bab 2 revis

40
BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Vesikolitiasis adalah batu yang terdapat pada leher kandung kemih. Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Komponen yang lebih jarang membentuk batu adalah struvit atau magnesium, amonium, asam urat, atau kombinasi bahan-bahan ini (Corwin, 2009).Vesikolitiasis merupakan benda padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai zat terlarut dalam urin pada kandung kemih dapat berasal dari kalsium oksalat 60%, fosfatt sebagai campuran amonium, dan magnesium fosfat (batu tripel fosfat ini terjadi akibat infeksi) 30%, asam urat 5% dan sistin 1% (Grace &Neil, 2006). Vesikolitiasis adalah batu menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti & menetes disertai dgn rasa nyeri (Brooker, 2005). Vesikolthiasis adalah batu dalam kandung kemih dapat terbentuk atau berasal dari ginjal masuk ke dalam kandung kemih. Kandung kemih berkontraksi untuk mengeluarkan air kencing sehingga batu tertekan pada trigonum yang peka itu menyebabkan

Upload: heru-imron-khoiri

Post on 26-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yjggy

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 revis

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Vesikolitiasis adalah batu yang terdapat pada leher kandung kemih. Batu

yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Komponen

yang lebih jarang membentuk batu adalah struvit atau magnesium, amonium,

asam urat, atau kombinasi bahan-bahan ini (Corwin, 2009).Vesikolitiasis

merupakan benda padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai zat terlarut

dalam urin pada kandung kemih dapat berasal dari kalsium oksalat 60%,

fosfatt sebagai campuran amonium, dan magnesium fosfat (batu tripel fosfat

ini terjadi akibat infeksi) 30%, asam urat 5% dan sistin 1% (Grace &Neil,

2006).

Vesikolitiasis adalah batu menghalangi aliran air kemih akibat penutupan

leher kandung kemih, maka aliran mula-mula lancar secara tiba-tiba akan

berhenti & menetes disertai dgn rasa nyeri (Brooker, 2005). Vesikolthiasis

adalah batu dalam kandung kemih dapat terbentuk atau berasal dari ginjal

masuk ke dalam kandung kemih. Kandung kemih berkontraksi untuk

mengeluarkan air kencing sehingga batu tertekan pada trigonum yang peka

itu menyebabkan rasa nyeri. Biasanya terdapat sedikit hematom dan infeksi

sering menyertai keadaan ini (Isselbacher dkk, 2005).

Vesikolitiasis umumnya tidak menimbulkan serangan kolik, tergantung

besarnya batu. Jika sudah menutupi muara saluran kemih, sering ditandai

dengan keluhan tidak lancar dalam berkemih. Jika vesikolitiasis sudah sangat

besar, dapat terjadi bendungan urin yang dapat mengakibatkan penumpukan

urin yang diproduksi ginjal terus-menerus di dalam kendung kemih.(Nadesul,

2009). Hambatan seperti ini dapat berlangsung mendadak atau perlahan-

lahan, & dapat terjadi di semua aras (level) saluran kemih dari uretra sampai

pelvis renalis (Mitchell dkk, 2009).

Page 2: BAB 2 revis

B. Etiologi

1. Faktor Presipitasi

Menurut Isselbacher dkk, (2005) menyatakan bahwa batu kandung

kemih disebabkan infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal

yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium).

Faktor- faktor yang mempengaruhi menurut Isselbacher dkk, (2005)

batu kandung kemih (Vesikolitiasis) adalah :

a. Hiperkalsiuria

Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin yang melebihi 250-300

mg/ 24jam, disebabkan karena hiperkalsiuria idiopatik (meliputi

hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi natrium, kalsium dan

protein), hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan kelebihan

vitamin D atau kelebihan kalsium. Hiperkalsiuria disebabkan oleh

resorpsi kalsium yang berlebihan dari tulang karena hiperparatiroidism,

absorpsi kalsium yang berlebihan dari usus, dan sebagai akibat

gangguan resorpsi kalsium di tubulus ginjal.

b. Hipositraturia

Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air

kemih, khususnya sitrat. Sitrat berikatan dengan kalsium di dalam

urine sehingga kalsium tidak lagi terikat dengan oksalat maupun fosfat,

karenanya merupakan penghambat terjadinya batu tersebut. Kalsium

sitrat mudah larut sehingga hancur dan dikeluarkan melalui urin.

Hipositraturia disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I

(lengkap atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan

masukan protein tinggi.

c. Hiperurikosuria

Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih melebihi 850mg/ 24jam

yang dapat memacu pembentukan batu kalsium karena masukan diet

purin yang berlebih.

d. Penurunan jumlah air kemih

Dikarenakan masukan cairan yang sedikit.

Page 3: BAB 2 revis

e. Hiperoksalouria

Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini

disebabkan oleh kelainan usus karena post operasi dan diet kaya

oksalat, misalnya the, kopi instant, minuman soft drink, kokoa, sayuran

yang berwarna hijau terutama bayam.

f. Batu Asam Urat

Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan

hiperurikosuria (primer dan sekunder).

g. Batu Struvit

Batu sturvit disebabkan karena infeksi yang sebagian besar karena

kuman pemecah urea, sehingga urea menghasilkan suasana basa yang

mempermudah mengendapnya magnesium fosfat, ammonium,

karbonat. Kuman tersebut diantaranya adalah proteus spp, klebsiellla,

enterobacter, pseudomonas dan sthaphylococcus.

