-gambar disertai

dengan huruf-huruf nama gambar tersebut, tetapi huruf itu belum lengkap.

5. Crosswords puzzle, yakni puzzle berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus

dijawab dengan cara memasukkan jawaban tersebut ke dalam kotak-kotak

yang tersedia baik secara horizontal maupun vertikal.

2.5.5 Cara Memainkan Puzzle

Permainan puzzle dapat merangsang daya pikir anak, termasuk diantaranya

meningkatkan kemampuan konsentrasi dan memecahkan masalah. Permainan ini

juga dituntut agar membuat anak untuk teliti dan tekun ketika mengerjakannya.

Kegiatan yang aktif dalam bermain ini dapat meningkatkan aktifitas sel otaknya

dan juga merupakan masukan-masukkan pengamatan atau ingatan yang

selanjutnya akan menyuburkan proses pembelajaran dan menggunakan semua

panca indranya secara aktif. Menurut Yulianti (2008) langkah-kangkah

memainkan permainan puzzle adalah sebagai berikut:

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

38

1. Lepaskan kepingan puzzle dari papannya

2. Acak kepingan puzzle tersebut

3. Mintalah anak untuk memasangkannya kembali

4. Berikan tantangan pada anak untuk melakukannya dengan cepat, biasanya

dengan hitungan angka dari 1 sampai 10, stopwatch, dll.

2.6 Pengaruh penggunaan media puzzle terhadap perilaku cuci tangan anak

usia pra sekolah

Anak usia tiga sampai enam tahun digolongkan pada usia prasekolah dimana anak

akan mengalami tumbuh kembang yang sangat pesat yang berlangsung secara

holistik atau menyeluruh (Martuti, 2008). Anak mulai dapat diajarkan untuk

menggunakan aturan-aturan untuk memahami penyebab, seperti sebelum makan

agar tidak sakit perut, anak dapat diajarkan perilaku cuci tangan dengan sabun

(Potter & Perry, 2005).

Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang diperoleh, sehingga

hal tersebut dapat memunculkan sikap terhadap nilai-nilai yang baik dan salah

satunya adalah kesehatan (Listuayu, 2012). Menurut Notoatmodjo (2010),

pengetahuan tentang kebersihan diri dan hidup sehat sangat dibutuhkan dalam

mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan dan akan

menciptakan kesejahteraan dan kesehatan yang optimal. Pengalaman terhadap

praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih menetap dari praktek yang

tidak didasari pengetahuan. Pendapat tersebut sejalan dengan hasil penelitian

yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Mencuci

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

39

Tangan Dengan Benar pada Siswa Kelas V SDIT An-Nida’Kota Lubuklinggau

Tahun 2013”. Penelitian tersebut dilakukan oleh Zuraidah (2013) yang

mendapatkan hasil bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap

terhadap perilaku cuci tangan yang benar seseorang.

Pada usia prasekolah ini perilaku dapat dibentuk melalui cara menumbuhkan

pengertian, kebiasaan, dan penggunaan model sehingga dapat dibentuk perilaku

kesehatan sesuai dengan harapan. Pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan

pengembangan kemampuan dasar merupakan fokus pengembangan pada anak

usia tersebut. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara menumbuhkan

pengertian kepada anak untuk mengubah perilaku (Fitriani, 2011). Pentingnya

pendidikan kesehatan tersebut dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Susilaningsih (2013) yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

Perilaku Mencuci Tangan Siswa Sekolah Dasar”. Penelitian tersebut dilakukan di

SD 1 Gonilan dengan 36 responden yang mendapatkan hasil bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku cuci tangan anak melalui pendidikan

kesehatan.

Dalam mengajarkan anak usia prasekolah untuk mencuci tangan diperlukan

media yang tepat sehingga dapat mengubah perilaku (Fitriani, 2011). Salah satu

media yang bisa digunakan adalah media puzzle untuk meningkatkan minat anak

sehingga pesan tersampaikan. Hal tersebut didukung oleh beberapa penelitian

yang menyebutkan bahwa melalui media puzzle minat siswa dalam belajar

menjadi lebih tinggi sehingga memunculkan sikap yang baik bagi anak.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

40

Penelitian yang dilakukan oleh Samiyati (2012) dengan judul “Peningkatan Minat

dan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Penggolongan Makhluk Hidup

Menggunakan Metode Demonstrasi dengan Media Puzzle pada Siswa Kelas III

SDN Kaliwining”. Dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan minat dan hasil belajar siswa

melalui media puzzle. Penelitian lain dilakukan oleh Fuad (2012) dengan judul

“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Game Tournament (TGT)

Dengan Media Permainan Puzzle Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil

Belajar Bidang Studi Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar Pada Siswa

Kelas II SD Negeri Mumbulsari”. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa

melalui media puzzle. Penelitian terbaru dilakukan oleh Zakarya (2013) dengan

judul “Pengaruh Pelatihan Cuci Tangan Bersih Dengan Metode Bermain Puzzle

Terhadap Kemampuan Melakukan Cuci Tangan Anak Tunagrahita Di SDLB

TPA Kab. Jember”. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa terdapat

pengaruh pelatihan cuci tangan bersih dengan metode puzzle terhadap

kemampuan cuci tangan bersih anak.

Penelitian tentang penggunaan media puzzle pada anak usia prasekolah yang

dilakukan oleh Safitri, Syukri dan Yuniarni (2014) dengan judul “Peningkatan

Kemampuan Daya Ingat Melalui Permainan Puzzle Pada Anak Usia 5-6 Tahun”.

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa pembelajaran dengan media puzzle

meningkatkan kemampuan daya ingat anak usia 5-6 tahun.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Usia Prasekolah 2.1.1 ... 2.pdf · 2.1.5 Faktor yang mempengaruhi perkembangan ... Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester ... Faktor Predisposisi

41

Hal itu terbukti bahwa selain meningkatkan minat belajar anak, dengan

penggunaan puzzle dalam pembelajaran juga meningkatkan daya ingat anak

sehingga pengetahuan cuci tangan yang diberikan menetap dalam pikiran anak

dan diadopsi dalam kehidupan sehari-hari.