bab 3 pembahasan&permasalahan

58
BAB III PEMBAHASAN & PERMASALAHAN III.1. Data dalam Angka Kecamatan Srandakan Tahun 2008 III.1.1. Batas Wilayah Kecamatan Srandakan Kecamatan Srandakan masuk ke wilayah Kabupaten Bantul. Kecamatan ini berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo di bagian barat dan utara, berbatasan dengan Samudera Indonesia di bagian selatan dan di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Pandak dan Sanden. Pantai Kuwaru berada di sebelah selatan kecamatan Srandakan. Tabel 1.1. Batas Wilayah Kecamatan Srandakan Sebelah/ Bagian Perbatasan Utara Kabupaten Kulonprogo Timur Kecamatan Pandak dan Sanden Selatan Samudera Indonesia Barat Kabupaten Kulonprogo Sumber Data : Bagian Pemerintah III.1.2. Luas Wilayah Kecamatan Srandakan menurut Penggunaan Tanah per Desa (Ha) Kecamatan Srandakan terdiri dari dua desa, yaitu Desa Poncosari dan Desa Trimurti. Kecamatan ini memiliki total luas wilayah sebesar 1.831,60 Ha yang terbagi menjadi beberapa macam penggunaan, yaitu berupa tanah persawahan seluas 422,67 Ha, berupa tanah kering seluas 73,62 Ha, berupa pekarangan/ bangunan seluas 716,65 Ha

Upload: dee-septianti

Post on 27-Jun-2015

354 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

BAB III

PEMBAHASAN & PERMASALAHAN

III.1. Data dalam Angka Kecamatan Srandakan Tahun 2008

III.1.1. Batas Wilayah Kecamatan Srandakan

Kecamatan Srandakan masuk ke wilayah Kabupaten Bantul. Kecamatan ini

berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo di bagian barat dan utara, berbatasan

dengan Samudera Indonesia di bagian selatan dan di bagian timur berbatasan dengan

Kecamatan Pandak dan Sanden. Pantai Kuwaru berada di sebelah selatan kecamatan

Srandakan.

Tabel 1.1. Batas Wilayah Kecamatan Srandakan

Sebelah/ Bagian Perbatasan

Utara Kabupaten Kulonprogo

Timur Kecamatan Pandak dan Sanden

Selatan Samudera Indonesia

Barat Kabupaten Kulonprogo

Sumber Data : Bagian Pemerintah

III.1.2. Luas Wilayah Kecamatan Srandakan menurut Penggunaan Tanah per Desa

(Ha)

Kecamatan Srandakan terdiri dari dua desa, yaitu Desa Poncosari dan Desa

Trimurti. Kecamatan ini memiliki total luas wilayah sebesar 1.831,60 Ha yang terbagi

menjadi beberapa macam penggunaan, yaitu berupa tanah persawahan seluas 422,67

Ha, berupa tanah kering seluas 73,62 Ha, berupa pekarangan/ bangunan seluas 716,65

Ha dan penggunaan lainnya seluas 618,66Ha.

Obyek wisata pantai Kuwaru termasuk ke wilayah Desa Poncosari yang

memiliki kawasan seluas 1.186,10 Ha. Kawasan seluas itu terdiri dari 388,45 Ha

berupa tanah persawahan; 57,67 Ha berupa tanah kering; 340,22 Ha berupa

bangunan/ pekarangan dan 618,66 Ha berupa lainnya.

Page 2: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Tabel 1.2. Luas Wilayah Kecamatan Srandakan

DesaTanah

Sawah

Tanah

Kering

Bangunan/

Pekarangan

Hutan

NegaraLainnya Jumlah

Poncosari 388,45 57,67 340,22 - 399,76 1.186,10

Trimurti 34,22 15,95 376,43 - 218,90 645,50

Kecamatan 422,67 73,62 716,65 - 618,66 1.831,60

III.1.3. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin per Desa di Kecamatan Srandakan

(Pertengahan Tahun 2008)

Pada pertengahan tahun 2008 tercatat penduduk se-kecamatan Srandakan

sebanyak 31.102 jiwa yang terdiri dari 15.137 orang laki-laki dan 15.965 orang

perempuan. Jumlah penduduk di desa Poncosari lebih sedikit daripada jumlah

penduduk di desa Trimurti, yaitu sebanyak 12.695 jiwa di desa Poncosari dan 18.443

jiwa di desa Trimurti.

Di desa Poncosari sendiri penduduknya sebanyak 12.695 jiwa, dengan

penduduk laki-laki sebanyak 6.047 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 6.612

jiwa.. Dapat disimpulkan bahwa penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak

jika dibanding dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 1.3. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin

Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

Poncosari 6.047 6.612 12.695

Trimurti 9.090 9.353 18.443

Kecamatan 15.137 15.965 31.102

Sumber Data : Registrasi Penduduk Pertengahan Tahun 2008

III.1.4. Jumlah Tempat Ibadah menurut Jenisnya per Desa di Kecamatan Srandakan

(Tahun 2007)

Hingga tahun 2007 kemarin tercatat ada empat macam tempat ibadah yang

Page 3: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

terdapat di Kecamatan Srandakan, yaitu masjid sebanyak 52 buah, mushola sebanyak

40 buah, gereja Katholik sebanyak 1 buah dan gereja Kristen sebanyak 1 buah.

Dari sekian banyak jumlah tempat ibadah yang ada di kecamatan Srandakan,

sebanyak 26 buah masjid, 12 buah mushola, 1 buah gereja katholik dan 1 buah gereja

Kristen berada di desa Poncosari.

Tabel 1.4. Jumlah Tempat Ibadah

Desa Masjid MusholaGereja

Katholik

Gereja

KristenKapel Pura Vihara

Poncosari 26 12 1 1 - - -

Trimurti 26 28 - - - - -

Kecamatan 52 40 1 1 - - -

Sumber Data : KUA Kecamatan Srandakan

III.1.5. Jumlah Fasilitas Kesehatan menurut Jenisnya Dirinci per Desa di Kecamatan

Srandakan (Tahun 2007)

Di Kecamatan Srandakan ada beberapa jenis fasilitas kesehatan, yaitu 2 buah

rumah sakit bersalin, 1 buah puskesmas, 2 buah puskesmas pembantu dan 2 buah

praktik dokter. Di Desa Poncosari dapat dikatakan minim fasilitas kesehatannya

karena di desa ini hanya tersedia 2 buah puskesmas pembantu.