1) Kandungan batu kemih kebanyakan terdiri dari :

a) 75 % kalsium.

b) 15 % batu tripe/batu struvit (Magnesium Amonium Fosfat).

c) 5 % batu asam urat.

d) Sisanya campuran dari beberapa batu

2. Faktor Predisposisi

a. Faktor endogen yaitu faktor genetik familial, misalnya pada :

1) Hiperkalsiuria primer

Kelainan metabolik ini dapat berupa hiperabsorbsi kalsium dalam

pencernaan atau penurunan reabsorbsi kalsium dalam tubuli ginjal

sehingga terjadi hiperkalsiuria.

2) Hiperoxaluria

Suatu kelainan herediter yang diturunkan secara resersif

3) Faktor keturunan

Anggota keluarga penderuta batu urine lebih banyak kemungkinan

menderita penyakit yang sama dibanding dengan keluarga bukan

penderita batu urine.

Page 4: BAB 2 revis

4) Jenis Kelamin

Pria lebih banyak menderita batu kandung kemih dibandingkan

wanita.

5) Ras

Batu kandung kemih lebih sering dijumpai di Asia dan Afrika,

sedangkan di Amerika (kulit putih dan kulit hitam) dan Eropa

jarang.

b. Faktor eksogen

1) Pekerjaan

Pekerja kasar dan petani lebih banyak bergerak dibanding dengan

pegawai kantor. Penduduk kota yang lebih banyak duduk di waktu

bekerja, ternyata labih sedikit menderita batu ureter.

2) Air

Banyak minum dapat menyebabkan diuresis, mencegah

pembentukan batu. Kurang minum dapat mengurangi diresis

menyebabkan kadar substansi dalam urine meningkat sehingga

mempermudah pembentukan batu.

3) Diet

Mempunyai resiko terjadinya batu

4) Keadaan sosial ekonomi

Di negara maju/industri atau golongan sosial ekonomi yang tinggi

lebih banyak makan protein, terutama protein hewani, juga

karbohidrat dan gula, ini lebih sering menderita batu urine bagian

atas. Sedangkan pada negara berkembang atau orang yang sering

makan vegetarian dan kurang protein hewani sering menderita

urine bagian bawah

5) Suhu, infeksi, dan obat-obatan.

C. Manifestasi klinis

Batu terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi &

berhubungan dgn infeksi traktus urinarius & hematuria, bila terjadi obstruksi

Page 5: BAB 2 revis

pada leher kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan

sepsis, kondisi seperti ini lebih serius dapat mengancam kehidupan pasien,

dapat pula kita lihat tkita seperti mual muntah, gelisah, nyeri & perut

kembung (Corwin, 2009).

Bila sudah terjadi komplikasi seperti hidronefrosis maka gejalanya

tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi, & lamanya penyumbatan.

Bila penyumbatan timbul dgn cepat (Hidronefrosis akut) biasanya akan

menyebabkan koliks ginjal (nyeri luar biasa di daerah antara rusuk & tulang

punggung) pada sisi ginjal terkena. Bila penyumbatan berkembang secara

perlahan (Hidronefrosis kronis), biasanya tidak menimbulkan gejala atau

nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk & tulang punggung.

Selain tanda dan gejala diatas, tanda dan gejalavesikolitiasismenurut

Brooker (2005) adalah:

1. Hematuri

2. Sering ditemukan infeksi disaluran kemih.

3. Demam

4. Rasa nyeri di daerah kandung kemih & ginjal

5. Mual.

6. Muntah.

7. Nyeri abdomen.

8. Disuria.

9. Menggigil.

D. Patofisiologi

Kelainan bawaan atau cidera, kea& patologis disebabkan karena infeksi,

pembentukan batu disaluran kemih & tumor tersebut sering menyebabkan

bendungan. Hambatan menyebabkan sumbatan aliran kemih baik seperti itu

disebabkan karena infeksi, trauma & tumor serta kelainan metabolisme dapat

menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan &

statis urin. Bila sudah terjadi bendungan & statis urin lama kelamaan kalsium

Page 6: BAB 2 revis

akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu (Sjamsuhidajat,

2004).

Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor

kemudian dijadikan dalam beberapa teori :

1. Teori Supersaturasi

Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal

mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal banyak menetap menyebabkan

terjadinya agregasi kristal& kemudian menjadi batu.

2. Teori Matriks

Matriks adalah mikroprotein terdiri dari 65 % protein, 10 % hexose, 3-5

hexosamin & 10 % air. Adanya matriks menyebabkan penempelan kristal-

kristal sehingga menjadi batu.

3. Teori Kurangnya Inhibitor

Pada individu normal kalsium & fosfor hadir dalam jumlah melampaui

daya kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat pengendapan.

fosfat mukopolisakarida & fosfat adalah penghambat pembentukan kristal.

Bila terjadi kekurangan zat seperti ini maka akan mudah terjadi

pengendapan.

4. Teori Epistaxy

Adalah pembentuk batu oleh beberapa zat secara bersama-sama. Salah

satu jenis batu adalah inti dari batu lain adalah pembentuk pada lapisan

luarnya. Contoh ekskresi asam urat berlebih dalam urin akan mendukung

pembentukan batu kalsium dgn bahan urat sebagai inti pengendapan

kalsium.

