askep sistem pencernaan

47
ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN PENCERNAAN Oleh: Oleh: I Made Widastra I Made Widastra Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar 2013 2013

Upload: cipidd-arein-yulitasari

Post on 22-Nov-2015

556 views

Category:

Documents


108 download

DESCRIPTION

pncrnaanbyg

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAANOleh: I Made Widastra

    Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar2013

  • KONSEP DASARANATOMI dan FISIOLOGI

    Saluran GI bagian atas Saluran GI atas meliputi mulut, esofagus, dan lambung. Pencernaan secara mekanik dan kimiawi di mulut dan lambung CHYME

  • 2. Saluran GI bagian bawah Saluran GI bawah meliputi usus halus dan usus besar. Fungsi : absorpsi air, nutrien dan elektrolit. Usus mensekresi : mukus, potasium bikarbonat, dan enzim. Gerakan kolon terbagi menjadi 3 bagian : - Haustral Shuffing (mencampur) - Kontraksi Haustral (mendorong) - Gerakan Peristaltik (gerakan maju ke anus)

  • Suplai Darah Banyak arteri: dari aorta thorakalis dan aorta abdominalis. Bagian penting dari arteri gastrikus dan mesentrikus. Dari organ-organ sistem cerna dialirkan oleh vena-vena yang bergabung dalam abdomen yang membentuk vena besar: vena porta. Darah yang kaya nutrisi dialirkan ke hepar. Aliran darah keseluruh saluran cerna kira-kira 20% dari total curah jantung.

  • Fungsi utama pencernaan Memecah partikel makanan ke dalam bentuk molekul untuk dicernaMengabsorpsi hasil pencernaan dalam bentuk molekul kecil kedalam aliran darahMengeliminasi makanan yang tidak dicerna dan terabsorpsi dan produk sisa lain dari tubuh

  • Cont Saat makanan didorong melalui saluran cerna/GI, makanan mengalami kontak dengan berbagai sekresi yang membantu dalam pencernaan, penyerapan, atau eliminasi dari saluran gastrointestinal.

  • Persarafan Saluran CernaDipersarafi oleh sistem saraf otonom baik simpatis dan parasimpatis. Secara umum saraf simpatis bersifat/berefek inhibisi terhadap saluran cerna. Saraf parasimpatis berefek meningkatkan peristaltik dan aktivitas sekretoris. Sfingter releks dibawah pengaruh stimulasi parasimpatis. Bagian satu-satunya dari saluran dibawah kontrol volunter adalah esofagus atas dan sfingter anal eksternus.

  • PROSES DEFEKASI 1. Refleks defekasi intrinsik Feses rektum distensi rektum rangsangan pada fleksus mesenterikus gerakan peristaltik. Feses di anus Spingter interna relaksasi. 2. Refleks defekasi saraf simpatis Feses rektum saraf rektum ke spinal cord kolon desenden, sigmoid,rektum intensif peristaltik Spingter internal relaksasi.

  • Dorongan feses juga dipengaruhi oleh : 1. Kontraksi otot abdomen 2. Tekanan diafragma 3. Kontraksi otot elevator

    Defekasi dipermudah oleh : 1. Fleksi otot femur 2. Posisi jongkok

  • Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7 10 liter/ 24 jam Jenis gas yang terbanyak adalah CO2, metana, H2S, O2, dan Nitrogen.

    Feses terdiri atas 75% air dan 25% materi padat. Warna feses coklat (sterkobilin, urobilin, dan aktivitas bakteri). Bau khas (mikroorganisme), konsistensi lembek dan berbentuk.

  • PENGKAJIAN 1. Riwayat Kesehatan a. Nyeri i. Gas usus b. Indigesti j. Dispepsia c. Anoreksia k. Karakteristik feses d. Mual e. Muntah f. Perdarahan g. Diare h. Konstipasi

  • Didapatkan pula keluhan utama seperti : mulut kering, mulut luka, kesulitan mengunyah/menelan, intoleran pada makanan, kram abdomen, pruritus anal/rasa terbakar, perdarahan rektal, manifestasi yang berhubungan dengan hepatik bilier, sistem pankreas. Diet, nutrisi dan defekasi.

  • 2. Riwayat Kesehatan dahulu Penyakit mayor, hospitalisasi, obat obatan (laksatif), enema, alergi makanan3. Riwayat kesehatan keluarga kanker, ulkus/kolitis, ulkus duodenum (golongan darah O), ikterik, alkoholisme, hepatitis.4. Riwayat Psikososial Pekerjaan, nutrisi, dan kebiasaan

  • Status Perkembangan Bayi, wanita hamil, dan lansia

    Pola Pemeliharaan Kesehatan Kebiasaan merokok, minum alkohol, penggunaan kafein, perawatan gigi dan gusi, aktivitas/ olah raga, dan sumber stres

  • Pemeriksaan fisik 1. Inspeksi : mulut, abdomen, anus, dan rektum 2. Auskultasi : abdomen 3. Palpasi : abdomen, hepar, lien, anus, dan rektum 4. Perkusi : abdomen, hepar dan lien

  • Evaluasi diagnostik : 1. Peran perawat mencegah ansietas ketidaknyamanan pasien 2. USG abdomen Persiapan : puasa 3. Barium Swallow & Barium Enema Persiapan : Diet rendah sisa, laksatif, puasa, tidak merokok sebelum tes, obat-obatan ditunda, pemberian enema.