Tabel 1.5. Jumlah Fasilitas Kesehatan

Desa RSURS

BersalinPuskesmas

Puskesmas

Pembantu

Poliklini

k

Praktik

Dokter

Poncosari - - - 2 - -

Trimurti - 2 1 - - 2

Kecamatan - 2 1 2 - 2

Sumber Data : Pemerintah Desa

Page 4: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

21-30 TH34%

31-40 TH15%

16-20 TH37%

> 41 TH7%

5-15 TH7%

Swasta35%

Lain-lain19%

Profesional2%

Mahasiswa20%

Tidak Tahu2%

Pelajar15%

ABRI2%

PNS5%

III.2. DATA KUESIONER PENGUNJUNG DAN PENDUDUK DI KAWASAN PANTAI

KUWARU

III.2.1. Kuesioner untuk Pengunjung

III.2.1.1. Usia

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Mayoritas pengunjung pantai Kuwaru berusia 16-20 tahun dengan prosentase

sebesar 37%. Pengunjung remaja di pantai Kuwaru ini dapat dikatakan lebih

dominan, sehingga fasilitas-fasilitas penunjang wisata untuk usia remaja perlu

dikembangkan seperti kolam renang untuk dewasa, internet, penukaran uang, rumah

makan yang cozy, penjualan pulsa, jasa pemandu dan lain-lain. Pengunjung dengan

usia 5-15 tahun dan lebih dari 41 tahun kurang dominan sebagai pengunjung,

prosentasenya hanya sebesar 5%.

III.2.1.2. Pekerjaan

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Page 5: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Pengunjung Pantai Kuwaru didominasi oleh orang-orang yang

bermatapencaharian di bidang swasta dengan prosentase sebesar 35%. Banyaknya

wisatawan pantai Kuwaru yang bermatapencaharian di bidang swasta akan

memungkinkan adanya pengunjung di pantai ini setiap harinya, sehingga diperlukan

perawatan seperti membersihkan atau mengecek fasilitas-fasilitas yang ada sesering

mungkin. Untuk mata pencaharian professional dan ABRI tidak dominan sebagai

wisatawan pengunjung pantai Kuwaru, prosentasenya hanya sebesar 2%.

III.2.1.3. Asal Kota

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Mayoritas wisatawan pengunjung pantai Kuwaru berasal dari wilayah

DIY, yaitu sebanyak 85%, dengan rincian % dari Yogyakarta, % Bantul, %

Sleman, % Kulon Progo. Daerah-daerah tersebut dapat dikatakan dekat dengan

kawasan pantai Kuwaru sehingga kegiatan wisata yang dilakukan dapat dilakukan

dalam waktu sehari atau bahkan setengah hari saja. Kemudian sebanyak 13%

wisatawan berasal dari luar DIY, yaitu dari Solo sekitar % dan Sukoharjo sekitar

%. Meski bukan luar pulau namun daerah-daerah tersebut cukup jauh dari

kawasan wisata.

Bantul20%

Kota Yogya22%

Sleman27%

Kulonprogo12%

Wonosobo2%

Klaten5%

Wonogiri2%

Semarang2%

Surakarta5%

Tidak tahu3%

Page 6: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

III.2.1.4. Penghasilan

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Penghasilan pengunjung pantai Kuwaru beragam. Mayoritas penghasilan

wisatawannya kurang dari 1 Juta. Prosentasenya sebanyak 44%. Dari data ini

dapat dikatakan para pengunjung kawasan wisata Kuwaru adalah orang-orang

menengah ke bawah, sehingga dalam pengembangan fasilitas-fasilitasnya juga

harus diperhatikan mulai dari jenis, biaya operasional, biaya perawatan dan lain-

lain.

Penghasilan di kisaran 3-5 Juta memiliki prosentase terendah, yaitu

sebesar 2%, sehingga perlu juga menyediakan fasilitas yang mempertimbangkan

keberadaan orang-orang dalam range penghasilan tersebut, misal toko cindera

mata, kerajinan tangan dan lain-lain.

III.2.1.5. Daya Tarik Obyek Wisata

Menarik76%

Kurang Menarik

15%

Sangat Menarik7%

Tidak Menarik2%

1 JUTA- 2 JUTA20%

TIDAK TAHU12%

< 1 JUTA5%2JUTA - 3 JUTA

10%4 JUTA - 5 JUTA2%

< 1 JUTA44%

3-4 JUTA2%

> 5 JUTA5%

Page 7: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Sebanyak 76% pengunjung pantai Kuwaru menyatakan bahwa kawasan

wisata ini menarik untuk dikunjungi, bahkan ada yang menyatakan kawasan

pantai Kuwaru sangat menarik meski hanya sebanyak 7% saja. Namun tetap dapat

dikatakan bahwa kawasan pantai Kuwaru ini cukup potensial dan berprospek

untuk dikembangkan. Beberapa hal yang membuat mereka tertarik yaitu view laut

dan deburan ombaknya, kerumunan orang yang mengunjungi pantai ini,

kesejukan udaranya (jika berada di bawah pohon cemara udang) dan tentu saja

pepohonannya.

Sebanyak 2% menyatakan kawasan ini kurang menarik diantaranya karena

kawasan wisata pantai ini memang belum tertata dengan baik dan lingkungannya

kotor.

III.2.1.6. Informasi tentang Wisata Pantai Kuwaru

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Mayoritas wisatawan yang datang mulanya mengetahui informasi tentang

obyek wisata pantai Kuwaru ini dari teman. Prosentase untuk data ini sekitar 74%.

Dari data ini, penyebaran informasi tentang kawasan wisata di suatu daerah

dengan cara ‘mulut ke mulut’ terbukti paling berpengaruh dan cepat. Penyebaran

informasi dengan metode ini secara tidak langsung ‘menuntut’ para penyedia

fasilitas di kawasan pantai memberikan pelayanan terbaik mereka guna untuk

memberikan kesan yang aman, nyaman dan krasan bagi para pengunjung.

Media lain seperti internet atau surat kabar berada di urutan terakhir

sebagai media yang digunakan dalam penyebaran informasi yaitu dengan

prosentase sebesar 2% saja. Namun penyebaran informasi melalui media cetak

Teman75%

saudara19%

Lain-lain2%

Radio , Televisi5%

Page 8: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

maupun internet perlu juga dilakukan, terutama jika pengelola pantai Kuwaru ini

ingin merambah kancah nasional atau bahkan internasional.