5. Teori Kombinasi

Batu terbentuk karena kombinasi dari bermacam-macam teori diatas.

E. Pathway

Terlampir

Page 7: BAB 2 revis

F. Pemeriksaan Penunjang

Vesikolithiasis memiliki beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain :

1. Urine

a. pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme

dapat berbentuk batu magnesium amonium phosphat, pH yang rendah

menyebabkan pengendapan batu asam urat.

b. Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita

dengan batu, bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat.

c. Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi

dalam proses pembentukan batu saluran kemih.

d. Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat

apakah terjadi hiperekskresi.

2. Darah

a. Hb akanterjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.

b. Lekosit terjadi karena infeksi.

c. Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.

d. Kalsium, fosfat dan asam urat

3. Radiologis

a. Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi

bendungan atau tidak.

b. Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada

keadaan ini dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan

dengan antegrad pielografi tidak memberikan informasi yang

memadai.

4. USG (Ultra Sono Grafik

Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal.

5. Riwayat Keluarga

Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita batu

saluran kemih, jika ada untuk mengetahui pencegahan, pengobatan yang

telah dilakukan, cara mengambilan batu, dan analisa jenis batu.

Page 8: BAB 2 revis

G. Komplikasi

Komplikasi yang disebabkan dari Vesikolithotomi (Potter & Perry, 2005)

adalah sebagai berikut:

1. Sistem Pernafasan

Atelektasis bida terjadi jika ekspansi paru yang tidak adekuat karena

pengaruh analgetik, anestesi, dan posisi yang dimobilisasi yang

menyebabkan ekspansi tidak maksimal. Penumpukan sekret dapat

menyebabkan pnemunia, hipoksia terjadi karena tekanan oleh agens

analgetik dan anestesi serta bisa terjadi emboli pulmonal.

2. Sistem Sirkulasi

Dalam sistem peredaran darah bisa menyebabkan perdarahan karena

lepasnya jahitan atau lepasnya bekuan darah pada tempat insisi yang bisa

menyebabkan syok hipovolemik. Statis vena yang terjadi karena duduk

atau imobilisasi yang terlalu lama bisa terjadi tromboflebitis, statis vena

juga bisa menyebabkan trombus atau karena trauma pembuluh darah.

3. Sistem Gastrointestinal

Akibat efek anestesi dapat menyebabkan peristaltik usus menurun

sehingga bisa terjadi distensi abdomen dengan tanda dan gejala

meningkatnya lingkar perut dan terdengar bunyi timpani saat diperkusi.

Mual dan muntah serta konstipasi bisa terjadi karena belum normalnya

peristaltik usus.

4. Sistem Genitourinaria

Akibat pengaruh anestesi bisa menyebabkan aliran urin involunter karena

hilangnya tonus otot.

5. Sistem Integumen

Perawatan yang tidak memperhatikan kesterilan dapat menyebabkan

infeksi, buruknya fase penyembuhan luka dapat menyebabkan dehisens

luka dengan tanda dan gejala meningkatnya drainase dan penampakan

jaringan yang ada dibawahnya. Eviserasi luka/kelurnya organ dan jaringan

internal melalui insisi bisa terjadi jika ada dehisens luka serta bisa terjadi

pula surgical mump (parotitis).

Page 9: BAB 2 revis

6. Sistem Saraf

Bisa menimbulkan nyeri yang tidak dapat diatasi.

H. Penatalaksaan Medis dan Keperawatan

Menurut Sjamsuhidajat (2004) penatalaksanaan medis dan keperawatan

dapat dilakukan dengan cara :

1. Mengatasi Simtom

Ajarkan dengan tirah baring dan cari penyebab utama dari vesikolitiasis,

berikan spasme analgetik atau inhibitor sintesis prostaglandin, bila terjadi

koliks ginjal dan tidak di kontra indikasikan pasang kateter.

2. Pengambilan Batu

a. Batu dapat keluar sendiri

Batu tidak diharapkan keluar dengan spontan jika ukurannya melebihi

6 mm.

b. Vesikolithotomi.

c. Pengangkatan Batu

3. Lithotripsi gelombang kejut ekstrakorporeal

Prosedur non invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu.

Litotriptor adalah alat yang digunakan untuk memecahkan  batu tersebut,

tetapi alat ini hanya dapat memecahkan batu dalam batas ukuran 3 cm ke

bawah. Bila batu di atas ukuran ini dapat ditangani dengan gelombang

kejut atau sistolitotomi melalui sayatan prannenstiel. Setelah batu itu

pecah menjadi bagian yang terkecil seperti pasir, sisa batu tersebut

dikeluarkan secara spontan.

4. Metode endourologi pengangkatan batu

Bidang endourologi mengabungkan ketrampilan ahli radiologi

mengangkat batu renal tanpa pembedahan mayor. Batu diangkat dengan

forseps atau jarring, tergantung dari ukurannya. Selain itu alat ultrasound

dapat dimasukkan ke selang nefrostomi disertai gelombang ultrasonik

untuk menghancurkan batu.