  • Perawatan pasca prosedur - pantau eliminasi fekal - k/p enema/laksatif - Intake cairan banyak - observasi : nyeri, perdarahan, tidak b a b, dan perut kembung 4. EGD (Esofagogastroduodenoskopi) Persiapan : puasa

  • Perawatan pasca prosedur : - puasa sampai refleks gag kembali (1 2 jam/2 4 jam) - observasi tanda-tanda perforasi : nyeri, perdarahan, kesulitan menelan, dan peningkatan suhu - Beri lozenges/kumur saline & analgetik - tirah baring sampai sadar betul - monitor bradikardi, aritmia - jangan mengemudi kira-kira 12 jam pasca tindakan

  • 5.Anuskopi,Proktoskopi,Sigmoidoskpi Persiapan : diet cair, laksatif, enema sebelum tes Perawatan pasca prosedur : monitor perdarahan fekal dan tanda perforasi usus seperti demam, distensi abdomen, dan nyeri 6. Kolonoskopi Persiapan : diet cair (1-3 hr seb tes), laksatif (2 malam seb tes), enema seb tes, analgetik narkotik, diazepam

  • Perawatan pasca prosedur : pantau fungsi jantung dan pernafasan, tirah baring sampai sadar betul, pantau tanda dan gejala perforasi.7. Analisa cairan lambung, tes stimulasi asam lambung, pemantauan pH, MRI, enteroskopi usus halus, tomografi komputer, tes feses, laparoskopi, dll

  • MASALAH/D. KEPERAWATAN 1. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan atau lebih dari kebutuhan 2. Nyeri 3. Risiko gangguan menelan 4. Risiko defisit volume cairan 5. Konstipasi 6. Diare 7. Gangguan citra tubuh 8. Takut / cemas

  • 9. Risiko koping individu tidak efektif10. Gangguan komunikasi verbal11. Risiko infeksi12. Kerusakan integritas kulit13. Kurang pengetahuan14. Dll

  • INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI 1. Lakukan prosedur - Pemasangan NGT - Pemberian enema/huknah - Pemberian makan melalui selang - Pembilasan lambung

  • 2. Ajarkan pasien : - Minum 2 3 liter perhari - Jangan mengabaikan keinginan BAB - Hindari kopi, teh, jus anggur - Makan tinggi serat - BAB teratur - Anjurkan pasien berjalan 15 - 20`/hr - Monitor pola eliminasi feses dan feses - Beri laksatif, suppositoria, & enema (k/p)

  • - Membantu meningkatkan BAB teratur : * menjaga privacy pasien * waktu teratur * Nutrisi dan cairan * Exercise * Posisi BAB * Bowel training dini * Fasilitas, bau. Dll - Perawatan ileostomi / colostomi - Dll

  • EVALUASI Hasil yang diharapkan : 1. Mendapatkan nutrisi optimal 2. Melaporkan nyeri berkurang/hilang 3. Mempertahankan keseimbangan cairan 4. Mendemonstrasikan pemahaman tentang tindakan yang tepat untuk mencegah konstipasi 5. Melaporkan pola BAB normal 6. Mempertahankan integritas kulit, dll

  • KETRAMPILAN KRITIS 1. Memasang selang NGT Tujuan : - dekompresi lambung, mengeluarkan gas dan cairan dari TGI - Memasukkan obat-obatan dan makanan langsung ke GI - Mengatasi obstruksi mekanik dan perdarahan GI atas

  • Persiapan : Ukuran selang NGT : 14 18 French Posisi pasien : Fowler tinggi atau duduk tegak Menentukan panjang selang : - Metode tradisional - Metode Hanson Memastikan letak selang : - Stetoskop - Aspirasi cairan lambung

  • Hal yang penting diperhatikan : 1. Pelumas 2. Cegah udara masuk 3. Fleksikan kepala pasien ke arah dada setelah selang melalui nasofaring 4. Hentikan pemasangan bila : ada tahanan, tersedak,pasien gag, sianosis 5. Kaji ulang letak selang setelah perubahan posisi, batuk berat,muntah

  • 6. Perawatan mulut, beri krim/gliserin pada bibir 7. Fiksasi selang dengan plester 8. K/p pemeriksaan sinar X 9. Gigi palsu tidak permanen dilepas10. Dokumentasi