III.2.1.7. Rombongan Kunjungan Wisata

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Ada sebanyak 46% wisatawan yang mengunjungi obyek wisata pantai

Kuwaru ini bersama teman, sebanyak 29% bersama keluarga, 22% bersama

rombongan, 1% dengan pacar dan 2% lain-lain. Dari ketiga data dengan

prosentase terendah, dapat digeneralisasikan ke dalam rombongan yang artinya

diperlukan space yang luas untuk area parkir baik untuk sepeda motor, mobil,

maupun bus serta pola-pola parkir dan sirkulasinya.

III.2.1.8. Intensitas Kunjungan

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Tercatat ada sekitar 37% wisatawan pantai Kuwaru yang baru sekali

berkunjung ke lokasi pantai Kuwaru. Banyaknya pengunjung yang baru sekali

mendatangi pantai Kuwaru menunjukkan adanya rasa ketertarikan dan penasaran

1X37%

>3X29%

2X19%

3X15%

Teman46%

Keluarga29%

Pacar1%

Rombongan22%

Lain-lain2%

Page 9: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

para wisatawan tentang teduhnya suasana pesisir pantai Kuwaru yang berasal dari

jajaran pohon cemara udang.

Bahkan ada juga yang sudah lebih dari tiga kali berkunjung yaitu dengan

prosentase 29%. Ini menandakan bahwa daya tarik yang ada di pantai Kuwaru

memang benar-benar menarik dan potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Di

tingkat berikutnya yaitu 19% untuk yang berkunjung sebanyak dua kali dan 15%

untuk yang berkunjung sebanyak tiga kali.

III.2.1.9. Lama Berkunjung di Pantai Kuwaru

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Mayoritas wisatawan berkunjung di pantai Kuwaru ini selama satu hingga

tiga jam, yaitu sebanyak 49%. Dalam kurun waktu tersebut wisatawan akan

memerlukan beberapa fasilitas seperti yang diusulkan oleh sampel, yaitu tempat

ibadah, keamanan, tempat duduk (kursi), warung makan keluarga, taman bermain,

waterboom dan tempat istirahat.

Penyediaan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan wisatawan tersebut juga

berdasar dari adanya beberapa wisatawan yang berkunjung hingga selama lima

jam (sebanyak 20%) dan ada yang lebih dari lima jam (sebanyak 14%). Namun

ada juga yang hanya berkunjung kurang dari satu jam.

<1 JAM17%

1-3 JAM49%

>5 JAM14%

3-5 JAM20%

Page 10: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

III.2.1.10. Tujuan Berkunjung ke Pantai Kuwaru

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Layaknya obyek wisata lain, pantai Kuwaru ini dikunjungi untuk mereka

yang menginginkan refreshing. Hal ini dinyatakan oleh pengunjung dengan

prosentase sebesar 80%. Dari jumlah prosentase yang besar itu maka kawasan

wisata yang akan dikembangkan haruslah baik, nyaman, aman dan dapat

memberikan hiburan kepada wisatawannya. Namun dari sekian banyak wisatawan

yang datang dengan tujuan refreshing ada sebanyak 3% wisatawan yang

berkunjung untuk study dan penelitian di pantai Kuwaru ini.

III.2.1.11. Alat Transportasi yang Digunakan

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Sepeda motor mendominasi alat transportasi yang digunakan oleh

wisatawan pantai Kuwaru yaitu sebanyak 64%. Wisatawan yang mengendarai

MOBIL36%

MOTOR64%

Refresh-ing80%

Lain-lain14%

Study3%

Penelitian3%

Page 11: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

sepeda motor mayoritas datang bersama teman. Banyaknya sepeda motor yang

harus ditampung memerlukan lahan parkir yang diatur sedemikian rupa sehingga

dapat menampung jumlah sepeda motor yang membludak atau jika

memungkinkan diadakan penambahan lahan parkir. Kendaraan yang digunakan

berikutnya adalah mobil, dengan prosentase sebanyak 36%. Wisatawan yang

datang dengan mobil ini biasanya datang bersama keluarga.

III.2.1.12. Tingkat Kualitas Fasilitas yang Sudah Ada

Sumber data : kuesioner untuk 59 orang (23 laki-laki, 36 perempuan)

Menurut 79% pengunjung, fasilitas yang sudah tersedia di kawasan wisata

pantai Kuwaru ini masih belum memadai, 16% menyatakan cukup memadai dan

sebanyak 5% bahkan tidak mengetahui perihal fasilitas yang sudah ada di pantai

Kuwaru tersebut.

III.3. Kuesioner untuk Penduduk

III.3.1. Usia

Sumber data : kuesioner untuk 3 orang (3 laki-laki)

>41 TH67%

31-40 TH33%

Belum79%

Cukup16%

Tidak Tahu5%

Page 12: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Penduduk di sekitar kawasan Pantai Kuwaru didominasi oleh mereka yang

berusia lebih dari 41 tahun, dengan prosentase sebesar 67%. Kemudian sebanyak

33% adalah mereka yang berusia sekitar 31-40 tahun.

III.3.2. Lama Tinggal di Kawasan Sekitar Pantai

Sumber data : kuesioner untuk 3 orang (3 laki-laki)

Sebanyak % penduduk di sekitar kawasan pantai Kuwaru telah tinggal

selama lebih dari 10 tahun dan sebanyak % penduduk tidak dapat memastikan

telah berapa lama mereka tinggal di kawasan tersebut.

III.3.3. Pekerjaan

Sumber data : kuesioner untuk 3 orang (3 laki-laki)

Sebanyak 67% penduduk di sekitar kawasan pantai bermatapencaharian di

bidang swasta dan di bidang lainnya sebanyak 33%.

SWASTA67%

LAIN-LAIN33%

>10 TH67%

TIDAK TAHU33%

Page 13: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

III.3.4. Penghasilan

Sumber data : kuesioner untuk 3 orang (3 laki-laki)

Hampir seluruh penduduk di kawasan sekitar pantai Kuwaru memiliki

penghasilan di kisaran 1-2 juta per bulannya.

III.3.5. Daya Tarik Pantai Kuwaru

Sumber data : kuesioner untuk 3 orang (3 laki-laki)

Sebagai penduduk di sekitar pantai Kuwaru yang ikut membangun

kawasan wisata ini semuanya berpendapat bahwa kawasan pantai ini 100% sangat

menarik.