Page 10: BAB 2 revis

5. Ureteroskopi

Ureteroskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan

alat ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan dengan

menggunakan laser, litotrips elektrohidraulik, atau ultrasound kemudian

diangkat.

6. Pencegahan (batu kalsium kronik-kalsium oksalat)

a. Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan oksalat)

b. Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentuk batu yaitu sitrat

(kalium sitrat 20 mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis atau lemon

malam hari), dan bila batu tunggal dengan meningkatkan masukan

cairan dan pemeriksaan berkala pembentukan batu baru.

c. Pengaturan diet dengan meningkatkan masukan cairan, hindari

masukan soft drinks, kurangi masukan protein (sebesar 1 g/Kg BB

/hari), membatasi masukan natrium, diet rendah natrium (80-100

meq/hari), dan masukan kalsium.

d. Pemberian obat

Untuk mencegah presipitasi batu baru kalsium oksalat, disesuaikan

kelainan metabolik yang ada.

I. Basic Promoting Physiology Of Healt

a. Pengertian

Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme

tubuh. Pembuangan dapat melalui urine dan bowel (tarwoto, wartonah,

2006).

Eliminasi urin merupakan salah dari proses metabolik tubuh. Zat

yang tidak dibutuhkan, dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan

pencernaan. Paru-paru secara primer mengeluarkan karbondioksida,

sebuah bentuk gas yang dibentuk selama metabolisme padajaringan.

Hampir semua karbondioksida dibawa keparu-paru oleh sistem vena

dandiekskresikan melalui pernapasan. Kulit mengeluarkan air dan

natrium / keringat. Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang utama

Page 11: BAB 2 revis

untuk mengekskresikan kelebihan cairan tubuh,elektrolit, ion-ion

hidrogen, dan asam (Asmadi. 2008).

Eliminasi urin secara normal bergantung pada satu pemasukan cairan

dan sirkulasi volumedarah, jika salah satunya menurun, pengeluaran urin

akan menurun. Pengeluaran urin juga berubah pada seseorang dengan

penyakit ginjal, yang mempengaruhi kuantitas, urin dan kandungan

produk sampah didalam urin ()

b. Fisilogis/Pengaturan

1. Ginjal

      Ginjal adalah organ berbentuk kacang berwarna merah

tua.panjangnya 12,5cm dan tebalnya 2,5cm.Beratnya kurang lebih

125 sampai 175gram pada laki-laki dan 115 sampai 155gram pada

wanita.

      Ginjal terletak pada bagian belakang rongga abdomen bagian atas

setinggi vertebra thorakal 11 dan 12.Ginjal dilindungi oleh otot-otot

abdomen.jaringan lemak atau kapsul adipose.

Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit

pembentukan urine.Filtrasi terjadi di glomerulus yang merupakan

gulungan kapiler dan di kelilingi kapsul epitel berdinding ganda yang

disebut kapsul Bowman.Filtrasi glomerular adalah perpindahan cairan

dan zat terlarut dari kapiler glomerular.Glomerular Filtrasi Rate

(GFR) adalah jumlah filtrat yang terbentuk per menit dari semua

nefron pada kedua ginjal.Rata-rata GFR normal pada orang dewasa

adalah 125ml per menit atau 180 liter per 24 jam.Kira-kira darah akan

masuk ke ginjal 20-25% dari kardiak output.Dalam glomerulus ginjal

difiltrasi air dan zat-zat lain seperti glukosa,asam

amino,urea,kreatinin,dan elektrolit.Glomerulus akan memfiltrasi

sebagian urine,tetapi sebagian zat seperti glukosa,asam amino,uric

acid,sodium dan potassium kembali ke plasma.Pada orang dewasa

normal pengeluaran urine antara 1,2 sampai 1,5 liter per hari

selebihnya hasil filtrasi diabsobsi kembali yang menjadi fungsi dari

Page 12: BAB 2 revis

tubulus ginjal diantaranya adalah air,elektrolit,glukosa.Sedangkan

jumlah produksi urine tergantung dari faktor sirkulasi.cairan yang

masuk,penyakit metabolic seperti diabetes,penyakit outoimun seperti

glomeruionefritis,penggunaan obat-obatan deuretik.jika pengeluaran

urine kurang dari 30ml/menit kemungkinan gagal ginjal.

Ginjal menghasilkan hormone eritropoitin yang berfungsi

merangsang eritripoitisetin yang merupakan bahan baku sel darah

merah pada sumsum tulang.Hormon ini dirangsang oleh adanya

kekurangan aliran darah (hypoksia)pada ginjal.ginjal juga

menghasilkan hormone rennin yang berfungsi pengatur aliran darah

ginjal pada saat terjadi ischemia.Renin di hasilkan pada sel

juxtagiomerulus pada apparatus juxtagiomerulus di nephron.Renin

berfungsi sebagai enzim yang berfungsi mengubah agiotensinogen

(dihasilkan di hati) menjadi angiotensin 1 yang kemudian di ubah di

paru-paru menjadi angiotensin 11 dan angiotensin 111.angiotensin 11

berefek pada vasokontriksi dan menstimulus aldosteron untuk

menahan/meretensi air dan meningkatkan volume darah.