  • 2. Kumbah lambung / lavage lambung Tujuan : membersihkan lambung untuk mengeluar kan bahan racun yang tertelan / mengurangi absorpsi Persiapan : - Ukuran selang : dewasa 36 40 FR dan anak-anak : 16 24 FR - Jenis dan jumlah cairan : Jenis : NaCl/air hangat dan jumlah Jumlah cairan : dewasa 150-300 ml/2 L

  • anak-anak : 50 100 ml Posisi pasien Posisi dekubitus lateral kiri, bagian kepala direndahkan dari kaki. Prosedur pemasangan : - Melalui orofaring / nasogastrik - Sama dengan pemasangan NGT

  • Hal-hal yang perlu diperhatikan :1. Indikasi : status depresi mental, tidak ada refleks muntah, dan pemberian SOI gagal2. Kontra indikasi : Ingestasi kaustik/bahan korosif (air accu, dll), dan kejang3. Komplikasi : perforasi esofagus, aspirasi pulmonal, ketidakseimbangan elektrolit, hipertermi pada anak-anak4. Kumbah lambung sampai bersih, pada akhir kumbah lambung masukkan norit 30 gram5. Kumbah lambung tidak efektif dilakukan setelah 4 jam bahan tertelan 6. Selang ukuran besar dapat menyebabkan trauma mukosa atau epistaksis

  • 7. Monitor KU pasien sebelum, selama dan sesudah prosedur 8. Dokumentasi

  • 3. ENEMA / HUKNAH / LAVAMENT Tujuan : - Mengurangi konstipasi, membuang gas (flatus) dan melunakkan feses - Membersihkan kolon bawah dan rektum untuk persiapan prosedur diagnostik dan pembedahan - Memasukkan obat

  • Persiapan : - Ukuran selang / tube * Dewasa : 22 32 FR * Anak anak : 14 18 FR * Bayi : 12 FR - Cairan * Jenis : air sabun, air ledeng, NaCl, adiktif lain

  • - Volume : * Dewasa : 750 1000 ml * Remaja : 500 700 ml * Anak sekolah : 300 - 500 ml - Suhu : 40,5 - 430 C atau 105 1090 F Posisi pasien : - Dewasa : SIMS kiri - Anak-anak : Dorsal recumbent

  • - Panjang insersi * Dewasa : 7,4 10 cm (3-4 inci) * Anak anak : 5 7,5 cm (2 3 inci) * Bayi : 2.25 3,25 cm (1 1,5 inci)

    - Tinggi irigator * Dewasa : 30 - 45 cm (12 18 inci) * Bayi : 7,5 cm (3 inci)

  • Hal hal yang perlu diperhatikan : 1. Bila pasien kram / cairan keluar di sekitar selang, rendahkan irigator atau klem selang. 2. Tidak menggunakan enema terus menerus. 3. Suhu cairan jangan terlalu panas atau jangan dingin 4. Pada lansia awasi status cairan dan elektrolit

  • 4. MEMBERI MAKAN MELALUI SELANG NASO GASTRIC TUBE (NGT) Tujuan : Mempertahankan nutrisi Persiapan : - Formula makanan - Fooding Buret - Sarung tangan - Air putih hangat - Pengalas

  • Posisi pasien Fowler tinggi atau tinggi kepala TT 300 Tinggi F. Buret : 45 CM di atas kepala TT

    Hal-hal yang perlu diperhatikan :Suhu formula sesuai suhu ruanganJumlah cairan 200 350 CC (10 15`)Bilas selang dengan air hangatCegah masuknya udara

  • 5. Aspirasi tiap kali sebelum makan, bila volume 150 ml atau lebih tunda pemberian makan6. Setelah pemberian makan, posisi pasien tetap fowler atau kepala TT ditinggikan 300 selama 30`7. Kaji penempatan selang, posisi pasien dan kecepatan aliran8. Intoleransi terhadap formula perasaan penuh, kembung, urtikaria, mual, muntah,diare, dan konstipasi

  • 9. Respons klinis Hb, Ht, protein serum, BUN10.KU penampilan kulit (turgor kekeringan, warna), membran mukosa, haluaran urin, status hidrasi, BB, tanda tanda dehidrasi11.Timbang BB 3 kali seminggu12.K/p konsult ahli diet

  • 13. Makanan kontinyu : - Tingkatkan konsentrasi kemudian volume. Kontrol tiap 4 jam - Kecepatan infus awal 50 ml/jam toleran, tambahkan 25 ml/jam tiap hari sampai volume tertentu dicapai 125 ml / jam.

  • ?QUESTIONS

  • TUGAS: 1. ASKEP ILEUS2. ASKEP HERNIA3. ASKEP TRAUMA ABDOMEN4. Askep Hepatitis5. Askep Serosis Hepatis6. Askep Demam Tipoid7. Askep Ca Kolorektal8. Askep GastritisSelamat mengerjakan !

    *