1 Juta - 2 Juta100%

Sangat Menarik100%

Page 14: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

III.4. Data Survey Kawasan

III.4.1. Aspek Iklim

III.4.2 Iklim Makro

Bantul memiliki curah hujan cukup tinggi dalam setahun, pola hujan

daerah bantul pada tahun 2007-2008 ditunjukan pada tabel berikut :

No Bulan2007 2008

HH Mm HH mm

1. Jsnuari 20,0 274 31 64,93

2 Februari 14,0 253 29 365,59

3. Maret 14,0 256 31 350,54

4. April 0 0 21 163,54

5. Mei 6,0 69 7 20,25

6. Juni 0 0 1 4,41

7. Juli 0,2 1,6 0 0

8. Agustus 0 0 0 0

9. September 0 0 0 0

10. Oktober 0 0 19 162,97

11. November 2,9 53,71 27 372,15

12. Desember 13,0 380,4 27 276,33

Jumlah 70 1287,71 193 1780.71

Rata-rata 6 107,31 16,08 148,39

Sumber : Badan Statistik Kabupaten Bantul

III.4.3 Iklim Mikro

Temperature dikawasan pantai kuwaru pada siang hari cukup panas,

terutama di daerah yang tidak ternaungi pohon cemara udang

Page 15: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

III.4.2 Aspek Topografi

Kondisi topografi Wisata Pantai Kuwaru mayoritas berkontur landai yang

dimanfaatkan sebagai persawahaan perbukitan, namun juga terdapat bukit-bukit

landai.

Gambar : Topografi Kawsan Pantai Kuwaru

Sumber: Dokumentasi Penulis

Kondisi eksisting memiliki jenis pasir hitam, dengan pantai yang curam dan memiliki

4 baris depan pohon cemara udang, diikuti 10 baris pohon dibelakangnya dengan jarak antar

pohon kurang lebih 2,5 meter

Gambar : Kondisi eksisting Pantai Kuwaru

Sumber: Dokumentasi Penulis

Page 16: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

III.4.3 Aspek Geologi

Pada kawasan Pantai kuwaru ini memiliki kondisi geografis yang cukup

berpotensi untuk dikembangkan. Pada bibir pantai saja air tanahnya tanpa melalui

proses penyulingan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan penduduk sedangakan untuk

sektor pertanian , kondisi tanah sebenarnya kurang baik untuk dimanfaatkan untuk

bercocok tanam.

III.4.4 Aspek Ekologi

Kawasan pantai kuwaru merupakan salah satu pantai unik yang

mengedepankan nilai-nilai konservasi alam, ditunjukan dengan adanya penanaman

Cemara Udang yang selalu dikembangkan setiap tahunya. Bukti hasil kerja keras

masyarakat dalam kegiatan konservasi dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang

diperoleh, diantaranya :

1. Juara 3 Provinsi kategori penyelamat lingkungan pada tahun 1999

2. Juara 2 Kabupaten kategori pembina nelayan

3. Juara 2 Provinsi Kalpataru kategori perintis tahun 2008

4. Juara 2 Provinsi Kalpataru kategori pembuna tahun 2010

5. Juara 1 provinsi san 5 Besar Se-Indonesia Lomba konservasi SDA

wanalestari oelh mentri kehutanan Ramli Hasan

III.4.5 Aspek-Aspek Wisata Hutan dan Wisata Pantai

a. Potensi wisata alam/ Daya tarik wisata alam

1.Potensi Wisata Hutan

Hutan yang terdapat pada kawasan Pantai Kuwaru menurut yang dikategorikan

Sasakala 2010 termasuk dalam jeinis hutan homogen karena hanya ditanami 1 jenis

tanaman yaitu jenis Cemara Udang. Hutan tersebut jika digolongkan menurut asal

tanahnya merupakan hutan pantai. Hutan pantai terdapat di sepanjang pantai yang

kering, berpasir, dan tidak landai, seperti di pantai selatan Jawa. Selain itu, Hutan

Cemara Udang tersebu tdapat digolongkan sebagai hutan buatan, karena proses

penanaman dan pembudidayaannya dibantu manusia.

Dalam hal ini, Hutan Cemara Udang menjadi daya tarik tersendiri bagi pantai

Kuwaru tersebut. Hawa panas pantai yang dirasakan pengunjung, dapat teratasi

dengan adanya peneduh berupa Cemara Udang ini.

Page 17: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Gambar 3.1. Hutan Cemara Udang

2.Daya Tarik Wisata Hutan (Pangesti, 2007)

Keindahan

Hutan Cemara Udang walaupun tidak terlalu luas memiliki

keindahan yang cukup menarik. Penataan pohon-pohon yang terdapat

pada satu baris yang teratur dan pembudidayaannya secara berkala dan

terus dikembangkan oleh masyarakat setempat membuat hutan

tersebut mampu menjadikan daya tarik sekaligus pendukung wisata

pantai yang ada.

Gambar Barisan cemara udangSumber : Dokumentasi penulis

Skala Keindahan

Sangat Jelek Jelek Sedang BagusSangat

Bagus

Page 18: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Banyaknya jenis sumberdaya alam

Jenis pohon yang ada dikawasan hutan itu merupakan hutan

homogen, berupa pohon Cemara Udang. Sesaui dengan teori daya

tarik wisata menurut Tri Pangesti (2007) semakin beragam

keanekaragaman jenis pohon yang ada semakin menarik

dikunjungi suatui objek wisata berbasis hutan sehingga untuk

mengembangkan wisata hutan di pantai kuwaru

llkeanekaragaman jenis hayati masih kurang.

\

Gambar Hutan Homogen Cemara Udang

Sumber : Dokumentasi Penulis

Skala Keanekaragaman Hayati

Sangat

KurangKurang Cukup Beragam

Sangat

Beragam

Keutuhan sumberdaya alam

Usaha konservasi pengelola pantai, yaitu penduduk sekitar pantai

terus dilakukan. Hal tersebut bertujuan untuk tetap melestarikan

penghijauan yang ada di sekitar pantai dan menambah daya tarik

pengunjung. Yang menjadi permasalahan adalah fasilitas wahana

wisata yang ada mengambil tempat diantara barisan pohon

Page 19: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

cemara udang sehinga banyak dari barisan yang terpotong untuk

dijadikan wahana wisat, hal ini merusak keutuhan dari hutan itu

sendiri.