Fungsi Utama Ginjal

a. Mengeluarkan sisa nitrogen,toksin,ion,dan obat-obatan.

b. Mengatur jumlah dan zat-zat kimia dalam tubuh

c. Mempertahankan keseimbangan antara air dan garam-garam serta

asam dan basa.

d. Menghasilkan renin,enzim untuk membantu pengaturan tekanan

darah.

e. Menghasilkan hormon eritropoitin yang menstimulasi

pembentukan sel-sel darah merah disumsum tulang.

f. Membantu dalam pembentukan vitamin D.

2. Ureter

      Setelah urine terbentuk kemudian akan dialirkan ke pelvis ginjal

lalu ke bladder melalui ureter.panjang ureter pada orang dewasa

antara 26 sampai 30cm dengan diameter 4 sampai 6mm.Setelah

Page 13: BAB 2 revis

meninggalkan ginjal,ureter berjalan ke bawah dibelakang peritoneum

ke dinding bagian belakang kandung kemih. Lapisan tengah ureter

terdiri atas otot-otot yang distimulasi oleh tranmisi implus elektrik

berasal dari saraf otonom.Akibat gerakan peristaltic ureter maka urine

di dorong ke kandung kemih.

3. Kandung Kemih

      Kandung kemih merupakan tempat penampungan urine.Terletak

di dasar panggul pada daerah retroperitoneal dan terdiri atas 2 bagian

yaitu bagian fundus atau body yang merupakan otot lingkar,tersusun

dari otot detrusor dan bagian leher kandung kemih terdapat spinter

interna.Spinter ini di control oleh system saraf otonom.kandung

kemih dapat menampung 300 sam,pai 400 ml urine.

4. Uretra

      Merupakan saluran pembuangan urine yang langsung keluar dari

tubuh.Kontrol pengeluaran urine terjadi karena adanya spinter kedua

yaitu spinter eksterna yang dapat terkontrol oleh kesadaran kita.

      Panjang uretra wanita lebih pendek yaitu 3,7 cm sedangkan pria

panjangnya 20cm.Sehingga pada wanita berisiko terjadinya infeksi

saluran kemih.Bagian paling luar uretra disebut meatus urinaria.Pada

wanita meatus urinaria terletak antara labia minora,di bawah klitoris

dan diatas vagina.

5. Proses pembentukan urine

Pembentukan urine melalui tiga proses penting yaitu filtrasi,

reabsorbsi dan sekresi yang berlangsung pada nefron.

a. Filtrasi

Kira kira 25% dari jumlah keseluruhan darah yang dipompakan

dari ventrikel kiri pada setiap siklus jantung dialirkan ke ginjal

melalui arteri renalis untuk proses filtrasi. Proses filtrasi terjadi pada

glomerulus. Semua plasma darah dan komponen lainnya difiltrasi

kecuali molekul yang berukuran besar seperti protein dan sel darah.

b. Reabsorbsi dan sekresi

Page 14: BAB 2 revis

Cairan yang telah difiltrasi kemudian mengalir ke tubulus renalis.

Bahan bahan yang diperlukan oleh tubuh diserap kembali sehingga

yang tersisa adalah bahan bahan yang tidak diperlukan oleh tubuh. Sel

sel tubulus proksimal menyekresi urea, kreatinin, hydrogen, dan

ammonia kedalam urine (filtrate). Pada ansa henle, filtrate (urine)

menjadi lebih tinggi konsentrasinya. Selanjutnya, urine dibuang

melalui uretra dengan produksi urine sekitar 1 – 2 cc/kgBB.

6. Reflek Miksi

      Proses pembuangan urine disebut proses miksi. Proses miksi

dimulai dari adanya distensi vesika urinaria oleh urine yang

merangsang stretch receptors yang terdapat pada dinding vesika

urinaria. Jumlah urine sebanyak 250cc sudah cukup untuk

memberikan rangsangan tersebut. Kandung kemih dipersarafi oleh

saraf sacral 2 (s-2) dan sacral 3 (s-3).Pusat miksi mengirimkan sinyal

kepada otot kandung kemih relaksasi dan spinter eksterna yang di

bawah control kesadaran akan berperan.Apakah mau miksi atau

ditahan/ditunda.Pada saat miksi otot abdominal berkontraksi bersama

meningkatnya otot kandung kemih.Biasanya tidak lebih dari dari 10

ml urine tersisa dalam kandung kemih yang disebut dengan urine

residu.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi

1. Diet dan Asupan

Jumlah dan tipe makanan merupakan factor utama yang

mempengaruhi output urine. Protein dan natrium dapat menentukan

jumlah urine yang terbentuk. Alkohol menghambat Anti Diuretik

Hormon (ADH) untuk meningkatkan pembuangan urine. Kopi, the,

coklat, cola (mengandung kafein) dapat meningkatkan pembuangan

dan eksresi urine.

2. Respon Keinginan Awal untuk Berkemih

Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih dapat

menyebabkan urine banyak tertahan di dalam vesika urinaria,

Page 15: BAB 2 revis

sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria dan jumlah

pengeluaran urine.

3. Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan

kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas

toilet.

4.  Stress Psikologi

Meningkatkan stress dapat meningkatkan frekuensi keinginan

berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk keinginan

berkemih dan jumlah urine yang diproduksi.

5.  Tingkat Aktivitas

Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik

untuk fungsi spingter. Kemampuan tonus otot didapatkan dengan

beraktivitas. Hilangnya tonus otot vesika urinaria dapat

menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih menurun.