Gambar Ketidakutuhan Hutan

Sumber : Dokumentasi Penulis

Skala Keutuhan Hutan

Sangat

KurangKurang Cukup Beragam

Sangat

Beragam

Page 20: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Pilihan kegiatan

Berikut tabel kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung di

kawasan hutan tersebut.

Tabel Pilihan Kegiatan Wisata Hutan

SuSumber : Penulis

Berikut gambar kegiatan yang dapat dilakukan di pantai kuwaru.

no aktivitas uraian kegiatan1 jalan-jalan bersenang-senang

2 bermain di alamada yang membutuhkan peralatan dan ada yang tidak membutuhkan peralatan

3 berkuda termasuk berkuda di gunung4 berkemah Wisata menginap dengan menggunakan tenda5 piknik berwisata tidak menginap6 outbond memerlukan peralatan khusus 7 Offroad track Menggunakan kendaraan untuk menyusuri lintasan

Page 21: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Sumber : Dokumentasi Penulis

Skala Keberagaman Aktifitas Wisata Hutan

Sangat Kurang Kurang Cukup Beragam Sangat Beragam

3. Potensi Wisata Pantai

Pantai Kuwaru merupakan pantai dengan ombak yang cukup besar. Pantai ini

juga memiliki hutan di pesisirnya. Hal ini menjadi daya tarik yang baik di kawasan

tersebut. Menurut kategorisasi morofologi pantai, Bird (1970) Pantai Kuwaru

termasuk jenis pantai bergisik,yakni pantai yang terdapat material endapan akibat

abrasi. Pengendapannya berupa pasir dengan jenis pasir hitam.

Gambar Pantai Kuwaru

Sumber : Dokumentasi Penulis

4.Daya Tarik Wisata Pantai (Pangesti, 2007)

Lebar Pantai diukur pada waktu air laut surut dengan panjang pantai

minimal 100 m

Lebar tepi pantai kuwaru ialah 13 meter, diukur dari air surut hingga

ke tepi pantai. Di bagian ini biasanya para wisatawan menghabiskan waktu

Page 22: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

dengan duduk-duduk maupun bermain pasir. Jarak tersebut terlalu sempit

sehingga rawan terhadap keselamatan wisatawan serta ruang gerak

wisatawan menjadi terbatas karena densitas pengunjung.

Gambar Lebar Tepi Pantai Kuwaru

Sumber : Dokumentasi Penulis

Keselamatan tepi laut

Jarak pada tepi hingga batas surut air laut sudah cukup dekat,

sehingga kurang aman bagi wisatawan yang berada pada tepi laut.

Keselamatan di daerah ini memang sangatlah penting, mengingat aktivitas

wisatawan yang utama berada di sini. Misalnya saja bermain pasir, duduk-

duduk, ataupun memancing.

Gambar Aktifitas Wisatawan di Tepi Pantai

Sumber : Dokumentasi Penulis

Page 23: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Kebersihan Laut

Kebersihan juga salah satu hal yang paling berpengaruh dalam

daya tarik suatu kawasan wisata. Di Pantai Kuwaru, kebersihan pada tetepi

laut sangat kurang terjaga. Sehingga pasir tercemar oleh sampah-sampah.

Hal ini juga menyebabkan image pantai ini menjadi buruk. Tentu akan

menjadi lebih baik jika di tepi pantai diberi tempat-tempat pembuangan

sampah.

Sampah yang ada pada pantai juga tidak sedikit. Sampah tersebut

merupakan sampah yang dibawa oleh pantai, sampah yang berasal dari

wisatawan, maupun sampah yang berasal dari penduduk setempat.

Sehingga dalam pemeliharaan kebersihan di daerah ini sangat perlu

diperhatikan.

Skala Kebersihan Pantai

Sangat

KurangKurang Cukup Beragam

Sangat

Beragam

Gambar Kondisi Pantai yang Kotor

Sumber : Dokumentasi Penulis

Keindahan

Keindahan pantai Kuwaru sangatlah unik. Pantai ini, selain memiliki

barisan pohon-pohon yang teduh, pantai ini juga dapat dikatakan masih

‘perawan’ atau masih jarang diketahui orang, sehingga keadaan di pantai

tersebut masih sangatlah alami.

Page 24: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Keindahan-keindahan tersebut yang menjadi daya tarik utama pada pantai.

Dimana wisatawan banyak yang mengabadikan keindahan alamnya. Baik

itu dengan cara duduk-duduk dan menikmati suasana, bermain pasir dan air,

ataupun dengan cara mengabadikannya lewat foto-foto.

Skala Keindahan Pantai

Sangat Jelek Jelek Cukup Indah Sangat Indah

Gambar Keindahan Panorama Pantai Kuwaru

Sumber : Dokumentasi Penulis

Jenis Pasir

Jenis pasir di pantai ini ialah pasir yang berwarna hitam sehingga

bermain pasir di pantai ini kurang diminati.

Page 25: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Gambar Jenis Pasir Hitam di Pantai Kuwaru

Sumber : Dokumentasi Penulis

Ombak laut

Ombak di kawasan pantai kuwaru ini dapat dikatakan cukup tinggi,

sehingga wisatawan hanya diperbolehkan bermain air di tepi pantai saja.

Hal ini membuat wisatawan tidak dapat berenang dan hanya dapat

beraktifitas di tepian pantai saja.

Gambar Ombak di Pantai Kuwaru

Sumber : Dokumentasi Penulis

Cakrawala

Cakrawala atau garis pantai yang dilewati matahari tenggelam atau

Page 26: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

matahari terbit menjadi nilai tambah suatu pantai. Pantaiu kuwaru memiliki

garis cakrawala yang lurus dan tidak terhalang oleh sesuatu yang

mengganggu pandangan selain karang yang menjulang di sisi kiri pantai.

Gambar Garis Cakrawala Pantai

Sumber : Dokumentasi Penulis

Matahari

Intensitas radiasi matahari menjadi hal yang sangat penting yang juga

menjadikan daya tarik sendiri serta menentukan aktifitas yang ada di suatu

pantai. Pemandangan sunset atau matahari tenggelam dapat terlihat jelas

tanpa terhalang dan menjadikan nilai tambah tersendiri bagi pantai

kuwaru, namun belum adanya tempat khusus untuk menikmati moment ini

seperti gazebo, pondok dsb.

Gambar Sunset di Pantai Kuwaru

Sumber : Dokumentasi Penulis

Flora dan Fauna

Disamping memiliki pohon-pohon rindang sebagai wind barrier,

Page 27: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

pantai ini juga berpotensi diajdikan tempat memancing karena

keanekaragaman faunanya. Tidak sedikit orang yang memancing di pantai

ini. Sedangkan untuk flora laut seperti anemon atau alga tepi pantai tidsk

dapat dijumpai karena pantai ini bukan termasuk tipe pantai berkarang

tempat biasanya flora tumbuh dan habitat bagi fauna laut. Yang menjadi

permasalahan adalah belum adanya tempat memancing untuk wisatawan

atau fasilitas pendukung untuk keiatan mancing diwisata ini sehingga

pengunjung memancing dialam terbuka tanpa naungan dan membawa

peralatan mancing sendiri.

Skala keanekaragaman Flora Fauna

Sangat

KurangKurang Cukup Beragam

Sangat

Beragam

Gambar Kegiatan Menjaring Ikan dan Memancing

Sumber : Dokumentasi Penulis

Variasi kegiatan yang terdapat di kawasan Pantai Kuwaru

Tabel Pilihan Kegiatan Wisata Pantai

Page 28: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

sumber : Pen

sSumber : penulis

Gambar Pilihan Kegiatan di Pantai Kuwaru

Sumber : Dokumentasi Penulis

Skala Keberagaman Aktifitas Wisata Hutan

Sangat Kurang Kurang Cukup Beragam Sangat Beragam

a. Fasilitas dan Pelayanan yang tersedia

Fasilitas dan Pelayanan yang harus tersedia meliputi :

1. Akomodasi

Di pantai ini belum terdapat penginapan ataupun hotel.

Sehingga pengunjung hanya sekedar datang dan tidak menginap.

no aktivitas uraian kegiatan

1 jalan-jalan bersenang-senang

2 bermain di alamada yang membutuhkan peralatan dan ada yang tidak membutuhkan peralatan

3 Berkemah Wisata menginap dengan menggunakan tenda4 Berenang Tidak membutuhkan alat khusus5 Memancing Memancing biota laut

6 MemasakMemproses hasil tangkapan ataupun menyantap makanan yang dihidangkan oleh penduduk sekitar.

7 Bermain pasirBermain pasir dibibir pantai (khusus untuk ombak yang rendah-sedang)

8 Berlayar Menggunakan alat transportasi laut

Page 29: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Tidak adanya hotel maupun penginapan lain, disebabkan oleh upaya

masyarakat yang ingin mempertahankan kondisi ‘steril’ di pantai ini.

Maksudnya ialah steril dari praktek prostitusi. Namun,saat ini yang

sedang dikembangkan di sana adalah homestay / rumah singgah.

2. Pengelola

Kawasan wisata pantai Baru Kuwaru ini merupakan hasil dari

swasembada masyarakat Desa Kuwaru yang membentuk kelompok‐kelompok / grup‐grup pengembang, belum ada suntikan dana dari

pemerintah kota Bantul. Namun, saat ini telah ada penarikan retribusi

di pintu masuk kawasan Pantai Kuwaru ini dari Pemerintah Daerah

Bantul yang diharapkan ke depannya terjalin hubungan yang baik

antara Pemda Bantul dan Warga Desa Poncosari sebagai pengelola

Pantai Kuwaru.

Gambar Bagan Struktur Organisasi Masyarakat

Sumber : Dokumentasi Penulis

3. Jasa Pendukung Wisata

a.) Toilet Umum

Kamar mandi yang tersedia di area kawasan Pantai

Kuwaru sudah cukup banyak, namun masih kurang terjaga

kebersihannya dan kesterilan airnya karena air dialbil

didekat lokasi yangmana berdekatan pula dengan

septictank.

Page 30: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Gambar 3.2. Toilet umum

Sumber : Dokumentasi Penulis

b.) Musholla

Musholla yang tersedia di kawasan pantai Kuwaru ini

kurang memadai. Hanya ada dua musholla kecil yang

mewadahi kegiatan beribadah, Musholla inipun berasal

dari dana swadaya masyarakat tanpa campur tangan dari

pemerintah daerah.

Gambar 3.3. Musholla

Sumber : Dokumentasi Penulis

c.) Area Parkir

Arus pengunjung yang datang cukup banyak, minimal

5.000 orang perhari dengan persentase 50% pengguna

sepeda motor 50% mengunakan mobil, arus wisatawan

yang datang menggunakan kendaraan tidak seimbang

dengan lahan parkir yang tersedia.

Page 31: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Gambar 3.4. Area Parkir

Sumber : Dokumentasi Penulis

d.) Kolam Renang Anak

Terdapat beberapa kolam renang dipantai kuwaru yang

berasal dari usaha swadaya warga, Biayanya Rp. 5.000,00

per anak untuk renang, untuk cuci kaki kamar mandi Rp.

1.000,00; mandi Rp. 2.000,00. Banyaknya kolam renang

yang ada di pantai kuwaru membuat ruang gerak menjadi

sempit. Sehingga perlu ada pengelolaan dan koordinasi

dan juga pertimbangan kebersihan pengambilan air karena

sumber air dari kolam renang berasal dari sekitar lokasi

yang tercemar airnya.

Page 32: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Gambar 3.5. Area kolam renang anak

Sumber : Dokumentasi Penulis

e.) Persewaan Tikar

Tikar dapat disewa di warung-warung dekat pantai

dengan harga Rp. 5.000,00 menjadi tambahan pendapatan

dari warga. Namun tidak tersedianya lahan khusus untuk

tempat duduk terkadang wisatawan terpaksa menggelar

tikar di akases jalan sehingga mengganggu arus sirkulasi

wisatawan.

Gambar 3.6. Dua pengunjung duduk santai di atas tikar

yang disewa

Sumber : Dokumentasi Penulis

f.) Mandi Bola

Wahana mandi bola dikenai biaya Rp. 4.000,00 sama

dengan kolam renang anak sumber airnya berasal dari

sumur di sekitar yang dipompa menggunakan Genset.Sama

Page 33: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

seperti permasalahan wahana wisata lainnya, karena

banyaknya wahana dan tidak terkoordinir dengan baik

sehingga menganggu akases sirkulasi pengunjung selain

itu pertimbangan kesterilan air yang digunakan.

Gambar 3.7. Kolam mandi bola

Sumber : Dokumentasi Penulis

g.) ATV & Motor

Fasilitas Hiburan ATV & Motor. Fasilitas ini berada di

bagian depan warung‐warung penjual makanan‐minuman.