6.  Tingkat Perkembangan

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat

mempengaruhi pola berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada

anak, yang lebih memiliki mengalami kesulitan untuk mengontrol

buang air kecil. Namun kemampuan dalam mengontrol buang air

kecil meningkat dengan bertambahnya usia.

7. Kondisi Penyakit

Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urine seperti

diabetes mellitus. Pada pasien demam akan terjadi penurunan

produksi urine karena banyak cairan yang dikeluarkan melalui kulit.

Peradangan dan dan iritasi organ kemih menimbulkan retensi urine.

8. Sosiokultural

Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi

urine seperti adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang

buang air kecil di tempat tertentu.

Page 16: BAB 2 revis

9. Kebiasaan Seseorang

Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di toilet, biasanya

mengalami kesulitan untuk berkemih dengan melalui urinal/pot

urine bila dalam keadaan sakit.

10. Tonus Otot

Tonus otot yang berperan penting dalam membantu proses

berkemih adalah otot kandung kemih, otot abdomen dan pelvis.

Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi sebagai pengontrolan

pengeluaran urine.

11. Pembedahan

Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai

dampak dari pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan

penurunan jumlah produksi urine.

12.   Pengobatan

Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada

terjadinya peningkatan atau penurunan proses perkemihan. Missal

obat diuretic.

13.   Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostic ini juga mempengaruhi kebutuhan

eliminasi urine khususnya prosedur prosedur yang berhubungan

dengan tindakan pemeriksaan saliran kemih seperti intra venus

pyelogram (IVP). Pemeriksaan ini dapat membatasi jumlah asupan

sehingga mengurangi produksi urine.

d. Nilai normal

1. Pola Eliminasi Urine Normal

      Pola eliminasi urine sangat tergantung pada individu,biasanya

miksi satelah bekerja,makan atau bangun tidur.Normalnya miksi

dalam sehari sekitar 5 kali.

2. Karakteristik Urine Normal

      Warna urine normal adalah kuning terang karena adanya

pigmen urochrome. Namun demikian, warna urine tergantung pada

Page 17: BAB 2 revis

intake cairan,keadaan dehidrasi konsentrasinya menjadi lebih pekat

dan kecoklatan.penggunaan obat-obat tertentu seperti multivitamin

dan preparat besi maka urine akan berubah menjadi kemerahan

sampai kehitaman.

      Bau urine normal adalah bau khas amoniak yang merupakan

hasil pemecahan urea oleh bakteri.Pemberian pengobatan akan

mempengaruhi bau urine. Jumlah urine yang dikeluarkan

tergantung pada usia,intake cairan,dan ststus kesehatan.Pada orang

dewasa sekitar 1.200 sampai 1.500 ml per hari atau 150 sampai

600 ml per sekali miksi.

3. Nilai normal

      Volume urine menentukan beberapa jumlah urine yang di

keluarkan dalam waktu 24 jam.Berdasarkan usia,volume urine

normal dapat di tentukan sebagai berikut:

a. Usia 1-2 hari                      :  15-60 ml/hari

b.  Usia 3-10 hari                    :  100-300 ml/hari

c. Usia 10-12 bulan               :  250-400 ml/hari

d. Usia 12 Bln-1 Th               :  400-500 ml/hari

e. Usia 1-3 Tahun                  :  500-600 ml/hari

f. Usia 3-5 Tahun                  :  600-700 ml/hari

g. Usia 5-8 Tahun                  :  700-1000 ml/hari

h. Usia 8-14 Tahun                :  800-1400 ml/hari

i. Usia 14 Th- Dwsa              :  1500 ml/hari

j. Dewasa tua                        :  <1500 ml/hari        

e. Masalah-Masalah Eliminasi Urine

1. Retensi Urine

Merupakan penumpukan urine dalam bladder dan ketidakmampuan

bladder untuk mengosongkan kandung kemih.Penyebeb distensi bladder

adalah urine yang terdapat dalam bladder melebihi 400 ml.Normalnya

adalah 250-400 ml.

Page 18: BAB 2 revis

 Tanda-tanda Klinis pada retensi:

a. Ketidaknyaman daerah pubis

b. Distensi vesika urinaria

c. Ketidaksanggupan untuk berkemih

d. Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25-50 ml)

e. Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan

asupanny

f. Meningkat keresaha dan keinginan berkemih

g. Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih

   Penyebab:

h. Operasi pada daerah abdomen bawah,pelvis vesika urinaria.

i. Trauma sumsum tulang belakang.

j. Tekanan uretra yang tinggi disebabkan oleh otot detrusor yang

lemah.

k. Sfingter yang kuat.

l. Sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kalenjer prostate).

2. Inkotinensia Urine

Adalah ketidakmampuan otot spinter eksternal sementara atau menetap

untuk mengontrol ekskresi urine.Inkotinensia terdiri atas:

a. Inkotinensia Dorongan

Merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine

tanpa sadar,terjadi segera setelah merasa dorongan yang kuat untuk

berkemih.