Fasilitas ini dapat dinikmati dengan membayar uang jasa ATV

dan motor sebesar Rp 25.000,00/15 menit. Yang menjadi

pernasalahan adalah jalur track dari ATV ini, jalur track

mengambil jalur wisatawan yang berjalan kaki yang hanya

selebar 5 meter, hal ini selain menganggu kenyamanan juga

membahayakan pejalan kaki tersebut karena rawan terjadi

kecelakaan.

Page 34: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Gambar 3.8. ATV yang sedang diparkir dan track ATV

Sumber : Dokumentasi Penulis

h.) Balai Pengobatan

Terdapat balai pengobatan secara alami yang berada di

bagian utara area parkir.

Gambar 3.9. Balai pengobatan alami

Sumber : Dokumentasi Penulis

i.) Outbond dan Bumi Perkemahan

Wahana ini kurang diperhatikan jadi fasilitas yang

diperlukan belum mewadahi kegiatan secara utuh. Area untuk

outbond ini jika dikembangkan akan menjadi salah satu daya

Page 35: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

tarik utama karena keberadaan outbond di kawasan pantai

masih jarang.

Gambar 3.10. Bumi perkemahan

Sumber : Dokumentasi Penulis

j.) Pos Kesehatan dari pemerintah

Saat kawasan pantai ramai pengunjung halaman pos

kesehatan pun tak luput menjadi tempat parkir dadakan

karena kurangnya lahan parkir yang tersedia.

Gambar 3.11. Pos Kesehatan yang beralihfungsi

Sumber : Dokumentasi Penulis

k.) Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Page 36: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Pasar yang ada kurang terawat sehingga terkesan

kumuh dan tidak higienis.

Sumber : Dokumentasi Penulis

4. Keselamatan pengunjung

Untuk keselamatan pengunjung dinas perhubungan

menurunkan setidaknya 9 orang minimal untuk mengawasi

keselamatan pengunjung, pada hari-hari libur bisa mencapai 21

orang. Di Pantai Kuwaru belum terdapat kantor TIM SAR itu

sendiri, jadi hanya berupa pos penjaga di tepi pantai.

5. Tempat Makan dan Minum

Di kawasan pantai Kuwaru ini banyak terdapat penjual

makanan dan minuman. Kebanyakan dari pedagang‐pedagang

tersebut menjual olahan laut (seafood). Tetapi ada pula penjual lain

Gambar 3.12. TPI Kuwaru

Page 37: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

seperti penjual bakso, burger, minuman kaleng ataupun wedang

ronde. Yang menjadi masalah lahan yang digunakan untuk warung

makan dan minum kurang tertata dengan baik sehingga merusak

keindahan dan keutuhan dari tempat wisata.

Sumber : Dokumentasi Penulis

b. Pola Umum Wisata dan Trend Wisata

Hutan Cemara Udang menjadi suatu daya tarik tersendiri di kawasan

Pantai Kuwaru ini. Adanya pohon tersebut dapat menjadi tempat berteduh

bagi pengunjung pantai sehingga membuat nyaman. Keunikan tersebut

menjadi trend wisata tersendiri bagi pantai kuwaru.

c. Fasilitas Infrastruktur

1. Suplai listrik

Listrik dari PLN adalah energi utama , energi listrik yang

dihasilkan windmill hanya untuk penerangan pada kandang-

Gambar 3.13. Warung makan

Page 38: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

kandang ternak.

Sumber : Dokumentasi Penulis

2. Suplai Air bersih

Sumber air bersih 60 % dari PDAM sedangkan 40% berasal

dari sumur tanpa proses penyulingan terlebih dahulu. Jarak Air

bersih dengan septictank terlalu dekat sehingga sumber air

bersih rawan tercemar bakteri Eschericia Coli yang

mebahayakan kesehatan tubuh jika dikonsumsi.

Gambar 3.15. Pompa air

Sumber : Dokumentasi Penulis

3. Drainase

Terdapat satu sungai di pintu masuk kawasan pantai, sungai ini

berfungsi sebagai ‘tadah’air hujan dan juga irigasi sawah di

Gambar 3.14. Windmill Kuwaru

Page 39: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

sekitar. Meskipun sungai ini dapat dibilang steril dari sampah

namun karena kurang perawatan banyak terdapat ilalang-

ilalang atau rumput-rumput liar sehingga dapat menyumbat

aliran sungai.

Gambar 3.16. Sungai di dekat Pantai Kuwaru

Sumber : Dokumentasi Penulis

4. Pengolahan Sampah (pembuangan limbah padat)

Untuk masalah kebersihan, di pantai Kuwaru masih kurang.

Sampah‐sampah berceceran di tepi pantai. Sampah yang datang

terbagi menjadi 3 :

a.) Sampah yang dibawa pengunjung

b.) Sampah dari masyarakat

c.) Sampah dari laut (saat pasang)jarak tempat sampah

disekitar warung setiap 15 meter (4 warung 1 tempat sampah)

kemudian akumulasi dari tempat sampah dikumpulkan di TPS

Induk yang dibagi 4 titik sebelum dibawa ke TPA.

Gambar 3.17. TPS di sekitar Pantai Kuwaru

Page 40: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

Sumber : Dokumentasi Penulis

Tempat sampah yang ada tidak sebanding dengan sampah yang

dihasilkan pengunjung, setidaknya untuk daerah warung

terdapat 1 tempat sampah tiap 2 warung (kondisi eksisting 1

sampah tiap 4 warung), selain itu juga karena kurangnya

kesadaran pengunjung akan kesadaran kebersihan tempat

wisata.

5. Sarana telekomunikasi

Sarana telekomunikasi yang digunakan warga DesaPoncosari

tersebut adalah handphone. Tidak ada sarana telekomunikasi

nirkable yang dapat disewakan secara umum.

d. Fasilitas transportasi dan sarana transportasi

1. Kondisi Jalan

Jaringan jalan ke kawasan pantai Kuwaru dapat dikatakan

cukup baik dari segi perkerasan (telah diperkeras dengan aspal),

namun masih kurang lebar untuk kendaraan besar seperti bus

pariwisata. Akses ke jalan raya (utama) cukup jauh dari lokasi

wisata. Rute untuk menuju Pantai Kuwaru dari arah Jogja adalah

Jogja — Bantul — Palbapang belok kanan — Srandakan sebelum

jembatan belok ke kiri— Pantai Kuwaru.