Tanda-tanda inkotinensia dorongan:

1. Sering miksi (miksi lebih dari 2 jam sekali)

2. Sepasme kandung kemih

Kemungkinan penyebab

1. Penurunan kapasitas kandung kemih

2. Iritasi pada reseptor regangan kandung kemih yang menyebabkan

sepasme

Page 19: BAB 2 revis

3. Minum alkohol atau caffein

4. Peningkatan cairan

5. Peningkatan konsentrasi urine

6. Distensi kandung kemih yang berlebihan

b.  Inkontinensia total:

Inkontinensia total merupakan keadaan dimana seseorang

mengalami pengeluaran urine yang terus-menerus dan tidak dapat

diperkirakan.

Kemungkinan penyebab:

1. Dispungsi neurologi.

2. Kontraksi independent dan refleks detrusor karena pembedahan.

3. Trauma atau penyakiy yang mempengaruhi syaraf medula spinalis

4. Fistula

5. Neuropati

Tanda-tanda inkontinensial total:

1. Aliran konstant yang terjadi pada saat tidak diperkirakan

2. Tidak ada distensi kandung kemih

3. Nocturia

4. Pengobatan inkontinensia tidak berhasil

c.   inkontinensia stres:

merupakan keadaan seseorang yang mengalami kehilangan urine

kurang dari 50 ml, terjadi dengan peningkatan tekanan abdomen.

Kemungkinan penyebab:

1. Perubahan degeneratif pada otot pelfis dan struktur penunjang yang

berhubungan dengan penuaan.

2. Tekanan intra abdominal tinggi (obesitas)

3. Distensi kandung kemih

4. Otot pelfis dan struktur penunjang lemah

Tanda-tanda inkontensia setres:

1. Adanya urine menetes dengan peningkatan tekanan abdomen

2. Adanya dorongan berkemih

Page 20: BAB 2 revis

3. Sering miksi (lebih dari 2 jam sekali.

d. Inkotinensia Refleks

Merupakan keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran

urine yang tidak dirasakan<terjadi pada interval yang dapat

diperkirakan bila volume kandung kemih mencapai jumlah tertentu.

Kemungkinan penyebab:

Kerusakan neurologis (lesi medula spinalis)

Tanda-tanda Inkontinensia refleks:

1. Tidak ada dorongan berkemih.

2. Merasa bahwa kandung kemih penuh.

3. Kontraksi atau spasme kandung kemih tidak di hambat pada

interval teratur.

e.  Inkontinensial fugsional

Merupakan keadaan seseorang yang mengalami pengeluaran urine

secara tanpa disadari dan tidak dapat diperkirakan.

Kemungkinan penyebab:

Kerusakan neurologis(lesi medula sepinalis)

Tanda-tanda inkontinensial fungsional:

1. Adanya dorongan untuk berkemih

2. Kontraksi kandung kemih cukup kuat untuk mengeluarkan

3. Enuresis

Merupakan ketidak sangupan menahan kemih(menggompol) yang

diakibatkan tidak mampu mengontrol spingter.

Faktor  penyebab enuresis.

1. Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari kondisi normal.

2. Anak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi

keinginan berkemih tidak diketahui,yang mengakibatkan

terlambatnya bangun tidur untuk ke kamar mandi.

3. Vesika urinaria peka rangsang dan seterusnya tidak dapat

menampung urine dalam jumlah besar.

Page 21: BAB 2 revis

4. Suasana emosional yang tidak menyenangkan dirumah (misalnya

persaingan dengan saudara kandung atau cekcok dengan orang

tua).

5. Orang tua yang mempumyai pendapat bahwa anaknya akan

mengatasi kebiasaanya tanpa di Bantu untuk mendidiknya.

6. Infeksi saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologist system

perkrmihan.

7. Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral,atau

Makanan pemedas.

8. Anak yang takut jalan gelap untuk kekamar mandi

4.   Perubahan Pola Berkemih

1. Frekuensi

Meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan yang

meningkat,biasanya terjadi pada cystitis,stress,dan wanita hamil.

2. Urgency

Perasaan ingin segera berkemih dan biasanya terjadi pada anak-anak

karena kemampuan spinter untuk mengontrol berkurang.

3. Dysuria

Rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misalnya pada infeksi

saluran berkemih,trauma,dan striktur uretra.

4.Polyuria (Diuresis)

Produksi urine melebihi normal,tanpa peningkatan intake cairan

misalnya pada pasien DM.

5. Urinary suppression

Keadaan dimana ginjal tidak memproduksi urine secara tiba-

tiba.Anuria (urine kurang dari 100 ml/24 jam),olyguria (urine

berkisar 100-300 ml/24 jam).

J. Pengkajian Keperawatan

a. Biodata klien dan penanggung jawab

b. Keluhan klien

Nyeri pinggang, sakit saat miksi keluar darah serta nyeri pada supra pubis.

Page 22: BAB 2 revis

c. Riwayat penyakit sebelumnya

1) Apakah klien pernah dirawat sebelumnya bagaimana cara klien

mengatasi nyeri (mis. Nyeri berkurang jika klien bnyak minum dan

mengurangi aktifitas

2) Apakah klien ada riwayat alergi

d. Riwayat penyakit keluarga

1) Apakah ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama

2) Apakah keluarga biasa mengkonsumsi makanan yang banyak

mengandung asam urat (ikan, daging, jeroan dan ayam)

3) Apakah klien biasa minum air yang sudah dimasak

e. Pemeriksaan fisik

1) Pada abdomen nyeri tekan pada pinggang

2) Apakah bledder terasa penuh

3) Nyeri pada pangkal paha

f. Pemeriksaan penunjang

1) Lab. hematuria (bila terjadi obstruksi yang lama)

2) Pemeriksaan pielografi intravena

3) Pemeriksaan ultrasonografi

4) Adanya batu didalam ginjal, vesika urinaria dan tanda-tanda obstruksi

urine

K. Diagnosa Keperawatan

Pada penderita vesikolithiasis didapatkan diagnosa menurutHerdman

(2012) dalam Buku Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi 2012-2014, antara lain :

1. Nyeri akut

Faktor yang berhubungan :

a. Agen cedera biologis

b. Agen cedera kimia

c. Agen cedera kimia

Page 23: BAB 2 revis

2. Retensi urine

Faktor yang berhubungan

a. Sumbatan

b. Tekanan ureter tinggi

c. Inhibisi arkus refleks

d. Sfingter kuat

3. Resiko Infeksi

Faktor Risiko

a. Penyakit kronis

b. Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajanan

patogen

c. Pertahanan tubuh primer yang adekuat

d. Ketidakadekuatan pertahanan sekunder

e. Vaksinasi tidak adekuat

f. Pemajanan terhadap patogen lingkungan meningkat

g. Prosedur invasif

h. Malnutrisi

4. Risiko kerusakan integritas kulit

Faktor yang berhubungan

a. Eksternal

3) Zat kimia

4) Ekskresi

5) Usia yang ekstrem

6) Hipertermia

7) Hipotermia

8) Humiditas

9) Faktor mekanik (misalnya gaya gunting, tekanan,

pengekangan)

10) Lembab

11) Imobilisasi fisik

12) Radiasi

Page 24: BAB 2 revis

13) Sekresi

b. Internal

1) Perubahan pigmentasi

2) Perubahan turgor kulit

3) Faktor perkembangan

4) Kondisi ketdiakseimbangan nutrisi

5) Gangguan sirkulasi

6) Gangguan kondisi metabolik

7) Gangguan sensasi

8) Faktor imunologi

9) Medikasi

10) Faktor Psikogenetik

11) Tonjolan tulang

L. Rencana Keperawatan

1. Nyeri akut

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada klien

diharapkan nyeri dapat berkurang atau hilang dengan kriteria hasil :

a. Klien tidak gelisah

b. Skala nyeri 1-2

c. Tanda vital normal.

Intervensi :

1) Kaji tanda vital klien.

2) Catat lokasi dan lamanya intensitas nyeri.

3) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.

4) Ciptakan lingkungan yang nyaman.

5) Kolaborasi pemberian analgesik (Narkotik), anti spasmodik dan

kortikosteroid.

2. Retensi urine

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada klien

diharapkan klien dapat BAK normal dengan kriteria hasil :

Page 25: BAB 2 revis

a. BAK dalam jumlah normal

b. Pola BAK seperti biasa

c. Nyeri hilang saat kencing

Intervensi :

1) Monitor out put intake serta karakteristik urine

2) Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan (minimal 3 – 4

liter/hari sesuai dengan toleransi jantung)

3) Tampung urine 24 jam catat jika ada batu yang ikut keluar dan

kirim kelaboratorium untuk dianalisa.

4) Observasi perubahan warna, bau, PH urine setiap 2 jam.

5) Kolaborasi dalam memonitor pemeriksaan laboratorium seperti

elektrolit BUN (Blood Urea Nitrogen), keratin.

3. Risiko infeksi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pada klien

diharapkan tidakterdapat tanda-tanda infeksi dengan kriteria hasil :

a. Limfosit dalam batas normal

b. Tanda vital normal

c. Tidak ditemukan tanda infeksi.

Intervensi :

1) Kaji lokasi dan luas luka.

2) Pantau jika terdapat tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumordan

perubahan fungsi).

3) Pantau tanda vital klien.

4) Kolaborasi pemberian antibiotik.

5) Ganti balut dengan prinsip steril.

4. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit

a. Tujuan : Tidak terjadi gangguan integritas kulit .

b. Kriteria Hasil: tidak ditemukan tanda infeksi, tidak ada luka tambahan

c. Intervensi :

1) Kaji drainase luka.

Page 26: BAB 2 revis

2) Monitor adanya tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumor dan

perubahan fungsi).

3) Kaji adanya luka tambahan pada klien.

4) Ganti balut dengan prinsip steril.

5) Kolaborasi pemberian antibiotik.

6) Himbau agar klien membatasi mobilitasnya.

7)

Page 27: BAB 2 revis

Daftar Pustaka

Brooker, Chris. 2005. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Grace, Pierce A & Neil R. Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah : Edisi Ketiga.

Jakarta : Erlangga.

Hardman, T. Heather. 2012. Diagnosi Keperawtan : Definisi dan Klasifikasi

2012-2014. Jakarta EGC.

Isselbacher, Kurt. J, dkk. 2005. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :

EGC.

Mitcheel, Richard H, dkk. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. Jakarta :

EGC.

Nadesul, Hendrawan. 2009. Resep Mudah Tatap Sehat. Jakarta : Kompas Media

Nusantara.

Potter, P.A&Perry, A.G.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,

Proses &. Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC.

Sjamsuhidajat. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.