Gambar Kondisi Jalan Eksisting

Sumber : Dokumentasi Penulis

Page 41: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

2. Frekuensi kendaraan umum

Frekuensi kendaraan yang menuju Pantai Kuwaru relative

sedikit, kebanyakan sarana yang digunakan adalah kendaraan pribadi.

Kendaraan pribadi yang digunakan sebagian besar adalah kendaraan

roda dua.

e. Konservasi alam

Hutan Cemara Udang yang ada merupakan kawasan rintisan daerah

konservasi hutan cemara udang, Usaha konservasi sudah tumbuh dari

masyarakat seniri namun kurangnya koordinasi kemudian kurangnya

perhatian dari pemerintah berdampak pada kurang maksimalnya usaha

konservasi yang ada.

f. Kebersihan lingkungan

Kebersihan lingkungan di sekitar Pantai Kuwaru ini kurang terjaga.

Banyak sampah yang berceceran karena kurangnya tempat pembuangan

sampah dan respon dari pengunjung untuk membuang sampah pada

tempatnya.

Gambar 3.18. Sampah yang berceceran di sekitar pantai

Sumber : Dokumentasi Penulis

g. Kondisi Iklim

Kondisi di daerah pantai relative panas cuacanya, namun pohon

Cemara Udang yang ada di tepi pantai dapat dijadikan tempat berteduh

sehingga pengunjung merasa nyaman.

Page 42: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

III.5.1 Permasalahan Kondisi Data Dalam Angka

Sumber Data : Registrasi Penduduk Pertengahan Tahun 2008

Sumber Data : Bagian Pemerintah

Jumlah penduduk di Kecamatan Poncosari sejumlah 12.695 orang yang berarti

cukup padat di tanah seluas 1.186,1 km2. Karena area kawasan kecamatan Poncosari ini

terbilang luas tentu diperlukan dukungan sarana dan petugas kebersihan yang memadai.

Apalagi ditambahi dengan pembukaan kawasan pariwisata baru di kecamatan tersebut

berupa pantai. Kurang tersedianya sarana tempat sampah dan kurang sadarnya

pengunjung tentang kebersihan menyebabkan pengelolaan sampah di sekitar kecamatan

tersebut terganggu.

III.5.2

Permasalahan Kondisi Kawasan Berdasakan Survey

III.5.2.1 Permasalahan Sosial Ekonomi

Permasalahan sosial ekonomi yang ada di sekitar adalah terjadi persengketaan

Desa Tanah

Sawah

Tanah

Kering

Bangunan/

Pekarangan

Hutan

Negara

Lainny

a Jumlah

Poncosari 388,45 57,67 340,22 - 399,76 1.186,10

Trimurti 34,22 15,95 376,43 - 218,90 645,50

Kecamatan 422,67 73,62 716,65 - 618,66 1.831,60

Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

Poncosari 6.047 6.612 12.695

Trimurti 9.090 9.353 18.443

Kecamatan 15.137 15.965 31.102

Page 43: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

kekuasaan mengenai pemasukan dari Pantai Kuwaru oleh nelayan dan pedagang.

Menurut hasil wawancara dengan Fadhil Budi Sanuri (52), Kepala Desa Poncosari,

hal tersebut menjadi salah yang sulit untuk diselesaikan, karena pada awalnya Pantai

Kuwaru tersebut adalah pantai biasa yang digunakan nelayan untuk menambatkan

perahunya, namun keadaan sekarang berubah menjadi tempat wisata yang kemudian

disusul dengan banyak munculnya pedagang-pedagang di sekitar pantai tersebut.

Terjadilah perselisihan yang tidak bisa dihindarkan mengenai lahan yang ada.

III.5.2.2 Permasalahan Berdasarkan Kuisioner

Usia dan Profesi Pengunjung

Usia pengunjung kebanyakan berkisar antara 16-20 tahun dengan mayoritas

berprofesi sebagai pegawai swasta dan disusul dengan profesi sebagai mahasiswa.

Kegiatan yang dilakukan umur sekitar 16-20 tahun tersebut cenderung menimbulkan

kerusakan fasilitas yang telah ada. Oleh karena itu, diperlukan kedisiplinan dari

petugas atau pengelola lingkungan dan penjagaan fasilitas di sekitar pantai.

- Tingkat Penghasilan dan Asal Pengunjung

Mayoritas pengunjung berpenghasilan kurang dari Rp 1.000.000,00. Hal ini

berkaitan dengan kurang adanya fasilitas belanja yang mendukung bagi pengunjung

dengan penghasilan di tingkat itu dengan melihat konteks pengunjung berasal dari

Bantul atau dapat disebut sebagai pwngunjung local.

- Lama Jam Berkunjung dan Kendaraan yang Digunakan Pengunjung

Pengunjung berada di kawasan pantai tersebut mayoritas selama 3 jam lebih.

Terkait hal tersebut, diperlukan ketersediaan akomodasi tempat makan minum,

fasilitas kamar mandi/ wc. Hal tersebut sudah cukup memfasilitasi kebutuhan

pengunjung namun, kurangnya penataan yang baik dari tempat-tempat makan minum

dan kamar mandi/ wc yang telah ada.

Belum tersedianya fasilitas musholla yang baik, mengakibatkan pengunjung

kesulitan dalam melakukan ibadah jika dalam jangka waktu 3 jam tersebut

melampaui waktu ibadah.

- Transportasi Pengunjung

Kendaraan yang digunakan pengunjung kebanyakan adalah kendaraan roda

dua. Terkait hal tersebut prosentase lahan parkir bagi kendaraan roda dua dan roda

Page 44: Bab 3 Pembahasan&Permasalahan

empat dimayoritaskan untuk memfasilitasi kendaraan roda dua. Namun, lahan parker

yang telah ada kurang mencukupi kendaran-kendaraan pengunjung.

- Tujuan Pengunjung

Mayoritas pengunjung datang ke pantai tersebut adalah untuk refreshing.

Oleh karena itu, diperlukan beberapa fasilitas yang membuat pengunjung dapat

menghilangkan penatnya. Masih minimnya ketersediaan fasilitas hiburan di sekitar

pantai, sehingga pengunjung kurang merasa diwadahi dalam hal hiburan.

- Informasi Wisata

Informsi mengenai Pantai Kuwaru mayoritas didapat dari teman atau melalui

media mulut ke mulut. Minimnya media pemasaran melalui media elektronik,

sehingga pengunjung yang ada masih bersifat lokal.